Upload
hoangmien
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Politik
Lolytasari, M.Hum
Politik
• Kata politicus diambil dari bahasa latin politicus dan bahasa Yunani politicos yang menadung arti berhubungan dengan warga masyarakat
• Pakar mengartikan sebagai segala ktivitas atau siakp yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu macam bentuk susunan masyarat
Politik
• Menurut agama: sebagai ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dnegan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya
Politik
• Prinsip dasar kekuasaan politik dalam Islam: Terdapat pd surat An Nisa 58-59, dari ayat ini dapat
diambil kesimpulan: 1. Kewajiban untuk menunaikan amanah Tidak ada iman tanpa amanah Ada macam2 amanah: a. Amanat antara manusia dengan Allah SWT b. Amanat manusia dengan manusia lainnya c. Amanat antara manusia dan lingkungannya d. Amanat antara manusia dengan dirinya
Politik
2. Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil
3. Perintah taat kepada Allah, Rasul dan ulil amri
4. Perintah kembali kepada Al quran dan as Sunnah
Politik
Kriteria pemegang kekuasaan politik yang baik:
a. shidiq: selalu berkata benar
b. Amanah: terpercaya
c. Tabligh: menyampaikan
d. Fathonah: cerdas
e. Keteladanan: uswah
Peran agama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
1. Prinsip persatuan dan persaudaraan: surat al-Hujuraat: 49:13
2. Prinsip kesamaan
3. Prinsip kebebasan
Jenis kebebasan yang diajarkan Islam:
a. Kebebasan untuk memeluk agama
b. Kebebasan untuk berpendapat, namun tidak boleh bohong, berperasangka buruk dan membuka aib orang
Peran agama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
4. Prinsip tolong menolong
5. Prinsip kedamaian
6. Prinsip musyawarah
Kerukunan antar umat beragama
Agama menurut istilah diartikan sebagai sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya.
Yang jadi pertanyaan, apakah semua agama adalah benar?
Kerukunan antar umat beragama
Al Qur’an tidak pernag menyinggung bahwa Allah telah menurunkan berbagai macam agama.
Agama yang diturunkan oleh Allah hanya satu yaitu Islam (Surat Ali-Imran3:19)
Kerukunan antar umat beragama
Di dalam masyarakat timbullah agama-agama selain Islam, diantaranya Kristen, Yahudi, Budha, Hindu
Dalam bermasyarakat, Al Qur’an secra tegas menyatakan bahwa sesama orang mukmin adalah bersaudara (Surat Al-Hujurat 49:10)
Kerukunan antar umat beragama
Ayat selanjutya Al-Hujurat 49:11 dan 12: berisi tentang kode etik warga muslim:
1. Bahwa mreka tidak boleh saling melecehkan dan menghina karena boleh jadi yang dilecehkan itu lebih baik dari yang melecehkan
2. Sesama orang yang beriman tidak boleh saling berprasangka buruk dan meng ghibah
3. Saling menolong
4. Menegakkan perdamaian
Kerukunan antar umat beragama
Persaudaraan yang diperintahkan Al-Quran tidak hanya ditujukan kepada sesama muslim juga sesama non muslim.
Yang jadi pertanyaan, apakah bisa menyamakan antar agama?
Jelas tidak bisa, kerukunan hidup antar pemeluk agama yang berbeda dalam masyarakat harus diperjuangkan dengan catatan tidak mengorbankan aqidah.
Kerukunan antar umat beragama
Hal ini juga dilakukan oleh Nabi SAW ketika ditawarkan kompromi oleh beberapa tokoh kaum musyrikin di Mekkah,
“usul mereka: agar Nabi SAW bersama umatnya mengikuti kepercayaan mereka dan merekapun akan mengikuti ajaran Islam”
Kerukunan antar umat beragama
Mendengar usul ini Nabi SAW dengan tegas menolak:
“ Aku berlindung kepada Allah dari tergolong orang-orang yang mempersekutukan Allah”
Hal ini ditolak oleh Rasulullah SAW secara logis tidak mungkin menyatukan agama-agama karena setiap agama berbeda dengan agama lain dari segi ajaran pokok dan perinciannya.
“Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku” (Surat Al Kaafiruun:109)
MERUMUSKAN FORMAT IDEAL
HUBUNGAN ANTAR UMAT
BERAGAMA Oleh M. Ridwan Lubis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Makalah seminar yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Kehidupan Beragama
Kamis, 29 Januari 2009
HAKIKAT KERUKUNAN
• Kerkukunan umat beragama adalah keadaan hub sesama umat beragama yg dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dlm pengamalan ajaran agamanyadan kerjasama dlm kehdpn bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dlm NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
• Adanya proses saling belajar dlm pengamalan ajaran agama masing-masing dan menikmati suasana kekhusyu’an dlm setiap pengamalan ajaran agama
• Komponen kerukunan: menghargai saling perbedaan dan menjadikan iktibar thd suasana kejiwaan yg dialami oleh setiap manusia dlm pengamalan ajaran agamanya
LANDASAN KERUKUNAN
• Landasan teologi pada setiap agama yg mengajarkanb kebenaran absolut ajaran agamanya dan pengakuan thd adanya perbedaan ajaran agama
• Pengakuan perbedaan bukan suatu hal yang ditempelkan pada setiap ajaran agama akan tetapi melekat (build in) pada setiap agama
• Pengalaman kesejarahan yg trdpt pada setiap ajaran agama ketika berinteraksi dgn agama lain yaitu posisi Islam, Kristen, Yahudi adalah sama-sama agama monoteis bersumber dari Ibrahim: abrahamic religion
• Sikap ajaran agama yg datang kemudian: membenarkan sebagian (mushaddiqan) dan melakukan koreksi thd penyimpangan menurut ajaran agama baru. Koreksi ini adalah thd ajaran bukan dlm relasi kemanusiaan
TUJUAN KERUKUNAN
• Memuliakan Tuhan
• Memuliakan anugerah Tuhan
• Memuliakan manusia
• Memuliakan ciptaan Tuhan
• Kerjasama antar umat beragama
• Membangun kehidupan yg lbh baik
• Menikmati suasan ketenteraman
• Mewujudkan kehidupan yg beradab
• Melahirkan peradaban
KENDALA KERUKUNAN
• Agama sbg faktor konflik • Agama dijadikan simbol pemisah • Agama dijadikan sbg sumber penghasilan • Agama digunakan menekan org lain • Memonopoli kebenaran praksis • Agama dijadikan sistem sosial bkn sumber nilai • Memaksakan ajaran agama kpd bkn penganutnya • Menyeberangkan seorg dari iman yg lama kpd iman
baru (proselit) • Memandang kelompok agama lain sbg saingan • Memandang jumlah penganut sebagai momok yg
menakutkan
DAMPAK KONFLIK UMAT BERAGAMA
• Ingkari anugerah Tuhan
• Lalai thd ajaran agama
• Trauma konflik
• Simpan penyakit laten dlm diri manusia
• Hilang penghayatan hidup damai
• Aktivitas sosial terganggu
• Masy menjadi miskin
• Kehidupan masy yg kacau
PESAN AGAMA THD KEHIDUPAN
• Ibadah
• Damai
• Rukun
• Kerjasama
• Menghargai
• Membantu
• Dekat kpd Tuhan
• Hidup bermakna
PELUANG KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA
JANGKA PANJANG: • Negara kebangsaan • Dasar ideal Pancasila • Dasar konstitusional
UUD 1945 • Agama sbg landasan
etik, moral, spritual • Kompetisi setiap agama
thd pembangunan nasional
• Adil makmur berdasar Pancasila dan UUD 1945
• Legislasi UU Kebebasan Beragama
JANGKA PENDEK: • Penyiaran agama
berkualitas • Dasar pendirian rumah
ibadat berdasar kebutuhan
• Kerjasama sosial antar umat
• Tetap dipelihara keragaman daerah
• Pelaksanaan demokrasi berdasar nilai agama
• Kaderisasi tokoh lewat pendidikan
PROGRAM KERUKUNAN
• Dialog antar ajaran agama
• Hub akrab antar tokoh agama
• Pelembagaan kerukunan: keluarga, dikdas, dikmen, univ
• Integrasi kerukunan thd semua program pemerintah
• Daerah bentuk pusat dikbang kerukunan
• Pelayanan adil thd semua kelompok agama
• Kebebasan thd semua kel agama: kecil, menengah, besar
• Rumah ibadah sbg tempat ibadah yg damai, rukun, bersahabat
• Penyiaran agama secara santun dan bersahabat
• Memperkuat FKUB dan LSM kerukunan
• Membentuk FKUB lingkup nasional
REKOMENDASI
• Menteri Agama hendaknya mengajak semua departemen utk integrasikan kerukunan di wil kerjanya
• Menteri Agama/DPR memprakarsai UU Kebebasan Beragama agar ada acuan dlm pelaksanaan kebebasan pengamalan agama
• Presiden membentuk Dewan Pertimbangan Kehidupan Beragama guna memberikan pertimbangan dlm pengintegrasian nilai agama thd kebijakan nasional
• Pimpinan Univ melakukan pengkajian thd revitalisasi kearifan tradisional utk mendorong kerukunan nasional
• Pimpinan majlis agama secara bersama menyusun pemikiran strategis utk atasi persoalan universal kemanusiaan: kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan