70
i PENINGKATAN KETAHANAN AUS BAJA KARBON RENDAH 0,0722 % C DENGAN METODE PELAPISAN HARD CHROME TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Diajukan oleh: ADHI SETYA HUTAMA NIM : 075214010 Kepada FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI1].pdf · 2018. 7. 6. · ” Karena impian harus didapatkan dengan usaha maksimal, agar tercapai kemenangan sempurna ” ... Kenyataan yang

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PENINGKATAN KETAHANAN AUS BAJA KARBON

    RENDAH 0,0722 % C DENGAN METODE PELAPISAN

    HARD CHROME

    TUGAS AKHIR

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan

    Mencapai derajat Sarjana S-1

    Program Studi Teknik Mesin

    Diajukan oleh:

    ADHI SETYA HUTAMA

    NIM : 075214010

    Kepada

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2011

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    INCREASED WEAR RESISTANCE of

    LOW CARBON STEEL 0,0722 % C

    WITH HARD CHROME PALTING METHOD

    FINAL ASSIGNMENT

    As partitial fulfillment of the requirement

    to obtain the Sarjana Teknik degree

    by

    ADHI SETYA HUTAMA

    Student Number : 075214010

    MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

    SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2011

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    ” Karena impian harus didapatkan dengan usaha maksimal,

    agar tercapai kemenangan sempurna ”

    Dipersembahkan kepada:

    • Tuhan Yesus Kristus penolong dan penghiburku

    • Sumadi, Etik Trihastuti, Sri Hartono, dan Maria selaku keluarga yang selalu

    memberikan bantuan moral dalam penulisan tugas akhir.

    • Tim Tugas Akhir : Yusuf Chandra Agung Triatmaja, Robertus Agung

    Setyawan, Anang Tias Brigita, Yulius Dwi Haksoro, dkk yang selalu

    membantu dan menghiburku.

    • Fr. Elias Ambirat Duhkito, SJ atas dukungan serta doa yang diberikan

    kepada penulis dari awal sampai akhir proses penulisan Tugas Akhir ini.

    • Marsela Lotjita Parahita yang selalu mendukung dan memberi semangat

    bagi penulis.

    • Almamater.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    INTISARI

    Biasanya petani memanfaatkan jerami hanya untuk pakan ternak sapi mereka, dan sisanya jerami akan dibakar atau dibiarkan membusuk. Dengan mesin pencacah jerami, jerami yang sudah tidak digunakan lagi diolah dan menghasilkan pupuk atau pakan ternak, dan sebagai bahan dasar bahan bakar alternatif. Pada kenyataannya alat potong cepat terkorosi, mudah tumpul, berumur pakai sebentar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan umur alat potong dengan metode pelapisan hard chrome.

    Penelitian dimulai dengan melakukan percobaan pelapisan hard chrome pada benda uji yang dilakukan di Lab Ilmu Logam Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam percobaan ini digunakan rectifier sebagai sumber arus, dan benda uji digantungkan pada katoda yang berada pada bak electroplating. Setelah dilakukan pelapisan, benda uji lalu dilakukan test uji keausan dengan menggunakan metode Ogoshi pada Laboratorium Ilmu Bahan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Dengan melakukan proses pelapisan elektroplating hard chrome, benda uji terbukti mengalami peningkatan ketebalan sebesar 0,2 mm dan peningkatan ketahanan aus sebesar 25,49%

    Kata kunci: jerami, electroplating hard chrome, peningkatan uji keausan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

    berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

    berjudul : PENINGKATAN KETAHANAN AUS BAJA KARBON RENDAH

    0,0722 % C DENGAN METODE PELAPISAN

    HARD CHROME

    Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Teknik di Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    Dalam penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas

    dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

    ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik

    Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    3. Bapak Ir. Rines, M.T., dosen pembimbing Akademik 2007.

    4. Bapak Budi Setyahandana, S.T., M.T., pembimbing Tugas Akhir

    ini.

    5. Bapak Samsul Huda, yang mengajari penulis tentang proses hard

    chrome dengan benar.

    6. Dosen-dosen program studi Teknik Mesin Universitas Sanata

    Dharma, atas ilmu pengetahuan dan bimbingannya kepada penulis

    semasa kuliah .

    7. Mas Martono DS, Laboran Laboratorium Ilmu Logam Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta.

    8. Mas Intan Widanarko, Laboran Laboratorium Teknologi Mekanik

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    9. Yusuf Chandra Agung Triatmaja, rekan seperjuangan dalam

    melakukan penelitian tugas akhir.

    10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pemberian

    semangat sampai dengan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

    penulis tulis diatas.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

    Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

    berbagai pihak. Akhirnya besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini

    bermanfaat bagi perkembangan ilmu teknik.

    Yogyakarta, 2 Maret 2011

    Penulis

    ADHI SETYA HUTAMA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

    TITLE PAGE ......................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ v

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

    INTISARI .............................................................................................. vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................... viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

    DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

    1.2 Tujuan ........................................................................................... 2

    1.3 Manfaat ......................................................................................... 2

    1.4 Batasan Masalah ........................................................................... 2

    1.5 Metode Pemecahan Masalah ........................................................ 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    BAB II. DASAR TEORI ............................................................................... 4

    2.1 Baja Karbon .................................................................................. 4

    2.1.1 Pengaruh Unsur-unsur yang Terdapat Dalam Baja ........... 4

    2.1.2 Pengelompokan Baja Berdasarkan Prosentase Karbon ..... 5

    2.2 Elektroplating................................................................................. 6

    2.2.1 Prinsip Kerja Elektroplating ............................................... 7

    2.2.2 Kondisi yang Diperhatikan Saat Proses Elektroplating ...... 8

    2.2.3 Macam-macam Proses Pelapisan ....................................... 9

    2.3 Pengujian Kekerasan ..................................................................... 11

    2.3.1 Pengujian Brinell ............................................................... 12

    2.3.2 Pengujian Vickers .............................................................. 15

    2.3.3 Pengujian Rockwell ............................................................ 18

    2.4 Pengujian Keausan ......................................................................... 21

    2.4.1 Prinsip Pengujian ............................................................... 22

    2.4.2 Macam-macam Jenis Keausan ........................................... 24

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27

    3.1 Skema Kerja Penelitian ................................................................. 27

    3.2 Persiapan Bahan dan Peralatan ..................................................... 28

    3.3 Pembuatan Spesimen Penelitian ................................................... 29

    3.4 Pengujian Komposisi .................................................................... 30

    3.5 Pengujian Keausan ........................................................................ 30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    3.6 Pengujian Kekerasan Brinell ........................................................ 31

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 34

    4.1 Proses Pelapisan Hard Chrome ................................................... 34

    4.1.1 Laporan Hasil Percobaan 1 ................................................ 34

    4.1.2 Laporan Hasil Percobaan 2 ................................................ 35

    4.1.3 Kesimpulan Sementara Dari Laporan 1 dan 2 ................... 37

    4.1.4 Laporan Hasil Percobaan 3 ................................................ 38

    4.1.5 Laporan Hasil Percobaan 4 ................................................ 40

    4.1.6 Laporan Hasil Percobaan 5 ................................................ 41

    4.1.7 Pembahasan dari Pembuatan Material Hard Chrome......... 43

    4.2 Pengujian Kekerasan ..................................................................... 44

    4.3 Pengujian Keausan ........................................................................ 45

    4.3.1 Penimbangan Massa Material ............................................ 45

    4.3.2 Hasil Analisa Pengujian Keausan ...................................... 45

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 48

    5.1 Kesimpulan Proses Elektroplating Hard Chrome ........................ 48

    5.2 Kesimpulan Pengujian Keausan .................................................... 48

    5.3 Kesimpulan Pengujian Brinell ....................................................... 48

    5.4 Saran ............................................................................................. 49

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 50

    LAMPIRAN ........................................................................................... 51

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Harga patokan beban uji Brinell (F) ................................... 14

    Tabel 2.2 Batas penyimpangan hasil uji Vickers ................................ 17

    Tabel 2.3 Faktor penambahan pada uji Vickers ................................. 18

    Tabel 2.4 Jenis skala uji Rockwell ...................................................... 18

    Tabel 3.1 Beban uji pengujian Brinell ................................................ 32

    Tabel 4.1 Hasil uji kekerasan .............................................................. 44

    Tabel 4.2 Hasil penimbangan massa ................................................... 45

    Tabel 4.3 Hasil analisa uji keausan ..................................................... 45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Rangkain proses elektroplating ........................................... 8

    Gambar 2.2 Skema proses pelapisan tembaga ........................................ 9

    Gambar 2.3 Skema proses pelapisan nikel ............................................. 10

    Gambar 2.4 Ilusttrasi hasil uji kekerasan Brinell ................................... 13

    Gambar 2.5 Ilustrasi hasil uji kekerasan Vickers ................................... 16

    Gambar 2.6 Ilustrasi hasil uji kekerasan Rockwell-C ............................ 19

    Gambar 2.7 Ilustrasi hasil uji kekerasan Rockwell-B ............................ 20

    Gambar 2.8 Pengujian keausan dengan metode Ogoshi ......................... 23

    Gambar 2.9 Ilustrasi skematis keausan adhesif ...................................... 24

    Gambar 2.10 Keausan abrasif ................................................................... 25

    Gambar 2.11 Ilustrasi keausan lelah ......................................................... 26

    Gambar 2.12 Ilustrasi skematis keausan oksidasi .................................... 26

    Gambar 3.1 Skema kerja penelitian ........................................................ 27

    Gambar 3.2 Dial kaliper ......................................................................... 28

    Gambar 3.3 Mikrometer ......................................................................... 28

    Gambar 3.4 Kawat tembaga ................................................................... 29

    Gambar 3.5 Profil spesimen ................................................................... 29

    Gambar 3.7 Mesin uji keausan Riken Ogoshi’s universal wear dan

    alat penimbang .................................................................... 31

    Gambar 3.8 Mesin uji kekerasan Brinell MOD 100 MR dan

    mikroskop ........................................................................... 33

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Gambar 4.1 Instalasi proses elektroplating percobaan pertama .............. 35

    Gambar 4.2 Hasil percobaan pertama ...................................................... 35

    Gambar 4.3 Instalasi proses elektroplating percobaan kedua .................. 36

    Gambar 4.4 Hasil percobaan kedua ......................................................... 36

    Gambar 4.5 Instalasi proses elektroplating percobaan ketiga ................. 38

    Gambar 4.6 Hasil percobaan ketiga ......................................................... 39

    Gambar 4.7 Material yang dililit dengan kawat tembaga ....................... 40

    Gambar 4.8 Instalasi proses elektroplating percobaan keempat ............. 40

    Gambar 4.9 Hasil percobaan keempat ..................................................... 41

    Gambar 4.10 Instalasi proses elektroplating percobaan kelima ................ 42

    Gambar 4.11 Hasil percobaan kelima ........................................................ 42

    Gambar 4.12 Material yang diuji kekerasan .............................................. 44

    Gambar 4.14 Grafik peningkatan ketahan aus ........................................... 46

    Gambar 4.15 Dokumentasi pengujian keausan ........................................ 46

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kenyataan yang kita lihat di masyarakat pedesaan, pada saat memanen

    padi para petani mengambil jerami untuk pakan ternak ruminansia dan untuk

    keperluan lainnya. Sisa jerami yang tidak terpakai biasanya langsung dibakar

    atau dibiarkan sampai membusuk. Sesungguhnya jerami memiliki banyak

    kegunaan, jadi sangat disayangkan jika jerami tersebut dibakar atau dibiarkan.

    Kegunaan jerami selain untuk pakan ruminansia adalah untuk pakan ternak

    ayam, pupuk, dan bisa juga untuk bahan bakar alternatif.

    Dengan mesin pencacah jerami, jerami yang sudah tidak digunakan lagi

    diolah dan menghasilkan pupuk atau pakan ternak, dan sebagai bahan dasar

    bahan bakar alternatif. Meskipun disebut mesin pencacah jerami yang tujuan

    utamanya untuk mencacah jerami, mesin ini juga dapat berfungsi untuk

    memotong ranting- ranting, sehigga kemampuan alat potong dan motor dari

    mesin pencacah jerami haruslah semaksimal mungkin.

    Untuk mencapai hasil maksimal, diperlukan alat potong yang tajam,

    tahan lama, dan tidak mudah tumpul. Akan tetapi alat potong yang sering

    dipakai adalah alat potong yang mudah tumpul sehingga harus sering diasah

    dan sering diganti. Hal ini membuat waktu produksi menjadi lama, hasil

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    pekerjaan menjadi tidak maksimal, dan biaya untuk perawatan menjadi

    meningkat.

    Untuk menyelesaikan masalah tersebut alat potong pada mesin pencacah

    jerami sebaiknya dilapisi lapisan paduan, semisal hard chrome. Pelapisan hard

    chrome ini bertujuan agar alat potong tetap tajam dan tahan lama, tidak mudah

    berkarat, dan tidak sering mengasah alat potong. Maka dengan pelapisan ini

    produksi menjadi maksimal.

    1.2 Tujuan

    1. Peningkatan lapisan kekerasan pada alat potong mesin pencacah jerami.

    2. Pengoptimalan ketahanan aus alat potong pada mesin pencacah jerami.

    1.3 Manfaat

    Membantu petani untuk mengoptimalkan kerja dari alat potong mesin

    pencacah jerami untuk mempermudah dalam pembuatan pupuk dan pakan

    ternak.

    1.4 Batasan Masalah

    Batasan-batasan masalah yang ditetapkan dalam unjuk kerja ketajaman pisau

    dengan lapisan hard chrome adalah:

    1. Membandingkan kemampuan potong dari alat potong yang menggunakan

    lapisan hard chrome dengan alat potong tanpa lapisan dengan uji keausan.

    2. Membandingkan kemampuan potong dari alat potong yang menggunakan

    lapisan hard chrome dengan alat potong tanpa lapisan dengan uji kekerasan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    1.5 Metode Pemecahan Masalah

    1. Studi lapangan bertujuan mencari data-data yang diperlukan untuk

    menunjang penelitian ini, sehingga penelitian yang dikerjakan dapat

    bermanfaat dengan baik di lapangan.

    2. Mendalami teori dasar yang dipakai dalam penyusunan tugas akhir.

    Penyusunan ini didasarkan dari beberapa buku referensi, kemudian disusun

    secara sistematis dan sejelas mungkin sebagai penunjang teori dasar dengan

    batasan masalah yang akan dibahas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Baja Karbon

    Yang dimaksud baja karbon adalah baja yang terdiri dari besi (Fe) dan

    karbon (C). Beberapa unsur yang lain kadang-kadang terdapat pada baja karbon

    tapi dengan kadar yang sangat kecil, misalnya Si, Mn, S, dan P. Biasanya

    keikutsertaan material tersebut di dalam baja karbon dinamakan impuritis.

    2.1.1 Pengaruh Unsur-unsur yang Terdapat Dalam Baja

    Adapun pengaruh unsur-unsur di atas antara lain sebagai berikut:

    1. Si dan Mn

    Biasanya baja karbon mengandung paling banyak 0,4% Si dan 0,5-0,8%

    Mn. Kedua unsur ini memiliki pengaruh yang tidak begitu berarti terhadap

    sifat mekanik dari baja. Mn sering dipakai untuk mengurangi sifat rapuh-

    panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada saat proses

    pembuatan/penuangan baja.

    2. Phospor

    Phospor dapat larut baik dalam besi-α, yaitu dalam ikatan kimiawi besi

    phospit (Fe3P). Phospor pada baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan

    dalam keadaan dingin (rapuh-dingin). Semakin besar prosentase phospor,

    semakin tinggi batas tegangan tariknya, tetapi impact strength dan ductility-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    nya turun. Biasanya prosentase phospor di dalam baja karbon paling tinggi

    sekitar 0,08%. Tetapi kadang-kadang phospor sengaja ditambahkan pada

    baja karbon rendah (0,15-0,20% P) untuk memperbaiki machinability.

    3. Sulfur

    Prosentase tertinggi dari sulfur di dalam baja karbon sekitar 0,04%. Sulfur

    dapat mempengaruhi sifat rapuh-panas.

    2.1.2 Pengelompokan Baja Berdasarkan Prosentase Karbon

    Berdasarkan tinggi rendahnya prosentase karbon di dalam baja, maka baja

    karbon dikelompokkan sebagai berikut:

    1. Baja karbon rendah

    Pada baja ini prosentase karbon antara 0,10-0,25%. Karena karbon yang

    dikandung sangat rendah, maka baja ini lunak dan tidak dapat dikeraskan.

    Baja ini dapat dituang, dikeraskan permukaanya (case hardening), mudah

    ditempa dan dilas. Baja dengan prosentase di bawah 0,15% memiliki

    machinability yang jelek. Low carbon steel biasanya digunakan unutuk

    konstruksi jembatan, bangunan, dan lain-lain.

    2. Baja karbon tengah

    Prosentase karbon yang terkandung dalam baja ini berkisar dari 0,25–

    0,55%. Oleh sebab itu, jenis baja ini sifat-sifat lain dari baja ini adalah dapat

    dilas dan dapat dikerjakan pada mesin dengan baik. Biasanya baja ini

    dipergunakan untuk beberapa bagian dari mesin misalnya: poros, poros

    engkol, dan lain-lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    3. Baja karbon tinggi

    Prosentase karbom yang terkandung dalam baja ini berkisar dari 0,55-

    0,70%. Baja ini lebih cepat dikeraskan daripada jenis yang lain, karena

    kadar karbon yang lebih tinggi. Penggunaan jenis baja ini sangat terbatas

    karena memiliki machinability dan weldability yang jelek dan sukar

    dibentuk. Baja karbon tinggi biasanya dipergunakan untuk pegas, alat-alat

    pertanian, dan lain-lain.

    2.2 Elektroplating

    Elektroplating adalah proses pengendapan logam pada permukaan suatu

    logam atau non logam (benda kerja), secara elektrolisis. Endapan yang terjadi

    bersifat adesif terhadap logam dasar.

    Dalam teknologi pengerjaan logam, proses lapis listrik termasuk dalam

    proses pengerjaan akhir metal finishing. Adapun fungsi dari lapisan logam adalah

    sebagai berikut :

    1. Memperbaiki penampilan dekoratif : pelapisan emas, perak, kuningan, dan

    tembaga.

    2. Melindungi dari korosi, yaitu :

    a. Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia, misalnya:

    pelapisan platina, emas, dan baja.

    b. Melindungi logam dasar dengan logam yang kurang mulia, misalnya:

    pelapisan seng pada baja.

    3. Meningkatkan ketahanan produk terhadap abrasi, misalnya chromium keras.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    4. Memperbaiki kehalusan atau bentuk permukaan dan toleransi dasar, misalnya:

    pelapisan nikel dan chromium.

    5. Elektroforming: membentuk benda kerja dengan cara endapan.

    2.2.1 Prinsip Kerja Elektroplating

    Pelapisan logam dengan menggunakan listrik adalah rangkaian dari sumber

    arus listrik, anoda, larutan elektrolit, dan katoda. Semua rangkaian tersebut di

    susun membentuk suatu sistem lapis listrik. Anoda dihubungkan dengan kutub

    positif, katoda dihubungkan dengan kutub negatif. Keduanya dimasukan ke

    dalam larutan elektrolit dan di beri arus listrik, sehingga terjadi proses pelapisan

    logam pada katoda.

    1. Sumber arus listrik

    Sumber arus listrik yang digunakan pada proses pelapisan secara listrik

    adalah arus searah dengan tegangan rendah, tegangan berkisar antara 6–12V.

    Untuk mendapatkan arus listrik tersebut digunakan rectifier dimana arus

    yang dikeluarkan dari rectifier ini bersifat arus searah, tegangan rendah dan

    konstan serta arus yang mengalir besar dan bisa divariasikan.

    2. Larutan elektrolit

    Untuk setiap pelapisan larutan elektrolit berbeda-beda, tergantung logam

    pelapisnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    3. Anoda

    Adalah suatu terminal positif dalam larutan elektrolit dan terbagi dalam dua

    golongan, yaitu:

    a. Anoda larut (soluble anode)

    Anoda yang larut berfungsi untuk penghantar arus listrik dan juga sebagai

    bahan baku pelapis. Contoh : anoda nikel dan anoda seng.

    b. Anoda tak larut (unsoluble anode)

    Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja.

    Contoh : anoda Pb pada proses pelapisan kromium.

    4. Katoda

    Pada proses elektroplating, katoda bisa diartikan sebagai benda kerja yang

    akan dilapisi.

    Gambar 2.1 Rangkaian proses elektroplating

    2.2.2 Kondisi yang diperhatikan saat proses elektroplating

    1. Banyaknya rapat arus listrik yang ditentukan untuk mendapatkan atom-atom

    logam pada setiap benda kerja yang akan dilapis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    2. Tegangan pada proses elektroplating harus pada keadaan konstan, tidak

    dipengaruhi oleh besarnya ampere.

    3. Suhu larutan harus dapat mempengaruhi mutu lapisan.

    4. PH Larutan digunakan untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan,

    dan untuk memeriksa kemampuan larutan dalam menghasilkan lapisan yang

    lebih baik.

    2.2.3 Macam-macam Proses Pelapisan

    a. Proses Pelapisan Tembaga

    Pelapisan tembaga biasanya digunakan dengan tujuan:

    1. Sebagai lapisan perantara.

    2. Sebagai lapisan dasar hantar panas dan arus listrik yang baik.

    Jika benda kerja terbuat dari baja dan paduannya, maka pelapisan perantara

    perlu dilakukan, sedangkan logam yang telah ada unsur tembaga, tidak perlu

    menggunakan pelapisan tembaga.

    Gambar 2.2 Proses pelapisan tembaga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    b. Proses Pelapisan Nikel

    Pelapisan nikel merupakan kelanjutan dari proses pelapisan tembaga dan

    diakhiri dengan proses pelapisan chromium.

    Gambar 2.3 Proses pelapisan nikel

    Pengerjaan pendahuluan meliputi : pembersihan secara mekanis, pencucian,

    pembersihan karat dan pembilasan. Jika logam dasar terbuat dari paduan tembaga

    (kuningan, perunggu) maka pelapisan nikel bisa langsung dilakukan tanpa proses

    pelapisan tembaga.

    c. Proses Pelapisan krom

    Pelapisan chromium di bedakan menjadi dua macam, antara lain :

    1. Pelapisan krom dekoratif

    Pada pelapisan ini umumnya logam (benda kerja) terlebih dulu dilapis

    tembaga lalu nikel dan akhirnya chromium. Tebal lapisan berkisar antara

    0,25-0,5 mikron. Lapisan ini memberikan kenampakan yang indah dan

    bersifat nontarnishing pada barang-barang yang dilapis. Lapisan krom

    dekoratif tahan terhadap abrasi dan banyak digunakan untuk pelapisan

    perabot rumah tangga, kendaraan bermotor, mobil, alat-alat bedah dan gigi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    2. Pelapisan hard chrome

    Pelapisan chromium dnegan memanfaatkan sifat-sifat chromium untuk

    mendapatkan sifat-sifat seperti : tahan panas, tahan gores, korosi, dan

    koefesien rendah. Pada pelapian hard chrome, chrome diendapkan pada

    logam dasar secara langsung tanpa pelapisan perantara. Lapisan hard

    chrome lebih tebal daripada lapisan chrome dekoratif, dengan ketebalan

    0,1- 0,2 mm. Manfaat dari Hard chrome itu sendiri antara lain agar logam

    tersebut:

    a. Lebih tahan terhadap karat.

    b. Melapisi permukaan logam agar lebih keras.

    c. Dalam ketebalan tertentu hard chrome tahan terhadap goresan.

    d. Agar permukaan logam lebih licin.

    e. Melindungi base material agar tahan terhadap suhu, cuaca, gesekan

    atau goresan.

    2.3 Pengujian Kekerasan

    Uji kekerasan (hardness test) adalah salah satu cara untuk mengetahui sifat

    mekanik suatu bahan. Ada beberapa definisi yang dipakai untuk menyatakan

    kekerasan antara lain adalah cara penekanan Brinell, Vickers, Rockwell dan

    lain-lain. Identor yang kita gunakan bisa berbentuk bola (bulat), piramida,

    kerucut (runcing) dan terbuat dari material yang lebih keras dari benda uji.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    2.3.1 Pengujian Brinell

    Tujuan

    1. Pengujian kekerasan menurut Brinell bertujuan menentukan kekerasan suatu

    material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja yang

    ditekankan pada permukaan material uji tersebut.

    2. Disarankan agar pengujian Brinell ini hanya diperuntukan material yang

    memiliki kekerasan Brinell sampai dengan 400 (ditulis 400 HB). Lebih dari

    itu dipakai pengujian Rockwell atau Vickers.

    Pengertian, Notasi, dan Satuan Besaran

    1. Angka kekerasan Brinell (HB) adalah hasil bagi dari Beban Uji (F) dalam

    kgf dengan Luas Penampang Bekas Luka Tekan Bola Baja (A) dalam mm2.

    2. Notasi HB dilengkapi dengan indeks yang menyatakan syarat-syarat

    pengujian, yaitu: diameter bola baja, beban uji, dan lama pengujian

    (pembebanan uji). Contoh: HB 5/750/15 yang berarti pengujian kekerasan

    Brinell dengan bola bergaris tengah 5mm, beban uji 750kgf dan lama

    pengujian (pembebanan uji) 15 detik.

    3. Untuk pengujian standar yaitu dengan bola baja ∅ 10mm dengan beban uji

    3.000N (306kgf) dan lama pengujian 15 detik, kekerasan Brinell yang

    dihasilkan hanya diberi notasi HB.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    −−

    =22.(.

    .2

    dDDD

    FHB

    π

    Gambar 2.4 Ilustrasi hasil uji kekerasan Brinell

    Perlengkapan Pengujian

    1. Benda tekan berupa bola baja yang dikeraskan. Jika bola baja mengalami

    deformasi atau kerusakan, maka hasil pengujian tidak dapat diterima. Bola

    baja yang rusak tersebut harus diganti dengan yang baru.

    2. Beban uji dipilih sedemikian rupa sehingga garis tengah bekas luka tekan d

    tidak lebih kecil daripada 0,2 D (d sukar diukur) dan tidak boleh lebih besar

    daripada 0,7 D (penyok ke luar mengganggu pengukuran d).

    Proses Pengujian

    1. Bola baja disinggungkan permukaan benda uji, kemudian diberi beban tegak

    lurus (sesuai dengan Tabel 2.1 Harga patokan beban uji Brinell) terhadap

    permukaan tersebut, bebas hentakan (bebas kejut) dan secara demikian

    berangsur-angsur sehingga beban uji tercapai dalam waktu pembebanan uji:

    a. Semua jenis baja : 15 detik

    b. Metal bukan besi : 30 detik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Tabel 2.1 Harga patokan beban uji Brinell (F)

    Garis tengah bola uji D

    (mm)

    Tebal minimal material

    pada tempat pengujian

    (mm)

    Beban uji F (kg)

    Baja, Besi tuang

    Brons, Tembaga

    keras, Kuningan

    keras

    Metal ringan, Paduan metal

    ringan Metal lunak

    30.D2 10.D2 5.D2 2,5.D2

    10 6 3000 1000 500 250

    5 3 750 250 125 62,5

    2,5 3 187,5 62,5 31,25 15,6

    2. Pada umumnya pusat tempat pengujian berjarak sekurang-kurangnya 2D

    dari tepi material uji dan jarak tempat pengujian yang satu dengan yang lain

    sekurang-kurangnya 3D.

    3. Percobaan harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak ada hal-hal yang

    menyebabkan kekeliruan hasil uji, misalnya: tonjolan pada pinggiran luka

    tekan. Sesudah pengujian dilaksanakan, permukaan material uji bagian

    bawah sama sekali tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda deformasi.

    Keterangan :

    1. Garis tengah bekas luka tekan d harus diukur dengan ketelitian 0,01mm.

    2. Untuk menghindari terjadinya deformasi pada permukaan material uji bagian

    bawah, maka ditentukan tebal material benda uji:

    smin = 17 x dalamnya bekas luka tekan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    3. Pengujian tarik yang relatif mahal dapat diganti dengan pengujian Brinell.

    Meskipun sampai saat ini belum ada rumus yang menyatakan hubungan

    pasti antara batas patah tarik σZB (biasanya ditulis σB) dan angka kekerasan

    Brinell HB.

    a. Untuk baja σB = 3,5 x kekerasan Brinell (berlaku sampai σB = 1400

    N/mm2).

    b. Untuk baja σB = 4,0 x kekerasan Brinell (berlaku 1400 < σB < 2100

    N/mm2).

    2.3.2 Pengujian Vickers

    Pengertian, Notasi, dan Satuan Besaran

    1. Angka kekerasan Vickers (HV) adalah hasil bagi dari Beban Uji (F) dalam

    kgf dengan Luas Permukaan Bekas Luka Tekan Piramida Diamon (A) dalam

    mm2.

    2. Notasi HV dilengkapi dengan indeks yang menyatakan syarat-syarat

    pengujian, yaitu: beban uji, dan lama pengujian (pembebanan uji).

    a. XXX HV 30 berarti kekerasan Vickers hasil pengujian dengan beban uji

    F= 30kgf dan lama pembebanan 15 detik.

    b. XXX HV 30/30 berarti kekerasan Vickers hasil pengujian dengan beban

    uji F= 30kgf dan lama pembebanan 30 detik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    2

    .8544,1

    d

    FHV =

    Gambar 2.5 Ilustrasi hasil uji kekerasan Vickers

    Proses Pengujian

    1. Piramida diamon disinggungkan (tegak lurus pada permukaan) material uji.

    Pembebanan dilaksanakan dalam keadaan bebas hentakan dan bebas getaran

    sampai tercapai beban F yang dikehendaki. Menurut aturan standar, lama

    pembebanan uji 15 detik.

    2. Pada umumnya pusat tempat pengujian berjarak sekurang-kurangnya 2,5d

    dari tepi material uji atau dari pusat tempat pengujian yang lain.

    3. Beban uji F yang biasa dipakai: 5 kgf, 10 kgf, 30 kgf, dan 50 kgf. Hasil

    pengujian dengan beban-beban tersebut dapat diperbandingkan. Ternyata

    sama, karena angka kekerasan Vickers praktis tidak tergantung pada beban

    uji. Jika keadaan material uji memungkinkan, maka biasanya dipilih beban

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    uji yang menghasilkan bekas luka tekan dengan diagonal d sekurang-

    kurangnya 0,4mm.

    4. Pengujian material tipis:

    a. Beban uji dipilih yang kecil agar tidak terjadi lubang tembus.

    b. Beban uji dipilih sedemikian rupa sehingga permukaan material uji

    bagian bawah tidak memperlihatkan tanda-tanda deformasi.

    Keterangan

    1. Diagonal bekas luka tekan d harus diukur dengan ketelitian 0,002 mm.

    2. Batas penyimpangan Hasil Uji Vickers (lihat Tabel 2.2 Batas penyimpangan

    hasil uji Vickers).

    Tabel 2.2 Batas penyimpangan hasil uji Vickers

    Beban Uji (N) Penyimpangan Hasil (%)

    20 4

    2 8

    0,2 16

    3. Perbandingan antara luka tekan plastik dan luka tekan total (plastik+elastik)

    akan menjadi semakin kecil, jika beban uji semakin besar. Dibandingkan

    dengan kekerasan hasil pengujian dengan beban uji 100N, maka kekerasan

    hasil pengujian dengan beban uji yang lebih kecil harus disertai dengan

    faktor penambahan dalam %. (Tabel 2.3)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Tabel 2.3 Faktor Penambahan pada Uji Vickers

    Beban Uji (N) Penambahan (%)

    20 6

    2 12

    0,2 24

    2.3.3 Pengujian Rockwell

    Tujuan

    1. Menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material

    terhadap benda penguji (dapat berupa bola baja atau kerucut diamond) yang

    ditekankan pada permukaan material uji tersebut.

    2. Untuk baja dipakai kerucut diamond sebagai benda penguji dan disebut

    pengujian Rockwell-C (C = cone = tirus), sedangkan untuk material lain

    dipakai bola baja dan disebut pengujian Rockwell-B (B = ball = bola).

    3. Untuk jenis-jenis skala uji Rockwell dapat dilihat di Tabel 2.4 Jenis skala uji

    Rockwell.

    Tabel 2.4 Jenis skala uji Rockwell

    Skala Penekan Beban Utama Dial Penggunaan

    A Kerucut intan 60 Hitam Tungsten carbide (special case)

    B Bola baja 1/16" 100 Merah Aluminium, Brass & Soft steel

    C Kerucut intan 150 Hitam Hardened steel

    D Kerucut intan 100 Hitam

    E Bola baja 1/8" 100 Merah

    F Bola baja 1/16" 60 Merah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    G Bola baja 1/16“ 150 Merah

    H Bola baja 1/8“ 60 Merah

    K Bola baja 1/8“ 150 Merah

    L Bola baja 1/4“ 60 Merah

    M Bola baja 1/4“ 100 Merah

    P Bola baja 1/4“ 150 Merah

    R Bola baja 1/2” 60 Merah

    S Bola baja 1/2” 100 Merah

    V Bola baja 1/2” 150 Merah

    Pengertian, Notasi, dan Satuan Besaran

    1. Angka kekerasan Rockwell (HR) adalah selisih antara konstanta dan

    dalamnya luka tekan permanen (e) yang dibagi dengan 0,002 mm.

    2. Pengujian dengan kerucut diamond (Rockwell-C):

    Gambar 2.6 Ilustrasi hasil uji kekerasan Rockwell – C

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Keterangan Gambar 2.6 - uji kekerasan Rockwell-C:

    Sim. Arti Satuan

    Fo Beban uji awal (= 98,1 N) N

    F1 Beban uji utama (= 1373,4 N) N

    Ftot Beban uji total (= 1471,5 N) N

    ea Dalamnya luka tekan akibat Fo mm

    eg Dalamnya luka tekan akibat Ftot mm

    e Dalamnya luka tekan permanen jika F1 dihilangkan mm

    Ggggggg

    G G

    3. Pengujian dengan bola baja (Rockwell-B):

    Gambar 2.7 Ilustrasi hasil uji kekerasan Rockwell – B

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Keterangan Gambar 2.7-Uji Kekerasan Rockwell-B:

    Sim. Arti Sat

    Fo Beban uji awal (= 98,1 N) N

    F1 Beban uji utama (= 882,9 N) N

    Ftot Beban uji total (= 981 N) N

    ea Dalamnya luka tekan akibat Fo mm

    eg Dalamnya luka tekan akibat Ftot mm

    e Dalamnya luka tekan permanen jika F1 dihilangkan mm

    2.4 Pengujian Keausan

    Keausan umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara

    progresif atau pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai suatu

    hasil pergerakan relatif antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya.

    Keausan telah menjadi perhatian praktis sejak lama, tetapi hingga beberapa saat

    lamanya masih belum mendapatkan penjelasan ilmiah yang besar sebagaimana

    halnya pada mekanisme kerusakan akibat pembebanan tarik, impak, puntir atau

    fatigue. Hal ini disebabkan masih lebih mudah untuk mengganti komponen suatu

    sistem dibandingkan melakukan desain komponen dengan ketahanan/umur pakai

    (life) yang lama. Saat ini, prinsip penggantian dengan mudah seperti itu tidak

    dapat diberlakukan lebih lanjut karena pertimbangan biaya (cost). Pembahasan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    mekanisme keausan pada material berhubungan erat dengan gesekan (friction)

    dan pelumasan (lubrication). Telaah mengenai ketiga subyek ini yang dikenal

    dengan nama ilmu Tribologi. Keausan bukan merupakan sifat dasar material,

    melainkan response material terhadap sistem luar (kontak permukaan). Material

    apapun dapat mengalami keausan disebabkan mekanisme yang beragam.

    2.4.1 Prinsip pengujian

    Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode

    dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi keausan

    aktual. Salah satunya adalah dengan metode Ogoshi dimana benda uji

    memperoleh beban gesek dari cincin yang berputar (revolving disc).

    Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang

    berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada

    permukaan benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah

    yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar

    dan dalam jejak keausan maka semakin tinggi volume material yang terlepas

    dari benda uji. Ilustrasi skematis dari kontak permukaan antara revolving disc

    dan benda uji diberikan oleh Gambar 2.8:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Gambar 2.8 Pengujian keausan dengan metode Ogoshi

    Keterangan :

    B : tebal revolving disc (mm)

    r : jari-jari disc (mm),

    b : lebar celah material yang terabrasi (mm)

    maka dapat diturunkan besarnya volume material yang terabrasi (W):

    W = B.b3/12.r …………………………………(1)

    Laju keausan (Ws) dapat ditentukan sebagai berikut :

    Ws : B.b3/ 8.r.Po.lo …………………………….(2)

    Keterangan :

    Po : Beban (kg)

    lo : jarak abrasi (m)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Sebagaimana telah disebutkan pada bagian Pengantar, material jenis

    apapun akan mengalami keausan dengan mekanisme yang beragam, yaitu:

    keausan adhesif, abrasi, lelah dan oksidasi. Di bawah ini diberikan penjelasan

    ringkas dari mekanisme-mekanisme tersebut:

    2.4.2 Macam-macam jenis Keausan

    1. Keausan adhesif:

    Terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih mengakibatkan

    adanya perlekatan satu sama lain dan pada akhirnya terjadi pelepasan/

    pengoyakan salah satu material, seperti diperlihatkan oleh Gambar 2.9 :

    Gambar 2.9 Ilustrasi skematis keausan adhesif

    2. Keausan abrasif:

    Terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur

    pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi

    atau pemotongan material yang lebih lunak, sebagaimana ditunjukkan oleh

    Gambar 2.10, tingkat keausan pada mekanisme ini ditentukan oleh derajat

    kebebasan (degree of freedom) partikel keras atau sperity tersebut. Sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    contoh partikel pasir silica akan menghasilkan keausan yang lebih tinggi

    ketika diikat pada suatu permukaan seperti pada kertas amplas, dibandingkan

    bila partikel tersebut berada di dalam sistem slury. Pada kasus pertama

    partikel tersebut kemungkinan akan tertarik sepanjang permukaan dan

    mengakibatkan pengoyakan sementara pada kasus terakhir partikel tersebut

    mungkin hanya berputar (rolling) tanpa efek abrasi.

    Gambar 2.10 Keausan abrasif

    3. Keausan lelah:

    Merupakan mekanisme yang relatif berbeda dibandingkan dua mekanisme

    sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive

    maupun abrasif melibatkan hanya satu interaksi sementara pada keausan

    lelah dibutuhkan interaksi multi. Gambar 2.11 memberikan skematis

    mekanisme keausan lelah. Permukaan yang mengalami beban berulang akan

    mengarah pada pembentukan retak-retak mikro (t1). Retak-retak tersebut

    pada akhirnya menyatu (t2) dan menghasilkan pengelupasan material (t3).

    Tingkat keausan sangat tergantung pada tingkat pembebanan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Gambar 2.11 Ilustrasi keausan lelah

    4. Keausan oksidasi:

    Seringkali disebut sebagai keausan korosif. Pada prinsipnya mekanisme ini

    dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di bagian permukaan

    oleh faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan menghasilkan

    pembentukan lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda dengan

    material induk. Sebagai konsekuensinya, material pada lapisan permukaan

    akan mengalami keausan yang berbeda. Hal ini selanjutnya mengarah

    kepada perpatahan interface antara lapisan permukaan dan material induk

    dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut. Gambar 2.12

    memperlihatkan skematis mekanisme keausan oksidasi/korosi ini.

    Gambar 2.12 Ilustrasi skematis keausan oksidasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Skema Kerja Penelitian

    Gambar 3.1 Skema kerja penelitian

    Persiapan bahan

    Buku-buku acuan

    Tanpa

    proses

    Baja

    Karbon rendah

    Data hasil penelitian

    Analisis data

    Kesimpulan

    Proses elektroplating hard chrome

    Uji komposisi Uji keausan

    Uji kekerasan Brinell

    Uji Keausan Uji Kekerasan

    Brinell

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    3.2 Persiapan Bahan dan Peralatan

    1. Material Uji

    a. Baja karbon rendah diperoleh dari mesin pencacah jerami yang berada

    pada laboratorium mekanika Universitas Sanata Dharma

    b. Baja karbon tengah diperoleh dari bengkel handayani.

    2. Peralatan

    a. Kaliper

    Gambar 3.2 Dial kaliper

    b. Mesin elektroplating hard chrome, milik Laboratorium Ilmu Logam,

    Universitas Sanata Dharma.

    c. Mikrometer

    Gambar 3.3 Mikrometer

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    d. Kawat tembaga

    Gambar 3.4 Kawat tembaga

    d. mikroskop

    e. Autosol

    f. Amperemeter dan Voltmeter

    g. Rectifier dan Aki

    h. Mesin uji keausan, milik Labortorium Bahan Teknik, Universitas Gajah

    Mada Yogyakarta

    i. Mesin uji kekerasan Brinell MOD 100 MR.

    Gambar-gambar bahan dan peralatan dapat di lihat pada halaman lampiran.

    3.3 Pembuatan Spesimen Penelitian

    1. Pembuatan material uji dilakukan di bengkel BLPT Yogyakarta. Material

    uji awal dan material uji untuk proses elektroplating hard chrome rata-rata

    memiliki dimensi sebagai berikut :

    - Memasukan dimensi baja karbon rendah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Gambar 3.5 Profil spesimen

    2. Pembuatan material uji untuk proses elektroplating

    Bahan baja karbon rendah yang sudah terbentuk. Di panaskan dalam

    larutan air sabun. Pemanasan air sabun ini untuk mengaktifkan kadar asam

    pada permukaan benda, agar ion-ion elektron bisa menempel pada

    material.

    Setelah dipanaskan dalam air sabun, material uji dilarutkan ke dalam bak

    elektroplating chrome dengan arus 10-30A/dm2 dan tegangan ±12Volt

    selama beberapa jam. Dan akhirnya menghasilkan material yang gelap,

    dan terlapisi semua permukaan material tersebut.

    3.4 Pengujian komposisi

    1. Tujuan

    Mengetahui kandungan unsur-unsur yang terdapat dalam benda uji

    2. Proses

    Pengujian komposisi ini dilakukan di Analisa Fisika Pusat Universitas

    Sanata Dharma, Paingan, Yogyakarta. Setelah mendapatkan hasil,

    ternyata pada laboratorium tersebut tidak bisa diperoleh kadar unsur C

    yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pengujian komposisi dilakukan di

    Polman Ceper, Klaten dan mendapatkan unsure C di inginkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    3.5 Pengujian Keausan

    1. Tujuan

    Menganalisa keausan material uji dengan perlakuan hard chrome dengan

    material awal.

    2. Proses

    Sebelum dilakukan pengujian keausan, material terlebih dahulu

    ditimbang untuk mengeteahui kadar massa awal. Penimbangan dilakukan

    dengan menggunakan timbangan digital, agar didapatkan massa yang

    signifikan.

    Setelah ditimbang material di pasang dalam mesin uji, lalu di seting

    dengan beban 4,5 kg sebagai beban awal, selama 1 menit.

    Untuk membandingkan hasil uji keausan material awal dengan material

    hard chrome, digunakan mikroskop untuk mengetahui perbedaannya.

    Gambar 3.7 Mesin uji keausan riken ogoshi’s universal wear dan alat

    penimbang

    3.6 Pengujian Kekerasan Brinell

    1. Tujuan

    a. Memeriksa harga kekerasan benda uji menurut Brinell.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    b. Membandingkan harga kekerasan spesimen sebelum di chrome

    dengan spesimen sesudah di chrome .

    2. Prosedur kerja

    a. Permukaan benda uji (spesimen) diratakan kemudian dihaluskan

    (dipoles) dan dibersihkan sehingga permukaan spesimen rata dan

    sejajar.

    b. ditentukan dahulu diameter identer dan beban penekanan sesuai

    dengan tabel 3.1

    Tabel 3.1 Beban uji pengujian Brinell

    Garis

    Tengah

    bola uji

    D

    (mm)

    Beban uji F (N)

    Baja dan

    besi tuang

    30.D2

    Brons,

    tembaga

    keras,

    kuningan

    keras

    10.D2

    Metal

    ringan,

    Paduan

    Metal

    ringan

    5.D2

    Metal

    lunak

    2,5.D2

    10 3000 1000 500 250

    5 750 250 125 62,5

    2,5 187,5 62,5 31,25 15,6

    dmin = 0,25 D

    dmax = 0,5 D

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    c. Spesimen dijepit dengan baik.

    d. Dilakukan kalibrasi nol pada skala beban penekanan.

    e. Indentor ditekan dengan cara memutar handle penekan sampai jarum

    menunjukkan beban penekanan yang sesuai dengan tabel.

    f. Waktu yang diberikan penahanan beban:

    a. Semua jenis baja : 15 detik

    b. Metal bukan besi : 30 detik

    g. Besar beban penekanan dicatat dan diamati.

    i. Pengukuran kekerasan dilakukan beberapa kali untuk tiap spesimen.

    j. Dilakukan pengamatan terhadap besarnya lubang hasil penekanan dengan

    menggunakan mikroskop.

    k. Dihitung harga kekerasan untuk spesimen tersebut.

    Keterangan :

    D : Diameter indenter (mm)

    P : Gaya penekanan (kg)

    d : Diameter bekas penekanan (mm)

    ����� ������� ����

    ���� �2�

    ���� � √�� � ���

    Gambar 3.8 Mesin uji kekerasan Brinell MOD 100 MR dan Mikroskop

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam proses pembuatan elektroplating hardchrome, terlebih dahulu

    benda kerja dilakukan pengujian komposisi di Polman Ceper, yang bisa di

    lihat pada halaman lampiran.

    4.1 Proses Pelapisan Hard Chrome

    Dalam penelitian tentang hard chrome sampai dihasilkan ketebalan

    lapisan yang sesuai, dilakukan percobaan-percobaan berupa perlakuan yang

    berbeda selama proses pelapisan material. Tiap percobaan dilakukan

    pengecekan tiap 1 jam agar bisa dipantau hasil dari proses elektroplating.

    4.1.1 Laporan Hasil Percobaan 1

    Pada percobaan elektroplating hard chrome pertama, material yang

    akan diproses hard chrome dipersiapkan dengan menggunakan amplas, kikir

    dan gergaji. Sumber arus digunakan aki 12V 100Ah. Proses :

    1. Material dipotong dan dimasukan ukuran yang disesuaikan.

    2. Material dilubangi diameter 4mm sebagai lubang gantung kawat tembaga.

    3. Permukaan tebal dihaluskan menggunakan amplas.

    4. Material dibersihkan dengan menggunakan air sabun.

    5. Material digantung menggunakan kawat tembaga berdiameter 1,8mm dan

    dicelupkan pada larutan hard chrome.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    6. Proses elektroplating dangan aki dan jarak antara anoda-katoda 200 mm.

    Gambar 4.1 Instalasi proses elektroplating percobaan pertama

    7. Pengecekan pertama didapatkan hasil: lapisan tebal, tidak rata, dan

    pecah-pecah.

    Gambar 4.2 Hasil percobaan pertama

    8. Dari hasil pengecekan pertama dapat disimpulkan bahwa material hasil

    elektroplating hard chrome tidak sesuai yang diharapkan (material pecah-

    pecah), maka percobaan dihentikan.

    4.1.2 Laporan Hasil Percobaan 2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Pada percobaan elektroplating hard chrome kedua ini, material awal

    digunakan material dari proses permesinan. Untuk memasukan ukuran

    ukuran, material diproses dengan menggunakan mesin milling, dan untuk

    kehalusan material menggunakan mesin surface grinding. Sumber arus

    digunakan aki (12V 100Ah). Prosesnya:

    1. Material dipotong dan dimasukan ukuran yang disesuaikan.

    2. Material dilubangi diameter 4mm sebagai lubang gantung kawat tembaga.

    3. Benda dibersihkan dengan air sabun.

    4. Benda digantung menggunakan kawat tembaga diameter 1,8mm dan

    dicelupkan pada larutan hard chrome.

    6. Proses elektroplating dangan aki dan jarak antara anoda-katoda 200mm.

    Gambar 4.3 Instalasi proses elektroplating percobaan kedua

    7. Pengecekan pertama didapatkan hasil:

    lapisan tebal, sudah terlihat rata, kasar, dan pecah-pecah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Gambar 4.4 hasil percobaan kedua

    8. Dari hasil pengecekan pertama dapat disimpulkan bahwa material hasil

    elektroplating hard chrome tidak sesuai yang diharapkan (material masih

    pecah-pecah), maka percobaan dihentikan.

    4.1.3 Kesimpulan Sementara Dari Laporan Hasil Percobaan 1 & 2

    Dari percobaan pertama dan kedua, didapatkan kesimpulan sementara,

    yaitu:

    1. Tingkat kehalusan material akan mempengaruhi performa benda

    elektroplating. Artinya, semakin halus material maka chrome akan

    melekat dengan baik.

    2. Aki tidak cocok digunakan untuk proses elektroplating hard chrome.

    Menurut penulis, penulis belum menemukan hasil yang diharapkan.

    Maka diputuskan untuk mendatangi supplier unit elektroplating di Semarang.

    Dari kunjungan tersebut didapatkan saran untuk mendapatkan performa yang

    baik, yaitu:

    1. Catu daya yang digunakan berupa rectifier dengan arus yang dapat diatur.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    2. Pembersihan material dari kotoran dan minyak menggunakan air sabun

    yang dipanaskan.

    3. Besar arus sesuai dengan luas material yang dikrom (fluks: 10-30A/dm2).

    4. Pengaktifan ion pada permukaan material dengan menggunakan HCl.

    (dikarenakan berbahaya bagi kesehatan, maka saran ini tidak digunakan

    dalam proses penelitian).

    Dari saran tersebut, maka dilakukan percobaan dengan perlakuan-

    perlakuan yang baru. Perlakuan itu berupa: proses pembuatan material dengan

    permesinan, sumber listrik yang digunakan adalah rectifier, jarak anoda-

    katoda (100mm dan 200mm), dan cara pengaitan material (gantung dan lilit).

    Selama proses hard chrome plating dilakukan pengecekan setiap satu jam

    sekali.

    4.1.4 Laporan Hasil Percobaan 3

    Sebagai sumber arus yang digunakan adalah rectifier, jarak anoda-katoda

    200mm, pengaitan material dengan cara digantung. Prosesnya:

    1. Material dipotong dan dimasukan ukuran yang disesuaikan

    2. Material dilubangi diameter 4mm sebagai lubang gantung kawat tembaga.

    3. Material dipanaskan bersamaan dengan air sabun.

    4. Material dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan air sabun yang

    menempel pada material.

    5. Benda digantung menggunakan kawat tembaga diameter 1,8mm dan

    dicelupkan pada larutan hard chrome.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    6. Proses elektroplating dangan trafo dan jarak anoda-katoda 200mm.

    Gambar 4.5 Instalasi proses elektroplating percobaan ketiga

    7. Pengecekan pertama didapatkan hasil:

    Baja karbon rendah: lapisan tipis (tembus pandang dan material awal

    terlihat), rata, dan tidak pecah-pecah.

    8. Pengecekan kedua didapatkan hasil: lapisan tipis (penambahan tebal

    tidak signifikan dari pengecekan pertama), rata, dan tidak pecah-pecah.

    9. Pengecekan ketiga didapatkan hasil: lapisan tipis (0,08 mm) belum

    mencapai target (0,1-0,2 mm).

    10. Akhirnya, untuk mencapai tuntutan dari ketebalan (0,1-0,2mm)

    diperlukan waktu 6 jam. Hasilnya: rata, tidak pecah-pecah, dan warna

    lapisan menjadi sedikit gelap. Hasilnya:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Gambar 4.6 Hasil percobaan ketiga

    4.1.5 Laporan Hasil Percobaan 4

    Sebagai sumber arus, digunakan rectifier, jarak anoda – katoda

    200mm, pengaitan dengan cara dililit, prosesnya:

    1. Material dimasukan ukuran yang telah disesuaikan.

    2. Material dipanaskan bersamaan dengan air sabun.

    3. Material dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan air sabun yang

    melekat pada material .

    4. Material dililitkan dengan kawat tembaga.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Gambar 4.7 Material yang dililit dengan kawat tembaga

    5. Proses elektroplating dangan trafo dan jarak anoda-katoda 200mm.

    Gambar 4.8 Instalasi proses elektroplating percobaan keempat

    6. Pengecekan pertama didapatkan hasil:

    lapisan tipis (tembus pandang dan material awal terlihat), permukaan

    material yang dekat dengan lilitan terlihat lebih tipis dibanding

    permukaan yang jauh dari lilitan, dan tidak pecah-pecah.

    7. Pengecekan kedua didapatkan hasil:

    lapisan tipis dan terlihat jelas perbedaan permukaan material yang dekat

    dengan lilitan lebih tipis dibanding permukaan yang jauh dari lilitan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    9. Karena pengecekan kedua telah didapat hasil dengan perfoma yang tidak

    sesuai (permukaan hasil elektroplating terlihat bekas lilitan), maka

    percobaan dihentikan.

    Gambar 4.9 Hasil percobaan keempat

    4.1.6 Laporan Hasil Percobaan 5

    Sebagai sumber arus, digunakan rectifier, jarak anoda-katoda 100mm,

    dan pengaitan dengan cara digantung. Proses:

    1. Material dimasukan ukuran yang telah disesuaikan.

    2. Material dilubangi diameter 4mm sebagai lubang gantung kawat tembaga.

    3. Material dipanaskan bersama air sabun.

    4. Material dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan air sabun.

    5. Benda digantung menggunakan kawat tembaga diameter 1,8mm dan

    dicelupkan pada larutan hard chrome.

    6. Proses elektroplating dangan rectifier dan jarak anoda-katoda 100mm.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Gambar 4.

    7. Pengecekan

    pecah.

    8. Pengecekan ke

    9. Pengecekan ke

    gelap dan ketebalan belum tercapai.

    10. Pengecekan keempat didapatkan hasil

    tuntutan (0,1

    4.1.7 Pembahasan

    Dari hasil percobaan

    faktor yang memp

    Gambar 4.10 Instalasi proses elektroplating percobaan

    Pengecekan pertama didapatkan hasil: lapisan tipis, rata, dan tidak pecah

    Pengecekan kedua didapatkan hasil: lapisan terlihat gelap.

    Pengecekan ketiga didapatkan hasil: Baja karbon rendah:

    gelap dan ketebalan belum tercapai.

    Pengecekan keempat didapatkan hasil: ketebalan lapisan memenuhi

    tuntutan (0,14 mm).

    Gambar 4.11 Hasil percobaan kelima

    dari Hasil Pembuatan Material Hard Chrome

    Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat

    yang mempengaruhi produk elektroplating, berupa:

    43

    Instalasi proses elektroplating percobaan kelima

    lapisan tipis, rata, dan tidak pecah-

    lapisan terlihat gelap.

    Baja karbon rendah: lapisan terlihat

    ketebalan lapisan memenuhi

    ard Chrome

    lakukan, maka dapat diketahui faktor-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    1. Material percobaan dipengaruhi oleh kualitas visual. Dalam percobaan,

    material yang menggunakan proses permesinan menghasilkan produk

    dengan performa tinggi.

    2. Kestabilan arus dipengaruhi oleh sumber arus. Jika menggunakan aki,

    panambahan ketebalan akan sangat cepat hanya pada awal proses. Setelah

    beberapa menit, arus pada aki cepat habis sehingga proses penebalan

    berhenti. Jika menggunakan rectifier, hasil akan stabil karena arus yang

    diberikan ke material tidak habis seperti jika dengan menggunakan aki.

    3. Lama proses elektroplating dipengaruhi oleh jarak antara anoda-katoda.

    Dari percobaan dengan jarak jauh (200mm) ketebalan yang ingin dicapai

    memerlukan waktu lama. Sedangkan dengan jarak dekat (100mm)

    ketebalan yang ingin dicapai lebih cepat.

    4. Kerataan dipengaruhi oleh cara pengaitan material saat proses

    elektroplating. Percobaan dilakukan dengan cara penggantungan dan

    pelilitan. Untuk hasil dari cara pelilitan, permukaan material yang dekat

    dengan lilitan tembaga akan lebih tipis lapisannya (hasil bergelombang).

    Sedangkan hasil dari cara penggantungan, lapisan yang dekat dengan

    kawat sebagai penggantung akan lebih tipis dan permukaan lainnya akan

    lebih rata.

    4.2 Pengujian Kekerasan

    Tabel 4.1 Hasil uji kekerasan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Material D F d HBN

    Baja karbon rendah 2.5 187.5 1.2 155.61

    Baja karbon rendah

    dengan lapisan hard

    chrome

    2.5 187.5 1.2 155.61

    Dari tabel 4.1 dapat diketahui tidak terjadi perubahan signifikan dari

    material tanpa proses pelapisan hard chrome dengan material dengan proses

    pelapisan hard chrome. Karena material yang telah mengalami pelapisan hard

    chrome hanya terlapisi permukaan dan tidak mengeraskan material awal.

    Terjadi crack saat dilakukan penekanan oleh indentor, sehingga

    merusak lapisan hard chrome yang ada, dan menembus ke permukaan

    material awal. Sehingga tidak terjadi peningkatan kekerasan yang diinginkan

    .

    Keterangan:

    1. Spesimen awal

    2. Spesimen dengan lapisan

    hard chrome

    (1) (2)

    Gambar 4.12 Material yang diuji kekerasan

    4.3 Pengujian Keausan

    4.3.1 Penimbangan Massa Material

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Tabel 4.2 Hasil penimbangan massa

    Material Ukuran (mm) Massa Sebelum di

    uji (gram)

    Massa Setelah

    diuji (gram)

    Baja karbon rendah 25,7 x 28,6 x 7,2 34,859 34,859

    Baja karbon rendah

    hard chrome 25,9 x 28,8 x 7,4 41,158 41,158

    4.3.2 Hasil Analisa Pengujian Keausan

    Tabel 4.3 Hasil Uji Keausan 15strip = 1 mm

    Posisi Karbon rendah sebelum hard

    chrome

    Karbon rendah

    hard chrome

    Peningkatan

    ketahanan aus

    baja karbon

    rendah

    1 15 strip 13 strip 13 %

    2 18 strip 17 strip 5,5%

    3 18 strip 8 strip 55,5%

    Rata-rata 17 strip 12,67 25,49%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Dari tabel 4.

    keausan yang lebih bagus daripada baja yang tidak terlapisi

    Terlihat dari prosentase gambar 4.1

    (1)

    pe

    nin

    ga

    ka

    tan

    ke

    tah

    an

    an

    au

    s (%

    )

    Gambar 4.13 Grafik peningkatan ketahan aus

    Dari tabel 4.4 dapat diketahui baja yang terlapisi hard chrome

    keausan yang lebih bagus daripada baja yang tidak terlapisi

    at dari prosentase gambar 4.13.

    (2) (3)

    (4) (5)

    Gambar 4.14 Dokumentasi pengujian keausan

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    1 2

    Lokasi titik

    47

    Grafik peningkatan ketahan aus

    hard chrome memiliki

    keausan yang lebih bagus daripada baja yang tidak terlapisi hard chrome.

    (3)

    okumentasi pengujian keausan

    3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Keterangan gambar :

    1. Piringan untuk menggesekan ke spesimen.

    2. Nama mesin uji keausan.

    3. Rangkaian mesin uji keausan.

    4. Goresan setelah pengujian keausan material karbon rendah dikrom.

    5. Ilustrasi pengujian aus.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan Proses Elektroplating Hard chrome

    Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan faktor-

    faktor yang mempengaruhi proses elektroplating hard chrome, yaitu:

    1. Material spesimen yang dikerjakaan dengan permesinan menghasilkan

    lapisan hard chrome yang bagus.

    2. Dengan menggunakan rectifier, hasil akan stabil karena arus yang diberikan

    ke material spesimen tidak habis seperti jika mrnggunakan aki.

    3. Jarak antara anoda-katoda 100mm akan membuat proses elektroplating lebih

    cepat.

    4. Material dengan cara digantung, akan membuat lapisan menjadi rata.

    5.2 Kesimpulan Pengujian Keausan

    Terjadi peningkatan ketahanan aus pada spesimen yang terlapisi hard

    chrome.

    5.3 Kesimpulan Pengujian Brinell

    Pengujian brinell tidak layak dilakukan untuk material yang terlapisi hard

    chrome karena proses elektroplating hard chrome tidak bisa mengeraskan

    material, melainkan hanya membentuk lapisan krom yang keras.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    5.4 SARAN

    1. Dalam lab mohon di sediakan amperemeter ,dan voltmeter DC yang sesuai

    dengan kapasitas aki dan retrifier.

    2. Supaya pengujian elektroplating dibuat dalam praktikum ilmu logam,

    karena sangat bermanfaat untuk kedepannya

    3. Supaya dilakukan pengecekan berkala terhadap mesin-mesin ataupun

    peralatan yang terdapat dalam Laboratorium Ilmo Logam.

    4. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan ada penelitian tentang uji

    kekerasan lapisan hard chrome pada material.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    DAFTAR PUSTAKA

    Huda,S. dan Purwanto, 2005, Teknologi Industri Elektroplating, Badan Penerbit

    Universitas Diponegoro, Semarang.

    Panduan Praktikum Ilmu Logam, Laboratorium Ilmu Logam, Jurusan Teknik

    Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta. 2006

    Suroto, A., dan Sudibyo, B., 1983, Ilmu Logam dan Metalurgi, Akademi Teknik

    Mesin Industri, Surakarta.

    Yuwono,A.H., 2009, Buku Panduan Praktikum Karakteristik Material 1

    Pengujian Merusak, Depertemen Metalurgi Dan Material, Fakultas Teknik,

    Universitas Indonesia.

    NN, http://www.scribd.com/doc/12322884/ebook-pelapisan-tambaga-nikel-krom ,

    proses pelapisan elektroplating, diakses 05 Desember 2010.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    LAMPIRAN

    Voltmeter

    Amperemeter DC

    Aki 12V 100Ah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    Rectifier

    Bak air sabun

    Bak elektroplating chrome

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    Hasil analisa komposisi baja karbon rendah dari Laboratorium Logam Ceper.

    hasil spectrum uji komposisi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI