Upload
dinhdat
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ii
Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program pembangunan
kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi dan misi pembangunan
kesehatan di Kota Blitar.
Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016 didasarkan pada data tabel sesuai
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota Tahun 2016”, sehingga informasi yang disampaikan dalam profil ini merupakan
interpretasi dari data tersebut.
Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita
semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung
penyusunan buku ini.
Blitar, Mei 2017
Kepala Dinas KesehatanKota Blitar
dr.NGESTI UTOMOPembina Utama Muda
NIP. 19570824 198712 1 001
KATA PENGANTAR
iii
KATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiDAFTAR TABEL PROFIL iv
BAB 1 PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan1.3 Sistematika Penyajian
22
1.4 Distribusi Profil Kesehatan 3
BAB 2 GAMBARAN UMUM 52.1 Keadaan Geografis dan Administrasi 52.2 Topografi 62.3 Kependudukan 7
BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 103.1 Angka Kematian (Mortalitas) 103.2 Angka/ Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) 163.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 17
BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 384.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 384.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 554.3 Perilaku Hidup Masyarakat 594.4 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 604.5 Ketersediaan Obat 624.6 Perbaikan Gizi Masyarakat 63
BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 725.1 Sarana Kesehatan 725.2 Tenaga Kesehatan 755.3 Pembiayaan Kesehatan 77
BAB 6 KESIMPULAN 79
LAMPIRAN
DAFTAR ISI
iv
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk,Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk MenurutKecamatan
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan KelompokUmur
Tabel 3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang MelekHuruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut JenisKelamin
Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas
Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan,dan Puskesmas
Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB padaAnak, dan Case Notification Rate (CNR) per 100.000Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, danPuskesmas
Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 9 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut JenisKelamin
Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV MenurutJenis kelamin
Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
DAFTAR TABEL PROFIL
v
Tabel 14 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas
Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 MenurutJenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta MenurutTipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release FromTreatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas
Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan danPuskesmas
Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas
Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas
Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) MenurutJenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan danPuskesmas
Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan MetodeIVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE)Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut JenisKejadian Luar Biasa (KLB)
Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yangDitangani < 24 Jam
Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong TenagaKesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas MenurutKecamatan dan Puskesmas
vi
Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil MenurutKecamatan dan Puskesmas
Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia SuburMenurut Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanandan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatandan Puskesmas
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatandan Puskesmas
Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization(UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B<7 Hari dan BCG pada BayiMenurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak,dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak BalitaMenurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
vii
Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatandan Puskesmas
Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat PerawatanMenurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD danSetingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan danPuskesmas
Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD danSetingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut JenisKelamin, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut JenisJaminan dan Jenis Kelamin
Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan KunjunganGanggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih danSehat (ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 59 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air MinumBerkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelengara Air Minumyang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tabel 61 Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yangLayak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan danPuskesmas
Tabel 62 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Tabel 63 Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi SyaratKesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas
viii
Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status HigieneSanitasi
Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik
Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin
Tabel 67 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan
Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) denganKemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1
Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas
Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM) Menurut Kecamatan
Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan
Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan
Tabel 73 Jumlah Tenaga Keeperawatan di Fasilitas Kesehatan
Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan
Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan KesehatanLingkungan di Fasilitas Kesehatan
Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan
Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan
Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan
Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan
Tabel 80 Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota
1
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang
optimal. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yang bernaung di bawah Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh
manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya, sehingga
Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menjalankan
kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak
punya, namun juga berorientasi pada pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
pada tahun 2016. Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan
yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan
masyarakat.
Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan bidang
kesehatan, yakni terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1);
menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5);
memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan
lingkungan hidup (Tujuan 7).
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah
satunya dibutuhkan adanya kesediaan data dan informasi yang akurat bagi proses
pengambilan keputusan dan perencanaan program. Salah satu produk dari penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016. Profil
Kesehatan merupakan salah satu indikator dari Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2016-2021. Penyusunan Profil Kesehatan ini didasarkan pada
beberapa peraturan perundangan-undangan bidang kesehatan, antara lain:
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008
tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
BAB 1PENDAHULUAN
2
Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga berisi
data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya
kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Blitar.
Akhirnya dengan pembangunan yang intensif, berkesinambungan dan merata, serta
didukung dengan data/informasi yang tepat, maka diharapkan pembangunan di bidang
kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Blitar.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Tujuan umum dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016 adalah
tersedianya data dan informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan
dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan Kota Blitar Tahun 2016
secara berhasilguna dan berdayaguna.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kota Blita tahun 2016 adalah:
1. Diperolehnya data dan informasi mengenai gambaran umum yang meliputi data
geografis, topologi dan demografi secara terpilah.
2. Diperolehnya data dan informasi mengenai derajad kesehatan yang meliputi angka
kematian, angka kesakitan dan angka harapan hidup.
3. Diperolehnya data dan informasi mengenai upaya kesehatan meliputi upaya kesehatan
dasar, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, pelayanan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, ketersediaan obat, dan perbaikan gizi
masyarakat.
4. Diperolehnya data dan informasi mengenai sumber daya kesehatan meliputi sarana
kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
1.3 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016 terdiri dari
beberapa bagian sebagai berikut :
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari
penyajiannya.
3
Bab-2 : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak
geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial
budaya, perilaku dan lingkungan.
Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan mengenai angka kematian,
angka/umur harapan hidup, dan angka kesakitan.
Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan
penunjang, perbaikan gizi masyarakat, perilaku hidup masyarakat, pemberantasan penyakit
menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, pelayanan kefarmasian dan
alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga
mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta
upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Blitar.
Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
sumber daya kesehatan lainnya.
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih
lanjut dari Profil Kesehatan Tahun 2015. Selain mencatat keberhasilan-keberhasilan, bab ini
juga mngemukakan hal-hal yang dianggap masing kurang dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota Blitar
dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender. Profil
kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain
(softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain).
1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN
Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut:
1. Walikota Blitar
2. DPRD Kota Blitar
3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA
4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya
4
5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
6. Dinas Kesehatan Provinsi
7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi
8. LSM Kesehatan di Kota Blitar
5
Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yang evidence
based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang kesehatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota Blitar. Gambaran umum ini
menguraikan tentang letak geografis, administratif dan beberapa informasi umum lainnya.
Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-
faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan sosial budaya. Adapun gambaran
umum secara lengkap adalah sebagai berikut :
2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah Kota
Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°14’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ - 8°10’ Lintang
Selatan. Jarak tempuh dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur ± 160 km ke arah Barat Daya.
Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan
batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Nglegok
dan Kecamatan
Garum Kabupaten
Blitar
Sebelah Timur : Kecamatan Garum
dan Kecamatan
Kanigoro
Kabupaten Blitar
Sebelah Selatan : Kecamatan Kanigoro
dan Kecamatan
Sanankulon Kabupaten Blitar
Sebelah Barat : Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok Kabupaten
Blitar
Pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang miskin potensi,
karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksplorasi menjadi
sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan galian, mineral maupun hasil hutan dan
BAB 2GAMBARAN UMUM
6
kekayaan alam lainnya. Dengan demikian upaya yang harus terus digalakkan adalah
pengembangan dan pembangunan sumber daya lainnya baik yang berupa sumber daya
manusia maupun sumber daya buatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ± 32,578 km2, terdiri
atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian pada tahun 2005 dijadikan 21
Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden menjadi 2 Kelurahan yaitu Pakunden dan
Tanjungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun perincian luas
wilayah di masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar
No Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Luas Wilayah Km2 %
1 Sukorejo 7 9,92 32,01
2 Kepanjenkidul 7 10,50 33,88
3 Sananwetan 7 10,57 34,11
Jumlah 21 30,99 100
Sumber: BPS Kota Blitar Tahun 2013
2.2 TOPOGRAFI
Rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan laut adalah 156 m. Dilihat dari
topografinya wilayah Kota Blitar masih termasuk dataran rendah. Namun wilayah bagian
utara relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian selatan. Ketinggian di bagian
utara sekitar 245 m dari permukaan air laut dengan tingkat kemiringan 2° sampai 15°.
Semakin ke selatan tingkat ketinggiannya semakin menurun yaitu bagian tengah sekitar 175
m dan bagian selatan 140 m dengan tingkat kemiringan 0° sampai 2°. Secara rata-rata
ketinggian Kota Blitar dari permukaan air laut sekitar 156 m.
Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian
utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245 meter dari
permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140 meter dari permukaan
air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kota
Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga mempengaruhi pola pemanfaatan dan tata guna
tanah di wilayah Kota Blitar.
7
2.3 KEPENDUDUKAN
Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat
pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi menurut
umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah sebagai berikut:
2.3.1 Komposisi Penduduk
Berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Jawa Timur, jumlah penduduk
Kota Blitar tahun 2016 sebesar 139.117 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki
sebesar 69.001 jiwa dan penduduk perempuan 70.116 jiwa, dengan jumlah Rumah Tangga
46.005. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2015 yaitu 144.838 jiwa,
maka terjadi penurunan jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 5.721 jiwa. Adapun
distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur adalah sebagai berikut:
Grafik 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis KelaminKota Blitar Tahun 2016
8.000 6.000 4.000 2.000 00 2.000 4.000 6.000 8.000
0-4 TH5-9 TH
10-14 TH15-19 TH20-24 TH25-29 TH30-34 TH35-39 TH40-44 TH45-49 TH50-54 TH55-59 TH60-64 TH65-69 TH70-74 TH
>75 TH
Perempuan Laki-laki
Sumber: Data Profil Kependudukan Kota Blitar Tahun 2016
Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 30-34 tahun yaitu 10.074
jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih banyak pada usia Dewasa.
Rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan sebesar 98,41%.
2.3.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2016 adalah 4.489/Km2. Kondisi ini
menurun dari kondisi pada tahun 2015 yakni 4.672/Km2. Adapun data secara lengkap
mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun 2012 s/d 2016 adalah sebagai berikut:
8
Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-Km2 (dalam ribuan)Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
4,13 4,17 4,2
4,5
4,7
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
5
2012 2013 2014 2015 2016
Kepadatan Penduduk
Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang Diolah & Data Profil KependudukanKota Blitar
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya terjadi
kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring dengan perubahan jumlah
penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat terjadi dikarenakan banyak hal, diantaranya
dapat disebabkan oleh perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota ataupun
sebaliknya, selain itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan angka kematian
dan jumlah kelahiran di wilayah tersebut. Untuk tahun 2012 terjadi penurunan dikarenakan
adanya perubahan data sasaran jumlah penduduk setelah sensus penduduk tahun 2010.
2.3.3 Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia
tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun) dengan jumlah penduduk
usia produktif. Rasio ini menggambarkan beban yang ditanggung oleh penduduk usia
produktif. Berikut ini gambaran rasio beban tanggungan di Kota Blitar mulai tahun 2012 s/d
2016:
9
Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
46,42
46,11 45,5
42,5744,33
40
41
42
43
44
45
46
47
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio Beban Tanggungan
Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang Diolah & Data Profil Kependudukan
Kota Blitar
Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar masih cukup
besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah jumlah penduduk usia
produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan faktor penghambat pembangunan
ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang
produktif terpaksa dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif,
maka semakin tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban tanggungan bagi usia
produktif.
10
Situasi derajat kesehatan di Kota Blitar digambarkan dengan tiga indikator
pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/Umur Harapan Hidup,
Angka Kesakitan (Morbiditas). Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari
fasilitas kesehatan (facility based) dan dari masyarakat (community based).
Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2016 dapat diuraikan
sebagai berikut.
3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari
berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di suatu
wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan
masyarakat, di samping seringkali digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
program pembangunan dan pelayanan kesehatan.
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey,
hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian
pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Perkembangan
tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab kematian utama yang terjadi pada tahun
2016 akan diuraikan dibawah ini.
3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud adalah kematian
seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan bukan karena kecelakaan
disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung per
100.000 kelahiran hidup.
Berbagai upaya telah diupayakan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin ini
baik fasilitasi dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan,
peningkatan klinis keterampilan petugas di lapangan serta keterlibatan berbagai pihak dalam
pelaksanaan program KIA.
Berdasarkan hasil data Laporan Kematian Ibu di Kota Blitar tahun 2016, sebesar
236,2 (5 kematian) per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami kenaikan bila
dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya 48,80 (1 kematian) per 100.000 kelahiran
BAB 3SITUASI DERAJAT KESEHATAN
11
hidup. Jika dibandingkan dengan target daerah (RPJMD) sebesar 65,77 per 100.000
kelahiran hidup, target RPJMN 2016 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan target
SDG’s dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2016, maka pada tahun 2016 AKI di
Kota Blitar melebihi target.
Kondisi ini merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang
sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan hasil
laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit.
Kasus kematian ibu pada tahun 2016 disebabkan karena ca nasal 1 orang, meningitis
1 orang, infeksi 2 orang, dan diare 1 orang.
Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
236,2
48,8
139,27
49,48
339,31
050
100150200250300350400
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Kasus
Sumber: Seksi Kesga & Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Gambar 3.1. Pertemuan Sosialisasi Cara Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilanoleh Masyarakat
12
Grafik 3.2 Perkembangan Capaian, Target RPJMD dan MDGs/SDGs AKI(per 100.000 Kelahiran Hidup) di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
48,08 47,21 45,45 65,77102 102 102 102
7049,48 48,8
236,2
46,09
139,27
339,31
050
100150200250300350400
2012 2013 2014 2015 2016
Target RPJMD Target MDGs/SDGs Capaian
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Grafik 3.3 Jumlah Kasus Kematian Ibudi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
7
1
3
1
5
0
2
4
6
8
10
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Kematian
13
Grafik 3.4 Jumlah Kasus Kematian Ibu Menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
2 2
1
0
1
2
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Gambar 3.2. Pertemuan Review Maternal Perinatal (RMP)
Keberhasilan percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir tidak hanya
ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat
menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari
masyarakat. Perbaikan infrastruktur yang akan menunjang akses kepada pelayanan
kesehatan seperti transportasi, ketersediaan listrik, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta
pendidikan dan pemberdayaan masyarakat utamanya terkait kesehatan ibu dan anak yang
menjadi tanggung jawab sektor lain memiliki peran sangat besar. Demikian pula keterlibatan
14
masyarakat madani, lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaan dan menggerakkan
masyarakat sebagai pengguna serta organisasi profesi sebagai pemberi pelayanan kesehatan
Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program EMAS
(Expanding Maternal and Neonatal Survival, bekerja sama dengan USAID dengan kurun
waktu 2012 – 2016, yang diluncurkan 26 Januari 2012 sebagai salah satu bentuk kerjasama
Pemerintah Indonesia dengan USAID dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan
bayi baru lahir di 6 provinsi terpilih yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat,
Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menyumbangkan kurang lebih 50 persen dari
kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Upaya yang akan dilaksanakan adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan
emergensi obstetri dan neonatal dengan cara memastikan intervensi medis prioritas yang
mempunyai dampak besar pada penurunan kematian dan tata kelola klinis (clinical
governance) diterapkan di RS dan Puskesmas. Upaya lain dalam program EMAS ini dengan
memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan
dasar di Puskesmas sampai ke RS rujukan di tingkat Kabupaten/Kota. Masyarakat pun
dilibatkan dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas fasilitas kesehatan ini. Untuk itu,
program ini juga akan mengembangkan mekanisme umpan balik dari masyarakat ke
pemerintah daerah menggunakan teknologi informasi seperti media sosial dan SMS
gateway, dan memperkuat forum masyarakat agar dapat menuntut pelayanan yang lebih
efektif dan efisien melalui maklumat pelayanan (service charter) dan Citizen Report Card.
3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat
menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok
usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi.
Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan
merefleksikan kondisi sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya. Tersedianya berbagai
fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil.
Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisonal ke norma kehidupan
modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat
AKB.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Jawa Timur Tahun
2011-2013, AKB Provinsi Jawa Timur 27,23 per 1000 kelahiran hidup.
Selama tahun 2016 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2.126 kelahiran. Dari seluruh
kelahiran, tercatat 9 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 21 kasus (tabel 4 dan 5).
15
Kematian bayi ini disebabkan oleh BBLR (6 kasus), asfiksia (4 kasus), infeksi (2 kasus),
kelainan bawaan (7 kasus), Pneumonia (1 kasus), dan lain-lain (1 kasus). AKB ini sangat
penting, karena tingginya AKB menunjukan rendahnya kualitas perawatan selama masa
kehamilan, saat persalinan dan masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi.
Target daerah pada tahun 2016 sebesar 9,08 per 1000 kelahiran hidup (KH),
sedangkan di Kota Blitar AKB 9,92 per 1000 KH.
Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada diagram berikut:
Grafik 3.5 Jumlah Kematian Bayidi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
0
5
10
15
20
25
2012 2013 2014 2015 2016
24 24
13
17
21
Jumlah
kema
tian b
ayi
AKBSumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Jumlah kematian anak balita tidak mengalami penurunan, tahun 2015 dan tahun
2016 adalah 2 kasus.
Grafik 3.6 Jumlah Kematian Anak Balitadi Kota Blitar Tahun 2012-2016
2 2
0
2 2
0
1
2
3
4
2012 2013 2014 2015 2016Jumlah Kematian Anak Balita
Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
16
Dari diagram tersebut, terlihat terjadi kenaikan kematian pada bayi dan anak balita di
wilayah Kota Blitar pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2016 tetap ada 2 kasus
kematian anak balita dan sudah memenuhi target MDGs yang ditetapkan. Oleh Karena itu
perlu upaya-upaya yang jelas dan terarah untuk menurunkan AKB utamanya yaitu
meningkatkan kualitas pelayanan juga melalui meningkatkan cakupan, keterjangkauan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Gambar 3.3 Seminar Penatalaksanaan Kelas Ibu Hamil
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia
5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan
kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2016 di Kota Blitar terjadi 23 kematian balita
dengan AKABA terlaporkan 10,86 per 1.000 KH, meningkat dari tahun 2015 sebanyak 19
kasus kematian anak balita di Kota Blitar dengan AKABA terlaporkan 9,27 per 1.000 KH.
3.2 ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP (AHH/UHH)
Angka/Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) secara definisi adalah perkiraan rata-rata
lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk dari sejak lahir. AHH dapat
dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan
pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di suatu wilayah, termasuk di dalamnya
derajat kesehatan. Data AHH diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS).
Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025.
Pada tahun yang sama, AHH Nasional diperkirakan mencapai 73,7 tahun (sumber: Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional).
17
Pada tahun 2016 Kota Blitar mempunyai AHH yang tertinggi di Jawa Timur yakni
sebesar 73,10, sedangkan AHH Jawa Timur 70,19. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara Kabupaten/Kota di Jawa
Timur.
Grafik 3.7 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2016 Jawa Timur
73,1
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
Kota Blitar
Kota Mojoke
rto
Pacitan
Surabaya
Gresik
Sidoarj
o
Kota Kediri
MojokertoNga
wiKediri
Kota Batu
Nganjuk
Lamonga
n
Banyuwangi
Bojonegoro
Sumenep
Pasuruan
Sampan
g
Situbondo
Probolingg
o
Kota Blitar
Trenggalek
KotaMojokertoTulungagungPacitan
Magetan
Surabaya
KotaMadiunGresik
Blitar
Sidoarjo
Kota Malang
Kota Kediri
KotaProbolinggoMojokerto
Ponorogo
Ngawi
Jombang
Kediri
Jawa Timur
Kota Batu
Malang
Nganjuk
Madiun
Lamongan
Tuban
Banyuwangi
Lumajang
Bojonegoro
KotaPasuruanSumenep
Pamekasan
Pasuruan
Bondowoso
Sampang
Bangkalan
Situbondo
Jember
Probolinggo
Sumber: Hasil Susenas Jawa Timur, BPS
3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi
epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta penyakit-
penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi, namun
disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga
meningkat. Selain itu masalah perilaku yang tidak sehat, rupanya menjadi faktor utama yang
harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi.
Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok usia
produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat mempengaruhi
produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan.
Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada kesehatan bukan saja pada yang
bersangkutan namun juga pada keluarga dan sekitarnya.
Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh
melalui pengamatan (surveilens) terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan
melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Sementara untuk kondisi
penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu
18
mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di
Kota Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu utama
pelayanan pada masyarakat tahun 2016 maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Penderita Di Puskesmas Se-Kota BlitarMenurut Jenis Penyakit Dengan Penderita Terbanyak Tahun 2016
No Jenis Penyakit Tahun 2016
L P Total
1 Infeksi Akut Saluran Pernafasan Atas 12.916 17.035 29.9512 Penyakit Darah Tinggi Primer 5.188 9.301 14.4893 Nyeri Kepala 3.320 7.136 10.4564 Gangguan Sistemik Jaringan Pengikat yg Berhubungan dg
Penyakit Lain3.232 6.573 9.805
5 DM (NIDDM) 2.806 4.743 7.5496 Common Cold 2.775 4.128 6.9037 Gastritis dan Duodenitis 2.312 4.580 6.8928 Nekrosis Pulpa 1.101 2.418 3.5199 Penyakit Kulit Alergi 1.241 1.923 3.16410 Karies Gigi 999 1.923 2.922
JUMLAHSumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus,
Dinas Kesehatan Kota Blitar
Kejadian kasus penyakit masih relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu
didominasi oleh kasus infeksi saluran nafas bagian atas, namun untuk kasus lain cenderung
berubah posisinya, yaitu didominasi oleh penyakit tidak menular.
3.3.1 Penyakit Menular Langsung
a. Tuberkulosis (TB)
Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang menyerang
golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan sosial ekonomi
lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan
melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif. Sebagian besar penyakit ini menyerang
paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga menyerang organ lain
seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.
Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment
Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru. DOTS
merupakan komitmen nasional dengan menggunakan pendekatan pengobatan serta
pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan terus
19
berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu menekan
tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini ternyata terbukti di
Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap penyakit TB tersebut.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, Indonesia
termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap TB Paru yaitu
menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB setelah India, China,
Afrika Selatan dan Nigeria.
Pencapaian indikator Millennium Development Goals atau MDG untuk
Pengendalian TB cukup memuaskan sejak tahun 2010. Sebab, Indonesia telah berhasil
menurunkan insidens, prevalens, dan angka kematian akibat TB. Insidens TB berhasil
diturunkan sebesar 45%, yaitu 343 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 189 per
100.000 penduduk tahun 2010. Prevalensi TB telah diturunkan sebesar 35%, yaitu 443 per
100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 289 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sedang
angka kematian TB berhasil turun sebesar 71%, yaitu 92 per 100.000 penduduk tahun 1990
menjadi 27 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sasaran yang harus dicapai adalah
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun
2015 jika dibandingkan dengan tahun 1990. Tatalaksana TB di seluruh Indonesia harus
benar-benar dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih untuk
menghindarkan berbagai dampak negatif, seperti resistensi obat TB yang berakibat
terjadinya TB MDR. Pemahaman masyarakat tentang pentingnya mendapatkan pengobatan
TB dari fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten harus ditingkatkan.
Pada tahun 2016 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan kasus baru
sebanyak 272, dimana 75 diantaranya merupakan BTA (+). Case Notification Rate (CNR)
kasus baru BTA (+) sebesar 53,91/100.000 penduduk dan CNR untuk seluruh kasus TB
195,52/100.000. Pada tahun 2016 ditemukan kasus TB anak umur 0-14 tahun yaitu 11 kasus
di Kecamatan Sananwetan. Angka kesembuhan sebesar 72,84%, sedangkan angka
keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) sebesar 79,01 %. Pada tahun 2016 terjadi 2
kematian selama pengobatan. Dengan demikian di Kota Blitar untuk Angka Kematian
selama pengobatan 1,4 per 100.000 penduduk.
20
Gambar 3.4 Kegiatan Penguatan PPM TB
b. Pneumonia
Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan pernah
didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum survei) pada
bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 0-13,2% dan
pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare. Bila dilihat proposi
pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi pneumonia pada bayi dibandingkan
balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan kelompok bahwa bayi
merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonia. Oleh karena itu pneumonia pada
balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian. Bila tidak segera ditangani dengan
benar maka dikhawatirkan dapat menghambat upaya mencapai target MDG’s menurukan
angka kematian pada bayi dan anak.
Di Kota Blitar tahun 2016 perkiraan jumlah penderita sebesar 487 berdasarkan
4.45% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang ditangani sebesar
63,22%, belum memenuhi target nasional sebesar 100%. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian dari semua pihak, baik pelaksana program maupun pengambil kebijakan serta
masyarakat.
21
Berdasarkan Mulholland K, 1999 menyebutkan faktor resiko terjadinya pneumonia
anak-balita yaitu:
1. Kemiskinan yang luas
Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan rendah dan
status sosial-ekologi menjadi buruk.
2. Derajat kesehatann rendah
Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah duitemukan.
Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak memberikannya ASI
dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk derajat kesehatan
3. Status sosial-ekologi buruk
Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan, daerah
pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat penggunaan biomass, dan
polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan tingkat pendidikan yang kurang
memadai serta adanya adat kebiasaan, kepercayaan lokal yang salah.
4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil
Di negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang. Pembiayaan
kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti infrastruktur
kesehatan untuk diagnostik dan terapeutik tidak adekuat dan tidak memadai, tenaga
kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi dengan akses ke fasilitas kesehatan
sangat kurang.
5. Proporsi populasi sangat kurang
Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi populasi anak
37%, di negara berpenghasilan menengah 27% dan di negara berpenghasilan tinggi
hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak akan
menambah tekanan pada pengendalian dan pencegahan pneumonia terutama pada aspek
pembiayaan.
Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling
terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada anak.
Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam membawa
penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam menegakkan diagnosa
merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit pneumonia.
22
c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur diatas 15
tahun keatas 57,5 % pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum tentu
menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV, hal ini
membuktikan bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan terjadi peningkatan
jumlah kasusnya, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus
dilakukan.
Sampai dengan bulan Desember 2016, jumlah kasus HIV yang dilaporkan adalah 19
orang dan pada kasus AIDS tidak ada kasus yang ditemukan melalui VCT. Dari jumlah
tersebut tidak ditemukan yang meninggal akibat AIDS. Dari segi kelompok umur, kasus
HIV dan AIDS didominasi kelompok umur seksual aktif. Pada kasus HIV usia 25-49 tahun
sebesar 78,95 % dan >50 tahun sebesar 5,26%.
Angka tersebut sesungguhnya jauh lebih kecil dibandingkan angka yang sebenarnya
terjadi (fenomena gunung es). Salah satu cara untuk memantau situasi HIV di masyarakat,
sekaligus upaya pencegahan penularan adalah melakukan penapisan darah donor di
Transfusi Darah.
Grafik 3.8 Perkembangan Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematiandi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS disamping
ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pencegahan
yang dilakukan melalui tes HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemantauan dan
pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).
12 190 0
111 4
2110
191
0
50
100
150
200
250
2012 2013 2014 2015 2016
HIV AIDS Kematian Karena AIDS IMS
23
Gambar 3.5 Kegiatan Praktek Pemulasaran Jenazah Perempuan Kota Blitar
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan
terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada masyarakat
kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan dan perlu
ditingkatkan frekwensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan IMS merupakan penyakit
yang bersifat fenomena gunung es, serta banyak terkendala dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana diperoleh
angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan serta 7,1 %
mengucilkan. Di Kota Blitar pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus Syphilis.
Gambar 3.6 Kegiatan KIE HIV di Kecamatan Kepanjenkidul
24
d. Diare
Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil survey Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Cerna (ISP) Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian
Kesehatan RI, Angka Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411 per 1000
penduduk, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1000 penduduk. Dan berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian
nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan merupakan
penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada anak balita
(25,2%).
Pada tahun 2016 di Kota Blitar jumlah kasus diare diperkirakan sebesar 3.756 kasus
yang tertangani sebesar 2.525 kasus (67,2%).
Grafik 3.9 Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare yang DitanganiMenurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2016
1389
733
1279898 1088 894
3756
2525
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Target Penemuan Diare Ditangani
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan
penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan sesudah
buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang sangat besar.
Karena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan perilaku masyarakat
tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga naik turunnya jumlah penyakit
mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di wilayah tersebut. Kecepatan dan
ketepatan penangganan di tingkat awal kejadian diharapkan mampu mencegah terjadinya
kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan.
25
Tujuan pencegahan Diare adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan Diare
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dan peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya yang dilakukan adalah bukan hanya tanggung
jawab pemerintah, tetapi juga semua sektor dan masyarakat luas. Salah satu kegiatan
berkesinambungan yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan dan informasi
atau penyuluhan dari berbagai sumber media. Keterlibatan kader juga mendukung dalam
pelayanan Diare, terutama untuk meningkatkan penggunaan rehidrasi oral, yakni Oralit
maupun cairan rumah tangga. Di sarana kesehatan, upaya pelayanan penderita Diare bagi
balita adalah dengan pemberian tablet Zinc sesuai umur selama 10 hari berturut-turut di
samping pemberian Oralit. Tata laksana penderita Diare yang tepat di rumah tangga
diharapkan dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat yang bisa berakibat kematian.
e. Kusta
Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun 2000.
Secara nasional, kondisi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar eliminasi ini belum
bisa tercapai. Pada Tahun 2013 New Case Detection Rate (NCDR) di Kota Blitar menjadi
4,42 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya keadaan ini ada
kecenderungan meningkat. Peningkatan ini menunjukan bahwa pelacakan yang dilakukan
oleh petugas lapangan ada kecenderungan lebih intensif. Dengan pelacakan kasus yang lebih
baik maka kasus yang ditemukan akan semakin banyak dan semakin banyak pula kasus yang
terobati, dengan harapan pada tahun-tahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun
sampai dengan bisanya terjadi eliminasi.
Pada tahun 2016 di Kota Blitar ditemukan penderita baru kusta sebanyak 4 orang.
Dari 4 orang tersebut 3 berjenis kelamin laki-laki dan 1 perempuan, tidak ditemukan kasus
pada anak usia 0-14 tahun, dan tidak ada penderita yang mengalami kecacatan tingkat 2.
Data kasus baru kusta dapat dilihat pada Lampiran Data Profil Kesehatan Tabel 14. Kota
Blitar termasuk dalam wilayah low endemic prevalence dengan angka penemuan kasus baru
< 5 per 100.000 penduduk.
Sementara untuk angka kesembuhan penderita kusta sudah mencapai standar
nasional. Angka penderita kusta selesai berobat/RFT PB dan MB tidak ada kasus. Salah satu
upaya Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan) guna mempercepat penurunan kasus
kusta serta meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah adalah dengan dibentuknya
organisasi non struktural, yakni Aliansi Nasional Eliminasi Kusta (ANEK) sebagai forum
kemitraan tingkat nasional yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusat (Kantor Kementerian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial).
26
Grafik 3.10 Perkembangan Prevalensi Rate (PR) per 10.000 Penduduk dan New CaseDetection Rate (CDR) Kusta per 100.000 Penduduk di Kota Blitar Tahun 2012-2016
1,46 1,38
2,72
0,1 0,28 0,27
4,42
2,82
0,740,08
0
1
2
3
4
5
2012 2013 2014 2015 2016
NCDR PR
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan dengan
menggunakan metode Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita langsung
dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut digunakan metode
Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa pengobatan dan rehabilitasi
medis.
Gambar 3.7 Pertemuan Monev Kusta
3.3.2 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri,
pertusis, tetanus neonaturum, campak, polio dan hepatitis B.
27
Gambar 3.8 Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
a. Difteri
Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus Difteri
sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat pada tahun 2005
saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada tahun 2008, dimana pada
tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit Difteri. Dan sejak itu, penyebaran
Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebanyak 300 kasus
dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus Difteri
terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia.
Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat
gambar berikut:
Grafik 3.11 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
17
6
16
98
0
5
10
15
20
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Kasus
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Pada tahun 2016 di Kota Blitar ada 17 kasus dengan meninggal 0 kasus. Upaya
menekan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin
28
DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi tambahan TD juga
diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP.
Gambar 3.9 Penyelidikan Epidemiologi Difteri
b. Pertusis/Batuk Rejan
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan gejala
batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama batuk bisa
1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia
dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita.
Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak 3
kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan atau usia yang lebih dari itu tetapi masih di
bawah 1 tahun (usia sampai dengan 11 bulan). Pada tahun 2016 di Kota Blitar tidak ada
kasus Pertusis yang dilaporkan.
c. Tetanus Neonaturum
Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridium Tetani pada bayi (umur
<28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus Neonatorum tidak
mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolongan persalinan
yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat.
Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 3 tahun terakhir tidak ada
kasus tersebut.
d. Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan virus Morbili yang disebarkan melalui
droplet bersin/batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan,
batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam diseluruh tubuh.
29
Gambar 3.12 Perkembangan Kasus Campak Di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
220
60
153
75
0
40
80
120
160
200
2012 2013 2014 2015 2016Jumlah Kasus
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Kasus Campak mengalami penurunan dari 60 kasus pada tahun 2014 menjadi 0
kasus pada tahun 2015 dengan 0 kasus meninggal. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami
peningkatan lagi menjadi 22 kasus dengan 0 kasus meninggal. Pada tiga Puskesmas dan RS
di Kota Blitar, Secara Klinis ada banyak gejala penyakit yang mirip dengan Campak, namun
setelah dilakukan Cross Check dengan Pemeriksaan Laboratorium ternyata bukan
merupakan penyakit campak, melainkan penyakit Rubella.
e. Polio
Poliomyelitis/polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan virus
polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui mulut ketika seseorang mengkonsumsi
makanan-minuman yang terkontaminasi lender, dahak atau feses penderita polio. Virus
masuk aliran adarah ke sistem saraf pusat menyebabkan otot melemah dan kelumpuhan,
menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut.
Berikut beberapa definisi kasus polio yang harus kita ketahui:
Definisi kasus Polio Pasti:
Kasus yang pada hasil pemeriksaan tinja di lab ditemukan VPL (Virus Polio Liar) atau
cVDVP (circ Vaccin Derived Polio Virus)
Hot case dengan salah satu spesimen kontak positif VPL
Definisi kasus Polio Kompatibel:
Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) yang tidak cukup bukti secara lab/virologis untuk
diklasifikasikan sebagai kasus Non Polio karena spesimen tidak adekuat.
Polio menyerang semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5
tahun. Pada tahun 2015 di Kota Blitar tidak terdapat kasus polio.
30
AFP Non Polio adalah kasus lumpuh layu akut yang diduga kasus polio sampai
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio. AFP Rate Non Polio
dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk/populasi anak usia < 15 tahun. Pada Tahun
2016 di Kota Blitar terdapat 3 kasus AFP (Non Polio), sehingga cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit AFP sebesar 9,28 per 100.000 penduduk usia < 15 tahun. Ini
berarti lebih tinggi dari target SPM sebesar ≥ 2.
Gambar 3.10 Launching Pekan Imunisasi Nasional
3.3.3 Penyakit Menular Bersumber Binatang
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah itu jumlah
kasus DBD terus bertambah seiring dengan meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini
tidak hanya sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga menimbulkan
dampak buruk sosial dan ekomomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena
menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia
harapan hidup.
31
Grafik 3.13 Perkembangan Penemuan Penderita DBD danJumlah Kematian Akibat DBD di Kota Blitar tahun 2012 – 2016
97
263
1 2
8777
44
0 1 00
50
100
150
200
250
300
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Penderita Jumlah Kematian
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Di Kota Blitar Incedence Rate DBD mengalami peningkatan dari 70,34 pada tahun
2015 menjadi sebesar 189,0 per 100.000 penduduk tahun 2016. Angka tersebut berarti lebih
tinggi dari target daerah sebesar 13.8 per 100.000 penduduk Sedangkan Angka Kematian
karena DBD di Kota Blitar pada tahun 2016 sebesar 0,76% masih lebih rendah dari target
daerah 1%
Meningkatnya jumlah penderita DBD pada Tahun 2016 antara lain disebabkan
perubahan iklim. Curah hujan yang tinggi dengan intensitas yang tidak merata
mengakibatkan perkembangbiakan nyamuk menjadi lebih banyak. Upaya yang telah
dilakukan untuk mencegah meluasnya DBD antara lain :
a. Dicanangkannya ”Gertak Gugah DBD’’ (Gerakan Serentak Penanggulangan dan
Pencegahan DBD) bersama kader se Kota Blitar pada bulan Maret 2015. Berdasarkan
kajian diperoleh hasil bahwa kesadaran perilaku hidup bersih masih rendah, sehingga
dengan gerakan ini diharapkan masyarakat dapat melakukan pemantauan jentik berkala
sehingga upaya penanggulangan DBD lebih intensif dilakukan setiap bulannya.
b. Adanya Pemantau jentik anak sekolah di tiap sekolah.
c. Fogging sekali dalam setahun di tempat umum pada waktu sebelum musim masa
penularan.
d. Membagikan bubuk abate di tiap KK yang mempunyai penampungan/bak air yang tidak
memungkinkan bisa dikuras satu minggu sekali.
32
Gambar 3.11 Kegiatan Gertak Gugah DBD
b. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang sel
darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit
malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang
cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di
Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berasarkan hasil riskesdas tahun 2010, kasus
baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Kasus malaria di
Kota Blitar tahun 2016 ditemukan sebanyak 4 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2015
tidak ada kasus.
c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)
Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing filarial
yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak sistem limpa. Penyakit
filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum. Menyebabkan
kecacatan seumur hidup serta dampak sosial bagi penderita dan keluarganya. Sudah 4 tahun
terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak ditemukan lagi.
3.3.4 Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif adalah penyakit akibat penurunan fungsi organ/alat tubuh.
Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim dan hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid,
kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein & kulit (ketuaan).
Penyakit yang termasuk dalam kelompok ini adalah Diabetes Melitus Type II,
Stroke, Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular, Dislipidemia, dsb. Penyakit Degeneratif yang
33
paling sering menyertai Obesitas adalah Diabetes melitus Type II, Hipertensi dan
Hiperkolesterolemia (Dislipidemia).
Faktor penyebab penyakit degeneratif yaitu:
1. Gaya hidup tidak sehat :
o Kurang olah raga
o Merokok
o Alkoholic (pecandu alkohol)
o Narkoba
o Workaholic (gila kerja)
o Stres psikologis (tekanan batin)
2. Konsumsi lemak jenuh (kolesterol), gula murni berlebihan & kurang serat
3. Obesitas/kegemukan
4. Paparan zat kimia (plastik, Pb, Ar, Hg, zat warna pakaian, asam borak, formalin, dll)
5. Makanan teroksidasi (minyak jlantah, pemanasan minyak dengan suhu tinggi, daging
bakar/panggang)
6. Makanan kaleng, penambah rasa (MSG)
7. Radikal bebas (polusi udara dari asap motor/mobil, asap pabrik, asap rokok)
8. Sinar matahari (jam 09.00 - 15.00 WIB), pengobatan dengan sinar ultra violet jangka
panjang.
Saat ini, Indonesia mengalami masa transisi dari negara agraris ke negara industri.
Perubahan ini membawa perubahan budaya dan gaya hidup. Konsekuensi lebih lanjut,
Indonesia mengalami transisi morbiditas dari penyakit menular ke penyakit degeneratif.
Transisi morbiditas, merupakan tahap yang dikenal dengan double burden atau
‘beban ganda’, artinya di satu sisi Indonesia masih diliputi dengan masalah jumlah penyakit
menular yang tinggi, di sisi lain juga mengalami peningkatan jumlah penyakit degeneratif
seperti penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. Menurut data terkini, pada populasi
perkotaan, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama. Hipertensi
menjadi salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai dokter dalam praktik.
Dengan perubahan pola morbiditas ini, upaya memperkuat peran dokter dalam
menghadapi peningkatan penyakit degenatif ini harus dilakukan, terutama pada perawatan
primer di tingkat komunitas. Memperkuat peran dokter umum dalam bidang penyakit
degeneratif dapat dilakukan dengan menyediakan pelatihan tambahan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mendiagnosis dan melakukan tata laksana
penyakit degeneratif ini sedini mungkin. Dokter umum harus bekerjasama dengan dokter
spesialis untuk melakukan sistem rujukan dua arah. Meningkatkan peran dokter umum ini
34
sejalan dengan upaya meningkatkan peran mereka menjadi dokter keluarga sebagai ujung
tombak sistem pelayanan kesehatan nasional.
Gambar 3.12 Kegiatan Posbindu di Acara Car Free Day
Berikut beberapa ulasan tentang penyakit degeneratif:
a. Hipertensi/Tekanan darah
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa
tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan
primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,
yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan
hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya
terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang
peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi
dapat dikendalikan.
Dari hasil pengukuran tekanan darah di Puskesmas Kota Blitar tahun 2016 pada
3.853 jiwa yang berumur ≥ 18 tahun diketahui 1.117 jiwa (28,99%) mengalami
hipertensi/tekanan darah tinggi.
35
Grafik 3.14 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamindi Kota Blitar Tahun 2016
883
221 25,03
2970
896
30,17
3853
1117
28,99
0500
1000150020002500300035004000
Laki-laki Perempuan Kota
Jumlah yang diukur Jumlah yang Hipertensi % Hipertensi
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
b. Obesitas
Overweight dan obesitas adalah suatu kondisi kronik yang sangat erat hubungannya
dengan peningkatan resiko sejumlah penyakit Degeneratif.
Menurut data yang diperoleh dari Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes tahun
1997, sebanyak 12,8% pria dewasa mengalami Overweight dan sebanyak 2,5% mengalami
Obesitas. Sedangkan pada wanita angka ini menjadi lebih besar lagi yaitu 20% dan 5,9%.
Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000 jumlah penduduk yang
overweight diperkirakan mencapai 36,7 juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih
dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Overweight dan
Obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara
serius.
Dari hasil pemeriksaan obesitas di Puskesmas Kota Blitar tahun 2016 pada 3.853
jiwa yang berumur ≥ 15 tahun diketahui 843 jiwa (21,88%) mengalami obesitas.
Grafik 3.15 Pemeriksaan Obesitas menurut Jenis Kelamindi Kota Blitar Tahun 2016
1175
35029,79
2678
49318,41
3853
843
21,88
0
1000
2000
3000
4000
Laki-laki Perempuan Kota
Jumlah yang diperiksa Jumlah yang Obese % Obese
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
36
c. IVA Positif dan Tumor/Benjolan pada Payudara Perempuan 30-50 Tahun
Menemukan penyakit lebih awal melalui deteksi dini, selain memperbesar peluang
kesembuhan penderitanya, juga merupakan upaya yang lebih murah. Berdasarkan data
Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI per
20 Januari 2014, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000.
Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan sebanyak 644.951 orang (1,75%)
dengan jumlah Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3-5% (IVA) positif berjumlah 28.850
orang (4,47%). Dari data tersebut, suspect kanker leher rahim sebanyak 840 orang (1,3 per
1000 penduduk) dan suspect benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000
penduduk).
Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini
kanker leher rahim dan payudara. Mulai dari masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit kanker, ketakutan para wanita terhadap pemeriksaan, belum
adanya program deteksi dini massal yang terorganisasi secara maksimal, sulitnya suami
untuk mengizinkan istrinya menjalani pemeriksaan, serta faktor sosial kultur di masyarakat,
seperti mitos ataupun kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang belum terbukti
secara ilmiah.
Dari hasil pemeriksaan leher rahim dan payudara di Puskesmas Kota Blitar tahun
2016 pada 292 perempuan usia 30-50 tahun tidak terdapat IVA positif dan tumor/benjolan
pada payudara.
Grafik 3.16 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudaradi Kota Blitar Tahun 2016
70
0 0
148
0 0
74
0 0
292
0 00
50
100
150
200
250
300
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota
Jumlah yang Diperiksa IVA Positif Tumor/Benjolan
Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
37
3.3.5 Kelurahan yang terkena KLB dan Ditangani <24 jam
Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu.
Pada tahun 2016 telah terjadi KLB difteri di Kota Blitar sebanyak 17 penderita
dengan jumlah penduduk terancam untuk difteri sebesar 3.302 jiwa.
Grafik 3.17 Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kelurahan yang ditangani < 24 JamMenurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2015
8 517
48 5 4
17
0
20
40
60
80
100
120
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Jumlah Kasus Kasus Ditangani <24 Jam
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
38
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya pelayanan
kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat sebagai bagian dari
kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya pelayanan kesehatan,
promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian
penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan
gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, penanggulangan bencana
dan sebagainya. Upaya kesehatan di Kota Blitar tergambar dalam uraian di bawah ini:
4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat,
tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat. Pada
uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di sarana
pelayanan kesehatan.
4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa
upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai
salah satu indikator Renstra dan SDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada
Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat
terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya
pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan
dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak di dalam kandungan ibu,
sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang tidak
diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak dinginkan
dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan beberapa jenis
pelayanan yang diberikan.
BAB 4SITUASI UPAYA KESEHATAN
PENUTUP
39
Untuk melihat kinerja kesehatan ibu dan anak, maka perlu untuk melihat secara
keseluruhan indikator kesehatan ibu dan anak, yaitu :
a. Pelayanan Antenatal (Antenatal Care/ANC)
Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter
umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan antara lain mengukur berat
badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT)
serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilan sesuai pedoman pelayanan
antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat melalui cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi
pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu
kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Pelayanan yang
mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3)
Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Tentukan
presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status imunisasi tetanus (dan
pemberian Tetanus Toksoid), (7) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (8)
Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg,
Sifilis, HIV, Malaria, TBC), (9) Tata laksana kasus, (10) temu wicara (pemberian
komunikasi interpersonal) dan konseling.
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2016 adalah 95,3% apabila
dibandingkan capaian pada tahun 2015 adalah 91,25% maka ada kenaikan capaian. Cakupan
kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2016 sebesar 84,2%, sedangkan pada tahun 2015 adalah
85,56%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota Blitar, UPTD
Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul yang paling tinggi tingkat pencapaiannya.
Apabila melihat target K4 SPM nasional tahun 2016 sebesar 95%, maka hasil
capaian saat ini belum mendekati target nasional. Hal ini dikarenakan data ibu hamil yang
melakukan ANC di pelayanan kesehatan swasta belum bisa terakses oleh bidan wilayah
sehingga mempengaruhi capaian K1 dan K4. Oleh karena itu diperlukan pemantauan
pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan, dokter swasta dan pelayanan kesehatan
lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan Kesehatan diharapkan dapat memudahkan
masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan.
40
Cakupan K1 dan K4 per Kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
92,383,1
100,3
87,794,1
82,6
95,384,2
0
20
40
60
80
100
120
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota
K1 K4
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Grafik 4.2 Perkembangan Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
79,99 81,387,96 91,25 95,3
0102030405060708090
100
2012 2013 2014 2015 2016
K1
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
41
Grafik 4.3 Perkembangan Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
84,285,56
71,41
78,59
73,53
0102030405060708090
100
2012 2013 2014 2015 2016
K4
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan antara
cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran kesenjangan
kunjungan K1 dan K4 selama 5 tahun terakhir:
Grafik 4.4 Jumlah Kunjungan K1 dan K4di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
2103 21212280 2211 2296
1933 18632037 2073 2030
0200400600800
10001200140016001800200022002400
2012 2013 2014 2015 2016
K1 K4
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak
dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan terlepas
dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas kesehatan tidak
dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai contoh kematian ibu
42
bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya terpantau sebelumnya.
Namun kesenjangan K1 dan K4 masih pada batas toleransi yang diperkenankan yaitu ±10%,
dikarenakan kemungkinan mutasi penduduk. Atau bisa juga dikarenakan kunjungan ke 4 ibu
hamil dilakukan pada tahun berikutnya.
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin
yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Grafik 4.5 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga KesehatanMenurut Kecamatan Tahun 2016
86,994,3 94,8 92
0102030405060708090
100
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Target SPM untuk Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2016 sebesar 95%. Pada tahun 2016 capaian
cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 92,0%, sedangkan capaian
pada tahun 2015 Kota Blitar adalah 89,11%. Kesenjangan antara capaian K4 dan capaian
cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan bisa terjadi diantaranya karena
perbedaan ibu hamil mendapatkan tempat pelayanan kesehatan, dan beberapa Rumah Sakit
belum melaporkan cakupan pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas secara tertib serta tepat
waktu. Diharapkan kedepan seluruh pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan
sehingga dapat mengurangi resiko akibat persalinan. Berikut ini gambaran peningkatan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
43
Grafik 4.6 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatandi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
9289,1187,2781,5382,46
0
20
40
60
80
100
2012 2013 2014 2015 2016Linakes
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
c. Pelayanan Nifas
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali,
(kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas ke-2 hari ke-
4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke-29 sampai
dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sejumlah 2 kali serta
persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Target SPM untuk Cakupan pelayanan
nifas tahun 2016 sebesar 95%. Capaian Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2016 sejumlah
90,7%, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2015 sejumlah 86,25%. Berikut ini
gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap kecamatan Kota Blitar.
Grafik 4.7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
87,9 86,99 94,6 91,62 90,3 84,69 90,7 87,48
0
20
40
60
80
100
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Pelayanan Nifas Cakupan Bufas dapat Vit A
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
44
d. Ibu Hamil dengan Risti/Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan komplikasi
kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes,
Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
Pada tahun 2016 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
sebesar 80,71%, meningkat jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 sebesar
68,3%, dan ini belum mencapai target SPM sebesar 80%.
Grafik 4.8 Perkembangan Cakupan Komplikasi Kebidanan DitanganiKota Blitar Tahun 2012 – 2016
80,71
68,3
95,996,2179,31
0
20
40
60
80
100
120
2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Diharapkan segala bentuk komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten agar dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga dapat
menekan AKI (Angka Kematian Ibu).
e. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang dari 1
bulan sangat rentan, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud pelayanan
kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (inisiasi menyusu dini), ASI Ekslusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan
pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan
manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam
setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas
45
kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut ini jumlah kunjungan KN lengkap di tiap-tiap
kecamatan di Kota Blitar tahun 2016.
Grafik 4.9 Cakupan KN Lengkap menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Grafik 4.10 Perkembangan Persentase Cakupan KN Lengkap menurut KecamatanKota Blitar Tahun 2012 – 2016
93,278,19 82,36
91,1 90,51
0
20
40
60
80
100
2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan KN Lengkap
Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
88,1 97 94,9 93,2
0102030405060708090
100
Sukorejo Kepanjenkidul Sananawetan Kota
Cakupan KN Lengkap
46
f. Neonatal dengan Risti/Komplikasi yang Ditangani
Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan yang
dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR
(berat badan lahir rendah <2500 gram), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital.
Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah
neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter,
dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2016 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
mencapai 84,3%, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 80,19%. Hal ini berarti sudah
memenuhi target SPM untuk Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani tahun
2016 sebesar 80%. Dengan tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga kesehatan
yang berkompeten diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan kematian
pada neonatus.
Grafik 4.11 Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani Menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
72,4
109,4
75,684,3
0
20
40
60
80
100
120
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota
Komplikasi Ditangani
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
47
Grafik 4.12 Perkembangan Persentase Cakupan Neonatal Komplikasi DitanganiKota Blitar Tahun 2012 – 2016
84,3
80,19
84,5983,94
87,02
76
78
80
82
84
86
88
2012 2013 2014 2015 2016
Komplikasi Ditangani
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
g. Pelayanan Kesehatan Bayi
Yang dimaksud dengan Pelayanan Kesehatan Bayi adalah kunjungan bayi umur 29
hari sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas,
rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti
asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6
bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan
tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak),
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi: konseling ASI
eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda
bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A
kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.
Grafik 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
83,5 85,3 79,1 82,4
0102030405060708090
100
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
48
Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat menekan
laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau tumbuh kembang
bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut ini gambaran cakupan
kunjungan bayi selama 5 tahun terakhir.
Grafik 4.14 Persentase Pelayanan Kesehatan BayiKota Blitar Tahun 2012 – 2016
82,4
71,2780,95
82,4
70,32
60
80
100
2012 2013 2014 2015 2016Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Pada tahun 2016 Cakupan kunjungan bayi/pelayanan kesehatan bayi (82,4%) belum
memenuhi target SPM sebesar 90%. Pelayanan bayi memiliki beberapa indikator yang harus
dipenuhi, sehingga bila salah satu indikator tidak tercapai atau terlayani, maka pelayanan
tersebut belum bisa tercatat sebagai pelayanan bayi paripurna. Oleh karena itu, hal tersebut
perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan terhadap
penyakit, dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan
mengurangi penurunan kualitas pertumbuhan bayi.
4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957
dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh Dokter dan
tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu yang sering
mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu sering
melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara resmi diambil
alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) yang bertujuan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. (Sumber: Kompas,
Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad).
49
Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur dan
pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting terjadinya
kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan.
Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2065 sebesar 23.650 orang. Dari jumlah PUS
yang ada sebesar 786 orang (3,3%) merupakan peserta KB baru dan yang menjadi peserta
KB aktif sebesar 17.544 orang (74,2%). Pada peserta KB aktif untuk metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar 31,8%,
sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik sebesar 36,9%.
Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non MKJP bagi peserta KB
aktif.
Grafik 4.15 Cakupan Peserta KB Aktif dan BaruMenurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2016
71,3
2,3
73,3
3,2
77,5
4,4
74,2
3,3
0102030405060708090
100
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Peserta KB Aktif Cakupan Peserta KB Baru
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Grafik 4.16 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis KontrasepsiDi Kota Blitar Tahun 2016
5579
251 174
1495
6482
2705
858
00
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom Lainnya
Jumlah Peserta
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
50
Gambar 4.1 Kegiatan Penatalaksanaan Kontrasepsi
4.1.3 Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata
rantai penularan pada Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Indikator
yang digunakan untuk menilai program imunisasi adalah angka UCI (Universal Child
Immunization). Pada awalnya UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT3, Polio dan Campak. Namun sejak
tahun 2003 indikator perhitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen, yakni BCG
satu kali, DPT tiga kali, HB tiga kali, Polio empat kali dan Campak satu kali. Adapun
sasaran program imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS)
dan murid SD. Upaya peningkatan kualitas imunisasi dilaksanakan melalui kampanye,
peningkatan skill petugas imunisasi, kualitas penyimpanan vaksin dan sweeping sasaran.
Cakupan kelurahan UCI di Kota Blitar pada tahun 2016 terjadi kenaikan dari 52,38%
pada tahun 2015 menjadi 57,14% pada tahun 2016. Masalah yang ditemui adalah jumlah
bayi riil yang lebih rendah daripada jumlah bayi berdasarkan proyeksi penduduk, target
capaian berubah dari 80% Imundaskap menjadi 91%, Kriteria disebut UCI bertambah yaitu
masuknya Imunisasi HB 0-7 menjadi salah satu kriteria UCI, dan masih kurangnya
pemahaman konsep wilayah oleh bidan wilayah sehingga mempengaruhi cakupan UCI.
Sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki capaian UCI adalah dengan melakukan
pembimbingan dan monitoring pada tiap kelurahan terutama pada petugas yang baru dan
penyesuaian target sesuai dengan riil di lapangan. Adapun trend capaian kelurahan UCI 5
tahun terakhir disajikan pada gambar berikut ini.
51
Grafik 4.17 Persentase Desa/Kelurahan UCIdi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
57,1452,38
90,4810095,24
0102030405060708090
100
2012 2013 2014 2015 2016Cakupan Kelurahan UCI
Sumber: Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Sedangkan gambaran pelaksanaan imunisasi dasar lengkap pada bayi disajikan pada
grafik berikut :
Grafik 4.18 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
89,41 95,2 91,53 91,87
0102030405060708090
100
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaCakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
52
4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pra Sekolah, dan Sekolah
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan
dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan
tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya.
Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan
masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi
dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.
Pada tahun 2016 jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal
delapan kali sejumlah 5.950 anak atau 68,8% dari jumlah anak balita yang ada. Capaian ini
belum memenuhi target SPM pada tahun 2016 sebesar 90%. Pelayanan anak balita memiliki
beberapa indikator yang harus dipenuhi, sehingga bila salah satu indikator tidak tercapai
atau terlayani, maka pelayanan kesehatan anak balita belum bisa tercatat sebagai pelayanan
anak balita paripurna. Diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan jumlah anak balita
yang mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi dari sisi petugas akan
tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap tumbuh kembang
anak balitanya.
Grafik 4.19 Cakupan Pelayanan Anak Balitadi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
81,5868,8
60,3765,76
49,37
0102030405060708090
100
2012 2013 2014 2015 2016Cakupan Pelayanan Anak Balita
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah
pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
53
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter
kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2016 cakupan
penjaringan siswa kelas 1 SD dan setingkat sebesar 100%, artinya semua siswa kelas 1 SD
dan setingkat mendapat pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan dasar pada awal
masuk SD.
4.1.5 Pelayanan Kesehatan Usila (Usia Lanjut)
Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada
pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada masyarakat usia
lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada usia lanjut merupakan
usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif. Pada tahun 2016 cakupan pelayanan
kesehatan pra usila dan usila mencapai 90,19%. Berikut ini gambaran peningkatan cakupan
pelayanan kesehatan usila selama 5 tahun terakhir.
Grafik 4.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usiladi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
90,1980,781,26
70,4362,47
0102030405060708090
100
2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan Pelayanan Kesehatan
Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Pada grafik diatas terlihat adanya sedikit penurunan cakupan pelayanan kesehatan
pada usila, diharapkan untuk kedepannya Posyandu Lansia dapat lebih optimal dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan juga masyarakat usila dapat lebih aktif untuk
memeriksakan diri ke Posyandu Lansia disamping pelayanan kesehatan di Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu.
54
4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah
penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan mengingat pola
pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan gigi bukan termasuk
permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2016 telah dilakukan
pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah 3.122 anak atau 20,5%
dari jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar.
Grafik 4.21 Jumlah Murid SD/MI yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gigi dan MulutMenurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2016
265
15461311
3122
0200400600800
100012001400160018002000220024002600
Sukorejo SananwetanMurid SD/MI diperiksa
Sumber: Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
4.1.7 Kunjungan Pelayanan Kesehatan Dasar
Sebagian besar sarana pelayanan di Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan dasar bagi penderita melalui pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi
Puskesmas dengan tempat tidur (Puskesmas Perawatan). Sementara rumah sakit yang
dilengkapi dengan berbagai fasilitas merupakan sarana rujukan bagi Puskesmas terhadap
kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui perawatan rawat inap,
disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat yang langsung datang
ke Rumah Sakit.
Angka Perbandingan pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat dalam mencari
pertolongan kesehatan pada 5 tahun terakhir terlihat pada grafik di bawah ini.
55
Grafik 4.22 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmasdi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
207221
1148
216547
1314
185498
1124
216151
1662
223147
17450
50000
100000
150000
200000
250000
2012 2013 2014 2015 2016
Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan KhususDinas Kesehatan Kota Blitar
Berdasarkan angka di atas, menyebutkan bahwa terjadi kenaikan kunjungan rawat
jalan maupun rawat inap di Puskesmas dari tahun 2015 ke 2016. Hal ini menunjukkan
bahwa Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam melakukan upaya promosi dan preventif
kesehatan belum berhasil secara maksimal. Selain hal tersebut, Puskesmas diharapkan
semakin berusaha memberikan pelayanan yang berkualitas, antara lain dengan memenuhi
standar input, proses maupun output. Standar input yang harus ada di Puskesmas adalah
SDM yang mempunyai kompetensi, sarana prasarana yang memenuhi standar serta sistem
manajemen yang memenuhi standar. Sedangkan standar proses adalah setiap pelayanan
harus mempunyai SOP di masing-masing pelayanan. Standar outputnya adalah hasil capaian
kinerja dari 6 (enam) upaya pokok dan upaya pengembangan. Hal tersebut dapat
memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas.
4.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
4.2.1 Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan
sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional/suatu tata cara penyelenggaraan program
jaminan social) oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
56
Tahun 2019 mendatang, ditargetkan 100% penduduk Indonesia sudah menjadi
peserta JKN/KIS, sehingga universal health coverage (UHC) diharapkan dapat tercapai.
Dari data yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Blitar diketahui bahwa Penduduk
yang menerima bantuan iuran APBN sebesar 25.905 jiwa, yang ter cover PBI-APBD
sebesar 10.840.
4.2.2. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Gubernur Jawa Timur telah mencanangkan Jawa Timur Bebas Pasung 2015,
sedangkan di Kota Blitar masih ditemukan enam (6) orang yang masih dipasung di Tahun
2016. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam pelayanan kesehatan jiwa adalah
dengan dibentuknya Tim Pengendali Kesehatan Jiwa Masyarakat dengan beranggotakan
lintas sektor yang di SK-kan oleh Walikota Blitar.
Gambar 4.2 Pembinaan Babinsa Penanganan Bebas Pasung
57
Gambar 4.3 Pemeriksaan Penderita Gangguan Jiwa
Berikut ini merupakan gambaran kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas Kota
Blitar Tahun 2016:
Grafik 4.23 Kunjungan Gangguan Jiwa menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
515
1393
688
240
2836
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Unit Lain KotaKunjungan Gangguan Jiwa
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan KhususDinas Kesehatan Kota Blitar
58
4.2.3 Kinerja Pelayanan Rumah Sakit
Pada tahun 2016, rumah sakit di Kota Blitar mengalami banyak peningkatan dalam
hal rata-rata pemanfaatan tempat tidur. Pada tahun 2015 rata-rata nilai Bed Occupancy Rate
(BOR) Kota Blitar adalah 57,35%, dan tahun 2016 menjadi 61,9%. Selain itu, untuk rata-
rata lama hari perawatan/Length Of Stay (LOS) Kota Blitar juga mengalami kenaikan dari
3,5 hari pada tahun 2015 menjadi 3,8 hari pada tahun 2016.
Berikut adalah nilai indikator pemakaian tempat tidur dari rumah sakit di Kota Blitar.
Tabel 4.1 Nilai Indikator Kinerja Pelayanan Rumah SakitDi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
Indikator 2012 2013 2014 2015 2016Standar Kementerian
Kesehatan RI
BOR 53% 67,5% 65,6% 57,35% 63,4% 60-85%
TOI 3,1 2 1,8 2,36 2,4 1-3 hari
LOS 3,5 4,2 3,6 3,5 3,82 6-9 hari
NDR 21 24 24 33 27Kurang dari 25/1000
penderita keluar
GDR 49 48 49 45 54
Tidak lebih dari
45/1000 penderita
keluar
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan KhususDinas Kesehatan Kota Blitar
Angka pemanfaatan tempat tidur seperti di atas adalah salah satu indikator yang
mudah untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Secara umum mutu
pelayanan rumah sakit di Kota Blitar mengalami peningkatan pada tahun 2016 jika
dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan
mengalami kenaikan sebesar 9.058 jiwa dari 229.898 jiwa pada tahun 2015 menjadi 238.956
jiwa pada tahun 2016. Sedangkan kunjungan pasien rawat inap mengalami peningkatan 51
jiwa dari 37.722 jiwa pada tahun 2015 menjadi 37.773 jiwa pada tahun 2016.
59
Grafik 4.24 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakitdi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
209795
29719
195819
35412
192012
37267
229898
37722
238956
37773
0
50000
100000
150000
200000
250000
2012 2013 2014 2015 2016Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan KhususDinas Kesehatan Kota Blitar
4.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.
Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus terus
dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga.
Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah tangga
yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator.
Sepuluh indikator tersebut adalah :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan;
2. Bayi diberi ASI eksklusif;
3. Balita ditimbang setiap bulan;
4. Menggunakan air bersih;
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun;
6. Menggunakan jamban sehat;
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu;
8. Makan sayur dan buah setiap hari;
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari; dan
10. Tidak merokok di dalam rumah.
60
Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan
tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang
memenuhi 7 indikator.
Pada tahun 2016 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 42,5 % dari 28,9%
jumlah keseluruhan rumah tangga yang dipantau. Angka rumah tangga yang ber-PHBS ini
mengalami penurunan dari 39,29% pada tahun 2015. Dari hasil survey PHBS prioritas
masalahnya adalah pada perilaku merokok di dalam rumah dan bayi tidak diberi ASI
Eksklusif.
4.4 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
4.4.1 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes no. 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit
berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini,
penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan
tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan
lingkungan (Data Susenas 2001).
Dari sejumlah 35.138 rumah yang dibina dan diperiksa pada tahun 2015 dan 2016,
sebesar 24.914 (70,90%) rumah memenuhi syarat rumah sehat.
4.4.2 Sarana Air Bersih dan Air Minum
Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak sama
tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum
biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar layak minum dan
menjadi air minum sehat. Pada tahun 2016 jumlah penduduk dengan akses berkelanjutan
terhadap air minum layak, baik yang bersumber dari perpipaan (PDAM) maupun bukan
jaringan perpipaan (sumur gali terlindung, sumur bor dengan pompa, mata air terlindung)
sebesar 78,00%. Sedangkan dari 100 sampel penyelenggara air minum (PDAM) yang
diperiksa, terdapat 23 sampel (23,00%) yang memenuhi syarat kesehatan baik fisik,
bakteriologi dan kimia.
61
4.4.3 Sarana Sanitasi Dasar
Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban, tempat
sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang
konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik,
sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan sampah
yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program), dan
pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang
konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program).
Pada tahun 2016 diketahui sebanyak 136.532 (98,1%) penduduk mempuyai akses
sanitasi layak (jamban sehat).
Dalam upaya peningkatan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar, maka di
Kota Blitar dilaksanakan Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang terdiri
dari lima (5) pilar, yaitu :
1. Peningkatan Akses Jamban
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengolahan air minum dan makanan skala rumah tangga
4. Pengolahan limbah skala rumah tangga
5. Pengolahan sampah skala rumah tangga
Dari 14 kelurahan yang melaksanakan STBM, masih belum ada kelurahan yang bisa disebut
sebagai kelurahan STBM.
Gambar 4.4 Kegiatan Pemicuan Masyarakat
62
4.4.4 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM)
Pada tahun 2016 dari 153 tempat-tempat umum (TTU) yang tersebar di sarana
pendidikan, sarana kesehatan dan hotel di Kota Blitar terdapat 153 (79,1%) TTU yang
memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan dari 631 tempat pengelolaan makanan (TPM)
sebesar 159 tempat (25,20%) tidak memenuhi syarat higiene sanitasi. Sebanyak 124 TPM
berhasil dibina dan 68 (13,74%) TPM diuji petik.
Gambar 4.5 Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan TPMS
4. 5 KETERSEDIAAN OBAT
Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan
agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang penting dalam
upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan sendirinya tidak lepas
dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek teknologi dan ekonomi tersebut semakin
besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini pada dasarnya dapat diperkecil
sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi sedangkan industri farmasi
dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi
persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalah-gunakan.
Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah terutama
obat-obatan esensial. Persentase ketersediaan obat di Kota Blitar rata-rata sebesar 214,68 %
dari 144 jenis obat dan vaksin yang ada.
63
4.6 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Masyarakat di Indonesia pada umumnya masih dihadapkan pada masalah gizi
”ganda”, yaitu masalah Gizi Kurang dalam bentuk: Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Vitamin A
(KVA), serta masalah Gizi Lebih yang erat kaitannya dengan penyakit-penyakit degeneratif.
Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan di Kota Blitar dalam upaya menanggulangi
masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi lebih, masih dilakukan secara
individu.
4.6.1 Kurang Energi dan Protein (KEP)
a. Angka Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U
Prevalensi balita kurang gizi merupakan salah satu indikator MDGs dan Renstra
Propinsi Jawa Timur, diukur dari Berat Badan menurut Umur (BB/U), yakni dari angka
berat badan (BB) sangat kurang ditambah berat badan (BB) kurang. Berikut disajikan dalam
indikator antropometri Berat Badan menurut Umur (BB/U) berdasarkan hasil penimbangan
di Posyandu tahun 2016 dengan jumlah balita yang ditimbang sebesar 8.066 balita dari
10.948 balita yang ada (73,7%):
Grafik 4.25 Persentase Status Gizi Balita (BB/U)Kota Blitar Tahun 2015
94,9
2,22,6 0,3
BB Lebih (%)
BB Normal (%)
BB Kurang (%)
BB Sangat Kurang (%)
Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Berdasarkan data di atas, Kota Blitar sudah berhasil mencapai angka di bawah target
MDGs (15,5%), yakni 2,9% (BB Kurang 2,6% dan BB Sangat Kurang 0,3%).
Jika dilihat dari data balita BGM (Bawah Garis Merah) dibanding dengan balita yang
ditimbang (D), pada tahun 2016 terjadi penurunan persentase BGM dibandingkan dengan 5
tahun sebelumnya, yakni tahun 2012 sebesar 46 balita (0,62%), tahun 2013 sebesar 46 balita
64
(0,58%) , tahun 2014 sebesar 44 balita (0,56%), tahun 2015 sebesar 35 balita (0,43%), dan
tahun 2016 sebesar 28 balita (0,3%). Untuk mengetahui data BGM/ D dapat dlihat pada
grafik berikut:
Grafik 4.26 Persentase BGM Dibanding Dengan Balita Yang Ditimbangdi Kota Blitar Pada Tahun 2012 – 2016
0,430,3
0,560,580,62
0
0,4
0,8
1,2
1,6
2
2012 2013 2014 2015 2016
Angka BGM
Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya-upaya penanggulangan KEP yang
dilakukan di Kota Blitar menunjukkan hasil yang menggembirakan. Upaya tersebut antara
lain berupa Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), Pemberian Makanan
Tambahan–Pemulihan (PMT-P), peningkatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), peningkatan
cakupan ASI Eksklusif, peningkatan konseling pertumbuhan dan lainnya.
Sedangkan berdasarkan hasil penimbangan di Posyandu diketahui pula pada tahun
2016 jumlah baduta yang ditimbang sebesar 3.688 dari 4.512 baduta yang ada (81,7%). Dan
yang termasuk Berat Badan Sangat Kurang atau BGM sebanyak 13 baduta (0,4%).
b. Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang
berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR
premature (usia kandungan <37 minggu) dan BBLR itrauterina growth retardation (IURG)
yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Kasus BBRL dengan IUGR
umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang
memperberat kehamilan. Kasus BBLR memang masih menjadi kasus yang cukup serius.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBLR mencapai
10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu
65
perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan orang tua
tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedesaan (12%).
Dari laporan Kecamatan tahun 2016 diketahui jumlah bayi BBLR di Kota Blitar
mencapai 112 dari 2.117 bayi lahir hidup ditimbang (5,3%). Data jumlah kasus dan
persentase BBLR menurut kecamatan disajikan pada grafik berikut:
Grafik 4.27 Jumlah Kasus dan Persentase BBLR menurut Kecamatandi Kota Blitar Tahun 2016
3830
112
44
5,35,54,75,60
20
40
60
80
100
120
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota
Jumlah Kasus Persentase
Sumber : Seksi Kesga & Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar
BBLR merupakan salah satu penyebab kematian neonatal, disamping Trauma Lahir,
Infeksi, Tetanus Neonatorum (TN), Kelainan Bawaan dan lain-lain. Dan berdasarkan
Laporan Tribulan (Lb3) Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016, kematian bayi yang
disebabkan oleh BBLR mencapai 28,6%, dan angka ini merupakan angka tertinggi
dibandingkan penyebab lain.
c. Jumlah Kasus Gizi Buruk
Kasus Gizi Buruk dapat diperoleh dari indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) yang masuk kategori Sangat Kurus. Data tersebut diperoleh dari laporan
masyarakat, kader posyandu, maupun kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat-tempat
pelayanan kesehatan yang ada seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.
Pada tahun 2016 tidak terjadi perubahan jumlah kasus balita gizi buruk sejak tahun
2015 yaitu sebanyak 8 kasus. Jumlah kasus gizi buruk dapat dilihat pada grafik berikut ini.
66
Grafik 4.28 Jumlah Kasus Gizi BurukDi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
0
11
8 98
0
2
4
6
8
10
12
2012 2013 2014 2015 2016Jumlah Kasus Gizi Buruk
Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Adapun rincian jumlah balita gizi buruk tahun 2016 sebagai berikut:
- Kecamatan Sananwetan: 1 orang, dengan penyebab BBLR;
- Kecamatan Sukorejo: 7 orang, dengan penyebab Penyakit Penyerta 2 orang, BBLR 1
orang, Miskin 2 orang, Pengetahuan Kurang 2 orang;
- Kecamatan Kepanjenkidul: tidak ada.
Namun demikian 100% dari balita gizi buruk (sangat kurus) tersebut telah mendapat
perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Intervensi yang telah dilakukan yaitu konseling gizi
dan pemberian PMT pemulihan.
Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gizi buruk yaitu jika
menemukan balita 2T, BGM dan tampak kurus dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan
konseling gizi dan intervensi gizi dari petugas kesehatan.
d. Pencapaian Penimbangan Balita (D/S)
Partisipasi masyarakat dalam perbaikan gizi bagi balita dapat ditunjukkan dari
indikator jumlah balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran balita (D/S). Tahun 2016, di
Kota Blitar angka D/S balita tercatat sebesar 73,7%. Pencapaian ini mengalami penurunan
dibanding tahun 2015 yaitu sebesar 74,47%.
Adapun cakupan di Kota Blitar tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
67
Grafik 4.29 Pencapaian Cakupan D/S Balita
di Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
73,774,47
68,6368,19
63,06
0102030405060708090
100
2012 2013 2014 2015 2016
Pencapaian Penimbangan
Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar
Dibandingkan tahun sebelumnya, pencapaian angka D/S menurun 0,77%. Namun
keadaan ini masih harus menjadi perhatian bagi pengelola gizi karena target pada tahun
2016 ditetapkan sebesar 85%. Untuk itu dilakukan kerjasama antara Dinas Kesehatan
dengan HIMPAUDI dan IGTKI dalam hal pelaporan hasil penimbangan di PAUD dan TK.
Sedangkan pencapaian D/S pada baduta sebesar 81,7%.
Gambar 4.6 Kegiatan Pemberian Tambahan Makanan dan VitaminBagi Siswa PAUD, TK dan RA
4.6.2 Pencegahan dan Penanggulangan GAKY
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Jawa Timur masih
merupakan masalah gizi yang perlu mendapatkan penanganan secara serius mengingat
dampaknya terhadap kualitas sumberdaya manusia. Kekurangan Yodium dapat
menyebabkan masalah Gondok dan Kretinisme serta mengakibatkan penurunan kecerdasan.
68
Upaya penanggulangan GAKY di Kota Blitar dilaksanakan melalui Monitoring
garam tingkat Rumah Tangga dan KIE tentang penggunaan garam beryodium. Hasil
monitoring menyatakan bahwa 100% Kelurahan di Kota Blitar terkategori Kelurahan
dengan konsumsi garam baik.
4.6.3 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi
Upaya pencegahan dan penaggulangan Anemia Gizi Besi dilaksanakan melalui
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang diprioritaskan pada ibu hamil, karena
prevalensi Anemia pada kelompok ini cukup tinggi. Di samping itu, kelompok ibu hamil
merupakan kelompok rawan yang berpotensi memberi kontribusi terhadap tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI).
Untuk mencegah Anemia Gizi pada ibu hamil dilakukan suplementasi TTD dengan
dosis pemberian sehari sebanyak 1 (satu) tablet (60 mg Elemental Iron dan 0,25 mg Asam
Folat) berturut-turut minimal 90 hari selama masa kehamilan. Pada tahun 2016, Persentase
cakupan ibu hamil yang mendapatkan TTD sebanyak 30 tablet sebesar 91,16% dan yang
mendapat 90 tablet sebesar 84,02%.
Jika dibandingkan dengan target 2016, pencapaian Persentase bumil mendapatkan Fe
sebanyak 90 tablet belum memenuhi target sebesar 90%. Hal ini dimungkinkan karena
belum semua pemberian Fe di tempat pelayanan swasta dicatat dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan. Adapun perbandingan pencapaian tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat
pada grafik berikut.
Grafik 4.30 Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 pada Ibu HamilDi Kota Blitar Tahun 2012 - 2016
78,43 73,0780,07
71,71
87,9678,59
89,3180,31
91,1684,02
0102030405060708090
100
2012 2013 2014 2015 2016Cakupan Pemberian Fe1 Cakupan Pemberian Fe3
Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar
69
4.6.4 Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A
Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan kelangsungan
hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas
dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan
mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia
(Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang
cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008).
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah satu
upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita. Dengan
adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik
sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi dan
anak balita.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A di Kota Blitar tahun 2015 pada bayi (6-11
bulan) sebesar 90,22% dan anak balita (12-59 bulan) sebesar 100,90%. Dibandingkan
dengan dengan tahun 2016 pemberian vitamin A pada bayi mengalami penurunan 10,37%,
sedangkan pada anak balita mengalami penurunan 35,27%. Jika dibandingkan dengan target
Persentase Balita (6-59 bulan) mendapat kapsul vitamin A pada tahun 2016 sebesar 98,66%,
pencapaian ini sudah terpenuhi. Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A
pada bayi dan anak balita selama 4 tahun terakhir.
Grafik 4.31 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak BalitaDi Kota Blitar Tahun 2012 - 2016
98,2883,07 91,52 95,95
83,27
106,49 100,59
136,17
90,22100,9
0102030405060708090
100110120130140
2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan Pemberian Vit A pada Bayi Cakupan Pemberian Vit A pada Anak Balita
Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar
70
4.6.5 Cakupan ASI Eksklusif
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung
semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan
air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
Gambar 4.7 Kegiatan Orientasi Konseling ASI
Pada tahun ini terjadi kenaikan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari
sebesar 77,72% pada tahun 2015 menjadi 79,3% pada tahun 2016. Sedangkan target Renstra
Dinas Kesehatan pada tahun 2016 sebesar 85%. Berikut ini gambaran pemberian ASI
eksklusif pada bayi dalam rentang waktu 5 tahun terakhir.
Grafik 4.32 Cakupan Bayi diberi ASI Eksklusifdi Kota Blitar Tahun 2012 – 2016
79,377,7274,99
53,21
74,11
0
20
40
60
80
100
2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan ASI Eksklusif
Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar
71
Dari grafik diatas terlihat adanya kenaikan Cakupan bayi diberi ASI Eksklusif.
Pengesahan PP No 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret membuat semua
pihak harus mendukung ibu menyusui.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Blitar untuk mendongkrak
pencapaian ini antara lain :
1. Pertemuan forum koordinasi kelompok potensial dalam kelembagaan ASI Eksklusif
2. Pertemuan review kelompok pendukung ASI
3. Pelaksanaan kelompok pendukung ASI di tiap kelurahan
4. KIE tentang ASI Eksklusif
Gambar 4.8 Kegiatan Pembentukan Kelompok Pendukung ASI di tiap Kecamatan
72
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level pelayanan
kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajad kesehatan masyarakat akan
terjaga. Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar yang
terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
5.1 SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk
menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana kesehatan
yang memadai, meliputi Puskesmas, Rumah Sakit, Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM), dan Sarana Farmasi dan perbekalan Kesehatan. Berikut ini kondisi
sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2016.
Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2016
No. Sarana Kesehatan Jumlah1 RUMAH SAKIT UMUM 42 RUMAH SAKIT KHUSUS 13 PUSKESMAS PERAWATAN 24 PUSKESMAS NON PERAWATAN 15 PUSKESMAS KELILING 06 PUSKESMAS PEMBANTU 167 POSKESDES 218 POSYANDU 1659 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1510 PRAKTEK DOKTER PERORANGAN 7911 PRAKTEK PENGOBATAN TRADISIONAL 29912 APOTEK 3913 TOKO OBAT 514 GFK 1Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus, Dinas Kesehatan Kota Blitar
5.1.1 Puskesmas
Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pada dasarnya
konsep pelayanan Puskesmas adalah konsep wilayah. Dengan begitu apapun yang terjadi
pada wilayah tersebut Puskesmas harus mengetahui dan bias memberikan penanganan
BAB 5SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
PENUTUP
73
secara cepat dan tepat. Adapun jumlah penduduk Kota Blitar berdasarkan proyeksi
penduduk tahun 2016 sebesar 139.117 jiwa. Dengan demikian rasio Puskesmas terhadap
jumlah penduduk 1 : 46.372, dengan pengertian bahwa satu Puskesmas melayani 46.372
penduduk. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah Puskesmas di Kota Blitar masih
kurang dari target nasional 1 : 30.000.
5.1.2 Rumah Sakit
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi Puskesmas dan
jaringannya. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memperhatikan mutu dan kualitas pelayanan
kesehatannya. Mutu pelayanan kesehatan diantaranya dapat dilihat dari aspek-aspek
penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, aspek efesiensi dan efektifitas pelayanan dan
keselamatan pasien. Jumlah pelayanan gawat darurat level 1 rumah sakit di Kota Blitar
terbagi dalam:
- Dari 4 Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki pelayanan gawat darurat level 1
sebanayak 4 RS (100%).
- Dari 1 Rumah Sakit Khusus (RSK) yang memiliki gawat darurat level 1 sebanyak 1
RS (100%).
5.1.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Kesehatan (UKBM) adalah suatu upaya
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
a. Posyandu
Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang merupakan
pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh
pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk tukar-menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta
bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah keluarga
atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2016 jumlah Posyandu di Kota Blitar 165
dan yang aktif sebanyak 150 (90,91%).
74
Grafik 5.1 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas
di Kota Blitar Tahun 2016
0
43 50
0
49 52
0
44 48
0
136150
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaPratama Madya PurnamaMandiri Posyandu Aktif
Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Blitar
b. Poskesdes
Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader dan
merupakan coordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2016 seluruh kelurahan di Kota
Blitar telah memiliki Poskesdes, yaitu sebanyak 21.
c. Desa Siaga/Kelurahan Siaga Aktif
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan
atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.
Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi
sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan
(gizi), penyakit, lingkungan, dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2016 dari 21 desa siaga yang ada di Kota Blitar
yang termasuk ke dalam desa siaga aktif sejumlah 21 (100%).
75
5.1.4 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Kota Blitar merupakan kota kecil dengan luas 30,99 Km2, oleh karena itu sampai saat
ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Sarana penyedia obat yang
ada di Kota Blitar tahun 2016 terdiri dari apotek 38 buah, toko obat 5 buah dan gudang
farmasi 1 buah yang terletak di Dinas Kesehatan Kota Blitar. Dengan adanya gudang
farmasi (GFK) ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk pelayanan kesehatan
dasar menjadi tanggung jawab penuh pemerintah Kota Blitar yakni Dinas Kesehatan Kota
Blitar.
5.2 TENAGA KESEHATAN
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan di
Kota Blitar tahun 2016 adalah ketersediaan sumber daya kesehatan yang memadai baik
dalam hal kualitas maupun kuantitas. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun
1996, tenaga kesehatan yang merupakan bagian dari SDM Kesehatan terdiri dari tenaga
medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi,
tenaga keterampilan fisik dan tenaga keteknisan medis. Untuk menggambarkan keadaan
tenaga kesehatan dianalisis dengan menghitung rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di
Kota Blitar. Berdasarkan analisis diketahui bahwa ada beberapa tenaga kesehatan tertentu
yang belum memadai sesuai kebutuhan. Hal ini berarti masih diperlukan perencanaan
kebutuhan. Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan masih terus berubah sesuai kebutuhannya
sangat berpengaruh dalam penanganan masalah kesehatan di Kota Blitar. Dari berbagai jenis
tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam pelayanannya tidak hanya menangani penduduk Kota
Blitar saja, namun juga pada masyarakat di luar Kota Blitar. Hal ini sangat berpengaruh
dalam penentuan rasio kebutuhan tenaga. Berikut gambaran jumlah tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan Kota Blitar tahun 2016:
i. Tenaga medis
Tenaga medis terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis. Jumlah
dokter umum di Kota Blitar sebanyak 101 orang, setara dengan rasio 72,60 per 100.000
jumlah penduduk. Jumlah dokter spesialis di Kota Blitar sebanyak 51 orang, setara dengan
rasio 36,66 per 100.000 jumlah penduduk. Dan jumlah dokter gigi di Kota Blitar sebanyak
28 orang, setara dengan rasio 20,13 per 100.000 jumlah penduduk. Secara keseluruhan rasio
tersebut sudah melebihi standar.
76
ii. Tenaga perawat
Tenaga perawat terdiri dari perawat dan perawat gigi dengan pendidikan D3
keperawatan, sarjana sarjana keperawatan dan profesi ners. Adapun jumlah perawat di Kota
Blitar tahun 2016 adalah 555 orang setara dengan rasio 398,94 per 100.000 jumlah
penduduk, sedangkan jumlah perawat gigi adalah 10 orang setara dengan rasio 7,19.
iii. Tenaga bidan
Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar tahun 2016 adalah 108 setara dengan rasio 77,63
per 100.000 jumlah penduduk. Jumlah tersebut masih kurang dari standar rasio kebutuhan.
iv. Tenaga kefarmasian
Tenaga kefarmasian di Kota Blitar tahun 2016 yang terdiri dari pendidikan SMF, D3
farmasi, sarjana farmasi, dan apoteker. Jumlah tenaga apoteker adalah 15 orang setara
dengan rasio 10,78 per 100.000 jumlah penduduk. Sedangkan tenaga kefarmasian selain
apoteker sejumlah 59 orang setara dengan rasio 42,41 per 100.000 jumlah penduduk.
v. Tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan
Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah tenaga
kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan pendidikan S1 sampai S3. Akan tetapi untuk
wilayah Kota Blitar tahun 2016 ahli kesehatan masyarakat yang tersedia masih pada tingkat
pendidikan S1 yaitu sejumlah 10 orang, setara dengan rasio 7,19 per 100.000 jumlah
penduduk.
Tenaga kesehatan lingkungan adalah tenaga kesehatan yang melakukan upaya
kesehatan lingkungan dan sanitasi, biasa disebut sanitarian. Sanitarian di wilayah Kota Blitar
tahun 2016 sebanyak 11 setara dengan rasio 7,91 per 100.000 jumlah penduduk.
vi. Tenaga gizi
Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan
pendidikan D1 sampai D4, biasa disebut nutrisionis. Diketahui bahwa jumlah ahli gizi
sebanyak 24 orang setara dengan rasio 17,25 per 100.000 jumlah penduduk.
vii. Tenaga keterapian fisik
Tenaga keterapian fisik di Kota Blitar terdiri dari fisioterapis dan terapis wicara.
Jumlah tenaga keterapian fisik di Kota Blitar tahun 2016 adalah 13 orang setara dengan 9,34
per 100.000 jumlah penduduk.
viii. Tenaga keteknisan medis
Tenaga keteknisan medis di Kota Blitar terdiri dari radiografer, teknisi elektromedis,
teknisi gigi, analis kesehatan, refraksionis optisien, ortetik prostetik, dan rekam medis dan
informasi kesehatan. Jumlah tenaga keteknisan medis di Kota Blitar tahun 2016 adalah 82
orang setara dengan 58,94 per 100.000 jumlah penduduk.
77
ix. Tenaga kesehatan lainnya
Jumlah tenaga kesehatan lainnya termasuk pengelola program kesehatan di Kota
Blitar tahun 2016 adalah 20 orang.
Berikut adalah perbandingan antara rasio ketenagaan kesehatan dengan standar rasio:
Tabel 5.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
di Kota Blitar Tahun 2016
No. Jenis Tenaga Kesehatan JumlahRasio per 100.000
PendudukStandarRasio
1 Dokter Spesialis 51 36,66 11
2 Dokter Umum 101 72,60 45
3 Dokter Gigi 28 20,13 13
4 Perawat 555 398,94 180
5 Perawat Gigi 10 7,19 18
6 Bidan 108 77,63 120
7 Apoteker 15 10,78 12
8 Tenaga Kefarmasian lainnya 59 42,41 24
9 Tenaga Kesehatan Masyarakat 10 7,19 16
10 Tenaga Kesehatan Lingkungan 11 7,91 18
11 Tenaga Gizi 24 17,25 14
12 Tenaga Keterapian Fisik 13 9,34 5
13 Tenaga Keteknisan Medis 82 58,94 16Sumber: Subbag Umum, Kepegawaian dan Kearsipan Dinas Kesehatan Kota Blitar
5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek
ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk
pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, yaitu dari APBD Kota Blitar dan APBN (Dana
Dekonsentrasi, Dana Alokasi Khusus, Tugas pembantu, DBHCT). Berikut ini rincian
anggaran kesehatan di kota Blitar.
Anggaran kesehatan bersumber APBD Kota Blitar pada tahun 2016 adalah sebesar
Rp. 180.118.118.948,-. Anggaran ini naik 15,2% dibandingkan anggaran kesehatan pada
tahun 2015 (Rp. 156.349.159.895,-). Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
mengamanatkan kepada pemerintah kota untuk mengalokasikan minimal 10% APBD
untuk belanja langsung kesehatan atau belanja program. Dengan total APBD Kota Blitar
Rp. 923.078.871.758,- dan total belanja langsung kesehatan Rp. 118.462.525.973,- (12,83%)
berarti sudah memenuhi alokasi minimal 10%. Sedangkan jumlah anggaran kesehatan per
kapita sebesar Rp. 1.297.724,-.
78
Tabel 5.3 Anggaran Kesehatan Kota Blitar
Tahun 2016
NO. SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATANRupiah %
1 2 3 4
1
2
3
4
5
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
APBD KAB/KOTA
a. Belanja Langsung
i. Dinas Kesehatan
ii. Rumah Sakit
b. Belanja Tidak Langsung
i. Dinas Kesehatan
ii. Rumah Sakit
APBD PROVINSI
- Dana Tugas pembantu (TP) Provinsi
APBN
- Dana Alokasi umum (DAU)
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
- Dana Dekonsentrasi
- Dana Tugas Pembantu Kota
- Lain-lain (DBHCHT) RSU Mardi Waluyo
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
(sebutkan project dan sumber dananya)
SUMBER PEMERINTAH LAIN
160.921.157.633
118.462.525.973
34.584.538.518
83.877.987.456
42.458.631.660
16.159.327.632
26.299.304.028
60.000.000
60.000.000
19.136.961.315
-
16.402.611.315
-
-
2.734.350.000
-
-
89,34
0,03
10,62
0,00
9,11
0,00
0,00
1,52
0,00
0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 180.118.118.948
TOTAL APBD KAB/KOTA 923.078.871.758% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 17,43
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 1.294.724Sumber: Subbag Keuangan Dinas Kesehatan Kota Blitar
79
Perkembangan yang terjadi selama ini menunjukkan semakin pentingnya informasi
dan pengelolaan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Pada saat yang sama,
tuntutan public terhadap peningkatan kinerja pemerintah juga semakin tinggi sehingga pada
akhirnya pengelolaan data dan informasi yang baik menjadi suatu keharusan untuk
dilaksanakan semua instuti.
Untuk memperoleh berbagai data dan informasi tersebut perlu dilakukan pencatatan
dan pelaporan secara baik dan benar serta profesional. Data dan informasi merupakan
sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan pembangunan kesehatan. Penyediaan
data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan
dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan pemerintahan, organisasi profesi,
akademisi, swasta, dan pihal terkait lainnya. Dibidang kesehatan, data dan informasi juga
merupakan sumber daya strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
6.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016
adalah sebagai berikut:
6.1.1 Gambaran Umum Kota Blitar Tahun 2016
1. Kota Blitar memiliki luas wilayah 39 Km2, dengan jumlah penduduk 39.117 jiwa, dan
rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan sebesar 98,41%.
6.1.2 Derajad Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016
1. Angka Kematian Ibu (AKI) Kota Blitar Tahun 2016 sebesar 236,2 per 100.000 jumlah
penduduk, jauh melebihi target daerah yang hanya 65,77 per 100.000 jumlah penduduk.
2. Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Blitar Tahun 2016 sebesar 9,92 per 1.000 kelahiran,
masih melebihi target daerah 9,08 per 1.000 kelahiran.
3. Angka Kematian Balita (AKABA) Kota Blitar Tahun 2016 sebesar 10,86 per 1.000
kelahiran hidup lebih tinggi dari AKABA tahun 2016 (9,27).
4. Infeksi akut saluran pernafasan atas adalah jenis penyakit terbanyak yang diderita
penduduk Kota Blitar tahun 2016.
BAB 6KESIMPULAN
PENUTUP
80
5. Angka Penemuan Kasus (Case Notofication Rate/CNR) TB paru sebesar 53,91% (target
70%) dengan angka kesembuhan (cure rate/CR) TB paru sebesar 72,84% (target 85%),
dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) sebesar 79,01%.
6. Kasus kumulatif HIV selama tahun 2012 – 2016 cenderung meningkat dari 1 kasus
tahun 2012 menjadi 19 kasus tahun 2016.
7. Angka kesakitan (Insidens Rate) diare tahun 2016 untuk semua kelompok umur sebesar
26,99 per 1.000 penduduk.
8. Angka Penemuan Kasus Baru (New Case Detection Rate/NCDR) kusta per 100.000
penduduk sebesar 2,88 per 100.000 penduduk (target: < 5 per 10.000 penduduk) dengan
angka kesakitan (Prevalens) kusta sebesar 0,29 per 10.000 penduduk (target: < 1 per
10.000 penduduk). Tidak ada kusta pada anak, tingkat kecacatan Tingkat II sebesar 25%
serta angka kesembuhan kusta (RFT) belum ada.
9. Kasus difteri selama tahun 2012 – 2016 cenderung meningkat dari 8 kasus tahun 2012
menjadi 17 kasus tahun 2016, dengan 0 kasus meninggal.
10. Kasus campak selama tahun 2012 – 2016 cenderung menurun dari 75 kasus tahun 2012
menjadi 22 kasus tahun 2016.
11. Penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP sebesar 9,28 per 100.000 penduduk
usia < 15 tahun (target: ≥ 2).
12. Angka kesakitan (Insidens Rate) DBD tahun 2016 sebesar 189,0 per 100.000 penduduk
(target 5 per 100.000 penduduk), dengan 2 kematian.
13. Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence/API) sebesar 0,03 per 1.000
penduduk.
14. Persentase penderita hipertensi dan obesitas masing-masing 28,99% dan 21,88%, lebih
banyak diderita oleh perempuan.
6.1.3 Upaya Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016
1. Cakupan kunjungan K1 dan K4 meningkat sejak tahun 2012 ke 2016. Capaian K4
masih lebih rendah dari target nasional karena jumlah tersebut belum termasuk jumlah
yang diperoleh dari instansi kesehatan ibu dan anak swasta.
2. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2016 meningkat dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya tetapi belum mencapai target nasional, dikarenakan belum ada
pelaporan rutin dari instansi swasta.
3. Capaian pelayanan ibu nifas tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu, tetapi masih belum
mencapai target nasional.
4. Cakupan penanganan komplikasi maternal meningkat dibandingkan tahun lalu dan
sudah mencapai target nasional.
81
5. Cakupan pelayanan neonatal (KN lengkap) selama tahun 2012 – 2016 cenderung
meningkat dari 78,19% pada tahun 2012 menjadi 93,2% pada tahun 2016.
6. Cakupan komplikasi neonatal tertangani tahun ini (84,3%) lebih tinggi dari cakupan
tahun lalu (80,19%) dan sudah mencapai target nasional.
7. Persentase jumlah peserta KB aktif sebanyak 74,2% dengan pemakaian kontrasepsi
tertinggi adalah suntik.
8. Capaian imunisasi dasar lengkap (IDL) sebesar 91,87%, tetapi jumlah kelurahan UCI
masih 57,14%.
9. Cakupan pelayanan kesehatan pra-usila selama tahun 2012 – 2016 cenderung meningkat
dari 62,47% pada tahun 2012 menjadi 90,19% pada tahun 2016.
10. Cakupan pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap baik Puskesmas maupun
Rumah Sakit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
11. Tahun 2016 jumlah penderita gangguan jiwa yang dipasung sebanyak 6 orang, menurun
dari tahun 2015 sebanayak 15 orang.
12. Jumlah rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) menurun
dibandingkan tahun lalu. prioritas masalahnya adalah pada perilaku merokok di dalam
rumah dan bayi tidak diberi ASI Eksklusif.
13. Sebanyak 70,90% jumlah total rumah tangga yang sudah masuk dalam kategori rumah
sehat.
14. Persentase ketersediaan obat di Kota Blitar rata-rata sebesar 214,68 % dari 144 jenis
obat dan vaksin yang ada.
15. Persentase balita BGM (Bawah garis Merah) selama tahun 2012 – 2016 cenderung
menurun dari 0,62% pada tahun 2012 menjadi 0,3% pada tahun 2016.
16. Jumlah kasus BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu.
17. Jumlah balita gizi buruk menurun dari tahun-tahun sebelumnya.
18. Angka partisipasi masyarakat terhadap pelayanan Posyandu masih lebih rendah dari
tahun lalu, tetapi meningkat dati tahun-tahun sebelumnya.
19. Dalam kurun 5 tahun cakupan ASI Eksklusif meningkat tetapi masih belum mencapai
target nasional.
6.1.4 Sumber Daya Kesehatan Kota Blitar Tahun 2016
1. Jumlah seluruh Puskesmas di Kota Blitar dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk
maka masih kurang.
2. Jumlah rumah sakit baik negeri maupun swasta di Kota Blitar sebanyak 5 instansi
dengan 100% pelayanan gawat darurat level 1.
3. Persentase Posyandu aktif 90,91%.
82
4. Jumlah Poskesdes dan Kelurahan Siaga di Kota Blitar seluruhnya (100%) aktif.
5. Dari seluruh sumber daya tenaga kesehatan di Kota Blitar masih ada yang belum
memenuhi standar rasio dari Permenkes Nomor 33 Tahun 2015, antara lain perawat
gigi, bidan, apoteker, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan.
6. Persentase APBD Kesehatan terhadap APBD Kota Blitar Tahun 2016 sebesar 17,43%,
dengan anggaran kesehatan per-kapita sebesar Rp. 1.294.724,-.
6.2 SARAN
Berdasarkan pencapaian program kesehatan tahun 2016, ada beberapa program yang
perlu ditindaklanjuti. Beberapa saran guna perbaikan ke depan sebagai berikut:
1. Perlu upaya akselerasi dalam mencapai indikator dari derajat kesehatan upaya
pelayanan khususnya pada cakupan pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan.
2. Perlu melakukan identifikasi, monitoring dan evaluasi manajemen dan program
kesehatan dimulai dengan analisa situasi (sistem pencatatan & pelaporan, hardware,
brainware, software dan menejemen serta inputproses-output) dengan memperhatikan
pencapaian cakupan program guna penyusunan perencanaan yang evidence base
berbasis data dan bukti.
3. Perlu meningkatkan sinergitas, harmonisasi, koordinasi lintas program, lintas sektor dan
memberdayakan/melibatkan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan yang
seoptimal mungkin.
4. Perlu meningkatkan kapabilitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan
melalui diklat (pendidikan dan pelatihan).
5. Perlu meningkatkan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan kegiatan
yang inovatif dan kreatif.
6. Perlu meningkatkan pengetahuan, informasi dan pendidikan bagi masyarakat guna
mewujudkan kemandirian dan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan.
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 31 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 21 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 69,001 70,116 139,117 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.0 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 4489.1 Jiwa/Km
2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 44.3 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 98.4 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 88.06 87.96 88.01 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 10,713.00 11,152.00 21,865.00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 21,040.00 19,527.00 40,567.00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 551.00 971.00 1,522.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 1,274.00 1,668.00 2,942.00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 5,029.00 5,646.00 10,675.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 537.00 293.00 830.00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 1,101 1,016 2,117 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5 4 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 11 9 20 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 10 9 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 11 10 21 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 10 10 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 11 12 23 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 10 12 11 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 5 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 236 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 45 30 75 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 60.00 40.00 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 65.22 42.79 53.91 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 156 116 272 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 226.08 165.44 195.52 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 6.25 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 6.74 5.92 6.38 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 71.74 74.29 72.84 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 4.35 8.57 6.17 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 76.09 82.86 79.01 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 2.90 0.00 1.44 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 51.40 75.99 63.22 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 14 5 19 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 3 1 4 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 4.35 1.43 2.88 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 25.00 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.72 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0.43 0.14 0.29 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 9.28 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 8 9 17 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
Jumlah Kasus Campak 6 16 22 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 189.85 188.26 189.05 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 0.76 0.76 0.76 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.06 0.00 0.03 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 25.03 30.17 28.99 % Tabel 24
35 Persentase obesitas 29.79 18.41 21.88 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0.00 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0.00 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 95 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 84.23 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91.96 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 90.74 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 87.48 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 80.58 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 83.24 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 80.71 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 84.24 84.33 84.28 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 3.32 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 74.18 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 99 94 97 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4.54 6.10 5.29 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99.91 93.26 96.62 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 94.22 92.15 93.20 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 79.44 79.16 79.30 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 86.07 78.63 82.39 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 57.14 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 89.25 180.30 134.26 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 94.58 89.09 91.87 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 89.08 91.38 90.22 % Tabel 44
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 99.56 102.37 100.90 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 82.29 81.34 81.83 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.26 0.11 0.19 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 66.95 70.83 68.80 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 73.57 73.84 73.70 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.36 0.26 0.31 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 % Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.61 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 84.51 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 84.51 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 20.61 20.40 20.51 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 66.24 62.40 64.32 % Tabel 51
73Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut66.24 62.40 64.32 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 82.99 96.43 90.19 % Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Persentase
75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 68.28 % Tabel 53
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 293.58 370.15 332.17 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 25.46 31.31 28.41 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 61.91 47.23 53.82 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 29.52 24.81 26.92 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 63.36 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 55.13 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 2.43 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3.82 Hari Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
87 Rumah Tangga ber-PHBS 42.46 % Tabel 57
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
C.4 Keadaan Lingkungan
88 Persentase rumah sehat 70.90 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 78.00 % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 23.00 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 98.14 % Tabel 61
92 Desa STBM - % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 79.08 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 78.45 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 90.51 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 13.74 % Tabel 65
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 4.00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1.00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67
98 Jumlah Apotek 39.00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100.00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 165.00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 90.91 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1.52 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 21.00 Poskesdes Tabel 70
Polindes - Polindes Tabel 70
Posbindu 9.00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 21.00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 100.00 % Tabel 71
D.2 Tenaga Kesehatan
106 Jumlah Dokter Spesialis 36.00 15.00 51.00 Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 47.00 54.00 101.00 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 109.26 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 8.00 22.00 30.00 Orang Tabel 72
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 21.56 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 108.00 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 77.63 per 100.000 penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 167.00 388.00 555.00 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 398.94 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi - 10.00 10.00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 8.00 66.00 74.00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 5.00 5.00 10.00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 5.00 6.00 11.00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 2.00 22.00 24.00 Orang Tabel 77
D.3 Pembiayaan Kesehatan
120 Total Anggaran Kesehatan 180,118,118,948.35 Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 17.43 % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita 1,294,724.00 Rp Tabel 81
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sukorejo 9.92 0 7 7 47,383 15,728 3.01 4776.51
2 Kepanjenkidul 10.50 0 7 7 40,302 13,245 3.04 3838.29
3 Sananwetan 10.57 0 7 7 51,432 17,032 3.02 4865.85
JUMLAH (KAB/KOTA) 30.99 0 21 21 139,117 46,005 3.02 4,489.09
Sumber: - Kantor Statistik Kota Blitar
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah Kota Blitar
NO KECAMATANJUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
DESA KELURAHANDESA +
KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 5,621 5,199 10,820 108.12
2 5 - 9 5,533 5,146 10,679 107.52
3 10 - 14 5,554 5,019 10,573 110.66
4 15 - 19 5,486 5,930 11,416 92.51
5 20 - 24 5,135 4,869 10,004 105.46
6 25 - 29 5,537 5,202 10,739 106.44
7 30 - 34 5,156 4,918 10,074 104.84
8 35 - 39 4,903 5,027 9,930 97.53
9 40 - 44 5,102 5,303 10,405 96.21
10 45 - 49 4,786 5,329 10,115 89.81
11 50 - 54 4,579 4,931 9,510 92.86
12 55 - 59 3,985 4,438 8,423 89.79
13 60 - 64 2,889 2,886 5,775 100.10
14 65 - 69 1,991 2,097 4,088 94.95
15 70 - 74 1,285 1,534 2,819 83.77
16 75+ 1,459 2,288 3,747 63.77
JUMLAH 69,001 70,116 139,117 98.41
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44.33
Sumber: - Data Terolah dari Kantor Statistik Kota Blitar
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 57,847 59,771 117,618
2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF50,942 52,576 103,518 88.06 87.96 88.01
3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 22,351 21,394 43,745 38.64 35.79 37.19
b. SD/MI 11,798 13,319 25,117 20.40 22.28 21.35
c. SMP/ MTs 10,713 11,152 21,865 18.52 18.66 18.59
d. SMA/ MA 21,040 19,527 40,567 36.37 32.67 34.49
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0.00 0.00 0.00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 551 971 1,522 0.95 1.62 1.29
g. AKADEMI/DIPLOMA III 1,274 1,668 2,942 2.20 2.79 2.50
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 5,029 5,646 10,675 8.69 9.45 9.08
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 537 293 830 0.93 0.49 0.71
TABEL 3
JUMLAH
Sumber: Buku Profil Perkembangan Penduduk Kota Blitar
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah Kota Blitar
PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
TABEL 4
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari 342 4 346 336 3 339 678 7 685
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 339 1 340 292 1 293 631 2 633
3 Sananwetan Sananwetan 420 0 420 388 0 388 808 0 808
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,101 5 1,106 1,016 4 1,020 2,117 9 2,126
4.5 3.9 4.2
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
HIDUP + MATI
KECAMATAN
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
JUMLAH KELAHIRAN
PEREMPUAN
MATI HIDUP + MATIHIDUP
NO
MATI
LAKI-LAKINAMA
PUSKESMASHIDUP
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sukorejo Karangsari 3 3 - 3 1 1 2 3 4 4 2 6
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2 2 - 2 2 2 - 2 4 4 - 4
3 Sananwetan Sananwetan 6 6 - 6 6 7 - 7 12 13 - 13
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 - 11 9 10 2 12 20 21 2 23
9.99 9.99 - 9.99 8.86 9.84 1.97 11.81 9.45 9.92 0.94 10.86
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
BALITA
PUSKESMAS
BAYIa BALITA BAYI
a NEONATAL
LAKI - LAKI PEREMPUAN
NEONATAL NEONATAL
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
NOANAK
BALITA
LAKI - LAKI + PEREMPUANKECAMATAN
JUMLAH KEMATIAN
BALITA ANAK
BALITABAYI
a ANAK
BALITA
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Sukorejo Karangsari 678 - 1 - 1 - - - - - - 1 1 - 1 1 2
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 631 - - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
3 Sananwetan Sananwetan 808 - - 1 1 - - - - - 1 - 1 - 1 1 2
2,117 - 1 2 3 - - - - - 1 1 2 - 2 3 5
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 236
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
NO
KEMATIAN IBU
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH KEMATIAN IBUKECAMATANJUMLAH LAHIR
HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMILPUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS
TABEL 7
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 23,502 23,881 47,383 7 53.85 6 46.15 13 27 56.25 21 43.75 48 0 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 19,990 20,312 40,302 5 50.00 5 50.00 10 12 50.00 12 50.00 24 0 0.00
3 Sananwetan Sananwetan 25,509 25,923 51,432 33 63.46 19 36.54 52 117 58.50 83 41.50 200 17 8.50
JUMLAH (KAB/KOTA) 69,001 70,116 139,117 45 60 30 40 75 156 57 116 43 272 17 6
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 65.22 42.79 53.91
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 226.08 165.44 195.52
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 139117
KECAMATAN PL
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
P
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS TB ANAK
0-14 TAHUNNO
JUMLAH SELURUH
KASUS TB
L+P
PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
LL+P
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari 128 99 227 7 6 13 5.47 6.06 5.73
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 84 84 168 5 5 10 5.95 5.95 5.95
3 Sananwetan Sananwetan 456 324 780 33 19 52 7.24 5.86 6.67
JUMLAH (KAB/KOTA) 668 507 1,175 45 30 75 6.74 5.92 6.38
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
% BTA (+)
TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS
SUSPEK
TABEL 9
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L + PJUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H% L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Sukorejo Karangsari 16 7 23 12 75 7 100 19 83 - - - - - - 75 100 83 2 - 2
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 4 7 3 100 4 100 7 100 - - - - - - 100 100 100 - - -
3 Sananwetan Sananwetan 27 24 51 18 67 15 63 33 65 2 7 3 13 5 10 74 75 75 - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 46 35 81 33 71.74 26 74.29 59 72.84 2 4.35 3 8.57 5 6.17 76.09 82.86 79.01 2 - 2
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 2.9 0.0 1.4
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Keterangan:
* kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
L PP L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)JUMLAH
KEMATIAN
SELAMA
PENGOBATAN
BTA (+) DIOBATI*
ANGKA KEBERHASILAN
PENGOBATAN (SUCCESS
RATE/SR)
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
(COMPLETE RATE)
L + PKECAMATAN PUSKESMAS L
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sukorejo Karangsari 1,936 1,793 3,729 86 80 166 72 83.57 81 101.52 153 92.20
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,647 1,525 3,172 73 68 141 19 25.92 17 25.05 36 25.50
3 Sananwetan Sananwetan 2,101 1,946 4,047 93 87 180 39 41.71 80 92.38 119 66.08
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,684 5,264 10,948 253 234 487 130 51.40 178 75.99 308 63.22
PERSENTASE PERKIRAAN KASUS 4.45%
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Persentase perkiraan kasus pneumonia pada balita berbeda untuk setiap provinsi, sesuai hasil riskesdas 2013
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
TABEL 11
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+P L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 ≤ 4 TAHUN - - - 0.00 - - - 0.00 - - - - - - 0.00
2 5 - 14 TAHUN 1 - 1 5.26 - - - 0.00 - - - - - - 0.00
3 15 - 19 TAHUN - - - 0.00 - - - 0.00 - - - - - - 0.00
4 20 - 24 TAHUN 1 1 2 10.53 - - - 0.00 - - - - - - 0.00
5 25 - 49 TAHUN 11 4 15 78.95 - - - 0.00 - - - - - - 0.00
6 ≥ 50 TAHUN 1 - 1 5.26 - - - 0.00 - - - - - - 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 5 19 - - - - - - - - -
PROPORSI JENIS KELAMIN 73.68 26.32 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
NO KELOMPOK UMUR
H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
TABEL 12
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PMI 8,096 5,365 13,461 8,096 100.00 5,365 100.00 13,461 100.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00
JUMLAH 8,096 5,365 13,461 8,096 100.00 5,365 100.00 13,461 100.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00
Sumber: PMI Kota Blitar
L P
JUMLAH PENDONOR
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO
DONOR DARAH
UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
L + P
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
TERHADAP HIV
L P L + P
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sukorejo Karangsari 23,502 23,881 47,383 63 64 128 620 977.4 278 431.3 898 702.2
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 19,990 20,312 40,302 54 55 109 618 1,145.4 276 503.4 894 821.9
3 Sananwetan Sananwetan 25,509 25,923 51,432 69 70 139 381 553.4 352 503.1 733 528.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 69,001 70,116 139,117 186 189 375 1,619 869.3 906 478.7 2,525 672.5
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 26.99
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Ket: - Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
- Persentase perkiraan jumlah kasus diare yang datang ke fasyankes besarnya sesuai dengan perkiraan daerah, namun
jika tidak tersedia maka menggunakan perkiraan 20% dari perkiraan jumlah penderita
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
P L + PL
DIARE
JUMLAH TARGET
PENEMUAN
DIARE DITANGANI
TABEL 14
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari - - - 1 - 1 1 - 1
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - 1 1 - 1 1
3 Sananwetan Sananwetan - - - 2 - 2 2 - 2
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 3 1 4 3 1 4
PROPORSI JENIS KELAMIN 0.00 0.00 75.00 25.00 75.00 25.00
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 4.35 1.43 2.88
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
NO KECAMATAN PUSKESMAS PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
KASUS BARU
TABEL 15
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sukorejo Karangsari 1 - 0.00 - 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 - 0.00 1 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 2 - 0.00 - 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 - 0.00 1 25.00
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 1
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA
0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA
KUSTA
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari - - - 1 - 1 1 - 1
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - 1 1 - 1 1
3 Sananwetan Sananwetan - - - 2 - 2 2 - 2
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 3 1 4 3 1 4
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.43 0.14 0.29
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Sukorejo Karangsari - - - - - - - 1 - 1 - - - - - -
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - - - - - 1 1 - - - - - -
3 Sananwetan Sananwetan - - - - - - - 2 - 2 - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - 3 1 4 - - - - - -
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit (belum ada yang RFT, belum selesai, kasus kusta TW III-IV)
Keterangan : a = Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PBa
L + PPENDERITA MB
a
L L + P
RFT PB
P
RFT MB
LP
TABEL 18
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Sukorejo Karangsari 11,015 2
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 9,368 0
3 Sananwetan Sananwetan 11,957 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 32,340 3
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 9.28
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 32,072
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 3 2 5 - - - - - - - - - - - -
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2 2 4 - - - - - - - - - - - -
3 Sananwetan Sananwetan 3 5 8 - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 9 17 - - - - - - - - - - - -
CASE FATALITY RATE (%) 0.00 0.00 0.00
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TABEL 20
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Sukorejo Karangsari 2 5 7 - - - - - - -
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 3 6 - - - - - - -
3 Sananwetan Sananwetan 1 8 9 - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 16 22 - - - - - - -
CASE FATALITY RATE (%) 0.0
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO
JUMLAH KASUS PD3I
HEPATITIS BKECAMATANCAMPAK
JUMLAH KASUS MENINGGA
L
POLIOPUSKESMAS
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari 38 36 74 - - - - - -
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 56 60 116 - - - - - -
3 Sananwetan Sananwetan 37 36 73 1 1 2 2.70 2.78 2.74
JUMLAH (KAB/KOTA) 131 132 263 1 1 2 0.76 0.76 0.76
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 189.9 188.3 189.0
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
TABEL 22
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Sukorejo Karangsari 2 - 2 2 - 2 2 100.00 - - 2 100.00 - - - - - -
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 - 1 1 - 1 1 100.00 - - 1 100.00 - - - - - -
3 Sananwetan Sananwetan 1 - 1 1 - 1 1 100.00 - - 1 100.00 - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 - 4 4 - 4 4 100.00 - - 4 100.00 - - - - - -
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 69,001 70,116 139,117
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0.06 0.00 0.03
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CFR
L
SUSPEKPOSITIF
P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
MALARIA
PUSKESMAS MENINGGAL NO KECAMATAN
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sukorejo Karangsari - - - - - -
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - - -
3 Sananwetan Sananwetan - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - -
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKAN
PENDERITA FILARIASIS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 24
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 16,630 17,374 34,004 558 3.36 1,717 9.88 2,275 6.69 113 20.25 527 30.69 640 28.13
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 14,145 14,777 28,922 58 0.41 417 2.82 475 1.64 34 58.62 130 31.18 164 34.53
3 Sananwetan Sananwetan 18,051 18,859 36,910 267 1.48 836 4.43 1,103 2.99 74 27.72 239 28.59 313 28.38
JUMLAH (KAB/KOTA) 48,826 51,010 99,836 883 1.81 2,970 5.82 3,853 3.86 221 25.03 896 30.17 1,117 28.99
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
TABEL 25
PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 19,210 40,325 59,535 758 3.95 1,517 3.76 2,275 3.82 198 26.12 200 13.18 398 17.49
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 14,778 26,969 41,747 150 1.02 325 1.21 475 1.14 104 69.33 220 67.69 324 68.21
3 Sananwetan Sananwetan 18,510 40,823 59,333 267 1.44 836 2.05 1,103 1.86 48 17.98 73 8.73 121 10.97
JUMLAH (KAB/KOTA) 52,498 108,117 160,615 1,175 2.24 2,678 2.48 3,853 2.40 350 29.79 493 18.41 843 21.88
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKINO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS
DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15
TAHUN PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sukorejo Karangsari 7,389 70 0.95 0 0.00 0 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 6,285 148 2.35 0 0.00 0 0.00
3 Sananwetan Sananwetan 8,020 74 0.92 0 0.00 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,694 292 1.35 0 0.00 0 0.00
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM
DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLANIVA POSITIF
NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN
USIA 30-50 TAHUN
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
DIKETAHUIDITANGGU-
LANGIAKHIR L P L+P
0-7
HARI
8-28
HARI
1-11
BLN
1-4
THN
5-9
THN
10-14
THN
15-19
THN
20-44
THN
45-54
THN
55-59
THN
60-69
THN
70+
THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 DIPHTERI 1 1 01/02/16 01/02/16 08/02/16 1 1 1 0 0 0 6,721 6,815 13,536 - 0.01 0.01 - - -
2 DIPHTERI 1 1 02/02/16 02/02/16 09/02/16 1 1 1 0 0 0 3,446 3,425 6,871 0.03 - 0.01 - - -
3 DIPHTERI 1 1 23/02/16 23/02/16 02/03/16 1 1 1 0 0 0 6,721 6,815 13,536 - 0.01 0.01 - - -
4 DIPHTERI 1 1 23/02/16 23/02/16 02/03/16 1 1 1 0 0 0 5,064 5,060 10,124 0.02 - 0.01 - - -
5 DIPHTERI 1 1 25/02/16 25/02/16 04/03/16 1 1 1 0 0 0 6,413 6,600 13,013 0.02 - 0.01 - - -
6 DIPHTERI 1 1 29/02/16 29/02/16 07/03/16 1 1 1 0 0 0 2,747 2,791 5,538 - 0.04 0.02 - - -
7 DIPHTERI 1 1 05/03/16 05/03/16 12/03/16 1 1 1 0 0 0 2,201 2,240 4,441 - 0.04 0.02 - - -
8 DIPHTERI 1 1 26/03/16 26/03/16 04/04/16 1 1 1 0 0 0 1,457 1,517 2,974 0.07 - 0.03 - - -
9 DIPHTERI 1 1 31/03/16 31/03/16 07/04/16 1 1 1 0 0 0 2,117 2,115 4,232 - 0.05 0.02 - - -
10 DIPHTERI 1 1 12/04/16 12/04/16 19/04/16 1 1 1 0 0 0 1,739 1,762 3,501 0.06 - 0.03 - - -
11 DIPHTERI 1 1 23/04/16 23/04/16 01/05/16 1 1 1 0 0 0 3,656 3,705 7,361 0.03 - 0.01 - - -
12 DIPHTERI 1 1 23/04/16 23/04/16 01/05/16 1 1 1 0 0 0 5,064 5,060 10,124 - 0.02 0.01 - - -
13 DIPHTERI 1 1 04/05/16 04/05/16 12/05/16 1 1 1 0 0 0 2,591 2,490 5,081 - 0.04 0.02 - - -
14 DIPHTERI 1 1 16/05/16 16/05/16 23/05/16 1 1 1 0 0 0 4,912 4,943 9,855 0.02 - 0.01 - - -
15 DIPHTERI 1 1 01/06/16 01/06/16 08/06/16 1 1 1 0 0 0 6,413 6,600 13,013 - 0.02 0.01 - - -
16 DIPHTERI 1 1 16/06/16 16/06/16 23/06/16 1 1 1 0 0 0 5,064 5,060 10,124 - 0.02 0.01 - - -
17 DIPHTERI 1 1 06/08/16 06/08/16 14/08/16 1 1 1 0 0 0 1,659 1,643 3,302 - 0.06 0.03 - - -
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA CFR (%)
JUMLAH
DESA/KEL
YANG TERSERANG
NOJENIS KEJADIAN
LUAR BIASA
ATTACK RATE (%)
JUMLAH
KEC
JUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIAN
TABEL 28
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6
1 Sukorejo Karangsari 5 5 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 4 4 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 8 8 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 17 17 100.00
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 29
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sukorejo Karangsari 821 758 92.3 682 83.1 784 681 86.9 689 87.9 682 86.99
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 698 700 100.3 612 87.7 668 630 94.3 632 94.6 612 91.62
3 Sananwetan Sananwetan 891 838 94.1 736 82.6 849 805 94.8 767 90.3 719 84.69
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,410 2,296 95.3 2,030 84.2 2,301 2,116 92.0 2,088 90.7 2,013 87.48
Sumber: - Seksi Kesga & Kespro
- Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat
NO
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
JUMLAH
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A
IBU HAMIL
KECAMATAN PUSKESMAS
IBU BERSALIN/NIFAS
K1JUMLAH
PERSALINAN
DITOLONG NAKES
MENDAPAT
YANKES NIFASK4
TABEL 30
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Sukorejo Karangsari 821 43 5.2 1 0.1 105 12.8 324 39.5 515 62.7 945 115.1
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 698 20 2.9 5 0.7 31 4.4 37 5.3 19 2.7 92 13.2
3 Sananwetan Sananwetan 891 59 6.6 19 2.1 192 21.5 280 31.4 414 46.5 905 101.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,410 122 5.1 25 1.0 328 13.6 641 26.6 948 39.3 1,942 80.6
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Sukorejo Karangsari 8,885 640 7.2 1,226 13.8 2,471 27.8 2,883 32.4 2,632 29.6
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7,556 416 5.5 683 9.0 1,396 18.5 1,367 18.1 1,485 19.7
3 Sananwetan Sananwetan 9,644 611 6.3 733 7.6 1,795 18.6 1,582 16.4 2,413 25.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 26,085 1,667 6.4 2,642 10.1 5,662 21.7 5,832 22.4 6,530 25.0
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS
(15-39 TAHUN)
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sukorejo Karangsari 821 758 92.33 697 84.90
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 698 599 85.82 578 82.81
3 Sananwetan Sananwetan 891 844 94.73 731 82.04
JUMLAH (KAB/KOTA) 2410 2,201 91.33 2,006 83.24
Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat
KECAMATANJUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMAS
TABEL 33
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Sukorejo Karangsari 821 164 97 59.15 377 369 746 57 55 112 36 63.7 45 81.3 81 72.4
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 698 140 187 133.57 321 313 634 48 47 95 57 118.4 47 100.1 104 109.4
3 Sananwetan Sananwetan 891 178 105 58.99 410 401 811 62 60 122 47 76.4 45 74.8 92 75.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,410 482 389 80.71 1,108 1,083 2,191 166 162 329 140 84.2 137 84.3 277 84.3
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
PERKIRAAN
BUMIL DENGAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PPUSKESMAS
PENANGANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
JUMLAH LAHIR HIDUPPERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
L + PKECAMATAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO LJUMLAH
IBU HAMIL
TABEL 34
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Sukorejo Karangsari 2,265 39.4 53 0.9 66 1.1 958 16.7 3,342 58.2 488 8.5 1,477 25.7 438 7.6 0 0.0 0 0.0 2,403 41.8 5,745 100.0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2,004 39.9 89 1.8 41 0.8 414 8.2 2,548 50.8 148 2.9 1,579 31.5 745 14.8 0 0.0 0 0.0 2,472 49.2 5,020 100.0
3 Sananwetan Sananwetan 1,310 19.3 109 1.6 67 1.0 123 1.8 1,609 23.7 222 3.3 3,426 50.5 1,522 22.5 0 0.0 0 0.0 5,170 76.3 6,779 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,579 31.8 251 1.4 174 1.0 1,495 8.5 7,499 42.7 858 4.9 6,482 36.9 2,705 15.4 0 0.0 0 0.0 10,045 57.3 17,544 100.0
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP +
NON MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP
TABEL 35
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Sukorejo Karangsari 56 30.8 10 5.5 0 0.0 82 45.1 148 81.3 4 2.2 27 14.8 3 1.6 0 0.0 0 0.0 34 18.7 182 100.0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 34 15.6 39 17.9 1 0.5 15 6.9 89 40.8 2 0.9 109 50.0 18 8.3 0 0.0 0 0.0 129 59.2 218 100.0
3 Sananwetan Sananwetan 80 20.7 6 1.6 2 0.5 17 4.4 105 27.2 9 2.3 218 56.5 54 14.0 0 0.0 0 0.0 281 72.8 386 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 170 21.6 55 7.0 3 0.4 114 14.5 342 43.5 15 1.9 354 45.0 75 9.5 0 0.0 0 0.0 444 56.5 786 100.0
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP +
NON
MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sukorejo Karangsari 8,055 182 2.3 5,745 71.3
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 6,852 218 3.2 5,020 73.3
3 Sananwetan Sananwetan 8,743 386 4.4 6,779 77.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 23,650 786 3.3 17,544 74.2
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 37
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 377 369 746 342 90.7162 336 91.1 678 90.9 14 4.09357 24 7.1 38 5.6
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 321 313 634 339 105.6 292 93.3 631 99.5 11 3.2 19 6.5 30 4.8
3 Sananwetan Sananwetan 410 401 811 420 102.4 388 96.8 808 99.6 25 6.0 19 4.9 44 5.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,108 1,083 2,191 1,101 99.4 1,016 93.8 2,117 96.6 50 4.5 62 6.1 112 5.3
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
BBLR
KECAMATAN PUSKESMAS
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L + P
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
P LL + PLNOJUMLAH LAHIR HIDUP
P
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 377 369 746 346 91.8 330 89.4 676 90.6 329 87.3 328 88.9 657 88.1
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 321 313 634 342 106.5 292 93.3 634 100.0 319 99.4 296 94.6 615 97.0
3 Sananwetan Sananwetan 410 401 811 419 102.2 388 96.8 807 99.5 396 96.6 374 93.3 770 94.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,108 1,083 2,191 1,107 99.9 1,010 93.3 2,117 96.6 1,044 94.2 998 92.2 2,042 93.2
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
P L + P L
JUMLAH LAHIR HIDUP
P
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
NO KECAMATAN PUSKESMAS L + P
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)
L
TABEL 39
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari 386 358 744 328 85.0 312 87.2 640 86.0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 136 126 262 106 77.9 98 77.8 204 77.9
3 Sananwetan Sananwetan 373 394 767 277 74.3 285 72.3 562 73.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 895 878 1,773 711 79.4 695 79.2 1,406 79.3
Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
L + PKECAMATAN
USIA 0-6 BULANJUMLAH BAYI
0-6 BULANPUSKESMASL P
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari 396 388 784 325 82.1 330 85.1 655 83.5
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 337 329 666 297 88.1 271 82.4 568 85.3
3 Sananwetan Sananwetan 430 420 850 379 88.1 293 69.8 672 79.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,163 1,137 2,300 1,001 86.1 894 79 1,895 82.4
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
NO KECAMATAN PUSKESMAS P L + PLJUMLAH BAYI
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
TABEL 41
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
1 2 3 4 5 6
1 Sukorejo Karangsari 7 4 57.14
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 4 57.14
3 Sananwetan Sananwetan 7 4 57.14
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 12 57.14
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KELURAHAN
UCINO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN
UCI
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
BAYI DIIMUNISASI
Hb < 7 hari BCG
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 377 369 746 335 88.86 344 93.22 679 91.02 334 88.59 338 91.60 672 90.08
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 321 313 634 329 102.49 306 97.76 635 100.16 341 106.23 319 101.92 660 104.10
3 Sananwetan Sananwetan 410 401 811 403 98.29 385 96.01 788 97.16 414 100.98 390 97.26 804 99.14
JUMLAH (KAB/KOTA) 1108 1083 2191 1067 96.30 1035 95.57 2102 95.94 1089 98.29 1047 96.68 2136 97.49
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR HIDUP
P L + PL P L + P L
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
BAYI DIIMUNISASI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Sukorejo Karangsari 396 388 784 327 83 313 81 640 82 307 77.5253 627 161.598 934 119.133 319 80.5556 622 160.309 941 120.026 358 90.404 343 88.4021 701 89.4133
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 337 329 666 360 107 320 97 680 102 369 109.496 667 202.736 1,036 155.556 307 91.0979 625 189.97 932 139.94 334 99.1098 300 91.1854 634 95.1952
3 Sananwetan Sananwetan 430 420 850 439 102 388 92 827 97 445 103.488 820 195.238 1,265 148.824 412 95.814 803 191.19 1,215 142.941 408 94.8837 370 88.0952 778 91.5294
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,163 1,137 2,300 1,126 97 1,021 90 2,147 93 1,121 96.3887 2,114 185.928 3,235 140.652 1,038 89.2519 2,050 180.299 3,088 134.261 1,100 94.583 1,013 89.0941 2,113 91.8696
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
L + PL + PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)L PP LL P L P L + PL + P
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Sukorejo Karangsari 396 388 784 310 78.28 303 78.09 613 78.19 1,540 1,406 2,946 1,519 98.64 1,390 98.86 2,909 98.74 1,936 1,794 3,730 1,829 94.47 1,693 94.37 3,522 94.42
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 337 329 666 321 95.25 341 103.65 662 99.40 1,310 1,195 2,505 1,344 102.60 1,340 112.13 2,684 107.15 1,647 1,524 3,171 1,665 101.09 1,681 110.30 3,346 105.52
3 Sananwetan Sananwetan 430 420 850 405 94.19 395 94.05 800 94.12 1,671 1,526 3,197 1,638 98.03 1,495 97.97 3,133 98.00 2,101 1,946 4,047 2,043 97.24 1,890 97.12 3,933 97.18
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,163 1,137 2,300 1,036 89.08 1,039 91.38 2,075 90.22 4,521 4,127 8,648 4,501 99.56 4,225 102.37 8,726 100.90 5,684 5,264 10,948 5,537 97.41 5,264 100.00 10,801 98.66
Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
L + P
MENDAPAT VIT A
PL
MENDAPAT VIT AJUMLAH
P PLL + PJUMLAH
L
MENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI
L + P
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 786 751 1,537 637 580 1,217 81.0 77.2 79.2 4 0.6 1 0.2 5 0.4
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 670 637 1,307 359 353 712 53.6 55 54.5 0 0.0 0 0.0 0 0.0
3 Sananwetan Sananwetan 854 814 1,668 905 858 1,763 106.0 105 105.7 1 0.1 1 0.1 2 0.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,310 2,202 4,512 1,901 1,791 3,692 82.3 81 81.8 5 0.3 2 0.1 7 0.2
Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat
% (D/S) L P L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)
JUMLAH BADUTA
DILAPORKAN (S)
DITIMBANG BGM
JUMLAH (D)
TABEL 46
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari 1,540 1,406 2,946 1,112 72.2 1,062 75.5 2,174 73.8
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,310 1,195 2,505 757 57.8 812 67.9 1,569 62.6
3 Sananwetan Sananwetan 1,671 1,526 3,197 1,158 69.3 1,049 68.7 2,207 69.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 4,521 4,127 8,648 3,027 67.0 2,923 70.8 5,950 68.8
Sumber: Seksi Kesga & Kespro
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA
H% JUMLA
H% JUMLA
H%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukorejo Karangsari 1,936 1,793 3,729 1,322 1,219 2,541 68.3 68.0 68.1 11 0.8 5 0.4 16 0.6
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,647 1,525 3,172 1,190 1,179 2,369 72.3 77 74.7 2 0.2 3 0.3 5 0.2
3 Sananwetan Sananwetan 2,101 1,946 4,047 1,670 1,489 3,159 79.5 77 78.1 2 0.1 2 0.1 4 0.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,684 5,264 10,948 4,182 3,887 8,069 73.6 74 73.7 15 0.4 10 0.3 25 0.3
Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat
JUMLAH (D) % (D/S)KECAMATAN
BGMNO
BALITA
L+PPUSKESMAS
JUMLAH BALITA
DILAPORKAN (S) L P
DITIMBANG
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari 5 2 7 5 100.0 2 100.0 7 100.0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0
3 Sananwetan Sananwetan 1 - 1 1 100.0 - 0.0 1 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 2 8 6 100.0 2 100.0 8 100.0
Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat
JUMLAH DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMASP L + P
MENDAPAT PERAWATAN
L
TABEL 49
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sukorejo Karangsari 391 395 786 391 100.0 395 100.0 786 100.0 23 23 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 490 470 960 490 100.0 470 100.0 960 100.0 24 24 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 680 653 1,333 680 100.0 653 100.0 1,333 100.0 24 24 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,561 1,518 3,079 1,561 100.0 1,518 100.0 3,079 100.0 71 71 100.00
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100.0 100.0 100.0
Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
(PENJARINGAN)
JUMLAH
JUMLAHL
%
KECAMATAN PUSKESMAS
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
P L + P
SD DAN SETINGKAT
TABEL 50
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI
TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN1 2 3 4 5 6
1 Sukorejo Karangsari 783 506 1.5
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 874 537 1.6
3 Sananwetan Sananwetan 1,251 760 1.6
JUMLAH (KAB/ KOTA) 2,908 1,803 1.6
Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Sukorejo Karangsari 23 12 52.2 12 52.2 1,776 1,925 3,701 119 6.7 146 7.6 265 7.2 78 94 172 69 88.5 87 92.6 156 90.7
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 24 100.0 24 100.0 2,889 2,612 5,501 819 28.3 727 27.8 1,546 28.1 301 280 581 433 143.9 385 137.5 818 140.8
3 Sananwetan Sananwetan 24 24 100.0 24 100.0 3,122 2,900 6,022 667 21.4 644 22.2 1,311 21.8 483 485 968 69 14.3 64 13.2 133 13.7
JUMLAH (KAB/ KOTA) 71 60 84.5 60 84.5 7,787 7,437 15,224 1,605 20.6 1,517 20.4 3,122 20.5 862 859 1,721 571 66.2 536 62.4 1,107 64.3
Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH MURID SD/MI
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
% %
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
TABEL 52
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukorejo Karangsari 2,597 2,999 5,596 1,947 74.97 2,612 87.10 4,559 81.47
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2,209 2,551 4,760 2,450 110.91 3,323 130.26 5,773 121.28
3 Sananwetan Sananwetan 2,818 3,255 6,073 1,930 68.49 2,556 78.53 4,486 73.87
JUMLAH (KAB/KOTA) 7,624 8,805 16,429 6,327 82.99 8,491 96.43 14,818 90.19
Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 53
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
%
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional 93,440 0.00 0.00 67.17
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 28,067 0.00 0.00 20.18
1.2 PBI APBD 12,619 0.00 0.00 9.07
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 32,550 0.00 0.00 23.40
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 11,149 0.00 0.00 8.01
1.5 Bukan pekerja (BP) 9,055 0.00 0.00 6.51
2 Jamkesda 1,549 0.00 0.00 1.11
3 Asuransi Swasta 0 0.00 0.00 0.00
4 Asuransi Perusahaan 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 94,989 0.00 0.00 68.28
Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN
PESERTA JAMINAN KESEHATAN
JUMLAH
TABEL 54
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Sukorejo 38,554 42,647 81,201 0 212 303 515
2 Puskesmas Kepanjenkidul 24,744 36,030 60,774 525 567 1,092 979 414 1,393
3 Puskesmas Sananwetan 29,598 51,574 81,172 287 366 653 436 252 688
0 0 0
SUB JUMLAH I 92,896 130,251 223,147 812 933 1,745 1,627 969 2,596
1 RS Syuhada' Haji 4,039 4,706 8,745 3,303 4,314 7,617 0 0 0
2 RSIA Aminah 2,111 4,308 6,419 1,061 2,395 3,456 0
3 RSU Aminah 29,315 28,203 57,518 3,255 4,082 7,337 0 0 0
4 RS Katolik Budi Rahayu 16,775 19,691 36,466 2,830 2,997 5,827 124 116 240
5 RSUD Mardi Waluyo 57,435 72,373 129,808 6,306 7,230 13,536 0
SUB JUMLAH II 109,675 129,281 238,956 16,755 21,018 37,773 124 116 240
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 202,571 259,532 462,103 17,567 21,951 39,518 1,751 1,085 2,836
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 69,001 70,116 139,117 69,001 70,116 139,117
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 293.6 370.1 332.2 25.5 31.3 28.4
Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
TABEL 55
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RS Syuhada' Haji 109 1,424 1,704 3,128 68 92 160 19 33 52 47.8 54.0 51.2 13.3 19.4 16.6
2 RSIA Aminah 50 1,159 2,366 3,525 6 12 18 - 6 6 5.2 5.1 5.1 - 2.5 1.7
3 RSU Aminah 109 3,255 4,082 7,337 92 93 185 38 42 80 28.3 22.8 25.2 11.7 10.3 10.9
4 RS Katolik Budi Rahayu 125 2,830 2,997 5,827 196 166 362 105 96 201 69.3 55.4 62.1 37.1 32.0 34.5
5 RSUD Mardi Waluyo 212 6,306 7,230 13,536 565 505 1,070 280 279 559 89.6 69.8 79.0 44.4 38.6 41.3
605 14,974 18,379 33,353 927 868 1,795 442 456 898 61.9 47.2 53.8 29.5 24.8 26.9
Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KOTA
PASIEN KELUAR (HIDUP +
MATI)NO NAMA RUMAH SAKITa
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATJUMLAH
TEMPAT TIDUR
TABEL 56
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
NONAMA RUMAH
SAKITa
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
JUMLAH LAMA
DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS Syuhada' Haji 109 3,128 21,041 22,138 52.9 28.70 5.99 7.1
2 RSIA Aminah 50 3,525 12,899 934 70.7 70.50 1.52 0.3
3 RSU Aminah 109 7,337 24,808 23,355 62.4 67.31 2.04 3.2
4 RS Katolik Budi Rahayu 125 5,827 21,963 21,830 48.1 46.62 4.06 3.7
5 RSUD Mardi Waluyo 212 13,536 59,198 59,313 76.5 63.85 1.34 4.4
605 33353 139,909 127,570 63.4 55.13 2.4 3.82
Sumber: Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KOTA
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU
JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sukorejo Karangsari 15,728 5,300 33.7 2,021 38.1
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 13,245 3,500 26.4 1,483 42.4
3 Sananwetan Sananwetan 17,032 4,500 26.4 2,143 47.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 46,005 13,300 28.9 5,647 42.5
46,005 Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan
TABEL 57
RUMAH TANGGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Sukorejo Karangsari 12,964 6,893 53.17 6,071 240 3.95 194 80.83 7,087 54.67
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 8,742 8,134 93.05 608 240 39.47 131 54.58 8,265 94.54
3 Sananwetan Sananwetan 13,432 9,361 69.69 4,071 240 5.90 201 83.75 9,562 71.19
JUMLAH (KAB/KOTA) 35,138 24,388 69.41 10,750 720 6.70 526 73.06 24,914 70.90
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 58
NO
2016
KECAMATAN
RUMAH DIBINA MEMENUHI
SYARAT
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
2015
JUMLAH
RUMAH YANG
BELUM
MEMENUHI
SYARAT
RUMAH DIBINAJUMLAH
SELURUH
RUMAH
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)PUSKESMAS
TABEL 59
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Sukorejo Karangsari 47,383 8,099 38,547 5,970 29,850 2,016 4,032 1,310 2,621 1 77 1 77 1,704 4,727 1,704 4,727 37,275 78.667
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 40,302 8,121 34,920 5,985 29,015 1,265 1,645 860 1,119 1,363 3,737 1,363 3,737 33,871 84.04
3 Sananwetan Sananwetan 51,432 9,234 45,502 7,156 32,524 2,617 3,402 1,774 2,307 861 2,528 861 2,528 37,359 72.64
JUMLAH (KAB/KOTA) 139,117 25,454 118,969 19,111 91,389 0 0 0 0 5,898 9,079 3,944 6,047 0 0 0 0 1 77 1 77 0 0 0 0 3,928 10,992 3,928 10,992 108,505 78.00
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MEMENUHI
SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JU
MLA
H S
AR
AN
A
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
MATA AIR TERLINDUNG
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
NOMEMENUHI
SYARAT
PENDUDUK
DENGAN AKSES
BERKELANJUTAN
TERHADAP AIR
MINUM LAYAK
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
%
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
PENAMPUNGAN AIR HUJANTERMINAL AIR
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H
SUMUR BOR DENGAN POMPA
KECAMATAN PUSKESMAS
JU
MLA
H S
AR
AN
A
SUMUR GALI TERLINDUNG
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
PENDUDUK
TABEL 60
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0.00
3 Sananwetan Sananwetan 1 100 23 23.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 100 23 23.00
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPEL
DIPERIKSA
MEMENUHI SYARAT
(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN
JUMLAH
PENYELENGGARA
AIR MINUM
PUSKESMAS
TABEL 61
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Sukorejo Karangsari 47,383 0 15,590 46,831 15,340 46,081 98.4 118 472 107 437 92.58 20 80 - - 0 46,518 98.2
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 40,302 0 11,019 39,998 11,019 39,998 100 181 304 181 304 100 - - - - 0 40,302 100.0
3 Sananwetan Sananwetan 51,432 0 11,505 50,679 11,131 49,057 96.8 149 730 131 655 89.73 23 92 - - 0 49,712 96.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 139,117 0 0 0 0 0 38,114 137,508 37,490 135,136 98 448 1,506 419 1,396 93 43 172 0 0 0 136,532 98.1
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan
MEMENUHI SYARAT
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JENIS SARANA JAMBAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
PLENGSENGAN
MEMENUHI SYARAT
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
LEHER ANGSA CEMPLUNG
PENDUDUK
DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK
(JAMBAN SEHAT)
KOMUNAL
NO KECAMATAN
MEMENUHI SYARAT
PUSKESMAS
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI SYARAT
TABEL 62
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sukorejo Karangsari 7 7 100 0 0 - 0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 100.0 7 100 - 0
3 Sananwetan Sananwetan 7 3 42.9 0 0 - 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 17 81.0 7 33.3 0 0
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
NO DESA MELAKSANAKAN
STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS
(SBS)PUSKESMAS
JUMLAH DESA/
KELURAHANKECAMATAN DESA STBM
TABEL 63
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
SD
SL
TP
SL
TA
PU
SK
ES
MA
S
RU
MA
H
SA
KIT
UM
UM
BIN
TA
NG
NO
N
BIN
TA
NG
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Sukorejo Karangsari 23 6 7 1 2 - 2 41 18 78.3 5 83.3 6 85.7 1 100.0 2 100.0 0 - 1 50.0 33 80.5
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 9 9 1 4 - 11 58 18 75.0 8 88.9 7 77.8 1 100.0 4 100.0 0 - 9 81.8 47 81.0
3 Sananwetan Sananwetan 25 13 10 1 2 - 3 54 19 76.0 9 69.2 8 80.0 1 100.0 2 100.0 0 - 2 66.7 41 75.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 72 28 26 3 8 0 16 153 55 76.4 22 78.6 21 80.8 3 100.0 8 100.0 0 - 12 75.0 121 79.08497
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan
KECAMATAN PUSKESMAS NON BINTANGRUMAH SAKIT
UMUM
YANG ADA
HOTEL
PUSKESMAS SLTP
SARANA KESEHATAN
BINTANG
SARANA PENDIDIKAN
JU
ML
AH
TT
U
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NO
SARANA PENDIDIKANSARANA
KESEHATAN
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SLTASD
TEMPAT-TEMPAT
UMUMHOTEL
TABEL 64
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL % JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Sukorejo Karangsari 218 6 16 7 141 170 77.98165 2 8 0 40 50 22.94
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 179 8 17 7 110 142 79.32961 2 6 0 29 37 20.67
3 Sananwetan Sananwetan 234 10 13 7 153 183 78.20513 2 3 0 45 50 21.37
JUMLAH (KAB/KOTA) 631 24 46 21 404 495 78.44691 6 17 0 114 137 21.71
JUMLAH (KAB/KOTA) 1044 42 76 35 667 820 78.54406 10 26 0 188 224 21.46
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
KECAMATAN
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
NO PUSKESMASJUMLAH
TPM
TABEL 65
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Sukorejo Karangsari 50 6 16 7 11 40 80.00 170 6 0 7 11 24 14.12
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 37 8 17 7 7 39 105.41 142 4 1 7 7 19 13.38
3 Sananwetan Sananwetan 50 10 13 7 15 45 90.00 183 3 0 7 15 25 13.66
JUMLAH (KAB/KOTA) 137 24 46 21 33 124 90.51 495 13 1 21 33 68 13.74
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M D
IUJI P
ET
IK
KECAMATAN
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M D
IBIN
A
JUMLAH TPM DIBINA
PUSKESMASNO
JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JU
ML
AH
TP
M
ME
ME
NU
HI S
YA
RA
T
HIG
IEN
E S
AN
ITA
SI
JU
ML
AH
TP
M T
IDA
K
ME
ME
NU
HI S
YA
RA
T
TABEL 66
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 44,500 44,500 134,300 178,800 401.80
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 62,900 62,900 11,700 74,600 118.60
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 300 60 780 840 280.00
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 5,200 5,200 15,300 20,500 394.23
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 20,500 20,500 48,500 69,000 336.59
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 389,300 389,300 765,300 1,154,600 296.58
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 3,000 8,720 5,280 14,000 466.67
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 6,600 6,600 22,900 29,500 446.97
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - -
10Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mgtablet 389,000 389,000 1,064,000 1,453,000 373.52
11Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +
polimiksin 10.000 IU/gtube 502 502 473 975 194.22
12Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Heksaklorofen 250 mgsupp 1,500 730 6,480 7,210 480.67
13Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam
Salisilat 3%pot 300 144 1,296 1,440 480.00
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 3,900 2,600 3,900 6,500 166.67
15Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
Levodopa 250 mgtablet 300 - 900 900 300.00
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 1,244 1,244 4,397 5,641 453.46
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 94,000 94,000 21,000 115,000 122.34
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 500 - 1,500 1,500 300.00
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - -
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - -
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - -
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 30 - 130 130 433.33
23 Betametason krim 0,1 % krim 2,600 2,600 3,025 5,625 216.35
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 1,500 1,500 2,900 4,400 293.33
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 448,400 448,400 4,719 453,119 101.05
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - -
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol - -
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet - - -
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 100 10 190 200 200.00
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 25,600 25,600 105,400 131,000 511.72
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 5,000 - 10,000 10,000 200.00
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 300 240 2,010 2,250 750.00
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 4,500 4,500 11,000 15,500 344.44
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 10,000 10,000 15,600 25,600 256.00
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 500 - -
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 270 270 - 270 100.00
37 Etakridin larutan 0,1% botol 30 - 73 73 243.33
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - -
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul - -
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 4,100 4,100 3,000 7,100 173.17
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - -
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - -
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol - -
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 450 450 510 960 213.33
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 12,400 12,400 4,100 16,500 133.06
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 12,000 19,900 4,100 24,000 200.00
47 Gameksan lotion 1 % botol - -
48Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach 20,000 21,400 54,700 76,100 380.50
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 1,616 1,616 743 2,359 145.98
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 54,000 54,000 36,000 90,000 166.67
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 253,000 253,000 289,000 542,000 214.23
52 Gliserin botol 40 10 185 195 487.50
53 Glukosa larutan infus 5% botol 900 641 699 1,340 148.89
54 Glukosa larutan infus 10% botol 40 20 100 120 300.00
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 20 - -
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 12,000 18,450 4,950 23,400 195.00
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 6,000 6,000 28,400 34,400 573.33
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 3,000 2,800 18,700 21,500 716.67
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 17,400 17,400 17,600 35,000 201.15
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 17,000 17,000 22,200 39,200 230.59
61 Hidrokortison krim 2,5% tube 3,120 3,120 4,520 7,640 244.87
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 4,000 4,000 4,700 8,700 217.50
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 134,100 134,100 254,500 388,600 289.78
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 2,400 2,400 16,000 18,400 766.67
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 98,200 98,200 1,948 100,148 101.98
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 53,600 53,600 271,100 324,700 605.78
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 43,100 43,100 63,000 106,100 246.17
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 7,300 7,300 17,600 24,900 341.10
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - -
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - -
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 2,000 2,000 17,100 19,100 955.00
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 622 622 902 1,524 245.02
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 690,526 690,526 1,173,000 1,863,526 269.87
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - -
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 100 90 510 600 600.00
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet - -
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 24,500 24,500 17,100 41,600 169.80
78Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
Sulfadoxin 500 mgtablet 600 600 - 600 100.00
79Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 mlbotol 4,000 4,999 10,233 15,232 380.80
80Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mgtablet 50,000 27,600 307,300 334,900 669.80
81Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mgtablet - -
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - -
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - -
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 4,000 3,700 7,310 11,010 275.25
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 50 - 100 100 200.00
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 250 261 155 416 166.40
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - -
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - -
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - -
90Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125
mgtablet 3,000 200 14,800 15,000 500.00
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 200 - 400 400 200.00
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 11,500 11,500 13,400 24,900 216.52
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 1,000 1,000 2,000 3,000 300.00
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - -
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 955 955 4,826 5,781 605.34
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - -
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 500 - 1,800 1,800 360.00
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 2,300 2,300 2,700 5,000 217.39
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 3,651 3,651 9,680 13,331 365.13
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 775 775 2,450 3,225 416.13
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - -
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 900 900 1,500 2,400 266.67
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 5,865 5,865 8,304 14,169 241.59
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 12,000 12,000 19,400 31,400 261.67
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 527,700 527,700 11,360 539,060 102.15
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - -
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 10,000 - 64,800 64,800 648.00
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 50,000 24,000 171,000 195,000 390.00
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 40 21 77 98 245.00
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 50 - 140 140 280.00
111 Prednison tablet 5 mg tablet 13,000 13,000 13,400 26,400 203.08
112 Primakuin tablet 15 mg tablet - -
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 1,000 1,000 3,000 4,000 400.00
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 2,000 - 5,700 5,700 285.00
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - -
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - -
117 Ringer Laktat larutan infus botol 8,659 8,659 11,756 20,415 235.77
118Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap
4%tube 840 840 2,784 3,624 431.43
119 Salisil bedak 2% kotak 3,100 3,100 12,570 15,670 505.48
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - -
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - -
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 20 - -
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 100 - 100 100 100.00
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - -
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 1,000 - 3,000 3,000 300.00
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 2,304 2,304 - 2,304 100.00
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - -
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - -
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 5,500 5,500 7,800 13,300 241.82
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 1,000 1,200 - 1,200 120.00
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 156,000 156,000 468,000 624,000 400.00
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - -
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 37,900 37,900 63,600 101,500 267.81
134 Vaksin Rabies Vero vial - -
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 204,300 204,300 349,500 553,800 271.07
VAKSIN
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
136 BCG vial 653 653 212 865 132.47
137 T T vial 129 129 - 129 100.00
138 D T vial 255 255 380 635 249.02
139 CAMPAK 10 Dosis vial 760 760 377 1,137 149.61
140 POLIO 10 Dosis vial 1,661 1,661 291 1,952 117.52
141 DPT-HB vial - - -
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 145 145 - 145 100.00
143 POLIO 20 Dosis vial - -
144 CAMPAK 20 Dosis vial - -
Sumber: UPTD Farmasi, Alat Kesehatan dan Laboratorium Kesehatan
Catatan: diisi sesuai dengan indikator program terbaru (20 jenis obat)
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 3 4
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 2
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 42
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 1
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU 16
1 RUMAH BERSALIN -
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 1 11 15
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 79 79
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 299 299
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH -
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK 1 38 39
7 TOKO OBAT 5 5
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
Sumber: Seksi Pelayanan kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus dan Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
TABEL 68
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100.00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 100.00
Sumber: Seksi Pelayanan kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
TABEL 69
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Sukorejo Karangsari 0 0.00 3 5.66 43 81.13 7 13.21 53 50 94.34
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0.00 0 0.00 49 94.23 3 5.77 52 52 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 0 0.00 12 20.00 44 73.33 4 6.67 60 48 80.00
0 0.00 15 9.09 136 82.42 14 8.48 165 150 90.91
2
Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan
MADYA
STRATA POSYANDU
PRATAMA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
JUMLAH
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 70
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6 7
1 Sukorejo Karangsari 7 7 - 3
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 - 3
3 Sananwetan Sananwetan 7 7 - 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 21 - 9
Sumber: - Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan
- Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/
KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
TABEL 71
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sukorejo Karangsari 7 - 4 2 1 7 100
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 - - 5 2 7 100
3 Sananwetan Sananwetan 7 - 2 4 1 7 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 - 6 11 4 21 100
Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
DESA/KELURAHAN SIAGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
TABEL 72
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Sukorejo - 1 2 3 1 2 3 1 2 3 - 1 2 3
2 Puskesmas Kepanjenkidul - 2 1 3 2 1 3 1 2 3 - 1 2 3
3 Puskesmas Sananwetan - 3 3 - 3 3 3 3 - - 3 3
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 3 6 9 3 6 9 2 7 9 - - - 2 7 9
1 RS Syuhada' Haji 3 1 4 6 2 8 9 3 12 1 1 - - 1 1
2 RSIA Aminah 3 3 2 7 9 5 7 12 - - - - -
3 RSU Aminah 2 1 3 3 7 10 5 8 13 - - - - - -
4 RS Katolik Budi Rahayu 6 1 7 7 1 8 13 2 15 1 1 - - 1 1
5 RSUD Mardi Waluyo 21 8 29 6 11 17 27 19 46 4 4 1 1 - 5 5
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 35 11 46 24 28 52 59 39 98 - 6 6 - 1 1 - 7 7
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 4 5 20 20 40 21 24 45 6 7 13 1 1 6 8 14
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 36 15 51 47 54 101 83 69 152 8 20 28 - 2 2 8 22 30
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 36.66 72.60 109.26 20.127 1.44 21.565
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
Keterangan : a termasuk S3
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS (PELAYANAN) KESEHATAN
DOKTER GIGI NO UNIT KERJA
DOKTER
GIGI SPESIALIS TOTALTOTAL
TABEL 73
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas Sukorejo 11 7 8 15 0 2 2
2 Puskesmas Kepanjenkidul 16 8 19 27 0 3 3
3 Puskesmas Sananwetan 16 4 16 20 0 2 2
0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 43 19 43 62 0 7 7
1 RS Syuhada' Haji 14 40 55 95 0 0 0
2 RSIA Aminah 11 5 15 20 0 0 0
3 RSU Aminah 8 24 67 91 0 0 0
4 RS Katolik Budi Rahayu 10 13 92 105 0 1 1
5 RSUD Mardi Waluyo 22 66 116 182 0 2 2
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 65 148 345 493 0 3 3
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 108 167 388 555 0 10 10
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 77.63 398.94 7.19
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
PERAWAT GIGI
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
BIDANPERAWAT
a
NO UNIT KERJA
TABEL 74
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Sukorejo 1 1 2 - 2 2 1 3 4
2 Puskesmas Kepanjenkidul 2 2 1 1 - 3 3
3 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 1 1 1 2 3
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 4 6 - 4 4 2 8 10
1 RS Syuhada' Haji 2 6 8 - 1 1 2 7 9
2 RSIA Aminah 2 2 1 1 - 3 3
3 RSU Aminah - 17 17 - 3 3 - 20 20
4 RS Katolik Budi Rahayu - 10 10 - 2 2 - 12 12
5 RSUD Mardi Waluyo 4 12 16 - 4 4 4 16 20
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 6 47 53 - 11 11 6 58 64
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 51 59 - 15 15 8 66 74
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 42.41 10.78 53.19
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
TABEL 75
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
KESEHATAN MASYARAKATa
KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas Sukorejo - - - 1 1
2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 1 1 2
3 Puskesmas Sananwetan 1 1 1 1 2
- -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 2 2 3 2 5
1 RS Syuhada' Haji - - - - 1 1
2 RSIA Aminah 1 1 -
3 RSU Aminah 1 2 3 - 1 1
4 RS Katolik Budi Rahayu 1 1 -
5 RSUD Mardi Waluyo 2 1 3 2 2 4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 3 8 2 4 6
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 10 5 6 11
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7.19 7.91
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
Keterangan : a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Sukorejo 2 2 - - 2 2
2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 2 - 1 1 2
3 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 - 1 1 2
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 4 6 - - - 2 4 6
1 RS Syuhada' Haji - - - - 2 2 - 2 2
2 RSIA Aminah - 1 1 - 1 1
3 RSU Aminah - 2 2 - - - - 2 2
4 RS Katolik Budi Rahayu - - - - 2 2 - 2 2
5 RSUD Mardi Waluyo - 6 6 5 5 - 11 11
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - 8 8 - 10 10 - 18 18
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 12 14 - 10 10 2 22 24
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 17.25
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
TOTALNO UNIT KERJA
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
TABEL 77
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Sukorejo - - - - - - -
2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - - - -
3 Puskesmas Sananwetan - - - - - - -
- - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -
1 RS Syuhada' Haji 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1
2 RSIA Aminah - - - - - - - - - - - - - - -
3 RSU Aminah - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
4 RS Katolik Budi Rahayu - 3 3 - - - - - - - - - - 3 3
5 RSUD Mardi Waluyo 4 2 6 - - - 2 - 2 - 6 2 8
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 6 11 - - - 2 - 2 - - - 7 6 13
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 6 11 - - - 2 - 2 - - - 7 6 13
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 9.34
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL
NO UNIT KERJA
TABEL 78
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas Sukorejo - - - - 1 1 - - - - - - 1 1
2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - 1 1 2 2 - - - - - - 3 3
3 Puskesmas Sananwetan - - - 2 2 - - - - - - - 2 2
- - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - 3 3 - 3 3 - - - - - - - - - - - - - - - - 6 6
1 RS Syuhada' Haji 2 - 2 - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - 1 - 1 - - - - - - 4 3 7
2 RSIA Aminah - - - - - - - - - - - - - 3 3 - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 4 4
3 RSU Aminah 3 1 4 - - - - - - - - - 1 10 11 - - - - - - 1 2 3 - - - - - - 5 13 18
4 RS Katolik Budi Rahayu 2 1 3 - - - 1 - 1 - - - - 4 4 - - - 3 - 3 - - - - - - - - - 6 5 11
5 RSUD Mardi Waluyo 4 3 7 - - - 3 1 4 1 2 3 4 12 16 - 2 2 - - - - 4 4 - - - - - - 12 24 36
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 11 5 16 - - - 4 1 5 1 2 3 6 32 38 - 2 2 3 - 3 2 7 9 - - - - - - 27 49 76
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 5 16 - - 4 1 5 1 5 6 6 35 41 - 2 2 3 - 3 2 7 9 - - - - - - 27 55 82
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 58.94
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
JUMLAH
JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
NO
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
UNIT KERJA TEKNISI
TRANSFUSI
DARAH
RADIOGRAFER
REKAM MEDIS
DAN INFORMASI
KESEHATAN
REFRAKSIONIS
OPTISIEN
ORTETIK
PROSTETIK
TEKNISI
ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI
ANALISIS
KESEHATAN
TEKNISI
KARDIOVASKULE
R
RADIOTERAPIS
TABEL 79
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Sukorejo 1 1 1 2 3 1 3 4
2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - -
3 Puskesmas Sananwetan 1 1 7 7 14 7 8 15
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 2 2 8 9 17 8 11 19
1 RS Syuhada' Haji - - - - - - - - -
2 RSIA Aminah - - - - - - - - -
3 RSU Aminah - - - - - - - - -
4 RS Katolik Budi Rahayu - - - - - - - - -
5 RSUD Mardi Waluyo - - - - 1 1 - 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - 1 1 - 1 1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - 2 2 8 10 18 8 12 20
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAIN
TOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA
TABEL 80
KOTA BLITAR
TAHUN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Puskesmas Sukorejo 2 2 1 5 6 - - - - - - 3 5 8
2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 2 5 4 9 - - - - - - 6 5 11
3 Puskesmas Sananwetan 2 2 2 7 9 - - - - - - 2 9 11
- - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 3 6 8 16 24 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 11 19 30
1 RS Syuhada' Haji 2 6 8 - 5 5 - - - - - - 2 11 13
2 RSIA Aminah 6 6 12 2 3 5 1 1 - - 2 1 3 - - 11 10 21
3 RSU Aminah 16 25 41 - 2 2 2 - 2 - - - - - 18 27 45
4 RS Katolik Budi Rahayu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 RSUD Mardi Waluyo 10 14 24 43 46 89 - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 4 55 62 117
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 34 51 85 45 56 101 3 - 3 - - - - - - 2 1 3 - - - 2 2 4 86 110 196
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 37 54 91 53 72 125 3 - 3 - - - - - - 2 1 3 - - - 2 2 4 97 129 226
Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan
STAF PENUNJANG
TEKNOLOGI
2016
STAF
PENUNJANG
PERENCANAAN
TENAGA
PENDIDIK
TENAGA
KEPENDIDIKANNO JURU
JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
TOTALUNIT KERJA
TENAGA
PENUNJANG
KESEHATAN
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
PEJABAT
STRUKTURAL
STAF
PENUNJANG
ADMINISTRASI
TABEL 81
KOTA BLITAR
TAHUN 2016
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 160,921,157,633 89.34
a. Belanja Langsung 118,462,525,973
i. DINAS KESEHATAN 34,584,538,518
ii. RUMAS SAKIT 83,877,987,456
b. Belanja Tidak Langsung 42,458,631,660
i. DINAS KESEHATAN 16,159,327,632
ii. RUMAS SAKIT 26,299,304,028
2 APBD PROVINSI 60,000,000 0.03
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 60,000,000
3 APBN : 19,136,961,315 10.62
- Dana Alokasi Umum (DAU) - 0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 16,402,611,315 9.11
- Dinas Kesehatan 11,705,887,815 6.50
- RS Mardi Waluyo 4,696,723,500 2.61
- Dana Dekonsentrasi - 0.00
- Dana Tugas Pembantuan KOTA - 0.00
- Lain-lain (DBHCHT) RSU Mardi Waluyo 2,734,350,000 1.52
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - 0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - 0.00
180,118,118,948
923,078,871,758
17.43
1,294,724.00
Sumber: Sub Bagian Keuangan
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
ANGGARAN KESEHATAN KOTA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL APBD KAB/KOTA
TAHUN 2016
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA : BLITAR
NO NAMA INDIKATOR
HASIL/
REALISASI
(A)
TARGET/
SASARAN
SETAHUN (B)
(A)/(B)
( %)KETERANGAN
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 2,030 2,410 84.23
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 389 482 80.71
3 2,116 2,301 91.96
4 Cakupan pelayanan nifas 2,088 2,301 90.74
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 277 329 84.28
6 Cakupan kunjungan bayi 1,895 2,300 82.39
7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 12 21 57.14
8 Cakupan pelayanan anak balita 5,950 8,648 68.80
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan #DIV/0!
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 8 8 100.00
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 3,079 3,079 100.00
12 Cakupan peserta KB aktif 17,544 23,650 74.18
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Penemuan penderita AFP 3 32,340 9.28
b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita 308 487 63.22
c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif #DIV/0!
d. Penemuan dan penanganan DBD 263 263 100.00
e. Penanganan penderita diare 2,525 375 672.48
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin #DIV/0!
A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin #DIV/0!
16 5 5 100.00
17 17 17 100.00
18 Cakupan desa siaga aktif 21 21 100.00
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di Kab/Kota
INDIKATOR KINERJA STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
NO SASARAN PROGRAM
KECAMATAN
KELURAHAN L P Jumlah L P Total L P Total L P Total
Kecamatan Sukorejo 23,502 23,881 47,383 821 784 377 369 746 396 388 784 786 751 1,537
1 Kel. Karangsari 2,515 2,527 5,042 103 99 48 47 95 50 49 99 84 79 163
2 Kel. Sukorejo 6,721 6,816 13,537 208 199 96 94 190 101 98 199 225 214 439
3 Kel. Blitar 2,092 2,223 4,315 79 74 35 35 70 37 37 74 70 70 140
4 Kel. Tlumpu 1,739 1,762 3,501 69 60 29 28 57 30 30 60 58 55 113
5 Kel. Pakunden 4,912 4,943 9,855 179 176 84 83 167 89 87 176 164 156 320
6 Kel. Turi 1,457 1,517 2,974 65 62 30 29 59 31 31 62 49 48 97
7 Kel. Tanjungsari 4,066 4,093 8,159 118 114 55 53 108 58 56 114 136 129 265
Sub Total 23,502 23,881 47,383 821 784 377 369 746 396 388 784 786 751 1,537
Kecamatan Kepanjen Kidul 19,990 20,312 40,302 698 668 321 313 634 337 329 666 670 637 1,307
1 Kel. Bendo 2,647 2,659 5,306 92 87 42 41 83 45 43 88 89 83 172
2 Kel. Kepanjen Lor 2,747 2,791 5,538 100 95 45 44 89 45 45 90 92 88 180
3 Kel. Kepanjen Kidul 3,708 3,949 7,657 121 117 56 58 114 58 60 118 120 120 240
4 Kel. Kauman 2,982 3,075 6,057 112 109 50 50 100 53 53 106 103 99 202
5 Kel. Tanggung 2,591 2,490 5,081 89 83 42 38 80 45 41 86 88 79 167
6 Kel. Ngadirejo 1,659 1,643 3,302 57 55 27 25 52 29 27 56 56 51 107
7 Kel. Sentul 3,656 3,705 7,361 127 122 59 57 116 62 60 122 122 117 239
Sub Total 19,990 20,312 40,302 698 668 321 313 634 337 329 666 670 637 1,307
Kecamatan Sananwetan 25,509 25,923 51,432 891 849 410 401 811 430 420 850 854 814 1,668
1 Kel. Sananwetan 6,413 6,600 13,013 222 212 102 100 202 107 105 212 215 207 422
2 Kel. Gedog 5,064 5,060 10,124 133 127 61 59 120 64 64 128 170 158 328
3 Kel. Bendogerit 4,880 5,011 9,891 198 189 92 90 182 95 94 189 163 158 321
4 Kel. Karangtengah 3,446 3,425 6,871 132 126 62 60 122 64 62 126 115 108 223
5 Kel. Klampok 2,117 2,115 4,232 78 74 35 35 70 38 36 74 71 66 137
6 Kel. Plosokerep 2,201 2,240 4,441 85 80 38 38 76 42 38 80 74 70 144
7 Kel. Rembang 1,388 1,472 2,860 43 41 20 19 39 20 21 41 46 47 93
Sub Total 25,509 25,923 51,432 891 849 410 401 811 430 420 850 854 814 1,668
TOTAL KOTA BLITAR 69,001 70,116 139,117 2,410 2,301 1,108 1,083 2,191 1,163 1,137 2,300 2,310 2,202 4,512
2016JUMLAH PENDUDUK
Ibu Hamil1Kelahiran Hidup
Bayi/ Surviving Infant (0
Tahun)Baduta (0-1 tahun)Ibu
Melahirkan
Nilai kontrol 69,001 70,116 139,117 2,410 2,301 1,108 1,083 2,191 1,163 1,137 2,300 2,310 2,202 4,512
NO SASARAN PROGRAM
KECAMATAN
KELURAHAN
Kecamatan Sukorejo
1 Kel. Karangsari
2 Kel. Sukorejo
3 Kel. Blitar
4 Kel. Tlumpu
5 Kel. Pakunden
6 Kel. Turi
7 Kel. Tanjungsari
Sub Total
Kecamatan Kepanjen Kidul
1 Kel. Bendo
2 Kel. Kepanjen Lor
3 Kel. Kepanjen Kidul
4 Kel. Kauman
5 Kel. Tanggung
6 Kel. Ngadirejo
7 Kel. Sentul
Sub Total
Kecamatan Sananwetan
1 Kel. Sananwetan
2 Kel. Gedog
3 Kel. Bendogerit
4 Kel. Karangtengah
5 Kel. Klampok
6 Kel. Plosokerep
7 Kel. Rembang
Sub Total
TOTAL KOTA BLITAR
1
L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total
1,173 1,100 2,273 1,936 1,793 3,729 1,540 1,406 2,946 379 352 731 760 709 1,469 379 357 736 382 355 737
126 116 242 207 190 397 164 149 313 41 38 79 81 75 156 41 38 79 41 38 79
335 314 649 554 512 1,066 441 401 842 108 100 208 217 203 420 108 102 210 109 101 210
104 102 206 172 167 339 137 131 268 34 31 65 68 66 134 34 33 67 34 33 67
87 81 168 143 132 275 114 104 218 28 26 54 56 52 108 28 26 54 28 26 54
245 228 473 405 371 776 322 291 613 79 74 153 159 147 306 79 74 153 80 73 153
73 70 143 120 114 234 96 89 185 23 22 45 47 45 92 23 23 46 24 23 47
203 189 392 335 307 642 266 241 507 66 61 127 132 121 253 66 61 127 66 61 127
1,173 1,100 2,273 1,936 1,793 3,729 1,540 1,406 2,946 379 352 731 760 709 1,469 379 357 736 382 355 737
998 935 1,933 1,647 1,525 3,172 1,310 1,195 2,505 322 301 623 647 603 1,250 322 303 625 325 301 626
133 122 255 218 200 418 173 157 330 43 40 83 86 79 165 43 39 82 43 39 82
137 136 273 231 213 444 182 166 348 44 41 85 89 83 172 44 42 86 45 41 86
179 171 350 291 286 577 238 227 465 59 58 117 120 117 237 60 59 119 60 59 119
154 144 298 254 236 490 197 183 380 48 45 93 96 91 187 48 46 94 48 46 94
130 116 246 215 189 404 171 147 318 42 38 80 84 74 158 42 37 79 42 37 79
83 75 158 137 123 260 109 97 206 27 24 51 54 49 103 26 25 51 27 24 51
182 171 353 301 278 579 240 218 458 59 55 114 118 110 228 59 55 114 60 55 115
998 935 1,933 1,647 1,525 3,172 1,310 1,195 2,505 322 301 623 647 603 1,250 322 303 625 325 301 626
1,273 1,194 2,467 2,101 1,946 4,047 1,671 1,526 3,197 411 383 794 825 769 1,594 412 387 799 415 385 800
320 304 624 529 495 1,024 420 388 808 103 97 200 207 196 403 103 99 202 104 98 202
253 233 486 417 380 797 332 298 630 82 75 157 164 150 314 82 75 157 82 75 157
243 231 474 402 376 778 320 295 615 79 74 153 158 149 307 79 75 154 79 75 154
172 158 330 284 257 541 225 202 427 56 51 107 111 102 213 56 51 107 56 51 107
106 97 203 174 159 333 139 124 263 34 31 65 69 63 132 34 32 66 34 32 66
110 103 213 181 168 349 144 132 276 35 33 68 71 65 136 36 33 69 36 33 69
69 68 137 114 111 225 91 87 178 22 22 44 45 44 89 22 22 44 24 21 45
1,273 1,194 2,467 2,101 1,946 4,047 1,671 1,526 3,197 411 383 794 825 769 1,594 412 387 799 415 385 800
3,444 3,229 6,673 5,684 5,264 10,948 4,521 4,127 8,648 1,112 1,036 2,148 2,232 2,081 4,313 1,113 1,047 2,160 1,122 1,041 2,163
2016
Usia 5 tahunPra Sekolah (5-6
tahun)
Anak Balita (1-4
tahun)Batita (0-2 tahun) Balita (0-4 tahun)
Anak Usia Kelas 1
SD (7 tahun)
Anak Usia Kelas 2
SD (8 tahun)
Nilai kontrol 3,444 3,229 6,673 5,684 5,264 10,948 4,521 4,127 8,648 1,112 1,036 2,148 2,232 2,081 4,313 1,113 1,047 2,160 1,122 1,041 2,163
NO SASARAN PROGRAM
KECAMATAN
KELURAHAN
Kecamatan Sukorejo
1 Kel. Karangsari
2 Kel. Sukorejo
3 Kel. Blitar
4 Kel. Tlumpu
5 Kel. Pakunden
6 Kel. Turi
7 Kel. Tanjungsari
Sub Total
Kecamatan Kepanjen Kidul
1 Kel. Bendo
2 Kel. Kepanjen Lor
3 Kel. Kepanjen Kidul
4 Kel. Kauman
5 Kel. Tanggung
6 Kel. Ngadirejo
7 Kel. Sentul
Sub Total
Kecamatan Sananwetan
1 Kel. Sananwetan
2 Kel. Gedog
3 Kel. Bendogerit
4 Kel. Karangtengah
5 Kel. Klampok
6 Kel. Plosokerep
7 Kel. Rembang
Sub Total
TOTAL KOTA BLITAR
1
L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total L P Total
382 351 733 2,284 2,064 4,348 3,407 3,357 6,764 16,630 17,374 34,004 5,737 5,278 11,015 16,135 16,561 32,696
41 37 78 245 218 463 366 356 722 1,779 1,838 3,617 614 558 1,172 1,727 1,752 3,479
109 100 209 653 589 1,242 974 958 1,932 4,756 4,959 9,715 1,641 1,506 3,147 4,615 4,726 9,341
34 33 67 203 192 395 303 312 615 1,480 1,618 3,098 511 491 1,002 1,436 1,542 2,978
28 26 54 169 152 321 252 248 500 1,231 1,282 2,513 424 390 814 1,194 1,222 2,416
80 73 153 477 428 905 712 695 1,407 3,476 3,596 7,072 1,199 1,093 2,292 3,372 3,428 6,800
24 22 46 142 131 273 211 213 424 1,031 1,103 2,134 356 335 691 1,000 1,052 2,052
66 60 126 395 354 749 589 575 1,164 2,877 2,978 5,855 992 905 1,897 2,791 2,839 5,630
382 351 733 2,284 2,064 4,348 3,407 3,357 6,764 16,630 17,374 34,004 5,737 5,278 11,015 16,135 16,561 32,696
326 298 624 1,943 1,755 3,698 2,898 2,855 5,753 14,145 14,777 28,922 4,878 4,490 9,368 13,724 14,086 27,810
43 39 82 257 230 487 384 374 758 1,873 1,934 3,807 646 588 1,234 1,817 1,844 3,661
45 41 86 267 241 508 397 392 789 1,944 2,030 3,974 670 617 1,287 1,886 1,935 3,821
60 56 116 361 341 702 538 555 1,093 2,624 2,873 5,497 905 873 1,778 2,546 2,738 5,284
49 44 93 290 266 556 432 432 864 2,110 2,237 4,347 728 680 1,408 2,047 2,133 4,180
42 39 81 252 215 467 376 350 726 1,833 1,812 3,645 632 550 1,182 1,779 1,727 3,506
27 25 52 161 142 303 241 231 472 1,174 1,196 2,370 405 363 768 1,139 1,140 2,279
60 54 114 355 320 675 530 521 1,051 2,587 2,695 5,282 892 819 1,711 2,510 2,569 5,079
326 298 624 1,943 1,755 3,698 2,898 2,855 5,753 14,145 14,777 28,922 4,878 4,490 9,368 13,724 14,086 27,810
416 380 796 2,479 2,240 4,719 3,698 3,644 7,342 18,051 18,859 36,910 6,228 5,729 11,957 17,514 17,975 35,489
104 97 201 623 571 1,194 930 928 1,858 4,538 4,802 9,340 1,565 1,459 3,024 4,403 4,577 8,980
83 74 157 492 437 929 734 711 1,445 3,583 3,681 7,264 1,236 1,118 2,354 3,477 3,508 6,985
79 74 153 474 433 907 707 704 1,411 3,453 3,646 7,099 1,192 1,107 2,299 3,350 3,475 6,825
56 50 106 335 296 631 500 482 982 2,439 2,491 4,930 841 757 1,598 2,366 2,375 4,741
35 31 66 206 183 389 307 297 604 1,498 1,539 3,037 518 468 986 1,454 1,466 2,920
36 33 69 214 193 407 319 315 634 1,558 1,629 3,187 537 495 1,032 1,511 1,553 3,064
23 21 44 135 127 262 201 207 408 982 1,071 2,053 339 325 664 953 1,021 1,974
416 380 796 2,479 2,240 4,719 3,698 3,644 7,342 18,051 18,859 36,910 6,228 5,729 11,957 17,514 17,975 35,489
1,124 1,029 2,153 6,706 6,059 12,765 10,003 9,856 19,859 48,826 51,010 99,836 16,843 15,497 32,340 47,373 48,622 95,995
Usia 10-18 tahun Usia 18+ tahun
2016Anak Usia Kelas 3 SD
(9 tahun)
Anak Usia SD (7-12
tahun)
Usia Belum Produktif (0-14
tahun)
Usia Produktif (15-64
tahun)
Nilai kontrol 1,124 1,029 2,153 6,706 6,059 12,765 10,002 9,857 19,859 48,826 51,010 99,836 16,843 15,497 32,340 47,373 48,622 95,995
NO SASARAN PROGRAM
KECAMATAN
KELURAHAN
Kecamatan Sukorejo
1 Kel. Karangsari
2 Kel. Sukorejo
3 Kel. Blitar
4 Kel. Tlumpu
5 Kel. Pakunden
6 Kel. Turi
7 Kel. Tanjungsari
Sub Total
Kecamatan Kepanjen Kidul
1 Kel. Bendo
2 Kel. Kepanjen Lor
3 Kel. Kepanjen Kidul
4 Kel. Kauman
5 Kel. Tanggung
6 Kel. Ngadirejo
7 Kel. Sentul
Sub Total
Kecamatan Sananwetan
1 Kel. Sananwetan
2 Kel. Gedog
3 Kel. Bendogerit
4 Kel. Karangtengah
5 Kel. Klampok
6 Kel. Plosokerep
7 Kel. Rembang
Sub Total
TOTAL KOTA BLITAR
1 PUS
L P Total 15-39 TH 15-49 TH L P Total L P Total L P Total
1,629 2,043 3,672 8,885 12,506 7,389 2,597 2,999 5,596 962 1,327 2,289 8,055 3,174 3,451 6,625
174 216 390 940 1,323 782 278 317 595 103 140 243 855 340 365 705
466 583 1,049 2,536 3,569 2,109 743 856 1,599 275 379 654 2,300 908 985 1,893
145 190 335 827 1,164 688 231 279 510 86 124 210 733 282 321 603
120 151 271 656 923 545 192 221 413 71 98 169 595 235 255 490
341 423 764 1,839 2,589 1,530 543 621 1,164 201 275 476 1,676 663 714 1,377
101 130 231 564 794 469 161 191 352 60 84 144 504 197 219 416
282 350 632 1,523 2,144 1,266 449 514 963 166 227 393 1,392 549 592 1,141
1,629 2,043 3,672 8,885 12,506 7,389 2,597 2,999 5,596 962 1,327 2,289 8,055 3,174 3,451 6,625
1,387 1,737 3,124 7,556 10,637 6,285 2,209 2,551 4,760 818 1,129 1,947 6,852 2,699 2,936 5,635
184 227 411 989 1,392 823 292 334 626 108 148 256 902 357 385 742
190 239 429 1,038 1,462 864 304 351 655 112 156 268 941 371 403 774
257 338 595 1,469 2,068 1,222 410 496 906 152 219 371 1,302 500 571 1,071
207 263 470 1,144 1,610 952 330 386 716 122 171 293 1,030 403 444 847
180 213 393 927 1,304 770 286 313 599 106 138 244 864 350 360 710
115 140 255 611 861 508 183 206 389 68 91 159 562 224 238 462
254 317 571 1,378 1,940 1,146 404 465 869 150 206 356 1,251 494 535 1,029
1,387 1,737 3,124 7,556 10,637 6,285 2,209 2,551 4,760 818 1,129 1,947 6,852 2,699 2,936 5,635
1,769 2,217 3,986 9,644 13,574 8,020 2,818 3,255 6,073 1,044 1,440 2,484 8,743 3,444 3,746 7,190
445 564 1,009 2,455 3,456 2,042 709 829 1,538 262 367 629 2,212 866 954 1,820
351 433 784 1,883 2,650 1,566 559 635 1,194 207 281 488 1,721 684 731 1,415
338 429 767 1,864 2,624 1,550 539 629 1,168 200 278 478 1,681 659 724 1,383
239 293 532 1,274 1,793 1,059 381 430 811 141 190 331 1,168 465 495 960
147 181 328 787 1,107 654 234 266 500 87 118 205 719 286 305 591
153 191 344 833 1,173 693 243 281 524 90 124 214 755 297 324 621
96 126 222 548 771 456 153 185 338 57 82 139 487 187 213 400
1,769 2,217 3,986 9,644 13,574 8,020 2,818 3,255 6,073 1,044 1,440 2,484 8,743 3,444 3,746 7,190
4,785 5,997 10,782 26,085 36,717 21,694 7,624 8,805 16,429 2,824 3,896 6,720 23,650 9,317 10,133 19,450
Usia Lanjut Risiko Tinggi
(70+ tahun)
2016
Wanita Usia SuburWanita
Usia 30-
50 th
Usia Tidak Produktif (65+
tahun)Usia Lanjut (60+ tahun)
Pra Lansia (49-59)