Upload
ngocong
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL 5: TOPIK DAN TESIS________________________________________________________________________
1. PENDAHULUAN
Persiapan untuk menulis sebuah karya ilmiah berbeda dengan
persiapan untuk menulis sebuah berita. Jika kita akan menulis
berita, topik sudah tersedia, yakni hal yang harus diliput.
Tujuan juga jelas, yakni menyajikan informasi yang hangat dan
aktual ke hadapan pembaca. Siapa yang menjadi pembaca
berita atau artikel itu juga sudah jelas.
Tidak demikian halnya dengan karya tulis ilmiah. Sering kali,
sebagai mahasiswa yang mendapat tugas dari pengajar, topik
sudah ditentukan oleh pengajarnya. Akan tetapi, tidak jarang
pula, topik harus ditentukan oleh penulis, dalam hal ini
mahasiswa sendiri, terutama dalam penulisan skripsi atau tugas
akhir. Biasanya, topik yang dipilih berkaitan dengan hal yang
sedang diteliti. Tujuan juga harus jelas karena tujuan penulis
akan berkaitan dengan jenis tulisan yang dihasilkan.
Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah
direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.
Berdasarkan syarat itu, dilakukan pemilihan topik disertai
penetapan tujuan. Kemudian, topik dan tujuan itu dirumuskan
menjadi sebuah tesis yang utuh. Tesis tersebut menjadi awal
dari rangkaian penulisan sebuah karya ilmiah yang sistematis
dan yang direncanakan secara terkendali, konseptual, dan
prosedural. Dengan demikian, akan dihasilkan sebuah tulisan
yang mengandung pandangan dan pembuktian yang tersusun
secara sistematis.
Penyusun Felicia N. Utorodewo 50
KARYA TULIS ILMIAH
Tersusun secara sistematis
Setiap langkah terencana secara terkendali, konseptual, prosedural.
2. TOPIK
Topik sering kali sulit dibedakan dari judul. Sebuah topik atau,
bahkan, sebuah tesis, dapat saja, pada akhirnya, dijadikan judul
tulisan. Akan tetapi, topik tidak sama dengan judul. Tidak
selalu sebuah judul merupakan topik tulisan. Mungkin saja
terjadi bahwa sebuah judul mengandung topik. Mengenai judul
akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan mengenai tema
atau tesis.
Dalam Keraf (1997), dikatakan bahwa topik berasal dari kata
Yunani, topoi. Topoi berarti ‘tempat’. Jadi, kita menempatkan
pokok persoalan atau pembahasan. Oleh karena itu, dalam
tulis-menulis, topik adalah ‘pokok pembicaraan’. Ada empat
syarat pemilihan topik, yaitu
(a) menarik minat penulis,(b) diketahui dan dikuasai oleh penulis,(c) harus cukup sempit dan terbatas, dan(d) sebaiknya, tidak terlalu baru, teknis, atau kontroversial
(khusus untuk penulis pemula)
Topik menarik minat penulis merupakan sebuah persyaratan
yang penting. Tanpa ada minat pribadi penulis, pembahasan
dalam sebuah karya tulis ilmiah tidak akan mendalam dan
tuntas. Penulis dapat kehilangan kemampuan dan kegairahan
mengembangkan gagasan. Oleh karena itu, persyaratan
penting dalam penulisan ilmiah adalah kegairahan dan minat
penulis untuk menguraikan fakta yang ditemukannya dan,
kemudian, menghimpunnya dalam sebuah karya ilmiah. Oleh
karenanya, persyaratan berikutnya juga penting.
Topik diketahui dan dikuasai penulis merupakan penunjang
bagi persyaratan pertama. Tanpa penguasaan dari penulis,
usaha untuk menyusun karya ilmiah akan merupakan beban
Penyusun Felicia N. Utorodewo 51
TOPIK tidak sama dengan JUDUL
TOPIK MENARIK MINAT PENULIS
Topik berasal dari kata Yunani, topoi, yang berarti
‘tempat’.
TOPIK DIKETAHUI DAN DIKUASAI PENULIS
yang berat bagi penulis. Penulis masih harus mempelajari teori
atau penelitian lain. Dengan demikian, penulis akan kehilangan
banyak waktu hanya dalam hal mempersiapkan diri untuk
penguasaan materi. Akibatnya, penulis akan mengalami
kesulitan dalam menetapkan luas cakupan penelitian,
sebagaimana diminta dalam persyaratan berikutnya.
Topik harus cukup sempit dan terbatas merupakan sebuah
persyaratan yang sangat relatif dan bergantung pada
pengetahuan dan kemampuan penulis. Sebuah topik yang
sangat sempit dapat menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah
yang menghabiskan beratus-ratus halaman. Sebaliknya, topik
yang luas tidak menjamin ketebalan sebuah tulisan jika tidak
disertai dengan pemahaman dan penguasaan yang mendalam
mengenai pokok pembicaraan. Sering kali, topik yang luas
juga tidak menjamin ketuntasan pembahasan. Jadi, topik yang
sempit dan terbatas berkaitan erat dengan penguasaan penulis
atas topik yang dipilihnya.
Topik jangan terlalu baru, teknis, atau kontroversial
merupakan persyaratan mutlak bagi penulis pemula. Topik
yang terlalu baru akan menyulitkan seorang penulis pemula
karena kelangkaan pustaka penunjang atau kekurangan data
lapangan. Jika tidak melakukan penelitian yang komprehensif,
penulis akan menghadapi masalah dalam mempertanggung-
jawabkan keilmiahan tulisannya. Untuk penulis pemula,
diharapkan bahwa tulisannya tidak bersifat terlalu teknis.
Maksudnya, jangan sampai penulis tidak menguasai istilah-
istilah dan konsep-konsep yang digunakan dalam tulisannya.
Terakhir, topik jangan terlalu kontroversial. Maksudnya,
jangan sampai seorang penulis pemula memilih sebuah topik
yang kontroversial yang akan menjebaknya dalam polemik
Penyusun Felicia N. Utorodewo 52
TOPIK HARUS CUKUP SEMPIT DAN TERBATAS
TOPIK SEBAIKNYA TIDAK TERLALU BARU, TEKNIS, ATAU KONTROVERSIAL
yang berkepanjangan, tanpa adanya kemampuan dalam diri
penulis untuk mempertahankan diri atau membuktikan
kebenaran pendapatnya.
Meskipun hanya ada empat syarat pemilihan topik, dalam
kenyataannya, proses penemuan topik bukan pekerjaan yang
mudah dan singkat. Jika penulis belum siap dan belum banyak
membaca, proses itu akan memerlukan waktu beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Ada cara bagi seorang penulis untuk menguji topiknya.
Minat pribadi peneliti
Luas cakupan topik
Kapasitas dan pendidikan peneliti
Posisi topik dalam bidang pengetahuan
PENELITI TOPIK
Posisi sosial peneliti
Makna sosial topik
Sumber materiil penulis
Tingkat kesulitan topik
3. TUJUAN
Penyusun Felicia N. Utorodewo 53
Jika selesai memilih topik, langkah berikutnya bagi penulis
adalah menetapkan tujuan penulisan. Menurut Keraf (1997),
tujuan penulisan ada dua, yaitu
(a) sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih
(b) maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan
Jadi, tujuan yang dimaksudkan bukan tujuan topik melainkan
tujuan pribadi penulis. Oleh karenanya, dalam merumuskan
tujuan penulisan, penulis juga harus mempertimbangkan
kepada siapakah tulisan tersebut ditujukan, siapakah
pembacanya. Penetapan pembaca berkaitan dengan moto
“bahasa Indonesia yang baik”. Jika kelompok pembaca
dipertimbangkan, hal itu akan berpengaruh kepada pilihan kata
dalam karya tulis ilmiah itu. Biasanya, sebuah karya ilmiah
telah memiliki kelompok pembaca khusus, sedangkan dalam
penulisan ilmiah populer, pemilihan kata akan lebih bersifat
umum. Berdasarkan penetapan tujuan yang baik, penulis
dengan mudah menetapkan jenis tulisan yang dihasilkannya.
JENIS TULISAN TUJUAN PENULIS
EKSPOSISI (PAPARAN) Memberikan informasi, penjelasan, keterangan, atau pemahaman.
DESKRIPSI (PERIAN) Menggambarkan bentuk objek pengamatan, sifatnya, rasanya, atau coraknya dengan mengandalkan pancaindra dalam proses penguraiannya.
NARASI (KISAHAN) Bercerita baik berdasarkan observasi maupun kumpulan fakta.
ARGUMENTASI (BAHASAN) Meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, membujuk pembaca agar menerima pendapat pribadi penulis berdasarkan pembuktian.
Penyusun Felicia N. Utorodewo 54
TUJUAN(a) sesuatu yang ingin
disampaikan penulis(b) maksud penulis dalam
menguraikan topik
TESIS = TEMA* penggabungan
topik dan tujuan penulis
berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang bertindak sebagai gagasan sentral kalimat tersebut.
(*) Tema untuk laras
umum; Topik untuk
4. TESIS
Langkah berikutnya adalah merumuskan tesis, yakni
menggabungkan topik dan tujuan kita. Tesis sebenarnya sama
dengan tema. Istilah tema digunakan untuk laras karangan
pada umumnya, sedangkan tema bagi tulisan ilmiah disebut
tesis. Dalam laras ilmiah, sebagaimana diuraikan dalam Keraf
(1997), tesis adalah tema bagi laras ilmiah yang berbentuk satu
kalimat dengan topik dan tujuan yang berfungsi sebagai
gagasan sentral kalimat tersebut.
Kata tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti
‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Jadi, tema berarti bahwa
ada ‘sesuatu yang telah diuraikan’ atau ‘sesuatu yang telah
ditempatkan’. Dalam proses penulisan sebuah karya, tema
berarti ‘sebuah perumusan dari topik yang telah dipilih sebagai
landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui
pilihan topik tadi.
Sebuah tesis merupakan perumusan singkat yang mengandung
tema dasar sebuah tulisan dengan satu gagasan sentral yang
menonjol. Jika kita memandangnya dari sudut analisis kalimat,
gagasan sentral dari tesis adalah subjek, predikat, dan objek
(jika ada) atau gagasan sentral adalah gagasan utama kalimat
(dalam hal ini, kalimat tesis). Tesis berbentuk satu kalimat,
dapat berupa kalimat tunggal ataupun kalimat majemuk
bertingkat, tetapi tidak boleh berbentuk kalimat majemuk
setara.
Jadi, dalam merumuskan sebuah tesis, selain persyaratan tema,
harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan
memperhatikan empat hal berikut ini.
Penyusun Felicia N. Utorodewo 55
Tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’.
TEMA adalah sebuah perumusan dari topik yang telah dipilih sebagai landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui pilihan topik tadi.
TESIS(1) harus berupa sebuah
kalimat(2) dapat berupa kalimat
tunggal atau kalimat majemuk bertingkat
(3) tidak boleh berupa kalimat majemuk setara
(4) harus bergagasan sentral(5) tidak mengandung kata
negasi dan kata relatif
1. Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan.
2. Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
3. Tidak boleh berupa kalimat majemuk setara.4. Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama
kalimat tesis.5. tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti
beberapa, hanya, agak.
Kalimat tesis merupakan payung dari keseluruhan jenis tulisan.
Pembagian bab atau pembagian paragraf dalam sebuah karya
tulis merupakan gagasan-gagasan bawahan yang akan
menunjang kalimat tesis tersebut. Kerangka tulisan yang baik
selalu dapat menunjukkan kepada pembaca topik dan tujuan si
penulis.
Sebuah tesis yang baik harus memiliki:
1) kejelasan yang diwujudkan melalui sebuah gagasan sentral yang dapat diikuti oleh perincian dan subordinasinya;
2) kesatuan melalui gagasan sentral yang berada dalam tema yang akan memayungi seluruh karya tulis dan menjaga agar fokus pembicaraan tidak bergeser;
3) perkembangan yang jelas merupakan penyusunan uraian perincian secara logis dan teratur sehingga pembaca akan dengan mudah mengikuti alur berpikir penulis;
4) keaslian dalam hal pemilihan pokok persoalan, sudut pandang, dan pendekatannya sehingga rangkaian kalimat dan pilihan katanya pun akan terlihat keasliannya; dan
5) kecocokan judul menggambarkan tema karangan, tetapi tidak mengungkapkan seluruh isi karangan.
Tesis dan topik bukan judul. Jika topik dan tesis dirumuskan di
awal proses penulisan, sebaliknya, perumusan judul dilakukan
setelah seluruh karangan selesai. Boleh saja, pada akhirnya,
sebuah topik atau tesis menjadi judul, tetapi tidak selalu sebuah
Penyusun Felicia N. Utorodewo 56
SYARAT TESIS YANG BAIK
(1) kejelasan(2) kesatuan(3) perkembangan yang
jelas(4) keaslian(5) kecocokan judul
SYARAT JUDUL1) ringkas,2) provokatif, dan3) relevan dengan isi
topik itu sama dengan judul. Sebuah judul harus memiliki
persyaratan:
1) ringkas, 2) provokatif, dan3) relevan dengan isi.
Penyusun Felicia N. Utorodewo 57
Langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah:
TOPIK + TUJUAN = TESIS
(1)
KERANGKA TULISAN
RAGANGAN OUTLINE
(2)
PENYAJIAN KARYA ILMIAH
(3)
LISAN (4a) TULISAN(4b)
Dengan demikian, terlihat bahwa fungsi sebuah tesis bagi
sebuah tulisan sama dengan fungsi sebuah kalimat topik dalam
sebuah paragraf, yakni memayungi satuan yang lebih luas. Ada
syarat lain yang merupakan syarat khas untuk tesis berkaitan
dengan sifat ilmiahnya, yaitu
a) bersifat terbatas, jika sudah ditetapkan jenis pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan
b) mengandung kesatuan dengan hanya satu gagasan sentral;
c) mengandung ketepatan, yaitu tesis mengandung kata atau istilah yang mengandung satu pengertian yang dapat dipertanggungjawabkan pengertiannya dalam tulisan ilmiahnya kelak.
Jika kalimat topik sudah dapat dirumuskan, kerangka tulisan
dengan mudah disusun dengan kalimat tesis sebagai payung
keseluruhan karangan.
Penyusun Felicia N. Utorodewo 58
SIFAT TESIS
1) bersifat terbatas, jika sudah ditetapkan jenis pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan
2) mengandung kesatuan dengan hanya satu gagasan sentral
3) mengandung ketepatan, yaitu tesis mengandung kata atau istilah yang mengandung satu pengertian yang dapat dipertanggungjawabkan pengertiannya dalam tulisan ilmiahnya kelak
Topikdan
tujuan =
TESIS
KerangkaKarangan
BabPendahuluan
Bab-babisi
Bab penutup
Subbabpendahuluan
SubbabIsi
Subbabpenutup
Subbabpendahuluan
Subbabisi
Subbabpenutup
Subbabpendahuluan
Subbabisi
subbabpenutup
Paragrafpendahuluan
ParagrafIsi
Paragrafpenutup
Paragrafpendahuluan
Paragrafisi
Paragrafpenutup
Paragrafpendahuluan
Paragrafisi
Paragrafpenutup
Kalimatpendahuluan
Kalimatisi
KalimatPenutup
Kalimatpendahuluan
Kalimatisi
Kalimatpenutup
Kalimat pendahuluan
Kalimatisi
Kalimatpenutup
Penyusun Felicia N. Utorodewo 59
5. DAFTAR PUSTAKAAaron, Jane E. 1995. The Little Brown Compact Handbook. New York: Harper Collins
College Publishers.
Akhadiah, Sabarti, Arsjad, Maidar G., dan Ridwan, Sakura H. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Azahari, Azril. 1998. Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Penerbit Univertas Trisakti.
Booth, W.C., Colomb, G.G., dan Williams, J.M. 1995. The Craft of Research. Chicago: The University of Chicago Press.
Brotowidjojo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. (Ed. ke-2). Jakarta: Akademika Pressindo.
Gibaldi, Joseph. 1999. MLA Handbook for Writers of Research Papers. Ed. ke-5. New York: The Modern Language Association of America.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende–Flores: Penerbit Nusa Indah.
Kranthwohl, David R. 1988. How to Prepare a Research Proposal. (Ed. ke-3). New York: Syracuse University Press.
Purbo-Hadiwidjojo, M. M. 1993. Menyusun Laporan Teknik. Bandung: Penerbit ITB.
Soehardjan, M. 1997. Pengeditan Publikasi Ilmiah dan Populer. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.
Winkler, Anthony C. dan McCuen, Jo Ray. 1989. Writing the Research Paper: A Handbook. Ed. ke-3. New York: Harcourt Brace Jovanovich Publishers.
Wishon, George E. dan Burks, Julia M. 1968. Let’s Write English. New York: American Book Company.
LATIHAN 9
Penyusun Felicia N. Utorodewo 60
Bersama dalam kelas, bacalah teks berikut dengan teliti. Tentukanlah topik teks tersebut, tujuan penulis, dan tesis teks tersebut.
GUNAWAN DITUNTUT HUKUMAN MATI
Gunawan terbukti melakukan tindak pidana pembunuhan berencana terhadap
Boedyharto Angsono, bos PT Asaba, dan pengawalnya, Edy Siyep. Jaksa penuntut umum
menuntut hukuman mati atas Gunawan Santosa Selasa (25/5) sore di Pengadilan Negeri
Jakarta Utara.
Tuntutan hukuman itu merupakan hukuman maksimal atas perbuatan terdakwa yang
terbukti melanggar pasal 340 jo pasal 55 KUHP yang merupakan dakwaan primer jaksa
penuntut umum. Gunawan, menurut jaksa, terbukti membujuk orang lain, yaitu anggota
marinir untuk melaksanakan pembunuhan. Dakwaan subsider, menurut Jaksa Bayu
Pramesti, tidak perlu dibuktikan karena dakwaan primer sudah terbukti.
Hukuman mati diajukan jaksa dengan pertimbangan bahwa terdakwa terbukti tidak
kooperatif terhadap jalannya pengadilan. Hal itu dibuktikan bahwa selama persidangan
terdakwa tidak mengakui secara terus terang perbuatannya, kesaksiannya berbelit-belit,
serta memakai alat negara dalam merencanakan niatnya membunuh bos PT Asaba. Selain
itu ter-dakwa pernah dipenjara dan melarikan diri dua kali: dari LP Kuningan pada tahun
2003 serta 2004 saat persidangan kasusnya dilangsungkan. Gunawan juga terlibat perkara
pidana rencana pembunuhan Paulus Pedja Kusuma. Sementara itu jaksa tidak
menemukan hal yang meringankan terdakwa selama proses persidangan. Atas dasar itu
jaksa mengajukan hukum-an maksimal berupa pidana mati terhadap terdakwa.
Gunawan yang menggunakan kemeja putih dan celana panjang cokelat muda selama
persidangan tampak tenang mendengarkan tuntutan jaksa. Ia selalu memperhatikan wajah
jaksa hingga selesai pembacaan tuntutan.
Sidang dilanjutkan pada tanggal 7 Juni untuk mendengarkan pembelaan tim kuasa
hukum terdakwa.
Dikutip dengan perubahan dari Tempo News Room, 25 Mei
2004
Penyusun Felicia N. Utorodewo 61
LATIHAN 10Dalam kelompok, bacalah teks berikut. Tentukanlah topik teks tersebut, tujuan penulis, dan tesis teks tersebut.
Penyusun Felicia N. Utorodewo
Tempo, 18 Juli 2004: 108
62
Penyusun Felicia N. Utorodewo 63