Potensi Sumberdaya Gunungapi Papandayan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

potensi galian didaerah papandayan garut

Citation preview

  • Hal-62-

    POTENSI SUMBERDAYA GUNUNGAPI PAPANDAYAN KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

    D. WAHYUDIN1 DAN P. SITINJAK2

    1 Penyelidik Bumi Madya pada Bidang Evaluasi Potensi Bencana, PVMBG

    2 Staf pada Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, PVMBG

    Sari Secara geografi Gunungapi Papandayan terletak di Kabupaten Garut dan Bandung, Jawa Barat. Puncak gunungapi ini (2665 m dpl) terletak pada 7o 19 Lintang Selatan dan 107o 44 Bujur Timur. Proses geologi dan kegiatan vulkanik Gunungapi Papandayan dalam periode yang lama telah menghasilkan sumberdaya gunungapi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat antara lain potensi wisata gunungapi, potensi air gunungapi dan bahan galian gunungapi. Obyek wisata Gunungapi Papandayan erat kaitannya dengan aktivitas kegunungapian dan pembentukan struktur geologi seperti kawah, curug, gawir sesar, mata air panas dan perlapisan batuan vulkanik. Potensi air di daerah ini cukup melimpah meliputi mata air panas, mata air dingin serta aliran sungai. Berdasarkan kandungan unsur kimia dalam air sungai dan mata air dingin dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan baku air minum, MCK, irigasi, dan perikanan. Sedangkan mata air panas dapat dimanfaatkan untuk keperluan rekreasi (pemandian umum) dan kesehatan (penyembuhan penyakit kulit dan rematik). Bahan galian merupakan hasil proses aktifitas kegunungapian dalam periode yang lama dapat dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat di sekitarnya seperti andesit sebagai batu belah, sirtu (pasir dan batu), lempung untuk pembuatan batu bata, belerang (sulfur) dan kaolin.

    Abstract Geographically Papandayan volcano is situated at Garut and Bandung Regencies, West Java. The summit of the volcano (2665 m asl) is located at 7o 19 South Latitude and 107o 44 East Longitude. A long volcanic activity and geological processes of Papandayan Volcano had produced volcanic resources to improve the level of people prosperity that are volcanotourism, water resources, and volcanic rocks & minerals.Volcanotourism objects in this area was genetically formed by geological structures and volcanic activities such as craters, fault scarps, water falls, hot springs and volcanic rock deposits. Water resources in this area are quite abundant including springs, hot springs and rivers. Based on chemical composition of water from springs and rivers, could be used for drinking water, bathing, washings, irrigation, and fishery. While the water from hot springs can be used for recreation such as swimming pool, bathing spots and health (treatment of skin and rheumatism) Volcanic rocks and minerals which have economically benefit for people in the volcanic area that are andesite, clay, sand and gravel, sulphure and kaolinite.

  • Hal-63-

    Pendahuluan

    Secara geografi Gunungapi Papandayan

    termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Garut

    dan Bandung, Jawa Barat dan terletak pada

    koordinat 7o 19 LS dan 107o 44 BT, dengan

    puncak tertinggi 2665 m dpl atau 1950 m di

    atas dataran Garut (Gambar 1).

    Gunungapi Papandayan merupakan

    gunungapi aktif berbentuk strato dibangun oleh

    persilangan aliran lava dan endapan piroklastik.

    Erupsinya sering berpindah pusat dari satu

    kawah ke kawah lainnya. Beberapa bekas pusat

    erupsi atau kawah yang terdapat di puncak

    Gunungapi Papandayan adalah Kawah Tegal

    Alun-alun, Kawah Manuk, Kawah Nangklak,

    Kawah Baru dan Kawah Mas. Setiap pusat

    erupsi menghasilkan produk erupsi yang

    diendapkan di sekitar puncak G. Papandayan

    dan sekitarnya berupa endapan aliran lava,

    jatuhan piroklastika, lahar dan guguran puing

    gunungapi.

    Dalam catatan sejarah kegiatan Gunungapi

    Papandayan setelah tahun 1600 terjadi beberapa

    kali letusan/kegiatan vulkanik. Letusan terakhir

    terjadi pada bulan Nopember 2002 berupa

    letusan yang menghasilkan abu dan bom

    vulkanik. Sedangkan letusan besar yang diikuti

    oleh terjadinya guguran puing (debris

    avalanche) ke arah lereng dan kaki timur laut

    terjadi pada 11-12 Agustus 1772 yang

    menimbulkan korban jiwa lebih kurang 2951

    orang dan menghancurkan lebih kurang 40 buah

    perkampungan.

    Meskipun Gunungapi Papandayan ini

    merupakan gunungapi aktif tipe A yang bisa

    menjadi berbahaya pada saat meletus atau

    meningkat kegiatan vulkaniknya, namun

    Gunungapi Papandayan dan sekitarnya

    mempunyai potensi sumberdaya gunungapi

    yang tidak boleh diabaikan keberadaannya dan

    dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dan

    kesejahteraan masyarakat. Beberapa potensi

    sumberdaya gunungapi Papandayan, antara

    lain: Potensi Wisata Gunungapi, Sumberdaya

    Air dan Bahan Galian Gunungapi

    Gambar 1. Peta lokasi dan potret Gunungapi Papandayan

    Geologi Gunungapi

    Secara umum batuan yang menyusun

    Gunungapi Papandayan terdiri dari 5 macam

    batuan gunungapi yaitu aliran lava, jatuhan

    piroklastika, aliran piroklastika, lahar dan

    guguran puing gunungapi. Batuan ini dihasilkan

    dari beberapa sumber erupsi yaitu berturut turut

  • Hal-64-

    dari tua ke muda : endapan G. Papandayan

    Tua, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah

    Nangklak, Kawah Manuk dan Kawah Mas serta

    endapan sekunder seperti guguran puing

    gunungapi dan lahar (Asmoro dkk, 1989 ;

    Gambar 2 ).

    Struktur geologi di daerah G. Papandayan

    terdiri dari struktur sesar dan kawah. Arah

    umum struktur sesar yaitu timur laut-barat daya

    dan barat laut-tenggara. Struktur sesar tersebut

    terdapat didaerah puncak yang menghubungkan

    pusat erupsi di daerah ini seperti Gunung

    Nangklak, Tegal Alun-alun, Kawah Mas dan

    Gunung Walirang. Sesar lainnya terdapat di

    lereng Gunung Papandayan bagian barat laut

    dan tenggara. Struktur kawah terdapat di daerah

    puncak Gunungapi Papandayan. Paling sedikit

    terdapat 6 struktur kawah yaitu Kawah

    Brungbrung, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah

    Nangklak, Kawah Mas, Kawah Manuk dan

    Kawah Baru.

    Gambar 2. Peta Geologi G. Papandayan (Asmoro, dkk, 1989)

    Potensi Wisata Gunungapi

    Berdasarkan hasil inventarisasi potensi

    wisata di daerah G. Papandayan dapat

    dikelompokan menjadi : obyek wisata alam

    gunungapi dan obyek wisata penunjang antara

    lain berupa wisata agro (lingkungan) dan wisata

    budaya (Setiawan dkk, 1994, Gambar 3 ).

    Kawasan puncak

    Daya tarik di kawasan puncak (kawah)

    antara lain menampilkan panorama yang

    menakjubkan dengan beraneka jenis dan warna

    batuan, struktur kawah, asap putih dari

    tembusan solfatara dan fumarola, air panas serta

    terdapatnya belerang pada titik tembusan

    solfatara (Gambar 4). Obyek wisata puncak

    gunungapi ini terdiri dari :

    Kawah aktif (meliputi Kawah Nangklak, Kawah Manuk, Kawah Mas dan Kawah

    Baru) :

    Sebagian dinding kawah terdiri dari batuan

    yang telah terubah (teralterasi), begitu juga

    di bagian dasarnya terdapat batuan berwarna

    keputih-putihan yang sebagian besar

    tersusun mineral kaolin yang disebabkan

    oleh proses hidrotermal. Di beberapa tempat

    tembusan-tembusan fumarola dan gas

    belerang keluar dari lubang solfatara yang

    menghasilkan endapan belerang dari hasil

    proses sublimasi.

    Kawah Tegal Alun-alun Merupakan kawah lama yang tidak aktif

    lagi, terletak di sebelah baratdaya kawah

  • Hal-65-

    aktif. Di daerah ini terdapat pula sumber air

    panas yang keluar melalui retakan dan celah.

    Curug Orok

    Curug Orok terletak di Desa Cikandang,

    Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Daerah

    ini tersusun oleh batuan endapan aliran

    piroklastika dan aliran lava andesit. Curug orok

    terbentuk oleh sesar normal berarah barat laut

    tenggara dan merupakan sesar normal. Pada

    saat sekarang pengelolaan obyek wisata Curug

    ini dilakukan oleh perusahaan perkebunan teh

    setempat.

    Curug Sang Hyang Taraje

    Obyek wisata ini terdapat di daerah

    Pakenjeng Kabupaten Garut sebelah barat daya

    G. Papandayan dengan ketinggian jeram

    berkisar antara 4 - 50 m. Curug ini bentuknya

    bertangga dan menyusun ke bawah sehingga

    menyerupai tangga. Curug ini berasal dari

    aliran sungai Cikondang yang berhimpitan

    dengan S. Cibutarua. Secara geologi,

    terbentuknya air terjun ini disebabkan adanya

    struktur sesar normal yang berarah barat daya

    timurlaut. Air terjun ini terdapat pada batuan

    andesit hasil letusan G. Papandayan. Untuk

    mencapai Curug Sang Hyang Taraje masih

    sulit, karena harus melalui jalan setapak yang

    terdapat pada pematang bukit yang memisahkan

    S. Cibutarua dan S. Cikondang.

    Gambar 3. Peta lokasi wisata Gunungapi Papandayan

  • Hal-66-

    Gambar 4. Kawasan puncak dan kawah aktif Gunungapi Papandayan

    Air panas Cibodas

    Air panas ini terdapat di aliran S. Cibodas,

    Desa Toblong, Kabupaten Garut di lereng utara

    G. Papandayan yang berbatasan dengan Kawah

    Darajat. Temperatur air panas ini berkisar 47-

    52o C, pH = 6, air panas berwarna putih susu.

    Di lokasi tersebut terdapat kolam air panas

    berukuran 4 x 5 m dan telah dibuat beberapa

    buah aliran air mancur.

    Wisata Agro

    Kawasan Wisata Agro meliputi:

    perkebunan teh dan panorama di sekitarnya

    serta gua-gua peninggalan jaman Jepang.

    Kawasan ini terletak di daerah perkebunan teh

    Arjuna sampai Wanagiri, namun sarana jalan

    yang terdapat di kawasan ini masih belum baik

    (berlubang) dan tidak terurus. Di pinggir jalan

    tersebut terdapat lubang gua-gua besar

    berdiameter sekitar 3-4 m, yang dikenal sebagai

    Gua Sibujang, sedangkan kedalamannya belum

    diketahui karena tertutup semak-semak. Gua-

    gua ini terdapat pada batuan endapan aliran

    piroklastika yang dihasilkan oleh Kawah Tegal

    Alun-alun.

    Wisata Budaya

    Temuan situs terletak di Desa Ciburuy -

    Bayongbong, merupakan salah satu obyek

    wisata budaya yang dapat dikembangkan

    namun masih belum dikenal masyarakat. Di

    situs tersebut terdapat barang-barang kuno

    seperti keris, batu-abu atau semacam batu ali,

    dan barang kuno lainnya. Benda-benda tersebut

    diduga merupakan peninggalan keturunan

    Prabu Siliwangi. Hal ini masih perlu adanya

    penelitian yang lebih lanjut.

    Sumberdaya Air

    Potensi sumberdaya air di G. Papandayan

    dan sekitarnya adalah air permukaan yang

    terdapat cukup melimpah meliputi mata air

    dingin, mata air panas dan sungai. Berdasarkan

    hasil penelitian dan penyelidikan terhadap

    sumberdaya air di daerah gunungapi

    Papandayan (Sitinjak, 2002 dan Prasetya dkk,

    2002, Gambar 5) menunjukan bahwa hampir

    semua mata air dingin yang mengalir di

    gunungapi ini mempunyai kenampakan yang

    jernih, pH netral (6 - 7 , Tabel 1 ). Ion terlarut

    dan unsur-unsur kimia yang terdapat dalam air

    di sekitar G. Papandayan masih cukup rendah

    sehingga masih dapat dipakai untuk keperluan

    air minum, MCK, irigasi, perikanan serta

    budidaya tumbuhan. Berdasarkan S.K.

  • Hal-67-

    Permenkes No. 416 tahun 1990 tentang

    persyaratan air minum dan air bersih,

    menunjukan bahwa ion terlarut dan komposisi

    kimia dari air tersebut masih di bawah batas

    ambang yang aman dikonsumsi. Disamping itu

    mata air Cibulakan, Cimanglid dan Cidadap,

    dapat direkomandasikan untuk dikelola pihak

    PDAM setempat. Sedangkan mata air

    Ciparugpug, memiliki pH = 3, kadar sulfat dan

    besi yang tinggi, sehingga tidak dapat

    dikonsumsi oleh manusia, tumbuhan dan

    hewan. Akan tetapi bila air tersebut telah

    bercampur dengan air netral dari daerah

    sekitarnya, sehingga memiliki pH dan

    komposisi kimia dalam batas ambang yang

    aman, maka air dari aliran sungai Ciparugpug

    ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan pada

    bidang kesehatan seperti spa, sauna, pengobatan

    penyakit kulit dan pemandian air panas.

    Mata air panas di daerah Kawah Mas dan

    Kawah Nangklak secara kimiawi dan visual

    mempunyai pH rendah (2,3 2,7), keruh,

    kadar sulfat (2067,61 mg/L), ion terlarut dan

    daya hantar listrik yang tinggi sehingga air

    panas tersebut tidak dapat dipergunakan untuk

    kebutuhan makhluk hidup. Tetapi bila sudah

    bercampur dengan air netral dari sekitarnya,

    maka dapat dipergunakan untuk kebutuhan

    rekreasi (spa, sauna, pemandian umum,

    pengobatan penyakit kulit).

    Sungai-sungai yang ada di G. Papandayan

    dan sekitarnya memiliki debit air yang cukup

    besar antara 20 600 l/detik dengan pH : 6 - 7

    (netral). Air yang terdapat pada umumnya

    jernih, namun pada beberapa sungai tampak

    agak keruh karena adanya campuran dari

    material tanah hasil erosi, sampah, limbah

    rumah tangga dan limbah dari peternakan. Ion

    dan unsur kimia yang terlarut dalam air sungai

    terdapat masih di bawah ambang yang dapat

    langsung digunakan untuk irigasi, pengairan,

    perikanan dan MCK. Sedangkan untuk

    kebutuhan air minum dapat dilakukan dengan

    penjernihan yang higienis terlebih dahulu.

  • Hal-68-

    Gambar 5. Peta lokasi pengambilan air daerah G. Papandayan (Sitinjak, 2002)

  • Hal-69-

    Bahan Galian

    Bahan galian Gunungapi Papandayan yang

    dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

    masyarakat antara lain batu andesit, pasir dan

    batu (sirtu), tanah lempung, belerang dan kaolin

    (Wahyudin dkk, 2002, Gambar 6). Andesit

    berasal dari aliran lava dan fragmen lahar dan

    guguran puing gunungapi (debris avalanche).

    Andesit ini dimanfaatkan sebagai batu belah

    untuk keperluan bahan bangunan (agregat) dan

    batu hias (ornamental stone). Beberapa daerah

    yang potensial mengandung batuan andesit ini

    antara lain : daerah Pakenjeng, Cileuleuy-

    Stanplat, Kampung Cicana, Desa Mekarjaya

    dan daerah lainnya.

    Pasir dan Batu (sirtu) berasal dari endapan

    aliran piroklastika dan guguran puing (debris

    avalance), terdiri dari endapan pasir dan

    fragmen batuan beku andesit berukuran kerikil

    sampai kerakal. Endapan ini dimanfaatkan

    sebagai bahan pembuatan batako. Daerah yang

    cukup potensial terdapat endapan ini antara lain

    daerah Kampung Cikati dan Kampung Pasir

    Talang, Desa Sirna Jaya, Kecamatan Cisurupan

    (Gambar 7).

    Tanah Lempung (pelapukan batuan vulkanik)

    merupakan endapan piroklastika yang telah

    mengalami pelapukan kuat sehingga menjadi

    tanah lempung banyak dimanfaatkan untuk

    bahan baku bata merah. Endapan piroklastik ini

    merupakan produk letusan gunungapi

    Papandayan dan tersebar cukup luas terutama di

    daerah lereng dan kaki. Di lereng timur

    Gunungapi Papandayan endapan tersebut

    terdapat di daerah Kampung Cipelak, Desa

    Tambak Bayu dan Kampung Andir, Desa Bale

    Wangi, Kecamatan Cisurupan. Sedangkan di

    lereng bagian timur laut, terdapat di Kampung

    Pangauban, Desa Pamulihan dan Kampung

    Talun, Desa Sukajaya, Kecamatan Cisurupan.

    Endapan Belerang (sulfur) terdapat di daerah

    puncak G. Papandayan, terutama di kompleks

    Kawah Mas, merupakan kawah yang masih

    aktif. Sulfur ini terbentuk sebagai endapan hasil

    proses sublimasi dari gas vulkanik yang

    diemisikan. Kadar belerang di Komplek

    Gunungapi Papandayan terdapat antara 90-

    95%, sedangkan cadangan yang dihitung secara

    hipotetik lebih kurang 1.600 ton (Suhala dan

    Sudrajat, dalam Suhala dan Arifin, ed., 1997).

    Sulfur ini umumnya digunakan untuk bahan

    keperluan industri kimia, cat, karet, pupuk, gula

    dan kecantikan.

    Endapan Kaolin cadangannya relatif kecil,

    keberadaannya terdapat di punggungan G.

    Walirang (dinding timur laut G. Papandayan)

    dan daerah sekitar Kawah Mas. Endapan kaolin

    di daerah ini terbentuk karena proses alterasi

    dan proses hidrotermal di zona lemah (zona

    struktur geologi). Kaolin umumnya dapat

    digunakan untuk keperluan industri karet,

    keramik dan pestisida.

  • Hal-70-

    Gambar 6. Peta lokasi bahan galian Gunungapi Papandayan (Wahyudin, 2002)

    Gambar 7. Endapan sirtu (pasir dan batu) untuk bahan pembuatan batako Di Kampung Pasirtalang, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut.

    Kesimpulan

    Sumberdaya gunungapi yang terdapat di

    Gunungapi Papandayan dan sekitarnya

    berkaitan langsung dengan proses geologi dan

    aktivitasnya yang telah terjadi pada masa lalu

    maupun yang sedang berlangsung. Sumberdaya

    gunungapi tersebut terdiri atas ;

    1. Wisata alam Gunungapi Papandayan terdiri

    atas struktur kawah, sesar, curug (air terjun),

    dan mata air panas.

    2. Sumberdaya air yang terdapat di wilayah

    Gunungapi Papandayan cukup melimpah

    meliputi mata air panas, mata air dingin dan

    sungai. Mata air dingin dan air sungai

    mempunyai kandungan unsur kimia dan ion

    terlarut yang dapat digunakan untuk

    kebutuhan makhluk hidup. Sedangkan mata

    air panas dapat dimanfaatkan untuk

    kebutuhan kolam pemandian, kesehatan

    dan kebutuhan rekreasi lainnya.

    3. Bahan galian gunungapi yang dapat

    dimanfaatkan adalah batuan andesit untuk

    bahan bangunan dan sebagai bahan

  • Hal-71-

    ornamen bangunan, pasir dan batu (sirtu),

    lempung untuk bahan baku bata merah,

    belerang dan kaolin.

    Daftar Pustaka

    Asmoro, P., Wahyudin, D., dan Mulyadi, E.,

    1989. Peta Geologi Gunungapi

    Papandayan Garut, Jawa Barat, sekala

    1 : 25.000. Direktorat Vulkanologi

    Bandung.

    Prasetya, A., Suhadi, D., dan Sitinjak, P, 2002.

    Laporan Inventarisasi Sumberdaya Air

    Gunungapi Papandayan. DVMBG.

    Tidak diterbitkan

    Setiawan, T, dkk, 1999. Laporan Inventarisasi

    Potensi Wisata Gunungapi

    Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa

    Barat. Direktorat Vulkanologi. Tidak

    diterbitkan.

    Sitinjak, P, 2002. Geokimia air gunungapi

    Papandayan dan dampaknya terhadap

    lingkungan sekitar. Skripsi Sarjana

    Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

    dan Ilmu Pengetahuan Alam.

    Universitas Ahmad Yani Cimahi.

    Suhala, S dan Sudrajat, A., 1997. Belerang.

    Dalam Suhala, S dan Arifin, A.(eds).

    Bahan Galian Industri. Pusat Penelitian

    danPengembangan Teknologi Mineral.

    Wahyudin, D., Rukada, T., dan Kurnia, E.,

    2002. Laporan Inventarisasi Bahan

    Galian Gunungapi Papandayan dan

    sekitarnya, Kabupaten Garut, Jawa

    Barat. DVMBG. Tidak diterbitkan