41
KEMENANGAN YAHWISME Oleh: Moses Christianto

Kemenangan Yahwisme

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kemenangan Yahwisme

KEMENANGAN YAHWISME

Oleh:Moses Christianto

Page 2: Kemenangan Yahwisme

6 Pokok yang dibicarakan:

1. Landasan kesatuan suku-suku Israel

2. Pendudukan tanah Kanaan

3. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

4. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan Yahwisme

5. Perkembangan Kultus

6. Kaum Nazir

Page 3: Kemenangan Yahwisme

I. Landasan kesatuan suku-suku Israel

Faktor pemersatu suku-suku Ibrani kuno timbul dari kekompakan mereka, yaitu

melalui pengikat motif agamawi

Page 4: Kemenangan Yahwisme

I. Landasan kesatuan suku-suku Israel

Pola nomadis bertemu dengan pola agraris

Selama berabad-abad, suku-suku di padang gurun telah menduduki perbatasan tanah pertanian dan memanfaatkan penghasilan wilayah tersebut, mulai dari hasil-hasil pertaniannya kemudian hasil-hasil perkotaannya. Hal ini yang membuat kelompok-kelompok sosial yang dulu sangat berbeda, melebur menjadi satu.

Perkembangan rohani dan agamawi Israel disebabkan oleh adanya pertentangan antara masyarakat agamawi baru yang muncul di padang gurun dengan kebudayaan yang berlandaskan pertanian dan perkotaan

Page 5: Kemenangan Yahwisme

Pada periode pra-Israeli, persatuan di Sikhem didasarkan hubungan perjanjian antara penduduk Kanaan asli dan penduduk Hewi pendatang yang sama-sama beribadat kepada Baal-Berith ilah utama kota Sikhem

I. Landasan kesatuan suku-suku Israel

Pada zaman hakim-hakim, kelompok-kelompok tertentu dengan suku Israel yang sudah menerima Yahweh sebagai Allah, ternyata masih menjalin hubungan perjanjian dengan Sikhem, persetujuan saling mengambil (pernikahan), tetapi akhirnya berkembang menjadi suatu mufakat di hadapan Baal-Berith (Hak 8:29, ps. 9)

Page 6: Kemenangan Yahwisme

I. Landasan kesatuan suku-suku Israel

Dinamika Yahwisme berhadapan dengan kebudayaan Kanaan

Kelompok pendatang yang nilai kebudayaannya lebih rendah harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan di daerah tersebut.

Kelompok pendatang yang nilai kebudayaannya lebih rendah harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan di daerah tersebut

Untuk mempertahankan identitasnya, pendatang harus memiliki atau dikuasai oleh suatu norma sendiri. Suatu norma yang dinamis, sehingga dapat menutupi keterbelakangan kebudayaan dan mengikat pendatang itu menjadi persekutuan yang homogen

Mereka harus dikuasai dinamika rohani yang kuat.

Page 7: Kemenangan Yahwisme

I. Landasan kesatuan suku-suku Israel

Masuknya Israel ke Kanaan tidak hanya merupakan konfrontasi antar agama dan kebudayaan padang gurun dengan kebudayaan pertanian dan perkotaan, tetapi konfrontasi kelompok Musais, penganut Yahwistis dengan kebudayaan Kanaani penganut agama Baal.

Page 8: Kemenangan Yahwisme

II. Pendudukan Tanah Kanaan

Jauh sebelum zaman Yosua, sudah ada kelompok suku Ibrani yang menduduki Kanaan

Suku-suku yang datang lebih awal berada dalam transisi dari semi nomadis ke pertanian

Proses asimilasi sudah dimulai, dengan berpartisipasi dalam agama El, mengunjungi kuil/bait El, walaupun ada juga yang tetap mempertahankan adat-istiadat nenek moyang mereka

Suku-suku Ibrani yang paling awal memasuki Kanaan

Page 9: Kemenangan Yahwisme

II. Pendudukan Tanah Kanaan

Alt dan Noth menekankan bahwa suku-suku Ibrani memasuki Kanaan dengan perlahan dan damai

Menurut metode Traditionsgeschichte Noth, sumber-sumber yang paling otentik ialah tradisi suku-suku, tradisi setempat dan tradisi-tradisi kuil/bait

Metode Traditionsgeschichte sukar untuk mengakui peranan Yosua sebagai penakhluk Kanaan pada umumnya, kemenangan-kemenangan besar yang ada menimbulkan kecurigaan.

Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan

Page 10: Kemenangan Yahwisme

II. Pendudukan Tanah Kanaan

Perlu diakui bahwa prosedur yang dipakai Traditionsgeschichte yaitu bertolak dari tradisi suku-suku setempat adalah sah, namun kurang mementingkan faktor-faktor kesejarahan dan keagamaan dalam tradisi kuno

Misalnya dalam proses perebutan tanah, dinamika rohani yang khas dipertahankan suku-suku Israeli baru yang memasuki Kanaan dibawah inspirasi ide-ide Yahwistis adalah faktor penting

Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan

Page 11: Kemenangan Yahwisme

II. Pendudukan Tanah Kanaan

Suku-suku yang sudah lama di Kanaan diajak untuk menyadari ciri khasnya dan dirangsang untuk agresif terhadap golongan-golongan Kanaani. Contoh: Pertempuran yang dipimpin Debora dan Barak merupakan dinamika baru yang menggerakkan suku-suku Israel pada waktu itu yang menanamkan suatu semangat utk bekerja sama di bawah bimbingan seorang nabi yang dikuasai oleh Roh Allah.

Roh yang menggerakkan Debora dan kelompok-kelompok tersebut, identik dengan roh yang menuntun suku-suku tersebut lolos dari Mesir, kemudian dijadikan pasukan-pasukan Yahweh dalam perjanjian Sinai

Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan

Page 12: Kemenangan Yahwisme

II. Pendudukan Tanah Kanaan

Suku-suku Ibrani yang sudah lama di Kanaan itu tampaknya menjadi lebih militan setelah tibanya kelompok Yahwestis

Kelompok-kelompok Yahwistis mendirikan pusatnya di Gilgal dan dari situlah kemudian menjalar ke Palestina Tengah dan Palestina Selatan.

Suku-suku Yusuf dan Yehuda adalah pendukung kuat Yahwisme.

Yosua dan Kaleb meripakan pemimpin-pemimpin Yahwistis sesudah kematian Musa.

Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan

Page 13: Kemenangan Yahwisme

II. Pendudukan Tanah Kanaan

Yosua memimpin suku-suku Ibrani menerobos Palestina Tengah. Kaleb memimpin kelompok memasuki Palesyina Selatan serta merebut kota Hebron dan Kiryat-Sefer.

Yosua berjasa menarik suku-suku Ibrani menjadi suatu persekutuan perjanjian dan menurut Noth, Yosua berperan dalam mendirikan amfiktioni Sikhem

Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan

Page 14: Kemenangan Yahwisme

II. Pendudukan Tanah Kanaan

Walaupun belum cukup kuat bukti riwayat perebutan tanah dalam kitab Yosua, juga hasil penggalian arkeologi di Yerikho dan Ai memberi kesan bahwa kota-kota tersebut tidak dihancurkan oleh suku-suku Israel

Namun peninggalan di Lakhis, terutama di Hazor mendukung kitab Yosua yang menggambarkan keadaan Kanaan stelah kelompok Yosua masuk

Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan

Teori Noth, bahwa Israel memasuki Kanaan secara damai perlu disoroti lebih teliti

Page 15: Kemenangan Yahwisme

II. Pendudukan Tanah Kanaan

Gejala yang nampak dalam situasi yang baru, ialah pemersatuan suku-suku itu, dibahwah bimbingan penganut Yahwisme, menjadi suatu amfiktioni

Berarti pengaruh Yahwisme makin terasa di bidang organisasi dan agama juga susunan hidup masyarakat.

Yahwisme berkembang cepat, dalam jangka 100 tahun menjadi dominan dalam hidup kerohanian suku-suku Israeli, tanpa bantuan organisasi

Peranan Amfiktioni

Page 16: Kemenangan Yahwisme

1. Yahwisme Resmi2. Yahwisme Rakyat3. Yahwisme Agresif

III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

Page 17: Kemenangan Yahwisme

III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

1. Yahwisme Resmi

Yahwisme adalah pembimbing baru untuk suku-suku Israel kuno

Yahwisme membrikan isi dan makna baru dalam kehidupan suku-suku Israel, yaitu bimbingan Yahweh dan Torah (petunjuk Yahweh)

Gairah rohani dalam Yahwisme beda dengan agama patriarkh, yaitu kepercayaan kepada Theos Patroos dan agama El.

Dinamika Yahwisme baru nampak pada oknum-oknum karismatis di bawah bimbingan Roh Yahwe, misalnya Debora dan beberapa para Hakim.

Page 18: Kemenangan Yahwisme

III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

“Pengerohan” dengan “ruah Yahweh” menyanggupkan oknum karismatik itu mengerjakan karya keselamatan yang hebat , juga membawa mereka memerangi kuasa-kuasa non-Yahwistis, seperti ibadat Baal (Hak 6) dan pemujaan terhadap ilah-ilah asing (Hak 5:8)

Oknum karismatik menarik kesimpulan bahwa hanya Yahweh sajalah yang berhak atas gelar “raja”, sehingga gelar tersebut tidak patutu untuk manusia (Hak 8:22, 9:8)

Ada banyak titik pertentangan dan antara Yahwisme dengan agama Kanaani, sehingga ada aturan yang melarang berpartisipasi dalam kultus ilah-ilah lain (Kel 22:20, 23:13, Bil 25:3)

Page 19: Kemenangan Yahwisme

Yahwisme memiliki kekhasan dalam sosio-agamani. Albright mencatat bahwa dalam lapis-lapis Israeli kuno yang telah digali secara arkeologis, yaitu Betel, Gibea, Mizpa, Silo, dll tidak terdapat patung-patung lambang Astarte atau jimat-jimat

Yahwisme sebagai penghancur kerukunan sosio-agamani kuno, memecahkan kesatuan rohani yang telah berabad-abad antara kebudayaan Kanaani dengan suku-suku Israel yang sudah lama di Kanaan

Dapat dipastikan bahwa tempat-tempat keramat kuno, yang memiliki kuil El dan Baal (Betel, Sikhem, Dan, Tabon, Bersyeba, Hebron) tidak tunduk 100% kepada yahwisme

III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

Page 20: Kemenangan Yahwisme

Kemajuan Yahwisme terdapat juga proses asimilasi yang memiliki arti besar. Contoh, nama Baal dikenakan kepada Yahweh, misalnya: anggota keluarga Saul, Isybaal dan Mefibaal, Yerubaal.

Dalam Hakim-hakim 17-21 menggambarkan disamping ada agama resmi, terdapat juga agama rakyat

III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

2. Yahwisme Rakyat

Page 21: Kemenangan Yahwisme

Bentuk Yahwisme yang ketiga ini jarang nampak, tetapi ada contoh-contoh bahwa Isarel pada periode awal terdapat unsur kekerasan dengan maksud untuk mempertahankan tradisi Yahwistis dengan senjata dan memberantas gerakan yang berlawanan dengan Yahwisme

III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

3. Yahwisme Agresif

Page 22: Kemenangan Yahwisme

III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

Peran Lewi yang asli

Sejak semula kaum lewi merupakan pembela-pembela tradisi Yahwis, fungsi pembelaan itu dipertahankan sampai zaman kerajaan (I Raj 12:31)

Suku Lewi yang merangsang suku-suku Israel untuk bersama- sama menghukum suku Benyamin

Imam Pinehas yang merupakan kaum Lewi, bertindak menjatuhkan hukuman atas pelanggaran hukum (Bil 25:6)

Page 23: Kemenangan Yahwisme

III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan

Asal dan arti kata “Lewi”

“Lewi” ialah orang yang ada dalam ikatan perjanjian dengan Allah atau orang yang sudah memasrahkan diri kepada Allah

Maka pada periode Yahwistis, ada sekelompok orang yang mengabdikan diri secara total pada kultus Yahweh dan pendukung Musa yang penuh gairah

Kaum Lewi mula-mula merupakan suatu imamat kuno dikalangan Keni

Page 24: Kemenangan Yahwisme

• Kelompok Yahwisme yang militan, tidak agresif terhadap dunia luar, tetapi mengarahkan perhatian bagi kaum Israel itu sendiri• Mereka juga bersiap untuk mempertahankan diri terhadap perlawanan, dengan keyakinan bahwa dengan seperti itu sedang turut dalam “perang Yahweh”• “Perang suci” tercermin dalam kegiatan Israel sesudah keluar dari Padang Gurun• Praktik perang suci memang ada, walaupun tidak memainkan peranan penting (perang mealwan Amalek, Kel 17:8)• “Perang Yahweh” mula-mula dipakai sehubungan dengan perang mealwan Moab, ketika Israel akan memasuki Kanaan

Yahwisme yang agresif merupakan landasan “perang Yahweh”

Page 25: Kemenangan Yahwisme

Sebelum pertempuran, pejuang meminta orakulum Yahweh Para penyair melontarkan kutukan terhadap musuh Para pejuang dihibur dengan nyanyian kemenangan Yahweh (Hak 5:12) Senjata perang disucikan sebagai persiapan, dan para pejuang menyucikan diri dengan menghindarkan diri dari hubungan seksual(2 Sam 21:5) Yahweh sendiri mengawali barisan perang (Hak 14: 14; I Sam 4) Teriakan “ demi Yahweh dan demi pemimpin” diserukan (Hak 7:18), kemudian langsung bertempur Pada periode berikutnya, para pejuang menyanyikan lagu seperti dalam Maz 2 bersahut-sahutan Dalam suatu pertempuran yang sangat berbahaya, pejuang mengangkat sumpah, dan sehabis perang rampasannya diserahkan kepada Yahweh

Ciri-ciri Perang Yahweh:

Page 26: Kemenangan Yahwisme

Tidak semua perang dianggap suci, terdapat juga perang sekuler , yang bertujuan untuk merebut tanah (negeri, daerah) saja (I Sam 21:5) Perang dianggap suci apabila tujuan utamanya mencegah ancaman terhadap hidup bangsa Israel

Batas-batas perang Yahweh:

Page 27: Kemenangan Yahwisme

Hubungan Yahweh dan “perang Yahweh”

Kemenangan-kemenangan dalam perang suci disebut tsiqoth Yahweh, yaitu tindakan-tindakan Yahweh yang mengerjakan keadilan bagi umat-Nya. Peride padang gurun >>>>> Yahweh sebagai Allah pegunungan yang sorgawi dan dahsyat Bagi kelompok suku-suku yang tertindas >>>>> sebagai pembebas Mengikat suku-suku Isarel >>>>> Yahweh sebagai pembela Kuasa dan kesetiaan Yahweh pada masa kepicikan, sungguh meyakinkan. Pada periode ini, patung-patung kerub dipasang pada tabut. Konsep kerub diambil dari kebudayaan kanaani

Page 28: Kemenangan Yahwisme

IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan Yahwisme

Ciri-ciri El dialihkan kepada Yahweh. Disamping ciri-ciri yang diambil Yahweh dari dunia politik dan militer, ada sifat yang diambil-Nya dari El dan Baal Apabila mereka menerima Yahwisme, maka terjadi peleburan ciri “Allah nenek moyang”dan cirri El, sehingga Yahweh dapat menjadi Allah pencipta yang maha bijaksana dan dapt mengambil alih nama-nama El, Elohim dan Elyon. Pada akhir periode tersebut (perpindahan pola nomadis ke agraris), Yahwisme bertemu dengan mitologi Asia Barat Daya kuno. Israel belajar tentang naga-naga mitologis, tentang Lewitan (Yes 27:1) dan Rakhab, naga laut (yes 51:9; Maz 89:11; Am 9:3) Mitologi tersebut dikaitkan dengan nama Yahweh, sehingga Yahweh mengambil alih peran El sebgai Pembunuh naga dan Pencipta alam. Yahwisme mencapai ciri khasnya di tengah kesusastraan dan pandangan dunia yang lazim di Asia Barat daya kuno Yahwisme mengambil alih kebudayaan Asia barat Daya kuno, setelah terlebih dahulu membersihkannya dari segala anasir yang tidak sesuai dengan Yahwisme

Page 29: Kemenangan Yahwisme

IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan Yahwisme

Jarak antara Yahwisme dan Baalisme sangat jauh, sehingga pengarang-pengarang di Israel tidak perlu menggariskan dengan tegas perbedaan pandangan antara Baalisme dan Yahwisme. Cara terbaik untuk memprotes Baalisme ialah menjauh dari segala seluk beluknya Baalisme berpengaruh karena berkaitan dengan kemajuan sosial Kebiasan-kebiasaan Baalisme bertujuan untuk menyuburkan proses pertumbuhan serta mencegah bahaya-bahaya yang mengancam. Proses-prose Baalisme memuat unsur mantra, korban tuangan, korban-korban binatang, dan perbuatan simbolik dalam bidang seksual yang dianggap mutlak perlu supaya pertumbuhan tetap subur Jadi Baalisme dianggap faktor mutlak dalam lingkungan pertanian Kuatnya pengaruh Baalisme, sehingga tidak bisa diberantas sepanjang sejarah Israel

Page 30: Kemenangan Yahwisme

IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan Yahwisme

Akibat dari pertentangan dengan Baalisme itu ialah hukum-hukum seksual sangat diperketat di Israel (Im 18, 20) dan melarang wanita memainkan peranan dalam kultus resmi

Adanya qedosyoth atau pelacur-pelacur sakral (pelacur bakti) dalam Baalisme, mengakibatkan wanita dilarang memasuki bait Yahweh Cara untuk menolak Baalisme adalah dengan menolak kebiasaan- kebiasaannya yang tidak cocok dan dengan mengambil alih unsur-unsur Baalisme yang dapat disesuaikan dengan Yahwisme

Lambat laun Yahweh memperoleh berbagai gelar yang dulu dipakai El dan Baal, misalnya gelar “melekh” (raja), kemudian menjadi gelar Yahweh (Allah atas segala ilah di langit dan di bumi)

Page 31: Kemenangan Yahwisme

Konsep “istana kerajaan”

Yahweh menjadi pemenang dalam persaingan dengan El dan Baal, ilah-ilah lain menjadi hamba Yahweh Timbul konsep “istana kerajaan”, Yahweh penguasa mutlak ilah- ilah yang ada di sekitarnya Semua ilah-ilah Kanaani berdiri sendiri dengan nama dan tabiat sendiri, namun tidak diperkenankan mempunyai pendapat sendiri Pasukan-pasukan di sekitar Yahweh disebut “tsebaoth”, yaitu “pasukan-pasukan sorgawi”, pasukan tersbut kadang-kadang diidentikkan dengan bintang-bintang, dalam konteks lain digambarkan sebagai oknum-oknum rohani yang mondar-mandir di atas bumi atau di bawah bumi (kel 20:4)

Page 32: Kemenangan Yahwisme

V. Perkembangan Kultus

Keanekaragaman kultus disebabkan karena suku-suku Israel yang telah lebih dulu di Kanaan, telah mengadakan hubungan dengan kuil tertentu pada zaman para patriarkh, maka banyak upacara kuno yang terlanjur dipertahankan dan dikembangkan. Keanekaragaman ini menjadi sumber ketegangan yang terasa pengaruhnya sepanjang sejarah

Page 33: Kemenangan Yahwisme

V. Perkembangan Kultus

Hukum Kultis

Dasa titah ritual merupakan hukum kultis terkuno yang tersusun dalam periode sesudah agama Yahwis mulai berpengaruh (kel 34; 20:23; 23:12-23) Hukum tersebut untuk masyarakat agraris, hal ini tampak dari pengaturan masa raya, yaitu masa raya musim semi (awal dan akhir panen gandum), masa raya musim gugur, masa raya panen buah-buhan (kel 38:18, 21-23; 23:14-17) Masing-masing masa raya mengandung unsur persembahan buah sulung Hukum sebagai pembatasan pengaruh Kanaanisme

Page 34: Kemenangan Yahwisme

V. Perkembangan Kultus

Hukum Mezbah

Mezbah sebagai fokus ibadat Israel kuno. Mezbah dari tanah dan batu alam berasal dari periode transisi antara nomadisme dan praktik pertanian. Peringatan kepada kita, supaya jangan melebih-lebihkan peranan bait dalam ibadat pada awal perkembangan Yahwisme dan menyadri bahwa Yahweh dapat menyatakan diri di setiap tempat yang dipilihnya sendiri.

Page 35: Kemenangan Yahwisme

V. Perkembangan Kultus

Kuil-kuil/bait-bait Yahwis

Walaupun mula-mula Yahwisme tidak menggunakan kuil/bait, karena Yahweh lebih sering disembah pada mezbah di lapangan terbuka, tetapi beberapa kuil permanen segera muncul Sukar dipastikan apakah suku-suku di Israel tetap menggunakan kuil-kuil kanaani sesudah mereka menganut Yahwisme

Page 36: Kemenangan Yahwisme

Empat Jenis tempat Ibadat

1. Kapel-kapel pribadi Gideon dan Daud punya kapel pribadi/kapel keluarga Kapel pribadi mungkin sudah ada sejak zaman para patriarkh (Kej 31) dan dipertahankan sampai periode Yahwistis

2. Kuil-kuil kuno untuk ibadat El Kuil-kuil kuno yang dipakai oleh Israel sejak zaman Patriarkh dan dipakai bersama kaum Isarel dan kaum Kanaani, seperti, kuil di sikhem, Betel, Hebron, Bersyeba, Mahanaim (Pniel)

Page 37: Kemenangan Yahwisme

Empat Jenis tempat Ibadat

3. Bukit-bukit pengorbanan Bukit pengorbanan atau “bamoth” merupakan tempat ibadah terkemuka didesa-desa. Unsur khasnya yaitu pohon-pohon, sumur- sumur dan batu-batu keramat. Batu-batu tersebut didirikan sebagai “matseboth” atau lambang dewa. Pohon-pohon keramat menjadi tiang-tiang keramat atau “asyerim” lambang dari dewi. Tiang-tiang asyera menjadi simbol Dewi Astarte, karena itu unsur seksual begitu menonjol dalam ibadat di bamoth

4. Tempat-tempat ibadat Yahwis Didirikan oleh kaum Israel sendiri, bila mereka membuka desa baru, misalnya kuil di Gilgal. Kadang juga kaum Israel mendirikan tempat ibadat baru di atas puing-puing bekas kota kanaani, seperti di Silo dan mungkin juga di Nob

Page 38: Kemenangan Yahwisme

Tempat-tempat ibadat itu semakin berpengaruh, akhirnya tidak hanya menjadi pusat kultus, tetapi juga pusat hukum dan pengadilan

Kuil-kuil dengan sendirinya menjadi pusat kebudayaan dan keagamaan, pasukan perang berkumpul di kuil sebelum berperang, masyarakat berkumpul di kuil untuk memilih raja (I Sam 11:13)

Pejabat-pejabat yang melayani di kuil atau bait, ada para imam yang mengatur persembahan di atas mezbah, kaum Lewi yang membawakan orakulum. Sebagian besar nabi-nabi juga bernubuat di kuil

V. Perkembangan Kultus

Page 39: Kemenangan Yahwisme

• Kaum Nazir tidak termasuk pejabat dalam bait, tetapi mereka mengkhususkan diri bagi Yahweh

• Kitab Amos 2:11 menyebut seorang Nazir bersama dengan nabi,tergolong dalam kaum karismatis (Hak 13:25; 14:6;29; 15:14)

• Karya roh dalam kaum Nazir lebih dalam bentuk kepahlawanan dan pembebasan dari pada menyampaikan firman Allah

• Kemunculan kaum Nazir kemungkinan besar pada periode para hakim. Mereka dikhususkan untuk menjalankan perang suci dan membiarkan rambutnya panjang (Hak 5:1) dan tidak diperbolehkan minum anggur

VI. Kaum Nazir

Page 40: Kemenangan Yahwisme

• Kemungkinan kaum Nazir mengambil alih fungsi asli kaum Lewi, mengingat kaum Lewi menjadi pejabat resmi dalam kultus Israel

• Dengan berdirinya kerajaan, kaum Nazir kehilangan maknanya yang asli, yaitu sebagai ordo pahlawan dan pejuang karismatis. Di bawah kerajaan ada tentara sewaan yang menjadi inti tentara resmi

• Ciri kenaziran berubah, peranannya

terbatas pada bidang perorangan.

VI. Kaum Nazir

Page 41: Kemenangan Yahwisme

תודה 감사합니다

شكراThank You