Plain Rontgen Pada Femur Revv

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    1/28

    KATA PENGANTAR 

    Kami ucapkan puji syukur ke hadhirat Alloh SWT atas berkah dan rahmatNya

    sehingga referat ini dapat selesai. Plain rontgen termasuk untuk daerah femur merupakan

     pemeriksaan radiografi konvensional yang telah lama ada namun sangat berguna sampai

    saat ini dimana perkembangan pemeriksaan pencitraan berkembang dengan pesat

    Kami menyadari baha referat ini masih banyak kekurangan! baik dalam

    substansi maupun referensi"referensi ilmiah yang kami ambil. Kami dengan besar hati

    menerima masukan! saran dan kritik dengan tujuan dapat lebih menyempurnakan referat

    ini.

    Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dr Tangkas Sibarani! Sp#T

    yang telah membimbing menyelesaikan referat ini.

    Akhir kata semoga referat $Plain %ontgen pada &emur' ini bermanfaat bagi kita

    semua! terutama dalam membantu tugas kita sebagai residen orthopaedi.

      (ormat kami!

      )Penyusun*

    +

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    2/28

    DAFTAR ISI

    Kata pengantar....................................................................................... +

    ,aftar isi................................................................................................. -

    ab / Pendahuluan................................................................................. 0

    ab // 1ara membaca plain rontgen...................................................... 2

    ab /// Proyeksi plain rontgen pada femur............................................ 3

    ab /4 Trauma pada femur...................................................................+5

    ,aftar pustaka........................................................................................-3

    -

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    3/28

    PLAIN RONTGEN PADA FEMUR 

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Perkembangan spektakuler telah dibuat dibidang radiologi. Pengenalan dan

     perubahan dari modalitas pencitraan baru! menfasilitasi proses yang kadang"kadang susah

    untuk diagnosis. Perkembangan tehnologi baru juga membaa kerugian. 6ereka

    membaa kontribusi akan kenaikan biaya peraatan medis yang dramatis dan sering

    membuat dokter untuk mencoba melanjutkan dengan modalitas pencitraan terbaru! untuk 

    meminta terlalu banyak pemeriksaan radiologis yang tidak penting. )+*

    Pengetahuan dasar dari modalitas pencitraan yang tersedia sangat penting untuk 

    mendiagnosa kelainan yang sering dijumpai dari tulang dan sendi! hal ini dapat

    membantu menentukan teknik radiologi yang paling efektif! meminimalkan biaya

     pemeriksaan sama baiknya dengan paparan pasien terhadap radiasi. Akhirnya! penting

    untuk memilih modalitas yang tepat untuk jenis khusus dari abnormalitas orthopedi dan

    ketika menggunakan tehnik konvensional )dinamakan radiografi $plain'*! menjadi

    familer dengan posisi dan tehnik yang menunjukkan abnormalitas terbaik. Penting untuk 

    menekankan kembali baha radiografi konvensional tetap cara paling efektif untuk 

    menunjukkan abnormalitas tulang dan sendi.)+*

    Penggunaan teknik radiografi berbeda dalam mengevaluasi adanya! tipe dan luas

    dari berbagai abnormalitas tulang! sendi dan jaringan lunak. #leh karena itu! radiologist

    dan ahli bedah orthopedi harus tahu indikasi untuk penggunaan masing"masing teknik!

    keterbatasan dari modalitas khusus dan pendekatan radiologi terkait untuk abnormalitas

     pada tempat tertentu. Pertanyaan7 apakah modalitas yang harus saya gunakan untuk 

    masalah khusus ini 8 Sering ditanyakan oleh radiologis dan juga oleh ahli bedah

    orthopedi! meskipun banyak algoritme tersedia untuk evaluasi berbagai masalah pada

    tempat anatomis yang berbeda! jaabannya tidak selalu ditetapkan secara jelas.

    Pemilihan tehnik untuk pencitraan abnormalitas tulang dan jaringan lunak ditentukan

    tidak hanya oleh penampilan klinis! tetapi oleh tersediannya peralatan! keahlian dan

     biaya. Pembatasan dapat juga ditentukan oleh kebutuhan individu pasien.)+*

    0

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    4/28

    Tak masalah apapun teknik tambahan yang digunakan! radiografi konvensional

    harus tersedia untuk perbandingan. Telah lama pilihan teknik pencitraan ditentukan oleh

     jenis abnormalitas yang dicurigai. 9ntuk singkatnya! jika osteonecrosis dicurigai setelah

    melakukan radiografi konvensional! pemeriksaan selanjutnya harus 6%/! yang

    mendeteksi perubahan nekrosis ditulang jauh sebelum plain film! tomografi! 1T atau

    scintigrafi menjadi positif. Pada evaluasi kerusakan internal dari lutut! film konvensional

    harus dikerjakan pertama dan jika abnormalitas tidak tampak nyata harus diikuti oleh

    6%/! karena modalitas ini memberikan resolusi kontras yang baik dari sumsum tulang!

    kartilago artikularis! ligamen! meniskus! dan jaringan lunak. 9ntuk mendiagnosis tumor 

    tulang! radiografi konvensional dan tomografi masih merupakan standar baku untuk 

    tujuan diagnosis.)+*

    1ara memposisikan pasien secara tertentu ketika radiografi dilakukan memberi

    kesempatan untuk mengevaluasi tempat anatomis tersembunyi lain dan yang lebih sesuai

    menunjukan kelainan khusus. Proyeksi frog"lateral pada panggul! sebagai contoh! lebih

     baik daripada proyeksi antero posterior )AP* untuk pencitraan tanda"tanda dicurigainya

    osteonecrosis caput femur dengan lebih cepat menunjukan tanda $bulan sabit'! gambaran

    radiologis dini dari kondisi ini. Proyeksi frog lateral juga sangat membantu dalam

    diagnosis dini dari bergesernya epifisis capital femoris. ,emikian juga! permintaan teknik 

    khusus dapat mengidentifikasi lesi yang sulit di deteksi pada radiografi rutin.)+*

    6odalitas yang paling sering digunakan untuk evaluasi kelainan tulang dan

    sendi! terutama kondisi traumatik adalah radiografi konvensional )plain film*. %adiologis

    harus dikerjakan paling tidak - posisi dari tulang terkait! sudut :;; satu sama lain! dimana

    tiap posisi mencakup - sendi didekatnya! ini menurunkan resiko dari lepasnya fraktur 

    terkait! subluksasi dan

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    5/28

    aktu dibutuhkan untuk memperlihatkan abnormalitas tulang atau sendi untuk 

     perkembangan selanjutnya.)+*

    BAB II

    CARA MEMBACA PLAIN RONTGEN

    9ntuk ketepatan diagnosis kualitas sinar ? harus dengan standar baik! seperti

     pemposisian dan pemancaran secara adekuat! pencucian yang baik! pengeringan yang

     baik dan bebas dari artifak.)-*

    @ihat gambar dengan sinar terang! teruskan langkah berikut " konfirmasi nama

     pasien! jenis pandangan sinar ? yang diambil! bagian yang diambil! adanya pencantuman

    dan sisi dari anggota gerak atau area. @alu baca secara sistematis.)-*

    A. ayangan jaringan lunak " meningkat! normal! menurun! tekstur yaitu gambaran yang

     jelas dari lapisan yang berbeda gambaran $ground glass' )homogen* dll. eberapa

    kandungan abnormal seperti bayangan didaerah jaringan lunak seperti 7

    ayangan radioopak seperti benda asing logam! serpihan penulangan )seperti

    se=uestrum! masa miositik*

    ,aerah tembus pandang yang terjepit! seperti udara dijalur sinus! gas didaerah

    otot )gas gangren*! emfisema pembedahan.

    . Sendi! ruang sendi )ruang radiologis B ruang sendi anatomis C daerah yang terisi

    tulang raan sendi*

    Dernih! kabur 

    @ebar! normal! menyempit

    %egular! sama

    Seberapa bayangan radioopak diruang sendi

    Seberapa trabekulasi penulangan yang meleati sendi

    1. Tulang persendian

    (ubungan antara tulang persendian )selalu dibandingkan dengan sisi sebelahnya

     jika mungkin* untuk kongruitas " normal! subluksasi )dislokasi parsial*! dislokasi

    )disosiasi komplit*

    Tepi " sama! erosi! destruksi! osteofit! kolaps

    2

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    6/28

    Area subchondral " kondensasi )pemadatan*! penipisan! rongga menyerupai kista!

    destruksi! se=uestrum.

    ,. Pada bayangan tulang panjang cari7

    Kesegarisan )alignment* secara keseluruhan

    Perbedaan area " tepi sendi! area metafisis! area diafisis.

    ayangan korteks"tekstur E normal! menebal! menipis! destruksi! terputusnya

    kontinuitas! posisi tulang reaktif )superiosteal longitudinal*

    ayangan medulla terutama di area diafisis " beberapa area kistik! tekstur!

     beberapa isi abnormal.

    Fambaran kartiko medullar 

    Kondisi bayangan lempeng pertumbuhan )pada kasus bayi! anak dan remaja* "

    keseragaman! kedalaman! destruksi! fusi prematur! fusi irreguler.)-*

    BAB III

    PROYEKSI PLAIN RONTGEN PADA FEMUR 

    +. Proyeksi AP )6id dan ,istal &emur*

    Struktur yang paling bagus terlihat7 6id dan distal femur termasuk sendi lutut

    Posisi pasien 7 pasien terlentang )supin* femur dipusatkan ditengah meja! bantal

    untuk kepala.

    Posisi bagian yang difoto )mid dan distal femur*

    @uruskan femur pada garis tengah meja atau film )mid dan proGimal femur 

    cenderung jadi bagian lateral paha*

    Tungkai rotasi interna± 2H dari AP murni seperti pada AP lutut.

    Pastikan baha sendi lutut tercakup pada film dengan mempertimbangkan film

     penyebaran pancaran sinar ? )batas baah kaset harus sekitar - inchi atau 2 cm

    dibaah sendi lutut*

    Pengganti rutin untuk mencangkup kedua sendi7 anyak departemen secara rutin

    mencangkup kedua sendi hanya satu proyeksi pada semua pemeriksaan femur aal.

    3

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    7/28

    9ntuk orang deasa besar! film kecil kedua harus digunakan untuk AP dari lutut atau

    hip )panggul* menjamin baha kedua hip dan sendi lutut tercakup. Dika hip tercakup

    tungkai harus dirotasikan ke internal +;"+2; untuk tempat profil collum femur.)0*

    Kriteria Ivaluasi 7

    &emur dipusatkan kebidang kolimasi dengan ruang sendi lutut minimum + inchi

    )-!2 cm* dari tepi distal film. Ada hanya batas kollimasi minimal yang terlihat

     pada tepi proksimal dan distal film.

    %uang sendi lutut sebaiknya tidak tampak terbuka penuh disebabkan penyebaran

    sinar ?

    Tanpa rotasi 7 codylus femur dan tibia sebaiknya tampak simetris ukuran dan

     bentuknya dengan garis lurus patella dekat pusat femur distal )patella biasanya

    mengarah sedikit sisi medial femur*. Kira"kira separuh medial caput fibula

    tumpang tindih dengan tibia.)0*

    J

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    8/28

    Fambar + Proyeksi AP )6id dan ,istal &emur*.)0*

    Fambar - Proyeksi @ateral )6id dan ,istal &emur*.)0*

     

    -. Posisi @ateral )6id dan ,istal &emur*

    Struktur yang bagus terlihat 7 mid dan distal femur termasuk sendi lutut

    Posisi pasien 7 berbaring lateral atau terlentang )supine* untuk pasien trauma

    Posisi bagian yang difoto 7

    erbaring lateral

    Perhatian 7 jangan coba posisi ini dengan trauma berat.• ,engan pasien pada sisi sakit! fleksi lutut kira"kira >2; dan luruskan femur 

     pada garis tengah meja atau film )ingat femur cenderung ke bagian anterior 

     paha*

    5

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    9/28

    • @etakan tungkai yang sehat dibelakang tungkai yang sakit )atau didepan

    tungkai sakit jika bantuan ini pada posisi lateral murni*

    • Atur kaset untuk mencakup sendi lutut pada film )batas baah kaset harus

    sekitar - inchi atau 2 cm dibaah sendi lutut*

    Supine

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    10/28

    " &leksikan lutut yang sakit kira"kira >2;  dan luruskan femur pada garis tengah

    meja

    " @etakan lipatan handuk atau bantalan lain dibaah tungkai yang sakit untuk 

     posisi lateral murni.

    " ,engan lutut yang sehat difleksikan! letakan tungkai dibelakang tungkai yang

    sakit untuk bantalan! dan pasien memutar kebelakang L +2;  untuk mencegah

    superimposisi dari femur proksimal dan sendi panggul.

    " Atur kaset untuk mencangkup sendi panggul di film dengan mempertimbangkan

     perbedaan pancaran sinar ? )raba spinae iliaca anterior superior dan letakan batas

    atas film pada level ini*.

    Pengganti rutin untuk mencangkup kedua sendi 7

    anyak departemen secara rutin mencangkup kedua sendi pada semua pemeriksaan

    aal femur. Pada deasa yang besar memerlukan film kecil kedua pada sendi yang

    menjauhi tempat cidera yang memastikan tumpang tindih )overlap* pada dua film. )0*

    Kriteria evaluasi 7

    " &emur sebaiknya dipusatkan kebidang kolimasi dengan sendi panggul minimum

    )-!2 cm* dari tepi proksimal film

    " Sebaiknya hanya ada batas kolimasi minimal ditepi proksimal dan distal film.

    " &emur proksimal dan sendi panggul sebaiknya tidak tumpang tindih oleh sisi

    sebelahnya.

    @ateral murni 7 kejadian oleh tumpang tindihnya trochanter mayor dan minor oleh

    femur dan hanya bagian kecil trochanter minor yang terlihat disisi medial.

    Trochanter mayor sebaiknya mendekati simetris ketika tertumpang tindih oleh

    collum femur.)0*

    >. Proyeksi AP bilateral (ip

    Pemeriksaan aal yang direkomendasikan untuk trauma panggul )hip* unilateral

    untuk tujuan perbandingan.

    Struktur paling baik terlihat 7 acetabulum! caput femur! collum femur dan tronchater 

    mayor dan bagian gabungan dari ilium! ischum dan pubis.

    +;

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    11/28

    Fambar 0 Posisi @ateral )6id dan Proksimal &emur*.)0*

    Fambar > Proyeksi AP ilateral (ip.)0*

    Posisi pasien 7 pasien terlentang )supine*! tangan didada atau menyeberang kedada

    atas! sediakan bantal untuk kepala dan bantalan untuk dibaah lutut.

    Posisi bagian yang difoto 7

    " @uruskan bidang midsagittal pasien pada garis tengah meja dan atau kaset

    " Pastikan baha pelvis tidak berrotasi! jarak dari puncak meja ketiap S/AS harus

    seimbang

    " Pisahkan tungkai dan kaki! lalu rotasikan internal pada sumbu panjang kaki dan

    tungkai baah +2"-;;.)bisa diperlukan untuk menempatkan kantong pasir antara

    tumit dan plaster ujung kaki bersama"bersama atau gunakan kantong plastik 

    tambahan pada kaki untuk menahan posisi ini*. Perhatian 7 jangan mencoba untuk 

    merotasikan internal tungkai jika dicurigai fraktur panggul )hip* atau dislokasi

     panggul.

    ++

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    12/28

    " @uruskan tengah kaset pada tingkat caput femur yang ada pada batas atas

    trochanter mayor.)0*

    Kriteria Ivaluasi 7

    " Proksimal femur sebaiknya tercakup secara keseluruhan sama baiknya dengan

     pubis bilateral! ischicum! dan paling tidak separuh distal illium.

    " Tanpa rotasi7 - buah foramina obturator dan spina inchiadica bilateral )jika

    terlihat* sebaiknya tampak simetris ukuran dan bentuknya.

    " ,engan rotasi internal penuh bilateral! collum femur dan trochanter mayor akan

    tampak simetris dalam bentuk dan ukurannya. Trochanter minor tidak akan

    tampak semua atau hanya sedikit ujungnya akan tampak pada tepi medial femur.

    " Pancaran optimal akan memperlihatkan tepi caput femur dan acetabulum

    seluruhnya menutupi struktur pelvis tanpa overekspose bagian lain dari femur 

     proksimal! pubis atau ischium. Fambaran trabekuler akan tampak jernih dan

    tajam jika tanpa adanya gerakan.)0* 

    2. Proyeksi AP (ip uni lateral

    Struktur paling bagus terlihat 7 acetabulum! caput femur! calum femur! dan trochanter 

    mayor.

    Posisi pasien 7

     pasien terlentang! tangan disamping dada atau menyeberang dada atas.• sediakan bantal untuk kepala dan bantalan dibaah lutut.

    Posisi bagian yang difoto 7

    " @etakan collum femur dan luruskan ke garis tengah meja dan

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    13/28

    " %uang sendi panggul termasuk batas perimeter caput femur sebaiknya terlihat

     jelas.

    " Trochanter minor sebaiknya tidak terproyeksi melebihi tepi medial femur secara

    keseluruhan atau hanya ujungnya yang kelihatan dengan rotasi internal tungkai

    yang cukup menunjukkan trochanter mayor! caput femur dan collum femur 

    terlihat seluruh profilnya tanpa pemendekan.

    " Pancaran optimal akan memperlihatkan tepi caput femur dan acetabulum

    seluruhnya menutupi struktur pelvis tanpa overekspose bagian lain dari femur 

     proksimal atau struktur pelvis. Fambaran trabekuler dari trochanter mayor dan

    daerah collum akan tampak jelas dan tajam.)0* 

    3. Posisi lateral $frog leg' (ip unilateral

    Perhatian 7 jangan mencoba posisi ini pada pasien dengan penyakit panggul deskritif 

    atau potensial patah atau dislokasi panggul.

    Struktur yang bagus terlihat 7 pandangan lateral dari acetabulum dan caput femur!

    daerah collum dan trochanterica.

    Posisi pasien 7 pasien obli=ue )miring* sebagian dengan bantal dikepala dan bantalan

     besar dibaah lutut yang sakit.

    Posisi bagian yang difoto 7

    " &leksikan lutut pada sisi yang sakit pada paha sampai paling tidak >2 ;

    " Abdusikan paha dan rotasikan kedepan sisi yang sakit yang diperlukan untuk 

    mencapai paha kontak dengan meja )ini posisi yang sangat tidak nyaman! jangan

     bilang kepasien untuk mempertahankan posisi ini lebih lama jika diperlukan*

    " Pusatkan collum femur yang sakit kegaris tengah meja dan atau titik tengah film.

    +0

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    14/28

    Fambar 2 Proyeksi AP (ip 9nilateral.)0*

    Fambar 3 Posisi @ateral $&rog @eg' (ip 9nilateral.)0*

    Proyeksi pengganti 7 sudut chepalic -;"-2;  kadang"kadang lebih disukai ketika

    trochanter mayor tidak akan tumpang tindih sebanyak daerah collum proGimal.)0*

    Kriteria Ivaluasi 7

    " &emur +

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    15/28

    Posisi pasien 7 pasien terlentang! bantal untuk kepala! tangan meleati dada atas.

    Posisi bagian yang difoto 7

    " @uruskan pasien pada garis tengah meja < atau kaset

    " Pelvis tidak boleh dirotasikan )jarak S/AS"meja sama pada kedua sisi*

    " Pusatkan garis tengah kaset setinggi caput femur atau + inchi )-!2 cm* diatas

    simphisis pubis

    " &leksikan kedua paha dan lutut sejauh senyamannya.

    " Selesaikan semua posisi! tempatkan pelindung! tempatkan pipa dll dan siapkan

    untuk memfoto segera setelah pasien mencapai posisi akhir yang tidak nyaman.

    " @etakan permukan telapak kaki bersama"bersama dan abduksikan kedua paha

    sejauh mungkin )>;; dari vertikal jika mungkin tetapi lebih penting pastikan

     baha kedua paha terabduksi sama jumlahnya*

    1atatan 7

    Posisi ini seringkali dikerjakan pada pasien anak"anak nontrauma untuk 

    kemungkinan deformitas panggul congenital dimana pelindung kelamin sebaiknya

    digunakan secara hati"hati pada laki dan perempuan dan menjamin baha sendi

     panggul tidak tertutup.)0*

    Kriteria Ivaluasi 7

    " @engkungan pelvis sebaiknya dipusatkan terhadap film atau bidang kolimasi dari

    kanan ke kiri dengan titik tengah kira"kira + inchi )-!2 cm* superior simpisis

     pubis.

    " Tanpa rotasi! terjadi dengan penampilan simetris dari tulang pelvis! terutama ala

    ilium dan - buah foramina obturator.

    " Trochanter minor sebaiknya tampak seimbang ukurannya sebagai proyeksi yang

    meleati tepi femur baah atau medial.

    " 1aput femur! collum femur dan trochanter mayor sebaiknya tampak simetris jika

    kedua paha diabduksi secara seimbang.

    " Pancaran optimal akan memperlihatkan tepi caput femur dan acetabulum

    seluruhnya menutupi struktur pelvis tanpa overekspose bagian lain dari femur 

     proksimal atau struktur pelvis. Fambaran trabekuler dari trochanter mayor dan

    area collum akan tampak jelas dan tajam.)0* 

    +2

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    16/28

    5. Posisi AGiolateral (ip 9nilateral )B proyeksi infero superior! methode ,anelius"

    6iller*! proyeksi yang mungkin untuk trauma.

    Struktur yang paling bagus terlihat 7 Pandangan lateral acetabulum dan caput femur!

    daerah collum dan trochanterica.

    Posisi pasien 7 )mungkin dikerjakan pada strecher jika pasien tidak dapat digerakkan*

    • Posisi terlentang )supine*! bantal untuk kepala

    • Angkat pelvis - inchi atau 2 cm jika mungkin dengan meletakkan bantalan

    dibaah pelvis )lebih perlu untuk pasien kurus*

    Posisi bagian yang difoto 7

    " &leksi dan angkat tungkai yang sehat sehingga paha mendekati posisi vertikal.

    Sokong posisi ini. Dika kaki mulai terlihat terletak diatas colimator! sediakan

    lembaran penahan atau bantalan untuk mencegah luka bakar di kaki atau menjadi

    kontak dengan kabel listrik 

    Fambar J Posisi $&rog @eg' ilateral.)0*

    Fambar 5 Posisi AGiolateral (ip 9nilateral.)0*

    +3

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    17/28

    " 1ek untuk memastikan tak ada rotasi di pelvis )jarak S/AS"meja seimbang*

    " @etakan kaset naik diatas krista iliaca dan sejajarkan sehingga pararel terhadap

    collum femur dan tegak lurus )perpedicular* dari arah cahaya. Funakan penahan

    kaset jika tersedia.

    " Tungkai yang sakit dirotasikan interna +2E-;M. (anya dikontraindikasi kan oleh

    kemungkinan fraktur atau patologis lain dimana rotasi harus dilakukan hanya

    oleh dokter.

    1atatan 7

    /ni merupakan proyeksi yang umum untuk trauma! pembedahan! post pembedahan

    atau pasien lain dimana tidak bisa menggerakkan atau merotasikan tungkainya.)0*

    Kriteria Ivaluasi 7

    " Seluruh caput femur! collum dan trochanter harus terlihat dipusat dari area tengah

    film.

    " (anya paling banyak bagian distal collum femur yang harus tumpang tindih oleh

    trochanter mayor.

    " (anya bagian kecil dari trochanter minor yang terlihat dengan inversi tungkai

    yang sehat.

    " Pancaran yang optimum akan memperlihatkan caput femur dan collum femur 

    tanpa overekspose dari corpus femur proGimal.)0* 

    :. Posisi aGiolateral modifikasi (ip 9nilateral )bisa untuk proyeksi trauma* )methode

    1lement"Nakayama*

    Struktur yang paling bagus terlihat 7 pandangan lateral acetabulun dan caput femur!

    daerah collum dan tronchanterica.

    1atatan 7 ini dapat digunakan dengan arthroplasty bilateral dengan kemungkinan

    keterbatasan pergerakan dari kedua tungkai dan panggul yang sehat dan yang sakit.

    Posisi pasien 7

    • terlentang! didekat tepi meja )samping nampan ucky* dengan kedua tungkai

    ekstensi penuh.

    • sediakan bantal untuk kepala! tangan menyilang dada atas

    Posisi bagian yang difoto 7

    " Tungkai dibiarkan dalam posisi netral )anatomis*

    +J

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    18/28

    Kriteria Ivaluasi 7

    " Seluruh caput! collum femur dan trochanter harus terlihat terpusat pada daerah

    tengah film.

    " 1aput dan collum femur harus terlihat profilnya dengan hanya tumpang tindih

    minimal oleh trochanter mayor.

    " Trochanter minor terlihat proyeksinya dibaah corpus femoris )dengan tungkai

    dalam posisi netral atau anatomis sebagian besar trochanter minor akan terlihat

    minimal dan dengan penambahan rotasi eksternal dari tungkai ini akan menurun*.

    " Pancaran optimum akan memperlihatkan caput dan collum femur tanpa

    overekspose corpus femur proGimal.)0*

    Fambar : Posisi AGiolateral 6odifikasi (ip 9nilateral.)0*

    BAB IV

    TRAUMA PADA FEMUR 

    +5

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    19/28

    &raktur femur proksimal! kadang"kadang merujuk pada fraktur panggul! sering

    terjadi pada orang tua! sering sebagai akibat dari cidera minimal. @ebih sering terjadi

     pada anita daripada pria )-7+*! fraktur intracapsular dari femur proksimal lebih tinggi

    terjadi pada anita dari pria dengan perbandingan 2 7+.)+*

    Proyeksi radiografi standar dan khusus digunakan untuk evaluasi cidera di

    lengkung pelvis dan femur proksimal meliputi pandangan pelvis anteroposterior dan

     pandangan panggul frog lateral. Kadang"kadang proyeksi panggul lateral atau proyeksi

    khusus lain mungkin juga diperlukan.)+*

    Kebanyakan kondisi traumatik yang melibatkan ala sacralis os ilium! ischium!

     pubis! caput dan collum femur dapat dinilai secara layak pada proyeksi pelvis

    anteroposterior dan panggul anteroposterior. Pandangan ini juga menunjukan anatomi

     penting yang berhubungan dengan sumbu longitudinal collum femur dan batang femur.

     Normalnya! sudut yang dibentuk oleh sumbu ini berkisar dari +-2;  sampai +02;.

    Pengukuran ini bernilai dalam menentukan pergeseran dari fraktur collum femur.

    Fambaran varus ditandai oleh mengecilnya sudut ini dan gambaran valgus ditandai oleh

    meningkatnya sudut ini.)+*

    Penilaian yang menunjukan struktur femur proksimal dan panggul proyeksi frog

    lateral memberikan penilaian adekuat dari fraktur caput femur dan trochanter mayor dan

    minor. Penggambaran aspek anterior dan posterior dari caput femur sebaik dengan rima

    anterior acetabulum dapat memerlukan proyeksi panggul $groin lateral'! yang terutama

    sangat berguna dalam penilaian pergeseran anterior atau posterior dari fragmen fraktur 

    femur proksimal sebaik dengan derajat rotasi caput femur. Proyeksi ini! dengan

    menyediakan banyak bayangan lateral murni dari femur proksimal! juga menunjukan

    gambaran anatomi penting! sudut anteversi dari collum femur! yang secara normal

     berkisar -2"0;;.)+*

    Fraktur femur prk!"ma#

    Ketka dicurigai fraktur femur proksimal! pemeriksan radiografi standar sebaiknya

    mencangkup paling tidak - proyeksi 7 pandangan anteroposterior dan frog lateral dari

     panggul! radiografi $groin lateral' juga seringkali diperlukan. 9ntuk banyak fraktur yang

    tak bergeser dan bergeser! bagaimanapun! pandangan panggul anteroposterior tunggal

    +:

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    20/28

    sudah cukup. Pada kasus fraktur tak terlihat atau impaksi! pemeriksaan tomografi

    mungkin perlu dan terutama membantu sekali dalam menentukan tipe derajat pergeseran.

    )+*

    Secara tradisional! fraktur femur proksimal )sehingga disebut fraktur panggul*

    dibagi menjadi - group 7 a. &raktur intrakapsuler mencangkup kaput femur dan collum

    femur yang bisa capital! subcapital! trancervical! dan basicervical dan b. &raktur 

    ekstrakapsuler mencakup tronchanter yang mungkin intertrochanter atau subtrochanter.

    Arti dari pembagian ini terletak pada tingginya insiden komplikasi post trauma yang

    mengikuti fraktur intracapsuler femur atas. Komplikasi yang paling sering osteonecrosis

    )necrosis ischemi atau avascular*! terjadi pada +2"02M pasien yang menderita fraktur 

    intrakapsular! tetapi persentase ini bervariasi sesuai kelanjutan laporan.)+*

    Alasan tentang tingginya insiden dari perkembangan osteonecrosis yang

    mengikuti fraktur collum femur terletak pada asal dari suplai darah menuju femur 

     proksimal. Kapsul dari sendi panggul muncul dari acetabulum dan melekat pada aspek 

    anterior femur sepanjang linea intertrochanterica didasar collum femur. Secara posterior!

    kapsul membungkus caput femur berasal dari arteri sircum fleksa femoris! yang

    membentuk lingkaran didasar )basis* collum femur mengirimkan cabang yang naik 

    secara subkapular sepanjang collum femur menuju caput femur. (anya sebagian kecil

    dari caput femur disuplai oleh arteri ligamentum teres )ligamentum capitis femoris*.

    Karena konfigurasi vascular ini fraktur intracapsular cenderung merobek pembuluh

    darah! memutus suplai darah! dan mengarah akhirnya ke osteonecrosis. ,aerah trochanter 

    disisi lain adalah ekstracapsular dan menerima suplai darah yang baik dari cabang arteri

    femoris dan dari otot yang menempel mengelilingi kedua tronchanter. #leh karena itu

    fraktur intertrochanterica tidak mengarah ke osteonecrosis caput femur.)+*

     Non union juga komplikasi yang umum mengikuti fraktur collum femur! terjadi

     pada +;">> M pasien dengan fraktur tersebut. Sesuai dengan Pouels! kemiringan garis

    fraktur menentukan prognosis. @ebih miring garis frakturnya! lebih mungkin non union

    akan terjadi.)+*

    &raktur /ntracapsular.

    -;

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    21/28

    ,ari sekian banyak klasifikasi fraktur collum femur yang diajukan! klasifikasi

    Poels dan Farden sangat berguna dari sudut pandang praktisnya sebab ikut

    mempertimbangkan stabilitas fraktur! faktor yang penting untuk mana jemen ortopedi dan

     prognosisnya.)+*

    Pouels mengklasifikasi fraktur collum femur berdasarkan derajat angulasi dari

    garis fraktur dari bidang horiontal pada radiografi anteroposterior postreduksi!

    menekankan baha penutup garis fraktur yang mendekati horiontal! merupakan fraktur 

    yang lebih stabil dan lebih baik prognosisnya. Farden mengajukan sistem derajat fraktur 

    collum femur berdasarkan pergeseran caput femur sebelum reduksi. Pergeseran dalam

    sistem Farden dibagi menurut posisi dari trabekula kompresif utama )medial*. Klasifikasi

    frakturnya dibagi menjadi > tingkat 7

    ,erajat / 7 fraktur subcapital inkomplit. /ni disebut juga fraktur impaksi atau

    Abduksi! batang femur rotasi eksterna dan caput femur valgus! trabekula

    kompresif utama dari caput dan collum femur membentuk sudut lebih dari

    +5;;. /ni merupakan fraktur stabil dengan prognosis baik.

    ,erajat // 7 &raktur subcapital komplit tanpa pergeseran. Pada fraktur komplit

    ini meleati collum femur! batang femur masih lurus dengan caput femur 

    yang tanpa pergeseran! tetapi membelok ke deformitas varus sehingga

    trabekula medial tidak segaris dengan pelvis. Trabekula medial dari caput

    femur membentuk sudut sekitar +3;;  dengan collum femurnya. /ni juga

    merupakan fraktur stabil dengan prognosis baik.

    ,erajat /// 7 &raktur subcapital komplit dengan pergeseran parsial. Pada kategori ini

     batang femur berrotasi eksterna. 1aput femur berotasi ke medial!

     berabduksi dengan membelok ke deformitas varus. Trabekulasi medial dari

    caput keluar dari kesegarisan dengan pelvisnya. &raktur ini biasanya tidak 

    stabil! tetapi dapat dirubah menjadi fraktur stabil dengan reduksi yang baik.

    Prognosisnya tidak sebaik derajat / dan //.

    ,erajat /4 7 &raktur subcapital komplit dengan pergeseran penuh. Pada tipe ini batang

    femur semakin bertambah rotasi eksterna! bergeser ke atas dan terletak 

    anterior dari caput femur. 6eskipun caput femur berpisah seluruhnya dengan

    -+

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    22/28

    Fambar +; Klasifikasi Farden.)+*

    Fambar ++ &raktur collum femur.)+*

     batang femur! tetapi masih dalam posisi normal di acetabulum. Trabekula

    medial masih dalam kesegarisan dengan pelvisnya. /ni merupakan fraktur 

    tidak stabil dengan prognosis buruk.)+*

    Pembagian dari fraktur collum femur mempunyai nilai prognostik yang penting.

    ,ari 5; pasien yang diikuti selama + tahun! Farden mendapati penyambungan komplit

     pada semua derajat / dan //! :0 M pada derajat /// dan hanya 2J M pada derajat /4.

    #steonecrosis terjadi hanya 5 M dari fraktur tanpa pergeseran pada derajat / dan // tetapi

    0; M terjadi pada fraktur dengan pergeseran derajat /// dan /4.)+*

    &raktur Ikstracapsular 

    Seringnya merupakan akibat dari cidera langsung saat jatuh! fraktur ekstra

    kapsular terjadi pada kelompok usia yang lebih tua daripada fraktur intracapsular. anyak 

    dari fraktur ini adalah intertrochanterica dimana garis fraktur meluas dari trochanter 

    mayor ke trochanter minor dan biasanya kominutif. ,iagnosis radiografik biasanya dapat

    dibuat dengan proyeksi panggul anteroposterior tunggal. Darang! garis frakturnya

    mungkin tidak jelas! memerlukan proyeksi obli=ue atau tomografi yang lengkap untuk 

    menunjukkannya.)+*

    Sebagai pernyataan terkini fraktur ekstrakapsular femur proksimal dimana

     banyak klasifikasi berkembang! secara umum dapat dibagi menjadi - sub kelompok besar 

    7 intertrochanterica dan subtrochanterica. &raktur intertrochanterica selanjutnya dapat

    --

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    23/28

    disubdivisikan menurut jumlah fragmen atau panjangnya garis fraktur. Klasifikasi

    sederhana fraktur seperti itu telah diusulkan yang mempertimbangkan jumlah fragmen.

    &raktur - bagian dalam sistem ini adalah stabil! dimana fraktur > bagian dan banyak 

     bagian adalah tidak stabil. oyd dan Friffin mengajukan klasifikasi fraktur 

    intertrochanterica menurut ada atau tidaknya hubungan dan keterlibatan regio

    subtrochanter. (ubungan dari kortek posterior dan medial mempunyai nilai prognostik 

     penting. Dika komunitif! fraktur adalah tidak stabil dan bisa memerlukan pergeseran

    osteotomi! prosedur penting terutama dalam penanganan fraktur empat bagian ketika

    kedua trochanter tercakup. Apabila tidak ada komunikasi )pecahan*! merupakan fraktur 

    stabil dan penanganan meliputi fiksasi dengan mur kompresi. )+!>*

    &raktur subtrochanter telah diklasifikasikan oleh &ielding berdasarkan level garis

    frakur dan oleh ickel berdasarkan level! kemiringan dan kominusinya. &akta penting

    tentang fraktur subtrochanter adalah bagian yang seharusnya relatif aman untuk suplai

    darah yang baik dan sirkulasi ke lateral yang cakup untuk daerah femur ini. Kejadian

    osteonecrosis dari caput femur dan insiden non union sebagai hasil fraktur intertrochanter 

    dan subtrochanter sangat jarang. Komplikasi serius yang terjadi adalah infeksi post

    operastif.)+*

    Fambar +- Klasifikasi sederhana fraktur intertrochanterica.)+*

    Fambar +0 Klasifikasi oyd Friffin.)+*

    -0

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    24/28

    Fambar +> &raktur intertrochanterica.)+!>*

    Fambar +2 Klasifikasi &ielding dan ickel .)+*

    D"!#ka!" Pa$%%u#,islokasi traumatik caput femur merupakan cidera yang jarang disebabkan oleh

    tenaga tekanan tinggi dan sering disertai dengan cidera penting lain. 1idera ini

    disebabkan oleh tenaga aksial besar seperti lutut membentur melaan dashboard pada

    kecelakaan bermotor.)+*

    9mumnya dislokasi sendi panggul dapat diklasifikasikan menjadi anterior!

     posterior dan sentral )medial*. Posisi panggul pada saat berbenturan menentukan arah

    dislokasi7 panggul fleksi! adduksi dan rotasi internal akibat dislokasi posterior! dan

     panggul abdukasi dan rotasi eksterna akibat dislokasi anterior. ,islokasi posterior caput

    femur jauh lebih sering daripada dislokasi anterior dengan kejadian hanya 2 E +5 M dari

    semua dislokasi panggul. Duga lebih sering berkaitan dengan fraktur! terutama berkaitan

    dengan rima acetabulum posterior! sedangkan dislokasi anterior! sebaliknya cenderung

    sederhana tanpa fraktur terkait. Predisposisi untuk dislokasi panggul posterior traumatika

    ->

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    25/28

    telah diperkirakan untuk individu dengan retroversi atau penurunan anteversi dari collum

    femur. Secara sama! peningkatan anteversi collum femur bisa cenderung untuk 

    terjadinya dislokasi panggul anterior traumatik. ,islokasi siap diidentifikasi pada

    radiografi panggul proyeksi anteroposterior! pada dislokasi anterior dengan kejadian

    hanya +0 M dari semua dislokasi panggul! caput femur tergeser ke daerah obturator!

     pubik atau iliaca. Pada foto anteroposterior! femur terabduksi dan terrotasi eksternal dan

    caput femur terletak medial dan inferior dari acetabulum. Pada dislokasi posterior!

    dimana merupakan jenis dislokasi yang lebih sering! pandangan anteroposterior 

    menunjukan femur menjadi rotasi internal dan terabduksi dimana caput femur terletak 

    superior dan lateral dari acetabulum. ,islokasi sentral selalu berkaitan dengan fraktur 

    acetabulum! caput femur protrusi kedalam rongga pelvis.)+*

    ,islokasi caput femur sering dihubungkan dengan cidera penting yang

    melibatkan tulang dan kartilago! rongga sendi! otot dan ligamen disekitar sendi. ,islokasi

     panggul traumatik ditangani dengan reduksi tertutup segera! sebaiknya dalam 3 jam dari

    cidera. Tindakan seperti ini di perlukan untuk menurunkan resiko osteonecrosis! satu dari

    dua komplikasi utama berkaitan dengan dislokasi panggul! dimana komplikasi lainnya

    adalah osteoartritis postraumatika.)+*

    Fambar +3 ,islokasi panggul.)+*

    Fraktur Femur D"!ta#

    @ebih sering diderita pada kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari

    ketinggian! fraktur femur distal diklasifikasikan berdasarkan letak dan panjangnya garis

    fraktur sebagai supracondylar! condylar dan intercondylar. &raktur supracondylar dapat

    diklasifikasikan lebih lanjut sebagai tak bergeser! impaksi! bergeser dan kominutif. 1idera

    ini biasanya ditunjukkan dengan baik pada proyeksi standar lutut anteroposterior dan

    -2

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    26/28

    lateral! meskipun pada beberapa instansi pandangan obli=ue lutut diperlukan untuk 

    evaluasi garis fraktur secara obli=ue.)+*

    Fambar +J Klasifikasi fraktur femur distal.)+*

    Fambar +5 &raktur femur distal.)+*

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Adam Freenspan! #rthopedic %adiology! A Practical Approach! Third Idition!

    @ippincott William Wilkins! Philadelpia! -;;;.

    2. Sureshar Pandey! (o To %ead An ?"%ay Plate 7 1linical #rthopaedic ,iagnosis!

    6acmilan /ndia @imited! ,elhi! +::2

    3. Kenneth @ rontager! TeGt ook of %adiology! Positioning and %elated Anatomy

    Third Idition! 6asby Oearbook! +::0. PJ"->! -;2">+.

    4. Scoot 4"(aig! 1arlos %.&lores! #rthopedic Imergencies 7 A %adiographic Atlas! The

    6c Fro (ill 1ompanies! Ne Oork! -;;2

    -3

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    27/28

    REFERAT

    PLAIN RONTGEN PADA FEMUR 

    -J

  • 8/15/2019 Plain Rontgen Pada Femur Revv

    28/28

    OLEH &

    'USRON FUADI

    PEMBIMBING &

    Dr TANGKAS SIBARANI( SpOT

    PPDS I ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

    FK UNS)RSU Dr MOE*ARDI) RSO Prf Dr R SOEHARSO

    SURAKARTA

    +,,-