116
PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU DARI BERPACARAN DAN DIJODOHKAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Igan EvangLista Tarigan 129114171 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ...Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal: dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji: Nama Lengkap Tanda

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU DARI

    BERPACARAN DAN DIJODOHKAN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Disusun oleh:

    Igan EvangLista Tarigan

    129114171

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITUNJAU DARI

    BERPACARAN DAN DIJODOHKAN

    Dipersiapkan dan ditulis oleh:

    Igan EvangLista Tarigan

    129114171

    Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

    Pada tanggal:

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Susunan Panitia Penguji:

    Nama Lengkap Tanda Tangan

    Penguji 1 : Dr. Titik Kristiyani, M.Psi.

    Penguji 2 : M.L. Anantasari, M.Si.

    Penguji 3 : Diana Permata Sari, M.Sc.

    Yogyakarta,

    Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan,

    Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO

    Dibalik badai kehidupan, Tuhan tidak biarkan kita

    sendiri.

    Bukan hasil yang dilihat melainkan motivasi kita

    memberi yang terbaik.

    Bersukacitalah dalampengharapan, Sabarlah dalam

    kesukaran, dan bertekunlah dalam Doa – Roma 12: 12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 20 November 2017

    Penulis,

    Igan EvangLista Tarigan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU DARI

    BERPACARAN DAN DIJODOHKAN

    Igan EvangLista Tarigan

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan perkawinan

    ditinjau dari berpacaran dan dijodohkan. Penelitian ini melibatkan 74 subjek yang

    terdiri dari 37 responden berpacaran dan 37 responden dijodohkan. Hipotesis

    dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kepuasan perkawinan antara

    kelompok berpacaran dan kelompok yang dijodohkan. Instrumen penelitian ini

    menggunakan skala kepuasan perkawinan yang terdiri dari 28 item dengan

    reliabilitas Alpha Cronbach (α)sebesar 0,836. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah uji Mann-Whitney U. Hasil analisis

    menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,592 (p < 0,05). Hasil tersebut

    menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak yaitu tidak terdapat

    perbedaan kepuasan perkawinan yang signifikan antara kelompok berpacaran dan

    kelompok dijodohkan.

    Kata kunci: kepuasan perkawinan, berpacaran, dijodohkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    DIFFERENCES IN MARITAL SATISFACTION IN TERMS OF

    DATING AND ARRANGED

    Igan EvangLista Tarigan

    ABSTRACT

    This study aims to determine differences in marital satisfaction in terms of

    dating and arranged. This study involved 74 subjects that consisted 37

    respondents who are dating and 37 respondents who are arranged. The

    hypothesis in this study wasa difference in marital satisfaction between the dating

    group and the arranged group. The instrument that wasused in this study is

    marital satisfaction scale that consisted of 28 items with Alpha Cronbach (α) reliability equal to 0.836. The statistic method that was used to analyzed this

    study data is Mann-Whitney U test. The analysis results showed the significance

    (р) of 0.592 (р

  • viii

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Igan EvangLista Tarigan

    NIM : 129114171

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

    “Perbedaan Kepuasan Perkawinan ditinjau dari Berpacaran dan

    Dijodohkan”

    Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk

    menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

    bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di

    internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari

    saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

    saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 20 November 2017

    Yang menyatakan,

    Igan EvangLista Tarigan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang selalu

    menyertai, membimbing, memberikan hikmat, petunjuk, dan pengetahuan dalam

    penyelesaian tugas akhir ini. Karya ini jauh dari kata sempurna tetapi karya ini

    dapat penulis selesaikan berkat doa dan semangat dari berbagai pihak. Dengan

    penuh syukur, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto M.Si.selaku Kepala Program Studi

    Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    3. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

    Terimakasih untuk ibu Titik yang selalu meluangkan waktunya untuk

    membimbing, mengarahkan, memberikan masukan, dan memberi

    semangat kepada saya ketika menghadapi kesulitan .

    4. Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi M.Si. selaku Dosen Pembimbing

    Akademik.

    5. Mas Muji, Mas Gandung, teman-teman student staff, dan teman-teman

    petugas lab atas segala bantuannya

    6. Kedua orangtuaku yang tidak pernah lupa mendokan anak-anaknya

    untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Terimakasih sudah berperan

    besar dalam hidupku, tidak lupa untuk selalu memberikan semangat dan

    motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    7. Kedua adikku Reza Agrifa Tarigan dan Keyna Gianina Triartha Tarigan.

    Teman berantamku sepanjang hari, jangan sering-sering ngelawan sama

    kakaknya yaa. Semoga kita bertiga akan dipersatukan di rumah dan bisa

    menikmati kehidupan bersama-sama lagi.

    8. Keluarga Tarigan dan Keluarga Sebayang. Terimakasih atas penguatan

    yang selalu diberikan dan doa-doa yang selalu dipanjakan agar skripsi

    yang dikerjakan lancar.

    9. Sahabat-sahabat cabe-cabean: Putri, Olip, Anggie, Nona, Dira, Mitha,

    Seprina, Gung Is, Bincik, dan Itha. Terimakasih sudah menjadi partner

    berjuang dari awal perkuliahan sampai sekarang. Terimakasi atas

    perhatiannya, dukungan, canda tawanya yang tidak bisa dilupakan.

    Kalian sahabat terbaikku dan rumah keduaku di Jogja.

    10. Sahabat mitosku: Ajeng, Elga, Gue, Karin, Novia, Risca, Moka dan GM.

    Terimakasih atas kegilaannya setiap kali ngumpul, walaupun

    ngumpulnya salalu berujung mitos.

    11. Sahabat SMA ku: Silvia, Puspita, Hotma, Claura dan Desbo. Terimakasi

    karena sudah selalu meluangkan waktunya untuk selalu betemu dan

    berkumpul ketika sama pulang ke Medan.

    12. Sahabat payungku: Indri, Dira, Ken, Monic, Anggie, Devita dan Ivi.

    Terima kasih atas kerja sama kita, tetap semangat!

    13. Teman-teman dosbing Bu Titik: Kak Lia, Kak Tina, Desi, Clara, Rio

    Jeje, Nona, Rere, Ken, Anggie, Ivi, Indri, Monic, Dira, Devita, Olip,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    Rizky dan Bella yang menguatkan satu sama lain. Terimakasi atas

    semua bantuan yang sudah di berikan saat mengerjakan skripsi.

    14. FS, teman berantem di sepanjang hari, teman selalu ada ketika saya

    sedih dan membutuhkan sesuatu. Terimakasih sudah menjadi partner

    terbaikku.

    15. Teman-temanku seluruh angkatan 2012 atas bantuan, dukungan, dan

    doanya. Selalu semangat dan optimis teman-teman.

    16. Subjek-subjek yang telah berpartisipasi dalam penelitianku ini.

    17. Semua pihak yang turut memberikan doa, dukungan, dan bantuan tapi

    tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih.

    Penulis memiliki harapan agar karya ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis saja

    tetapi juga berguna bagi seluruh pembaca

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

    HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

    ABSTRAK ............................................................................................................. vi

    ABSTRACT .......................................................................................................... vii

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................ viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

    BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

    D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8

    2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 8

    BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................ 9

    A. PERKAWINAN ............................................................................................. 9

    1. Definisi Perkawinan ................................................................................. 9

    2. Definisi Kepuasan Perkawinan............................................................... 10

    3. Aspek Kepuasan Perkawinan ................................................................. 11

    4. Area Kepuasan Perkawinan .................................................................... 12

    5. Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Perkawinan ................................. 14

    B. STATUS SEBELUM MENIKAH ............................................................. 17

    1. Berpacaran .............................................................................................. 17

    2. Perjodohan .............................................................................................. 19

    C. DINAMIKA PERBADAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU

    DARI BERPACARAN DAN DIJODOHKAN ................................................. 19

    D. BAGAN PERBEDAAN PERKAWINAN DITINJAU DARI

    BERPACARAN DAN DIJODOHKAN ........................................................... 23

    E. HIPOTESIS ................................................................................................ 24

    BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 25

    A. JENIS PENELITIAN ................................................................................... 25

    B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ............................................ 25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    C. DEFINISI OPRASIONAL ......................................................................... 25

    1. Kepuasan Perkawinan ............................................................................ 25

    2. Berpacaran dan Dijodohkan ................................................................... 26

    D. RESPONDEN PENELITIAN .................................................................... 27

    E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA .................................. 27

    1. Penyusunan blue-printskala kepuasan perkawinan ................................ 28

    2. FGD (focus group discussion) ................................................................ 29

    3. Penulisan Item ........................................................................................ 31

    4. Review dan revisi item ........................................................................... 31

    5 Penghitungan validitas isi ....................................................................... 31

    6. Uji coba skala kepuasan perkawinan ...................................................... 33

    F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN ........... 35

    G. METODE ANALISIS DATA .................................................................... 35

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 38

    A. PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................................... 38

    B. DESKRIPSI RESPONDEN PENELITIAN ................................................ 38

    C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ............................................................ 41

    D. ANALISIS DATA PENELITIAN ............................................................. 42

    E. ANALISIS DATA PENELITIAN TAMBAHAN ...................................... 44

    F. PEMBAHASAN ........................................................................................ 47

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 53

    A. KESIMPULAN ........................................................................................... 53

    B. KETERBATASAN PENELITIAN ............................................................. 53

    C. SARAN ....................................................................................................... 53

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 59

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Blue Print Skala Kepuasan Perkawinan............................................. 29

    Tabel 2. Pemberian Skor Berdasarkan Pilihan Jawaban .................................. 33

    Tabel 3. Distibusi Item Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Uji Coba ........ 35

    Tabel 4. Blue Print Skala Kepuasan PerkawinanSetelah Uji Coba ................. 36

    Tabel 5. Deskripsi Jenis Kelamin dan Usia Responden .................................. 40

    Tabel 6. Deskripsi Alamat Responden ............................................................. 40

    Tabel 7. Deskripsi Pekerjaan dan Rata-Rata Penghasilan/Bulan ..................... 41

    Tabel 8. Deskripsi Usia Perkawinan Responden. ............................................ 41

    Tabel 9. Data Kepuasan Perkawinan Responden Penelitian ............................ 42

    Tabel 10. Uji Normalitas .................................................................................. 43

    Tabel 11. Uji Homogenitas. ............................................................................. 44

    Tabel 12. Uji Hipotesis .................................................................................... 44

    Tabel 13. Uji Beda Mean Tiap Area Kepuasan Perkawinan. .......................... 45

    Tabel 14. Uji Beda Jenis Kelamin Kelompok Dijodohkan. ............................. 46

    Tabel 15. Uji Beda Rata-Rata Penghasilan/Bulan Kelompok Dijodohkan...... 46

    Tabel 16. Uji Beda Usia Perkawinan Kelompok Dijodohkan. ........................ 47

    Tabel 17. Uji Beda Jenis Kelamin Kelompok Berpacaran. ............................. 47

    Tabel 18. Uji Beda Rata-Rata Penghasilan/Bulan Kelompok Berpacaran. ..... 48

    Tabel 19. Uji Beda Usia Perkawinan Kelompok Berpacaran. ......................... 48

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Tabel Daftar Pertanyaan Kepuasan Perkawinan untuk FGD ............... 61

    Lampiran 2 Form Penilaian Validitas Isi Skala Kepuasan Perkawinan ................... 63

    Lampiran 3 SkalaKepuasan Perkawinan ditinjau dari berpacaran dan dijodohkan 74

    Lampiran 4 Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Kepuasan Perkawinan .......... 83

    Lampiran 5 Skala Kepuasan Perkawinan ditinjau dari berpacaran dan dijodohkan 86

    Lampiran 6 Uji Reliabilitas Skala Kepuasan Perkawinan ...................................... 93

    Lampiran 7 Hasil Uji Deskriptif .............................................................................. 94

    Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 95

    Lampiran 9 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 96

    Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... ..97

    Lampiran 11 Hasil Analisis Tambahan .................................................................... 98

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

    manusia. Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, yang

    membentuk ikatan perkawinan. Perkawinan biasanya dilakukan oleh dua

    orang lawan jenis dan biasanyaterjadipada usia dewasa muda. Olson dan

    DeFrain (2010) menyatakan bahwa usia menikah pada umumnya adalah

    27 tahun untuk pria dan 26 tahun pada wanita. Perkawinan merupakan

    suatu hubungan yang sakral dan suci serta memiliki banyak keuntungan

    dibandingkan dengan hidup sendiri, karena pasangan yang sudah menikah

    dapat menjalani hidup sehat, dapat hidup lebih lama, memiliki hubungan

    seksual yang memuaskan, memiliki banyak aset dalam ekonomi, dan

    umumnya memiliki teman untuk membesarkan anak bersama-sama (Olson

    & DeFrain, 2010).

    Burgess dan Locke (1960) mencetuskan kriteria dalam mengukur

    keberhasilan perkawinan. Kriteria itu antara lain, awetnya suatu

    perkawinan, kebahagiaan suami dan isteri, kepuasan perkawinan,

    penyesuaian perkawinan, dan kesatuan pasangan. Ardhianita dan

    Andayani (2005) mengatakan bahwa kepuasan perkawinan menjadi salah

    satu faktor penting dalam keberhasilan suatu perkawinan karena jika tidak

    ada kepuasan perkawinan dalam suatu keluarga maka besar kemungkinan

    keluarga tersebut bisa mengalami kegagalan atau bercerai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehidupan

    Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan angka

    perceraian di Indonesia lima tahun terakhir terus meningkat. Kasus

    perceraian dalam lima tahun terakhir 2010-2014 meningkat 52 persen.

    Sebanyak 70 persen perceraian diajukan oleh istri. Hal itu terutama karena

    ketidaksiapan menikah yang ditandai dengan rumah tangga tidak

    harmonis, tidak ada tanggung jawab, persoalan ekonomi, dan kehadiran

    pihak ketiga. Dirilis dari kompas.com angka perceraian pada 2010-2014,

    dari sekitar 2.000.000 pasangan menikah, 15 % diantaranya bercerai.

    Angka perceraian yang diputus pengadilan tinggi agama seluruh Indonesia

    tahun 2014 mencapai 382.231, naik sekitar 100.000 kasus dibandingkan

    dengan pada 2010 sebanyak 251.208 kasus.

    Duvall dan Miller (1985) menyatakan bahwa puncak dari kepuasan

    perkawinan akan terjadi pada masa-masa awal dalam perkawinan tersebut.

    Setiap pasangan dituntut untuk mampu memahami perbedaan masing-

    masing dimasa-masa awal perkawinan (Hurlock, 1999). Kepuasan

    perkawinan akan tercapai jika pasangan mampu memberikan kebebasan

    dari hubungan yang mereka ciptakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan

    dan harapan yang mereka bawa sebelum perkawinan terlaksana

    (Sadarjoen, 2005). Matlin (2008) mengungkapkan bahwa perkawinan yang

    memuaskan adalah perkawinan yang stabil, langgeng, bahagia, saling

    memahami dan menghargai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Setiap pasangan yang sudah menikah akan menginginkan

    kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan rumah tangganya. Namun

    kenyataanya untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan bersama

    pasangan tidaklah mudah. Menurut Lemme (1995) kepuasan perkawinan

    merupakan penilaian terhadap kehidupan perkawinan yang dijalani

    pasangan suami dan istri yang dapat berubah sepanjang perjalanan

    perkawinan yang dijalani.

    Kepuasan perkawinan terdiri dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan

    aspek efektif(Bradburry, Fincham &Beach, 2000). Olson dan Olson

    (2000) menjabarkan tujuh area perkawinan yang memuaskan diantaranya

    yaitu, kepribadian, komunikasi, resolusi konflik, pengaturan keuangan,

    aktivitas waktu luang, pola pengasuhan dan hubungan seksual. Diantara

    tujuh area tersebut yang paling membentuk status pra nikah adalah area

    kepribadian, dimana seseorang yang serius kejenjang perkawinan mereka

    terlebih dahulu harus mengenal sosok pasangan yang nanti menjadi

    pendamping hidupnya. Berpacaran sebelum menikah merupakan hal

    penting dalam kepuasan perkawinan.

    Kepuasan perkawinan akan berkaitan dengan masa pacaran. Pacaran

    bertujuan untuk proses pematangan pada pasangan dalam hidup

    berkeluarga (Adi, 2000dalam Ardhianita & Andayani, 2005). Proses

    tersebut membuat individu akan lebih mengenal karakter masing‐masing sehingga dengan adanya masa tersebut akan memudahkan individu dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    melakukan penyesuaian‐penyesuaian sebelum memasuki jenjang perkawinan yang sesungguhnya.

    Burgess dan Cotrell (dalam Ardhianita & Andayani, 2005)

    mengemukakan bahwa kebahagiaan dalam perkawinan lebih banyak

    terjadi pada pasangan yang mempunyai masa perkenalan lima tahun atau

    lebih dari lima tahun. Tidak banyak pasangan yang dapat mencapai

    kebahagiaan dalam kehidupan perkawinan dengan masa perkenalan yang

    singkat. Masa perkenalan yang panjang akan memberikan penyesuaian

    yang baik antar pasangan. Pasangan yang memiliki masa perkenalan yang

    lebih lama akan mengerti kebiasaan, perilaku, dan kepribadian masing-

    masing. Oleh karena itu, mereka tidak akan terkejut dengan perbedaan

    kepribadian dan kebiasaan pasangannya sehingga kebahagiaan dan

    kepuasan perkawinannya tidak akan terpengaruhi.

    Terdapat dua jenis perkawinan, yaitu perkawinandijodohkan atau

    perkawinan yang tidak dijodohkan (Habibi, 2015). Pada saat ini

    perjodohan sudah tidak banyak dilakukan, namun perjodohan di dalam

    kehidupan masyarakat masih menjadi suatu fenomena yang perlu

    diperhatikan.

    Pacaran merupakanproses awal menuju kejenjang perkawinan atau

    salah satu sarana dalam memilih pasangan yang cocok untuk dijadikan

    pasangan hidup (Benokraitis, 1996). Selain itu, pacaran merupakan proses

    menjalin hubungan dan melakukan aktivitas untuk mengenal karakter satu

    sama lainnya (DeGenova, 2008). Kasim (dalam Ardhianita & Andayani,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    2005) juga menjabarkan pentingnya masa perkenalan. Dalam masa

    perkenalan yang singkat individu belum mengenal secara baik karakter

    masing‐masing. Aitken dan Sobrero (dalam Ardhianita & Andayani, 2005) berpendapat bahwa sebelum seorang individu memutuskan untuk

    menikahi calon pasangannya ia sebaiknya mengenali pola‐pola kepribadian, watak, minat‐minat, nilai‐nilai, dan jalan hidup calon pasangannya.

    Di Indonesia, pacaran umumnya merupakan salah satu cara yang

    dilakukan masyarakat dalam memilih pasangan hidup, tetapi ada beberapa

    budaya yang masih memegang teguh adat mengenai perkawinan tanpa

    melalui proses pacaran melainkan dengan cara dijodohkan. Perkawinan

    tanpa melalui proses pacaran biasanya dilakukan karena alasan latar

    belakang budaya. Selain latar belakang budaya perkawinan dalam

    perjodohan merupakan suatu perkawinan yang diatur oleh kerabat atau

    keluarga. Salah satu budaya yang masih memegang tradisi perkawinan

    melalui dijodohkan yaitu Budaya Batak (Nasution, 2005). Tradisi

    perjodohan masih juga dilakukan oleh masyarakat Batak Karo yang

    disebut Perjodohan Antar Impal. Tujuan perjodohan antar impal yang

    dilakukan oleh masyarakat Batak Karo adalah untuk menjaga hubungan

    dekat, menjaga komunikasi antara kelurga besar agar tidak putus, dan hal

    yang paling penting adalah untuk meneruskan marga di dalam keluarga.

    Masyarakat Batak Karo adalah masyarakat yang pada umumnya

    masih memegang teguh nilai dan norma-norma serta adat budaya yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    berasal dari nenek moyang dahulu. Masyarakat Batak Karo juga masih

    memiliki rasa kekerabatan yang mempengaruhi hubungan kekeluargaan

    yaitu kelahiran dan perkawinan. Dalam hal perkawinan, masyarakat Batak

    Karo memiliki sifat yang setia terhadap keluarganya (Tiar,2012). Bangun

    (1986) mengatakan bahwa salah satu sifat suku Batak adalah sayang

    keluarga dimana keluarga adalah merupakan prioritas paling utama untuk

    mereka.

    Beberapa budaya di Indonesia masih melakukan perkawinan seperti

    dijodohkan. Blood (dalam Allendorf & Ghimer, 2012) mengatakan bahwa

    perjodohan tidak selamanya mengalami kegagalan, namun tidak juga

    menutup kemungkinan bahwa perjodohan akan sangat memuaskan untuk

    beberapa orang yang telah dijodohkan. Perkawinan melalui perjodohan

    pada awalnya memiliki tingkat kualitas perkawinan yang rendah, namun

    akan meningkat seiring dengan lamanya waktu perkawinan. Berbeda

    dengan perkawinan atas pilihan sendiri, pasangan ini memiliki kualitas

    perkawinan tinggi pada awalnya, namun seiring berjalannya waktu akan

    menjadi rendah. Hal tersebut menjadi pendukung bahwa perkawinan

    melalui proses perjodohan bukan sebagai penghalang pasangan suami istri

    dalam mendapatkan kualitas perkawinan yang baik serta dalam mencapai

    tujuan perkawinan itu sendiri.

    Penelitian sebelumnya memiliki hasil yang bervariasi. Penelitian

    yang dilakukan oleh Ardhianita dan Andayani (2005)pada pasangan yang

    telah menikah paling sedikit selama 1 tahun dan maksimal 5 tahun,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan kelompok yang menikah tanpa

    berpacaran lebih tinggi daripada kelompok yang menikah dengan

    berpacaran sebelumnya. Dalam penelitian ini kelompok subjek yang tidak

    berpacaran sebelum menikah memahami tentang agamanya dan selalu taat

    dalam beribadah sehingga memiliki religiusitas yang membuat kepuasan

    perkawinan subjek yang tidak berpacaran sebelum menikah lebih tinggi

    daripada subjek yang berpacaran sebelum menikah. Disisi lain hasil

    penelitian Myers, Madathil, dan Tingel (2005) menunjukkan bahwa tidak

    terdapat perbedaan kepuasan dan kesejahteraan perkawinan pada pasangan

    di India yang dijodohkan dengan pasangan di Amerika yang tidak

    dijodohkan. Penelitian ini juga sejalan dengan temuan Sukmadiarti (2007)

    yang tidak menemukan perbedaan yang berarti pada kepuasan perkawinan

    pasangan yang dijodohkan dan pasangan yang berpacaran sebelum

    menikah.

    Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk

    mengetahui adakah perbedaan kepuasan perkawinan antara kelompok

    berpacaran dan kelompok dijodohkan pada masyarakat yang

    berlatarbelakang budaya Batak Karo, dengan pertimbangan ini di zaman

    sekarang perkawinan dijodohkan sudah tidak banyak namun di Medan

    masih banyak terdapat perkawinan dijodohkan sehingga hal tersebut

    menarik untuk dijadikan kajian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    A. Rumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah apakah ada perbedaan kepuasan perkawinan ditinjau

    dari berpacaran dan dijodohkan?

    B. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang

    telah dipaparkan sebelumnya dengan cara menguji perbedaan kepuasan

    perkawinan ditinjau dari berpacaran dan dijodohkan.

    C. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

    menambah pengetahuan dibidang psikologi keluarga dan perkawinan

    mengenai kepuasan perkawinan ditinjau dari berpacaran dan

    dijodohkan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi subjek penelitian

    Dapat dijadikan sebagai media dalam mengevaluasi

    kehidupan perkawinan yang dijalani.

    b. Bagi masyarakat

    Dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai

    kepuasan perkawinan dilihat dari berpacaran dan dijodohkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    D. PERKAWINAN

    1. Definisi Perkawinan

    Perkawinan adalah suatu ikatan janji setia antara suami dan istri

    yang didalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah

    pihak. Janji setia yang terucap merupakan sesuatu yang tidak mudah

    diucapkan. Dalam pasal 1 Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

    Perkawinan, disebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin

    antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan

    tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

    berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

    Menurut Bachtiar (2004) definisi perkawinan adalah pintu bagi

    bertemunya dua hati dalam naungan pergaulan hidup yang berlangsung

    dalam jangka waktu yang lama, yang di dalamnya terdapat berbagai

    hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak

    untuk mendapatkan kehidupan yang layak, bahagia, harmonis, serta

    mendapat keturunan. Perkawinan itu merupakan ikatan yang kuat yang

    didasari oleh perasaan cinta yang sangat mendalam dari masing-

    masing pihak untuk hidup bergaul guna memelihara kelangsungan

    manusia di bumi.

    Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

    perkawinanadalah suatu ikatan janji setia antara pasangan suami istri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    yang harus bertanggung jawab akan hak dan kewajiban agar

    mendapatkan kehidupan yang harmonis. Perkawinan sifatnya kekal

    dan bertujuan menciptakan kebahagian individu yang terlibat

    didalamnya.

    2. Definisi Kepuasan Perkawinan

    Duvall dan Miller (1985) mendefinisikan kepuasan perkawinan

    sebagai terpenuhinya rasa aman secara emosional, dapat membangun

    komunikasi dan terbinanya kedekatan. Menurut Lemme (1995)

    kepuasan perkawinan adalah evaluasi yang dilakukan oleh pasangan

    suami istri terkait dengan kehidupan perkawinan yang berubah

    sepanjang berjalannya perkawinan itu sendiri. Fowers dan Olson

    (1993) mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai perasaan bahagia,

    puas, dan menyenangkan terhadap seluruh kehidupan perkawinannya,

    serta pada aspek-aspek khusus yang berhubungan dengan pasangan.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan

    perkawinan adalah terpenuhinya rasa aman secara emosional,

    komunikasi dan terbinanya kedekatan serta dapat membangun

    perasaan bahagia, puas dan menyenangkan dalam kehidupan

    perkawinannya. Selain itu, kepuasan perkawinan juga merupakan

    evaluasi yang dilakukan oleh pasangan terkait dengan kehidupan

    perkawinan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    3. Aspek Kepuasan Perkawinan

    Menurut Bradburry, Fincham dan Beach (2000) kepuasan perkawinan

    terdiri dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan afektif.

    3.1 Aspek Kognitif

    Aspek kognitif dari kepuasan perkawinan didasarkan pada

    sikap evaluatif atau keyakinan dalam mempersepsikan apakah

    perilaku pasangan bermanfaat atau merugikan (Bradburry,

    Fincham &Beach, 2000). Aspek kognitif tampak dari cara individu

    melakukan evaluasi atau memberikan penilaian (judgement)

    terhadap kehidupan perkawinannya, seberapa positif atau seberapa

    baik perkawinan yang dijalaninya. Evaluasi tersebut didasarkan

    pada informasi-informasi yang diperoleh dari pengalaman.

    3.2 Aspek Afektif

    Aspek afektif dari kepuasan perkawinan didasarkan pada

    penilaian terhadap perasaan positif yang dirasakan individu

    terhadap pasangan dalam kehidupan perkawinannya. Aspek afektif

    dalam kepuasan perkawinan digunakan untuk mengamati afeksi

    individu tentang perkawinan dari waktu ke waktu (Bradburry,

    Fincham & Beach, 2000). Evaluasi tersebut didasarkan pada

    informasi yang diperoleh dari pengalaman kehidupan

    perkawinannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    4. Area Kepuasan Perkawinan

    Olson dan Olson (2000) menjabarkan tujuh area kepuasan perkawinan

    diantaranya:

    4.1 Isu Kepribadian.

    Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda,

    termasuk watak, kepribadian, dan cara berpikir. Hal ini berarti bagi

    pasangan yang menikah membawa perbedaan-perbedaan tersebut

    dalam hubungan perkawinan. Pada area ini menjelaskan mengenai

    penilaian individu terhadap sifat-sifat pasangan dan perilaku dalam

    perkawinan.

    4.2 Resolusi Konflik

    Konflik merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak akan

    merusak sebuah hubungan. Apabila pasangan melihat konflik

    sebagai hal yang negatif dan menghindar untuk membicarakan hal

    tersebut, maka hubungan mereka akan mengalami kesengsaraan.

    Konflik akan semakin besar apabila pasangan tidak memahami

    bagaimana cara untuk mengatur dan menyelesaikan konflik. Pada

    areaini menjelaskan tentang persepsi kesadaran pasangan terhadap

    masalah dan strategi penyelesaian masalah pada hubungan. Dalam

    area ini berfokus padaketerbukaan pasangan untuk menyadari dan

    menyelesaikan masalah serta strategi yang digunakan untuk

    menyelesaikan perdebatan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    4.3 Pengaturan keuangan.

    Ekonomi merupakan sebuah alasan penting untuk perkawinan.

    Banyak masalah terjadi ketika salah satu pasangan berfikir

    pasangannya harus lebih berhati-hati dalam menggunakan uang.

    Mengelola keuangan agar tetap stabil merupakan masalah bagi

    sebagian besar pasangan yang telah menikah. Area ini berfokus

    pada sikap dan kekhawatiran mengenai masalah pengaturan

    ekonomi.

    4.4 Pola asuh dan anak.

    Orangtua bertanggung jawab untuk perkembangan anak-anak

    mulai dari harga diri, rasa tanggung jawab, nilai-nilai, kesehatan

    fisik, dan emosional serta kebutuhan sosial dan emosi anak.

    Dalam area ini menjelaskan mengenai penilaian dan perasaan

    tentang memiliki dan cara membesarkan anak.

    4.5 Aktivitas waktu luang.

    Menghabiskan waktu bersama pasangan merupakan aspek

    penting untuk menunjang kedekatan satu sama lain. Terlebih

    ketika sudah memiliki anak, karena sebagian banyak waktu akan

    habis untuk mengurus anak dan pekerjaan. Area ini mengkaji

    mengenai preferensi untuk menghabiskan waktu luang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    4.6 Komunikasi.

    Komunikasi merupakan salah satu hal penting yang mampu

    mendefinisikan suatu hubungan. Pasangan yang tidak bahagia

    sering mengeluh bahwa mereka tidak berkomunikasi, akan tetapi

    tidak mungkin jika dalam suatu hubungan tidak terjadi

    komunikasi. Dalam area ini menjelaskan mengenai perasaan

    individu terhadap kehadiran percakapan, kontak fisik, senyuman,

    dan keterbukaan komunikasi yang terjadi.

    4.7 Hubungan seksual.

    Sebagian pasangan tidak malu untuk mengekspresikan kasih

    sayang mereka satu sama lain, namun beberapa pasangan merasa

    enggan untuk mengekspresikan perasaannya terlebih dahulu,

    begitu juga dalam mengekpresikan keinginan untuk melakukan

    hubungan seksual. Pada area ini menjelaskan tentang perasaan

    pasangan mengenai afeksi dan hubungan seksual.

    5. Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Perkawinan

    Menurut Ayub (2010) terdapat delapan faktor yang memengaruhi

    kepuasan perkawinan, yaitu:

    5.1 Hubungan dengan mertua

    Hubungan dengan mertua merupakan penekanan utama.

    Dalam sebuah perkawinan, mertua memiliki bagian penting dalam

    keberhasilan perkawinan. Kualitas hubungan dengan mertua dapat

    memprediksi stabilitas, kepuasan dan komitmen pasangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    5.2 Perbedaan gender

    Dalam hal perbedaan jenis kelamin, suami melaporkan lebih

    puas dalam perkawinannya dibandingkan istri. Perempuan lebih

    peduli pada kasih sayang dan kebersamaan dibandingkan pria.

    Perempuan lebih realistis sementara pria lebih idealis atau

    cenderung menyangkal tentang perkawinan, hal tersebut yang

    menyumbang gender dalam kepuasan perkawinan.

    5.3 Finansial

    Status finansial yang tinggi dan stabil mendukung kepuasan

    perkawinan pada pasangan suami istri.

    5.4 Pendidikan pasangan

    Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin bebas

    ekspresi dan perilaku asertifnya. Pada faktor ini disebutkan bahwa

    ada hubungan positif antara kepuasan perkawinan dan tingkat

    pendidikan pasangan, pasangan dengan gelar sarjana dilaporkan

    memiliki kepuasan perkawinan yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan pasangan dengan gelar SMA.

    5.5 Kehadiran Anak

    Kehadiran anak-anak di kehidupan perkawinan cenderung

    meningkatkan kepuasan perkawinan pasangan suami istri.

    5.6 Kompromi

    Untuk membuat perkawinan berhasil serta terdapat kepuasan

    di dalam kehidupan perkawinan adalah dengan kompomi, yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    membangun pemahaman di antara pasangan, membahas

    keuangan, rekreasi dan orangtua serta hubungan dengan orang lain

    di dalam hidup pasangan. Semakin tinggi kesediaan kompromi di

    antara keduanya, maka semakin puas keduanya dengan kehidupan

    perkawinan.

    5.7 Pengertian dan Dukungan Pasangan

    Dukungan dari pasangan berarti saling mengerti satu sama lain

    dalam berbagai hal, seperti kemampuan dan kesepakatan dalam

    mengatasi perbedaan dan perubahan yang terjadi dan nilai-nilai

    dalam kehidupan. Dukungan dari pasangan tidak dapat digantikan

    dengan teman maupun orang terdekat. Individu yang tidak

    memiliki pasangan yang suportif atau tidak mendapatkan

    dukungan dari pasangan cenderung mengalami kebencian, depresi

    dan kecemasan. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dalam

    hubungan dan perkawinan mereka, begitu juga sebaliknya.

    5.8 Persepsi diri

    Individu yang memandang kehidupan secara positif lebih

    merasakan kepuasan di dalam kehidupan perkawinannya, begitu

    juga sebaliknya.

    Berdasarkan uraian di atas, terdapat delapan faktor yang

    memengaruhi kepuasan perkawinan yaitu hubungan dengan

    mertua, perbedaan gender, pendidikan pasangan, kehadiran anak,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    kompromi, pengertian dan dukungan pasangan, persepsi diri, dan

    finansial.

    E. STATUS SEBELUM MENIKAH

    1. Berpacaran

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015) pacar adalah

    teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan

    cinta kasih. Benokraitis (1996) mendefinisikan bahwa pacaran adalah

    proses dimana seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam

    kontekssosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai

    atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup. Papilia,

    Olds dan Feldman (2009), mendefinisikan bahwa proses membangun

    dan membentuk suatu hubungan personal dengan lawan jenis dapat

    berlangsung dalam hubungan pacaran. Masa pacaran berguna untuk

    saling mengenal lebih dekat antara satu dengan yang lainnya sebelum

    bertunangan dan kemudian berlanjut ke perkawinan (Knys, 1986).

    Menurut DeGenova (2008) pacaran adalah menjalankan suatu

    hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian

    aktivitas untuk mengenal satu sama lain, mempelajari, bersosialisasi,

    dan memilih pasangan dengan pilihan mutual. Proses pacaran

    dilakukan sebagai dasar perkawinan.

    Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa

    pacaran adalah hubungan yang di dasari oleh cinta kasih. Selain itu,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    pacaran bertujuan untuk mengenal satu sama lain agar dapat memilih

    seseorang yang cocok untuk dijadikan pasangan hidup.

    1.1 Komponen Pacaran

    Menurut Karsner (dalam Wiyanti, 2014) ada empat

    komponen penting dalam menjalin hubungan pacaran. Kehadiran

    komponen-komponen tersebut dalam hubungan akan memengaruhi

    kualitas dan kelanggengan hubungan pacaran yang dijalani.

    Adapun komponen-komponen pacaran tersebut, antara lain:

    1.1.1 Saling Percaya (Trust each other)

    Kepercayaan dalam suatu hubungan akan menentukan

    apakah suatu hubungan akan berlanjut atau akan dihentikan.

    Kepercayaan ini meliputi pemikiran-pemikiran kognitif

    individu tentang apa yang sedang dilakukan oleh pasangannya.

    1.1.2 Komunikasi (Communicate your self)

    Komunikasi merupakan dasar dari terbinanya suatu

    hubungan yang baik (Johnson dalam Supratiknya, 1995).

    1.1.3 Keintiman (Keep the romance alive)

    Keintiman merupakan perasaan dalam suatu hubungan

    yang dapay meningkatkan kedekatan, ketertarikan dan

    keterikatan dalam hubungan cinta (Stenberg, 1986). Adanya

    kedekatan secara emosional dan rasa kepemilikan terhadap

    pasangan juga merupakan bagian dari keintiman.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    1.1.4 Meningkatkan komitmen (Increase Commitment)

    Menurut Stenberg (1986) komitmen adalah suatu

    ketetapan seseorang untuk bertahan bersama hingga

    hubungannya berakhir. Komitmen bertujuan untuk

    mencurahkan perhatian, menjaga hubungan agar tetap langgeng

    dan saling menghadapi kesulitan-kesulitan bersama.

    2. Perjodohan

    Perjodohan adalah suatu perkawinan yang diatur oleh orang tua,

    atau kerabat dekat untuk sang pasangan dan biasanya dilakukan pada

    wanita (Zaidi dan Shuraydi, 2002).

    Untuk melihat jelas pengertian perjodohan yang sudah

    disinggung dalam latar belakang, berikut penjelasan perjodohan yang

    dimaksud oleh peneliti. Definisi perjodohan (arrangedmarriages)

    adalah suatu perkawinan yang diatur oleh orang tua, atau kerabat dekat

    untuk sang pasangan, dan biasanya dilakukan pada wanita (Zaidi &

    Shuraydi, 2002).

    F. DINAMIKA PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU

    DARI BERPACARAN DAN DIJODOHKAN

    Manusia diciptakan Tuhan secara berpasang-pasangan dan berakhir

    pada sebuah perkawinan. Burgess dan Cotrell (dalam Ardhianita &

    Andayani, 2005) mengatakan bahwa dalam lingkup perkawinan

    kebahagiaan antar pasangan banyak dialami ketika pasangan tersebut

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    memiliki masa perkenalan dalam rentang waktu 5 tahun atau lebih dan

    hanya sedikit pasangan yang dapat mencapai kebahagiaan tersebut dengan

    masa perkenalan yang singkat. Ketika antar pasangan memiliki masa

    perkenalan dalam rentang waktu yang lebih lama, mereka dipercaya dapat

    melanjutkan kejenjang perkawinan karena mereka memiliki penyesuaian

    yang baik dengan pasangannya. Adanya penyesuaian diri tersebut akan

    membuat seseorang mengetahu kebiasaan dan kepribadian pasangannya.

    Perkawinan terdiri atas dua jenis yaitu perkawinan atas dasar cinta

    yang biasa disebut dengan berpacaran dan perkawinan yang diatur oleh

    kerabat atau orang tua yang biasa disebut dengan perjodohan. Perjodohan

    (arrangedmarriages) adalah suatu perkawinan yang diatur oleh orang tua,

    atau kerabat dekat untuk sang pasangan, dan biasanya dilakukan pada

    wanita (Zaidi & Shuraydi, 2002). Sebagian orang beranggapan bahwa

    perkawinan melalui perjodohan tidak akan bertahan lama, namun tidak

    juga menutup kemungkinan bahwa perjodohan akan sangat memuaskan

    untuk beberapa orang yang telah dijodohkan. Perkawinan melalui

    perjodohan pada awalnya memiliki tingkat kualitas perkawinan yang

    rendah, namun akan meningkat seiring dengan lamanya waktu

    perkawinan. Berbeda dengan perkawinan atas pilihan sendiri, pasangan ini

    memiliki kualitas perkawinan tinggi yang pada perkawinannya, namun

    menjadi rendah seiring lamanya waktu perkawinan (Blood, 1967 dalam

    Allendorf & Ghimer, 2012).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardhianita dan Andayani

    (2005), menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan kelompok yang

    menikah tanpa berpacaran lebih tinggi daripada kelompok yang menikah

    dengan berpacaran sebelumnya. Asumsi sebelumnya adalah bahwa subjek

    yang berpacaran sebelum menikah akan lebih puas perkawinannya

    ternyata tidak terbukti. Hal ini dapat saja disebabkan kelompok subjek

    tidak berpacaran sebelum menikah yang terlibat dalam penelitian ini

    mempunyai tingkat religiusitas yang lebih tinggi dibandingkan kelompok

    subjek yang berpacaran.

    Berbeda dengan pasangan yang berpacaran sebelum menikah yang

    memiliki masa pendekatan sebelum ke jenjang perkawinan. Zaman

    sekarang, kebanyakan masyarakat memilih pasangan hidup melalui proses

    pacaran karena proses pacaran dapat mengenali karakter yang ada didalam

    diri pasangan. Ketika kedua pasangan sudah saling mengenal lebih dalam

    dan ingin menjalin kehidupan yang lebih serius serta keduanya sudah

    mampu untuk saling percaya maka mereka akan memutuskan untuk

    menikah. Kepuasan perkawinan akan dipengaruhi oleh masa perkenalan

    yang dimaksud juga dengan masa pacaran. Pacaran merupakan proses

    pematangan pada pasangan untuk hidup berkeluarga (Adi, 2000dalam

    Ardhianita & Andayani, 2005). Masa pacaran akan membuat individu

    mengenal karakter pasangannya sehingga adanya masa pacaran tersebut

    individu lebih dahulu melakukan adaptasi sebelum memasuki jenjang

    perkawinan yang sesungguhnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Kepuasan perkawinan adalah sebuah istilah yang pas untuk

    menggambarkan atau menjelaskan keberhasilan dan kebahagiaan di dalam

    kehidupan perkawinan. Menurut Lemme (1995) kepuasan perkawinan

    adalah penilaian terhadap kehidupan perkawinan yang dijalani oleh

    pasangan suami istri yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Terdapat

    beberapa tolok ukur yang diungkapkan oleh ahli dalam menilai

    keberhasilan di dalam kehidupan perkawinan, yaitu: langgengnya suatu

    perkawinan, kebahagiaan yang dirasakan oleh pasangan suami istri,

    kepuasan di dalam kehidupan perkawinan, penyesuaian seksual,

    penyesuaian perkawinan dan kesatuan pasangan Burgess dan Locke

    (dalam Ardhianita &Andayani, 2005).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    D. BAGAN PERBEDAAN PERKAWINAN DITINJAU DARI

    BERPACARAN DAN DIJODOHKAN

    Hubungan Pra Perkawinan

    Berpacaran

    Memiliki masa perkenalan kurang lebih 5 tahun

    Saling mengenal kepribadian masing-masing.

    Saling mengetahui kebiasaan pasangan

    Lebih dahulu melakukan penyesuaian sebelum memasuki

    jenjang perkawinan.

    Tidak Berpacaran (Perjodohan)

    Tidak menjalin hubungan perkenalan sebelumnya

    Tidak saling mengenal kepribadian masing-masing

    Tidak mengetahui tentang kebiasaan-kebiasaan pasangan

    Tidak melakukan penyesuaiam sebelum memasuki jenjang

    perkawinan.

    Kepuasan Perkawinan

    Perkawinan atas pilihan sendiri, pasangan akan lebih mengenal

    karakter atau kepribadian

    pasangannya. Melalui proses

    pacaran subjek akan lebih

    terbiasa untuk memecahkan

    masalah bersama

    Kepuasan Perkawinan

    Melalui perjodohan pasangan yang ingin menikah tidak akan

    mengenal karakter atau

    kepribadian pasangannya

    karena tidak ada proses

    perkenalan. Pasangan juga tidak

    terbiasa untuk memecahkan

    masalah.

    Kepuasan Perkawinan Tinggi Kepuasan Perkawinan Rendah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    E. HIPOTESIS

    Berdasarkan landasan teori terkait dengan perbedaan kepuasan

    perkawinan ditinjau dari berpacaran dan dijodohkan diperoleh hipotesis

    sebagai berikut: ada perbedaan kepuasan perkawinan ditinjau dari

    berpacaran dan dijodohkan yaitu kelompok berpacaran dan kelompok

    dijodohkan, dimana kelompok yang berpacaran lebih merasakan kepuasan

    perkawinan dibandingkan kelompok yang dijodohkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. JENIS PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    penelitian komparatif. Penelitian kuantitatif komparatif adalah bentuk

    analisis data penelitian untuk menguji ada tidaknya perbedaan atau

    perbandingan keberadaan variabel dari dua kelompok data atau lebih

    (Siregar, 2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan

    kepuasan perkawinan ditinjau dari status pra nikah yaitu kelompok

    berpacaran dan kelompok dijodohkan.

    B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

    Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan, maka yang

    menjadi variable dalam penelitian ini adalah:

    1. Variabel Tergantung : Kepuasan Perkawinan

    2. Variable Bebas : Dijodohkan dan Pilihan Sendiri

    C. DEFINISI OPERASIONAL

    1. Kepuasan Perkawinan

    Kepuasan perkawinan adalah terpenuhinya rasa aman secara

    emosional, komunikasi dan terbinanya kedekatan serta dapat

    membangun perasaan bahagia, puas dan menyenangkan dalam

    kehidupan perkawinannya. Selain itu, kepuasan perkawinan juga

    merupakan evaluasi yang dilakukan oleh pasangan terkait dengan

    kehidupan perkawinan. Kepuasan perkawinan terdiri dari dua aspek,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    yaitu aspek kognitif dan afektif. Masing masing aspek dilihat

    berdasarkan tujuh area dalam perkawinan, yaitu kepribadian,

    komunikasi, resolusi konflik, pengaturan keuangan, aktivitas waktu

    luang, hubungan seksual dan pola pengasuhan. Kepuasan perkawinan

    diukur dengan skala kepuasan perkawinanyang disusun dari area

    kepuasan perkawinan yang meliputi kepribadian, resolusi konflik,

    pengaturan keuangan, pola pengasuhan, waktu luang, komunikasi dan

    hubungan seksual.

    2. Berpacaran dan Dijodohkan

    Status pra nikah dibedakan menjadi kelompok berpacaran dan

    kelompok dijodohkan. Berpacaran adalah hubungan yang di dasari

    oleh cinta kasih. Selain itu, pacaran bertujuan untuk mengenal satu

    sama lain agar dapat memilih seseorang yang cocok untuk dijadikan

    pasangan hidup.

    Perjodohan adalah suatu perkawinan yang diatur oleh orangtua

    atau kerabat keluarga baik laki-laki maupun perempuan. Proses

    perjodohan tidak ada proses pacaran sebelumnya. Biasanya kedua

    pasangan di pertemukan oleh keluarga dan langsung membicarakan

    hal-hal terkait kapan akan dilaksanakan acara perkawinan. Tujuan

    dilakukan perjodohan agar ikatan tali persaudaraan tidak putus begitu

    saja. Status pra nikah dilihat dari data diri yang di laporkan responden

    dalam skala.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    D. RESPONDEN PENELITIAN

    Responden dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan

    yang berusia 21-60 tahun, yang di ambil menggunakan tekniknon

    probability sampling jenis purposive sampling.Purposive sampling adalah

    pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria

    tertentu.Peneliti menetapkan dua kriteria untuk penetapan responden:

    1) Laki-laki atau perempuan dewasa yang telah menikah

    2) Usia perkawinan lebih dari lima tahun.

    Pada penelitian ini, semua responden memiliki urutan perkawinan

    pertama dengan usia perkawinan yang berbeda-beda pada setiap

    responden.

    E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara

    menyebarkan skala kepada responden disertai dengan identitas responden

    yang diperlukan, terutama mengenai status responden sebelum menikah.

    Penelitian ini menggunakan skala kepuasan perkawinan yang disusun

    berdasarkan area-area perkawinan menurut Olson dan Olson(2000). Skala

    adalah suatu teknik pengumpulan informasi untuk mempelajari sikap-

    sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik seseorang (Siregar, 2013).

    Metode dan alat pengumpulan data ini disusun dengan:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    1. Penyusunan Blue-PrintSkala Kepuasan Perkawinan

    Skala kepuasan perkawinan dibuat berdasarkan area menurut

    Olson (2000) terdiri dari 7 area yang bertujuan untuk mengukur

    kepuasan perkawinan pasangan suami istri. Item yang di susun

    berdasarkan perspektif kognitif dan afektif, ketujuh area tersebut terdiri

    dari: kepribadian, resolusi konflik, pengaturan keuangan, pola

    pengasuhan, waktu luang, komunikasi dan hubungan seksual. Langkah

    pertama dalam pengambilan skala adalah penyusunan blue print

    Kepuasan Perkawinan.

    Berdasarkan ketujuh area kepuasan perkawinan, peneliti

    menyusun blue print pada masing-masing area dimana pernyataan

    terdiri dari 4 pernyataan favorable dan 4 pernyataan unfavorable. Total

    jumlah item kepuasan perkawinan adalah 56 item. Item-item di dalam

    skala kepuasan perkawinan dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1.

    Blue Print Skala Kepuasan Perkawinan Aspek

    Konteks

    Penilaian Perasaan Jumlah

    Kepribadian 2 2 2 2 8

    Resolusi Konflik 2 2 2 2 8

    Pengaturan Keuangan 2 2 2 2 8

    Pola Pengasuhan 2 2 2 2 8

    Waktu Luang 2 2 2 2 8

    Komunikasi 2 2 2 2 8

    Hubungan Seksual 2 2 2 2 8

    Total 56

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    2. FGD (Focus Group Discussion)

    Berdasarkan blue print yang dibuat, peneliti melakukan FGD

    untuk memahami areadan mengidentifikasi bentuk-bentuk tingkah laku

    yang dianggap sebagai indikator, baik yang favorabel maupun

    unfavorabel dari sikap terhadap kehidupan perkawinan calon

    responden penelitian. Pertanyaan yang diberikan dalam FGD tersebut

    disusun menurut areakepuasan perkawinan. FGD dilaksanakan di

    Magelang pada tanggal 8 Desember 2016 yang terdiri dari 5 responden

    perempuan yang sudah menikah. Kelima responden dipilih

    beradasakan status mereka sebelum menikah, tetapi dalam kelompok

    FGD tersebut tidak ada responden yang menikah dengan dijodohkan.

    Berdasarkan hasil FGD yang dilihat dari areakepuasan

    perkawinan kelima responden puas dengan kepribadian pasangan

    mereka masing-masing karena pasangan kelima responden

    bertanggung jawab, mampu memberikan kasih sayang seperti

    memberikan perhatian kepada pasangan dan anak dan pasangan

    responden percaya kepada mereka untuk mengelola pengeluaran dan

    pemasukan didalam keluarga. Kelima responden dan pasangan

    menyelesaikan masalah dalam keluarganya dengan cara berdiskusi dan

    menyelesaikan masalah bersama. Namun dalam hal mengasuh anak,

    kelima responden mengatakan bahwa mereka memiliki pola asuh yang

    berbeda dengan pasangan seperti pasangan mereka lebih menuruti

    permintaan anak yang membuat anak menjadi manja. Ketika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    responden memiliki waktu luang bersama aktivitas yang dilakukan

    adalah menonton tv bersama bersama anak-anak mereka, melakukan

    diskusi dengan anak dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami

    dalam perkuliahan dan ada juga responden ketika memiliki waktu

    luang mereka berkunjung kerumah nenek. Kelima responden

    mengatakan mereka puas dengan komunikasi yang mereka bangun

    dalam keluarga. Ketika pasangan mereka berada diluar rumah mereka

    tetap melakukan komunikasi walaupun hanya via SMS atau telepon.

    Dalam hal hubungan seksual responden mengatakan bahwa pasangan

    mereka tetap memberikan perhatian seperti memeluk dan mencium

    mereka.

    Selain itu peneliti juga memberi pertanyaan lebih diluar area

    kepuasan perkawinan untuk kelompok dijodohkan yang bertujuan agar

    peneliti tahu bagaimana kehidupan responden dijodohkan seperti

    bagaimana responden menerapkan kepercayaan kepada pasangan,

    bagaimana responden membangun komunikasi pertama kali sejak

    berkeluarga, dan bagaimana responden membangun kedekatan dengan

    pasangan serta bagaimana cara mereka untuk membangun komitmen

    bersama setelah beranjak ke jenjang perkawinan.

    Ketiga responden memberikan pendapatnya masing-masing.

    Dalam hal membangun kepercayaan, mereka mengatakan hidup akan

    dijalani saja dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan

    oleh seorang istri yang bijaksana dan tetap mengandalkan Tuhan dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    rumah tangga mereka. Dalam hal komunikasi, ketiga responden

    awalnya sulit untuk membangunnya namun siring berjalannya waktu

    mereka dapat menjalin komunikasi yang harmonis dalam keluarga.

    Ketiga responden mengatakan, mereka percaya akan cinta dan kasih

    sayang akan bertumbuh dalam kehidupan mereka walaupun mereka

    susah mewujudkan komitmen bersama karena perkawinan mereka

    tidak didasarkan oleh pilihan sendiri tetapi mereka harus tetap bersabar

    untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Selain itu, ketiga

    responden mengatakan komitmen dan kelanggengan rumah tangga

    akan tercapai ketika mereka salalu mengandalkan Tuhan.

    3. Penulisan Item

    Item-item kepuasan perkawinan disusun berdasarkan hasil dari

    FGD yang telah dilakukan. Item kepuasan perkawinan terdiri dari 56

    item, yaitu 28 item favorable dan 28 item unfavorable. Penyusunan

    skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert, dimana penyataan

    terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable.

    Skala likert memiliki empat alternatif jawaban antara lain: Sangat

    Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

    Peneliti hanya menggunakan 4 pilihan jawaban dengan alasan untuk

    menghindari adanya kemungkinan responden menjawab netral. Skor

    seluruh item dalam pernyataan favorable bergerak dari angka 4 sampai

    1, sementara pada pernyataan unfavorable bergerak dari angka 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    sampai 4. Ketentuan dari penilaian untuk pernyataan favorable

    maupun unfavorable dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2.

    Pemberian Skor berdasarkan pilihan jawaban

    4. Review dan Revisi Item

    Peneliti meminta dosen pembimbing skripsi untuk memeriksa

    ketepatan definisi konseptual, indikator, serta item-item. Tahap ini

    dilakukan untuk mengecek bahwa item relevan dengan aspek dan

    indikator, memastikan bahwa penulisan item, tata bahasa dan ejaan,

    pemilihan kata, serta taraf kesulitan bahasa yang digunakan sesuai

    dengan responden penelitian

    5. Penghitungan Validitas Isi

    Validitas isi digunakan untuk mengetahui apakah skala yang

    dibuat mampu menghasilkan data yang akurat sesuai tujuan ukurnya.

    Validitas isi menunjukkan kemampuan item-item alat ukur untuk

    mencakup keseluruhan isi objek yang hendak diukur (Azwar, 2012).

    Peneliti menggunakan pendekatan Professional Judgement, yaitu

    dosen pembimbing skripsi dan empat orang mahasiswa yang sedang

    mengerjakan skripsi. Penilaian yang telah diberikan digunakan untuk

    menghitung nilai IVI-I (Indeks Validitas Isi-Item) dari masing-masing

    Kategori Jawaban Skor

    Favorabel Unfavorabel

    Sangat Tidak Sesuai

    (STS)

    1 4

    Tidak Sesuai (TS) 2 3

    Sesuai (S) 3 2

    Sangat Sesuai (SS) 4 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    item dan nilai IVI-S (Indeks Validitas Isi-Skala). IVI-I menunjukkan

    taraf relevansi item dengan variabel yang diukur, sedangkan IVI-S

    menunjukkan rata-rata proporsi item yang memiliki nilai relevan. Dari

    penghitungan IVI-I dari variabel kepuasan perkawinan, terdapat 7 dari

    56 item yang perlu diperbaiki. Perhitungan IVI-I dianggap relevan

    ketika mencapai skor 0,78 (Supratiknya, 2016). Jika nilai IVI-I kurang

    dari 0,78 maka item tersebut harus di revisi atau di gugurkan. Setelah 7

    item tersebut diperbaiki, dipeorleh IVI-S pada skala kepuasan

    perkawinan sebesar 0,91.

    6. Uji Coba Skala Kepuasan Perkawinan

    Uji coba skala kepuasan perkawinan dilakukan pada tanggal 15

    Maret 2016 hingga tanggal 28 Maret 2017 yang di sebar pada

    pasangan suami istri yang sudah menikah di Medan. Uji coba dalam

    penelitian ini melibatkan 60 responden yang terdiri dari kelompok

    dijodohkan dan kelompok berpacaran.

    Peneliti melakukan uji coba skala untuk menentukan apakah

    item-item dapat digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian, yaitu

    dengan melihat taraf reliabilitas dan validitas melalui analisis item.

    Peneliti menggunakan program SPSS for Windows versi 16 untuk

    melakukan analisis item dengan melihat Corrected Item Total

    Correlation pada Realiability Statistic. Analisis item perlu dilakukan

    untuk memilih item-item yang akan membentuk sebuah skala yang

    bersifat homogeny atau memiliki daya diskriminasi yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    baik(Supratiknya, 2014). Distribusi item skala kepuasan perkawinan

    sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel 3.

    Tabel 3.

    Distribusi Item Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Uji Coba

    No Area Favorable Unfavorable Jumlah Bobot

    1 Kepribadian 3,40, 13, 48 31,22,38, 15 8 14,3 %

    2 Resolusi Konflik 28,44,1, 11 6,14,34,2 8 14,3 %

    3 Pengaturan Keuangan 45, 29,39, 32 21,54,46, 50. 8 14,3 %

    4 Pola Pengasuhan 35,5,49, 7 16,47,52, 26 8 14,3 %

    5 Waktu Luang 4,53,17, 24 12,51,25, 30 8 14,3 %

    6 Komunikasi 10,41,19,42 8,36,20, 9 8 14,3 %

    7 Hubungan Seksual 23,18,33, 55 43,27,37, 56 8 14,3 %

    Total 100%

    Setelah seleksi item dilakukan, terdapat 23 item yang

    dinyatakan gugur karena memiliki koefisien korelasi kurang dari 0.30,

    sedangkan item dengan koefisien korelasi lebih dari 0,30 sebanyak 30

    item. Setelah itu, peneliti melakukan eliminasi terhadap item-item

    untuk menyeimbangkan jumlah dari item pada setiap aspek. Peneliti

    mengeliminasi 5 item lainnya, sehingga item yang tersisa untuk skala

    kepuasan perkawinan adalah 28 item dari 56 item. Hasil seleksi item

    dapat dilihat pada tabel 4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Tabel 4.

    Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba

    Aspek / Konteks Item Jumlah

    Favorabel Unfavorabel

    Kepribadian 2 2 4

    Resolusi Konflik 4 - 4

    Pengaturan

    Keuangan

    3 1 4

    Pola Pengasuhan 3 1 4

    Waktu Luang 4 - 4

    Komunikasi 2 2 4

    Hubungan Seksual 3 1 4

    Total 28

    F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN

    Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil

    ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Peneliti

    menggunakan Alpha Cronbach untuk mengukur koefisien reliabilitas

    dengan program SPSS for Windows versi 16. Nilai reliabilitas yang

    diperoleh untuk skala Kepuasan Perkawinan setelah di uji coba sebesar

    0,945 dari 33 item. Hal ini menunjukkan bahwa skala tersebut reliabel.

    G. METODE ANALISIS DATA

    Peneliti menganalisis data dengan melakukan uji hipotesis dengan

    menggunakan uji bedaIndependent Sample t-test pada program SPSS for

    Windows versi 16. Uji Independent Sample t-testdigunakan untuk

    mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara kelompok sampel yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    tidak berhubungan apabila data distribusi tidak normal. Untuk melakukan

    uji tersebut, dilakukan uji asumsi yaitu:

    1. Uji Asumsi

    a. Uji Normalitas

    Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data

    untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal

    atau tidak (Siregar, 2013). Uji normalitas dilakukan untuk

    mengecek apakah data penelitian yang diambil berasal dari

    populasi yang sebarannya normal. Uji normalitas perlu

    dilakukan karena perhitungan statistik parametrik

    mengasumsikan bahwa data yang akan dianalisis berasal dari

    populasi yang sebarannya normal. Pengujian dilakukan dengan

    menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov dalam program

    IBM SPSS Statisticversi 16. Data dikatakan memiliki sebaran

    yang normal apabila hasil signifikansi (p) lebih besar dari 0,05

    (p > 0,05) (Santoso, 2010).

    b. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan

    varians setiap kelompok data (Supardi, 2013). Apabila syarat

    uji homogenitas terpenuhi yaitu signifikansi (p) lebih besar dari

    0,05 (p > 0,05) dapat dikatakan bahwa varian antar kelompok

    memiliki besaran yang sama (Santoso, 2010).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    2. Uji Homogenitas

    Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik

    Independent Sample t-test yaitu dengan menggunakan program SPSS

    Statisticversi 16. Pada dasarnya Independent Sample t-test

    membandingkan rata-rata (mean) dari dua sampel yang tidak

    berhubungan (Santoso, 2010).Jika data yang diperoleh tidak

    terdistribusi normal, maka data yang didapatkan akan dianalisis

    menggunakan statistik nonparametrik yaitu teknik Mann-Whitney

    (Santoso, 2003).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. PELAKSANAAN PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih dua minggu, dimulai pada

    tangga 14 April 2017 hingga 29 April 2017. Responden penelitian terdiri

    dari masyarakat yang berlatarbelakang budaya Batak Karo dan jemaat

    GBKP Kendit Kenderan yang sudah menikah baik laki-laki maupun

    perempuan. Penyebaran skala dilakukan dengan mendatangi rumah

    responden satu persatu. Pada jemaat gereja, peneliti menitipkan skala pada

    ibu yang merupakan salah satu anggota pelayan gereja.

    Skala yang disebar sebanyak 80 skala. Namun yang dapat

    digunakan untuk penelitian hanya 74 skala karena ada enam responden

    yang tidak memenuhi kriteria sebagai responden penelitian, yaitu tidak

    mengisi usia perkawinan, urutan perkawinan dan status sebelum menikah

    yaitu, berpacaran dan dijodohkan.

    B. DESKRIPSI RESPONDEN PENELITIAN

    Responden penelitian berjumlah 74 responden. Baik pada

    kelompok dijodohkan maupun kelompok berpacaran, responden berjenis

    kelamin laki-laki sebanyak 18 dan responden perempuan sebanyak 19,

    seperti dapat dilihat pada tabel 5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Tabel 5.

    Deskripsi Jenis Kelamin dan Usia

    Jenis Kelamin Jumlah Total

    Dijodohkan Laki-laki 18 37

    Perempuan 19

    Berpacaran Laki-laki 18 37

    Perempuan 19

    Usia Jumlah Total

    Dijodohkan

    21-40 tahun 15

    37 41-50 tahun 12

    51-60 tahun 11

    Berpacaran

    21-40 tahun 10

    37 41-50 tahun 18

    51-60 tahun 9

    Responden penelitian tinggal di beberapa kota yaitu Medan, Tanah

    Karo, Dairi dan Pekanbaru. Deskripsi tersebut dapat dilihat pada tabel 6.

    Tabel 6.

    Deskripsi Alamat, Asal Daerah, Asal Daerah Pasangan

    Alamat Jumlah Total

    Dijodohkan Tanah karo 34 37

    Pekanbaru 3

    Berpacaran Tanah karo 37 37

    Asal Daerah Jumlah Total

    Dijodohkan Satu daerah 33

    37 Beda daerah 4

    Berpacaran Satu daerah 31

    37 Beda daerah 6

    Asal Daerah

    Pasangan

    Jumlah Total

    Dijodohkan Satu daerah 33

    37 Beda daerah 4

    Berpacaran Satu daerah 31

    37 Beda daerah 2

    Beberapa responden penelitian memiliki pekerjaan seperti,

    wiraswasta, bertani, ibu rumah tangga dan PNS dan setiap responden

    memiliki rata-rata penghasilan/bulannya, seperti dapat dilihat pada tabel 7.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Tabel 7.

    Deskripsi Pekerjaan dan Rata-rata penghasilan/bln

    Pekerjaan Jumlah Total

    Dijodohkan

    Wiraswasta 13

    37 Bertani 15

    Ibu rumah tangga 5

    PNS 4

    Berpacaran

    Wiraswasta 9

    37 Bertani 14

    PNS 14

    Rata-rata

    penghasilan/bln

    Jumlah Total

    Dijodohkan

    < 1.000.000 5

    37 1.000.000-2.5000.000 13

    2.500.000-5.000.000 15

    > 5.000.000 4

    Berpacaran

    < 1.000.000 1

    37 1.000.000-2.5000.000 13

    2.500.000-5.000.000 19

    > 5.000.000 4

    Semua responden dalam penelitian ini memiliki urutan perkawinan

    pertama dengan usia perkawinan yang berbeda-beda pada setiap

    responden, seperti dapat dilihat pada tabel 8.

    Tabel 8.

    Deskripsi usia perkawinan

    Usia perkawinan Jumlah Total

    Dijodohkan

    5-10 tahun 8

    37 11-20 tahun 15

    21-30 tahun 10

    31-40 tahun 4

    Berpacaran

    5-10 tahun 3 37

    11-20 tahun 11

    21-30 tahun 20

    31-40 tahun 3

    Dari data yang sudah terkumpul, diperoleh data demografi yang

    memberikan informasi tentang usia responden, jenis kelamin, alamat, asal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    daerah, asal daerah pasangan pekerjaan, rata-rata penghasilan/bulan,

    urutan perkawinan, usia perkawinan, dan jumlah anak, serta responden

    diminta untuk memilih status perkawinannya sebelum menikah seperti

    memilih dijodohkan atau berpacaran.

    C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

    Berdasarkan data yang diperoleh, berikut hasil analisis mean teoritis

    dan mean empiris penelitian:

    Tabel 9.

    Data Kepuasan Perkawinan Responden Penelitian

    Status

    sebelum

    menikah

    N Dara Teoritis Data Empiris Sig.

    (p) Mean

    Skor SD Mean

    Skor SD

    Min Max Min Max

    Dijodohkan 37 62 28 96 10,33 85,59 66 108 9,748 0,000

    Berpacaran 37 62 28 96 10,33 86,08 69 100 6,228 0,000

    Hasil analisis deskriptif pada tabel 9 menunjukkan bahwa mean

    empiris dijodohkan maupun berpacaran lebih besar dari nilai mean

    teoritisnya. Mean empiris yang diperoleh dijodohkan adalah sebesar

    85,594 sementara mean teoritisnya sebesar 62, sedangkan mean empiris

    berpacaran sebesar 86,081 sementara mean teoritisnya 62. Peneliti

    melakukan uji beda dengan menggunakan One-sample t-test dengan

    program SPSS for Windows versi 16 untuk mengetahui tingkat

    perbedaannya. Berdasarkan uji One-Sample t-test didapatkan nilai

    signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan

    kepuasan perkawinan yang signifikan antara mean empiris dan mean

    teoritis yang menunjukkan bahwa responden yang dijodohkan maupun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    responden berpacaran memiliki kepuasan perkawinan yang tergolong

    tinggi.

    D. ANALISIS DATA PENELITIAN

    1. Uji Asumsi

    1.1. Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kondisi sebaran

    data yang ada apakah terdistribusi secara normal atau tidak.

    Teknik analisis yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov Test

    pada program SPSS for Windows versi 16. Data terdistribusi

    normal apabila memiliki nilai signifikansi (p) lebih besar dari 0,05

    (p > 0,05). Berikut hasil uji normalitas status sebelum menikah:

    Tabel 10.

    Uji Normalitas

    Kolmogorov-Smirnova

    Statistic Df Sig.

    .092 74 .199

    Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 10 nilai

    signifikansi (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,199 (p > 0,05).

    Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian memiliki persebaran

    yang normal.

    1.2. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan

    varians setiap kelompok data. Pengukuran homogenitas

    menggunakan Levene’s test pada program SPSS for Windows

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    versi 16. Uji homogenitas terpenuhi apabila nilai signifikansi (p)

    yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).

    Table 11.

    Uji Homogenitas

    Levene

    Statistic df1 df2 Sig.

    4.376 1 72 .040

    Dari table 11 diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikasi (p)

    yang diperoleh sebesar 0,040 (p > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut

    dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak homogen.

    2. Uji Hipotesis

    2.1.Uji Mann-Whitney U Test

    Analisis uji beda menggunakan Mann-Whitney U Test pada

    program SPSS for Windows versi 16. Uji Mann-Whitney U Test

    digunakan karena data yang diperoleh tidak homogen. Uji hipotesis

    dapat dilihat pada tabel 12.

    Tabel 12.

    Uji Hipotesis

    kepuasan

    perkawinan

    Mann-Whitney U 635.000

    Wilcoxon W 1338.000

    Z -.536

    Asymp. Sig. (2-

    tailed) .592

    Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai signifikasi (2-tailed) (p)

    yang diperoleh sebesar 0,592. Berdasarkan hasil hipotesis yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    diperoleh penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada

    perbedaan kepuasan perkawinan antara berpacaran maupun

    dijodohkan.

    E. ANALISIS DATA PENELITIAN TAMBAHAN

    Peneliti melakukan analisis tambahan fungsinya untuk

    memperkaya data penelitian, analisis tambahan sebagai berikut:

    1. Uji beda mean tiap area kepuasan perkawinan dapat dilihat pada tabel

    13.

    Tabel 13.

    Uji beda mean tiap area kepuasan perkawinan

    No Area Mean Sig.

    (2-tailed) Dijodohkan Berpacaran

    1 Kepribadian 35,49 39,51 0,413

    2 Resolusi Konflik 39,57 35,43 0,400

    3 Pengaturan

    Keuangan

    35,47 39,53 0,406

    4 Pola Pengasuhan 34,30 39,34 0,320

    5 Waktu Luang 38,14 36,86 0,795

    6 Komunikasi 37,66 37,34 0,947

    7 Hubungan Seksual 37,31 37,69 0,939

    Berdasarkan hasil uji beda Mann-Whitney U Test pada area

    kepuasan perkawinan, diketahui bahwa area kepribadian, resolusi

    konflik, pengaturan keuangan, pola pengasuhan, waktu luang,

    komunikasi, hubungan seksual memiliki nilai signifikansi (p) diatas

    0,05 (p > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

    kepuasan perkawinan yang signifikan dalam area kepribadian, resolusi

    konflik, pengaturan keuangan, pola pengasuhan, waktu luang,

    komunikasi, hubungan seksual pada kelompok dijodohkan dan

    kelompok berpacaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    2. Uji data demografi pada kelompok dijodohkan dan kelompok

    berpacaran

    Hasil uji beda jenis kelamin dalam kelompok dijodohkan

    menghasilkan nilai sebesar 0,843 sehingga tidak terdapat kepuasan

    perkawinan antara laki-laki dan perempuan, dapat dilihat dari tabel 14.

    Tabel 14.

    Uji beda jenis kelamin

    jenis kelamin

    Mann-Whitney U 164.500

    Wilcoxon W 354.500

    Z -.198

    Asymp. Sig. (2-tailed) .843

    Exact Sig. [2*(1-tailed

    Sig.)] .845

    a

    Hasil uji beda rata-rata penghasilan dalam kelompok dijodohkan

    menghasilkan nilai sebesar 0,260, sehingga tidak terdapat perbedaan

    dalam kepuasan perkawinannya, dapat dilihat dari tabel 15.

    Tabel 15.

    Uji beda rata-rata penghasilan

    rata-rata

    penghasilan

    Mann-Whitney U 134.000

    Wilcoxon W 305.000

    Z -1.126

    Asymp. Sig. (2-tailed) .260

    Exact Sig. [2*(1-tailed

    Sig.)] .271

    a

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Hasil uji beda usia perkawinan dalam kelompok yang dijodohkan

    menghasilkan nilai sebesar 0,567, sehingga tidak terdapat perbedaan

    kepuasan perkawinannya, dapat dilihat pada tabel 16.

    Tabel 16.

    Uji beda usia perkawinan

    usia

    perkawinan

    Mann-Whitney U 146.500

    Wilcoxon W 399.500

    Z -.573

    Asymp. Sig. (2-tailed) .567

    Exact Sig. [2*(1-tailed

    Sig.)] .572

    a

    Hasil uji beda jenis kelamin pada kelompok berpacaran menghasilkan

    nilai sebesar 0,096, sehingga tidak terdapat perbedaan kepuasan

    perkawinan antara laki-laki dan perempuan, dapat dilihat dari tabel 17.

    Tabel 17.

    Uji beda jenis kelamin

    jenis kelamin

    Mann-Whitney U 116.500

    Wilcoxon W 306.500

    Z -1.663

    Asymp. Sig. (2-tailed) .096

    Exact Sig. [2*(1-tailed

    Sig.)] .098

    a

    Hasil uji beda rata-rata penghasilan dalam kelompok berpacaran

    menghasilkan nilai sebesar 0,571, sehingga tidak terdapat perbedaan

    kepuasan perkawinannya, dapat dilihat dari tabel 18.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Tabel 18.

    Uji beda rata-rata penghasilan

    rata-rata

    penghasilan

    Mann-Whitney U 143.000

    Wilcoxon W 248.000

    Z -.566

    Asymp. Sig. (2-tailed) .571

    Exact Sig. [2*(1-tailed

    Sig.)] .588

    a

    Hasil uji beda usia perkawinan dalam kelompok yang berpacaran

    menghasilkan nilai sebesar 0,139, sehingga tidak terdapat perbedaan

    kepuasan perkawinan, dapat dilihat dari tabel 19.

    Tabel 19.

    Uji beda usia perkawinan

    usia

    perkawinan

    Mann-Whitney U 114.000

    Wilcoxon W 219.000

    Z -1.478

    Asymp. Sig. (2-tailed) .139

    Exact Sig. [2*(1-tailed

    Sig.)] .147

    a

    F. PEMBAHASAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan

    perkawinan pada pasangan yang menikah setelah berpacaran dan menikah

    dengan dijodohkan. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan

    yang signifikan pada kepuasan perkawinan kelompok yang berpacaran dan

    dijodohkandalam responden yang berlatarbelakang Batak Karo, sehingga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    hipotesis penelitian ditolak. Dalam penelitian ini, kepuasan perkawinan

    antara kelompok berpacaran yang dijodohkan dan yang berpacaran sama-

    sama tergolong tinggi.

    Hasil penelitian ini mengukuhkan hasil penelitian Myers, Madathil,

    dan Tingel (2005) yang menemukan tidak terdapat perbedaan kepuasan

    dan kesejahteraan perkawinan pada pasangan di India yang dijodohkan

    dengan pasangan di Amerika yang tidak dijodohkan. Penelitian ini juga

    sejalan dengan temuan Sukmadiarti (2007) yang tidak menemukan

    perbedaan yang berarti pada kepuasan perkawinan pasangan yang

    dijodohkan dan pasangan yang berpacaran sebelum menikah.

    Responden dalam penelitian ini, baik yang dijodohkan maupun

    berpacaran mampu mencapai kepuasan perkawinan yang tinggi. Hal ini

    dapat dicapai karena responden dan pasangannya dapat memenuhi

    setidaknya enam area kepuasan perkawinan, yaitu kepribadian, pengaturan

    keuangan, resolusi konflik, hubungan seksual, waktu luang dan

    komunikasi. Responden dalam penelitian ini merupakan pasangan yang

    berlatar belakang suku Batak, dimana mereka merasa puas dengan

    kepribadiaan pasangannya karena mereka sudah saling mengenal satu

    sama lain walaupun mereka dijodohkan.Masyarakat Batak dikenal sebagai

    orang yang terbuka dalam menyatakan apa yang ada dipikirannya dan

    tidak pernah menutupi tentang bagaimana dirinya sebenarnya. Hal ini

    sejalan dengan temuan Javanmard dan Garegozlo (2013) bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    keterbukaan memiliki korelasi yang signifikan dengan kepuasan

    perkawinan.

    Dalam hal pengaturan keuangan, resolusi konflik, dan hubungan

    seksual menunjukkan bahwa responden dapat mengelola keuangan dengan

    pasangannya, mampu mengatasi masalah bersama-sama, serta dapat

    memberikan perhatian seksual satu sama lain seperti memeluk dan

    mencium pasangannya. Menurut Tiar (2012) salah satu sifat yang ada

    dalam suku Batak yaitu kesetiaan, walaupun mereka berada dalam

    masalah yang berat sekalipun mereka tetapi memperjuangkan kehidupan

    perkawinan mereka. Hal ini sesuai dengan temuan Srisusanti dan Zulkaida

    (2013) bahwa kemampuan mengelola keuangan, kemampuan mengatasi

    konflik, dan kehidupan seksual merupakan faktor yang memegaruhi

    kepuasan perkawinan.

    Bangun (1986) mengatakan bahwa salah satu sifat suku Batak adalah

    sayang keluarga dimana keluarga merupakan prioritas paling utama untuk

    mereka. Biasanya responden selalu memiliki waktu luang dengan keluarga

    mereka seperti berpergian bersama. Hal ini sejalan dengan temuan

    Crawford, Houts, Huston, dan George (2002) yang menemukan bahwa

    melakukan kegiatan bersama-sama dengan pasangan meningkatkan

    kepuasan perkawinan.

    Dalam hal berkomunikasi suku Batak biasanya dapat membangun

    komunikasi yang tegas dan jelas dengan pasangannya. Hal ini sejalan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    dengan temuan Olson dan Olsan (2000) yang menemukan bahwa kualitas

    komunikasi yang tidak baik berdampak pada ketidakpuasan perkawinan.

    Tidak seperti hipotesis dalam penelitian ini yang dinyatakan bahwa

    kepuasan perkawinan kelompok yang dijodohkan lebih rendah dibanding

    kelompok yang berpacaran,hasil penelitian ini menunjukkan skor

    kepuasan perkawinan yang tinggi, baik pada kelompok yang dijodohkan

    maupun berpacaran. Pada responden kelompok yangdijodohkan dalam

    penelitian ini, mereka menikah dengan jodoh pilihan orang tua atau

    kerabat dekat. Hasil wawancara pada beberapa responden yang dijodohkan

    menunjukkan bahwa proses perkenalan mereka dengan pasangannya

    hanya berlangsung sekitar 1-2 bulan. Singkatnya masa perkenalan tersebut

    tidak memengaruhi tingkat kepuasan perkawinan mereka. Tingginya

    tingkat kepuasan perkawinan pada responden yang dijodohkan dapat

    terjadi karena masyarakat suku Batak memiliki kemampuan beradaptasi

    yang cepat (Simanjuntak, 2014).

    Hasil wawancara pada respoden yang dijodohkan menunjukkan

    bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan baik karena dari awal

    perkenalan hingga melanjutkan hubungan ke jenjang perkawinan, mereka

    tidak menutupi kekurangan yang ada dalam diri mereka. Awalnya mereka

    sulit membangun komunikasi tetapi seiring berjalannya waktu mereka

    dapat berkomunikasi dengan baik. Blood, 1967 (dalam Allendorf &

    Ghimer, 2012) mengatakan bahwa perkawinan melalui perjodohan pada

    awalnya memiliki tingkat kualitas yang rendah dan akan meningkat seiring

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    dengan lamanya waktu perkawinan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian

    Ardhianita dan Andayani (2005) yang menunjukkan bahwa kepuasan

    perkawinan pada kelompok yang menikah tanpa berpacaran lebih tinggi

    daripada kelompok berpacaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Myers, Madathil dan Tingle (2005) mengatakan bahwa perkawinan yang

    dijodohkan memiliki nilai kepuasan perkawinan lebih tinggi daripada

    perkawinan atas dasar cinta. Komunikasi yang baik pada responden

    dijodohkan memampukan mereka untuk mencapai kepuasan perkawinan

    yang tinggi.

    Pacaran merupakan proses awal menuju perkawinan dan cara untuk

    memilih pasangan yang cocok dijadikan sebagai pasangan hidup

    (Benokraitis, 1996). Responden kelompok berpacaran dalam penelitian ini

    merupakan pasangan berlatar belakang suku Batak yang menikah dengan

    memilih pasangan hidupnya sendiri, tanpa campur tangan orang tua.

    Mereka memiliki masa pacaran sekitar 4-5 tahun, sehingga memiliki masa

    perkenalan yang tergolong lama. Menurut Burg