6
1117 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN PARSIAL UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) PADA BUDIDAYA SUPERINTENSIF Early Septiningsih, Bunga Rante Tampangallo, dan Hidayat Suryanto Suwoyo Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawei Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Budidaya udang vaname super intensif merupakan salah satu pendukung kegiatan budidaya dalam upaya pencapaian sasaran produksi udang nasional sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan industrialisasi perikanan budidaya. Panen parsial pada tambak super intensif merupakan hal yang dapat menimbulkan stres pada udang budidaya. Profil darah dapat digunakan untuk mengevaluasi respon fisiologi pada ikan. Respon stres pada hewan dapat dilihat dari perubahan kadar hormon kortisol, glukosa darah, hemoglobin, dan hematokrit. Sampel hemolim dikoleksi dari dua petak tambak, dari segmen ke dua abdomen udang menggunakan syringe volume 1 mL dan jarum berukuran 26 gauge. Sampel hemolim yang terkumpul kemudian dianalisis untuk perhitungan glukosa hemolim, total haemosit count (THC), prophenoloksidase, osmolaritas dan tingkat osmotik. Total haemosit yang diperoleh pada petak A dan B berdasarkan waktu sampling (0, 1, 3, dan 6 jam),cenderung meningkat pada petak A, pada petak B cenderung menurun pada pengamatan 3 jam setelah panen, tetapi kemudian meningkat lagi. Namun pada petak A, nilai prophenoloksidasinya lebih rendah dibandingkan pada petak B. Konsentrasi glukosa hemolim yang diperoleh pada 0, 1, 3, dan 6 jam setelah panen cenderung meningkat pada petak A dan B, namun mengalami penurunan setelah 6 jam panen. Berdasarkan total haemosit dan konsentrasi glukosa darah, udang vaname masih dikategorikan dalam kategori stress setelah 6 jam panen parsial dan dari konsentrasi glukosa darah, udang vaname mengalami stres setelah 3 jam panen parsial, kemudian mengalami recovery setelah 6 jam panen parsial. KATA KUNCI: udang vaname, stres, panen parsial PENDAHULUAN Inovasi teknologi akuakultur yang menjadi penggerak utama perikanan, sampai saat ini telah menunjukan perkembangan yang sangat menggembirakan, beragam hasil inovasi dan perekayasaan teknologi melalui pengembangan bioteknologi akuakultur telah secara nyata memberikan harapan besar bagi terwujudnya industrialisasi perikanan budidaya. Teknologi budidaya udang vaname superintensif dapat mendukung upaya pencapaian sasaran produksi udang nasional sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan industrialisasi perikanan budidaya dalam konteks blue economy. Namun demikian, disadari atau tidak pengembangan inovasi teknologi akuakultur tersebut belum sepenuhnya terimplementasi dengan jangkauan yang lebih luas, sehingga diperlukan upaya percepatan dalam mendorong penerapan teknologi tersebut di seluruh lapisan masyarakat pembudidaya khususnya di kawasan-kawasan potensial. Di samping itu, industrialisasi perikanan budidaya perlu di dorong antara lain melalui regulasi, intervensi, insentif, dan pengembangan sistem budidaya (Rachmansyah, 2013) Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei ) yang dikembangkan di tambak superintensif menerapkan secara ketat penebaran benih, pengaturan ketinggian air, pemeberian pakan secara otomatis (automatic feeder), penggunaan central drain (teknologi pembersih limbah ditengah tambak, penggunaan kincir yang ideal serta mesin pemompa oksigen ( blower) hingga pelaksanaan panen secara parsial. Kepadatan yang tinggi memerlukan penjarangan kepadatan pada saat tertentu yang dikenal dengan istilah panen parsial yaitu dengan manipulasi stok, bila populasi mendekati batas daya dukung, maka populasi harus dikurangi melalui panen parsial atau penjarangan sebanyak 25%- 30%. Selain itu, tujuan panen parsial agar oksigen yang tersedia masih dalam kondisi normal, sehingga udang yang dibudidayakan dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan, dan panen dilakukan dengan

PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN … · leukosit cenderung meningkat. Stres merupakan respon bertahan pada ikan terhadap penyebab stres (stressor). Berbagai sumber stres

  • Upload
    vucong

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN … · leukosit cenderung meningkat. Stres merupakan respon bertahan pada ikan terhadap penyebab stres (stressor). Berbagai sumber stres

1117 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN PARSIAL UDANG VANAME(Litopenaeus vannamei) PADA BUDIDAYA SUPERINTENSIF

Early Septiningsih, Bunga Rante Tampangallo, dan Hidayat Suryanto SuwoyoBalai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau

Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawei SelatanE-mail: [email protected]

ABSTRAK

Budidaya udang vaname super intensif merupakan salah satu pendukung kegiatan budidaya dalam upayapencapaian sasaran produksi udang nasional sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan industrialisasiperikanan budidaya. Panen parsial pada tambak super intensif merupakan hal yang dapat menimbulkanstres pada udang budidaya. Profil darah dapat digunakan untuk mengevaluasi respon fisiologi pada ikan.Respon stres pada hewan dapat dilihat dari perubahan kadar hormon kortisol, glukosa darah, hemoglobin,dan hematokrit. Sampel hemolim dikoleksi dari dua petak tambak, dari segmen ke dua abdomen udangmenggunakan syringe volume 1 mL dan jarum berukuran 26 gauge. Sampel hemolim yang terkumpulkemudian dianalisis untuk perhitungan glukosa hemolim, total haemosit count (THC), prophenoloksidase,osmolaritas dan tingkat osmotik. Total haemosit yang diperoleh pada petak A dan B berdasarkan waktusampling (0, 1, 3, dan 6 jam),cenderung meningkat pada petak A, pada petak B cenderung menurun padapengamatan 3 jam setelah panen, tetapi kemudian meningkat lagi. Namun pada petak A, nilaiprophenoloksidasinya lebih rendah dibandingkan pada petak B. Konsentrasi glukosa hemolim yang diperolehpada 0, 1, 3, dan 6 jam setelah panen cenderung meningkat pada petak A dan B, namun mengalamipenurunan setelah 6 jam panen. Berdasarkan total haemosit dan konsentrasi glukosa darah, udang vanamemasih dikategorikan dalam kategori stress setelah 6 jam panen parsial dan dari konsentrasi glukosa darah,udang vaname mengalami stres setelah 3 jam panen parsial, kemudian mengalami recovery setelah 6 jampanen parsial.

KATA KUNCI: udang vaname, stres, panen parsial

PENDAHULUAN

Inovasi teknologi akuakultur yang menjadi penggerak utama perikanan, sampai saat ini telahmenunjukan perkembangan yang sangat menggembirakan, beragam hasil inovasi dan perekayasaanteknologi melalui pengembangan bioteknologi akuakultur telah secara nyata memberikan harapanbesar bagi terwujudnya industrialisasi perikanan budidaya. Teknologi budidaya udang vanamesuperintensif dapat mendukung upaya pencapaian sasaran produksi udang nasional sekaligusmendorong berkembangnya kegiatan industrialisasi perikanan budidaya dalam konteks blue economy.Namun demikian, disadari atau tidak pengembangan inovasi teknologi akuakultur tersebut belumsepenuhnya terimplementasi dengan jangkauan yang lebih luas, sehingga diperlukan upaya percepatandalam mendorong penerapan teknologi tersebut di seluruh lapisan masyarakat pembudidayakhususnya di kawasan-kawasan potensial. Di samping itu, industrialisasi perikanan budidaya perludi dorong antara lain melalui regulasi, intervensi, insentif, dan pengembangan sistem budidaya(Rachmansyah, 2013)

Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dikembangkan di tambak superintensifmenerapkan secara ketat penebaran benih, pengaturan ketinggian air, pemeberian pakan secaraotomatis (automatic feeder), penggunaan central drain (teknologi pembersih limbah ditengah tambak,penggunaan kincir yang ideal serta mesin pemompa oksigen (blower) hingga pelaksanaan panensecara parsial. Kepadatan yang tinggi memerlukan penjarangan kepadatan pada saat tertentu yangdikenal dengan istilah panen parsial yaitu dengan manipulasi stok, bila populasi mendekati batasdaya dukung, maka populasi harus dikurangi melalui panen parsial atau penjarangan sebanyak 25%-30%. Selain itu, tujuan panen parsial agar oksigen yang tersedia masih dalam kondisi normal, sehinggaudang yang dibudidayakan dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan, dan panen dilakukan dengan

Page 2: PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN … · leukosit cenderung meningkat. Stres merupakan respon bertahan pada ikan terhadap penyebab stres (stressor). Berbagai sumber stres

1118Perubahan konsentrasi haematologi akibat panen parsial ..... (Early Septiningsih)

ukuran yang diinginkan pasar. Panen parsial dilakukan 4-5 kali dalam satu siklus. Panen pertama saatudang mencapai ukuran 120 (120 ekor/kg) atau size 120. Kemudian dilakukan panen parsial keduasaat udang mencapai size 100. Pada saat udang sudah mencapai size 70-75 dilakukan panen parsialyang ketiga. Panen selanjutnya size 55-60 yang biasanya untuk pabrik olahan yang diekspor. Terakhirpanen size 40-45 (Atjo, 2013).

Panen parsial kemungkinan dapat menyebabkan udang mengalami stres oleh karena adanyapengadukan massa air dalam tambak akibat penangkapan udang yang dipanen. Profil darah dapatdigunakan untuk mengevaluasi respon fisiologi pada ikan. Respon stres pada hewan dapat dilihatdari perubahan kadar hormon kortisol, glukosa darah, hemoglobin, dan hematokrit Dalam kondisistres terjadi perubahan jumlah eritrosit, nilai hematokrit dan kadar hemoglobin, sedangkan jumlahleukosit cenderung meningkat. Stres merupakan respon bertahan pada ikan terhadap penyebab stres(stressor). Berbagai sumber stres baik berupa faktor lingkungan (suhu, salinitas, ph, cahaya,pemeliharaan) maupun faktor biotik seperti infeksi mikroorganisme akan mempunyai dampak negatifterhadap perubahan fisiologis tubuh hewan.

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat stres udang vaname akibatpanen parsial.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di Instalasi Tambak Percobaan (ITP) Balai Penelitian danPengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) yang berlokasi di Desa Punaga, Kecamatan Marbo,Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Percobaan ini menggunakan 2 petak tambak beton berukuran1.000 m2 selama 105 hari pemeliharaan. Padat penebaran yang diaplikasikan adalah 500 ekor/m2 dipetak A, dan petak B adalah 600 ekor/m2.

Sampel udang diambil di saat umur udang mencapai 73 hari, dilakukan panen parsial pertama.Udang yang dipanen, diperkirakan 30 persen dari perkiraan populasi udang yang ada di tambaktersebut.

Pengambilan Sampel Hemolim

Pengambilan sampel hemolim di bagian abdomen segmen kedua dengan menggunakan syringevolume 1 mL dan jarum berukuran 26 gauge (Braak, 2002) yang telah dibasahi antikoagulan Na-sitrat 3,8%. Sampel hemolim diambil sebanyak yang bisa tersedot karena akan dibagi untukpengamatan beberapa parameter. Pengamatan glukosa hemolim dilakukan dengan langsungmenenpelkan ujung syringe ke alat tes glukosa lalu diamati nilai yang tertera pada alat deteksi kadarglukosa darah. Pengamatan total hemosit atau total haemosit count (THC) dilakukan denganmengambil hemolim sebanyak 0,1 mL lalu dimasukkan ke dalam effendorf yang sudah berisi 0,3 mLantikoagulan. Campuran dihomogenkan dengan cara menggoyangkan tangan membentuk angkadelapan. Setelah homogen, diambil sekitar 20 µL lalu diteteskan ke hemositometer (improved neubauertype). Jumlah sel hemosit dilihat dan dihitung di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 40 x100 kali (Blakxhall & Daishley, 1973). Total sel hemosit dihitung menggunakan rumus:

di mana :N= Jumlah sel hemosit (sel/mL)n1, n2, n3, n4, n5= jumlah sel hemosit dalam kotak kecil hemositometer (sel)

Sisa hemolim dalam effendorf maupun syringe, masing-masing dimasukkan ke dalam freezer untukanalisa prophenoloksidase dan osmolaritas. Prophenoloksidase diamati dengan mengacu padaprosedur Liu dan Chen (2004). Aktivitas phenoloksidase (PO) diukur berdasarkan formasi dopachromeyang dihasilkan oleh L-dihydroxyphenil alanine (L-Dopa) dengan menggunakan spektrofotometer merkGenesys. Sisa hemolim dalam effendorf ditambahkan antikoagulan sebanyak 0,6 mL lalu dihomogenkan.

410 x 25 x 5

n5 n4 n3 n2 n1 N

Page 3: PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN … · leukosit cenderung meningkat. Stres merupakan respon bertahan pada ikan terhadap penyebab stres (stressor). Berbagai sumber stres

1119 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

Campuran ini kemudian disentrifuge dengan kecepatan 700 x g, pada suhu 4oC selama 20 menit.Cairan supernatan dibuang dan pellet dibilas dengan 1 mL cocodilate-citrate buffer (0,01 M sodiumcacodylate; 0,45 M sodium chloride; 0,10 M trisodium citrate; pH 7) dan disentrifuge kembali dengankecepatan dan kondisi yang sama. Supernatan dibuang dan pellet dilarutkan dangan cacodylate buffer(0,01 M sodium cacodylate; 0,45 M sodium chloride; 0,01 M kalsium klorid; 0,26 M magnesium klorid;pH7). Larutan kemudian dibagi dua masing-masing sebanyak 100 µL. Larutan pertama diinkubasidengan 50 µL trypsin (1 mg.mL-1 cacodylate buffer) sebagai aktivator sedangkan larutan keduaditambahkan 50 µL cacodylate buffer (pengganti tripsin). Kedua-duanya diinkubasi selama 10 menitpada temperatur 25-26oC. Selanjutnya masing-masing ditambah 50 µL L-DOPA (3 mg/mL cacodylatebuffer) dan 5 menit kemudian ditambahkan 800 µL cacodilate buffer. Aktivitas PO kemudian diukurmenggunakan spektrofotometer dengan kerapatan optik absorban 490 nm. Densitas optikal (OD)dari aktivitas PO pada semua kondisi uji dinyatakan sebagai formasi dopachrome dalam 50 µLhemolim.

Osmolaritas diukur dengan mengambil 0,1mL hemolim ditambahkan anti koagulan denganperbandingan 9:1. Pemisahan plasma darah menggunakan metode Partidge dan Jenkins (2002). Darahdisentrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama 3 menit. Plasma darah diambil sebanyak 20 µLuntuk pengukuran osmolaritas. Tingkat osmotik diukur dengan menggunakan Fiske Model 210microosmometer.

HASIL DAN BAHASAN

Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh padat penebaran, oleh karena itu, panen parsial terhadapbiomass udang di tambak dengan kepadatan tinggi dapat mengurangi kompetisi ruang dan pakanakibat meningkatnya biomass sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan total produksiudang. Skema panen parsial yang didesain dengan baik dapat meningkatkan keuntungan suatukegiatan budidaya bahwa panen parsial dapat meningkatkan keuntungan 8,8% lebih tinggidibandingkan panen tunggal (total) jika panen kedua dilakukan setelah 4 minggu. Sebaliknya jikapanen yang kedua dilakukan setelah 10 minggu maka diperoleh kerugian sebesar 5,9% dari penerimaanbersih dibandingkan dengan panen tunggal. Yu et al. (2010) dalam Rachmansyah (2013) melaporkanbahwa strategi panen parsial menjadi alternatif yang l0ebih baik dibandingkan panen tunggal (total)pada akhir masa pemeliharaan.

Hemolim merupakan alat pertahanan tubuh krustase, termasuk udang vaname, selain karapakdan pertahanan fisik lainnya. Adanya sistem pertahanan tubuh yang bersifat non-spesifik, menyebabkanudang mengandalkan fungsi daripada hemolim untuk menghadapi setiap serangan termasuk tekananperubahan lingkungan. Panen parsial dan kepadatan yang tinggi, dapat menjadi pemicu munculnyareaksi dari pertahanan tubuh cultivan. Pada penelitian ini, total hemosit udang sebelum dilakukanpanen parsial (awal) masih berada pada kisaran 17,8 x 106 sel/mL (A) dan 22,40 x 106 sel/mL (B). Nilaiini masih dalam kisaran total hemosit yang dilaporkan oleh Manopo (2010) yang memelihara udangvaname dengan menambahkan nukleotida ke dalam pakan dan setelah 28 hari pemeliharaandidapatkan total sel hemosit tertinggi adalah 20,20 ± 0,120x106 sel/mL. Total sel hemosit pada

Gambar 1. Total hemosit dan prophenoloksidase udang vaname pada petak A dan B

Page 4: PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN … · leukosit cenderung meningkat. Stres merupakan respon bertahan pada ikan terhadap penyebab stres (stressor). Berbagai sumber stres

1120Perubahan konsentrasi haematologi akibat panen parsial ..... (Early Septiningsih)

udang yang diamati cenderung terus mengalami peningkatan hingga pengamatan 6 jam setelahpanen pada udang di petak A. Udang pada petak B memberikan respon yang sedikit berbeda, yaknipada pengamatan 3 jam setelah panen, sel hemosit cenderung menurun namun pada pengamatanselanjutnya (6 jam setelah panen), meningkat lagi (Gambar 1). Hal ini disebabkan kegiatan panenpada petak B terhenti beberapa saat karena kendala teknis sehingga kemungkinan udang tidakterlalu terganggu.

Peningkatan jumlah sel hemosit dapat menjadi indikator adanya reaksi dari udang terhadapperubahan yang terjadi dalam lingkungan hidupnya. Peningkatan temperatur, salinitas, amonia danpenanganan panen dapat menyebabkan peningkatan jumlah hemosit karena adanya peningkatanlaju kecepatan dan kekuatan pemompaan darah oleh hati (Braak, 2002). Ditambahkan bahwa hallain yang dapat mempengaruhi jumlah sel hemosit adalah kekurangan oksigen, jenis dan jumlahmakanan, ukuran, serta jenis kelamin. Berdasarkan jumlah hemosit yang diamati dapat disimpulkanbahwa udang vaname yang dipanen secara parsial masih berada dalam kondisi stress hingga 6 jamsetelah panen. Prophenoloksidase yang teramati sejalan dengan hasil pengamatan terhadap totalhemosit, yakni nilai terendah setelah 6 jam panen parsial ditemukan pada udang di petak A olehkarena pada kondisi stres, darah yang dipompa sebagian besar terdiri atas sel hialin sehingga walaupuntotal hemositnya lebih tinggi dari petak B akan tetapi prophenoloksidasinya rendah (Gambar 1).Prophenoloksidasi berlangsung dalam sel darah granular.

Demikian halnya dengan kadar glukosa dan osmolaritas hemolim udang vaname yang dipeliharasetelah dilakukan panen parsial, glukosa darah cenderung meningkat hingga 3 jam setelah panen,namun setelah 6 jam menurun kembali (Gambar 2). Hyperglisemia merupakan indikator terjadinyastres awal. Nilai glukosa darah sangat ditentukan oleh prosedur, kit dan alat yang digunakan. Padapengamatan ini digunakan alat deteksi glukosa darah untuk manusia, di mana pada label dikatakanbahwa kadar glukosa normal untuk manusia sekitar 80-110 mg/L. Jika dilihat dari perbandingannya,maka nilai yang diperoleh pada penelitian ini, sedikit mendekati nilai yang tertera di label, sehinggakemungkinan cocok digunakan untuk hewan uji ini juga. Glukosa darah ikan normal berkisar 40-90mg/100 mL dan darah manusia normal berkisar 70-110 mg/100 mL darah. Berdasarkan Gambar 2 A,kadar glukosa setelah 3 jam panen parsial meningkat 2 kali lipat dari nilai awal, sehingga dapatdikatakan cultivan mengalami stres akibat panen parsial. Kadar glukosa darah akan meningkat padasaat stres oleh karena hormon stres menghambat sekresi insulin. Pada saat ini, kortisol akanmemerintahkan enzim-enzim untuk melakukan glukoneogenesis yang menyebabkan glukosa dalamdarah yang bersumber dari non-karbohidrat meningkat. Selanjutnya terjadi katabolisme protein untukmembentuk glukosa namun aktifitas ini juga menghasilkan asam amino. Peningkatan asam aminoini kemudian akan mengaktivasi insulin sehingga mampu melakukan transport glukosa sehinggaglukosa dalam darah akan menurun kembali (Wendelaar, 1997 dalam Hastuti et al., 2003). Berdasarkanuraian ini, maka dapat dikatakan bahwa setelah 6 jam pasca panen parsial, stres yang dialami oleh

Gambar 2. Kadar glukosa hemolim (kiri) dan osmolalitas (kanan) udang vaname pada petakA dan B

Page 5: PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN … · leukosit cenderung meningkat. Stres merupakan respon bertahan pada ikan terhadap penyebab stres (stressor). Berbagai sumber stres

1121 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015

cultivan sudah dapat diatasi oleh tubuh cultivan untuk mengatur glukosa hemolimnya. Kadar glukosadarah dipertahankan homeostasinya oleh organ hati.

Osmolaliti merupakan suatu upaya adaptasi dari organisme untuk menyeimbangkan cairan dalamtubuhnya dengan cairan media hidupnya. Pada penelitian ini, nilai osmolaliti langsung meningkatbeberapa saat setelah panen parsial, namun pada pengamatan selanjutnya, cenderung menurun(Gambar 2B). Osmolaliti sangat dipengaruhi oleh fase molting dan salah satu penyebab pemicu udang/krustase untuk molting adalah karena stres. Osmolaliti meningkat pada fase intermolt, 768 mOsm/kg dengan salinitas 26 ppt (Patriche, 2009).

KESIMPULAN

Panen parsial yang dilakukan pada pemeliharaan udang vaname di tambak superintensif dapatmenjadi pemicu munculnya reaksi dari pertahanan tubuh cultivan. Nilai total sel hematosit,propenoloksidase, glukosa dan osmolalitas hemolim, menunjukkan bahwa kondisi udang vanamesetelah 6 jam panen parsial telah mampu mengatasi tingkat stres akibat gangguan panen pasial.Oleh karena itu, panen parsial dapat dilakukan secara hati-hati dengan tenaga operator yangprofesional. Penggunaan fish pump untuk panen parsial perlu dikaji agar panen parsial dapat dilakukanlebih efektif tanpa mengganggu kondisi udang yang tersisa dalam tambak.

DAFTAR ACUAN

Atjo, H. (2013). Budidaya udang supra intensif. Majalah Trobos edisi Juli 2013. http://www.trobos.com/show_article.

Blaxhall, P., & Daishley, K. (1973). Some Blood Parameters of the Rainbow Trout I. The Kamloopsvariety. J. Fish. Biol., 5, 1-8.

Braak, K. Van den. (2002). Haemocytic Defence in Black Tiger Shrimp (Panaeus monodon). PhD thesis,Wageningen University – with ref. – with summary in Dutch. Nedherlands, 159 pp.

Hastuti, S., Supriyono, E., Mokoginta, I., & Subandiyono. (2003). Respon glukosa darah ikan(Osphronemus gouramy, LAC.) terhadap stres perubahan suhu lingkungan, Jurnal Akuakultur Indonesia,2(2), 73-77.

Pascual, G., Gaxiola, G., & Rosas, C. (2003). Blood metabolites and hemocyanin of the white shrimp,Litopenaeus vannamei: the effect of culture conditions and comparison with other crustacean spesies.Marine Biology, 142, 735-745.

Patriche, T. (2009). The importance of glukosa determination in the blood of the Cyprinds. Lucrãriºtiinþifice Zootehnie ºi Biotehnologii, 42(2),102-106.

Manopo, H. (2011). Peran Nukleotida sebagai Imunostimulan terhadap Respon Imun Nonspesifik danResistensi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut PertanianBogor, 121 hlm.

Rachmansyah. (2013). Pengembangan Budidaya Udang Vannamei Super Intensif di Tambak Kecil.Laporan Teknis Akhir Kegiatan. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya air Payau. KementerianPerikanan dan Kelautan.

Smal, B.C. (2004). Effect of isoeugenol sedation on plasma cortisol, glucose, and lactate dynamics inchannel catfish Ictalurus punctatus exposed to three stressors. Aquaculture, 238, 469-481.

Page 6: PERUBAHAN KONSENTRASI HAEMATOLOGI AKIBAT PANEN … · leukosit cenderung meningkat. Stres merupakan respon bertahan pada ikan terhadap penyebab stres (stressor). Berbagai sumber stres

1122Perubahan konsentrasi haematologi akibat panen parsial ..... (Early Septiningsih)

DISKUSI

Nama Penanya:

Julia

Pertanyaan:

Mengapa pengukuran osmolalitas untuk mengetahui tingkat stres udang perlu dilakukan ?

Tanggapan:

Pada saat panen parsia, udang mengalami stres karena pengaruh perubahan osmotik, dimanasetiap tiga jam, media air diambil untuk sampel