Upload
indhilover
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR BAGI USAHA DAN KEGIATAN
Citation preview
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR BAGI USAHA DAN KEGIATAN
Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Manufaktur, Prasarana dan JasaDeputi Pengendalian Pencemaran LingkunganKementerian Lingkungan Hidup
KLHSTata RuangBaku Mutu LingkunganAmdalUKL-UPLPerizinanInstrumen Ekonomi LingkunganPeraturan Perundang-undangan Berbasis LingkunganAnalisis Resiko Lingkungan Audit LingkunganInstrumen Lain Sesuai Perkembangan Iptekpemberian informasi /peringatanpengisolasian;penghentian sumber.Pengendalian Pencemaran(Pasal 13, UU 32/2009)Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemarRemediasiRehabilitasi;Restorasi. Pelaku :Pemerintah, Pemerintah DaerahPenanggungjawab usaha dan/atau kegiatan
PemulihanPasal 54 UUPPLH No. 32/2009PencegahanPasal 14 UUPPLH No. 32/2009 PenanggulanganPasal 53 UUPPLH No. 32/2009KLHS;tata ruang;baku mutu lingkungan hidup;kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;amdal;UKL-UPL;perizinan;instrumen ekonomi lingkungan hidup;peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;anggaran berbasis lingkungan hidup;analisis risiko lingkungan hidup;audit lingkungan hidup; daninstrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakanlingkungan hidup kepada masyarakat;pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; danataucara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;remediasi;rehabilitasi;restorasi; dan/ataucara lain yang sesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.PengendalianPasal 13 ayat ((2) UUPPLH No. 32/2009Dasar Hukum Pengendalian Pencemaran AirUU 32 Tahun 2009 : Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan HidupLingkup Pengendalian Pencemaran Air
DASAR HUKUM PENGENDALIAN PENCEMARAN
Pasal,13 ayat (3) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengendalian pencemaran dan /atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan peran dan tanggungjawab masing-masing .
Pasal 20 ayat (3) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang : Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan: a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan b. mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 22 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang : Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL
Pasal 34 ayat ( 1) UU No 32 tahun 2009 tentang : Setiap usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) wajib memiliki UKL&UPL
Pasal 34 ayat ( 1) UU No 32 tahun 2009 tentang Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
Pasal 36 ayat (1) UU No 32 tahun 2009 tentang Setiap usaha dan /atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL&UPL wajib memiliki izin lingkungan
INPUT PEMANFAATAN: Pertanian, Pertambangan Industri, Air minum, dllOUTPUT
Ada perubahandari waktu ke waktu
PeningkatanBeban dan Konsentrasi Air Limbah dari waktu ke waktuUPAYA: PemeliharaanPencegahan,PenanggulanganPemulihanKEPERLUAN: MENJAGA KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIRPengendalian Pencemaran Air
PENCEMARAN AIRRIVERS WATER QUALITY MONITORING
Chart1
428399
1434426
1522186
3537385
21700
Heavily Polluted
Moderately Polluted
Slightly Polluted
in accordance with Water Quality Standard
Sheet1
No.SungaiProvinsiJumlah titikStatus Mutu
1.Krueng AcehNAD6Cemar ringan
2.DeliSumatera Utara11Cemar sedang cemar berat
3.Batang AgamSumatera Barat6Memenuhi cemar ringan
4.KamparRiau10Cemar ringan cemar sedang
5.IndragiriRiau14Cemar ringan cemar sedang
6.RokanRiau15Cemar ringan cemar sedang
7.SiakRiau14Cemar ringan cemar sedang
8.BatanghariJambi12Cemar berat
9.Air BengkuluBengkulu6Cemar ringan
10.MusiSumatera Selatan8Cemar sedang
11.RangkuiBangka Belitung6Cemar sedang cemar berat
12.Way SekampungLampung6Cemar sedang cemar berat
13.CiliwungDKI Jakarta15Cemar ringan cemar berat
14.Kali AngkeBanten6Cemar sedang cemar berat
15.CitarumJawa Barat6Cemar sedang cemar berat
16.ProgoJawa Tengah6Cemar sedang
17.ProgoDI. Yogyakarta7Cemar berat
18.BrantasJawa Timur18Cemar sedang cemar berat
19.Tukad BadungBali6Cemar ringan cemar berat
20.JangkokNusa Tenggara Barat6Memenuhi cemar ringan
21.DendengNusa Tenggara Timur5Memenuhi cemar ringan
22.KapuasKalimantan Barat6Cemar ringan cemar berat
23.MahakamKalimantan Timur6Cemar sedang cemar berat
24.KahayanKalimantan Tengah6Cemar sedang cemar berat
25.MartapuraKalimantan Selatan6Cemar sedang
26.BoneGorontalo6Cemar sedang
27.TondanoSulawesi Utara8Cemar sedang cemar berat
28.PaluSulawesi Tengah6Cemar ringan
29.TalloSulawesi Selatan6Memenuhi cemar sedang
30.JeneberangSulawesi Selatan6Cemar ringan cemar sedang
31.KonawehaSulawesi Tenggara6Memenuhi cemar ringan
32.Batu GajahMaluku3Cemar ringan cemar sedang
33.Batu MerahMaluku3Cemar ringan cemar sedang
34.TaboboMaluku Utara6Cemar ringan cemar sedang
35.AnafrePapua6Memenuhi cemar berat
Status slhi oke
No.SungaiProvinsiKelas Mutu
Tahun 2004Tahun 2005Tahun 2006Tahun 2007Tahun 2008
2004200420042004200520052005200520062006200620062007200720072007HuluTengah - Hilir
1.Krueng AcehNAD32323231
2.DeliSumatera Utara33323221121
Percut2121
3.Batang AgamSumatera Barat32433434343
4.KamparRiau32232323232321
5.IndragiriRiau32
6.RokanRiau32
7.SiakRiau32
8.BatanghariJambi22323211212
9.Air BengkuluBengkulu33232233321
10.MusiSumatera Selatan333232232321
11.RangkuiBangka Belitung23421312132321
12.Way SekampungLampung33232211212
13.CiliwungDKI Jakarta1121213121311
14.Kali AngkeBanten322313221111
CisadaneBanten12
15.CitarumJawa Barat2221212121311
16.ProgoJawa Tengah3424321221221
17.ProgoDI. Yogyakarta3421111
18.BrantasJawa Timur23243211211
19.Tukad BadungBali33333121211
20.JangkokNusa Tenggara Barat3423234342421
21.DendengNusa Tenggara Timur433434333
22.KapuasKalimantan Barat3344221313131
23.MahakamKalimantan Timur3333221232
24.KahayanKalimantan Tengah31321212132321
25.MartapuraKalimantan Selatan3232212232321
26.BoneGorontalo33332232322
27.TondanoSulawesi Utara33332131321
28.PaluSulawesi Tengah243323233232
29.TalloSulawesi Selatan2323314231311
30.JeneberangSulawesi Selatan3443313231311
31.KonawehaSulawesi Tenggara3333433232
32.Batu GajahMaluku3223231311
33.Batu MerahMaluku323221311
34.TaboboMaluku Utara2234232212121
35.AnafrePapua33232413142
1234
Heavily PollutedModerately PollutedSlightly Pollutedin accordance with Water Quality Standard
2004428399
20051434426
20061522186
20073537385
200821700
Status slhi oke
Heavily Polluted
Moderately Polluted
Slightly Polluted
in accordance with Water Quality Standard
Sheet3
NOPULAUTAHUNTAHUN
1995200019952000
1Sumatera1,110,76519,165.8025,297.541,091,599.201,085,467.46
2Jawa30,569.2062.926,9683,378.22-32,357.76-52,809.02
3Kalimantan140,005.555,111.308,208.64134,894.25131,796.91
4Sulawesi34,787.5515,257.0025,555.4819,530.559,232.07
5Bali1,067.302,574.408,598.50-1,507.10-7,531.20
6NTB3,508.301,628.601,832.181,879.701,676.12
7NTT4,251.151,736.202,908.142,514.951,343.01
8MALUKU15,457.10235.70305.2315,221.4015,151.87
9PAPUA350,581.05128.30283.35350,452.75350,297.70
sumatera
No.SungaiKelas Mutu
Tahun 2004Tahun 2005Tahun 2006Tahun 2007Tahun 2008
2004200420042004200520052005200520062006200620062007200720072007HuluTengah - Hilir
1.Krueng Aceh3232323
2.Deli33323221121
Percut2121
3.Batang Agam32433434343
4.Kampar3223232323232
5.Indragiri32
6.Rokan32
7.Siak32
8.Batanghari2232321121
9.Air Bengkulu332322333
10.Musi33323223232
11.Rangkui2342131213232
12.Way Sekampung3323221121
Krueng AcehDeliPercutBatang AgamKamparIndragiriRokanSiakBatanghariAir BengkuluMusiRangkuiWay Sekampung
200433323323
20042
200432223333
200424
2005334333322
200522322221
2005333332333
20052222212
2006324333313222
200613222211
2006
2006
20072124313331
200713222
20073224323332
200711321221
20081122112
2008
2008
20081
sumatera
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
0000000000000
Krueng Aceh
Deli
Percut
Batang Agam
Kampar
Indragiri
Rokan
Siak
Batanghari
Air Bengkulu
Musi
Rangkui
Way Sekampung
jawa
No.SungaiKelas Mutu
Tahun 2004Tahun 2005Tahun 2006Tahun 2007Tahun 2008
2004200420042004200520052005200520062006200620062007200720072007HuluTengah - Hilir
13.Ciliwung1121213121311Ciliwung
14.Kali Angke322313221111Kali Angke
Cisadane12Cisadane
15.Citarum2221212121311Citarum
16.Progo3424321221221Progo
17.Progo3421111Progo
18.Brantas2324321121Brantas
1Bengawan Solo
CiliwungKali AngkeCisadaneCitarumProgoProgoBrantasBengawan Solo
20041312332
2004244
2004122222
2004
200523243
200511132
200523224
200512113
2006322212
20061111
2006
2006
2007212211
2007111
2007313212
2007111
2008111211
2008
2008
20081
SUMATERA
memenuhibaku mutu
cemar ringan
cemar sedang
cemar berat
jawa
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
00000000
Ciliwung
Kali Angke
Cisadane
Citarum
Progo
Progo
Brantas
Bengawan Solo
kalimantan
No.SungaiKelas Mutu
Tahun 2004Tahun 2005Tahun 2006Tahun 2007Tahun 2008
2004200420042004200520052005200520062006200620062007200720072007HuluTengah - Hilir
22.Kapuas3344221313131
23.Mahakam3333221232
24.Kahayan3132121213232
25.Martapura323221223232
NilaiKeterangan
KapuasMahakamKahayanMartapura4
200433333
2004122
200433331
2004422
20054312
200521
20052322
2005121
20063222
2006111
2006
2006
20073233
2007122
20073333
20071222
200811
2008
2008
2008
KapuasMahakamKahayanMartapura
JAWA
memenuhibaku mutu
cemar ringan
cemar sedang
cemar berat
kalimantan
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
0000
Kapuas
Mahakam
Kahayan
Martapura
Bali Nusra
No.SungaiKelas Mutu
Tahun 2004Tahun 2005Tahun 2006Tahun 2007Tahun 2008
2004200420042004200520052005200520062006200620062007200720072007HuluTengah - Hilir
19.Tukad Badung3333312121
20.Jangkok342323434242
21.Dendeng433434333
Tukad BadungJangkokDendeng
2004334
20044
2004323
2004
2005333
20052
2005334
20053
2006344
2006133
2006
2006
2007243
200712
2007243
200712
200811
2008
2008
2008
KALIMANTAN
memenuhibaku mutu
cemar ringan
cemar sedang
cemar berat
Bali Nusra
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
000
Tukad Badung
Jangkok
Dendeng
SUMAPUA
No.SungaiProvinsiKelas Mutu
Tahun 2004Tahun 2005Tahun 2006Tahun 2007Tahun 2008
HuluTengah - HilirHuluTengah - HilirHuluTengah - HilirHulu/Kelas I (KMA PP 82/2001)Tengah - Hilir/Kelas II (KMA PP 82/2001)HuluTengah - Hilir
19.Tukad BadungBali3333312121
20.JangkokNusa Tenggara Barat342323434242
21.DendengNusa Tenggara Timur433434333
22.KapuasKalimantan Barat3344221313131
23.MahakamKalimantan Timur3333221232
24.KahayanKalimantan Tengah3132121213232
25.MartapuraKalimantan Selatan323221223232
26.BoneGorontalo3333223232
27.TondanoSulawesi Utara3333213132
28.PaluSulawesi Tengah243323233232
29.TalloSulawesi Selatan232331423131
30.JeneberangSulawesi Selatan344331323131
31.KonawehaSulawesi Tenggara333343323
32.Batu GajahMaluku322323131
33.Batu MerahMaluku32322131
34.TaboboMaluku Utara22342322121
35.AnafrePapua33232413142
BoneTondanoPaluTalloJeneberangKonawehaBatu GajahBatu MerahTaboboAnafre
Tahun 200420043322333323
2004442
20043333432223
200422
Tahun 2005200533333333
20052
200533333342
200522112
Tahun 200620062234343334
200612232221
2006
2006
Tahun 200720073333333223
20072121121111
20073333333324
2007222111112
200821112112
2008
2008
20081
BoneTondanoPaluTalloJeneberangKonawehaBatu GajahBatu MerahTaboboAnafre
nilai keterangan 4 memenuhi baku mutu 3 cemar ringan 2 cemar sedang 1 cemar berat
BALI - NUSA TENGGARA
Legenda
memenuhibaku mutu
cemar ringan
cemar sedang
cemar berat
SUMAPUA
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
000000
Bone
Tondano
Palu
Tallo
Jeneberang
Konaweha
nilai keterangan 4 memenuhi baku mutu 3 cemar ringan 2 cemar sedang 1 cemar berat
SULAWESI
Legenda
Batu Gajah
Batu Merah
Tabobo
Anafre
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
nilai keterangan 4 memenuhi baku mutu 3 cemar ringan 2 cemar sedang 1 cemar berat
tahun
nilai
Legenda
MALUKU - PAPUA
memenuhibaku mutu
cemar ringan
cemar sedang
cemar berat
memenuhibaku mutu
cemar ringan
cemar sedang
cemar berat
KONDISI:penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya air136 DAS besar yang ada di Indonesia, 22 DAS kritis pada tahun 1984, meluas menjadi 39 DAS kritis pada tahun 1992, semakin bertambah menjadi 62 DAS kritis pada tahun 1998.Sumber:PUSAIR, Bandung, 2008pendangkalan sungai karena sampah, erosi, dllSungai CikapundungSungai CiujungSungai Telajung
Penaatan&PenurunanBebanPemantauan Intensif: Scheme: Penaatan dan Penurunan BebanTarget: sumber institusi bukan peserta PROPER & PROKASIH
Program PROKASIH: Scheme: Penurunan BebanTarget: Sumber Institusi, USK, dan domestik (air limbah dan sampah)
Program PROPER (Penilaian Peringkat KinerjaPerusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan): Scheme: Disclousure peningkatan Penaatan Target: Sumber industri skala besar, berdampak penting, berpotensi mencemari lingkungan, orientasi ekspor, dan masuk dalam daftar Bursa Efek.
Mendorong pelaksaan Co-benefit Approach penurunanpotensi gas rumah kaca (GRK) dari pengelolaan air limbah dan limbah padat Program Program Penaatan dan Pengendalian Pencemaran Air
Implementasi Peraturan Pengendalian Pencemaran Air Terkait Manufaktur, Prasarana dan JasaPP No.82 / 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air KEPMEN LH No. 51 th 1995 (BMAL Kegiatan Industri)KEPMEN LH No. 52 th 1995 (BMAL Kegiatan Hotel)KEPMEN LH No. 58 th 1995 (BMAL Kegiatan Rumah Sakit)KEPMEN LH No. 112 th 2003 (BMAL Domestik)KEPMEN LH No. 122 Tahun 2004 (Perubahan Atas KepMen LH Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industr)PERMENLH No. 10 Tahun 2006 (BMAL Kegiatan Industri Vinyl Chloride Monomer dan Poly Vinyl Chloride)PERMEN LH No. 8 th 2007 (BMAL Petrokimia Hulu)PERMEN LH No.16 th 2008 (BMAL Keramik)PERMEN LH No.10 th 2009 (BMAL Oleokimia Dasar)PERMEN LH No. 3 th 2010 (BMAL Kawasan Industri)PERMEN LH No. 4 th 2010 (BMAL Minyak Goreng)
Sumber air limbah Proses Produksi Utama Proses produksi pendukungUtilitas (boiler, cooling, genset, dsb) Domestik (sanitasi, kantin, laundry, dsb)Lain-lain (bengkel, pool kendaraan, dsb)AIR LIMBAH INDUSTRI, mungkin dari :
KEWAJIBAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN INDUSTRI, (Ps.6 Kepmen LH No. 51/1995)melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang dibuang kelingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang ditetapkanmembuat saluran pembuangan limbah cair yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan;memasang alat ukur debit atau laju air limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut;tidak melakukan pengenceran limbah cair termasuk mencampurkan buangan bekas air pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair;memeriksa kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan;memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan; melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya;menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair, sebagaimana dimaksud dalam huruf c,e dan g, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada kepala Bapedal, Gubernur, dan instansi teknis yang membidangi industri, dan instansi lain yang dianggap perlu sesuai peraturan perundangan.
Baku mutu air limbah setiap saat tidak boleh terlampaui (Kepmen No. 51 th. 1995 Pasal 2 Ayat (5)
Gubernur dapat menetapkan BMAL lebih ketat dari ketentuan BM nasional. Jika Gubernur tidak menetapkan BM lebih ketat atau sama dengan BM nasional, maka yang berlaku adalah BM nasional (Kepmen No. 51 th. 1995 Psl 4 )
Laboratorium lingkungan yang digunakan untuk analisa pemantauan air limbah adalah laboratorium yang sudah terakreditasi yang ditunjuk oleh Gubernur. Jika Gubernur belum menunjuk laboratorium lingkungan maka analisis dilakukan oleh laboratorium lingkungan yang ditunjuk Menteri (PP no. 82 tn. 2001 Pasal 16 )STNDAR BAKU MUTU dan ANALISA LABORATORIUM
Sumber Air LimbahHOTELKamar MandiLaundryDapurRestauranToilet UmumDLL
Air Limbah DapurRUMAH SAKIT :LaboratoriumInstalasi giziKamar mandiRuang operasiRuang BersalinICUUGDLaundryUnit RadiologiRuang Bayi/NeonatusDLL
Sumber Air limbahLaboratoriumLaundry
Setiap penanggung jawab kegiatan atau pengelola hotel wajib (Pasal 6):Mengolah air limbah yang dihasilkan sehingga memenuhi baku mutu berdasarkan Kep-52/MENLH/10/1995.Membuat saluran pembuangan limbah cair yang tertutup dan kedap air.Memisahkan saluran air limbah dengan saluran air hujanMengukur debit air limbah harian yang dihasilkanMengukur kualitas air limbah setiap bulanMelaporkan hasil pengukuran sekurang-kurangnya 3 bulan sekali kepada Gubernur tembusan Menteri dan Kepala BLH Kota PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR(Kep-52/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel)
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan HotelKep-52/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel
PARAMETERKADAR MAKSIMUM(mg/L)BOD530COD50TSS50pH6,0 9,0
Setiap penanggung jawab kegiatan atau pengelola rumah sakit wajib (Pasal 7):Mengolah air limbah yang dihasilkan sehingga memenuhi baku mutu berdasarkan Kep-58/MENLH/12/1995.Memisahkan saluran air limbah dengan saluran air hujanMengukur debit air limbah harian yang dihasilkanMengukur kualitas air limbah setiap bulanMelaporkan hasil pengukuran sekurang-kurangnya 3 bulan sekali kepada Gubernur tembusan Menteri dan Ka BLH Kota PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT(Kep-58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit)
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
Pengendalian Pencemaran AirPenyaringan air limbah dari laundry sebelum masuk IPAL
Grease trap air limbah dari dapur sebelum masuk ke IPAL
PENGAWASAN ASPEK PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRTitik PenaatanParameter BMAL yang DipantauPelaporanPemenuhan BMALData PrimerPersyaratan TeknisBy Pass
Permasalahan penaatan lingkungan, antara lain :Tidak mempunyai Ijin pembuangan air limbah Tidak melakukan swapantau Tidak melaporkan hasil swapantau Tidak melaporkan kapasitas produksi dan debit air limbah Tidak mempunyai alat ukur debitdll
Beberapa contoh gambar pelanggaran pengolahan air limbah Air limbah tidak melewati flowmeter (bocor)Pipa outlet IPAL tidak memiliki flowmeter
Beberapa contoh gambar temuan pengendalian pencemaran air limbah
Pipa outlet tidak ada flowmeter
Pipa-pipa indikasi by pass
By pass saluran pembuangan dari laundry masuk ke saluran drainaseAir limbah melebihi kapasitas, ada pompa yg tdk berfungsi
Ketepatan jenis teknologi pengolahanKetepatan/Kesesuaian OperasionalisasiKetepatan perawatan (maintenance) Ketepatan pemantauan (monitoring)Ketepatan (kesesuaian) Sumberdaya Manusia (tenaga) yang mengelola (operasionalisasi, maintenance, monitoring) Identifikasi Sarana Pengendalian Pencemaran Air Yang Telah Diterapkan
PENGOLAHAN AIR LIMBAH (UNIT PROSES)Pengolahan secara FisikaPengolahan secara KimiaPengolahan secara Biologi
PENGOLAHAN AIR LIMBAH (UNIT PROSES)PENGOLAHAN SECARA FISIKA-KIMIADiaplikasikan untuk menghilangkan bahan tersuspensi, senyawa yang tidak biodegradable serta logam-logam.Contoh : Koagulasi-Flokulasi, Oksidasi, Filtrasi, Teknologi Membran
b. PENGOLAHAN SECARA BIOLOGIDiaplikasikan untuk menghilangkan bahan organik terlarut.Prinsip : Menggunakan mikroorganisme (biokatalis)
SKEMA PENGOLAHAN AIR LIMBAHPre-Treatment (Primary Treatment) : menghilangkan suspended solid dan materi-materi kasar Secondary Treatment : menghilangkan kandungan bahan organik terlarutTertiary Treatment (Advance Treatment) : menghilangkan bahan pencemar yang tidak dapat diolah pada pengolahan sebelumnyaSludge Handling : mengolah lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan sebelumnya agar siap dibuang ke lingkungan
Tujuannya:meminimalkan variasi konsentrasi dan laju alir dari air limbah dan juga menghilangkan zat pencemar tertentumenghilangkan zat pencemar yang tak terbiode-gradasi atau beracun, agar tidak mengganggu proses-proses selanjutnyaPada umumnya, proses pada tahapan ini, adalah proses Fisika, dan juga ada berapa proses Kimia dapat diterapkan pada tahapan ini.
PRE-TREATMENT & PRIMARY TREATMENT
Perlakuan:1. Penyaringan untuk menghilangkan partikel besar2. Ekualisasi untuk mengurangi variasi laju alir dan konsentrasi air limbah, agar mencegah pembebanan tiba-tiba (shock load) Kolam dengan/tanpa pengaduk 3. Netralisasi : dicapai dengan mencampurkan asam atau basa dengan air limbah. Disarankan menggunakan sistim netralisasi dua atau tiga tingkat dengan pengendalian pH yang otomatis.4. Sedimentasi untuk menghilangkan zat padat yang tersuspensi
PRE-TREATMENT & PRIMARY TREATMENT
Untuk air limbah domestik, restauran dan hotel, rumah sakit adalah persoalan minyak dan lemak (grease).Minyak dan Lemak seringkali menimbulkan persoalan dalam pengolahan air limbah.Minyak dan Lemak menimbulkan kebuntuan dalam saluran.Untuk mengatasinya dengan memasang Grease Interceptor atau Grease Trap
PRE-TREATMENT & PRIMARY TREATMENT
*Concrete Outdoor In-Ground Interceptor
Contoh penangkap lemak
Grit Removal UnitFlotation UnitSedimentationBar Screen
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)Oil catcherEkualisasi
Menghilangkan partikel besar. Bar racks, static screens, vibrating screens Peralatan Bar Screen untuk menyaring padatan kasar sebelum air limbah masuk ke IPAL secara manualPeralatan Bar Screen untuk menyaring padatan kasar sebelum air limbah masuk ke IPAL secara semi automaticPengolahan Tahap Pertama 1. SCREENING / PENYARINGAN
Mengurangi variasi laju alir dan konsentrasi air limbah, agar mencegah pembebanan tiba-tiba (shock load) serta menyamaratakan aliran. Kolam dengan/tanpa pengaduk 2. EQUALIZATION / EKUALISASI
Dicapai dengan mencampurkan asam atau basa dengan air limbah. Disarankan menggunakan sistim netralisasi dua atau tiga tingkat dengan pengendalian pH yang otomatis3. NETRALIZATION / NETRALISASI
4. Koagulasi & FlokulasiBahan Koagulan antara lain: Tawas (Alumunium Sulfat), Kapur, Ferro Sulfat, PAC, DCA
Menghilangkan zat padat yang tersuspensi(sebagai flocculant atau discrete). 5. SEDIMENTASI / PENGENDAPAN
Digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation) PENGAPUNGAN / FLOTASI
Pengolahan BiologisTujuan:Menghilangkan atau mengurangi kandungan senyawa organik atau anorganik dalam suatu air buanganFungsi ini dapat dicapai dengan bantuan aktifitas mikroorganisma gabungan (mixed culture) yang heterotrofik.Mikroorganisma mengkonsumsi bahan-bahan organik untuk membentuk biomassa sel baru serta zat-zat organik, dan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya Mikroorganisma sangat tergantung pada zat organik yang terdapat dalam air buangan.Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Berdasarkan pemanfaatan oksigen, pengolahan Biologis dapat dilakukan secara aerob dan anaerob.Berdasarkan pertumbuhan mikroorganisme, pengolahan biologis dapat dilakukan dengan mikroorganisme yang tersuspensi (lumpur aktir) atau mikroorganisme yang menempel pada permukaan tertentu (sprt: trickling filter, rotating biologial contactor)
SECONDARY TREATMENT
Saringan PercikMerupakan sistem biologis unggun-terjejal (packed bed). Terdiri dari tumpukan batu atau bahan plastik sebagai medium penunjang (support medium) pertumbuhan lapisan mikroorganisma aerobik (biofilm) di permukaannya.
waste water
recycle effluent
TricklingFilter
rock orplastic packing
Clarifier
effluent
sludge
Terdiri dr sejumlah piringan (discs) yg dipasang pada poros yg berputar.Sekitar 40% dr volumenya terendam dlm tangki yang berisi air limbah.Piringan adalah tempat pertumbuhan mikroorganisma.
waste water
treatedeffluent
plastic-disc media
rotatingbiologicalcontactor
Contoh RBC
Pengolahan air limbah secara biologi dengan Rotating Biological Contactor (RBC)Sistem RBC dapat dikelompokkan sebagai proses pertumbuhan terikat (attached growth), seperti halnya filter percik. Perbedaan utama apabila dibandingkan filter percik adalah pada RBC, media pertumbuhan bergerak memasuki limbah cair. mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinyaMedia RBC merupakan piringan/cakram yang memiliki diameter 3 hingga 3.5 m dan dipasang pada poros hirosontal yang dapat berputar. Sekitar 40 % dari piringan akan terendam oleh limbah dan piringan berputar dengan kecepatan ujung sekitar 0.3 m/det.
Pengolahan air limbah secara biologi proses aerasi dengan surface aeratorMetoda utama sistem aerasi adalah dengan sistem difusi dan pengadukan mekanis. Sistem aerasi difusi mencakup blower atau kompresor, perpipaan untuk mendistribusikan udara, dan diffusers untuk memasukkan udara ke air
Proses AnaerobProses anaerobik melibatkan penggunaan mikroorganisme anaerobik untuk mengubah zat organik menjadi metana, karbon dioksida, zat organik lain dan massa sel penggunaan an aerob akan lebih ekonomis untuk air limbah dengan BOD di atas 400mg/lpotensinya untuk menghasilkan energi dalam bentuk gas metana dan laju produksi lumpur yang lebih rendah.
adsorbsi biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebutPengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Pengolahan Lumpur
Pengurangan kadar air pada sludgePressure filterDigesterdll
Gas Rumah Kaca: gas-gas alami dan buatan yang memiliki kemampuan untuk menyerap gelombang panjang radiasi balik sinar matahari sehingga tidak dapat terlepas ke angkasa luar. Gas Rumah Kaca pada umumnya memiliki sifat stabil di lapisan atmosfer atas (stratosfer) dan jumlahnya semakin bertambah akibat berbagai kegiatan di lapisan atmosfer bawah (troposfer dan biosfer).Potensi pemanasan global (GWP): potensi tiap satuan berat GRK dalam pemanasan global dibandingkan dengan potensi per satuan berat karbondioksida.
POTENSI GRK DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Sumber potensial: kebakaran gambut dan hutan, pembukaan lahan dan pembakaran bahan bakar fosil. Sumber lain: proses produksi di industri dan penggunaan produk, emisi yang berasal dari proses degradasi biokimia limbah cair dan limbah padat domestik (municipal waste), limbah cair dan limbah padat industri (industrial waste water dan industrial solid waste), maupun emisi fugitive yang berasal dari kegiatan gas flaring, gas venting, pembukaan lahan tambang, maupun proses pengolahan produk tambang.
Sumber : Retno Gumilang Dewi, 2011POTENSI GRK DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Sumber: Dida Migfar, Pengembangan Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, 2011
DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAHSumber : Pedoman Penyelenggaraaan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, 2012, KLHPOTENSI GRK DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAHSumber : KLH, Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, 2012
Sumber : KLH, Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, 2012
Sumber: Dida Migfar, Pengembangan Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, 2011
POTENSI GRK DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAHDalam limbah cair, baik domestik maupun industri, data aktivitas limbah cair adalah total bahan organik yang dapat diuraikan (Total Organically Degradable Material in Wastewater, TOW).TOW limbah cair domestik adalah jumlah BOD (kg) total yang dihitung berdasarkan jumlah populasi dikalikan kg BOD per kapita (35-45 gr/kapita/hari)TOW limbah cair industri adalah COD total dari setiap jenis industri di suatu wilayah. COD setiap industri diperoleh dari konsentrasi COD (kg COD per liter) dikalikan laju air limbah per tahun.
Sumber : KLH, Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, 2012
POTENSI GRK DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAHSumber utama GRK dari Pengolahan Air Limbah di Industri pada umumnya :Proses Aerasi 4 ton/d = 8000 ton CO2Primary Clarifier 24 ton/d = 5000 ton CO2Listrik untuk keperluan clarifier dan aerasi 200KW = 994 ton CO2Sumber : KLH, Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, 2012
Metode PerhitunganKLH, Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, 2012
www.menlh.go.id
TERIMA KASIH
*******************