48
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) PADA PENDEDERAN DI DALAM BAK DENGAN PADAT PENEBARAN 100 HINGGA 175 EKOR/M 2 MUHAMMAD ARIS DARMANSAH DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

  • Upload
    vudien

  • View
    254

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

TAWAR (Cherax quadricarinatus) PADA PENDEDERAN DI DALAM BAK

DENGAN PADAT PENEBARAN 100 HINGGA 175 EKOR/M2

MUHAMMAD ARIS DARMANSAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2011

Page 2: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

TAWAR (Cherax quadricarinatus) PADA PENDEDERAN DI DALAM BAK

DENGAN PADAT PENEBARAN 100 HINGGA 175 EKOR/M2

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum pernah diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2011

Muhammad Aris Darmansah

C1406248

Page 3: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

ABSTRAK

MUHAMMAD ARIS DARMANSAH. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup

lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) pada pendederan di dalam

bak dengan padat penebaran 100 hingga 175 ekor/m2. Dibimbing oleh DADANG

SHAFRUDDIN dan YANI HADIROSEYANI.

Pendederan lobster umumnya dilakukan di akuarium. Bak memiliki sifat

lingkungan yang berbeda dengan akuarium sehingga memungkinkan terjadi

perbedaan produktivitas lobster di kedua wadah tersebut. Penelitian ini bertujuan

mendapatkan produktivitas optimal pendederan lobster di bak. Lobster dengan

panjang rata-rata 3,15+0,22 cm atau bobot rata-rata 0,794+ 0,19 gram dipelihara

di dalam bak berukuran 200x150x50 cm dengan kepadatan 100, 125, 150, dan

175 ekor/m2. Selama pemeliharaan dilakukan pemberian pakan berupa pelet,

oligochaeta, wortel dan pengelolaan kualitas air melalui penyifonan dan

pergantian air. Hasil pendederan menunjukkan bahwa perlakuan padat penebaran

tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup, laju pertumbuhan

harian, dan pertumbuhan panjang mutlak (p> 0,05). Hasil analisis ekonomi

menunjukkan bahwa perlakuan dengan padat penebaran 125 ekor/m2

menghasilkan kinerja produksi yang terbaik.

Kata kunci : lobster air tawar, padat penebaran, kelangsungan hidup, laju

pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang mutlak, efisiensi ekonomi

Page 4: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

ABSTRACT

MUHAMMAD ARIS DARMANSAH. Growth and survival rate crayfish red

claw (Cherax quadricarinatus) reared in tanks with the density at the range of

100 to 175 fish/m2. Supervised by DADANG SHAFRUDDIN and YANI

HADIROSEYANI.

Lobster rearing is usually carried out an aquarium. Rearing tank has a

different environmental characteristics compared with the aquarium so leads to

divergence productivity of both rearing receptacles. This research aims at obtain

an optimum productivity of rearing lobster in the tank. Lobster average length of

3,15+0,22 cm or average weight of 0,794+0,19 gram are kept on the vessels

measuring of 200x150x50 cm at densities of 100, 125, 150, and 175 fish/m2.

During the rearing, the lobsters were fed pellet, oligochaeta, carrot, and water

quality managed through siphoning and water exchange. Result of the experiment

showed that the stocking density had no significant effects on survival, daily

growth rate, and growth in absolute length (p> 0,05). The results showed that 125

fish/m2 produces the best economic performance.

Keyword : redclaw, stocking density, survival rate, specific growth of rate, growth

of absolute length, efficiency of economic

Page 5: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

TAWAR (Cherax quadricarinatus) PADA PENDEDERAN DI DALAM BAK

DENGAN PADAT PENEBARAN 100 HINGGA 175 EKOR/M2

MUHAMMAD ARIS DARMANSAH

SKRIPSISebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Perikanan pada

Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan BudidayaDepartemen Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2011

Page 6: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

Judul Skripsi : Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar(Cherax quadricarinatus) pada pendederan di dala bak

dengan padat penebaran 100 hingga 175 ekor/m2

Nama Mahasiswa : Muhammad Aris Darmansah

Nomor pokok : C.14062448

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing II

Ir. Dadang Shafruddin, M.Si Ir. Yani Hadiroseyani, MM.

NIP. 19551015 198003 1 004 NIP. 19600131 198603 2 002

Mengetahui

Ketua Departeman Budidaya Perairan

Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc

NIP.195912221986011001

Tanggal Lulus :

Page 7: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan karunia-Nya Sehingga karya Ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember 2010 berlokasi

di Johanes Fish and Lobster Farm, Desa Cogreg, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten

Bogor, dengan judul “Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar

(Cherax quadricarinatus) pada Bak dengan Padat Penebaran 100 hingga 175 ekor

/m2 ”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Dadang Shafruddin M.Si, Ir.

Yani Hadiroseyani M.M selaku dosen pembimbing, dan Dr. Munti Yuhana selaku

dosen pembimbing akademik. Disamping itu penulis menyampaikan terima kasih

kepada ayahanda Maman Sukirman dan Ibunda Dewi Hasimah, Adik, Paman,

Bibi, Adek Mia atas do’a dan kasih sayangnya. Tak lupa kepada Yayasan

Almuslim (Keluarga Ibu Hj. Adang, Keluarga Ibu Adung, Bapak Abdurrahman di

Jedah, Bapak Djalil, Bapak Umar, Bapak Sobardi dan lainnya) dan keluarga Ibu

Mewa, yang telah memberikan bantuan dan motivasi agar terus melanjutkan

program studi sarjana, Kang Abe, Bang Ponco, Bang Gatot, kawan-kawanku

Pondok Alghuroba, CV Mitra Mina Nusantara (Agus 41, Prawira 41, Fauzan 38,

Iyal 38, Yasir 38, Riki 38, Eko 38, Ana 38, Kang Iis, Kang Mamad, Doni, Kang

Juju, Kang Iwan, Kang Udin) dan Om Yohanes yang telah memberikan

kesempatan dan bantuannya, serta teman-teman BDP 43 (Anantyo, Rifal, Toim,

Rifki, sistetek’ers, dan teman-teman lainnya) atas segala bantuan, kerjasama, dan

persahabatan yang diberikan.

Bogor , April 2011

Muhammad Aris Darmansah

Page 8: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor tanggal 17 April 1986 dari Ayah Maman

Sukirman dan Ibu Dewi Hasimah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara. Pendidikan formal yang pernah dilalui penulis adalah SDN Kawung

Luwuk 2 Bogor (1994-2000), SLTPN 5 Bogor (2000-2003), dan SMAN 1 Bogor

(2003-2006). Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan memilih mayor

Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan,

Fakultas Perikanan, dan Ilmu Kelautan. Selama di bangku kuliah, penulis aktif

mengikuti pelatihan dan seminar tentang kewirausahaan dan budidaya perikanan.

Penulis juga melakukan kegiatan magang dan praktek kerja lapangan di Balai

Seafarming, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara dengan komoditas ikan kerapu

macan. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul “Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar

(Cherax quadricarinatus) Pada Pendederan di dalam Bak Dengan Padat

Penebaran 100 hingga 175 ekor / m2”.

Page 9: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... iv

I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

II. BAHAN DAN METODE.................................................................. 32.1 Rancangan percobaan................................................................... 3

2.2 Pelaksanaan penelitian............................................................ 32.2.1 Persiapan wadah.................................................................... 32.2.2 Penebaran benih .................................................................... 42.2.3 Pemberian pakan .................................................................. 42.2.4 Pengelolaan kualitas air ......................................................... 4

2.3 Parameter penelitian..................................................................... 42.3.1 Kelangsungan hidup .............................................................. 52.3.2 Laju pertumbuhan harian ....................................................... 52.3.3 Pertumbuhan panjang mutlak................................................. 52.3.4 Analisis usaha........................................................................ 52.3.5 Kualitas air ........................................................................... 72.3.6 Analisis data......................................................................... 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 93.1 Hasil ............................................................................................ 9

3.1.1 Tingkat kelangsungan hidup .................................................. 93.1.2 Laju pertumbuhan harian ...................................................... 103.1.3 Pertumbuhan panjang mutlak................................................. 113.1.4 Keragaman ukuran................................................................. 123.1.5 Penggunaan pakan................................................................. 123.1.6 Kualitas air ............................................................................ 133.1.7 Analisis usaha....................................................................... 13

3.2 Pembahasan ................................................................................. 16

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 244.1 Kesimpulan .................................................................................. 244.2 Saran............................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 24

LAMPIRAN .......................................................................................... 26

Page 10: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

ii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Metode pengukuran parameter fisika kimia air .......................... 7

Tabel 2. Jumlah pakan yang dihabiskan selama 30 hari pemeliharaan

lobster air tawar Cherax quadricarinatus ................................ 12

Tabel 3. Nilai kimia fisika air media pada setiap perlakuan ..................... 13

Tabel 4. Efisiensi ekonomi Lobster air tawar Cherax quadricarinatus

selama 30 hari pemeliharaan dengan padat penebaran 100,

125, 150, dan 175 ekor/m2 (dalam ribuan rupiah) ..................... 14

Page 11: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tingkat kelangsungan hidup (%) Cherax quadricarinatus

dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30

hari. ......................................................................................... 9

Gambar 2. Bobot (gram) rata–rata tiap sampling Cherax

quadricarinatus dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175

ekor/m2 selama 30 hari............................................................. 10

Gambar 3. Laju pertumbuhan harian (%) Cherax quadricarinatus

dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30

hari. ......................................................................................... 10

Gambar 4. Panjang (cm) rata – rata tiap sampling Cherax

quadricarinatus dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175

ekor/m2 selama 30 hari............................................................. 11

Gambar 5. Pertumbahan panjang mutlak (cm) Cherax quadricarinatus

dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30

hari .......................................................................................... 11

Gambar 6. Keragaman ukuran (%) Cherax quadricarinatus dengan

kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30 hari. ....... 12

Gambar 7. Hubungan biaya total dan penerimaan pada pendederan

Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) ........................... 15

Page 12: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Denah penelitian .................................................................. 27

Lampiran 2. Data sampling berat rata-rata (gram) lobster air tawar

(Cherax quadricarinatus) pada perlakuan 100,125,150,dan

175 ekor/m2 selama 30 hari pemeliharaan................................. 28

Lampiran 3. Data sampling panjang rata-rata (cm) lobster air tawar

(Cherax quadricarinatus) pada perlakuan 100,125,150, dan

175 ekor/m2 selama 30 hari pemeliharaan................................ 29

Lampiran 4. Zat gizi pakan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) .... 30

Lampiran 5. Tingkat kelangsungan hidup (%) Cherax quadricarinatus

selama pemeliharaan 30 hari ................................................... 30

Lampiran 6. Analisis statistik data kelangsungan hidup............................ 30

Lampiran 7. Laju pertumbuhan harian (%) Cherax quadricarinatus

selama pemeliharaan 30 hari .................................................... 31

Lampiran 8. Analisis statistik data laju pertumbuhan harian ..................... 31

Lampiran 9. Pertambahan panjang mutlak (cm) Cherax quadricarinatus

selama pemeliharaan 30 hari .................................................... 31

Lampiran 10. Analisis statistik data pertambahan panjang mutlak ............ 31

Lampiran 11. Data kualitas air selama penelitian...................................... 32

Lampiran 12. Keragaman ukuran Cherax quadricarinatus selama

pemeliharaan 30 hari................................................................ 32

Lampiran 13. Efisiensi ekonomi Lobster Air Tawar (Cherax

quadricarinatus) selama 30 hari pemeliharaan dengan padat

penebaran 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 (dalam ribuan

rupiah) ..................................................................................... 33

Page 13: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

I. PENDAHULUAN

Lobster air tawar capit merah atau dikenal sebagai red claw (Cherax

quadricarinatus) merupakan udang konsumsi yang mulai dikembangkan untuk

dibudidayakan di Indonesia sejak tahun 2000 (Sukmajaya dan Suharjo, 2003).

Kelebihan lobster dari jenis ini dibandingkan dengan lobster air tawar lainnya

adalah mudah dibudidayakan, tidak mudah terserang penyakit, pemakan

tumbuhan sekaligus hewan (omnivora), pertumbuhannya relatif cepat, serta

memiliki fekunditas yang tinggi (Sukmajaya dan Suharjo, 2003). Karena memiliki

kelebihan tersebut para peneliti dan praktisi budidaya ikan berupaya

mengembangkan usaha budidaya lobster ini.

Walaupun mempunyai beberapa kelebihan, produktivitas pemeliharaan

lobster masih belum optimal karena terdapat kendala. Salah satu kendalanya yaitu

padat penebaran pada lobster yang masih rendah. Padat penebaran merupakan

faktor kunci pembatas pertumbuhan dan kelangsungan hidup pada organisme

budidaya. Hal ini terkait dengan masalah yang akan ditimbulkan terutama pada

sistem budidaya intensif yang mempunyai tujuan untuk memaksimalkan jumlah

organisme budidaya dalam wadah yang terbatas. Masalah akan lebih banyak lagi

apabila organisme yang dipelihara merupakan organisme bentik yang tidak

menggunakan kolom air. Organisme bentik akan cenderung berkerumun sehingga

intensitas pertemuannya cukup tinggi (Barki et al, 2005). Rouse (1997)

menambahkan bahwa Cherax jenis Red claw relatif suka berkerumun dan toleran

terhadap kondisi yang padat, akan tetapi pada umur yang muda sering

menunjukkan sifat agresif yang tinggi dan perilaku kanibalisme.

Untuk mengatasi kendala yang ada pada kegiatan pendederan lobster,

upaya yang telah dilakukan diantaranya adalah pengaturan rasio shelter,

penggunaan pakan yang berkualitas, dan pengaturan kepadatan ikan. Shelter

berfungsi memberi tempat yang aman bagi lobster untuk moulting sehingga

terhindar dari serangan lobster lain, melindungi lobster dari sinar matahari, tempat

istirahat, dan mencari makan (Sukmajaya dan Suharjo, 2003). Percobaan

pengaturan rasio shelter dilakukan oleh Sumbaga (2009) menyatakan bahwa rasio

shelter yang digunakan untuk pendederan lobster air tawar dengan sistem

pergantian air adalah 0,5.

Page 14: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

2

Percobaan pengaturan kepadatan ikan dilakukan oleh Tanribali (2007) dan

Sumbaga (2009). Menurut Tanribali (2007) padat penebaran optimal untuk

pendederan lobster air tawar dengan menggunakan sistem resirkulasi mencapai

100 ekor/m2. Sedangkan Sumbaga (2009) melaporkan padat penebaran optimal

untuk pendederan lobster air tawar dengan menggunakan sistem pergantian air

mencapai 125 ekor/m2.

Selama ini penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan

menggunakan akuarium di dalam ruangan tertutup (indoor). Penerapan teknologi

dalam wadah yang lebih luas dan dilakukan di luar ruangan (outdoor) perlu

penyesuaian. Budidaya di dalam bak dan di outdoor memiliki kelebihan yaitu

area yang lebih luas sehingga lobster yang lemah memiliki areal yang lebih

leluasa untuk menghindari serangan lobster lain, volume air yang besar yang

memungkinkan lingkungan lebih stabil dibanding di akuarium, Adanya

penyinaran matahari membuat suhu air jadi hangat pada siang hari, dan tanaman

air dapat menyerap metabolit yang berlebihan. Kondisi demikian memungkinkan

penggunaan bak outdoor memiliki kinerja produksi yang berbeda.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produktivitas pendederan yang

optimum melalui analisis padat penebaran 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2

terhadap kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, pertumbahan panjang

mutlak, dan efisiensi ekonomi pada pendederan lobster air tawar capit merah

(Cherax quadricarinatus) yang dipelihara dalam bak di luar ruangan (outdoor).

Page 15: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

II. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2010 selama

30 hari di CV Mitra Mina Nusantara Desa Cogreg, Kecamatan Ciseeng,

Kabupaten Bogor.

2.1 Rancangan percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

empat perlakuan dan masing-masing menggunakan tiga ulangan, yaitu :

1) Perlakuan A dengan kepadatan 100 ekor/m2

2) Perlakuan B dengan kepadatan 125 ekor/m2

3) Perlakuan C dengan kepadatan 150 ekor/m2

4) Perlakuan D dengan kepadatan 175 ekor/m2

Model Percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

Yij = µ + σi + εij (Steel dan Torrie, 1982)

Keterangan :

Yij = Data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ = Nilai tengah dari pengamatan

σi = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i

εij = Pengaruh galat hasil percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan j

2.2 Pelaksanaan penelitian

2.2.1 Persiapan wadah

Penelitian ini menggunakan wadah berupa bak beton berukuran panjang,

lebar, dan tinggi masing-masing 200 cm, 150 cm, dan 50 cm sebanyak 12 unit.

Sebelum digunakan bak tersebut dicuci terlebih dahulu dengan air bersih

kemudian dikeringkan dan dijemur selama satu hari. Setelah itu, pada setiap bak

diletakkan paranet berukuran 1 m x 1 m dan tempat persembunyian (shelter)

berupa pipa paralon berdiameter 0,75 inci dengan panjang 7 cm yang jumlahnya

setengah dari padat penebaran ikan. Selanjutnya ke dalam bak dimasukkan air

sumur hingga ketinggian 40 cm. Pada setiap bak pemeliharaan di tambahkan

tanaman air kapu-kapu (Pistia stratiotes) sebanyak 20% dari luas permukaan bak.

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen setiap bak dilengkapi dengan aerasi.

Page 16: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

4

2.2.2 Penebaran benih

Lobster air tawar yang digunakan pada penelitian berumur 4 minggu

sebanyak 4.950 ekor dengan ukuran panjang 3,15+0,22 cm dan bobot 0,794+0,19

gram. Lobster ini ditebar ke dalam bak pemeliharaan dengan tingkat kepadatan

sesuai dengan perlakuan yakni 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 atau 300, 375, 450,

dan 525 ekor/bak.

2.2.3 Pemberian pakan

Selama masa pemeliharaan lobster diberi pakan berupa pelet udang

komersil, cacing, dan wortel. Kandungan nutrien yang terdapat pada pelet,

oligochaeta (cacing sutera), dan wortel disajikan pada Lampiran 4.

Pelet diberikan setiap hari pada jam 08.00 WIB. Pada sore hari pakan yang

diberikan pelet, oligochaeta, dan wortel masing-masing 3 hari sekali secara

bergantian pada jam 16.00 WIB. Tingkat pemberian pakan (FR) untuk pelet 2-3%,

oligochaeta 15%, dan wortel 15% dari berat tubuh lobster.

2.2.4 Pengelolaan kualitas air

Selama pemeliharaan dilakukan pengelolaan kualitas air yang berupa

pemasangan aerasi pada setiap bak, penyifonan kotoran lobster setiap 3 hari sekali

dan pergantian air sebanyak 50% setiap 10 hari sekali.

2.3 Parameter penelitian

Data yang dikumpulkan selama penelitian meliputi jumlah ikan, panjang

dan bobot tubuh, jumlah pakan, serta kualitas air. Penghitungan jumlah lobster

pada akhir penelitian dilakukan dengan cara menghitung semua populasi lobster

yang hidup (sensus). Pengukuran panjang dan bobot dilakukan setiap 10 hari

sekali dengan melakukan sampling pada 30 lobster setiap bak perlakuan.

Pengukuran kualitas air dilakukan pada awal, tengah (15 hari), dan akhir

penelitian. Pengukuran jumlah pakan dilakukan setiap hari dengan menggunakan

timbangan digital. Selanjutnya data hasil pengukuran parameter tersebut

digunakan untuk menentukan kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik,

pertambahan panjang mutlak, efisiensi ekonomi, dan analisa kualitas air.

Page 17: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

5

2.3.1 Kelangsungan hidup

Tingkat kelangsungan hidup (SR) dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut (Goddard,1996) :

Keterangan : SR = Kelangsungan hidup /Survival Rate (SR)(%)

NT = Jumlah lobster yang hidup di akhir penelitian (ekor)

NO = Jumlah Lobster yang hidup di awal penelitian (ekor)

2.3.2 Laju pertumbuhan harian

Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Huisman, 1987) :

Keterangan : α = Laju pertumbuhan harian (%)

Wt = Bobot rata-rata akhir (gram)

Wo = Bobot rata-rata awal (gram)

t = Waktu pemeliharaan (hari)

2.3.3 Pertumbuhan panjang mutlak

Ukuran panjang pada lobster adalah antara ujung rostrum hingga ujung

telson lobster. Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus

Effendi (1979) :

Keterangan : Pm = Pertambahan panjang mutlak

Lt = Rata-rata panjang individu pada hari ke-t (cm)

Lo= Rata-rata panjang individu pada hari ke-0 (cm)

2.3.4 Analisis usaha

Analisis usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan

untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selama

usaha perikanan itu berlangsung (Soekartawi, 2002). Komponen yang digunakan

dalam analisa usaha penelitian ini adalah analisa penerimaan usaha, keuntungan,

Page 18: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

6

harga pokok produksi, dan Revenue-cost rasio

Penerimaan adalah jumlah produk yang dihasilkan dikalikan dengan harga

produk tersebut. Harga lobster yang dihasilkan ditentukan oleh ukuran panjang

dari ujung rostrum sampai ujung telson. Penerimaan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Martin et. al., (1991):

Keterangan: TR = Total Revenue (total penerimaan)

Q = Quantity (jumlah ikan yang dijual)

P = Price (harga)

Analisa pendapatan usaha adalah selisih antara total penerimaan dan total

biaya. Pendapatan usaha dapat dihitung dengan rumus Martin et.al., (1991):

Keterangan: π = Laba

TR = Total Revenue (total penerimaan)

TC = Total Cost (total pengeluaran)

Harga pokok produksi merupakan nilai atau biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi 1 unit produk. Harga pokok produksi dapat dihitung dengan rumus

Rahardi et.al.,(1998)

HPP = Biaya produksi total

Volume produksi

Analisis Revenue of Cost (R/C) merupakan perbandingan antara total

penerimaan dengan total biaya. R/C ratio dapat dihitung dengan rumus Rahardi

et.al., (1998) :

Keterangan: R/C ratio = Perbandingan penerimaan dan pengeluaran

∑TR = Jumlah dari Total Revenue (total penerimaan)

∑TC = Jumlah dari Total Cost (total pengeluaran)

Break Event Point merupakan suatu nilai yang menyatakan hasil penjualan

produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan

pendapatan. Break Event Point dapat dihitung dengan rumus Rahardi et.al.,(1998)

Page 19: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

7

:

Biaya tetap

BEP (Rp) =

1 - ( Biaya variabel) Penerimaan

2.3.5 Kualitas air

Parameter fisika yang diukur selama penelitian meliputi suhu, sedangkan

parameter kimia yang diukur meliputi pH, Oksigen terlarut (DO), ammonia, nitrit,

alkalinitas, dan kesadahan. Parameter suhu, pH, oksigen terlarut (DO), alkalinitas,

dan kesadahan diukur secara insitu. Analisis ammonia dan nitrit dilakukan di

Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan dalam

pengukuran ini disajikan dalam Tabel 1. Pengukuran dilakukan tiga kali yaitu

pada hari ke-0, hari ke-15, dan hari ke-30.

Tabel 1. Metode pengukuran parameter fisika kimia air

2.3.6 Analisis data

Data yang dikumpulkan selama penelitian meliputi jumlah, panjang tubuh

total, bobot tubuh, jumlah pakan, serta kualitas air. Selanjutnya data hasil

pengukuran parameter tersebut digunakan untuk menentukan kelangsungan hidup,

laju pertumbuhan spesifik, pertambahan panjang mutlak, efisiensi pakan, efisiensi

ekonomi, dan analisa kualitas air.

Parameter Satuan Metode

Suhu oC Pembacaan skala

Oksigen terlarut Mg/l Titrimetri

Ph Unit Pembacaan skala

Ammonia Mg/l CaCO3 Spektrofotometri

Alkalinitas Mg/l CaCO3 Titrimetri

Kesadahan Mg/l CaCO3 Titrimetri

Nitrit Mg/l CaCO3 Spektrofotometri

Page 20: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

8

Data beberapa parameter penelitian yang telah diperoleh kemudian

ditabulasi dan dianalisis menggunakan program SPSS 16 , yang meliputi :

1) Analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%

digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap

kelangsungan hidup.

2) Analisis deskriptif kuantitatif, digunakan untuk menentukan efisiensi ekonomi

dan kualitas air pada media pemeliharaan Cherax quadricarinatus yang

disajikan dalam bentuk tabel.

Page 21: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Tingkat kelangsungan hidup

Tingkat kelangsungan hidup lobster selama 30 hari pemeliharaan

mengalami penurunan pada masing-masing perlakuan dengan kisaran 71,17%

hingga 78,13% (Lampiran 5). Nilai tertinggi diperoleh pada kepadatan 125

ekor/m2 sedangkan nilai terendah diperolah pada kepadatan 175 ekor/m2. Namun

setelah dilakukan analisis ragam, peningkatan kepadatan lobster tidak

memberikan perbedaan nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup (p>0,05)

(Lampiran 6).

Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)

Gambar 1. Tingkat kelangsungan hidup (%) Cherax quadricarinatus dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30 hari.

Page 22: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

10

3.1.2 Laju pertumbuhan harian

Selama 30 hari masa pemeliharaan benih lobster air tawar telah terjadi

peningkatan bobot dari 0,74-0,93 gram menjadi 3,08-3,51 gram (Lampiran 2).

Laju pertumbuhan bobot harian pada masa pemeliharaan berkisar antara 4,52%

hingga 5,24% (Lampiran 7). Hasil analisis ragam menunjukkan peningkatan

kepadatan tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan harian

(p>0,05) (Lampiran 8).

Gambar 2. Bobot (gram) rata–rata tiap sampling Cherax quadricarinatus dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30 hari.

Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)

Gambar 3. Laju pertumbuhan harian (%) Cherax quadricarinatus dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30 hari.

Page 23: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

11

3.1.3 Pertumbuhan panjang mutlak

Lobster air tawar Cherax quadricarinatus mengalami pertumbuhan panjang

selama 30 hari pemeliharaan dari 3,12-3,29 cm menjadi 4,67-4,85 cm (Lampiran

3). Pertumbuhan panjang mutlak berkisar antara 1,54 cm hingga 1,67 cm

(Lampiran 9). Hasil analisis ragam menunjukkan peningkatan kepadatan tidak

memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak (p>0,05)

(Lampiran 10).

Gambar 4. Panjang (cm) rata – rata tiap sampling Cherax quadricarinatus dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30 hari.

Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)

Gambar 5. Pertumbahan panjang mutlak (cm) Cherax quadricarinatus dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30 hari

Page 24: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

12

3.1.4 Keragaman ukuran

Selama 30 hari pemeliharan lobster air tawar, didapatkan lobster dengan 3

ukuran yang berbeda yaitu diatas 1,8 inch (> 4,572 cm) disebut grade besar, 1,5

hingga 1,8 inch (3,81-4,572 cm) disebut grade sedang, dan dibawah 1,5 inch (<

3,81 cm) disebut grade kecil. Persentase grade besar berkisar antara 23,20 %

hingga 36,76% persentase grade sedang berkisar antara 38,72% hingga 52,02%,

sedangkan presentase grade kecil berkisar antara 20,58% hingga 29,01%.

Gambar 6. Keragaman ukuran (%) Cherax quadricarinatus dengan kepadatan 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 selama 30 hari.

3.1.5 Penggunaan pakan

jumlah pakan yang dihabiskan setiap perlakuan berbeda-beda. Jumlah pakan

yang habis selama 30 hari pemeliharaan lobster ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah pakan yang dihabiskan selama 30 hari pemeliharaan lobster air tawar Cherax quadricarinatus

Perlakuan Pakan (gram)

Pellet Oligochaeta Wortel

100 ekor 191.30 440.42 407.12

125 ekor 250.85 579.71 536.77

150 ekor 328.54 760.51 697.73

175 ekor 319.15 738.73 680.20

Page 25: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

13

3.1.6 Kualitas air

Nilai kualitas air media pemeliharaan pada setiap perlakuan disajikan dalam

Tabel 3.

Tabel 3. Nilai kimia fisika air media pada setiap perlakuan

Nilai kualitas air selama 30 hari pemeliharaan lobster air tawar berada

dalam kisaran yang cukup baik. Suhu air berkisar antara 260 hingga 30,70C.

Kandungan oksigen terlarut (DO) berkisar antara 5,24 hingga 6,74 mg/l.

Kandungan pH berkisar antara 7,1 hingga 7,9. Kandungan alkalinitas berkisar

antara 20 hingga 40 mg/l. Kandungan kesadahan Selama masa pemeliharaan

berkisar antara 103,42 hingga 147,74 mg/l. Konsentrasi amoniak berkisar antara

0,0029 hingga 0,0197 mg/l. Konsentrasi nitrit berkisar antara 0,006 hingga 0,092

mg/l.

3.1.7 Analisis usaha

Analisis usaha pada penelitian ini dihitung selama 1 tahun produksi.

Analisis usaha dilakukan dengan menghitung keuntungan yang diperoleh, R/C

rasio, harga pokok produksi (HPP), dan Break Event Point (BEP). Asumsi yang

digunakan dalam usaha ini adalah menggunakan 200 bak dan 10 siklus dengan

masa pemeliharaan 30 hari. Asumsi kelangsungan hidup yang digunakan adalah

studi kasus dari nilai kelangsungan hidup yang didapatkan selama penelitian.

Efisiensi ekonomi usaha pendederan Lobster Air Tawar disajikan pada Tabel 4.

Hari ke-Perlakuan

(ekor/m2)Suhu (0C) DO(mg/l) pH

Alkalinitas

(mg/l CaCo3)

Kesadahan

(mg/l CaCo3)

Amoniak

(mg/l)

Nitrit

(mg/l)

0

100 30,7 6,74 7,3 34 132,97 0,0053 0,041

125 30,6 6,20 7,3 40 147,74 0,0098 0,088

150 29,8 7,30 7,1 40 132,97 0,0029 0,092

175 29,7 5,40 7,2 40 132,97 0,0032 0,092

15

100 26,5 6,12 7,2 16 147,74 0,0088 0,023

125 26,9 6,40 7,2 20 118,19 0,0134 0,012

150 26,4 5,44 7,1 20 118,19 0,0097 0,027

175 26 5,44 7,2 20 147,74 0,0196 0,063

30

100 30,4 6,24 7,9 32 132,97 0,0197 0,016

125 30,7 6,30 7,9 28 118,19 0,0106 0,006

150 29,7 5,86 7,5 32 132,97 0,0145 0,027

175 29,7 5,24 7,5 24 103,42 0,0143 0,081

Page 26: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

14

Tabel 4. Efisiensi ekonomi Lobster air tawar Cherax quadricarinatus selama 30 hari pemeliharaan dengan padat penebaran 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 (dalam ribuan rupiah)

No Komponen 100 ekor/m2 125 ekor/m2 150 ekor/m2 175 ekor/m2

1 Penerimaan

Grade A 336.000 348.000 370.666 350.666

Grade B 335.466 538.966 521.700 717.800

Grade C 190.400 205.133 324.133 312.800

Total penerimaan 861.866 1.092.100 1.216.500 1.381.266

2 Investasi

Pembuatan bak 100.000 100.000 100.000 100.000

Blower 10.000 10.000 10.000 10.000

Paralon 480 480 480 480

Selang aerasi 110 110 110 110

Batu aerasi 300 300 300 300

Pengatur aerasi 130 130 130 130

Selang sifon 200 200 200 200

Keranjang 500 500 500 500

Total investasi 111.720 111.720 111.720 111.720

3 Pengeluaran

Biaya tetap

Listrik 9.600 9.600 9.600 9.600

Gaji pegawai 28.800 28.800 28.800 28.800

Gaji manajer 18.000 18.000 18.000 18.000

Penyusutan 11.566 11.566 11.566 11.566

Total biaya tetap 67.966 67.966 67.966 67.966

Biaya variable

Biaya benih 450.000 562.500 675.000 787.500

Biaya pakan

Pelet 5.249,828 6.736,902 9.437,211 9.349,192

Cacing 6.913,202 8.896,418 12.484,026 12.365,194

Wortel 4.254,129 5.492,332 7.637,007 8.377,187

Total biaya variabel 466.417,159 583.625,652 704.558,244 817.591,573

4 Total Pengeluaran 534.383,159 651.591,652 772.524,244 885.557,573

5 Profit 327.483,507 440.508,348 443.975,756 495.709,094

6 R/C rasio 1,61 1,68 1,57 1,56

7 HPP 1.168,03 1.112,02 1.175,49 1.191,21

8 BEP 69.285,781 69.306,672 73.889,571 166.548,373

Page 27: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

15

Total penerimaan diperoleh dari jumlah lobster dikalikan dengan harga

produksi. Jumlah lobster saat panen dibagi ke dalam 3 ukuran yaitu diatas 1,8 inch

(> 4,572 cm) disebut grade besar (A), 1,5-1,8 inch (3,81-4,572 cm) disebut grade

sedang (B), dan dibawah 1,5 inch (< 3,81 cm) disebut grade kecil (C). Harga

benih lobster berturut-turut adalah Rp 2.000,00 ; Rp 1.850,00 ; dan Rp 1.700,00.

Penerimaan pada masing-masing perlakuan adalah Rp 861.866.000,00 untuk

perlakuan 100 ekor/m2, Rp 1.092.100.000,00 untuk perlakuan 150 ekor/m2, Rp

1.216.500.000,00 untuk perlakuan 150 ekor/m2, dan Rp 1.381.266.000,00 untuk

perlakuan 175 ekor/m2.

Biaya yang dikeluarkan dalam pendederan lobster air tawar terdiri dari 2

komponen yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya

listrik, gaji pegawai, dan penyusutan. Biaya tetap pada semua perlakuan

jumlahnya sama yaitu Rp 67.966.000,00. Biaya variabel terdiri dari biaya benih

dan pakan. Biaya variabel pada masing-masing perlakuan adalah Rp

466.417.159,00 untuk perlakuan 100 ekor/m2, Rp 583.625.652,00 untuk perlakuan

125 ekor/m2, Rp 704.558.244,00 untuk perlakuan 150 ekor/m2, dan Rp

817.591.573,00 untuk perlakuan 175 ekor/m2.

Tabel 4. menunjukan biaya total yang dikeluarkan semakin tinggi seiring

dengan meningkatnya padat penebaran. Walaupun demikian, terjadi peningkatan

penerimaan dengan meningkatnya padat penebaran. Hubungan biaya total dan

penerimaan ditunjukkan oleh Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan biaya total dan penerimaan pada pendederan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)

Page 28: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

16

3.2 Pembahasan

Kegiatan pendederan lobster yang dilakukan secara intensif atau dengan

kepadatan yang tinggi memerlukan pakan yang baik untuk pertumbuhannya.

Pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai nutrisi yang lengkap. Kebutuhan

nutrisi lobster pada penelitian ini tercukupi melalui pemberian pelet, cacing, dan

wortel.

Pemberian pakan terutama pakan pelet akan berpotensi menurunkan

kualitas air media pemeliharaan. Pakan yang tidak tercerna oleh lobster

dikeluarkan menjadi feses dan pakan yang tidak termetabolisir dikeluarkan dalam

bentuk urine. Semakin tinggi kepadatan ikan, maka feses dan urine yang

dikeluarkan akan semakin banyak. Sisa pakan dan buangan metabolit yang

terdapat di dasar wadah merupakan komponen yang dapat memicu peningkatan

ammonia (Boyd, 1990). Ammonia akan berbahaya bagi organisme yang

dipelihara karena bersifat racun. Kegiatan penyifonan dan pergantian air secara

berkala mampu mengurangi konsentrasi ammonia dalam perairan.

Metabolisme pada ikan merupakan proses yang terjadi di dalam tubuh.

Karena proses metabolisme membutuhkan energi, sedangkan penyaringan energi

dari makanan membutuhkan oksigen maka laju metabolisme dapat diduga dari

laju konsumsi oksigen (Fujaya, 2004). Proses perombakan feses dan sisa pakan

oleh mikroba juga memerlukan oksigen. Dengan demikian akan terjadi persaingan

antara ikan dan mikroba dalam mendapatkan oksigen. Aerasi yang diberikan pada

setiap bak pemeliharaan mampu menyuplai oksigen yang cukup untuk

kelangsungan hidup lobster air tawar. Selain itu, proses fotosintesis yang

berlangsung pada tanaman kapu-kapu memungkinkan adanya penambahan

kandungan oksigen melalui difusi. Oksigen terlarut merupakan faktor yang

menentukan dalam budidaya perikanan yang intensif, keberhasilan dan kegagalan

pemeliharaan ikan sering tergantung kepada kemampuan petani untuk mengatasi

masalah oksigen terlarut yang rendah (Boyd, 1990).

Nilai kelangsungan hidup pada penelitian ini berkisar antara 71,17 %

hingga 78,13 %. Walaupun tingkat kelangsungan hidup yang cenderung menurun

dengan semakin tingginya padat penebaran, ternyata setelah dilakukan analisis

Page 29: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

17

ragam, peningkatan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap

kelangsungan hidup lobster. Hal ini berkaitan dengan kualitas air pada percobaan

yang masih bisa ditoleransi oleh lobster. Kemampuan lobster untuk bertahan

hidup dan tumbuh dipengaruhi oleh kualitas air media pemeliharaan.

Pada penelitian ini lobster yang ditebar berukuran panjang 3,14+0,20 cm

dengan bobot 0,768+0,181 gram. Setelah 30 hari pemeliharaan lobster mengalami

pertumbuhan menjadi panjang 4,75+0,17 cm dengan bobot 3,198+0,352 gram.

Peningkatan padat penebaran tidak diikuti dengan perbedaan pertumbuhan harian

dan panjang mutlak. Hal ini bisa terlihat dari nilai laju pertumbuhan harian yang

berkisar antara 3,81% hingga 6,1 % dan panjang mutlak yang berkisar antara 1,29

cm hingga 1,96 yang tidak berpengaruh nyata setelah dilakukan analisis ragam.

Hal ini terkait dengan kemampuan lobster dalam memanfaatkan pakan yang

ditebar secara merata dan sampai kepadatan 175 ekor/m2 wadah pemeliharaan

masih mendukung lobster untuk tumbuh. Menurut Hepher dan Pruginin (1981)

pada ikan, peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan

jika jumlah pakan, oksigen terlarut, serta buangan metabolit tidak mampu

disesuaikan sehingga menghambat pertumbuhan. Pada penelitian ini, penurunan

pertumbuhan dapat diatasi dengan pemberian pakan dan oksigen terlarut yang

cukup.

Pertumbuhan pada lobster air tawar tidak akan terjadi tanpa didahului oleh

pergantian kulit (moulting). Oleh karena itu, pertumbuhan lobster air tawar

bersifat diskontinu karena hanya terjadi setelah moulting, yaitu pada saat

eksoskeleton (kerangka luar) belum mengeras sempurna (Iskandar, 2003).

Frekuensi ganti kulit udang dipengaruhi oleh umur dan makanan yaitu jumlah dan

mutu makanan yang diserap. Udang yang makanannya berkualitas baik dalam

jumlah yang banyak akan lebih cepat mengalami pergantian kulit daripada

makanannya sedikit ataupun yang kualitasnya kurang baik (Ling, 1976).

Kombinasi pakan yang terdiri dari pelet, Oligochaeta, dan wortel cukup

efektif dalam meningkatkan pertumbuhan lobster. Pelet yang digunakan adalah

pelet komersil yang kandungan proteinnya cukup tinggi yaitu 40 %. Menurut

Sukmajaya (2003) standar kandungan protein dalam pakan yang diberikan pada

lobster air tawar memiliki nilai optimum 35-40%. Oligochaeta diketahui memiliki

Page 30: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

18

kandungan nutrisi penting seperti vitamin, karbohidrat, lemak dan protein sekitar

50 hingga 60%. Dengan kandungan nutrisi demikian, cacing sutera tergolong

pakan alami yang baik sebagai sumber pakan lobster air tawar (Anonim, 2011).

Menurut Marian dan Pandian (1984) Oligochaeta merupakan salah satu makanan

yang paling baik dan murah untuk ikan, udang, dan katak. Oleh karena itu lobster

yang diberi pakan cacing sutera tumbuh dengan cepat. Wortel memiliki

kandungan karbohidrat yang cukup baik. Karbohidrat merupakan sumber energi

yang murah dan dapat menggantikaan atau menghemat penggunaan protein

(protein sparring effect) yang lebih mahal sebagai sumber energi (Millamena et.

al., dalam SEAFDEC, 2002)

Pengaruh padat penebaran yang berbeda pada setiap perlakuan

berpengaruh terhadap keragaman ukuran yang dihasilkan. Lobster yang ditebar

dengan ukuran yang sama, setelah dipelihara selama 30 hari menghasilkan 3

ukuran yang berbeda yaitu grade besar (A), grade sedang (B), dan grade kecil

(C). Lobster yang dipelihara dengan kepadatan yang lebih rendah akan

menghasilkan grade besar dengan presentase lebih tinggi dan grade sedang

dengan presentase yang lebih rendah. Sedangkan lobster yang dipelihara dengan

kepadatan yang lebih tinggi akan mengahasilkan grade besar dengan presentase

lebih rendah dan grade sedang dengan presentasi yang lebih tinggi. Adanya

keragaman ukuran ini disebabkan oleh persaingan antara lobster dalam

mendapatkan makanan dan wilayah teritorialnya.

Pada budidaya lobster dengan kepadatan yang cukup tinggi (intensif),

peningkatan padat penebaran akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan pakan,

oksigen, dan kotoran (metabolit dan sisa pakan). Menurut Hepher dan Pruginin

(1981), selama oksigen dan pakan terpenuhi dan keberadaan metabolit dapat

dikendalikan, ikan akan dapat tumbuh sesuai kapasitasnya (maksimal). Akibat

dari persaingan akan terasa apabila persediaan makanan tidak mencukupi, apabila

ketersediaan makanan terpenuhi, penggunaan sumber makanan yang sama tidak

akan terasa akibatnya.

Padat penebaran lobster yang tinggi akan mengakibatkan penurunan

kualitas air, persaingan makanan, dan persaingan tempat perlindungan (shelter).

Pengelolaan kulitas air yang dilakukan dengan melakukan penyifonan dan

Page 31: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

19

pergantian air serta keberadaan aerasi untuk mempertahankan kandungan

oksigen terlarut cukuf efektif untuk mempertahankan kualitas air dalam kisaran

yang masih bisa ditoleransi oleh lobster untuk hidup dan tumbuh. Menurut Boyd

(1982), pergantian air dapat mengurangi muatan unsur hara dan mengencerkan

konsentrasi ammonia dan nitrit. Pergantian air merupakan satu diantara teknik

pengelolaan air yang efektif untuk melindungi ikan dari daya racun ammonia dan

nitrit.

Kualitas air selama pemeliharaan berada dalam kisaran yang masih bisa

ditoleransi oleh lobster untuk tumbuh dan hidup. Kisaran suhu berada antara 260

hingga 30,70 C. Menurut Rouse (1977) Cherax jenis redclaw mengalami

pertumbuhan terbaik pada suhu 240 hingga 290C. Walaupun dalam beberapa

media pemeliharaan suhunya berada diatas kisaran optimum, akan tetapi kisaran

tersebut masih layak untuk pemeliharaan lobster. Suhu mengalami fluktuasi

harian yang cukup tinggi dengan kondisi penelitian yang dilakukan dalam bak

terbuka (outdoor). Hal ini terkait dengan kondisi cuaca yang selalu berubah-ubah

setiap harinya. Untuk mengatasi hal ini, pada setiap media pemeliharaan lobster,

ditambahkan tanaman air kapu-kapu (Pistia stratiotes). Tanaman kapu-kapu

berfungsi sebagai media untuk menahan sengatan cahaya matahari yang

berlebihan (Anonim, 2011). Adanya kapu-kapu mampu menjaga suhu wadah

pemeliharaan dalam kisaran yang bisa ditoleransi oleh lobster.

Kandungan oksigen terlarut (DO) merupakan faktor penting yang harus

dijaga dalam pemeliharaan lobster selama penelitaian berlangsung. Pemberian

aerasi cukup efektif mempertahankan kandungan oksigen terlarut setiap perlakuan

dalam kisaran normal untuk mendukung kelangsungan hidup lobster air tawar

yaitu berkisar antara 5,4 hingga 7,3 mg/l. Menurut Boyd (1982), kisaran nilai

optimum oksigen terlarut bagi pertumbuhan crustacea adalah 5 mg/l. Meskipun

demikian, kandungan oksigen telarut 4,21 hingga 5,43 mg/l masih dapat

memberikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang baik.

Ammonia merupakan parameter kualitas air yang penting untuk

diperhatikan terkait dengan pertumbuhan lobster. Boyd (1990) menyatakan

bahwa keberadaan amonia mempengaruhi pertumbuhan karena mereduksi

masuknya O2 yang disebabkan rusaknya insang sehingga menambah energi untuk

Page 32: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

20

keperluan detoksifikasi, mengganggu proses osmoregulasi dan mengakibatkan

kerusakan fisik pada jaringan. Mosigh (1998) menyatakan bahwa lobster air tawar

dapat mentoleransi ammonia pada kisaran 0,5 mg/l. Pada awal pemeliharaan,

kandungan ammonia media pemeliharaan berada`dalam kisaran 0,0028 hingga

0,0097 mg/l. Seiring dengan berjalannya waktu, terjadi peningkatan kandungan

ammonia yang disebabkan oleh buangan metabolit dan sisa pakan yang tidak

termakan oleh lobster. Pengecekan kualitas air pada pertengahan pengamatan

menunjukan kandungan berkisar antarra 0,0087 hingga 0,019 mg/l. Pengecekan

kualitas air pada akhir pengamatan menunjukan kandungan ammonia yang

berkisar antara 0,010 hingga 0,019 mg/l.

Walaupun terjadi peningkatan ammonia, pergantian air yang dilakukan

cukup efektif mempertahankan nilai ammonia pada kisaran yang masih bisa

ditoleransi oleh lobster. Selain itu, tanaman air kapu-kapu dapat menyerap zat

racun yang dikeluarkan oleh kotoran dan urine ikan (Anonim, 2011). Dalam hal

ini tanaman air sangat efektif untuk mengontrol pertumbuhan lumut sehingga

serapan hara untuk ikan dapat maksimal. Walaupun pada beberapa bak

pengamatan kandungan ammonia cenderung meningkat, efek toksisitas dapat

dikurangi dengan kandungan oksigen yang tinggi melalui aerasi.

Kandungan alkalinitas selama masa pemeliharaan berkisar antara 16

hingga 40 mg/l mampu menyangga pH pada kisaran 7,1 hingga 7,9 sedangkan

kandungan kesadahan selama masa pemeliharaan berkisar antara 103,42 mg/l

hingga 147,74 mg/l. Alkalinitas dan kesadahan berkaitan dengan kandungan

kalsium, mineral tersebut terutama dibutuhkan saat lobster mengalami moulting

untuk mempercepat pembentukan dan pengerasan eksoskeleton. Sesuai dengan

pendapat Holiday (1965) yang menyatakan bahwa dengan makin tingginya

kandungan kalsium (Ca) pada media akan mendorong proses pembentukan serta

pengerasan kulit udang. Mineral kalsium berfungsi dalam tubuh udang dalam

membantu proses metabolisme, pengaturan tekanan osmosis serta pembentukan

kulit tubuh. Kandungan alkalinitas dan kandungan pH dalam pemeliharaan lobster

air tawar masih berada dalam kisaran normal. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Mosigh (1998), lobster air tawar dapat hidup pada kisaran pH 6

hingga 9 dan memiliki kisaran optimum pH 7 hingga 8,5. Menurut Rouse (1997),

Page 33: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

21

lobster mengalami pertumbuhan terbaik pada kisaran alkalinitas dan kesadahan

berkisar antara 20 hingga 300 mg/l.

Hasil percobaan pada penelitian ini menunjukkan kinerja produksi yang

lebih baik dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Irawan (2007) dan

Tanribali (2007) melakukan percobaan padat penebaran lobster dengan sistem

resirkulasi. Hasil percobaan Irawan menunjukkan bahwa perlakuan padat

penebaran 50 ekor/m2 mencapai kinerja produksi yang terbaik dengan tingkat

kelangsungan hidup mencapai 92,59% dan laju pertumbuhan harian 0,707%.

Sedangkan pada percobaan Tanribali (2007) kinerja produksi terbaik diperoleh

sampai kepadatan 100 ekor/m2 dan rasio shelter 1 dengan tingkat kelangsungan

hidup yang mencapai 83,33% dan laju pertumbuhan harian 4,19%.

Nilamsari (2007) dan Sumbaga (2009) melakukan percobaan padat

penebaran lobster dengan pergantian air. Hasil percobaan Nilamsari (2007)

menunjukkan kinerja produksi terbaik dicapai sampai kepadatan 70 ekor/m2

dengan tiingkat kelangsungan hidup mencapai 85,71% dan laju pertumbuhan

harian 3,86%. Sedangkan pada percobaan Sumbaga (2009), sampai kepadatan 125

ekor/m2 kinerja produksi masih tinggi dengan tingkat kelangsungan hidup yang

mencapai 73,81% dan laju pertumbuhan harian 3,97%.

Secara bioteknis, penelitian ini masih optimal sampai kepadatan 175

ekor/m2. Namun, perlu dilakukan analisis usaha untuk mengetahui perlakuan yang

paling efisien secara ekonomi yang dapat diterapkan pada usaha pendederan

lobster air tawar.

Total penerimaan terbesar diperoleh pada perlakuan 175 ekor/m2 yaitu Rp

1.381.266.667,00 dan biaya total yang dikeluarkan adalah Rp 885.557.573,00.

Sehingga keuntungan yang didapat pada perlakuan ini adalah Rp 495.709.094,00.

Besarnya penerimaan yang didapatkan dari hasil penjualan lobster ditentukan oleh

tingkat kelangsungan hidup, ukuran panjang benih, dan padat penebaran. Semakin

tinggi tingkat kelangsungan hidup, maka penerimaan yang akan diterima pun akan

semakin tinggi. Padat penebaran akan mempengaruhi ukuran lobster yang

dihasilkan. Semakin tinggi padat penebaran, maka penerimaan meningkat karena

jumlah ikan yang akan dihasilkan semakin banyak.

Walaupun keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan 175 ekor/m2,

Page 34: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

22

R/C rasio terbesar diperoleh pada padat penebaran 125 ekor/m2 yaitu sebesar 1,69,

berarti setiap 1 rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar

1,69. Hal ini disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan pada perlakuan 125 ekor/m2

lebih efisien dibandingkan dengan perlakuan 175 ekor/m2. Harga pokok produksi

(HPP) pada perlakuan dengan padat penebaran 125 ekor/m2 nilainya paling

rendah yaitu Rp 1.183,59, artinya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1

ekor lobster adalah Rp 1.183,59. Break Event Point (BEP) pada semua perlakuan

berada dibawah nilai penerimaan, sehingga usaha pendederan Lobster Air Tawar

pada semua perlakuan berada pada titik untung. BEP yang terbaik diperoleh pada

perlakuan 125 ekor/m2 yaitu sebesar Rp 146.045.237,00 karena nilainya paling

rendah. Metode Break Event Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan

produksi sama dengan biaya produksi, sehingga pengeluaran sama dengan

pendapatan. BEP atau analisis ttitk impas adalah suatu alat analisis yang

digunakan untuk mengetahui sampai batas mana kegiatan usaha yang dijalankan

masih mendatangkan keuntungan (Rahardi et. al., 2005).

Hasil analisis usaha diatas menunjukkan padat penebaran 125 ekor/m2

merupakan perlakuan terbaik ditinjau dari efisiensi ekonomi. Walaupun

keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan 175 ekor/m2, akan tetapi R/C rasio,

HPP, dan BEP terbaik diperoleh pada perlakuan dengan padat penebaran 125

ekor/m2.

Page 35: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Hasil pemeliharaan lobster air tawar Cherax quadricarinatus dengan

ukuran panjang 3,14+0,20 cm dan bobot 0,768+0,181 gram selama 30 hari

menunjukkan perlakuan dengan padat penebaran 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2

tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap kelangungan hidup, laju pertumbuhan

harian, dan pertumbuhan panjang mutlak. Hasil analisis efisiensi ekonomi

menunjukkan keuntungan semakin tinggi dengan meningkatnya padat penebaran

tetapi R/C rasio, HPP, dan BEP terbaik dicapai pada perlakuan dengan padat

penebaran 125 ekor/m2.

4.2 Saran

Secara bioteknis padat penebaran pada pendederan lobster air tawar masih

bisa ditingkatkan dengan frekuensi atau persentase pergantian air yang lebih

banyak.

Page 36: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Manfaat Tanaman Air. http:www.wikipedia.com[28 Februari 2011]

Anonim, 2011. Budidaya Cacing Sutera (Tubifex sp). http:www.wikipedia.com[28 Februari 2011]

Anonim, 2011. Kandungan Nutrisi Wortel. http.wikipedia.com [28 Februari 2011]

Barki, A.,Karplus, I., Manor, R.,Parnes, S., 2005. Growth of Red Claw Crayfish (Cherax quadricarinatus) in a Three – Dimensional Compartment System : Does a Neighbor Water?. Department of Life Science and The National Institute for Biotechnology in The Negev, Ben – Gurion University of The Negev. Israel.

Boyd, C.E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn University. Alabama.

Effendie, M.I., 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Effendi, I., 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Fujaya, Y., 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta, Jakarta.

Goddard. S., 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall, New York.

Hepher, B. and Pruginin, Y., 1981. Commercial Fish Farming with Special Reference to Fish Culture in Israel. John Willey and Sons, New York.

Holiday, R. G., 1965. Growth in The Biology Crustacea, Vol 2 Academic Press. New York.

Huisman. E.A., 1987. The Principles of Fish Culture Production. Department of Aquaculture. Wageningen University, Netherland.

Irawan, D. Y., 2007. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) pada Sistem Resirkulasi dengan Kepadatan Berbeda. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Iskandar, 2003. Budidaya Lobster Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta

Page 37: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

25

Ling, Sw., 1976. A General Account on the Biology of the Giant Fresh Water Prawn Macrobrachium rosenbergii and Method for its Rearing and Culturing. FAQ. 18p

Marian, M. P. and Pandian, T. J., 1984. Culture and Harvesting Technique for Tubifex Tubifex. School of Biological Science, Madurai Kamaraj University India.

Martin, J.D., Petty, J.W., Keown, A.J.,Scott, D.F., 1991. Basic Financial Management 5th edition. Prentice Hall Inc. New Jersey

Millamena O. M., R. M. Colloso, and F.P. Pascual. 2002. Nutrition in Tropical Aquaculture. SEAFDEC. Philipines, 221 pp. p:127

Mosigh, J., 1998. The Australian Yabby Farmer. 2th edition. Australia. Lanklink Press.

Nilamsari, D., 2007. Pengaruh Perbedaan Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Rahardi, F., Kristiawati, R., Nazarudin., 1998. Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rouse, D. B.,1997. Production of Australian Red Claw Crayfish. Auburn University. Alabama. USA

Soekartawi. 1981. Manajemen Penelitian Usaha Tani untuk Pengembangan Petani Kecil. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Stell, G. D., Torrie, J. H., 1981. Prinsip – Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sukmajaya, Y. dan I. Suharjo., 2003. Lobster Air Tawar Komoditas Perikanan Prospektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sumbaga, E., 2009. Pengaruh Padat Penebaran 75, 100, 125 ekor/m2 dan Rasio Shelter 1 dan 0,5 Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air TAwar (Cherax quadricarinatus). [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Tanribali., 2007. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) Pada Sistem Resirkulasi dengan Padat Penebaran dan Rasio Shelter yang Berbeda. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Page 38: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

LAMPIRAN

Page 39: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

27

Lampiran 1. Denah penelitian

A106 A105 A104 A103 A102 A101

150 ekor/m2 ulangan 2

100 ekor/m2 ulangan 1

150 ekor/m2 ulangan 1

125 ekor/m2 ulangan 3

150 ekor/m2 ulangan 3

175 ekor/m2 ulangan 1

125 ekor/m2 ulangan 1

175 ekor/m2 ulangan 3

125 ekor/m2 ulangan 2

100 ekor/m2 ulangan 2

175 ekor/m2 ulangan 2

100 ekor/m2 ulangan 3

A82 A83 A84 A85 A86 A87

Page 40: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

28

Lampiran 2. Data sampling berat rata-rata (gram) lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)pada perlakuan 100,125,150,dan 175 ekor/m2 selama 30 hari pemeliharaan

Perlakuan UlanganHari ke-

∆ b0 10 20 30

100 ekor /m2

1 0,69 1,29 1,49 3,19 2,52 0,95 1,73 1,93 2,92 1,973 0,58 1,72 1,79 3,66 3,08rataan 0,77 1,73 1,86 3,29 2,53sd 0,26 0,01 0,10 0,52 0,56

125 ekor /m2

1 0,54 1,61 2,16 3,11 2,572 0,75 1,63 1,95 2,71 1,963 1 1,95 2,13 3,44 2,44rataan 0,76 1,73 2,08 3,09 2,32sd 0,23 0,19 0,11 0,37 0,32

150 ekor /m2

1 1,07 1,81 2,23 3,73 2,662 0,89 1,79 2,61 3,62 2,733 0,83 1,95 2,29 3,18 2,35rataan 0,93 1,85 2,38 3,51 2,58sd 0,12 0,09 0,20 0,29 0,20

175 ekor /m2

1 0,53 1,36 1,77 3,01 2,482 0,69 1,36 1,72 2,86 2,173 1,01 1,9 2,26 3,37 2,36rataan 0,74 1,54 1,92 3,08 2,34sd 0,24 0,31 0,30 0,26 0,16

Page 41: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

29

Lampiran 3. Data sampling panjang rata-rata (cm) lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)pada perlakuan 100,125,150, dan 175 ekor/m2 selama 30 hari pemeliharaan

Perlakuan UlanganHari ke

∆ pt0 10 20 30

100 ekor /m2

1 2,89 3,58 3,83 4,73 1,842 3,23 3,85 4,03 4,61 1,383 3,02 3,84 4,25 4,92 1,90rataan 3,13 3,85 4,14 4,77 1,64sd 0,15 0,01 0,16 0,22 0,28

125 ekor /m2

1 2,82 3,86 4,19 4,56 1,742 3,23 3,93 4,17 4,52 1,293 3,37 4,07 4,24 4,94 1,57rataan 3,14 3,95 4,20 4,67 1,53sd 0,29 0,11 0,04 0,23 0,23

150 ekor /m2

1 3,4 3,82 4,38 4,9 1,502 3,25 3,96 4,45 5 1,753 3,21 4,07 4,26 4,66 1,45rataan 3,29 3,95 4,36 4,85 1,57sd 0,10 0,13 0,10 0,17 0,16

175 ekor /m2

1 2,83 3,62 4 4,8 1,972 3,06 3,65 3,92 4,52 1,463 3,48 4 4,49 4,8 1,32rataan 3,12 3,76 4,14 4,71 1,58sd 0,33 0,21 0,31 0,16 0,34

Page 42: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

30

Lampiran 4. Zat gizi pakan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)

Zat gizi Jenis pakan

Pelet udang (a) Cacing sutera (b) Wortel ( dalam 100 gram)(c)Kadar protein 40% 41,1 % 1,2 gramKadar lemak 5% 20,9% 0,3 gramKadar air 3%Kadar abu 16% 6,7%Serat kasar 11% 1,3%BETN 30%Karbohidrat 9,3 gramVitamin A 2813 ugKalori 42 kalCa 0,039 gramP 0,037 gramFe 0,8 gramVitamin C 0,006 gramVitamin B1 0,00006 gramKaroten 0,012 gramSumber : (a). Label data pakan Feng-li (b). Lab. Pakan Ternak Univ. Airlangga, 2009, dan (c). United States

Department of Health and Human Service, 2004

Lampiran 5. Tingkat kelangsungan hidup (%) Cherax quadricarinatus selama pemeliharaan 30 hari

Ulangan 100 ekor/m2 125 ekor/m2 150 ekor/m2 175 ekor/m2

1 84,67 77,33 76,44 69,142 68,00 77,87 70,22 65,903 78,00 79,20 72,67 78,48rata-rata 76,89 + 7.07a 78,13 + 0.96 a 73,11 + 3.13 a 71,17 + 6.53 a

keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standard deviasi yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata perlakuan padat tebar (p > 0.05)

Lampiran 6. Analisis statistik data kelangsungan hidup

AnovaSumber keragaman JK Db KT F hit PPerlakuan 94,456 3 31,485 1,017 0,434Sisa 247,61 8 30,951Total 342,066 11Kesimpulan : P > 0.05 berarti perlakuan padat penebaran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap

laju pertumbuhan harian

Page 43: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

31

Lampiran 7. Laju pertumbuhan harian (%) Cherax quadricarinatus selama pemeliharaan 30 hari

Ulangan 100 ekor/m2 125 ekor/m2 150 ekor/m2 175 ekor/m2

1 5,34 5,85 4,45 6,102 3,81 4,38 4,79 5,123 6,46 4,31 4,32 4,50rata-rata 5,20 + 1.33a 4,85 + 0.24a 4,52 + 0.24a 5,24 + 0.81a

Keterangan : Huruf superscript dibelakang nilai standard deviasi yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata perlakuan padat tebar (p > 0.05)

Lampiran 8. Analisis statistik data laju pertumbuhan harianAnova

Sumber Keragaman JK Db KT F hit PPerlakuan 1,031 3 0,344 0,425 0,740Sisa 6,471 8 0,809Total 7,503 11

Kesimpulan : p > 0.05 berarti perlakuan padat penebaran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap

laju pertumbuhan harian

Lampiran 9. Pertambahan panjang mutlak (cm) Cherax quadricarinatus selama pemeliharaan 30 hari

Ulangan 100 ekor/m2 125 ekor/m2 150 ekor/m2 175 ekor/m2

1 1,84 1,74 1,52 1,962 1,44 1,29 1,75 1,463 1,90 1,58 1,45 1,37rata-rata 1,73 + 0.25a 1,54 + 0.23a 1,57 + 0.16a 1,58 + 0.34a

keterangan : huruf superscript dibelakang nilai standard deviasi yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

perlakuan padat tebar (p > 0.05)

Lampiran 10. Analisis statistik data pertambahan panjang mutlakAnovaSumber keragaman JK Db KT F hit PPerlakuan 0,061 3 0,020 0,341 0,796Sisa 0,480 8 0,060Total 0,542 11

Kesimpulan : p > 0.05 berarti perlakuan padat penebaran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan

panjang mutlak

Page 44: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

32

Lampiran 11. Data kualitas air selama penelitian

Lampiran 12. Keragaman ukuran Cherax quadricarinatus selama pemeliharaan 30 hari

Perlakuan Grade (ekor) Grade (%)

SR (%)Ulangan A B C A B C

100 ekor /m2

1 92 103 59 36,22 40,55 23,23 84,672 82 83 39 40,20 40,69 19,12 68,003 78 86 70 33,33 36,75 29,91 78,00rataan 36,76 38,72 24,52 76,89sd 4,85 2,78 7,63 7,07

125 ekor /m2

1 85 166 39 29,31 57,24 13,45 77,332 60 149 83 20,55 51,03 28,42 77,873 116 122 59 39,06 41,08 19,87 79,20rataan 29,64 49,78 20,58 78,13sd 9,26 8,15 7,51 0,96

150 ekor /m2

1 117 132 95 34,01 38,37 27,62 76,442 94 129 93 29,75 40,82 29,43 70,223 67 162 98 20,49 49,54 29,97 72,67rataan 28,08 42,91 29,01 73,11sd 6,91 5,87 1,23 3,13

175 ekor /m2

1 66 216 81 18,18 59,50 22,31 69,142 78 167 101 22,54 48,27 29,19 65,903 119 199 94 28,88 48,30 22,82 78,48rataan 23,20 52,02 24,77 71,17Sd 5,38 6,48 3,83 6,53

Hari ke- Perlakuan(ekor/m2) Suhu (0C) DO(mg/l) pH Alkalinitas

(mg/l CaCo3)Kesadahan(mg/l CaCo3)

Ammonia(mg/l)

Nitrit (mg/l)

0

100 30,7 6,74 7,3 34 132,97 0,0053 0,041

125 30,6 6,20 7,3 40 147,74 0,0098 0,088

150 29,8 7,30 7,1 40 132,97 0,0029 0,092

175 29,7 5,40 7,2 40 132,97 0,0032 0,092

15

100 26,5 6,12 7,2 16 147,74 0,0088 0,023

125 26,9 6,40 7,2 20 118,19 0,0134 0,012

150 26,4 5,44 7,1 20 118,19 0,0097 0,027

175 26 5,44 7,2 20 147,74 0,0196 0,063

30

100 30,4 6,24 7,9 32 132,97 0,0197 0,016

125 30,7 6,30 7,9 28 118,19 0,0106 0,006

150 29,7 5,86 7,5 32 132,97 0,0145 0,027

175 29,7 5,24 7,5 24 103,42 0,0143 0,081

Page 45: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

33

Lampiran 13. Efisiensi ekonomi Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) selama 30 hari pemeliharaan dengan padat penebaran 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 (dalam ribuan rupiah)

No Komponen100 ekor/m2 125 ekor/m2

u1 u2 u3 rata-rata u1 u2 u3 rata-rata

1 Penerimaan

Grade A 368.000 328.000 312.000 336.000 340.000 240.000 464.000 348.000

Grade B 381.100 307.100 318.200 335.466 614.200 551.300 451.400 538.966

Grade C 200.600 132.600 238.000 190.400 132.600 282.200 200.600 205.133

Total penerimaan 949.700 767.700 868.200 861.866 1.086.800 1.073.500 1.116.000 1.092.100

2 Investasi

Pembuatan bak 100.000 100.000 100.000 100000 100000 100000 100000 100000

Blower 10.000 10.000 10.000 10000 10000 10000 10000 10000

Paralon 480 480 480 480 480 480 480 480

Selang aerasi 110 110 110 110 110 110 110 110

Batu aerasi 300 300 300 300 300 300 300 300

Pengatur aerasi 130 130 130 130 130 130 130 130

Selang sifon 200 200 200 200 200 200 200 200

Keranjang 500 500 500 500 500 500 500 500

Total investasi 111.720 111.720 111.720 111.720 111.720 111.720 111.720 111.720

3 Pengeluaran

Biaya tetap

Listrik 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600

Gaji pegawai 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800

Gaji manajer 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000

Penyusutan 11.566 11.566 11.566 11.566 11.566 11.566 11.566 11.566

Total biaya tetap 67.966 67.966 67.966 67.966 67.966 67.966 67.966 67.966

4 Biaya variable

Biaya benih 450.000 450.000 450.000 450.000 562.500 562.500 562.500 562.500

Biaya pakan

Pelet 4.835,784 5.553,954 5.359,745 5.249,828 6.512,569 6.147,379 7.550,758 6.736,902

Cacing 6.312,387 7.425,635 7.001,584 6.913,202 8.570,218 8.135,807 9.983,227 8.896,417

Wortel 3.914,872 4.447,482 4.400,030 4.254,128 5.399,255 4.990,438 6.087,303 5.492,332

Page 46: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

34

Lampiran 13. Efisiensi ekonomi Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) selama 30 hari pemeliharaan dengan padat penebaran 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 (dalam ribuan rupiah)

5 Total biaya variabel 465.063,044 467.427,072 466.761,360 16.417,159 582.982,043 581.773,625 586.121,288 21.125,652

6 Total pengeluaran 533.029,044 535.393,072 534.727,360 534.383,159 650.948,043 649.739,625 654.087,288 651.591,652

7 Keuntungan 416.670,955 232.306,927 333.472,639 327.483,507 435.851,956 423.760,374 461.912,711 440.508,347

8 R/C rasio 1,78 1,43 1,62 1,61 1,67 1,65 1,71 1,68

9 HPP 1.049,27 1.312,24 1.142,58 1.168,03 1.122,32 1.112,57 1.101,16 1.112,02

10 BEP 133.186,933 173.766,908 146.991,533 151.315,125 146.611,385 148.378,254 143.146,071 146.045,237

Page 47: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

35

Lampiran 13. Efisiensi ekonomi Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) selama 30 hari pemeliharaan dengan padat penebaran 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 (dalam ribuan rupiah)

No Komponen150 ekor/m2 175 ekor/m2

u1 u2 u3 rata-rata u1 u2 u3 rata-rata

1 Penerimaan

Grade A 468.000 376.000 268.000 370.666 264.000 312.000 476.000 350.666

Grade B 488.400 477.300 599.400 521.700 799.200 617.900 736.300 717.800

Grade C 323.000 316.200 333.200 324.133 275.400 343.400 319.600 312.800

Total Penerimaan 1.279.400 1.169.500 1.200.600 1.216.500 1.338.600 1.273.300 1.531.900 1.381.266

2 Investasi

Pembuatan bak 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Blower 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000

Paralon 480 480 480 480 480 480 480 480

Selang aerasi 110 110 110 110 110 110 110 110

Batu aerasi 300 300 300 300 300 300 300 300

Pengatur aerasi 130 130 130 130 130 130 130 130

Selang sifon 200 200 200 200 200 200 200 200

Keranjang 500 500 500 500 500 500 500 500

Total investasi 111.720 111.720 111.720 111.720 111.720 111.720 111.720 111.720

3 Pengeluaran

Biaya tetap

Listrik 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600 9.600

Gaji pegawai 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800

Gaji manajer 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000

Penyusutan 11.566 11.566 11.566 11.566 11.566 11.566 11.566 11.566

Total biaya tetap 67.966 67.966 67.966 67.966 67.966 67.966 67.966 67.966

4 Biaya variabel

Biaya benih 675.000 675.000 675.000 675.000 787.500 787.500 787.500 787.500

Biaya pakan

Pelet 972.452,662 9.920,432 8.666,673 9.437,210 8.606,338 8.759,001 10.682,234 9.349,191

Cacing 12.821,311 13.146,453 11.484,313 12.484,026 11.344,555 11.597,471 14.153,554 12.365,193

Wortel 7.791,697 8.079,903 7.039,420 7.637,007 7.080,123 9.426,554 8.624,883 8.377,187

Page 48: PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR

36

Lampiran 13. Efisiensi ekonomi Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) selama 30 hari pemeliharaan dengan padat penebaran 100, 125, 150, dan 175 ekor/m2 (dalam ribuan rupiah)

5 Total biaya variabel 705.337,535 706.146,789 702.190,406 975.242,430 814.531,018 817.283,027 820.960,671 817.591,572

6 Total Pengeluaran 773.303,535 774.112,789 770.156,406 772.524,243 882.497,018 885.249,027 888.926,671 885.557,572

7 Keuntungan 506.096,464 395.387,210 430.443,593 443.975,756 456.102,981 388.050,972 642.973,328 495.709,093

8 R/C rasio 1,65 1,51 1,56 1,57 1,52 1,44 1,72 1,56

9 HPP 1.123,99 1.224,86 1.177,61 1.175,49 1.215,56 1.279,26 1.078,79 1.191,21

10 BEP 151.474,283 171.545,670 163.720,724 162.246,892 173.601,741 189.776,067 146.450,071 166.548,373