26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air mendefinisikan beberapa peristilahan sebagai berikut. Air, meliputi semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah. Air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut tidak temasuk dalam pengertian ini. Baku mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain yang ada atau harus ada dan atau ada unsur pencemar yang dapat ditenggang dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukkannya. Dsb.

Ppklh Sampling Perpipaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sampling perpipaan

Citation preview

Page 1: Ppklh Sampling Perpipaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hidup orang banyak, bahkan

oleh semua makhluk hidup. Karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap

dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.

Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan

memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek

penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna

air.

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air

mendefinisikan beberapa peristilahan sebagai berikut. Air, meliputi semua air yang

terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air yang terdapat di atas permukaan

tanah. Air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut tidak temasuk dalam

pengertian ini. Baku mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi dan

atau komponen lain yang ada atau harus ada dan atau ada unsur pencemar yang dapat

ditenggang dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukkannya. Dsb.

Untuk memperhatikan hal-hal tersebut sebelum melakukan penelitian kualitas air perlu

pangambilan sampel air untuk menilai apakah air tersebut masih layak pakai untuk

kebutuhan sehari-hari seperti air minum, mencuci, air untuk kakus dan lain-lain.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui tipe atau jenis-jenis sampel air

2. Mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan sampel

3. Mengetahui metode-metode pengambilan air sampel

Page 2: Ppklh Sampling Perpipaan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Jenis - jenis Sampel Air

Jenis - jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut:

1.      Sampel sesaat (grab sample), yaitu sampel yang diambil secara langsung dari badan

air yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada

saat pengambilan sampel.

2.      Sampel komposit (composite sample), yaitu sampel campuran dari beberapa waktu

pengamatan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun

secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada

waktu-waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel

secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang

karakteristik kualitas air secara terus-menerus.

3.      Sampel gabungan tempat (integrated sample), yaitu sampel gabungan yang diambil

secara terpisah dari beberapa tempat, dengan volume yang sama.

Beberapa hal yang menyangkut teknik pengambilan sampel air dikemukakan dalam

Kumpulan Standar Nasional Indonesia Bidan Pekerjaan Umum Mengenai Kualitas Air

(Rozaini, 2003).

Pada dasarnya, pengambilan sampel air dapat dilakukan terhadap air permukaan

maupun air tanah.

1.      Air permukaan

Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya.

Pengambilan sampel di sungai yang dekat dengan muara atau laut yang dipengaruhi

oleh air pasang harus dilakukan jauh dari muara. Adapun pengambilan sampel air

sungai dapat dilakukan di lokasi-lokasi sebagai berikut.

Page 3: Ppklh Sampling Perpipaan

a. Sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit mengalami

pencemaran.

b. Sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau di bagian

hilir dari sumber pencemar.

c. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi penyadapan/pemanfaatan sumber air.

Hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1.      Sampel air yang diambil harus dalam keadaan steril. Hal ini dimaksudkan agar air

yang diambil mengandung bakteri yang murni berasal dari air tersebut, sehingga

diperlukan teknik- teknik pengambilan air sampel yang benar.

2.      Selang waktu untuk pemeriksaaan bakteriologis minimal 1 jam dari pengambilan

harus sudah dilakukan pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama lagi

asal disimpan dalam lemari pendingin ± 30 jam.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel bakteriologis.

Dalam pengambilan air yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis berbeda

dengan keperluan untuk pemeriksaan fisika dan kimia, terutama mengenai sterilisasi,

yaitu :

1.      Botol untuk tempat contoh air harus bersih dan steril. Sterilisasi dilakukan pada

suhu 180o C selama 20 menit dalam oven atau sesuai dengan tabel suhu dan waktu

sterilisasi pada oven.

2.       Botol harus mempunyai tutup yang masuk kedalam leher dengan diberi kertas

pelindung yang dikaitkan pada sekeliling botol sebelum disterilkan.Volume botol

yang digunakan minimal 150 ml dan diisi dengan air paling sedikit 100 ml,

sehingga masih ada sisa ruangan diatas contoh air untuk mencampur contoh air

sebelum diperiksa.

3.      Untuk pemeriksaan air yang telah diolah seperti air PDAM harus dipakai botol yang

diberi natrium thio sulfat untuk menetralisasi sisa chlor. Tutup botol dan kertas

pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan.

4.      Untuk pengambilan dipegang di bagian bawah botol, diisi dengan contoh air, dan

secepatnya ditutup kembali.

5.      Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis (Rozaini, 2003).

Page 4: Ppklh Sampling Perpipaan

2.2. Mikroba Dalam Air

Parameter mikrobiologis untuk air minum adalah dengan menggunakan bakteri E coli.

Apabila dalam pemeriksaan air minum dan ditemukan adanya bakteri tersebut, maka

dapat dipastikan bahwa air tersebut telah terkontaminasi oleh tinja manusia dan hewan

berdarah panas (Syamsunir, 1992).

Menurut National Academy of Sciences USA bahwa bakteri indikator adalah bakteri

yang memenuhi persyaratan berikut (Syamsunir, 1992):

1. Dapat diterapkan untuk semua jenis perairan

2. Selalu ditemukan bila di dalam perairan tersebut terdapat bakteri patogen

3. Jumlahnya sebanding dengan tingkat pencemaran perairan tersebut

4. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan bakteri patogen

5. Tidak mengalami pertumbuhan selama berada di perairan

6. Daya tahan hidupnya lebih lama daripada bakteri patogen

7. Tidak ditemukan di dalam perairan yang tidak mengalami pencemaran

8. Relatif mudah dideteksi di laboratorium

9. Mempunyai ciri-ciri yang tetap

10. Tidak berbahaya atau menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan.

Berdasarkan kriteria - kriteria tersebut, bakteri yang memenuhi syarat sebagian besar

persyaratan adalah kelompok bakteri koli (Coliform). Kelompok bakteri koli termasuk

famili Enterobacteriaceae. Bakteri Enterobacteriaceae mempunyai 4 marga yaitu

marga Excherichia, Citrobacter, Enterobacter/Aerobacter dan Klebsiell (Syamsunir,

1992).

Ciri-ciri utama mikroba yang termasuk dalam kelompok Enterobacteriaceae, yaitu

bersifat gram negatif, anaerobik fakultatif, berbentuk batang, oksidase negatif, tidak

membentuk spora, fermentatif dan biasanya bergerak. Kelompok bakteri ini terdiri dari

bakteri yang bersifat patogen dan non patogen dan merupakan flora normal dalam usus.

Penyebaran kelompok bakteri koli (Coliform) di alam sangat luas, diantaranya adalah

hidup dan berkembang di dalam usus manusia dan binatang berdarah panas. Bakteri

Page 5: Ppklh Sampling Perpipaan

yang terdapat dalam suatu perairan dapat dibedakan menurut tempat asalnya, yaitu ada

yang berasal dari usus manusia dan binatang (yang keluar bersama tinja) dan yang

bukan berasal dari usus manusia (Syamsunir, 1992).

Perbedaannya terletak pada usus manusia dan binatang (yang keluar bersama tinja) dan

yang bukan berasal dari usus manusia. Selain itu suhu inkubasi pada saat analisis

sampel air, bakteri yang berasal dari usus manusia memerlukan suhu inkubasi 44,50oC

selama 24 - 48 jam, sedangkan yang bukan berasal dari usus manusia suhu inkubasinya

35oC selama 24 - 48 jam. Kelompok bakteri yang berasal dari usus manusia dan

binatang disebut bakteri Fecal coli atau E. coli. Selain bakteri Fecal coli, didalam usus

hewan berdarah panas juga terdapat Fecal streptococcus yang termasuk dalam famili

Streptococcaceae, namun jumlahnya lebih sedikit dibanding bakteri Fecal coli.

Walaupun demikian, daya tahan hidup bakteri Fecal streptococcus dalam suatu perairan

lebih kuat bila dibandingkan dengan kelompok bakteri coli (Syamsunir, 1992).

Sumber air mempunyai kualitas yang berbeda, tergantung pada sifat fisik, kimiawi dan

bakteriologis serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan serta kegiatan manusia di

sekitarnya, misalnya kegiatan pemukiman, pertanian dan industri. Pencemaran terhadap

sumber air umumnya menyebabkan turunnya kualitas air. Untuk kualitas air dari suatu

sumber yang tidak dapat memenuhi persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologi,

kemudian disyaratkan untuk dilakukan pengolahan air bersih. Pengolahan air bersih

tersedia rancangan yang berbeda - beda, sangat tergantung keadaan setempat, baik

potensi kualitas airnya maupun kandungan lainnya yang dapat ikut mempengaruhi

(Syamsunir, 1992).

Untuk mengetahui lebih lanjut kualitas air bersih, perlu ditempuh uji air tersebut ke

laboratorium yang bersangkutan. Walaupun air yang dibagikan atau dipergunakan

memenuhi persyaratan kualitas air bersih, namun tetap saja untuk dapat siap diminum

atau untuk masak - memasak, air bersih yang tersedia haruslah tetap diseduh hingga

mendidih (Syamsunir, 1992).

Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air minum, maka perlu dilaksanakan

kegiatan pengawasan kualitas air minum yang diselenggarakan secara terus - menerus

Page 6: Ppklh Sampling Perpipaan

dan berkesinambungan agar air yang digunakan oleh penduduk dari penyediaan air

minum yang ada terjamin kualitasnya, termasuk didalamnya air minum yang diproduksi

oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, didistribusikan kepada

masyarakat dengan kemasan dan atau isi ulang (Syamsunir, 1992).

2.3. Prinsip Dasar Instalasi Plumbing

Dalam perencanaan dan pemasangan instalasi plumbing ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan. Hal-hal ini tidak dapat diabaikan keberadaannya, karena mampu

mengurangi (menurunkan) kemanfaatan dari sistem dan dapat mengganggu konstruksi

gedung.

Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah :

1) Konsep denah alat plumbing

Konsep denah alat plumbing selain mempertimbangkan pemakaian energi secara

keseluruhan yang perlu dijadikan dasar peletakan alat plumbing adalah segi

arsitektual bangunan atau dapat disebut sebagai aspek estetika tata ruang bangunan.

2) Perlindungan konstruksi gedung

Perlindungan konstruksi gedung dilakukan karena adanya pembebanan akibat

pemasangan pipa dan perlengkapannya. Untuk keperluan tersebut pipa tidak boleh

langsung dipasang menembus bagian konstruksi, seperti pondasi, balok atau

dinding, karena itu harus dibuat suatu selubung (sleeve) yang terpasang pada tempat

dimana pipa menembus.

3) Perlindungan pipa dari kerusakan

Perlindungan pipa dari kerusakan, penting diperhatikan karena dapat mempengaruhi

kualitas air yang didistribusikan. Beberapa kerusakan yang dapat terjadi adalah

korositas, yang menyebabkan perkaratan, biasanya terjadi pada pipa besi. Hal ini

dapat diatasi dengan pemberian lapisan aspal atau cat untuk menahan karat.

4) Perancangan sistem plumbing yang baik

Perancangan sistem plumbing yang baik adalah dengan memperhatikan pemasangan

katup untuk pengeluaran udara, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan. Pipa

mendatar pada sistem pengaliran keatas sebaiknya dibuat agak miring keatas (searah

aliran), sedangkan pada sistem pengaliran ke bawah sekitar 1/300. Perpipaan yang

Page 7: Ppklh Sampling Perpipaan

tidak merata, misalnya melengkung, hendaknya dipasang katup pelepas udara.

Selain itu juga harus dihindarkan membaliknya arah aliran.

5) Perencanaan sistem pembuangan

Perencanaan sistem pembuangan untuk mencegah tersumbatnya pipa dan kerusakan

pipa akibat turbulensi aliran, maka kemiringan pipa dibuat sama atau lebih dari

diameter pipa. Kecepatan paling baik adalah dalam range 0,6 - 1,2 m/s.

Page 8: Ppklh Sampling Perpipaan

BAB III

METODOLOGI PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Praktikum Sampling Perpipaan dilaksanakan pada hari Senin, 6 April 2015 pada pukul

15.00 WITA – 16.00 WITA.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan

Pada praktikum Sampling Perpipaan, metode sampling pada air kran dilakukan di

samping Gedung Kesekretariatan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, metode

sampling air permukaan langsung dilakukan di selokan / drainase depan Fakultas

Teknik Universitas Mulawarman dan metode sampling air permukaan tidak langsung

dilakukan di danau depan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. buah botol sampel steril dengan volume > 100ml

2. Bunsen

3. Korek Api

4. Batu (pemberat)

5. Kamera

6. Alat Tulis

3.2.2 Bahan

1. Air sampel

2. Alumunium foil

3. Kapas

4. Kertas Label

Page 9: Ppklh Sampling Perpipaan

5. Tali rafia

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Sampling Air Kran

a. Dipilih kran-kran yang berhubungan langsung dengan dengan sambungan utama

b. Dipastikan bahwa kran dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran

c. Dilepaskan alat-alat tambahan pada kran

d. Dibuka kran dan dibiarkan air keluar selama 1 - 2 menit sebelum pengukuran dan

pengambilan sampel dilaksanakan

e. Ditutup kran dan dipanaskan/dibakar permukaannya secara menyeluruh, buka lagi

kran kira-kira 1 - 2 menit

f. Diambil sampel mikrobiologi dengan hati-hati, hindarkan dari kontaminasi, isilah

botol sampel (sudah disterilisasi) tanpa menyentuh permukaannya sebanyak ¾

bagian

g. Disterilkan mulut botol dengan pembakaran sebelum disumbat dengan kapas dan

ditutup dengan alumunium foil.

3.3.2 Sampling Air Permukaan Langsung

a. Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan

b. Dilepaskan tutup botol dan pegang botol steril pada bagian bawah botol dan

dimasukan botol pada air permukaan sedalam ±20 cm dengan posisi mulut botol

berlawanan dengan arah aliran

c. Dibuang isi botol sehingga terisi ¾ bagian saja

d. Disterilkan mulut botol dengan pembakaran

e. Ditutup botol steril dengan kapas dan alumunium foil

3.3.3 Sampling Air Permukaan Tidak Langsung

a. Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan dan diberi pemberat pada bagian

bawahnya

b. Dilepaskan tutup botol dan di turunkan tali perlahan-lahan

c. Dibuang isi botol sehingga terisi ¾ bagian saja

Page 10: Ppklh Sampling Perpipaan

d. Disterilkan mulut botol dengan pembakaran

e. Ditutup botol steril dengan kapas dan alumunium foil

Page 11: Ppklh Sampling Perpipaan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

REKAM DATA PENGAMBILAN

SAMPEL LINGKUNGAN

1. Nama Pengambilan Sampel : Pengambilan sampling perpipaan

2. Tanggal Pengambilan Sampel : 6 April 2015

3. Jam Pengambilan Sampel : a. 16.33 WITA (sampling kran)

b. 16.47 WITA (sampling air permukaan

langsung

c. 16.57 WITA (sampling air permukaan

tidak langsung)

4. Lokasi Pengambilan Sampel : a. Kran air utama Gedung Sekretariat

Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

(sampling pada kran)

b. Kolam di samping jogging track

(sampling air permukaan tidak langsung)

c. Kolam di depan Fakultas Teknik

(sampling air permukaan tidak langsung)

5. Uraian Sampel : Air kran dan air kolam

6. Tipe Sampel :

Gabungan Waktu Gabungan Tempat Sesaat

1) Interval waktu : ± 10 menit

2) Volume sub sampel : 75 ml

3) Total waktu yang dibutuhkan : ±1 jam

4) Sampel tidak diambil pada jam :

Page 12: Ppklh Sampling Perpipaan

7. Acuan Metode Pengambilan Sampel : a. Metode sampling pada kran,

b. Metode sampling air permukaan langsung,

c. Metode sampling air permukaan tidak

langsung

No.

Urut

Titik Pengambilan

SampelFoto Lokasi Pengambilan Sampel

1.

Pengambilan sampel

pada kran, dilakukan

pada kran Gedung

Sekretariat Fakultas

Teknik untuk teknik

pengambilan sampel air

kran

2.

Pengambilan sampel

pada kolam jogging

track samping Fakultas

Teknik, untuk teknik

pengambilan sampel air

permukaan langsung

3.

Pengambilan sampel

pada kolam depan

Fakultas Teknik untuk

teknik pengambilan

sampel air permukaan

tidak langsung

Page 13: Ppklh Sampling Perpipaan

Rincian kondisi lingkungan

selama pengambilan sampel yang

dapat mempengaruhi interpretasi

hasil pengujian:

1. Metode Sampling Kran

Kran yang digunakan berada

di samping Gedung

Sekretariat Fakultas Teknik.

Letak kran berada di samping

kantin yang ada di gedung

kesekretariatan Fakultas

Teknik. Kondisi kran sangat

baik. Kran berada tepat diatas

tanah dan disekeliling kran

terdapat cover crop dan tanah

lapang.

2. Metode Sampling Air Tidak

Langsung

Percobaan ini dilakukan di

kolam depan Fakultas Teknik.

Disekitar kolam juga terdapat

Asrama mahasiswa, lapangan

voli dan berhubungan

langsung dengan saluran

drainase.

3. Metode Sampling Air

Langsung

Kondisi lingkungan pada

sampling air permukaan

langsung berada di saluran

Hasil pengukuran parameter lapangan:

Page 14: Ppklh Sampling Perpipaan

drainase yang berhubungan

dengan jalur pembuangan air

Fakultas Teknik dan berada

pada jalan utama menuju

Fakultas Teknik, Universitas

Mulawarman.

4.2 Pembahasan

Metode sampling yang digunakan pada praktikum sampling perpipaan kali ini adalah

sampling kran, sampling permukaan air secara langsung dan sampling permukaan

secara tidak langsung. Sampling kran bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel

di aliran air yang melalui instrumen kran. Untuk skala perumahan atau rumah tangga

sampling ini menjadi poin penting, karena kita dapat mengetahui kualitas air yang ada

di suatu kawasan. Sampling secara langsung bertujuan jika kita mengambil sampel air

di sungai yang memiliki arus, dan lokasi sampling mudah untuk dijangkau sehingga

hasil yang didapat akurat. Sampling tidak langsung bertujuan jika kita mengambil

sampel di lokasi yang sulit untuk dijangkau misalnya di aliran sungai yang deras atau

sungai yang dilewati oleh jembatan sehingga kita melakukan pengambilan sampling

secara tidak langsung dari atas jembatan.

Pada praktikum ini, dilakukan pengambilan sampel air di lingkungan Fakultas Teknik

Universitas Mulawarman. Botol sampel yang digunakan harus disterilkan terlebih

dahulu dan tangan tidak boleh menyentuh bagian bibir botol, hal ini dilakukan agar

didapatkan bakteri yang murni ada di sampel air tersebut atau sampel air yang diambil

tidak terkontaminasi oleh bakteri yang dari lingkungan sekitar lokasi pengambilan

sampel. Hal ini juga sangat berpengaruh pada hasil pengamatan. Jika sampel air yang di

ambil terkontaminasi oleh bakteri lain, maka hasil atau data yang di dapatkan tidak akan

sesuai dan tidak akurat.

Pengambilan sampel yang pertama dilakukan di kran air yang berhubungan langsung

dengan sambungan utama. Sebelum digunakan kran dibersihkan terlebih dahulu,

Page 15: Ppklh Sampling Perpipaan

kemudian alat-alat tambahan yang terdapat di kran seperti karet dilepaskan. Air

dibiarkan keluar selama 1 - 2 menit sebelum pengambilan sampel, agar bakteri atau

kotoran-kotoran yang terdapat di instrumen kran ikut terbuang bersama air. Kran

ditutup dan dipanaskan permukaannya secara menyeluruh dengan menggunakan

bunsen, ini dilakukan untuk sterilisasi instrumen kran. Kemudian kran dibuka lagi

selama 1 - 2 menit. Setelah itu dilakukan pengambilan sampel air, dimasukkan ke dalam

botol sebanyak ¾ bagian botol saja, sebagai ruang untuk oksigen agar bakteri yang ada

di air sampel tetap bisa hidup, dan analisa yang dilakukan di Laboratorium bisa

mendapatkan hasil yang akurat. Botol sampel yang telah terisi kembali disterilkan

dengan cara dipanaskan bagian mulut botol dengan menggunakan bunsen agar bakteri

yang lain tidak masuk sehingga menyebabkan kontaminasi. Botol sampel disumbat

dengan kapas dan ditutup dengan aluminium foil untuk disimpan sebelum dianalisa.

Pengambilan sampel yang kedua menggunakan sistem langsung, jadi botol sampel yang

telah disterilkan, tutup botolnya dilepas terlebih dahulu. Celupkan dengan memegang

bagian bawah botol dan bagian mulut botol menghadap ke permukaan air sedalam ± 20

cm dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah air, agar air yang ada di lokasi

dapat masuk dengan baik kedalam botol sampel. Dan botol sampel juga hanya diisi

sampai ¾ bagian botol saja, sebagai tempat untuk oksigen agar bakteri yang ada

didalam air tetap bisa hidup. Botol sampel yang telah terisi disterilkan dengan cara

dipanaskan bagian mulut botol dengan menggunakan bunsen. Botol sampel disumbat

dengan kapas dan ditutup dengan aluminium foil untuk disimpan sebelum dianalisa.

Pengambilan sampel yang ketiga menggunakan sistem tidak langsung. Botol yang telah

disterilkan diberi pemberat pada bagian bawahnya dan diberikan tali, agar botol sampel

bisa terendam didalam air, dan tali itu berfungsi sebagai pengontrolnya sama seperti

pada timba di sumur. Dilepaskan tutup botol dan diturunkan tali perlahan-lahan. Setelah

botol sampel terisi, kemudian diangkat dan dibuang isinya sampai ¾ bagian botol saja

sebagai tempat untuk oksigen. Botol sampel disterilkan dengan memanaskan mulut

botol dengan bunsen agar tidak ada bakteri lain yang masuk sehingga menyebabkan

kontaminasi.

Page 16: Ppklh Sampling Perpipaan

Faktor yang mempengaruhi kualitas air sampel adalahadalahkesterilan alat dan bahan

yang digunakan. Kesterilan alat dan bahan yang digunakan sangat penting pada

pelaksanaannya, guna untuk menghindari terjadinya kontaminasi air sampel dengan

mikroba lainnya.

Kendala yang dihadapi selama praktikum adalah pertama pada saat melakukan

sterilisasi botol sampel, ujung mulut botol terlalu jauh dengan api bunsen, sehingga

sterilisasi tidak efektif. Kedua saat melakukan pengambilan sampel tidak langsung,

mengalami kesulitan pada botol sampel yang susah masuk ke dalam air kolam, karena

pemberat yang diikatkan di botol sampel tidak diletakkan di bawah botol sampel

sehingga pengambilan sampel dilakukan berulang - ulang, hal tersebut juga

mengakibatkan botol sampel cepat terkontaminasi dengan udara luar, karena air tidak

cepat masuk ke dalam botol sampel. Ketiga pengambilan sampel air kurang memadai

untuk dilakukan pengukuran air permukaan langsung karena yang dibutuhkan adalah

badan air yang memiliki arus namun saat pengambilan sampel arus tidak terlalu terlihat.

Page 17: Ppklh Sampling Perpipaan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Terdapat tiga macam teknik pengambilan sampel, yaitu pengambilan air dari kran,

teknik pengambilan air permukaan secara langsung, dan teknik pengambilan air

permukaan secara tidak langsung.

2. Faktor yang mempengaruhi pengambilan sampel adalahkesterilan alat dan bahan

yang digunakan. Kesterilan alat dan bahan yang digunakan sangat penting pada

pelaksanaannya, gunanya untuk menghindari terjadinya kontaminasi air sampel

dengan mikroba lainnya.

3. Jenis-jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut:

a. Sampel sesaat (Grab Sample)

Yaitu sampel yang diambil secara langsung dari bahan air yang sedang dipantau.

Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan

sampel.

b. Sampel Komposit (Composite Sample)

Yaitu sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel

komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan

menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu

dan sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel secara otomatis

hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas

air secara terus-menerus.

c. Sampel gabungan tempat (Integrated Sample)

Yaitu sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat,

dengan volume yang sama.

5.2 Saran

Untuk melengkapi praktikum ini lebih baik jika semua alat mulai dari sterilisasi hingga

analisis mikrobiologi ada, agar praktikan lebih menguasai materi praktikum kali ini.

Page 18: Ppklh Sampling Perpipaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Adam, Syamsunir. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk

Perawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. USU Digital Library: Medan.

3. Sutrisno, Totok. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Gramedia: Jakarta