Ppt

Embed Size (px)

Citation preview

CTEV DAN AMPUTASI

Clubfoot adalah istilah umum yang digunakan untukmenggambarkan deformitas umum dimana kaki berubah/bengkok dari keadaan atau posisi normal. Beberapa dari deformitas kaki termasuk deformitas ankle disebut dengan talipes yang berasal dari kata talus (yang artinya ankle) dan pes (yang berarti kaki)

Macam-macam Deformitas Talipes1. Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam2. Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar 3. Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendanh daripada tumit

4. Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit

PathofisiologiPenyebab pasti dari clubfoot sampai sekarang belum diketahui. Beberapa ahli mengatakan bahwa kelainan ini timbul karena posisi abnormal atau pergerakan yang terbatas dalam rahim. Ahli lain mengatakan bahwa kelainan terjadi karena perkembangan embryonic yang abnormal yaitu saat perkembangan kaki ke arah fleksi dan eversi pada bulan ke-7 kehamilan. Pertumbuhan yang terganggu pada fase tersebut akan menimbulkan deformitas dimana dipengaruhi pula oleh tekanan intrauterine.

Manifestasi KlinisBentuk kongenital kaki pekuk, yang merupakan sekitar 75% dari semua kasus, ditandai dengan: 1. Tidak adanya kelainan kongenital lain2. Berbagai kekakuan kaki 3. Atrofi betis ringan 4. Hiploplasia tibia, fibula, dan tulang-tulang kaki ringan

Evaluasi Diagnostik

Deformitas ini dapat dideteksi secara dini pada saatprenatal dengan ultrasonography atau terdeteksi saat kelahiran beserta ultrasonoghraphy 4 dimensi.

Management TherapeutikPertumbuhan yang cepat selama periode infant memungkinkan untuk penanganan remodelling. Treatment dimulai saat kelainan didapatkan dan terdiri dari tiga tahapan yaitu : 1. koreksi dari deformitas2. mempertahankan koreksi sampai keseimbangan otot

normal tercapai3. observasi dan follow up untuk mencegah kembalinya

deformitas.

Pengertian Amputasi berasal dari kata amputare yang kurang lebih

diartikan pancung. Amputasi dapat diartikan sebagaitindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang

dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalahorgan yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala

kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh kliensecara utuh atau merusak organ tubuh yang lain

Penyebab1. 2. 3. 4.

Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya

5.

Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara

konservatif6.

Deformitas organ.

Jenis Amputasi1. Amputasi selektif/terencana 2. Amputasi akibat trauma

3. Amputasi darurat

Penatalaksanaan Amputasi

1. Rigid dressing2. Soft dressing

Dampak Masalah Terhadap Sistem Tubuh1.

Kecepatan Metabolism

2.3. 4. 5. 6. 7. 8.

Ketidakseimbangan Cairan Dan ElektrolitSistem Respirasi Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Integument

Askep CTEVPENGKAJIAN1.

Pengumpulan Data

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Psikososial Riwayat Kehamilan Riwayat Imunisasi Dasar Dan Tambahan Riwayat Tumbuh Kembang

Diagnosa Pre Op 1. Cemas berhubungan dengan tindakan pembedahan (operasi) Post Op 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka operasi 2. Gangguan aktivitas berhubungan adanya luka operasi 3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan diri

No

Tujuan & KH

Intervensi

Rasional

1

Setelah dilakukan Lakukan pendekatan secara Memberikan tindakan keperawatan terapeutik kesungguhan 2 x 30 menit ,Cemas dalam hal berkurang membantu dan menjalin hubungan KH: saling percaya Klien tidak bingung Berikan penjelasan mengenai Klien tampak rileks penyebab penyakitnya Membantu klien untuk mengerti cara pencegahan dan perawatan Dorong klien dan keluarga untuk mengungkapkan Mengajak diskusi perasaannya untuk berdiskusi masalah yang dihadapi Anjurkan klien dan keluarga untuk berdoa sesuai dengan Agar klie merasa keyakinannya tenang dan percaya diri

No 2

Tujuan & KH

Intervensi

Rasional Klien mengerti akan proses terjadinya atau timbulnya nyeri Mengetahui tingkat nyeri Mengurangi rasa nyeri Mengetahui keadaan umum klien

Setelah dilakukan Jelaskan pada pasien tentang tindakan keperawatan 2 penyebab nyeri x24 jam, Nyeri berkurang atau hilang Kaji tingkat nyeri KH: Perasaan nyeri berkurang Klien tampak tenang Ajarkan teknik relaksasi dan Skala nyeri berubah distraksi dengan tanda vital normal Observasi TTV

Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi analgesik

Mempercepat penyembuhan

ASUHAN KEPERAWATAN AMPUTASI

Pra OperasiPENGKAJIAN Monitor status neurovaskuler kedua ekstremitas Observasi daerah yang akan dibedah Observasi tanda vital Kaji perasaan dan pengetahuan tentang amputasi dan dampaknya pada gaya hidup Diskusikan dengan klien tentang perubahan body image yang akan terjadi, tentang kehilangan dan berduka

Diagnosa 1Nyeri berhubungan dengan proses penyakit, cedera Tujuan a. Nyeri berkurang sampai hilangKriteria Hasil a. Skala nyeri 0-3 b. Ekspresi wajah tenang c. Tidak gelisah d. Vital sign normal

Intervensi1.2. 3. 4. 5.

Kaji nyeri klien (kualitas, daerah/area, keparahan dengan skala nyeri, waktu) Ajarkan teknik relaksasi Berikan kesempatan pada klien untuk istirahat Berikan posisi nyaman Kolaborasi pemberian pereda nyeri optimal

Diagnosa 2Ansietas berhubungan dengan pengetahuan tentang prosedur pembedahanTujuan a. Ansietas berkurang sampai hilang Kriteria hasil: a. Klien melaporkan ansietas berkurang / hilang b. klien memahami tentang prosedur pembedahan klien tenang

1. Berikan kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa2.

3.4.

5.

takut dan cemasnya Bantu klien untuk mengungkapkan perasaanya pada orang terdekat Kurangi stimulus yang berlebihan , misal : kurangi kontak dengan orang lain Berikan ketentraman hati dengan menunjukkan sikap tenang, empati dan mensuplai koping yang efektif dari klien Anjurkan klien untuk melatih kekuatan otot, a.Latihan berjalanb.Latihan lengan dengan trapeze c.Latihan kontraksi gluteal d. Latihan otot quadriceps e.Dukung dokter agar bersedian menjelaskan prosedur dan sensasi phantom limb pada post operasi

operasi

Post opetativPengkajian 1. Kaji nyeri (sensai phantom limb) 2. Kaji vital sign (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan) 3. Kaji tipe balutan dan plester penekan 4. Kaji jumlah perdarahan, warna pada drainage, ada atau tidaknya drainage 5. Kaji posisi stump 6. Kaji infeksi jaringan, kontraktur dan deformitas abduksi

Diagnosa 1Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan / hemoragi pasca operasi Tujuan a. Tidak kekurangan volume cairan Kriteria hasil a. vital sign normal b. tidak ada tanda dan gejala dehidrasi.

Intervensi1. 2. 3.

4. 5. 6.

Monitor TTV (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan) Kaji intake dan output cairan Kaji pasien selama 24 jam pertama periode pasca operaaaasi untuk indikator perdarahan dan ancaman syok Inspeksi balutan bedah untuk melihat perdarahan Monitor jumlah dan karakter drainage Kolaborasi pemberian cairan parenteral.

Diagnosa 2Nyeri berhubungan dengan sensasi fantom limb, insisi bedah sekunder terhadap amputasi Tujuan a.Nyeri berkurangan Kriteria hasil a. Skala nyeri 0-3 b. Ekspresi wajah rilek, tidak merintih c. Vital sign normal

Intervensi1.

Jelaskan pada klien bahwa sensasi ini sering timbul dari bagian yang diamputasi

2. Kaji tingkat nyeri (kualitas, daerah/area, keparahan

dengan skala nyeri, waktu)3. Ajarkan teknik relaksasi4. Berikan posisi nyaman

5. Kolaborasi pemberian pereda nyeri optimal