Upload
eva-maris-sahara
View
370
Download
74
Embed Size (px)
DESCRIPTION
polip nasi
Citation preview
Polip hidung merupakan salah satu jenis penyakit telinga, hidung dan tenggorok (THT) yang sudah umum didengar di masyarakat. Sebagian orang sering menyebutnya sebagai tumbuh daging dalam hidung. Sebagian orang juga menamainya tumor hidung. Polip Hidung sebenarnya adalah suatu pertumbuhan dari selaput lendir hidung yang bersifat jinak.
Anatomi Hidung, atau nasi eksternal:• Bentuk seperti
piramid.• Apeks nasi atau
puncak hidung• Dorsum nasi atau
batang hidung• Radiks atau pangkal
hidung • Nares anterior atau
lubang hidung• Kolumela• Alae nasi.
Kavum nasi atau rongga hidung
berbentuk terowongan dari depan ke belakang terpisah menjadi kanan dan kiri yang oleh septum nasi.
Terbuka pada bagian depan melalui nares anterior dan pada bagian belakang melalui nares posterior atau koana
Regio respiratori terletak 2/3 inferior dari kavum nasi dan regio olfaktori 1/3 superior dari kavum nasi.
Dinding medial : septum nasi
Pada dinding lateral : konka
Dinding inferior merupakan dasar kavum nasi dan dibentuk oleh os. Maksila dan os. palatum
Dinding superior dibentuk oleh lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung.
PERDARAHAN
Bagian atas: a. Karotis interna a. oftalmika
a. Etmoid ant
a. Etmoid post
Bagian bawah:a. Maksilaris interna
a. sfenopalatina
a. Palatina mayor
Depan :
Cabang a. fasialis a. Sfenopalatinaa. Etmoid anta. labialis supa. Palatina mayor
anastomosis
Vena bermuara ke v. oftalmika
PERSYARAFAN
.
Sensoris : n. oftalmikus n. nasosiliaris n. etmoid ant
Vasomotor / otonom : n. V(2)
Parasimpatis : n. petrosus superfisialis mayor
Simpatis : n. petrosus profundus
Fungsi penghidu & olfaktori : n. olfaktorius
SINUS PARANASAL
• Sinus frontalis• Sinus etmoidalis
Sinus etmoidalis anterior
Sinus etmoidalis media
Sinus etmoidalis posterior• Sinus maksilaris• Sinus sfenoidalis
HISTOLOGI
sel-sel pada hidung dan mukosa sinus terdiri atas 4 tipe sel yaitu : Sel kolumnar bersilia, sel kolumnar tidak bersilia, sal basal dan sel goblet
Lapisan mukosa respiratorius : epitel,membran basalis dan lamina propia
Isi
Konka media
Processus Usinatus
Bulla etmoid
Infundibulum etmoid
Sel agger nasi
Hiatus semilunaris
Ostium sinus maksilaris
Ressesus frontalis
POLIP
EPIDEMIOLOGI
Polip hidung adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa
Penderita asma non alergi (13%)Penderita asma alergi (5%).Pada usia dewasa dan lebih sering pada laki – laki Penyakit ini ditemukan pada seluruh kelompok ras
ETIOLOGI
Teori utama terjadinya polip berhubungn dengan inflamasi kronik.
Ketidakseimbangan vasomotor
Ruptur Epitel
Gangguan Transportasi Ion
Super antigen
Gangguan Polisakarida
Gas NO
Patogenesa Edema mukosa terjadi didaerah meatus medius
Stroma akan terisi oleh cairan interseluler
Mukosa yang sembab akan menjadi polipoid
Makin lama makin Membesar kemudian akan turun kedalam rongga hidung sambil membentuk tangkai POLIP
Makroskopik
• massa dengan permukaan
licin, berbentuk bulat atau
lonjong, berwarna pucat
keabu-abuan, lobular,
dapat tunggal atau
multipel dan tidak sensitif
(bila ditekan/ditusuk tidak
terasa sakit).
Mikroskopi
k
• Tampak epitel pada polip serupa dengan mukosa hidung normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab.
• Sel-selnya terdiri dari limfosit, sel plasma, eosinofil, neutrofil dan makrofag
Manifestasi klinis Hidung tersumbat.
Hiposmia bahkan anosmia.
Bila polip ini menyumbat sinus paranasal, akan timbul sinusitis dengan keluhan nyeri kepala dan rhinore.
Bila penyebabnya adalah alergi, maka gejala utama adalah bersin dan iritasi di hidung.
Pasien polip dengan sumbatan total rongga hidung atau polip tunggal yang besar memperlihatkan gejala sleep apnea obstruksi
Stadium Polip Mackay dan Lund (1997)
Stadium 1: polip masih terbatas dimeatus medius
Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak dirongga hidung tapi
belum memenuhi rongga hidung
Stadium 3: polip yang massif
Pemeriksaan penunjang
Naso-endoskopi
Polip stadium 1 dan 2 kadang-kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior
Pada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila. Foto polos sinus paranasal (posisi
waters, AP, aldwell dan lateral)
Pemeriksaan tomografi computer
Penatalaksanaan
Tujuan Utama:
Menghilangkan keluhan
Mencegah komplikasi
Mencegah rekurensi
Medikamentosa dan Operatif
Medikamentosa
Kortikosteroid (topikal atau sistemik)
Operatif
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF)
Ekstraksi Polip dengan cunam atau senar polip
Etmoidektomi intra /ekstra nasal
Operasi Caldwell Luc
Pencegahan
Mengatur alergi dan
asma
Hindari Iritasi
Hidup yang bersih
Melembabkan rumah
Gunakan bilasan hidung / nasal levage