Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Anemia adalah kondisi di mana
darah Anda memiliki jumlah sel darah
merah di bawah normal. Kurangnya sel
darah merah ini biasanya diindikasikan
oleh hitungan hemoglobin yang lebih
rendah dari normal.
Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:
Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
Darah menstruasi berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia.
Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin
Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
PKRS 01
RUMKIT TK. IV KESDAM JAYA CIJANTUNG Jl. Mahoni I, Cijantung II, Pasar Rebo,
Jakarta Timur
Tlp. (021) 8400535
Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi penyebab kekurangan tersebut.
Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima asupan suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi.
Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah menyembuhkan penyakitnya.
Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap orang, terlebih bagi wanita yang menstruasi atau sedang hamil.
Anda tidak memerlukan suplemen zat besi kecuali direkomendasikan dokter. Suplemen zat besi berdosis tinggi dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam.
Wanita hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran dokter, termasuk yang mengandung zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia.
Mengkonsumsi buah-buahan kaya vitamin C.
Berhati-hatilah dalam penggunaan aspirin, ibuprofen dan obat anti inflamasi karena dapat menyebabkan iritasi lambung.
APPENDIX
adalah organ berbentuk
tabung kecil dan tipis berukuran 5-10 cm yang
terhubung di usus besar (tempat tinja terbentuk).
Tidak ada yang tahu kenapa kita memiliki usus
buntu dan pengangkatannya pun tidak memengaruhi
kesehatan. Tetapi jika mengalami pembengkakan
dan peradangan, penyakit usus buntu atau
apendisitis dapat menyebabkan komplikasi serius.
Apendisitis merupakan penyakit yang umum dan
paling sering ditemukan pada kalangan muda yang
berusia 10-20 tahun. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa penyakit ini bisa menyerang
siapa saja.
Sakit perut yang mengindikasikan penyakit
ini biasanya berawal di perut bagian tengah. Pada
awalnya, rasa sakit itu datang dan pergi. Beberapa
jam kemudian, rasa sakit akan berpindah ke perut
kanan bawah (tempat usus buntu berada) lalu
bertambah parah dan terus terasa.
Rasa sakit juga akan bertambah parah saat
terjadi penekanan pada bagian itu atau saat Anda
batuk atau berjalan. Beberapa gejala lain yang dapat
menyertai sakit perut tersebut antara lain:
Kehilangan nafsu makan.
Pembengkakan pada perut.
Tidak bisa buang gas.
Mual dan muntah.
Konstipasi atau diare.
Demam.
Sakit saat buang air kecil.
Kram perut.
Penyakit usus buntu sering disangka sebagai
penyakit lain, seperti keracunan makanan, sindrom
iritasi usus yang parah, konstipasi biasa, dan infeksi
saluran kemih. Wanita muda juga sering mengira
gejala penyakit ini berhubungan dengan kandungan,
seperti kehamilan ektopik atau nyeri menstruasi.
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan
pasti sehingga pencegahannya juga belum
diketahui, tapi sebagian besar diperkirakan terjadi
akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus
buntu oleh:
Tinja.
Kelenjar getah bening yang bengkak dalam
dinding usus. Pembengkakan ini biasanya
berkembang setelah terjadi infeksi saluran
pernapasan atas.
PKRS 02
RUMKIT TK. IV KESDAM JAYA CIJANTUNG Jl. Mahoni I, Cijantung II, Pasar Rebo,
Jakarta Timur
Telp. (021)8400535
Diagnosis Penyakit Usus Buntu
Gejala-gejala yang identik dengan
peradangan usus buntu terkadang hanya ditemukan
pada sebagian penderita dan cenderung mirip
dengan penyakit lain sehingga sulit didiagnosis.
Letak usus buntu pada tiap orang yang bisa
berbeda-beda juga dapat mempersulit proses
diagnosis. Ada yang terletak di bagian lain, misalnya
pada panggul di belakang usus besar atau di
belakang hati.
Dokter biasanya akan menanyakan gejala-gejala
Anda sebelum mengadakan pemeriksaan-
pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi rasa
sakit pada perut. Bagian di sekitar usus
buntu (perut kanan bawah) akan ditekan
secara perlahan-lahan.
Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah
putih yang mengindikasikan adanya infeksi.
Tes urin untuk menghapus kemungkinan
adanya penyakit lain, misalnya infeksi
saluran kemih atau batu ginjal.
CT scan atau USG untuk memeriksa usus
buntu Anda bengkak atau tidak.
Pemeriksaan organ intim dan tes kehamilan
untuk wanita yang belum menopause untuk
menghapus kemungkinan adanya penyakit
yang berhubungan dengan organ
kewanitaan.
Pengobatan Penyakit Usus Buntu
Langkah pengobatan utama untuk penyakit
usus buntu adalah lewat operasi pengangkatan usus
buntu atau yang dikenal dengan istilah apendektomi.
Menjalani operasi jauh lebih aman daripada
menunggu hasil konfirmasi adanya peradangan
usus buntu karena risiko pecahnya usus buntu akan
bertambah. Usus buntu tidak memiliki fungsi yang
penting bagi tubuh manusia dan pengangkatannya
tidak akan menyebabkan masalah kesehatan jangka
panjang.
Sama seperti semua operasi, apendektomi
tetap memiliki risiko seperti terbentuknya infeksi luka
operasi serta pendarahan. Tetapi operasi ini
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan jarang
menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Ada dua jenis apendektomi yang dapat
dilakukan, yaitu operasi laparoskopi atau ‘lubang
kunci’ dan bedah sayatan terbuka. Keduanya
dilakukan dengan pembiusan total.
Operasi pengangkatan usus buntu lewat
‘lubang kunci’ (laparoskopi) lebih banyak dipilih,
terutama untuk pasien manula atau yang mengalami
obesitas. Laparoskopi hanya membutuhkan
beberapa sayatan kecil pada perut untuk
mengangkat usus buntu. Karena itu, masa
pemulihan pasien akan jauh lebih cepat. Pasien
biasanya akan diizinkan pulang setelah beberapa
hari atau bahkan 24 jam.
Tetapi tidak semua penderita usus buntu
dapat menjalani operasi laparoskopi, misalnya
karena usus buntu sudah pecah atau infeksinya
yang sudah menyebar. Jika ini terjadi, penderita
membutuhkan prosedur bedah sayatan terbuka
untuk mengangkat usus buntu sekaligus
membersihkan rongga perut.
Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas
normal dalam 2-3 minggu, tapi sebaiknya
menghindari aktivitas berat setidaknya selama 1,5-2
bulan setelah operasi.