3
Pikiran Rakyat o Selasa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu Minggu 4 20 5 G> 7 21 22 89 10 11 23 24 25 26 --~----~----~~--~~--~~--- OJun 0 Jul 0 Ags OApr OMei OMar Urang Sunda anu kunqsi di- jajah kuMataram (1624- 1708), kapangaruhan kefeo- dalisme Jawa, lain ngan nu- rutan make undak-usuk, tapi dina kahirupan sapopoe deu- ih. Ka nu saluhureun pangkat atawa wibawana, pura-pura ngahormat, ari ka sahanda- peun ngaleyek-ngekesek. Ka luhur teu wani nyarita satara- basna atawa nepikeun kaha- yangna, basana "heurin ku le- tah" da henteu acan sadar ka- na hak-hakna warganagara republik demokratis ... EMIKIAN mengutip orasi ilmiah Ajip Rosidi yangdisam- paikannya dalampene- rimaananu- gerah Doktor Honoris Causa (HC) bidang Ilrnu Budaya Fa- kultas Sastra Universitas Pa- djadjaran di Aula Sanusi Hard- jadinata, Bandung, Senin (31/1). Di hadapan Sidang Ter- buka Komisi Guru Besar Senat Universitas Padjadjaran yang dihadiri seniman, budayawan, dan para inohong itu, Ajip me- nyampaikan orasiilmiahnya bertajuk "Urang Sunda di Lingkungan Indonesia". Orasi ilmiah ini menarik karena mungkin inilah kali pertama orasi dalam prosesi pemberian gelar akademis sebuah institusi pendidikan disampaikan de- ngan menggunakan bahasa daerah (Sunda). Hal ini, seba- gaimana dikatakan Ajip, demi membuktikan bahwa bahasa ibu bisa menjadi bahasa ilmu. Lebih dari sekadar itu, se- perti kutipan di atas, dalam orasinya Ajip banyak mengkri- tisi watak dan etos orang Sun- da di tengah budaya demokrasi dan lingkungan modern yang bernama negara Indonesia. Membaca peran atau posisi orang dan budaya Sunda di te- ngah ker~aman Indonesia, r inilah yang menjadi tema dasar orasi Ajip. Sebuah tema yang hingga hari ini masih terasa aktual, terlebih di tengah mun- culnya semacam perasaan ke- terpinggiran orang Sunda dan budayanya di antara etnis lain- nya. Hal itu dianggap menjadi sesuatu yang kontradiktif _ mengingat jumlah orang Sun- da merupakan etnis kedua ter- banyak di negeri ini. Menjadi wajarlahjika kemudian terus muncul berbagai pertanyaan, mengapa dan apa sebabnya orang Sunda hingga hari ini masih belum bisa menunjuk- kan perannya yang lebih opti- mal sebagaimana etnis-etnis lainnya di Indonesia? . Seraya menegaskan bahwa budaya dan orang Sunda me- rupakan bagian utuh dari ling- kungan bernama Indonesia, dalam orasi ihniahnya Ajip kembali menghadirkan perta- nyaan itu. Alih-alih meman- dang adanya realitas eksternal yang bisa diasumsikan menjadi sebab terhalangnya orang Sun- da untuk berkiprah, Ajip lebih cenderung memeriksa dengan kritis ke dalam etos dan watak orang Sunda sendiri. Memang, inilah yang selalu dilontarkan Ajip dengan kritis dalam ber- bagai pandangannya ihwal ke- terpinggiran orang Sunda. Oleh karena itulah, banyak kalangan menyebut budaya- wan Sunda yang namanya tak bisa disendirikan dari sastra Indonesia modern ini sebagai tukang nyarekan. Lepas dari kesan semacam itu, apa yang dilontarkan Ajip tampaknya le- bih merupakan sebuah otokri- tik. Sesuatu yang terasa langka dalam tradisi dan budaya Sun- da. Paling tidak, dari cara dan bagaimana ia melontarkan oto- kritik itu. Seperti kutipan di atas, di tengah lingkungan In- donesia yang modern, Ajip me- lihatbagaimanaorangSunda masih belum bisa keluar dari "penjara sejarah" ang me- 12 13 27 28 OSep OOkt 14 15 16 29 30 31 ONov ODes. mengaruhi etos dan wataknya. Etos dan watak feodal yang berseberangan dengan hak- haknya sebagai warga negara yang merdeka untuk menyata- kan pendapat. ** DAlAM pengantar (bubu- ka) orasinya, Ajip Rosidi mengungkapkan sejumlah data ihwal jumlah atau keberadaan orang Sunda dalam proses la- hirnya kesadaran nasionalis pada masa Hindia-Belanda. Mulai darimasa pergerakan, kemerdekaan, hingga hari ini. Di situ Ajip memaparkan de- ngan detail sejumlah nama dan jumlah orang Sunda yang ber- kiprah di berbagai lapangan. Mulai dari lapangan politik, militer, pendidikan, dan biro- krasinegara.Pengungkapan seluruh data ini agaknya hen- dak menjadi semacam "bukti'' keberadaan dan kiprah orang Sunda dalam proses lahirnya Indonesia •.Dalam konteks seja- rah pergerakan hingga dinami- ka politik setelah kemerdeka- an, Ajip ada menyebut sejum- lah orang Sunda yang telah tu- rut menjadi penanda penting dalam proses lalrirnya negara Indonesia. Akan tetapi, secara jumlah, keberadaan mereka te- taplah tidak sebanding dengan jumlah orang Sunda yang mencapai 20 persen dari selu- rul1penduduk Indonesia. Data ini disampaikan Ajip untuk kembali pada pertanya- an apa yang menyebabkan se- mua itu, seraya melihatnya ke belakang. Berbagai jawaban ju- ga muncul dan lebih bersifat hipotesis dari berbagai kalang- an. Di antaranya yang meng- hubungkannya dengan faktor alam, mental, dan tingkat pen- didikan. Ajip sendiri tampak- nya, sekali lagi, lebih cende- rung melihatnya dari faktor se- jarah yang memengarulli men- talitas orang Sunda yang tak pernah bisa mandiri dan mer- Kliping Humas Unpad 2011 l

Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/pikiranrakyat-20110206... · Pikiran Rakyat oSelasa 0Rabu oKamis 0Jumat oSabtu • Minggu 4 20

Embed Size (px)

Citation preview

Pikiran Rakyato Selasa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu • Minggu420

5 G> 721 22

8 9 10 1123 24 25 26--~----~----~~--~~--~~---OJun 0 Jul 0 AgsOApr OMeiOMar

Urang Sunda anu kunqsi di-jajah kuMataram (1624-1708), kapangaruhan kefeo-dalisme Jawa, lain ngan nu-rutan make undak-usuk, tapidina kahirupan sapopoe deu-ih. Ka nu saluhureun pangkatatawa wibawana, pura-purangahormat, ari ka sahanda-peun ngaleyek-ngekesek. Kaluhur teu wani nyarita satara-basna atawa nepikeun kaha-yangna, basana "heurin ku le-tah" da henteu acan sadar ka-na hak-hakna warganagararepublik demokratis ...

EMIKIANmengutiporasi ilmiahAjip Rosidiyangdisam-paikannyadalampene-rimaananu-

gerah Doktor Honoris Causa(HC) bidang Ilrnu Budaya Fa-kultas Sastra Universitas Pa-djadjaran di Aula Sanusi Hard-jadinata, Bandung, Senin(31/1). Di hadapan Sidang Ter-buka Komisi Guru Besar SenatUniversitas Padjadjaran yangdihadiri seniman, budayawan,dan para inohong itu, Ajip me-nyampaikan orasiilmiahnyabertajuk "Urang Sunda diLingkungan Indonesia". Orasiilmiah ini menarik karenamungkin inilah kali pertamaorasi dalam prosesi pemberiangelar akademis sebuah institusipendidikan disampaikan de-ngan menggunakan bahasadaerah (Sunda). Hal ini, seba-gaimana dikatakan Ajip, demimembuktikan bahwa bahasaibu bisa menjadi bahasa ilmu.Lebih dari sekadar itu, se-

perti kutipan di atas, dalamorasinya Ajip banyak mengkri-tisi watak dan etos orang Sun-da di tengah budaya demokrasidan lingkungan modern yangbernama negara Indonesia.Membaca peran atau posisiorang dan budaya Sunda di te-ngah ker~aman Indonesia,

r

inilah yang menjadi tema dasarorasi Ajip. Sebuah tema yanghingga hari ini masih terasaaktual, terlebih di tengah mun-culnya semacam perasaan ke-terpinggiran orang Sunda danbudayanya di antara etnis lain-nya. Hal itu dianggap menjadisesuatu yang kontradiktif _mengingat jumlah orang Sun-da merupakan etnis kedua ter-banyak di negeri ini. Menjadiwajarlahjika kemudian terusmuncul berbagai pertanyaan,

mengapa dan apa sebabnyaorang Sunda hingga hari inimasih belum bisa menunjuk-kan perannya yang lebih opti-mal sebagaimana etnis-etnislainnya di Indonesia?. Seraya menegaskan bahwabudaya dan orang Sunda me-rupakan bagian utuh dari ling-kungan bernama Indonesia,dalam orasi ihniahnya Ajipkembali menghadirkan perta-nyaan itu. Alih-alih meman-dang adanya realitas eksternalyang bisa diasumsikan menjadisebab terhalangnya orang Sun-da untuk berkiprah, Ajip lebihcenderung memeriksa dengankritis ke dalam etos dan watakorang Sunda sendiri. Memang,inilah yang selalu dilontarkanAjip dengan kritis dalam ber-bagai pandangannya ihwal ke-terpinggiran orang Sunda.Oleh karena itulah, banyak

kalangan menyebut budaya-wan Sunda yang namanya takbisa disendirikan dari sastraIndonesia modern ini sebagaitukang nyarekan. Lepas darikesan semacam itu, apa yangdilontarkan Ajip tampaknya le-bih merupakan sebuah otokri-tik. Sesuatu yang terasa langkadalam tradisi dan budaya Sun-da. Paling tidak, dari cara danbagaimana ia melontarkan oto-kritik itu. Seperti kutipan diatas, di tengah lingkungan In-donesia yang modern, Ajip me-lihatbagaimanaorangSundamasih belum bisa keluar dari"penjara sejarah" ang me-

12 1327 28

OSep OOkt

14 15 1629 30 31ONov ODes.

mengaruhi etos dan wataknya.Etos dan watak feodal yangberseberangan dengan hak-haknya sebagai warga negarayang merdeka untuk menyata-kan pendapat.

**DAlAM pengantar (bubu-

ka) orasinya, Ajip Rosidimengungkapkan sejumlah dataihwal jumlah atau keberadaanorang Sunda dalam proses la-hirnya kesadaran nasionalispada masa Hindia-Belanda.Mulai darimasa pergerakan,kemerdekaan, hingga hari ini.Di situ Ajip memaparkan de-ngan detail sejumlah nama danjumlah orang Sunda yang ber-kiprah di berbagai lapangan.Mulai dari lapangan politik,militer, pendidikan, dan biro-krasinegara.Pengungkapanseluruh data ini agaknya hen-dak menjadi semacam "bukti''keberadaan dan kiprah orangSunda dalam proses lahirnyaIndonesia •.Dalam konteks seja-rah pergerakan hingga dinami-

ka politik setelah kemerdeka-an, Ajip ada menyebut sejum-lah orang Sunda yang telah tu-rut menjadi penanda pentingdalam proses lalrirnya negaraIndonesia. Akan tetapi, secarajumlah, keberadaan mereka te-taplah tidak sebanding denganjumlah orang Sunda yangmencapai 20 persen dari selu-rul1penduduk Indonesia.Data ini disampaikan Ajip

untuk kembali pada pertanya-an apa yang menyebabkan se-mua itu, seraya melihatnya kebelakang. Berbagai jawaban ju-ga muncul dan lebih bersifathipotesis dari berbagai kalang-an. Di antaranya yang meng-hubungkannya dengan faktoralam, mental, dan tingkat pen-didikan. Ajip sendiri tampak-nya, sekali lagi, lebih cende-rung melihatnya dari faktor se-jarah yang memengarulli men-talitas orang Sunda yang takpernah bisa mandiri dan mer-

Kliping Humas Unpad 2011

l

%

SAMPYONG (seni tradisi yang berasal dari Majalengka Jawa Barat). *

deka sebagai seorang individu."Ku sabab lila teuing dijajah

deungeun, urang Sundajadituman ulun kumawula, mibo-ga mentalitas hayang kaang-go ku dunungan, alus gorengkumaha ceuk dunungan ata-wa nu lian, akibat na hirupagumantung ka nu lian, kata-nya.

Penjara masa lalu inilahyang dalam pandangan Ajipmenjadi salah satu pengham-bat orang Sunda untuk lebihberkiprah di pentas nasional.Penjara inilah yang di satu sisimembuat sebagian orang Sun-da hidup dan percaya padaberbagai mitos dan hal-halyang irasional di masa laluyang sampai sekarang belurnbisa dibuktikan secara ilmiah.Pada bagian inilah, tanpa te-deng aling-aling Ajip menyebutperilaku sebagian kalanganyang alih-alih berani tampiluntuk bersaing, malah lebih

meyakini hal-hal yang tak lebihdarimitos.

"Urang Sunda ge resep nqa-bobodo maneh ku nyekel kanamitos-mitos anu henteu rasio-naljeung henteu aya buktina.Umpamana percaya kana ka-unggulan nagara Pajajaranjeung rajana Prabu Siliwangi,anu sacara historis henteu ayabuktina yen kunqsi aya di kie-una. Hal eta nyababkeunurang Sunda henteu ngarasaperlu usahajeung nqalakuke-un nanaon, da ngandeulkeunteuing kana pitulung PrabuSiliuxinqi anu diyakini barisdatang (padahal teu datangbae), ujarnya.

"Nagara Pajajaran" yang di-sebut Ajip dan UniversitasPadjadjaran yang memberinyagelar Doktor (HC) tentu sajadua hal yang berbeda, sebagai-mana juga Prabu Siliwangi danKodam IIIjSiliwangi. Lepasdari soal itu, memang nyaris

tak ada satu pun yang lolos da-ri sentilan Ajip. Termasuk dilapangan pendidikan di manakaurn akademisi Sunda dise-butnya lebih banyak dan lebihsibuk mencari projek ketirn-bang menonjol dalam bidangkeilmuannya. Demikian puladalam organisasi kesundaanyang membawahi universitasseperti Universitas Pasundan(Unpas).

"Lamun henteu salah moto-na teh 'pengkur agamana, lu-hung elmuna.jetnbar budaua-na'. Teuinq nu mana nu geuskahontal, tapi nu sidik di Un-pas henteu aya studi ngenaanbudaya, basa katut sastraSunda. Jadi anu baris dijem-barkeun teh budaya saha?"ujar Ajip yang membuat se-jumlah orang tersenyum-se-nyum.

Orasi ilmiah Ajip tampaknyabukanlah kehendak untuk se-kadar nyarekan. Melainkan,

lebih berangkat dari keinginanmengkritisi atau elakukansemacam otokriti sebagaima-na juga Mochtar bis denganpidato kebudaya ya "Manu-sia Indonesia" di aman IsmailMarzuki (TIM) J carta, 1977-Sikap pandangan g hendakmengingatkan sejt lah hal .yang semestinya diperbaiki.Dalam konteks i .ah, di bagi-an akhir orasinya, Ajip menilaikesadaran pada ngetahuandan sejarah buda Sunda, ha-rus menjadi tula punggungbagi kebangkitan nerasi mu-da Sunda di pent s nasional.

"Nyajadi kawajiban urangayeuna ngusahakeun sangkanbarudak Sunda CllIU baris cu-marita di panggu 9 nasionalminanqka urang ndonesia,dibekelan kawa h kana sa-jarahjeung budaya Sunda,miboga kareueusjadi urangSunda," katanya. Ahda Im-ran) ***

%

SAMPYONG (seni tradisi yang berasal dari Majalengka Jawa Barat). *

deka sebagai seorang individu."Ku sabab lila teuing dijajah

deungeun, urang Sundajadituman ulun kumawula, mibo-ga mentalitas hayang kaang-go ku dunungan, alus gorengkumaha ceuk dunungan ata-wa nu lian, akibat na hirupagumantung ka nu lian, kata-nya.

Penjara masa lalu inilahyang dalam pandangan Ajipmenjadi salah satu pengham-bat orang Sunda untuk lebihberkiprah di pentas nasional.Penjara inilah yang di satu sisimembuat sebagian orang Sun-da hidup dan percaya padaberbagai mitos dan hal-halyang irasional di masa laluyang sampai sekarang belurnbisa dibuktikan secara ilmiah.Pada bagian inilah, tanpa te-deng aling-aling Ajip menyebutperilaku sebagian kalanganyang alih-alih berani tampiluntuk bersaing, malah lebih

meyakini hal-hal yang tak lebihdarimitos.

"Urang Sunda ge resep nqa-bobodo maneh ku nyekel kanamitos-mitos anu henteu rasio-naljeung henteu aya buktina.Umpamana percaya kana ka-unggulan nagara Pajajaranjeung rajana Prabu Siliwangi,anu sacara historis henteu ayabuktina yen kunqsi aya di kie-una. Hal eta nyababkeunurang Sunda henteu ngarasaperlu usahajeung nqalakuke-un nanaon, da ngandeulkeunteuing kana pitulung PrabuSiliuxinqi anu diyakini barisdatang (padahal teu datangbae), ujarnya.

"Nagara Pajajaran" yang di-sebut Ajip dan UniversitasPadjadjaran yang memberinyagelar Doktor (HC) tentu sajadua hal yang berbeda, sebagai-mana juga Prabu Siliwangi danKodam IIIjSiliwangi. Lepasdari soal itu, memang nyaris

tak ada satu pun yang lolos da-ri sentilan Ajip. Termasuk dilapangan pendidikan di manakaurn akademisi Sunda dise-butnya lebih banyak dan lebihsibuk mencari projek ketirn-bang menonjol dalam bidangkeilmuannya. Demikian puladalam organisasi kesundaanyang membawahi universitasseperti Universitas Pasundan(Unpas).

"Lamun henteu salah moto-na teh 'pengkur agamana, lu-hung elmuna.jetnbar budaua-na'. Teuinq nu mana nu geuskahontal, tapi nu sidik di Un-pas henteu aya studi ngenaanbudaya, basa katut sastraSunda. Jadi anu baris dijem-barkeun teh budaya saha?"ujar Ajip yang membuat se-jumlah orang tersenyum-se-nyum.

Orasi ilmiah Ajip tampaknyabukanlah kehendak untuk se-kadar nyarekan. Melainkan,

lebih berangkat dari keinginanmengkritisi atau elakukansemacam otokriti sebagaima-na juga Mochtar bis denganpidato kebudaya ya "Manu-sia Indonesia" di aman IsmailMarzuki (TIM) J carta, 1977-Sikap pandangan g hendakmengingatkan sejt lah hal .yang semestinya diperbaiki.Dalam konteks i .ah, di bagi-an akhir orasinya, Ajip menilaikesadaran pada ngetahuandan sejarah buda Sunda, ha-rus menjadi tula punggungbagi kebangkitan nerasi mu-da Sunda di pent s nasional.

"Nyajadi kawajiban urangayeuna ngusahakeun sangkanbarudak Sunda CllIU baris cu-marita di panggu 9 nasionalminanqka urang ndonesia,dibekelan kawa h kana sa-jarahjeung budaya Sunda,miboga kareueusjadi urangSunda," katanya. Ahda Im-ran) ***