39
POTENSI ANTIOKSIDASI DAUN SALAM (Eugenia polyantha Wight.) PADA LINGKUNGAN AGROBIOFISIK YANG BERBEDA RADEN ANISSA EKAWATI PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

POTENSI ANTIOKSIDASI DAUN SALAM (Eugenia

polyantha Wight.) PADA LINGKUNGAN

AGROBIOFISIK YANG BERBEDA

RADEN ANISSA EKAWATI

PROGRAM STUDI BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

Page 2: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

ABSTRAK

RADEN ANISSA EKAWATI. Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia

polyantha Wight.) Pada Lingkungan Agrobiofisik yang Berbeda. Dibimbing oleh

SULISTIYANI dan EDY DJAUHARI PURWAKUSUMAH.

Pengaruh lingkungan agrobiofisik terhadap khasiat antioksidasi dari ekstrak

daun tanaman salam belum dilakukan. Dalam penelitian ini akan digunakan daun

salam dari berbagai daerah dengan lingkungan agrobiofisik yang berbeda, yaitu

Bogor, Sukabumi, dan Cianjur. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan

khasiat antioksidasi ekstrak daun salam pada lingkungan agrobiofisik yang

berbeda.

Daun salam diekstraksi dengan pelarut etanol 70% menggunakan metode

refluks. Potensi antioksidasi ekstrak daun salam ditentukan dengan metode asam

tiobarbiturat (TBA) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 532

nm.

Rendemen ekstrak yang diperoleh dari salam kota Bogor, Sukabumi, dan

Cianjur masing-masing sebesar 18.45%, 11.55%, dan 8.06%. Hasil uji fitokimia

menunjukkan bahwa ekstrak daun salam mengandung saponin, alkaloid,

flavonoid, fenolik hidrokuinon, triterpenoid, dan tanin. Pada penentuan

konsentrasi optimum potensi antioksidasi diperoleh hasil bahwa ekstrak daun

salam konsentrasi 1000 ppm menunjukkan potensi antioksidasi terbesar yang

sebanding dengan vitamin E konsentrasi 200 ppm. Tidak ada perbedaan potensi

antioksidasi ekstrak daun salam yang berasal dari lingkungan agrobiofisik berbeda

antara lain kota Bogor, Sukabumi, dan Cianjur dalam menghambat oksidasi asam

linoleat yaitu masing-masing sebesar 67.14%, 66.59%, dan 68.44% (p>0.05).

Page 3: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

ABSTRACT

RADEN ANISSA EKAWATI. The Antioxidative Potency of Bay Leaves

(Eugenia polyantha Wight.) on Different Agrobiophysic Environment. Under the

direction of SULISTIYANI and EDY DJAUHARI PURWAKUSUMAH.

The study of the impact of agrobiophysic environment on the antioxidative

potency of bay leaves extract has not been done. In this research, bay leaves were

taken from three places with different agrobiophysic environment: Bogor,

Sukabumi, and Cianjur. The objectives of this research is to determine

antioxidative potency of those extracts.

Bay leaves were extracted by ethanol solution of 70% using reflux method.

The antioxidative potency of bay leaves extract were determine by thiobarbituric

acid (TBA) method using spectrophotometer at 532 nm.

The yield percentages of the crude extracts from Bogor, Sukabumi, and

Cianjur were 18.45%, 11.55%, and 8.06% respectively. The result of the

phytochemical analysis indicates that the extracts contained saponin, alkaloid,

flavonoid, phenolic hydroquinone, triterpenoid, and tannin. On the determination

of the concentration of optimum antioxidative potency, it was found that 1000

ppm concentration showed the highest activity which was similar to vitamin E at

concentration of 200 ppm. There were no different in antioxidative potency of the

extracts from Bogor, Sukabumi, and Cianjur to inhibit the oxidation of linoleic

acids; the inhibition were as much as 67.14%, 66.59%, and 68.44% respectively

(p>0.05).

Page 4: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

POTENSI ANTIOKSIDASI DAUN SALAM (Eugenia

polyantha Wight.) PADA LINGKUNGAN

AGROBIOFISIK YANG BERBEDA

RADEN ANISSA EKAWATI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Program Studi Biokimia

PROGRAM STUDI BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

Page 5: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Judul Skripsi : Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight.)

Pada Lingkungan Agrobiofisik yang Berbeda

Nama : Raden Anissa Ekawati

NRP : G44102043

Disetujui

Komisi Pembimbing

drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D. Drs. Edy Djauhari P.K, M.Si.

Ketua Anggota

Diketahui

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.

NIP. 131 473 999

Tanggal lulus:

Page 6: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

PRAKATA

Penulis panjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas

seluruh rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

ilmiah ini. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada Program Studi Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Juli-November 2006

dengan judul Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight.) Pada

Lingkungan Agrobiofisik yang Berbeda.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kapada semua pihak

yang telah membantu. Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing drh.

Sulistiyani, M.Sc., Ph.D dan Drs. Edy Djauhari Purwakusumah, M.Si atas

bimbingan dan dorongannya selama penelitian serta penulisan skripsi ini. Selain

itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan Yayu,

Alvi, Fitri, Aris, Liga, Chandra, Bina, Hilya, Laura, dan Peni atas bantuannya

selama penelitian. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada Andrew Sakti atas

dukungan, pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan

dan bantuan morilnya. Ungkapan terima kasih sedalam-dalamnya juga penulis

sampaikan kepada papa, mama, Ikhsan, dan Bayu atas doa, kasih sayang, dan

dukungan morilnya.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Februari 2007

Raden Anissa Ekawati

Page 7: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Bogor pada tanggal 13 Juli 1984 dari ayah

bernama Raden Muhjidin Sumiratmadja dan ibu bernama Lina Nur’aeni. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis pernah bersekolah di SDN Ciluar V Bogor pada tahun 1990,

kemudian melanjutkan ke SLTPN 5 Bogor pada tahun 1996. Pada tahun 2002,

penulis lulus dari SMUN 2 Bogor dan pada tahun yang sama berhasil masuk

Institut Pertanian Bogor di Program Studi Biokimia Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).

Selama kuliah penulis aktif di kelembagaan Ikatan Mahasiswa Kimia

(IMASIKA) periode 2003/2004. Pada tahun 2005, penulis pernah menjadi asisten

praktikum Biokimia Umum. Penulis pernah melakukan praktek lapang di Pusat

Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong

Bogor selama bulan Juli-Agustus 2005 dengan tema Isolasi dan Purifikasi Protein

Rekombinan J-SU Sistem pGEX.

Page 8: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Salam (Eugenia polyantha Wight.) ........................................................ 1

Pengaruh Agrobiofisik terhadap Bahan Aktif ........................................ 2

Radikal Bebas Penyebab Penyakit Degeneratif ..................................... 3

Tahapan Reaksi Peroksidasi Lipid ......................................................... 4

Peranan Antioksidan di Bidang Kesehatan ............................................ 5

Senyawa Antioksidan Alami .................................................................. 5

Teknik Penentuan Potensi Antioksidan ................................................. 6

Metode Diena terkonjugasi .................................................................... 6

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat ....................................................................................... 7

Metode .................................................................................................... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Ekstraksi ........................................................................................ 9

Analisis Fitokimia Ekstrak Sampel ........................................................ 9

Sistem Oksidasi Asam Linoleat .............................................................. 10

Oksidasi Asam Linoleat Metode TBA ................................................... 10

Potensi Antioksidasi Ekstrak Daun Salam Bogor, Sukabumi, dan

Cianjur 200 ppm ..................................................................................... 10

Penentuan Konsentrasi Optimum Potensi Antioksidasi ......................... 11

Potensi Antioksidasi Ekstrak Daun Salam Bogor, Sukabumi, dan

Cianjur 1000 ppm ................................................................................... 12

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

LAMPIRAN ..................................................................................................... 17

Page 9: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Salam (Eugenia polyantha Wight.) ....................................................... 2

2 Reaksi pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS) ......................... 4

3 Reaksi peroksidasi lipid ......................................................................... 4

4 Reaksi antara malondialdehida dan asam tiobarbiturat ......................... 4

5 Pembentukan diena terkonjugasi pada asam lemak linoleat ................. 7

6 Nilai absorbansi hidroperoksida maksimum terhadap waktu ............... 10

7 Konsentrasi MDA vitamin E ................................................................ 10

8 Konsentrasi MDA ekstrak salam ketiga kota 200 ppm ........................ 11

9 Konsentrasi MDA pada penentuan konsentrasi optimum I .................. 12

10 Konsentrasi MDA pada penentuan konsentrasi optimum II ................ 12

11 Uji potensi antioksidasi ........................................................................ 13

12 Konsentrasi MDA ekstrak salam ketiga kota 1000 ppm ..................... 13

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Reaksi pembentukan molekul H2O .................................................... 3

2 Hasil uji fitokimia ekstrak salam ........................................................ 10

Page 10: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Tahap penelitian .................................................................................... 18

2 Analisis hidroperoksida metode diena terkonjugasi ............................. 19

3 Pembuatan kurva standar metode TBA ................................................ 20

4 Analisis potensi antioksidan metode TBA ............................................ 20

5 Data hasil ekstraksi metode refluks ....................................................... 21

6 Data penentuan waktu inkubasi metode diena terkonjugasi ................. 21

7 Data kurva standar metode TBA ........................................................... 22

8 Data potensi antioksidasi ekstrak daun salam ketiga kota 200 ppm ..... 22

9 Data hasil penentuan konsentrasi optimum metode TBA I ................... 23

10 Data hasil penentuan konsentrasi optimum metode TBA II .................. 24

11 Data potensi antioksidasi ekstrak daun salam ketiga kota 1000 ppm .... 25

12 Statistik potensi antioksidasi ekstrak salam ketiga kota 200 ppm ......... 26

13 Statistik penentuan konsentrasi optimum I ............................................ 26

14 Statistik penentuan konsentrasi optimum II .......................................... 27

15 Statistik potensi antioksidasi ekstrak salam ketiga kota 1000 ppm ...... 27

16 Hasil uji fitokimia ................................................................................. 28

Page 11: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta berubahnya pola hidup

masyarakat yang lebih mengarah kepada

makanan siap saji yang berdampak pada

munculnya berbagai penyakit degeneratif.

Pola makan yang tidak tepat mengakibatkan

terbentuknya radikal bebas dalam tubuh

sehingga muncul beragam penyakit seperti

kanker, diabetes melitus, aterosklerosis,

katarak, dan penyakit jantung koroner (Napoli

et al 2001). Namun, saat ini masyarakat mulai

sadar dan mengubah pola hidupnya untuk

kembali pada alam (back to nature), termasuk

dalam hal memelihara dan menjaga kesehatan.

Keberadaan radikal bebas yang bersifat

tidak stabil dan reaktif di dalam tubuh dapat

mengakibatkan kerusakan seluler, jaringan,

dan genetik (mutasi DNA). Radikal bebas

dapat dikurangi dengan mengkonsumsi

antioksidan dalam jumlah yang cukup. Secara

alami, tubuh mempunyai benteng yang dapat

mencegah serangan berbagai penyakit yang

disebut antioksidan. Antioksidan memiliki

fungsi untuk menghentikan atau memutuskan

reaksi berantai dari radikal bebas yang

terdapat dalam tubuh sehingga dapat

menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan

akibat radikal bebas (Hernani & Rahardjo

2005).

Tubuh manusia menghasilkan senyawa

antioksidan, tetapi tidak cukup kuat untuk

berkompetisi dengan radikal bebas yang

dihasilkan oleh tubuh sendiri setiap harinya

(Hernani & Rahardjo 2005). Kekurangan

antioksidan dalam tubuh dapat diatasi melalui

asupan dari luar yang banyak mengandung

antioksidan. Masyarakat tradisional umumnya

telah memanfaatkan beberapa tanaman obat

yang berpotensi sebagai antioksidan, salah

satunya salam (Eugenia polyantha Wight.).

Tanaman salam biasa ditanam oleh petani

untuk kebutuhan sebagai bumbu masak

sehari-hari. Lingkungan agrobiofisik sekitar

tanaman salam sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan produksi daun salam. Iklim,

ketersediaan unsur hara tanah, dan topografi

daerah tempat tumbuh tanaman salam sangat

menentukan kandungan bahan aktif daun

salam yang berpotensi sebagai antioksidan.

Dalam penelitian ini akan digunakan daun

salam dari berbagai daerah dengan lingkungan

agrobiofisik yang berbeda, yaitu Sukabumi,

Bogor, dan Cianjur.

Masalah dari penelitian ini adalah belum

adanya penelitian ilmiah secara in vitro yang

membuktikan adanya pengaruh lingkungan

agrobiofisik terhadap khasiat antioksidasi dari

ekstrak daun tanaman salam (Eugenia

polyantha Wight.) belum dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk

membuktikan khasiat antioksidasi ekstrak

daun salam (Eugenia polyantha Wight.) pada

lingkungan agrobiofisik yang berbeda dengan

mengukur konsentrasi malondialdehida

menggunakan metode asam tiobarbiturat.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi ilmiah mengenai

khasiat antioksidasi tanaman salam (Eugenia

polyantha Wight.) secara in vitro sehingga

dapat dijadikan dasar pengembangan tanaman

salam (Eugenia polyantha Wight.) menjadi

fitofarmaka.

TINJAUAN PUSTAKA

Salam (Eugenia polyantha Wight.)

Menurut Tjitrosoepomo (2005), salam

yang merupakan salah satu jenis tanaman obat

yang tergolong dalam Ordo: Myrtales, Famili:

Myrtaceae, Genus: Eugenia, dan Spesies:

Eugenia polyantha Wight. Tanaman ini juga

memiliki nama latin lain yaitu Syzygium

polyanthum (Wight.) Walp. (Wijayakusuma et

al 1996). Salam memiliki beberapa nama lain

di Indonesia yaitu meselangan, ubar serai,

gowok, manting, dan kastolam.

Salam dapat tumbuh liar di hutan dan

pegunungan, atau ditanam di pekarangan

rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari

dataran rendah hingga daerah yang

ketinggiannya mencapai 1800 meter di atas

permukaan laut (Wijayakusuma et al. 1996)

bahkan hingga mencapai 2000 meter di atas

permukaan laut (PSB 2006). Salam dapat

dikembangbiakkan dengan cara stek batang,

cangkok, dan biji (Dalimartha 2000).

Dalimartha (2000) menjelaskan bahwa

salam merupakan pohon bertajuk rimbun

dengan tinggi mencapai 25 m, batang bulat

dengan permukaan licin, dan berakar

tunggang. Daun salam memiliki beberapa

karakteristik seperti tunggal, pertulangan

menyirip, letaknya berhadapan, berbentuk

lonjong sampai elips atau bundar telur

sungsang, dan berwarna hijau. Daun salam

memiliki tangkai yang panjangnya 0.5-1 cm,

panjang daun 5-15 cm dan lebar daun 3-8 cm

(Gambar 1). Bunga salam majemuk tersusun,

berwarna putih, dan harum. Buahnya

merupakan buah buni yang berbentuk bulat

dengan diameter 8-9 mm, memiliki rasa sepat,

dan berwarna hijau saat muda, setelah masak

warnanya berubah menjadi merah gelap.

Page 12: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Bijinya berwarna cokelat dan berbentuk bulat

dengan penampang sekitar 1 cm.

Pohon salam memiliki khasiat sebagai

tanaman obat terutama daunnya, meskipun

demikian kandungan senyawa kimia yang

berkhasiat obat terdapat diseluruh bagian

tanaman seperti kulit batang, akar dan buah.

Salam mengandung zat-zat kimia, seperti

minyak atsiri yang terdiri sitral dan eugenol,

tanin, dan flavonoida (Wijayakusumah et al.

1996). Selain untuk obat, pohon salam

digunakan pula sebagai bahan pewarna barang

anyaman terutama kulitnya, sedangkan

kayunya dapat digunakan sebagai bahan

bangunan (Heyne 1987).

Gambar 1 Salam (Eugenia polyantha Wight.).

Pengaruh Agrobiofisik terhadap Bahan

Aktif

Tanaman salam (Eugenia polyantha

Wight.) dapat tumbuh di daerah dataran

rendah hingga dataran tinggi dengan curah

hujan yang cukup basah. Suhu rata-rata

tahunan yang dibutuhkan tanaman salam

untuk tumbuh sekitar 18-30 ºC dan

ketersediaan air yang cukup tinggi yaitu bulan

basah > 6 bulan dan bulan kering < 6 bulan.

Tekstur tanah yang baik untuk pertumbuhan

salam adalah tekstur lempung pasir (Sandy

loam) hingga liat (Clay).

Produksi daun tanaman salam sangat

tergantung iklim dan sering tidaknya

dilakukan pemanenan. Semakin sering

pemanenan daun salam maka pertumbuhan

batang terhambat sehingga produksi daun

salam semakin menurun. Produksi daun salam

yang tinggi berada pada lingkungan dengan

suhu rata-rata 22–25 ºC, bulan basah sekitar

6–8 bulan, dan bulan kering sekitar 3–4 bulan

(PSB 2006). Sedangkan daerah topografinya

berada pada ketinggian 800–1000 meter diatas

permukaan laut, keberadaan lereng sekitar

15%, dan tekstur tanahnya lempung.

Produksi bahan aktif daun salam sangat

tergantung dengan ketersediaan unsur hara

tanah dan kondisi terain (lereng dan persentasi

batuan permukaan) lokasi tumbuh. Semakin

tinggi ketersediaan hara maka semakin tinggi

produksi bahan aktif daun salam. Untuk

kondisi terain, semakin rendah persentasi

lereng dan batuan permukaan maka semakin

tinggi produksi bahan aktif daun salam.

Persentasi kondisi terain yang ideal untuk

produksi bahan aktif daun salam sekitar <

20% untuk kondisi lereng dan < 7% untuk

kondisi batuan permukaan.

Dalam penelitian ini digunakan daun

salam berasal dari daerah Sukabumi, Bogor,

dan Cianjur. Daerah ini dikenal dengan daerah

yang dikelilingi oleh gunung di Jawa Barat

dan memiliki daerah yang berbukit serta

berlereng. Meskipun demikian daerah tersebut

berpotensi sebagai tempat tumbuh tanaman

salam.

Daerah Sukabumi memiliki tekstur

permukaan bergelombang berupa dataran

rendah di bagian selatan, sedangkan tekstur

permukaan yang berbukit-bukit di bagian

tengah dan utara. Sukabumi terletak pada

daerah ketinggian antara 0-2960 meter di atas

permukaan laut dengan kemiringan tanah

antara 15-34%. Jenis tanah yang dimiliki

daerah Sukabumi bermacam-macam, antara

lain aluvial, andosol, latosol, laterit, regosol,

mediteran, podsolik merah kuning, litosol,

renzina, dan brown forest soil. Sukabumi

memiliki iklim basah dengan curah hujan

antara 1378-3597 mm/tahun, suhu udara 18-

30 ºC, dan kelembaban 80-95%.

Daerah Bogor yang terkenal dengan

julukan kota hujan terletak pada daerah

ketinggian antara 500-700 meter di atas

permukaan laut dengan kemiringan tanah 15-

30%. Bogor memiliki berbagai macam jenis

tanah, yaitu latosol, litosol, aluvial, dan

podsolik merah kekuningan. Bogor termasuk

dalam iklim basah dengan curah hujan

tertinggi di Jawa Barat antara 2916-4500

mm/tahun, suhu udara 21.8-26 ºC, dan

kelembaban kurang lebih 70%.

Daerah Cianjur yang dijuluki sebagai kota

beras terletak pada ketinggian antara 0-2962

meter di atas permukaan laut. Cianjur

memiliki daerah yang sebagian besar berupa

pegunungan serta berbukit-bukit dan sebagian

kecil dataran rendah dengan kemiringan 0-

>40%. Cianjur memiliki berbagai macam

jenis tanah, yaitu aluvial, andosol, brown

forest soil, grumusol, latosol, litosol,

mediteran, organosol, podsolik, podsolik

merah kuning, regosol, renzina, dan tanah-

Page 13: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

tanah berglei. Cianjur memiliki iklim basah

dengan curah hujan 107–2260 mm/tahun.

Radikal Bebas Penyebab Penyakit

Degeneratif

Radikal bebas didefinisikan sebagai suatu

senyawa kimia yang memiliki atom atau

molekul dengan satu atau lebih elektron yang

tidak berpasangan (Hernani & Rahardjo

2005). Adanya elektron yang berpasangan

membuat molekul menjadi tidak stabil dan

bersifat reaktif karena berusaha untuk

mendapatkan pasangan elektron (Muhilal

1991).

Radikal bebas memiliki peran dalam

berbagai terjadinya penyakit degeneratif. Hal

ini disebabkan sifat senyawa radikal bebas

yang sangat reaktif sehingga mampu bereaksi

dengan makromolekul protein seperti halnya

enzim, lipid, karbohidrat, atau DNA yang ada

dalam tubuh (Musthafa et al 2000). Radikal

bebas yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan seluler, jaringan, dan genetika

(mutasi DNA). Kerusakan seluler dan jaringan

tersebut dapat menimbulkan peradangan

jaringan dan mendorong terjadinya keganasan

(Lautan 1997). Hal tersebut disebabkan

adanya efek mutagenik molekul radikal bebas

superoksida (O2-) yang terbentuk pada saat

peradangan. Reaksi antara radikal bebas

dengan molekul non radikal akan

menghasilkan suatu radikal bebas yang baru

dan selanjutnya menimbulkan reaksi berantai.

Menurut Sofia (2005), senyawa radikal

bebas terbentuk dari dua macam sumber yaitu

endogenus dan eksogenus. Pembentukan

radikal bebas secara endogenus dapat melalui

reaksi autoksidasi, oksidasi enzimatik,

fagositosis dalam respirasi, transpor elektron

di mitokondria, dan oksidasi ion-ion logam

transisi dalam tubuh. Sedangkan pembentukan

radikal bebas secara eksogenus akibat bahan

kimia yang bersifat karsinogenik, radiasi sinar

UV, sinar X, dan sinar gamma.

Radikal bebas yang terbentuk secara

endogenus dapat berasal dari metabolisme

normal tubuh. Salah satu contohnya proses

reduksi molekul oksigen dalam rangkaian

transport elektron pada rantai respirasi

mitokondria. Oksigen dimetabolisme menjadi

H2O dengan penambahan 4 elektron melalui

beberapa tahapan reaksi (Siregar 1992).

Reaksi molekul oksigen dengan elektron

pertama akan membentuk anion radikal

superoksida (O2-), kemudian anion radikal

superoksida direaksikan dengan elektron

kedua dan dua atom hidrogen menghasilkan

hidrogen peroksida (H2O2). Penambahan

elektron ketiga pada molekul hidrogen

peroksida akan memicu pembentukan radikal

hidroksil (OH•). Molekul H2O akan terbentuk

melalui reaksi radikal hidroksil dengan

elektron keempat dan sebuah atom hidrogen

(Tabel 1).

Radikal bebas juga dapat dihasilkan dari

berbagai proses kimia atau enzimatik dalam

metabolisme tubuh yang melibatkan senyawa

organik maupun inorganik seperti Fe. Radikal

hidroksil (OH•) dapat terbentuk melalui reaksi

nonenzimatik dari senyawa hidroperoksida

(H2O2) yang dikatalisis oleh ion Fe2+,

kemudian Fe2+ akan dioksidasi menjadi Fe

3+

sehingga reaksi ini dikenal sebagai reaksi

Fenton. Selain melalui reaksi Fenton, Radikal

hidroksil (OH•) juga dapat terbentuk melalui

reaksi Haber-Weiss dengan menggunakan

radikal superoksida (O2-) dan hidroperoksida

(H2O2) sebagai substrat yang dikatalisis oleh

besi, sesuai dengan reaksi sebagai berikut:

H2O2 + Fe2+ Fe

3++ OH

- + OH•

H2O2 + O2- O2 + OH

- + OH•

Reaksi ini terjadi secara berantai dan terus

menerus sampai ada molekul yang

memberikan elektron yang dibutuhkan radikal

bebas atau dapat berakhir bila dua buah gugus

radikal bebas saling berinteraksi membentuk

ikatan non radikal (Murray 2003).

Jenis radikal bebas yang berperan dalam

berbagai reaksi-reaksi destruktif pada tubuh

manusia adalah spesies oksigen reaktif.

Senyawa yang termasuk dalam spesies

oksigen reaktif yang dapat ditemukan dalam

tubuh yaitu peroksida lipid (LOOH),

Hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen

(IO2), ion hipoklorit (OCl-), radikal bebas

superoksida (O2-), radikal bebas hidroksil

(OH+), radikal bebas alkoksi (RO•), dan

radikal peroksil (ROO•) (Lautan 1997).

Menurut peneliti lainnya ROS mempunyai

peranan penting dalam patofisiologi manusia

seperti kanker, kardiovaskuler, dan penyakit

neurodegeneratif seperti alzheimer dan

parkinson (Tuminah 2000).

Tabel 1 Reaksi pembentukan molekul H2O

Reaksi Hasil reaksi

O2 + e-

O2

-

O2 + e- + 2H

+

H2O2

H2O2 + e-

OH• + OH

-

OH+ + e- + H+ H2O

OH- + H

+

H2O

O2 + 4 e- + 4 H

+ 2H2O

Page 14: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Reactive Oxygen Species (ROS) terbentuk

dari reaksi pembentukan energi yang tidak

sempurna pada mitokondria. Molekul oksigen

dan glukosa yang masuk dalam mitokondria

diubah menjadi energi dan ROS. Reaktifitas

ROS dapat distabilkan oleh enzim superoksida

dismutase membentuk senyawa hidrogen

peroksida, kemudian senyawa tersebut

dinetralkan menjadi air dan oksigen oleh

enzim katalase. Namun, konsentrasi ROS

yang tinggi dalam tubuh akan menyerang sel

lain seperti sel syaraf motorik (Gambar 2).

Gambar 2 Reaksi pembentukan Reactive

Oxygen Species (ROS).

Tahapan Reaksi Peroksidasi Lipid

Peroksidasi lipid adalah reaksi yang terjadi

antara radikal bebas dengan asam lemak tak

jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid,

PUFA) pada membran sel yang sedikitnya

mengandung tiga ikatan rangkap. Radikal

bebas bersifat sangat reaktif jika bereaksi

dengan PUFA sehingga akan menghasilkan

radikal lipid bebas (R•). Apabila radikal lipid

bebas bereaksi dengan O2 akan terbentuk

radikal peroksi lipid (ROO•) yang dapat

menghasilkan endoperoksida lipid atau lipid

peroksida. Reaksi ini terjadi secara berantai

dan terus menerus karena menghasilkan

radikal lipid bebas (R•) lain yang

menyebabkan peroksidasi lebih lanjut

(Gambar 3). Peroksidasi lipid juga dikatalisis

secara in vivo oleh senyawa heme dan enzim

lipoksigenase yang ditemukan di dalam

trombosit serta leukosit (Murray 2003).

Reaksi peroksidasi lipid dimulai dengan

tahapan inisiasi yaitu pemisahan sebuah atom

hidrogen oleh radikal bebas dari suatu grup

metilena (-CH2-) PUFA. Reaksi ini

menghasilkan pembentukan suatu radikal

karbon (-•CH-) pada PUFA. Radikal karbon

distabilkan melalui suatu pengaturan ulang

ikatan rangkap yang menghasilkan

pembentukan diena terkonjugasi. Pada tahap

propagasi, radikal peroksida lipid dapat juga

menghilangkan sebuah atom hidrogen dari

molekul lipid lainnya yang berdekatan untuk

membentuk hidroperoksida lipid dan juga

membentuk radikal karbon lain sehingga

reaksi peroksidasi lipid akan terjadi secara

terus menerus. Tahap terminasi akan terjadi

bila ada reaksi antara radikal bebas sendiri

atau adanya senyawa antioksidan. Reaksi

peroksidasi secara enzimatik dan

nonenzimatik dikatalisis oleh ion logam

transisi seperti Fe2+ (Cornwell & Morisaki

1984).

Peroksidasi lipid menghasilkan produk

akhir malonaldehida (MDA). Konsentrasi

MDA dapat diukur dengan metode asam

tiobarbiturat (TBA) karena MDA akan

bereaksi dengan asam tiobarbiturat

membentuk produk berwarna merah yang

diukur pada panjang gelombang 532 nm

(Gambar 4). Kadar lipid peroksida dalam

tubuh manusia tidak boleh lebih dari 4

nmol/ml. Kelebihan lipid peroksida dalam

darah dan hati dapat mengakibatkan berbagai

macam penyakit seperti kanker, jantung

koroner, stroke, katarak, autoimun, dan

penuaan dini (Yagi 1994).

Gambar 3 Reaksi peroksidasi lipid.

Gambar 4 Reaksi antara malondialdehida

dan asam tiobarbiturat.

Page 15: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Peranan Antioksidan di Bidang Kesehatan

Kerusakan yang ditimbulkan oleh spesies

oksigen reaktif dapat diatasi oleh tubuh

sendiri melalui mekanisme pertahan preventif.

Sistem pertahanan tubuh ini dilakukan oleh

enzim-enzim pembersih (scavenger enzyme),

diantaranya superoksida dismutase (SOD),

katalase, dan glutation peroksidase (Tuminah

2000). Enzim SOD terdapat hampir semua

jaringan terutama pada kompartemen sitosol

dan mitokondria yang berfungsi mengubah

radikal superoksida (O2-•) menjadi H2O2 dan

O2 dengan reaksi sebagai berikut:

Superoksida dismutase

O2- + O2

- + 2 H

+ H2O2 +

O2

Katalase terdapat pada peroksisom dan sitosol

berfungsi untuk menetralkan H2O2 menjadi O2

dan H2O. Sedangkan glutation peroksidase

terdapat pada sitosol dan mitokondria akan

mengkatalisis reaksi antara glutation (GSH)

dan H2O2 menjadi GSSG dan H2O. Gugus tiol

(-SH) pada glutation peroksidase akan

bereaksi dengan radikal superoksida sehingga

dapat mencegah kerusakan komponen sel

lainnya (Siregar 1992). Namun, dalam kondisi

tertentu (sakit, stress, polusi, dan radiasi)

produksi radikal bebas dapat melebihi

kemampuan sistem pertahanan tubuh.

Keterbatasan mekanisme tubuh untuk

menetralkan reaksi oksidasi telah mendorong

penggunaan antioksidan dari luar tubuh.

Antioksidan merupakan senyawa penting

dalam menjaga kesehatan tubuh yang

berfungsi sebagai penangkap radikal bebas

dalam tubuh. Secara khusus, antioksidan

diartikan sebagai zat yang dapat menunda atau

mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal

bebas dalam oksidasi lipid walaupun dengan

konsentrasi lebih rendah dibandingkan

substrat yang dapat dioksidasi (Trilaksani

2003).

Menurut Murray (2003), antioksidan

berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua

macam, yaitu antioksidan pencegah dan

antioksidan pemutus rantai. Antioksidan

pencegah berfungsi mengurangi inisiasi rantai

oksidasi seperti katalase dan peroksidase yang

bereaksi dengan hidroperoksida lipid

(ROOH), transferin dan feritin yang

mencegah pembentukan Fe2+ bebas, serta

seruplasmin dan albumin yang mencegah

pembentukan Cu+ bebas. Antioksidan

pemutus rantai bekerja dengan mempengaruhi

tahap propagasi pada pembentukan radikal

bebas seperti vitamin E, fenol, dan amina

aromatik yang berfungsi menangkap radikal

peroksi (ROO•) dan radikal alkoksi (RO•).

Contoh lainnya antara lain vitamin A dan

vitamin C.

Berdasarkan mekanisme kerjanya,

senyawa antioksidan terbagi menjadi tiga

macam yaitu antioksidan primer yang bekerja

untuk mengurangi pembentukan radikal bebas

dengan memutuskan reaksi berantai dan

mengubahnya menjadi produk yang lebih

stabil. Senyawa yang termasuk antioksidan

primer diantaranya superoksida dismutase

(SOD), katalase, dan glutation peroksidase.

Antioksidan sekunder berperan mengikat

senyawa radikal bebas dan mencegah

amplifikasi radikal. Antioksidan sekunder

terdiri atas vitamin A, vitamin C, vitamin B,

vitamin E, β-karoten, dan senyawa-senyawa

fitokimia. Sedangkan antioksidan tersier

berperan sebagai mekanisme biomolekuler,

seperti enzim perbaikan DNA dan metionin

sulfoksida reduktase (Kartikawati 1999).

Senyawa Antioksidan Alami

Senyawa antioksidan dapat diperoleh

dalam berbagai tumbuh-tumbuhan. Beberapa

antioksidan alami dapat dihasilkan dari

rempah-rempah, tanaman herbal, sayuran dan

buah. Namun, herbal tanaman obat

mempunyai daya aktivitas antioksidan lebih

tinggi dibandingkan dengan buah dan sayuran

(Hernani & Rahardjo 2005). Telah banyak

penelitian yang menyatakan bahwa

perlawanan berbagai macam penyakit

degeneratif seperti kanker dapat dilakukan

dengan mengkonsumsi sayuran dan buah yang

banyak mengandung senyawa antioksidan

untuk mengurangi reaksi berantai radikal

bebas. Senyawa kimia yang tergolong dalam

kelompok antioksidan yang ditemukan pada

tanaman, antara lain dari golongan polifenol,

flavonoid, vitamin C, vitamin E, dan

karotenoid.

Antioksidan dari golongan polifenol

sangat mudah larut dalam air dan lemak. Pada

umumnya senyawa antioksidan tersebut

digunakan untuk mencegah kerusakan akibat

reaksi oksidasi pada makanan, kosmetik,

farmasi, dan plastik. Senyawa polifenol

memiliki fungsi sebagai penangkap dan

pengikat radikal bebas dari ion-ion logam

yang mengalami kerusakan.

Antioksidan golongan flavonoid

merupakan antioksidan yang berpotensial

untuk mencegah pembentukan radikal bebas.

Page 16: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Flavonoid diperkirakan hampir 90 persen

sebagai glikosida dan 10 persen sebagai

aglikon. Senyawa flavonoid dapat

dikelompokkan dalam dalam golongan flavon,

flavonol, flavanon, antosianidin, katekin, dan

isoflavon (Hernani & Rahardjo 2005).

Kuersetin (3,4-dihidroksiflavonol) adalah

senyawa flavonoid dari golongan flavonol

yang terdapat tanaman teh, tomat, apel, kakao,

anggur, dan bawang. Keberadaan kuersetin

juga telah dibuktikan secara ilmiah pada

tanaman salam (PSB 2005). Aktivitas

kuersetin dalam menghambat reaksi oksidasi

low-density lipoprotein (LDL) dapat

ditunjukkan secara in vitro (Sibuea 2004).

Aktivitas antioksidan kuersetin dari anggur

merah sebanding dengan α-tokoferol dalam

menghambat peroksidasi lipid. Isoflavon

merupakan sejenis senyawa oestrogen yang

mempunyai aktivitas antioksidan yang cukup

tinggi karena telah terbukti bahwa senyawa ini

dapat mengurangi resiko terhadap penyakit

kanker, jantung koroner, dan osteoporosis.

Vitamin C adalah suatu senyawa asam L-

askorbat (2-ketoglukonolakton) yang memiliki

multifungsi. Vitamin C dapat berfungsi

sebagai antioksidan, proantioksidan, pengikat

logam, pereduksi, dan penangkap oksigen.

Vitamin E merupakan vitamin yang larut

dalam lemak dan memiliki kemampuan

sebagai antioksidan yang cukup kuat. Vitamin

E berfungsi untuk memproteksi sel-sel

membran serta LDL kolesterol dari reaksi

oksidasi (Tuminah 1999), membantu

memperlambat penuaan, dan melindungi

tubuh dari kerusakan sel yang dapat

menimbulkan penyakit kanker.

Karotenoid adalah molekul-molekul yang

dapat memberikan warna-warna terang pada

tanaman, buah-buahan, dan sayuran. Senyawa

yang tergolong karotenoid antara lain α-

karoten, β-karoten, likopen, lutein, zeaksantin,

dan β-kriptoksantin (Tuminah 1999). Senyawa

karotenoid dapat mengurangi resiko terkena

penyakit kanker. Zat antioksidan alami

lainnya adalah saponin dari turunan glikosida

yang berikatan dapat menurunkan kolesterol

dalam darah dan menghambat penyakit kanker

(Hernani & Rahardjo 2005).

Teknik Penentuan Potensi Antioksidan

Pengujian potensi antioksidan dapat

dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

metode oksigen aktif (active oxygen methode,

AOM), metode asam tiobarbiturat (2-

thiobarbituric acid, TBA), metode tiosianat,

metode bilangan ansidin, dan metode Kreis

(Santoso 2002).

Metode oksigen aktif merupakan metode

untuk mengukur nilai peroksida yang

dihasilkan dari oksidasi asam lemak tak jenuh

dalam kondisi jenuh udara pada suhu 98ºC.

Metode TBA untuk mengukur produk

oksidasi asam linoleat (malondialdehida) yang

akan bereaksi dengan asam tiobarbiturat

menghasilkan produk berwarna merah yang

diukur pada λ 532 nm. Metode tiosianat untuk

mengukur peroksida yang akan membentuk

kompleks warna Fe[Fe(SCN)6]. Metode

bilangan ansidin untuk mengukur senyawa

aldehid hasil oksidasi yang bereaksi dengan p-

ansidin. Sedangkan metode Kreis untuk

mengukur hasil oksidasi lemak yang akan

bereaksi dengan fluoroglusinol.

Uji potensi antioksidan yang digunakan

adalah metode TBA. Alasan penggunaan

metode TBA dalam penelitian ini antara lain:

metode TBA merupakan cara analisis

antioksidan yang telah lama digunakan untuk

mengukur peroksidasi asam lemak pada

membran sel dan makanan, pereaksi TBA

memiliki sifat sensitif terhadap peroksida

lipid, serta reaksi yang ditimbulkan antara

malondialdehida dengan asam tiobarbiturat

menghasilkan produk yang sama dengan

reaksi yang ditimbulkan antara lipid peroksida

dengan asam tiobarbiturat (Yagi 1994).

Uji potensi antioksidan dilakukan setelah

pengukuran hidroperoksida yang merupakan

produk primer oksidasi asam linoleat dengan

metode tiosianat. Pengukuran hidroperoksida

bertujuan untuk menentukan waktu inkubasi

asam linoleat. Menurut Kikuzaki dan Nobuji

(1993), pengukuran potensi antioksidan

dengan metode TBA lebih baik dilakukan

setelah satu atau beberapa hari dari puncak

absorbansi asam linoleat. Hal ini dilakukan

karena hidroperoksida akan mengalami

dekomposisi membentuk malondialdehida.

Metode Diena Terkonjugasi

Metode diena terkonjugasi merupakan

metode yang digunakan untuk mengukur

serapan yang disebabkan oleh struktur diena

terkonjugasi yang terdapat di dalam sampel

lemak dan minyak (White 1995, dalam

Krisnayunita 2002). Asam yang mengandung

dua ikatan rangkap terkonjugasi

menunjukkan penyerapan pada panjang

gelombang 234 nm. Serapan yang terukur

adalah nilai penyerapan yang disebabkan oleh

strukur diena terkonjugasi yang terdapat di

dalam sampel lemak dan minyak.

Page 17: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Menurut Shahidi & Wanasundara (1997)

metode diena terkonjugasi dapat digunakan

sebagai indeks kestabilan lipid menggantikan

bilangan peroksida karena lebih cepat

daripada penentuan bilangan peroksida, jauh

lebih sederhana, tidak tergantung dari reaksi

kimia atau perubahan warna, dan

membutuhkan sampel dalam ukuran yang

lebih kecil (Tensiska 2001). Metode ini

prinsipnya adalah mengukur hidroperoksida

diena terkonjugasi yang terdapat dalam emulsi

(o/w) 10%. Hasil analisis diena terkonjugasi

dinyatakan dalam mmol hidroperoksida/kg

minyak.

Kebanyakan metode diena terkonjugasi

digunakan pada minyak yang benyak

mengandung asam linoleat atau asam lemak

tidak jenuh lainnya. Struktur 1,4-pentadiena di

dalam linoleat membuatnya menjadi sangat

mudah mengalami oksidasi. Bahkan 20 kali

lebih mudah teroksidasi daripada struktur

propena pada oleat (Fennema 1996, dalam

Krisnayunita 2002). Grup metil pada posisi 11

menjadi sangat reaktif karena diapit oleh dua

ikatan rangkap dua (Gambar 5).

Perpindahan posisi atom hidrogen

menghasilkan sebuah pentadienyl radical

intermediate, yang pada reaksi dengan

molekul oksigen menghasilkan campuran

yang seimbang dari 9- dan 13- diena

hidroperoksida terkonjugasi. Bukti-bukti yang

ada selama ini mengindikasikan bahwa 9- dan

13-cis, trans-hidroperoksida mengalami

interkonversi, dengan adanya isomerasi

geometris, membentuk trans, trans-isomer.

Walaupun demikian, masing-masing

hidroperoksida (9- dan 13-) ditemukan dalam

bentuk cis-trans maupun dalam bentuk trans-

trans.

-C = C -C -C = C -

-C = C -C -C = C - -C = C -C -C = C -

-C = C -C = C -C -

-C -C = C -C = C -

O 2O 2

-C = C -C = C -C --C = C -C -C = C -O

-C -C = C -C = C -O

R HR H

-C = C -C = C -C --C = C -C -C = C -OO

HH

-C -C = C -C = C -OOH

1 3 1 2 1 1 1 0 9

. .

.

.

1 1

O .

9

O .1 3

O .

1 1 9

1 3 +

O

O O

Gambar 5 Pembentukan diena terkonjugasi

pada asam lemak linoleat.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang akan digunakan yaitu

daun salam diperoleh dari Pusat Studi

Biofarmaka–Institut Pertanian Bogor,

akuades, etanol 70% (v/v), kloroform,

amoniak, H2SO4 pekat, pereaksi Dragendorf,

pereaksi Meyer, pereaksi Wagner, metanol

30%, NaOH 10% (b/v), eter, pereaksi

Lieberman Burchard, etanol 75%,

tetrametoksipropana (TMP), TBA 1% (b/v)

dalam asam asetat 50%, asam trikloro asetat

(TCA) 20%, asam linoleat 50 mM dalam

etanol 99.8%, bufer fosfat 0.1 M pH 7, dan α-

tokoferol.

Peralatan yang diperlukan yaitu refluks,

rotary vapour evaporator, oven,

spektrofotometer UV, penangas air, dan

sentrifus.

Metode Penelitian

Tahapan penelitian yang telah dilakukan

antara lain ekstraksi senyawa aktif daun

salam, analisis fitokimia, analisis

hidroperoksida dari oksidasi asam linoleat

menggunakan metode diena terkonjugasi,

penentuan konsentrasi optimum potensi

antioksidan menggunakan metode TBA, dan

analisis konsentrasi MDA (Malondialdehida)

dengan metode TBA.

Ekstraksi Daun Salam Serbuk kering daun salam dari kota Bogor,

Cianjur, dan Sukabumi diekstrak dengan

pelarut organik etanol. Alkohol adalah pelarut

serba guna yang baik untuk ekstraksi

pendahuluan. Etanol 70% merupakan pelarut

yang sering digunakan untuk ekstraksi karena

mampu menghasilkan bahan aktif tanaman

yang optimal dan jumlah pengotor yang ikut

dalam larutan pengekstraksi sangat kecil

(Harbone 1987).

Serbuk kering daun salam diekstraksi

dengan metode refluks. Serbuk kering daun

salam sebanyak 20 gram diekstraksi dengan

200 mL pelarut etanol 70% selama 2 jam pada

suhu 70 ºC menggunakan refluks. Ekstrak

yang diperoleh kemudian disaring dengan

kertas saring. Ekstrak yang telah disaring

diuapkan dengan rotary vapour evaporator

pada suhu 50 ºC dan dioven pada suhu 40 ºC

maka diperoleh ekstrak kasar.

Analisis Fitokimia Sampel (Harbone 1987) Uji Alkaloid. 0.1 gram hasil ekstraksi

ditambahkan 3 mL kloroform dan 3 tetes

amoniak. Fraksi kloroform dipisahkan dan

Page 18: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

diasamkan dengan 10 tetes H2SO4 2 M. Fraksi

H2SO4 diambil, kemudian ditambahkan

pereaksi Dragendorf, Meyer, dan Wagner.

Keberadaan alkaloid ditandai dengan

terbentuknya endapan putih pada pereaksi

Meyer, endapan merah pada pereaksi

Dragendorf, dan endapan coklat pada pereaksi

Wagner. Sebagai pembanding digunakan daun

tapak dara.

Uji Saponin. 0.1 gram hasil ekstraksi

ditambahkan 2 mL air dan dipanaskan selama

lima menit. Larutan tersebut didinginkan

kemudian dikocok hingga timbul busa sampai

selang waktu 10 menit menunjukkan

keberadaan saponin. Sebagai pembanding

digunakan buah klerak.

Uji Flavonoid dan Senyawa Fenolik. 0.1

gram hasil ekstraksi ditambah 2 mL metanol

30% sampai terendam lalu dipanaskan.

Filtratnya ditambah 1 tetes NaOH 10% (b/v)

atau H2SO4 pekat. Terbentuknya warna merah

karena penambahan NaOH 10% (b/v)

menunjukkan keberadaan senyawa fenolik

hidrokuinon, sedangkan warna merah yang

terbentuk karena penambahan H2SO4 pekat

menunjukkan keberadaan senyawa flavonoid.

Sebagai pembanding digunakan buah pinang.

Uji Triterpenoid dan Steroid. 0.1 gram

hasil ekstraksi ditambah 2 mL etanol 30% lalu

dipanaskan dan disaring. Filtratnya diuapkan

lalu ditambahkan eter. Lapisan eter

ditambahakan pereaksi Lieberman Burchard

(3 tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes

H2SO4 pekat). Warna merah atau ungu

menunjukkan kandungan triterpenoid,

sedangkan warna hijau menunjukkan

kandungan steroid. Sebagai pembanding

steroid digunakan som jawa.

Uji Tanin. 0.1 gram hasil ekstraksi

ditambahkan 2 mL air kemudian dididihkan

selama beberapa menit. Larutan tersebut

disaring dan filtratnya ditambah FeCl3 1%

(b/v). Warna biru tua atau hitam kehijauan

menunjukkan keberadaan tanin. Sebagai

pembanding digunakan teh.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri atas lima kelompok

dengan ulangan masing-masing kelompok

sebanyak tiga kali, yaitu kelompok I sebagai

kontrol tanpa perlakuan ekstrak daun salam,

kelompok II sebagai kontrol pembanding

dengan, kelompok III sebagai sampel daun

salam kota Sukabumi, kelompok IV sebagai

sampel daun salam kota Bogor, kelompok V

sebagai sampel daun salam kota Cianjur.

Kelompok I merupakan kontrol tanpa

perlakuan ekstrak daun salam yang

menggunakan air bebas ion sebagai pengganti

larutan uji. Kelompok II merupakan kontrol

pembanding yang menggunakan vitamin E

sebagai pengganti larutan uji. Kelompok III,

IV, dan V merupakan sampel ekstrak etanol

70% daun salam dengan konsentrasi

berdasarkan hasil penentuan konsentrasi

optimum potensi antioksidan. Masing-masing

kelompok diinkubasi dengan lama inkubasi

berdasarkan hasil pengukuran hidroperoksida

dari asam linoleat. Pengukuran potensi

antioksidan ekstrak daun salam dilakukan

dengan metode TBA lebih baik dilakukan

setelah satu atau beberapa hari dari puncak

absorbansi asam linoleat.

Analisis Hidroperoksida dari Oksidasi

Asam Linoleat Metode Diena Terkonjugasi

(Esterbauer et al. 1989, diacu dalam Taher

2003) Analisis hidroperoksida dilakukan dengan

menggunakan 2 mL Bufer fosfat 0.1 M pH 7,

2 mL asam linoleat 50 mM dalam etanol

99.8%, dan 1 mL air bebas ion diletakkan ke

dalam botol gelap yang berulir, kemudian

campuran diinkubasi pada suhu 40 ºC. Lama

inkubasi ditentukan setelah tercapainya

absorbansi maksimum.

Campuran sampel tersebut diambil 50 µL

ke dalam 6 mL etanol 75%, kemudian

Absorbansi diena terkonjugasi sampel diukur

langsung menggunakan spektrofotometer

sinar UV pada panjang gelombang 234 nm.

Analisis hidroperoksida diukur setiap hari

sampai tercapai absorbansi maksimum.

Penentuan Konsentrasi Optimum Potensi

Antioksidan Metode TBA Penentuan konsentrasi optimum dari

ekstrak daun salam dilakukan dua tahap

dengan menggunakan berbagai seri

konsentrasi. Pada tahap pertama

menggunakan kisaran konsentrasi 50, 100,

200, 500, dan 1000 ppm. Untuk tahap kedua

menggunakan kisaran konsentrasi 500, 1000,

1500, dan 2000 ppm. Analisis konsentrasi ini

dilakukan dengan metode TBA. Campuran

sampel penemtuan konsentrasi optimum ini

terdiri atas 2 mL bufer fosfat 0.1 M pH 7, 2

mL asam linoleat 50 mM dalam etanol 99.8%,

dan 1 mL larutan uji dari masing-masing seri

konsentrasi.

Analisis Konsentrasi Malondialdehida

(MDA) dengan Metode TBA (Kikuzaki

1993)

Campuran sampel yang dibuat terdiri atas

2 mL bufer fosfat 0.1 M pH 7, 2 mL asam

linoleat 50 mM dalam etanol 99.8%, dan 1

Page 19: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

mL larutan uji. Campuran kontrol tanpa

perlakuan dibuat sama seperti campuran

sampel tetapi 1 mL larutan uji diganti dengan

1 mL air bebas ion. Campuran pembanding

yang dibuat terdiri atas 2 mL bufer fosfat 0.1

M pH 7, 2 mL asam linoleat 50 mM dalam

etanol 99.8% yang mengandung α-tokoferol

(vitamin E 200 ppm), dan 1 mL air bebas ion.

Semua campuran tersebut diinkubasi

dalam penangas air yang bersuhu 40ºC dengan

lama inkubasi berdasarkan hasil pengukuran

hidroperoksida dari asam linoleat. Campuran

reaksi tersebut diuji potensi antioksidannya

setelah satu atau beberapa hari dari puncak

absorbansi asam linoleat. Masing-masing

campuran reaksi diambil 1 mL lalu

ditambahkan 2 mL TCA 20% dan 2 mL

larutan TBA 1% (b/v) dalam asam asetat 50%.

Kemudian campuran reaksi tersebut

ditempatkan pada penangas air yang bersuhu

100 ºC selama 10 menit. Setelah itu

didinginkan dan dilakukan sentrifugasi

dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit,

selanjutnya diukur absorbansinya dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang

532 nm.

Sebagai kurva standar, larutan stok

pereaksi 1,1,3,3-tetrametoksipropana (TMP)

konsentrasi 6 M dibuat menjadi 1.5, 3, 6, 9,

12, 15, dan 18 µM. Masing-masing

konsentrasi dipipet sebanyak 1 mL lalu

ditambahkan 2 mL TCA 20% dan 2 mL TBA

1%(b/v) dalam asam asetat 50% (v/v).

Kemudian semua tabung diinkubasi pada suhu

100 ºC selama 10 menit dan didinginkan pada

suhu kamar. Setelah dingin dilakukan

sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm

selam 15 menit selanjutnya diukur

absorbansinya dengan spektrofotometer pada

panjang gelombang 532 nm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Ekstraksi

Daun salam yang diekstraksi diperoleh

dalam bentuk simplisia berupa serbuk yang

berwarna coklat. Daun salam yang digunakan

berasal dari kota Bogor, Sukabumi, dan

Cianjur. Ekstraksi daun salam tersebut

dilakukan pengulangan sebanyak dua kali.

Daun salam yang berasal dari ketiga kota

tersebut diekstraksi sebanyak tiga kali selama

6 jam menggunakan pelarut etanol teknis 70%

dengan metode refluks. Penggunaan etanol

sebagai pelarut untuk ekstraksi bertujuan

untuk mengekstrak senyawa-senyawa bioaktif

yang bersifat polar dan semi-polar.

Ekstrak yang diperoleh berwarna coklat

tua dengan aroma khas salam. Rendemen

yang diperoleh dari salam kota Bogor,

Sukabumi, dan Cianjur berturut-turut sebesar

18.45%, 11.55%, dan 8.06%. Nilai rendemen

yang diperoleh ini jauh lebih rendah

dibandingkan dengan nilai rendemen ekstrak

daun dewa yaitu 25.71% (Eridani 2006).

Perbedaan ini dapat disebabkan hasil ekstrak

daun salam berupa serbuk sehingga bobot

yang diperoleh menjadi lebih ringan.

Berdasarkan hasil ekstraksi dapat

diketahui bahwa rendemen daun salam kota

Bogor lebih tinggi daripada salam kota

Sukabumi dan Cianjur. Hal ini dikarenakan

lingkungan agrobiofisik kota Bogor sesuai

dengan persyaratan tumbuh tanaman salam.

Persyaratan tersebut meliputi iklim dengan

bulan basah antara 6-8 bulan, ketinggian

tempat 0-2000 meter di atas ppermukaan laut,

tekstur tanah yang lempung, keadaan lereng

15%, dan ketersediaan hara tinggi. Keadaan

ini sesuai dengan laporan penelitian PSB

(2006) yang menyatakan lahan kota bogor

termasuk kategori sesuai untuk tanaman

salam, sedangkan kota Sukabumi dan Cianjur

termasuk dalam kategori agak sesuai untuk

tanaman salam. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Hanan (1999) yang menyatakan

bahwa aroma dari satu jenis tumbuhan yang

sama bisa berbeda karena dipengaruhi iklim,

keadaan tanah, sinar matahari dan cara

pengolahan.

Perbedaan rendemen ekstraksi dapat

menunjukkan kandungan senyawa-senyawa

metabolit sekunder daun salam ketiga kota

tersebut berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian sebelumnya bahwa daun

salam kota Sukabumi memiliki kandungan

kuersetin sebesar 0.3% dan kota Cianjur

sebesar 0.725% (PSB 2006).

Analisis Fitokimia Ekstrak Sampel

Hasil analisis fitokimia menunjukkan

bahwa ekstrak daun salam ketiga kota tersebut

mengandung alkaloid, saponin, flavonoid,

fenolik hidrokuinon, triterpenoid, dan tanin.

Namun ekstrak tersebut tidak mengandung

steroid. Kandungan senyawa yang paling

dominan dari ekstrak salam ketiga kota

tersebut ialah saponin dan tanin (Tabel 2).

Keberadaan tanin ditandai dengan

terbentuknya warna hitam kehijauan yang

pekat. Sedangkan keberadaan saponin dari

ekstrak salam ketiga kota berbeda dalam hal

kuantitatif, kandungan saponin ekstrak salam

kota bogor lebih banyak daripada kota

Sukabumi dan Cianjur. Hal ini ditunjukkan

Page 20: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

dengan banyaknya busa yang terbentuk saat

pengocokan.

Keberadaan senyawa flavonoid pada

ekstrak salam ketiga kota tersebut sesuai

dengan penelitian Sayekti et al. (1994) yang

menyatakan bahwa ekstrak daun salam diduga

mengandung saponin, triterpenoid, steroid,

flavonoid dan tanin. Ketidakberadaan steroid

pada ekstrak salam ketiga kota dapat

disebabkan jumlah bahan yang diuji terlalu

sedikit yaitu 0.1 gram sehingga senyawa

steroid tidak terdeteksi.

Perbedaan kandungan metabolit sekunder

pada jenis tanaman yang sama seringkali

terjadi dikarenakan adanya pengaruh

lingkungan sekitar. Kandungan metabolit

yang disekresikan oleh tanaman tergantung

pada variasi genetik individual dan kondisi

geografis tempat tumbuh (Kardono 2003).

Tabel 2 Hasil uji fitokimia ekstrak salam

Ekstrak salam

Uji Bogor Sukabumi Cianjur

Alkaloid + + +

Saponin ++ + +

Flavonoid + + +

Fenolik + + +

hidrokuinon

Triterpenoid + + +

Steroid - - -

Tanin +++ +++ +++

Sistem Oksidasi Asam Linoleat

Tujuan dari sistem oksidasi asam linoleat

ini adalah untuk menentukan waktu inkubasi

maksimum konsentrasi MDA dengan metode

diena terkonjugasi. Berdasarkan oksidasi asam

linoleat yang dilakukan selama 7 hari

diperoleh hasil bahwa pada hari ke-3

pembentukan hidroperoksida telah mencapai

maksimum (Gambar 6). Oleh karena itu

pengukuran konsentrasi malondialdehida

(MDA) dilakukan setelah hari ke-3 yaitu hari

ke-5, ketika hidroperoksida telah mengalami

dekomposisi membentuk MDA.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 2 4 6 8

ha r i k e -

Gambar 6 Nilai absorbansi hidroperoksida

maksimum terhadap waktu.

Oksidasi Asam Linoleat Metode TBA

Pengukuran hasil oksidasi asam linoleat

dilakukan setelah hari ke-3 yaitu pada hari ke-

5 ketika semua hidroperoksida telah

mengalami dekomposisi membentuk MDA.

Hasil oksidasi asam linoleat ini diukur dengan

menggunakan metode TBA yang membentuk

kompleks warna TBARS. Oksidasi asam

linoleat ini akan dihambat oleh senyawa

antioksidan yang telah teruji yaitu vitamin E.

Penambahan vitamin E sebesar 200 ppm

mampu menghambat proses oksidasi asam

linoleat sebesar 71.22% dengan menekan

pembentukan MDA hingga seperlimanya

(Gambar 7). Secara statistik konsentrasi MDA

pada asam linoleat dengan penambahan

vitamin E berbeda nyata terhadap asam

linoleat tanpa antioksidan dengan p=0.05. Hal

ini sesuai dengan pernyataan bahwa

penambahan vitamin E dalam makanan dapat

meningkatkan kandungan vitamin E dalam

LDL serta meningkatkan perlindungan

terhadap proses oksidasi (Karyadi 1997).

beberapa ahli kesehatan mengkhawatirkan

kadar vitamin E yang berlebih dalam tubuh

dapat menyebabkan darah sulit membeku

ketika terjadi luka, karena vitamin E berperan

sebagai antikoagulan (Tambunan 2005).

16,068 ± 0,103

4,625 ± 0,511

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Asam linoleat tanpa

antioksidan

As. Linoleat + Vitamin E 200

ppmJenis perlakuan

[MDA] (µM)

Gambar 7 Konsentrasi MDA vitamin E.

Potensi Antioksidasi Ekstrak Daun Salam

Bogor, Sukabumi, dan Cianjur 200 ppm

Pengukuran potensi antioksidasi ekstrak

daun salam ketiga kota tersebut akan

dibandingkan dengan vitamin E pada

konsentrasi yang sama yaitu 200 ppm. Dalam

hal ini vitamin E digunakan sebagai

pembanding karena vitamin E dipercaya

sebagai sumber antioksidan yang mampu

menghambat peroksidasi lipid dari asam

lemak tak jenuh dalam membran dan

mempertahankan kesuburan (Sofia 2006).

∆=71.22%

Page 21: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Hasil inkubasi asam linoleat tanpa

penambahan ekstrak menghasilkan MDA

sebesar 13.18 µM. Asam linoleat dengan

penambahan vitamin E sebesar 200 ppm

menghasilkan MDA sebesar 3.83 µM. Asam

linoleat dengan penambahan ekstrak daun

salam Bogor, Sukabumi, dan Cianjur sebesar

200 ppm menghasilkan MDA yang tidak

berbeda secara signifikan (Gambar 8).

Konsentrasi MDA ekstrak daun salam ketiga

kota lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin

E.

Berdasarkan konsentrasi MDA yang

dihasilkan dari lima jenis perlakuan tersebut

maka dapat diketahui potensi antioksidasinya.

Potensi antioksidasi vitamin E dengan

konsentrasi 200 ppm mampu menghambat

proses oksidasi sebesar 70.92%. Ekstrak daun

salam Bogor, Sukabumi, dan Cianjur pada

konsentrasi 200 ppm tidak menunjukkan sifat

antioksidasi. Senyawa bahan alam lain seperti

ekstrak mahkota dewa konsentrasi 200 ppm

telah mampu menghambat proses oksidasi

asam linoleat sebesar 85.75% (Eridani 2006).

Oleh karena itu perlu dilakukan uji lebih

lanjut untuk mengetahui konsentrasi optimum

ekstrak daun salam sebagai antioksidan.

Gambar 8 Konsentrasi MDA ekstrak daun salam ketiga kota 200 ppm dan

∆ = daya hambat oksidasi asam linoleat.

Penentuan Konsentrasi Optimum Potensi

Antioksidasi

Konsentrasi MDA yang dihasilkan asam

linoleat tanpa antioksidan (kontrol negatif)

sebesar 13.32 µM. Berdasarkan konsentrasi

MDA yang dihasilkan, asam linoleat dengan

penambahan ekstrak salam 1000 ppm mampu

menghambat pembentukan MDA hingga

sepertiga dari konsentrasi MDA asam linoleat

tanpa antioksidan (Gambar 9). Pada

penambahan ekstrak salam konsentrasi 200

ppm tidak menunjukan potensi

antioksidasinya. Hal ini sesuai dengan uji

potensi antioksidasi ekstrak daun salam ketiga

kota konsentrasi 200 ppm.

Konsentrasi MDA yang dihasilkan pada

kisaran konsentrasi 50–1000 ppm dapat

menunjukkan potensi antioksidasinya. Daya

hambat oksidasi asam linoleat tertinggi

ditunjukkan pada konsentrasi 1000 ppm yaitu

sebesar 65.56%. Oleh karena itu untuk lebih

meyakinkan dilakukan penentuan konsentrasi

optimum potensi antioksidasi pada

konsentrasi diatas 1000 ppm yaitu kisaran

konsentrasi 500–2000 ppm.

Intensitas warna yang berbeda-beda dari

setiap sampel yang diukur dapat menunjukkan

konsentrasi MDA dan potensi antioksidasi.

Asam linoleat dengan penambahan vitamin E

memiliki konsentrasi MDA jauh lebih rendah

dibanding asam linoleat tanpa antioksidan dan

penambahan ekstrak daun salam. Ekstrak

daun salam 1000 ppm mampu menghambat

oksidasi asam linoleat paling tinggi dibanding

ekstrak daun salam 500, 1500, dan 2000 ppm

(Gambar 10).

Potensi antioksidasi ekstrak daun salam

terlihat pada semua seri konsentrasi dengan

mampu menghambat proses oksidasi asam

linoleat. Meskipun demikian kemampuan

menghambat pembentukan MDA yang

terbesar terlihat pada konsentrasi ekstrak 1000

13,205 ± 0,0213,234 ± 0,02513,219 ± 0,322

3,832 ± 0,02

13,177 ± 0,383

0

2

4

6

8

10

12

14

Asam linoleat

tanpa

antioksidan

As. Linoleat +

Vitamin E 200

ppm

As. Linoleat +

Ekstrak salam

Bogor 200

ppm

As. Linoleat +

Ekstrak salam

Sukabumi

200 ppm

As. Linoleat +

Ekstrak salam

Cianjur 200

ppm

Jenis perlakuan

[MDA] (µM)

∆=70.92% ∆= - 0.32% ∆= - 0.42% ∆= - 0.21%

Page 22: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

ppm yaitu 68.00%. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian konsentrasi ekstrak daun

salam diatas 1000 ppm menurunkan potensi

antioksidasinya. Oleh karena itu untuk

membandingkan potensi antioksidasi daun

salam dari ketiga kota tersebut menggunakan

konsentrasi 1000 ppm.

13,319 ± 0,18112,421 ± 4,432

9,473 ± 3,082

13,917 ± 2,599

8,604 ± 0,645

4,587 ± 0,001

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Asam

linoleat

tanpa

antioksidan

As. Linoleat

+ Ekstrak 50

ppm

As. Linoleat

+ Ekstrak

100 ppm

As. Linoleat

+ Ekstrak

200 ppm

As. Linoleat

+ Ekstrak

500 ppm

As. Linoleat

+ Ekstrak

1000 ppm

Jenis perlakuan

[MDA] (µM)

Gambar 9 Konsentrasi MDA ekstrak salam pada penentuan konsentrasi optimum I

dan ∆ = daya hambat oksidasi asam linoleat.

Gambar 10 Konsentrasi MDA ekstrak salam pada penentuan konsentrasi optimum II

dan ∆ = daya hambat oksidasi asam linoleat.

Potensi Antioksidasi Ekstrak Daun Salam

Bogor, Sukabumi, dan Cianjur 1000 ppm

Potensi antioksidasi ekstrak daun salam

diukur dengan menggunakan metode TBA

yang akan menghasilkan kompleks MDA-

TBA berwarna merah muda. Potensi

antioksidasi dapat terlihat melalui intensitas

warna yang dihasilkan. Semakin pekat warna

yang dihasilkan menunjukkan semakin tinggi

kadar MDA maka semakin rendah potensi

antioksidasinya. Semakin pudar warna merah

muda yang dihasilkan menunjukkan semakin

rendah kadar MDA maka semakin tinggi

potensi antioksidasinya (Gambar 11).

Pada pengukuran potensi antioksidasi ini,

sampel percobaan dibagi menjadi empat

kelompok perlakuan. Asam linoleat yang

tidak diberi antioksidan diketahui memiliki

konsentrasi MDA sebesar 16.07 µM. Hal ini

menunjukkan tidak adanya penghambatan

proses oksidasi asam linoleat. Pemberian

ekstrak daun salam dari kota Bogor,

Sukabumi, dan Cianjur sebesar 1000 ppm

∆=28.88% ∆=6.74% ∆= - 4.49% ∆=35.40% ∆=65.56%

16,296 ± 0,061

4,373 ± 0,019

6,126 ± 0,605

5,214 ± 0,322

6,154 ± 0,363 6,226 ± 0,302

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Asam

linoleat

tanpa

antioksidan

As. Linoleat

+ Vitamin E

200 ppm

As. Linoleat

+ Ekstrak

500 ppm

As. Linoleat

+ Ekstrak

1000 ppm

As. Linoleat

+ Ekstrak

1500 ppm

As. Linoleat

+ Ekstrak

2000 ppm

Jenis perlakuan

[MDA] (µM)

∆=62.41% ∆=73.16% ∆=62.24% ∆=68% ∆=61.79%

Page 23: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

menunjukkan konsentrasi MDA yang tidak

jauh berbeda (Gambar 12). Pada konsentrasi

1000 ppm ekstrak daun salam Cianjur

memiliki potensi antioksidasi paling tinggi

dari ekstrak daun salam kota Bogor dan

Cianjur yaitu sebesar 68.44%. Meskipun

demikian perbedaan potensi antioksidasi

ketiga macam ekstrak tersebut tidak terlalu

besar.

Gambar 11 Uji potensi antioksidasi (1) Kontrol negatif dengan air; (2) Kontrol positif dengan

vitamin E; (3) Ekstrak daun salam Bogor 1000 ppm; (4) Ekstrak daun salam Sukabumi

1000 ppm; (5) Ekstrak daun salam Cianjur 1000 ppm.)

Gambar 12 Potensi antioksidasi ekstrak daun salam ketiga kota 1000 ppm dan

∆ = daya hambat oksidasi asam linoleat.

Berdasarkan uji Duncan diketahui potensi

antioksidasi antara ekstrak daun salam kota

Bogor, Sukabumi, dan Cianjur tidak jauh

berbeda, sehingga secara statistik potensi

antioksidasi ekstrak salam ketiga kota tidak

berbeda nyata dengan p=0.05. Oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa ekstrak daun salam

yang berasal dari tiga daerah tersebut

memiliki potensi antioksidasi yang sama. Hal

ini dapat disebabkan lingkungan agrobiofisik

dari kota Bogor, Sukabumi, dan Cianjur tidak

terlalu jauh berbeda baik suhu, jenis tanah,

iklim, dan daerah topografinya. Sedangkan

potensi antioksidasi antara ekstrak daun salam

ketiga daerah lebih rendah dibanding dengan

vitamin E.

Penggunaan ekstrak daun salam sebagai

antioksidan mampu memberikan hasil yang

maksimum pada konsentrasi 1000 ppm.

Dibandingkan dengan vitamin E, penggunaan

ekstrak daun salam sebagai antioksidan lima

kali lebih besar dari vitamin E.

Potensi antioksidasi ekstrak daun salam

ketiga kota tersebut disebabkan oleh adanya

senyawa-senyawa fitokimia yang terkandung

dalam daun salam. Senyawa fitokimia yang

dimiliki ekstrak daun salam ketiga kota

tersebut sama yaitu mengandung alkaloid,

saponin, flavonoid, fenolik hidrokuinon,

triterpenoid dan tanin.

Seperti yang telah diketahui bahwa

senyawa-senyawa fitokimia tersebut memiliki

16,068 ± 0,103

5,28 ± 0,414 5,369 ± 0,096 5,071 ± 0,242

024681012141618

Asam linoleat

tanpa antioksidan

As. Linoleat +

Ekstrak salam

Bogor 1000 ppm

As. Linoleat +

Ekstrak salam

Sukabumi 1000

ppm

As. Linoleat +

Ekstrak salam

Cianjur 1000 ppm

Jenis perlakuan

[MDA] (µM)

∆=68.44% ∆=67.14% ∆=66.59%

Page 24: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

potensi antioksidasi. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Arini et al (2003)

menyatakan semakin tinggi kadar flavonoid

maka semakin tinggi pula potensi

antioksidasinya. Beberapa penelitian

membuktikan bahwa alkaloid bersifat sebagai

antioksidan dan mampu menekan kejadian

kanker. Tanaman cincau yang mengandung

alkaliod, polifenol, dan flavonoid mampu

menghambat peroksidasi lipid secara

nonenzimatik (Chalid 2003). Flavonoid yang

terkandung pada herba benalu mangga

menghambat pertumbuhan kanker pada

mencit yang diinduksi benzopirena

(Sukardiman et al 1999).

Senyawa saponin dalam tumbuhan telah

banyak dimanfaatkan untuk pengobatan,

terutama saponin dari turunan glikosida dapat

menurunkan kolesterol dan menghambat

penyakit kanker (Hernani & Rahardjo 2005).

Hal ini terbukti dari saponin yang terkandung

pada tanaman ciplukan berkhasiat sebagai

antitumor dan mampu menghambat

pertumbuhan kanker usus besar (Mangan

2003). Selain itu saponin yang terkandung

pada akar kuning dan temulawak mampu

menghambat peningkatan konsentrasi lipid

peroksida (Adji 2004).

Tanin merupakan merupakan golongan

senyawa polifenol yang banyak terkandung

dalam teh. Tanin yang terkandung dalam teh

hijau berperan sebagai pelindung terhadap

serangan kanker dan dapat meningkatkan

kerja insulin dalam tubuh (Kumalaningsih

2006).

Berdasarkan hasil uji fitokimia dan potensi

antiokidasi ekstrak daun salam ketiga kota

tersebut, ada tidaknya kandungan senyawa

fitokimia pada ekstrak berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya potensi antioksidasi. Hal ini

dikarenakan adanya kemungkinan senyawa

fitokimia tersebut bekerja secara sinergis

dalam menghambat proses oksidasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Ekstrak daun salam (Eugenia polyantha

Wight.) yang berasal dari lingkungan

agrobiofisik berbeda yaitu kota Bogor,

Sukabumi, dan Cianjur berpotensi sebagai

antioksidan optimum secara in vitro pada

konsentrasi 1000 ppm. Potensi antioksidasi

ekstrak daun salam kota Bogor, Sukabumi,

dan Cianjur berturut-turut sebesar 67.14%,

66.59%, dan 68.44%.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui

potensi antioksidasi ekstrak daun salam

cianjur lebih tinggi dari dua kota lainnya.

Meskipun demikian dapat disimpulkan bahwa

potensi antioksidasi ekstrak daun salam ketiga

kota tersebut tidak berbeda nyata. Oleh karena

itu ekstrak daun salam tidak terlalu berpotensi

sebagai antioksidan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

tentang potensi antioksidasi pada daerah yang

memliki lingkungan agrobiofisik lebih

ekstrim. Serta perlu juga dilakukan penelitian

lanjutan untuk pemurnian ekstrak kasar,

sehingga dapat diketahui secara pasti senyawa

bioaktif yang berperan sebagai antioksidan.

DAFTAR PUSTAKA

Adji P. 2004. Daya antiooksidasi saponin akar

kuning (Archangelisia flava (L) Merr)

sebagai mekanisme hepatoproteksi

pada tikus yang diberi parasetamol

[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Arini S, Nurmawan D, Alfiani F, Hertiani T.

2003. Daya antioksidan dan kadar

flavonoid hasil ekstraksi etanol-air

daging buah mahkota dewa (Phaleria

macrocarpa (Sceheff.) Boerl.). Buletin

Penalaran Mahasiswa UGM 10:2-6.

Chalid SY. 2003. Pengaruh ekstrak daun

cincau hijau Cyclea barbataI L. Miers

dan Premna oblongifolia Merr

terhadap aktivitas enzim antioksidan

dan pertumbuhan tumor kelenjar susu

mencit C3H [tesis]. Bogor: Program

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Cornwell DG, Morisaki N. 1984. Free

Radicals in Biology. Louisiana:

Academic Pr.

Dalimartha S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat

Indonesia. Jilid 2. Jakarta: Trubus

Agriwidya.

Hanan A.1999. Etnobotani salam di daerah

Cirebon: pemanfaatan sebagai bahan

penyedap alami. Warta tumbuhan Obat

Indonesia 5: 7-8.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia:

Penuntun Cara Modern Menganalisa

Tumbuhan. Ed ke-2. Penerjemah

Padmawinata K. Bandung: ITB.

Page 25: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Terjemahan dari Phytochemical

Methode.

Hernani, Rahardjo M. 2005. Tanaman

Berkhasiat Antioksidan. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna

Indonesia. Jilid III. Jakarta: Koperasi

Karyawan Departemen Kehutanan.

Kardono LBS. 2003. Kajian kandungan kimia

mahkota dewa (Phaleria marcocarpa).

Di dalam: Prosiding Pameran Produk

Obat Tradisional dan Seminar Sehari

Mahkota Dewa. Jakarta: Pusat

Penelitian dan Pengembangan Farmasi

dan Obat Tradisional Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan.

Departemen Kesehatan.

Kartikawati D. 1999. Studi efek protektif

vitamin C dan E terhadap respon imun

dan enzim antioksidan pada mencit

yang dipapar paraquat [tesis]. Bogor:

Program Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor.

Karyadi E. 1997. Antioksidan, resep sehat &

panjang umur. http://

www.indomedia.com/intisari/1997/juni

/antioks.htm - 16k -[1 April 2006].

Kikuzaki H, Nobuji N. 1993. Antioxidant

effect of some ginger constituents.

Journal of food science 58(6): 1407-

1410.

Krisnayunita P. 2002. Formulasi, karakterisasi

kimia dan uji aktivitas antioksidan

produk minuman fungsional tradisional

campuran sari asam jawa (Tamarindus

indica L.) dan sari temulawak

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

[skripsi]. Bogor Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan Alami.

Surabaya: Trubus Agrisarana.

Lautan J. 1997. Radikal bebas pada eritrosit

dan lekosit. Cermin Dunia Kedokteran

116: 49-52.

Mangan. 2003. Cara Bijak Menaklukkan

Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Markham KR. 1988. Cara Mengidentifikasi

Flavonoid. Penerjemah Padmawinata

K. Bandung: ITB. Terjemahan dari

Technicues of Flavonoid Identification.

Muhilal. 1991. Teori radikal bebas dalam gizi

dan kedokteran. Cermin Dunia

Kedokteran 73: 9-11.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwel

VW. 2003. Biokimia Harper. Ed 25.

Penerjemah Andry Hartono. Jakarta:

EGC. Terjemahan dari: Harper’s

Biochemistry.

Musthafa Z, Lawrence GS, Seweang A. 2000.

Radikal bebas sebagai prediktor

aterosklerosis pada tikus wistar

diabetes melitus. Cermin Dunia

Kedokteran 127: 30-31.

Napoli C, Lerman LO. 2001. Involvement of

oxidation-sensitive mechanism in the

cardiovascular effects of

hypercholesterolemia. Mayo Clin Proc

76: 619-631.

[PSB] Pusat Studi Biofarmaka. 2006. Laporan

Akhir Pemetaan Tanaman Obat di

Sentra Produksi. Bogor: PSB.

Santoso A. 2001. Isolasi senyawa bioaktif

yang berpotensi antioksidan dari daun

benalu teh Scurrula atropurpurea

(BL.) danser [skripsi]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Institut Pertanian Bogor.

Satria E. 2005. Uji potensi antioksidan dari

daging buah tua mahkota dewa

(Phaleria macrocarpa (Sceheff.)

Boerl.) sebagai antikanker [skripsi].

Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Sauriasari R. 2006. Mengenal dan menangkal

radikal bebas. http://

www.beritaiptek.com/ zberita - berita

iptek 2006-01-22 Mengenal dan

Menangkal Radikal Bebas.shtml - 28k

–[8 Februari 2006].

Sayekti S, Ahmad M, Supriyatna. 1994.

Aktivitas hipoglikemik daun salam dan

herba bulu lutung. Cermin Dunia

Kedokteran 95: 48-54.

Page 26: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Sayogya AP. 2002. Efek senyawa antioksidan

Biological Response Modifier

(BRMTM) terhadap kadar lipid

peroksida hati tikus [skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Sibuea P. 2005. Kuersetin senjata pemusnah

radikal bebas. http://

www.kompas.co.id/kompas cetak/

0402/10/ilpeng/840926.htm - 42k [14

Maret 2006].

Siregar P. 1992. Metabolit oksigen radikal

bebas dan kerusakan jaringan. Cermin

Dunia Kedokteran 80: 112-115.

Sofia D. 2006. Antioksidan dan radikal bebas.

http://www.chem-is-try.org/?sect=

artikel & ext=81 - 27k-html [6 Februari

2006].

Sukardiman, IGP Santa, Rahmadany. 1999.

Efek antikanker isolat Flavonoid dari

herba benalu mangga (Dendrophtoe

petandra). Cermin Dunia Kedokteran

122: 5-8.

Taher A. 2003. Peran fitoestrogen kedelai

sebagai antioksidan dalam

penanggulangan aterosklerosis [tesis].

Bogor: Program Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor.

Tensiska. 2001. Aktivitas antioksidan ekstrak

buah andaliman (Zanthoxylum

acanthopodium DC) dalam beberapa

sistem pangan dan kestabilan

aktivitasnya terhadap kondisi suhu dan

pH [tesis]. Bogor: Program

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Tjitrosoepomo G. 2005. Taksonomi

Tumbuhan Obat-Obatan. Yogyakarta:

UGM Pr.

Tombilangi AK. 2004. Khasiat ekstrak daun

jati belanda (Guazuma ulmifolia

Lamk.) terhadap kadar lipid peroksida

darah kelinci yang hiperlipidemia

[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika

dan Ilmu Pangetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Trilaksani W. 2003. Antioksidan: jenis,

sumber, mekanisme kerja, dan peran

terhadap kesehatan [disertasi]. Bogor:

Program Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor.

Tuminah S. 2000. Radikal bebas dan

antioksidan kaitannya dengan nutrisi

dan penyakit kronis. Cermin Dunia

Kedokteran 128: 49-51.

Tuminah S. 1999. Pencegahan kanker dengan

antioksidan. Cermin Dunia Kedokteran

122: 21-23.

Wijayakusuma H, Dalimartha S, Wirian AS.

1996. Tanaman Berkhasiat Obat di

Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Pustaka

Kartini.

Yagi K. 1994. Lipid peroxides in hepatic,

gastrointestinal, and pancreatic disease.

Di dalam Amstrong D, editor. Free

Radicals in Diagnostic Medicine. New

York: Plenum Pr. hlm 165-169.

Page 27: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

LAMPIRAN

Page 28: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 1 Tahap penelitian

Daun Salam Daun Salam Daun Salam

kota Sukabumi kota Bogor kota Cianjur

Ekstraksi dengan etanol 70%

Selama 2 jam, 70ºC

Saring

Filtrat

Rotavapour 50ºC

Oven 40ºC

Ekstrak kasar

Analisis hidroperoksida Uji Fitokimia

(metode diena terkonjugasi) (Harborne 1987)

Penentuan konsentrasi optimum

Uji potensi antioksidan

(metode TBA)

Page 29: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 2 Analisis hidroperoksida metode diena terkonjugasi

2 ml bufer 2 ml asam linoleat 50 mM 1 ml air

fosfat 0.1 M pH 7 dalam etanol 99.8% bebas ion

Botol gelap

Inkubasi 40ºC hingga

tercapai absorbansi maksimum

Diambil 50 µL larutan

Ditambah 6 ml etanol 75%,

Diukur absorbansi pada λ 234 nm

Page 30: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 3 Pembuatan kurva standar metode TBA

Tetrametoksipropana 6 M

Pengenceran

1.5 µM, 3.0 µM, 6.0 µM, 9.0 µM, 12 µM, 15 µM, dan 18 µM

tiap larutan ditambah 2 ml TCA 20%

dan 2 ml TBA 1%(b/v) dalam asam

asetat 50% (v/v)

Enam tabung reaksi

Inkubasi pada suhu 100ºC,

selama 10 menit

Didinginkan pada suhu kamar

Sentrifus pada kecepatan 3000 rpm

selama 15 menit

Supernatan diukur pada λ 532 nm

Lampiran 4 Analisis potensi antioksidasi metode TBA

Campuran kontrol Campuran Campuran

Tanpa perlakuan pembanding sampel

Inkubasi pada 40ºC dengan lama

berdasarkan hasil analisis

hidroperoksida

Diambil 1 ml masing-masing larutan

Tiap larutan ditambah 2 ml TCA

20% dan 2 ml TBA 1%(b/v) dalam

asam asetat 50% (v/v)

Selanjutnya sama dengan kurva standar

Page 31: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 5 Data hasil ekstraksi daun salam m

etode refluks

Sampel

Bobot sampel (g)

Bobot ekstrak (g)

Rendemen (%) Rata-rata rendemen (%)

Salam

Bogor-1

20,03

4,08

20,37

Salam

Bogor-2

20,09

3,32

16,53

18,45

Salam

Sukabumi-1

20,06

2,55

12,71

Salam

Sukabumi-2

20,03

2,08

10,38

11,55

Salam

Cianjur-1

20,03

1,19

5,94

Salam

Cianjur-2

20,05

2,04

10,18

8,06

Lampiran 6 Data penentuan waktu inkubasi metode diena terkonjugasi λ 243 nm

Hari ke-

Absorbansi

Ulangan 1

Ulangan 2

Rata-rata

0

0,742

0,731

0,737

1

1,137

1,107

1,122

2

1,189

1,120

1,155

3

1,205

1,127

1,166

4

1,158

1,109

1,134

5

1,069

1,085

1,077

6

0,968

1,035

1,002

7

0,831

0,991

0,911

Page 32: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 7 Data kurva standar m

etode TBA λ 532 nm

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

05

10

15

20

Konsentrasi TMP (µM)

Absorbansi

Lampiran 8 Data potensi antioksidasi ekstrak daun salam ketiga kota 200 ppm m

etode TBA λ 532 nm

Konsentrasi

A hari ke-0 A hari ke-5 [MDA] hari ke-0 [MDA] hari ke-5

[MDA]

Rata-rata Daya hambat

(M)

(M)

(M)

[MDA] (M)

oksidasi (%)

Asam linoleat-1

0,475

0,947

13,610

27,057

13,447

Asam linoleat-2

0,485

0,938

13,895

26,801

12,906

13,177

0,00

Vitam

in E 200 ppm-1

0,500

0,635

14,322

18,168

3,846

Vitam

in E 200 ppm-2

0,496

0,630

14,208

18,026

3,818

3,832

70,92

Ekstrak salam

Bogor 200 ppm-1

0,477

0,949

13,667

26,858

13,447

Ekstrak salam

Bogor 200 ppm-2

0,497

0,953

14,237

27,228

12,991

13,219

-0,32

Ekstrak salam

Sukabumi 200 ppm-1

0,492

0,955

14,094

27,285

13,191

Ekstrak salam

Sukabumi 200 ppm-2

0,505

0,971

14,464

27,741

13,227

13,234

-0,43

Ekstrak salam

Cianjur 200 ppm-1

0,496

0,960

14,208

27,427

13,219

Ekstrak salam

Cianjur 200 ppm-2

0,499

0,962

14,293

27,484

13,191

13,205

-0,21

Konsentrasi TMP

Absorban

(µM)

Ulangan 1

Ulangan 2

Rata-rata

1,5

0,042

0,051

0,047

3,0

0,106

0,100

0,103

6,0

0,205

0,205

0,205

9,0

0,320

0,313

0,317

12,0

0,418

0,420

0,419

15,0

0,527

0,517

0,522

18,0

0,626

0,631

0,629

Y = 0,0351X - 0,0027

R² = 0,9999

Page 33: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 9 Data hasil penentuan konsentrasi optimum I m

etode TBA λ 532 nm

Konsentrasi

A hari ke-0 A hari ke-5

[MDA] hari ke-0

[MDA] hari ke-5 Selisih [MDA]

Rata-rata selisih Daya Hambat

(µM)

(µM)

(µM)

[MDA] (µM)

(%)

Asam linoleat-1

0,360

0,823

10,333

23,524

13,191

Asam linoleat-2

0,400

0,872

11,473

24,920

13,447

13,319

0,00

Ekstrak 50 ppm-1

0,363

0,689

10,419

19,706

9,287

Ekstrak 50 ppm-2

0,459

1,005

13,154

28,709

15,555

12,421

6,74

Ekstrak 100 ppm-1

0,373

0,629

10,704

17,997

7,293

Ekstrak 100 ppm-2

0,475

0,884

13,610

25,262

11,652

9,473

28,88

Ekstrak 200 ppm-1

0,381

0,805

10,932

23,011

12,079

Ekstrak 200 ppm-2

0,462

1,015

13,239

28,994

15,755

13,917

-4,49

Ekstrak 500 ppm-1

0,416

0,702

11,929

20,077

8,148

Ekstrak 500 ppm-2

0,442

0,760

12,669

21,729

9,060

8,604

35,40

Ekstrak 1000 ppm-1

0,538

0,699

15,405

19,991

4,586

Ekstrak 1000 ppm-2

0,462

0,623

13,239

17,826

4,587

4,587

65,56

Page 34: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 10 Data hasil penentuan konsentrasi optimum II metode TBA λ 532 nm

Konsentrasi

A hari ke-0

A hari ke-5

[MDA] hari ke-0

[MDA] hari ke-5 Selisih [MDA] Rata-rata selisih

Daya hambat

(µM)

(µM)

(µM)

[MDA] (µM)

(%)

Asam linoleat-1

0,407

0,980

11,672

27,997

16,325

Asam linoleat-2

0,410

0,983

11,758

27,997

16,239

16,296

0,00

Vitam

in E-1

0,403

0,556

11,558

15,917

4,359

Vitam

in E-2

0,404

0,558

11,587

15,974

4,387

4,373

73,16

Ekstrak 500 ppm-1

0,542

0,742

15,518

21,216

5,698

Ekstrak 500 ppm-2

0,517

0,747

14,806

21,359

6,553

6,126

62,41

Ekstrak 1000 ppm-1

0,421

0,596

12,071

17,057

4,986

Ekstrak 1000 ppm-2

0,425

0,616

12,185

17,627

5,442

5,214

68,00

Ekstrak 1500 ppm-1

0,420

0,627

12,043

17,940

5,897

Ekstrak 1500 ppm-2

0,424

0,649

12,157

18,567

6,410

6,154

62,24

Ekstrak 2000 ppm-1

0,436

0,647

12,498

18,510

6,012

Ekstrak 2000 ppm-2

0,435

0,661

12,470

18,909

6,439

6,226

61,79

Page 35: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 11 Data potensi antioksidasi ekstrak daun salam

ketiga kota 1000 ppm m

etode TBA λ 532 nm

Konsentrasi

A hari ke-0 A hari ke-5 [MDA] hari ke-0 [MDA] hari ke- 5 selisih [MDA]

Rata-rata selisih Daya hambat

(µM)

(µM)

(µM)

[MDA] (µM)

(%)

Asam linoleat-1

0,428

0,988

12,271

28,225

15,954

Asam linoleat-2

0,425

0,990

12,185

28,282

16,097

Asam linoleat-3

0,427

0,994

12,242

28,396

16,154

16,068

0,00

Vitam

in E-1

0,416

0,569

11,929

16,288

4,359

Vitam

in E-2

0,421

0,572

12,071

16,373

4,302

Vitam

in E-3

0,415

0,598

11,900

17,114

5,214

4,625

71,22

Ekstrak salam

Bogor-1

0,424

0,595

12,157

17,028

4,871

Ekstrak salam

Bogor-2

0,421

0,621

12,071

17,769

5,698

Ekstrak salam

Bogor-3

0,426

0,611

12,214

17,484

5,270

5,280

67,14

Ekstrak salam

Sukabumi-1

0,430

0,608

12,328

17,608

5,280

Ekstrak salam

Sukabumi-2

0,429

0,617

12,299

17,655

5,356

Ekstrak salam

Sukabumi-3

0,428

0,620

12,271

17,741

5,470

5,369

66,59

Ekstrak salam

Cianjur-1

0,430

0,599

12,328

17,143

4,815

Ekstrak salam

Cianjur-2

0,424

0,610

12,157

17,456

5,299

Ekstrak salam

Cianjur-3

0,436

0,615

12,499

17,598

5,071

5,071

68,44

Page 36: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 12 Analisis statistik potensi antioksidan ekstrak daun salam ketiga kota

200 ppm

Analisis statistik dengan ANOVA

Jumlah Derajat Kuadrat

Sumber Keragaman kuadrat bebas tengah F hitung Signifikan

Perlakuan 137,647 4 34,412 161,212 0,000

Galat percobaan 1,067 5 0,213

Galat total 195,474 9

Analisis statistik dengan uji Duncan

Sampel Ulangan F = 0,05

(N) 1 2

Vitamin E 2 3,832

Asam linoleat 2 12,754

Ekstrak salam Cianjur 200 ppm 2 13,205

Ekstrak salam Sukabumi 200 ppm 2 13,209

Ekstrak salam Bogor 200 ppm 2 13,219

Sig. 1,000 0,372

Lampiran 13 Analisis statistik penentuan konsentrasi optimum I

Analisis statistik dengan ANOVA

Jumlah Derajat Kuadrat

Sumber Keragaman kuadrat bebas tengah F hitung Signifikan

Perlakuan 125,703 5 25,141 4,152 0,056

Galat percobaan 36,328 6 6,055

Galat total 162,03 11

Analisis statistik dengan uji Duncan

Sampel Ulangan F = 0,05

(N) 1 2

Ekstrak salam 1000 ppm 2 4,587

Ekstrak salam 500 ppm 2 8,604 8,604

Ekstrak salam 100 ppm 2 9,475 9,475

Ekstrak salam 50 ppm 2 12,421

Asam linoleat 2 13,319

Ekstrak salam 200 ppm 2 13,917

Sig. 0,103 0,088

Page 37: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 14 analisis statistik penentuan konsentrasi optimum II

Analisis statistik dengan ANOVA

Jumlah Derajat Kuadrat

Sumber Keragaman kuadrat bebas tengah F hitung Signifikan

Perlakuan 194,777 5 38,955 335,669 0,000

Galat percobaan 0,697 6 0,116

Galat total 195,474 11

Analisis statistik dengan uji Duncan

Sampel Ulangan F = 0,05

(N) 1 2 3 4

Vitamin E 2 4,3730

Ekstrak salam 1000 ppm 2 5,2140

Ekstrak salam 500 ppm 2 6,1255

Ekstrak salam 1500 ppm 2 6,1535

Ekstrak salam 2000 ppm 2 6,2255

Kontrol negatif 2 16,2820

Sig. 1,000 1,000 0,785 1,000

Lampiran 15 Analisis statistik potensi antioksidan ekstrak daun salam ketiga kota

1000 ppm

Analisis statistik dengan ANOVA

Jumlah Derajat Kuadrat

Sumber keragaman kuadrat bebas tengah F hitung Signifikan

Perlakuan 290,578 4 72,645 711,578 0,000

Galat percobaan 1,021 10 0,102

Galat total 291,599 14

Analisis statistik dengan uji Duncan

Sampel Ulangan F=0,05

(N) 1 2 3

Vitamin E 3 4,6250

Ekstrak salam Cianjur 1000 ppm 3 5,0617 5,0617

Ekstrak salam Bogor 1000 ppm 3 5,2797

Ekstrak salam Sukabumi 1000 ppm 3 5,3687

Asam linoleat 3 16,0683

Sig. 0,125 0,288 1,000

Page 38: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk

Lampiran 16 Hasil uji fitokim

ia

uji alkaloid

uji saponin

uji tanin

uji flavonoid

uji fenolik hidrokuinon

uji triterpenoid dan steroid

Page 39: Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight ... · Tidak ada perbedaan potensi ... pengertian dan kasih sayangnya serta kepada Innayah atas dukungan ... Bunga salam majemuk