27
Komplek osteomeatal dan Polip nasi

POLIP PPT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

polip nasi

Citation preview

Komplek osteomeatal dan Polip nasi

Polip hidung merupakan salah satu jenis penyakit telinga, hidung dan tenggorok (THT) yang sudah umum didengar di masyarakat. Sebagian orang sering menyebutnya sebagai tumbuh daging dalam hidung. Sebagian orang juga menamainya tumor hidung. Polip Hidung sebenarnya adalah suatu pertumbuhan dari selaput lendir hidung yang bersifat jinak.

Anatomi Hidung, atau nasi eksternal:• Bentuk seperti

piramid.• Apeks nasi atau

puncak hidung• Dorsum nasi atau

batang hidung• Radiks atau pangkal

hidung • Nares anterior atau

lubang hidung• Kolumela• Alae nasi.

Kavum nasi atau rongga hidung

berbentuk terowongan dari depan ke belakang terpisah menjadi kanan dan kiri yang oleh septum nasi.

Terbuka pada bagian depan melalui nares anterior dan pada bagian belakang melalui nares posterior atau koana

Regio respiratori terletak 2/3 inferior dari kavum nasi dan regio olfaktori 1/3 superior dari kavum nasi.

Dinding medial : septum nasi

Pada dinding lateral : konka

Dinding inferior merupakan dasar kavum nasi dan dibentuk oleh os. Maksila dan os. palatum

Dinding superior dibentuk oleh lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung.

PERDARAHAN

Bagian atas: a. Karotis interna a. oftalmika

a. Etmoid ant

a. Etmoid post

Bagian bawah:a. Maksilaris interna

a. sfenopalatina

a. Palatina mayor

Depan :

Cabang a. fasialis a. Sfenopalatinaa. Etmoid anta. labialis supa. Palatina mayor

anastomosis

Vena bermuara ke v. oftalmika

PERSYARAFAN

.

Sensoris : n. oftalmikus n. nasosiliaris n. etmoid ant

Vasomotor / otonom : n. V(2)

Parasimpatis : n. petrosus superfisialis mayor

Simpatis : n. petrosus profundus

Fungsi penghidu & olfaktori : n. olfaktorius

SINUS PARANASAL

• Sinus frontalis• Sinus etmoidalis

Sinus etmoidalis anterior

Sinus etmoidalis media

Sinus etmoidalis posterior• Sinus maksilaris• Sinus sfenoidalis

HISTOLOGI

sel-sel pada hidung dan mukosa sinus terdiri atas 4 tipe sel yaitu : Sel kolumnar bersilia, sel kolumnar tidak bersilia, sal basal dan sel goblet

Lapisan mukosa respiratorius : epitel,membran basalis dan lamina propia

FISIOLOGIS

RESPIRASI PENGHIDU FONETIK

STATIK MEKANIK

NASAL

KOM 

Area yang dibatasi oleh konka media di medial dan lamina papirasea di lateral.  

Isi

Konka media

Processus Usinatus

Bulla etmoid

Infundibulum etmoid

Sel agger nasi

Hiatus semilunaris

Ostium sinus maksilaris

Ressesus frontalis

POLIP

EPIDEMIOLOGI

Polip hidung adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa

Penderita asma non alergi (13%)Penderita asma alergi (5%).Pada usia dewasa dan lebih sering pada laki – laki Penyakit ini ditemukan pada seluruh kelompok ras

ETIOLOGI

Teori utama terjadinya polip berhubungn dengan inflamasi kronik.

Ketidakseimbangan vasomotor

Ruptur Epitel

Gangguan Transportasi Ion

Super antigen

Gangguan Polisakarida

Gas NO

Patogenesa Edema mukosa terjadi didaerah meatus medius

Stroma akan terisi oleh cairan interseluler

Mukosa yang sembab akan menjadi polipoid

Makin lama makin Membesar kemudian akan turun kedalam rongga hidung sambil membentuk tangkai POLIP

Makroskopik

• massa dengan permukaan

licin, berbentuk bulat atau

lonjong, berwarna pucat

keabu-abuan, lobular,

dapat tunggal atau

multipel dan tidak sensitif

(bila ditekan/ditusuk tidak

terasa sakit).

Mikroskopi

k

• Tampak epitel pada polip serupa dengan mukosa hidung normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab.

• Sel-selnya terdiri dari limfosit, sel plasma, eosinofil, neutrofil dan makrofag

Manifestasi klinis Hidung tersumbat.

Hiposmia bahkan anosmia.

Bila polip ini menyumbat sinus paranasal, akan timbul sinusitis dengan keluhan nyeri kepala dan rhinore.

Bila penyebabnya adalah alergi, maka gejala utama adalah bersin dan iritasi di hidung.

Pasien polip dengan sumbatan total rongga hidung atau polip tunggal yang besar memperlihatkan gejala sleep apnea obstruksi

Diagnosis Polip

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Stadium Polip Mackay dan Lund (1997)

Stadium 1: polip masih terbatas dimeatus medius

Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak dirongga hidung tapi

belum memenuhi rongga hidung

Stadium 3: polip yang massif

Pemeriksaan penunjang

Naso-endoskopi

Polip stadium 1 dan 2 kadang-kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior

Pada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila. Foto polos sinus paranasal (posisi

waters, AP, aldwell dan lateral)

Pemeriksaan tomografi computer

Diagnosis banding

Konka polipoid

Angiofibroma Nasofaring

Juvenil

Penatalaksanaan

Tujuan Utama:

Menghilangkan keluhan

Mencegah komplikasi

Mencegah rekurensi

Medikamentosa dan Operatif

Medikamentosa

Kortikosteroid (topikal atau sistemik)

Operatif

Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF)

Ekstraksi Polip dengan cunam atau senar polip

Etmoidektomi intra /ekstra nasal

Operasi Caldwell Luc

Pencegahan

Mengatur alergi dan

asma

Hindari Iritasi

Hidup yang bersih

Melembabkan rumah

Gunakan bilasan hidung / nasal levage

KOMPLIKASI

PROGNOSIS

• Akut atau kronik infeksi sinusitis kronis• Tidur mengorok bahkan sleep apneu• Dalam kondisi parah, akan mengubah bentuk

wajah dan penyebab penglihatan ganda/berbayang

• Medikamentosa : jarang hilang sempurna

• Rekurensi