PPH PASAL 25

7/16/2019 PPH PASAL 25

http://slidepdf.com/reader/full/pph-pasal-25-5634fac053bd1 1/30

PAJAK PENGHASILAN Psl 25

RAN PAJAK YANG DIBAYAR SEND

DALAM TAHUN BERJALAN.

7/16/2019 PPH PASAL 25


I. PENGERTIAN :PAJAK PENGHASILAN Psl 25, ADALAH

PAJAK YG DIBAYAR SENDIRI OLEH WP SELAMA

TAHUN BERJALAN, YG MERUPAKAN ANGSURANDARI PAJAK YG AKAN TERUTANG UNTUK

SATU TAHUN PAJAK/BAGIAN TAHUN PAJAK,

SESUAI DG PRINSIP “ PAY AS YOUR EARN “

II. DASAR HUKUM :

1. Psl 25 UU No. 7 TAHUN 1983, SEBAGAIMANA

TELAH DIRUBAH DENGAN UU No. 36 TH 2008.

2. PP No. 183 TAHUN 2000, TGL 21-12-2000.

PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK/

PELUNASAN PPh DALAM TAHUN BERJALAN.

3. KEP. MK.522/KMK.04/2000, TGL 14-12-2000.

4. KEP DJP – 547/PJ.2000, TGL 29-12-2000.

5. KEP DJP.537/PJ.2000, TGL 29-12-2000.

7/16/2019 PPH PASAL 25


A. U M U M.

RUMUS UMUM :

PAJAK TERUTANG MENURUT SPT TAHUNAN YG LALU DIKURANGI DENGAN:

- PEMOTONGAN ( PPh Psl 21, Psl 23, dan Psl 26 )

- PEMUNGUTAN ( PPh Psl 22 )

- PAJAK YANG DIBAYAR/DIPUNGUT DI LN ( PPh Psl 24 )

HASILNYA

DIBAGI 12, ATAU MASA PAJAK

KECUALI WP MENDAPATKAN SKP TAHUN PAJAK YANG LALU YANG

JUMLAH PAJAK TERUTANGNYA LEBIH BESAR DARI JUMLAH

PAJAK MENURUT SPT TAHUNAN.

KECUALI

YANG FINAL

7/16/2019 PPH PASAL 25


G TAHUN 2009 BESARNYA Rp 150.000.000. PEMOTONGAN D

NG DIBAYAR DI LUAR NEGERI TAHUN 2009 ADALAH :ERJUMLAH Rp 15.000.000.

ESARNYA Rp 22.000.000.

UMLAHNYA Rp 16.000.000.

ANG DAPAT DIKREDITKAN ) Rp 7.000.000.

Rp 60.000.000.IBAYAR SENDIRI ( Rp 150.000.000. – Rp 60.000.000. ) Rp 90.00

N PPh Psl 25 TAHUN 2010 SETIAP BULAN ADALAH :

000.000. = Rp 7.500.000.

EBESAR Rp 150.000.000. MENYANGKUT PENGHASILAN SEL

A ANGSURAN PPh Psl 25 TAHUN 2010 NYA ADALAH :

0.000. = Rp 10.000.000.

7/16/2019 PPH PASAL 25


SKP SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN ANGSURAN PPh Psl 25.

APABILA DITERBITKAN SKP UNTUK TAHUN PAJAK (SEBELUM

TAHUN SPT) YANG MENGHASILKAN ANGSURAN PPh Psl 25LEBIH BESAR DARI PADA ANGSURAN BERDASARKAN SPT PPh

TERSEBUT, MAKA ANGSURAN PPh Psl 25 DIHITUNG BERDASAR

KAN SKP TERSEBUT TERHITUNG BULAN BERIKUTNYA SETELAH

BULAN DITERBITKANNYA SKP.CONTOH :

BERDASARKAN SPT PPh TAHUN PAJAK 2009, YANG DISAMPAI

KAN MARET 2010, PERHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PPh

Psl 25 YANG HARUS DIBAYAR SEBESAR Rp 1.500.000.

DALAM BULAN JUNI 2010 DITERBITKAN SKP TAHUN PAJAK

2009 YANG MENGHASILKAN BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25

SETIAP BULAN SEBESAR Rp 2.000.000. MAKA ANGSURAN

PPh Psl 25 TAHUN 2010 BESARNYA MENJADI Rp 2.000.000.

YANG MULAI BERLAKU BULAN JULI 2010.

7/16/2019 PPH PASAL 25


B. PERHITUNGAN ANGSURAN PPh Psl 25 DALAM HAL-HAL TERTENTU :

DASAR HUKUM : Psl 25 AYAT ( 6 ) UU No. 36 TAHUN 2008. ( PPh ).

HAL – HAL TERTENTU APABILA :

1. WAJIB PAJAK BERHAK ATAS KOMPENSASI KERUGIAN.

2. WAJIB PAJAK MEMPEROLEH PENGHASILAN TIDAK TERATUR.3. SPT TAHUNAN PPh TAHUN YANG LALU DISAMPAIKAN MELEWATI

BATAS WAKTU.

4. WP DIBERIKAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN.5. WP MEMBETULKAN SENDIRI SPT TAHUNAN YANG MENYEBABKAN

ANGSURAN BULANAN MENJADI LEBIH BESAR DARI SEMULA

( SEBELUM PEMBETULAN )

6. TERJADI PERUBAHAN KEADAAN USAHA WAJIB PAJAK.

7/16/2019 PPH PASAL 25


AK YANG BERHAK KOMPENSASI KERUGIAN .

ANNYA :

AT KOMPENSASI KERUGIAN YANG BELUM HABIS DIKOMPENNG ATAS DASAR PENGHASILAN NETO DIKURANGI DENGAN J

G BELUM DIKOMPENSASI TERSEBUT.

ERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN BERAKHIR ADALAH P

GHASILAN NETO TANPA MEMPERHATIKAN KERUGIAN YANG

NETO PT. PQR TAHUN 2009 Rp 120.000.000.

TAHUN SEBELUMNYA YG MASIH DAPAT DIKOMPENSASIKAN

N YANG BELUM DIKOMPENSASIKAN Rp 30.000.000.

ANGSURAN PPh Psl 25 TAHUN 2010 ADALAH :G DIPAKAI SBG DASAR PERHITUNGAN Rp 120 juta –Rp 30 juta

NG :

.000.000. = Rp 25.200.000.

7/16/2019 PPH PASAL 25


2009 TIDAK ADA PEMOTONGAN /PEMUNGUTAN SERTA PAJAK

I , MAKA BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25 TAHUN 2010 ADAL

200.000. = Rp 2.100.000.

PT TAHUNAN PPh TAHUN PAJAK 2009 PT. LONTAR DISAMPAIK

ITUNGAN SEBAGAI BERIKUT :

LAN NETO Rp 500.000.000.FISKAL TAHUN PAJAK 2008 Rp 600.000.000.

IAN FISKAL TAHUN 2008 YG BELUM DIKOMPENSASIKAN RP 10

AN KENA PAJAK TAHUN 2009 ADALAH NIHIL

ANG ADALAH NIHIL

23, dan 24 ( YANG DAPAT DIKREDITKAN ) BERJUMLAH Rp 16.0

h Psl 25 BULAN DESEMBER 2009 NIHIL, KARENA TAHUN 2008

KAL YANG BELUM HABIS DIKOMPENSASIKAN PADA TAHUN 20

Ph Psl 25 TAHUN 2010 ADALAH :

JANUARI DAN PEBRUARI ADALAH NIHIL.

7/16/2019 PPH PASAL 25


sl 25 BULAN MARET s/d DESEMBER 2010 DIHITUNG SEBAGAI

N NETO TAHUN 2009 Rp 500.000.000.

KAL TAHUN 2008 YANG BELUM HABIS Rp 100.000.000.N KENA PAJAK Rp 400.000.000.

G :

00.000.000. = Rp 112.000.000.

3 dan 24 Rp 16.000.000.

IBAYAR SENDIRI Rp

AN PPh Psl 25 UNTUK BULAN MARET s/d DESEMBER 2010 S

6.000.000. = Rp 8.000.000. / BULAN.

SPT TAHUNAN PPh TAHUN PAJAK 2009 FIRMA ANGIN PUYUH

T 2010 DENGAN PERHITUNGAN SEBAGAI BERIKUT :

7/16/2019 PPH PASAL 25


PENGHASILAN NETO Rp 500.000.000.

• KERUGIAN FISKAL TAHUN PAJAK 2004 YG BELUM DIKOMPENSASIKAN Rp 600.000.000.

• PENGHASILAN KENA PAJAK 2009 NIHIL

• PPh TERUTANG NIHIL

• PPh Psl 22, 23, dan 24 YG DAPAT DIKREDITKAN Rp 20.000.000.

2. ANGSURAN PPh Psl 25 BULAN DESEMBER 2009 BESARNYA ADALAH NIHIL, KARENA KERU

GIAN YANG DIDERITA 2004 BELUM HABIS DIKOMPENSASIKAN SAMPAI DENGAN 2009.

ANGSURAN PPh Psl 25 TAHUN 2010 ADALAH :• UNTUK ANGSURAN PPh Psl 25 BULAN JANUARI DAN PEBRUARI 2010 NIHIL.

• UNTUK BULAN MARET s/d DESEMBER 2010 DIHITUNG SEBAGAI BERIKUT :

- PENGHASILAN NETO 2009, SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN Rp 500.000.000.

- PPh TERUTANG MENURUT TARIF, 28% x Rp 500.000.000. = Rp 140.000.000.

- PPh Psl 22, 23, dan 24 ( YANG DAPAT DIKREDITKAN ) Rp 20.000.000.- PPh YANG DIBAYAR SENDIRI Rp 120.000.000.

MAKA ANGSURAN PPh Psl 25 UNTUK BULAN MARET s/d DESEMBER 2010 ADALAH :

1/12 x Rp 120.000.000. = Rp 10.000.000.

CATATAN :

SISA KERUGIAN TAHUN PAJAK 2004 YG MASIH ADA TIDAK DAPAT LAGI DIKOMPENSASIKAN

DG PENGHASILAN NETO YG MENJADI DASAR PERHITUNGAN ANGSURAN Psl 25 TAHUN 2010.

7/16/2019 PPH PASAL 25


Ad 2). WP YANG MEMPEROLEH PENGHASILAN TAK TERATUR.

PENGHASILAN TIDAK TERATUR ADALAH :

“ PENGHASILAN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH SELAIN DARI

KEGIATAN USAHA, PEKERJAAN BEBAS, PEKERJAAN DAN/ATAUMODAL, MISALNYA KEUTUNGAN DARI PENJUALAN AKTIVA

PERUSAHAAN SEPERTI MESIN ATAU INVENTARIS.”

DALAM HAL WP MEMPEROLEH PENGHASILAN DISAMPING PENG

HASILAN TERATUR JUGA MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN TIDAK TERATUR, MAKA PENGHASILAN YANG MENJADI

DASAR PERHITUNGAN ANGSURAN PPh Psl 25 HANYA BERASAL

DARI PENGHASILAN TERATUR SAJA.

CONTOH :

1. SPT TAHUNAN PPh TAHUN PAJAK 2009 DISAMPAIKAN TGL

29 MARET 2010, DENGAN PERHITUNGAN Sbb :

- PENGHASILAN NETO TERATUR Rp 300.000.000.

- PENGHASILAN NETO TIDAK TERATUR Rp 200.000.000.

- PENGHASILAN KENA PAJAK Rp 500.000.000.

7/16/2019 PPH PASAL 25


PPh TERUTANG MENURUT TARIF , 28% x Rp 500. jt = Rp 140.000.000.-

PPh Psl 22, 23, dan 24 ( yg dapat dikreditkan ) Rp 18.000.000.

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI Rp 122.000.000.

2. ANGSURAN PPh Psl 25 BLN DESEMBER 2009, BESARNYA Rp 5.000.000.

BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25 TAHUN PAJAK 2010 :

- UNTUK BLN JANUARI DAN PEBRUARI 2010, ADALAH SAMA DENGAN

ANGSURAN PPh BULAN DESEMBER 2009, YAITU Rp 5.000.000./sebulan.- UNTUK BULAN MARET s/d DESEMBER 2010, DIHITUNG Sbb :

- PENGHASILAN NETO 2009 ( SELURUHNYA ) Rp 500.000.000.

- PENGHASILAN NETO TIDAK TERATUR Rp 200.000.000.

- PENGHASILAN KENA PAJAK SBG DASAR PERHITUNGAN Rp 300.000.000.

- PPh TERUTANG MENURUT TARIF, 28 % x Rp 300. juta.= Rp 84.000.000.

- PPh Psl 22, 23, dan 24 ( yang dapat dikreditkan) Rp 18.000.000.

- PPh yang dibayar sendiri Rp 66.000.000.

MAKA ANGSURAN PPh Psl 25 TAHUN PAJAK 2010, SETIAP BULAN

1/12 x Rp 66.000.000. = Rp 5.500.000. MARET s/d DESEMBER 2010.

7/16/2019 PPH PASAL 25


AN PPh TAHUN YANG LALU DISAMPAIKAN SETELAH LEWAT B

ENTUKAN .

ANNYA ADALAH :

BATAS WAKTU ( BULAN MARET ) SAMPAI DENGAN BULAN DISYBS, BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25 ADALAH SAMA DENG

JAK UNTUK BULAN TERAKHIR DARI TAHUN PAJAK YANG LAL

ENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN, BESARNYA DIHITUNG KEMBA

YG DIHITUNG MENURUT SPT TERSEBUT DIKURANGI DENGANGUTAN ( Psl 21, 22, 23, dan 24 ) DIBAGI 12 (DUA BELAS) ATA

NG BERSANGKUTAN.

WP BERHAK ATAS KOMPENSASI KERUGIAN ATAU WP MEMPE

TERATUR, MAKA BERLAKU KETENTUAN PERHITUNGAN PPh

MENURUT CONTOH-CONTOH TERDAHULU ( DIATAS ).

APAT KEKURANGAN SETOR SEBAGAI AKIBAT JUMLAH ANGS

RHITUNGAN SPT TAHUNAN LEBIH BESAR DARI PADA JUMLA

LAH DIBAYAR MAKA KEKURANGAN TSB DIKENAKAN BUNGA S

7/16/2019 PPH PASAL 25


CONTOH :

1. SPT TAHUNAN PPh WP OP TAHUN PAJAK 2009, DISAMPAIKAN

25 MEI 2010, DENGAN DATA Sbb :

- PENGHASILAN NETO Rp 500.000.000. - PPh TERUTANG Psl 17(5%, 15%, 25%) Rp 95.000.000.

- PPh Psl 22,23,dan 24 (yg dpt dikreditkan) Rp 11.000.000.

- PPh YG DIBAYAR SENDIRI Rp 84.000.000.

2. ANGSURAN PPh Psl 25 BLN DESEMBER 2009, Rp 6.000.000.ANGSURAN PPh Psl 25 TAHUN PAJAK 2010 ADALAH :

- UNTUK BLN JANUARI DAN PEBRUARI 2010, MASING-MASING

Rp 6.000.000./BULAN.

- UNTUK BLN MARET DAN APRIL 2010, MASING-MASING JUGA

SAMA BESARNYA DENGAN ANGSURAN BLN DESEMBER 2009

YAITU Rp 6.000.000./BULAN.

- SELANJUTNYA PADA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN YG

TERLAMBAT TSB DILAKUKAN PERHITUNGAN KEMBALI ANGSUR

AN PPh Psl 25 BERDASARKAN SPT TAHUNAN TERLAMBAT TSB:

7/16/2019 PPH PASAL 25


KENA PAJAK

MENURUT TARIF Psl 17 ( 5%, 15%, dan 30% )

3. dan 24 ( yang dapat dikreditkan ) R

YAR SENDIRIN PPh Psl 25 BULAN MARET s/d DESEMBER 2010, SEHARUS

.000.000. = Rp 7.000.000.

GSURAN PPh Psl 25 UNTUK BULAN MARET DAN APRIL 2010 T

G Rp 6.000.000./BULAN, MAKA KEKURANGAN MASING-MASINLAGI DAN TERUTANG BUNGA SEBESAR :

ARET 2010, SEBESAR 2% PERBULAN DIHITUNG SEJAK 16 A

AN TANGGAL PENYETORAN.

PRIL 2010 SEBESAR 2% SEBULAN, DIHITUNG SEJAK 16 MEI

YETORAN.

HITUNGAN ANGSURAN PPh Psl 25 BULAN MARET s/d DESEM

JUMLAH YANG LEBIH KECIL, MAKA KELEBIHAN SETORAN MA

RHITUNGKAN DENGAN SETORAN BULAN MEI 2010 DAN SETE

7/16/2019 PPH PASAL 25


Ad 4. WP MINTA PERMOHONAN PERPANJANGAN PENYAMPAIN SPT

CONTOH :

1. PERMOHONAN PERPANJANGAN WAKTU PENYAMPAIAN

SPT TAHUNAN PPh TAHUN PAJAK 2009, DISAMPAIKANPADA TGL 19 PEBRUARI 2010, DENGAN MENYAMPAIKAN

PERHITUNGAN SEMENTARA SEBAGAI BERIKUT :

- PENGHASILAN NETO/PKP Rp 400.000.000.

- PPh TERUTANG (TARIF Psl 17) 28%, Rp 112.000.000. - PPh Psl 22, 23, dan 24 Rp 18.000.000.

- PPh YANG DIBAYAR SENDIRI Rp 94.000.000.

ANGSURAN PPh Psl 25 = 1/12 x Rp 94.000.000. = Rp 7.833.333.

2. KEPADA WP DIBERIKAN IZIN PERPANJANGAN WAKTU PENYAM

PAIAN SPT TAHUNAN TAHUN PAJAK 2009 s/d TGL 30-6- 2010.

3. ANGSURAN PPh Psl 25 BULAN DESEMBER 2009 BESARNYA

Rp 6.500.000.

4. TERNYATA WP MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN TAHUN PAJAK

2009, TGL 5 -6- 2010, DG PERHITUNGAN SEBAGAI BERIKUT:

7/16/2019 PPH PASAL 25


NETO/PENGHASILAN KENA PAJAK

G MENURUT TARIP Psl 17 ( 28 % ) =

23, dan 24 ( yang dpt dikreditkan ) Rp

IBAYAR SENDIRI Rh Psl 25 TAHUN 2010 ADALAH :

N JANUARI DAN PEBRUARI 2010 BESARNYA Rp 6.500.000./BUL

MARET s/d MEI 2010 BESARNYA MASING-MASING MENURUT

TARA YAITU 1/12 x Rp 94.000.000. = Rp 7.833.333. /BULAN.BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25 BULAN MARET s/d DESEM

DASARKAN SPT TAHUNAN YANG DISAMPAIKAN PADA TGL 5 J

ILAN NETO/PKP Rp

NG MENURUT TARIP Psl 17 ( 10%, 15%, 30% ) R

22, 23, 24 ( yang dpt dikreditkan ) Rp 1

DIBAYAR SENDIRI Rp

RAN PPh Psl 25 BULAN MARET s/d DESEMBER 2010 SEHARU

50.000.000. = Rp 12.500.000. /BULAN.

A PPh Psl 25 BULAN MARET s/d MEI 2010 TELAH DISETOR MAS

7/16/2019 PPH PASAL 25


SEBESAR Rp 7.833.333. MAKA ATAS KEKURANGAN MASING

MASING Rp 4.666.667. HARUS DISETOR LAGI DAN TERUTANG

BUNGA SEBESAR :

• UNTUK BULAN MARET SEBESAR 2% SEBULAN, DIHITUNG

SEJAK 16 APRIL 2010s/d TANGGAL PENYETORAN.• UNTUK BULAN APRIL SEBESAR 2% SEBULAN, DIHITUNG

SEJAK 16 MEI 2010 s/d TANGGAL PENYETORAN.

• UNTUK MASA MEI 2010 SEBESAR 2% SEBULAN, DIHITUNG

SEJAK 16 JUNI s/d TANGGAL PENYETORAN.

CATATAN :DALAM HAL PERHITUNGAN KEMBALI PPh Psl 25 MARET s/d

DESEMBER 2010, MENGHASILKAN JUMLAH YANG LEBIH

KECIL, MAKA KELEBIHAN SETORAN MARET s/d MEI 2010

DAPAT DIPERHITUNGKAN DENGAN SETORAN PPh Psl 25

BULAN JUNI DAN SETERUSNYA SAMPAI HABIS.

Ad 5. WP MEMBETULKAN SENDIRI SPT TAHUNAN YG MENG

HASILKAN ANGSURAN BULANAN Psl 25 MENJADI LEBIH

BESAR DARI ANGSURAN SEBELUM PEMBETULAN.

KETENTUANNYA SAMA DG WP YG MENUNDA SPT TAHUNAN.

7/16/2019 PPH PASAL 25


CONTOH :

1. SPT TAHUNAN PPh TAHUN PAJAK 2009 DISAMPAIKAN TGL 25 -3-2010,

DENGAN PERHITUNGAN SEBAGAI BERIKUT :

- PENGHASILAN NETO/PKP Rp 500.000.000.- PPh TERUTANG MENURUT TARIP Psl 17, ( 28% ) = Rp 140.000.000.

- PPh Psl 22, 23, dan 24 ( yg dpt dikreditkan ) Rp 50.000.000.

- PPh YANG DIBAYAR SENDIRI Rp 90.000.000.

2. ANGSURAN PPh Psl 25 BULAN DESEMBER 2009 BESARNYA Rp 5 juta.

3. WP MELAKUKAN PEMBETULAN SPT TAHUNAN PPh TAHUN PAJAK 2009PADA TGL 16 AGUSTUS 2010 DENGAN PERHITUNGAN SEBAGAI BERIKUT :

- PENGHASILAN NETO/PKP Rp 600.000.000.

- PPh TERUTANG MENURUT TARIP Psl 17, ( 28% ) = Rp 168.000.000.

- PPh Psl 22, 23, dan 24 ( yg dpt dikreditkan ) Rp 50.000.000.- PPh YANG DIBAYAR SENDIRI Rp 118.000.000.

ANGSURAN PPh Psl 25 TAHUN PAJAK 2010 :

- UNTUK BULAN JANUARI DAN PEBRUARI 2010 BESARNYA SAMA DG

SETORAN BULAN DESEMBER 2009 YAITU RP 5.000.000./BULAN.

7/16/2019 PPH PASAL 25


- UNTUK BLN MARET s/d JULI 2010 DIHITUNG BERDASARKAN SPT SEBELUM

PEMBETULAN (Ad 1 diatas) YAITU 1/12 x Rp 90.000.000.= Rp 7.500.000./BULAN

- DENGAN PEMBETULAN SPT TAHUNAN PADA TGL 16 AGUSTUS 2010, MAKA

ANGSURAN PPh Psl 25 BULAN MARET s/d DESEMBER 2010 MENJADI1/12 x Rp 118.000.000. = Rp 9.833.333. /BULAN.

OLEH KARENA ANGSURAN PPh Psl 25 BULAN MARET s/d JULI 2010, MASING

MASING Rp 7.500.000. SUDAH DISETOR, MAKA KEKURANGAN MASING-

MASING Rp 2.33.333. HARUS DISETOR LAGI DAN DITAMBAH DENGAN

BUNGA SEBAGAI BERIKUT :- UNTUK BULAN MARET 2010 SEBESAR 2% /BLN DIHITUNG SEJAK 16 APRIL 2010

s/d TANGGAL PENYETORAN.

- UNTUK BULAN APRIL 2010, 2% SEBULAN DIHITUNG SEJAK 16 MEI 2010


- UNTUK BULAN MEI 2010, 2% SEBULAN DIHITUNG SEJAK 16 JUNI 2010


- UNTUK BULAN JUNI 2010, 2% SEBULAN DHITUNG SEJAK 16 JULI 2010


- UNTUK BULAN JULI 2% PERBULAN DIHITUNG SEJAK 16 AGUSTUS 2010


7/16/2019 PPH PASAL 25


Ad 6. TERJADI PERUBAHAN KEADAAN USAHA/KEGIATAN WP.

A. PERUBAHAN YANG MENINGKAT.

JIKA WP MENGALAMI PENINGKATAN USAHA /KEGIATAN DAN PERKIRAAN PPh YG TERUTANG

LEBIH DARI 150% DARI PPh YANG AKAN TERUTANG, YANG MENJADI DASAR PERHITUNGAN

BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25 UNTUK BULAN-BULAN YANG TERSISA, SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN PAJAK YANG BERSANGKUTAN, MAKA DIHITUNG BERDASARKAN PPh YANG

DIPERKIRAKAN TERUTANG TERSEBUT.

B. PERUBAHAN YANG MENURUN.

KALAU TERJADI PENURUNAN USAHA/KEGIATAN WP, MAKA SETORAN PPh Psl 25 DISESUAI

KAN PULA DENGAN PROSENTASE PENURUNAN USAHA/KEGIATAN TERSEBUT.CATATAN:

APABILA SESUDAH 3 (TIGA) BULAN ATAU LEBIH BERJALANNYA SUATU TAHUN PAJAK, SI WP

DAPAT MENUNJUKAN BAHWA PPh YG AKAN TERUTANG UNTUK TAHUN PAJAK YBS, KURANG

DARI 75% DARI PPh YG MENJADI DASAR PERHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25,

WP DAPAT MENGAJUKAN PERMOHONAN PENGURANGAN/PEMBEBASAN ANGSURAN PPh Psl

25 DENGAN JALAN :

1. MENGAJUKAN TERTULIS KEPADA KEPALA KPP SETEMPAT

2. MENYAMPAIKAN PERHITUNGAN BESARNYA PPh YG AKAN TERUTANG, DAN BESARNYA

PPh Psl 25 UNTUK BULAN-BULAN YG TERSISA DARI TAHUN PAJAK YG BERSANGKUTAN.

3. PERMOHONAN WP DIANGGAP DITERIMA, APABILA DLM JANGKA WAKTU SATU BLN SEJAK

TGL DITERIMANYA PERMOHONAN SCR LENGKAP KPP TDK MEMBERIKAN KEPUTUSANNYA.

7/16/2019 PPH PASAL 25


ANGSURAN PPh Psl 25 BAGI :

AJAK BARU.

K , BUMN/BUMD.

AK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU.

B PAJAK BARU.

IMAKSUD DENGAN WP BARU ADALAH :

ANG BELUM PERNAH MENYAMPAIKAN/MEMASUKAN SPT TAHANG BARU BERDIRI DALAM TAHUN BERJALAN.

ANG DIBERIKAN NPWP DALAM TAHUN PAJAK/BERJALAN.

U YANG WAJIB PEMBUKUAN.

N PPh Psl 25 DIDASARKAN KEPADA PENGHASILAN NETO MEN

ULAN YANG DISETAHUNKAN ( DIKALIKAN 12 ), DITARIP DENG

RCANTUM MENURUT Psl 17 UU PPh, HASILNYA DIBAGI 12.

H :

DA BARU BERDIRI 2 MARET 2009, PENGHASILAN NETO BULA

SARKAN CATATAN PEMBUKUAN MISALNYA Rp 480.000.000.

7/16/2019 PPH PASAL 25


PENGHASILAN NETO SETAHUN 12 x Rp 480.000.000. = Rp 5.760.000.000.

PPh TERUTANG BERDASARKAN TARIP Pasal 17- UU PPh, ADALAH :

28% x Rp 5.760.000.000. = Rp 1.612.800.000. DG DEMIKIAN ANGSURAN

PPh Psl 25 UNTUK BULAN MARET TSB ADALAH 1/12 x Rp 1.612.800.000. =Rp 134.400.000. UNTUK BULAN-BULAN BERIKUTNYA DIHITUNG KEMBALI

DIDASARKAN PENGHASILAN NETO BULAN YBS, SESUAI DG CONTOH DIATAS

2. WP BARU YG MENGGUNAKAN NORMA PERHITUNGAN/TIDAK WAJIBPEMBUKUAN, ARTINYA PEREDARAN USAHA /PENERIMAAN BRUTO/

OMZET USAHANYA DIBAWAH Rp 4.800.000.000./TAHUN. PERHITUNGAN

NORMA HANYA DIPERKENANKAN BAGI WP ORANG PRIBADI DN.

RUMUSNYA :

PENERIMAAN BRUTO DIKALIKAN PROSENTASE NORMA PERHITUNGANBAGI USAHA/KEGIATAN YBS YANG DISETAHUNKAN ( DIKALIKAN 12 )

DIKURANGKAN DG PTKP SESUAI STATUS SI WP, SELANJUTNYA DITARIP

DG TARIP Psl 17 UU No 17 ( PPh ), HASILNYA KEMBALI DIBAGI 12, DAN

TATA CARA SEPERTI INI DITERAPKAN TIAP BLN s/d AKHIR THN PAJAK.

7/16/2019 PPH PASAL 25


CONTOH :AMIR(WP OP) MEMULAI USAHA BLN APRIL 2009,USAHABENGKEL MOTOR.PENERIMAAN BRUTO BULAN APRIL2009TERSEBUT MISALNYA Rp 160.000.000.PROSENTASE NORMA PERHITUNGAN UTK USAHA MOTORDIMAKSUD SESUAI DENGAN KLASSIFIKASI USAHANYA,PENGHASILAN NETONYA 22,5%. AMIR KAWIN DANPUNYA ANAK 2 ORANG (K/2).

PERHITUNGAN :PENGHASILAN NETO BULAN APRIL2009 MENURUT NORMA22,5% x Rp 160.000.000. = Rp 36.000.000.PN SETAHUN 12 x Rp 36.000.000.= Rp 432.000.000.

PTKP Dg STATUS K/2 TAHUN 2009.= Rp 19.800.000.PENGHASILAN KENA PAJAK Rp 412.200.000.PPh TERUTANG MENURUT TARIF Ps 17 :5% x Rp 50.000.000. = Rp 2.500.000.

15% x Rp 200.000.000. = Rp 30.000.000.

25% x Rp 162.200.000. = Rp 40.550.000.

7/16/2019 PPH PASAL 25


JUMLAH = Rp 73.050.000.

MAKA BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25 UNTUK BLN PEBRUARI

TERSEBUT ADALAH 1/12 x Rp 73.050.000. = Rp 6.087.500.

UNTUK BULAN-BULAN BERIKUTNYA DIHITUNG KEMBALI MENURUTTATACARA DIATAS, SESUAI DENGAN BESARNYA PENERIMAAN

BRUTO/OMZET KOTOR BULAN YANG BERSANGKUTAN.

Ad. 2) WAJIB PAJAK BANK.BAGI BANK DIDASARKAN KEPADA LAPORAN TRIWULANAN YG

DISETAHUNKAN, DITARIP DG TARIP Psl 17, UU No. 36 PAJAK

PENGHASILAN HASILNYA DIBAGI 12 DAN ANGKA TSB

DIGUNAKAN UNTUK PENYETORAN TRIWULANAN.

a. BANK BARU.

PT. BANK “ROYAL KREDIT” BERDIRI 1 -4- 2009, DALAM

LAPORAN KEUANGAN APRIL, MEI, DAN JUNI 2009

MENUNJUKAN PENGHASILAN NETO Rp 966.600.000.

PN SETAHUN 4 x Rp 966.600.000. = Rp 3.866.400.000.

7/16/2019 PPH PASAL 25


PPh TERUTANG MENURUT TARIP TSB DIATAS :

28% x Rp 3.866.400.000. = Rp 1.082.592.000.

MAKA BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25 APRIL, MEI, JUNI :

1/12 x Rp 1.082.592.000 = Rp 90.216.000.SEBULAN.

UNTUK TERIWULAN BERIKUTNYA (JULI, AGUS, SEPTEMBER)

DIHITUNG DENGAN TATACARA TSB DIATAS DAN ANGKA

INI DIGUNAKAN UNTUK ANGSURAN PPh Psl 25 MASA TSB.

b. BANK LAMA.

CONTOH :

PT BANK “DANA TALANGAN” DALAM LAPORAN KEUANGAN

TIWULANAN JULI, AGUSTUS, SEPTEMBER 2009, MELAPOR

KAN PENGHASILAN NETO Rp 1.920.600.000.PN SETAHUN 4 x Rp 1.920.600.000.= Rp 7.682.400.000.

PPh TERUTANG :

28% x Rp 7.682.400.000. = Rp 2.151.072.000.

7/16/2019 PPH PASAL 25


MAKA PPh Psl 25 SETIAP BULAN UNTUK BULAN-BULAN

OKTOBER, NOPEMBER, dan DESEMBER ADALAH :

1/12 x Rp 2.151.072.000. = Rp 179.256.000./BULAN

UNTUK PENYETORAN JANUARI, PEBRUARI, dan MARET

(TRIWULAN BERIKUTNYA) DIPAKAI LAPORAN KEUANGAN

TRIWULAN OKTOBER, NOPEMBER, dan DESEMBER.

BEGITULAH SETERUSNYA.

CATATAN :

1. BAGI BANK BARU DIGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN

TRIWULAN YBS, UNTUK PENYETORAN BULAN-BULAN

DALAM TRIWULAN YBS.2. BAGI BANK YANG LAMA DIGUNAKAN LAPORAN

KEUANGAN TRIWULANAN YANG LALU YANG ANGKA

ANGKANYA DIGUNAKAN UNTUK PENYETORAN BULAN-

BULAN TRIWULAN YANG DIMUKANYA.

7/16/2019 PPH PASAL 25


Ad 3). ANGSURAN PPh Psl 25 BAGI WP BUMN/BUMD.

KETENTUANNYA :

a. BAGI BUMN/BUMD DIGUNAKAN PAJAK PENGHASILAN YANG

TERUTANG BERDASARKAN PENGHASILAN NETO MENURUT

RKAP (RENCANA KERJA ANGGARAN DAN PENDAPATAN)

YANG DISUSUN PADA PERMULAAN TAHUN, SETELAH DIKU

RANGI PEMOTONGAN, PEMUNGUTAN SERTA PAJAK

YANG DIBAYAR/TERUTANG DILUAR NEGERI (YG DAPATDIKREDITKAN), SESUAI DENGAN Psl 22,23, dan 24 UU PPh.

b. TARIP YANG DIGUNAKAN ADALAH TARIP Psl 17-UU PPh,

(28%) UU No. 36 TAHUN 2008.

c. DALAM HAL RKAP UNTUK TAHUN PAJAK YBS, BELUM

MENDAPAT PENGESAHAN, MAKA BESARNYA ANGSURAN

PPh Psl 25 MENGGUNAKAN BESARNYA SETORAN BULAN

TERAKHIR DARI TAHUN PAJAK YANG LALU.

7/16/2019 PPH PASAL 25


T KOMPENSASI KERUGIAN YANG MASIH DAPAT DIPERHITUN

UN YANG LALU, HAL INI HARUS DIPERHATIKAN.

AJIB PAJAK BUMN/BUMD TERSEBUT ADALAH WP DIBIDANG

W P DIBIDANG USAHA SEWA GUNA DENGAN HAK OPSI, PENh Psl 25 MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN YANG DISET

DIBERIKAN CONTOH PADA PERHITUNGAN ANGSURAN PPh P

( LIHAT CONTOH SEBELUMNYA )

SEBUAH BUMN DIBAWAH DEPARTEMEN PERHUBUNGAN, M

2010 DENGAN PENGHASILAN NETO SEBESAR Rp 160.000.00

DAN PEMUNGUTAN ( PPh Psl 22, dan PPh Psl 23 ) TAHUN SE

6.700.000. MAKA ANGSURAN PPh Psl 25 TIAP BLN UNTUK THN

N NETO Rp 160. ASILAN TERUTANG MENURUT TARIF Psl 17 :

160.900.000.000 = Rp 45.0

ONGAN ( Psl 22, dan Psl 23 ) Tahun Lalu = Rp

IBAYAR SENDIRI = Rp 44.

7/16/2019 PPH PASAL 25


MAKA ANGSURAN PPh Psl 25 TIAP BULAN TAHUN 2010 :

1/12 x Rp 44.985.300.000. = Rp 3.748.775.000.

KETENTUAN INI JUGA BERLAKU BAGI WP BUMD, KECUALI

BANK BUMN ATAU BANK BUMD.

D. ANGSURAN PPh Psl 25 BAGI WP OP PENGUSAHATERTENTU

YG DIMAKSUD WP ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTEN

TU ADALAH WP YG MEMPUNYAI TEMPAT USAHA (OUTLET/GERAI) YG TERSEBAR DIBERBAGAI TEMPAT/LOKASI

SEPERTI MALL, SUPERMARKET, DIMANA DITETAPKAN

BESARNYA ANGSURAN PPh Psl 25 SETIAP BLN ADALAH :

0,75% DARI OMZET/PENERIMAAN BRUTO MASING-MASING

TEMPAT USAHA/OUTLET/GERAI.APABILA TIDAK ADA PENGHASILAN LAINNYA YG PENGENA

AN PAJAKNYA TIDAK BERSIFAT FINAL, MAKA PEMBAYAR

AN PPh SEBESAR 0,75% TSB MERUPAKAN PAJAK YG FINAL.

Documents

PPH PASAL 25