PKM sketeng 22222222222y7ti

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II ANALISA SITUASI A. Gambaran Umum UPT Puskesmas Kecamatan Sumbawa 1. Keadaan Geografis Secara administratif wilayah kerja UPT Puskesmas Unit I Kecamatan Sumbawa terletak di Kecamatan Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan batas wilayah : Sebalah utara Sebelah Selatan Sebalah Barat Sebelah Timur : : : : Labuhan Badas Kecamatan Unter Iwes Kecamatan Unter Iwes Kecamatan Moyo Utara / Moyo Hilir

Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Unit I Kec. Sumbawa Tahun 2011Lab. Badas

U

Bugis

Pekat Unter Iwes Br Bara Seketen g Samapuin

Moyo Hilir

Unter Iwes

UPT Puskesmas Kecamatan Sumbawa merupakan puskesmas rawat jalan yang mempunyai wilayah kerja seluas 25.78 km dengan pembagian wilayah kerja : Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kec.Sumbawa Tahun 2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. Kelurahan Seketeng Pekat Brang Bara Samapuin Bugis Total Sumber : Program kerja Tata Usaha Wilayah kerja UPT Puskesmas Unit I Kecamatan Sumbawa merupakan daerah beriklim tropis dengan kisaran suhu rata-rata 26,9 C dan kelembaban udara rata-rata 76 %. Sebagaian besar merupakan tegalan (kebun), kemudian berupa tanah sawah, pekarangan dan tadah hujan. 2. Data Kependudukan dan Sara 1. Jumlah Penduduk 2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Data Sarana Pendidikan Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Unit I Kecamatan Sumbawa adalah sebagai berikut : : 32.911 Jiwa : 15959/16952 L/P Luas (Km) 8,00 2,30 2,40 11,08 2,00 25.78

Tabel 3.2 Data Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Unit I Kecamatan Sumbawa Tahun 2011 No. PENDIDIKAN JUMLAH 1. 2. 3. 4. 5. TK / RA SD / MI SMP / MTs. SMA / MA D III / PT TOTAL Sumber : Program kerja Tata Usaha Sarana ibadah yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Unit I Kecamatan Sumbawa adalah sebagai berikut : Tabel. 4.2 Data Sarana Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Seketeng tahun 2011 SARANA IBADAH JUMLAH No. 1. 2. 3. 4. Mesjid/Mushollah Gereja Wihara Pura TOTAL Sumber : Program kerja Tata Usaha 10 / 21 2 1 34 10 18 4 5 37

a. Tenaga Puskesmas Tabel . 5.2 Tenaga Kesehatan UPT Puskesmas Kecamatan Sumbawa Tahun 2011No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Jenis Pekerjaan Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Kesehatan Masyarakat Bidan Perawat Perawat Gigi Sanitarian Petugas gizi Asisten Apoteker Analis laboratorium Juru imunisasi Tenaga administrasi Sopir Lain-lain ( Sukarela ) Jumlah (orang) 1 1 1 11 9 1 2 1 2 2 1 7 1 27 67

TOTAL

Sumber : Program kerja Tata Usaha b. Sarana Puskesmas Tabel. 5.2 Sarana UPT Puskesmas Unit I Kec.Sumbawa Tahun 2011No 1 2 3 4 5 SARANA Puskesmas Pustu Poskesdes Puskel Sepeda Motor 8 JUMLAH 1 2 1 4 (baik) 1 (Rusak berat)

TOTAL

Sumber : Program kerja Tata Usaha

c. Data Peran Serta Masyarakat Tabel. 6.2 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Unit I Kecamatan No JENIS PERAN JUMLAH1 2 3 4 Kader posyandu Guru UKS Kader Lansia Klompok lansia Posyandu 190 37 14 (Belum Dilatih) 7 a.Pratama : b. 35 5 Madya :

c.Purnama : 3 d. Mandiri : Jumlah = 38

6

Panti Asuhan

1

Sumber : Program kerja Tata Usaha

B. Laporan Data 10 Penyakit Dan Obat Terbanyak di UPT Puskesmas Unit 1 Kecamatan Sumbawadata 10 (sepuluh) penyakit terbanyak Tabel. 7.2 Data 10 (sepuluh) penyakit terbanyak yang ada di UPT puskesmas kecamatan sumbawa pada bulan Juli, Agustus, September tahun 2011 adalah sebagai berikut No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. JENIS PENYAKIT Penyakit lainnya Infeks akut lain pada saluran pernapasan bagian atas Penyakit lain pada bagian perbapasan bagian atas Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat Penyakit kulit infeksi Penyakit kulit alergi Penyakit tekanan darah tinggi Gingivitas dan penyakit priodontal Kecelakaan dan ruda paksa Penyakit kulit karena jamur TOTAL Sumber : Tatausaha UPT Puskesmas Unit 1 Kecamatan Sumbawa Data 10 (sepuluh) obat terbanyak yang terpakai Tabel. 8.2 Data 10 (sepuluh) obat terbanyak yang ada di UPT puskesmas kecamatan sumbawa pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : Nama Obat Juli Agustus September No 1. 2. 3. 4. AMOXISILIN 500mg AAMBROXOL ANTASIDA DOEN ASAM MAFENAMAT 500mg CAPTOPRIL 25mg DEXAMETASON GG KALSIUM LAKTAT PARACETAMOL 8340 1871 5380 5726 852 6020 7337 1432 5919 6850 2305 4193 3668 845 4243 4619 1366 7647 9204 7615 1355 4793 4343 831 4551 5179 1748 7456 9061 KODE 22 1302 1303 21 2001 2002 12 1503 1901 2003 JUMLAH 7.968 6.896 6.248 3.349 3.231 2.591 1.255 1.084 1.040 263 33.931

5. 6. 7. 8. 9. 1 S.F 9075 0. Sumber : Apotek UPT Puskesmas Unit 1 Kecamatan Sumbawa

C. Laporan GIZI Perbaikan Gizi Masyarakat Salah satu indikator perkembangan dan kemajuan daerah adalah keadaan gizi masyarakat. Sebagai daerah yang berkembang, maka Kab. Sumbawa harus mengadakan upayah perbaikan gizi dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber pangan yang tersedia dan meningkatkan mutu bahan pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi secara aman. 1. Balita Naik Berat Badannya (N/D) Tingkat keberhasilan program dilihat dari jumlah balita yang naik berat badannya mengikuti pita warna pada grafik pertumbuhan yang ada di KMS. Adapun cakupan N/D Puskesmas Unit I Sumbawa dari Juli s/d September 2011, balita naik berat badannya di puskesmas Unit I Sumbawa Kabupaten Sumbawa untuk bulan Juli 766 orang, Agustus 841 orang, dan September 880, sedangkan jumlah balita yang ditimbang adalah juli 1.227 orang, agustus 1.400 orang, september 1.465 orang. Sedangkan target puskesmas Unit I Sumbawa untuk balita Naik Berat Badannya (N/D) adalah 70 %. (Program Gizi PKM Sumbawa 2011) Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kurangnya ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga karena faktor ekonomi, pola asuhan gizi yang salah disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya sanitasi lingkungan sehingga anak mudah terserang penyakit dan pertumbuhan berat badan anak belum mencapai standar pita pertumbuhan pada KMS. 2. Balita Bawah Garis Merah

Balita Bawah Garis Merah (BGM) merupakan balita yang berat badannya kurang dari normal, dimana balita BGM, balita yang kurang mendapatkan perhatian khusus/ perawatan yang baik, dan kurang mendapatkan cakupan nutrisi dari orang tuanya. Jumlah Balita BGM dari Juli s/d September tahun 2011 di Puskesmas Unit I Sumbawa yakni 1,9 % orang balita. Cangkupan pencapaian target dari puskesmas yakni untuk bulan juli 0,65%, agustus 0,64%, september 0,61% Ini berarti Puskesmas sudah mencapai target, dan tidak merupakan masalah karena target sudah tercapai. 3. Cakupan bayi (6-11 bulan)mandapat kapsul vitamin A 2x/ Tahun Tujuan kegiatan distribusi Kapsul Vitamin A adalah mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita melalui distribusi kapsul A oleh kader posyandu setiap bulan Februari dan agustus dengan dosis pemberian untuk bayi umur 0-11 bulan diberikan 1 kapsul biru (100.00 IU). Pemberian cakupan vitamin A pada bayi yang berumur 0-11 bulan dari februari dan agustus tahun 2011 telah mencapai target yaitu dengan pencapaian target 100% dari target Kabupaten Sumbawa untuk 1 tahun adalah 80% dengan jumlah bayi 488. (Program Gizi PKM Unit I Sumbawa, 2011). 4. Cakupan balita (1-5 tahun) mendapat Kapsul Vitamin A 2x/ Tahun Tujuan kegiatan distribusi Kapsul Vitamin A adalah mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita melalui

distribusi kapsul vitamin A oleh kader posyandu setiap bulan Februari dan Agustus dengan dosis pemberian 1 kapsul merah (200.000 IU). Pemberian cakupan vitamin A pada balita yang berumur 1-5 tahun untuk tahun 2011 telah mencapai target yaitu dengan pencapaian target 96,97% dari target Kabupaten Sumbawa untuk 1 tahun 96,97% denan jumlah balita 2412. ( program Gizi PKM Unit I Sumbawa 2011). 5. Cakupan Ibu Hamil Mendapat 30 Tablet Fe1 Tujuan kegiatan distribusi tablet Fe adalah mencegah dan menurunkan prevalensi anamia pada ibu hamil dan nifas. Kegiatan distribusi tablet Fe dilakukan oleh bidan saat pemeriksaan kehamilan diposyandu, polindes maupun puskesmas serta saat kunjungan rumah bagi ibu nifas. Jumlah ibu hamil mencapai 967 orang, dari Juli-September 2011 ibu hamil yang mendapat tablet Fe sebanyak 230 cakupan pencapaian target yang telah dicapai pada bulan Juli 7,86%, Agustus 11,79%, September 15,35%. Sedangkan target dari Kabupaten Sumbawa untuk 1 tahun 74%. 6. Ibu Hamil Mendapat 90 Tablet Fe3 Tujuan kegiatan distribusi Tablet Fe adalah mencegah dan menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil dan ibu nifas. Kegiatan distribusi tablet fe dilakukan oleh bidan saat pemeriksaan kehamilan diposyandu, polindes maupun puskesmas serta saat kunjungan rumah bagi ibu nifas. Jumlah ibu hamil mencapai 967 orang, dari Juli-September tahun 2011 ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 sebanyak 184 cakupan pencapaian target yang

telah dicapai pada bulan juli 6,10% , Agustus 7,14% , september 5,80%. Sedangkan target dari Kabupaten Sumbawa untuk 1 tahun yakni 74%. 7. Ibu Nifas Mendapat Vit. A Tujuan kegiatan distribusi Kapsul vit.A adalah mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada ibu nifas. Jumlah ibu nifas yang ada 947 orang, dan yang mendapat vitamin A sebanyak 149 orang. Cakupan pencapaian target pada bulan juli 7,39%, Agustus 4,22%, September 3,80% sedangkan target dari Kabupaten Sumbawa untuk 11 bulan yaitu 70%. Tabel 9.2 program kerja dari Puskesmas Unit I sumbawa dalam melakukan perbaikan gizi masyarakat bulan juli, agustus, september yaitu : No1 2 3 4 5 6 7 8 9

Program KerjaPenimbangan balita pada 38 posyandu Pemberian Vitamin A Pemberian tablet tambah darah Pemberian kapsul yodium Pemantauan status gizi/PSG Survey garam beryodium Penggalangan gizi buruk Penanggulangan ibyu hamil Pembinaan kantin sekolah Terlaksana

Keterangan

Terlaksana, tetapi hanya pada bulan Februari dan Agustus. Terlaksana Sudah tidak terprogram lagi Terlaksana Terlaksana, tetapi hanya pada bulan september Terlaksana terlaksana Terlaksana

Sumber: Program Gizi, Laporan bulan Juli, Agustus, September.

Program yang tidak terlaksana yaitu Pemberian kapsul yodium hal ini disebabkan karena sudah tidak terprogram lagi di wilayah kerja PKM unit I. KESLING

1. Cakupan air bersih dan jumlah keluarga dengan keseluruhan jumlah penduduk

32.952 orang, cakupan penduduk yang dilayani SAB total jumlah 26.575 dengan cakupan 80%.2. KK dengan jamban keluarga berjumlah 5339 dengan cakupan 62,1%.

3. Kk yang menggunakan jamban Jumlah KK yang ada 8602 KK diperiksa = 8602 dengan cakupan 100 % KK dengan jamban = 5339 dengan cakupan 62,1% 4. Rumah yang menggunakan spal jumlah rumah yang ada yaitu 6200 Rumah yang diperiksa = 6200 dengan cakupan 100% Rumah dengan spal sebanyak 4598 dengan cakupan 74,2% 5. Kondisi perkarangan rumah jumlah yang ada 6200 Rumah diperiksa yaitu 6200 dengan cakupan 100% Kondisi perkarangan bersih 4598 dengan cakupan 74%6. Jumlah TPS yang diperiksa jumlah yang ada 40

Jumlah TPS diperiksa =40 denagan cakupan 100% TPS ms 19 dengan cakupan 47,5% Keterangan : Semua program kesling terlaksana bulan Juli, Agustus, September.

D. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Upaya kesehatan pengembangan adalah uapaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Adapun yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Pengembangan

Puskesmas, yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Usaha Kesehatan Gigi (UKGS), Lansia, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dan Kesehatan Haji. Berikut ini hasil identifikasi masalah, penyebab masalah dan intervensi yang telah dilakukan Puskesmas UPT PKM UNIT 1 SUMBAWA BESAR guna pencapaian program upaya kesehatan pengembangan untuk periode Mei Juli 2011. Data ini berdasarkan hasil interview (wawancara) dengan para programer atau koordinator masing-masing program. 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)a.

Pengertian UKS merupakan salah satu program yang ada di Puskesmas yang merupakan salah satu wahana yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat yang akan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal. UKS adalah salah satu wahana dalam meningkatkan usaha kesahatan masyarakat yang dijalankan di sekolah. b. Tujuan

Tujuan umum Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan masyarakat serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.

Tujuan Khusus Menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didik agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungannya serta ikut aktif dalam usaha kesehatan baik di sekolah maupun di rumah. c. Sasaran

Peserta didik dari TK sampai sekolah tingkat menengah

d.

Ruang lingkup kegiatan UKS

1) Penjaringan kesehatan anak sekolah betujuan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan terhadap anak usia sekolah. a. Penjaringan dilakukan pada :

Anak TK Dilakuakn penjaringan pada 1 TK dari 10 TK. Jumlah siswa 54 orang yang terdiri dari laki-laki = 31 org dan perempuan = 23 org Anak SD : Jumlah siswa 807 dari 18 SD. Siswa yang dilakukan penjaringan sebanyak 759 yang terdiri dari laki-laki = 391 prg dan perempuan = 358 org. Anak SMP Tabel 10.2 hasil penjaringan siswa SMP di lingkungan kerja Upt Unit 1 Sumbawa BesarSEKOLAH SMP 1 SMP 2 SISWA KESELURUHAN 116 160 SISWA PENJARINGAN 56 80

SMP 3 SMP 5 TOTAL

157 87 520

70 80 286

Sumber : programer kesehatan remaja

Anak SMA Tabel 11.2 hasil penjaringan siswa SMA di lingkungan kerja UPT Unit 1 Sumbawa BesarSEKOLAH SISWA KESELURUHAN SMA 1 SMA 4 SMA MUHAMMADIYAH MAN SMA SAMAWA TOTAL 280 217 27 317 18 859 SISWA PENJARINGAN 100 80 27 120 18 345

Sumber : programer kesehatan remaja 2) Program kesehatan meliputi penyuluhan antara lain penyuluhan tentang PHBS dan penyakit menular (TB, kusta, malaria, diare, merokok dan DBD). Penyuluhan dilakukan pada semua anak SD, penyuluhan

PHBS dan CTPS (Cuci Tangan Dengan Sabun). Penyuluhan penyakit menular dan tidak menular pada seluruh siswa SMP dan SMA. 3) Pembinaan dokter kecil dilakukan bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada murid agar mampu menjadi dokter kecil di sekolahnya dan mampu melaksanakan kegiatan seperti penyuluhan penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Kegiatan dokter kecil dilakukan pada semua anak SD,

kelas 4 dan 5. SD yang paling aktif SD 1, SD 2, SD 6, SD BUKIT PERMAI dan SD RABERAS. 4) Pemeriksaan gigi anak sekolah dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pemegang program masing masing. Kegiatan ini dilakukan pada anak SD dengan melakukan

kerja sama dengan pemegang program kesehatan gigi. 5) Pengukuran Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah (TB-ABS). Kegiatan pengukuran TB-ABS dilakukan pada anak TK-

SMA kelas 1 saja atau tahun ajaran baru dengan tujuan untuk memantau pertumbuhan tinggi badan dan status gizi. e. Masalah Pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Puskesmas terdapat kendala dalam pelaksanaan program UKS yakni : Penjaringan hanya dilakukan pada 1 TK Penjaringan pada siswa SMS diikuti oleh 341 siswa dari 661 jumlah siswa keseluruhan. Kegiatan dokter kecil yang aktif hanya 5 SD dari 18 SD.

f. Penyebab Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan programmer UKS Puskesmas, masalah tersebut muncul karena, Keterbatasan waktu untuk melakukan kunjungan ke TK yang lainnya Jadwal belajar dan kunjungan bersamaan Tidak adanya ruang UKS dan keterbatasan atau tidak adanya sarana dan prasarana UKS.

g. Solusi Untuk menyikapi masalah tersebut, pihak Puskesmas telah

melakukan beberapa upaya atau intervensi, yaitu : Mengupayakan untuk tahun selanjutnya akan dilaksanakan pada semua TK dengan melakukan 1 TK sebagai sample Menyesuaikan dengan jadwal belajar Melakukan survei untuk memastikan ada atau tidaknya ruang UKS dan sarana dan prasarana.

h. Solusi dari mahasiswa Upayakan untuk tahun selanjutnya terlaksana dengan meningkatkan kerjasama dan melaksanakan penjaringan sesuai dengan jumlah TK yang ada Menginformasikan lebih awal kepada pihak sekolah Kegiatan dokcil lebih ditingkatkan untuk semua sekolah dan memotivasikan pentingnya adanya ruang UKS.

2. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) 1. Pengertian Usaha kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dalam wilayah kerja Puskesmas setempat agar tercapai kesehatan gigi dan mulut secara optimal. 2. Tujuan a. Tujuan umum

Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

b.

Tujuan khusus Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perilaku dalam

memenuhi kesehatan gigi dan mulut anak SD. Menurunkan prevalensi penyakit gigi dan mulut anak SD

c.

Kegiatan Melakukan screening atau penjaringan pada anak SD Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut anak SD Mendemostrasikan kepada anak SD Melakukan kegiatan sikat gigi masal Pengobatan dasar anak SD

d.

Berdasarkan hasil wawancara dengan programmer didapatkan

bahwa kegiatan UKG tidak mengalami masalah karena kegiatan dalam program ini dapat terlaksana dengan baik dengan melakukan semua kegiatan. 3. Kesehatan lansia 1. Pengertian Kesehatan mereka yang berusia 60 tahun atau lebih, baik jasmani social. Pra lansia adalah seorang yang berusia 45 59 tahun 2. Tujuan a. Tujuan umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. b. Tujuan Khusus Menigkatkan kesadaran para lansia untuk membina sendiri kesehatannya Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan lansia Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia Menigkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia

3. Sasaran langsung Kelompok pra lansia 45 49 tahun Kelompok lansia 50 69 tahun Kelompok lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun lansia berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan 4. Sasaran tidak langsung Keluarga dimana lansia berada Masyarakat dilingkungan lansia berada Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan lansia Petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia Masyarakat luas

5. Upaya kesehatan usia lanjut

Mencakup kegiatan managemen dan pelayanan yang bertujuan untuk mewujudkan masa tua yang bahagia dan berdaya guna

Kegiatan

kegiatan

yang

mencakup

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan penilaian termasuk kegiatan pembinaan dan pengembangan Kegiatan pelayanan mencakup askep promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Termasuk kegiatan rujukan yang dilakukan untuk mendapatkan pelayanan kuratif dan rehabilitatief yang memadai dan tepat waktu ke sarana tingkat pelayanan yang lebih lengkap. Jumlah posyandu yang terdapat pada 5 kelurahan pada bulan Juli Sep yaitu : Tabel 12.2 Hasil posyandu bulan Juli-September UPT Unit I Sumbawa 2011KELURAHAN 1. BUGIS NAMA POSYANDU BULAN JULI 10 ORG 23 ORG 30 ORG 16 ORG 9 ORG 17 ORG 16 ORG AGUSTUS 12 ORG 25 ORG 19 ORG 9 ORG 24 ORG 17 RG 26 ORG 29 ORG 16 ORG 62 ORG 12 25 40 14 9 8 22 18 39 ORG ORG SEP RG RG ORG ORG ORG ORG ORG

DELIMA DIAN KEMULA PERIP

2. PEKAT

GOROTO SURYA BAKTI

3.IBRANG BARA

DELIMA

TIU BARU 4.ISAMAPUIN DELIMA PUTIH ANGGREK BULAN 5.ISEKETENG TIDAK ADA

Sumber : Programer Kesehatan Lansia Dari table di atas kelurahan Seketeng tidak memiliki posyandu pada lansia. 6. Kegiatan kesehatan usia lanjut Mengukur tekanan daerah Menimbang berat badan Pemeriksaan dan pelayanan pengobat Penyuluhan/konsultasi individu Senam lansia

7. Masalah Pada program usaha kesehatan lansia Puskesmas terdapat kendala dalam pelaksanaan program kesehatan lansia, yakni : Tidak adanya pemeriksaan asam urat, kolestrol dan terbatasnya pada pemeriksaan GDS. 8. Penyebab Masalah asil wawancara dengan programer kesehatan lansia Puskesmas masalah tersebut muncul karena : Keterbatasan alat atau tidak adanya alat di Puskesmas

9. Intervensi : Untuk menyikapi masalah tersebut, pihak Puskesmas telah melakukan beberapa upaya atau intervensi, yaitu : Pasien di minta untuk melakukan pemeriksaan laboratorium di luar puskesmas seperti di klinik terdekat (swasta)

Jika pengobatan dapat dilakukan di puskesmas maka pasien di beri pengobatan dengan segera. Tetapi jika tidak ada pengobatan di puskesmas, segera di rujuk ke Rumah Sakit.

10. Solusi dari mahasiswa Mengusulkan kepala dinas kesehatan sehubungan dengan tidak adanya alat pemeriksaan asam urat, kolestrol dan terbatasnya pada pemeriksaan GDS.

1. Kesehatan Jiwa 1.Pengertian Adalah upaya kesehatan jiwa yang khususnya dilaksanakan di tingkat Puskesmas secara khusus atau terintegrasi dengan kegiatan pokok Puskesmas yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan dan peran serta masyarakat baik didalam maupun diluar gedung Puskesmas yang ditujukan pada kegiatan keluarga. 2.Tujuan Tujuan umum : Tercapainya kesehatan jiwa yang optimal bagi seluruh masyarakat. Tujuan Khusus : Untuk mempertahankan atau menurunkan angka angka yang diperoleh dengan epidemologi gangguan jiwa.

3.Kegiatan Kesehatan Jiwa Penemuan klien baru gangguan jiwa

Menetukan diagnosa dengan gangguan jiwa dari seorang klien melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium

Melakukan rujukan Jumlah kunjungan kesehatan jiwa pada bulan Juli - Agustus, yaitu : Juli Agustus September : 10 orang : 8 orang : 10 orang

4.Kegiatan program kesehatan jiwa Pencarian dan penemuan klien ditujukan pada penemuan klien serta para tersangka gangguan jiwa Pemeriksaan dan pengobatan evaluasi penyakit gangguan jiwa Melayani rujukan

5.Sasaran Sasaran usaha kesehatan jiwa adalah semua lapisan masyarakat yang mempunyai kelainan jiwa dan perlu perawatan.

Masalah Pada program kesehatan jiwa terdapat kendala dalam pelaksaan program kesehatan jiwa yaitu : Pengadaan obat

6.Penyebab masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan programmer kesehatan jiwa puskesmas, masalah muncul karena :

o Keterbatasan rujukan ke rumah sakit 7.Intervensi Untuk menyikapi masalah tersebut, pihak puskesmas telah melakukan beberapa upaya atau intervensi yaitu: Melakukan rujukan ke rumah sakit

8.Solusi dari mahasiswa Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan sehubungan dengan

keterbatasan obat untuk melengkapi obat yang tidak ada. 2. Kesehatan Mata i. Pengertian Upaya kesehatan masyarakat adalah upaya kesehatan dasar dibidang UKM yang dilaksanakan pada Puskesmas diselenggarakan secara khusus / terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Puskesmas yang dibantu oleh peran aktif masyarakat baik didalam maupun di luar Puskesmas di tujukan kepada individu, keluarga, masyarakat diwilayah Puskesmas. (pedoman kerja Puskesmas jilid I th. 1990 / 1991)

ii. Tujuan Tujuan umum Meningkatkan derajat kesehatan mata masyarakat secara optimal. Tujuan khusus Untuk meningkatkan fisus pada mata anak sekolah agar lebih pintar / pandai Mencegah terjadinya kebutaan

iii. Sasaran Masyarakat

iv. Kegiatan kesehatan mata Penjaringan pasien katarak Pelaksanaan operasi katarak setiap tahun yang diselenggarakan di RS Jumlah kunjungan kesehatan mata pada bulan Juli September, yaitu :

Juli Agustus September

: 75 orang : 72 orang : 66 orang

v. Berdasarkan hasil wawancara pada programmer dikatakan bahwa pelayanan kesehatan mata mengalami masalah, karena semua kegiatan terlaksana dengan baik.

3. MATRA (Kesehatan Haji) i. Pengertian Kesehatan haji merupakan modal dasar dari para calon haji agar memiliki status kesehatan yang optimal dan mempertahankannya untuk menuju terwujudnya jamah haji sehat dan mandiri.

ii.

Tujuan umum

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada jamaah haji dengan sebaikbaiknya.

iii.

Tujuan khusus Ditetapkannya organisasi rekrutmen (TKHI) didaerah tingkat I dan tingkat pusat Ditetapkannya persyaratan umum dan khusus calon TKHI Ditetapkannya system penilaian scooring dan cara penyelesaian calon TKHI (Tingkat Kesehatan Haji Indonesia)

iv.

Kegiatan dalam pemeriksaan kesehatan haji Pemeriksaan pertama dilakukan sebelum pemberangkatan haji.

Pemeriksaan dilakukan pada semua peserta jamaah haji. Pelacakan kesehatan ulang dilakukan ketika jamah haji pulang dari tanah suci Jumlah kunjungan kesehatan haji pada bulan Juli September, yaitu : Juli Agustus September : 15 orang : 25 orang : 40 orang

v.

Berdasarkan hasil wawancara dengan programmer didapatkan bahwa kegiatan pelayanan kesehatan haji tidak mengalami masalah karena pemeriksaan tersebut terlaksana dengan baik.

B. Laporan P2M Upaya ini dilaksanakan melalui jalur institusi upaya kesehatan, seluruhnya meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit diare, malaria, demam berdarah, TBC dan penyakit menular lainnya. Upaya ini harus didukung dengan peningkatan usaha surveiland epidemiologi yang menjadi ujung tombak informasinya. 1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio Dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyakit polio ini bertujuan untuk mengetahui adanya penyebaran virus polio di suatu wilayah. Pada bulan juli september 2011 tidak di temukan penderita polio di wilayah kerja UPT Puskesmas unit I Sumbawa (program P2M, 2011). 2. Pencegahan dan penberantasan penyakit TB Paru Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit TB Paru. Pada bulan juli september 2011 pada UPT Puskesmas unit I penderita TB Paru sebanyak 16 orang pasien baru dengan 7 orang hasil BTA positif dan 7 orang hasil BTA negatif, 2 orang TB ekstra paru,dan yang dalam tahap pengobatan 36 orang,2 orang yg OAT katagori 2,dan sisanya 34 orang OAT katagori 1. Program kerja TB Paru adalah : 1. pemantauan DOTS/ pemantauan langsung 2. pelacakan TB mangkir 3. pemeriksaan kontak serumah

4. sosialisasi penyakit TB paru ke kelurahan di wilayah kerja UPT puskesmas unit I Sumbawa 5. sosialisasi penyakit TB paru ke sekolah sekolah ( SMP/SMA) di wilayah kerja UPT puskesmas unit I bekerja sama dengan UKS. 6. pembentukan kelompok paru sehat. Program yang belum terlaksana adalah : pembentukan kelompok paru

sehat Alasan : karena belum adanya waktu Solusi : dapat meluangkan waktu untuk mengumpulkan orang orang

yang telah sembuh dari TB untuk di beri penyuluhan ntuk di beri penyuluhan dan di latih untuk di jadikan kader yang dapat menbantu dalam melaporkan bila ada warga yang mengalami tanda dan gejala TB. 3. Pencegahan penyakit ISPA Dilakukannya pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA yakni untuk menemukan penderita pnemonia secara dini untuk dapat memberikan penanganan secara dini terhadap kasus pneumonia sehingga dapat menekankan kematian pada balita akibat penyakit pneumonia. Pada bulan juli september tahun 2011 di temukan 825 orang penderita ISPA. Perawatan penyakit ISPA yang di berikan di puskesmas unit I berupa pemeriksaan kesehatan dan pengobatan penyakit. Program kerja dari ISPA adalah : 1. Mendiagnosis penyakit

2. Memberikan pengobatan 3. Melakukan kunjungan rumah penderita pneumonia 2 hari setelah pengobatan. Keterangan : terlaksana semua program telah 4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dilakukan untuk mencegah kasus DBD melalui pemberantasan vector dan pemeriksaan jentik di rumah penduduk. Pada bulan juli september tahun 2011 tidak ada penderita penyakit DBD di wilayah kerja PKM unit I Sumbawa. Program kerja DBD adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Pelaporan dari desa tentang kejadian kasus DBD Petugas melakukan penyelidikan epidemiologi Survey jentik Abatisasi Foging

Keterangan : semua program kerja sudah terlaksana 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit DIARE Bertujuan untuk memantau dehidrasi ditingkat rumah tetangga bagi penderita diare yang berobat ke puskesmas sehingga dapat di berikan penyuluhan langsung terhadap ibu penderita dan anggota keluarga lainnya. Pada bulan juli september tahun 2011 jumlah penderita 280 orang. Pelayanan

penyakit diare yang di berikan di puskesmas unit I berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemberian penyuluhan penyuluhan. Program kerja diare : 1. . pelatihan kader diare 2. . pojok oralit 3. . kunjungan rumah pasien diare Keterangan : Semua program kerja sudah terlaksana. 6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Kusta Pada bulan juli september tahun 2011 tidak ada penderita kusta pada wilayah kerja PKM unit I Sumbawa jumlhnya 4 orang dengan kusta tipe MB,pada bulan juli 0,pada bulan agustus 1 dan pada bulan september 3. Program kerja kusta untuk juli september adalah: 1. Kegiatan lintas program dengan kesling,dan promkes dalam upaya sosialisasi pnyakit kusta.dilingkungan kerja PKM unit 1 sumbawa. 2. Melakukan school survey yaitu mensurvey anak sekolah apakah ada yang mendererita kusta. 3. Melakukan LEC yaitu lepresi eliminasi companye yaitu dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang kusta agar tidak terjadi penyebaran ke daerah lain dan masyarakat sekitar. 4. Melakukan case surve y6aitu pengadaan pemeriksaan terhadap penderita kusta dan melakukan surve untuk menemukan penderita baru.

Dan semua program diatas belum terlaksana dikarenakan adanya pergantian program dibulan september,sehingga program kerja dibuatoleh programmer yang baru belum terlaksana. Solusi : Dapat meluangkan waktu untuk mengumpulkan orang orang yang terkena kusta untuk diberi penyuluahan masalah kesehatan. 7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Malaria Jumlah klinis malaria yang ditemukan di UPT Puskesmas unit I Sumbawa sebanyak 17 kasus (data klinis malaria puskesmas unit I Sumbawa bulan juli september tahun 2011). Penderita malaria langsung diberikan terapi/ pengobatan di poli puskesmas unit I. Program kerja malaria : 1. Pemeriksaan sampel darah malaria.2. Pengobatan bagi penderita malaria positif (+). 3. Monitoring/ full of (pemeriksaan ulang/ kembali).

4. Penyuluhan perorangan tentang klinis dan pencegahan malaria. 5. Infentaris data (coper). 6. Pemeriksaan jentik. 7. Pengambilan darah/ pcd ke darah dengan tingkat kasus yang cukup tinggi. 8. Ms dasar (malaria survay). 9. Sosialisasi pemakaian kelambu dan cara pencegahan malaria lainnya.

10. Penyuluahan bersama linsek tentang upaya pemutusan rantai penularan. Keterangan : semua program sudah terlaksana. 8. Pelayanan Imunisasi Cakupan imunisasi puskesmas unit I adalah kelurahan Bugis, Brang Bara, Pekat, Samapuin dan Seketeng. Tabel. 13.2 Cakupan imunisasi UPT Unit I bulan juli september tahun 2011 adalah sebagai berikut : No Jenis imunisasi Pencapaian PKM UNIT I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Hb BCG DPT Polio Campak TTC 1 dan 2 TTH 1 TTH 2 1316 1421 4459 5927 1529 154 2027 1902

Sumber : Program pelayanan imunisasi, Laporan juli september tahun 2011 Program kerja imunisasi : 1. Imunisasi rutin Sasaran: bayi 0 12 bulan, ibu hamil, WUS, calon pengantin Jenis vaksin: Hb, DPT, polio, campak, TT 2. BIAS Sasaran: SD/ MI

Jenis vaksin: DPT kelas 1, TT kelas 2 dan 3, campak kelas 1 (kegiatan 1 kali setahun)

3. BIAS CAMPAK Diberi pada anak kelas 1 SD, kegiatan ini 1 kali setahun. Keterangan: semua kegiatan telah di laksanakan.

C.

Laporan Promkes (promosi Kesehatan) Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

dan merubah paradikma di masyrakat yang semula berparadikma sakit menjadi paradima sehat. Dalam penilaian kinerja Puskesmas untuk program Promosi Kesehatan, indikator-indikator yang perlu di lihat adalah prilaku sehat dirumah tangga, ASI eklusif, garam beryodium, Pencegahan dan pemberantasan penyakit

filaris/kecacingan , Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru, Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA, Kesehatan ibu dan anak /KIA, Kesehatan lingkungan TTU, Kesehatan usia lanjut/lansia, Hygiene sanitasi, Keluarga berencana. 1. Prilaku Hidup Sehat Rumah Tangga Dalam menentukan rumah tangga yang sehat, petugas kesehatan harus berpedoman pada 10 indikator.(1) apakah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,(2) apakah anak yang berusia di bawah lima 5 tahun mendapatkan ASI eksklusif,(3) tidak ada anggota kelurga yang berusia 10 tahun ke atas yang merokok sebulan terakhir,(4) anggota keluarga yang berusia lebih dari 10 tahun melakukan aktivitas fizik seminggu terakhir,(5) anggta keluaga yang berusia lebih dari 10 tahun mengkonsumsi suyur dan buah seminggu terakhir,(6) selalu menimbang berat badan balitanya setip bulan,(7) apakah keluarga menggunakan jamban jika BAB,(8) keluarga menggunakan air bersih untuk ke hidupan sehari-hari,(9) keluarga yang berusia 10 tahun keatas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum makan , sesudah BAB, sebelum memegang bayi dan sebelum menyiapkan makanan,

(10) keluarga memberantas jentik nyamuk di dalam atau di luar rumah seminggu sekali dengan cara 3M atau cara lain yang di

anjurkan,berdasarkan data tahun 2011 program promosi kesehatan bulan mei-juli,program PHBS rumah tangga di puskesmas unit 1 sumbawa pendekatan perorangan dengan frekwensi 18 kali jumlah sasaran 184 orang, ceramah-diskusi frekwensinya 1 kali dengan jumlah sasaran 60 orang. (Program Promkes PKM Unit 1 sumbawa, 2011). 2. Bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif Program asi eksklusif dip km unit I sumbawa tahun 2011. data yang didapatkan dari bulan juli-september pada pendekatan perorangan dengan frekuensi70 kali dengan jumlah sasaran 300 orang. 3. Desa yang bergaram yodium baik Pencapaian puskesmas unit I sumbaawa dengan m,melakukan pendekatan perorangan sebanyak 85 kali denagan jumlah sasaran 200 orang.4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit filaris/kecacingan

Kegiatan yang dilakukan UPT PKM Unit I Sumbawa pada bulan juliseptember yaitu dengan melakukan pendekatan perorangan sebanyak 2 kali dengan jumlah sasaran 160 orang. 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru Kegiatan yang dilakukan UPT PKM Unit I Sumbawa pada bulan juliseptember yaitu dengan melakukan ceramah diskusi sebanyak 1 kali dengan jumlah sasaran 80 orang. 6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA

Kegiatan yang dilakukan UPT PKM Unit I Sumbawa pada bulan juliseptember yaitu dengan melakukan pendekatan perorangan sebanyak 2 kali dengan jumlah sasaran 80 orang. 7. Kesehatan ibu dan anak (KIA) Kegiatan yang dilakukan UPT PKM Unit I Sumbawa dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak yaitu dengan dilakukan pendekatan perorangan pada masyarakat umum sebanyak 86 kali dengan jumlah sasaran 300 orang. 8. Kesehatan lingkungan TTU Kegiatan yang dilakukan UPT PKM Unit I Sumbawa dalam menjaga fasilitas umum telah dilakukan pendekatan perorangan pada masyarakat umum sebanyak 9 kali. 9. Kesehatan Usia Lanjut Kegiatan yang dilakukan UPT PKM Unit I Sumbawa pada bulan juliseptember yaitu dengan melakukan pendekatan perorangan dan ceramah diskusi sebanyak 25 kali dengan jumlah sasaran 540 orang. 10. Hygiene sanitasi Pengertian Kebersihan/ Hygiene yaitu untuk mencapai kesehatan yang prima dalam buku berjudul The Theory of Cattering, bahwa hygiene is the study of health and prefentation of deasis yang berarti adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnaya penyakit. Kebersihan adalah suatu disiplinn ilmu yang mempelajari bagaimana cara hidup sehat dan cara mencapai kondisi-kondisi higienis (hegiene condition). Pengertian Higiene menurut Undang-Undang No 11 tahun 1962 adalah Segala usaha untuk

memelihara dan mempertinggi derajat kesehata. Contoh tindakan hygiene: mencuci tangan sebelum makan dan mencuci tangan setelah melakukan meintence dan repair pada PC dan printer. Kegiatan yang dilakukan UPT PKM Unit I Sumbawa dalam hygiene sanitasi dengan cara pendekatan perorangan masyarakat umum9 kali

dengan sasaran 240 orang. 11. KB Keluarga berencana menurut WHO (1970) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: Mengetahui kelahiran yang tidak diinginkan. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan. Mengatur interval di antara kehamilan. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

dengan umur suami-istri. 2004). Tujuan keluarga berencana menurut BKKBN adalah: 1) Meningkatkan derajat kesehatan dan Menentukan jumlah anak dalam keluarga, (Hartanto,

kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya.

2)

Meningkatkan

martabat

kehidupan

rakyat

dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan pnduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi. Kegiatan KB yang dilakukan UPT PKM Unit I Sumbawa dilakukan melalui pendekatan perorangan pada masyarakat umum90 kali dengan sasaran 300 orang. Tabel 14.2 Pencapaian Program promkes PKM Unit I Sumbawa dari bulan juli sampai dengan septemberNO 1 2 3 4 Program yang di tunjang Prilaku sehat dirumah tangga ASI Eksklusif Garam beryodium Pencegahan dan penanggulangan narkoba Psikotropika dan zat aditif/p3 NAPZA berbasis masyarakat Pembiayaan kesehatan secara pra upaya/JPK Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah/DBD Pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV/AIDS Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta dan kulit Pencegahan dan pemberantasan penyakit filaris/kecacingan Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA Kesehatan ibu dan anak /KIA Kesehatan gigi dan mulut Jumlah sasaran dalam bulan juli-saptember 252 orang 300 orang 200 orang Frekuensi kegiatan 40 kali 70 kali 85 kali KETERANGAN Terlaksana Terlaksana Terlaksana

-

-

Tidak terlaksana

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

160 orang 80 80 300 -

2 kali 1 2 86 -

Tidak terlaksana Tidak terlaksana Tidak terlaksana Tidak terlaksana Tidak terlaksana Terlaksana Terlaksana Terlaksana Terlaksana Tidak terlaksana

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Kesehatan tangga

lingkungan

rumah

540 240 300

9 25 9 90

Tidak terlaksana Terlaksana Tidak terlaksana Terlaksana Tidak terlaksana Tidak terlaksana Tidak terlaksana Tidak terlaksana Terlaksana Tidak terlaksana Terlaksana

Kesehatan lingkungan TTU Kesehatan kerja Kesehatan usia lanjut/lansia Kesehatan jiwa Usaha kesehatan sekolah/UKS Perbaikan gizi/ GAKY Imunisasi Hygiene sanitasi Reproduksi sehat Keluarga berencana Lain-lain

Sumber : Laporan kegiatan penyebarluasan informasi/promosi kesehatan Dinas kesehatan Kab.Sumbawa ( PKM Unit I Sumbawa). Kegiatan-kegiiatan dalam program kerja promkes yang tidak terlaksana dalam bulan juli-september yaitu : 1. Pencegahan dan penanggulangan narkoba Psikotropika dan zat aditif/p3 NAPZA berbasis masyarakat 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pembiayaan kesehatan secara pra upaya/JPK Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah/DBD Pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV/AIDS Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta dan kulit Kesehatan gigi dan mulut Kesehatan lingkungan rumah tangga Kesehatan kerja Kesehatan jiwa

11. 12. 13. 14.

Usaha kesehatan sekolah/UKS Perbaikan gizi/ GAKY Imunisasi Reproduksi sehat Adapun kendala/masalah yang menyebabkan program promkes yang tidak terlaksana disebabkan oleh:1. Kurangnya kesadaran dari individu untuk mengubah prilaku untuk

hidup sehat. 2. minimnya tingkat pengetahuan masyarakat. 3. lintas sektoralyang tidak memadai. 4. kurangnya kemauan masyarakat berpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan. Solusi yang tepat untuk kendala-kendala diatas yaitu: kita tingkatkan lagi kegiatan penyuluhan untuk semua masyarakat. Berperan aktif dalam setiap kegiatan agar semua masyarakat dapat berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan.

Meningkatkan health education.

D. Laporan KIA PENGERTIAN KIA (Kesehatan ibu dan anak)adalah upayah dibandikan kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,ibu bersalin,ibu menyusui,bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan umum Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah pencapaian kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarga untuk atau mempercepat pencapaian target pengembangan kesehatan indonesia yaitu indonesia sehat 2015 serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Tujuan khusus Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil disemua fasilitas kesehatan. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas kesehatan. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar disemua fasilitas kesehatan. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar disemua fasilitas kesehatan. Peningkatan deteksi dini factor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar disemua fasilitas kesehatan.

Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar disemua fasilitas kesehatan.

Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar disemua fasilitas kesehatan.

Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar disemua fasilitas kesehatan.

Peningkatan pelayanan KB sesuai standar. SASARANNYA:

a. Ibu hamil b. Bayi c. Balita d. Anak-anak Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indicator yang dapat menggambarkan keadaan kegian pokok dalam program KIA, seperti yang diuraikan sbb: Akses Pelayanan antenatal ( Cakupan K1 ) Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakan masyarakat. Adapun target K1 adalah 95%

Cakupan Pelayanan Ibu Hamil ( Cakupan K4 ) Adapun cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit 4 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke -1, 1 kali pada trimester ke - 2 dan 2 kali pada trimester ke - 3 disuatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan anternatal secara lengkap ( memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan ), yang menggambarkan kemampuan manajemen ataupun

kelangsungan program KIA. Adapun target K4 adalah 95% Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan ( Pn ) Adapun cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, disuatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan sesuain standar. Adapun target Pn adalah 85% Cakupan Pelayanan Nifas oleh Tenaga kesehatan ( KF ) Adapun cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam 3 hari, 8 14 hari dan 36 42 hari setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, disamping menggambarkan kemampuan

manajemen ataupun kelangsungan program KIA. Adapun target KF adalah 90% Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama ( KN 1 ) Adapun cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 48 jam setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui akses / jangkauan pelayanan kesehatan neonatus. Adapun target KN 1 adalah 90% Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 Hari ( KN Lengakap ) Adapun cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 sampai hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 sampai hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Adapun target KN lengkap adalah 90%

Deteksi Faktor Resiko Dan Komplikasi Oleh Masyarakat Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor resiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Masyarakat disini bias keluarga ataupun ibu hamil bersalin nifas itu sendiri. Indikator ini menggambarkan peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas. Adapun target deteksi faktor resiko dan komplikasi masyarakat adalah 48%

akupan Penanganan Komplikasi Abstetri ( PK ) Adapun cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitive sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan penanganan definitif adalah penanganan / pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaiakan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam akan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu hamil bersalin dan nifas dengan komplikasi. Adapun target PK dalah 70%

Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau mati. menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus kasus kegawatdaruratan neonatal sesuai dengan kewenangannya atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Adapun target penanganan komplikasi neonatus adalah 70% Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 29 Hari 12 Bulan Adalah cakupan bayi yang mendapat pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari 12 bulan, 1 kali pada umur 3 - 5 bulan dan satu kali pada umur 6 - 8 bulan dan satu kali pada umur 9 - 11 bulan sesuai standar di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indiktor ini dapat di ketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan bayi. Adapun target dari cakupan pelayanan kesehatan bayi adalah 85% Cakupan Pelayanan Anak Balita. Adalah cakupan anak balita ( 12 - 59 bulan ) yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun,pemberian vitamin A 2 kali setahun. Adapun target pelayanan anak balita adalah 85%

Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit Yang Dilayani Dengan MTBS Adapun cakupan anak balita ( umur 12 - 59 bulan ) yang berobat ke puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar ( MTBS ) di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu Adapaun target dari pelayanan MTBS adalah 80%

Cakupan Peserta Kb Aktif ( Contraceptife Prevalence Rate ) Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan yang lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi ( alokon ) dibandingan dengan jumlah pasangan subur disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. Adaptun target KB ( CPR ) adalah 70%

Tabel: 15.2 hasil pencapaian program Kia (Pws) dari bulan juli,agustus dan septemberNo 1. 2. 3. Kegiatan Indikator Akses pelayanan antenatal (K1) Cakupan pelayanan ibu hamil (K4) Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan Cakupan pelayanan neonatus I (KN I) Cakupan pelayanan Target Juli, Agust & Sept 23,75 23,75 21,24 Sasaran pertahun 967 967 947 Pencapaian Juli, Agust & Sept 229 174 130 Hasil 23,68 17,99 13,72 keterangan Belum Tercapai Belum tercapai Belum tercapai Belum tercapai Belum tercapai Belum

4.

22,5

947

130

13,72

5. 6.

22,5 22,52

947 947

132 184

13,93 19,42

kesehatan neonatus 0 28 hari (KN lengkap) 7. Deteksi factor resiko dan komplikasi oleh masyarakat Cakupan penanganan komplikasi neonatus Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari 12 bulan Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS Cakupan pelayanan anak balita 12 59 bulan Cakupan peserta KB aktif (CPR) 12 947 27 2,85

tercapai Belum Tercapai Belum tercapai Tercapai

8. 9.

17,50 21,24

947 878

11 190

1,16 21,64

10.

20,00

4390

364

8,29

Belum tercapai

11.

21,24

4390

2287

52,05

Tercapai

12.

17,50

5553

951

17,12

Belum tercapai

Sumber:Laporan Kia Pada Bulan Juli September 2011 Adapun target yang sudah tercapai adalah: 1. cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari 12 bulan ( kunjungan bayi ) 2. cakupan pelayanan anak balita ( 12 59 bulan ) Sedangkan target yang belum tercapai adalah: 1. Akses pelayanan antenatal ( K1 ) 2. Cakupan pelayanan ibu hamil ( K4 )

3. cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan ( Pn ) 4. cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan 5. cakupan pelayanan neonatus pertama ( KN 1 ) 6. cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0 28 hari ( KN Lengkap ) 7. cakupan penanganan komplikasi neonatus 8. cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari 12 bulan ( kunjungan bayi )

9. cakupan peserta KB aktif ( CPR )

Masalah masalah yang menyebabkan target pencapaian tidak tercapai adalah: 1. Target yang terlalu tinggi 2. Penduduk yang tidak menetap / mobilitas tinggi 3. Tempat pelayanan yang belum memadai 4. Banyak bidan yang masih menjenjang perkuliahan 5. Ruang dan tempat pemeriksaan yang terlalu sempit 6. Masih ada sebagian ibu hamil tidak mau memeriksa kehamilan secara teratur Solusinya 1. Sosialisasi ke masyarakat tentang perawatan kehamilan dan persalinan secara gratis 2. Jangan menggunakan data proyeksi sebagai sasaran tetapi data riil yang di gunakan sebagai target sasaran. 3. Keaktifan bidan perlu ditingkatkan dalam pelayanan,seperti kunjungan neonatus di rumah 4. 5. 6. Kerja sama dengan lintas sektoral dan data program dalam pencapain sasaran Pendaftaran ibu hamil secara kontinyu dengan menggunakan kohor Bekerja sama dengan klinik,rumah bersalin,rumah sakit dalam pengambilan data ibu hamil 7. Peningkatan program P4K(Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi)

E. laporan program KB

Paradigma Baru Program KB Dari norma keluarga berencana dan sejahtera menjadi keluarga berkualitas. Dari aspek terfokus pada peningkatan kualitas pelayanan . Dari aspek program lebih berorientasi pada kebutuhan kepuasan dan hak reproduksi klien Peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam program KB

Adapun Kegiatan yang dilakukan dalam program KB diantaranya adalah seperti tabel di bawah ini. Tabel 17.2 Pembelajaran kegiatan program KB Triulan III tahun 2011 Jmlh Jmlh Komulatif Bulan Target kunjungan Kunjungan Absolut Bulan Lalu Bulan ini Juli Agustus September 3654 4176 4698 349 401 441 52 40 36 401 441 447

% 6,40 % 7,04 % 7,63 %

Sumber : Laporan PLKM/KB ( PKM Unit I Sumbawa).

Sedangkan cangkupan penggunaan alat kontrasepsi adalah seperti pada tabel dibawa ini Tabel : 18.2 Cngkupan penggunaan alat kontrasepsi UPT Unit I Sumbawa Bulan Juli 2011 Jenis kunjungan No Metode Jumble Lama Baru 1. 2. 3. 4. 5. IUD Suntik Pil Implan Kondom 95 7 6 101 7 -

Sumber : Laporan PLKM/KB ( PKM Unit I Sumbawa).

Tabel: 19.2 Cngkupan penggunaan alat kontrasepsi UPT Unit I Sumbawa Bulan Agustus 2011 Jenis kunjungan No Metode Jumlah Lama Baru 1. 2. 3. 4. 5. IUD Suntik Pil Implan Kondom 72 7 1 1 8 90 7 1 1

Sumber : Laporan PLKM/KB ( PKM Unit I Sumbawa).

Tabel : 19.2 Cngkupan penggunaan alat kontrasepsi UPT Unit I Sumbawa Bulan September 2011 Jenis kunjungan No Metode Jumlah Lama Baru 1. 2. 3. 4. 5. IUD Suntik Pil Implan Kondom 3 81 15 15 3 96 15 1 1

Sumber : Laporan PLKM/KB ( PKM Unit I Sumbawa).

Program Kerja : 1. Memberikan pelayanan KB Gratis pada ibu pasca persalinan 2. Memberikan pelayanan KB pada Pus yang memeliki jamkesmas dan jamkesda 3. Kerjasama dengan lintas sejtorat dalam memeberikan pelayanan KB 4. Contoh dalam rangka HUT darmawanita memberikan pelayanan KB gratis

Program Yang terlaksana1. Pelayanan IUD 2. Pelayanan Suntik 3. Pelayanan Implan 4. Pelayanan Pil 5. Pelayanan Kondom

:

Tapi pelayanan yang paling banyak di gunakan KB suntik Solusi : 1. Promosikan alat kontrasepsi yanng lain 2. Memberi penyuluhan di masyarakat tentang alat kontrasepsi 3. Menjelaskan tentang program KB4. Meningkatkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam program KB