24
` PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Nugget Juramba ( Jamur Ayam Bayam Wortel ) ,Solusi Cerdas untuk Anak Tidak Suka Sayur BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN (PKMK) Diusulkan Oleh: Bangkit Nur Ardiansah ( 0931410027) Abdurrahman Hadromi (0931410021) Aditya Wahyu Perdana (0931410026)

Pkm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaa

Citation preview

Page 1: Pkm

`

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Nugget Juramba ( Jamur Ayam Bayam Wortel ) ,Solusi Cerdas untuk Anak

Tidak Suka Sayur

BIDANG KEGIATAN

PKM KEWIRAUSAHAAN (PKMK)

Diusulkan Oleh:

Bangkit Nur Ardiansah ( 0931410027)

Abdurrahman Hadromi (0931410021)

Aditya Wahyu Perdana (0931410026)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

KOTA MALANG

2009

Page 2: Pkm

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Nugget Juramba ( Jamur Ayam Bayam

Wortel ) ,Solusi Cerdas untuk Anak Tidak Suka Sayur

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP (√ ) PKMK ( ) PKMT ( ) PKMM

3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi & Rekayasa ( ) S. Ekonomi ( ) PKMM

4. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Bangkit Nur Ardiansahb. NIM : 0931410027c. Jurusan : Teknik Kimiad. Universitas : Politeknik Negeri Malange. Alamat : Jl. Kauman No 162 Kebon Agung,Malangf. TTl : Malang,20 Mei 1991g. Telp : 085755110669h. Email : [email protected]

5. Anggota Pelaksana : 3 Orang6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap : Ir. Sri Rulianah, MPb. NIP : 19630211 198803 2001

7. Biaya Kegiatan Totala. DIKTI : Rp. b. Sumber Lain : Rp –

8. Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Malang, 22 Juli 2009Menyetujui,Ketua Jurusan Teknik Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan,

Ir. Dwina Moentamaria, MT Bangkit Nur Ardiansah NIP. 19610220 198902 2 001 NIM. 0931410027

Pembantu Direktur III Dosen Pembimbing

Drs. Mohamad Wahdi, M.AB Ir. Sri Rulianah, MP NIP.19620801 198811 1 001 NIP. 19630211 198803 2

Page 3: Pkm

A. Judul Program

Bioetanol Buah Maja,Alternative Pengganti Bahan Bakar FosilB. Latar Belakang Masalah

Pada jaman sekarang kebutuhan akan bahan bakar alternatif

pengganti bahan bakar fosil sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan bahan

bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui dan kebutuhan akan bahan bakar

itu sendiri yang semakin meningkat bersamaan berkembang pesatnya

teknologi dan perkembangan penduduk yang sulit dikendalikan.

Hal ini lah yang menyebabkan kebutuhan bahan bakar alternatif

perlu dikembangkan. Salah satu contoh dari bahan elternatif ini adalah

bioetanol yang dapat dihasilkan dari buah-buahan dan tanaman.

Pada dasarnya buah-buahan adalah cadangan makanan dari

tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat. Karbohidarat

merupakan gabungan monomer-monomer glukosa dimana glukossa ini lah

yang dapat dirubah menjadi bioetanol dengan bantuan bakteri

Saccharomyces Cerevisae.

Buah maja adalah buah yang mempunyai rasa pahit dan jarang

sekali dimanfaatkan oleh pemiliknya. Padahal buah maja memiliki

kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Dalam penanamannya sendiri

tanaman ini juga tidak terlalu sulit. Di samping itu buah maja memiliki

ukuran yang besar, sehingga akan sayang sekali apabila kandungan dari

buah ini tidak dimanfaatkan secara optimal.

Di samping pembuatan etanol dari buah maja ini dapat digunakan

sebagai pengganti bahan bakar fosil,juga dapat untuk meningkatkan nilai

produksi buah maja di masyarakat.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh berbagai macam penambahan nutrisi bagi

Saccharomyces Cerevisae terhadap etanol yang dihasilkan ?

Page 4: Pkm

2. Bagaimana pengaruh waktu terhadap etanol yang dihasilkan dari buah

maja ?

D.Tujuan Program

Tujuan dari program PKM ini adalah :

Dapat meningkatkan nilai produksi dari buah maja

Dapat menemukan bahan bakar alternative pengganti bahan bakar

pengganti fosil

Dapat mengetahui kebutuhan nutrisi bagi Saccharomyces Cerevisae

agar mendapatkan nilai konversi yang cukup tinggi

Dapat mengetahui waktu maksimal dalam pembuatan bioetanol

E. Luaran yang diharapkan

Dapat menghasilkan etanol dalam skala kecil sebagai bahan bakar

alternative pengganti bahan bakar fosil

F. Kegunaan Program

Manfaat untuk masyarakat

Dapat memanfaatkan buah maja sebagai bahan pembuatan bioetanol

Manfaat untuk dunia pendidikan

Sebagai wadah untuk menerapkan ilmu dan teknologi yang diperoleh,

dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa serta dapat sebagai

pembelajaran mahasiswa dalam pembuatan bioetanol

Manfaat untuk pemerintah

Membantu pemerintah dalam mencari solusi bahan bakar alternatif

pengganti bahan bakar fosil

G. Tinjauan pustaka

Maja ( Aegle marmelos (L.) Corr) merupakan  tanaman  tahunan

dengan tinggi sekitar 10-15 meter. Pohon Maja memiliki batang berkayu,

bulat, bercabang, berduri, berwarna putih kekuningan. Daun tersebar pada

batang muda, lonjong, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi atau

berlekuk, panjang 4-13,5 cm, lebar 2-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga

majemuk, bentuk malai, panjang 1-1,5 cm, berwarna putih. Buah bentuk

bola, diameter 5-12 cm, berdaging, berwarna cokelat. Bijinya pipih

Page 5: Pkm

berwarna hitam (http://www.idionline.org/_05_infodk_ obattrad11.htm,

diakses 19 Agustus 2007)

Pohon Maja tumbuh liar hutan kering (dry forest ) seperti di  bukit dan

dataran  disebelah tengah dan selatan negara India dan Myanmar, Pakistan

Bangladesh. Pohon ini juga terdapat di Srilanka dan Malaya utara, serta

area Pulau Jawa yang lebih kering. Tanaman Maja ini juga dapat tumbuh

di lingkungan yang keras seperti suhu yang ekstrem, misalnya dari 49°C

pada musim keinarau sampai -7°C pada musim dingin di Punjab (India).

Bagian dari pohon Maja yang dapat digunakan adalah buah Maja (Aeglis

marmelosi Fructus), daun Maja(Aeglis marmelosi Folium), kulit kayu, dan

akar Maja(Aeglis marmelosi Radix).

.Buah Maja adalah buah-buahan jenis subtropis yang hidup di

ketinggian 4,000 ft ( 1,200 m)  temperatur naik untuk 120º F ( 48.89º C)

keteduhan di musim panas dan turun untuk 20º F (- 6.67º C) di musim

dingin.Buah ini tidak terlalu populer di masyarakat karena memiliki rasa

pahit, sehingga jarang ditemui di pasar-pasar tradisional maupun toko-toko

yang menjual buah-buahan. Bahkan,   Buah Maja juga dijadikan legenda

cerita tentang asal muasal nama Kerajaan Majapahit. Kandungan Kimia

yang terdapat dalam buah Maja adalah Marmelosin, minyak atsiri, pektin,

tanin, vitamin C, gula dan zat pati seperti yang dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel G.1. Komposisi setiap 100 g bagian buah yang dapat dimakan

Water 54.96-61.5 g

Protein 1.8-2.62 g

Fat 0.2-0.39 g

Carbohydrates 28.11-31.8 g

Ash 1.04-1.7 g

Carotene 55 mg

Thiamine 0.13 mg

Riboflavin 1.19 mg

Niacin 1.1 mg

Page 6: Pkm

Ascorbic Acid 8-60 mg

Tartaric Acid 2.11 mg

Sriyono

pkp / 0610450027

BUAH MAJA

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Upakelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Aegle

Spesies : A. Marmelos

Nama binomial: Aegle marmelos Gambar G.1. buah maja

Kandungan Daging buah maja halus, kuning atau oranye, harum

sekali dan enak rasanya. Bagian yang dapat dimakan (daging buahnya)

sebanyak 56-77% dari keseluruhan buah; untuk setiap 100 gram berisi:

61,5 g air, 1,8 g protein, 0,39 g lemak, 31,8 g karbohidrat, 1,7 g abu, 55

mg karotena, 0,13 mg tiamin, 1,19 mg riboflavin, 1,1 mg niasin, dan 8 mg

vitamin C. Buah maja mengandung banyak tanin (kulit buahnya mencapai

20% tanin). Marmelosina (C13H12O3), rninyak yang miadah rnenguap,

limonena, alkaloid, kumarin dan steroid juga dijumpai pada berbagai

bagian dari pohon maja ini. Botani Pohon maja berukuran kecil dan mudah

luruh daunnya, tingginya 10-15 m, pangkal barangnya berdiameter 25-50

cm. Cabang-cabang tuanya berduri; durinya tunggal atau berpasangan,

panjangnya 1-2 cm. Daunnya berseling, beranak daun tiga-tiga; tangkai

daunnya 2-4 cm panjangnya, tangkai daun lateral mencapai 3 mm, tangkai

Page 7: Pkm

daun terminal sampai 15 mm; anak daun lateral bundar telur (ovate)

sampai Prong (elliptic), mencapai 7 cm x 4,2 cm, anak daun terminal

bundar telur sungsang (obovate) mencapai ukuran 7,5 cm x 4,8 cm,

berbintik bintik kelenjar kecil-kecil tetapi rapat. Perbungaannya berbentuk

tandan di ketiak, panjangnya 4-5 cm, bunga-bunganya bergerombol

dengan kelopaknya bersegi tiga melebar, panjangnya 1,5 mm; daun

mahkotanya lonjong-bundar telur sungsang, 14 mm x 8 mm, kehijau-

hijauan sampai putih; benang sarinya 35-45 lembar, putih, tangkai sarinya

4-7 mm panjangnya; bakal buahnya 8 mm x 4 mm, tangkainya sangat

pendek. Buahnya berupa buah buni yang agak bulat, diameternya 5-12,5

cm, seringkali bertempurung mengayu yang keras, bersegmen 8-i6(-20),

berbiji 6-10 butir, berada di dalam daging buah yang jernih, lengket dan

dapat dimakan. Bijinya terbungkus oleh bulu-bulu seperti wol, berada di

dalam kantung yang berlendir lengket, yang akan mengeras jika

dikeringkan, kulit bijinya putih.

Manfaat

Buah maja yang matang dapat dimakan langsung atau dibuat

serbat, sirop, 'marmalade' dan nektar buah. Lendir yang ada di sekitar biji

pada buah mentah dapat digunakan sebagai perekat untuk keperluan rumah

tangga. Ekstrak daun dan buah mudanya di Jawa digunakan sebagai ganja

tiruan. Di Jawa, buah yang hampir matang diiris-iris, dikeringkan dan

digunakan sebagai obat disentri kronis, diare, dan sembelit. Ekstrak buah

matang juga digunakan untuk obat bengkak dubur. Kulit buah mentah

dapat digunakan sebagai cat kuning dan sebagai agen tanin. Di Indo-Cina,

kulit batang dan daun maja digunakan sebagai obat demam yang hilang-

timbul, tetapi di Sulawesi, kulit batang ini digunakan untuk meracun ikan.

Di Jawa, daun muda maja digunakan sebagai lalap, walaupun konon daun

muda ini dapat menyebabkan keguguran dan kemandulan pada wanita;

dicampur dengan daun sirih dan kapur, daun maja dapat digosok gosokkan

ke kulit yang gatal, dan digunakan sebagai tapel untuk luka. Di Madura,

cairan daun maja digunakan sebagai obat penyakit mulut dan kuku pa.da

ternak. Akar maja digunakan sebagai obat penenang debaran jantung,

Page 8: Pkm

gangguan pencernaan, dan bengkak lambung. Kayu maja cocok untuk

membuat perkakas kecil-kecilan, seperti gagang keris.

Syarat Tumbuh

Maja adalah pohon yang bandel, tetapi mudah luruh daunnya,

berasal dari daerah subtropik. Tanaman ini tumbuh dalam kondisi

lingkungan yang keras, seperti suhu yang ekstrem, misalnya dari 49°C

pada musim keinarau sampai -7°C pada musim dingin di Punjab (India),

pada ketinggian tempat mencapai 1.200 m dpl. Di Asia Tenggara, maja

hanya 'dapat berbunga dan berbuah dengan baik jika ada musim kering

yang kentara, dan tidak biasa dijumpai di atas 500 m dpl. Pohon maja

tumbuh di lahan berawa, juga di tanah yang kering, dan toleran terhadap

alkalinitas.

Pedoman Budidaya

Maja umumnya diperbanyak dengan benih; semainya ditanam di

lapangan setelah berumur 1 tahun, dengan jarak tanam 6-9 m. Tanaman ini

dapat juga diperbanyak secara vegetatif dengan tunas akar (root suckers),

atau dengan pertunasan (budding), juga dienten pada semai jenis Aegle

lain dan pada Swinglea glutinora (Blanco) Merr. Tanaman ini yang

diperbanyak secara vegetatif akan berbuah setelah berumur 5 tahun, dan

dapat berbuah lebat sampai berumur 15 tahun. Buahnya akan matang pada

musim kering setelah sebagian besar daunnya rontok dalam

mengantisipasi munculnya bunga pada musim berikutnya.

Persapan Bahan Baku

Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai

tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal

Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang

menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan

gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya.

Persiapan bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi

secara umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:

Page 9: Pkm

- Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula-

Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan

susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik-

Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses

pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi

(Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta panas (enzim

hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung terhadap supplier

untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan.

Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut:

- Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur-

Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim. Penambahan

enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat. Pemanasan

bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, dimana tepung-tepung yang bebas

akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan

kenaikan suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan

struktur tepung secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses

Liquefaction selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang

diproses menjadi lebih cair seperti sup. Tahap sakarifikasi (pemecahan

gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai

berikut:

- Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja

- Pengaturan pH optimum enzim

- Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat

- Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai

proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula

sederhana yang dihasilkan)

Fermentasi

Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah

menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses

selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi

(yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum.

Page 10: Pkm

Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.

Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan

didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan

ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu

keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi

haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.

Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan

etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut dengan cairan

beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena

kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.

Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun

sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk

menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.

Distilasi

Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar

adalah air dan etanol).Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air

adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu

rentang 78 – 100 C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap,

dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan

konsentrasi 95 % volume. Prosentase Penggunaan Energy

H. Metode Pelaksanaan

n 10%

Susu skim

Stater Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus

Pasteurisasi 90oC,selama 15 mnt

Didingnkan sampai 43oC

Fresh milk

Page 11: Pkm

I. Jadwal Kegiatan Program

Jenis Kegiatan

Bulan

I II III IV V

Study Literatur          

Perencanaan pmuatan

produk          

Pelaksanaan pembuatan

produk          

Analisa produk          

Pembuatan Laporan          

J. Biaya

Penanaman inokulum

Inkubasi inokulum

Master yoghurt

Penanaman inokulum pada susu

sapi

Inkubasi 27oC,selama 18 jam pada suhu

kamar

Pengaringan dgn oven, suhun 45-50oC,8-10

jam

Penambahan emulsifier

Susu sapi

Page 12: Pkm

Perhitungan biaya yang tertera dalam perhitungan ini merupakan

perhitungan yang dipergunakan selama produksi.

1. Bahan habis pakai

Jenis Bahan Biaya satuan Kebutuhan Jumlah

Bahan habis pakai :

1. Susu sapi

2. Starter yoghurt

3. Susu skim

4. Gula

5. Flavor

6. Tween 80

7. casein

8. dextrin

Rp 6.000/L

Rp 120.000/L

Rp 16.000/ons

Rp 9.000/kg

Rp 17.000/botol

Rp. 2000/gr

Rp 1300/gr

Rp 1000/gr

10L

1 L

1kg

1kg

1 botol

15 gr

20gr

1000gr

Rp 60.000,00

Rp 120.000,00

Rp 16.000,00

Rp 9.000,00

Rp 17.000,00

Rp. 30.000,00

Rp 26.000,00

Rp 1.000.000,00

TOTAL Rp 1.278.000,00

2. Peralatan Penunjang PKM

Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah

1. Kulkas Rp. 2.000.000,00 1 Rp. 2.000.000,00

2. Blender Rp. 250.000,00 1 Rp. 250.000,00

3.Komporgas dan elpiji Rp. 450.000,00 1 Rp. 450.000,00

4. Timbangan Rp. 100.000,00 1 Rp. 100.000,00

5. Thermometer Rp. 18.000,00 1 Rp. 18.000,00

6. Tapperwear Rp. 30.000,00 2 Rp. 60.000,00

7. Pengaduk Rp. 6.000,00 3 Rp. 18.000,00

Page 13: Pkm

8. Panci Rp. 50.000,00 3 Rp. 150.000,00

9. Ice box Rp. 15.000,00 10 Rp. 150.000,00

10. Saringan Rp. 10.000,00 2 Rp. 20.000,00

11. Air Rp. 50.000,00 1 Rp. 50.000,00

12. Listrik Rp. 50.000,00 1 Rp. 50.000,00

13. Baskom Rp. 20.000,00 2 Rp. 40.000,00

Total Rp. 2.856.000,00

3.Lain - lain

Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah

1. Gaji tenaga kerja Rp. 500.000,00/bln 3 Rp. 1.500.000,00

2. Sewa tempat Rp. 700.000,00/bln Rp. 700.000,00

3. Publikasi Rp. 400.000,00 Rp. 400.000,00

4.Pembuatan kuisioner Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00

5. Pembuatan Laporan Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00

6.Fotokopi dan penjilidan Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00

7. Sewa vacuum drying Rp. 1.500,00 10jam Rp. 15.000,00

Total Rp 2.965.000,00

Rekapitulasi Biaya Keseluruhan:

Jenis Jumlah

1. Bahan habis pakai Rp. 1.278.000,00

2. Peralatan penunjang Rp. 2.856.000,00

3. Lain-lain Rp. 2.965.000,00

Total Rp. 7.099.000,00

K. Daftar Pustaka

Rulianah sri, 2002, “Petunjuk Praktikum Teknologi Bioproses”, Jurusan

Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang, Malang.

www.google.com \yoghurt_files\navbar.htm

Page 14: Pkm

Legowo, A. M. 2002. Peranan Yoghurt sebagai Makanan Fungsional.

Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. 27: 142 – 150.

Gultom, Ronald. Mengenal Yoghurt, sejarah dan khasiatnya. November

10, 2005. URL : http://www.kesehatan.com/news/htm. Maret 13 , 2008.

Wahyudi, Marman. Proses Pembuatan dan Analisis Mutu Yoghurt. Vol.

11 No. 1, 2006.

Rulianah Sri,2001,” Pengaruh waktu inkubasi dengan jumlah stater pada

proses pembuatan yoghurt”,Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri

Malang

Rulinah Sri ,2002, ” Pengaruh suhu inkubasi terhadap waktu pada

pembuatan yoghurt susu kedelai”, Jurusan Teknik Kimia Politeknik

Negeri Malang

Dewan Standardisasi Nasional. 1992. SNI Yoghurt (SNI 01-2981-

1992.1992). Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta

L. Lampiran

Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Pelaksana :

b. NIM : 0731410066

c. Fakultas/Program Study :Jurusan Teknik Kimia/Teknik Kimia

d. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

f. Alamat : Jl. Joyo raharjo gang II/249

g. Telp : 085649560263

h. TTL : kediri, 6 april 1989

i. Email : [email protected]

Page 15: Pkm

2. Anggota Pelaksana I

a. Nama Pelaksana : Siti Alfiyatus Saadah

b. NIM : 0731410078

c. Fakultas/Program Study :Jurusan Teknik Kimia/Teknik Kimia

d. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

f. Telp :085230525955

3. Anggota Pelaksana II

a. Nama Pelaksana : Ratna Kusuma Rosyita

b. NIM : 0731410009

c. Fakultas/Program Study : Jurusan Teknik Kimia/Teknik

Kimia

d. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

f. Telp : 085655154649

4. Anggota Pelaksana III

a. Nama Pelaksana : Wahyu Rina K

b. NIM : 0831410042

c. Fakultas/Program Study : Jurusan Teknik Kimia/Teknik

Kimia

d. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

f. Telp : 085755343202

5. Anggota Pelaksana III

a. Nama Pelaksana : Danicka Aprilia

b. NIM : 0831410054

c. Fakultas/Program Study : Jurusan Teknik Kimia/Teknik

Kimia

d. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu

f. Telp : 085755523439

Page 16: Pkm

M. Nama dan Biodata Dosen Pembimbing

1. Nama Lengkap : Ir.Sri Rulianah

2. NIP : 19630211 198803 2001

3. Golongan Pangkat : IIID

4. Jabatan Fungsional :

5. Jabatan Struktural : -

6. Fakultas/Program Study : Teknik Kimia

7. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Malang

8. Bidang Keahlian :

9. Waktu untuk Kegiatan PKM : 5 jam/minggu

10. Telp : 0812313981