22
PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ HAMDAN,SP,M.Si BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 KODE: 26/1801.013/011/D/RPTP/2013

PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ

HAMDAN,SP,M.Si

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

2013

KODE: 26/1801.013/011/D/RPTP/2013

Page 2: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

ii

LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RPTP : Peta Arahan Komoditas/AEZ

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km.6.5 Kel. Semarang Kota Bengkulu

38119 4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu 5. Status Penelitian (L/B) : Baru 6. Penanggung jawab : a. Nama : Hamdan, SP., M.Si b. Pangkat/Golongan : Penata III/c c. Jabatan : Peneliti Pertama 7. Lokasi : Provinsi Bengkulu 8. Agroekosistem : - 9. Tahun Mulai : 2013 10. Tahun Selesai : 2013 11. Output tahunan : - 12. Output Akhir : - 13. Biaya : Rp. 100.000.000 ( Seratus Juta Rupiah)

Koordinator Program

Dr. Dr. Ir. Wahyu Wibawa,MP NIP.19690427 199803 1 001

Penanggungjawab RPTP Hamdan,SP, M.Si NIP. 19772106 200212 1 001

Mengetahui, Menyetujui ,

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,

Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng NIP. 19610802 198903 1 011

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

Page 3: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

iii

RINGKASAN

1 Judul : Peta Arahan Komoditas/AEZ

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu

3 Lokasi : Provinsi Bengkulu

4 Agroekosistem : -

5 Status (L/B) : Baru

6 Tujuan : a. Mengidentifikasi dan mengkarakterisasi sumberdaya lahan di Kabupaten Bengkulu Tengah

b. Menyusun peta peta arahan komoditas pertanian unggulan berdasarkan zona agroekologi skala 1 : 50.000 di Kabupaten Bengkulu Tengah

7 Keluaran : a. Karakteristik dan potensi sumberdaya lahan dalam bentuk peta satuan lahan

b. Peta arahan komoditas berdasarkan AEZ Kabupaten Kepahiang dan kabupaten Mukomuko skala 1:50.000

8 Hasil/pencapaian :

9 Prakiraan Manfaat : Internal BPTP; Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian berdasarkan Zona Agroekologi sangat diperlukan dalam melaksanakan mandat Balai yaitu Perakitan Teknologi Spesifik Lokasi sehingga dalam penelitian/pengkajian terarah kepada wilayah pengembangan komoditas yang akan diteliti/dikaji. Eksternal: Sebagai acuan bagi Pemda dalam menyusun program pembangunan khususnya dibidang pertanian. Peta skala 1 : 50.000 adalah skala operasional yang dapat dipergunakan sebagai acuan peyusunan program pertanian di tingkat kecamatan.

10 Prakiraan Dampak : a. Percepatan pengembangan komoditas unggulan/spesifik lokasi

b. Percepatan Optimalisasi penggunaan lahan

11 Metodologi : Untuk menyusun peta pewilayahan komoditas diperlukan Modul Pewilayahan Komoditas Komoditas (MPK). Modul tersebut memerlukan tiga jenis data utama yaitu : (1) data hasil evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain itu data penggunaan lahan saat ini (present land use) diperlukan juga sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam pewilayahan komoditas. Peta arahan komoditas disajikan dalam bentuk peta yang dilengkapi dengan legenda dan naskah

Page 4: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

iv

laporannya. Pemetaan dilakukan melalui beberapa tahapan metodologi, yaitu: inventarisasi sumberdaya lahan berupa penyusunan peta dasar, analisis satuan lahan, verifikasi lapangan berupa pengumpulan data primer dan data sekunder meliputi data biofisik (pengamatan tanah, pengambilan contoh tanah, penyusunan satuan evaluasi lahan) dan data sosial ekonomi pertanian, dan evaluasi sumberdaya lahan. Evaluasi lahan didasarkan pada karakteristik lahan yang bersumber dari data/peta satuan lahan hasil analisis terrain yang dilengkapi dengan data tanah dan iklim, serta data sosial ekonomi dan budaya. Pendekatan evaluasi lahan dilakukan dengan cara membandingkan (matching) anatara karakteristik lahan dan persyaratan penggunaan lahan (land use requirements).

12 Jangka Waktu :

1 (satu) tahun

13 Biaya Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah)

Page 5: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

v

SUMMARY

Title : Map Directive of Commodities

Implementing Unit : Assessment Institute for Agricultural Technology of Bengkulu

Location : Bengkulu Province Objectives Immediate objectives : Identify and characterize of land resources of

agricultural in the district of Bengkulu Tengah

Long term objectives : Map directives of commodities based of AEZ in scale 1:50.000 for district of Bengkulu Tengah

Description of Project : Sustainable agriculture only be achieved if land is used in accordance with its potential and precise management. To determine its potential, it is necessary to identification and characterization of land resources (soil, climate, and environment) and social economics, both in relation to the development and improvement of productivities of agricultural commodities . The assessment aims to a). Identify and characterize, and evaluation of the potential of land resources in the district of Kepahiang and Mukomuko. b). Prepared maps landing agricultural commodities by agroecological zone scale 1: 50,000 at Kepahiang and Mukomuko district. Geographic Information System (GIS) is used in the manufacture and preparation of land resource maps and directions commodities taking into account the state of the existing land use and the results of the analysis of satellite imagery. The main output of this study is the characteristics and potential of the land in map direction of commodities in Kepahiang and Mukomuko district

Methodology : Compilation of direction map of commodity uses main of data: (1) data of land evaluation, (2) data on investment opportunities, and (3) the data priority crops. Furthermore, supported by the data of current land use as one of the factors considered in direction of commodities. The map of directive of commodities presented in the form of maps that come with the legend and the text report. Mapping is done through several stages of the methodology, among others: inventory of land resources in the form of preparation of the base map, land units of analysis, field verification in the form of collecting primary data and secondary data include biophysical data

Page 6: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

vi

(observations of soil, soil sampling, preparation of land evaluation units) and socio-economic data agriculture, land resources, and evaluation. Land evaluation is based on the characteristics of the data that comes from the land / land units map terrain analysis incorporating soil and climate data, as well as cultural and socio-economic data. Approach to land evaluation is done by comparing between land characteristics and requirements of land use

Expected output of the year : Map directives of commodities based agroecological zone

Duration : 1 (one) year

Proposed Budget : Rp 100.000.000

Page 7: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

BPTP Bengkulu telah melaksanakan penyusunan Peta ZAE (Zona Agroekologi)

skala 1:250.000 dan 1:100.000 untuk seluruh Kabupaten di Provinsi Bengkulu. Peta

tersebut sangat bermanfaat sebagai acuan dasar pada tingkat perencanaan regional

atau nasional, sedangkan untuk pemanfaatannya pada skala operasional perlu

ditindaklanjuti dengan skala yang lebih besar dan detail yaitu 1:50.000.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam yang terbatas, sehingga

sangat diperlukan upaya pemanfaatan lahan secara optimal. Berdasarkan kondisi alam,

eksistensi pertanian di Provinsi Bengkulu relatif terbatas. Dari luas wilayah provinsi

1.978.870 ha, hanya 1.000.913 ha (51,58%) yang dapat digolongkan sebagai kawasan

budidaya. Selebihnya merupakan kawasan hutan dengan topografi bergelombang

hingga berbukit/bergunung. Oleh sebab itu dalam pengembangan usaha pertanian,

kebijakan yang diperlukan adalah mewujudkan optimalisasi penggunaan lahan,

melakukan usaha intensifikasi teknologi pertanian dan penggunaan komoditas

unggulan/spesifik lokasi pada lahan-lahan yang telah dimanfaatkan.

Peta AEZ memuat pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan Zona

Agroekologi pada skala 1:50.000 di Provinsi Bengkulu. Pemetaan dilaksanakan dari

tahun 2002 sampai dengan tahun 2004. BPTP Bengkulu sudah melaksanakan

pemetaan dengan skala 1: 50.000 di Kecamatan Arga Makmur dan Padang Jaya

(Kabupaten Bengkulu Utara), Kecamatan Curup, Bermani Ulu dan Selupu Rejang

(Kabupaten Rejang Lebong) serta Kecamatan Manna dan Seginim (Kabupaten

Bengkulu Selatan) (Gunawan, at al. 2004).

Bagi BPTP, peta kesesuaian lahan sangat penting untuk mendukung

pelaksanaan litkaji dan diseminasi sesuai dengan tupoksinya. Untuk itu diharapkan

pemetaan AEZ dengan skala 1:50.000 dapat dilanjutkan, mengingat manfaatnya yang

besar baik untuk litkaji, pengembangan komoditas ataupun penyusunan kebijakan

daerah. Pada tahun 2013, BPTP Bengkulu akan melakukan kegiatan pewilayahan

komoditas pertanian di Kabupaten Bengkulu Tengah yang merupakan kabupaten baru

hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara. Kegiatan ini dilaksanakan dalam

rangka mendukung program Propinsi Bengkulu dalam pengembangan kawasan sentra

produksi dan agribisnis.

Page 8: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

2

Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan kabupaten hasil pemekaran dari

Kabupaten Bengkulu Utara memiliki luas wilayah 112.394 ha yang terdiri dari 10

kecamatan, 112 desa definitif dan 1 kelurahan. Kabupaten Bengkulu Tengah secara

geografis berbatasan; Sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah

Selatan dengan Kabupaten Seluma, sebelah Timur dengan Kabupaten Kepahiang, dan

sebelah Barat dengan Kota Bengkulu. Sebagai kabupaten baru, tentunya memerlukan

data dukung yang memadai dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya

alam yang ada khusunya sumberdaya pertanian. Pada tahun anggaran 2013, BPTP

Bengkulu akan melakukan kegiatan Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas

Pertanian berdasarkan Zona Agroekologi skala 1 : 50.000 di Kabupaten Bengkulu

Tengah yaitu pada wilayah administrasi Kecamatan Pondok Kelapa (16.520 ha),

Pondok Kubang (data masih tergabung dengan kecamatan induk) dan Kecamatan

Pematang Tiga (20.035 ha).

Permasalahan utama yang dihadapi khususnya dalam pengembangan

komoditas pertanian unggulan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya lahan,

yaitu belum dipetakannya tingkat kesesuaian lahan yang menunjukkan keunggulan

komparatif. Pengembangan komoditas pertanian unggulan harus didukung oleh daya

dukung agroekologi, artinya bahwa komoditas tersebut untuk dapat tumbuh dan

berproduksi tinggi harus didukung oleh kondisi biofisiknya (tanah dan iklim), teknologi,

dan sosial budaya petani. Selain itu komoditas pertanian tersebut harus mempunyai

permintaan yang tinggi baik di pasar dalam maupun di luar daerah tersebut yang

merupakan keunggulan kompetitif. Dengan kegiatan pewilayahan komoditas pertanian

berdasarkan zona agroekologi di Kabupaten Bengkulu Tengah diharapakan dapat

mendukung program pengembangan komoditas unggulan sehingga dapat

meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas pertanian tersebut.

Metode penyusunan peta pewilayahan komoditas berdasarkan Zona agroekologi

di Bengkulu mengacu pada pendakatan Analisis Terrain. Pada dasarnya pewilayahan

komoditas pertanian dilakukan dengan membandingkan antara kesesuaian lahan

dengan persyaratan tumbuh tanaman dengan mempertimbangkan aspek kesesuaian

lahan, kelayakan usahatani dan komoditas unggulan/eksis daerah sehingga dihasilkan

pewilayahan komoditas pertanian yang sesuai secara fisik dan layak dikembangkan

secara ekonomi.

Kegunaan dari pelaksanaan kegiatan pewilayahan komoditas pertanian

berdasarkan AEZ ini adalah untuk memberikan data dan informasi yang dibutuhkan

Page 9: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

3

dalam pengembangan komoditas pertanian unggulan dengan melakukan evaluasi

kesesuaian lahan sehingga dapat meningkatkan keunggulan komparatifnya dan

melakukan analisis ekonomi untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Dengan

meningkatnya keunggulan komparatif dan kompetitif tersebut, diharapkan dapat

meningkatkan daya saing produk baik secara regional, nasional dan bahkan

internasional.

Pada akhir kegiatan ini akan dilaksanakan sosialisasi hasil kegiatan/ekspose

kepada Pemda Bengkulu Tengah sehingga diharapkan nantinya peta yang dihasilkan

dapat dijadikan sebagai acuan penyusunan kebijakan pertanian di kecamatan yang

dipetakan. Selain itu, besar harapan dapat terjalin kerjasama dengan BPTP Bengkulu

dalam melanjutkan kegiatan pemetaan wilayah kecamatan lainnya dengan sumber

dana APBD Kabupaten Bengkulu Tengah.

1.2. Tujuan

a. Mengidentifikasi dan mengkarakterisasi sumberdaya lahan di Kabupaten Bengkulu

Tengah.

b. Menyusun peta kesesuaian lahan dan peta pewilayahan komoditas pertanian

unggulan berdasarkan zona agroekologi skala 1 : 50.000 di Kabupaten Bengkulu

Tengah.

1.3. Luaran

a. Karakteristik dan potensi sumberdaya lahan dalam bentuk peta satuan lahan

Kabupaten Bengkulu Tengah.

b. Peta kesesuaian lahan dan peta pewilayahan komoditas pertanian unggulan di

Kabupaten Bengkulu Tengah

1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Kegiatan ini yang hasilnya berupa peta pewilayahan komditas pertanian yang

memuat informasi potensi biofosik, sosial ekonomi, kelembagaan dan kesesuaian lahan

beberapa komoditas pertanian unggulan diharapkan bermanfaat baik langsung

maupun tidak langsung bagi stake holder (Pemerintah Daerah, Dinas Pertanian,

Swasta dan masyarakat petani pada umumnya). Adapun manfaat yang diharapkan

antara lain :

Page 10: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

4

1. Bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan perencanaan penelitian dan pengkajian,

serta pengembangan pertanian wilayah berdasarkan zona agroekologi baik bagi

Peneliti BPTP maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah.

2. Bermanfaat untuk menunjang kegiatan agribisnis di wilayah Bengkulu Tengah

khususnya dan Provinsi Bengkulu pada umumnya.

3. Bermanfaat sebagai sumber informasi potensi khususnya potensi lahan untuk

pengembangan komoditas pertanian spesifik lokasi dan dapat digunakan sebagai

acuan dalam penyusunan program pembangunan pertanian ditingkat operasional

sesuai dengan tata ruang dan kondisi wilayah.

Adapun perkiraan dampak dari kegiatan ini antara lain:

1. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian untuk produksi pangan secara

dinamis, lestari, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pangan.

2. Pengembangan komoditas pertanian yang memberi arti ekonomis bagi wilayah

secara keseluruhan dan dapat dikembangkan dalam skala luas.

3. Pengembangan agribisnis dan agroindustri yang berdaya saing, berkerakyatan,

berkelanjutan, dan terdesentralisasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Provinsi Bengkulu terletak di sisi barat Bukit Barisan dengan topografi beragam.

Dataran rendah yang sempit terdapat di bagian barat sepanjang pantai dan datarn

tinggi di bagian timur dengan permukaan berbukit dan bergunung. Iklim di Provinsi

Bengkulu tergolong dalam tipe A menurut Schmit dan Fergusson dengan curah hujan

3.000 - 4000 ml dengan hari hujan 130 -200 hari per tahun. Suhu rata-rata maksimum

berkisar antara 29,4 – 30,0C dengan kelembaban udara rata-rata 85%. AEZ diperlukan

dalam pengembangan komoditas pertanian unggulan dengan melakukan evaluasi

kesesuaian lahan sehingga dapat meningkatkan keunggulan komparatifnya dan

melakukan analisis ekonomi untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam yang terbatas, sehingga

sangat diperlukan upaya pemanfaatan lahan secara optimal. Berdasarkan kondisi alam,

eksistensi pertanian di Provinsi Bengkulu relatif terbatas. Dari luas wilayah provinsi

1.978.870 ha, hanya 1.000.913 ha (51,58%) yang dapat digolongkan sebagai kawasan

budidaya. Selebihnya merupakan kawasan hutan dengan topografi bergelombang

hingga berbukit/bergunung. Oleh sebab itu dalam pengembangan usaha pertanian,

kebijakan yang diperlukan adalah mewujudkan optimalisasi penggunaan lahan,

Page 11: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

5

melakukan usaha intensifikasi teknologi pertanian dan penggunaan komoditas

unggulan/spesifik lokasi pada lahan-lahan yang telah dimanfaatkan.

Pertanian merupakan sektor penting di Provinsi Bengkulu, yang diindikasikan

oleh tingginya persentase penduduk yang bekerja pada sektor pertanian yang

mencapai 83,92%. Sumbangan sektor pertanian juga cukup besar terhadap

pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).

Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan kabupaten hasil pemekaran dari

Kabupaten Bengkulu Utara memiliki luas wilayah 112.394 ha yang terdiri dari 10

kecamatan, 112 desa definitif dan 1 kelurahan. Kabupaten Bengkulu Tengah secara

geografis berbatasan; Sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah

Selatan dengan Kabupaten Seluma, sebelah Timur dengan Kabupaten Kepahiang, dan

sebelah Barat dengan Kota Bengkulu. Sebagai kabupaten baru, tentunya memerlukan

data dukung yang memadai dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya

alam yang ada khusunya sumberdaya pertanian. Pada tahun anggaran 2013, BPTP

Bengkulu akan melakukan kegiatan Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas

Pertanian berdasarkan Zona Agroekologi skala 1 : 50.000 di Kabupaten Bengkulu

Tengah yaitu pada wilayah administrasi Kecamatan Pondok Kelapa (16.520 ha),

Pondok Kubang (data masih tergabung dengan kecamatan induk) dan Kecamatan

Pematang Tiga (20.035 ha).

III. METODOLOGI

3.1. Kerangka Pemikiran

Dinamika pembangunan pertanian hingga saat ini telah membuktikan bahwa

kebutuhan sumberdaya ekonomi semakin banyak dan senantiasa menghadapi

berbagai kendala yang semakin serius, terutama ketersediaan sumberdaya lahan yang

layak. Dalam kondisi seperti ini mutlak diperlukan pentajaman prioritas pemanfaatan

sumberdaya lahan dan sekaligus pengetatan pengawasan konversi lahan. Salah satu

kebijakan pemerintah dalam hal ini adalah Tata Guna Lahan. Kebijakan umum ini telah

berupaya membatasi penggunaan lahan sesuai dengan kapabilitasnya. Namun

demikian kebijakan umum ini masih harus didukung dengan kebijakan-kebijakan yang

lebih rinci di setiap kawasan penggunaan lahan pertanian.

Salah satu program strategis Badan Litbang Pertanian untuk memenuhi

kebutuhan informasi sumberdaya lahan adalah Arahan Komoditas berdasarkan

Agroekological Zone (AEZ). Program ini akan dituangkan dalam kebijakan one map

Page 12: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

6

policy, dimana setiap provinsi akan memiliki peta AEZ dan peta yang lebih operasional

dengan skala 1:50.000 dalam bentuk Peta Arahan Komoditas.

Peta AEZ skala 1 : 250. 000 untuk Provinsi Bengkulu telah disusun oleh BPTP

Bengkulu. Peta tersebut dapat digunakan untuk perencanaan pada tingkat provinsi

dan kabupaten, namun kurang operasional di lapangan. Oleh karena itu, perlu

ditindaklanjuti melalui kegiatan penelitian yang lebih detil pada skala 1 : 50.000, yang

mempertimbangkan sifat dan karakteristik tanah sebagai prasyarat utama. Untuk itu

perlu dilaksanakannya kegiatan identifikasi dan evaluasi potensi lahan untuk

penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanaian skala 1 : 50.000 berdasarkan

zona agroekologi.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan AEZ akan dilaksanakan selama satu tahun pada duakecamatan di

kabupaten Bengkulu Tengah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan desk study, survey lapang, dan laboratorium. Desk Study dilakukan pada

awal kegiatan yaitu mengumpulkan bahan-bahan pendukung seperti literatur, peta-

peta pendukung, dan data-data sekunder lainnya. Survey lapang dilakukan dengan

tujuan untuk mengumpulkan data tanah, iklim dan sosial ekonomi termasuk

kelembagaan. Pendekatan yang ketiga adalah berupa analisa di laboratorium untuk

penentuan kalsifikasi tanah.

3.3. Prosedur Kegiatan

Prosedur penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian terdiri dari empat

tahapan kegiatan meliputi :

a. Penyiapan data

b. Penyiapan peralatan

c. Identifikasi lahan

d. Evaluasi lahan

e. Verifikasi lapangan

f. Penyusunan peta pewilayahan komoditas

a. Penyiapan data

Untuk kegiatan ini diperlukan beberapa data dan bahan yang terdiri dari data

spasial dan data tabular atau basis data tanah, data iklim, citra satelit, dan sosial

ekonomi.

Page 13: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

7

1. Data Spasial

- Peta dasar yang terdiri dari peta topografi/peta rupa bumi skala 1 : 50.000,

peta administrasi skala 1 : 50.000 Kabupaten Kepahiang dan Mukomuko.

- Citra satelit untuk Kabupaten Kepahiang dan Mukomuko.

- Peta tematik yang terdiri dari peta tanah, peta observasi, dan penggunaan

lahan.

- Peta pendukung yang terdiri dari peta-peta yang tersedia seperti peta AEZ, peta

tanah tinjau, peta arahan tata ruang pertanian dan peta arahan pengggunaan

lahan, masing-masing skala 1 : 250.000

2. Basis Data Tanah

Basis data tanah yang dikumpulkan terdiri dari basis data morfologi tanah atau Site

and Horizon (SH), basis data hasil analisa kimia tanah (SSA), dan basis data satuan

peta tanah (MU). Ketiga jenis data tersebut akan digunakan untuk penilaian

kesesuaian lahan dan penyusunan peta pewilayahan komoditas berdasarkan AEZ di

Kabupaten Kepahiang dan Mukomuko.

3. Data Iklim

Data iklim yang diperlukan berupa data curah hujan, temperatur, kecepatan angin,

lama penyinaran, dan kelembaban udara. Data tersebut digunakan untuk pennilaian

kesesuaian lahan.

4. Data Sosial Ekonomi

Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan dapat dilakukan melalui survei

sosek tersendiri, ataupun bersamaan dengan tim teknis pada saat verifikasi lapangan.

Pengumpulan data sosek sebaiknya mengacu ke penyebaran poligon-poligon satuan

lahan, sehingga tim sosek tidak terlepas dari tim teknis secara keseluruhan.

Data sosial ekonomi diperlukan sebagai bahan mtiormasi untuk menentukan

komoditas unggulan berdasarkan kelayakan usahatani atau investasi pengusahaannya.

Analisis usahatani digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan lahan untuk

tanaman semusim, seperti tanaman padi, pulawija, dan hortikultura sayuran. Suatu

usahatani tanaman tertentu dikatakan layak apabila nilai R/C-nya lebih besar atau

sama dengan suatu nilai yang ditetapkan. Semakin besar nilai R/C semakin tinggi

tingkat kelayakan usahatani tersebut. Apabila terdapat lebih dari satu tanaman yang

Page 14: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

8

layak berdasarkan nilai R/C tersebut, maka digunakan indikator biaya produksi

terkecil.

Peluang atau kelayakan investasi dengan analisis finansial digunakan sebagai

parameter kelayakan penggunaan lahan untuk tanaman tahunan (misalnya kelapa

sawit, karet, dan kakao). Indikator yang diperhatikan untuk menganalisis kelayakan

ekonomi pengelolaan usahatani tersebut adalah Net Present Value (NPV), Internal

Rate of Return (IRR) dan Benefid Cost Ratio (BCR). Suatu investasi untuk usaha

tanaman tahunan tertentu dikatakan layak apabila nilai-nilai indikator tersebut lebih

besar atau sama dengan suatu nilai yang ditetapkan.

Indikator kelayakan sosial-ekonomi dapat diperoleh dari hasil analisis

usahatani dan investasi, yakni melalui pengumpulan clan pengolahan data biaya

produksi, tingkat produksi, dan harga jual. Data harga-harga (saprodi clan hasil

usahatani) serta tingkat upah tenaga kerja diharapkan sudah mencerminkan

(mernpertimbangkan) kondisi spesifik setempat, misalnya aksesibilitas pasar, jalan,

sumber keuangan/kredit, dan ketersediaan tenaga kerja. Data-data tersebut bersifat

dinamis, oleh karena itu perlu ada kegiatan verifikasi, yakni pemutahiran dan validasi

data di lapangan setiap periode tertentu.

Sumber data untuk analisis usahatani dapat diperoleh dari data sekunder

atau data primer hasil wawancara dengan petani yang sudah berpengalaman

dalam mengusahakan jenis tanaman tertentu pada tipologi lahan tertentu.

Semakin banyak petani yang diwawancarai (responden) untuk mendapatkan data

usahatani tersebut secara relatif data yang dihasilkan akan lebih baik. Pada

wilayah yang cukup seragam, misalnya pada wilayah sentra produksi suatu

tanaman, jumlah responden untuk mendapatkan data usahatani tanaman tersebut

dapat lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sebagai bahan

pertimbangan jumlah responden pada daerah produksi sekitar 3-5 orang

untuk setiap jenis tanaman pada tipologi lahan yang sama. Sedangkan pada

daerah potensial pengembangan jumlah responden tersebut sekitar 6-10

orang/tanaman/tipologi lahan

b. Persiapan Peralatan

Untuk memperlancar proses penelitian, diperlukan beberapa peralatan

(seperangkat computer, GPS, dan peralatan pendukung lainnya), dan peralatan untuk

observasi tanah di lapangan seperti bor tanah (mineral), pisau lapang, Muncell Soil

Page 15: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

9

Colour Chart, pH trough, kompas, abney level, altimeter dan loupe. Diperlukan juga

form isian untuk pengamatan tanah dilapangan dan petunjuk pengisiannya.

c. Identifikasi lahan

Berdasarkan data spasial dan data tabular pendukung yang telah dikumpulkan,

serta hasil interpretasi dan analisis terrain dari citra satelit, peta rupa bumi, peta

geologi, dan peta penggunaan lahan, telah disusun peta satuan lahan. Peta satuan

lahan tersebut dijadikan peta dasar dalam identifikasi lahan di lapangan. Pengamatan

biofisik lahan dan lingkungannya dilakukan secara transek yang mewakili beberapa

satuan lahan. Pengamatan sifat morfologi tanah di lapang dilakukan dengan

pembuatan profil yang mengacu kepada FAO (1990) dan Soil Survey Division Staff

(1993), antara lain kedalaman tanah, warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi,

drainase, pH tanah, sementasi (batuan/padas), konsentrasi bahan kasar atau fragmen

batuan, dan perakaran tanaman. Pengambilan contoh tanah dilaksanakan pada setiap

satuan lahan, diambil dari setiap lapisan berdasarkan horisonisasi dari profil tanah, dan

dianalisis di laboratorium. Sifat-sifat tanah yang dianalisis terdiri dari sifat-sifat fisika

dan kimia tanah. Analisis sifat fisika kimia tanah tekstur, kandungan bahan organik (C

organik, N total dan C/N), reaksi tanah (pH), kandungan P dan K potensial, P dan K

tersedia, retensi P, basa-basa dapat tukar (Ca, Mg, K dan Na), kapasitas tukar kation

(KTK), kejenuhan basa (KB), dan kejenuhan Al. Jenis dan metode analisis tanah di

laboratorium mengacu kepada Penuntun Analisis Kimia Tanah, Air, Tanaman, dan

Pupuk (Sulaeman et al., 2005) yang diadopsi dari Burt (2004). Data hasil analisis tanah

digunakan untuk memperbaiki klasifiaksi tanah, evaluasi kesesuaian lahan dan

penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian.

d. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Sebelum melakukan evaluasi kesesuaian lahan, terlebih dahulu dilaksanakan

kegiatan yang meliputi penyiapan data, penyusunan model evaluasi, penyajian hasil

evaluasi lahan. Rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan secara terkomputerisasi.

Penyiapan data untuk keperluan evaluasi lahan dilakukan dengan menggunakan

program mediator yaitu SDPLE (Soil Data Processing for Land Evaluation). Data-data

yang digunakan adalah basis data morfologi tanah, Soil Sample Analysis dan Maping

Unit Description.

Tahapan penyusunan model evaluasi lahan lahan adalah sebagai berikut :

Page 16: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

10

1. Menetapkan tipe penggunaan lahan atau LUT (Land Use Type)

2. Menentukan persyaratan tumbuh tanaman atau LUT (Land Use Requirement)

untuk setiap LUT

3. Memilih karakteristik lahan atau LC (Land Characteristic ) setiap LUR untuk

masing-masing LUT

4. Menyusun pohon keputusan atau DT (Decision Tree)

Evaluasi lahan dilakukan dengan bantuan program ALES (Automated Land

Evaluation System). Terdapat dua cara dalam menyiapkan data untuk evaluasi lahan

dalam ALES, yaitu data dientry secara manual dalam program ALES dan data dientry

dengan bantuan pengolahan data (MS Excel). Penyajian hasil evaluasi lahan dalam

wujud spasial atau peta dilakukan dengan cara mengimport data tabulasi ke dalam

format GIS (Geografical Information System). Penyajian peta kesesuaian lahan dapat

dibuat berdasarkan jenis komoditas pertanian dengan menggunakan program Arc

View.

e. Verifikasi Lapangan

Hasil penilaian evaluasi lahan baik berupa data tabular maupun peta kesesuaian

lahan masing-masing komoditas, perlu diverifikasi dan validasi di lapangan. Verifikasi

data sangat diperlukan, baik berupa data bio fisik lingkungan maupun data iklim.

Parameter-parameter tanah yang menjadi faktor pembatas dalam evaluasi lahan perlu

diperhatikan seperti kondisi terrain (lereng, torehan, keadaan batuan di permukaan

dan kemungkinan bahaya banjir); media perakaran (kedalaman efektif, tekstur,

drainase, struktur tanah, density dan kemasakan tanah), dan beberapa sifat fisik tanah

yaitu reaksi tanah, adanya bahaya sulfidik, dan kandungan bahan organic. Apabila

terdapat ketidaksesuaian antara data yang ada dengan kenyataan di lapangan, maka

data tersebut perlu dilakukan perbaikan.

f. Konsultasi dengan Instansi terkait

Konsultasi atau diskusi dengan instansi terkai di daerah sangat diperlukan agar

diperoleh masukan untuk menjaga keselarasan pewilayahan komoditas yang disusun

dengn kebijakan yang ada di daerah. Aspek-aspek lain dalam pewilayahan komoditas,

diantaranya aspek sosial, budaya, kelembagaan, dan peraturan masing-masing daerah

setempaa perlu dikonsultasikan agar dapat diaomodir dalam penyusunan peta

pewilayahan komoditas ini.

Page 17: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

11

g. Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas

Untuk menyusun peta pewilayahan komoditas diperlukan Modul Pewilayahan

Komoditas Komoditas (MPK). Modul tersebut memerlukan tiga jenis data utama yaitu :

(1) data hasil evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas

tanaman. Selain itu data penggunaan lahan saat ini (present land use) diperlukan juga

sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam pewilayahan komoditas. Data-data

tersebut diperlukan untuk memperoleh pewilayahan komoditas pertanian yang sesuai

secara fisik dan layak dikembangkan secara ekonomi. Hasil penyusunan peta

pewilayahan komoditas disajikan dalam bentuk peta yang dilengkapi dengan legenda

dan naskah laporannya.

IV. ANALISIS RESIKO

4.1. Daftar Resiko

Analisis resiko dalam pengkajian sangat diperlukan, agar dapat mengantisipasi

berbagai risiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian,

kemudian apa penyebab dan dampaknya perlu disusun daftar risiko dan penangannya

seperti tabel berikut.

Tabel 1. Risiko, penyebab, dan dampaknya terhadap pelaksanaan pengkajian penyusunan peta arahan komoditas Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2013

No. Risiko Penyebab Dampak

1. Dokumentasi kegiatan sebelumnya tidak lengkap

Pelaksanaan kegiatan sebagian besar dilakukan peneliti diluar BPTP

Keterlambatan dalam penyusunan dokumen awal dan pelaksanaan kegiatan

2. Data potensi daerah tidak tersedia

Database belum tersusun karena daerah pemekaran

Gambaran umum wilayah tidak dapat ditampilkan secara detail

3. Alat dan bahan pengkajian tidak tersedia

Kegiatan sejenis umumnya dilakukan BBSDLP

Kegiatan baru dapat dilaksanakan setelah ada supervise dari BBSDLP

4. Peta dasar, peta tematik, dan peta pendukung tidak tersedia

Database belum tersusun dan belum pernah dilakukan pemetaan

Keterlambatan dan pelaksanaan kegiatan

Page 18: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

12

Tabel 2. Risiko, penyebab, dan Penanganannya dlam pelaksanaan pengkajian penyusunan peta arahan komoditas Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2013

No. Risiko Penyebab Penanganan risiko

1. Dokumentasi kegiatan sebelumnya tidak lengkap

Pelaksanaan kegiatan sebagian besar dilakukan peneliti diluar BPTP

Koordinasi dengan peneliti pelaksana tahun sebelumnya dan BSDLP serta Balitklimat

2. Data potensi daerah tidak tersedia

Database belum tersusun karena daerah pemekaran

Kolektif data dari kabupaten induk dan provinsi

3. Alat dan bahan pengkajian tidak tersedia

Kegiatan sejenis umumnya dilakukan BBSDLP

Melakukan pengumpulan data yang dapat dikerjakan tanpa supervise BBSDLP

4. Peta dasar, peta tematik, dan peta pendukung tidak tersedia

Database belum tersusun dan belum pernah dilakukan pemetaan

Koordinasi dengan pihak terkait kepemilikan peta pendukung yang dibutuhkan

V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA

5.1. Tenaga yang terlibat

No. Nama/NIP Jabatan Fungsional/

Bidang Keahlian

Jabatan dalam

Kegiatan

Uraian Tugas Alokasi Waktu (jam)

1. Hamdan, SP.M.Si 19770621 200212 1 001

Peneliti Pertama/ Sosek Pertanian

Penanggung Jawab

Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengkajian

Menyusun, merencanakan operasional kegiatan dan mempresentasikan

Mengkoordinir anggota tim Menyusun laporan Melaksanakan koordinasi

dan konsultasi kebijakan di luar propinsi

20

2. Agus Darmadi, SP 19710805 199803 1 002

Peneliti Umum/ Agronomi

Anggota Membantu pelaksanaan pengkajian

Membantu menyusun laporan

15

3. Irma Calista, A.Md, ST. 198107162005012002

Peneliti Pertama/ Analis

Anggota Membantu pelaksanaan pengkajian

Membantu menyusun laporan

15

4. Bahagia, A.Md Teknisi/ Peternakan

anggota Membantu pelaksanaan

pengkajian Membantu menyusun

laporan

15

5. Suardi Teknisi/Ad

ministrasi anggota

Membantu pelaksanaan

pengkajian

10

Page 19: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

13

5.2. Jangka Waktu Kegiatan

Jadwal Palang Pelaksanaan :

NO URAIAN KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan awal: a. RPTP, seminar, juknis dll. b. Desk study

X X

X X

X X

2. Persiapan kegiatan lapangan : a. Penyiapan peralatan b. Penyiapan peta dasar dan

peta analisis

X X

X X

3. Kegiatan lapangan: a. Pengumpulan data tanah b. Pengumpulan data iklim c. Pengumpulan data

pertanian, dll.)

X X X

X X X

4. Analisis data dan penyusunan peta: a. Analisis sampel tanah b. Penyusunan peta evaluasi

lahan (peta satuan tanah) c. Penyusunan peta

pewilayahan komoditas, dll.

X X

X

X X

X

X X

X

X X

X

5. Sosialisasi hasil/ekspose X

6. Pelaporan X X

Page 20: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

14

5.3. Pembiayaan

No Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Komponen Biaya

Volume Satuan Ukur

Biaya Satuan

Ukur

Jumlah Keterangan

1 2 3 4 5 6=3x5 7

1.

2.

3.

4.

Gaji/Upah:

- Upah operasional tenaga pembantu survei

Bahan: - ATK

- Bahan kartografi peta

- Bahan pendukung - Komputer suplai

Perjalanan: - Persiapan dan desk study

- Pengumpulan data dan

survei lapang - Konsultasi

- Narasumber - Sosialisasi

Lain-lain:

- Dokumentasi, penggandaan, jilid, porto

dll. - Analisis data dan

penyusunan peta - Pengambilan dan analisis

tanah

- Sewa kendaraan - Sewa alat survei

- Penyusunan laporan

28

1

1

1 1

20

150

4 2

1

1 1

80 14

14 1

OH

Paket

Paket

Paket Paket

OH

OH

Kali Kali

Kali

Paket Paket

Sampel Hari

Hari Paket

40.000

600.000

4.000.000

1.500.000 600.000

300.000

300.000

2.400.000 2.400.000

5.000.000

2.000.000 10.000.000

100.000 250.000

100.000 2.000.000

1.120.000

600.000

3.380.000

1.500.000 600.000

6.000.000

40.500.000

9.600.000 4.800.000

5.000.000

2.000.000 10.000.000

8.000.000 3.500.000

1.400.000 2.000.000

Total Biaya Keluaran 100.000.000

Page 21: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

15

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanah. 2002. Petunjuk Teknis Penyusunan Pewilayahan Komditas Pertanian Berdasakan Zona Agroekologi (ZAE) Skala 1:50.000 (Model 1).

Balai Penelitian Tanah. 2002. Penyusunan Peta Satuan Evaluasi Lahan Untuk Pewilayahan Komoditas Pertanian Skala 1:50.000 Melalui Analisis Terrain (Model 2).

Buurman, P., and T. Balsem 1990. Land unit classification for the reconnaissance soil survey of Sumatra. TR No. 3, Version 2.1. LREP Project. Centre for Soil and Agroclimate Research, Bogor.

CSR/FAO Staff. 1983. Reconnaissance land resource surveys 1: 250.000 scale Atlas

Format Procedures. AGOF/INS/78/006. Manual 4, Version 1. CSRlFAO, Bogor.

Dent, F.J., Desaunettes, J.R, and J.P. Malingreau. 1977. Detailed reconnaissance land

resources surveys Cimanuk Watershed area (West Java). AGL/T'F/INS/44.

Working paper No. 14. FAO/SRI, Bogor.

Desaunettes, J. R 1977. Catalogue of landform fro Indonesia. Example of

physiographic approach to land evaluation for agricultural development.

AGL/TF/INS/44. Working paper No. 14. SRI/FAO. Bogor.

Djaenudin, D., Marwan H., H. Subagyo, Anny Mulyani, dan N. Suharta. 2000. Kriteria kesesuaian lahan versi 3.0. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Environmental Systems Research Institute, Inc. 1996. Arc View GIS.

FAO. 1977. Guidelines for soil profile description. FAO Soil Bulletin 73. Rome.

Goosen, D. 1967. Aerial photo interpretation in soil survey. FAO Soil Bulletin No.6. Rome.

Kips, A.. Djaenudin, and Nata Suharta. 1981. The land unit approach to land resources surveys for land use planning with particular reference to the Sekampung watershed, Lampung Province, Sumatra., Indonesia. AGOF/INS/78/006. Technical Note No. 11. Centre for Soil Research, Bogor.

Marsoedi, Ds., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S. Hardjowigeno, J. Hof dan ER. Jordens. 1997. Pedoman klasifikasi landform LT 5 Versi 3.0. Proyek LREP II, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Marwan H., D. Djaenudin, Subagyo H., S. Hardjowigeno, dan E.R. Jordens. 2000. Petunjuk Teknis Pengoperasian Program Sistem Otomatisasi Penilaian Lahan (Automized Land Evaluation System/ALES) Versi 3.0. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Muljadi, D., and F.J. Dent. 1979. Evaluation of Indonesian soil and land resources. Indonesian Agricultural Research and Development Journal. No. 1-2: 21-23.

Rossiter, D.G. and A.R. Van Wambeke. 1997. ALES Version 4.65 User’s Manual. Cornell University. Dept. of Soil, Crop & Atmospheric Sciences. Ithaca, NY USA.

Soil Survey Staff, 1998. Keys to Soil Taxonomy. United States Department of

Agriculture. Natural Resources Conservation Service. Eighth Edition, 1998.

Page 22: PETA ARAHAN KOMODITAS/AEZ - …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/RODHP/RODHP... · evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, dan (3) data prioritas tanaman. Selain

16

Van Zuidam, R. 1986. Air photo-interpretation for terrain analysis and geomorphologic

mapping. Smits Publ. The Hague, The Netherlands.