Author
nguyenhanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN
FORMAL
(Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap
Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Nurul Qotimah
111114038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN
FORMAL
(Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap
Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Nurul Qotimah
111114038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar ( Al- Baqarah 153)
Aku selalu percaya janjiMu.
Aku Percaya Engkau sudah merencanakan hal untuk dipertemukan, sehingga
melalui perantaraMu, Engkau dapat menjadikannya satu. _MN
(Tagonar Nurul Qotimah)
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT
Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak Gunarwan dan Ibu Sri Hartati
Kakak dan Keponakan saya yang tersayang, Tagonar Udoro Raharjo, Ulfa
Umami Tagonar dan Naufal Hafiz Raharjo
Program Studi Bimbingan dan Konseling USD
Sahabat-sahabat saya
Serta teman-teman BK angkatan 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam d
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 26 Agustus 2015
Nurul Qotimah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Nurul Qotimah
NIM : 111114038
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN
FORMAL
(Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap
Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta 26 Agustus 2015
Yang menyatakan
Nurul Qotimah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN
FORMAL
(Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap
Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)
Nurul Qotimah
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan seberapa positif sikap anak usia SD putus sekolah terhadap
pendidian formal di Desa Tegalweru Balerante kemalang Klaten, dan
menganalisis aspek-aspek pendidikan yang tergolong rendah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Subjek
penelitian adalah Anak-anak di Desa Tegalweru Balerante Kemalang Klaten Jawa
Tengah yang berjumlah 51 anak. Instrumen penelitian ini berupa Kuesioner Sikap
Anak Putus Sekolah terhadap pendidikan formal. Nilai koefisien reliabilitas
sebesar 0,848. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi yang
terdiri dari lima kategori yaitu sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif,
sangat kurang positif.
Hasil penelitian menunjukkan 41 anak (80%), memiliki sikap sangat
positif terhadap pendidikan formal. 9 anak (18%), memiliki sikap positif terhadap
pendidikan formal. 0 anak (0%) tidak ada yang memiliki sikap cukup positif
terhadap pendidikan formal, dan 1 anak (2%) memiliki sikap kurang positif
terhadap pendidikan formal. 0 anak (0%) tidak ada yang memiliki sikap sangat
kurang positif terhadap pendidikan formal. Selain itu juga ditemukan 1 instrumen
masuk kategori rendah. Ditinjau di analisis aspek, ditemukan aspek aktivitas
pendidikan memperoleh persentase lebih rendah dibanding aspek bentuk fisik
pendidikan dan aspek tujuan pendidikan.
Kata kunci: Sikap, Anak Putus Sekolah, Pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
DESCRIPTION ATTITUDE OF CHILDREN PRIMARY SCHOOL DROP
OUT OF FORMAL EDUCATION IN THE VILLAGE TEGALWERU,
BALERANTE, KEMALANG, KLATEN, CENTRAL JAVA
Nurul Qotimah
Universitas Sanata Dharma
2015
This research is a descriptive study that aims to describe how a positive
attitude toward school dropouts formal education in the village of Klaten
Kemalang Tegalweru Balerante, to formal education and analyze aspects of
education that have low category.
This type of research used in this research is quantitative research. The
subjects were children in the village Tegalweru Balerante Kemalang Klaten in
Central Java that amounted to 51 children out of school. This research instruments
such as questionnaires attitude of elementary school age children out of school to
education which consists of 34 items developed by preparing a scale model of
Guttman. The value of reliability coefficient of 0.848. The data analysis technique
used is the categorization which consists of five categories: very positive, positive,
fairly positive, less positive, it is less positive.
The results showed 41 children (80%), has a very positive attitude towards
formal education. 9 children (18%), have a positive attitude towards formal
education. 0 children (0%) none have quite a positive attitude towards formal
education, and 1 child (2%) had a less positive attitude towards formal education.
0 children (0%) none of which have very less positive attitude towards formal
education. It also found 1 instruments categorized as low. Seen in the analysis
aspect, found aspects of educational activities to obtain a lower percentage than
the other two aspects of education.
Keywords: Attitudes, Children out of school, Education
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya atas terselesainya skripsi ini.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih yang tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Juster Donal Sinaga M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang begitu sabar
dan tulus dalam memberikan waktu, motivasi, masukan, arahan serta ide-
ide maupun gagasan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang
telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna
bagi penulis.
4. Bapak Sutami selaku perangkat Desa Balerante yang telah mengizinkan
peneliti untuk melakukan penelitian.
5. Bapak Ibu Tagonar yang tulus memberikan dukungan dan doa baik materi
maupun kasih sayang yang penuh hingga sampai saat ini.
6. Kakakku Tagonar Udoro Raharjo, Ulfa Umami Tagonar dan keponakanku
Naufal Hafiz Raharjo serta Kakek Hardi dan Nenek Padmo yang selalu
memberikan doa dan kasih dan dukungan penuh.
7. Sahabat dan teman-teman BK 2011 (Gembell Comell GBB. Ariska,
Ating, Reta, Linggar, Resa, Nita, Tari, Fika, Desta, Metta, Cicil, Sulis,
Frida, Sr. Laura, Sr. Kiki, Sr. Vero, Lilis, Adven, Aji, Andri, Ridam,
Bayu, Rino, Yosua, Piter, Noel, Irma, Sumsumi Dewi, Grace atas
motivasi yang diberikan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Mas Moko sebagai karyawan di prodi BK yang membantu untuk
mengurus segala keperluan surat-surat selama proses pembuatan skripsi.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 26 Agustus 2015
Nurul Qotimah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
G. Definisi Oprasional Variabel ......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
A. Hakikat Sikap ................................................................................................ 8
1. Pengertian Sikap........................................................................................ 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Faktor Pembentuk Sikap ........................................................................... 8
B. Aspek-aspek Sikap ........................................................................................ 11
1. Komponen Afektif .................................................................................... 11
2. Komponen Kognitif .................................................................................. 11
3. Komponen Konatif .................................................................................... 11
1 C. Anak Putus Sekolah .......................................................................... 12
1. Pengertian Anak Putus Sekolah ................................................................. 12
2. Ciri-ciri Perkembangan Anak ................................................................... 13
3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Anak Usia 6-12 Tahun ........................ 16
D. Pandangan Anak Terhadap Pendidikan ........................................................ 18
E. Kegagalan Anak Dalam Pendidikan ............................................................. 19
F. Pendidikan ...................................................................................................... 20
1. Konsep Pendidikan ................................................................................... 20
2. Dasar Perencanaan Pendidikan .................................................................. 22
3. Tujuan Pendidikan ..................................................................................... 23
4. Aktivitas Pendidikan .................................................................................. 24
5. Fasilitas Belajar ......................................................................................... 25
G. Profil Desa Balerante ..................................................................................... 26
1. Letak Geografis ......................................................................................... 26
2. Keadaan Penduduk Balerante .................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 30
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 30
C. Subjek Penelitian ........................................................................................... 31
D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 31
E Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 31
F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 33
G. Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 34
1. Validitas .................................................................................................... 34
2. Reliabilitas ................................................................................................ 35
H. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 42
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 42
B. Pembahasan ................................................................................................... 46
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 53
A. Kesimpulan ................................................................................................... 53
B. Kelemahan ................................................................................................ 53
C. Saran .......................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 57
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Penelitian .......................................................................................... 30
Tabel 2. Jumlah Anak yang pernah bersekolah di desa Balerante ............................ 31
Tabel 3. Norma Skoring Inventori Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah .................. 33
Tabel 4. Kisi-kisi Kuisioner Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah ............................. 33
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Setalah Uji Coba ......................................................... 35
Tabel 6. Kriteria Guilford ......................................................................................... 37
Tabel 7. Norma Kategorisasi Subyek......................................................................... 38
Tabel 8. Norma Kategorisasi Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah ......................... 39
Tabel 9 Norma Kategorisasi Item ............................................................................ 40
Tabel 10. Norma Kategorisasi Skor Item Skala Sikap Anak Usia SD....................... 41
Tabel 11. Kategorisasi Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah ...................................... 42
Tabel 12. Item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Kurang Positif ............. 44
Tabel 13. Kategori Skor Item Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah ........................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Grafik Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan ............ 43
Grafik 2 Grafik Analisis Aspek Pendidikan ........................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Kuesioner Efikasi Diri dalam Belajar Siswa .......................... 68
Lampiran 2. Kuesioner Efikasi Diri dalam Belajar Siswa ......................................... 73
Lampiran 3. Hasil Penelitian ...................................................................................... 79
Lampiran 4. Uji Validitas ........................................................................................... 89
Lampiran 5. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 95
Lampiran 6. Surat Penelitian ...................................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel
penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Sikap seseorang dalam memandang dunia pendidikan dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Ada bermacam-macam cara dari
seseorang menunjukkan sikapnya, antara lain sikap yang antusias
ataupun sikap yang apatis. Antusias berarti adanya sikap yang
semangat untuk mendalaminya. Apatis berarti adanya sikap yang
menunjukan bahwa tidak adanya ketertarikan ataupun acuh tak acuh
terhadap sesuatu yang terjadi. Berkowitz (dalam Azwar, 2005)
menyatakan sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak.
Sikap tidak dibawa manusia dari lahir, tetapi sikap diperoleh
seseorang karena adanya hubungan dengan individu lain ataupun dengan
lingkungan sekitar yang berupa pengalaman dan memunculkan tingkat
pemahaman yang baru sehingga seseorang tersebut dapat berproses
melalui tingkah laku. Adanya sikap sangat mempengaruhi perilaku
seseorang, orang akan menunjukkan sikap yang senang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
direspon melalui tingkah lakunya maka akan mendekat dengan
sesuatu hal tersebut, namun jika sikap tidak senang ataupun bahkan
tidak menginginkannya orang akan cenderung bersikap tidak suka dan
merespon dengan tingkah laku menghindar dan menjauh.
Anak-anak di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten
diduga memandang dunia pendidikan dengan sikap yang kurang peduli
atau bisa di katakan tidak tertarik. Menurutku Pendidikan sekolah
hanya sia-sia saja, karena tidak bisa mengubah masa depanku
ungkapan Ari mantan murid SD N 2 Balerante.
Mulai Tahun Ajaran 2014/2015 sekolah SD N 2 Balerante resmi
ditutup. Penyebab sekolah-sekolah tersebutan ditutup karena jumlah
siswa yang tidak memenuhi jumlah keseluruhan siswa. Jumlah siswa
dalam satu kelas hanya 5-6 anak saja dan jumlah keseluruhan ditahun
ini hanya 50 anak saja. Hal ini dikarenakan sebagian anak usia sekolah
SD di desa Tegalweru Balerante Kemalang Klaten tidak mau untuk
bersekolah lagi dan sebagiannya lagi memilih untuk bersekolah di desa
sebelah yang letaknya jauh dan memiliki kualitas yang lebih bagus.
Siswa yang putus sekolah memutuskan untuk menjadi pengangguran,
memilih untuk bekerja sebagai buruh material Gunung Merapi dengan
upah sehari kurang lebih 50.000 rupiah.
Kebanyakan anak-anak yang seharusnya menempuh pendidikan
SD tidak bersekolah karena orang tua mereka juga tidak bersekolah.
Kurangnya keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
belajar dan mendapatkan pendidikan yang tuntas itu sangat kurang.
Orang tua membiarkan anaknya untuk tidak bersekolah, Biarkan saja
anak saya tidak sekolah karena saya juga tidak sekolah, anak-anak bisa
belajar dari teman lainnya ungkapan Tukiyem. Keinginan tidak ingin
sekolah beberapa atas permintaan anaknya sendiri untuk berhenti
sekolah dan memutuskan ingin bekerja dan memiliki uang seperti
teman-temannya yang lain. Alasan lain karena memandang bersekolah
itu membuang waktu maka lebih baik membantu orangtua bekerja.
Lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung anak untuk
bersekolah juga menjadi alasan anak-anak tidak sekolah. Demikian
tutur Sutami, perangkat Desa Balerante.
Anak usia 7 tahun sudah memiliki minat terhadap pendidikan. Pada
usia tersebut anak sudah masuk dalam tahap berpikir operasional.
Piaget (Upton 2012) berpendapat bahwa anak memiliki peran aktif
dalam perkembangan mereka sendiri dan ada tahap perkembangan
kognitif dan pikiran secara kualitatif. Antara lain tahap Pra
operasional 2-7 tahun anak secara bertahap mengembangkan
penggunaan simbol-simbol termasuk bahasa. Anak mampu
menyelesaikan operasi-operasi secara logis dalam satu arah. Anak
mengalami kesulitan memahami sudut pandang orang lain. Dan tahap
Operasional konkret 7-11 tahun, anak mampu menyelesaikan masalah-
masalah konkret serta anak dapat memahami beberapa operasi
matematika seperti klasifikasi dan seriasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Poerwadarminta (Salahuddin 2011) menyatakan bahwa pendidikan
berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan me, menjadi mendidik,
yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran).
Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Pendidikan, yaitu pendewasaan diri melalui pengajaran dan latihan.
Selain itu pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja
dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan
membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik. Dilihat dari manfaat
pendidikan, pendidikan dapat merubah keadaan seseorang menjadi
lebih baik lagi, dengan pendidikan anak dapat berfikir lebih realistis
dan lebih berwawasan luas, anak terfasilitasi untuk menciptakan dan
menyalurkan bakat yang dimilikinya, karena sangat berbeda
memberikan ilmu kepada anak yang berpendidikan dengan anak yang
sama sekali tidak mengenal dunia pendidikan.
Dengan adanya pendidikan semua orang mendapatkan banyak ilmu
yang bermanfaat dan berguna untuk melatih ketrampilan seseorang
untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru. Namun semua itu hanyalah
anggapan dari seseorang yang mempunyai sikap yang antusias dalam
menyikapi tentang pendidikan, minimnya tingkat pemahaman
pendidikan membuat seseorang bersikap acuh tak acuh bahkan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mau untuk mengenal dunia pendidikan, untuk itu pentingnya seseorang
mempunyai sikap yang antusias dalam menyikapi sesuatu hal, karena
sikap menentukan cara pandang suatu hal terhadap sebuah peristiwa.
Setelah melihat semua hal di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap
Pendidikan di Desa Balerante Kemalang Klaten
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah diatas, terkait dengan sikap
usia anak SD putus sekolah dapat di identifikasikan berbagai masalah
sebagai berikut:
1. Tingginya angka anak putus sekolah dasar di desa Balerante.
2. Rendahnya jumlah anak di desa Balerente yang ingin
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
3. Banyaknya usia anak sekolah dasar yang seharusnya
bersekolah namun memilih untuk bekerja.
4. Rendahnya kesadaran anak akan pentingnya pendidikan.
5. Rendahnya kesadaran anak akan masa depan yang lebih baik
dengan bekal pendidikan.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab
masalah-masalah yang teridentifikasikan di atas khususnya Sikap
Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan di Desa Balerante
Kemalang Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Seberapa positif sikap anak usia SD putus sekolah di Desa
Tegalweru Balerante Kemalang Klaten Jawa Tengah terhadap
pendidikan formal?
2. Aspek aspek pendidikan formal mana yang teridentifikasi
rendah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan seberapa positif sikap anak usia SD putus
sekolah di desa Tegalweru Balerante Kemalang Klaten Jawa
Tengah terhadap pendidikan formal?
2. Mengidentifikasi dan menganalisis aspek pendidikan formal
yang tergolong rendah.
F. Manfaat Penelitian
Penelitan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
terhadap pemahaman informasi tentang sikap anak terhadap
pendidikan agar mempunyai kesadaran dan sikap bahwa
pendidikan itu penting.
2. Manfaat Praktis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat menjadi tolok ukur yang dapat
digunakan oleh Prodi untuk melihat Sikap Anak Usia SD Putus
Sekolah di Desa Balerante Kemalang Klaten.
b. Bagi anak dan orangtua dan kepala desa setempat dapat
menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat permasalahan
yang terjadi secara nyata tentang berjalannya pendidikan.
G. Definisi Operasional Variabel
Adapun Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Sikap adalah reaksi/respon seseorang terhadap sesuatu hal yang
sudah terkondisikan.
2. Pendidikan formal merupakan sebuah sistem yang terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau
pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang
diperlukan untuk dirinya.
3. Anak putus sekolah adalah berhentinya belajar seorang murid baik
ditengah-tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena
berbagai alasan tertentu yang mengharuskan atau memaksanya
untuk berhenti sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini memuat uraian Hakikat sikap, Anak putus sekolah, Konsep
penddikan, Profil desa balairante dan teori konsep pendidikan.
A. Hakikat Sikap
1. Pengertian Sikap.
Menurut Berkowitz (dalam Azwar 2005), sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable).
La pierre (dalam Allen, Guy, & Edley 1980 dalam Azwar 2005)
mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau
kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi
sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli
sosial yang telah terkondisi.
Dapat disimpulkan dari beberapa tokoh di atas pengertian sikap
adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu objek dapat
berupa perasaan memihak atau mendukung sikap untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.
2. Faktor Pembentuk Sikap
Sikap terbentuk dari adanya interkaksi sosial yang dialami oleh
individu. Interaksi sosia terjadi hubungan saling mempengaruhi di
antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
balik yan turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu
sbagai anggota masyarakat.
Faktor pembentuk sikap manusia antara lain:
1) Pengalaman Pribadi
Pembentukan kesan atau tanggapan terhadap objek
merupakan proses kompleks dalam diri individu yang
melibatkan individu yang bersangkutan, situasi dimana
tanggapan itu terbentuk, dan atribut atau ciri-ciri objektif yang
dimiliki oleh stimulus. Dasar pembentukan sikap, pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,
sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,
penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih
lama membekas.
2) Pengaruh Orang Lain Dianggap Penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara
komponen sosial yang ikut memengaruhi sikap kita. Seseorang
yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan akan
banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap
sesuatu. Pada masa anak-anak, orangtua biasanya menjadi
figur yang paling berarti bagi anak. Interaksi antara anak dan
orangtua merupakan determinan utama sikap anak. Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
orang tua dan sikap anak cenderung untuk selalu sama
sepanjang hidup. Namun, biasanya apabila dibandingkan
dengan pengaruh teman sebaya maka pengaruh sikap orangtua
jarang menang, karena adanya proses imitasi atau peniruan
terhadap model yang dianggap penting, yakni orang tuanya
sendiri. Akan tetapi apabila pertentangan antara sikap orangtua
dan sikap teman-teman sebaya dalam kelompok anak tersebut,
maka anak akan cenderung untuk mengambil sikap yang sesuai
dengan sikap kelompok.
3) Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan
mempunyai besar terhadap pembentukan sikap seseorang.
Apabila seseorang hidup dalam budaya yang mempuyai
norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat mungkin
kita akan mempunyai sikap yang menduung terhadap masalah
kebebasan pergaulan heteroseksual. Tanpa disadari,
kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap seseorang
terhadap masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakat, karena kebudayaan pula yang memberi corak
pengalaman individu-individu yang menjadi anggota
kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu
yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan
dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Aspek-Aspek Sikap
Menurut Azwar, (2005), sikap memiliki tiga komponen :
1. Komponen afektif
Komponen afektif adalah kehidupan emosional individu. Artinya
perasaan tertentu (positif atau negatif) yang mempengaruhi
penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap, sehingga timbul
rasa senang-tidak senang, takut-tidak takut.
Contohnya: dua anak yang mempunyai sikap negatif terhadap
pendidikan misalnya, satu anak tidak suka pendidikan karena
pendidikan berkaitan dengan pelajaran yang tidak disenanginya dan
satu anak tidak menyukai pendidikan karena bosan hanya duduk
dan membuang waktu saja.
2. Komponen kognitif
Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berhubungan
dengan bilief, idea atau konsep terhadap objek sikap.
Contohnya: isyu pendidikan yang membosankan dan sia-sia
sebagai suatu objek sikap. Dalam hal ini, komponen kognitif sikap
terhadap pendidikan adalah seperti dalam isyu, apa yang dipercaya
oleh anak merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah terpolakan
dalam fikirannya.
3. Komponen konatif
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan
dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Contohnya: jika anak percaya bahwa pendidikan itu membosankan
dan sia-sia anak akan merasa tidak suka terhadap pendidikan
sehingga anak tidak ingin tahu tentang dunia pendidikan.
C. Anak Putus Sekolah
1. Pengertian anak Putus Sekolah
Nazili Shaleh Ahmad (2011:134) menyatakan bahwa anak putus
sekolah adalah berhentinya belajar seorang murid baik ditengah-
tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena berbagai
alasan tertentu yang mengharuskan atau memaksanya untuk berhenti
sekolah.
Tahap usia anak 6-12 tahun adalah individu yang sedang
berkembang dari tahap anak menuju tahap remaja awal,. Usia ini
adalah usia anak untuk merasakan bangku sekolah untuk
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, usia anak untuk mulai
berinteraksi dengan teman sebaya, teman bermain dan guru disekolah.
Anak putus sekolah disini berarti anak usia 6-12 SD dengan faktor
internal maupun eksternal memilih untuk meninggalkan bangku
sekolah yang bermanfaat untuk masa depan anak, namun anak lebih
memilih untuk meninggalkan bangku sekolah tersebut dan memilih
untuk tidak bersekolah dengan berbagai alasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Ciri-ciri Perkembangan Anak
Menurut Yusuf, Syamsu. (2010), anak-anak yang mengalami
perkembangan akan mencapai ciri-ciri perkembangan anak sebagai
berikut
a. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik: perubahan tinggi dan
berat badan serta organ-organ tubuh lainnya. Aspek psikis:
semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya
kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi
kreatifnya.
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi: aspek fisik: proporsi tubuh
anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia
remaja. Asek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke
realitas, dan perubahan perhatiannya dari yangtertuju kepada
dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain
(kelompok teman sebaya).
c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama: tanda-tanda fisik: lenyapnya
kelenjar Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagia
dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut
halus dan gigi susu.
d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru: tanda-tanda fisik: pergantian
gigi dankarakteristik seks pada usia remaja,baik primer
(menstruasi pada anak wanita, dan mimpi basah pada anak pria),
maupun perubahan sekunder (perubahan pada anggota tubuh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pinggul dan buah dada pada wanita. Kumis, jakun, suara pada
pria). Tanda-tanda psikis, seperti berkembangnya rasa ingin tahu
terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-
nilai moral dan keyakinan beragama.
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual
atau masa keserasian bersekolah. Umumnya usia 6-7 tahun anak
telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Masa berserasian
bersekolah ini secara relatif, anak-anak mudah didikdik dari pada
masa sebelumnya dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi
dua fase, yaitu:
1) Masa kelas rendah sekolah dasar (kelas 1,2,3) kira-kira umur 6
atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak
pasa masa ini antara lain seperti berikut.
a. Adanya hubungan positif yang tinggi anatara keadaan
jasmani dengan prestasi (apabila jasmaninya sehat
banyak prestasi yang diperoleh)
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan
tradisional.
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut
nama sendiri)
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak
yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu sol, maka soal
itu dianggap tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun)anak
menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa
mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi
nilai baik atau tidak.
2) Masa kelas atas (kelas 4,5,6) kira-kira umur 9 atau 10 sampai
umur 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada
masa ini:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari
yang konkret, hal ini menimbulkan adanya
kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minta kepada hal-
hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang
mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai
meninjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus)
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan
guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk
menyelesaikannya.
e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor)
sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai
prestasi sekolah.
f. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok
sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.
Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat
kepada peraturan permainan yang tradisional (yang
sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
3. Tugas-tugas perkembangan masa anak usia 6-12 Tahun
Tugas dalam perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang
sangat berguna. Pertama, sebagai petunjuk bagi individu untuk
mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia
tertentu. Misalnya, orang tua dapat dibimbing dalam mengajari anak-
anak mereka yang masih kecil untuk menguasai berbagai ketrampilan.
Dengan pengertian bahwa masyarakat mengharapkan anak-anak
menguasai ketrampilan-ketrampilan tersebut pada usia-usia tertentu dan
bahwa penyesuaian diri mereka akan sangat dipengaruhi oleh seberapa
jauh mereka berhasil melakukannya. Kedua, dalam memberi motivasi
kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari
mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan
mereka. Ketiga, menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan kalau sampai
pada tingkat perkembangan berikutnya.
Havighurst ( Stratemyer, etal., 1956: 56-57) menyusun fase-fase
perkembangan kebutuhan secara hipotesis yang harus dipenuhi atau
dikuasai (mastery) individu agar dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Tugas-tugas perkembangan (development tasks) anak-anak
itu tersusun berikut ini:
Masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6-12)
1) Belajar ketrampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari-
hari.
2) Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai organisme yang sedang tumbuh-kembang.
3) Belajar bergaul dengan tema-teman sebayanya.
4) Belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita.
5) Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung.
6) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan
sehari-hari.
7) Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala nilai-
nilai.
8) Mencapai kebebasan pribadi.
9) Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok
dan institusi-institusi sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
D. Pandangan Anak Terhadap Pendidikan
Kesiapan anak dalam hal pendidikan, terutama hal untuk belajar siap
atau tidak untuk belajar adalah sebagai dasar anak untuk memperoleh
pengetahuan. Rasa ingin tahu anak tentang hal baru akan mempengaruhi
sikap anak untuk mendapatkan hal tersebut. Ketika anak dapat menetapkan
tujuan untuk dirinya sendiri, anak akan melakukan apa saja dengan
maksimal untuk mencapai tujuan tersebut. Namun bila anak belum siap
belajar, anak akan melakukan hal yang membuang-buang waktu dan
menimbulkan perilaku yang buruk. Havighurst (dalam Hurlock 1998)
menamakan matangnya kesiapan sebagai saat untuk diajar (Teachable
moment). Sebagaimana dikatakannya, ketika badan sudah matang,
masyarakat memintanya, dan dirinya telah siap untuk menerima tugas
tertantu, maka saat untuk diajar telah tiba. Usaha pengajaran akan terbuang
percuma bila dilakukan sebelumnya dan akan membuahkan hasil yang
memuaskan bila dilakukan pada saat yang tepat, ketika tugas memang
harus dipelajari.
Untuk mengetahui seorang anak telah mencapai saat untuk diajar?
Havighurst (dalam Hurlock 1998) membagi ada tiga kriteria secara umum
untuk melihatnya. Kritertia yang pertama dilihat dalam Minat Belajar.
Anak-anak menunjukkan minat belajar mereka dengan keinginan untuk
diajar atau belajar sendiri. Kedua, Minat yang bertahan. Ketika anak telah
siap belajar, minat mereka tetap walaupun mereka menghadapi hambatan-
hambatan dan kesulitan. Ketiga Kemajuan, dengan berlatih, anak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
telah siap belajar akan menunjukkan kemajuan walaupun sedikit dan
berangsur-angsur.
E. Kegagalan anak dalam pendidikan
Dari pengertian anak, ciri-ciri anak hingga tugas perkembangan anak
disitu semua dijelaskan usia anak untuk mendapatkan pendidikan yang
formal di sekolah dasar. Usia anak dari 6 12 tahun anak dituntut harus
sudah dapat belajar mandiri dapat membaca dan menulis serta
pengoprasian angka dan bilangan dengan benar. Kegagalan anak dalam
mendapatkan semua hal tersebut berasal dari dalam diri anak dan luar
anak. Dalam diri anak karena sangat rendahnya keingininan anak untuk
maju dalam pendidikan serta rendahnya kesadaran anak untuk niat datang
ke sekolah untuk menuntut ilmu yang sebenarnya sangat berguna untuk
diri sendiri.
Dari luar anak berasal dari orang tua dan teman bermain anak,
kesadaran dan keikutsertaan orang tua dalam membimbing dan
mengarahkan anak untuk menuntaskan belajar ini begitu kurang. Orang tua
terkadang pasif apa yang menjadi keinginan anak orang tua hanya
menurutinya tanpa memikirkan akibatnya untuk anak. Teman bermain
anak ini sangat mempengaruhi keinginan anak untuk tetap sekolah atau
ikut teman-temannya lain yang sudah putus sekolah bahkan ada yang sama
sekali tidak pernah sekolah. Keadaan seperti ini menjadi lingkungan
bermain anak setiap hari dan akhirnya anak menjadi ikut terbawa pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
hidup teman-teman yang lain karena yang menjadi penyemangat mereka
saat bersekolah adalah teman-temannya tersebut dan teman-teman tersebut
sudah terdahulu putus sekolah. Keadaan seperti inilah membuat anak
dilema dan akhirnya anak memilih untuk mengikuti jejak teman-temannya.
Kerena disinilah anak bisa merasa nyaman dan diterima ditengah-tengah
temannya anak menjadi lebih bersemangat dari pada berada di sekolah
tanpa anak bisa berfikir jauh untuk masa depan dan bekal hidupnya kelak.
F. Pendidikan
1. Konsep Pendidikan
Pendidikan formal merupakan sebuah sistem yang terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, emosional, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan serta ketramplan yang diperlukan untuk dirinya. Dalam
Dictionary Of Education 2007, pendidikan merupakan: a) Proses dimana
seseorang mengambangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah
laku lainnya dalam masyarakat dimana dia hidup. b) Proses sosial dimana
orang dikontrol ( khususnya yang datang dari sekolah ), sehingga
merekadapat memperoleh dan mengalami perkembangan kemampuan
sosial dan kemampuan individual yang optimum.
Dari pokok pikiran di atas, pendidikan menyangkut: pertama, adanya
aktivitas atau kegiatan dimana dalam pokok pikiran nomor satu ditekankan
adanya kekuatan pertama dari pihak individu yang memiliki potensi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
berkembang yang berbeda dengan insting pada binatang yang pada
perkembangannya tidak sepesat dan setinggi yang dialami manusia.
Dengan perkataan lain pokok pikiran nomor satu menekankan adanya
potensi individu untuk berkembang sebagai reaksi adanya rangsangan
intervensi dari dunia di luar individu yang disebut dengan pendidikan.
Kedua, aktivitas atau kegiatan datang dari dua belah pihak yaitu individu
luar individu yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perkembangan
individu secara interaktif.
Dalam pokok pikiran nomor dua lebih ditekankan pada luar
individu yang memiliki peranan dalam perkembangan lebih jauh dari
lingkungan atau luar individu dimana individu sangat intensif, bervariasi
dan jauh melampaui batas tak terhingga, pengaruh dari luar terhadap
binatang bukan tidak ada tapi terbatas sampai ambang kemampuan insting
yang dimiliki binatang. Ketiga, aktivitas atau kegiatan memiliki intensitas
yang sama kuatnya, baik yang datang dari individu (potensi) maupun yang
datang dari luar individu lingkungan ( en-vironment). Pendidikan yang
diwakili oleh proses belajar meningkatkan intensitas dari kedua belah
pihak dengan harapan tujuan pendidikan dapat dicapai secara wajar,
intensif dan memuaskan.
Dengan demikian, pendidikan dapat dinyatakan sebagai suatu sistem
dengan komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi, paling
tidak sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1) Individu peserta didik yang memiliki potensi dan kemauan
untuk berkembang dan dikembangkan semaksimal mungkin.
2) Individu peserta didik yang mewakili unsur upaya sengaja,
terencana, efektif, efisien, produktif, dan kreatif.
3) Hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dapat
dinyatakan sebagai situasi pendidikan yang mnjadi landasan
tempat berpijak, tindakan yang dapat digolongkan sebagai
tindakan pendidikan.
4) Struktur sosiokultural yang mewakili lingkungan
(environment) di antara kenyataan berupa norma yang
bersumber dari alam, budaya atau religi.
5) Tujuan kegiatan yang disepakati bersama yang
mengejawantah karena hubungan antara pendidik dan peserta
didik dan tidak bertentangan dengan tuntutan normatif
sosiokultural dimana pendidikan tersebut tumbuh dan
berkembang.
2. Dasar Perencanaan Pendidikan
Definisi perencanaan pendidikan yang dikemukakan oleh
Geruge (1972) bahwa: A simple definition of educational
planning is the process of preparing decisions for action in the
future in the process of educational development is the function of
educational planning. Dengan demikian menurut Guruge bahwa
perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas
dari perencanaan pendidikan.
Definisi lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert
Waterson (dalam Don Adams, 1975 ) bahwa: Functional planning
involves the application of a rational system of and the other
development actions based on a consideration of economic and
social cost and benefits. Dengan kata lain bahwa perencanan
pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan
kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas
pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
3. Tujuan Pendidikan
Pendidikan akan menjadi lebih terencana jika dalam proses
tersebut mempunyai tujuan yang sudah direncanakan, Suharjo
(2006:8) mengemukakan tujuan pendidikan sekolah dasar sebagai
berikut
a. Menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani, bakat dan minat siswa
b. Memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan sikap dasar
yang bermanfaat bagi siswa.
c. Membentuk warga negara yang baik
d. Memberikan bekal untuk menlajutkan pendidikan ke jenjang
pendidikan di SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap dasar bekerja di
masyarakat
f. Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat
mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur
hidup.
4. Aktivitas Pendidikan
Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung
sepanjang hidup manusia. Arif (2014) mengemukakan pendidikan
itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada
dasarnya belajar merupakan bagian dari aktivitas pendidikan.
Selain itu proses belajar merupakan suatu kegiatan yang pokok
atau utama dalam dunia pendidikan. Manusia tidak akan pernah
berhenti belajar karena setiap langkah manusia dalam hidupnya
akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan
pemecahan dan menuntut manusia untuk belajar menghadapinya.
Belajar merupakan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu dari tidak bisa menjadi bisa. Kegiatan belajar merupakan
proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak
didik. Anak merupakan individu yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan anak bersifat
menyeluruh baik secara fisik, intelegensi, psikomotor, sikap, emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dan lain- lain atau dapat dikatakan meningkatnya potensi siswa.
Meningkatnya potensi yang ada pada diri siswa berarti dapat
meningkatkan prestasi belajarnya disekolah, karena potensi yang
dituntut bagi seorang siswa adalah pencapaian prestasi belajar yang
maksimal. Prestasi belajar itu sendiri adalah hasil evaluasi dari
suatu proses belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
kuantitatif atau angka, yang khusus dipersiapkan untuk proses
evaluasi.
5. Fasilitas Belajar
Proses pembelajaran tentu tidak akan terlepas dari fasilitas
belajar. Fasilitas belajar sangat penting dalam proses pembelajaran
untuk memudahkan dan memperlancar kegiatan pengajaran. Ria
Risty (2013) fasilitas belajar yang memadai akan mendukung siswa
dalam mencapai prestasi belajar. Pemakaian fasilitas secara
optimal sesuai dengan kebutuhan akan banyak memberikan
peluang kepada siswa untuk berprestasi. Selain menyediakan
fasilitas belajar, juga perlu menciptakan lingkungan belajar.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh lingkungan siswa baik di
sekolah, di rumah, maupun di luar rumah. Lingkungan
menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan
sebaliknya individu merupakan respon terhadap lingkungan.
Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri
individu berupa perubahan tingkah laku, bahkan sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
inividu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik
yang bersifat positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan,
bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam
proses belajar Dengan demikian, terpenuhinya fasilitas belajar dan
adanya kondisi lingkungan belajar yang baik dapat mendukung
proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif
dan efisien dapat meningkatan prestasi belajar siswa
G. Profil Desa Balairante
1. Letak Geografis
Desa Tegalweru kelurahan Balerante kecamatan kemalang
kabupaten Klaten adalah subyek dalam penelitian penulis. Secara
geografis desa ini termasuk kedalam kawasan rawan dan berbahaya,
kurang lebih 10 km jarak dari puncak gunung merapi, daerah ini adalah
termasuk daerah paling ujung untuk pemukiman penduduk di daerah
ini, bisa dikatakan ini adalah desa penghujung setelah desa ini sudah
tidak ada desa lagi, setelah desa ini sudah hutan yang sangat luas hingga
puncak gunung merapi.
Batas Desa Balerante ini, sebelah barat berbatasan dengan desa
Kalitengah dan Srunen, sebelah timur desa Sidorejo dan sebelah selatan
desa Panggang. Desa Balerante ini memiliki 4 kadus, setiap kadusnya
berisi 4 RT dan 2 RW. Desa Balerante ini mempunyai 2 Sekolah Dasar,
SD Balerante 1 dan SD Balerante 2. Keseharian orang-orang sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
daerah sini ada yang berkunjung ke hutan mencari rumput untuk makan
hewan-hewan mereka, atau sekedar untuk mencari kayu atau ranting
untuk bahan bakar memasak dirumah, biasanya orang datang pagi hari
sekitar jam 8-10 dan sore hari sekitar pukul 3-6 sore.
2. Keadaan Penduduk Balerante
Mata pencaharian orang disekitar desa ini adalah petani, petani
ladang dan buruh harian lepas. Tanaman yang sering ditanam oleh
warga disini adalah jagung, sawi, ubi, bawang merah, bawang putih,
cabai dan tanaman palawija lainnya yang tidak membutuhkan banyak
air. Warga Balerante mempunyai lahan kosong berhektar-hektar dan
lahan inilah yang digunakan untuk mencari nafkah. Selain itu menjadi
buruh harian lepas untuk bekerja di jurang kali gendol ( bekas lintasan
erupsi gunung merapi) jurang itu berisi dengan timbunan pasir dan batu
yang sangat banyak menjadi tambang bagi mereka untuk bekerja, jam
kerja mereka tergantung masih banyaknya atau sedikit material di
jurang, jika material di lokasi banyak mereka bisa bekerja selama 24
jam non stop menjadi kuli pasir dan batu, mereka menggali dan
mengumpulkan pasir dan batu setelah itu diletakkan kedalam bak truk
menggunakan skop ataupun tangan kosong.
Keadaan di jurang pasir dan batu sudah sedikit maka mereka
bekerja setengah hari saja, dan mereka menunggu hujan yang deras
karena hujan deras dapat membawa material dari gunung merapi untuk
memenuhi jurang mereka lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tak jarang dari mereka ada yang bekerja di luar Desa
Balairante, banyak para remaja dan dewasa putri yang bekerja sebagai
penjahit di garmen (pabrik texstil). Letak rumah yang saling berjauhan
antara 1 rumah dengan rumah yang lainnya bisa sekitar 200 meter.
Hal seperti ini dikarenakan sangat luasnya lahan yang dimiliki setiap
orang, penduduk disini kaya akan lahan mereka berhentar-hektar
luasnya, tak jarang dari mereka yang menjual tanah dari lahannya itu
kepada pemborong, alat yang digunakan oleh pemborong dengan
menggunakan Belco (alat berat untuk merauk tanah, pasir). Hasil dari
penjualan tanah itu sangat fantastik jumlahnya dan itulah keuntungan
yang di dapatkan oleh pemilik.
Akhirnya lahan itu pun menjadi lahan kosong tidak ada tanah
ataupun material lainnya hanya tinggal patok sebagai batas hak milik.
Lahan itu akan terisi material kembali dengan menunggu erupsi
gunung dari merapi yang akan memenuhi lahan tersebut. Keadaan lain
di desa ini adalah sulitnya mendapatkan air, karena desa ini berada di
kemiringan tanah maka sulit untuk membuat sumur di desa ini ada 1
sumur, namun sumur ini tidak bisa digunakan karena terlalu dalamnya
air jika di angkat menggunakan mesin sanyo (timba air menggunakan
listrik), mereka mengandalkan mata air yang berasal dari desa
seberang yaitu desa Bebeg yang merupakan sumber mata air dan air
hujan untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, maka setiap
rumah pasti memiliki kolam penampuangan air bersih untuk timbunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
air bersih, jika musim kemarau seperti ini mereka akan sulit
mendapatkan air dan jalan satu-satunya untuk mengatasi hal ini adalah
mereka membeli air, biasanya 5000 liter air dengan harga 150.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu
Penelitian, Subjek dan Sampel Penelitian, Variabel Penelitian, Teknik dan
Instrumen Data, Validitas dan Reliabilitas Instrumen, dan Teknik Analisa Data
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/ statistik. Sifat deskriptif dalam penelitian
ini dimasudkan untuk memperoleh gambaran tentang sikap anak usia SD
putus sekolah terhadap pendidikan di desa Balerante Kemalang Klaten.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti mengambil tempat pengambilan data di desa Tegalweru
Balerante Kemalang Klaten Jawa Tengah.
Tabel 1.
Waktu Penelitian
No WAKTU AGENDA KETERANGAN
1. Januari 2015 Observasi di Desa
Balerante
Terlaksana
2. Februari-April
2015
Penmbuatan
kuisioner
Terlaksana
3. Mei 2015 Menyebarkan
kuisioner ke anak-
anak putus sekolah
di desa Balerante
Terlaksana
4. Mei-Juni 2015 Mengolah data dan
menguji validitas
Terlaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah anak-anak di desa Tegalweru Balerante
yang dulu pernah bersekoah di SD N 2 Balerante, pada tahun 2014/2015
tidak bersekolah berjumlah 51 anak.
Peneliti ini merupakan penelitian populasi karena semua anak
dijadikan subyek peneliti. Berikut rincian subjek penelitian.
Tabel 2.
Jumlah Anak-anak di desa Tegalweru Balerante Kemalang Klaten
yang pernah bersekolah namun saat ini sudah putus sekolah.
NO JENIS KELAMIN JUMLAH
1. Laki-laki 28
2. Perempuan 23
TOTAL 51
D. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti adalah Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah
Terhadap Pendidikan.. Sikap akan dilihat dari tigas aspek yaitu Kognitif,
Afektif, dan Konatif. Dari ketiga aspek tersebut maka akan dibuatkan
koesioner pengukuran sikap sehingga diperoleh hasil yang akan
memaparkan sejauh mana sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap
Pendidikan.
E. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survey menggunakan kuesioner. Sugiyono (2013:142) Menyatakan
bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang disusun peneliti
mengacu pada prinsip-prinsip skala Guttman. Skala Guttman dengan tipe
ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak; benar-salah;
pernah-tidak pernah; positif-negatif. Data diperoleh dapat berupa data
interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif) (Sugiyono, 2013: 139).
Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner ini terdiri dari pernyataan
positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable.
Pernyataan positif atau favorable merupakan konsep keperilakuan yang
sesuai atau mendukung atribut/variabel yang diukur. Sedangkan
pernyataan negatif atau unfavorable yaitu konsep keperilakuan yang tidak
sesuai/tidak mendukung atribut/variabel yang diukur.
Subyek diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada kuisioner dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang
telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (). Skoring
dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-
masing item. Tentang sikap anak usia SD putus sekolah terhadap
pendidikan pada subjek penelitian ini. Semakin tinggi jumlah skor yang
diperoleh, maka semakin tinggi pula sikap positif anak usia SD putus
sekolah terhadap pendidikan. Sebaliknya jika semakin rendah jumlah skor
yang diperoleh, maka semakin rendah pula sikap negatif anak usia SD
putus sekolah terhadap pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Instrumen penelitian ini menyediakan 2 alternatif jawaban yaitu
Setuju (S), Tidak Setuju (TS). Norma skoring yang dikenakan terhadap
pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini ditentukan sebagai berikut:
Tabel 3
Norma Skoring Inventori Sikap anak usia SD putus sekolah
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner. Kuisioner
memuat beberapa item sikap anak usia SD putus sekolah terhadap
pendidikan. Kisi-kisi kuisioner disajikan dalam tabel antara lain sebagai
berikut:
Tabel 4
Kisi-kisi Kuisioner Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan
No Aspek Indikator Favorable Unvavorable Jumlah
1. Aktivitas
Pendidikan.
1.1 Sikap terhadap kegiatan belajar di
sekolah.
1, 32,35
30, 31, 33
6
1.2 Sikap terhadap
tugas-tugas belajar
2, 3, 4
27, 34, 36, 37 7
2. Bentuk Fisik
Pendidikan.
2.1. Sikap terhadap
fisik sekolah
5, 6,7,28,29 38, 40 7
2.2 Sikap terhadap
sarana dan fasilitas
sekolah.
10, 23, 24.
26
8, 9, 25 7
3. Tujuan
Pendidikan.
3.1 Sikap terhadap
tujuan pendidikan
11, 12, 21,
27
18, 39
6
3.2 Sikap dalam meraih
pendidikan
13, 15, 19,
20
14, 16, 17 7
Alternatif Jawaban Skor
Favourable
Skor
Unfovourable
Setuju
1 0
Tidak Setuju
0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
G. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
1. Validitas
Menurut Azwar (2005) validitas menunjuk pada sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah
validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara
professional judgement (Azwar 2004). Instrumen penelitian
dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya
dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing).
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi
Product-Moment dari pearson, adapun hasilnya sebagai berikut:
{ {
Keterangan:
Rxy : korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir.
N : Jumlah subyek
X : Skor sub total kuesioner
Y : Skor total butir-butir kuesioner
XY : hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 16 (Statistic Programme for Social Science) versi
16.0. perhitungan dengan SPSS 16 menggunakan patokan 0,250
karena jumlah subjek penelitian lebih dari 50. Jika koefisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
korelasinya > 0.250 maka item yang bersangkutan dinyatakan
valid. Sedangkan jika koefisien korelasinya < 0,250 maka item
yang bersangkutan dinyatakan tidak valid (gugur). Berdasarkan
perhitungan statistik yang telah dilakukan peneliti, diperoleh 34
item yang dinyatakan valid dan 6 item dinyatakan tidak valid
(gugur) yakni pada aspek kognitif (item nomor 4, 30), aspek afektif
(item nomor 8, 24,26), aspek konatif (18). Adapun hasil item-item
yang valid dan tidak valid terdapat pada tabel 6
Tabel 5
Kisi-kisi Instrumen setelah uji coba
Aspek Indikator No. Item
favorable
No.Item
Unfavorable
Kognitif
(Aktivitas
Pendidikan)
1.1 Sikap terhadap kegiatan belajar di sekolah.
26 24,25,27 4
1.2 Sikap terhadap tugas-tugas belajar
1,2,3,
21, 28,
30,31
7
Afektif
(Bentuk Fisik
Pendidikan)
2.1 Sikap terhadap fisik
sekolah
4,5,22,23,29 32,34
7
2.2 Sikap terhadap sarana
dan fasilitas sekolah.
7, 19,20, 6 4
Konatif
(Tujuan
Pendidikan)
3.1 Sikap terhadap tujuan
pendidikan
8,9,17,18 33 5
3.2Sikap dalam meraih pendidikan 10,12,15,16 11,13,14 7
Jumlah 34 34
2 Reliabilitas
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran
(Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai
reliabel (Azwar, 2007).
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan
pendekatan koefisien Alpha Cronbach (). Adapun rumus koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach () adalah sebagai berikut:
= 2[1- ]
Keterangan rumus :
S12 dan S2
2 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 : varians skor skala
Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan
teskonsistensi internal yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes
pada subjek (single trial administration). Konsistensi internal
menggunakan teknik dengan Alpha Cronbach () program SPSS 16.
Hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,848. Hal ini
menunjukkan bahwa Skala Sikap anak usia SD putus sekolah terhadap
pendidikan naik dan memiliki reliabilitas yang baik. Artinya instrument
ini memiliki keajegan yang tinggi.Perhitungan indeks reliabilitas
dikonsultasikan menggunakan kriteria Guilford Masidjo (1995:209)
seperti yang disajikan dalam tabel 5.
2S
2S + 2S
x
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 6
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 1,00 Sangat positif
2 0,71 0,90 Positif
3 0,41 0,70 Cukup Positif
4 0,21 0,40 Kurang Positif
5 negatif 0,20 Sangat Kurang
Positif
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan
langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk menganalisis data
penelitian tentang sikap anak usia SD putus sekolah terhadap
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang
sudah diberikan oleh responden dan membuat tabulasi skor dari
masing-masing butir skala item. Langkah selanjutnya menghitung
total skor masing-masing subjek penelitian dan total skor tiap item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pernyataan. Melakukan skoring dengan bantuan Microsoft Excel
dan SPSS versi 16,0.
2. Membuat tabulasi data dan menghitung frekuensi jawaban pada
setiap item Setuju, Tidak Setuju.
3. Membuat kategorisasi sikap subjek penelitian secara umum
berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi jenjang.
Tujuannya untuk menepatkan subjek penelitian ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut
suatu kontinum berdasar pada atribut yang diukur. Kontinum
jenjang ini berpedoman pada Azwar (2007:108) yang
mengelompokkan tingkat kemampuan berpikir positif anak dalam
dua ketegori yaitu positif dan negatif. Adapun norma
kategorisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Norma Kategorisasi Subyek
- 1,5 Sangat Kurang Positif - 1,5 < X -0,5 Kurang Positif
- 0,5 < X +0,5 Cukup Positif
+0,5 < X +1,5 Positif
+1,5 < X sangat positif
Keterangan :
Xmaksimal teoretik : Skor tertinggi yang mungkin
diperoleh subjek peneliti dalam
skala
Xminimum teoretik : Skor terendah yang mungkin
diperoleh subjek peneliti dalam skala
(Standar deviasi) : Luas jarak rentangan yang dibagi
menjadi 6 satuan deviasi standar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(Mean teoretik) : Rata-rata teoretis dari skor
maksimum dan minimum.
4. Mencari norma atau patokan yang akan digunakan dengan mencari
Xmaksimum teoretik, Xminimum teoretik, standar deviasi, dan
mean teoretik. Kategori positif negatif sikap anak usia SD putus
sekolah terhadap pendidikan secara keseluruhan dengan item total
= 34, diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut
Xmaksimum : 34 x 1 = 34
Xminimum : 34 x 0 = 0
(Standar deviasi teoretik) : 34 : 6 = 6
(mean teoritik) : (34 + 0) : 2 = 17
Tabel 8
Norma Kategorisasi Sikap anak usia SD putus sekolah terhadap
pendidikan
Norma Rentang Skor Kategori
X - 1,5 8 Sangat Kurang Positif
- 1,5 < X - 0,5 8 14 Kurang Positif
- 0,5 < X +0,5 14 20 Cukup Positif
+ 0,5 < X + 1,5 20 26 Positif
+ 1,5 < X 26 Sangat Positif
Selanjutnya data setiap subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan skor total yang telah diperoleh ke dalam norma
kategorisasi di atas. Dengan demikian, dapat diketahui jumlah dan
persentase sikap anak usia SD putus sekolah terhadap pendidikan
secara umum mulai dari yang sangat negatif sampai yang sangat
positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
5. Setelah mengkategorisasikan secara umum, kemudian
dikategorisasikan juga skor setiap item dalam skala. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan item-item skala yang nantinya akan
dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi,
kategorisasi skor setiap item itu berpedoman pada Azwar
(2007:108) yang mengelompokkan dalam dua kategori yaitu sangat
positif dan negatif. Adapun norma kategorisasi untuk item-item
skala adalah sebagai berikut.
Tabel 9
Norma Kategorisasi Item
Xitem
41
(Mean teoretik) : 51 : 2 = 26
Penentuan kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel berikut
ini:
Tabel 10
Norma Kategorisasi Skor Item Skala Sikap anak usia SD putus
sekolah terhadap pendidikan
Perhitungan Skor Kategori
Xitem - 1,5 Xitem 13 sangat rendah
- 1,5 < Xitem -0,5
13< Xitem 22 Rendah
-0,5 < Xitem +0,5
22< Xitem 31 sedang
+0,5 40 sangat tinggi
7. Dari kategori skor item tersebut, data kemudian dikelompokkan
berdasarkan norma yang ada. Setelah itu, item-item yang memiliki
skor yang masuk dalam kategori negatif sampai positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan.
Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-
pertanyaan penelitian.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner sikap, dilakukan analisis data dengan teknik
deskriptif kategoris dan persentase yang disajikan dalam tabel 11 dan
dalam grafik 1.
Tabel 11
Kategorisasi sikap anak usia SD putus sekolah terhadap
pendidikan
Kategori Skor Frekwensi
()
%
Sangat Kurang
Positif
8 0 0%
Kurang Positif 8 14 1 2%
Cukup Positif 14 20 0 0%
Positif 20 26 9 18%
Sangat Positif 26 41 80%
Total 51 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Grafik 1. Grafik Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah terhadap
Pendidikan di Desa Tegalweru Balerante.
Berdasarkan tabel 11 dan grafik 1 tampak bahwa: terdapat 41 (80%) anak yang
memiliki sikap sangat positif terhadap pendidikan, terdapat 9 anak (18%) yang
memiliki sikap positif terhadap pendidikan, tidak ada anak (0 %) yang memiliki
sikap cukup positif terhadap pendidikan dan terdapat 1 anak (2%) yang memiliki
sikap kurang positif terhadap pendidikan serta tidak ada anak (0 %) yang memiliki
sikap sangat kurang positif terhadap pendidikan. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar anak usia SD putus sekolah di Desa Tegalweru
Balerante memiliki sikap positif terhadap pendidikan. Artinya anak-anak tersebut
memandang pendidikan sebagai hal yang positif untuk diri mereka.
Penelitian ini juga memberikan data analisis butir item instrumen. Berdasarkan
semua data diketahui 1 item tergolong rendah yaitu item nomor 13, dan 2 item
kategori cukup nomer 21,31. Item yang tergolong rendah sebagai berikut:
2%
18%
80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 12
Item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori rendah
Aspek Indikator No. Item dan Pernyataan Skor
Konatif 3.2.Sikap dalam meraih
pendidikan
13. Dari pada duduk dikelas
lebih baik bekerja.
17
Item diatas adalah yang terindikasi negatif pada aspek Konatif. Teridentifikasi
3% (1 anak) yang memiliki sikap rendah terhadap pendidikan.
Dari tabel item pernyataan yang tergolong dalam kategori rendah, terdapat satu
item pernyataan nomor 13 yang teridentifikasi rendah. Sehingga pada tabel di
bawah ini disajikan kategori untuk skor item sikap anak usia SD putus sekolah
terhadap pendidikan.
Tabel 13
Kategori Skor Item Sikap
Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan Rentang
Skor
Kategori Jumlah Frekuensi No. Item
Xitem 13 Sangat
Rendah
0 0% -
13< Xitem
22
Rendah 1 3% 13
22< Xitem
31
Cukup 2 6% 21,31
31< Xitem
40
Tinggi 2 6% 24,30
Xitem > 40 Sangat
Tinggi
29 85% 1,2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,1
4,15,16,17,18,19,20,
22,23,24,25,26,27,28,29,
30,32,33.
Total 34 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Data yang terdapat dalam tabel di atas menunjukkan bahwa item dengan
skor yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 29 item, item dengan
skor yang berada dalam kategori tinggi 2 item, item dengan skor yang berada
dalam kategori cukup 2, item dengan skor yang berada dalam kategori rendah 1
item, tidak ada item dengan skor yang berada dalam kategori sangat rendah. Item
dengan skor yang berada dalam kategori rendah menunjukkan bahwa sikap anak
usia SD putus sekolah terhadap pendidikan tidak cukup baik.
Ditinjau dari hasil kategori hasil item terdapat 1 item masuk dalam
kategori rendah. Sehingga pada grafik ini disajikan hasil analisis aspek
pendidikan. Berikut adalah hasil grafik Analisis aspek pendidikan:
Grafik 2. Grafik Analisis Aspek pendidikan
Berdasarkan grafik tersebut tampil bahwa aspek pendidikan yang
paling rendah persentasenya adalah aktivitas pendidikan 81,4 %, artinya sebanyak
81,4% prosentase yang diperoleh, hasil ini menjadi aspek yang paling rendah
dibandingkan aspek kedua dan ketiga, anak tidak tertarik dalam aktivitas
81,40%
88,50%
84,90%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pendidikan tersebut, kemudian kedua 88,5% prosentase bentuk fisik pendidikan
yang diperoleh dari hasil ini artinya sikap anak yang positif dalam bentuk fisik
pendidikan anak sudah menunjukan respon yang positif dalam aspek ini,
kemudian dan ketiga 84,9% prosentase tujuan pendidikan yang diperoleh artinya
anak sudah menunjukkan respon yang baik dalam aspek ini.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang tergambar dalam tabel 11 dan
hasil analisis aspek pendidikan, terdapat 1 anak (2%) memiliki sikap
terhadap pendidikan dalam kategori kurang positif, artinya anak memiliki
pandangan yang kurang positif terhadap pendidikan, penyebab dari hal ini
adalah kesiapan belajar anak yang belum siap, anak lebih memilih
membuang-buang waktu dari pada belajar ada penyebab lain juga tentang
tugas perkembangan anak, anak kurang mengembangkan ketrampilan
dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, atau pengalaman pribadi
dari anak juga dapat mempengaruhi anak dalam proses belajar, kehadiran
anak di dalam keluarga perlakuan dari orang tua, teman sebaya yang
berperilaku terhadap anak yang tidak enak akan meninggalkan kesan
negatif dan membekas untuk anak, ini dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak dalam proses mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Penyebab dari faktor lain pada aspek pendidikan, aspek pertama
aktivitas pendidikan. Anak kurang menyukai aktivitas pendidikan seperti
belajar di dalam kelas, mengerjakan tugas-tugas sekolah dan belum ada
kesadaran untuk pentingnya belajar untuk dirinya, sehingga anak malas
dan tidak ada semangat untuk belajar hal ini yang menyebabkan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mempunyai nilai yang kurang positif terhadap pendidikan. Terdapat 9
anak (18%) memiliki sikap terhadap pendidikan dalam kategori positif
artinya beberapa anak sudah memiliki sikap yang positif terhadap
pendidikan adanya faktor pengaruh dari dalam diri sendiri ataupun dari
luar yang memotivasi anak untuk membentuk sikap yang positif. Faktor
lain yang dapat mempengaruhi anak sudah ada kesiapan dari anak untuk
belajar hal ini pengaruh dari teman sebaya yang positif untuk diri anak
sehingga anak dapat mencontoh teman lain dan bermanfaat untuk diri
anak. Pengaruh budaya yang disiplin dan aktif juga dapat mempengaruhi
anak dalam proses tumbuh kembangnya, anak yang dibesarkan dalam
aturan keluarga yang baik makan akan lebih muda dalam mengatur dan
mendidik anak untuk menjadi apa yang di inginkan orang tua anak.
Terdapat 41 anak (80%) memiliki sikap terhadap pendidikan
dalam kategori sangat positif. Artinya anak sudah memiliki sikap yang
positif terhadap pendidikan sikap itu dapat berasal dari dalam diri maupun
dari pihak luar ataupun perilaku meniru dari tokoh yang bermakna dalam
belajar anak yang dapat memotivasi anak untuk bersikap positif, anak
juga sudah mampu menyelesaian tugas perkembangan sehingga sudah
mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Faktor lain yang
berkaitan tentang aspek pendidikan anak sudah mempunyai nilai sangat
positif anak sudah mengetahui tujuan dari pendidikan, manfaat dari
pendidikan anak sudah mulai mengerti untuk dirinya sendiri. Manfaat itu
diperolehnya dari anak pernah merasakan bangku sekolah kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dibawa oleh anak dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak dapat
mengambil sisi positif dari pendidikan tersebut. Dari prosentase yang
memiliki kategori sangat positif itu dapat disimpulkan bahwa ada
kemungkinan untuk anak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi untuk
bersekolah lagi.
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar anak usia SD putus sekolah di desa
Balerante memiliki sikap positif memandang pendidikan artinya
sebagian besar anak usia SD yang putus sekolah walaupun sudah tidak
bersekolah mendukung untuk pendidikan. Adanya sikap positif anak yang
terlihat pada hasil penelitian, sikap tersebut bisa dipengaruhi oleh
b