76
POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN KEMAKMURAN MASJID DALAM MEMAKMURKAN MASJID RAYA AL-A'ZHOM TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh FAJRIAH RIFAI NIM : 109051000034 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2013 M

POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN KEMAKMURAN

MASJID DALAM MEMAKMURKAN MASJID

RAYA AL-A'ZHOM TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

FAJRIAH RIFAI

NIM : 109051000034

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2013 M

Page 2: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN KEMAKMURAN

MASJID DALAM MEMAKMURKAN MASJID

RAYA AL-A'ZHOM TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

FAJRIAH RIFAI

NIM : 109051000034

Pembimbing

RACHMAT BAIHAKY, MA

NIP: 197611292009121001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2013 M

Page 3: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi
Page 4: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi
Page 5: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

i

ABSTRAK

FAJRIAH RIFAI

Pola Komunikasi Pengurus Dalam Memakmurkan Masjid Al-Azhom

Tangerang

Komunikasi merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan. Manusia

berinteraksi dengan cara melakukakan komunikasi, kemampuan berkomunikasi

secara efektif pada dasarnya akan menentukan keberhasilan seseorang. Memperbaiki

komunikasi biasanya adalah memperbaiki hal-hal untuk mencapai suatu keberhasilan

bagi kelompok tersebut. Jika dikaitkan dengan proses memakmurkan masjid

komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting, tanpa adanya komunikasi antar

sesama pengurus masjid bisa jadi masjid tersebut akan vacum dari kegiatan-kegiatan

bernuansa islami. Seperti di masjid Raya al Azhom yang terdapat di kota Tangerang,

yang juga termasuk masjid kebanggaan masyarakat kota Tangerang, masjid yang

menjadi masjid raya di kota Tangerang ini makmur berkat kerjasama pengurus

masjid. Pengurus masjid adalah mereka yang menerima amanah jamaah untuk

memimpin dan mengelola masjid dengan baik.

Dari pemaparan di atas tersebut maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

Bagaimana pola komunikasi pengurus dalam memakmurkan masjid Raya Al-Azhom?

Teori yang digunakan adalah pola komunikasi. Pertama teori Ronald Adler

dan George Roadman ada dalam karya Marhaeni Fajar ”Ilmu Komunikasi Teori &

Praktek”. Ada tiga pola komunikasi yaitu Down Ward Communication, Upward

Communication dan Horizontal Communication. Kedua teori Abdullah Mamuh

dalam buku Komunikasi Organisasi Teori dan Praktek, yaitu Pola Komunikasi “Y”.

Metode ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tidak

tertulis dari orang atau prilaku yang diamati.

Berdasarkan analisa data-data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pola

komunikasi yang digunakan oleh pengurus masjid adalah Down Ward

Communication, Upward Communication dan Horizontal Communication. Down

Ward Communication digunakan ketika atasan menyampaikan kepada bawahan

mengenai kebijakan-kebijakan yang telah disepakati oleh pimpinan. Upward

Communication digunakan pada saat pengurus ingin menyampaikan kritik saran

maupun ide-ide kepada atasan yang berguna untuk memakmurkan masjid. Horizontal

Communication digunakan ketika sesama pengurus saling berkomunikasi mengenai

bagaimana mengkoordinasikan tugas-tugas, pola komunikasi Y adalah penggabungan

dari komunikasi atasan ke bawahan, bawahan ke atasan dan sesama pengurus,

sehingga dapat menjalani tugas masing-masing dengan baik dan kembali ketujuan

utama yaitu memakmurkan masjid.

Keywords : Komunikasi, Pola, Masjid, Pengurus, Memakmurkan.

Page 6: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “ Pola

Komunikasi Pengurus DKM Dalam Memakmurkan Masjid Raya Al-A’zhom ”

sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam, pada

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya.

Terselesaikannya skripsi ini tentu tak lepas dari berbagai dukungan yang

diberikan kepada penulis, baik moril maupun materil. Dan dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof.

Dr. Komaruddin Hidayat, MA

2. Dr. Arief Subhan, MA., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, serta Pembantu Dekan Dr. Suparto, M. Ed, MA., Drs.

Jumroni, M.Si., dan Drs. Wahidin Saputra, M.Ag.,

3. Bapak Rachmat Baihaki, MA., sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Dan

Penyiaran Islam dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah

bersedia menjadi pembimbing dalam penulisan skripsi ini dengan penuh

kesabaran, perhatian dan ketelitian memberikan masukan serta

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis

hingga skripsi ini selesai.

Page 7: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

iii

4. Dra. Hj. Umi Musyarrofah, M.A., sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

5. Drs. Armawati Arbi selaku Dosen Pembimbing Akademik KPI A 2009

6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, yang telah mentranformasikan ilmu, sehingga penulis

mampu menyelesaikan studi maupun penulisan skripsi ini

7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. Pak Asrofi H. Yusuf, Pak Hidayat dan seluruh pengurus DKM Masjid

Raya Al-Azhom Tangerang yang bersedia diteliti dan memberikan

dokumentasi

9. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi, yaitu Ayahanda H. A. Rifai

Syahabuddin B.A dan Ibunda Hj. Siti Nurbaya, terima kasih karena berkat

do’a, motivasi, kasih sayang, perhatian, dan bantuan (moril, materil, dan

sprititual) yang telah diberikan dengan tulus, sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi Negeri.

10. Terimakasih juga kepada kakak-kakak ku Syahriani, Aliyah, Dewi,

Subhan yang juga membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik

bantuan moril dan materil.

11. Teman-teman KPI A angkatan 2009, sahabat-sahabat tersayang yang

selalu berbagi suka dan duka selama beberapa tahun ini. Anna Sapitri,

Dina Damayanti, Esty Nurhayati, dan Nurul Adhani. Serta teman-teman

KKN SOS (Spirit Of Social) 2012 yang telah membantu penulis dalam

Page 8: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

iv

segala hal, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Rekan kerja

PSC (Passanger Service Charge) di Bandara Soekarno Hatta. Mas wawan,

Camilla, Ka Anti, Tia, Sufi, dan Pak Badrun yang selalu memberikan

semangat serta motivasi bagi penulis sehingga dapat segera menyelesaikan

skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga

Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis

dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin

yaa Rabbala’lamin....

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Jakarta, 30 Desember 2013

Fajriah Rifai

Page 9: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………... 1

B. Batasan Masalah……………………………………………………. 5

C. Rumusan masalah………………………………………………….. 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………….. 5

E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………… 6

F. Landasan Teori……………………………………………………… 7

G. Metodologi Penelitian………………………………………………. 8

H. Sistematika Penulisan……………………….………………………. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Komunikasi…………..…………………………………………….. 12

B. Organisasi………………………………………………………….. 13

C. Komunikasi Dalam Organisasi……..………………………………. 18

D. Pola Komunikasi……………………………………………………. 24

E. Pola Aliran Informasi Dalam Organisasi………………………….... 25

F. Pengertian Masjid……………………………….…………………… 27

G. Pengetian Pengurus Masjid……….…………………………………. 27

H. Cara Memakmurkan Masjid…..…………………….………………. 28

Page 10: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

vi

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profile Masjid Al-Azhom……….…………………………….…… 30

BAB IV ANALISIS

A. Kounikasi Antar Pimpinan Dengan Pengurus Masjid……………... 46

B. Komunikasi Antar Pengurus Masjid Dengan Atasan……………… 49

C. Komunikasi Antar Sesama Pengurus Masjid………………………. 51

D. Pola Komunikasi Y………………………………………………….. 53

E. Kelemahan Dan Kelebihan Dari Hasil Temuan……………………. 54

BAB V KESIMPULAN

A. Penutup………………………………………………………………………..55

B. Saran..…………………………………………………………………….......,56

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... 57

Page 11: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang paling penting,

komunikasi dibutuhkan bukan hanya saat berorganisasi tapi juga dalam

kegiatan sehari-hari manusia pasti berkomunikasi. Tiada hari tanpa

komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat esensial dalam

kehidupan. Manusia berinteraksi dengan cara melakukan komunikasi.

Fungsi komunikasi tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan

pesan tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar

menukar data, fakta dan ide. Agar komunikasi berlangsung efektif dan

informasi yang disampaikan oleh seorang pemimpin dapat diterima dan

dipahami oleh seluruh anggotanya, maka seorang pemimpin harus memiliki

pola komunikasi yang baik.

Aktivitas komunikasi diorganisasi senantiasa disertai dengan keinginan

yang ingin dicapai. Komunikasi kelompok adalah penyampaian pesan oleh

seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari

dua orang.1

Kemampuan berkomunikasi secara efektif pada dasarnya akan

menentukan keberhasilan seseorang. Dimanapun ia berada bukan hanya di

dunia organisasi. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah

1 Onong Uchjana Effendy Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT. Citra

Aditya Bakti. 2003

Page 12: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

2

memperbaiki organisasi. Memperbaiki komunikasi biasanya adalah

memperbaiki hal-hal untuk mencapai suatu keberhasilan bagi kelompok

tersebut. Karenanya penulis memandang studi pola komunikasi organisasi

sebagai landasan kuat bagi kekompakan suatu kelompok. Jika dikaitkan

dengan proses memakmurkan masjid komunikasi mempunyai peranan yang

sangat penting, tanpa adanya komunikasi antar sesama pengurus masjid bisa

jadi masjid tersebut akan vacuum dari kegiatan-kegiatan bernuansa islami.

Di dalam masjid terdapat dua unsur yang paling penting yaitu

pengurus dan jamaah masjid, pengurus masjid ialah mereka yang

dipercayakan oleh para jamaah untuk mengelola masjid, sedangkan jamaah

masjid adalah dari orang-orang yang mengikuti shalat berjamaah di masjid,

kemudian orang-orang yang selalu mengikuti kegiatan di masjid, selain

kegiatan ibadah jamaahpun mempunyai aktivitas lain yang bermanfaat untuk

umatnya2.

Mempererat hubungan antara pengurus masjid dan jamaah masjid

dapat dilakukan dengan saling terlibat di dalam berbagai kegiatan masjid.

Seperti di masjid Raya Al-A’zhom yang terdapat di kota Tangerang,

yang juga termasuk masjid kebanggaan masyarakat kota Tangerang, umat

muslim biasa memanfaatkannya untuk berbagai aktivitas lain di luar shalat,

misalnya dalam pergelaran lomba religi seperti lomba bedug, lomba marawis,

sesekali dimanfaatkan untuk gelaran akad-nikah, dan tentu saja perayaan hari-

hari besar Islam.

2 Moh E Ayub, Dkk, Manajemen Masjid, Jakarta. Gema Insani, 1996, hal 139

Page 13: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

3

Masjid Raya Al-A’zhom merupakan masjid yang menjadi ikon kota

Tangerang, dimana semenjak di Pimpin oleh Bpk. Walikota Wahidin Halim,

perkembangan kota ini sungguh sangat tertata dengan baik dan menjadi

simbol perkembangan dengan mengedepankan nilai-nilai keislaman dengan

motto " Membangun dengan Akhlakul Karimah". Harus diakui kedatangan

masyarakat untuk melaksanakan salat di masjid ini, salah satunya disebabkan

karena arsitektur Masjid Raya Al-A’zhom yang menarik dan khas. Masjid

berkubah besar warna hijau terdiri 3 kubah kecil dan 1 kubah besar seolah

ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

terlihat indah dan megah.

Pemeliharaan masjid sebenarnya kewajiban bagi setiap umat islam.

Memelihara citra masjid tidak terbatas pada aspek fisik bangunannya saja tapi

juga menyangkut kegitan-kegiatan yang dilaksanakannya Sebagaimana firman

Allah dalam surat at-Taubah ayat 18 :

Artinya: hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang

yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan

shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada

Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan

orang-orang yang mendapat petunjuk.

Setiap masjid besar maupun kecil dikelola oleh badan pengurus, zaman

dulu mesjid hanya diurus perorangan ataupun turun menurun dari keluarga

saja. Tapi kini sudah mulai banyak perubahan, misalnya saja sudah

Page 14: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

4

mengadakan penetapan imam shalat yang akan bertanggung jawab penuh

sebagai imam shalat, kemudian dilanjutkan dengan penetapan sebagai khatib

kemudian anggota lainnya yang menjadi muazin. Dengan kepengurusan yang

kecil tersebut yang nantinya akan menjadikan mesjid tersebut menjadi lebih

aktif dalam kegiatan-kegiatan agama.

Dalam menjalani tugas di organisasi pengurus masjid harus

mempunyai kejelasan tugas dan tanggung jawab pengurus masjid, rencana

kerja masjid dan pembagian tugas di antara petugas masjid, itulah

dibutuhkannya komunikasi antara pengurus masjid dan pola-pola dalam

berkomunikasi baik sesama anggota ataupun kepada atasan pengurus tersebut,

agar dapat menciptakan suatu masjid yang aktif dalam menjalankan kegiatan-

kegiatan religi.

Menjadi pengurus masjid bukanlah pekerjaan yang ringan, tugas dan

tanggung jawabnya berat, tetapi para pengurus masjid Al-A’zhom dengan

mampu menangani itu semua, mulai dari kegiatan-kegitan lomba religi

masyarakat kota Tangerang yang selalu dipusatkan di Masjid Raya Al-Azhom,

kemudian juga para pengurus masjid yang mampu mengatasi ribuan jamaah

yang sangat berantusias mengadakan buka bersama di masjid Al-Azhom

setiap bulan Ramadhan. Kemampuan berkomunikasi antar sesama pengurus

dapat mereka jalani dengan baik sehingga menghasilkan hasil yang terbaik

juga dari setiap kegiatan yang mereka jalani.

Page 15: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

5

Dari masalah yang dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk

membahas dalam skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Pengurus Dalam

Memakmurkan Masjid Raya Al-A’zhom Tangerang”

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada permasalahan pola komunikasi yang

dilakukan pengurus DKM dalam memakmurkan masjid Al-Azhom

C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian skripsi ini

adalah “Bagaimanakah pola komunikasi pengurus DKM dalam memakmurkan

masjid raya Al-A’zhom?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ini:

Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah untuk

mengetahui bagaimana pola komunikasi yang dilakukan pengurus dalam

memakmurkan masjid Al-A’zhom

Adapun manfaat dari penelitian tersebut antara lain :

a. Manfaat akademis

Page 16: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

6

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu

pengetahuan, terutama dibidang dakwah dan komunikasi organisasi.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

khususnya penelitian dan pada umumnya teoritis, masyarakat dan

praktis. Selain itu juga diharapkan penelitian ini memberikan informasi

kepada pihak-pihak terkait.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka

terhadap skripsi terdahulu yang mencapai judul atau objek dan subjek

penelitian yang hampir sama dengan yang penulis teliti. Setelah diteliti

ternyata ada judul skripsi yang membahas pola komunikasi, yaitu :

1. Pola komunikasi organisasi di balai besar meteorologi dan geofisika

wilayah II Kampung Utan Tangerang. Penelitian ini dilakukan oleh Dini

Novianti Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini membahas tentang pola

komunikasi organisasi yang ada di Balai besar badan meteorologi dan

geofisika wilayah II. Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah

komunikasi kebawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal dan

komunikasi informal. Yang membedakan penelitian ini adalah pada

Page 17: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

7

objeknya yang menggunakan balai besar meteorologi sebagai tempat

penelitiannya.

2. Pola komunikasi antara pengasuh dengan anak asuh dalam pembinaan

akhlak anak di panti asuhan Al Ikhlas Villa Tomang Tangerang. Penelitian

ini dilakukan oleh Herman Setiawan mahasiswa fakultas Dakwah dan

Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Yang membedakan

penelitian ini adalah pada penggunaan pola komunikasi kelompok dan

objek yang digunakan oleh peneliti. Persamaan dalam penelitian ini adalah

pada metode yang dilakukan.

3. Pola komunikasi antara pembina dan mualaf pada program pembinaan

mualaf di masjid agung sunda kelapa jakarta. Penelitian ini di lakukan oleh

Heldawati mahasiswi fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penelitian ini menggunakan dua pola

komunikasi, yaitu pola roda dan pola bintang.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada objek dan penggunaan

pada pola komunikasi yang digunakan. Penelitian ini tidak membahas

mengenai metode yang dilakukan, hanya membahas bagaimana pola

komunikasinya saja.

F. Landasan Teori

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan teori yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

pola komunikasi organisasi yang di sebutkan oleh Ronald Adler dan George

Page 18: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

8

Roadman yang dikutip dalam buku Ilmu Komunikasi Teori &Praktik

karangan Marhaeni Fajar dan dari buku Komunikasi Teori dan Praktek

karangan Abdullah Masmuh yang menjelaskan bahwa pola komunikasi

organisasi ada tiga, yaitu : 1. Pola down ward communication. Komunikasi ini

berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen

mengirim pesan kepada bawahannya. Pada masjid Al—A’zhom adalah ketika

ketua DKM menyampaikan pesan kepada Anggotanya. 2. Upward

communication terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.

Dalam masjid Al-A’zom adalah dimana pengurus DKM memberikan saran

kepada ketua DKM. 3. Horizontal communication, komunikasi ini

berlangsung di antara karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan

sama. Terjadinya pembicaraan pada sesama pengurus masjid Al-A’zhom.3 4.

pola komunikasi Y adalah penggabungan dari komunikasi atasan ke bawahan,

bawahan ke atasan dan sesama pengurus.4

G. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif analisis dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat atas fenomena yang

diteliti kemudian dianalisis diinterpretasikan dan ditafsirkan dengan data-data

lainnya untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan

3 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori Praktik, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009, hal

122 4 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Teori dan Praktek, 2008 hal 57

Page 19: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

9

kualitatif ini menitik beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan

berupa kata-kata melalui hasil pengamatan/observasi dan wawancara.

Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi ataupun peristiwa.

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1.

Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang

ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-

praktek yang berlak, 3. Membuat perbandingan atau evaluasi, 4. Menentukan

apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama, guna

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang5.

Adapun tahapan penelitian yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di daerah sekitar JL.

Satria Sudirman No.1 Kota Tangerang. Sedangkan waktu penelitian

dilakukan mulai September-November 2013.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian adalah para pengurus masjid raya al Azhom.

Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah pola komunikasi yang

dilakukan pengurus dalam memakmurkan masjid Al-A’zhom

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui :

a. Studi Kepustakaan

5 Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.SC, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya. 2007, hal. 24

Page 20: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

10

Dalam studi kepustakaan ini, ditelaah literatur yang berkaitan dengan

masalah penelitian. Hal tersebut dilakukan dengan cara memanfaatkan

perpustakaan guna melakukan penelusuran pustaka dan menelaahnya.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab pada pengurus masjid raya

al Azhom.

c. Dokumenter

Pengumpulan dan pengambilan data-data seperti foto-foto.

d. Observasi

Menurut Karl Weick yang dikutip oleh Jalaluddin dalam buku metode

penelitian komunikasi mendefinisan observasi sebagai pemilihan,

pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian prilaku dan

suasana yang berkenaan dengan organisme sesuai dengan tujuan-

tujuan empiris6.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan penulis adalah dengan

melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal

ini mengamati bagaimana proses pola komunikasi yang dilakukan para

pengurus dengan sesama anggotanya.

4. Pengolahan Data

Pada bagian ini, seluruh data yang didapatkan dari hasil wawancara

yang ditujukan kepada pengurus masjid raya al azhom yang kemudian

6 Drs. Jalaliddin Rakhmat, M.SC, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya. 2007, hal. 83

Page 21: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

11

dikumpulkan dan disususn berdasarkan rumusan masalah yang telah

disusun oleh peneliti.

5. Analisis Data

Proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah

dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil

keputusan atau kesimpulan-kesimpulan yang benar melalui proses

pengumpulan, penyajian, penyusunan, dan penganalisaan data hasil

penelitian yang berwujud kata-kata, setelah itu, peneliti berusaha untuk

menganalisa data dengan wujud kata-kata kedalam tulisan yang lebih luas

dengan kerangka teori pola komunikasi organisasi.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini, secara sistematis

penulisan laporan hasil penelitian dibagi kedalam lima bab, yang terdiri dari

sub-sub. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teoritis yang terdiri dari pola komunikasi,

pengertian pola komunikasi, jenis-jenis pola komunikasi,

unsur-unsur komunikasi, pengertian masjid.

BAB III : Gambaran Umum Pengurus Masjid Raya Al-A’zhom.

Page 22: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

12

BAB IV : Analisis Data yang membahas pola komunikasi yang

dilakukan antara sesama pengurus Masjid, pola komunikasi

antar pengurus dan ketua

BAB V : Penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran

Page 23: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

12

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan

berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam

kehidupan sehari hari. Tidak ada nada manusia yang tidak terlibat dalam

komunikasi.1

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan baik verbal maupun

non verbal dari pengirim kepada penerima pesan yang bertujuan untuk

merubah tingkah laku. Merubah tingkah laku maksudnya dalam pengertian

yang luas adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang baik dalam

aspek kognitif, afektif ataupun psikomotorik.

Menurut Roger dan D. Lawrence Kincaid yang dikutip Hafied Cangara

dalam bukunya pengantar Ilmu Komunikasi bahwa komunikasi adalah suatu

proses di mana dua orang atau lebih salingb melakukan pertukaran informasi

dengan satu sama lainnya, yang nantinya akan menimbulkan sikap saling

pengertian.2Untuk memahami pengertian komunikasi secara efektif para

peminat komunikasi biasanya mengutip paradigm yang dikemukakan oleh

Harold Laswell dalam karyanya The Structure and function of Communication

in Society. Laswell menjelaskan ada lima unsur komunikasi, yakni

Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan efek. Jadi menurut Laswell

1 Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, 2009, cetakan ke 11, hal.

5 2 Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hal 20

Page 24: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

13

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

B. Organisasi

Berbagai macam pendapat yang menyatakan tentang apa yang

dimaksud dengan organisasi, Schein (1982) mengatakan bahwa “organisasi

adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai

beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui

hierarki otoritas dan tanggung jawab”.3 Organisasi adalah sekumpulan orang

yang terorganisasi dan mempunyai tujuan yang sama ataupun tujuan umum.

Organisasi merupakan suatu sistem, disebut sistem karena organisasi terdiri

dari berbagai bagian yang saling tergantung, sehingga apabila ada salah satu

bagian yang terkena masalah maka bagian yang lainpun ikut terpengaruh.

Terdapat beberapa elemen yang dapat menggabungkan anatara

organisasi yang satu dengan organisasi yang lain, elemen-elemen yang

terdapat dalam organisasi :4 Struktur sosial, Struktur sosial adalah pola atau

aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi.

Yang dimaksud di sini adalah tentang tingkah laku yang diperlihatkan

manusia dalam organisasi ini mempunyai karakteristik umum yang merupakan

pola atau jaringan tingkah laku. Partisipan, partisispan organisasi adalah

individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Semua

individu berpartisipasi lebih daripada suatu organisasi dan keterlibatannya

3 Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, 2009, cetakan ke 11, hal.

23 4 Ibid hal 25

Page 25: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

14

pada masing-masing organisasi tersebut yang sangat bervariasi, misalnya,

karyawan pada suatu perusahaan adalah angggota organisasi perusahaan, juga

anggota dari perkumpulan agamanya dan lain sebagainya. Tujuan, tujuan

adalah suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi, tujuan

adalah suatu konsep akhir yang diingini. Teknologi, teknologi adalah

penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga teknik dan

keterampilan partisipan. Lingkungan pentingnya hubungan di antara tujuan

organisasi dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Organisasi mempunyai beberapa karakteristik, di antara karakteristik

tersebut adalah bersifat dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan

dan terstruktur.5

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami

perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan

perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah

tersebut. Sifat dinamis ini pertama sekali disebabkan karena adanya perubahan

ekonomi dalam lingkungannya. Organisasi harus memberikan perhatian

kepada tiap-tiap segi ekonomi. Uang yang tersedia, sumber yang digunakan

sebagai bahan mentah, biaya pekerja atau karyawan, nemuanya memainkan

peranan yang penting dalam pengembangan organisasi. Faktor kedua yang

menjadikan organisasi bersifat dinamis adalah perubahan pasaran.

Kebanyakan organisasi pasarannya adalah hasil produksi atau pelayanan.

Karena pasaran itu tergantung kepada langganan yang menggunakannya maka

5 Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, 2009, cetakan ke 11, hal.

29

Page 26: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

15

organisasi harus sensitif terhadap perubahan sikap langganannya. Misalnya

bila pemasaran mengilami kemunduran maka ini akan membawa perubahan

dalam jumlah poduksi yang harus dikurangi dan begitu juga kalau keadaan

sebaliknya. Faktor ketiga yang juga menjadikan organisasi bersifat dinamis

adalah perubahan kondisi sosial. Karena semua organisasi tergantung bipada

bakat dan inisiatif manusia maka organisasi mesti tetap dinamis. Faktor

terakhir adalah perubahan teknologi. Perubahan teknologi yang terjadi dalam

masyarakat akan memberikan dampak pada organisasi. Misalnya kalau dalam

masyarakat sudah banyak tersedia mesin alat produksi yang baru yang dapat

lebih menghemat biaya dan tenaga maka organisasi hendaknya berusaha untuk

dapat menggunakan teknologi tersebut untuk efisiensi organisasinya.

Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup .Tanpa informasi

organisasi tidak dapat jalan. Dengan adanya informasi bahan mentah dapat

diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Begitu

juga sebaliknya dengan tidak adanya informasi suatu organisasi dapat macet

atau mati sama sekali. Untuk mendapatkan informasi adalah melalui proses

komunikasi. Tanpa komunikasi tidak mungkin kita mendapat informasi. Oleh

karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi yang

dibutuhkan ini baik dari dalam organisasi sendiri maupun dari luar organisasi.

Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus

mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Tujuan suatu organisasi dengan organisasi

Page 27: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

16

lainnya sangat bervariasi. Misalnya tujuan organisasi pendidikan adalah untuk

mendidik anak-anak atau pemuda agar menjadi manusia seutuhnya.

Tujuan organisasi seharusnya diketahui oleh seluruh anggota

organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian

tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individual. Sebagian orang

telah menyadari, bahwa dengan masuknya dia menjadi anggota suatu

organisasi atau bekerja pada suatu perusahaan, berarti secara otomatis dia

menerima tujuan organisasi atau perusahaan tersebut.

Tiap organisasi mempunyai satu struktur. Struktur menjadikan

organisasi membakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang

berhubungan dengan proses produksi. Biasanya suatu organisasi

mengembangkan suatu struktur yang membantu organisasi mengontrol dirinya

sendiri.

Beberapa fungsi organisasi di antaranya adalah memenuhi kebutuhan

pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab, memproduksi

hasil produksi, dan mempengaruhi orang.

Untuk mengetahui fungsi dalam pengorganisasian adalah dengan

mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip organisasi. Maksud dari fungsi

pengorganisasian adalah terciptanya suatu organisasi yang bentuk, struktur,

dan bagian-bagiannya disesuaikan dengan kebutuhan sekelompok orang yang

terikat secara formal dan terus menerus berinteraksi satu sama lain dalam

usaha pencapaian tujuan bersama pula.

Page 28: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

17

Fungsi pengorganisasian berkaitan erat dengan sikap dan prilaku para

anggota dalam pemanfaatan dalam organisasi tersebut. Pemahaman dalam

keprilakuan bisa terwujud dengan memahami beberapa prinsip organisasi

berikut ini, yaitu6 :

1. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai

Tujuan ataupun pelabuhan akhir yang harus dituju oleh sebuah kapal,

tujuan haruslah jelas bagi semua orang yang terlibat dalam suatu usaha

pencapaiannya. Misalnya, suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang

jelas dalam memajukan organisasinya yaitu dengan menyukseskan

kegiatan yang sedang mereka jalani.

2. Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi

Untuk menjadi seorang anggota organisasi yang baik, seseorang yang

harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami secara tepat tujuan yang

ingin dicapai oleh organisasi secara keseluruhan, dengan pemahaman para

anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan oleh organisasi.

3. Penerimaan tujuan organisasi oleh para anggotanya

Tujuan bukan hanya harus dipahami, tetapi tujuan juga harus diterima oleh

para anggotanya, misalnya jika tujuan organisasi diperkirakan akan

mampu meningkatkan mutu interaksi sosial antara organisasi dengan

lingkungannya yang pada saatnya akan memenuhi kebutuhan perasaan

bersama untuk solidaritas sosial, tujuan itulah yang seharusnya dipandang

sebagai sesuatu yang harus dicapai.

6 Sondang P Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, Jakarta, PT. Bumi Aksara, edisi revisi,

hal 69

Page 29: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

18

4. Adanya kesatuan arah

Dalam organisasi semua orang bergerak masing-masing hanya saja mereka

mempunyai satu kesatuan yang bulat, sehingga kegiatan apapun yang

dilakukan dalam organisasi itu semua bekerja satu arah yaitu tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Fungsionalisasi

Maksud dari fungsionalisasi adalah dalam setiap organisasi terdapat satuan

kerja tertentu yang secara fungsional bertanggung jawab atas penyelesaian

tugas-tugas tertentu pula, yang nantinya akan bermanfaat, seperti

mencegah timbulnya tumpang tindih dalam pekerjaan masing-masing

anggotanya, serta memperlancar jalannya pengawasan dalam pekerjaan.

C. Komunikasi Dalam Organisasi

Dizaman sekarang ini seluruh aspek kehidupan mengharuskan setiap

manusia ataupun organisasi untuk lebih mempersiapkan diri agar tidak

tertinggal dengan yang lain oleh kompetisi yang sangat ketat dalam memilih

pandangan yang tepat dalam merespon perkembangan yang ada.7

R. Wayne Pace dan Don F. Faules mengemukakan definisi

komunikasi organisasi dari dua perspektif yang berbeda, yaitu perspektif

tradisional dan perspektif interpretif, perspektif tradisional mendefinisikan

komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran penafsiran di antara

unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu,

7 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi prespektif, ragam dan aplikasi, PT. Rineka Cipta,

2009, hal 108

Page 30: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

19

maksudnya adalah komunikasi yang dihasilkannya merupakan hasil dari

obrolan-obrolan dari dalam organisasi tersebut. Sedangkan perspektif

interpretif memaknai komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan makna

atas interaksi yang merupakan organisasi, yang dimaksud di sini adalah

bagaimana mereka terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna

atas apa yang sedang terjadi. Setiap organisasi memiliki jenjang jabatan

ataupun kedudukan yang akan terlihat jelas mengenai perbedaannya dalam

kedudukan, seperti antara staf dengan atasannya. Selain itu juga adanya

pembagian kerja yang di mana suatu bidang pekerjaannya adalah merupakan

dari tanggung jawabnya.8

Proses komunikasi dalam suatu organisasi. Menurut Jerry W Koehler

dan kawan-kawan, bagi suatu organisasi, perspektif perilaku dipandang lebih

praktis karena komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mempengaruhi

penerima (receiver).Satu respons khusus diharapkan oleh pengirim (sender)

dari setiap pesan yang disampaikannya. Ketika satu pesan mempunyai efek

yang dikehendaki, bukan suatu persoalan apakah informasi yang disampaikan

tersebut merupakan tindak berbagi informasi atau tidak.9

Dalam suatu organisasi baik yang berada dalam komersial maupun

social, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan

melibatkan beberapa fungsi komunikasi dalam organisasi10

.

8 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi prespektif, ragam dan aplikasi, PT. Rineka Cipta,

2009, hal 110 9 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi prespektif, ragam dan aplikasi, hal 112

10Syaiful Rohim, Teori Komunikasi prespektif, ragam dan aplikasi, hal 113

Page 31: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

20

1. Fungsi Informatif, organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem

pemrosesan informasi (informastion processing system).Maksudnya,

seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh

informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang

didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan

pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya di butuhkan

oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu

organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan

informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna

mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan

atau bawahan membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di

samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial

dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2. Fungsi regulative, fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-

peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga

ataupun organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi

regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran

manajement yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk

mengendalikan semua informasi yang di sampaikan. Di samping itu

mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau

perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka di

tempatkan pada lapisan atas (Position of Authority) supaya perintah-

perintahnya dilaksanakan sebagai mana mestinya.

Page 32: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

21

3. Fungsi persuasive, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan

kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang

diharapkan. Adanya kenyataan ini, makan banyak pimpinan yang lebih

suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah. Sebab

pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan

menghasilkan kepedulian yang lebih besar di bandingkan kalau pimpinan

sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif, Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran

yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan

dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal

tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus

dalam oraganisasi tersebut (Newslatter, Bulletin) dan laporan kemajuan

organisasi, juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar

pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga ataupun

kegiatan darma wisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan

keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan

terhadap organisasi.

Sangat penting membahas mengenai pemahaman komunikasi dalam

berorganisasi, karena kita merupakan kesatuan yang terorganisi sehingga kita

harus mengetahui perilaku komunikasi yang disampaikan dalam menanggapi

tanggapan ataupun respon. Gaya komunikasi (communicationn style)

didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi

yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specializied set of

intexpersonal behavior that are used in a given situation).

Page 33: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

22

Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku

komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu

dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dalam suatu gayakomunikasi

yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan

dari penerima (recever). ada 6 gaya yang akan di sebutkan11

. The Controlling

Syle, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan

adanya suatu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan

mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang -orang yang

menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikastor satu

arah (One Way Communicator)

Pihak-pihak controling style of communication ini lebih terfokus

kepada si pengirim pesan.Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan

perhatian kepada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feed back

tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka

The Controling Style of Communication ini sering di pakai untuk

mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada

umumnya dalam bentuk kritik. Hanya saja gaya komunikasi yang bersifat

mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang

lain memberi respon atau tanggapan yang juga negative. The Equalitarian

Style, The Equalitarian Style of communication ini di tandai dengan

berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis

yang bersifat dua arah (two way trafic of communication). Dalam gaya

11

Syaiful Rohim, Teori Komunikasi prespektif, ragam dan aplikasi, hal 115

Page 34: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

23

komunikasi ini, komunikasi dilakukan secara terbuka. Yaitu, setiap anggota

organisasi dapat menggungkapkan gagasan atau pendapat dalam suasana yang

relaks, santai dan informal. Dengan suasana yang seperti itu diharapkan setiap

anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.

Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna

persamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang

tinggi serta kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain, baik

dalam konteks pribadi ataupun dalam lingkungan hidup hubungan kerja. The

Structuring Style, gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan--

pesan verbal secara tertulis maupun lisan untuk memantapkan perintah yang

harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.

Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk

mempengaruhi orang lain dengan jalan membagi informasi tentang tujuan

organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi

tersebut. The Dynamic Style, gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki

kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa

lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (acction-oriented) the

dinamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye

ataupun supervisor yang membawahi para wira niaga (Salesman atau

saleswoman).

Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi

atau merangsang pekerja atau karyawan untuk bekerja lebih cepat dan lebih

baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi

Page 35: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

24

persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa

karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi

masalah yang kritis tersebut. The Relinquishing Style, gaya komunikasi ini

lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima pesan, pendapat ataupun

gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah, meskipun

pengirim pesan mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol

orang lain.

Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif jika pengirim

pesan atau sender sedang berkerjasama dengan orang-orang yang

berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung

jawab atas semua tugas atau yang pekerjaan yang dibebankannya. The

Withdrawal Style, jika gaya ini digunakan maka akan berakibat pada

melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang

yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena

adanaya kesulitan antar pribadi yang dialami orang tersebut.

D. Pola Komunikasi

Pola komunikasi organisasi yang di sebutkan oleh Ronald Adler dan

George Roadman yang dikutip dalam buku Ilmu Komunikasi Teori & Praktik

karangan Marhaeni Fajar yang menjelaskan bahwa pola komunikasi organisasi

ada tiga, yaitu :12

12

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori Praktik, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009, hal

122

Page 36: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

25

1. Pola down ward communication. Komunikasi ini berlangsung ketika

orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirim pesan kepada

bawahannya. Contohnya dalam organisasi ketika atasan ingin

menyampaikan kebijakan kepada seluruh bawahannya.

2. Upward communication terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada

atasannya. Contohnya ketika bawahan menyampaikan kritik serta saran

kepada atasannya, penyampaian informasi tentang tugas yang telah

dilaksanakan..

3. Horizontal communication, komunikasi ini berlangsung di antara

karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan sama. Contohnya

ketika saling membicarakan pembagian tugas, membina hubungan melalui

kegiatan bersama.

E. Pola Aliran Informasi Dalam Organisasi

Ada lima pola aliran informasi yang dapat dijumpai di umumnya

kelompok dan organisasi, diantaranya sebagai berikut13

:

1. Pola lingkaran, pola lingkaran tidak memiliki pemipin, semua anggota

posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama

untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi

dengan dua anggota lain di sisinya.

2. Pola Roda, pola roda mempunyai pemimpin yang jelas, yaitu yang

posisinya di pusat. Orang ini satu-satunya yang dapat mengirim dan

13

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Teori dan Praktek, 2008 hal 56

Page 37: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

26

menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota

ingin berkomunikasi dengan anggota lain pesannya harus disampaikan

melalui pimpinannya.

3. Pola Y, pola Y terdapat pemimpin yang jelas. Anggota ini dapat

mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga orang

lainnya komunikasinya terbatas hanya pada satu orang lainnya.

4. Pola Rantai, para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi

dengan satu orang saja. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan

sebagai pemimpin daripada orang yang berada di posisi lain.

5. Pola Bintang, semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki

kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya, akan tetapi

dalam struktur semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan

setiap anggoa lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota

secara optimum.

Masing-masing orang mempunyai perbedaan dalam

mengaktualisasikan komunikasi. Dalam komunikasi dikenal pola-pola tertentu

sebagai manifestasi perilaku manusia dalam berkomunikasi. Ditinjau dari

aspek sosialnya, Joseph A. Devito membagi pola komunikasi menjadi empat,

yakni komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi public dan

komunikasi massa.14

Komunikasi Antar pribadi biasanya terjadi antara 2 orang

atau lebih, dengan tatap muka, feed back nya secara langsung. Komunikasi

Kelompok komunikasi ini terjadi antara komunikator dengan sekelompok

14

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta, PT. RajaGrafindo, 2007, hal.29

Page 38: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

27

orang, yang jumlahnya lebih dari dua orang, bisa dibedakan mana sumber dan

mana penerima, umpan baliknya tidak langsung. Komunikasi Massa

komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa yang

ditujukan kepada umum dan feedback nya tidak langsung.

F. Pengertian Masjid

Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat sujud atau

tempat menyembah kepada Allah SWT.15

Masjid merupakan temvat orang

berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah, yang bertujuan

meningkatkan rasa solideritas dan silaturahmi antar sesame umat muslim.

Di masa Nabi saw, ataupun dimasa setelahnya, mesjid adalah pusat

ataupun sentral kegiatan kaum muslim. Masjid juga berfungsi sebagai pusat

pengembangan kebudayaan islam. Mesjid juga merupakan ajang halaqah atau

diskusi, tempat mengaji dan memperdalam ilmu-ilmu agama ataupun umum.

G. Pengertian pengurus Masjid

Pengurus masjid ialah mereka yang dipercaya oleh para jamaah untuk

mengelola masjid.16

Pengurus masjid ialah mereka yang menerima amanah

jamaah untuk memimpin dan mengelola masjid dengan baik dan

memakmurkan masjid. Pengurus adalah orang-orang terpilih yang mempunyai

akhlak lebih, sehingga jamaahpun dapat menghormatinya dan akan bersedia

membatu melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk memakmurkan masjid.

15

Moh E. Ayub, Manajemen Masjid, Jakarta, Gema Insani, 1996, hal 1 16

Moh E Ayub, Dkk, Manajemen Masjid, Jakarta. Gema Insani, 1996, hal 139

Page 39: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

28

Pengurus masjid sebaiknya menyatu dengan jamaahnya, agar mampu

berhubungan dengan akrab dan dengan mudah menjalankan kegiatan masjid

secara bersama-sama

H. Cara Memakmurkan Masjid

Masjid yang makmur adalah masjid yang berhasil tumbuh menjadi

sentral dinamika umat, agar masjid dapat benar-benar berjalan sesuai

fungsinya yaitu, sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam. Untuk

memakmurkan masjid adalah tugas selutruh umat Islam.

Kemakmuran masjid dalam segi material mencerminkan tingginya

kualitas hidup dan kadar iman umat disekitarnya, tetapi sebaliknya bila masjid

tidak dipelihara maka akan tercermin rendahnya iman umat yang berada di

sekelilingnya. Berikut adalah cara dalam memakmurkan masjid17

:

1. Kesungguhan Pengurus Masjid

Pengurus masjid yang telah mendapat kepercayaan untuk

mengelola masjid sesuai dengan fungsinya memegang peran penting

dalam memakmurkan masjid. Pengurus masjid haruslah mempunyai tekat

dan kesungguhan sehingga mengerjakan tugas tidak setengah-setengah.

Bangunan yang bagus dan indah tidak ada artinya bila masjid itu kurang

atau tidak makmur. Jika kualitas dan kerja para pengurus tak mendukung,

mereka baiknya diganti dengan tenaga lain yang lebih baik dan memiliki

kesungguhan dan tanggung jawab.

17

Moh E. Ayub, Manajemen Masjid, hal 74

Page 40: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

29

2. Memperbanyak Kegiatan

Kegiatan di dalam masjid harusnya diperbanyak dan ditingkatkan,

seperti dalam kegiatan ibadah ritual, ibadah sosial ataupun kegitan

kultural. Jadi, di samping menyelenggarakan kegiatan pengajian, ceramah

dan kuliah keagamaan juga digiatkan pendidikan dengan membuka

sekolah, kursus-kursus khusus agama ataupun kursus umum yang disertai

dengan agama.

Kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan langsung baik

kebutuhan lahir maupun batin akan mendorong mereka agar tidak segan-

segan membantu dalam memakmurkan masjid. Di sinilah pengurus

dengan menjalin hubungan baik dengan jamaah.

Page 41: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

30

BAB III

GAMBAR UMUM

Alasan / Hujjah, mengapa nama Masjid Raya Kota Tangerang diberi Nama :

“MASJID RAYA AL-A’ZHOM TANGERANG”

Alasan-alasan tersebut sebagai berikut :

1. Masyarakat Tangerang Sangat Berjasa Besar ( اعظم العمل ) dalam bela

Negara, baik pada masa-masa penjajahan Belanda maupun Jepang.

Sebagai bukti adanya Taman Makam Pahlawan Taruna.

2. Pada waktu Kesultanan Islam Banten dipegang oleh Sultan Ageng

Tirtayasa (1615-1672), beliau memerintahkan kepada tentaranya dan

masyarakat saat itu agar membuat Tengeran artinya Patok/Tonggak

sebagai batas Kesultanan Islam Banten sebelah Timur. Ucapan kata

“Tengeran” lama-lama berubah ucapannya. Oleh masyarakat diucapkan

dengan kata Tangerang. Kemudian penulisannya berubah dengan

membuang satu huruf “g” yaitu menjadi “Tangerang”.

3. Adapun kata “Benteng” adalah di ambil dari kata “Bentangan”, bangunan

perlindungan tempat bertahan dari serangan-serangan musuh.

Sultan Agung Tirtayasa mendirikan bentengan guna menghadang

serangan-serangan penjajah Belanda dari arah Batavia. Sedangkan

Belanda mendirikan bentengan-bentengan guna menghadang serangan-

serangan tentara Jepang pada tahun 1942.Akhirnya daerah Tangerang

disebut daerah “Benteng” karena banyaknya bentengan.

Page 42: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

31

4. Dilihat dari sisi arsitekturnya bangunan berkubah besar dengan garis

tengah 65 M tanpa tiang adalah merupakan Termegah dan Terbesar atau

Teragung di seluruh Indonesia bahkan di dunia. Ini merupakan Karya

Besar dan Mengagumkan dari Pemerintah Daerah Kota Tangerang dan

Masyarakat Islam Kota Tangerang.

5. Nama “MASJID RAYA” Kota Tangerang yang Cukup Megah dan

membanggakan sangat berimbang dengan Kota Tangerang sebagai pintu

gerbang Indonesia di tingkat Internasional dengan adanya Bandara

Internasional Soekarno – Hatta. Karena itu Masjid Raya tersebut harus

diberi nama yang cocok dan sesuai.

6. Di ujung pulau Jawa Sebelah Timur terdapat Masjid Raya Al-AKBAR

Jawa Timur yang terletak di Kota Surabaya. Ini berarti bahwa penduduk

pulau Jawa yang terdapat diantara pulau-pulau di Indonesia. Mayoritas

kaum muslimah dibentengi oleh Masjid Raya Al-Akbar tersebut. Nama

tersebut adalah salah satu firman ALLAH SWT.

7. Di Ujung Pulau Jawa sebelah Barat tepatnya di Tangerang, Prop. Banten

terdapat Masjid yang Sangat Besar Kubahnya dan megah dengan 4

menaranya yang menjulang ke langit yaitu Masjid Raya kota Tangerang

adalah tepat bila diberinama “MASJID RAYA AL-„AZHOM

TANGERANG”. Artinya Masjid Raya Paling Raya, Paling Agung, Paling

Megah dan Paling Besar Kubahnya. Itulah arti dari “Al-AZHOM”. Ini

berarti kaum muslimin di Pulau Jawa sebelah Barat dibentengi oleh

Page 43: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

32

MASJID RAYA AL-A‟ZHOM. Kata AL-A‟ZHOM INI adalah salah satu

asma Allah SWT. Al-„Azhim aiisirim tafdhilkan menjadi AL-A‟ZHOM.

1. Arsitektur Masjid Raya Al A’zhom

Harus diakui bahwa arsitektur Masjid Raya Al A'zhom seolah-olah

kembali kepada arsitektur abad ke XVIII dan abad ke XIX. Hal ini mungkin

terjadi semacam kejenuhan pada arsitektur modern yang banyak bermunculan

dibumi Nusantara.

Arsitektur sebagai representasi dari satu budaya sangat dipengaruhi

oleh situasi lingkungan yang terus berkembang.

Kota Tangerang yang tiba-tiba tersentak menjadi kota industri dengan

ledakan penduduk yang sekarang menjadi 1.383.077 jiwa turut memberi

induksi pada interest pembangunan. Revolusi industri memaksa arsitektur

ingin berjalan sejajar.

Tuntutan perkembangan zaman berpengaruh besar terhadap

konstruksi, bentuk, sistem struktur,dimensi, bahan bangunan dan lain-lain.

Pelaksanaan pembangunan terselesaikan dalam waktu yang lebih cepat, karena

tidak lagi mempergunakan batu-batu yang dipahat disusun menjadi elemen-

elemen konstruksi, demikian juga ornamen tidak lagi dipahat, tetapi dicor

dengan menggunakan cetakan yang dapat dipakai berulang-ulang. Demikian

itulah Masjid 'Raya yang masih banyak menghias diri dengan ornamen-

ornamen, tetapi tidak dengan cara dipahat tetapi dengan cara dicor atau

diproduksi secara fabrikasi seperti kerawangan dari GRC sebagai penutup

dinding yang mengelilingi masjid.

Page 44: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

33

Contoh lain terlihat pada ornamen mihrab. Tidak lagi ditempa bagian

demi bagian tetapi diproses dengan sistim etsa dengan bahan kimia yang dapat

merontokkan logam kuningan untuk menghasilkan dekorasi-dekorasi yang

dapat membentuk garis-garis geometris tampak floraid. Para arsitek mengerti

benar untuk dekorasi masjid bentuk-bentuk bahkan abstraksi-abstraksi fauna

harus dihindarkan.

Kebanyakan masjid-masjid di Indonesia mempunyai soko guru, yaitu

tiang penyangga kap bersusun (Masjid Agung Banten) atau penyangga kubah.

Iklim Indonesia dengan curah hujan hampir sepanjang tahun tidak

memungkinkan perancang masjid membuat bangunan masjid dengan

arsitektur hypostyle yaitu bentuk bangunan dengan adanya halaman dalam

untuk memperoleh ruangan yang cukup luas untuk jamaah didalam masjid

(Masjid Nabawi Madinah). Arsitekur hypostyle banyak terdapat di Timur

Tengah bukan hanya masjid tetapi juga kuil-kuil orang Romawi dan sinagog-

sinagog orang Yahudi. Pada gereja-gereja abad ke V halaman tengah terdapat

atrium dengan air mancur untuk pembaptisan. Kolom-kolom Masjid Raya

yang berjumlah 164 buah yang menjadi tumpuan relung dengan ornamen

karawangan pada dasarnya merupakan struktur penyangga kubah yang

beratnya hampir 300 ton, dan secara tidak langsung untuk memperoleh ruang

terbuka yang luas yang berfungsi seperti halaman dalam pada arsitektur

hypostyle. Di Masjid Nabawi Madinah halaman dalam ini ketika cuaca sangat

panas dapat ditutup oleh kubah yang bergerak otomatis.

Bentuk menara Masjid Raya Al A'zhom yang diadopsi dari Masjid

Sultan Salahuddin Aziz Syah (1984 -1988) Kuala Lumpur, tinggi 55 m

Page 45: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

34

merupakan menara tertinggi di Propinsi Banten. Ujung menara yang

berbentuk rudal persis seperti bentuk ujung menara Masjid Haqia Shopia di

Istambul (Constantinople) Turki, sebuah kota yang sebelah kakinya menginjak

Benua Asia dan sebelah kakinya yang lain menginjak Benua Eropa. Semula

Masjid Haqia Shopia merupakan Gereja terbesar di abad ke VI ketika Turki

menjadi wilayah kekaisaran Romawi Timur (Byzantium). Kemudian dizaman

Ottoman (abad ke XV) dijadikan masjid. Struktur menara dengan konstruksi

pipa baja berdiameter 6" merupakan tumpuan penutup dinding menara dari

bahan alcopanel. Untuk mencapai puncak menara, empat hordes harus dilalui.

Sebagaimana ketinggian martabat manusia hanya akan dapat dicapai dengan

empat sifat mulia yang harus dimiliki oleh manusia, yaitu shiddik, amanah,

tabligh dan fathonah.

Salah satu keistimewaan Masjid Raya Al A'zhom dipergunakannya

batu granit dari Cina untuk lantai dengan warna white-star dan untuk dinding

gerbang (entrance) dengan warna hijau (dark green) ruangan yang

dipergunakan untuk shalat sengaja dipotong dengan ukuran 120 X 60 cm.

Diasumsikan seolah-olah setiap jamaah mendapat porsi satu lembar seperti

ukuran standar sajadah. Isyarat untuk Shap dipasang dot dengan granit warna

hitam pada pertemuan sudut. Kecuali untuk ruangan kantor yang terdapat

dibagian atas entrance ukuran granit adalah 60 X 60 cm.

Granit warna hijau tua terpasang pada dinding entrance dan struktur

bawah menara dengan relief yang disesuaikan dengan konstruksi bangunan.

Parapet (erondoyan) dengan genting warna hijau menyala (Produk Kanmuri)

Page 46: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

35

bukan sekedar warna Islami tetapi juga merupakan ciri Jawa Barat (Banten)

yang humoris dan ceria menantang keruwetan zaman yang penuh keluh kesah.

Antara parapet dan kaki kubah dibatasi oleh kantilever. Merupakan satu-

satunya bagian bangunan yang mewakili kota Tangerang, yang dulunya

bernama Benteng. Kantilever memang nampak seperti benteng dengan celah-

celah untuk moncong meriam.Warna hijau muda peredam nyala warna

genting parapet merupakan pemandangan yang indah dan sejuk.

Halaman masjid seluas + 14.000 M2terdiri dari plaza, taman dan

tempat parkir kendaraan. Harus diakui Landscaping Masjid Raya kurang

bernuansa Indonesia- dengan ciri kerimbunan pepohonan - 147 pot pohon

palem Sadeng dan palem yang lainnya sangat mendominasi pemandangan

dengan nuansa Timur Tengah. Lebih-lebih 24 pohon Kurma memagari kiri

kanan plaza yang berhadapan dengan entrance. Mungkin tersirat pada

perencana taman untuk berusaha mengadakan pendekatan spiritual lewat

nuansa tanah kelahiran Rasulullah S.A.W. Diharapkan bagian-bagian taman

yang ditanami pohon-pohon asli Indonesia akan menjadi rimbun pada tahun

mendatang, demikian juga rumput gajah seluas 4000 M2 akan menambah

kesejukan. Pada lorong-lorong antara pot-pot palem/kurma dipasang paving

block dan Grass block agar dapat ditanami rumput (rumput manila). Lain

halnya dengan plaza dan tempat parkir, seluruhnya dipasangi paving block.

Konstruksi lantai plaza sengaja tidak dengan aspal untuk menciptakan

halaman ramah lingkungan. Oleh karena itu delapan sumur resapan tersebar di

seluruh halaman masjid.

Page 47: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

36

2. Visi dan, Misi Masjid

a. Al Hajj ayat 40

Dan sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia

dengan sebagian yang lain tentulah telah dirobohkan biara-biara nasrani,

gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang yahudi dan masjid-masjid yang

didalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya pasti menolong

orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar

Maha Kuat lagi Maha Perkasa

b. At Taubah ayat 108

Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid

Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang

didalamnya. Didalamnya ada orang -orang yang ingin membersihkan diri.

Dan Allah menyukai orang -orang yang bersih.

c. Al - Baqarah ayat 114

Dan Siapakah yang lebih aniaya dari pada orang yang menghalang-

halangi menyebut nama Allah dalam Masjid-Masjid Nya. Dan berusaha

untuk merobohkannya ?Mereka itu tidak sepatutnya masuk kedalamnya

kecuali dengan rasa takut kepada Allah mereka didunia mendapat

kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.

d. Hadits Qudsi

Sesungguhnya aku bermaksud akan menurunkan malapetaka

kepada penduduk bumi, tetapi ketika aku melihat orang-orang yang

Page 48: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

37

memakmurkan rumah-rumah Ku (Masjid-Masjid), mereka saling

mencintai didalamnya dan mengharapkan ampunan sampai larut malam,

maka malapetaka itu Ku pindahkan dari mereka.

e. Sabda Rasul S.a.w. :

Sesungguhnya rumah-rumah Allah bertebaran di muka bumi yaitu

berupa masjid-masjid. Maka sesungguhnya Allah sangat berhak

memuliakan mereka yang mengunjungi masid-masjid.

f. Yulianto Sumalyo :

( Arsitektur Masjid : Gajah Mada University Press )

Masjid dapat diartikan sebagai tempat dimana saja untuk

bersembahyang orang muslim, seperti Sabda Nabi Muhammad S.a.w. : "

Dimanapun engkau bersembahyang, tempat itulah masjid ". Kata masjid

disebut sebanyak 28 kali dalam Al-Qur'an, berasal dari kata sajada sujud,

yang berarti patuh taat serta tunduk penuh hormat dan takzim. Sujud

dalam syari'at yaitu berlutut, meletakkan dahi, kedua tangan ke tanah

adalah bentuk nyata dari arti kata tersebut diatas. Oleh karena itu

bangunan yang dibuat khusus untuk shalat disebut masjid, yang artinya :

tempat untuk sujud.

Berdasarkan akar katanya mengandung arti tunduk dan patuh,

maka hakekat dari masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas

berkaitan kepada kepatuhan kepada Allah semata. Oleh karena itu masjid

dapat diartikan lebih jauh, bukan hanya sekedar tempat bersujud,

pensucian, tempat shalat dan bertayammum, namun juga sebagai tempat

Page 49: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

38

melaksanakan segala aktivitas kaum muslim berkaitan dengan kepatuhan

kepada Tuhan. Dari sejarah Masjid Nabawi di Madinah didirikan oleh

Rasulullah Saw.dapat di jabarkan fungsi dan peranannya pada masa itu.

Tercatat tidak kurang dari sepuluh peranan dan fungsi Masjid Nabawi,

yaitu sebagai tempat : lbadah ( shalat, zikir ), konsultsi dan komunikasi

berbagai masalah termasuk ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, santunan

sosial, latihan militer dan persiapan peralatannya, pengobatan korban

perang, perdamaian dan pengadilan sengketa, menerima tamu ( diaula ),

menawan tahanan dan pusat penerangan dan pembelaan agama.

Dari beberapa sudut pandang tersebut diatas dapat dirangkum,

bahwa masjid dibangun untuk memenuhi keperluan ibadah orang Islam,

fungsi dan peranannya ditentukan oleh lingkungan, tempat dan zaman

dimana masjid didirikan. Secara prinsip masjid adalah tempat membina

ummat, untuk itu dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan keperluan pada

zaman siapa yang mendirikan dan lingkungan dimana masjid dibangun.

g. Ensiklopedi Indonesia ( Van Hoeve Jakarta )

Masjid, sebutan populer juga misigit atau mesigit. Bangunan yang

didirikan khusus sebagai tempat beribadah kepada Allah, khususnya

mengerjakan shalat. Terkadang juga dipakai sebagai tempat melakukan

kegiatan Islam lainnya : Nabi Muhammad Saw. bahkan

mempergunakannya sebagai tempat mengatur siasat perang. Disunahkan

bagi orang yang memasuki masjid, mengerjakan shalat Tahiyatul Masjid

(menghormat masjid) dua rakaat.

Page 50: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

39

h. Ensiklopedi Islam ( Van Hoeven Jakarta )

Masjid (Arti:tempat Sujud), suatu bangunan atau suatu lingkungan

yang berpagar sekelilingnya yang didirikan secara khusus sebagai tempat

beribadah kepada Allah S.W.T., khususnya untuk mengerjakan shalat.

Istilah masjid berasal dari kata SajadaYasjudu, yang berarti bersujud atau

menyembah. Karena masjid adalah Baitullah (Rumah Allah) maka orang

yang memasukinya disunnahkan mengerjakan shalat Tahiyatul Masjid

(Menghormat Masjid) dua rakaat.

Kata Masjid (bentuk mufrod atau tunggal) dan masajid (bentuk

jamak) banyak terdapat didalam Al-Qur'an, diantara lain dalam ayat-ayat

berikut : " Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

memasuki Masjid ". (Q.S. 7 : 31). " Hanyalah yang memakmurkan masjid-

masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari

kemudian, serta tetap mendirikan shalat, mnunaikan zakat dan tidak takut

kepada siapapun selain kepada Allah. (Q.S. 7 : 18)

3. Landasan perencanaan

Rencana pembangunan Masjid Raya ini dalam prosesnya mengacu

kepada:

­ RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), perda no.19 Tahun 1994

­ RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kecamatan Tangerang, Perda no. 2

Tahun 1996 Khususnya RTRK (Rencana Tehnis Ruang Kota) kawasan

pusat kota baru, perda no. 8 Tahun 1998.

­

Page 51: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

40

4. Konsep umum

Konsep lokasi rencana Masjid Raya yang terintegrasi dengan rencana

islamic centre dan berdekatan dengan pusat pemerintahan, merupakan hasil

pemikiran yang mulia dan efektif karena :

­ Mencerminkan kesatuan antara ulama dengan umara sebagai soko guru

stabilitas social dan peradaban, sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana

disabdakan Rasulullah saw.

­ Diilhami contoh kiasik kebesaran kota-kota lama yang ditandai dengan

adanya kedekatan antara pendopo, kaum (Masjid Agung) dengan alun-

alun.

­ Pemilihan lokasi yang sangat strategis dan presentatif, merupakan

fasum/fasos area lahan Departemen Kehakiman yang kelak akan

menjadi Kawasan Pusat Kota Baru Tangerang.

Melalui perencanaan dan perancangan yang dipercayakan kepada

seorang arsitek senior Prof. Ir. H. Slamet wirasonjaya, MLA., Dihasilkan

sebuah konsep rancangan arsitektur Masjid Raya Tangerang yang dilandasi

oleh:

­ Esensi dan referensi dari Al-Qu'ran, sunnah nabi dan seni islam yang

mencerminkan hakikat Ke-tauhid-an, serta kaitan dunia akhirat yang

ditandai dengan unsur-unsur galls lurus dan lengkung.

­ Perpaduan antara suasana tradisional pada ruang keliling (interior)

bangunan yang ditandai banyak tiang dengan suasana modern. Pada

ruang tengahnya yang luas, bebas, tiang ditandai konstruksi teknologi

tinggi pada atap kubahnya. Keserasian dengan alam tropis yang

Page 52: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

41

dicirikan penggunaan atap miring pada oversteknya.

­ Bentuk masjid yang universal dengan kesan representatif dan megah,

akan menjadiciri baru (landmark) bagi Kawasan Pusat Kota Baru

Tangerang, memperindah arsitekturkota, serta mendukung motto

"berhias" (bersih-hijau-aman-sejahtera). Masjid Raya Tangerang kelak

merupakan masjid yang pertama yang menerapkan konsep atap

berbentuk susun (konfigurasi) lima kubah berumpak dan kompak untuk

bangunan masjid. Makna-makna yang terkandung dari rancangan masjid

antara lain :

­ 5 Kubah mencerminkan 5 rukun islam dan kewajiban shalat 5 waktu.

­ 4 Buah menara mencerminkan 4 tiang ilmu: bahasa arab, syariah,

sejarah dan filsafat. Juga 4 syarat hidup bahagia : aqidah, akhlak,

syari'ah, dan ibadah.

­ 3 Bagian bentuk dasar bangunan menara mencerminkan : iman, islam

dan ikhsan.

­ 6 Bagian tinggi menara mencerminkan 6 rukun iman.

a. Pancang Pertama

Pemancangan pertama dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 1998.

Setelah diurug dengan 30.131 M3 tanah merah, lalu dipadatkan.

PT Hutama Karya mendapat kehormatan pertama dengan kontrak

Nomor: 01/SPP/MR/1998, senilai Rp. 2.300.000.000,- (Dua milyartiga

ratusjuta rupiah). Penanda tanganan oleh H.M.A. Thohiruddin selaku Ketua

Umum Panitia Pembangunan dan Ir. Soediatmo Sastrodipoero selaku kepala

Page 53: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

42

PT. Hutama Karya Cabang Jawa Barat, Jalan Soekarno-Hatta No. 85 Bandung.

Drs. H. Zakaria Machmud selaku Walikotamadya Tangerang juga turut

menandatangani SPK pada kolom Mengetahui/Mengukuhkan. Pekerjaan

selesai dalam jangka waktu 120 hari Kalender.

Kepastian kemampuan tiang pancang menerima beban berat harus

benar-benardiperhitungkan. Diperkirakan beban struktur dan kubah mendatang

tidak akan kurang dari 600 ton. Untuk kesempurnaan konstruksi fondasi ini,

kontrak Nomor: 02/SPP/MR/1998, disepakati dengan nilai Rp. 2.000.000.000.-

( Dua milyar rupiah ) dengan rentang waktu kerja antara tanggal 07 Mei 1998

sampai dengan 03 Oktober 1998.

b. Gambaran Umum

Radius kulit Kubah Utama + 31.6290 meter atau 63,26 cm garis tengah

dan total tinggi Kubah dari tumpuannya adalah + 27,115 meter. Sistem

struktur atap dibuat dari rangka Space Truss dengan Single layer yang

dihubungkan dengan BallJoint yang besarnya sesuai dengan kebutuhan jumlah

sudutnya. Bahan-bahan yang digunakan adalah Komponen Baja yang bermutu

tinggi. Berat seluruh member (Space Truss) struktur atap 38 ton, Gording

primer dan sekunder 72 ton, berat Ball Joint sekitar 7 ton, sistem atap sekitar

178 ton.Berat makara diperkirakan1.2 ton.

1) Jumlah Lantai

- Arah timur, 3 lantai, tinggi masing-masing lantai 3.50 m.

Page 54: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

43

- Arah barat, 2 lantai, tinggi lantai bawah 7,0 meter dan lantai atas 3,50 m.

- Arah utara, 2 lantai, tinggi lantai bawah 7,0 meter dan lantai atas 3,50 m.

- Arah selatan, 2 lantai, tinggi lantai bawah 7,0 meter dan lantai atas 3,50 m.

2) Luas Kubah

- Diameter kubah Utama 33,685m.

- Diameter kubah anak 32,782 m.

- Total diameter kubah 63,2632 m.

- Total luas kubah ( proyeksi mendatar) + 3142m2Total luas kubah + 4250

m2

3) Tinggi Kubah

- Tinggi makara diatas kubah + 4.00 m.

- Tinggi Kubah utama dari lantai dasar + 36, 715 m.

- Tinggi kubah anak dari lantai dasar + 23,807 m.

4) Sistem Penutup Atap

- Enamel Steel Panel (ESP)

Enamel Steel Panel' adalah plat penutup atap terbuat dari baja carbon

rendah (Low Carbon Steel) dengan ketebalan 1,6 mm, kualifikasi untuk

enamel. Bahan baku untuk enamel serta zat warna (Pigmen) maupun

campuran Frit, serta bahan agen dan kimiawi lainnya adalah sesuai standar

internasional.

Page 55: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

44

- SpaceTruss

Member yang berfungsi sebagai rangka atap dengan sambungan ball joint

dan baut,terbuat dari besi baja berdiameter antara 0 50 mm sampai dengan

0 200 mm.

- Jenis Hubungan

Hubungan antara penutup atas dengan Truss atap dengan Bracket (kaitan).

Hubungan antara member space Truss menggunakan ball joint dan baut.

Hubungan antara Truss, gording sekunder dan gording Primer

menggunakan baut.

5) Struktur Menara

Jumlah struktur menara adalah 4 (empat) buah yang terletak sejajar

dengan empat titik pertemuan kubah anak (arah timur laut, tenggara, barat

daya dan barat laut). Struktur menara ini nantinya akan diselimuti oleh

struktur panel GRC untuk bagian bawah dan tengah menara seta struktur

panel ESP pada bagian atas dan puncak menara. Struktur Menara terdiri dari :

- Bagian Bawah 1,tinggi12,00m, pipabesi06".

- Bagian Bawah 2, tinggi 8,10 m, pipa besi06".

- Bagian Tengah, tinggi7,25 m, pipa besi06".

- Bagian Atas, tinggi 6,75 m, pipa besi 0 6".

- Tangga (didalam menaraj, panjang 41,75 m, besi hollow.

Semua material besi di-finishing dengan menggunakan zinchromate.

Struktur ini bertumpu pada baseplate dan angkur M24 pada struktur menara

beton yang sudahada dengan tinggi 12,40 m. Tinggi struktur menara (pipa

besi): 34,10 m.Permukaan tanah : 55,00 m.

Page 56: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

45

6) Makara

Makara terletak di puncak kubah utama. Makara tersebut mempunyai

diameter 3,50 m dan tinggi 5,30 m. Selain berfungsi memperindah kubah

nantinya makara tersebut berfungsi sebagai tempat orang lewat untuk

pemeliharaan kubah.

7) Talang Keliling

Talang keliling terletak di bagian dasar dan mengelilingi 4 (empat)

buah kubah anak yang berfungsi untuk menampung air hujan yang jatuh di

permukaan kubah dan mengalirkannya melalui pipa vertikal ke bawah.

Sehingga air hujan tersebut tidak langsung jatuh di dak beton.

Talang air tersebut terbuat dari pelat besi galvanized yang berbentuk

saluran persegi dan mempunyai dimensi:

- Tinggi pada bagian luar : 25,00 cm.

- Tinggi pada bagian dalam : 30,00 cm

- Lebar Penampang : 60,00 cm.

Page 57: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

46

BAB IV

POLA KOMUNIKASI PENGURUS MASJID DALAM MEMAKMURKAN

MASJID AL-A’ZHOM TANGERANG

A. Komunikasi Antara Pimpinan dengan pengurus masjid

Pola komunikasi antara pimpinan dengan anggota penyampaian pesan

dari seorang atasan kepada bawahannya. Komunikasi ke bawah menunjukkan

arus pesan yang mengalir dari atasan kepada bawahannya.1 Komunikasi dari

atasan ke bawahannya ini biasanya berfungsi untuk menyampaikan

pemberitahuan kerja, penjelasan tentang tugas yang akan dilaksanakan oleh

seluruh anggota kemudian penyampaian informasi mengenai peraturan

peraturan yang berlaku dan yang terpenting adalah motivasi agar seluruh

karyawan bekerja dengan baik.

Pemeliharaan masjid sebenarnya kewajiban bagi setiap umat islam.

Memelihara citra masjid tidak terbatas pada aspek fisik bangunannya saja tapi

juga menyangkut kegitan-kegiatan yang dilaksanakannya, seperti di masjid

Al-A’zhom ini kegiatan islamnya sangatlah banyak, misalnya saja manasik

haji yang diadakan oleh seluruh TK (Taman Kanak-kanak) se Kota Tangeang,

dan terakhir kemarin adalah Festival Al-A’zhom dalam rangka tahun baru

islam 1 Muharam 1435 H yaitu pameran Islamic Book Fair 2013 yang di

selenggarakan di halaman masjid Al-Azhom. Yang dalam konteks ini yang

menjadi salah satu faktor penentunya adalah seluruh pengurus masjid. Itulah

1 Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, 2009, cetakan ke 11, hal.

108

Page 58: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

47

sebabnya komunikasi antara ketua dengan pengurus haruslah berjalan dengan

baik.

Komunikasi yang dijalani oleh pimpinan menjadi syarat dalam

menciptakan, membina, dan mengembangkan hubungan baik antar sesama

karyawan dengan pimpinannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Seorang pimpinan harus mempunyai kepandaian dalam berkomunikasi

sehingga komunikasi yang mereka lakukan akan berjalan dengan baik, maka

mereka akan disenangi, disegani, dan dihormati oleh semua pengurusnya. Hal

tersebut yang sangat ditanamkan oleh pimpinan atau ketua DKM masjid Al-

A’zhom dalam dirinya sehingga hubungan baik dengan bawahannya akan

tercipta.

Seorang pemimpin juga biasa memberikan motivasi kepada bawahan,

sama seperti pemimpin di masjid Al-A’zhom ini, pemberian motivasi yang

bertujuan untuk memakmurkan masjid dengan meningkatkan pembinaan umat

di berbagai bidang termasuk pembinaan akhlak, sehingga masjid sebagai

tempat ibadah dan pusat pembinaan umat bisa berkembang dan umat semakin

maju di masa datang

Menjadi seorang pemimpin tidak hanya harus pandai dalam

berkomunikasi, pemimpin juga harus bersifat terbuka kepada bawahannya

sehingga bawahan akan dengan mudah menyampaikan keluh kesah yang

mereka alami di lapangan, dan seorang pemimpin harus bisa menerima kritik

dan saran dari para pengurusnya, agar tujuan dalam memakmurkan masjid

dapat berjalan dengan adanya kerjasama tersebut.

Page 59: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

48

Ketua DKM masjid Al-A’zhom sangatlah bersifat bijaksana dengan

para pengurusnya, karena menurutnya ide bisa datang dari mana saja, tidak

menutup kemungkinan dari bawahan, menurutnya bawahan yang lebih sering

terjun lapangan sehingga bisa lebih tau bagaimana kondisi yang terjadi di

lapangan “solusi biasanya datang dari para anggota, dan kita akan selalu

menerima pendapat yang anggota berikan” menurut bapak Yusuf selaku

bagian perizinan dan keuangan DKM masjid Al-A’zhom2. Walaupun beliau

sibuk tetapi ia menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan para

pengurusnya. Komunikasi yang dilakukan dengan banyak cara seperti ketika

ada pertemuan, saat berjalan di area masjid, setelah shalat berjamaah dan lain

sebagainya. Dengan seperti itu beliau merasa sangat banyak manfaat yang ia

dapatkan, misalnya saja ia bisa mengetahui pendapat pengurus tentang dirinya,

tentang pekerjaan mereka, dan lain sebagainya.

Salah satu dari sekian banyak tugas ketua adalah memberikan intruksi

kepada semua pengurus untuk melakukan tugasnya masing-masing,

penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku, dan

memberikan motivasi kepada seluruh karyawan agar bekerja dengan lebih

baik lagi Oleh sebab itu ia dituntut untuk bisa membimbing anggotanya agar

dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik.

Metode yang dipakai dalam komunikasi dengan bawahannya adalah

metode komunikasi banyak tahap. Yaitu terkadang komunikasi dilakukan

secara langsung ketika rapat atau ketika acara yang diadakan setiap bulan

2 Wawancara pribadi dengan Bapak Yusuf selaku Ketua DKM pada 05 Oktober 20013 di

Masjid Al--Azhom

Page 60: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

49

sekali yaitu arisan para pengurus masjid Al-Azhom, ataupun melalui media

seperti telpon, sms (short message service), ataupun denga HT (handy Talky).

Komunikasi formal yang dilakukan oleh ketua dengan pengurus

biasanya terjadi pada saat rapat evaluasi, rapat evaluasi yang dilakukan oleh

pengurus masjid Al-Azhom terjadi menjadi tiga.Yaitu, evaluasi mingguan

yang diadakan setiap hari jumat pagi, evaluasi bulanan, dan evaluasi tahunan.

Evaluasi mingguan setiap jumat pagi yang dilakukan sambil olahraga yang

dimulai pada pukul 07.00 WIB di Halaman Masjid, setiap jumat semua sift

masuk secara berbarengan karena untuk melakukan evaluasi, mulai dari

satpam, marbot, parkir, muadzin, dll, semua pengurus berjumlah 33 orang. Di

dalam evaluasi tersebut terdapat amanat dari Pembina upacara yang berisi

tentang acara yang akan dilaksanakan dan kira-kira kendala apa saja yang

akan terjadi, setelah adanya evaluasi tersebut diharapkan akan mendapatkan

solusi untuk menangani masalah-masalah yang akan terjadi di lapangan. Rapat

atau evaluasi bulanan biasanya diadakan pada saat awal bulan.

Komunikasi non formal biasa juga dilakukan oleh ketua dengan

pengurusnya, seperti pada acara arisan yang dilakukan pada setiap sebulan

sekali, di sana antara ketua dengan para pengurus terlihat akrab sehingga akan

dengan santai dalam menyampaikan kritik dan saran. Arisan ini dilakukan

agar dapat mempererat talisilaturahmi antara ketua dengan anggota ataupun

sesama pengurus.

Page 61: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

50

B. Komunikasi Antara Pengurus Masjid Kepada Atasannya

Pola komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan

untuk disampaikan kepada atasannya.3Tujuan dari komunikasi ini adalah

untuk memberikan balikan seperti memberikan saran kepada ketua,

penyampaian informasi tentang tugas yang telah dilaksanakan, penyampaian

informasi mengenai persoalan-persoalan pekerjaan, selain itu juga biasanya

penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri ataupun dari

pekerjaannya.

Tanggung jawab utama pengurus masjid adalah menjalankan

mekanisme yang baik dalam upaya memakmurkan masjid. Pengurus terdiri

dari beberapa orang. Ada pimpinan, sekertaris, bendahara, dan bagian-bagian

yang bertugas sesuai dengan kedudukan dan lingkup kerjanya masing-masing.

Pengurus masjid tentu saja mempunyai pendapat, gagasan, ide,

harapan dan keinginan bagi pencapai masjid yang makmur. Hal tersebut harus

dikomunikasikan dengan baik antara bawahan kepada atasannya, pengurus

masjid Al-A’zhom selalu menyampaikan kritik dan sarannya pada saat

mengadakan evaluasi yang selalu dilakukan setiap minggu, bulan ataupun

tahun.

Komunikasi antara bawahan ke atasan tidak hanya terjadi pada saat

mengadakan evaluasi saja tetapi juga pengurus sangat menjaga

talisilaturahminya dengan mengadakan arisan bulanan yang diadakan setiap

awal bulan. Pada saat arisan berlangsung biasanya pembicaraan hangat antara

3 Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, 2009, cetakan ke 11, hal.

116

Page 62: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

51

para pengurus dengan ketua terjadi, karena pembicaraan ini tidak terlalu

formal sehingga bawahanpun tidak segan untuk menyampaikan saran atau ide

yang terjadi di lapangan.

Ketua dari DKM masjid Al-A’zhom juga mempunyai sifat yang

bijaksana terhadap apa saja yang disampaikan oleh pengurus, karena menurut

ketua DKM penguruslah yang lebih mengatahui tentang apa saja yang terjadi

di lapangan. Itulah sebabnya ketua DKM selalu memberikan kesempatan bagi

siapapun pengurus yang ingin menyampaikan saran atau idenya, sehingga

bawahanpun menjadi lebih leluarsa jika ingin menyampaikan sesuatu.

Pengurus selain menyampaikan ide-atau saran, pengurus masjid juga harus

menyampaikan tugas-tugas apa saja yang sudah diselesaikan sehingga semua

tugas yang diberikan oleh ketua DKM dapat terus dipantau sejauh mana tahap

pengerjaan maupun penyelesaiannya.

C. Komunikasi Antar Sesama Pengurus

Dalam menjalankan tugas pengurus tidak boleh berjalan sendiri-

sendiri. Koordinasi dan kerjasama merupakan sifat utama dalam praktek

berorganisasi. Dalam bekerjasama inilah diperlukan adanya komunikasi dan

kekompakan, baik dalam melaksanakan kegiatan masjid maupun dalam

memecahkan berbagai kendala, masalah dan hambatan yang timbul.

Kekompakan pengurus masjid sangat berpengaruh terhadap kehidupan masjid,

kegiatan-kegiatan masjid akan berjalan baik dan sukses apabila dilaksanakan

oleh pengurus yang kompak bekerja sama. Berbagai kendala dan hambatan

yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan akan dirasa mudah diatasi oleh

Page 63: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

52

pengurus yang kompak dan saling bahu membahu. Meskipun semua pengurus

melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya,

pendekatan dan sistem pesan yang dipakai antara pengurus yang satu dengan

pengurus yang lainnya bervariasi atau berbeda-beda. Arus komunikasi antar

sesama pengurus ini biasanya berfungsi untuk menyampaikan cara

penyelesaian masalah, memperbaiki koordinasi tugas, saling berbagi

komunikasi.

Di masjid Al-A’’zhom setiap pengurus selalu berkomunikasi, misalnya

saja pada bagian keamanan, setiap pagi sebelum pergantian sift biasanya

diadakan apel pagi terlebih dahulu untuk serah terima, pada saat apel itulah

biasanya terjadi perbincangan antara sesama anggota. “Kita selalu melakukan

apel pagi untuk serah terima” yang disampaikan oleh komandan keamanan4.

Pembicaraan sesama anggota lebih sering terjadi karena intensitas

pertemuan yang sering, berpapasan pada saat di masjid pun kita akan dengan

santai saling menyapa dan membicarakan pengordinasian masalah tugas yang

sedang mereka jalani. Beda halnya pembicaraan anggota dengan ketua.

Sesama anggota biasanya tidak ada rasa canggung sehingga apa saja bisa

dibicarakan, baik masalah kemakmuran masjid maupun pembicaraan pribadi.

Hal itu juga yang bisa membuat kerukunan antar sesama anggota terjaga

dengan baik. Setiap pengurus memiliki sikap saling pengertian, mereka

menyadari perbedaan fungsi dan kedudukan masing-masing, mereka dilarang

untuk saling mencampuri urusan dan tidak saling menghambat. Misalnya

seorang pengurus berhalangan dan tidak dapat menjalankan tugas-tugasnya,

4Wawancara pribadi dengan komandan keamanan Bapak Widayat 05 oktober 2013

Page 64: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

53

dengan penuh pengertian, pengurus yang lain menggantikannya. Sebaliknya

jika salah seorang pengurus bertindak keliru dalam mengambil keputusan

yang lainnya harus meluruskannya, agar kekeliruan tersebut tidak semakin

berlarut-larut. Tumbuhnya saling pengertian di antara pengurus masjid

diharapkan bisa meningkatkan kekompakan antar sesama pengurus.

D. Pola Komunikasi Y

Dari hasil penelitian tersebut penulis menemukan gambaran bahwa

pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi atasan ke bawahan,

bawahan ke atasan, sesama pengurus dan pola komunikasi Y. pola komunikasi

Y adalah pola yang memiliki pemimpin yang jelas, anggotanya dapat saling

mengirimkan dan menerima pesan dari keduanya.5 Di DKM masjid Al-

A’zhom terjadi pola komunikasi Y ketika anggota dapat menerima dan

memberikan pesan kepada atasannya, pengurus dianggap dapat memberikan

kontribusi yang baik terhadap apa yang akan dilakukan, semua tidak semata-

mata kewenangan ketua, tetapi pengurus juga diberikan andil dalam

memberikan kontribusi yang baik untuk memakmurkan masjid Al-A’zhom,

karena menurut ketua DKM pengurus yang berada di lapanganlah yang

sebenarnya mengetahui betul apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak

bisa dilakukan.

5 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Teori dan Praktek, 2008 hal 57

Page 65: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

54

E. Kelemahan Dan Kelebihan Dari Hasil Temuan

Kekompakan pengurus masjid sangat berpengaruh terhadap

kemakmuran masjid. Kegiatan-kegiatan masjid akan berjalan baik dan sukses

apabila dilaksanakan oleh pengurus yang kompak bekerjasama. Berbagai

macam kendalapun akan mudah dihadapi oleh pengurus yang kompak dan

saling membantu satu sama lain. Di masjid di Al-A’zhom terdapat ketua

harian dan ketua umum, saat ini ketua harian adalah bapak DRS. H. Ahmad

Lutfi yang sekarang menjabat sebagai asisten daerah 1 dan ketua umumnya

bapak H. Arief R Wismansyah yang sekarang menjabat sebagai walikota,

kemudian terdapat sekertaris dan bendahara. Kesibukan ketua umum dan

ketua harian membuat keterbatasan antara anggota dengan ketuanya, sehingga

setiap kejadian yang terjadi di Masjid tidak bisa langsung dengan mudah

disampaikan dari pengurus kepada ketua. Ketua umum dan ketua harian

mempercayakan pada bagian kesekretariatan yang berada di dalam masjid Al-

A’zhom apabila terjadi kendala di lapangan, “Semua persoalan di masjid yang

masih bisa kita kendalikan maka akan kita kendalikan, tetapi kalau saya sudah

tidak bisa maka akan saya bicarakan dengan ketua umum dan harian” Ujar

Bapak Yusuf selaku bagian perijinan dan keungan di masjid Al-A’zhom.

Diberikannya kepercayaan kepada bagian kesekretarian bukan berarti

semua keputusan dapat diambil sepihak, menurut Bapak Yusuf beberapa

kewenangan hanya bisa diberikan oleh ketua umum dan ketua harian, seperti

misalnya pada saat memberikan kebijakan, anggota hanya menerima apa yang

diatur oleh ketua umum dan ketua harian, “tetapi kalau sudah kebijakan ya

Page 66: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

55

anggota hanya tinggal menjalankan saja”.6 Misalnya ketika ingin

memindahkan regu di bagian keamanan, bagian sekretariat yang berada di

dalam masjid mengajukan dan memberikan tembusan kepada ketua kemudian

apabila disetujui baru bisa dilaksanakan.

Menyadari perbedaan fungsi dan kedudukan masing-masing, setiap

pengurus perlu memiliki sifat saling pengertian. Mereka dilarang saling

mencampuri urusan dan wewenang, tidak juga saling menghambat satu sama

lain. Hanya saja bila seorang pengurus berhalangan dan tidak dapat

menjalankan tugasnya, dengan penuh pengertian pengurus yang lain yang

menggantikannya. Pola komunikasi yang demikianlah yang dijalankan di

masjid Al-Azhom sehingga dapat terus memakmurkan masjid Al-A’zhom,

tanpa pengurus yang kompak misalnya ketua dan sekertarisnya berjalan

sendiri-sendiri atau salah satunya tidak aktif maka yang terjadi adalah

kepincangan dalam pengurus, demikianlah beberapa hal yang dapat

menghambat aktivitas masjid.

6 Wawancara pribadi dengan Bapak Yusuf selaku Ketua DKM pada 05 Oktober 20013 di

Masjid Al--Azhom

Page 67: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeliharaan masjid sebenarnya kewajiban bagi setiap umat islam.

Memelihara citra masjid tidak terbatas pada aspek fisik bangunannya saja tapi

juga menyangkut kegitan-kegiatan yang dilaksanakannya, Menjadi pengurus

masjid bukanlah pekerjaan yang ringan, tugas dan tanggung jawabnya berat,

tetapi para pengurus masjid al Azhom dengan mampu menangani itu semua,

mulai dari kegiatan-kegitan lomba religi masyarakat kota Tangerang yang

selalu dipusatkan di Masjid Raya al Azhom.

Pola komunikasi yang digunakan oleh DKM masjid Raya Al-Azhom

adalah denga pola komunikasi atasan bawahan, sebagai contoh pembicaraan

ketua kepada seluruh anggota yang biasanya membicarakan mengenai

kebijakan-kebijakan. Pola komunikasi bawahan kepada atasan, biasanya

membicarakan mengenai laporan tugas yang telah diselelsaikan, kemudian

pembicaraan antar sesama pengurus yaitu membicarakan mengenai pembagian

tugas.

Dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang digunakan oleh

pengurus masjid adalah Down Ward Communication, Upward

Communication dan Horizontal Communication. Down Ward Communication

digunakan ketika atasan menyampaikan kepada bawahan mengenai kebijakan-

kebijakan yang telah disepakati oleh pimpinan. Upward Communication

Page 68: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

57

digunakan pada saat pengurus ingin menyampaikan kritik saran maupun ide-

ide kepada atasan yang berguna untuk memakmurkan masjid. Horizontal

Communication digunakan ketika sesama pengurus saling berkomunikasi

mengenai bagaimana mengkoordinasikan tugas-tugas, pola komunikasi Y

adalah penggabungan dari komunikasi atasan ke bawahan, bawahan ke atasan

dan sesama pengurus, sehingga dapat menjalani tugas masing-masing dengan

baik dan kembali ketujuan utama yaitu memakmurkan masjid.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas ada beberapa saran yang disampaikan

agar dapat dijadikan bahan pertimbangan serta evaluasi terhadap pola

komunikasi di DKM Masjid Raya Al-A’zhom.

1. Sebagai organisasi keagamaan ketua DKM harus lebih mendengar kritik

dan saran yang disampaikan oleh pengurus yang berada di lapangan.

2. Memberikan kemudahan kepada kepada mahasiswa atau kaum intelektual

dari berbagai kalangan yang melaksanakan penelitian ilmiah terhadap

pengurus Masjid Raya Al-A’zhom.

Page 69: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

DAFTAR PUSTAKA

Arni Muhammad (2009) Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, cetakan

ke 11.

Fajar Marhaeni (2009) Ilmu Komunikasi Teori Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hafied Cangara (2008) Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Jalaluddin Rakhmat, M.SC (2007) Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Marhaeni Fajar, (2009) Ilmu Komunikasi Teori Praktik, Yogyakarta, Graha Ilmu.

Masmuh Abdullah (2008) Komunikasi Organisasi Teori dan Praktek.

Moh E Ayub, Dkk (1996) Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani.

Nurudin (2007) Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Onong Uchjana Effendy (2003) Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti.

Sondang P Siagian(2008) Fungsi-fungsi Manajerial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, edisi

revisi cetakan kedua

Syaiful Rohim (2009) Teori Komunikasi prespektif, ragam dan aplikasi, Jakarta: PT.

Rineka Cipta,

Page 70: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

Wawancara dengan Bapak Yusuf

(Selaku bagian perizinan dan keuangan)

Kegiatan rutin mingguan Khotim Quran dan mauled nabi, pesertanya berasal dari jamaah

umum sekitar 200an orang setiap minggunya.

Selain rapat biasanya pada moment apa saja bapak mengumpulkan anggota untuk

berkomunikasi?

Evaluasi ada 2 macam yaitu evaluasi mingguan yang dilaksanakan setiap hari jumat,

karena kebetulan karyawan masjid terbagi menjadi 2 sift yaitu sift pagi dan sift malam, jadwal

pagi dari jam 7 sampai jam 4 dan yang malem dari jam 2 sampai jam 8 malam sehingga

pelayanan sholat 5 waktu bisa terjaga oleh kami, dan ada kegiatan evaluasi setiap jumat pagi

yang dilakukan sambil olah raga yang dilakukan pada jam 7 pagi di halaman masjid, setiap jumat

semua sift masuk secara berbarengan karna untuk melakukan evaluasi, mulai dr satpam, marbot,

parkir, muadzin, dll semua kumpul yang berjumlah 33 orang karyawan, yang didalam evaluasi

terdapat amanat dari Pembina upacara yang memberikan brifing, yang berisi acara yang akan

dilaksanakan, kira kira kendalanya seperti apa, sehingga semua kendala bisa langsung dicari

solusinya, tetapi kita juga biasa mengadakan rapat secara dadakan, misalnya dalam suatu acara

terjadi kejanggalan saya bisa langsung mengumpulkan, tetapi yang jelas adalah evaluasi

mingguan bulanan dan tahunan, terkadang setelah acara selesai kita mengadakan makan bersama

untuk membahas kegiatan yang telah kita laksanakan, semisal ada masalah langsung kita

bicarakan di situ, dan kita sangat terbuka, siapapun yang ingin mengeritik dan memberikan saran

ya silahkan saja. Kita juga mengadakan rapat bulanan yaitu evaluasi selama satu bulan, gajian

dan sekalian arisan untuk mempererat talisilaturahmi sesama anggota, terkadang supaya hadir

semua jadi siapa yang dapet arisan pada hari itu dan dia tidak hadir ya kita gak kasih,

Ketika terjadi masalah aakah bapak yang langsung memutuskan atau mendengar saran2

dari anggota?

Saya melakukan komunikasi dengan menanyakan apa masalahnya, karna saya juga harus

bijaksana sebagai ketua, misalnya ada pencurian kita melihat proses, makanya kita

Page 71: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

membutuhkan musyawarah, misalnya air mati dalam keadaan jamaah ribuan, itu semua akan

saya kumpulkan, dengan HT saya bisa mengumpulkan semua anggota, jadi HT merupakan alat

komunikasi yang paling efektif dan eisien, ketika saya menyampaikan informasi maka semua

akan mendengar apa yang saya sampaikan. Selain HT saya juga menggunakan SMS untuk

menginformasikan rapat, kita biasanya mengirimkan SMS 2hari sebelum rapat kita adakan.

Selain saya sebagai penangung jawab seluruh kegiatan di masjid, Kita mempunyai ketua harian

dan ketua umum, saat ini ketua harian adalah bapak DRS. H. Ahmad Lutfi yang sekarang

menjabat sebagai asisten daerah 1 dan ketua umumnya bapak H. arif Ismansyah yang seakarang

menjabat sebagai walikota, semua persoalan di masjid yang masih bisa kita kendalikan maka

akan kita kendalikan, tetapi kalau saya sudah tidak bisa maka akan saya bicaran dengan ketua

umum dan harian, tapi sebisa mungkin kita dulu yang menyelesaikan, tetapi untuk masalah

kebijakan seperti misalnya keungan itu kita harus bicarakan kepada atasan kita, jadi kalau

keputusan kita semua berhak memberikan saran hanya kalau sudah kebijakan ya anggota hanya

tinggal menjalankan saja, misalnya ada pemindahan yang dari dalem kita pindahkan keluar, atau

satpam kita pindahkan regunya ya itu kebijakan dari sekertariat, jadi kita rumuskan dulu dari sini

dan kita memberikan tembusan kepada baak arif dan ya sudah laksanakan,

Ketika bapak menyampaikan informasi apakan diberikan ke tiap ketua divisi saja atau

kepada seluruh angggota?

Kitakan memiliki komandan satpam, coordinator parkir, tetapi tetap ketika saya

memberika informasi semua anggota saya beritahu bukan hanya pada ketua divisinya saja,

Sebagai ketua bapak pasti membutuhkan kritik dan saran, tetapi apakah bapa selalu

mendengarkan saran dari bawahan atau tetep melasanakan sesuai yang bapak inginkan??

Ooh tidak, karna bisa saja solusi datangnya justru dari temen temen atau angggota, karna

solusi akan dari mana saja kita terima, tetapi kalau sudah kebijakan ya tetap kami yang

memutuskan, seumpama setelah acara ada pembagian honor ya saya yang akan memutuskan.

Kita disekretariat ini ada 3 orang yang terdiri dari ketua secretariat, ada bendahara dan ada

sekretaris, nah 3 orang ini yang berada di atas, jadi 3 orang ini yang akan bekerjasama untuk

mengolah kritik yang kita dapat dari anggota, 3 orang ini akan mengadakan rapat yang hasilnya

baru akan disampaikan kepada seluruh anggota,

Page 72: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi
Page 73: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

Wawancara dengan Bapak Hidayat

(Bagian keamanan masjid)

Berapa jam kerja untuk bagian pengamanan?

Kita bekerja 12 jam. Dari jam 7 pagi sampe jam 7 malam, kita dibagi 3 regu, jadi

12jam kerja 24 jam libur.

Apakah biasanya ketua DKM memberikan bapak kesempatan untuk

menyampaikan kritik maupun saran?

Iyaaaa, ketua DKM selalu memberikan masukan ataupun menerima masukan dari

bawahannya, ya terutama mengenai keamanan beliau sangat terbuka karena

memang dari parkiran juga dikelola juga oleh orang DKM.

Apakah penyampaian saran hanya diberikan pada saat rapat saja atau ada

event lain?

Resminya di sini setiap sebulan sekali kan melalukan evaluasi kerja, dan kegiatan

yang juga bisa dibilang wajib itu diadakan setiap jumat pagi sekalian senam pagi

dan evaluasi. Biasanya kita menyampaikan usulan itu pada saat rapat kecuali

sifatnya mendadak baru kita bisa membicarakan secara pribadi.

Bapak sebagai komandan keamanan apakah biasanya mengadakan rapat

dengan bawahan bapak sebelum menyampaikan maslah kepada atasan?

Page 74: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi

Iya pasti, biasanya kita setiap pagi sebelum serah terima kita adakan apel pagi

sekitar 6. 45 nah di situlah kita biasa mengadakan diskusi sesama petugas

keamanan.

Ketika ada masalah yang terjadi di lapangan apakah bapak langsung

mengambil keputusan atau mendiskusikan dulu dengan atasan bapa?

Gini, kalau misalnya sifat permasalahannya itu pencurian itukan sudah mencakup

secara keseluruhan jadi kita harus laporkan dulu kepada pimpinan,

Apakah bapak tidak bisa langsung mengambil keputusan?

Bisa, hanya saja prosedurnya seperti itu, kita harus mengkoordinasikan dengan

pimpinan.

Selain rapat apakah ada obrolan2 yang biasanya dilakukan sesama anggota?

Biasanya kita ada obrolan sebelum evaluasi diadakan sehingga ketika evaluasi

kita sudah mengetahui apa yang akan kita sampaikan pada saat evaluasi.

Page 75: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi
Page 76: POLA KOMUNIKASI PENGURUS DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27083/1/FAJRIAH... · ditumpuk dengan dikelilingi 4 menara juga berwarna hijau, memang menjadi