Upload
mario-donald-bani
View
138
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Oleh
Mario Donald BaniNIM 0604040029
PROGRAM STUDI ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHANPROGRAM STUDI ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHANFAKULTAS PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANAUNIVERSITAS NUSA CENDANAKUPANGKUPANG
20092009
LATAR BELAKANG Dampak negatif penggunaan pestisida sudah
semakin diwaspadai oleh berbagai komponen masyarakat Indonesia saat ini, tetapi belum diimbangi oleh pengurangan penggunaan pestisida.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengembangan dan penerapan alternatif teknik pengendalian hama dan penyakit.
Oleh sebab itu ditawarkan salah satu solusi inovatif, yakni penggunaan pestisida nabati yang ramah lingkungan dan cenderung tidak membahayakan manusia.
Ekstrak jarak pagar merupakan salah satu pestisida nabati yang cukup berpotensi mengendalikan beberapa jenis hama, termasuk hama kumbang bubuk, Sitophilus zeamais.
PERUMUSAN MASALAH Cara pembuatan ekstrak biji jarak pagar yang murah
dan mudah dilakukan Pengaruh peningkatan dosis ekstrak biji jarak pagar
terhadap tingkat kematian kumbang bubuk
TUJUAN PENULISAN Untuk menunjukkan bahwa jarak pagar tidak hanya
bisa dikembangkan sebagai bioetanol tetapi juga
sebagai pestisida nabati.
Selain dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif
(biodiesel), Jarak Pagar dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat
tradisional, sumber pupuk, pakan ternak, dan sumber pestisida
botanik yang mampu mengendalikan beberapa jenis hama dan
penyakit.
Syah (2006) mengungkapkan bahwa di Mali, racikan daun jarak
digunakan sebagai obat malaria; di Filipina, telah dibuktikan
secara medis bahwa senyawa kimia yang dikandung biji jarak
mampu melawan cacing hati, Lymneae auricularia, salah satu
penyebab penyakit perut.
Konsentrat daun jarak bersifat racun bagi kumbang pemakan
jagung, Callosubruchus chinensis, dan kumbang bubuk,
Sitophilus zeamais, serta efektif mengendalikan populasi lalat
rumah, Musca domestica.
Morfologi Sitophilus zeamais dewasa memiliki panjang tubuh 2,5–4,5 mm, berwarna cokelat,
serta memiliki moncong yang sempit dan panjang. Hama ini juga memiliki antena
yang menyiku (siku-siku). Sementara itu, larvanya berwarna putih, gemuk, dan
tidak berkaki. Larva ini tumbuh dan berkembang dalam biji jagung (Pracaya, 2007).
Daur HidupS. zeamais betina akan membuat lubang pada bulir jagung, dan setiap lubang yang
dibuat akan digunakan untuk meletakkan satu butir telur; lubang ditutup kembali
sesudah peletakan telur. Biasa dihasilkan 300 butir telur dalam beberapa minggu.
Larva yang menetas lalu makan dan berkembang dalam satu butir jagung, dan
menjadi pupa di tempat yang sama. Setelah menyelesaikan stadium pupa, imago
kumbang keluar dari butir jagung dan mulai memakan serta merusak biji-biji jagung
lainnya. Kumbang bubuk jagung dapat hidup hingga usia lima bulan. Dalam
keadaan optimum, daur hidup sejak stadium telur hingga dewasa diperkirakan 30
hari (Pracaya, 2007).
Kerusakan Akibat Serangan Sitophilus zeamais
oSerangan kumbang bubuk, Sitophylus zeamais, pada jagung
menyebabkan susut kualitatif dan kuantitatif. Imdad dan Nawangsih
(1995) menyatakan bahwa susut kualitatif adalah penurunan kualitas
yang menurunkan harga jual, sedangkan susut kuantitatif adalah susut
berat yang mengurangi jumlah produksi. Baik susut kualitatif maupun
susut kuantitatif mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi para
petani.
oSitophilus zeamais merupakan hama gudang, yang serangannya dapat
menimbulkan kerusakan pada butir-butir jagung: berlubang serta mudah
pecah dan hancur. Kerusakan yang hebat dapat ditimbulkan sejak
stadium larva hingga dewasa. Imago kumbang bubuk jagung akan
melubangi melubangi biji jagung dan pada masing-masing lubang
tersebut akan diletakkan satu telur. Lubang bekas gerekan itu direkatkan
kembali dengan air liur dan sisa gerekannya (Kartasapoetra, 1991).
Batang berkayu, berdaun tunggal dengan panjang dan lebar daun yang
hampir sama, yaitu 5-15 cm. Buah jarak pagar berbentuk bulat telur.
Daun dan ranting jarak pagar mengandung senyawa stigmast-5-en-3b,7b-
diol; stigmast-5-en-3b,7a-diol; cholest-5-en-3b,7b-diol; cholest-5-en-3b,7a-
diol; campesterol; b-sitosterol, falvonoid, apigenin, dan isvitexin. Batang
jarak mengandung asam organik seperti iridoits, saponin, tannin, senyawa
fridelin, tetrasiklik triterpen ester jatrocurin, dan scopeletin metal ester.
Kulit batang mengandung senyawa b-amyrin, dan tarasterol. Akar jarak
mengandung b-sitosterol, b-D-glukosida, marmesin, propasin,
curculathyrane A dan B, diterpenoid jatrophol, jatropholone A dan B,
chomarin tomentin, comarino-lignan jatrophin, serta saponin dan flavonoid.
Biji jarak mengandung senyawa alkaloida, saponin, dan sejenis protein
beracun yang disebut kursin. Bijinya juga mengandung 35-45% minyak
lemak yang terdiri atas berbagai trigliserida asam palmitat, stearat, dan
kurkalonat (Alamsyah, 2006 dan Sinaga, 2006).
Pembuatan Pestisida Nabati
Pembuatan ekstrak biji jarak pagar sebenarnya cukup mudah dan murah
untuk dilakukan sendiri oleh para petani. Dalam kegiatan penelitian ini,
pestisida nabati dibuat dari biji Jatropa curcas L yang sudah agak tua
(berwarna cokelat kehitaman). Biji tersebut dibersihkan dan dikeringkan
lalu dihaluskan dengan cara ditumbuk hingga menjadi ekstrak yang lalu
disaring atau diayak.
Pengujian Dosis Ekstrak Biji Jatropha curcas L terhadap Mortalitas
Sitophilus zeamais
Tiga dosis berbeda ekstrak biji jarak pagar merupakan perlakuan yang
diujicoba: A = dosis 5 gr/200 gr biji jagung; B = dosis 10 gr/200 gr biji
jagung; dan C = dosis 15 gr/200 gr biji jagung; serta D = kontrol (tanpa
perlakuan pestisida nabati). Setiap perlakuan diulang tiga kali dan
dirancang berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Pada setiap stoples yang sudah disediakan, dimasukan biji jagung sebanyak 200
gram. Kemudian dimasukan pula ekstrak biji Jatropha curcas L yang dicampur
merata dengan biji jagung. Setiap stoples lalu diisi dengan sepuluh ekor imago
kumbang bubuk (Sitophilus zeamais), dan kemudian mulut stoples ditutup dengan
kain kasa. Selanjutnya dilakukan pengamatan pada 1 minggu setelah perlakuan
(MSP), 2 MSP, dan 3 MSP. Pengamatan tersebut dilakukan terhadap kumbang
bubuk yang mati. Data pengamatan yang dikumpulkan kemudian dihitung dengan
rumus probit di bawah ini untuk mengetahui bersarnya persentase mortalitas
kumbang bubuk:
∑ serangga mati
% kematian = X 100%
∑ serangga mati + ∑ serangga hidup
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa
terdapat perbedaan yang sangat nyata bahan nabati
yang diuji, dimana terdapat dosis bahan nabati yang
mampu menyebabkan kematian Sitophilus zeamais
hingga 93,33%, yaitu pada dosis 15 gram/200gram biji
jagung.
Berdasarkan penelitian sederhana yang sudah dilakukan ini
dapat diambil beberapa kesimpulan:
Ekstrak biji jarak pagar sangat efektif dalam mengendalikan
hama gudang Sitophilus zeamais
Di antara perlakuan yang dicobakan, dosis ekstrak biji jarak
yang memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap
mortalitas Sitophilus zeamais yaitu 15 gram/200 gram biji
jagung.
Sementara itu, sangat disarankan agar perlu diadakan
penelitian lanjutan di lapang untuk lebih memastikan
efektivitas ekstrak biji jarak pagar terhadap kematian
kumbang bubuk dalam habitat hidup yang sebenarnya.