of 110 /110
SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL (Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Nurul Qotimah 111114038 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL (Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap

Embed Size (px)

Text of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP...

  • SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN

    FORMAL

    (Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap

    Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Bimbingan dan Konseling

    Disusun oleh:

    Nurul Qotimah

    111114038

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN

    FORMAL

    (Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap

    Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Bimbingan dan Konseling

    Disusun oleh:

    Nurul Qotimah

    111114038

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu,

    Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar ( Al- Baqarah 153)

    Aku selalu percaya janjiMu.

    Aku Percaya Engkau sudah merencanakan hal untuk dipertemukan, sehingga

    melalui perantaraMu, Engkau dapat menjadikannya satu. _MN

    (Tagonar Nurul Qotimah)

    Skripsi ini saya persembahkan kepada:

    Allah SWT

    Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak Gunarwan dan Ibu Sri Hartati

    Kakak dan Keponakan saya yang tersayang, Tagonar Udoro Raharjo, Ulfa

    Umami Tagonar dan Naufal Hafiz Raharjo

    Program Studi Bimbingan dan Konseling USD

    Sahabat-sahabat saya

    Serta teman-teman BK angkatan 2011

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam d

    kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta 26 Agustus 2015

    Nurul Qotimah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    LEMBAR PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Nurul Qotimah

    NIM : 111114038

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN

    FORMAL

    (Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap

    Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)

    Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

    Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

    mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

    mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis

    tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

    selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Yogyakarta 26 Agustus 2015

    Yang menyatakan

    Nurul Qotimah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    SIKAP ANAK USIA SD PUTUS SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN

    FORMAL

    (Studi Deskripsi Sikap Anak Usia Sekolah Dasar Putus Sekolah Terhadap

    Pendidikan Di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)

    Nurul Qotimah

    Universitas Sanata Dharma

    2015

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

    mendeskripsikan seberapa positif sikap anak usia SD putus sekolah terhadap

    pendidian formal di Desa Tegalweru Balerante kemalang Klaten, dan

    menganalisis aspek-aspek pendidikan yang tergolong rendah.

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Subjek

    penelitian adalah Anak-anak di Desa Tegalweru Balerante Kemalang Klaten Jawa

    Tengah yang berjumlah 51 anak. Instrumen penelitian ini berupa Kuesioner Sikap

    Anak Putus Sekolah terhadap pendidikan formal. Nilai koefisien reliabilitas

    sebesar 0,848. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi yang

    terdiri dari lima kategori yaitu sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif,

    sangat kurang positif.

    Hasil penelitian menunjukkan 41 anak (80%), memiliki sikap sangat

    positif terhadap pendidikan formal. 9 anak (18%), memiliki sikap positif terhadap

    pendidikan formal. 0 anak (0%) tidak ada yang memiliki sikap cukup positif

    terhadap pendidikan formal, dan 1 anak (2%) memiliki sikap kurang positif

    terhadap pendidikan formal. 0 anak (0%) tidak ada yang memiliki sikap sangat

    kurang positif terhadap pendidikan formal. Selain itu juga ditemukan 1 instrumen

    masuk kategori rendah. Ditinjau di analisis aspek, ditemukan aspek aktivitas

    pendidikan memperoleh persentase lebih rendah dibanding aspek bentuk fisik

    pendidikan dan aspek tujuan pendidikan.

    Kata kunci: Sikap, Anak Putus Sekolah, Pendidikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    DESCRIPTION ATTITUDE OF CHILDREN PRIMARY SCHOOL DROP

    OUT OF FORMAL EDUCATION IN THE VILLAGE TEGALWERU,

    BALERANTE, KEMALANG, KLATEN, CENTRAL JAVA

    Nurul Qotimah

    Universitas Sanata Dharma

    2015

    This research is a descriptive study that aims to describe how a positive

    attitude toward school dropouts formal education in the village of Klaten

    Kemalang Tegalweru Balerante, to formal education and analyze aspects of

    education that have low category.

    This type of research used in this research is quantitative research. The

    subjects were children in the village Tegalweru Balerante Kemalang Klaten in

    Central Java that amounted to 51 children out of school. This research instruments

    such as questionnaires attitude of elementary school age children out of school to

    education which consists of 34 items developed by preparing a scale model of

    Guttman. The value of reliability coefficient of 0.848. The data analysis technique

    used is the categorization which consists of five categories: very positive, positive,

    fairly positive, less positive, it is less positive.

    The results showed 41 children (80%), has a very positive attitude towards

    formal education. 9 children (18%), have a positive attitude towards formal

    education. 0 children (0%) none have quite a positive attitude towards formal

    education, and 1 child (2%) had a less positive attitude towards formal education.

    0 children (0%) none of which have very less positive attitude towards formal

    education. It also found 1 instruments categorized as low. Seen in the analysis

    aspect, found aspects of educational activities to obtain a lower percentage than

    the other two aspects of education.

    Keywords: Attitudes, Children out of school, Education

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayahnya atas terselesainya skripsi ini.

    Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan

    Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari

    bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

    terimakasih yang tulus kepada:

    1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan

    Konseling Universitas Sanata Dharma.

    2. Juster Donal Sinaga M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang begitu sabar

    dan tulus dalam memberikan waktu, motivasi, masukan, arahan serta ide-

    ide maupun gagasan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi

    sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    3. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang

    telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna

    bagi penulis.

    4. Bapak Sutami selaku perangkat Desa Balerante yang telah mengizinkan

    peneliti untuk melakukan penelitian.

    5. Bapak Ibu Tagonar yang tulus memberikan dukungan dan doa baik materi

    maupun kasih sayang yang penuh hingga sampai saat ini.

    6. Kakakku Tagonar Udoro Raharjo, Ulfa Umami Tagonar dan keponakanku

    Naufal Hafiz Raharjo serta Kakek Hardi dan Nenek Padmo yang selalu

    memberikan doa dan kasih dan dukungan penuh.

    7. Sahabat dan teman-teman BK 2011 (Gembell Comell GBB. Ariska,

    Ating, Reta, Linggar, Resa, Nita, Tari, Fika, Desta, Metta, Cicil, Sulis,

    Frida, Sr. Laura, Sr. Kiki, Sr. Vero, Lilis, Adven, Aji, Andri, Ridam,

    Bayu, Rino, Yosua, Piter, Noel, Irma, Sumsumi Dewi, Grace atas

    motivasi yang diberikan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    8. Mas Moko sebagai karyawan di prodi BK yang membantu untuk

    mengurus segala keperluan surat-surat selama proses pembuatan skripsi.

    9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

    sebab itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan.

    Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

    Yogyakarta, 26 Agustus 2015

    Nurul Qotimah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

    LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................... vi

    ABSTRAK .............................................................................................................. vii

    ABSTRACT ............................................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

    DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5

    C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5

    D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

    E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

    F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

    G. Definisi Oprasional Variabel ......................................................................... 7

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8

    A. Hakikat Sikap ................................................................................................ 8

    1. Pengertian Sikap........................................................................................ 8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    2. Faktor Pembentuk Sikap ........................................................................... 8

    B. Aspek-aspek Sikap ........................................................................................ 11

    1. Komponen Afektif .................................................................................... 11

    2. Komponen Kognitif .................................................................................. 11

    3. Komponen Konatif .................................................................................... 11

    1 C. Anak Putus Sekolah .......................................................................... 12

    1. Pengertian Anak Putus Sekolah ................................................................. 12

    2. Ciri-ciri Perkembangan Anak ................................................................... 13

    3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Anak Usia 6-12 Tahun ........................ 16

    D. Pandangan Anak Terhadap Pendidikan ........................................................ 18

    E. Kegagalan Anak Dalam Pendidikan ............................................................. 19

    F. Pendidikan ...................................................................................................... 20

    1. Konsep Pendidikan ................................................................................... 20

    2. Dasar Perencanaan Pendidikan .................................................................. 22

    3. Tujuan Pendidikan ..................................................................................... 23

    4. Aktivitas Pendidikan .................................................................................. 24

    5. Fasilitas Belajar ......................................................................................... 25

    G. Profil Desa Balerante ..................................................................................... 26

    1. Letak Geografis ......................................................................................... 26

    2. Keadaan Penduduk Balerante .................................................................... 27

    BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 30

    A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 30

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 30

    C. Subjek Penelitian ........................................................................................... 31

    D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 31

    E Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 31

    F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 33

    G. Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 34

    1. Validitas .................................................................................................... 34

    2. Reliabilitas ................................................................................................ 35

    H. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 37

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 42

    A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 42

    B. Pembahasan ................................................................................................... 46

    BAB V PENUTUP .................................................................................................. 53

    A. Kesimpulan ................................................................................................... 53

    B. Kelemahan ................................................................................................ 53

    C. Saran .......................................................................................................... 53

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 55

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 57

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Waktu Penelitian .......................................................................................... 30

    Tabel 2. Jumlah Anak yang pernah bersekolah di desa Balerante ............................ 31

    Tabel 3. Norma Skoring Inventori Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah .................. 33

    Tabel 4. Kisi-kisi Kuisioner Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah ............................. 33

    Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Setalah Uji Coba ......................................................... 35

    Tabel 6. Kriteria Guilford ......................................................................................... 37

    Tabel 7. Norma Kategorisasi Subyek......................................................................... 38

    Tabel 8. Norma Kategorisasi Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah ......................... 39

    Tabel 9 Norma Kategorisasi Item ............................................................................ 40

    Tabel 10. Norma Kategorisasi Skor Item Skala Sikap Anak Usia SD....................... 41

    Tabel 11. Kategorisasi Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah ...................................... 42

    Tabel 12. Item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Kurang Positif ............. 44

    Tabel 13. Kategori Skor Item Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah ........................... 44

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1. Grafik Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan ............ 43

    Grafik 2 Grafik Analisis Aspek Pendidikan ........................................................... 45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Kisi-kisi Kuesioner Efikasi Diri dalam Belajar Siswa .......................... 68

    Lampiran 2. Kuesioner Efikasi Diri dalam Belajar Siswa ......................................... 73

    Lampiran 3. Hasil Penelitian ...................................................................................... 79

    Lampiran 4. Uji Validitas ........................................................................................... 89

    Lampiran 5. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 95

    Lampiran 6. Surat Penelitian ...................................................................................... 98

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi

    masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel

    penelitian.

    A. Latar Belakang Masalah

    Sikap seseorang dalam memandang dunia pendidikan dapat

    dilakukan dengan berbagai cara. Ada bermacam-macam cara dari

    seseorang menunjukkan sikapnya, antara lain sikap yang antusias

    ataupun sikap yang apatis. Antusias berarti adanya sikap yang

    semangat untuk mendalaminya. Apatis berarti adanya sikap yang

    menunjukan bahwa tidak adanya ketertarikan ataupun acuh tak acuh

    terhadap sesuatu yang terjadi. Berkowitz (dalam Azwar, 2005)

    menyatakan sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

    Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

    memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak.

    Sikap tidak dibawa manusia dari lahir, tetapi sikap diperoleh

    seseorang karena adanya hubungan dengan individu lain ataupun dengan

    lingkungan sekitar yang berupa pengalaman dan memunculkan tingkat

    pemahaman yang baru sehingga seseorang tersebut dapat berproses

    melalui tingkah laku. Adanya sikap sangat mempengaruhi perilaku

    seseorang, orang akan menunjukkan sikap yang senang dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    direspon melalui tingkah lakunya maka akan mendekat dengan

    sesuatu hal tersebut, namun jika sikap tidak senang ataupun bahkan

    tidak menginginkannya orang akan cenderung bersikap tidak suka dan

    merespon dengan tingkah laku menghindar dan menjauh.

    Anak-anak di Desa Tegalweru, Balerante, Kemalang, Klaten

    diduga memandang dunia pendidikan dengan sikap yang kurang peduli

    atau bisa di katakan tidak tertarik. Menurutku Pendidikan sekolah

    hanya sia-sia saja, karena tidak bisa mengubah masa depanku

    ungkapan Ari mantan murid SD N 2 Balerante.

    Mulai Tahun Ajaran 2014/2015 sekolah SD N 2 Balerante resmi

    ditutup. Penyebab sekolah-sekolah tersebutan ditutup karena jumlah

    siswa yang tidak memenuhi jumlah keseluruhan siswa. Jumlah siswa

    dalam satu kelas hanya 5-6 anak saja dan jumlah keseluruhan ditahun

    ini hanya 50 anak saja. Hal ini dikarenakan sebagian anak usia sekolah

    SD di desa Tegalweru Balerante Kemalang Klaten tidak mau untuk

    bersekolah lagi dan sebagiannya lagi memilih untuk bersekolah di desa

    sebelah yang letaknya jauh dan memiliki kualitas yang lebih bagus.

    Siswa yang putus sekolah memutuskan untuk menjadi pengangguran,

    memilih untuk bekerja sebagai buruh material Gunung Merapi dengan

    upah sehari kurang lebih 50.000 rupiah.

    Kebanyakan anak-anak yang seharusnya menempuh pendidikan

    SD tidak bersekolah karena orang tua mereka juga tidak bersekolah.

    Kurangnya keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    belajar dan mendapatkan pendidikan yang tuntas itu sangat kurang.

    Orang tua membiarkan anaknya untuk tidak bersekolah, Biarkan saja

    anak saya tidak sekolah karena saya juga tidak sekolah, anak-anak bisa

    belajar dari teman lainnya ungkapan Tukiyem. Keinginan tidak ingin

    sekolah beberapa atas permintaan anaknya sendiri untuk berhenti

    sekolah dan memutuskan ingin bekerja dan memiliki uang seperti

    teman-temannya yang lain. Alasan lain karena memandang bersekolah

    itu membuang waktu maka lebih baik membantu orangtua bekerja.

    Lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung anak untuk

    bersekolah juga menjadi alasan anak-anak tidak sekolah. Demikian

    tutur Sutami, perangkat Desa Balerante.

    Anak usia 7 tahun sudah memiliki minat terhadap pendidikan. Pada

    usia tersebut anak sudah masuk dalam tahap berpikir operasional.

    Piaget (Upton 2012) berpendapat bahwa anak memiliki peran aktif

    dalam perkembangan mereka sendiri dan ada tahap perkembangan

    kognitif dan pikiran secara kualitatif. Antara lain tahap Pra

    operasional 2-7 tahun anak secara bertahap mengembangkan

    penggunaan simbol-simbol termasuk bahasa. Anak mampu

    menyelesaikan operasi-operasi secara logis dalam satu arah. Anak

    mengalami kesulitan memahami sudut pandang orang lain. Dan tahap

    Operasional konkret 7-11 tahun, anak mampu menyelesaikan masalah-

    masalah konkret serta anak dapat memahami beberapa operasi

    matematika seperti klasifikasi dan seriasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Poerwadarminta (Salahuddin 2011) menyatakan bahwa pendidikan

    berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan me, menjadi mendidik,

    yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran).

    Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan sikap dan

    tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

    mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

    Pendidikan, yaitu pendewasaan diri melalui pengajaran dan latihan.

    Selain itu pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja

    dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan

    membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya

    sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik. Dilihat dari manfaat

    pendidikan, pendidikan dapat merubah keadaan seseorang menjadi

    lebih baik lagi, dengan pendidikan anak dapat berfikir lebih realistis

    dan lebih berwawasan luas, anak terfasilitasi untuk menciptakan dan

    menyalurkan bakat yang dimilikinya, karena sangat berbeda

    memberikan ilmu kepada anak yang berpendidikan dengan anak yang

    sama sekali tidak mengenal dunia pendidikan.

    Dengan adanya pendidikan semua orang mendapatkan banyak ilmu

    yang bermanfaat dan berguna untuk melatih ketrampilan seseorang

    untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru. Namun semua itu hanyalah

    anggapan dari seseorang yang mempunyai sikap yang antusias dalam

    menyikapi tentang pendidikan, minimnya tingkat pemahaman

    pendidikan membuat seseorang bersikap acuh tak acuh bahkan tidak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    mau untuk mengenal dunia pendidikan, untuk itu pentingnya seseorang

    mempunyai sikap yang antusias dalam menyikapi sesuatu hal, karena

    sikap menentukan cara pandang suatu hal terhadap sebuah peristiwa.

    Setelah melihat semua hal di atas, maka peneliti tertarik untuk

    mengangkat judul Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap

    Pendidikan di Desa Balerante Kemalang Klaten

    B. Identifikasi Masalah

    Berangkat dari latar belakang masalah diatas, terkait dengan sikap

    usia anak SD putus sekolah dapat di identifikasikan berbagai masalah

    sebagai berikut:

    1. Tingginya angka anak putus sekolah dasar di desa Balerante.

    2. Rendahnya jumlah anak di desa Balerente yang ingin

    melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

    3. Banyaknya usia anak sekolah dasar yang seharusnya

    bersekolah namun memilih untuk bekerja.

    4. Rendahnya kesadaran anak akan pentingnya pendidikan.

    5. Rendahnya kesadaran anak akan masa depan yang lebih baik

    dengan bekal pendidikan.

    C. Pembatasan Masalah

    Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab

    masalah-masalah yang teridentifikasikan di atas khususnya Sikap

    Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan di Desa Balerante

    Kemalang Klaten.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    D. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

    1. Seberapa positif sikap anak usia SD putus sekolah di Desa

    Tegalweru Balerante Kemalang Klaten Jawa Tengah terhadap

    pendidikan formal?

    2. Aspek aspek pendidikan formal mana yang teridentifikasi

    rendah?

    E. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini yaitu:

    1. Mendeskripsikan seberapa positif sikap anak usia SD putus

    sekolah di desa Tegalweru Balerante Kemalang Klaten Jawa

    Tengah terhadap pendidikan formal?

    2. Mengidentifikasi dan menganalisis aspek pendidikan formal

    yang tergolong rendah.

    F. Manfaat Penelitian

    Penelitan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

    terhadap pemahaman informasi tentang sikap anak terhadap

    pendidikan agar mempunyai kesadaran dan sikap bahwa

    pendidikan itu penting.

    2. Manfaat Praktis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    a. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    Hasil penelitian ini dapat menjadi tolok ukur yang dapat

    digunakan oleh Prodi untuk melihat Sikap Anak Usia SD Putus

    Sekolah di Desa Balerante Kemalang Klaten.

    b. Bagi anak dan orangtua dan kepala desa setempat dapat

    menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat permasalahan

    yang terjadi secara nyata tentang berjalannya pendidikan.

    G. Definisi Operasional Variabel

    Adapun Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu:

    1. Sikap adalah reaksi/respon seseorang terhadap sesuatu hal yang

    sudah terkondisikan.

    2. Pendidikan formal merupakan sebuah sistem yang terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau

    pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, emosional,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang

    diperlukan untuk dirinya.

    3. Anak putus sekolah adalah berhentinya belajar seorang murid baik

    ditengah-tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena

    berbagai alasan tertentu yang mengharuskan atau memaksanya

    untuk berhenti sekolah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Bab ini memuat uraian Hakikat sikap, Anak putus sekolah, Konsep

    penddikan, Profil desa balairante dan teori konsep pendidikan.

    A. Hakikat Sikap

    1. Pengertian Sikap.

    Menurut Berkowitz (dalam Azwar 2005), sikap adalah suatu bentuk

    evaluasi atau reaksi perasaaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek

    adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun

    perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable).

    La pierre (dalam Allen, Guy, & Edley 1980 dalam Azwar 2005)

    mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau

    kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi

    sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli

    sosial yang telah terkondisi.

    Dapat disimpulkan dari beberapa tokoh di atas pengertian sikap

    adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu objek dapat

    berupa perasaan memihak atau mendukung sikap untuk bereaksi

    terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.

    2. Faktor Pembentuk Sikap

    Sikap terbentuk dari adanya interkaksi sosial yang dialami oleh

    individu. Interaksi sosia terjadi hubungan saling mempengaruhi di

    antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    balik yan turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu

    sbagai anggota masyarakat.

    Faktor pembentuk sikap manusia antara lain:

    1) Pengalaman Pribadi

    Pembentukan kesan atau tanggapan terhadap objek

    merupakan proses kompleks dalam diri individu yang

    melibatkan individu yang bersangkutan, situasi dimana

    tanggapan itu terbentuk, dan atribut atau ciri-ciri objektif yang

    dimiliki oleh stimulus. Dasar pembentukan sikap, pengalaman

    pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

    sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi

    tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor

    emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

    penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih

    lama membekas.

    2) Pengaruh Orang Lain Dianggap Penting

    Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara

    komponen sosial yang ikut memengaruhi sikap kita. Seseorang

    yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan akan

    banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap

    sesuatu. Pada masa anak-anak, orangtua biasanya menjadi

    figur yang paling berarti bagi anak. Interaksi antara anak dan

    orangtua merupakan determinan utama sikap anak. Sikap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    orang tua dan sikap anak cenderung untuk selalu sama

    sepanjang hidup. Namun, biasanya apabila dibandingkan

    dengan pengaruh teman sebaya maka pengaruh sikap orangtua

    jarang menang, karena adanya proses imitasi atau peniruan

    terhadap model yang dianggap penting, yakni orang tuanya

    sendiri. Akan tetapi apabila pertentangan antara sikap orangtua

    dan sikap teman-teman sebaya dalam kelompok anak tersebut,

    maka anak akan cenderung untuk mengambil sikap yang sesuai

    dengan sikap kelompok.

    3) Pengaruh Kebudayaan

    Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan

    mempunyai besar terhadap pembentukan sikap seseorang.

    Apabila seseorang hidup dalam budaya yang mempuyai

    norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat mungkin

    kita akan mempunyai sikap yang menduung terhadap masalah

    kebebasan pergaulan heteroseksual. Tanpa disadari,

    kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap seseorang

    terhadap masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

    masyarakat, karena kebudayaan pula yang memberi corak

    pengalaman individu-individu yang menjadi anggota

    kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu

    yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan

    dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    B. Aspek-Aspek Sikap

    Menurut Azwar, (2005), sikap memiliki tiga komponen :

    1. Komponen afektif

    Komponen afektif adalah kehidupan emosional individu. Artinya

    perasaan tertentu (positif atau negatif) yang mempengaruhi

    penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap, sehingga timbul

    rasa senang-tidak senang, takut-tidak takut.

    Contohnya: dua anak yang mempunyai sikap negatif terhadap

    pendidikan misalnya, satu anak tidak suka pendidikan karena

    pendidikan berkaitan dengan pelajaran yang tidak disenanginya dan

    satu anak tidak menyukai pendidikan karena bosan hanya duduk

    dan membuang waktu saja.

    2. Komponen kognitif

    Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berhubungan

    dengan bilief, idea atau konsep terhadap objek sikap.

    Contohnya: isyu pendidikan yang membosankan dan sia-sia

    sebagai suatu objek sikap. Dalam hal ini, komponen kognitif sikap

    terhadap pendidikan adalah seperti dalam isyu, apa yang dipercaya

    oleh anak merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah terpolakan

    dalam fikirannya.

    3. Komponen konatif

    Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap

    menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

    dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan

    dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

    Contohnya: jika anak percaya bahwa pendidikan itu membosankan

    dan sia-sia anak akan merasa tidak suka terhadap pendidikan

    sehingga anak tidak ingin tahu tentang dunia pendidikan.

    C. Anak Putus Sekolah

    1. Pengertian anak Putus Sekolah

    Nazili Shaleh Ahmad (2011:134) menyatakan bahwa anak putus

    sekolah adalah berhentinya belajar seorang murid baik ditengah-

    tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena berbagai

    alasan tertentu yang mengharuskan atau memaksanya untuk berhenti

    sekolah.

    Tahap usia anak 6-12 tahun adalah individu yang sedang

    berkembang dari tahap anak menuju tahap remaja awal,. Usia ini

    adalah usia anak untuk merasakan bangku sekolah untuk

    menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, usia anak untuk mulai

    berinteraksi dengan teman sebaya, teman bermain dan guru disekolah.

    Anak putus sekolah disini berarti anak usia 6-12 SD dengan faktor

    internal maupun eksternal memilih untuk meninggalkan bangku

    sekolah yang bermanfaat untuk masa depan anak, namun anak lebih

    memilih untuk meninggalkan bangku sekolah tersebut dan memilih

    untuk tidak bersekolah dengan berbagai alasan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    2. Ciri-ciri Perkembangan Anak

    Menurut Yusuf, Syamsu. (2010), anak-anak yang mengalami

    perkembangan akan mencapai ciri-ciri perkembangan anak sebagai

    berikut

    a. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik: perubahan tinggi dan

    berat badan serta organ-organ tubuh lainnya. Aspek psikis:

    semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya

    kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi

    kreatifnya.

    b. Terjadinya perubahan dalam proporsi: aspek fisik: proporsi tubuh

    anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia

    remaja. Asek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke

    realitas, dan perubahan perhatiannya dari yangtertuju kepada

    dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain

    (kelompok teman sebaya).

    c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama: tanda-tanda fisik: lenyapnya

    kelenjar Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagia

    dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut

    halus dan gigi susu.

    d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru: tanda-tanda fisik: pergantian

    gigi dankarakteristik seks pada usia remaja,baik primer

    (menstruasi pada anak wanita, dan mimpi basah pada anak pria),

    maupun perubahan sekunder (perubahan pada anggota tubuh:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    pinggul dan buah dada pada wanita. Kumis, jakun, suara pada

    pria). Tanda-tanda psikis, seperti berkembangnya rasa ingin tahu

    terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-

    nilai moral dan keyakinan beragama.

    Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual

    atau masa keserasian bersekolah. Umumnya usia 6-7 tahun anak

    telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Masa berserasian

    bersekolah ini secara relatif, anak-anak mudah didikdik dari pada

    masa sebelumnya dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi

    dua fase, yaitu:

    1) Masa kelas rendah sekolah dasar (kelas 1,2,3) kira-kira umur 6

    atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak

    pasa masa ini antara lain seperti berikut.

    a. Adanya hubungan positif yang tinggi anatara keadaan

    jasmani dengan prestasi (apabila jasmaninya sehat

    banyak prestasi yang diperoleh)

    b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan

    tradisional.

    c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut

    nama sendiri)

    d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak

    yang lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu sol, maka soal

    itu dianggap tidak penting.

    f. Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun)anak

    menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa

    mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi

    nilai baik atau tidak.

    2) Masa kelas atas (kelas 4,5,6) kira-kira umur 9 atau 10 sampai

    umur 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada

    masa ini:

    a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari

    yang konkret, hal ini menimbulkan adanya

    kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-

    pekerjaan yang praktis.

    b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar

    c. Menjelang akhir masa ini telah ada minta kepada hal-

    hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang

    mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai

    meninjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus)

    d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan

    guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk

    menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.

    Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk

    menyelesaikannya.

    e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor)

    sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai

    prestasi sekolah.

    f. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok

    sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.

    Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat

    kepada peraturan permainan yang tradisional (yang

    sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

    3. Tugas-tugas perkembangan masa anak usia 6-12 Tahun

    Tugas dalam perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang

    sangat berguna. Pertama, sebagai petunjuk bagi individu untuk

    mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia

    tertentu. Misalnya, orang tua dapat dibimbing dalam mengajari anak-

    anak mereka yang masih kecil untuk menguasai berbagai ketrampilan.

    Dengan pengertian bahwa masyarakat mengharapkan anak-anak

    menguasai ketrampilan-ketrampilan tersebut pada usia-usia tertentu dan

    bahwa penyesuaian diri mereka akan sangat dipengaruhi oleh seberapa

    jauh mereka berhasil melakukannya. Kedua, dalam memberi motivasi

    kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari

    mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan

    mereka. Ketiga, menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan kalau sampai

    pada tingkat perkembangan berikutnya.

    Havighurst ( Stratemyer, etal., 1956: 56-57) menyusun fase-fase

    perkembangan kebutuhan secara hipotesis yang harus dipenuhi atau

    dikuasai (mastery) individu agar dapat mempertahankan kelangsungan

    hidupnya. Tugas-tugas perkembangan (development tasks) anak-anak

    itu tersusun berikut ini:

    Masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6-12)

    1) Belajar ketrampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari-

    hari.

    2) Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri

    sebagai organisme yang sedang tumbuh-kembang.

    3) Belajar bergaul dengan tema-teman sebayanya.

    4) Belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita.

    5) Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca,

    menulis, dan berhitung.

    6) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan

    sehari-hari.

    7) Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala nilai-

    nilai.

    8) Mencapai kebebasan pribadi.

    9) Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok

    dan institusi-institusi sosial.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    D. Pandangan Anak Terhadap Pendidikan

    Kesiapan anak dalam hal pendidikan, terutama hal untuk belajar siap

    atau tidak untuk belajar adalah sebagai dasar anak untuk memperoleh

    pengetahuan. Rasa ingin tahu anak tentang hal baru akan mempengaruhi

    sikap anak untuk mendapatkan hal tersebut. Ketika anak dapat menetapkan

    tujuan untuk dirinya sendiri, anak akan melakukan apa saja dengan

    maksimal untuk mencapai tujuan tersebut. Namun bila anak belum siap

    belajar, anak akan melakukan hal yang membuang-buang waktu dan

    menimbulkan perilaku yang buruk. Havighurst (dalam Hurlock 1998)

    menamakan matangnya kesiapan sebagai saat untuk diajar (Teachable

    moment). Sebagaimana dikatakannya, ketika badan sudah matang,

    masyarakat memintanya, dan dirinya telah siap untuk menerima tugas

    tertantu, maka saat untuk diajar telah tiba. Usaha pengajaran akan terbuang

    percuma bila dilakukan sebelumnya dan akan membuahkan hasil yang

    memuaskan bila dilakukan pada saat yang tepat, ketika tugas memang

    harus dipelajari.

    Untuk mengetahui seorang anak telah mencapai saat untuk diajar?

    Havighurst (dalam Hurlock 1998) membagi ada tiga kriteria secara umum

    untuk melihatnya. Kritertia yang pertama dilihat dalam Minat Belajar.

    Anak-anak menunjukkan minat belajar mereka dengan keinginan untuk

    diajar atau belajar sendiri. Kedua, Minat yang bertahan. Ketika anak telah

    siap belajar, minat mereka tetap walaupun mereka menghadapi hambatan-

    hambatan dan kesulitan. Ketiga Kemajuan, dengan berlatih, anak yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    telah siap belajar akan menunjukkan kemajuan walaupun sedikit dan

    berangsur-angsur.

    E. Kegagalan anak dalam pendidikan

    Dari pengertian anak, ciri-ciri anak hingga tugas perkembangan anak

    disitu semua dijelaskan usia anak untuk mendapatkan pendidikan yang

    formal di sekolah dasar. Usia anak dari 6 12 tahun anak dituntut harus

    sudah dapat belajar mandiri dapat membaca dan menulis serta

    pengoprasian angka dan bilangan dengan benar. Kegagalan anak dalam

    mendapatkan semua hal tersebut berasal dari dalam diri anak dan luar

    anak. Dalam diri anak karena sangat rendahnya keingininan anak untuk

    maju dalam pendidikan serta rendahnya kesadaran anak untuk niat datang

    ke sekolah untuk menuntut ilmu yang sebenarnya sangat berguna untuk

    diri sendiri.

    Dari luar anak berasal dari orang tua dan teman bermain anak,

    kesadaran dan keikutsertaan orang tua dalam membimbing dan

    mengarahkan anak untuk menuntaskan belajar ini begitu kurang. Orang tua

    terkadang pasif apa yang menjadi keinginan anak orang tua hanya

    menurutinya tanpa memikirkan akibatnya untuk anak. Teman bermain

    anak ini sangat mempengaruhi keinginan anak untuk tetap sekolah atau

    ikut teman-temannya lain yang sudah putus sekolah bahkan ada yang sama

    sekali tidak pernah sekolah. Keadaan seperti ini menjadi lingkungan

    bermain anak setiap hari dan akhirnya anak menjadi ikut terbawa pola

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    hidup teman-teman yang lain karena yang menjadi penyemangat mereka

    saat bersekolah adalah teman-temannya tersebut dan teman-teman tersebut

    sudah terdahulu putus sekolah. Keadaan seperti inilah membuat anak

    dilema dan akhirnya anak memilih untuk mengikuti jejak teman-temannya.

    Kerena disinilah anak bisa merasa nyaman dan diterima ditengah-tengah

    temannya anak menjadi lebih bersemangat dari pada berada di sekolah

    tanpa anak bisa berfikir jauh untuk masa depan dan bekal hidupnya kelak.

    F. Pendidikan

    1. Konsep Pendidikan

    Pendidikan formal merupakan sebuah sistem yang terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar

    peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual, emosional, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan serta ketramplan yang diperlukan untuk dirinya. Dalam

    Dictionary Of Education 2007, pendidikan merupakan: a) Proses dimana

    seseorang mengambangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah

    laku lainnya dalam masyarakat dimana dia hidup. b) Proses sosial dimana

    orang dikontrol ( khususnya yang datang dari sekolah ), sehingga

    merekadapat memperoleh dan mengalami perkembangan kemampuan

    sosial dan kemampuan individual yang optimum.

    Dari pokok pikiran di atas, pendidikan menyangkut: pertama, adanya

    aktivitas atau kegiatan dimana dalam pokok pikiran nomor satu ditekankan

    adanya kekuatan pertama dari pihak individu yang memiliki potensi untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    berkembang yang berbeda dengan insting pada binatang yang pada

    perkembangannya tidak sepesat dan setinggi yang dialami manusia.

    Dengan perkataan lain pokok pikiran nomor satu menekankan adanya

    potensi individu untuk berkembang sebagai reaksi adanya rangsangan

    intervensi dari dunia di luar individu yang disebut dengan pendidikan.

    Kedua, aktivitas atau kegiatan datang dari dua belah pihak yaitu individu

    luar individu yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perkembangan

    individu secara interaktif.

    Dalam pokok pikiran nomor dua lebih ditekankan pada luar

    individu yang memiliki peranan dalam perkembangan lebih jauh dari

    lingkungan atau luar individu dimana individu sangat intensif, bervariasi

    dan jauh melampaui batas tak terhingga, pengaruh dari luar terhadap

    binatang bukan tidak ada tapi terbatas sampai ambang kemampuan insting

    yang dimiliki binatang. Ketiga, aktivitas atau kegiatan memiliki intensitas

    yang sama kuatnya, baik yang datang dari individu (potensi) maupun yang

    datang dari luar individu lingkungan ( en-vironment). Pendidikan yang

    diwakili oleh proses belajar meningkatkan intensitas dari kedua belah

    pihak dengan harapan tujuan pendidikan dapat dicapai secara wajar,

    intensif dan memuaskan.

    Dengan demikian, pendidikan dapat dinyatakan sebagai suatu sistem

    dengan komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi, paling

    tidak sebagai berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    1) Individu peserta didik yang memiliki potensi dan kemauan

    untuk berkembang dan dikembangkan semaksimal mungkin.

    2) Individu peserta didik yang mewakili unsur upaya sengaja,

    terencana, efektif, efisien, produktif, dan kreatif.

    3) Hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dapat

    dinyatakan sebagai situasi pendidikan yang mnjadi landasan

    tempat berpijak, tindakan yang dapat digolongkan sebagai

    tindakan pendidikan.

    4) Struktur sosiokultural yang mewakili lingkungan

    (environment) di antara kenyataan berupa norma yang

    bersumber dari alam, budaya atau religi.

    5) Tujuan kegiatan yang disepakati bersama yang

    mengejawantah karena hubungan antara pendidik dan peserta

    didik dan tidak bertentangan dengan tuntutan normatif

    sosiokultural dimana pendidikan tersebut tumbuh dan

    berkembang.

    2. Dasar Perencanaan Pendidikan

    Definisi perencanaan pendidikan yang dikemukakan oleh

    Geruge (1972) bahwa: A simple definition of educational

    planning is the process of preparing decisions for action in the

    future in the process of educational development is the function of

    educational planning. Dengan demikian menurut Guruge bahwa

    perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas

    dari perencanaan pendidikan.

    Definisi lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert

    Waterson (dalam Don Adams, 1975 ) bahwa: Functional planning

    involves the application of a rational system of and the other

    development actions based on a consideration of economic and

    social cost and benefits. Dengan kata lain bahwa perencanan

    pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan

    kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas

    pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.

    3. Tujuan Pendidikan

    Pendidikan akan menjadi lebih terencana jika dalam proses

    tersebut mempunyai tujuan yang sudah direncanakan, Suharjo

    (2006:8) mengemukakan tujuan pendidikan sekolah dasar sebagai

    berikut

    a. Menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

    rohani, bakat dan minat siswa

    b. Memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan sikap dasar

    yang bermanfaat bagi siswa.

    c. Membentuk warga negara yang baik

    d. Memberikan bekal untuk menlajutkan pendidikan ke jenjang

    pendidikan di SMP

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    e. Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap dasar bekerja di

    masyarakat

    f. Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat

    mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur

    hidup.

    4. Aktivitas Pendidikan

    Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung

    sepanjang hidup manusia. Arif (2014) mengemukakan pendidikan

    itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada

    dasarnya belajar merupakan bagian dari aktivitas pendidikan.

    Selain itu proses belajar merupakan suatu kegiatan yang pokok

    atau utama dalam dunia pendidikan. Manusia tidak akan pernah

    berhenti belajar karena setiap langkah manusia dalam hidupnya

    akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan

    pemecahan dan menuntut manusia untuk belajar menghadapinya.

    Belajar merupakan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi

    tahu dari tidak bisa menjadi bisa. Kegiatan belajar merupakan

    proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

    pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

    bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak

    didik. Anak merupakan individu yang sedang mengalami

    pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan anak bersifat

    menyeluruh baik secara fisik, intelegensi, psikomotor, sikap, emosi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    dan lain- lain atau dapat dikatakan meningkatnya potensi siswa.

    Meningkatnya potensi yang ada pada diri siswa berarti dapat

    meningkatkan prestasi belajarnya disekolah, karena potensi yang

    dituntut bagi seorang siswa adalah pencapaian prestasi belajar yang

    maksimal. Prestasi belajar itu sendiri adalah hasil evaluasi dari

    suatu proses belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk

    kuantitatif atau angka, yang khusus dipersiapkan untuk proses

    evaluasi.

    5. Fasilitas Belajar

    Proses pembelajaran tentu tidak akan terlepas dari fasilitas

    belajar. Fasilitas belajar sangat penting dalam proses pembelajaran

    untuk memudahkan dan memperlancar kegiatan pengajaran. Ria

    Risty (2013) fasilitas belajar yang memadai akan mendukung siswa

    dalam mencapai prestasi belajar. Pemakaian fasilitas secara

    optimal sesuai dengan kebutuhan akan banyak memberikan

    peluang kepada siswa untuk berprestasi. Selain menyediakan

    fasilitas belajar, juga perlu menciptakan lingkungan belajar.

    Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh lingkungan siswa baik di

    sekolah, di rumah, maupun di luar rumah. Lingkungan

    menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan

    sebaliknya individu merupakan respon terhadap lingkungan.

    Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri

    individu berupa perubahan tingkah laku, bahkan sebaliknya,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    inividu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik

    yang bersifat positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan,

    bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam

    proses belajar Dengan demikian, terpenuhinya fasilitas belajar dan

    adanya kondisi lingkungan belajar yang baik dapat mendukung

    proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM)

    berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif

    dan efisien dapat meningkatan prestasi belajar siswa

    G. Profil Desa Balairante

    1. Letak Geografis

    Desa Tegalweru kelurahan Balerante kecamatan kemalang

    kabupaten Klaten adalah subyek dalam penelitian penulis. Secara

    geografis desa ini termasuk kedalam kawasan rawan dan berbahaya,

    kurang lebih 10 km jarak dari puncak gunung merapi, daerah ini adalah

    termasuk daerah paling ujung untuk pemukiman penduduk di daerah

    ini, bisa dikatakan ini adalah desa penghujung setelah desa ini sudah

    tidak ada desa lagi, setelah desa ini sudah hutan yang sangat luas hingga

    puncak gunung merapi.

    Batas Desa Balerante ini, sebelah barat berbatasan dengan desa

    Kalitengah dan Srunen, sebelah timur desa Sidorejo dan sebelah selatan

    desa Panggang. Desa Balerante ini memiliki 4 kadus, setiap kadusnya

    berisi 4 RT dan 2 RW. Desa Balerante ini mempunyai 2 Sekolah Dasar,

    SD Balerante 1 dan SD Balerante 2. Keseharian orang-orang sekitar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    daerah sini ada yang berkunjung ke hutan mencari rumput untuk makan

    hewan-hewan mereka, atau sekedar untuk mencari kayu atau ranting

    untuk bahan bakar memasak dirumah, biasanya orang datang pagi hari

    sekitar jam 8-10 dan sore hari sekitar pukul 3-6 sore.

    2. Keadaan Penduduk Balerante

    Mata pencaharian orang disekitar desa ini adalah petani, petani

    ladang dan buruh harian lepas. Tanaman yang sering ditanam oleh

    warga disini adalah jagung, sawi, ubi, bawang merah, bawang putih,

    cabai dan tanaman palawija lainnya yang tidak membutuhkan banyak

    air. Warga Balerante mempunyai lahan kosong berhektar-hektar dan

    lahan inilah yang digunakan untuk mencari nafkah. Selain itu menjadi

    buruh harian lepas untuk bekerja di jurang kali gendol ( bekas lintasan

    erupsi gunung merapi) jurang itu berisi dengan timbunan pasir dan batu

    yang sangat banyak menjadi tambang bagi mereka untuk bekerja, jam

    kerja mereka tergantung masih banyaknya atau sedikit material di

    jurang, jika material di lokasi banyak mereka bisa bekerja selama 24

    jam non stop menjadi kuli pasir dan batu, mereka menggali dan

    mengumpulkan pasir dan batu setelah itu diletakkan kedalam bak truk

    menggunakan skop ataupun tangan kosong.

    Keadaan di jurang pasir dan batu sudah sedikit maka mereka

    bekerja setengah hari saja, dan mereka menunggu hujan yang deras

    karena hujan deras dapat membawa material dari gunung merapi untuk

    memenuhi jurang mereka lagi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Tak jarang dari mereka ada yang bekerja di luar Desa

    Balairante, banyak para remaja dan dewasa putri yang bekerja sebagai

    penjahit di garmen (pabrik texstil). Letak rumah yang saling berjauhan

    antara 1 rumah dengan rumah yang lainnya bisa sekitar 200 meter.

    Hal seperti ini dikarenakan sangat luasnya lahan yang dimiliki setiap

    orang, penduduk disini kaya akan lahan mereka berhentar-hektar

    luasnya, tak jarang dari mereka yang menjual tanah dari lahannya itu

    kepada pemborong, alat yang digunakan oleh pemborong dengan

    menggunakan Belco (alat berat untuk merauk tanah, pasir). Hasil dari

    penjualan tanah itu sangat fantastik jumlahnya dan itulah keuntungan

    yang di dapatkan oleh pemilik.

    Akhirnya lahan itu pun menjadi lahan kosong tidak ada tanah

    ataupun material lainnya hanya tinggal patok sebagai batas hak milik.

    Lahan itu akan terisi material kembali dengan menunggu erupsi

    gunung dari merapi yang akan memenuhi lahan tersebut. Keadaan lain

    di desa ini adalah sulitnya mendapatkan air, karena desa ini berada di

    kemiringan tanah maka sulit untuk membuat sumur di desa ini ada 1

    sumur, namun sumur ini tidak bisa digunakan karena terlalu dalamnya

    air jika di angkat menggunakan mesin sanyo (timba air menggunakan

    listrik), mereka mengandalkan mata air yang berasal dari desa

    seberang yaitu desa Bebeg yang merupakan sumber mata air dan air

    hujan untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, maka setiap

    rumah pasti memiliki kolam penampuangan air bersih untuk timbunan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    air bersih, jika musim kemarau seperti ini mereka akan sulit

    mendapatkan air dan jalan satu-satunya untuk mengatasi hal ini adalah

    mereka membeli air, biasanya 5000 liter air dengan harga 150.000.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    Pada bab ini dipaparkan mengenai Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu

    Penelitian, Subjek dan Sampel Penelitian, Variabel Penelitian, Teknik dan

    Instrumen Data, Validitas dan Reliabilitas Instrumen, dan Teknik Analisa Data

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena berlandaskan

    pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

    sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

    analisis data bersifat kuantitatif/ statistik. Sifat deskriptif dalam penelitian

    ini dimasudkan untuk memperoleh gambaran tentang sikap anak usia SD

    putus sekolah terhadap pendidikan di desa Balerante Kemalang Klaten.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Peneliti mengambil tempat pengambilan data di desa Tegalweru

    Balerante Kemalang Klaten Jawa Tengah.

    Tabel 1.

    Waktu Penelitian

    No WAKTU AGENDA KETERANGAN

    1. Januari 2015 Observasi di Desa

    Balerante

    Terlaksana

    2. Februari-April

    2015

    Penmbuatan

    kuisioner

    Terlaksana

    3. Mei 2015 Menyebarkan

    kuisioner ke anak-

    anak putus sekolah

    di desa Balerante

    Terlaksana

    4. Mei-Juni 2015 Mengolah data dan

    menguji validitas

    Terlaksana

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    C. Subyek Penelitian

    Subjek penelitian adalah anak-anak di desa Tegalweru Balerante

    yang dulu pernah bersekoah di SD N 2 Balerante, pada tahun 2014/2015

    tidak bersekolah berjumlah 51 anak.

    Peneliti ini merupakan penelitian populasi karena semua anak

    dijadikan subyek peneliti. Berikut rincian subjek penelitian.

    Tabel 2.

    Jumlah Anak-anak di desa Tegalweru Balerante Kemalang Klaten

    yang pernah bersekolah namun saat ini sudah putus sekolah.

    NO JENIS KELAMIN JUMLAH

    1. Laki-laki 28

    2. Perempuan 23

    TOTAL 51

    D. Variabel Penelitian

    Variabel yang diteliti adalah Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah

    Terhadap Pendidikan.. Sikap akan dilihat dari tigas aspek yaitu Kognitif,

    Afektif, dan Konatif. Dari ketiga aspek tersebut maka akan dibuatkan

    koesioner pengukuran sikap sehingga diperoleh hasil yang akan

    memaparkan sejauh mana sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap

    Pendidikan.

    E. Teknik Pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah survey menggunakan kuesioner. Sugiyono (2013:142) Menyatakan

    bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang disusun peneliti

    mengacu pada prinsip-prinsip skala Guttman. Skala Guttman dengan tipe

    ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak; benar-salah;

    pernah-tidak pernah; positif-negatif. Data diperoleh dapat berupa data

    interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif) (Sugiyono, 2013: 139).

    Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner ini terdiri dari pernyataan

    positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable.

    Pernyataan positif atau favorable merupakan konsep keperilakuan yang

    sesuai atau mendukung atribut/variabel yang diukur. Sedangkan

    pernyataan negatif atau unfavorable yaitu konsep keperilakuan yang tidak

    sesuai/tidak mendukung atribut/variabel yang diukur.

    Subyek diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

    terdapat pada kuisioner dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang

    telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (). Skoring

    dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-

    masing item. Tentang sikap anak usia SD putus sekolah terhadap

    pendidikan pada subjek penelitian ini. Semakin tinggi jumlah skor yang

    diperoleh, maka semakin tinggi pula sikap positif anak usia SD putus

    sekolah terhadap pendidikan. Sebaliknya jika semakin rendah jumlah skor

    yang diperoleh, maka semakin rendah pula sikap negatif anak usia SD

    putus sekolah terhadap pendidikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Instrumen penelitian ini menyediakan 2 alternatif jawaban yaitu

    Setuju (S), Tidak Setuju (TS). Norma skoring yang dikenakan terhadap

    pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini ditentukan sebagai berikut:

    Tabel 3

    Norma Skoring Inventori Sikap anak usia SD putus sekolah

    F. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner. Kuisioner

    memuat beberapa item sikap anak usia SD putus sekolah terhadap

    pendidikan. Kisi-kisi kuisioner disajikan dalam tabel antara lain sebagai

    berikut:

    Tabel 4

    Kisi-kisi Kuisioner Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan

    No Aspek Indikator Favorable Unvavorable Jumlah

    1. Aktivitas

    Pendidikan.

    1.1 Sikap terhadap kegiatan belajar di

    sekolah.

    1, 32,35

    30, 31, 33

    6

    1.2 Sikap terhadap

    tugas-tugas belajar

    2, 3, 4

    27, 34, 36, 37 7

    2. Bentuk Fisik

    Pendidikan.

    2.1. Sikap terhadap

    fisik sekolah

    5, 6,7,28,29 38, 40 7

    2.2 Sikap terhadap

    sarana dan fasilitas

    sekolah.

    10, 23, 24.

    26

    8, 9, 25 7

    3. Tujuan

    Pendidikan.

    3.1 Sikap terhadap

    tujuan pendidikan

    11, 12, 21,

    27

    18, 39

    6

    3.2 Sikap dalam meraih

    pendidikan

    13, 15, 19,

    20

    14, 16, 17 7

    Alternatif Jawaban Skor

    Favourable

    Skor

    Unfovourable

    Setuju

    1 0

    Tidak Setuju

    0 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    G. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

    1. Validitas

    Menurut Azwar (2005) validitas menunjuk pada sejauh mana

    ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

    ukurnya. Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah

    validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat

    pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara

    professional judgement (Azwar 2004). Instrumen penelitian

    dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya

    dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing).

    Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi

    Product-Moment dari pearson, adapun hasilnya sebagai berikut:

    { {

    Keterangan:

    Rxy : korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir.

    N : Jumlah subyek

    X : Skor sub total kuesioner

    Y : Skor total butir-butir kuesioner

    XY : hasil perkalian antara skor X dan skor Y

    Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan

    program SPSS 16 (Statistic Programme for Social Science) versi

    16.0. perhitungan dengan SPSS 16 menggunakan patokan 0,250

    karena jumlah subjek penelitian lebih dari 50. Jika koefisien

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    korelasinya > 0.250 maka item yang bersangkutan dinyatakan

    valid. Sedangkan jika koefisien korelasinya < 0,250 maka item

    yang bersangkutan dinyatakan tidak valid (gugur). Berdasarkan

    perhitungan statistik yang telah dilakukan peneliti, diperoleh 34

    item yang dinyatakan valid dan 6 item dinyatakan tidak valid

    (gugur) yakni pada aspek kognitif (item nomor 4, 30), aspek afektif

    (item nomor 8, 24,26), aspek konatif (18). Adapun hasil item-item

    yang valid dan tidak valid terdapat pada tabel 6

    Tabel 5

    Kisi-kisi Instrumen setelah uji coba

    Aspek Indikator No. Item

    favorable

    No.Item

    Unfavorable

    Kognitif

    (Aktivitas

    Pendidikan)

    1.1 Sikap terhadap kegiatan belajar di sekolah.

    26 24,25,27 4

    1.2 Sikap terhadap tugas-tugas belajar

    1,2,3,

    21, 28,

    30,31

    7

    Afektif

    (Bentuk Fisik

    Pendidikan)

    2.1 Sikap terhadap fisik

    sekolah

    4,5,22,23,29 32,34

    7

    2.2 Sikap terhadap sarana

    dan fasilitas sekolah.

    7, 19,20, 6 4

    Konatif

    (Tujuan

    Pendidikan)

    3.1 Sikap terhadap tujuan

    pendidikan

    8,9,17,18 33 5

    3.2Sikap dalam meraih pendidikan 10,12,15,16 11,13,14 7

    Jumlah 34 34

    2 Reliabilitas

    Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran

    (Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai

    reliabel (Azwar, 2007).

    Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan

    pendekatan koefisien Alpha Cronbach (). Adapun rumus koefisien

    reliabilitas Alpha Cronbach () adalah sebagai berikut:

    = 2[1- ]

    Keterangan rumus :

    S12 dan S2

    2 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

    Sx2 : varians skor skala

    Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan

    teskonsistensi internal yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes

    pada subjek (single trial administration). Konsistensi internal

    menggunakan teknik dengan Alpha Cronbach () program SPSS 16.

    Hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,848. Hal ini

    menunjukkan bahwa Skala Sikap anak usia SD putus sekolah terhadap

    pendidikan naik dan memiliki reliabilitas yang baik. Artinya instrument

    ini memiliki keajegan yang tinggi.Perhitungan indeks reliabilitas

    dikonsultasikan menggunakan kriteria Guilford Masidjo (1995:209)

    seperti yang disajikan dalam tabel 5.

    2S

    2S + 2S

    x

    ix

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Tabel 6

    Kriteria Guilford

    No Koefisien Korelasi Kualifikasi

    1 0,91 1,00 Sangat positif

    2 0,71 0,90 Positif

    3 0,41 0,70 Cukup Positif

    4 0,21 0,40 Kurang Positif

    5 negatif 0,20 Sangat Kurang

    Positif

    H. Teknik Analisis Data

    Sugiyono (2011: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan

    kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

    responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

    responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan

    perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan

    langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk menganalisis data

    penelitian tentang sikap anak usia SD putus sekolah terhadap

    pendidikan adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang

    sudah diberikan oleh responden dan membuat tabulasi skor dari

    masing-masing butir skala item. Langkah selanjutnya menghitung

    total skor masing-masing subjek penelitian dan total skor tiap item

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    pernyataan. Melakukan skoring dengan bantuan Microsoft Excel

    dan SPSS versi 16,0.

    2. Membuat tabulasi data dan menghitung frekuensi jawaban pada

    setiap item Setuju, Tidak Setuju.

    3. Membuat kategorisasi sikap subjek penelitian secara umum

    berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi jenjang.

    Tujuannya untuk menepatkan subjek penelitian ke dalam

    kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut

    suatu kontinum berdasar pada atribut yang diukur. Kontinum

    jenjang ini berpedoman pada Azwar (2007:108) yang

    mengelompokkan tingkat kemampuan berpikir positif anak dalam

    dua ketegori yaitu positif dan negatif. Adapun norma

    kategorisasinya adalah sebagai berikut:

    Tabel 7

    Norma Kategorisasi Subyek

    - 1,5 Sangat Kurang Positif - 1,5 < X -0,5 Kurang Positif

    - 0,5 < X +0,5 Cukup Positif

    +0,5 < X +1,5 Positif

    +1,5 < X sangat positif

    Keterangan :

    Xmaksimal teoretik : Skor tertinggi yang mungkin

    diperoleh subjek peneliti dalam

    skala

    Xminimum teoretik : Skor terendah yang mungkin

    diperoleh subjek peneliti dalam skala

    (Standar deviasi) : Luas jarak rentangan yang dibagi

    menjadi 6 satuan deviasi standar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    (Mean teoretik) : Rata-rata teoretis dari skor

    maksimum dan minimum.

    4. Mencari norma atau patokan yang akan digunakan dengan mencari

    Xmaksimum teoretik, Xminimum teoretik, standar deviasi, dan

    mean teoretik. Kategori positif negatif sikap anak usia SD putus

    sekolah terhadap pendidikan secara keseluruhan dengan item total

    = 34, diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut

    Xmaksimum : 34 x 1 = 34

    Xminimum : 34 x 0 = 0

    (Standar deviasi teoretik) : 34 : 6 = 6

    (mean teoritik) : (34 + 0) : 2 = 17

    Tabel 8

    Norma Kategorisasi Sikap anak usia SD putus sekolah terhadap

    pendidikan

    Norma Rentang Skor Kategori

    X - 1,5 8 Sangat Kurang Positif

    - 1,5 < X - 0,5 8 14 Kurang Positif

    - 0,5 < X +0,5 14 20 Cukup Positif

    + 0,5 < X + 1,5 20 26 Positif

    + 1,5 < X 26 Sangat Positif

    Selanjutnya data setiap subjek penelitian dikelompokkan

    berdasarkan skor total yang telah diperoleh ke dalam norma

    kategorisasi di atas. Dengan demikian, dapat diketahui jumlah dan

    persentase sikap anak usia SD putus sekolah terhadap pendidikan

    secara umum mulai dari yang sangat negatif sampai yang sangat

    positif

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    5. Setelah mengkategorisasikan secara umum, kemudian

    dikategorisasikan juga skor setiap item dalam skala. Hal ini

    dilakukan untuk mendapatkan item-item skala yang nantinya akan

    dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi,

    kategorisasi skor setiap item itu berpedoman pada Azwar

    (2007:108) yang mengelompokkan dalam dua kategori yaitu sangat

    positif dan negatif. Adapun norma kategorisasi untuk item-item

    skala adalah sebagai berikut.

    Tabel 9

    Norma Kategorisasi Item

    Xitem

  • 41

    (Mean teoretik) : 51 : 2 = 26

    Penentuan kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel berikut

    ini:

    Tabel 10

    Norma Kategorisasi Skor Item Skala Sikap anak usia SD putus

    sekolah terhadap pendidikan

    Perhitungan Skor Kategori

    Xitem - 1,5 Xitem 13 sangat rendah

    - 1,5 < Xitem -0,5

    13< Xitem 22 Rendah

    -0,5 < Xitem +0,5

    22< Xitem 31 sedang

    +0,5 40 sangat tinggi

    7. Dari kategori skor item tersebut, data kemudian dikelompokkan

    berdasarkan norma yang ada. Setelah itu, item-item yang memiliki

    skor yang masuk dalam kategori negatif sampai positif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan.

    Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-

    pertanyaan penelitian.

    A. Hasil Penelitian

    Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan

    menggunakan kuesioner sikap, dilakukan analisis data dengan teknik

    deskriptif kategoris dan persentase yang disajikan dalam tabel 11 dan

    dalam grafik 1.

    Tabel 11

    Kategorisasi sikap anak usia SD putus sekolah terhadap

    pendidikan

    Kategori Skor Frekwensi

    ()

    %

    Sangat Kurang

    Positif

    8 0 0%

    Kurang Positif 8 14 1 2%

    Cukup Positif 14 20 0 0%

    Positif 20 26 9 18%

    Sangat Positif 26 41 80%

    Total 51 100 %

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Grafik 1. Grafik Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah terhadap

    Pendidikan di Desa Tegalweru Balerante.

    Berdasarkan tabel 11 dan grafik 1 tampak bahwa: terdapat 41 (80%) anak yang

    memiliki sikap sangat positif terhadap pendidikan, terdapat 9 anak (18%) yang

    memiliki sikap positif terhadap pendidikan, tidak ada anak (0 %) yang memiliki

    sikap cukup positif terhadap pendidikan dan terdapat 1 anak (2%) yang memiliki

    sikap kurang positif terhadap pendidikan serta tidak ada anak (0 %) yang memiliki

    sikap sangat kurang positif terhadap pendidikan. Dari data tersebut dapat

    disimpulkan bahwa sebagian besar anak usia SD putus sekolah di Desa Tegalweru

    Balerante memiliki sikap positif terhadap pendidikan. Artinya anak-anak tersebut

    memandang pendidikan sebagai hal yang positif untuk diri mereka.

    Penelitian ini juga memberikan data analisis butir item instrumen. Berdasarkan

    semua data diketahui 1 item tergolong rendah yaitu item nomor 13, dan 2 item

    kategori cukup nomer 21,31. Item yang tergolong rendah sebagai berikut:

    2%

    18%

    80%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Tabel 12

    Item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori rendah

    Aspek Indikator No. Item dan Pernyataan Skor

    Konatif 3.2.Sikap dalam meraih

    pendidikan

    13. Dari pada duduk dikelas

    lebih baik bekerja.

    17

    Item diatas adalah yang terindikasi negatif pada aspek Konatif. Teridentifikasi

    3% (1 anak) yang memiliki sikap rendah terhadap pendidikan.

    Dari tabel item pernyataan yang tergolong dalam kategori rendah, terdapat satu

    item pernyataan nomor 13 yang teridentifikasi rendah. Sehingga pada tabel di

    bawah ini disajikan kategori untuk skor item sikap anak usia SD putus sekolah

    terhadap pendidikan.

    Tabel 13

    Kategori Skor Item Sikap

    Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan Rentang

    Skor

    Kategori Jumlah Frekuensi No. Item

    Xitem 13 Sangat

    Rendah

    0 0% -

    13< Xitem

    22

    Rendah 1 3% 13

    22< Xitem

    31

    Cukup 2 6% 21,31

    31< Xitem

    40

    Tinggi 2 6% 24,30

    Xitem > 40 Sangat

    Tinggi

    29 85% 1,2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,1

    4,15,16,17,18,19,20,

    22,23,24,25,26,27,28,29,

    30,32,33.

    Total 34 100%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Data yang terdapat dalam tabel di atas menunjukkan bahwa item dengan

    skor yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 29 item, item dengan

    skor yang berada dalam kategori tinggi 2 item, item dengan skor yang berada

    dalam kategori cukup 2, item dengan skor yang berada dalam kategori rendah 1

    item, tidak ada item dengan skor yang berada dalam kategori sangat rendah. Item

    dengan skor yang berada dalam kategori rendah menunjukkan bahwa sikap anak

    usia SD putus sekolah terhadap pendidikan tidak cukup baik.

    Ditinjau dari hasil kategori hasil item terdapat 1 item masuk dalam

    kategori rendah. Sehingga pada grafik ini disajikan hasil analisis aspek

    pendidikan. Berikut adalah hasil grafik Analisis aspek pendidikan:

    Grafik 2. Grafik Analisis Aspek pendidikan

    Berdasarkan grafik tersebut tampil bahwa aspek pendidikan yang

    paling rendah persentasenya adalah aktivitas pendidikan 81,4 %, artinya sebanyak

    81,4% prosentase yang diperoleh, hasil ini menjadi aspek yang paling rendah

    dibandingkan aspek kedua dan ketiga, anak tidak tertarik dalam aktivitas

    81,40%

    88,50%

    84,90%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    pendidikan tersebut, kemudian kedua 88,5% prosentase bentuk fisik pendidikan

    yang diperoleh dari hasil ini artinya sikap anak yang positif dalam bentuk fisik

    pendidikan anak sudah menunjukan respon yang positif dalam aspek ini,

    kemudian dan ketiga 84,9% prosentase tujuan pendidikan yang diperoleh artinya

    anak sudah menunjukkan respon yang baik dalam aspek ini.

    B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang tergambar dalam tabel 11 dan

    hasil analisis aspek pendidikan, terdapat 1 anak (2%) memiliki sikap

    terhadap pendidikan dalam kategori kurang positif, artinya anak memiliki

    pandangan yang kurang positif terhadap pendidikan, penyebab dari hal ini

    adalah kesiapan belajar anak yang belum siap, anak lebih memilih

    membuang-buang waktu dari pada belajar ada penyebab lain juga tentang

    tugas perkembangan anak, anak kurang mengembangkan ketrampilan

    dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, atau pengalaman pribadi

    dari anak juga dapat mempengaruhi anak dalam proses belajar, kehadiran

    anak di dalam keluarga perlakuan dari orang tua, teman sebaya yang

    berperilaku terhadap anak yang tidak enak akan meninggalkan kesan

    negatif dan membekas untuk anak, ini dapat mempengaruhi tumbuh

    kembang anak dalam proses mencapai tugas-tugas perkembangannya.

    Penyebab dari faktor lain pada aspek pendidikan, aspek pertama

    aktivitas pendidikan. Anak kurang menyukai aktivitas pendidikan seperti

    belajar di dalam kelas, mengerjakan tugas-tugas sekolah dan belum ada

    kesadaran untuk pentingnya belajar untuk dirinya, sehingga anak malas

    dan tidak ada semangat untuk belajar hal ini yang menyebabkan anak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    mempunyai nilai yang kurang positif terhadap pendidikan. Terdapat 9

    anak (18%) memiliki sikap terhadap pendidikan dalam kategori positif

    artinya beberapa anak sudah memiliki sikap yang positif terhadap

    pendidikan adanya faktor pengaruh dari dalam diri sendiri ataupun dari

    luar yang memotivasi anak untuk membentuk sikap yang positif. Faktor

    lain yang dapat mempengaruhi anak sudah ada kesiapan dari anak untuk

    belajar hal ini pengaruh dari teman sebaya yang positif untuk diri anak

    sehingga anak dapat mencontoh teman lain dan bermanfaat untuk diri

    anak. Pengaruh budaya yang disiplin dan aktif juga dapat mempengaruhi

    anak dalam proses tumbuh kembangnya, anak yang dibesarkan dalam

    aturan keluarga yang baik makan akan lebih muda dalam mengatur dan

    mendidik anak untuk menjadi apa yang di inginkan orang tua anak.

    Terdapat 41 anak (80%) memiliki sikap terhadap pendidikan

    dalam kategori sangat positif. Artinya anak sudah memiliki sikap yang

    positif terhadap pendidikan sikap itu dapat berasal dari dalam diri maupun

    dari pihak luar ataupun perilaku meniru dari tokoh yang bermakna dalam

    belajar anak yang dapat memotivasi anak untuk bersikap positif, anak

    juga sudah mampu menyelesaian tugas perkembangan sehingga sudah

    mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Faktor lain yang

    berkaitan tentang aspek pendidikan anak sudah mempunyai nilai sangat

    positif anak sudah mengetahui tujuan dari pendidikan, manfaat dari

    pendidikan anak sudah mulai mengerti untuk dirinya sendiri. Manfaat itu

    diperolehnya dari anak pernah merasakan bangku sekolah kemudian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    dibawa oleh anak dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak dapat

    mengambil sisi positif dari pendidikan tersebut. Dari prosentase yang

    memiliki kategori sangat positif itu dapat disimpulkan bahwa ada

    kemungkinan untuk anak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi untuk

    bersekolah lagi.

    Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tersebut, dapat

    disimpulkan bahwa sebagian besar anak usia SD putus sekolah di desa

    Balerante memiliki sikap positif memandang pendidikan artinya

    sebagian besar anak usia SD yang putus sekolah walaupun sudah tidak

    bersekolah mendukung untuk pendidikan. Adanya sikap positif anak yang

    terlihat pada hasil penelitian, sikap tersebut bisa dipengaruhi oleh

    b