4
Anemia adalah kondisi di mana darah Anda memiliki jumlah sel darah merah di bawah normal. Kurangnya sel darah merah ini biasanya diindikasikan oleh hitungan hemoglobin yang lebih rendah dari normal. Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh: Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Darah menstruasi berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus- menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12. Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah. PKRS 01 RUMKIT TK. IV KESDAM JAYA CIJANTUNG Jl. Mahoni I, Cijantung II, Pasar Rebo, Jakarta Timur Tlp. (021) 8400535

PKRS Anemia Penyakit tertentu 01rscijantung.com/wp-content/uploads/2019/06/leaflet-all_1.pdf · Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Anemia adalah kondisi di mana

darah Anda memiliki jumlah sel darah

merah di bawah normal. Kurangnya sel

darah merah ini biasanya diindikasikan

oleh hitungan hemoglobin yang lebih

rendah dari normal.

Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:

Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Darah menstruasi berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.

Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.

Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia.

Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin

Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.

Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.

PKRS 01

RUMKIT TK. IV KESDAM JAYA CIJANTUNG Jl. Mahoni I, Cijantung II, Pasar Rebo,

Jakarta Timur

Tlp. (021) 8400535

Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi penyebab kekurangan tersebut.

Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima asupan suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi.

Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah menyembuhkan penyakitnya.

Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap orang, terlebih bagi wanita yang menstruasi atau sedang hamil.

Anda tidak memerlukan suplemen zat besi kecuali direkomendasikan dokter. Suplemen zat besi berdosis tinggi dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam.

Wanita hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran dokter, termasuk yang mengandung zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia.

Mengkonsumsi buah-buahan kaya vitamin C.

Berhati-hatilah dalam penggunaan aspirin, ibuprofen dan obat anti inflamasi karena dapat menyebabkan iritasi lambung.

APPENDIX

adalah organ berbentuk

tabung kecil dan tipis berukuran 5-10 cm yang

terhubung di usus besar (tempat tinja terbentuk).

Tidak ada yang tahu kenapa kita memiliki usus

buntu dan pengangkatannya pun tidak memengaruhi

kesehatan. Tetapi jika mengalami pembengkakan

dan peradangan, penyakit usus buntu atau

apendisitis dapat menyebabkan komplikasi serius.

Apendisitis merupakan penyakit yang umum dan

paling sering ditemukan pada kalangan muda yang

berusia 10-20 tahun. Tetapi tidak menutup

kemungkinan bahwa penyakit ini bisa menyerang

siapa saja.

Sakit perut yang mengindikasikan penyakit

ini biasanya berawal di perut bagian tengah. Pada

awalnya, rasa sakit itu datang dan pergi. Beberapa

jam kemudian, rasa sakit akan berpindah ke perut

kanan bawah (tempat usus buntu berada) lalu

bertambah parah dan terus terasa.

Rasa sakit juga akan bertambah parah saat

terjadi penekanan pada bagian itu atau saat Anda

batuk atau berjalan. Beberapa gejala lain yang dapat

menyertai sakit perut tersebut antara lain:

Kehilangan nafsu makan.

Pembengkakan pada perut.

Tidak bisa buang gas.

Mual dan muntah.

Konstipasi atau diare.

Demam.

Sakit saat buang air kecil.

Kram perut.

Penyakit usus buntu sering disangka sebagai

penyakit lain, seperti keracunan makanan, sindrom

iritasi usus yang parah, konstipasi biasa, dan infeksi

saluran kemih. Wanita muda juga sering mengira

gejala penyakit ini berhubungan dengan kandungan,

seperti kehamilan ektopik atau nyeri menstruasi.

Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan

pasti sehingga pencegahannya juga belum

diketahui, tapi sebagian besar diperkirakan terjadi

akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus

buntu oleh:

Tinja.

Kelenjar getah bening yang bengkak dalam

dinding usus. Pembengkakan ini biasanya

berkembang setelah terjadi infeksi saluran

pernapasan atas.

PKRS 02

RUMKIT TK. IV KESDAM JAYA CIJANTUNG Jl. Mahoni I, Cijantung II, Pasar Rebo,

Jakarta Timur

Telp. (021)8400535

Diagnosis Penyakit Usus Buntu

Gejala-gejala yang identik dengan

peradangan usus buntu terkadang hanya ditemukan

pada sebagian penderita dan cenderung mirip

dengan penyakit lain sehingga sulit didiagnosis.

Letak usus buntu pada tiap orang yang bisa

berbeda-beda juga dapat mempersulit proses

diagnosis. Ada yang terletak di bagian lain, misalnya

pada panggul di belakang usus besar atau di

belakang hati.

Dokter biasanya akan menanyakan gejala-gejala

Anda sebelum mengadakan pemeriksaan-

pemeriksaan berikut:

Pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi rasa

sakit pada perut. Bagian di sekitar usus

buntu (perut kanan bawah) akan ditekan

secara perlahan-lahan.

Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah

putih yang mengindikasikan adanya infeksi.

Tes urin untuk menghapus kemungkinan

adanya penyakit lain, misalnya infeksi

saluran kemih atau batu ginjal.

CT scan atau USG untuk memeriksa usus

buntu Anda bengkak atau tidak.

Pemeriksaan organ intim dan tes kehamilan

untuk wanita yang belum menopause untuk

menghapus kemungkinan adanya penyakit

yang berhubungan dengan organ

kewanitaan.

Pengobatan Penyakit Usus Buntu

Langkah pengobatan utama untuk penyakit

usus buntu adalah lewat operasi pengangkatan usus

buntu atau yang dikenal dengan istilah apendektomi.

Menjalani operasi jauh lebih aman daripada

menunggu hasil konfirmasi adanya peradangan

usus buntu karena risiko pecahnya usus buntu akan

bertambah. Usus buntu tidak memiliki fungsi yang

penting bagi tubuh manusia dan pengangkatannya

tidak akan menyebabkan masalah kesehatan jangka

panjang.

Sama seperti semua operasi, apendektomi

tetap memiliki risiko seperti terbentuknya infeksi luka

operasi serta pendarahan. Tetapi operasi ini

memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan jarang

menyebabkan komplikasi jangka panjang.

Ada dua jenis apendektomi yang dapat

dilakukan, yaitu operasi laparoskopi atau ‘lubang

kunci’ dan bedah sayatan terbuka. Keduanya

dilakukan dengan pembiusan total.

Operasi pengangkatan usus buntu lewat

‘lubang kunci’ (laparoskopi) lebih banyak dipilih,

terutama untuk pasien manula atau yang mengalami

obesitas. Laparoskopi hanya membutuhkan

beberapa sayatan kecil pada perut untuk

mengangkat usus buntu. Karena itu, masa

pemulihan pasien akan jauh lebih cepat. Pasien

biasanya akan diizinkan pulang setelah beberapa

hari atau bahkan 24 jam.

Tetapi tidak semua penderita usus buntu

dapat menjalani operasi laparoskopi, misalnya

karena usus buntu sudah pecah atau infeksinya

yang sudah menyebar. Jika ini terjadi, penderita

membutuhkan prosedur bedah sayatan terbuka

untuk mengangkat usus buntu sekaligus

membersihkan rongga perut.

Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas

normal dalam 2-3 minggu, tapi sebaiknya

menghindari aktivitas berat setidaknya selama 1,5-2

bulan setelah operasi.