ppka kel.9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

task

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangIndonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup besar sebagai modal dasar pembangunan dan perkembangan kebudayaan dan kepariwisataan. Modal dasar tersebut, apabila dikelola dan direncanakan dengan baik dan terarah akan mempunyai peranan yang besar dalam menunjang pencapaian tujuan nasional, yakni meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas, dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan objek dan daya tarik wisata serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa (Putra, 2006).Pariwisata yang terdapat di Indonesia memiliki keragaman baik dari wisata alam ataupun wisata non alam. Wisata alam yang saat ini sedang berkembang adalah konsep wisata dengan penambahan edukasi pertanian yang disebut dengan konsep wisata agro. Pengembangan konsep agrowisata atau wisata agro sesuai dengan keadaan iklim dan cuaca serta kekayaan SDA yang terdapat diindonesia. Utama (2011) mengatakan bahwa, agrowisata merupakan bagian dari desa wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata. Tujuan agrowisata adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, pendapatan petani dapat meningkat bersamaan dengan upaya melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Agritourism didefinisakan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu areal perkebunan atau tamanKonsep agrowisata inilah yang menjadi salah satu landasan yang digunakan untuk mengelola sektor pariwisata di dusun Grogol, desa Margodadi Kecamatan Sleman. Dusun Grogol juga terdapat wisata budaya maupun wisata kearifan lokal seperti tempat petilasan sunan Kalijaga, wisata budaya kesenian wayang, pembuatan tembikar dan budaya genduri. Pengelolaan wisata di desa Grogol menggabungkan semua potensi yang dimiliki dan dikemas ke dalam paket wisata yang dapat menarik minat wisatawan.

Tujuan Praktek LapanganTujuan dari praktikum Pengembangan Pedesaan dan Kawasan Agrowisata ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengelolaan kawasan agrowisata dan membandingkannya dengan teori. Kedepannya diharapkan mahasiswa dapat ikul andil bagian dalam membangun agrowisata dengan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh tersebut.

Metode Praktek LapanganMetode yang digunakan selama praktikum adalah survey ke daerah wisata Grogol tersebut, kemudian mengidentifikasi permasalahan yang meliputi keunggulan dan kelemahan yang dimiliki. Selain itu juga diadakan diskusi dengan pengelola beserta dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Pedesaan dan Kasawan Agrowisata dan para asisten pendamping, sehingga di dapatkan informasi yang lebih lengkap dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh pengelola. Melalui kegiatan diskusi diharapkan dapat saling memberi masukan demi membangun tempat wisata yang lebih baik.

BAB IIKEADAAN UMUM WILAYAH DESA WISATA

LokasiPraktikum kali ini dilaksanakan di Desa Wisata Grogol. Alamat Desa Wisata Grogol yaitu Desa Margodadi, Kecamatan Seyegen, Kabupaten Sleman. Batas utara lokasi yaitu Dusun Kadipro, batas selatan Desa Klinyo, batas timur Dusun Barak dan batas barat Jalan Godean-Tempel. Lokasi sangat menentukan terkait dengan aset alam yang tersedia di desa wisata.Salah satu daya tarik orang mau berkunjung ke desa wisata terkait dengan bendabenda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural amenities). Natural amenities yang termasuk kelompok ini adalah iklim, bentuk tanah dan pemandangannya, hutan belukar, flora dan fauna, serta pusat-pusat kesehatan. Iklim, misalnya cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kering, panas, hujan, dan sebagainya. Bentuk tanah dan pemandangannya, tanah yang datar, lembah pegunungan, danau, sungai, pantai, air terjun, gunung merapi, dan pemandangan yang menarik. Hutan belukar, misalnya hutan yang luas, banyak pohonpohonan. Flora dan fauna, seperti tanaman yang langka, burungburung, ikan, binatang buas, cagar alam, daerah perburuan, dan sebagainya. Pusatpusat kesehatan, misalnya sumber air mineral, mandi lumpur, sumber air panas, dimana kesemuanya itu diharapkan dapat menyembuhkan macammacam penyakit (Putra, 2006). Berdasarkan lokasi Desa Wisata Grogol natural amenities yang dimiliki yaitu pemandangan hijau lahan pertanian, cuaca cerah dan udara sejuk meskipun berada di dataran rendah, sungai serta sumber mata air yang selalu mengalir, dan bukit yang berada dipinggir desa.

SejarahDesa Wisata Grogol sat ini diketuai oleh Pak Ageng. Awal berdirinya di tahun 2000 Desa Wisata Grogol merupakan desa wisata budaya. Konsep desa wisata budaya yang diterapakan kurang dapat menarik antusias wisatawan, sehingga wisatawan kurang. Kondisi tersebut menimbulkan inisiatif kelompok Desa Wisata Grogol untuk membuat lapangan outbound pada tahun 2010. Lahan outbound yang ditempati saat ini merupakan pinjaman kas desa, luas lahan 500 m2. Perkembangan Desa Wisata Grogol sampai saat ini masih mencapai 50% dari yang direncanakan sehingga pembangunan akan terus dilakukan. Tujuan dari Desa Wisata Grogol memperkenalkan budaya tradisional jawa.Antara ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsif yang sama. Prinsip-prinsip tersebut, menurut Wood, 2000 (dalam Pitana, 2002) adalah sebagai berikut 1) menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata, 2) memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian, 3) menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian, 4) mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, manejemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi, 5) memberi penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut, 6) memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan, 7) mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi, 8) berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal, 9) mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya. Menurut Utama (2011), lima unsur yang harus dipenuhi dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada seperti Attractions, Facilities, Infrastructure, Transportation, dan Hospitality. Attractions dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi yang dimaksud adalah, hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pertanian tersebut. Facilities, fasilitas yang diperlukan mungkin penambahan sarana umum, telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar. Infrastructure, infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk Sistem pengairan, Jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, system pembuangan kotoran/pembungan air, jalan raya dan system keamanan. Transportation, transportasi umum, Bis-Terminal, system keamanan penumpang, system Informasi perjalanan, tenaga Kerja, kepastian tariff, peta kota/objek wisata. Hospitality, keramah-tamahan masyarakat akan menjadi cerminan keberhasilan sebuah system pariwisata yang baik. Pengelolaan Desa Wisata Grogol sudah menerapkan prinsip-prinsip agrowisata. Prinsip yang telah diterapkan seperti memberdayakan masyarakat Desa Grogol sendiri, mengembangkan aset wisata dengan tetap memperhatikan kelestarian alam, serta memberikan pengetahuan budaya kepada wisatawan. Unsur kawasan wisata yang harus terpenuhi seperti Attractions, Facilities, Infrastructure, Transportation, dan Hospitality belum terpenuhi sepenuhnya karena fasilitas peta lingkungan besar belum tersedia, dan tempat parkir juga berada didekat makam.Aset yang DimilikiDesa Wisata Grogol menawarkan potensi alam dan budaya yang menarik bagi wisatawan. Aset fisik yang dimiliki Desa Wisata Grogol yaitu lokasi outbound, bukit ngampon, petilasan Sunan Kalijaga, pembuatan genteng dan pembuatan gerabah. Aset sosial yang dimiliki Desa Wisata Grogol yaitu seperti pembuatan wayang, batik, gamelan, dan tatah sungging. Budaya jawa seperti kenduren, idak siten, seni karawitan, wayang, keroncong, dan ketoprak juga masih dipertahankan juga termasuk aset sosial. Aset-aset tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Menurut Pitana (2005) aset desa wisata dapat dibedakan menjadi aset fisik dan aset sosial. Aset fisik kawasan adalah objek-objek wisata yang ada. Aset sosial adalah segala sesuatu yang termasuk kedalam kebudayaan, kesenian, dan kepercayaan.Bukit ngampon merupakan bukit yang berada dipinggir desa, masih dekat dengan rumah warga. Bukit ini dikunjungi oleh wisatawan yang akan melakukan kegiatan alam, biasanya mahasiswa pecinta alam yang lebih sering berkunjung ke bukit ini. Bukit ngampon merupakan objek wisata di desa grogol yang harus dijaga kelestariannya untuk mempertahankan flora dan fauna asli desa grogol.Pembuatan genteng dan gerabah merupakan kegiatan yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat desa grogol, bahkan sejak jaman penjajahan jepang. Tanah yang digunakan untuk pembuatan genteng dan gerabah berasal dari bukit ngampon. Pembuatan genteng saat ini sudah menggunakan teknologi untuk menyetak genteng. Pembuatan gerabah di desa grogol terdapat di tiga lokasi yang semua berada dirumah warga. Pembakaran gerabah hanya sesuai kebutuhan dan pesanan, tidak ada target dan alokasi waktu khusus untuk pembuatan.Petilasan Sunan Kalijaga merupakan bangunan yang didalamnya terdapat gundukan tanah yang diyakini berasal dari rambut dan kuku Sunan Kalijaga sehingga banyak peziarah yang datang. Aset ini dapat menjadi objek wisata regili dari Desa Wisata Grogol. Wisatawan yang mengunjungi Petilasan Sunan Kalijaga biasanya berdoa untuk meminta kesuksesan dan kepercayaan. Gundukan tanah yang terdapat pada petilasan juga dipercaya dapat berubah dengan sendirinyaFasilitas outbound yang dimiliki yaitu river tubing, terdapat juga permainan air, kolam renang untuk anak-anak, dan juga permainan panjat jaring. Desa Wisata Grogol juga mempunyai fasilitas outbound pertanian. Wisatawan dapat melakukan kegiatan bertani disawah seperti membajak dan menanam padi. Pemandian alam juga merupakan aset Desa Wisata Grogol dengan sumber air yanng tidak pernah berhanti mengalir, pada tahun 2012 telah dilengkapi juga dengan kolam renang anak.Aset lain yang dimiliki yaitu homestay, sehingga memungkinkan wisatawan bisa menginap dirumah-rumah penduduk dan menikmati kuliner tradisional seperti sayur lodeh, mangut lele, iwak kali, cetil, carang gesing, dan grontol. Disbudpar-WWF Indonesia mengemukakan homestay bisa mencakup berbagai jenis akomodasi dari penginapan sederhana yang dikelola secara langsung oleh keluarga sampai dengan menginap di rumah keluarga setempat. Homestay memungkinkan pemilik rumah dapat merasakan secara langsung manfaat ekonomi dan kunjungan turis, dan distribusi manfaat di masyarakat lebih terjamin.Aset lain seperti pembuatan wayang, batik, gamelan, dan tatah sungging memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk belajar membuat berbagai kesenian tersebut. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan karena wisatawan akan mendapat pengalaman edukasi. Budaya jawa seperti kenduren, idak siten, seni karawitan, wayang, keroncong, dan ketoprak merupakan aset yang menjadi ciri khas budaya desa grogol.

Analisis Lingkungan InternalKekuatan. Kekuatan Desa Wisata Grogol dapat dilihat dari aspek potensi dan aset yang dimiliki. Kekuatan yang dimiliki yaitu lokasi desa wisata berada di Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu pintu masuk utama Provinsi Yogyakarta. Budaya tradisional jawa masih dipertahankan. Suasana desa yang masih asri dengan lahan pertanian yang masih luas. Potensi lahan yang masih dapat dikembangkan sebagai tempat wisata. Manajemen desa wisata dikelola oleh masyarakat desa sendiri. Juara harapan 1 lomba desa wisata DIY tahun 2014. Generasi muda yang ada desa sangat banyak dan bisa dididik untuk mengelola desa wisata. Desa Wisata Grogol mempunyai aset alam Bukit Ngampon yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta wisata alam.Lokasi desa wisata berada di Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu pintu masuk utama Provinsi Yogyakarta. Kondisi ini tentunya akan menjadikan Desa Wisata Grogol lebih cepat diakses oleh wisatawan luar Yogyakarta yang datang dari arah barat. Wisatawan juga dipermudah dengan keadaan jalan menuju Desa Wisata yang memang sudah baik.Budaya tradisional jawa masih dipertahankan seperti kenduren, idak siten, seni karawitan, wayang, keroncong, dan ketoprak serta suasana desa yang masih asri dengan lahan pertanian yang masih luas akan menjadi daya tarik lebih bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan yang berasal dari kota. Wisatawan akan mendapatkan pengalaman yang tidak mereka temukan pada kegiatan sehari-harinya. Wisatawan juga akan mendapatkan pengetahuan dengan berwisata budaya.Manajemen desa wisata dikelola oleh masyarakat desa sendiri, tentunya masyarakat desa akan sangat memperhatikan apa hal yang sesuai dan tidak sesuai bagi desa mereka, sehingga masyarakat desa dapat menjadi filtrasi bagi desa mereka sendiri. Keuntungan yang didapat akan langsung termanfaatkan oleh masyarakat desa. Eksplotasi sumber daya alam di desa juga tidak akan terjadi karena masyarakat desa tentunya akan tetap memperhatikan kelestarian desa mereka.Desa Wisata Grogol memperoleh Juara Harapan 1 lomba desa wisata DIY tahun 2014. Hal ini akan menjadi penilaian positif pada wisatawan yang akan datang dan memberikan prestise lebih bagi desa. Bargaining position Desa Wisata Grogol terhadap para pesaingnya juga akan lebih kuat.Desa Wisata Grogol mempunyai aset alam Bukit Ngampon, menjadi daya tarik bagi pecinta wisata alam. Adanya Bukit Ngampon membuktikan Desa Wisata Grogol masih mempunyai flora dan fauna asli desa. Pengemasan paket wisata untuk Bukit Ngampon juga masih sangat bisa dikembangkan.Kelemahan. Kelemahan Desa Wisata Grogol yaitu kondisi perumahan warga yang kurang bersih dan rapi sehingga wisatawan dapat mersa kurang nyaman jika berjalan-jalan dilingkungan warga. Kualitas sumber daya manusia yang belum maksimal untuk mengelola desa wisata. Pengelolaan Bukit Ngampon yang belum maksimal. Beberapa warga tidak setuju dengan adanya desa wisata. Fasilitas yang tersedia belum lengkap, seperti belum adanya petunjuk tempat-tempat wisata, belum ada peta lingkungan besar, dan tempat parkir yang tidak relevan karena berada di dekat makam.Kelemahan yang lain yaitu belum ada promosi besar-besaran karena standar sumber daya manusia dan kualitas belum terpenuhi. Pengelola yang bekerja hanya menjadikan mengurus desa wisata sebagai pekerjaan sampingan, sehingga fokus pengelola sebenarnya masih kurang dengan kemajuan desa wisata. Pekerjaan akan menjadi optimal ketika seseorang menjadikan pekerjaannya sebagai way of life.

Analisis Lingkungan EksternalPeluang. Peluang yang dapat diambil oleh Desa Wisata Grogol yaitu provinsi Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang mampu menarik banyak wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Kehidupan masyarakat kota akan selalu banyak rutinas dengan kondisi kota yang padat pula, sehingga masyarakat kota akan selalu membutuhkan tempat untuk berlibur atau refreshing. Gerakan cinta produk Indonesia dan Go Green saat ini juga sedang gencar-gencarnya dilakukan, sehingga edukasi mengenai budaya tardisional dan produk lokal saat ini banyak diminati. Masyarakat dengan usia lanjut sangat gemar dengan segala hal yang berkaitan dengan unsur tradisional.Tantangan. Tantangan yang dihadapi oleh Desa Wisata Grogol yaitu kondisi pariwisata alam di Yogyakarta saat ini sangat berkembang pesat terutama daerah Gunung Kidul sehingga akan banyak persaingan. Generasi muda kebanyakan saat ini lebih tertarik pada gaya hidup yang modern. Generasi muda saat sangat konsumtif terhadap kemajuan teknologi dan kurang peduli terhadap budaya tradisional.

Formula StrategiStrategi antara kekuatan dan peluang. Strategi yang dapat dikembangkan berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki yaitu menyediakan paket wisata sesuai dengan usia dan keinginan wisatawan. Wisatawan akan menjadi lebih puas jika mendapatkan apa yang menjadi tujuan mereka berkunjung ke desa. Pastinya akan menjadi hal yang berbeda ketika wisatawan merupakan remaja, orang tua, dan anak-anak. Hal yang berbeda pula antara wisatawan yang berasal dari kota dengan wisatawan yang sehari-hari sudah terbiasa dengan kegiatan pertanian.Kegiatan budaya tradisional dibuat dengan jadwal terstruktur. Pementasan wayang, tari tradisional, serta budaya jawa yang lain masing-masing diberikan jadwal tersendiri sehingga wisatawan akan lebih terarah untuk kunjungannya. Pengembangan kualitas generasi muda desa juga perlu dilakukan sehingga mampu mengelola desa wisata kedepan secara lebih baik. Pengembangan dapat dilakukan seperti dengan memberikan pelatihan bahasa asing tidak hanya bahasa inggris dan pelatihan sebagai seorang pemandu.Strategi antara kelemahan dan peluang. Strategi yang dapat dikembangkan berdasarkan kelemahan dan peluang yang dimiliki yaitu peningkatan kesadaran masyarakat terhadap desa wisata dan kebersihan desa melalui gotong royong. Strategi tersebut akan menimbulkan rasa memiliki desa bersama antar masyarakat desa, sehingga mereka akan menyadari bahwa pengembangan desa wisata adalah demi kesejahteraan bersama, tidak hanya individu yang mengelola. Jika desa wisata berkembang akan menjadi kebanggaan bersama bagi masyarakat desa grogol.Strategi antara kekuatan dan tantangan. Pengelolaan Bukit Ngampon dengan menyatukan antara konsep wisata budaya dan wisata alam, sehingga wisatawan tidak hanya mendapat pengalaman dari wisata alam saja. Strategi lain yang dapat dilakukan yaitu memperluas arena outbound. Lahan yang dimiliki masih sangat luas untuk dikembangkan. Pengembangan juga harus tetap memperhatikan lingkungan sehingga akan terwujud keberlanjutan dan tidak terjadi eksploitasi sumber daya alam.Strategi antara kelemahan dan tantangan. Strategi yang dapat dilakukan yaitu memperluas media promosi dengan mengunggulkan potensi serta aset yang dimiliki. Media promosi dapat berupa pamflet, website, poster, serta iklan di radio. Media promosi juga berperan untuk memperbaru segala informasi terkait Desa Wisata Grogol. Pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung desa wisata seperti penunjuk arah dan perbaikan aset serta lingkungan.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil praktikum yaitu Pengelolaan Desa Wisata Grogol sudah menerapkan prinsip-prinsip agrowisata. Unsur kawasan wisata terkait fasilitas belum terpenuhi. Pekerjaan sebagai pengelola desa wisata masih menjadi pekarjaan sampingan. Perkembangan Desa Wisata Grogol saat ini masih mencapai 50% dari yang direncanakan. SaranSumber daya manusia di Desa Wisata Grogol perlu lebih dikembangankan sehingga pengelolaan Desa Wisata Grogol bisa lebih baik. Kebersihan lingkungan perumahan warga juga harus ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat. 2009Pitana, IG. 2005. Materi perkuliahan dasar-dasar filsafat pariwisata. Universitas Udayana. DenpasarPutra, Agus Muriawan. 2006. Konsep Desa Wisata. Universitas Udayana. Denpasar.Utama, Brai. 2011. Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Dhyana Pura. Bali

LAMPIRAN

Analisis SWOTEksternal

InternalOpportunity (O)1. provinsi Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang mampu menarik banyak wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara.2. Kehidupan masyarakat kota akan selalu banyak rutinas dengan kondisi kota yang padat.3. Gerakan cinta produk Indonesia dan Go Green saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan4. Masyarakat dengan usia lanjut sangat gemar dengan segala hal yang berkaitan dengan unsur tradisional. Threats (T)1. Kondisi pariwisata alam di Yogyakarta saat ini sangat berkembang pesat terutama daerah Gunung Kidul sehingga akan banyak persaingan.2. Generasi muda kebanyakan saat ini lebih tertarik pada gaya hidup yang modern.

Strength (S)1. lokasi desa wisata berada di Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu pintu masuk utama Provinsi Yogyakarta.2. Budaya tradisional jawa masih dipertahankan.3. Suasana desa yang masih asri dengan lahan pertanian yang masih luas.4. Potensi lahan yang masih dapat dikembangkan sebagai tempat wisata.5. Manajemen desa wisata dikelola oleh masyarakat desa sendiri.6. Juara harapan 1 lomba desa wisata DIY tahun 2014.7. Generasi muda yang ada desa sangat banyak dan bisa dididik untuk mengelola desa wisata.8. Desa Wisata Grogol mempunyai aset alam Bukit Ngampon yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta wisata alam.a. Strategi SOStrategi yang dapat dikembangkan berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki yaitu menyediakan paket wisata sesuai dengan usia dan keinginan wisatawan. Kegiatan budaya tradisional dibuat dengan jadwal terstruktur. Pengembangan kualitas generasi muda desa sehingga mampu mengelola desa wisata kedepan secara lebih baik.b. Strategi STPengelolaan Bukit Ngampon dengan menyatukan antara konsep wisata budaya dan wisata alam, sehingga wisatawan tidak hanya mendapat pengalaman dari wisata alam saja. Strategi lain yang dapat dilakukan yaitu memperluas arena outbound.

Weakness (W)1. kondisi perumahan warga yang kurang bersih dan rapi.2. Kualitas sumber daya manusia yang belum maksimal untuk mengelola desa wisata.3. Pengelolaan Bukit Ngampon yang belum maksimal.4. Beberapa warga tidak setuju dengan adanya desa wisata.5. Fasilitas yang tersedia belum lengkap, seperti belum adanya petunjuk tempat-tempat wisata, belum ada peta lingkungan besar, dan tempat parkir yang tidak relevan karena berada di dekat makam.6. Kelemahan yang lain yaitu belum ada promosi besar-besaran karena standar sumber daya manusia dan kualitas belum terpenuhi.7. Pengelola yang bekerja hanya menjadikan mengurus desa wisata sebagai pekerjaan sampingan.c. Strategi WOpeningkatan kesadaran masyarakat terhadap desa wisata dan kebersihan desa melalui gotong royong.d. Strategi WTmemperluas media promosi dengan mengunggulkan potensi serta aset yang dimiliki. Pembanguan fasilitas-fasilitas pendukung desa wisata seperti penunjuk arah dan perbaikan aset serta lingkungan.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. GerabahGambar 2. Alat pembuatan gerabah

Gambar 3. Pembuatan wayang kulitGambar 4. Wayang kulit

Gambar 5. gamelanGambar 6. Rest area

Gambar 7. PersawahanGambar 8. Tungku pembakaran

12