10
A. Identifikasi masalah Dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan bahwa jumlah kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Bondowoso hal ini terkait dengan kepadatan penduduk di daerah tersebut. bahwa kepadatan dan mobilitas penduduk ikut menunjang penularan DBD, semakin padat penduduknya maka semakin jelek sanitasinya yakni kontainer akan beresiko untuk dijadikan perindukan vektor DBD. Jarak antar rumah yang berdekatan juga mempengaruhi penyebaran vektor DBD karena berhubungan dengan jarak terbang nyamukAedes aegypti yang mampu terbang hingga 100 meter Kecenderungan penderita DBD di Kabupaten Bondowoso didominasi oleh kelompok umur > 15 tahun sampai dengan usia lanjut artinya bahwa penyakit DBD saat ini lebih banyak menyerang pada usia remaja sampai dengan dewasa dibandingkan pada usia balita dan anak-anak. Demikian juga penyakit DBD tidak hanya menyerang menurut jenis kelamin hal ini dikarenakan DBD disebabkan oleh virus dengue yang berhubungan dengan aktifitas dan kekebalan tubuh penderita itu sendiri dan dalam kurun waktu dua tahun terakhir didominasi oleh penderita dengan jenis kelamin laki-laki (tahun 2007 sebanyak 55,87 % dan tahun 2008 sebanyak 58,88 % ) Bila dilihat pelaksanaan P2 DBD di Kabupaten Bondowoso sudah mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh Departemen

PKM DBD

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PKM DBD

A. Identifikasi masalah

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan bahwa jumlah kasus

tertinggi terjadi di Kecamatan Bondowoso hal ini terkait dengan kepadatan penduduk di

daerah tersebut. bahwa kepadatan dan mobilitas penduduk ikut menunjang penularan

DBD, semakin padat penduduknya maka semakin jelek sanitasinya yakni kontainer akan

beresiko untuk dijadikan perindukan vektor DBD. Jarak antar rumah yang berdekatan

juga mempengaruhi penyebaran vektor DBD karena berhubungan dengan jarak terbang

nyamukAedes aegypti yang mampu terbang hingga 100 meter

Kecenderungan penderita DBD di Kabupaten Bondowoso didominasi oleh

kelompok umur > 15 tahun sampai dengan usia lanjut artinya bahwa penyakit DBD saat

ini lebih banyak menyerang pada usia remaja sampai dengan dewasa dibandingkan pada

usia balita dan anak-anak. Demikian juga penyakit DBD tidak hanya menyerang menurut

jenis kelamin hal ini dikarenakan DBD disebabkan oleh virus dengue yang berhubungan

dengan aktifitas dan kekebalan tubuh penderita itu sendiri dan dalam kurun waktu dua

tahun terakhir didominasi oleh penderita dengan jenis kelamin laki-laki (tahun 2007

sebanyak 55,87 % dan tahun 2008 sebanyak 58,88 % )

Bila dilihat pelaksanaan P2 DBD di Kabupaten Bondowoso sudah mengikuti

prosedur yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2007 tentang Pedoman

Pemberantasan Demam Berdarah

Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan P2 DBD di

Kabupaten Bondowoso yakni dengan memanfaatkan data mengenai distribusi penyakit

DBD berdasarkan tempat ( place ), waktu ( time ) dan sasaran manusia ( man ) yang

memiliki resiko tinggi tertular penyakit DBD

B. Menetapkan prioritas masalah

Page 2: PKM DBD

Saat ini angka kejadian DBD di bondowoso masih tinggi, walaupun sudah

dilakukan upaya pengendalian DBD oleh pemerintah, namun partisipasi masyarakat

khususnya keluarga masih rendah. Untuk itu perlu diketahui apakah ada pengaruh faktor

situasional (ukuran keluarga, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, kepemimpinan) dan

personal (kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi, peranan) terhadap partisipasi

keluarga dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) .

C. Menetapkan tujuan

Tujuan :

1. Umum

Mengkaji Manajemen Lingkungan dan hubungan lingkungan terhadap

kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue

2. Khusus

a. Mendiskripsikan dan mengukur lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan

sosial.

b. Mendiskripsikan manajemen lingkungan dalam upaya

penanggulangan Demam Berdarah Dengue

c. Menganalisis hubungan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial

terhadap kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue

d. Melakukan analisis penerapan manajemen lingkungan dalam upaya penanggulangan

Demam Berdarah Dengue

Untuk menganalisis pengaruh faktor situasional (ukuran keluarga, jaringan

komunikasi, kohesi kelompok, kepemimpinan) dan personal (kebutuhan interpersonal,

Page 3: PKM DBD

tindak komunikasi, peranan) terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian Demam

Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten bondowoso.

D. Menetapkan rencana kegiatan

Program manajemen P2 DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso terdiri :

1. Perencanaan ( planning )

a.       Analisa Situasi

b.      Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya

c.       Menentukan Tujuan Program

d.      Mengkaji Hambatan dan Kelemahan Program

e.       Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

Dari lima langkah tersebut perencanaan program P2 DBD yang dilaksanakan masih

belum melakukan upaya memprioritaskan program pada sasaran tertentu. Oleh karena itu perlu

adanya upaya prioritas terhadap masalah tertentu dengan memanfaatkan data yang sudah ada

setelah diolah menjadi analisis situasi mengenai penyakit DBD

2. Pelaksanaan ( actuating )

Pelaksanaan program P2 DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso dilaksanakan dengan

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Puskesmas. Secara koordinasi dengan lintas

sektor lainnya masih membutuhkan peran serta aktif sektor lain dengan harapan tujuan dari

program P2 DBD dapat tercapai semaksimal mungkin

3. Pengawasan ( controlling )

Proses pengawasan dilakukan dengan cara mengukur hasil yang telah dicapai oleh staf atau

organisasi, membandingkan hasil yang telah dicapai oleh tolak ukur/standart yang telah

ditetapkan sebelumnya dan memperbaiki penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor-faktor

Page 4: PKM DBD

penyebab terjadinya penyimpangan. Cara mendapatkan data pada saat pengawasan dapat

dilakukan dengan: pengamatan langsung, laporan lisan dan laporan tertulis.

Dalam pelaksanaan program P2 DBD di Kabupaten Bondowoso data yang diperoleh berdasarkan

ketiga cara tersebut sehingga sesuai dengan teori cara pengawasan yang baik namun justru yang

harus diperbaiki adalah ketepatan waktu dalam pelaporan secara tertulis dari puskesmas ke Dinas

Kesehatan

E. Menetapkan sasaran target

Masyarakat secara rutin (minimal 7 hari) harus membersihkan lingkungan biologi yang

meliputi tempat perindukan, tempat peristirahatan dan keberadaan jentik di rumah dan di

sekitar rumah.

F. Waktu

G. Organisasi dan staf

Proses manajemen sumberdaya manusia meliputi penarikan, seleksi, pengembangan,

pemeliharaan dan penggunaan. Secara keseluruhan penerapan manajemen sumber daya

manusia dalam program P2 DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso.

1.       Penarikan dan Seleksi

a. Pengelola Program P2 DBD

1). Pengelola Program P2 DBD Dinas Kesehatan Kabupaten dipilih oleh kepala seksi

Pengendalian Penyakit dan dilaporkan kepada Kepala Bidang P2-PL dan Kepala Dinas

Kesehatan

2). Pengelola Program P2 DBD Puskesmas dipilih Kepala Puskesmas

b.Pelaksana Teknis P2 DBD

Page 5: PKM DBD

1). Tim Pelaksana fogging dipilih dan ditentukan oleh pengelola program P2 DBD kabupaten

dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan

2). Tim Pelaksana Abatisasi Selektif dipilih dan ditentukan oleh pengelola program P2 DBD

kabupaten dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan

3). Tim Pelaksana Penyuluhan Kelompok di daerah intensif DBD dipilih dan ditentukan oleh

pengelola program P2 DBD kabupaten dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan

4). Tim Pelaksana PSN

a). Tim Pelaksana PSN yang berkedudukan di Kabupaten sumber

daya manusia dipilih oleh masing-masing instansi yang diketuai oleh Sekretaris Daerah

Kabupaten dengan persetujuan Bupati

b). Tim Pelaksana PSN yang berkedudukan di Kecamatan sumber daya manusia dipilih oleh masing-

masing instansi yang diketahui oleh Kepala Kantor Kecamatan sebagai ketua Tim Pokjanal PSN

di Kecamatan

c). Tim Pelaksana PSN yang berkedudukan di Desa sumber daya manusia dipilih oleh masing-

masing instansi yang diketahui oleh Kepala Desa sebagai ketua Tim Pokjanal PSN di Desa

2.       Pengembangan

Dilakukan sekali setahun berupa pertemuan rutin Tim Pokjanal PSN di Kabupaten dan

Kecamatan serta pelatihan teknis pelaksana program di puskesmas

3.       Pemeliharaan

Dilakukan berupa pemberian kompensasi dalam bentuk honor sesuai dengan anggaran program

APBD

4.       Penggunaan

Dalam penggunaannya SDM yang ada untuk program P2 DBD Dinas Kesehatan Kabupaten

Bondowoso disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki dan latar belakang pendidikan serta

pengalaman kerja.

Untuk program PSN lebih mengarah pada pemberdayaan masyarakat oleh karena itu perlu

pendekatan yang optimal kepada lintas sektor utamanya tokoh masyarakat / tokoh agama masuk

dalam Tim Pokjanal PSN baik tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten

Dalam pelaksanaan manajemen SDM program P2 DBD sudah dilaksanakan dengan baik namun

bila dilihat pada SDM P2 DBD di wilayah puskesmas masih kurang dan belum terampil oleh

Page 6: PKM DBD

karena itu perlu pemilihan SDM yang profesional, mengerti, menguasai lapangan dan terampil

memberdayakan masyarakat agar tujuan P2 DBD dapat berjalan efektif dan efisien untuk

mencapai target yang optimal

        

H. Rencana anggaran

Pembiayaan kegiatan P2 DBD bersumber dari APBD II sehingga ada beberapa

kegiatan dalam program yang sesuai dengan pedoman masih belum mampu untuk dibiayai.

Oleh karena itu upaya bagi seluruh pihak untuk mengupayakan alternatif agar

memaksimalkan program agar dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan pedoman.

Alternatif sumber pembiayaan dapat berupa :

1. Pembiayaan mandiri oleh masyarakat terutama tentang gerakan PSN dengan

kegiatan 3M-plusnya

2.  Bekerjasama dengan pihak ketiga/swasta yang berhubungan dengan program P2

DBD dan dikemas menarik sehingga saling menguntungkan

I. Rencana eveluasi

Page 7: PKM DBD

DAFTAR PUSTAKA

http://haklibondowoso.blogspot.com/2010/12/pemberantasan-penyakit-demam-

berdarah.html