99
POTENSI ANTIBAKTERI INFUSA TEH HIJAU TERHADAP Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Yanuar Prasetya 088114123 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

  • Upload
    trandan

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

POTENSI ANTIBAKTERI INFUSA TEH HIJAU TERHADAP

Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Yanuar Prasetya

088114123

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

ii

POTENSI ANTIBAKTERI INFUSA TEH HIJAU TERHADAP

Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Yanuar Prasetya

088114123

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Adawaktu untuk menangis,

untuk tertawa,

untuk bertahan saja...

Ada waktu untuk menunggu,

untuk percaya,

bahwa semua akan indah

pada waktunya...

Dedicated to my beloved “Thesis”

Karya ini kupersembahkan untuk

Mama dan Papa tercinta,

Iva-N-ovi tersayang,

Sahabat, Saudara, dan teman seperjuangan

Jefta Willy Setiady

Teman-teman angkatan 2008

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat, tuntunan serta penyertaan dan kasih karunia yang telah

diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

skripsi yang berjudul “Potensi Antibakteri Infusa Teh Hijau terhadap

Streptococcus mutans Penyebab Karies Gigi” dengan baik sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1) Sarjana Farmasi

(S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak

langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis

menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Ipang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini,

dan telah memberikan saran serta dukungan selama penyusunan skripsi ini.

2. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si. selaku Dosen Pembimbing yang dengan

sabar membimbing dan memberikan arahan, saran, kritikan serta dukungan

kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

3. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji yang memberikan saran

dan kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan

naskah skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

viii

4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si selaku Dosen Penguji yang memberikan saran dan

kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan

naskah skripsi.

5. Teman-teman kelompok penelitian, Adelia Indah Pratiwi, Maria Siska

Triyuniar Kusumastuti, dan Irene Aninditya Putri Ahtha yang telah saling

menguatkan, memberikan semangat dan bantuan kepada penulis serta

bersama-sama menjalani suka dan duka selama menjalankan penelitian ini.

6. Teman-teman kelas FKK B 2008, terima kasih atas 2 tahun kebersamaannya

dan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan selama menjalani kuliah

dan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada

penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini

dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................

PRAKATA........................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................

DAFTAR ISI.....................................................................................

DAFTAR TABEL……………………………….............................

DAFTAR GAMBAR.........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................

INTISARI..........................................................................................

ABSTRACT.........................................................................................

BAB I. PENGANTAR.......................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................

1. Perumusan masalah.................................................................

2. Keaslian karya.........................................................................

3. Manfaat penelitian..................................................................

B. Tujuan Penelitian..........................................................................

1. Tujuan umum.........................................................................

2. Tujuan khusus........................................................................

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

xiv

xv

xvi

xviii

xix

1

1

5

5

6

7

7

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA................................................

A. Teh (Camellia sinensis L.)............................................................

1. Keterangan botani.....................................................................

2. Deskripsi teh hijau....................................................................

3. Kandungan kimia teh hijau.......................................................

4. Kegunaan teh hijau....................................................................

B. Plak dan Karies Gigi.....................................................................

C. Ekstraksi........................................................................................

D. Streptococcus mutans....................................................................

E. Uji Potensi Antibakteri..................................................................

F. Landasan Teori..............................................................................

G. Hipotesis........................................................................................

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................

A. Jenis dan Rancangan Penelitian....................................................

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...............................

1. Variabel penelitian....................................................................

2. Definisi operasional.................................................................

C. Bahan Penelitian...........................................................................

D. Alat Penelitian...............................................................................

E. Tata Cara Penelitian......................................................................

1. Pengumpulan bahan dan identifikasi daun teh........................

2. Pembuatan serbuk dan infusa teh hijau...................................

3. Uji kemurnian isolat bakteri uji dan identifikasi bakteri uji...

8

8

8

8

9

10

10

11

13

15

18

20

21

21

21

21

22

23

24

24

24

24

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xii

4. Uji sterilitas infusa teh hijau...................................................

5. Pembuatan variasi konsentrasi EGCG dalam infusa teh hijau

6. Uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan metode difusi

paper disc................................................................................

a. Pembuatan media Nutrien Agar (NA)................................

b. Pembuatan suspensi bakteri uji...........................................

c. Uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai

variasi konsentrasi EGCG dengan metode difusi paper

disc.......................................................................................

7. Penentuan nilai KHM dan KBM dengan metode dilusi cair..

a. Pembuatan infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG untuk uji potensi antibakteri dengan

metode dilusi cair...............................................................

b. Blanko standar autozero......................................................

c. Uji penentuan nilai KHM dan KBM dengan metode dilusi

cair.....................................................................................

d. Penegasan penentuan KHM dan KBM dengan metode

streak plate.........................................................................

F. Tata Cara Analisis Hasil...............................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................

A. Pengumpulan Bahan dan Identifikasi Daun Teh...........................

B. Pembuatan Serbuk dan Infusa Teh Hijau......................................

C. Uji Kemurnian Isolat Bakteri Uji dan Identifikasi Bakteri Uji.....

27

28

28

28

28

29

30

30

31

31

32

32

35

37

37

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xiii

D. Uji Sterilitas Infusa Teh Hijau.......................................................

E. Pembuatan Variasi Konsentrasi EGCG dalam Infusa Teh Hijau..

F. Uji Potensi Antibakteri Infusa Teh Hijau dengan Berbagai

Variasi Konsentrasi EGCG dengan Metode Difusi Paper Disc....

1. Pembuatan media Nutrien Agar (NA)....................................

2. Pembuatan suspensi bakteri uji...............................................

3. Uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai

variasi konsentrasi EGCG dengan metode difusi paper disc.

G. Penentuan Nilai KHM dan KBM dengan Metode Dilusi Cair......

1. Pembuatan infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG untuk uji potensi antibakteri dengan

metode dilusi cair...................................................................

2. Penegasan penentuan KHM dan KBM dengan metode

streak plate.............................................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................

A. Kesimpulan...................................................................................

B. Saran..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

LAMPIRAN........................................................................................

BIOGRAFI PENULIS........................................................................

42

43

44

45

45

46

52

53

56

58

58

58

59

63

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Variasi konsentrasi EGCG dalam infusa teh hijau untuk uji

potensi antibakteri dengan metode difusi paper disc...............

28

Tabel II. Variasi konsentrasi EGCG dalam infusa teh hijau untuk uji

potensi antibakteri dengan metode dilusi cair..........................

31

Tabel III. Hasil uji identifikasi biokimia isolat S. mutans....................... 42

Tabel IV. Hasil uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai

variasi konsentrasi EGCG dibandingkan dengan kontrol........

48

Tabel V.

Tabel VI.

Tabel VII.

Tabel VIII.

Tabel IX.

Hasil uji normalitas diameter zona hambat infusa teh hijau

dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG terhadap S.

mutans dengan metode Kolmogorov-Smirnov.........................

Hasil uji homogenitas varians data diameter zona hambat

infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG

terhadap S. mutans...................................................................

Hasil transformasi uji homogenitas varians data diameter

zona hambat infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG terhadap S. mutans....................................

Analisis One-Way ANOVA diameter zona hambat infusa

teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG

dibandingkan dengan kontrol...................................................

Nilai Optical Density (OD) infusa teh hijau dengan berbagai

variasi konsentrasi EGCG waktu inkubasi 24 jam..................

50

51

51

51

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil uji sterilitas infusa teh hijau............................................ 42

Gambar 2. Hasil uji potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S.

mutans......................................................................................

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat identifikasi teh hijau dari Perkebunan Teh Rumpun

Sari Medini Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah..............

63

Lampiran 2. Kadar EGCG dalam infusa teh hijau dengan metode KLT

Densitometri oleh LPPT UGM................................................

64

Lampiran 3. Prosedur kerja pembuatan serbuk dan infusa teh hijau

dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG oleh LPPT

UGM........................................................................................

65

Lampiran 4. Certificate of Analysis (CoA) pembuatan infusa teh hijau

dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG oleh LPPT

UGM........................................................................................

66

Lampiran 5. Hasil uji kemurnian isolat bakteri uji S.mutans, pembuatan

stok kultur murni bakteri uji, dan pengecatan Gram bakteri

uji S. mutans............................................................................

67

Lampiran 6. Hasil uji identifikasi bakteri uji S. mutans............................... 68

Lampiran 7. Hasil uji sterilitas infusa teh hijau........................................... 70

Lampiran 8.

Hasil uji potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S.

mutans......................................................................................

71

Lampiran 9.

Diameter zona hambat yang dihasilkan pada uji potensi

antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG terhadap S. mutans dengan difusi paper

disc...........................................................................................

77

Lampiran 10. Data uji Post-hoc diameter zona hambat yang dihasilkan 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xvii

pada uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai

variasi konsentrasi EGCG terhadap S. mutans dengan difusi

paper disc................................................................................

Lampiran 11. Hasil uji penegasan penentuan KHM dan KBM dengan

metode streak plate..................................................................

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xviii

INTISARI

Teh hijau bermanfaat untuk menjaga kerja jantung, mencegah kanker,

sebagai antivirus dan antibakteri, dihasilkan tanpa proses fermentasi dan oksidasi

enzimatik serta mengandung katekin, terutama epigalokatekin-3-galat (EGCG).

Streptococcus mutans merupakan bakteri fakultatif anaerob dan mikroflora rongga

mulut yang memproduksi glukosiltransferase (GTF), memfermentasi substrat

karbohidrat membentuk asam dan mengakibatkan turunnya pH di bawah 5.

Penurunan pH berulang menyebabkan demineralisasi permukaan gigi dan

terbentuknya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi

antibakteri pada berbagai variasi konsentrasi EGCG, dan mengetahui Kadar

Hambat Minimum (KHM) serta Kadar Bunuh Minimum (KBM) infusa teh hijau

terhadap bakteri S. mutans penyebab karies gigi.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola satu arah. Teh hijau yang digunakan berasal dari

Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja. Uji potensi antibakteri infusa teh

hijau terhadap bakteri S. mutans dilakukan dengan metode difusi paper disk, yang

dianalisis statistik One-Way ANOVA untuk mengetahui signifikansi berbagai

variasi konsentrasi EGCG dibandingkan dengan kontrol negatif, serta dengan

metode dilusi cair menggunakan spektrofotometer untuk mengetahui KHM dan

KBM, lalu ditegaskan dengan metode streak plate dan dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa EGCG dalam infusa teh hijau dari

Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja berpotensi sebagai antibakteri

terhadap bakteri S. mutans, dan memiliki nilai KHM, yaitu 0,9 mg/ mL serta

KBM yaitu 1 mg/ mL.

Kata kunci: teh hijau, S. mutans, karies gigi, potensi antibakteri, Kadar Hambat

Minimal (KHM), Kadar Bunuh Minimal (KBM).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

xix

ABSTRACT

Green tea is useful to maintain cardiac performance, prevent cancer, as

antiviral and antibacterial, produced without fermentation process and enzymatic

oxidation also contains cathecin, especially epigallocatechin-3-gallate

(EGCG). Streptococcus mutans is an anaerobic facultative bacteria and the oral

microflora that produce glucosyltransferase (GTF), fermentating carbohydrate

substrat to form acids, results lowering the pH to below 5. Decrease in pH which

repeatedly cause tooth surface demineralization and dental caries formation. This

research was aimed to determine the antibacterial potency of EGCG variation

concentration and Minimum Inhibitory Concentration (MIC) also Minimum

Bactericidal Concentration (MBC) in green tea infusion against S. mutans bacteria

cause tooth decay. This research was a purely experimental research with one way random

research design. Research material used was green tea from Rumpun Sari Medini

Boja Tea Plantation. Antibacterial potency test of green tea infusion against S.

mutans bacteria was done by paper disk diffusion method, analyzed by

statistically One-Way ANOVA to determine the significance of EGCG variation

concentration compared with the negative control, also by the liquid dillution

method using a spectrophotometer to determine MIC and MBC, confirmed by

streak plate method and was analyzed descriptively.

The results showed that EGCG inside green tea infusion from Rumpun

Sari Medini Boja Tea Plantation potentially as an antibacterial against bacteria S.

mutans, and had a MIC 0,9 mg/ mL also MBC 1 mg/ mL.

Key words: green tea, S. mutans, dental caries, antibacterial potency, Minimum

Inhibitory Concentration (MIC), Minimum Bactericidal

Concentration (MBC).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Gigi berlubang (karies gigi) merupakan salah satu penyakit yang umum

terjadi pada manusia. Plak dan karies gigi disebabkan karena produk asam yang

terbentuk dari hasil fermentasi karbohidrat yang berasal dari makanan, misalnya

glukosa dan sukrosa, yang mengakibatkan turunnya pH sampai di bawah 5 dalam

waktu 1-3 menit. Untuk kembali ke pH normal sekitar 6 atau 7 dibutuhkan waktu

30-60 menit. Asam yang terbentuk akan masuk ke dalam bagian bawah

permukaan email karena permukaan email lebih tahan terhadap serangan asam.

Penurunan pH yang berulang-ulang menyebabkan demineralisasi gigi di mana

jumlah kalsium (Ca) yang lepas bertambah banyak dan lama kelamaan akan ke

luar dari email sehingga menyebabkan gigi menjadi rentan dan terbentuk plak

yang memulai terbentuknya karies gigi (Cahyati, 2005).

Streptococcus mutans merupakan bakteri penyebab penyakit sekitar

mulut, misalnya plak yang memulai terbentuknya karies gigi (Alaluusua dan

Renkonen, 2010). S. mutans merupakan bakteri dalam rongga mulut yang

memiliki peran penting penyebab terjadinya karies gigi, yakni suatu penyakit

dengan banyak faktor yang menjadi penyebab terbentuknya gigi berlubang seperti

kondisi gigi individu, meliputi faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi),

pola konsumsi makanan, mikrobia, dan faktor waktu. S. mutans memproduksi

glukosiltransferase (GTF) dan mempunyai kemampuan untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

2

fermentasi karbohidrat, sehingga terjadi hidrolisis karbohidrat yang membentuk

asam dan memulai proses pembentukan plak dan karies gigi.

S. mutans akan memulai pembentukan plak dengan mendegradasi

sukrosa yang berasal dari makanan oleh aktivitas enzim GTF menjadi glukosa dan

fruktosa yang selanjutnya difermentasi menjadi polisakarida ekstraseluler

(glukan) dan asam. Asam yang terbentuk dari hasil fermentasi ini akan membantu

proses pembentukan plak. Akibat adanya pembentukan plak oleh glukan ini

menyebabkan demineralisasi email. Jika proses ini terus menerus terjadi dan tidak

dilakukan penanggulangan, hal inilah yang mampu memicu timbulnya karies gigi

(Panjaitan,1997).

Berdasarkan proses pengolahannya teh dibagi menjadi 3 jenis, yaitu teh

hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau diolah tanpa mengalami proses

fermentasi, tidak mengalami oksidasi enzimatik untuk menjaga senyawa aktif

yang terkandung di dalamnya, sehingga diharapkan kandungan senyawa aktif,

terutama katekin, yang terkandung lebih banyak dibanding teh jenis lain, tidak

banyak terbuang oleh karena proses fermentasi yang dapat mengurangi potensi teh

hijau tersebut, sementara teh hitam diolah dengan memanfaatkan terjadinya

oksidasi enzimatik terhadap kandungan katekin teh. Teh oolong diolah melalui

proses fermentasi dengan metode semi-fermentasi dalam jangka waktu yang lebih

singkat dari proses fermentasi teh hitam (Hartoyo, 2003).

Katekin merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelas flavanol

(Hartoyo, 2003). Kandungan utama katekin dalam teh hijau terdiri dari epikatekin

(EC), epikatekin-3-galat (ECG), epigalokatekin (EGC), dan epigalokatekin-3-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

3

galat (EGCG). Kandungan EGCG adalah yang paling tinggi dalam teh hijau

(Graham, 1992). Teh hijau digunakan dalam banyak penelitian karena kandungan

katekin dalam teh hijau dapat menghambat efek pertumbuhan mikrobia penyebab

karies gigi (Alschuler, 1998) karena gugus fenol EGCG memiliki mekanisme

merusak membran plasma pada fungi yang tersusun dominan oleh ergosterol yang

bersifat permeabel selektif untuk mengatur keluar masuknya zat, antara lain air,

nutrisi, dan enzim. Pada perusakan membran plasma, senyawa fenol EGCG akan

melepaskan ion H+ yang menyerang gugus hidrofilik (gugus hidroksi dan fosfat)

pada permukaan membran sel mikrobia (fungi). Gugus hidroksi pada molekul

ergosterol fungi tidak mampu mempertahankan ikatan hidrogen yang terbentuk,

sehingga menyebabkan membran sel tidak mampu menahan tekanan dari dalam

dan sitoplasma dalam sel akan menembus keluar. Pada bakteri, ion H+ dari

senyawa fenol EGCG akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) pada molekul

fosfolipid sehingga akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat, dan asam

fosfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk

membran sitoplasma, sehingga membran sitoplasma akan bocor, menyebabkan

zat-zat yang seharusnya digunakan untuk metabolisme sel bakteri keluar dan

menyebabkan kematian bakteri (Parwata dan Dewi, 2008).

Infusa teh hijau diperoleh melalui metode infundasi dengan cara

pemanasan menggunakan aquadest pada suhu 900C selama 15 menit terhitung

mulai saat suhu mencapai 900C sambil sekali-sekali diaduk dan umumnya

digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-

bahan nabati (DepKes RI, 1995). Katekin yang merupakan flavonoid dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

4

tergolong dalam kelas flavanol merupakan senyawa polar, sehingga larut dalam

air yang memiliki sifat tidak berwarna, memiliki titik lebur 960C serta membawa

sifat pahit dan sepat pada seduhan teh (Hartoyo, 2003).

Penelitian tentang potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S. mutans

penyebab karies gigi diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat

terkait manfaat teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans menjadi

terapi alternatif penyakit karies gigi akibat infeksi bakteri, serta dapat

dikembangkan dalam formulasi bahan alam menjadi obat-obatan atau sediaan

farmasi dengan dosis terapi infusa teh hijau yang dapat digunakan secara mudah

oleh masyarakat, misalnya sediaan pasta gigi atau mouthwash. Berdasarkan

penelitian yang pernah dilakukan oleh Ahtha (2012), sediaan pasta gigi dan

mouthwash dengan kandungan infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG berpotensi antibakteri terhadap S. mutans penyebab karies

gigi, membantu proses penghambatan dan pengurangan plak gigi, serta lebih

efisien dalam penggunaan.

Penelitian tentang potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S. mutans

penyebab karies gigi ini memiliki kebaharuan penelitian dibandingkan dengan

penelitian sebelumnya, antara lain terletak pada sumber bahan teh hijau yang

merupakan bahan aktif dari alam yang lebih bersifat aman dan alami dalam

membantu mengontrol plak dan karies gigi, yang diperoleh dari Perkebunan Teh

Rumpun Sari Medini Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dengan ketinggian

optimum untuk pertumbuhan tanaman teh, yakni kurang lebih pada 1500 m dari

permukaan laut sehingga diharapkan memberikan jaminan bahan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

5

berupa teh hijau yang berkualitas, karena teh ditanam pada ketinggian 1200-2000

m dari permukaan laut termasuk dalam teh dataran tinggi (Hartoyo, 2003).

Semakin tinggi letak suatu tempat memiliki suhu yang semakin rendah dan

menghasilkan kandungan senyawa dalam teh yang lebih baik dari sisi kualitas dan

kuantitas dibandingkan teh yang ditanam di dataran rendah maupun sedang

(Suseno, 1977).

1. Perumusan masalah

a. Apakah infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG

mempunyai potensi antibakteri terhadap bakteri S. mutans penyebab

karies gigi?

b. Berapakah Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum

(KBM) dari infusa teh hijau terhadap bakteri S. mutans penyebab karies

gigi?

2. Keaslian karya

Berdasarkan penelusuran pustaka dan jurnal yang dilakukan, penelitian

mengenai potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap bakteri S. mutans penyebab

karies gigi akibat infeksi bakteri pernah dilakukan. Penelitian terkait dilakukan

oleh Handajani (2002) menunjukkan bahwa ekstrak teh segar dengan konsentrasi

2% mampu menurunkan tingkat pembentukan plak gigi yang dapat memicu karies

gigi. Penelitian oleh Pratikno (2003) menunjukkan bahwa senyawa katekin dalam

teh hijau memiliki daya antibakteri mengurangi terbentuknya plak penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

6

karies gigi dengan cara menghambat enzim glukosiltransferase yang dihasilkan S.

mutans dengan KHM sebesar 0,5 mg/ mL dan KBM sebesar 1,0 mg/ mL.

Penelitian lain oleh Zaveri (2005) menunjukkan bahwa teh hijau

memiliki kandungan polifenol dan epigalokatekin-3-galat (EGCG) yang

merupakan katekin paling aktif dalam mencegah kanker, penyakit kardiovaskular,

dan penyakit yang berhubungan dengan saraf serta antimikrobia bagi penyakit

akibat infeksi bakteri. Penelitian oleh Petti dan Scully (2009) menunjukkan bahwa

polifenol dalam teh hijau dapat membantu untuk melawan penyakit yang biasa

muncul di sekitar mulut, seperti penyakit gusi, dan karies gigi. Penelitian lain oleh

Sandler (2010) menunjukkan hasil bahwa teh hijau poten dan efektif membunuh

mikrobia, namun efektivitas teh hijau tersebut tergantung pada konsentrasi teh

hijau yang digunakan.

Perbedaan dengan penelitian-penelitian tersebut terletak pada sumber

bahan teh hijau yang diperoleh dari Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja,

Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dengan ketinggian optimum untuk mendapatkan

teh hijau yang berkualitas.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi

bagi ilmu pengetahuan tentang potensi antibakteri, serta konsentrasi paling efektif

EGCG infusa teh hijau untuk menghambat bakteri S. mutans penyebab karies gigi.

b. Manfaat praktis. Penelitian tentang potensi antibakteri infusa teh hijau

terhadap S. mutans penyebab karies gigi diharapkan dapat memberikan informasi

bagi masyarakat terkait manfaat teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

7

mutans menjadi salah satu terapi alternatif penyakit karies gigi akibat infeksi

bakteri di masyarakat, serta dapat dikembangkan dalam formulasi bahan alam

menjadi obat-obatan atau sediaan farmasi dengan dosis terapi infusa teh hijau

yang dapat digunakan secara mudah oleh masyarakat, sehingga prevalensi karies

gigi akibat infeksi bakteri di Indonesia dapat diturunkan.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui manfaat teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S.

mutans penyebab karies gigi akibat infeksi bakteri untuk meningkatkan status

kesehatan masyarakat dan menjadi terapi alternatif penyakit karies gigi di

masyarakat.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG terhadap bakteri S. mutans penyebab karies gigi.

b. Menentukan KHM dan KBM dari infusa teh hijau terhadap bakteri S.

mutans penyebab karies gigi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Teh (Camellia sinensis L.)

1. Keterangan botani

Teh merupakan tanaman sub tropik yang termasuk dalam suku Theaceae

dengan genus Camellia dan spesies Camellia sinensis L. Secara umum, tanaman

teh berakar dangkal, peka terhadap keadaan fisik tanah dan cukup sulit untuk

menembus lapisan tanah. Perakaran utama berkembang pada lapisan tanah atas

dengan kedalaman 0 hingga 25 cm, yang merupakan tempat utama

berakumulasinya unsur-unsur hara tanaman di dalam tanah (Setyamidjaja, 2000).

Teh mengalami proses pengolahan yang berbeda-beda dan dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh hitam diolah

dengan oksidasi enzimatik terhadap kandungan katekin teh. Teh oolong diolah

melalui proses fermentasi dengan metode semi-fermentasi dalam jangka waktu

yang lebih singkat dari proses fermentasi teh hitam (Hartoyo, 2003).

2. Deskripsi teh hijau

Teh hijau adalah daun teh yang diolah tanpa mengalami proses

fermentasi, tidak mengalami oksidasi enzimatik untuk menjaga senyawa aktif

yang terkandung di dalamnya, sehingga diharapkan bahwa kandungan senyawa

aktif, terutama katekin yang terkandung lebih banyak dibanding teh jenis lain,

tidak banyak terbuang oleh karena proses fermentasi yang dapat mengurangi

potensi teh hijau tersebut (Hartoyo, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

9

3. Kandungan kimia teh hijau

Bahan-bahan kimia dalam daun teh dikelompokkan menjadi 4 kelompok

besar, yakni: substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi aromatis, dan enzim

(Setyamidjaja, 2000). Katekin merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelas

flavanol dengan titik lebur sekitar 960C (Hartoyo, 2003), sehingga katekin dapat

diperoleh dengan metode ekstraksi infundasi pada suhu 900C selama 15 menit.

Epikatekin (EC), epikatekin-3-galat (ECG), epigalokatekin (EGC), dan

epigalokatekin-3-galat (EGCG) merupakan kandungan utama katekin dalam teh

hijau. Teh hijau memiliki kandungan EGCG yang paling tinggi (Graham, 1992).

Kandungan katekin dalam teh hijau dapat menghambat efek pertumbuhan bakteri

penyebab karies gigi dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab

plak pada permukaan gigi (Alschuler, 1998). Fluorida yang terkandung dalam teh

hijau juga mampu menghambat metabolisme bakteri. Ketika pH plak menurun,

ion florida bergabung dengan ion hidrogen membentuk asam fluorida dan

berdifusi ke dalam sel, membuat suasana asam dalam sel, berdisosiasi dan

melepaskan ion fluorida. Ion fluorida yang dilepaskan ini bersifat toksik bagi sel

dan dapat mengganggu kerja enzim sehingga menghambat metabolisme bakteri

(Islam, Khan, dan Khan, 2007).

Indonesia merupakan negara dengan perkebunan teh yang cukup luas.

Tanaman teh yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan varietas

Assamica yang berasal dari India, berbeda dengan tanaman teh yang tumbuh di

Jepang dan Cina yang merupakan teh varietas Sinensis. Teh varietas Assamica

memiliki kelebihan dalam hal kandungan katekin yang lebih besar. Kandungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

10

komponen katekin daun teh yang paling dominan berfungsi sebagai pencegah

karies gigi adalah EGCG. Teh hitam hanya mengandung EGCG sebesar 4,63%,

sementara teh hijau mengandung komponen EGCG mencapai 20,29% (Tuminah,

2008). Perbedaan jumlah kandungan EGCG dalam teh hijau dan teh hitam

tersebut dikarenakan selama proses pengeringan, katekin yang terkandung dalam

teh hijau telah diupayakan proses inaktivasi enzim oksidasi, sehingga tidak terjadi

oksidasi berlebihan dari katekin. Teh hitam melalui proses fermentasi selama 2

minggu hingga 1 bulan, di mana katekin yang terkandung akan berkurang karena

diolah menjadi theaflavin yang menimbulkan rasa khas pada teh hitam dan

thearubigin yang memberikan warna coklat gelap kehitaman pada teh hitam

(Hartoyo, 2003).

4. Kegunaan teh hijau

Teh hijau biasa digunakan untuk mengatur suhu tubuh, gula darah, serta

menjaga kesehatan jantung (Chopade, Phatak, Upaganlawer, dan Tankar, 2008),

mencegah kanker prostat, payudara, perut, pankreas, dan usus (Katiyar dan

Mukhtar, 1997), mengontrol berat badan (Dulloo, Duret, dan Rohrer, 1999), dan

sebagai antivirus serta antibakteri penyebab karies gigi dan penyakit yang

berhubungan dengan jaringan di sekitar gigi (Sinija dan Mishra, 2008).

B. Plak dan Karies Gigi

Plak gigi merupakan massa yang lengket berisi bakteri beserta produk

yang terbentuk pada permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini terjadi melalui

beberapa tahap. Setelah permukaan gigi dibersihkan, email yang tidak tertutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

11

oleh kotoran akan bersentuhan dengan air ludah sehingga dalam beberapa menit

akan terjadi lapisan yang disebut pelikel. Pelikel merupakan endapan glikoprotein

berasal dari ludah dan terjadi tanpa adanya bakteri. Bakteri dapat tumbuh dengan

cepat pada permukaan pelikel dan melekat sehingga terbentuk plak (Kidd dan

Bechal, 1992).

Karies gigi merupakan suatu penyakit dengan banyak faktor yang

menjadi penyebab terbentuknya gigi berlubang seperti kondisi gigi individu yang

meliputi faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi); pola konsumsi makanan;

mikrobia, dan faktor waktu. Faktor permukaan gigi yang kasar dapat

menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi.

Faktor pola konsumsi makanan dapat juga membantu perkembangbiakan dan

kolonisasi mikrobia di mana karbohidrat akan dimetabolisme menjadi asam oleh

enzim glukosiltransferase (GTF) bakteri S. mutans. Derajat keasaman (pH) yang

rendah akan menyebabkan berkembangnya bakteri S. mutans, dan sebaliknya,

konsumsi rendah karbohidrat dan tinggi kalsium akan meningkatkan proses

remineralisasi (Kidd dan Bechal, 1992). Faktor ke tiga, yakni mikrobia yang

berkembang dalam mulut antara lain Streptococcus mutans, Porphyromonas

gingivalis, dan Staphylococcus epidermidis (Hamilton-Miller, 1995) dan

ditemukan paling banyak adalah S. mutans, serta faktor waktu di mana jika tidak

dilakukan tindakan pembersihan gigi dalam waktu 1 atau 2 hari akan

mempercepat proses terjadinya karies gigi (Genco, Goldman, dan Cohen, 1990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

12

C. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang

tidak dapat larut dengan pelarut cair. Faktor yang mempengaruhi kecepatan

penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas

antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut. Zat aktif yang

terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam alkaloida,

glikosida, flavonoid, dan lain-lain. Struktur kimia yang berbeda-beda akan

mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa-senyawa tersebut terhadap

pemanasan, logam berat, udara, cahaya, dan derajat keasaman. Dengan

diketahuinya zat aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan

cairan penyari dan cara penyarian yang tepat (DepKes RI, 1986).

Maserasi adalah metode ekstraksi dengan merendam serbuk simplisia

dalam cairan penyari. Prinsip metode maserasi adalah cairan penyari yang

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan

zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak

ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Metode ekstraksi perkolasi adalah

metode penyarian dengan mengalirkan cairan penyari yang selalu baru dalam

serbuk simplisia yang telah dibasahi hingga didapatkan perkolat yang sempurna

melalui tahap pelembaban, perendaman antara, dan tahap perkolasi yang

sebenarnya (DepKes RI,1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

13

Infundasi adalah proses penyarian (menyari simplisia dengan air pada

suhu 900C selama 15 menit) yang umumnya digunakan untuk menyari zat

kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati (DepKes RI, 1995).

EGCG yang terkandung dalam katekin adalah senyawa flavonoid dan tergolong

dalam kelas flavanol merupakan senyawa polar yang memiliki sifat tidak

berwarna, serta membawa sifat pahit dan sepat pada seduhan teh (Hartoyo, 2003),

sehingga sesuai dengan penyari yang digunakan yakni aquadest, karena sifat

kepolaran katekin yang sama sehingga dapat terlarut sempurna dalam cairan

penyari aquadest. Pemilihan cairan penyari aquadest juga disesuaikan dengan

kebiasaan masyarakat pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari untuk

membuat seduhan teh hijau sebagai minuman.

Metode ekstraksi infundasi merupakan metode penyarian yang

membutuhkan waktu yang lebih singkat, relatif lebih sederhana dan mudah,

dibandingkan metode penyarian yang lain. Metode ekstraksi infundasi

menggunakan penyari yang sesuai dengan senyawa uji yang ingin didapatkan

(katekin) yakni aquadest yang bersifat polar. Kelemahan dari metode ekstraksi

infundasi adalah infusa yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan

kapang (DepKes RI, 1986), sehingga infusa tidak boleh disimpan lebih dari 24

jam kecuali disimpan dalam lemari pendingin.

D. Streptococcus mutans

Genus Streptococcus memiliki sel berbentuk bulat (spherical) atau bulat

telur, dengan diameter 0,5-2,0 µm, berpasangan atau berbentuk rantai ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

14

tumbuh pada media cair, non motil, tidak berspora, merupakan Gram positif, dan

fakultatif anaerob. Metabolisme genus Streptococcus secara fermentatif

menghasilkan sebagian besar laktat bukan gas, dan tidak memproduksi enzim

katalase, serta tumbuh pada temperatur 25-450C (optimum 370C), parasit bagi

vertebrata, kebanyakan tinggal atau berhabitat di mulut dan jalur pernapasan

bagian atas, beberapa spesies bersifat patogen bagi manusia dan hewan. Genus

Streptococcus menunjukkan hasil positif pada uji Voges-Proskauer (VP), serta

membentuk asam dari inulin, laktosa, manitol, rafinosa, salisin, sorbitol, dan

trehalosa (Holt, Krieg, Sneath, Staley, dan Williams, 2000).

S. mutans merupakan bakteri penyebab penyakit sekitar mulut, misalnya

plak dan karies gigi (Alaluusua dan Renkonen, 2010) yang memproduksi GTF

dan mempunyai kemampuan untuk melakukan fermentasi substrat karbohidrat,

sehingga terjadi hidrolisis karbohidrat yang membentuk asam dan mengakibatkan

turunnya pH sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Asam yang terbentuk

akan masuk ke dalam bagian bawah permukaan email karena permukaan email

yang lebih tahan terhadap serangan asam. Penurunan pH yang berulang-ulang

menyebabkan demineralisasi gigi di mana jumlah kalsium (Ca) yang lepas

bertambah banyak dan lama kelamaan akan ke luar dari email sehingga

menyebabkan gigi menjadi rentan dan terbentuk plak yang memulai terbentuknya

karies gigi (Cahyati, 2005).

Bakteri S. mutans akan memulai pembentukan plak dengan mendegradasi

sukrosa yang berasal dari makanan oleh aktivitas enzim GTF S. mutans menjadi

glukosa dan fruktosa yang selanjutnya difermentasi menjadi polisakarida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

15

ekstraseluler (glukan) dan asam. Asam yang terbentuk dari hasil fermentasi ini

akan membantu proses pembentukan plak. Akibat adanya pembentukan plak oleh

glukan ini menyebabkan demineralisasi email. Jika proses ini terus menerus

terjadi dan tidak dilakukan penanggulangan, hal inilah yang mampu memicu

timbulnya karies gigi (Panjaitan,1997).

E. Uji Potensi Antibakteri

Antibakteri adalah senyawa pembasmi bakteri di mana senyawa ini

bersifat toksik untuk bakteri, namun relatif tidak toksik untuk inangnya.

Didasarkan pada sifat toksisitas selektif, antibakteri bersifat menghambat

pertumbuhan bakteri yang dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik dan membunuh

bakteri yang dikenal sebagai aktivitas bakterisidal. Kadar minimal untuk

menghambat pertumbuhan bakteri dikenal sebagai Kadar Hambat Minimal

(KHM), sementara kadar minimal untuk membunuh bakteri dikenal sebagai Kadar

Bunuh Minimal (KBM) (Sulistia, 1995).

Untuk menentukan kepekaan bakteri terhadap antibakteri di luar jaringan

hidup terdapat 2 metode yakni:

1. Metode difusi

Metode difusi digunakan untuk menentukan aktivitas agen antibakteri.

Paper disc yang berisi agen antibakteri diletakkan pada media agar yang telah

ditanami mikrobia yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih

mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikrobia oleh agen antibakteri

pada permukaan media agar (Pratiwi, 2008). Prinsip metode difusi yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

16

pengukuran potensi antimikroba berdasarkan pengamatan luas daerah hambatan

pertumbuhan mikroba karena berdifusinya obat dari titik awal pemberian ke

daerah difusi (Jawetz, Melnick, and Adelberg, 1991). Terdapat 2 macam metode

difusi, meliputi:

a. Cara Kirby Bauwer/ paper disc

Kapas lidi steril dicelupkan dalam suspensi bakteri atau fungi dengan

konsentrasi 108 CFU/ mL, lalu ditekankan pada dinding tabung hingga kapasnya

tidak terlalu basah. Kemudian kapas lidi ditekankan pada permukaan media rata.

Pada permukaan media diletakkan kertas cakram atau disc yang mengandung

larutan uji antimikroba dan diinkubasikan pada suhu 370C selama 18-24 jam.

Parameter yang diamati adalah diameter zona hambat yang dihasilkan larutan uji

antimikroba (Edber, 1986).

b. Cara sumuran

Pada agar yang telah ditanami mikroba, dibuat sumuran dengan garis

tengah tertentu. Dan ke dalam sumuran diberi larutan uji antimikroba dan

diinkubasikan pada suhu 370C selama 18-24 jam. Parameter yang diamati adalah

diameter zona hambat yang dihasilkan larutan uji antimikroba (Edber, 1986).

2. Metode dilusi

Prinsip metode dilusi adalah pengenceran obat atau antibakteri hingga

didapatkan beberapa konsentrasi yang kemudian akan diuji untuk mendapatkan

nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) yaitu konsentrasi terendah bahan

antibakteri yang mampu menghambat mikrobia dan juga nilai MBC (Minimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

17

Bactericidal Concentration) yaitu konsentrasi terendah bahan antibakteri yang

mampu membunuh mikrobia (Sulistia, 1995).

Terdapat 2 macam metode dilusi, yakni metode dilusi padat dan metode

dilusi cair. Pada metode dilusi padat, setiap konsentrasi antibakteri dicampurkan

dengan media agar, kemudian ditanami bakteri. Pada metode dilusi cair, masing-

masing konsentrasi dicampurkan langsung dengan media (Jawetz et al., 1991).

Parameter yang diukur pada metode dilusi cair adalah tingkat kekeruhan

yang menunjukkan nilai Optical Density (OD), yakni nilai kerapatan yang

menunjukkan pertumbuhan mikrobia uji dibandingkan dengan blanko standar

autozero. Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair akan menyebabkan media

menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer

atau kolorimeter dengan cara membandingkan OD antara media tanpa

pertumbuhan bakteri dan media dengan pertumbuhan bakteri (Pratiwi, 2008).

Spektrofotometer dapat mengukur kepekatan sel dalam suspensi dalam %T

(transmittance) atau OD (jumlah cahaya yang diabsorpsi dan disebarkan). Dalam

mikrobiologi digunakan OD sebagai satuan hitungan, karena OD sebanding

dengan kepekatan sel dalam suspensi biakan (Lay, 1994). Pada spektrofotometer,

berkas cahaya ditransmisikan melalui suspensi bakteri lalu diteruskan ke detektor

sensitif cahaya. Jika jumlah bakteri meningkat, sedikit cahaya yang akan

diteruskan ke detektor. Perubahan intensitas cahaya akan terlihat pada skala yang

terdapat pada alat yaitu nilai absorbans atau densitas optik (optical density) (Radji,

2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

18

Penentuan nilai KHM didasarkan pada konsentrasi terendah senyawa

antibakteri dengan nilai OD yang telah mencapai 0 pada pengukuran dengan

spektrofotometer dan masih menunjukkan pertumbuhan bakteri pada uji

penegasan secara streak plate. Nilai KBM didasarkan pada konsentrasi terendah

senyawa antibakteri dengan nilai OD yang telah mencapai 0 pada pengukuran

dengan spektrofotometer dan sudah tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri pada

uji penegasan secara streak plate (McKane dan Kandel, 1996).

F. Landasan Teori

Teh hijau adalah tanaman yang termasuk dalam suku Theaceae, genus

Camellia dan spesies Camellia sinensis L. Teh hijau merupakan minuman yang

sering dikonsumsi dengan cara diseduh oleh hampir seluruh masyarakat di dunia.

Dalam teh hijau terdapat katekin yang mengandung komponen EGCG hingga

mencapai 20,29%, jauh lebih banyak dibandingkan dengan kandungan katekin

dalam teh hitam yang hanya 4,63% dan berkhasiat untuk menghambat

pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi.

Karies gigi adalah suatu penyakit multifaktorial yang dapat menjadi

pemicu gigi berlubang. Penyebabnya antara lain adalah faktor inang, mikrobia,

pola konsumsi makanan, serta faktor waktu. Streptococcus mutans merupakan

bakteri anaerob fakultatif dan mikroflora rongga mulut yang memproduksi GTF

dan mempunyai kemampuan untuk melakukan fermentasi substrat karbohidrat,

misalnya glukosa dan sukrosa sehingga membentuk asam dan mengakibatkan

turunnya pH sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Untuk kembali ke pH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

19

normal sekitar 6 atau 7 dibutuhkan waktu 30-60 menit. Penurunan pH yang

berulang-ulang menyebabkan demineralisasi gigi di mana jumlah kalsium (Ca)

yang lepas bertambah banyak dan lama kelamaan akan ke luar dari email sehingga

menyebabkan gigi menjadi rentan dan terbentuk plak yang memulai terbentuknya

karies gigi.

Infusa teh hijau didapatkan dengan metode ekstraksi infundasi dengan

cara pemanasan menggunakan aquadest pada suhu 900C selama 15 menit karena

katekin dalam daun teh hijau memiliki titik lebur sekitar 960C, sehingga proses

ektraksi ini dapat dilakukan sesuai dengan kebiasaan konsumsi teh hijau di

masyarakat, yakni dengan diseduh.

Potensi antibakteri infusa teh hijau ditunjukkan dengan metode difusi

paper disc berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan dan metode dilusi

untuk mendapatkan nilai MIC dan nilai MBC. Prinsip metode difusi yaitu

pengukuran potensi antimikroba berdasarkan pengamatan luas daerah hambatan

pertumbuhan mikroba karena berdifusinya obat dari titik awal pemberian ke

daerah difusi.

Prinsip metode dilusi adalah pengenceran obat atau antibakteri hingga

didapatkan beberapa konsentrasi yang kemudian akan diuji untuk mendapatkan

nilai MIC yaitu konsentrasi terendah bahan antibakteri yang mampu menghambat

mikrobia dan juga nilai MBC, yaitu konsentrasi terendah bahan antibakteri yang

mampu membunuh mikrobia. Parameter yang diukur pada metode dilusi cair

adalah tingkat kekeruhan yang menunjukkan nilai OD yakni nilai kerapatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

20

menunjukkan pertumbuhan mikrobia uji dibandingkan dengan blanko standar

autozero.

Penentuan nilai MIC didasarkan pada konsentrasi terendah senyawa

antibakteri dengan nilai OD yang telah mencapai 0 pada pengukuran dengan

spektrofotometer dan masih menunjukkan pertumbuhan bakteri pada uji

penegasan secara streak plate, sementara nilai MBC didasarkan pada konsentrasi

terendah senyawa antibakteri dengan nilai OD yang telah mencapai 0 pada

pengukuran dengan spektrofotometer dan sudah tidak menunjukkan pertumbuhan

bakteri pada uji penegasan secara streak plate.

Penelitian tentang potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S. mutans

penyebab karies gigi diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat

terkait manfaat teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans menjadi

terapi alternatif penyakit karies gigi akibat infeksi bakteri di masyarakat, serta

dapat dikembangkan dalam formulasi bahan alam menjadi obat-obatan atau

sediaan farmasi dengan dosis terapi infusa teh hijau yang dapat digunakan secara

mudah oleh masyarakat, sehingga prevalensi karies gigi akibat infeksi bakteri di

Indonesia dapat diturunkan.

G. Hipotesis

Infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi epigalokatekin-3-

galat (EGCG) memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap S. mutans penyebab

karies gigi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola satu arah. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada,

Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dan

Laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas: infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi

EGCG: 0,25 ; 0,5 ; 0,75 ; 1 ; 2,5 ; 5 ; dan 7,5 mg/ mL berdasarkan

pengembangan konsentrasi dari penelitian sebelumnya dengan hasil nilai

KHM 0,5 mg/ mL dan KBM 1,0 mg/ mL (Pratikno, 2003).

b. Variabel tergantung: diameter zona hambat yang dihasilkan infusa teh

hijau terhadap pertumbuhan S. mutans, nilai KHM, nilai KBM.

c. Variabel pengacau terkendali: jenis bakteri uji (S. mutans), waktu

inkubasi (24 jam), suhu inkubasi (370C), kepadatan suspensi bakteri

pertumbuhan bakteri S. mutans setara dengan larutan standar Mc. Farland

II (6.108 CFU/ mL), asal teh hijau (Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

22

Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah), metode ekstraksi (infundasi),

volume suspensi bakteri uji (1 mL), volume senyawa uji dalam paper

disc (25 µL).

2. Definisi operasional

a. Teh hijau adalah daun dari tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O.K.),

sinonim Thea sinensis L., suku Theaceae yang diperoleh dari tanaman

teh di Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja, Kabupaten Kendal,

Jawa Tengah yang telah diolah tanpa mengalami proses fermentasi.

b. Kultur murni S. mutans diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah diuji kemurnian isolat

dan identifikasi bakteri uji.

c. Potensi antibakteri adalah kemampuan infusa teh hijau dalam

menghambat atau membunuh bakteri uji S. mutans dibandingkan dengan

kontrol negatif (aquadest).

d. Infusa teh hijau adalah ekstrak cair sebanyak 400 mL konsentrasi 25%

b/v yang mengandung senyawa EGCG sebesar 0,704 mg/ mL. Penyarian

berdasarkan prosedur kerja yang dilakukan oleh LPPT UGM Yogyakarta.

e. Difusi paper disc yakni metode uji potensi infusa teh hijau dengan cara

inokulasi paper disc yang mengandung infusa teh hijau di atas

permukaan media agar yang sudah ditanami bakteri S. mutans, setelah

diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam, dan diukur diameter zona

hambatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

23

f. Dilusi cair yakni metode uji potensi infusa teh hijau dengan berbagai

variasi konsentrasi EGCG untuk mendapatkan nilai KHM dan KBM

dengan melihat nilai Optical Density (OD) menggunakan

spektrofotometer visible. Pada metode dilusi cair, masing-masing infusa

teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG diinokulasikan ke

media Nutrien Broth (NB) yang mengandung bakteri uji yang digunakan.

g. Zona hambat adalah zona jernih yang menunjukkan berkurangnya

pertumbuhan bakteri S. mutans penyebab karies gigi dilihat dari

kejernihan media dibandingkan dengan kontrol negatif (aquadest).

h. Optical Density (OD) adalah nilai kerapatan optik berdasarkan kekeruhan

yang menunjukkan pertumbuhan populasi sel bakteri S. mutans

dibandingkan blanko standar autozero menggunakan spektrofotometer.

i. Kadar Hambat Minimal (KHM) adalah konsentrasi terendah infusa teh

hijau yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. mutans dilihat

dari uji penegasan penentuan KHM dan KBM dengan metode streak

plate yang masih menunjukkan pertumbuhan.

j. Kadar Bunuh Minimal (KBM) adalah konsentrasi terendah infusa teh

hijau yang mampu membunuh bakteri S. mutans dilihat dari uji

penegasan penentuan KHM dan KBM dengan metode streak plate yang

sudah tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

24

C. Bahan Penelitian

Teh hijau diperoleh dari Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja,

Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kultur bakteri S. mutans dari Laboratorium

Mikrobiologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, aquadest steril, etanol,

Media Nutrien Agar (NA), Media Nutrien Broth (NB), larutan standar Mc.

Farland II (6.108 CFU/mL).

D. Alat Penelitian

Alat-alat gelas (Pyrex), timbangan/ neraca analitik, penangas magnetik

(Stirer IKA-Combimag RCT Nr. 61801), stirer, autoklaf (Model KT-40,

GmbH+CoKG-D91126, Swahaban FRG, Germany), vortex (IKA-Werk VF 1),

bunsen, mikropipet (Ependrof-Netler-Hinz), spreader, jarum ose, sengkelit (loop),

oven (Memmert, Germany), almari es, penggaris, spektrofotometer visible.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan bahan dan identifikasi daun teh

Teh hijau diperoleh dari Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja,

Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dan diolah tanpa mengalami proses fermentasi,

tidak mengalami oksidasi enzimatik untuk menjaga senyawa aktif yang

terkandung di dalamnya. Identifikasi teh hijau dilakukan oleh Perkebunan Teh

Rumpun Sari Medini Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah untuk menyatakan

bahwa daun yang digunakan adalah benar daun teh (Camellia sinensis L.) yang

diolah menjadi teh hijau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

25

2. Pembuatan serbuk dan infusa teh hijau

Teh hijau yang diperoleh dari Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini

Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah kemudian dibuat serbuk dan diolah

menjadi infusa teh hijau di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

(LPPT) Universitas Gadjah Mada berdasarkan prosedur kerja yang dilakukan oleh

LPPT UGM Yogyakarta.

3. Uji kemurnian isolat bakteri uji dan identifikasi bakteri uji

Isolat bakteri uji S. mutans yang berasal dari Laboratorium Mikrobiologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta digoreskan ke dalam 3 cawan petri berisi

Nutrien Agar (NA) secara streak plate sebanyak 3 kali reisolasi untuk uji

kemurnian isolat, sehingga diperoleh isolat bakteri yang benar-benar murni

ditunjukkan dengan koloni-koloni yang terpisah dan homogen pada seluruh

bagian cawan petri. Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 370C. Setelah

inkubasi dan didapatkan koloni terpisah dan homogen yang ditunjukkan oleh

bentuk koloni, ukuran diameter, dan warna koloni yang sama, dilakukan isolasi

kembali dengan digoreskan dalam media NA miring dan NB sebagai stok kultur

murni bakteri uji.

Identifikasi bakteri uji pertama kali dilakukan dengan uji pengecatan

Gram dengan reagen cat Gram A (Kristal violet), Gram B (Larutan iodine), Gram

C (Alkohol 96%), dan Gram D (Safranin) dari media Nutrien Agar (NA) miring

tersebut untuk mengetahui sifat Gram dan bentuk sel bakteri uji. Kemudian,

dilanjutkan uji biokimiawi meliputi uji Katalase, Oksidasi-Fermentasi (O-F),

Methyl red (MR) - Voges-Proskauer (VP), dan uji fermentasi karbohidrat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

26

media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) terkait karakter Streptococcus mutans

berdasarkan buku panduan determinasi bakteri (Holt, et al., 2000).

a. Uji katalase. Satu sampai dua tetes 30% H2O2 diletakkan pada gelas

benda, kemudian ditambahkan 1 ose atau 2-3 tetes suspensi isolat murni bakteri

uji. Katalase positif ditandai dengan pembentukan buih seketika, dibandingkan

dengan kontrol. S. mutans bersifat katalase negatif berdasarkan buku panduan

determinasi bakteri (Holt, et al., 2000).

b. Uji Oksidasi-Fermentasi (O-F). Isolat murni bakteri uji diinokulasikan

dalam 4 tabung berisi media O-F yang mengandung 1% dekstrosa (karbohidrat).

Tabung 1 ditutup dengan parafin lunak, tabung 2 tidak ditutup parafin, tabung 3

digunakan sebagai kontrol ditutup parafin, dan tabung 4 digunakan sebagai

kontrol yang tidak ditutup parafin, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu

370C, dan perlakuan dibandingkan dengan kontrol. Proses oksidasi terjadi pada

bakteri aerob dan fermentasi pada bakteri anaerob. Hasil positif jika terjadi

perubahan warna dari hijau menjadi kuning baik pada tabung 1 dan tabung 2 yang

menunjukkan bakteri uji melakukan metabolisme dekstrosa secara oksidasi

maupun fermentasi menjadi asam (fakultatif anaerob). S. mutans bersifat fakultatif

anaerob berdasarkan buku panduan determinasi bakteri (Holt, et al., 2000).

c. Uji Methyl Red (MR). Isolat murni bakteri uji diinokulasikan dalam

tabung berisi media MR-VP, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C.

Setelah masa inkubasi, ditambahkan beberapa tetes reagen metil merah. Larutan

dikocok dengan hati-hati. Perubahan warna dibaca setelah 30 menit. Hasil positif

jika terjadi perubahan warna menjadi merah setelah 30 menit penambahan reagen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

27

S. mutans membentuk asam dari proses fermentasi glukosa (Uji MR positif)

berdasarkan buku panduan determinasi bakteri (Holt, et al., 2000).

d. Uji Voges Proskauer (VP). Isolat murni bakteri uji diinokulasikan dalam

tabung berisi media MR-VP, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C.

Setelah masa inkubasi, ditambahkan 0,6 mL larutan alpha-naphtol 5% dilanjutkan

0,2 mL KOH 40%. Larutan dikocok dengan hati-hati, dilonggarkan tutupnya, dan

dikocok kembali, diulangi setiap 5 menit. Perubahan warna dibaca setelah 30

menit. Hasil positif jika terjadi perubahan warna menjadi merah setelah 30 menit

penambahan reagen. S. mutans membentuk asam dari proses fermentasi glukosa

(Uji VP positif) berdasarkan panduan determinasi bakteri (Holt, et al., 2000).

e. Uji fermentasi karbohidrat dalam media Triple Sugar Iron Agar (TSIA).

Isolat murni bakteri diinokulasikan dalam tabung berisi media TSIA secara

tusukan menggunakan jarum inokulasi dan streak menggunakan jarum ose.

Perubahan warna media TSIA dari merah-orange menjadi kuning menunjukkan

adanya fermentasi laktosa, sukrosa, dan dekstrosa dibandingkan dengan kontrol.

S. mutans membentuk asam dari proses fermentasi laktosa, sukrosa, dan dekstrosa

(Uji TSIA positif) berdasarkan panduan determinasi bakteri (Holt, et al., 2000).

4. Uji sterilitas infusa teh hijau

Sebanyak 0,1 mL infusa teh hijau dari setiap konsentrasi diambil,

kemudian dispread di atas permukaan media, kemudian diinkubasi selama 24 jam

pada suhu 370C untuk uji sterilitas infusa teh hijau. Sterilitas ditunjukkan dengan

tidak adanya pertumbuhan mikroba dalam infusa teh hijau dari setiap konsentrasi

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

28

5. Pembuatan variasi konsentrasi EGCG dalam infusa teh hijau

Tujuh variasi konsentrasi EGCG dalam infusa teh hijau dibuat dengan

modifikasi variasi konsentrasi berdasarkan pengembangan konsentrasi dari

penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan dan memberikan hasil nilai KHM

0,5 mg/ mL dan KBM sebesar 1,0 mg/ mL (Pratikno, 2003), yaitu 0,25; 0,5; 0,75;

1; 2,5; 5; dan 7,5 mg/ mL dengan volume 14 mL.

Tabel I. Variasi konsentrasi EGCG dalam infusa teh hijau untuk uji potensiantibakteri dengan metode difusi paper disc (LPPT UGM, 2011)

Konsentrasi EGCGinfusa teh hijau

(mg/ mL)

Volume infusa tehhijau yang digunakan

(mL)

Volume aquadestyang ditambahkan

(mL)

Volume akhir infusateh hijau yang

diinginkan (mL)0,25 5 9 140,5 10 4 14

0,75 15 0 141 20 0 14

2,5 50 0 145 100 0 14

7,5 150 0 14

6. Uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG dengan metode difusi paper disc

a. Pembuatan media Nutrien Agar (NA). Sebanyak 3 g bacteriological agar

dan 2 g NB dilarutkan dalam 125 mL aquadest steril. Larutan dipanaskan dengan

sesekali diaduk hingga jernih dan terlarut sempurna. Larutan tersebut kemudian

diautoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Selanjutnya media dibiarkan agak

dingin dan siap untuk digunakan.

b. Pembuatan suspensi bakteri uji. Kultur murni S. mutans sebanyak 1 mL

diinokulasikan ke dalam media cair NB, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada

suhu 370C. Kekeruhan media NB dibandingkan dengan kekeruhan larutan standar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

29

Mc. Farland II (6.108 CFU/ mL). Apabila kekeruhan kultur bakteri uji dalam NB

tidak setara, maka dapat ditambahkan NB steril hingga kekeruhannya setara

dengan larutan standar Mc. Farland II (6.108 CFU/ mL).

c. Uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG dengan metode difusi paper disc. Kontrol positif berupa

standar baku EGCG dengan variasi konsentrasi 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2,5; 5; dan 7,5

mg/ mL, dan senyawa perlakuan berupa infusa teh hijau dengan variasi

konsentrasi EGCG yang sama, yakni 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2,5; 5; dan 7,5 mg/ mL.

Diambil tabung reaksi yang berisi 15 mL media NA, dituangkan ke dalam

cawan petri dan dibiarkan memadat sebagai kontrol kontaminasi media. Diambil

tabung reaksi yang berisi 15 mL media NA, ditambahkan dengan 1 mL suspensi

bakteri S. mutans untuk kemudian diinokulasikan dalam media NA secara pour

plate, dimasukkan dalam cawan petri, dan dibiarkan memadat sebagai kontrol

pertumbuhan bakteri uji. Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 370C bersama

dengan perlakuan.

Diambil tabung reaksi yang berisi 15 mL media NA, ditambahkan dengan 1

mL suspensi bakteri S. mutans untuk kemudian diinokulasikan dalam media NA

secara pour plate, dan dibiarkan memadat. Dua puluh lima µL (25 µL) kontrol

positif senyawa baku EGCG dengan variasi konsentrasi 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2,5; 5;

dan 7,5 mg/ mL diinokulasikan dalam paper disc yang diletakkan dalam 4

kuadran di cawan petri. Diinokulasikan 25 µL aquadest pada paper disc di tengah

cawan petri sebagai kontrol negatif (aquadest). Diinkubasikan selama 24 jam pada

suhu 370C bersama perlakuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

30

Diambil tabung reaksi yang berisi 15 mL media NA, ditambahkan dengan 1

mL suspensi bakteri S. mutans untuk kemudian diinokulasikan dalam media NA

secara pour plate, dan dibiarkan memadat. 25 µL senyawa uji perlakuan infusa teh

hijau dengan variasi konsentrasi EGCG 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2,5; 5; dan 7,5 mg/ mL

diinokulasikan dalam paper disc, yang diletakkan dalam 4 kuadran dan satu paper

disc di tengah cawan petri sebagai kontrol negatif (aquadest). Dibuat replikasi

sebanyak 6 kali replikasi. Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 370C.

Parameter yang diamati adalah diameter zona hambat yang dihasilkan oleh

senyawa uji infusa teh hijau dengan variasi konsentrasi 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2,5; 5;

dan 7,5 mg/ mL dan kontrol negatif (aquadest) dengan diukur menggunakan

penggaris.

7. Penentuan nilai KHM dan KBM dengan metode dilusi cair

a. Pembuatan infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG

untuk uji potensi antibakteri dengan metode dilusi cair. Dibuat infusa teh hijau

dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG untuk uji potensi antibakteri dengan

metode dilusi cair dengan konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1;

2; 3; 4; 5 dan 6 mg/ mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

31

Tabel II. Variasi konsentrasi EGCG dalam infusa teh hijau untuk uji potensiantibakteri dengan metode dilusi cair

KonsentrasiEGCG

dalam infusateh hijau(mg/ mL)

Volumeinfusa tehhijau yangdigunakan

(mL)

Volumeaquadest

yangditambah

(mL)

Volumeinfusa tehhijau yangdiinginkan

(mL)

Keterangan pengambilan sampel

0,1 0,4 0,6 1 Pengenceran dari EGCG 0,25 mg/ mL0,2 0,8 0,2 1 Pengenceran dari EGCG 0,25 mg/ mL0,3 0,6 0,4 1 Pengenceran dari EGCG 0,5 mg/ mL0,4 0,8 0,2 1 Pengenceran dari EGCG 0,5 mg/ mL0,5 1 0 1 Dari larutan stok0,6 0,8 0,2 1 Pengenceran dari EGCG 0,75 mg/ mL0,7 0,7 0,3 1 Pengenceran dari EGCG 1 mg/ mL0,8 0,8 0,2 1 Pengenceran dari EGCG 1 mg/ mL0,9 0,9 0,1 1 Pengenceran dari EGCG 1 mg/ mL1 1 0 1 Dari larutan stok2 0,4 0,6 1 Pengenceran dari EGCG 5 mg/ mL3 0,6 0,4 1 Pengenceran dari EGCG 5 mg/ mL4 0,8 0,2 1 Pengenceran dari EGCG 5 mg/ mL5 1 0 1 Dari larutan stok6 0,8 0,2 1 Pengenceran dari EGCG 7,5 mg/ mL

b. Pembuatan blanko. Diambil 15 tabung reaksi yang masing-masing berisi

15 mL media NB dan ditambahkan masing-masing 1 mL infusa teh hijau dengan

variasi konsentrasi baru EGCG yang sudah dibuat 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7;

0,8; 0,9; 1; 2; 3; 4; 5; dan 6 mg/ mL, kemudian diinkubasikan pada suhu 370C

selama 24 jam. Pembuatan blanko ini digunakan sebagai blanko untuk perlakuan

uji penentuan nilai KHM dan KBM dengan metode dilusi cair (tahap c).

c. Uji penentuan nilai KHM dan KBM dengan metode dilusi cair. Diambil

15 tabung reaksi yang masing-masing berisi 15 mL media NB dan ditambahkan

masing-masing 1 mL infusa teh hijau dengan variasi konsentrasi EGCG baru yang

sudah dibuat 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1; 2; 3; 4; 5; dan 6 mg/ mL,

kemudian ditambahkan pula masing-masing 1 mL suspensi bakteri S. mutans

dalam setiap tabung reaksi untuk selanjutnya diinkubasikan pada suhu 370C

selama 24 jam. Setelah masa inkubasi, dilakukan pembacaan nilai OD dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

32

mengamati selisih nilai absorbansi yang muncul dari perlakuan uji penentuan nilai

KHM dan KBM dengan metode dilusi cair dan blanko (tahap b) dengan

spektrofotometri visible.

d. Penegasan penentuan KHM dan KBM dengan metode streak plate.

Dilakukan uji penegasan hasil dengan menginokulasikan tabung reaksi perlakuan

(tahap c) dengan nilai OD = 0 pada uji penentuan nilai KHM dan KBM dengan

metode dilusi cair dalam media NA secara streak plate. Dilakukan pengamatan

setelah masa inkubasi 24 jam pada suhu 370C. Setelah inkubasi, nilai KHM dan

nilai KBM ditentukan sebagai berikut: jika pada media agar uji penegasan masih

terdapat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi terkecil yang membunuh semua

bakteri S. mutans berdasarkan nilai OD = 0 pada pengukuran spektrofotometer,

maka konsentrasi infusa EGCG infusa teh hijau tersebut dinyatakan sebagai

KHM. Jika pada media agar tidak terdapat pertumbuhan bakteri S. mutans sama

sekali pada konsentrasi terkecil yang membunuh semua bakteri S. mutans

berdasarkan nilai OD = 0 pada pengukuran spektrofotometer, maka konsentrasi

EGCG infusa teh hijau tersebut dinyatakan sebagai KBM (McKane dan Kandel,

1996).

F. Tata Cara Analisis Hasil

Potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi

EGCG secara metode difusi paper disc dianalisis berdasarkan besarnya diameter

zona hambat yang dihasilkan pada perlakuan dibandingkan dengan kontrol negatif

(aquadest). Data berupa diameter zona hambat infusa teh hijau terhadap bakteri S.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

33

mutans penyebab karies gigi dianalisis secara statistik menggunakan One-Way

ANOVA untuk melihat perbedaan bermakna antara infusa teh hijau dalam

berbagai variasi konsentrasi EGCG dengan kontrol negatif (aquadest). Data

berupa diameter zona hambat diawali dengan melakukan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas Levene-test terlebih dahulu untuk

mengetahui apakah data yang didapatkan terdistribusi normal dan homogen.

Pemilihan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas Levene-test

dikarenakan jumlah sampel data yang ada berjumlah lebih dari 50 data. Data yang

didapatkan dinyatakan terdistribusi normal dan homogen jika nilai p > 0,05.

Setelah melalui uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas Levene-

test dilanjutkan dengan analisis secara statistik One-Way ANOVA yang

menghasilkan nilai p sehingga hasil uji potensi bisa disimpulkan untuk melihat

perbedaan bermakna atau tidak bermakna antara infusa teh hijau dalam berbagai

variasi konsentrasi EGCG dengan kontrol negatif (aquadest). Data yang

didapatkan dinyatakan berbeda bermakna antara infusa teh hijau dalam berbagai

variasi konsentrasi EGCG dengan kontrol negatif (aquadest) jika nilai p < 0,05

dan dilanjutkan pada uji Post-hoc untuk mengetahui pada variasi konsentrasi

infusa teh hijau berapakah dengan kontrol negatif (aquadest) terdapat perbedaan

bermakna (Dahlan, 2009). Perbandingan uji potensi antibakteri infusa teh hijau

dengan kontrol positif (epigalokatekin-3-galat (EGCG)) dilakukan secara

deskriptif karena data yang kurang lengkap.

Penentuan nilai KHM serta KBM dilakukan dengan metode dilusi cair

berdasarkan tingkat kekeruhan yang menunjukkan nilai OD yakni nilai kerapatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

34

yang menunjukkan pertumbuhan mikroba uji dibandingkan kontrol menggunakan

spektrofotometer. Data berupa nilai KHM dan KBM ditegaskan dengan metode

streak plate lalu dianalisis secara deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karies gigi merupakan satu dari penyakit pada manusia yang paling

umum terjadi. Plak dan karies gigi disebabkan oleh karena produk asam yang

terbentuk dari hasil fermentasi karbohidrat, misalnya glukosa dan sukrosa yang

mengakibatkan turunnya pH sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit.

Penurunan pH yang berulang-ulang menyebabkan demineralisasi gigi di mana

jumlah kalsium (Ca) yang lepas bertambah banyak dan lama kelamaan akan ke

luar dari email sehingga menyebabkan gigi menjadi rentan dan terbentuk plak

yang memulai terbentuknya karies gigi (Cahyati, 2005).

Streptococcus mutans merupakan bakteri penyebab penyakit sekitar

mulut, misalnya plak dan karies gigi. S. mutans memproduksi glukosiltransferase

(GTF) dan mempunyai kemampuan untuk melakukan fermentasi karbohidrat,

sehingga terjadi hidrolisis karbohidrat yang membentuk asam dan memulai proses

pembentukan plak dan karies gigi (Alaluusua dan Renkonen, 2010).

S. mutans akan memulai pembentukan plak dengan mendegradasi

sukrosa yang berasal dari makanan oleh aktivitas enzim GTF S. mutans menjadi

glukosa dan fruktosa yang selanjutnya difermentasi menjadi polisakarida

ekstraseluler (glukan) dan asam. Asam yang terbentuk dari hasil fermentasi ini

akan membantu proses pembentukan plak. Akibat adanya pembentukan plak oleh

glukan ini menyebabkan demineralisasi email. Jika proses ini terus menerus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

36

terjadi dan tidak dilakukan penanggulangan, hal inilah yang mampu memicu

timbulnya karies gigi (Panjaitan,1997).

Teh hijau diolah tanpa mengalami proses fermentasi, tidak mengalami

oksidasi enzimatik untuk menjaga senyawa aktif yang terkandung di dalamnya

(Hartoyo, 2003), sehingga diharapkan bahwa kandungan senyawa aktif terutama

EGCG dalam katekin yang terkandung lebih banyak dibanding teh jenis lain

sehingga berpotensi menghambat metabolisme S. mutans untuk memproduksi

enzim GTF yang menyebabkan terjadinya hidrolisis karbohidrat membentuk asam

penyebab timbulnya plak gigi.

Pemilihan metode infundasi didasarkan pada sifat senyawa katekin yang

polar sehingga dapat terlarut sempurna dalam cairan penyari aquadest, dan

disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat pada umumnya dalam kehidupan

sehari-hari untuk membuat seduhan teh hijau sebagai minuman (Hartoyo, 2003).

Penelitian tentang uji potensi antibakteri dapat memberikan informasi

bagi masyarakat terkait manfaat teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S.

mutans dan menjadi terapi alternatif penyakit karies gigi akibat infeksi bakteri di

masyarakat, serta dapat dikembangkan menjadi sediaan farmasi yang dapat

digunakan secara mudah oleh masyarakat, sehingga prevalensi karies gigi akibat

infeksi bakteri di Indonesia dapat diturunkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

37

A. Pengumpulan Bahan dan Identifikasi Daun Teh

Teh hijau diperoleh dari Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja,

Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dan diolah tanpa mengalami proses fermentasi,

tidak mengalami oksidasi enzimatik untuk menjaga senyawa aktif yang

terkandung di dalamnya sehingga diharapkan bahwa kandungan senyawa aktif

terutama katekin yang terkandung lebih banyak dibanding teh jenis lain, tidak

banyak terbuang oleh karena proses fermentasi yang dapat mengurangi potensi teh

hijau tersebut.

Identifikasi teh hijau bertujuan untuk memastikan bahwa daun yang

digunakan benar-benar merupakan daun dari tanaman teh (Camellia sinensis L.)

dan diolah tanpa mengalami proses fermentasi. Berdasarkan identifikasi teh hijau

yang dilakukan oleh Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja, Kabupaten

Kendal, Jawa Tengah, bahan yang digunakan benar merupakan teh hijau

(Lampiran 1).

B. Pembuatan Serbuk dan Infusa Teh Hijau

Teh hijau diperoleh dari Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja,

Kabupaten Kendal, Jawa Tengah karena perkebunan teh tersebut memiliki

ketinggian yang optimum untuk pertumbuhan tanaman teh yakni kurang lebih

pada 1500 m, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang baik dalam

penelitian, karena teh yang ditanam pada ketinggian 1200-2000 m dari permukaan

laut termasuk dalam teh dataran tinggi (Hartoyo, 2003). Semakin tinggi letak

suatu tempat memiliki suhu yang semakin rendah dan menghasilkan kandungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

38

senyawa dalam teh yang lebih baik dari sisi kualitas dan kuantitas dibandingkan

teh yang ditanam di dataran rendah maupun sedang (Suseno, 1977).

Teh hijau kemudian dibuat serbuk di LPPT Universitas Gadjah Mada

menggunakan mesin penyerbuk dengan saringan berdiameter 1 mm berdasarkan

prosedur kerja yang dilakukan oleh LPPT UGM Yogyakarta (Lampiran 3) yang

bertujuan untuk memperkecil ukuran teh hijau agar air yang mungkin masih

terkandung semakin mudah menguap. Proses pembuatan serbuk yang dilakukan

juga bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan kontak dengan cairan penyari

aquadest yang akan mengoptimalkan proses penyarian senyawa EGCG dari dalam

sel daun. Kehalusan serbuk yang sesuai akan menghasilkan ekstraksi yang

sempurna dalam waktu singkat. Bahan yang akan diekstraksi jangan terlalu halus

karena dapat menyebabkan pemampatan pada proses filtrasi atau terlalu kasar

karena senyawa yang diinginkan tidak dapat tersari dengan sempurna (Rustanti,

2009).

Pembuatan infusa teh hijau dilakukan di LPPT Universitas Gadjah Mada

dengan metode infundasi berdasarkan prosedur kerja yang dilakukan oleh LPPT

UGM Yogyakarta (Lampiran 3). Metode infundasi merupakan metode penyarian

yang cenderung lebih efektif dalam menyari senyawa karena suhu yang digunakan

dan sifat kepolaran yang sama dengan EGCG yang ingin diperoleh sehingga

diharapkan jumlah senyawa yang didapatkan lebih banyak dibandingkan metode

penyarian yang lain (Hartoyo, 2003). Pembuatan infusa teh hijau berdasarkan

prosedur kerja yang dilakukan oleh LPPT UGM Yogyakarta adalah sebagai

berikut: serbuk bahan sebanyak 100 g dipanaskan dalam panci dengan aquadest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

39

steril 500 mL selama 15 menit terhitung ketika air dalam panci infusa bagian

bawah mendidih, dan suhu air dalam panci infusa bagian atas mencapai 900C

sesuai prinsip metode infundasi dan selanjutnya disaring dengan menggunakan

kain flanel, sehingga didapatkan filtrat dan ampas. Filtrat yang didapat kemudian

ditambahkan dengan aquadest steril hingga diperoleh volume akhir total 400 mL

dengan konsentrasi 25% b/v dan siap digunakan sebagai bahan uji penelitian.

C. Uji Kemurnian Isolat Bakteri Uji dan Identifikasi Bakteri Uji

Uji kemurnian isolat bakteri uji S. mutans dilakukan untuk mendapatkan

kultur biakan murni bakteri, dan memastikan bahwa bakteri uji yang digunakan

benar-benar S. mutans. Bakteri yang digunakan berasal dari Laboratorium

Mikrobiologi Universitas Sanata Dharma, dan harus diuji kemurnian terlebih

dahulu. Biakan murni merupakan suatu perbanyakan dari satu sel mikrobia yang

mengandung hanya satu spesies mikrobia tersebut saja, diperlukan untuk

mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan,

reaksi imunologi, dan kerentanan terhadap zat antibakteri. Uji kemurnian ini

dilakukan dengan metode streak plate dengan metode kwadran pada permukaan

lempeng medium pembiakan dengan ose. Bahan pemeriksaan yang terlepas pada

garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis-garis

terakhir koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh (Irianto,

2006) untuk mendapatkan kultur biakan murni bakteri yang terpisah dan

homogen. Berdasarkan uji secara mikroskopis, didapatkan koloni bakteri yang

berwarna ungu, berbentuk coccus yang membentuk rantai, dan berukuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

40

diameter rata-rata 1-2 µm, sesuai dengan karakteristik bakteri S. mutans.

Pengamatan secara makroskopis menunjukkan koloni bakteri yang terpisah dan

homogen berwarna kuning, berbentuk bulat dengan diameter rata-rata 1-2 mm.

Dilakukan reisolasi beberapa kali dalam media Nutrien Agar (NA) miring dan

Nutrien Broth (NB) sebagai stok kultur murni bakteri uji S. mutans (Lampiran 5).

Identifikasi bakteri uji penting dilakukan untuk memastikan bahwa

bakteri uji yang digunakan benar merupakan S. mutans. Langkah pertama yang

dilakukan adalah pengecatan Gram untuk mengetahui sifat Gram dan bentuk sel

bakteri uji dengan reagen Gram A (Kristal violet), B (Larutan iodine), C (Alkohol

96%), dan D (Safranin) dari kultur murni bakteri uji S. mutans. Reagen Gram A

berfungsi sebagai cat utama, Gram B sebagai penguat Gram A (cat mordan),

Gram C sebagai peluntur/ decolorizer, dan Gram D sebagai cat pelawan (penutup

cat utama yang dominan). Dari hasil uji pengecatan Gram, diketahui bahwa

bakteri uji berwarna ungu saat diamati dengan mikroskop. Hal ini dikarenakan

dinding sel bakteri Gram positif cenderung terdiri dari peptidoglikan yang tebal

sehingga mampu mengikat cat utama (kristal violet) dan akan membentuk

senyawa kompleks kristal violet iodium ribonukleat dengan afinitas yang kuat,

sehingga tidak larut/ luntur dalam peluntur/ decolorizer (alkohol 96%) serta cat

pelawan (safranin). Berdasarkan uji pengecatan Gram, bakteri uji yang digunakan

adalah bakteri Gram positif yang benar merupakan bentuk S. mutans, yakni

coccus berantai (Lampiran 5) (Holt et al., 2000).

Dilakukan uji biokimiawi meliputi uji katalase dengan hasil negatif (tidak

timbulnya buih saat pemberian 1-2 tetes 30% H2O2 pada suspensi isolat murni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

41

bakteri uji) yang menunjukkan bahwa bakteri uji tidak memproduksi enzim

katalase yang digunakan untuk menguraikan hidrogen peroksida bersifat toksik

bagi bakteri menjadi hidrogen dan air; Oksidasi-Fermentasi (O-F) dengan hasil

positif (perubahan warna dari hijau menjadi kuning pada tabung berisi media O-F

mengandung 1% dekstrosa baik yang ditutup parafin atau tidak) yang

menunjukkan bahwa bakteri uji melakukan metabolisme dekstrosa secara

oksidatif maupun fermentatif menjadi asam (fakultatif anaerob); Methyl Red (MR)

dengan hasil positif yang menunjukkan bahwa bakteri uji memproduksi asam

campuran/ butanadiol (ditunjukkan oleh warna merah setelah pemberian reagen

metil merah yang mengindikasikan suasana asam hasil fermentasi glukosa, karena

reagen metil merah akan berwarna merah pada pH asam dan kuning pada pH

basa); Voges Proskauer (VP) dengan hasil positif yang menunjukkan bahwa

bakteri uji memproduksi asam 2,3-butanadiol sebagai hasil fermentasi glukosa

(ditunjukkan oleh warna merah setelah pemberian larutan alpha-naphtol 5% dan

KOH 40% yang menandakan keberadaan asetoin/ asetil metil karbinol yakni

senyawa pemuka dalam sintesis asam 2,3-butanadiol); dan uji fermentasi

karbohidrat dalam media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dengan hasil positif yang

menunjukkan bahwa bakteri uji memproduksi asam sebagai hasil fermentasi

laktosa, sukrosa, dan dekstrosa (ditunjukkan oleh warna kuning pada media TSIA

yang telah mengandung bakteri uji setelah masa inkubasi pada suhu 370C selama

24 jam) (Holt, et al., 2000; Lay, 1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

42

Tabel III. Hasil uji identifikasi biokimia isolat S. mutans

Jenis uji Karakteristik S. mutans(Holt et al., 2000).

Karakteristik S. mutans hasilidentifikasi

Katalase (-) (-)Oksidasi-Fermentasi

(O-F)Fakultatif anaerob, produksiasam hasil fermentasi dan

oksidasi dekstrosa

Fakultatif anaerob, produksi asamhasil fermentasi dan oksidasi

dekstrosaMethyl Red (MR)

Produksi asam dari hasilfermentasi inulin, laktosa,manitol, rafinosa, salisin,

sorbitol, dan trehalosa

Produksi asam hasil fermentasiglukosa

Voges-Proskauer (VP) Produksi asam hasil fermentasiglukosa

Fermentasi karbohidratdengan media TSIA

Produksi asam hasil fermentasilaktosa, sukrosa, dan dekstrosa

Berdasarkan hasil uji identifikasi (Tabel III dan lampiran 6) serta

dicocokkan dengan buku panduan determinasi bakteri (Holt et al., 2000)

disimpulkan bahwa bakteri uji yang digunakan benar merupakan S. mutans.

D. Uji Sterilitas Infusa Teh Hijau

Sediaan yang steril adalah sediaan yang bebas dari mikrobia (Irianto,

2006). Uji sterilitas infusa teh hijau dilakukan untuk mengetahui sterilitas pada

sediaan infusa teh hijau dalam tiap konsentrasi terkait kelemahan dari metode

infundasi yang digunakan di mana cairan penyari aquadest mudah tercemar oleh

kuman dan kapang dan tidak stabil (DepKes RI, 1986). Dari uji yang dilakukan,

tiap konsentrasi sediaan infusa teh hijau steril yakni bebas dari mikrobia karena

tidak terdapat pertumbuhan bakteri atau mikrobia dalam media (Gambar 1).

Gambar 1. Hasil uji sterilitas infusa teh hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

43

E. Pembuatan Variasi Konsentrasi EGCG dalam Infusa Teh Hijau

Dibuat tujuh variasi konsentrasi EGCG dalam infusa teh hijau

berdasarkan penelitian Pratikno (2003) dengan modifikasi variasi konsentrasi,

yaitu 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2,5; 5; dan 7,5 mg/ mL dengan volume akhir yang

diinginkan 14 mL. Pengenceran yang menghasilkan variasi konsentrasi tersebut

perlu dilakukan untuk mengetahui konsentrasi infusa teh hijau minimal yang

digunakan sebagai antibakteri yang poten terhadap S. mutans penyebab karies gigi

akibat infeksi bakteri, sehingga dapat diketahui dosis terapi yang efektif dari

infusa teh hijau untuk dikembangkan menjadi jenis obat-obat atau sediaan farmasi

baru yang dapat digunakan secara mudah oleh masyarakat, karena peningkatan

kadar/ konsentrasi EGCG infusa teh hijau yang digunakan akan memberikan

potensi antibakteri yang lebih besar.

Infusa teh hijau diuji secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri yang dilakukan oleh LPPT UGM

Yogyakarta. Tujuan verifikasi infusa teh hijau ini adalah untuk mengetahui bahwa

infusa teh hijau mengandung senyawa aktif EGCG dan mengetahui jumlah

kandungan EGCG yang terdapat dalam infusa teh hijau yang digunakan. Pada uji

kualitatif dan kuantitatif infusa teh hijau dengan KLT densitometri diperoleh

kadar EGCG sebesar 703.68 ppm atau 0.704 mg/ mL (Lampiran 2). Berdasarkan

hasil uji verifikasi ini, diharapkan infusa teh hijau yang digunakan dapat

memberikan khasiat sesuai dengan klaim khasiat teh hijau dalam berbagai variasi

konsentrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

44

F. Uji Potensi Antibakteri Infusa Teh Hijau dengan Berbagai Variasi

Konsentrasi EGCG dengan Metode Difusi Paper Disc

Potensi antibakteri adalah kemampuan senyawa antibakteri dalam

menghambat atau membunuh bakteri uji dibandingkan dengan kontrol negatif

(aquadest) dan kontrol positif berdasarkan diameter zona hambat dengan metode

difusi paper disc dan nilai KHM serta nilai KBM dengan metode dilusi cair

(Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2007).

Uji potensi antibakteri penting dilakukan untuk menemukan jenis

senyawa-senyawa baru yang poten sebagai antibakteri dan terkandung dalam

bahan-bahan alami di alam sehingga dapat terus dikembangkan menjadi jenis

obat-obat atau sediaan farmasi baru untuk meningkatkan taraf kesehatan

masyarakat pada umumnya. Uji potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S.

mutans perlu dilakukan untuk mengetahui potensi infusa teh hijau sebagai

antibakteri terhadap S. mutans penyebab karies gigi akibat infeksi bakteri,

sehingga dari hasil yang diperoleh dapat dikembangkan menjadi jenis obat-obat

atau sediaan farmasi baru yang dapat digunakan secara mudah oleh masyarakat,

sehingga prevalensi karies gigi akibat infeksi bakteri di Indonesia dapat

diturunkan.

Penelitian tentang potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S. mutans

penyebab karies gigi memiliki kebaharuan penelitian berupa sumber bahan teh

hijau yang merupakan bahan aktif dari alam yang lebih bersifat aman dan alami

dalam membantu mengontrol plak dan karies gigi, diperoleh dari Perkebunan Teh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

45

Rumpun Sari Medini Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dengan ketinggian

optimum untuk mendapatkan teh hijau yang berkualitas.

1. Pembuatan media Nutrien Agar (NA). NA adalah media kompleks yang

mengandung agar 15% berbentuk padat. Media ini mengandung nutrisi tinggi,

yang terdiri dari bubuk ‘Lab-Lemco’ 1%, ekstrak ragi 2%, pepton 5%, sodium

klorida 5% dan agar 15%. S. mutans dapat tumbuh dengan baik pada media NA

karena kandungan pepton yang merupakan protein sebagai sumber energi bagi

bakteri, yaitu dengan mengubah protein menjadi asam amino dengan

menggunakan enzim atau asam sehingga protein dapat dicerna oleh bakteri.

Vitamin, mineral, dan bahan organik lain yang diperoleh dari ekstrak ragi dalam

media NA juga merupakan sumber nutrisi untuk mempercepat pertumbuhan

bakteri (Bridson, 1998; Radji, 2010). Penelitian secara in vitro dengan

menggunakan media NA disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi S. mutans secara

in vivo dalam rongga mulut, di mana S. mutans akan melakukan metabolisme

secara fakultatif anaerob (oksidasi dan fermentasi) dari sisa makanan tertinggal

dalam rongga mulut dan mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan untuk

tumbuh, sehingga media NA dipilih sebagai media tumbuh bakteri uji S. mutans.

2. Pembuatan suspensi bakteri uji. Penyetaraan kekeruhan dengan larutan

standar Mc. Farland II yang mengandung 0,2 mL barium klorida (BaCl2) dan 9,8

mL asam sulfida (H2S) perlu dilakukan terlebih dahulu untuk memperkirakan

kepadatan populasi sel bakteri uji yang sama, yakni sekitar 6.108 CFU/ mL pada

seluruh replikasi perlakuan yang dilakukan, sehingga diperkirakan populasi sel

bakteri uji yang digunakan sekitar 6.108 CFU/ mL (Bresson and Borges, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

46

3. Uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG dengan metode difusi paper disc. Uji potensi antibakteri infusa

teh hijau terhadap S. mutans dilakukan untuk mengetahui potensi infusa teh hijau

sebagai antibakteri terhadap S. mutans penyebab karies gigi. Penelitian ini

menggunakan metode difusi paper disc karena sifat polar dan bentuk sediaan

infusa teh hijau yang cair sehingga dapat berdifusi sempurna dalam paper disc.

Diameter zona hambat yang dihasilkan oleh infusa teh hijau menunjukkan potensi

antibakteri terhadap bakteri S. mutans pencetus terbentuknya plak yang akan

memulai terbentuknya karies gigi.

Langkah awal yang dilakukan pada uji potensi antibakteri infusa teh

hijau terhadap S. mutans dengan metode difusi paper disc adalah pembuatan

kontrol kontaminasi media yang bertujuan untuk mengetahui sterilitas dari media

yang digunakan dan menguji aseptivitas kerja, sehingga dapat digunakan sebagai

pembanding/ kontrol dengan perlakuan yang dilakukan. Setelah masa inkubasi

selama 24 jam pada suhu 370C, media Nutrien Agar (NA) yang dituang dalam

cawan petri menunjukkan hasil steril dan tidak menunjukkan pertumbuhan

bakteri. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji bertujuan untuk melihat

pertumbuhan bakteri uji S. mutans, dan apakah kepadatan populasi bakteri uji

merata di semua bagian media Nutrien Agar (NA) yang ditunjukkan dengan

kekeruhan seperti pada kontrol pertumbuhan bakteri uji. Setelah masa inkubasi

selama 24 jam pada suhu 370C, media Nutrien Agar (NA) yang dituang dalam

cawan petri menunjukkan pertumbuhan bakteri uji yang merata dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

47

Uji potensi antibakteri dilakukan dengan menginokulasikan 25 µL

masing-masing konsentrasi senyawa uji infusa teh hijau pada paper disc dalam

cawan petri yang telah dibagi menjadi 4 kuadran. Hal yang sama juga dilakukan

pada kontrol positif, yakni EGCG yang bertujuan untuk mengetahui potensi

senyawa EGCG yang digunakan, serta kontrol negatif aquadest sebagai pelarut.

Potensi infusa teh hijau ditunjukkan diameter zona hambat yang dihasilkan lalu

dibandingkan kontrol positif EGCG dan kontrol negatif aquadest (Gambar 2).

Gambar 2. Hasil uji potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S. mutans

Keterangan:

A: kontrol media Nutrien agar (NA)

B: kontrol pertumbuhan bakteri uji

C: kontrol (+) EGCG 0,25 mg/ mL

D: kontrol (+) EGCG 0,5 mg/ mL

E: kontrol (+) EGCG 0,75 mg/ mL

F: kontrol (+) EGCG 1 mg/ mL

G: kontrol (+) EGCG 2,5 mg/ mL

H: kontrol (+) EGCG 5 mg/ mL

I : kontrol (+) EGCG 7,5 mg/ mL

J : kontrol (-) pelarut aquadest

1: Infusa teh hijau yang mengandung EGCG0,25 mg/ mL

2: Infusa teh hijau yang mengandung EGCG0,5 mg/ mL

3: Infusa teh hijau yang mengandung EGCG0,75 mg/ mL

4: Infusa teh hijau yang mengandung EGCG1 mg/ mL

5: Infusa teh hijau yang mengandung EGCG2,5 mg/ mL

6: Infusa teh hijau yang mengandung EGCG5 mg/ mL

7: Infusa teh hijau yang mengandung EGCG7,5 mg/ mL

A B

C

D

E

F

1 3

45

J

G

HI

2

67

J

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

48

Tabel IV. Hasil uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagaivariasi konsentrasi EGCG dibandingkan dengan kontrol

Berdasarkan Tabel IV, hasil rata-rata diameter zona hambat kontrol

negatif (aquadest) adalah 6,00 mm, sementara rata-rata diameter zona hambat

kontrol positif (EGCG) terkecil pada konsentrasi 0,25 mg/ mL, yakni 6,00 mm;

dan terbesar pada konsentrasi 7,5 mg/ mL, yakni 12,00 mm. Rata-rata diameter

zona hambat perlakuan terkecil pada konsentrasi EGCG 0,25 mg/ mL, yakni 6,20

mm ± 0,41; dan terbesar pada konsentrasi EGCG 7,5 mg/ mL, yakni 12,70 mm ±

0,82. Data diameter zona hambat tersebut dibandingkan dengan kontrol negatif

(aquadest) dan kontrol positif EGCG untuk mengetahui potensi infusa teh hijau

sebagai antibakteri terhadap S. mutans penyebab karies gigi tergantung pada

konsentrasi EGCG yang terkandung dalam infusa teh hijau.

Pengukuran diameter zona hambat yang dihasilkan dilakukan tanpa

pengurangan diameter paper disc yang digunakan karena prinsip metode difusi,

yakni terdifusinya suatu senyawa antibakteri dalam paper disc dan tersebarnya

senyawa antibakteri di bawah dan sekeliling paper disc menghasilkan suatu zona

jernih yang menunjukkan potensi dari senyawa antibakteri yang digunakan,

sehingga tidak dilakukan pengurangan diameter paper disc saat pengukuran.

Konsentrasi EGCG infusateh hijau (mg/ mL)

Rata-rata diameter zonahambat (mm) ± SD

Diameter zona hambat kontrolpositif (EGCG) (mm)

0,25 6,20 ± 0,41 6,00

0,5 8,30 ± 0,52 8,00

0,75 9,00 ± 0,63 9,00

1 10,50 ± 0,55 10,00

2,5 11,50 ± 0,55 11,00

5 12,00 ± 0,89 11,00

7,5 12,70 ± 0,82 12,00

Kontrol negatif (aquadest) 6,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

49

Standar deviasi merupakan parameter penting untuk menggambarkan

variasi yang memberikan nilai terendah dan tertinggi dari suatu distribusi normal.

Perhitungan standar deviasi memiliki variasi nilai terendah dan tertinggi sekitar

30% - 180% dari nilai yang sebenarnya (Ermer dan Miller, 2005).

Gugus fenol EGCG akan merusak membran plasma pada fungi yang

tersusun dominan oleh ergosterol yang bersifat permeabel selektif untuk mengatur

keluar masuknya zat antara lain air, nutrisi, dan enzim. Pada perusakan membran

plasma, senyawa fenol EGCG akan melepaskan ion H+ yang menyerang gugus

hidrofilik (gugus hidroksi dan fosfat) pada permukaan membran sel mikrobia

(fungi). Gugus hidroksi pada molekul ergosterol fungi tidak mampu

mempertahankan ikatan hidrogen yang terbentuk, sehingga menyebabkan

membran sel tidak mampu menahan tekanan dari dalam dan sitoplasma dalam sel

akan menembus keluar. Pada bakteri, ion H+ dari senyawa fenol EGCG akan

menyerang gugus polar (gugus fosfat) pada molekul fosfolipid sehingga akan

terurai menjadi gliserol, asam karboksilat, dan asam fosfat. Hal ini mengakibatkan

fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma, sehingga

membran sitoplasma akan bocor, menyebabkan zat-zat yang seharusnya

digunakan untuk metabolisme sel bakteri keluar dan menyebabkan kematian

bakteri (Parwata dan Dewi, 2008).

Analisis secara statistik One-Way ANOVA dilakukan untuk melihat

perbedaan bermakna antara variasi konsentrasi EGCG infusa teh hijau dengan

kontrol negatif (aquadest). Menurut Dahlan (2009), One-Way ANOVA diawali

dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas Levene-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

50

terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data yang didapatkan terdistribusi

normal dan homogen. Pemilihan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji

homogenitas Levene-test dikarenakan jumlah sample data yang ada berjumlah

lebih dari 50 data. Data yang didapatkan dinyatakan terdistribusi normal dan

homogen jika nilai p > 0,05 (Dahlan, 2009). Data yang didapatkan dinyatakan

normal karena bernilai signifikansi 0,166 (Tabel V).

Tabel V. Hasil uji normalitas diameter zona hambat infusa teh hijau denganberbagai variasi konsentrasi EGCG terhadap S. mutans dengan metode

Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Zona

N 48

Normal Parametersa Mean .9521

Std. Deviation .24925

Most Extreme Differences Absolute .161

Positive .150

Negative -.161

Kolmogorov-Smirnov Z 1.116

Asymp. Sig. (2-tailed) .166

Langkah berikutnya yakni uji homogenitas varians data untuk melihat

apakah varians data yang didapat homogen atau tidak, dan dari hasil uji varians

data dinyatakan tidak homogen karena bernilai signifikansi 0,012 (Tabel VI),

sementara nilai signifikansi p > 0,05 baru dinyatakan homogen (Dahlan, 2009),

maka perlu dilakukan transformasi data untuk menghomogenkan varians data

terlebih dahulu. Setelah dilakukan transformasi data, hasil signifikansi bernilai

0,120 (p > 0,05) (Tabel VII) yang menunjukkan homogenitas dari varians data

yang didapat, sehingga dapat dilakukan analisis One-Way ANOVA dan bernilai

signifikansi 0,000 (Tabel VIII), yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

51

kontrol negatif (aquadest) terhadap seluruh variasi konsentrasi EGCG infusa teh

hijau.

Tabel VI. Hasil uji homogenitas varians data diameter zona hambat infusateh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG terhadap S. mutans

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

3.019 7 40 .012

Tabel VII. Hasil transformasi uji homogenitas varians data diameter zonahambat infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG

terhadap S. mutans

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

1.774 7 40 .120

Tabel VIII. Analisis One-Way ANOVA diameter zona hambat infusa tehhijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG dibandingkan dengan

kontrol

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.043 7 .149 167.614 .000

Within Groups .036 40 .001

Total 1.079 47

Berdasarkan hasil yang didapat pada analisis One-Way ANOVA (tabel

VIII) dilakukan uji lanjutan Post-hoc (Lampiran 10) untuk mengetahui perbedaan

bermakna antar variasi konsentrasi EGCG infusa teh hijau, dan dari hasil uji Post-

hoc menunjukkan bahwa antar variasi konsentrasi EGCG infusa teh hijau berbeda

bermakna (p < 0,05), kecuali antara kontrol negatif (aquadest) dan konsentrasi

EGCG 0,25 mg/ mL infusa teh hijau dengan nilai signifikansi 0,359 ; antara

konsentrasi EGCG 2,5 mg/ mL dan konsentrasi EGCG 5 mg/ mL infusa teh hijau

dengan nilai signifikansi 0,284 ; dan antara konsentrasi EGCG 5 mg/ mL dengan

konsentrasi EGCG 7,5 mg/ mL infusa teh hijau dengan nilai signifikansi 0,157 (p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

52

> 0,05). Menurut Dahlan (2009), dari hasil uji Post-hoc tersebut berarti semakin

besar konsentrasi EGCG infusa teh hijau yang digunakan akan memberikan

peningkatan potensi antibakteri yang berbeda bermakna, sedangkan pada kontrol

negatif (aquadest) dan konsentrasi EGCG 0,25 mg/ mL infusa teh hijau serta

konsentrasi EGCG 2,5 mg/ mL; 5 mg/ mL; dan 7,5 mg/ mL infusa teh hijau

menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna pada variasi konsentrasi EGCG

tersebut.

Analisa perbandingan antara variasi konsentrasi EGCG infusa teh hijau

dengan kontrol positif dilakukan secara deskriptif, karena data kontrol positif

(EGCG) yang terbatas dikarenakan keterbatasan kontrol positif EGCG murni.

Berdasarkan proses perbandingan yang dilakukan, variasi konsentrasi EGCG

infusa teh hijau memiliki nilai yang hampir sama dengan kontrol positif EGCG.

Hal ini berarti bahwa variasi konsentrasi EGCG infusa teh hijau berpotensi

sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans penyebab karies gigi akibat infeksi

bakteri.

G. Penentuan Nilai KHM dan KBM dengan Metode Dilusi Cair

Kadar Hambat Minimal (KHM) adalah konsentrasi terendah senyawa uji

antibakteri (infusa teh hijau) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.

mutans penyebab karies gigi. Kadar Bunuh Minimal (KBM) adalah konsentrasi

terendah senyawa uji antibakteri (infusa teh hijau) yang mampu membunuh

bakteri S. mutans penyebab karies gigi (McKane dan Kandel, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

53

Penentuan KHM dan KBM perlu dilakukan untuk mengetahui

konsentrasi paling efektif EGCG infusa teh hijau dalam menghambat atau

membunuh bakteri S. mutans penyebab karies gigi, sehingga dapat dikembangkan

menjadi sediaan farmasi yang dapat digunakan secara mudah oleh masyarakat,

untuk menurunkan prevalensi karies gigi akibat infeksi bakteri di Indonesia.

Dilakukan metode dilusi cair dengan spektrofotometer untuk mengetahui potensi

infusa teh hijau dalam menghambat bakteri S. mutans penyebab karies gigi yang

ditunjukkan oleh nilai Optical Density (OD) yang dihasilkan.

Nilai OD adalah nilai kerapatan optik berdasarkan kekeruhan yang

menunjukkan pertumbuhan populasi sel bakteri S. mutans dibandingkan blanko

menggunakan spektrofotometer. Semakin kecil nilai OD menunjukkan potensi

infusa teh hijau yang semakin besar sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans

penyebab karies gigi akibat infeksi bakteri karena semakin banyak bakteri S.

mutans yang dapat dihambat atau dibunuh oleh senyawa EGCG infusa teh hijau

(Radji, 2010).

1. Pembuatan infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG

untuk uji potensi antibakteri dengan metode dilusi cair. Dibuat variasi konsentrasi

EGCG infusa teh hijau untuk memperoleh hasil konsentrasi paling efektif EGCG

infusa teh hijau yang lebih spesifik menunjukkan KHM dan KBM dengan

konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1; 2; 3; 4; 5 dan 6 mg/ mL

berdasarkan hasil diameter zona hambat (Tabel IV).

Blangko yang berisi campuran Nutrien Broth, dan infusa teh hijau

dengan variasi konsentrasi EGCG tanpa bakteri uji yang memiliki suatu nilai OD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

54

digunakan sebagai faktor koreksi untuk menghitung selisih dengan nilai OD yang

dihasilkan perlakuan (campuran Nutrien Broth, infusa teh hijau dengan variasi

konsentrasi EGCG, dan suspensi bakteri S. mutans) pada panjang gelombang 600

nm (Ainiyah, 2006; Lasmayanty, 2007) untuk uji potensi antibakteri secara dilusi

cair yang menunjukkan nilai KHM dan KBM dari infusa teh hijau yang digunakan

karena nilai OD memberikan informasi awal mengenai kekeruhan yang dihasilkan

dari perhitungan menggunakan spektrofotometer dan menunjukkan kepadatan

pertumbuhan populasi bakteri setelah berinteraksi dengan senyawa antibakteri

(infusa teh hijau). Infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG dan

bakteri uji yang digunakan dapat bermultiplikasi pada media cair dan

menyebabkan media menjadi keruh, sehingga perlu dilakukan perhitungan selisih

nilai OD pada blangko dan perlakuan untuk mengetahui nilai OD yang dihasilkan

oleh bakteri uji tanpa infusa teh hijau dengan berbagai variasi konsentrasi EGCG.

Spektrofotometer dapat mengukur kepekatan sel dalam suspensi dalam OD

(jumlah cahaya yang diabsorpsi dan disebarkan) sebagai satuan hitungan, karena

OD sebanding dengan kepekatan sel dalam suspensi biakan (Lay, 1994). Pada

spektrofotometer, berkas cahaya ditransmisikan melalui suspensi bakteri lalu

diteruskan ke detektor sensitif cahaya. Jika jumlah bakteri meningkat, sedikit

cahaya yang akan diteruskan ke detektor, sehingga nilai absorbans yang

dihasilkan akan meningkat. Dalam penelitian ini, peningkatan nilai absorbans

menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa antibakteri yang digunakan kurang

poten karena masih banyak bakteri yang dapat tumbuh secara kuantitatif

berdasarkan dari nilai OD. Sebaliknya, penurunan nilai absorbans menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

55

bahwa konsentrasi senyawa antibakteri yang digunakan poten karena bakteri yang

masih dapat tumbuh sudah mulai terhambat oleh senyawa antibakteri secara

kuantitatif berdasarkan dari nilai OD. Perubahan intensitas cahaya akan terlihat

pada skala yang terdapat pada alat yaitu nilai absorbans atau densitas optik

(optical density) (Radji, 2010).

Tabel IX. Nilai Optical Density (OD) infusa teh hijau dengan berbagai variasikonsentrasi EGCG waktu inkubasi 24 jam

Konsentrasi EGCG infusa teh hijau(mg/ mL)

Nilai Optical Density(OD)

0,1 0,40,2 0,30,3 0,30,4 0,20,5 0,20,6 0,20,7 0,10,8 0,10,9 0,01 0,02 0,03 0,04 - 0,15 - 0,16 - 0,1

Infusa teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans dinyatakan

memiliki potensi antibakteri ketika diperoleh nilai KHM dan KBM secara

kuantitatif. Nilai KHM didapatkan dari konsentrasi terendah senyawa antibakteri

(infusa teh hijau) dengan nilai OD yang telah mencapai 0 pada pengukuran

dengan spektrofotometer dan masih menunjukkan pertumbuhan bakteri pada uji

penegasan secara streak plate. Nilai KBM didapatkan dari konsentrasi terendah

senyawa antibakteri (infusa teh hijau) dengan nilai OD yang telah mencapai 0

pada pengukuran dengan spektrofotometer dan sudah tidak menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

56

pertumbuhan bakteri pada uji penegasan secara streak plate (McKane dan Kandel,

1996).

Berdasarkan Tabel IX, selisih konsentrasi EGCG 0,1 hingga 0,8 mg/ mL

dalam infusa teh hijau antara blanko dan perlakuan yang didapat belum mencapai

0, sehingga diperkirakan bahwa bakteri S. mutans masih dapat tumbuh secara

kuantitatif berdasarkan dari nilai OD. Nilai OD konsentrasi EGCG 0,9 hingga 6

mg/ mL infusa teh hijau antara blanko dan perlakuan yang didapat telah mencapai

atau kurang dari 0, sehingga diperkirakan bahwa bakteri S. mutans sudah tidak

tumbuh secara kuantitatif berdasarkan dari nilai OD (Radji, 2010).

2. Penegasan penentuan KHM dan KBM dengan metode streak plate.

Bertujuan untuk menegaskan bahwa hasil uji dilusi cair merupakan KHM dan

KBM infusa teh hijau dalam menghambat bakteri S. mutans penyebab karies gigi

akibat infeksi bakteri yang ditunjukkan dengan tidak adanya pertumbuhan bakteri

S. mutans sama sekali pada media. Penegasan dilakukan secara streak plate

karena diharapkan didapatkan koloni bakteri uji yang masih menunjukkan

pertumbuhan bakteri. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada uji penegasan hasil,

konsentrasi 0,9 mg/ mL ditentukan sebagai Kadar Hambat Minimum (KHM)

yakni konsentrasi yang menghambat pertumbuhan bakteri S. mutans, karena pada

konsentrasi EGCG 1 mg/ mL dalam infusa teh hijau tidak terdapat pertumbuhan

bakteri S. mutans sama sekali pada media (Lampiran 11), begitu seterusnya

hingga konsentrasi EGCG 6 mg/ mL dalam infusa teh hijau sehingga konsentrasi

EGCG 1 mg/ mL dalam infusa teh hijau dinyatakan sebagai Kadar Bunuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

57

Minimum (KBM) bakteri S. mutans penyebab karies gigi akibat infeksi bakteri

(McKane dan Kandel, 1996).

Penelitian dengan uji potensi menggunakan metode difusi paper disc

untuk mengetahui diameter zona hambat dan metode dilusi cair untuk penentuan

nilai KHM serta KBM diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat

terkait manfaat teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans menjadi

terapi alternatif penyakit karies gigi akibat infeksi bakteri di masyarakat.

Penelitian ini juga dapat dikembangkan dalam formulasi bahan alam

menjadi obat-obatan atau sediaan farmasi sesuai dengan hasil yang telah

didapatkan dalam penelitian ini, yakni KHM sebesar 0,9 mg/ mL dan KBM

sebesar 1 mg/ mL, sehingga prevalensi karies gigi akibat infeksi bakteri di

Indonesia dapat diturunkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Infusa teh hijau dari Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja,

Kabupaten Kendal, Jawa Tengah memiliki potensi antibakteri terhadap

bakteri S. mutans penyebab karies gigi.

2. Infusa teh hijau dari Perkebunan Teh Rumpun Sari Medini Boja,

Kabupaten Kendal, Jawa Tengah memiliki Kadar Hambat Minimum

(KHM) pada konsentrasi EGCG 0,9 mg/ mL dan Kadar Bunuh Minimum

(KBM) pada konsentrasi EGCG 1 mg/ mL terhadap bakteri S. mutans

penyebab karies gigi.

B. Saran

Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengembangan bentuk

sediaan farmasi yang mengandung senyawa aktif teh hijau sehingga poten

digunakan sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans dan menjadi terapi

alternatif penyakit karies gigi akibat infeksi bakteri yang dapat digunakan secara

mudah oleh masyarakat, misalnya sediaan pasta gigi atau mouthwash.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

59

DAFTAR PUSTAKA

Ahtha, I.A.P., 2012, Perbandingan Daya Antibakteri Pasta Gigi dan MouthwashInfusa Teh Hijau terhadap Streptococcus mutans, Skripsi, UniversitasSanata Dharma, Yogyakarta.

Ainiyah, U., 2006, Pola Produksi Enzim Glukosiltransferase oleh Streptococcusmutans yang Diisolasi dari Karies Gigi Manusia, Skripsi, UniversitasAirlangga, Surabaya.

Alaluusua, S., dan Renkonen, O., 2010, Streptococcus mutans Establishment andDental Caries Experience in Children From 2 to 4 Years Old,http://www3.interscience.wiley.com/journal/119551622/abstract?CRETRY=1&SRETRY=0, diakses 22 Februari 2011.

Alschuler, L., 1998, Green Tea: Healing Tonic, Am J Natur Med., 5: 28-31.

Bresson, W., dan Borges., M.T., 2004, Delivery Methods for IntroducingEndophitic Bacteria into Maize, Biocontrol, 49: 315-322.

Bridson, E.Y., 1998, The Oxoid Manual, 8th Ed., 2-161, Oxoid Limited, WadeRoad, Basingstoke, Hampshire, RG24 BPW, England.

Cahyati, W.H., 2005, Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Karies GigiPada Lanjut Usia (Studi Kasus Di Panti Wreda Kota Semarang),KEMAS., 1 (1): 22-30.

Chopade, V., Phatak, A., Upaganlawer, A., dan Tankar, A., 2008, Green tea(Camellia sinensis): Chemistry, Traditional, Medicinal Uses and ItsPharmacological Activities – A Review. Pharmacog Rev, 2 (3): 157-162.

Dahlan, M.S., 2009, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, 83-95, PenerbitSalemba Medika, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik, 6-9, 16-17,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia IV, 9,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Dulloo, A.G., Duret, C., dan Rohrer, D., 1999, Efficacy of a Green Tea ExtractRich in Catechin Polyphenols and Caffeine in Increasing 24-h EnergyExpenditure and Fat Oxidation in Humans, Am J Clin Nutrition, 70:1040-1045.

Edber, S.C., 1986, Antibiotik dan Infeksi, 15-20, Penerbit EGC, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

60

Ermer, J., and Miller, J.H., 2005, Method Validation in Pharmaceutical Analysis,25, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim.

Genco, R.J., Goldman, H.M., dan Cohen, D.W., 1990, ContemporaryPeriodontics, 117-134, CV Mosby Company, Philadelphia.

Graham, H.N., 1992, Green Tea Composition, Consumption, and PolyphenolChemistry, Prev Med., 21: 334-350.

Hamilton-Miller, J.M.T., 1995, Antimicrobial Properties of Tea (Camelliasinensis L.), Antimicrobial Agents and Chemotherapy., 39 (11): 2375-2377.

Handajani, J., 2002, Pengaruh Ekstrak Daun Teh Segar (Camellia sinensis)Konsentrasi 2% terhadap Pembentukan Plak Gigi, http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=4060, diakses 22 Februari2011.

Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan: Sebuah Tinjauan Ilmiah,11-15, Kanisius, Yogyakarta.

Holt, G.J., Krieg, R.N., Sneath, A.H.P., Staley, T.J., dan Williams, T.S., 2000,Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, 9th Ed., 532, 554,Lippincott Williams & Wilkins USA.

Irianto, K., 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1, 126-127,217, 246, CV. Yrama Widya, Bandung.

Islam, B., Khan, S.N., dan Khan, A.U., 2007, Dental Caries: From Infection toPrevention, Med Sci Monit., 13 (11) : 196-203.

Jawetz, Melnick, J.L., dan Adelberg, E.A., 1991, Medical Microbiology, 154-155,Appleton dan Lange, California.

Jawetz, Melnick, J.L., dan Adelberg, E.A., 2007, Mikrobiologi Kedokteran, 23,170, Penerbit EGC, Jakarta.

Katiyar, S.K., dan Mukhtar H., 1997, Tea Antioxidants in CancerChemoprevention, J Cell Biochem., 27: 59-67.

Kidd, E.A.M., dan Bechal, S.J., 1992, Dasar-dasar Karies Penyakit danPenanggulangannya, 3-10, 66-96, 142, Penerbit EGC, Jakarta.

Lay, W.B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, 52,82-87,159,165, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

61

Lasmayanty, M., 2007, Potensi Antibakteri Propolis Lebah Madu Trigona spp.terhadap Bakteri Kariogenik (Streptococcus mutans), Skripsi, 1-32,Institut Pertanian Bogor, Bogor.

McKane, L., dan Kandel, J., 1996, Microbiology: Essentials and Applications,397-398, McGraw Hill Inc, New York.

Panjaitan, M., 1997, Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal, 7-25, USUPress, Medan.

Parwata I.M.O.A., dan Dewi P.F.S., 2008, Isolasi dan Uji Aktifitas AntibakteriMinyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.), JurnalKimia., 2 (2): 100-104.

Petti, S., and Scully, C., 2009, Polyphenols, oral health and disease: A review,http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/s0024-3205(05)01241-5,diakses 22 Februari 2011.

Pratikno, H., 2003, Pengaruh Daya Antibakterial Teh Hijau dalam MencegahKaries Gigi, Skripsi, 1-32, Universitas Sumatra Utara, Medan.

Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, 110, 188, 190, Penerbit Erlangga,Jakarta.

Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi &Kedokteran, 40, Penerbit EGC, Jakarta.

Rustanti, E., 2009, Uji Efektivitas Antibakteri dan Identifikasi Senyawa KatekinHasil Isolasi dari Daun Teh (Camellia sinensis L. var. Assamica), Skripsi,1-99, Universitas Islam Negeri, Malang.

Sandler, R., 2010, The Inhibitory Effects of Green Tea (Camellia sinensis) on TheGrowth and Proliferation of Oral Bacteria,http://depts.drew.edu/govschl/NJGSS2010/Journal/TeamPapers/Team3.pdf, diakses 22 Februari 2011.

Setyamidjaja, D., 2000, Teh: Budidaya dan Pengolahan Pascapanen, 16-18,Kanisius, Yogyakarta.

Sinija, V.R., and Mishra, H.N., 2008, Green Tea: Health Benefits, Journal ofNutritional and Environmental Medicine., 17 (4): 232-242.

Sulistia, G., 1995, Farmakologi dan Terapi Edisi IV Bagian Farmakologi, 571-583, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

62

Suseno, H., 1977, Beberapa Aspek Fisiologi Tanaman Teh, Warta BalaiPenelitian Teh dan Kina., 3 (4): 263-268.

Tuminah, S., 2008, Teh Sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan,http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_16AntioxidantTea.pdf/144_16AntioxidantTea.html, diakses 22 Februari 2011.

Zaveri, N.T., 2005, Green Tea and Its Polyphenolic Catechins: Medicinal Uses inCancer and Noncancer Applications,http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/s0024-3205(05)01241-5,diakses 22 Februari 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

63

Lampiran 1. Surat identifikasi teh hijau dari Perkebunan Teh Rumpun Sari

Medini Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

64

Lampiran 2. Kadar EGCG dalam infusa teh hijau dengan metode KLT

Densitometri oleh LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

65

Lampiran 3. Prosedur kerja pembuatan serbuk dan infusa teh hijau dengan

berbagai variasi konsentrasi EGCG oleh LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

66

Lampiran 4. Certificate of Analysis (CoA) pembuatan infusa teh hijau dengan

berbagai variasi konsentrasi EGCG oleh LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

67

Lampiran 5. Hasil uji kemurnian isolat bakteri uji S. mutans, pembuatan

stok kultur murni bakteri uji, dan pengecatan Gram bakteri

uji S. mutans

Keterangan:

A: Isolasi kultur bakteri S. mutans dari Lab. Mikrobiologi USD

B: Reisolasi 1 kultur bakteri S. mutans dari Lab. Mikrobiologi USD

C: Reisolasi 2 kultur bakteri S. mutans dari Lab. Mikrobiologi USD

D: Stok kultur murni bakteri S. mutans dalam media Nutrien Agar miring

E: Pengecatan gram bakteri uji S. mutans berbentuk coccus berantai (Gram positif

berwarna ungu)

A

B

C

D E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

68

Lampiran 6. Hasil uji identifikasi bakteri uji S. mutans

a. Hasil uji Oksidasi-Fermentasi (O-F)

Keterangan:

A: Perlakuan uji OF tanpa parafin berwarna kuning

B: Kontrol uji OF tanpa parafin berwarna hijau

C: Perlakuan uji OF parafin berwarna kuning

D: Kontrol uji OF parafin berwarna hijau

Kesimpulan: bakteri uji S. mutans bersifat fakultatif anaerob, dan memproduksi

asam hasil fermentasi dan oksidasi dekstrosa.

b. Hasil uji Methyl red (MR)

Keterangan:

A: Perlakuan uji Methyl red (MR) berwarna merah

B: Kontrol uji Methyl red (MR) berwarna kuning bening

Kesimpulan: bakteri uji S. mutans memproduksi asam hasil fermentasi glukosa.

A B C D

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

69

c. Hasil uji Voges Proskauer (VP)

Keterangan:

A: Kontrol uji VP berwarna hijau kehitaman

B: Perlakuan uji VP berwarna merah oranye

Kesimpulan: bakteri uji S. mutans memproduksi asam hasil fermentasi glukosa.

d. Hasil uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Keterangan:

A: Perlakuan uji TSIA berwarna kuning

B: Kontrol uji TSIA berwarna merah oranye

Kesimpulan: bakteri uji S. mutans memproduksi asam hasil fermentasi laktosa,

sukrosa, dan dekstrosa.

A

B

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

70

Lampiran 7. Hasil uji sterilitas infusa teh hijau

Keterangan:

A: Konsentrasi EGCG 0,25 mg/ mL

B: Konsentrasi EGCG 0,5 mg/ mL

C: Konsentrasi EGCG 0,75 mg/ mL

D: Konsentrasi EGCG 1 mg/ mL

E: Konsentrasi EGCG 2,5 mg/ mL

F: Konsentrasi EGCG 5 mg/ mL

G: Konsentrasi EGCG 7,5 mg/ mL

A

C

D

G

B F

E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

71

Lampiran 8. Hasil uji potensi antibakteri infusa teh hijau terhadap S. mutans

a. Replikasi 1

Keterangan:

A: kontrol media Nutrien agar (NA)

B: kontrol pertumbuhan bakteri uji

C: kontrol (+) EGCG 0,25 mg/ mL

D: kontrol (+) EGCG 0,5 mg/ mL

E: kontrol (+) EGCG 0,75 mg/ mL

F: kontrol (+) EGCG 1 mg/ mL

G: kontrol (+) EGCG 2,5 mg/ mL

H: kontrol (+) EGCG 5 mg/ mL

I: kontrol (+) EGCG 7,5 mg/ mL

J: kontrol (-) pelarut aquadest

1: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,25 mg/ mL

2: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,5 mg/ mL

3: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,75 mg/ mL

4: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 1 mg/ mL

5: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 2,5 mg/ mL

6: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 5 mg/ mL

7: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 7,5 mg/ mL

A B

C

D

E

F

1 3

4 5

J

G

H I

2

6 7

J

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

72

b. Replikasi 2

Keterangan:

A: kontrol media Nutrien agar (NA)

B: kontrol pertumbuhan bakteri uji

C: kontrol (+) EGCG 0,25 mg/ mL

D: kontrol (+) EGCG 0,5 mg/ mL

E: kontrol (+) EGCG 0,75 mg/ mL

F: kontrol (+) EGCG 1 mg/ mL

G: kontrol (+) EGCG 2,5 mg/ mL

H: kontrol (+) EGCG 5 mg/ mL

I: kontrol (+) EGCG 7,5 mg/ mL

J: kontrol (-) pelarut aquadest

1: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,25 mg/ mL

2: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,5 mg/ mL

3: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,75 mg/ mL

4: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 1 mg/ mL

5: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 2,5 mg/ mL

6: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 5 mg/ mL

7: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 7,5 mg/ mL

A B

G

H I 2

3

7

J C

D

E

F

1

4

C

5

6

J

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

73

c. Replikasi 3

Keterangan:

A: kontrol media Nutrien agar (NA)

B: kontrol pertumbuhan bakteri uji

C: kontrol (+) EGCG 0,25 mg/ mL

D: kontrol (+) EGCG 0,5 mg/ mL

E: kontrol (+) EGCG 0,75 mg/ mL

F: kontrol (+) EGCG 1 mg/ mL

G: kontrol (+) EGCG 2,5 mg/ mL

H: kontrol (+) EGCG 5 mg/ mL

I: kontrol (+) EGCG 7,5 mg/ mL

J: kontrol (-) pelarut aquadest

1: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,25 mg/ mL

2: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,5 mg/ mL

3: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,75 mg/ mL

4: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 1 mg/ mL

5: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 2,5 mg/ mL

6: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 5 mg/ mL

7: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 7,5 mg/ mL

A B

C

D

E

F

1

3 4

7

J

G

H I

2 5

6 J

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

74

d. Replikasi 4

Keterangan:

A: kontrol media Nutrien agar (NA)

B: kontrol pertumbuhan bakteri uji

C: kontrol (+) EGCG 0,25 mg/ mL

D: kontrol (+) EGCG 0,5 mg/ mL

E: kontrol (+) EGCG 0,75 mg/ mL

F: kontrol (+) EGCG 1 mg/ mL

G: kontrol (+) EGCG 2,5 mg/ mL

H: kontrol (+) EGCG 5 mg/ mL

I: kontrol (+) EGCG 7,5 mg/ mL

J: kontrol (-) pelarut aquadest

1: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,25 mg/ mL

2: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,5 mg/ mL

3: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,75 mg/ mL

4: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 1 mg/ mL

5: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 2,5 mg/ mL

6: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 5 mg/ mL

7: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 7,5 mg/ mL

A B

G

H I

J

5 4

2 C

D

E

F

J

7 6

3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

75

e. Replikasi 5

Keterangan:

A: kontrol media Nutrien agar (NA)

B: kontrol pertumbuhan bakteri uji

C: kontrol (+) EGCG 0,25 mg/ mL

D: kontrol (+) EGCG 0,5 mg/ mL

E: kontrol (+) EGCG 0,75 mg/ mL

F: kontrol (+) EGCG 1 mg/ mL

G: kontrol (+) EGCG 2,5 mg/ mL

H: kontrol (+) EGCG 5 mg/ mL

I: kontrol (+) EGCG 7,5 mg/ mL

J: kontrol (-) pelarut aquadest

1: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,25 mg/ mL

2: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,5 mg/ mL

3: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,75 mg/ mL

4: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 1 mg/ mL

5: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 2,5 mg/ mL

6: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 5 mg/ mL

7: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 7,5 mg/ mL

A B

C

D

E

F

1

5 6

7

J

G

H I

2

3 4

J

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

76

f. Replikasi 6

Keterangan:

A: kontrol media Nutrien agar (NA)

B: kontrol pertumbuhan bakteri uji

C: kontrol (+) EGCG 0,25 mg/ mL

D: kontrol (+) EGCG 0,5 mg/ mL

E: kontrol (+) EGCG 0,75 mg/ mL

F: kontrol (+) EGCG 1 mg/ mL

G: kontrol (+) EGCG 2,5 mg/ mL

H: kontrol (+) EGCG 5 mg/ mL

I: kontrol (+) EGCG 7,5 mg/ mL

J: kontrol (-) pelarut aquadest

1: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,25 mg/ mL

2: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,5 mg/ mL

3: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 0,75 mg/ mL

4: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 1 mg/ mL

5: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 2,5 mg/ mL

6: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 5 mg/ mL

7: infusa teh hijau yang mengandung

EGCG 7,5 mg/ mL

A B

G

H I 2 3

A

4 J C

D F

E 1

A

6 7

J

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

77

Lampiran 9. Diameter zona hambat yang dihasilkan pada uji potensi

antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG terhadap S.mutans dengan difusi paper

disc

Konsentrasi EGCG dalam

infusa teh hijau (mg/ mL)

Diameter zona hambat (mm)

Rep. 1 Rep. 2 Rep. 3 Rep. 4 Rep. 5 Rep. 6

0,25 6,00 6,00 6,00 7,00 6,00 6,00

0,5 8,00 8,00 8,00 9,00 8,00 9,00

0,75 9,00 8,00 10,00 9,00 9,00 9,00

1 10,00 10,00 11,00 11,00 10,00 11,00

2,5 11,00 12,00 11,00 11,00 12,00 12,00

5 11,00 13,00 11,00 13,00 12,00 12,00

7,5 12,00 12,00 14,00 13,00 13,00 12,00

Lampiran 10. Data uji Post-hoc diameter zona hambat yang dihasilkan pada

uji potensi antibakteri infusa teh hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi EGCG terhadap S. mutans dengan difusi paper

disc

Multiple Comparisons

(I) perlakuan

(J) perlakuan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

0 1 .01596 .01722 .359 -.0188 .0508

2 .19427* .01722 .000 .1595 .2291

3 .23526* .01722 .000 .2005 .2701

4 .31426* .01722 .000 .2795 .3491

5 .35783* .01722 .000 .3230 .3926

6 .37653* .01722 .000 .3417 .4113

7 .40135* .01722 .000 .3665 .4361

1 0 -.01596 .01722 .359 -.0508 .0188

2 .17831* .01722 .000 .1435 .2131

3 .21930* .01722 .000 .1845 .2541

4 .29830* .01722 .000 .2635 .3331

5 .34187* .01722 .000 .3071 .3767

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

78

6 .36057* .01722 .000 .3258 .3954

7 .38539* .01722 .000 .3506 .4202

2 0 -.19427* .01722 .000 -.2291 -.1595

1 -.17831* .01722 .000 -.2131 -.1435

3 .04099* .01722 .022 .0062 .0758

4 .11999* .01722 .000 .0852 .1548

5 .16355* .01722 .000 .1288 .1984

6 .18226* .01722 .000 .1475 .2171

7 .20707* .01722 .000 .1723 .2419

3 0 -.23526* .01722 .000 -.2701 -.2005

1 -.21930* .01722 .000 -.2541 -.1845

2 -.04099* .01722 .022 -.0758 -.0062

4 .07900* .01722 .000 .0442 .1138

5 .12257* .01722 .000 .0878 .1574

6 .14127* .01722 .000 .1065 .1761

7 .16609* .01722 .000 .1313 .2009

4 0 -.31426* .01722 .000 -.3491 -.2795

1 -.29830* .01722 .000 -.3331 -.2635

2 -.11999* .01722 .000 -.1548 -.0852

3 -.07900* .01722 .000 -.1138 -.0442

5 .04356* .01722 .015 .0088 .0784

6 .06227* .01722 .001 .0275 .0971

7 .08708* .01722 .000 .0523 .1219

5 0 -.35783* .01722 .000 -.3926 -.3230

1 -.34187* .01722 .000 -.3767 -.3071

2 -.16355* .01722 .000 -.1984 -.1288

3 -.12257* .01722 .000 -.1574 -.0878

4 -.04356* .01722 .015 -.0784 -.0088

6 .01870 .01722 .284 -.0161 .0535

7 .04352* .01722 .016 .0087 .0783

6 0 -.37653* .01722 .000 -.4113 -.3417

1 -.36057* .01722 .000 -.3954 -.3258

2 -.18226* .01722 .000 -.2171 -.1475

3 -.14127* .01722 .000 -.1761 -.1065

4 -.06227* .01722 .001 -.0971 -.0275

5 -.01870 .01722 .284 -.0535 .0161

7 .02482 .01722 .157 -.0100 .0596

7 0 -.40135* .01722 .000 -.4361 -.3665

1 -.38539* .01722 .000 -.4202 -.3506

2 -.20707* .01722 .000 -.2419 -.1723

3 -.16609* .01722 .000 -.2009 -.1313

4 -.08708* .01722 .000 -.1219 -.0523

5 -.04352* .01722 .016 -.0783 -.0087

6 -.02482 .01722 .157 -.0596 .0100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

79

Lampiran 11. Hasil uji penegasan penentuan KHM dan KBM dengan

metode streak plate

Keterangan:

A: Konsentrasi EGCG 0,9 mg/ mL

B: Konsentrasi EGCG 1 mg/ mL

C: Konsentrasi EGCG 2 mg/ mL

D: Konsentrasi EGCG 3 mg/ mL

E: Konsentrasi EGCG 4 mg/ mL

F: Konsentrasi EGCG 5 mg/ mL

G: Konsentrasi EGCG 6 mg/ mL

A

B

D

G

C

F

E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filedan praktikum serta dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga dapat

80

BIOGRAFI PENULIS

Yanuar Prasetya adalah anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan Budiono Tekgianto dan

Yonita Tekgianto, lahir di Surakarta tanggal 17 Januari

1991. Penulis mulai masuk bangku sekolah di TK

Kanisius Keprabon II pada tahun 1994-1996.

Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Kanisius

Keprabon II Surakarta pada tahun 1996-2002.

Kemudian jenjang selanjutnya ditempuh di SMP

Pangudi Luhur Bintang Laut pada tahun 2002-2005.

Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Regina Pacis Ursulin

Surakarta pada tahun 2005-2008. Penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah di Fakultas

Farmasi, penulis aktif sebagai Penyiar, Music Director (MD) dan Co. Penyiar di

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Radio Masdha 95.00 FM Jogja, berbagai

kepanitiaan diantaranya sebagai Sie Keamanan PPnEC “Kobarkan Semangat

Kreativitas, Sportifitas, dan Persaudaraan” 2008, MC Titrasi “Being Pharmacist is

the Spirit of My Life” 2009, MC PPnEC 2009, MC Temu Alumni dalam rangka

Lustrum III “Bersama Mewujudkan Ikatan Alumni yang Solid” 2010, MC

Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi “...Dan Cerita Dimulai...” 2010, Co. Sie

Acara Ekstern PPnEC “Optimalkan Kreasi dalam Semangat Kompetisi

(Oksidasi)” 2010, menjadi Asisten Praktikum Farmakognosi-Fitokimia II

2010/2011, Praktikum Kimia Dasar 2011/2012, dan kegiatan Pendidikan Tingkat

Lanjut “Literasi Informasi” tahun 2011 yang diadakan oleh Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI