Upload
a-azis-kurniawan
View
319
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Pola Curah Hujan didapat berdasarkan dari distribusi rata-rata Curah Hujan Bulanan, dari data
yang diolah dengan range tahun selama 14 tahun (1989 – 2002) di provinsi Riau, kami
mengambil 2 sampel stasiun Curah Hujan yang ada di Provinsi Riau
1. Stasiun Pekanbaru
2. Stasiun Rengat
Stasiun Pekanbaru terdapat di koordinat 0o 28’ LU – 101o 26’ BT di ketinggian 31 meter diatas
permukaan laut, sedangkan Stasiun Rengat terdapat di koordinat 0o 20’LS – 102o 19’ BT di
ketinggian 19 meter diatas permukaan laut.
Topografi
Secara Global Provinsi Riau memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0 – 2 persen (datar)
seluas 1.157.006 hektar, kemiringan lahan 15 – 40 persen (curam) seluas 737.966 hektar dan
daerah dengan topografi yang memiliki kemiringan > 40 persen (sangat curam) seluas 550.928
(termasuk Provinsi Kepulauan Riau) hektar dengan ketinggian rata-rata 10 meter di atas
permukaan laut. Secara umum topografi Provinsi Riau merupakan daerah dataran rendah dan
agak bergelombang dengan ketinggian pada beberapa kota yang terdapat di Wilayah Provinsi
Riau antara 2 – 91 m diatas permukaan laut. Provinsi riau berbatasan dengan wilayah
daratan(Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Utara) dan juga wilayah perairan (Selat Malaka)
Jarak dari Laut
Stasiun CH Pekanbaru terletak lebih dekat ke daratan (Sumatera Barat) daripada Stasiun Rengat
yang lebih dekat ke wilayah perairan (selat-laut), jarak stasiun Rengat ke wilayah perairan (selat-
laut) skitar 40 km,
Arah Angin
Arah angin di provinsi Riau saat musin hujan berbeda dengan arah angin saat musim kemarau,
saat musim hujan, angin berasal dari arah Timur Laut (Asia) yang membawa banyak uap air
menuju Barat Daya – yang pada akhirnya dibelokkan ke arah Tenggara (menuju Jawa).
Saat musim kemarau, angin berasal dari arah Tenggara (Australia) yang membawa sedikit uap
air menuju Barat Laut – yang pada akhirnya dibelokan kea rah Timur Laut.
Provinsi Riau pada umumnya beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan sepanjang tahun
antara 2000-3000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan.
Sedangkan rata-rata hari hujan tercatat 167 hari. Pekanbaru merupakan kota yang paling sering
turun hujan, setiap tahunnya ada 212 hari, diikuti Pelalawan 179 hari, Kabupaten Rokan Hilir
178 hari dan yang terakhir adalah Kabupaten Siak 170 hari. Berdasarkan data dari Stasiun
Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata Kota Pekanbaru tahun 2007 menunjukkan 27.4
celcius dengan suhu maksimum 32.5 celcius dan suhu minimum 23.2 celcius.
Dari pengolahan data distribusi curah hujan bulanan (2 stasiun), beserta deskripsi yang telah
disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa provinsi Riau memiliki Pola Curah Hujan
Equatorial.
= Stasiun Curah Hujan
Pola hujan equatorial adalah tipe hujan yang tidak begitu jelas antara perbedaan musim hujan
dan kemaraunya (mempunyai 2 puncak hujan), terdapat ciri yakni wilayahnya memiliki
distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua puncak musim hujan maksimum dan hampir
sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim hujan. Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah
hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan
Oktober atau pada saat terjadi ekinoks. Selain itu Pola Hujan Equatorial biasanya terdapat di
wilayah sekitar garis Lintang 0, atau garis equator
Pada Provinsi Riau (Pola Hujan Equatorial), ekinoks terjadi pada bulan November dan Maret-
April, maksudnya terdapat dua puncak musim hujan maksimum pada 1 tahun. Provinsi Riau
terletak di sekitar garis lintang 0 yakni terletak di antara 1o 5’ 00’’ Lintang Utara sampai 2o 25’
00’’ Lintang Selatan
Sumber :
- Data BMKG
- Catatan kuliah Klimatologi Regional Indonesia
- Profile Kondisi Fisik, www.riau.go.id (23 februari 2010)
TUGASKLIMATOLOGI REGIONAL INDONESIA
Pola Hujan Provinsi Riau
Oleh :
Hendarsono
Riangga Sujatmiko
DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS INDONESIA
2010