7
Slid e No: Isi Slide 1. Judul (kasus yang dipresentasikan): Benign Prostat Hyperplasia (BPH) Nama presentan: Dr. Muhammad David Riandy 2. Pendahuluan Kasus Asli Alasan mengapa kasus ini diajukan: Etiologi pasti hipertropi prostat benigna belum jelas, walaupun tampaknya tidak terjadi pada pria yang dikastrasi sebelum pubertas, dan tidak berlanjut setelah kastrasi. Alasan klinis, epidemiologis, atau apapun presentasi kasus ini: Pembesaran prostat ini dianggap sebagai bagian dari proses pertambahan usia, oleh karena itu dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat pula prevalensi BPH. Pada pria berusia 41-50 tahun angka kejadiannya sekitar 20%, pada usia 51-60 tahun sekitar 50% dan mencapai 90% pada usia 80 tahun atau lebih. Fokus pembicaraan: bagaimana mendiagnosa sedini mungkin dan memberikan terapi sesegera mungkin. Masalah pada kasus ini: Penyakit ini dapat menimbulkan penurunan kualitas hidup jika tidak segera diatasi. Tujuan presentasi ini: Dapat mengetahui gejala klinik, terapi, prognosis, dan pencegahan dari BPH 3. Data administrasi pasien Nama : Tn. R Usia : 68 tahun Status sosial : Menengah 4. Data demografis Alamat : Merangin Agama : Islam Pekerjaan : PNS Jenis kelamin : Laki-laki 5. Data biologik Tinggi badan : 170 cm

Porto BPH

  • Upload
    ryandy

  • View
    29

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Porto BPH

Slide No:

Isi Slide

1. Judul (kasus yang dipresentasikan): Benign Prostat Hyperplasia (BPH)Nama presentan: Dr. Muhammad David Riandy

2. Pendahuluan Kasus Asli Alasan mengapa kasus ini diajukan: Etiologi pasti hipertropi prostat

benigna belum jelas, walaupun tampaknya tidak terjadi pada pria yang dikastrasi sebelum pubertas, dan tidak berlanjut setelah kastrasi.

Alasan klinis, epidemiologis, atau apapun presentasi kasus ini: Pembesaran prostat ini dianggap sebagai bagian dari proses pertambahan usia, oleh karena itu dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat pula prevalensi BPH. Pada pria berusia 41-50 tahun angka kejadiannya sekitar 20%, pada usia 51-60 tahun sekitar 50% dan mencapai 90% pada usia 80 tahun atau lebih.

Fokus pembicaraan: bagaimana mendiagnosa sedini mungkin dan memberikan terapi sesegera mungkin.

Masalah pada kasus ini: Penyakit ini dapat menimbulkan penurunan kualitas hidup jika tidak segera diatasi.

Tujuan presentasi ini: Dapat mengetahui gejala klinik, terapi, prognosis, dan pencegahan dari BPH

3. Data administrasi pasien Nama : Tn. R Usia : 68 tahun Status sosial : Menengah

4. Data demografis Alamat : Merangin Agama : Islam Pekerjaan : PNS Jenis kelamin : Laki-laki

5. Data biologik Tinggi badan : 170 cm Berat badan : 69 kg Habitus : normal

6. Data klinis Anamnesis terfokus diagnosis

± 1 bulan SMRS, penderita mengeluh BAK tidak lancar disertai nyeri terutama pada awal BAK.

Pasien juga mengeluh sering BAK, BAK sedikit dan terasa masih bersisa (tidak puas). Penderita juga sering mengedan pada saat BAK.

BAK darah (-), BAK pasir (-), demam (-), nyeri pinggang (-), mual (-), muntah (-), riwayat trauma (-).

± 2 hari SMRS, penderita tidak bisa BAK, perut kembung (+), .

7. Pemeriksaan Jasmani Tanda vital

Page 2: Porto BPH

Tensi: 130/70 mmHgNadi : 96 x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 36 °C

Pemeriksaan Khusus Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-)Pupil : isokor/refleks cahaya (+)Dada : Tidak ada kelainanAbdomen : Lihat status lokalisGenitalia : Lihat status lokalisAnal : Tidak ada kelainanEkstremitas atas : Tidak ada kelainanEkstremitas bawah : Tidak ada kelainanStatus LokalisRegio CVA

Kanan Inspeksi : Bulging (-) Palpasi : Massa (-) Perkusi : Nyeri ketok (-)

Kiri Inspeksi : Bulging (-) Palpasi : Massa (-) Perkusi : Nyeri ketok (-)

Regio supra pubis Inspeksi : Bulging (-) Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-) Perkusi : Timpani

Regio Genitalia Eksterna Inspeksi : Bloody disch arge (-), MUE terpasang kateter 16 fr (urin jernih dan

lancar), tak tampak pembesaran skrotum.Regio inguinal

Inspeksi : tak ada benjolanRectal Toucher :

TSA baik, ampula kosong, mukosa licin, Prostat teraba membesar dengan pool atas tidak teraba Nodul (-), konsistensi kenyal, nyeri tekan (-) Darah (-), feses (+)

Diagnosis bandingDD: BPH Ca Prostat Striktur urethra

Diagnosis BPH ditegakkan dengan anemnesis berupa penderita laki-laki yang berusia tua, sulit atau tidak bisa buang air kecil, buang air kecil tidak puas, sering buang air kecil, menetes setelah buang air kecil. Pemeriksaan fisik pada pasien BPH menunjukkan ada pembesaran pada suprasimfisis akibat vesika urinaria yng terisi oleh urin. Pemeriksaan rektal toucher menunjukkan adanya pembesaran prostat, tanpa nodul, simetris, dan konsistensi yang kenyal.

Page 3: Porto BPH

8. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan: Darah lengkap dan kimia klinik9. Hasil yang diperoleh atau prakiraan data yang akan diperoleh:

Hb : 12,1 g/dl Ht : 36 vol% Leukosit : 5.400 /mm3

Trombosit : 178.000 /mm3

Hitung jenis : -/-/-/60/29/11GDS : 165,1 mg/dlUreum : 52,4 mg/dlCreatinin : 1,7 mg/dlCT : 3,5’BT : 3’SGOT : 24 U/LSGPT : 22 U/L

10. Pemeriksaan penunjang lain:USG

11. Diagnosis Diagnosis: Retensio urine e.c Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Alasannya adalah: Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluh BAK

tidak lancar disertai nyeri terutama pada awal BAK. Pasien juga mengeluh sering BAK, BAK sedikit dan terasa masih bersisa (tidak puas). Penderita juga sering mengedan pada saat BAK. BAK darah (-), BAK pasir (-), demam (-), nyeri pinggang (-), mual (-), muntah (-), riwayat trauma (-).

Dari pemeriksaan jasmani vital sign pasien dalam batas normal.Rectal Toucher : TSA baik, ampula kosong, mukosa licin, Prostat teraba membesar dengan pool atas tidak terabaNodul (-), konsistensi kenyal, nyeri tekan (-)Darah (-), feses (+)

12. Diagnosis holistic Diagnosis klinis : Retensio urine e.c Benign Prostatic Hyperplasia

(BPH)13. Strategi penanganan masalah

Untuk diagnosis klinis : Pasang kateter no 16Rencana Prostatektomi terbukaIVFD RL 10 gtt/menitCefotaxime 1x1 grRanitidin 3x50 mgKetorolac 3x1 amp

14. Konsultasi dan rujukan: Diperlukan untuk penanganan lebih lanjut.15. Penjelasan untuk pasien dan keluarganya

Diagnosis dan konsekuensinya: Memberi tahu pasien bahwa diagnosa penyakit yang dideritanya adalah benign prostat hyperplasia. Hiperplasi prostat benigna merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan pada usia yang kurang dari 40 tahun. Keadaan ini

Page 4: Porto BPH

dialami oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun.

Masalah dan risiko yang dihadapi: Pembesaran kelenjar prostat mengakibatkan terganggunya aliran urin sehingga menimbulkan gangguan miksi yang pada akhirnya dapat menyebabkan retensi urin.

Berbagai jalan keluar: Tujuan terapi pada pasien BPH adalah memperbaiki keluhan miksi, meningkatkan kualitas hidup, mengurangi obstruksi infravesika, mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, mengurangi volume residu urin setelah miksi, dan mencegah progesifitas penyakit. Hal ini dapat dicapai dengan cara medikamentosa (konservatif), pembedahan, atau tindakan endourologi yang kurang invasif.

16. Identifikasi risiko dan pencegahannya: Kematian karena BPH hampir tidak ada.

17. Ilmu yang dipunyai untuk menangani kasus ini Ilmu dasar kedokteran

DefinisiBenign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan pertumbuhan jinak pada kelenjar prostat (zona transisional) yaitu terjadinya peningkatan jumlah sel stroma dan sel epitel dari kelenjar prostat yang menyebabkan prostat membesar. EtiologiBPH merupakan salah satu keadaan yang menyebabkan gangguan miksi yaitu retensio urin yang mengakibatkan supersaturasi urin, sehingga rentan untuk terbentuknya batu buli. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya BPH adalah :

o Teori Dihidrotestosterono Ketidakseimbangan antara estrogen-testosterono Interaksi stroma-epitelo Berkurangnya kematian sel prostato Teori sel stem

Ilmu klinikGejala KlinikPembesaran kelenjar prostat bisa menyebabkan suatu sumbatan pada uretra pars prostatika dan menyebabkan hambatan keluarnya urin keluar dari buli-buli. Sehingga obstruksi akibat pembesaran prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih bawah yang bila terjadi proses lanjut dapat juga mengenai saluran kemih atas dan bisa juga ditemukan adanya keluhan di luar saluran kemih. Keluhan saluran kemih bawah, yang lebih dikenal dengan LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms)

Lower urinary tract symptom (LUTS) yang terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritasi.

Gejala obstruksi Gejala iritasi Hesitansi

Pancaran miksi

Frekuensi

Nokturi

Page 5: Porto BPH

Intermitensi

Miksi tidak puas

Menetes setelah miksi

Urgensi

Disuri

TerapiTujuan terapi pada pasien BPH adalah memperbaiki keluhan miksi, meningkatkan kualitas hidup, mengurangi obstruksi infravesika, mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, mengurangi volume residu urin setelah miksi, dan mencegah progesifitas penyakit. Hal ini dapat dicapai dengan cara medikamentosa (konservatif), pembedahan, atau tindakan endourologi yang kurang invasif.

a. Watchfull waitingb. Medikamentosac. Operasi