83
Problem Based Learning MODUL 1 DISFAGIA Skenario 2 kelompok 4 Tutor : Dr. dr. Anwar Wardy SpS,DFM (K) Ketua : Fikri Akbar Alfarizi (2013730143) Sekretaris : Aulia Ariesta Kusuma Putri (2013730127) Anggota : Dwi Suci Hariyati (2013730138) Ghaisani Zatadini (2013730146) Harishal Aryaputra (2013730147) Nia Fitriyani(2013730161) Nina Amelinda(2013730162) Sabrina Qurotta’ayun (2013730173) Sally Novrani Puteri (2013730174) Shandy Seta Dwi Tama (2013730177) Sonia Irene Elsyah (2013730180)

Ppt Pbl 1 Onkologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wf

Citation preview

Page 1: Ppt Pbl 1 Onkologi

Problem Based LearningMODUL 1 DISFAGIA

Skenario 2kelompok 4

Tutor : Dr. dr. Anwar Wardy SpS,DFM (K)

Ketua : Fikri Akbar Alfarizi (2013730143)Sekretaris : Aulia Ariesta Kusuma Putri (2013730127)Anggota : Dwi Suci Hariyati (2013730138) Ghaisani Zatadini (2013730146)

Harishal Aryaputra (2013730147) Nia Fitriyani (2013730161) Nina Amelinda (2013730162) Sabrina Qurotta’ayun (2013730173) Sally Novrani Puteri (2013730174) Shandy Seta Dwi Tama (2013730177) Sonia Irene Elsyah (2013730180)

Page 2: Ppt Pbl 1 Onkologi

• Skenario 2 Seorang perempuan usia 30 tahun, belum menikah mengeluh setiap makan muntah setelah 1-2 jam seperti apa yang sudah dimakan. Makanan cair lebih susah ditelan daripada makanan padat. Berat badan tidak menurun.

• Kata/Kalimat Sulit :

• Kata/Kalimat Kunci :• Perempuan 30 tahun• Belum menikah• KU: memuntahkan apa yang dimakan 1-2 jam setelahnya• Makanan cair lebih susah ditelan daripada makanan padat• BB tidak turun

Page 3: Ppt Pbl 1 Onkologi

Mind Map

Disfagia

Penyakit dengan gejala disfagia

Faktor PencetusJenis-jenis

EtiologiEpidemiologi

Page 4: Ppt Pbl 1 Onkologi

Pertanyaan1. Apa yang dimaksud dengan disfagia?2. Sebutkan dan jelaskan etiologi dari disfagia!3. Jelaskan epidemiologi dari disfagia!4. Bagaimana patofisiologi disfagia?5. Jelaskan faktor pencetus disfagia!6. Sebutkan dan jelaskan penyakit apa saja yang memiliki gejala disfagia!7. Jelaskan mekanisme fisiologi menelan!8. Jelaskan mekanisme muntah!9. Jelaskan perbedaan dari tumor jinak dan tumor ganas!10. Jelaskan stadium kanker pada pencernaan dengan menggunakan system TNM

(Tumor Nodul Metastasis)11. Jelaskan cara penanganan neoplasma jinak dan ganas!12. Jelaskan mengapa makanan cair lebih susah ditelan daripada makanan daripada

makanan padat!13. Jelaskan alur diagnosis dari skenario!

Page 5: Ppt Pbl 1 Onkologi

Pertanyaan14. Apa pengobatan lini pertama yang diberikan untuk pasien pada

skenario?15. Adakah hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan disfagia?16. Mengapa pada skenario pasien selalu muntah 1-2 jam setelah

makan?17. Jelaskan differential diagnosis 1 pada skenario!18. Jelaskan differential diagnosis 2 pada skenario!19. Jelaskan differential diagnosis 3 pada skenario!20. Jelaskan tatalaksana pada skenario!21. Jelaskan komplikasi pada skenario!22. Bagaimana prognosis dan quality of life dari pasien pada skenario?

Page 6: Ppt Pbl 1 Onkologi

1. Apa yang dimaksud dengan disfagia?

Nia Fitriyani2013730161

Page 7: Ppt Pbl 1 Onkologi

• Hawson, F.Y. (2009). The Assessment of Oropharyngeal Dysphagia in Adults. Philippine Journal Of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 24 (2), 43-45. )

• Setiyohadi, Bambang. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing.

Salah satu gejala kelainan atau penyakit di orofaring dan esophagus yang berartikan kesulitan menelan.

Kata disfagia berasal dari bahasa Yunani, dys yang berarti kesulitan atau gangguan, dan phagia berarti makan. Yang secara harfiah berarti kesulitan dalam menelan .

Disfagia berhubungan dengan kesulitan makan akibat gangguan dalam proses menelan. Pada kasus disfagia diperlukan membuat evaluasi menyeluruh saluran aerodigestive dari rongga mulut ke perut karena disfagia juga merupakan gejala dari banyak dan beragam penyakit yang menyebabkan penurunan kualitas hidup. (Altman et al 2010) .• Ekberg, O. (Eds.). (2012). Medical Radiology Diagnostic Imaging : Dysphagia

diagnosis and treatment. New York : Springer.

Page 8: Ppt Pbl 1 Onkologi

2. Sebutkan dan jelaskan etiologi dari disfagia!

Shandy Seta Dwi Tama2013730177

Page 9: Ppt Pbl 1 Onkologi

DISFAGIA

LUMINAL

PENYEMPITAN INTRINSIK

PENYEMPITAN EKSTRINSIK

MEKANIS

MOTORIK

KESULITAN DALAM MEMULAI REFLEK MENELAN

KELAINAN PADA OTOT LURIK FARING

DAN ESOFAGUS

KELAINAN PADA OTOT ESOFAGUS

Page 10: Ppt Pbl 1 Onkologi

3. Jelaskan epidemiologi dari disfagia!

Harishal Aryaputra2013730147

Page 11: Ppt Pbl 1 Onkologi

Epidemiologi dari disfagia

• Disfagia telah dilaporkan dalam beberapa jenis gangguan, dan dapat digolongkan sebagai neurologis dan non neurologis. meskipun disfagia mencakup banyak variabel, juga sangat berpengaruh terhadap hasil pengobatan.

• Gangguan menelan neurologis ditemui lebih sering pada unit rehabilitasi medis daripada spesialisasi kedokteran lainnya. Stroke adalah penyebab utama dari disfagia neurologis. Sekitar 51-73% pasien dengan stroke mengalami disfagia, yang merupakan faktor resiko bermakna berkembangnya pneumonia; hal ini dapat juga menunda pemulihan fungsional pasien.

Page 12: Ppt Pbl 1 Onkologi

4. Bagaimana patofisiologi disfagia?

Harishal Aryaputra2013730147

Page 13: Ppt Pbl 1 Onkologi

Transportasi normal bolus makanan yang ditelan lewat lintasan gerakan menelan tergantung pada • Ukuran bolus makanan yang ditelan• Diameter lumen lintasan untuk gerakan menelan• Kontraksi peristaltic• Inhibisi deglutisi, termasuk relaksasi normal yang disebabkan

oleh bolus makanan yang berukuran besar atau oleh penyempitan lumen disebut disfagia mekanis, sementara disfagia yang terjadi akibat inkoordinasi atau kelemahan kontraksi peristaltik atau akibat inhibisi deglutasi dinamakan disfagia motorik.

Page 14: Ppt Pbl 1 Onkologi

Disfagia mekanis • Disebabkan oleh bolus makanan yang sangat besar,

penyempitan intrinsik atau kompres ekstrinsik lumen esofagus dapat mengembang hingga mencapai diameter 4 cm karena elastisitas dinding esofagus tersebut. Kalau esofagus tidak mampu berdilatasi hingga melebihi diameter 2,5 cm, gejala disfagia dapat terjadi tetapi keadaan ini

Page 15: Ppt Pbl 1 Onkologi

Disfagia motorik• Terjadi akibat kesulitan dalam memulai gerakan menelan

atau abnormalitas pada gerakan peristaltik dan akibat inhibisi deglutisi yang disebabkan oleh penyakit pada otot lurik atau otot polos esofagus.

Page 16: Ppt Pbl 1 Onkologi

FaringSfingter

esofagus bagian atas

Esofagus pars proksimal

Otot lurik dipersarafi oleh komponen somatik nervus vagus dengan badan-badan sel lower motor neuron yang terletak dalam nukleus ambigus. Neuron-neuron ini bekerja kolinergik serta eksitatorik dan merupakan satu-satunya faktor penentu aktivitas otot tersebut

Disfagia motorik faring terjadi akibat kelainan neuromuskuler yang menyebabkan paralisis otot, kontraksi nonperistaltik simultan atau tertutupnya lubang pada sfingter atas disebabkan oleh paralisis goniohioid dan otot suprahioid lai atau hilangnya inhibisi deglutif otot krikofaringeus.

Page 17: Ppt Pbl 1 Onkologi

5. Jelaskan faktor pencetus disfagia!

Ghaisani Zatadini2013730146

Page 18: Ppt Pbl 1 Onkologi

obesitas Makanan pedas

Makan berlemak dan

minuman

Karsinoma esofagus

Terlalu cepat mengunyah

Page 19: Ppt Pbl 1 Onkologi

6. Sebutkan dan jelaskan penyakit apa saja yang memiliki gejala disfagia!

Aulia Ariesta Kusuma Putri2013730127

Page 20: Ppt Pbl 1 Onkologi

EsofagitisEsofagitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada lapisan esofagus. Kondisi ini dapat menyebabkan terbentuknya ulkus, kesulitan menelan, dan sakit tenggorokan. Esofagitis disebabkan oleh infeksi atau iritasi dari esofagus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Tanda dan gejala Esofagitis yang mungkin timbul:• Kehilangan selera makan• Menderita Rasa Panas Dalam Perut• Mengalami kesulitan menelan (disfagia)• Mual• Muntah-muntah• Rasa sakit saat menelan• Sakit tenggorokan• Suara serak

Page 21: Ppt Pbl 1 Onkologi

AkalasiaAkalasia adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk menyalurkan makanan pada pipa menelan (esofagus) ke dalam lambung. Pada penderita akalasia, sfingter esofagus bagian bawah tidak berelaksasi untuk menyalurkan makanan memasuki lambung. Hal ini sering disebabkan oleh kerusakan saraf-saraf yang mempersarafi otot-otot esofagus.

Tanda dan gejala Akalasia yang mungkin timbul:• Batuk• Menderita Rasa Panas Dalam Perut• Mengalami kesulitan menelan (disfagia)• Penurunan berat badan yang tidak diinginkan• Rasa sakit di dada• Regurgitasi makanan

Page 22: Ppt Pbl 1 Onkologi

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

Suatu kondisi medis yang ditandai dengan mengalirnya kembali isi dari lambung ke esofagus, yang menyebabkan terjadinya peradangan pada esofagus. Hal ini terjadi ketika bagian bawah dari sfingter esofagus terbuka secara spontan dan tidak menutup dengan baik, yang menyebabkan isi dari lambung naik kembali ke atas ke esofagus.

Tanda dan gejala Penyakit Refluks Gastroesofageal yang mungkin timbul:• Menderita Disfagia• Menderita Rasa Panas Dalam Perut• Rasa sakit pada bagian atas perut

Page 23: Ppt Pbl 1 Onkologi

Striktur EsofagealKondisi ini disebabkan akumulasi dari jaringan parut dan penyempitan secara bertahap dari esofagus, yang menyebabkan kesulitan menelan. Striktur esofageal terjadi ketika lapisan esofagus menjadi jaringan parut atau rusak karena refluks asam lambung, yang menyebabkan terbentuknya jaringan yang rusak pada cincin esofagus sehingga terjadi penyempitan pada esofagus.Tanda dan gejala Striktur Esofageal yang mungkin timbul:• Mengalami kesulitan menelan• Muntah darah (hematemesis)• Penurunan berat badan yang tidak diinginkan• Rasa sakit saat menelan• Regurgitasi makanan• Sering bersendawa• Sering cegukan• Tinja berwarna hitam

Page 24: Ppt Pbl 1 Onkologi

Divertikulum EsofagusDivertikulum merupakan pembentukan kantung pada saluran cerna yang berisi satu atau lebih lapisan dinding epitel. Gejala divertikulum esofagus yang khas adalah regurgitasi makanan, disfagia, dan adanya massa pada leher.

Pada esofagus, divertikulum diklasifikasikan menjadi:• Divertikulum faring (Zenker)• Divertikulum traksi• Divertikulum epinefrik

Page 25: Ppt Pbl 1 Onkologi

Kanker EsofagealKanker Esofageal adalah kanker yang terjadi pada esofagus. Kanker esofageal dimulai dari sel lapisan dalam esofagus. Hal ini terjadi ketika ada pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang menyebabkan akumulasi dari sel-sel tambahan tersebut, yang selanjutnya membentuk suatu masa dari jaringan yang dikenal sebagai tumor.

Tanda dan gejala Kanker Esofageal yang mungkin timbul:• Kelelahan• Mengalami kesulitan menelan• Penurunan berat badan yang tidak diinginkan• Rasa sakit di dada

Page 26: Ppt Pbl 1 Onkologi

Kanker LaringealKanker dimulai ketika sel normal mulai berubah dan tumbuh tidak terkontrol, membentuk massa jaringan yang disebut tumor. Pertumbuhan tidak terkontrol dapat disebabkan oleh mutasi sel, yang menunjukkan adanya perubahan susunan rantai basa pada sel DNA. Kebanyakan kanker laring dimulai pada glotis, bagian tengah dari laring tempat terletaknya pita suara. Apabila kanker laring menyebar (bermetastasis), sel kanker seringkali menyebar ke kelenjar getah bening yang berdekatan dengan leher.Tanda dan gejala Kanker Laringeal yang mungkin timbul:• Batuk, Sesak nafas• Mengalami kesulitan menelan• Penurunan berat badan yang tidak diinginkan• Rasa sakit pada telinga• Rasa sakit saat menelan, Sakit tenggorokan• Sebuah benjolan atau gumpalan di leher

Page 27: Ppt Pbl 1 Onkologi

7. Jelaskan mekanisme fisiologi menelan!

Sabrina Qurotta’ayun2013730173

Page 28: Ppt Pbl 1 Onkologi

Mekanisme Menelan atau Deglutasi

Page 29: Ppt Pbl 1 Onkologi

8. Jelaskan mekanisme muntah!

Sally Novrani Puteri 2013730174

Page 30: Ppt Pbl 1 Onkologi
Page 31: Ppt Pbl 1 Onkologi
Page 32: Ppt Pbl 1 Onkologi

9. Jelaskan perbedaan dari tumor jinak dan tumor ganas!

Shandy Seta Dwi Tama2013730177

Page 33: Ppt Pbl 1 Onkologi
Page 34: Ppt Pbl 1 Onkologi

10. Jelaskan stadium kanker pada pencernaan dengan menggunakan system TNM (Tumor Nodul Metastasis)

Sonia Irene Elsyah 2013730180

Page 35: Ppt Pbl 1 Onkologi

Sistem TNM merupakan sistem standar dalam menentukan stadium kanker. Pada sistem TNM, kanker ditandai dengan kategori T, N dan M.

Kategori T (Tumor)

T menggambarkan tumor primer, dengan pembagian:• Tx  berarti tumor tak

terukur• T0 berarti tidak

terdapat bukti bahwa tumor ada

• Tis berarti kanker in situ (kanker belum menyebar ke jaringan sekitarnya)

• T1, T2, T3, T4 berarti ukuran tumor dan level invasi kanker terhadap jaringan sekitarnya.

Kategori N (Lymph Node)N menggambarkan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening setempat• Nx  berarti penyebaran

kanker ke kelenjar getah bening tak dapat dievaluasi / ditentukan

• N0 berarti kelenjar getah bening setempat tidak mengandung kanker

• N1, N2, N3 menggambarkan ukuran, lokasi dan / atau jumlah kelenjar getah bening yang terpengaruh. 

Kategori M (Metastase)

M menggambarkan metastasis (penyebaran kanker ke tubuh bagian lain).• Mx  berarti

penyebaran kanker tidak dapat ditentukan.

• M0 berarti tidak terdapat bukti bahwa metastasis ada

• M1 berati penyebaran jauh kanker terdapat.

Page 36: Ppt Pbl 1 Onkologi

STAGING TUMOR NODUL METASTASIS

Stage 0 Tis N0 M0

Stage I T1 N0 M0

Stage IIA T2

T3

N0

N0

M0

M0

Stage IIB T1

T2

N0

N1

M0

M0

Stage III T3

T4

N1

Any N

M0

M0

Stage IV Any T Any N M1

Staging karsinoma esophagus didasarkan pada system TNM dari Union International Contre Le Cancre (UICC)

Pada beberapa kanker, pembagian stadium dapat dibagi lagi menjadi T3a dan T3b, sementara yang lain tidak memiliki kategori N3.Dalam penentuan stadium ini, dokter memerlukan pemeriksaan penunjang seperti :A. pencitraan (sinar X, CT scan dan MRI)B. biopsi dapat memberikan informasi penegakan diagnosis dan stadium kanker

Page 37: Ppt Pbl 1 Onkologi

Stadium 2: dapat menyebar kelenjar getah bening tapi tidak ke organ lain.

Stadium kanker esofagus

Stadium 0: kanker esophagus awal, kanker yang terjadi hanya sebatas di bagian keronkongan, tidak ada perubahan menjadi ganas pada jaringan lain, juga tidak menyebar ke kelenjar getah bening.

Stadium 1: kanker telah menyerang ke bagian lain di bawah lapisan epidermis, sel kanker muncul di lamina propria atau submukosa, tapi tidak menganggu otot. Kanker tidak akan menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain.

Stadium 3: kanker esophagus telah menyebar ke trakea yang berdekatan dengan organ lain, tapi tidak mempengaruhi kelenjar getah bening yang terkait, tidak ada metastasis yang jauh.

Stadium 4: kanker esophagus telah menyebar oleh darah ke organ lain seperti hati, tulang, otak dan lain-lain.

Page 38: Ppt Pbl 1 Onkologi

11. Jelaskan cara penanganan neoplasma jinak dan ganas!

Fikri Akbar Alfarizi 2013730143

Page 39: Ppt Pbl 1 Onkologi

NEOPLASMA

Jinak(Benign)

Ganas(Maligna)

PASIEN UMUMNYA SELAMAT

Dapat menyebabkan KEMATIAN

Page 40: Ppt Pbl 1 Onkologi

Tampilan umum berdasarkan skala Karnofsky dan WHO (PDPI 2005)

Skala Pengertian

90-100 0 Dapat beraktivitas normal, tanpa keluhan yang menetap.

70-80 1 Dapat beraktivitas normal tetapi ada keluhan berhubungan dengan sakitnya.

50-70 2 Membutuhkan bantuan pada orang lain untuk aktivitas spesifik.

30-50 3 Sangat tergantung pada bantuan orang lain untuk aktivitas rutin.

10-30 4 Tidak dapat bangkit dari tempat tidur.

Page 41: Ppt Pbl 1 Onkologi

PENANGANAN TUMOR

1. MEMILIH TEKNIK OPERASI YANG BENAR

Menjamin lingkup reseksi memadai,

upayakan bedah kuratif.

Berdasarkan karakteristik patologis dan biologis tumor.

Berdasarkan usia dan kondisi umum.

Menghindari penyebaran tumor.

Page 42: Ppt Pbl 1 Onkologi

2. PENGGUNAAN KLINIS OPERASI

A. Operasi paliatif

1. Eksisi seluruh atau sebagaian organ.

2. Anastomosis drainase.

3. Fistulisasi.

4. Ligasi vaskular.

B. Reseksi tumor metastasis

C. Reseksi kelenjar endokrin pada tumor yang bergantung

pada hormon.

D. Operasi rekontruksi dan rehabilitatif.

E. Operasi preventif terhadap kanker

Page 43: Ppt Pbl 1 Onkologi

3. PERANAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DALAM TERAPI TUMOR

A. RADIOTERAPI

Penyinaran yang menyebabkan ionisasi oada sasaran sehingga merusak DNA sel yang berada dalam Satu fase pembiakan sel dan menimbulkan apoptosis sel.

B. KEMOTERAPI

Penggolonga Obat Antitumor

Antimetabolik.

Ankilator.

Golongan antibiotik

Inhibitor protein mikrotubuli

Inhibitortopoisomerase

Golongan hormon

Page 44: Ppt Pbl 1 Onkologi

12. Jelaskan mengapa makanan cair lebih susah ditelan daripada makanan daripada makanan padat!

Sonia Irene Elsyah 2013730180

Page 45: Ppt Pbl 1 Onkologi
Page 46: Ppt Pbl 1 Onkologi

13. Jelaskan alur diagnosis dari skenario!

Nina Amelinda 2013730162

Page 47: Ppt Pbl 1 Onkologi

Anamnesis

DisfagiaMenunjuk tempat disfagia

Disfagia terjadi saat makan makanan

padat/lunak/cair

Waktu terjadinya Hilang timbul?

Gejala penyerta

Disertai nyeri atau tidak

Page 48: Ppt Pbl 1 Onkologi
Page 49: Ppt Pbl 1 Onkologi

Pemeriksaan Fisik

• Melakukan tes laringoskopi indirek• Melihat apakah ada kelainan pada leher• Melihat apakah pasien datang dengan keadaan sakit

ringan atau berat• Melihat apakah ada penurunan berat badan pada pasien• Perhatikan saat pasien menelan cairan. Adakah tersedak,

batuk, atau pembesaran leher?• Lihat apakah ada tanda-tanda gangguan kardiovaskular

atau pernapasan

Page 50: Ppt Pbl 1 Onkologi

Pemeriksaan PenunjangPenunjang KegunaanBarium Swallow (Esofagogram) Menilai anatomi dan fs otot

faring/esofagus, deteksi sumbatan o/k tumor, striktur,web, akalasia, divertikulum

MRI Deteksi tumor, kalainan vaskuler/stroke, degeneratif proses diotak

CT Scan Kelainan anatomi di kepala, leher dan dada

Esofagoskopi Menilai lumen esofagus, biopsiEndoskopi ultrasound  Menilai lesi submukosa

Page 51: Ppt Pbl 1 Onkologi

14. Apa pengobatan lini pertama yang diberikan untuk pasien pada skenario?

Sally Novrani Puteri 2013730174

Page 52: Ppt Pbl 1 Onkologi

15. Apa pengobatan lini pertama untuk pasien pada skenario!

Pengobatan lini pertama yang diberikan untuk pasien pada skenario

Page 53: Ppt Pbl 1 Onkologi
Page 54: Ppt Pbl 1 Onkologi

15. Adakah hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan disfagia?

Nia Fitriyani 2013730161

Page 55: Ppt Pbl 1 Onkologi

Dapat mengenai semua usia.Dapat mengenai semua jenis kelamin.Sebagian besar pasien dengan keluhan disfagia mengeluhkan

gangguan atau kesulitan menelan terutama pada fase orofaringeal.

- Anak-anak : faringitis, tonsilitis, eosinophilic esofagitis.

- Dewasa : Kelainan neurologis (kelainan saraf tepi daerah laring,

faring, lidah dan rahang, miasthenia gravis, miopati), kelainan anatomis di kepala dan leher (kanker, perubahan bentuk setelah operasi atau terapi radiasi, paska trauma, iatrogenik, kelainan kongenital), dan penyebab lainnya (infeksi kelainan sistemik, efek samping obat, psikogenik).

Page 56: Ppt Pbl 1 Onkologi

16. Mengapa pada skenario pasien selalu muntah 1-2 jam setelah makan?

FIKRI AKBAR ALFARIZI 2013730143

Page 57: Ppt Pbl 1 Onkologi

Makanan (Bolus) Terdorong kebagian belakang mulut

Faring Terangsangnya impulsAfferen di pusat menelan

Mengaktifkan serangkaian otot

Yang terlibat didalam proses menelan

Gerakan peristaltikUntuk mendorong makanan

Kearah esofagus - gaster

Gangguan motorik esofagus Gerakan peristaltik Makanan tertahan MUNTAH

TUMOR

Page 58: Ppt Pbl 1 Onkologi

17. Jelaskan differential diagnosis 1 pada skenario!

Dwi Suci Hariyati 2013730138

Page 59: Ppt Pbl 1 Onkologi

AKALASIAAkalasia merupakan suatu gangguan motilitas primer

esofagus yang ditandai oleh kegagalan sfingter esofagus bagian distal yang hipertonik untuk berelaksasi pada waktu

menelan makanan dan hilangnya peristalsis esofagus

Page 60: Ppt Pbl 1 Onkologi

Epidemiologi ditemukan pada semua golongan usia rata-rata

pada rentang usia 25-60 tahun dengan puncak insiden pada usia 40 tahun.

perbandingan jenis kelamin pria : wanita adalah 1 : 1.

5% kasus ditemukan pada anak-anak

Page 61: Ppt Pbl 1 Onkologi

Menurut etiologinya, akalasia dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu :

a. Akalasia primer (yang paling sering ditemukan). b. Akalasia sekunder (jarang ditemukan).

Page 62: Ppt Pbl 1 Onkologi

PATOFISIOLOGIMenurut Castell ada dua defek penting pada pasien akalasia :a. Obstruksi pada sambungan esofagus dan lambung akibat peningkatan sfingter esofagus bawah (SEB) istirahat jauh di atas normal dan gagalnya SEB untuk relaksasi sempurna. b. Peristaltik esofagus yang tidak normal disebabkan karena aperistaltik dan dilatasi ⅔ bagian bawah korpus esofagus. Akibat lemah dan tidak terkoordinasinya peristaltik sehingga tidak efektif dalam mendorong bolus makanan melewati SEB.

Page 63: Ppt Pbl 1 Onkologi

DIAGNOSIS• Gambaran Klinik• Gambaran Radiologi• Patologi anatomi

Kriteria Manometrik :a. Keadaan normal :• Tekanan SEB 10-26 mmHg dengan relaksasi normal• Amplitudo peristaltik esofagus distal 50-110 mmHg• Tidak dijumpai kontraksi spontan, repetitif, atau simultan• Gelombang tunggal• 5 waktu gelombang peristaltik esofagus distal rata-rata 30 detik

b. Pada akalasia :• Tekanan SEB meningkat >26 mmHg atau >30 mmHg• Relaksasi SEB tidak sempurna• Aperistaltik korpus esofagus• Tekanan intraesofagus meningkat (>lambung)

Page 64: Ppt Pbl 1 Onkologi

18. Jelaskan differential diagnosis 2 pada skenario!

Nina Amelinda 2013730162

Page 65: Ppt Pbl 1 Onkologi

Epidemiologi• Kasus kanker laring meningkat• Kanker laring umumnya terjadi pada usia 30-69 tahun • Pria > wanita• Kejadian lebih banyak di kota dibanding daerah

pinggiran atau desa

Page 66: Ppt Pbl 1 Onkologi

Etiologi

Etiologi

Merokok

Infeksi virus

Onkogen

Hormon kelamin

Page 67: Ppt Pbl 1 Onkologi

Klasifikasi PatologiKlasifikasi tipe patologi umum kanker laring dapat dibagi menjadi:• Tipe ulserasi• Kembang kol• Nodular • Plakat

Page 68: Ppt Pbl 1 Onkologi

Metastasis• metastasis kelenjar limfe:metastasis kelenjar limfe berkaitan dengan lokasi lesi primer kanker laring

• metastasis jauh : metastasis sistemik 1-4%.

Page 69: Ppt Pbl 1 Onkologi

Gejala Klinis

Are

a su

bglo

tis

Are

a gl

otis

area

supr

aglo

tisfase dini dapat asimptomatik rasa benda asing di tenggorokanNyeribatuk, dan hemoptysis

stadium awal timbul suara seraktimbul stridor laring dyspnea inspiratorikNyeriBatuk dan hemoptisis

Gejala awal tidak menonjolBatuk dan hemoptysissuara serakSesak napas

Page 70: Ppt Pbl 1 Onkologi

Diagnosis• Pemeriksaan klinis• Pemeriksaan laringoskop• Rontgen• CT Scan & MRI• Pemeriksaan patologi

Page 71: Ppt Pbl 1 Onkologi

19. Jelaskan differential diagnosis 3 pada skenario!

Ghaisani Zatadini 2013730146

Page 72: Ppt Pbl 1 Onkologi

Carsinoma esofagus

Definisi

Etiologi

Klasifikasi Faktor resiko

gejala

Page 73: Ppt Pbl 1 Onkologi

Patofisiologi dan Manifestasi Klinik

• Patogenesis terjadinya karsinoma sel squamosal esofagus diawali dengan terjadinya dysplasia epitel esofagus normal dan diakhiri dengan terjadinya karsinoma esofagus. Sementara pada Adenokarsinoma esofagus terjadi perubahan dari esoagus normal, diikuti dengan terjadinya metaplasia intestinal, berlajut menjadi dispalsia lowgrade dan dysplasia highgrade serta diakhiri dengan terjadinya adenocarcinoma esofagus.

Page 74: Ppt Pbl 1 Onkologi

Pemeriksaan Penunjang

•  Esofagogastroduodenosopi (EGD) dengan biopsi dansikatan.

• Bronkoskopi biasanya dilakukan pada tumor dengan sepertiga tengah dan atas

• Mediastenosskopi

Page 75: Ppt Pbl 1 Onkologi

Penatalaksanaan

Tis T1a tumor T1bendoscopic mucosal resection (EMR) aatau ablasi

dilakukan tindakan kombinasi EMR dan ablasi atau esofagektomi

dengan/tanpa nodal,dapat dilakukan tindakan esofagektomiUntuk Ca non cervical,atau tindakan kemoradiasi untuk kanker cervical.

T2/>T2 dengan atau tanpa keterlibatan nodal taua tidak dapat ditentukan keterlibatan nodalnya,tindakan yang dilakukan dapat beruba : kemoradiasi praoprasi(radioterapi+kemoterapi reccurent), kemoradiasi definitive(terutama untuk kanker cervical), kemoterapi post terapi pada kasus adenokarsinoma esophagus atau esofagastric junction atau bisa juga di lakukan tindakan esofagektomi.

Page 76: Ppt Pbl 1 Onkologi

20. Jelaskan tatalaksana pada skenario!

Dwi Suci Hariyati 2013730138

Page 77: Ppt Pbl 1 Onkologi

• Medikamentosa Oral Nitrat (isosorbid dinitrat) dan calcium channel bloker (nifedepin dan verapamil) 

• Dilatasi/Peregangan SEBDilakukan dilatasi dengan dilatator yang terdiri atas sonde dengan balon yang dapat diisi dengan udara atau air tekanan tinggi sehingga otot sirkuler teregang dan robek • EsofagomiotomiTindakan bedah esofagomiotomi dianjurkan bila terdapat:1. Beberapa kali (>2kali) dilatasi pneumatik tidak berhasil2. Adanya ruptur esofagus akibat dilatasi3. Kesukaran menempatkan dilator pneumatik karena dilatasi esofagus yang sangat

hebat4. Tidak dapat menyingkirkan kemungkinan tumor esofagus5. Akalasia pada anak berumur kurang dari 12 tahun

• Injeksi Toksin Botulinumpenyuntikan toksin botulinum ke SEB yang lemah dengan menggunakan endoskopi

Page 78: Ppt Pbl 1 Onkologi

21. Jelaskan komplikasi pada skenario!

Aulia Ariesta Kusuma Putri2013730127

Page 79: Ppt Pbl 1 Onkologi

Komplikasi Akalasia• Obstruksi saluran

pernapasan

• Bronkhitis

• Pneumonia aspirasi

• Abses paru

• Divertikulum meckel

• Perforasi esophagus

• Small cell carcinoma

• Sudden death

Page 80: Ppt Pbl 1 Onkologi

22. Bagaimana prognosis dan quality of life dari pasien pada skenario?

Sabrina Qurotta’ayun2013730173

Page 81: Ppt Pbl 1 Onkologi

Prognosis• Keterbatasan sosial• Gangguan klinis :

Page 82: Ppt Pbl 1 Onkologi

Kesimpulan Berdasarkan skenario yang kami dapat mengenai seorang perempuan berusia 30 tahun, mengeluh setiap makan muntah setelah 1-2 jam seperti apa yang sudah dimakan, kelompok kami meyimpulkan bahwa working diagnosis untuk pasien dalam skenario ini adalah akalasia, dengan diagnosis banding karsinoma laring dan karsinoma esophagus, namun untuk lebih meyakinkan lagi bahwa ini adalah akalasia perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang.

Page 83: Ppt Pbl 1 Onkologi

Daftar Pustaka• Cichero, J. (Eds.). (2006). Dysphagia : foundation, theory, and practice. New York : Jhon Willey

& Son, Ltd.• Desen, Wan. 2013. Buku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta: FKUI• Ekberg, O. (Eds.). (2012). Medical Radiology Diagnostic Imaging : Dysphagia diagnosis and

treatment. New York : Springer.• Hawson, F.Y. (2009). The Assessment of Oropharyngeal Dysphagia in Adults. Philippine

Journal Of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 24 (2), 43-45.• Isselbacher, dkk.2014.Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Ed. 13, Vol. 1.Jakarta:EGC• Matti Aapro. Vomiting. Granisetron: An Update on its Clinical Use in the Management of

Nausea and Vomit: 10.1634/theoncologist.9-6-673. 2004, 9:673-686.• Nausea and Vomiting: Mechanisms and Treatment• Ed. by C.J.Davis, G. V.Lake-Bakaar and D.G.Grahame-Smith• © Springer-Verlag Berlin Heidelberg• Newman, Dorland W. A.2012.Kamus Saku Kedokteran Dorland ed. 28.Jakarta:EGC• Robbins, Cotran. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. Jakarta: EGC.• Setiyohadi, Bambang. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing.• Setiati Siti,dkk.2014.Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 3 edisi 4 .Jakarta;Interna Publishing.• Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC• Sjamsuhidajat, R. 2010. BUKU AJAR ILMU BEDAH. Jakarta: EGC