Upload
others
View
34
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA DALAM
TERJEMAHAN AL-QUR’AN SURAH YUSUF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
DIANA
NIM 105331116216
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTO
Hidup ini tak akan indah tanpa dihiasi dengan ilmu Keberhasilan tak akan diraih tanpa usaha dan doa Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti akan ada kemudahan
Kesuksesan belajar bukan karena kecerdasan Akan tetapi kesabaran serta kemauan Sesungguhnya hati, serta diiringi doa yang tulus kepada-Nya
Dunia serta segala isinya adalah fana Harta hanyalah ujian Tetapi ilmu dan amal akan abadi selamanya
Kupersembahkan karya sederhana ini Untuk ayahanda dan ibundaku Serta saudara-saudaraku yang sangat saya sayangi sebagai perwujudan cinta dan baktiku kepada beliau.
Dalam penelitian ini penulis dapat memetik pelajaran
dari kisah nabi Yusuf Alaihi Salam yaitu bersabar dan
bersyukur atas nikmat yang Allah Subhanahu Wata’ala
berikan serta pelajaran bagi orang tua untuk bersikap
adil kepada anak-anaknya.
viii
ABSTRAK
Diana. 2020. Kalimat Peritah dan Kalimat Tanya dalam Terjemahan Al-
Qur‟an Surah Yusuf. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fakultas Keguruan dann Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh H. Yuddin, dan H. Nurdin.
Tujuan penelitian ini yaitu; mendeskripsikan karakteristik dan makna dalam
kalimat peritah dan kalimat tanya pada terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yang berupa
kata.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca
serta teknik mencatat dan metode yang digunakan yaitu analisis dan data yang
digunakan adalah metode referensial.
Hasil dalam penelitian ini menegaskan tentang, karakteristik kalimat
perintah dan kalimat tanya dalam terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf yang
meliputi; penanda yang berupa klausa berpredikat verba dasar bebas + -lah,
verba dasar bebas + -kan + - lah, ber- + verba dasar bebas + -lah, kata
dasar + -i + - lah, mari(lah), jangan, mohon + - kan + - lah, hendak+ - lah.
Penanda kalimat tanya pada terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf yaitu;
apakah, bukan + -kah, bagimana, apa sebabnya, atau, manakah, ataukah, dan
tidak. Serta makna kalimat perintah pada terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf
meliputi perintah untuk meminta berupa permintaan Yusuf, saudara-saudara
Yusuf, dan raja Mesir berserta istrinya, menakwilkan mimpi Yusuf, bertanya
tetang kebenaran pencuri piala raja, berupa larangan (bercerita tentang takwil
mimpi Yusuf, membunuh Yusuf, masuk pintu gerbang, bersedih atas
kejahatan saudara-saudara Yusuf, berputus asa mencari Yusuf, berbuat
kebaikan dan memohon ampunan atas semua dosa kepada Allah Subhanahu
Wata‟ala. Makna kalimat tanya pada terjemahan Al-Qur‟an surah Yusuf
meliputi; meminta penjelasan tentang hukuman bagi pencuri piala raja,
menegaskan untuk bertakwa, menanyakan proses atau pendapat mengenai
kekecewaan Yaqub kepada anaknya, meminta jawaban berupa alasan
mengajak pergi Yusuf, meminta kepastian mengenai hukuman kepada orang
jahat, mengharapkan pengakuan Yusuf mengenai tanda kebesaran Allah
Subhanahu Wata‟ala.
Kata kunci : Karakteristik dan makna kalimat perintah dan kalimat tanya
dalam terjemahan Al-Qur’an Surah Yusuf.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmani‟rahim
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah Subhana
Wa‟taala, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Kalimat Perintah dan Kalimat
Tanya pada Terjemahan Quran Surah Yusuf” sebagai syarat dalam penelitian
skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini juga melibatkan
banyak pihak yang telah meluangkan waktunya untuk dan memberikan bantuan
untuk membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala hormat penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Drs. H. Yuddin, S.E., M.Pd. dan
Drs. H. Nurdin, M. Pd. Pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan
arahan serta motivasi.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo
Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Erwin Akib, S.
Pd., M.Pd.,Ph.D., Dekan keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memeberikan
ijin untuk meneliti, dan Dr. Munira, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia yang senantiasa memberikan dorongan dan arahan.
Bapak/Ibu Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah mendidik dan memberikan ilmunya selama
x
studi. Staf Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan kemudahan dalam mendapatkan buku-buku sebagai reverensi dalam
penyusunan skripsi.
Seiring gengan doa semoga semua bantuan serta motivasi yang telah
diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah Subhana Wata‟ala.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurnah
dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
yang membangun semagat penulis dalam mengerjakan skripsi ini demi
kesempurnaan.
Harap dari penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis khususnya.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Juli 2020
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KARTU KONTROL ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. v
PERNYATAAN.............................................................................................. vi
MOTTO .......................................................................................................... vi
ABSTRAK......................................................................................................viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 10
1. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 10
2. Bahasa ............................................................................................... 12
xii
3. Kalimat ............................................................................................. 15
4. Sintaksis dan Semantik ...................................................................... 16
5. Kalimat Perintah (Imperatif) .............................................................. 19
6. Kalimat Tanya (Interogatif) ............................................................... 22
7. Al-Quran ............................................................................................ 25
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 30
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 31
D. Teknik Pengabsahan Data....................................................................... 32
E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 32
F. Penyajian Data ........................................................................................ 33
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 34
B. Pembahasan .......................................................................................... 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 57
B. Saran ..................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia hidup sebagai khalifah di dunia yang hidup
tidak terlepas dari kalimat. Kalimat merupakan satuan bahasa yang berupa
kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna
yang lengkap. Kalimat juga digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi,
baik secara lisan maupun tulisan. Adapun dalam wujud lisan yaitu kalimat
diucapkan dengan suara turun, keras, lembut, dijeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Pada wujud tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. Hal ini disebabkan oleh perantara kalimat
seseorang baru dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas.
Kalimat merupakan bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek
dan predikat dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap
dengan makna. Intonasi akhir kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan
tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.
Menurut Arif (2014:16), bahasa merupakan produksi dari alat bicara
manusia, digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi.
Bahasa mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan, bahasa adalah
alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Hambali (2014:
13), bahasa adalah alat pengungkap pikiran, perasan dan kemauan melalui
lambang-lambang yang diciptakan dengan sengaja oleh manusia.
Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sintaksis
adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan kaidah serta kombinasi
2
kata menjadi satuan gramatikal yang lebih besar berupa frasa, klausa, kalimat,
serta penempatan morfem suprasegmental (intonasi) sesuai dengan struktur
semantik yang diinginkan dari lawan bicara.
Suma (2014:25) Al-Qur‟an ialah kalam Allah yang diturunkan kepada
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam, dalam bentuk lafal Arab dengan
perantara malaikat Jibril. Kemudian disampaikan kepada kita dengan cara
mutawatir diawali dengan Surah Al-Fatiha dan diakhiri dengan Surah An-Nas
serta ditulis dalam mushaf, menyangkut hal-hal yang bersifat teknis bagi
penyampaian dan pemeriharaan Al-Qur‟an.
Menurut Makhamah (2011: 13) dalam bahasa tulisan ditandai dengan
beberapa ciri seperti penggunaan huruf kapital dan penggunaan tanda baca.
Menurut fungsinya kalimat dapat dirinci yaitu; kalimat perintah (imperatif),
kalimat tanya (interogatif), dan kalimat berita ( deklaratif).
Adapun jenis kalimat yaitu; kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat
berita, dan sebagainya. Kalimat perintah juga sering dibedakan atas kalimat
perintah halus dan kalimat perintah biasa atau kalimat perintah yang kasar.
Menurut Mahkamah (2011:73) kalimat perintah dilihat dari taraf reaksi
tindakan yang diharapkan antara lain; kalimat yang tegas, kalimat perintah
biasa, dan kalimat perintah halus (dalam Chaer 2011: 356).
Dari penjelasan di atas mengenai jenis kalimat, penulis dapat
menyimpulkan bahwa kalimat perintah merupakan kalimat yang berfungsi
memerintahkan lawan bicara untuk melakukan apa yang diminta atau yang
diinginkan oleh lawan bicara dalam menyampaikan suatu kalimat imperatif
3
yang digunakan dalam situasi tentang bagaimana kalimat perintah itu
digunakan dan bagaimana hubungan antara pembicara dengan lawan bicara
pada saat kalimat perintah digunakan lalu bagaimana respon lawan bicara
terhadap apa yang disampaikan kepadanya. Adapun jenis kalimat tanya
ditentukan dalam terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf yaitu; untuk menayakan
suatu hal, untuk mencari suatu informasi yang sesuai pertanyaan, meminta
suatu penjelasan tentang kejadian, memperhalus suatu teguran untuk
menyadarkan, dan yang berkaitan dengan ajaran Islam sesuai konteks
kalimat yang digunakan.
Menurut Markhamah (2011: 73) kalimat tanya merupakan kalimat yang
isinya menanyakan perihal seseorang kepada pendengar atau pembaca.
Kalimat ini sering disebut kalimat interogatif, pembentukan kalimat tanya
yang dapat dilakukan dengan lima macam cara sehingga membentukan
kalimat tanya yaitu; menambahkan kata tanya apa atau apakah, membalikkan
urutan kata, memakai kata bukan atau tidak, mengubah intonasi kalimat dan
memakai kata tanya.
Kalimat perintah (kalimat imperatif) merupakan kalimat yang
mengandung makna untuk meminta atau memerintah dalam melakukan
sesuatu. Adapun arti dari kalimat perintah adalah kalimat yang isinya
menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan. Kalimat
perintah jika dilisankan akan berintonasi diawal dengan nada rendah ataupun
nada tinggi.
4
Kalimat berita (kalimat deklaratif) merupakan kalimat yang
menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa. Arti kalimat berita merupakan
kalimat yang isinya mengungkapkan suatu peristiwa atau kejadian.
Hal inilah yang melatarbelakangi judul yang penulis pilih pada penelitian
ini, penulis meneliti dua variasi kalimat dalam Al-Qur‟an mengenai kalimat
perintah dan kalimat tanya dalam terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf karena
dalam surah tersebut memiliki dua variasi kalimat.
Terjemahnya; Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau
ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu
daya (untuk membinasakanmu). Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi
manusia.” (Q.S Yusuf ayat 5).
Pada ayat tersebut menjelaskan bentuk larangan dari kalimat perintah
yang berupa permintaan dengan penanda janganlah. Kalimat tersebut
dilengkapi panggilan wahai dan kata penegasan sesungguhnya. Maknanya
Yaqub berkata kepada putranya Yusuf, agar tidak menceritakan mimpinya
kepada saudara-saudaranya karena mereka akan memusuhi, sesungguhnya
setan bagi manusia adalah musuh yang jelas.
Terjemahnya: Dia (Yaqub) berkata, “Bagaimana aku akan
5
memercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah memercayakan
saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah penjaga yang
terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. (Q.S Yusuf
12:64).
Pada ayat tersebut menjelaskan tentang kalimat tanya yang menanyakan
proses atau menanyakan pendapat dengan penanda bagaimana. Maknanya
yaitu berupa kalimat tanya yang menayakan proses atau pendapat mengenai
keraguan dan kekecewaan.
Surah Yusuf adalah surah ke- 12 dalam Al-Qur‟an, Surah ini terdiri atas
111 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah karena diturunkan di
Mekkah sebelum hijrah. Surah ini dinamakan surah Yusuf karena titik berat
dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf Alaihi Salam di antaranya cerita
gaib yang diwahyukan kepada Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam.
Sebagai mukjizat bagi umat Islam sebelum diturunkan surah ini Rasulullah
Shallallahu „Alaihi Wasallam tidak mengetahuinya.
Dari cerita Yusuf Alaihi Salam dapat kita mengambil pelajaran tentang
kesabaran. Dari kisah tersebut merupakan pelajaran bagi umat Islam serta
penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya seperti halnya ketika
Allah Subhanahu Wata‟ala memberikan suatu ujian kepada Rasulullah.
Adapun isi pokok yang terkandung dalam Al-Qur‟an Surah Yusuf,
sebagai berikut:
6
1. Membahas tentang keimanan, kenabian Yusuf Alaihi Salam dan
mukjizatnya yang berhubungan dengan keagamaan adalah hak Allah
semata-mata.
2. Hukum keharusan merahasiakan sesuatu untuk menghindari fitnah
misalnya ketika bermimpi jangan menceritakan mimpi itu kepada orang
lain, barang dan anak temuan wajib dipungut tidak boleh dibiarkan
3. Kisah riwayat nabi Yusuf Alaihi Salam bersama dengan orang tuanya
yaitu Yakub Alaihi Salam serta saudaranya.
Surah Yusuf ini seluruh isinya adalah cerita nabi Yusuf Alaihi Salam
dan saudaranya berserta orang tua mereka. Cara penuturan kisah nabi Yusuf
kepada Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam, berbeda dengan kisah nabi
yang lain kisah nabi Yusuf Alaihi Salam ini khusus diceritakan dalam satu
surah sedangkan kisah nabi yang lain disebutkan dalam beberapa surah
sehingga penulis tertarik untuk meneliti isi dari kisah nabi Yusuf Alaihi
Salam. Dalam kisah nabi yang lain menitikberatkan kepada tantangan yang
bermacam-macam dari kaum mereka, kemudian mengakhiri kisah itu dengan
kemusnahan penantang para Rasul.
Dalam kisah nabi Yusuf Alaihi Salam, Allah Subhanahu Wata‟ala.
memunculkan akibat yang baik dari pada kesabaran, bahwa kesenangan itu
datangnya sesudah penderitaan dan ketika Allah Subhanahu Wata‟ala
menguji kita dengan memberikan suatu cobaan maka bersabarlah karena
sesungguhnya Allah Subhanahu Wata‟ala selalu bersama dengan orang yang
bersabar, lalu kemudian menguji nabi Yakub Alaihi Salam dengan kehilangan
7
putranya yaitu nabi Yusuf Alaihi Salam sehingga penglihatan nabi Yakub
berkurang, serta menguji ketabahan dan kesabaran Yusuf Alaihi Salam
dengan dipisahkan dari ibu, bapak, dan saudara kandungnya yaitu Bunyamin,
dengan dibuangnya ke dalam sumur, kemudian mereka datang kepada
ayahnya pada petang hari sambil menagis, mereka berkata ”Wahai ayah
kami! Sesungguhnya kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf di
dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan engkau tentu tidak
percaya kepada kami, sekalipun kami berkata benar dan mereka datang
membawa baju gamisnya (berlumuran) darah palsu. Dia Yakub berkata”
Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang
buruk itu. Maka hanya bersabar itulah yang terbaik bagiku, dan kepada Allah
saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan”.
Datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seseorang untuk
mengambil air. Lalu kemudian dia menurunkan timbanya dia berkata ”Oh
senangnya, ini adalah seorang anak muda! Kemudian mereka
menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang dia kerjakan dan mereka menjual Yusuf dengan harga rendah, yaitu
beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya, kemudian
orang dari Mesir yang membelinya dan berkata kepada istrinya, “Berikanlah
kepadanya tempat dan layanan yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat
bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak”. Dan demikianlah kami
memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), agar kami
ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya,
8
tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti, ketika Yusuf cukup dewasa maka
diberikan kepadanya kekuasaan dan ilmu. Dan kemudian istri Al-aziz merayu
Yusuf lalu berkata: “Marilah mendekat kepadaku” lalu Yusuf berkata: “Aku
berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan
baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung”. Lalu
Yusuf segera pergi menuju ke pintu untuk keluar dari tempat itu.
Berdasarkan pemaparan cerita di atas, peneliti dapat memetik hikmah
dari kisah nabi Yusuf Alaihi Salam yaitu; tentang ihsan, yaitu rasa takut akan
pengawasan dari Allah Subhanahu Wata‟ala dan ketika Zulaika menggoda
nabi Yusuf akan tetapi Yusuf berlindung kepada Allah sehingga tidak terjadi
sesuatu yang menjerumusnya kelangkah kemaksiatan, menanamkan diri kita
sikap amanah dan kesungguhan dalam mengabdi sesuai profesi yang
diamanahkan misalnya ketika nabi Yusuf Alaihi Salam diangkat sebagai
bendahara di kerajaan sehingga Yusuf menjalankan tugasnya dengan sangat
adil, bijaksana, dan rakyatnya pun sejahtera dan mencintainya sebagai
pemimpin, bersabar dan bersyukur atas yang Allah Subhanahu Wata‟ala
berikan, serta bersikap adil terhadap keluarga.
Dari kisah inilah penulis tertarik untuk menganalisis kalimat perintah dan
kalimat tanya dalam terjemahan ayat Al-Qur‟an Surah Yusuf.
B. Rumusan Masalah
9
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk kalimat perintah dan kalimat tanya dalam
terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf ?
2. Makna apa yang terdapat pada kalimat perintah dan kalimat tanya
dalam terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan bentuk kalimat perintah dan kalimat tanya dalam
terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf
2. Mendeskripsikan makna kalimat perintah dalam terjemahan Al-Qur‟an
Surah Yusuf.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah manfaat teoretis
dan praktis.
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini dapat memberikan sumbangsi
pemikiran ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teori bahasa
khususnya, tentang kalimat perintah dan kalimat tanya dalam terjemahan
Al-Qur‟an terutama dalam Surah Yusuf.
2. Manfaat praktis
10
a. Bagi pembaca
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang kajian ilmu
bahasa dan agama terutama tentang kalimat perintah dan kalimat tanya
dalam terjemahan Al-Qur‟an
b. Bagi mahasiswa
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai stimulus ide dan gagasan
agar lebih kreatif dalam melakukan penelitian selanjutnya.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam memberikan informasi
terhadap penelitian yang sejenis bagi peneliti yang lain.
BAB II
11
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
Keberhasilan sebuah penelitian bergantung pada teori yang
mendasarinya. Teori merupakan landasan dari sebuah penelitian, yang
berkaitan dengan kajian pustaka yang mempunyai koherensi dengan masalah
yang dibahas.
1. Penelitian yang Relevan
Muriyani (2013) meneliti “ Analisis kalimat tanya dalam Wacana Novel
Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M. Dahlan “. Hasil
penelitian tersebut adalah pembentukan kalimat tanya dalam novel Tuhan,
Izinkan Aku menjadi Pelacur! Karya Muhidin M. Dahlan dengan melalui
lima cara, antara lain; menambahkan kata tanya apa atau apakah,
mengembalikan urutan kata dan menambah partikel, memakai kata bukan,
boleh, tidak, dan variasinya, mengubah intonasi kalimat, dan memakai kata
tanya siapa, kapan, mengapa, dan kata tanya bagaimana.
Persamaan penelitian Muriyani dengan penelitian ini yaitu sama-sama
mengkaji kalimat tanya. Penelitian Muriyani hanya mengkaji kalimat tanya
sedangkan penelitian ini juga mengkaji kalimat perintah dan kalimat tanya
dalam Al-Qur‟an.
Astuti dan Arifin (2009) meneliti “Ketepatan Terjemahan Kalimat
Perintah dalam Buku Teks Owner‟s Manual LG LM-D2342 dan
Terjemahannya Buku Petunjuk Pengunaan LG LM-D2342” Penelitian
Astuti dan Arifin bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis serta
12
mendeskripsikan ketepatan terjemahan kalimat perintah dalam buku teks
Owner‟s Manual LG LM-D2342.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam penerjemah
mampu menerjemahkan kalimat perintah dengan tepat, akan tetapi mereka
kurang cermat dalam memahami makna sehingga terjemahannya tidak
akurat. Ketidakakuratan ini dikarenakan oleh kecenderungan dalam
menerjemahkan secara harfiah tanpa melihat konteks teks secara lebih luas.
Penerjemah juga masih menggunakan kosakata asing yang sebenarnya telah
memiliki padanan dalam Bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan pembaca
merasa kesulitan dalam memahami pesan yang disampaikan.
Persamaan peneliti Astuti dan Arifin dengan penilitian ini yaitu sama-
sama mengkaji kalimat perintah. Peniliti Astuti dan Arifin hanya mengkaji
kalimat perintah saja, sedangkan penilitian ini juga mengkaji kalimat
perintah dan kalimat tanya, sumber data yang dikaji oleh Astuti dan Arifin
yaitu sumber datanya terdapat dalam Buku Teks Ower‟s Manual LG LM-
D2342 dan Terjemahan Buku Petunjuk Penggunaan LG LM-D2342,
sedangkan penelitian ini menganalisis tentang kalimat perintah dan kalimat
tanya dalam terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf.
2. Bahasa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa diartikan sebagai
sistem lambang bunyi yang mempunyai makna. Adapun menurut
Kridaklaksana (2009:36), bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang
bersifat (arbitrer) mana suka yang digunakan oleh sekelompok orang atau
13
masyarakat dalam berinteraksi. Hambali merumuskan bahwa bahasa adalah
alat pengungkap pikiran, perasaan dan kemauan melalui lambang-lambang
yang diciptakan dengan sengaja oleh manusia.
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk
menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh
bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan.
Bahasa adalah sebuah sistem artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tepat dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa
berupa lambang-lambang bunyi, seperti lambang bahasa melambangkan
sesuatu yang disebut makna atau konsep karena setiap lambang bunyi itu
memiliki atau menyatakan suatu konsep dan makna, maka dapat
disimpulkan bahwa setiap ujaran, bahasa memiliki makna. Contohnya
lambang bahasa yang berbunyi „nasi‟ melambangkan konsep atau makna
sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok.
Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa
bunyi, yang bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa diantara karakteristik
bahasa adalah arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
Konsep bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, berinteraksi dan
menyampaikan pikiran, suatu gagasan, konsep atau perasaan.
Untuk mengkaji bahasa secara ilmiah, bahasa harus dipisah dalam
beberapa aspeknya. Berbicara tentang aspek-aspek bahasa maka yang
14
dimaksud adalah aspek fonologi, aspek sintaksis, dan aspek semantik.
Fonologi adalah cabang linguistik yang mempelajari fonem (sekelompok
bunyi) terkecil dalam suatu bahasa tertentu yang dapat membedakan makna.
Misalnya, dalam bahasa Indonesia /I/ dan /S/ adalah sebuah fonem karena
kehadiranya dapat membedakan arti kata „laku‟ berbeda maknanya dengan
kata „saku‟.
Morfologi adalah bagian atau cabang linguistik yang mempelajari dan
menganalisis susunan/struktur bentuk dan klasifikasi kata secara
gramatikal. Hambali (2014:25) mengemukakan morfologi berarti ilmu
tentang morfem dan bentuk kata dalam satu bahasa.
Sintaksis adalah cabang dari ilmu linguistik atau tata bahasa yang
mempelajari struktur kalimat sebagai pernyataan gagasan. Menurut
Tarigan (2009:4), sintaksis adalah satuan tata bahasa yang menelaah
struktur-struktur kalimat, klausa, dan frase. Sedangkan menurut Hambali
(2014: 25), sintaksis adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan
kalimat dalam suatu bahasa.
Ba‟dulu dan Herman (2005), juga mengemukakan pengertian sintaksis
ialah struktur kalimat. Dalam kajian linguistik Arab, sintaksis dengan
nahwu. Dalam pembahasan sintaksis yang biasa dibicarakan antara lain;
struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis
serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu, satuan-
satuan sintaksis yang mencakup frase, klausa, kalimat, dan wacana, hal-hal
lain yang berkaitan sintaksis, seperti masalah modus, aspek, dan lain-lain.
15
3. Kalimat
Menurut Bloomfield (dalam Ba‟dulu dan Herman 2005:48), kalimat
adalah suatu bentuk linguistik, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk
yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal. Menurut
Kridalaksana (2009:103) kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun
potensial yang berdiri sendiri dari klausa .
Berdasarkan penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat
merupakan susunan kata yang membentuk suatu makna dalam penggunaan
dalam berbahasa. Kalimat memiliki satu pola pemikiran dalam kalimat yang
akan memberikan kejelasan runtutan makna dalam pemberian informasi.
a. Ciri-ciri Kalimat
Berdasarkan definisi kalimat yang dikemukakan tersebut, kalimat
mempunyai 3 ciri, Cook (dalam Ba‟dulu dan Herman 2005: 49).
1) Kalimat secara relatif dapat dipisahkan dan korpus apa saja dapat
direduksi menjadi kalimat.
2) Kalimat mempunyai pola intonasi final yang dapat membantu
memisahkan kalimat.
3) Kalimat terbentuk dari klausa, lausa berkombinasi dalam suatu jenis
ketergantungan terpola yang mencakup kombinasi klausa yang tidak
mempunyai struktur menyeluruh dari suatu klausa tunggal.
Berdasarkan penjelasan ciri kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kalimat tidak dapat berdiri sendiri apabila tidak diikuti oleh penjelasan dan
16
permasalahan yang menjadi pokok pikiran di depannya. Kalimat memiliki
ketergantungan pola dengan pemikiran yang akan dijelaskan berikutnya.
Kalimat dapat memberikan dua kata di dalamnya sebagai imbuhan, karena
kedudukan kalimat dapat dinamakan sebagai frase.
4. Sintaksis dan Semantik
Menurut Affandi (2017: 13) sintaksis merupakan bidang subdisiplin
linguistik yang mempelajari hubungan antarkata dalam tuturan yang
meliputi tata susun frase, tata susun klausa, dan tata susun kalimat dalam
suatu bahasa.
Menurut Damayanti & Nunung (dalam Rusma Nooryanti 2017:9),
bahwa sintaksis berasal dari bahasa Belanda Syntaxis. Dalam bahasa Inggris
digunakan istilah syntax. Baik dalam bahasa Belanda maupun bahasa
Inggris, istilah sintaksis itu diturunkan dari bahasa Yunani sun= mengatur +
tattein = secara bersamaan. Suntattein artinya secara bersamaan.
Menurut Dola (2010: 7), frase adalah satuan gramatikal yang terdiri atas
dua kata atau lebih yang memiliki ciri seperti klausa, atau tidak memiliki
ciri seperti predikat pada salah satu unsurnya yang menjadi alat dalam
pembentukan klausa.
Ramlan (dalam Rusma Nooryanti 2017: 15), menyatakan bahwa klausa
adalah satuan gramatikal yang terdiri atas subjek (S) dan predikat (P),
klausa bersifat predikat. Unsur inti klausa adalah S dan P, tetapi sering
dihilangkan. Misalnya dalam kalimat majemuk sebagai akibat
penggabungan klausa dalam kalimat jawaban.
17
Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas subjek, dan predikat
baik disertai objek, pelengkap, keterangan, ataupun tidak. Kalimat adalah
satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada
akhir turun dan naik. Wacana adalah rentetan kalimat yang satu dengan
yang lain sehingga membentuk kesatuan.
Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas tentang hubungan antara
kata dalam tuturan. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi
menyangkut struktur gramatikal di dalam kata. Unsur bahasa yang termasuk
di dalam sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat. Tuturan dalam hal ini
menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.
Menurut Chaer (2014: 284) Semantik secara istilah adalah cabang
linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan
hal-hal yang ditandainya atau dengan kata lain, bidang studi dalam
linguistik yang membahas makna atau arti.
Adapun jenis semantik berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa
yang menjadi objek penyelidikan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu;
1. Semantik leksikal yang merupakan jenis semantik yang objek
penelitiannya adalah leksikon dari suatu bahasa.
2. Semantik gramatikal yang merupakan jenis semantik yang objek
penelitiannya adalah makna-makna gramatikal dari tataran morfologi.
3. Semantik sintaksikal yang merupakan semantik yang sasaran
penyelidikannya bertumpu pada hal-hal yang berkaitan dengan sintaksis.
18
4. Semantik merupakan jenis semantik yang berkenaan dengan pemakaian
bentuk-bentuk gaya bahasa, seperti metafora, ironi, litotes, dan
sebagainya.
Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan
untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda
linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik
dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau arti.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan semantik
adalah suatu cabang lingustik yang membahas tentang makna.
Menurut Wijana (2011: 1) secara garis besar elemen bahasa terdiri atas
dua macam yakni elemen bentuk dan elemen makna, atau untuk ringkasanya
disebut bentuk dan makna. Bentuk adalah elemen fisik tuturan. Bentuk dari
tataran terendah sampai dengan tertinggi diwujudkan dengan bunyi, suku
kata, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana.
Bunyi merupakan satuan kebahasaan terkecil sedangkan wacana
merupakan satuan kebahasaan terbesar di dalam gramatikal. Satuan
kebahasaan yang disebut wacana ini menduduki tataran tertinggi yang
wujudnya dapat berupa karangan yang utuh. Di dalam penutur atau tindakan
bahasa, beberapa bentuk kebahasaan, seperti bunyi dan suku kata, tidak
berdiri sendiri, tetapi selalu bersama bunyi atau suku kata yang lainnya.
Bentuk kebahasaan seperti morfem, kata, frase, klausa, kalimat,
paragraf, dan juga wacana yang memiliki konsep yang bersifat mental
dalam pikiran manusia yang disebut makna (sense). Makna adalah konsep
19
abstrak pengalaman manusia, tetapi bukanlah pengalaman orang-orang
setiap kata akan memiliki berbagai macam makna karena pengalaman
individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda, dan tidak akan mungkin
sama.
5. Kalimat Perintah ( Imperatif)
Kalimat perintah yaitu rangkaian kata yang membentuk suatu gagasan
yang bertujuan memerintah atau menyuruh seseorang untuk melakukan
sesuatu seperti apa yang diinginkan penuturnya. Pada bahasa lisan kalimat
berintonasi akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat itu diakhiri dengan
tanda seru ataupun tanda titik.
Untuk mengetahui apakah suatu kalimat merupakan kalimat perintah
atau bukan, dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kalimat perintah selalu diakhiri tanda seru (!)
b. Kalimat perintah menggunakan partikel-lah
c. Kalimat perintah menggunakan pola inversi
d. Kalimat perintah memiliki intonasi.
Jenis-jenis kalimat perintah dalam Al-Qur‟an Surah Yusuf di
antaranya adalah kalimat perintah yang biasa yang berupa larangan atau
permohonan.
a. Kalimat perintah biasa
20
Kalimat perintah biasa yang berupa permintaan yaitu ketika nabi
Yusuf meminta pendapat dari ayahnya Yaqub untuk menakwilkan
mimpinya Contohnya:
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai Ayahku!
Sungguh, saya (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan
kulihat semuanya sujud kepadaku.” (Q.s Yusuf ayat 4). Karakteristiknya
yaitu berupa permintaan dengan penanda (Ingatlah) yang diberi partikel-
lah. Kata ingat merupakan verba dasar bebas karena mempunyai makna
sendiri tanpa afiks.
b. Kalimat perintah berupa larangan
Kalimat perintah yang berupa larangan yaitu ketika Yusuf bermimpi
lalu sang ayah (Yakub) melarang Yusuf untuk tidak menceritakan
mimpinya itu kepada saudaranya.
contohnya:
Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau
ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat
tipu daya (untuk membinasakanmu). Sungguh, setan itu musuh yang jelas
21
bagi manusia.” (Q.S Yusuf ayat 5). Karakteristik dari kalimat perintah
larangan yang berupa permintaan dengan penanda janganlah. Kalimat
tersebut dilengkapi panggilan wahai dan kata penegasan sesungguhnya.
c. Kalimat perintah halus.
Kalimat perintah halus yang berupa saran ketika sang Raja bermimpi
tentang 7 ekor sapi betina gemuk dimakan 7 ekor sapi betina kurus, dan 7
bulir gandum yang kering lalu Yusuf menakwilkan mimpi sang Raja.
Contohnya:
Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun
(berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai
hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
(Q.S Yusuf 12:47). Karakteristik dari kalimat perintah halus dengan
penanda hendaklah kata tersebut merupakan penanda perintah dari kata
dasar hendak yang diikuti partikel-lah.
6. Kalimat Tanya (Interogatif)
Kalimat tanya ialah kalimat yang digunakan dengan tujuan
memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan
sesuatu yang telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya juga ditandai
dengan kata tanya seperti; apa, siapa, beberapa, kapan, dan bagaimana
dengan atau tanpa pertikel-kah sebagai penegas. Kalimat tanya diakhiri
22
dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan pada bahasa lisan dengan suara
naik, terutama jika tidak ada kata tanya atau suara turun.
Ciri-ciri kalimat tanya sebagai berikut:
a. Kalimat tanya yang membutuhkan respons panjang dan memiliki intonasi
menurun pada bagian akhir kalimat.
b. Kalimat tanya yang membutuhkan jawaban „Ya‟ atau „Tidak‟ yang memiliki
intonasi naik pada bagian akhir kalimat.
c. Kalimat tanya yang memiliki imbuhan-kah pada bagian akhir kata tanya
seperti apakah, bukankah, dan siapakah.
d. Kalimat tanya diawali dengan kata tanya (5W+1H) seperti apa, siapa, kapan,
di mana, dan bagaimana.
e. Kalimat tanya selalu diakhiri tanda tanya.
Adapun jenis-jenis kalimat tanya dalam Al-Qur‟an Surah Yusuf sebagai
berikut:
a. Kalimat tanya untuk menayakan suatu benda bukan orang.
Contohnya:
Mereka bertanya, sambil menghadap kepada mereka (yang menuduh),
“Kamu kehilangan apa?” (Qs. Yusuf, 12:71). Karakteristiknya yaitu
kalimat tanya untuk menayakan benda bukan orang atau diorangkan dengan
penanda apa, yang diletakan pada akhir kalimat.
b. Kalimat tanya untuk menegaskan.
23
Contohnya:
Dan ketika dia (Yusuf) menyiapkan bahan makanan untuk mereka, dia
berkata, “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu
(Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran
dan aku adalah penerima tamu yang terbaik? (Q.S Yusuf 12: 59).
Karakteristiknya yaitu kalimat tanya yang sifatnya menegaskan dengan
penanda tidakkah. Dibentuk dari kata dasar tidak yang dilengkapi partikel-
kah. Maknanya yaitu berupa kalimat tanya yang menegaskan untuk
bertakwa atau berbuat kebaikan.
c. Kalimat tanya untuk menanyakan proses atau pendapat
Contohnya:
Dia (Yaqub) berkata, “Bagaimana aku akan memercayakannya
(Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah memercayakan saudaranya (Yusuf)
kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia
Maha Penyayang di antara para penyayang. (Q.S Yusuf 12:64).
Karakteristiknya yaitu kalimat tanya yang menanyakan proses atau
menanyakan pendapat dibentuk dengan penanda bagaimana. Maknanya
24
yaitu berupa kalimat tanya yang menanyakan proses atau pendapat
mengenai keraguan dan kekecewaan. Pertanyaan Yaqub kepada saudara-
saudara Yusuf jika saudara Yusuf (Bunyamin) pergi bersamanya.
d. Kalimat tanya untuk meminta alasan.
Contohnya :
Mereka berkata, “Wahai Ayah kami! Mengapa engkau tidak
mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami semua
menginginkan kebaikan baginya.” (Qs. Yusuf ayat :11). Karakteristiknya
yaitu kalimat tanya yang meminta jawaban dengan menggunakan penanda
alasan sebuah klausa. Maknanya yaitu berupa kalimat tanya yang meminta
jawaban berupa alasan mengenai larangan pertanyaan anak-anak (saudara-
saudara Yusuf) kepada ayahnya (nabi Yakub) untuk mengetahui alasan
ketidakbolehannya mendekati dan mengajak pergi.
e. Kalimat tanya yang menanyakan perasaan orang lain.
Contohnya:
Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang
meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak,
sedang mereka tidak menyadarinya? (Qs. Yusuf, 12: 107). Karakteristiknya
yaitu kalimat tanya untuk menanyakan perasaan orang lain dengan penanda
25
apakah, yang diletakan pada awal kalimat. Dibentuk dari kata tanya apa
yang dilengkapi partikel-kah. Kalimat tanya ini menanyakan perasaan umat
manusia jika mereka mendapatkan siksaan Allah. Maknanya yaitu kalimat
tanya untuk meminta penjelasan mengenai perasaan (umat manusia).
Pertanyaan mengenai kesiapan akan semua siksaan atau hukuman dari Allah
yang menimpanya (orang-orang yang jahat).
7. Al-Quran
Menurut Dr. Subhi As-Salih Al-Qur‟an adalah mukjizat yang
diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam ditulis dalam
mushaf dan diriwayatkan dengan mutawir serta membacanya adalah ibadah.
Menurut Ali Imron bahwa pada dasarnya Al-Qur‟an diturunkan
sebagai wahyu yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari
Allah Subhanahu Wata‟ala kepada makhluknya. Proses transmisi dari
Tuhan kepada malaikat Jibril, lalu ditransmisikan lagi kepada Rasulullah
Shallallahu „Alaihi Wasallam kemudian disampaikan kepada umatnya
menunjukan adanya proses komunikasi antara transmisi. hal ini menujukan
ada pesan tertentu yang terkandung di dalam wahyu dan harus sampai
kepada manusia sebagai penerima pesan.
Dari pengertian tersebut, dapat kita lihat bahwa Al-Qur‟an adalah
wahyu Allah Subhanahu Wata‟ala, yang diturunkan kepada Rasulullah
Shallallahu „Alaihi Wasallam dengan perantara para malaikat Jibril untuk
disampaikan dengan jalan mutawatir kepada kita dan yang membacanya
26
adalah ibadah bukan hanya itu saja, ketika orang yang membacanya akan
mendapatkan 10 kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam Hadits berikut;
“Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa
yang membaca satu huruf dari Al-Qur‟an maka baginya satu kebaikan
dengan bacaan tersebut, satu kebaikan di lipatgandakan menjadi 10
kebaikan saya tidak mengatakan Alif Lam miim satu huruf akan tetapi Alif
satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”. (HR. Tirmidzi dan dalam
kitab Shahih Al Jam‟i, no: 6469).
Surah Yusuf merupakan surah ke-12 dalam Al-Qur‟an. Surah Yusuf
ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan Makkiyah karena diturunkan di
Makkah sebelum hijrah. Dan surah ini dinamakan surah Yusuf karena salah
satu titik berat dari isinya mengenai riwayat nabi Yusuf. Salah satu di
antaranya cerita ghaib yang diwahyukan kepada Rasulullah Shallallahu
„Alaihi Wasallam, sebagai mukjizat bagi beliau sebelum diturunkan surah
ini tidak ada yang mengetahuinya.
8. Kerangka Pikir.
Berdasarkan pembahasan teoretis pada tinjuan pustaka di atas, penulis
akan menguraikan kerangka pikir yang melandasi penelitian ini. Peta
konsep atau biasa juga disebut dengan kerangka pikir model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pikir juga
menjelaskan tentang gejala yang menjadi masalah dalam penelitian. Pada
27
umumnya kalimat merupakan gabungan beberapa kata yang memiliki
struktur yang telah ditentukan.
Dalam bahasa tulis pengenalan kalimat agak perlu
mempertimbangkan makna suatu kalimat. Jika suatu ujaran menyatakan
makna lengkap atau menyampaikan suatu pikiran lengkap, ujaran itu dapat
dikatakan sebagai kalimat.
Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat Islam yang merupakan
kumpulan firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu
„Alaihi Wasallam, tujuan utama diturunkannya Al-Qur‟an merupakan
pedoman bagi manusia dalam menata kehidupan supaya memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh
manusia, maka Al-Qur‟an datang dengan petunjuk, keterangan, dan konsep,
baik yang bersifat global maupun yang bersifat terinci yang tersurat dan
tersirat dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
ini terdapat dalam penelitian kualitatif di mana deskripsi data berupa
informasi. Keterangan secara mendalam tentang suatu objek yang menjadi
sasaran penelitian. Hasil analisis data yang berupa temuan penelitian
sebagai jawaban atas masalah yang hendak dipecahkan, haruslah disajikan
dalam bentuk teori sintaksis dan semantik. Dalam menyajikan hasil temuan
di atas, terdapat dua metode. Kedua metode ini adalah metode formal dan
informal. Metode penelitian ini digunakan metode informal. Metode
penyajian informal adalah penyajian hasil analisis data yang menggunakan
28
kata-kata biasa. Maka hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini
berupa bentuk kalimat perintah dan kalimat tanya dalam terjemahan Al-
Qur‟an Surah Yusuf. Adapun kerangka pikir dapat dilihat sebagai berikut :
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Sintaksis dan Semantik
Kalimat
Makna Kalimat Tanya
1. Kalimat Tanya untuk
Menanyakan Suatu Benda
Bukan Orang
2. Kalimat Tanya untuk
Menegaskan
3. Kalimat Tanya untuk
Menanyakan Suatu Proses
Atau Pendapat
4. Kalimat Tanya untuk
Meminta Alasan
5. Kalimat Tanya untuk
Menanyakan Perasaan
Orang lain
Analisis Makna
Terjemahan Surah
Yusuf
Temuan
Makna Kalimat Perintah
1. Kalimat Perintah Bisa
2. Kalimat Perintah Larangan
3. Kalimat Perintah Halus
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah. Sugiyono (2010 :1).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilitian
deskriptif kualitatif, artinya penilitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kalimat perintah dan kalimat tanya yang terdapat dalam terjemahan Al-Qur‟an
Surah Yusuf. Dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, faktual, dan
akurat tanpa membuat perhitungan. Peniliti juga menggunakan penelitian
kualitatif karena data yang diperoleh tidak menggunakan angka ataupun
rumusan, melainkan menggunakan bahasa serta kata-kata verbal. Perilaku,
presepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata dan bahasa, pada suatu konteks.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti, baik orang, benda, maupun
lembaga. Sedangkan objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda,
orang atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian.
Menurut Sugiyono (2013:55), objek penelitian adalah sesuatu yang
menjadi pemutusan pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala
sesuatu menjadi sasaran penelitian. Sehingga dalam penyusunan penelitian ini
30
menjadi persepsi penggunaan yang terdiri atas persepsi kegunaan (perceive
usefulness) dan persepsi atas kemudahan penggunaan (perceive ease of use)
dan efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis komputer.
Subjek penelitian yang dikaji pada penelitian ini pada terjemahan Al-
Qur‟an Surah Yusuf, Surah ke-12 yang terdiri atas 111 ayat. Sedangkan objek
dalam penelitian ini adalah karakteristik serta makna kalimat perintah dan
kalimat tanya dalam terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010: 62) Teknik pengumpulan data merupakan
langkah-langkah yang paling utama dalam penelitian ini, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
seperti yang ditetapkan.
Dalam penelitian ini, ada dua langkah yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data, meliputi:
1. Teknik baca
Teknik baca adalah teknik yang digunakan secara langsung oleh
peneliti dengan membaca cermat dan teliti bentuk kalimat perintah dan
kalimat tanya pada Al-Qur‟an Surah Yusuf.
2. Teknik mencatat
Teknik mencatat adalah teknik yang digunakan peneliti dengan
mencatat jenis-jenis kalimat yang merupakan kalimat perintah dan kalimat
tanya yang terdapat dalam ayat Al-Qur‟an Surah Yusuf.
31
D. Teknik Pengabsahan Data
Teknik pengabsahan data adalah menjamin bahwa semua yang telah
diamati oleh peneliti sesuai dengan data yang benar-benar terjadi hal ini
dilakukan peneliti untuk memelihara dan menjamin bahwa data tersebut benar,
baik bagi pembaca maupun subjek penelitian.
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi teori, yaitu teknik
pemeriksaan data yang dilakukan untuk menguji kredibilitas data, dengan cara
memeriksa data yang telah diperoleh melalui berbagai teori yang telah
dikemukakan oleh beberapa para ahli.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah salah satu langkah yang paling penting dalam rangka
memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini karena data yang
menuntun peneliti ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang
tepat. Data yang sebelumnya dianalisis masih merupakan data mentah. Dalam
penelitian data mentah akan memberi arti, bila dianalisis serta ditafsirkan.
Oleh karena itu, data yang sudah terkumpul dalam penelitian ini
selanjutnya akan dianalisis. Analisis datanya bersifat induksi berdasarkan fakta
yang ditemukan di lapangan berupa catatan atau rekaman kata, kalimat, atau
paragraf dan berkaitan dengan penelitian ini adalah data-data yang terdapat
dalam terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf.
F. Penyajian Data
32
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan
hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Penyajian data ditampilkan dengan menggunakan kata tanpa
menggunakan angka. Data dalam penelitian akan disajikan secara informal,
artinya hasil analisis akan disajikan dengan menggunakan kata-kata verbal.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini yaitu Analisis Kalimat
Perintah dan Kalimat Tanya dalam Terjemahan Al-Qur‟an Surah Yusuf di
dalamnya terdapat kalimat perintah dan kalimat tanya.
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai Ayahku! Sungguh,
saya (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan kulihat
semuanya sujud kepadaku.” (Q.s Yusuf ayat 4)
Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu
kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk
membinasakanmu). Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.” (Q.S
Yusuf ayat 5)
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah
tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang baik.(Q.s Yusuf ayat 9)
34
Seorang di antara mereka berkata, “Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi
masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir,
jika kamu hendak berbuat.” (Q.s Yusuf ayat: 10).
Mereka berkata, “Wahai Ayah kami! Mengapa engkau tidak mempercayai kami
terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami semua menginginkan kebaikan
baginya.” (Qs. Yusuf ayat :11).
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, “Berikanlah
kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat
bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah kami
memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar
kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-
Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti. (Qs. Yusuf, 12:21).
35
Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan
dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf
berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah telah
memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak
akan beruntung. (Q.S Yusuf ayat 23)
“Wahai Yusuf ! Lupakanlah ini, dan (istriku) mohonlah ampunan atas
dosamu, karena engkau termasuk orang yang bersalah.”(Qs.Yusuf 12: 29).
Maka ketika perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah
perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan
kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (untuk memotong
jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “keluarlah (tampakkanlah
dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya,
mereka terpesona kepada (keelikan rupanya) dan mereka (tanpa sadar),
melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Mahasempurnah Allah, ini
bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia.” (Q.S Yusuf 12: 31).
36
Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa? (Q.S
Yusuf 12: 39).
"Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami
(takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh
tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan
(tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu,
agar mereka mengetahui.” (Q.S Yusuf 12: 46).
Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut)
sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di
tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. (Q.S Yusuf 12: 47).
37
Dan raja berkata, “Bawalah dia kepadaku.” Ketika utusan itu datang
kepadanya, dia (Yusuf) berkata, “kembalilah kepada tuanmu dan tanyakan
kepadanya bagaimana halnya perempuan-perempuan yang telah melukai
tangannya. Sungguh, Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.” (Q.S
Yusuf 12: 50).
Dan raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia
(sebagai orang yang dekat) kepadaku.” Ketika dia (raja) berkata,
“Sesungguhnya kamu (Mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.” (Q.S Yusuf 12: 54).
Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.”
(Q.S Yusuf 12: 55).
Dan ketika dia (Yusuf) menyiapkan bahan makanan untuk mereka, dia
berkata, “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu
38
(Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran dan
aku adalah penerima tamu yang terbaik? (Q.S Yusuf 12: 59).
Dan dia (Yusuf) berkata kepada pelaan-pelayannya, “Masukkanlah barang-
barang (penukar) mereka ke dalam karung-karungnya, agar mereka
mengetahuinya apabila telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan
mereka kembali lagi. (Q. S Yusuf 12: 62).
Dia (Yaqub) berkata, “Bagaimana aku akan memercayakannya (Bunyamin)
kepadamu, seperti aku telah memercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu
dahulu?” Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang
di antara para penyayang. (Q.S Yusuf 12:64).
Dan dia (Yaqub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari
satu pintu gerbang, dan masuklah dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari
pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat
mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah
39
bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah
orang-orang yang bertawakal.” (Q. S Yusuf 12: 67).
Mereka bertanya, sambil menghadap kepada mereka (yang menuduh), “Kamu
kehilangan apa?” (Qs. Yusuf, 12:71).
Mereka berkata, “Tetapi apa hukumannya jika kamu dusta?” (Q.S Yusuf
12:74).
Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah, “Wahai Ayah kami!
Sesungguhnya anakmu telah mencuri dan kami hanya menyaksikan apa yang
kami ketahui dan kami tidak mengetahui apa yang di balik itu. (Q.S Yusuf
12:81).
Dan tanyalah (penduduk) negeri tempat kami berada, dan Kafilah yang datang
bersama kami. Dan kami adalah orang yang benar.” (Q.S Yusuf 12:82).
40
Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan
Saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah
orang-orang yyang kafir.”(Q.S Yusuf 12:87).
Maka ketika mereka masuk ke(tempat) Yusuf, mereka berkata, “Wahai al‟Aziz!
Kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang
membawa barang-barang yang tidak berharga, maka penuhilah jatah
(gandum) untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya Allah
memberi balasan kepada orang yang bersedekah.” (Q.S Yusuf 12:88).
Dia (Yusuf) berkata, “Tahukah kamu (kejelekan) apa yang telah kamu perbuat
terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tidak menyadari (akibat)
perbuatanmu itu?” (Q.S Yusuf 12:89).
Mereka berkata, “Apakah engkau benar-benar Yusuf ?” Dia (Yusuf)
menjawab, “Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan
karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar,
41
maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.”
(Q.S Yusuf 12:90).
Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku,
nanti dia akan melihat kembali, dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku.”
(Q.S Yusuf 12:93).
Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampunan untuk kami atas
dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah
(berdosa).” (Q.S Yusuf 12: 97).
Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia merangkul (dan menyiapkan
tempat untuk) kedua orang tuanya seraya berkata, “Masuklah kamu ke negeri
Mesir, insyaa Allah dalam keadaan aman.” (Q.S Yusuf 12: 99).
Dan berapa banyak tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang
mereka lalui, namun mereka berpaling darinya. (Q.S Yusuf 12:105).
42
Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi
mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang
mereka tidak menyadarinya? (Q.S Yusuf 12: 107)
B. Pembahasan
1. Adapun makna dan karakteristik kalimat perintah dalam terjemahan Al-
Qur‟an Surah Yusuf terdapat beberapa kalimat perintah atau kalimat tanya
(imperatif), sebagai berikut;
a. Kalimat perintah halus
Kalimat perintah halus berupa saran yaitu; Dia (Yusuf) berkata,
“Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana
biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di
tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. (Q.S Yusuf 12:47).
Karakteristik dari kalimat perintah halus dengan penanda hendaklah kata
tersebut merupakan penanda perintah dari kata dasar hendak yang diikuti
partikel-lah. Maknanya yaitu bahwa Yusuf berkata kepada penanya soal
mimpi Raja tersebut, “Tafsir mimpi ini adalah hendaknya kalian
menanam selama tujuh tahun berturut-turut dengan tekun agar hasil
panen menjadi berlimpah. Lalu hasil panen disimpan agar bertahan lama,
kecuali sebagian kecil saja yang dimakan dari hasil tanaman itu.
Kalimat perintah halus berupa permohonan yaitu; Mereka berkata,
“Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa
43
kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah
(berdosa).” (Q.S Yusuf 12: 97). Karakteristik dari kalimat perintah halus
dengan penanda mohonkanlah. Penanda perintah ini dibentuk dari kata
dasar mohon yang diikuti partikel-lah. Maknanya setelah saudara-saudara
Yusuf melihat bukti dan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, mereka
menjadi sadar dan dengan jujur mengakui kesalahannya.
b. Kalimat perintah larangan
Kalimat perintah larangan yang berupa permintaan yaitu; Dia
(ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan
mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya
(untuk membinasakanmu). Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi
manusia.” (Q.S Yusuf ayat 5). Karakteristik dari kalimat perintah
larangan yang berupa permintaan dengan penanda janganlah. Kalimat
tersebut dilengkapi panggilan wahai dan kata penegasan sesungguhnya.
Maknanya Yaqub berkata kepada putranya Yusuf, agar tidak
menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya karna mereka akan
memusuhi, sesungguhnya setan bagi manusia adalah musuh yang jelas.
Kalimat perintah larangan langsung yaitu; Seorang di antara mereka
berkata, “Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke
dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika kamu hendak
berbuat.” (Q.s Yusuf ayat: 10). Karakteristiknya yaitu berupa bentuk
larangan langsung dengan penanda janganlah. Maknanya yaitu seorang
di antara mereka memberi saran dan berkata: “Janganlah kalian
44
membunuh Yusuf, lemparkan saja dia ke dalam lubang sumur yang
jarang diperhatikan, jika tujuan kalian adalah menjauhkannya dari ayah.”
Kalimat perintah larangan langsung yaitu: Dan dia (Yaqub) berkata,
“Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang,
dan masuklah dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu
gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat
mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu
hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula
bertawakallah orang-orang yang bertawakal.” (Q.S Yusuf 12: 67).
Karakteristiknya yaitu berupa bentuk larangan langsung dengan penanda
janganlah. Maknanya berupa nasehat Yaqub kepada anak-anaknya untuk
tidak memasuki satu pintu gerbang, akan tetapi Yaqub menyuruh anak-
anaknya untuk memasuki gerbang yang berbeda-beda.
c. Kalimat perintah biasa
Kalimat perintah biasa berupa permintaan yaitu; (Ingatlah), ketika
Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai Ayahku! Sungguh, saya
(bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan kulihat
semuanya sujud kepadaku.” (Q.s Yusuf ayat 4). Karakteristiknya yaitu
berupa permintaan dengan penanda (Ingatlah) yang diberi partikel-lah.
Kata ingat merupakan verba dasar bebas karena mempunyai makna
sendiri tanpa afiks. Maknanya Yaqub menakwilkannya dengan
penjelasan bahwa matahari adalah ibunya, bulan berarti ayahnya, dan
45
bintang adalah saudara Yasuf. Berbagai fase kehidupan dalam berujung
pada momentum sehingga saudaranya tunduk dan sujud kepada Yusuf.
Kalimat perintah biasa berupa rayuan yaitu; Dan perempuan yang
dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup
pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata,
“Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah telah
memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zalim itu
tidak akan beruntung. (Q.S Yusuf ayat 23). Karakteristiknya yaitu berupa
rayuan dengan penanda Marilah yang dibentuk dari sebuah klausa
berpredikat menunjukkan sebuah rayuan. Maknanya yaitu Allah
memberikan ujian terhadap Yusuf melalui istri Al-Aziz untuk merayu
dirinya karena dia telah jatuh cinta kepada Yusuf.
Kalimat perintah biasa untuk menakwilkan mimpi berupa; "Yusuf,
wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil
mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh
tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau
dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-
orang itu, agar mereka mengetahui.” (Q.S Yusuf 12: 46).
Karateristiknya yaitu kalimat perintah biasa untuk menakwilkan
mimpinya dengan penanda Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi)”.
Kalimat tersebut dibentuk dari sebuah klausa yang berpredikat verba dari
kata dasar terang+sufiks-kan yang diikuti dengan pertikel-lah
terangkanlah.
46
Kalimat perintah biasa untuk bertanya yaitu; Dan tanyalah
(penduduk) negeri tempat kami berada, dan Kafilah yang datang
bersama kami. Dan kami adalah orang yang benar.” (Q.S Yusuf 12:82).
Karakteristiknya yaitu kalimat perintah biasa untuk bertanya dengan
penanda tanyakanlah. Penanda perintah ini dibentuk dari verba dasar
bebas tanya yang diberi dengan partikel-lah. Maknanya yaitu permintaan
untuk bertanya kebenaran (membuktikan kebenaran).
d. Kalimat perintah langsung
Kalimat perintah langsung yaitu; Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia
ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah
itu kamu menjadi orang baik.(Q.S Yusuf ayat 9). Karakteristiknya yaitu
kalimat perintah langsung untuk membunuh atau membuang Yusuf
dengan penanda Bunuhlah atau buanglah kalimat tersebut dibentuk dari
sebuah kata nomina yang dibentuk dari kata dasar bunuh dan buang yang
diikuti dengan penanda partikel penegas-lah. Maknanya bahwa saudara-
saudara Yusuf ingin menjauhkan dari ayahnya yaitu Yaqub.
Kalimat perintah langsung untuk memberikan tempat tinggal; Dan
orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, “Berikanlah
kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia
bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan
demikianlah kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di
negeri (Mesir), dan agar kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan
Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak
47
mengerti. (Qs. Yusuf, 12:21). Karakteristiknya yaitu kalimat perintah
langsung untuk memberikan tempat tinggal dengan penanda Berikanlah
kepadanya tempat (dan layanan) yang baik. Kalimat tersebut dibentuk
dari sebuah klausa berpredikat verba yang dibentuk dari kata dasar
beri+sufiks-kan yang diikuti dengan pertikel penegas-lah. Maknanya
yaitu Allah Subhanahu Wata‟ala menceritakan belas kasihan-Nya kepada
Yusuf Alaihi Salam bahwa Dia telah menggerakkan seseorang yang
membelinya di Mesir, lalu orang itu memelihara dan memuliakannya
serta berpesan kepada keluarga (istrinya) agar memperlakukannya
dengan baik.
Kalimat perintah langsung untuk menyuruh yaitu; Kembalilah
kepada ayahmu dan katakanlah, “Wahai Ayah kami! Sesungguhnya
anakmu telah mencuri dan kami hanya menyaksikan apa yang kami
ketahui dan kami tidak mengetahui apa yang di balik itu. (Q.S Yusuf
12:81). Karakteristiknya yaitu kalimat perintah langsung dengan penanda
kembalikanlah kepada ayahmu dan katakanlah. Kalimat tersebut
menjelaskan bahwa Yusuf menyuruh saudara-saudaranya untuk kembali
kepada ayah mereka dan mereka memberitahukan bahwa Bunyamin adik
mereka telah mencuri barang kerajaan.
Kalimat perintah langsung untuk menyuruh yaitu; Wahai anak-
anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan Saudaranya
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang
yyang kafir.”(Q.S Yusuf 12:87). Karakteristiknya yaitu kalimat perintah
48
langsung dengan penanda. Hai anak-anakku pergilah kamu. Kalimat
tersebut menjelaskan bahwa ayah Yusuf (Yakub) menyuruh dan
memerintahkan kepada anak-anaknya untuk mencari berita tentang Yusuf
dan saudaranya Bunyamin.
Kalimat perintah langsung untuk menyuruh yaitu; Pergilah kamu
dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia
akan melihat kembali, dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku.”
(Q.S Yusuf 12:93). Karakteristiknya yaitu kalimat perintah langsung
dengan penanda pergilah kamu dengan membawa bayu gantiku ini
kalimat tersebut menjelaskan bahwa Yusuf menyuruh saudara-
saudaranya untuk membawakan baju gamisnya dan meletakan ke wajah
Ayahnya.
e. Kalimat perintah permintaan
Kalimat perintah permintaan berupa permohonan yaitu; “Wahai
Yusuf ! Lupakanlah ini, dan (istriku) mohonlah ampunan atas dosamu,
karena engkau termasuk orang yang bersalah.”(Qs.Yusuf 12: 29).
Karakteristiknya yaitu kalimat perintah permintaan untuk berpaling
dengan penanda berpalinglah. Penanda ini dibentuk dari verba dasar
bebas berpaling yang ditambah dengan partikel-lah. Maknanya yaitu agar
merahasiakan peristiwa yang terjadi agar tidak tersebar. Namun
kenyataannya malah tersebar seperti yang disebutkan dalam ayat ini.
Kalimat perintah permintaan berupa suruhan yaitu; Dan raja
berkata, “Bawalah dia kepadaku.” Ketika utusan itu datang kepadanya,
49
dia (Yusuf) berkata, “kembalilah kepada tuanmu dan tanyakan
kepadanya bagaimana halnya perempuan-perempuan yang telah melukai
tangannya. Sungguh, Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.”
(Q.S Yusuf 12: 50). Karakteristiknya yaitu kalimat perintah permintaan
untuk dengan penanda bawalah yang ditambah dengan partikel-lah.
Maknanya mimpi yang dialami oleh raja merupakan jalan yang Allah
sediakan bagi Yusuf untuk keluar dari penjara. Setelah sang raja melihat
mimpi itu dan para pejabatnya tidak mampu menakwilkan mimpi sang
raja.
Kalimat permintaan berupa suruhan yaitu; Dan raja berkata,
“Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang
yang dekat) kepadaku.” Ketika dia (raja) berkata, “Sesungguhnya kamu
(Mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di
lingkungan kami dan dipercaya.” (Q.S Yusuf 12: 54). Karakteristiknya
yaitu kalimat perintah permintaan dengan penanda bawalah. Maknanya
yaitu permintaan raja agar membawa Yusuf untuk menghadap kepadanya
dan Yusuf dipilih sebagai orang terpercaya.
Kalimat perintah permintaan berupa permohonan yaitu; Dia (Yusuf)
berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan
berpengetahuan.” (Q.S Yusuf 12: 55). Karakteristik kalimat perintah
permintaan untuk menjadi bendaharawan dengan penanda “Jadikanlah
50
kalimat tersebut dibentuk dari sebuah klausa berpredikat verba dari kata
dasar jadi+sufiks-kan yang diikuti dengan partikel-lah jadikanlah.
Kalimat perintah permintaan berupa permohonan yaitu; Maka ketika
mereka masuk ke(tempat) Yusuf, mereka berkata, “Wahai al‟Aziz! Kami
dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang
membawa barang-barang yang tidak berharga, maka penuhilah jatah
(gandum) untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya
Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah.” (Q.S Yusuf
12:88). Karakteristiknya yaitu kalimat perintah permintaan untuk
menyempurnakan dengan penanda sempurnakanlah. Penanda ini
dibentuk dari sebuah klausa berpredikat dibentuk dari kata dasar
sempurnah+sufiks-kan yang diikuti dengan pertikel-lah. Maknanya yaitu
perintah untuk menyempurnakan permintaan saudara-saudaranya.
f. Kalimat perintah ajakan
Kalimat perintah ajakan berupa suruhan yaitu; Maka ketika
perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah perempuan-
perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan
kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (untuk memotong
jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “keluarlah
(tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan
itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelikan rupanya) dan mereka
(tanpa sadar), melukai tangannya sendiri. Seraya berkata,
“Mahasempurnah Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar
51
malaikat yang mulia.” (Q.S Yusuf 12: 31). Karakteristiknya yaitu
kalimat perintah ajakan dengan penanda keluarlah. Penanda perintah ini
dibentuk dari verba dasar yang ditambah dengan partikel-lah keluarlah.
Maknanya yaitu perintah untuk menyuruh Yusuf agar keluar dan
menampakkan dirinya terhadap tamu-tamu yang hadir.
Kalimat perintah ajakan berupa suruhan yaitu; Maka ketika mereka
masuk ke (tempat) Yusuf, dia merangkul (dan menyiapkan tempat untuk)
kedua orang tuanya seraya berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir,
insyaa Allah dalam keadaan aman.” (Q.S Yusuf 12: 99).
Karakteristiknya yaitu kalimat perintah ajakan dengan penanda
masuklah. Penanda perintah ini dibentuk dari verba dasar bebas yang
ditambah dengan partikel-lah. Maknanya yaitu Yaqub dan keluarganya
pergi meninggalkan kampung halaman mereka untuk menemui Yusuf di
negeri Mesir. Setelah mereka bertemu dengannya, Yusuf langsung
memeluk ayah dan ibunya.
2. Makna dan karakteristik kalimat tanya (interogatif) dalam terjemahan Al-
Qur‟an Surah Yusuf, sebagai berikut:
a. Kalimat tanya untuk menanyakan benda bukan orang atau yang
diorangkan yaitu; Mereka bertanya, sambil menghadap kepada mereka
(yang menuduh), “Kamu kehilangan apa?” (Qs. Yusuf, 12:71).
Karakteristiknya yaitu kalimat tanya untuk menayakan benda bukan
orang atau diorangkan dengan penanda apa, yang diletakan pada akhir
52
kalimat. Maknaya yaitu berupa kalimat tanya untuk meminta penjelasan
mengenai benda.
b. Kalimat tanya untuk menegaskan yaitu; Dan ketika dia (Yusuf)
menyiapkan bahan makanan untuk mereka, dia berkata, “Bawalah
kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah
kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran dan aku adalah
penerima tamu yang terbaik? (Q.S Yusuf 12: 59). Karakteristiknya yaitu
kalimat tanya yang sifatnya menegaskan dengan penanda tidakkah.
Dibentuk dari kata dasar tidak yang dilengkapi partikel-kah. Maknanya
yaitu berupa kalimat tanya yang menegaskan untuk bertakwa atau
berbuat kebaikan.
c. Kalimat tanya untuk menayakan proses atau pendapat yaitu; Dia (Yaqub)
berkata, “Bagaimana aku akan memercayakannya (Bunyamin)
kepadamu, seperti aku telah memercayakan saudaranya (Yusuf) kepada
kamu dahulu?” Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha
Penyayang di antara para penyayang. (Q.S Yusuf 12:64).
Karakteristiknya yaitu kalimat tanya yang menanyakan proses atau
menanyakan pendapat dibentuk dengan penanda bagaimana. Maknanya
yaitu berupa kalimat tanya yang menanyakan proses atau pendapat
mengenai keraguan dan kekecewaan jika saudara Yusuf (Bunyamin)
pergi bersamanya.
d. Kalimat tanya untuk meminta alasan yaitu; Mereka berkata, “Wahai
Ayah kami! Mengapa engkau tidak mempercayai kami terhadap Yusuf,
53
padahal sesungguhnya kami semua menginginkan kebaikan baginya.”
(Qs. Yusuf ayat :11). Karakteristiknya yaitu kalimat tanya yang meminta
jawaban dengan menggunakan penanda alasan sebuah klausa. Maknanya
yaitu berupa kalimat tanya yang meminta jawaban berupa alasan
mengenai larangan pertanyaan anak-anak (saudara-saudara Yusuf)
kepada ayahnya (nabi Yakub) untuk mengetahui alasan
ketidakbolehannya mendekati dan mengajak pergi.
e. Kalimat tanya untuk menanyakan pilihan yaitu; Wahai kedua penghuni
penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu
ataukah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa? (Q.S Yusuf 12: 39).
Karakteristiknya yaitu kalimat tanya yang meminta kepastian berupa
salah satu pilihan dengan penanda manakah, ataukah. Kalimat tanya
tersebut berupa salah satu pilihan dari beberapa unsur, karena juga
terdapat penanda berupa konjungsi ataukah. Kalimat tanya tersebut
dibentuk dari kata dasar mana yang dilengkapi partikel-kah, dan juga dari
kongjungsi atau yang dilengkapi partikel-kah. Maknanya yaitu berupa
kalimat tanya untuk meminta kepastian berupa salah satu pilihan
mengenai keyakinan.
f. Kalimat tanya yang mengharapkan jawaban berupa pengakuan seseorang
yaitu; Mereka berkata, “Apakah engkau benar-benar Yusuf ?” Dia
(Yusuf) menjawab, “Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah
melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barangsiapa
bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan
54
pahala orang yang berbuat baik.” (Q.S Yusuf 12:90). Karakteristiknya
yaitu kalimat tanya yang mengharapkan jawaban berupa pengakuan
dengan penanda apakah yang diletakkan pada awal kalimat. Maknanya
yaitu berupa kalimat tanya untuk meminta pengakuan pertanyaan mereka
(saudara-saudara Yusuf) kepada Yusuf mengenai pengakuan Yusuf atas
keberadaan dirinya.
g. Kalimat tanya untuk menanyakan banyak/jumlah yaitu; Dan berapa
banyak tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang mereka
lalui, namun mereka berpaling darinya. (Q.S Yusuf 12:105).
Karakteristiknya yaitu kalimat tanya yang digunakan untuk menanyakan
jumlah atau banyaknya suatu benda dengan penanda berapa. Maknanya
yaitu berupa kalimat tanya yang mengandung pemberitahuan tentang
kebesaran Allah Subhanahu Wata‟ala. Pertanyaan yang memberitahu
(Muhammad Shallalluhu „Alaihi Wasallam) mengenai kebesaran Allah di
langit dan di bumi untuk membimbing untuk ke jalan yang lurus.
h. Kalimat tanya yang menanyakan perasaan orang lain yaitu; Apakah
mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka,
atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang
mereka tidak menyadarinya? (Qs. Yusuf, 12: 107). Karakteristiknya
yaitu kalimat tanya untuk menanyakan perasaan orang lain dengan
penanda apakah, yang diletakan pada awal kalimat. Dibentuk dari kata
tanya apa yang dilengkapi partikel-kah. Kalimat tanya ini menanyakan
perasaan umat manusia jika mereka mendapatkan siksaan Allah.
55
Maknanya yaitu kalimat tanya untuk meminta penjelasan mengenai
perasaan (umat manusia). Pertanyaan mengenai kesiapan akan semua
siksaan atau hukuman dari Allah yang menimpanya (orang-orang yang
jahat).
i. Kalimat tanya untuk menanyakan kejelekan yaitu; Dia (Yusuf) berkata,
“Tahukah kamu (kejelekan) apa yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf
dan saudaranya karena kamu tidak menyadari (akibat) perbuatanmu
itu?” (Q.S Yusuf 12:89). Karakteristiknya yaitu kalimat tanya yang
menanyakan kejelekan dengan menggunakan penanda apakah.
Maknanya yaitu berupa kalimat tanya yang menanyakan kejelekan
kepada saudara-saudaranya tentang apa yang sudah mereka lakukan
kepada Yusuf Alaihi Salam dan saudaranya Bunyamin.
56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan pada bab ini mengenai kalimat perintah dan
kalimat tanya dalam terjemahan ayat Al-Qur‟an Surah Yusuf dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Karakteristik kalimat perintah dan kalimat tanya dalam terjemahan ayat Al-
Qur‟an Surah Yusuf.
a. Karakteristik kalimat perintah meliputi:
1) Kalimat perintah halus, meliputi kalimat perintah halus berupa saran
dan kalimat perintah halus berupa permohonan.
2) Kalimat perintah larangan, meliputi kalimat perintah larangan berupa
permintaan dan kalimat perintah larangan langsung.
3) Kalimat perintah biasa, meliputi kalimat perintah biasa berupa
permintaan, kalimat perintah biasa berupa rayuan, kalimat perintah
biasa untuk menakwilkan mimpi, dan kalimat perintah biasa untuk
bertanya.
4) Kalimat perintah langsung, meliputi kalimat perintah langsung untuk
membunuh dan membuang Yusuf. Kalimat langsung untuk
memberikan tempat tinggal dan kalimat perintah langsung untuk
menyuruh.
5) Kalimat perintah permintaan, meliputi kalimat perintah permintaan
berupa permohonan dan kalimat perintah permintaan berupa suruhan.
57
6) Kalimat perintah ajakan meliputi kalimat perintah ajakan berupa
suruhan.
b. Karakteristik kalimat tanya meliputi;
1) Kalimat tanya untuk menanyakan benda bukan orang atau yang
diorangkan.
2) Kalimat tanya untuk menegaskan.
3) Kalimat tanya untuk menanyakan proses atau pendapat.
4) Kalimat tanya untuk meminta alasan
5) Kalimat tanya untuk menanyakan pilihan.
6) Kalimat tanya yang mengharapkan jawaban berupa pengakuan
seseorang.
7) Kalimat tanya untuk menanyakan banyak atau jumlah.
8) Kalimat tanya yang menanyakan perasaan orang lain.
b. Makna kalimat perintah dan kalimat tanya dalam terjemahan Al-Quran
Surah Yusuf.
Makna kalimat perintah yaitu; untuk meminta beberapa permintaan
Yusuf, saudara-saudara Yusuf dan Raja Mesir berserta istrinya, perintah
untuk merayu Yusuf, perintah untuk menakwilkan mimpi Yusuf, perintah
untuk bertanya tentang kebesaran siapa pencuri piala raja, perintah berupa
larangan untuk bercerita takwil mimpi Yusuf, membunuh Yusuf, masuk
pintu gerbang, bersedih atas kejahatan saudara-saudara Yusuf kepada
Bunyamin, perintah halus untuk berbuat kebaikan di dunia dan memohon
ampunan atas semua dosa kepada Allah Subhanahu Wata‟ala.
58
Makna kalimat tanya yaitu meminta penjelasan mengenai hukuman
bagi pencuri piala raja, bertanya menegaskan untuk bertakwa dan bertobat
bagi orang-orang jahat, bertanya untuk menanyakan proses atau pendapat
mengenai keraguan dari kekecewaan Yaqub kepada anak-anaknya, bertanya
untuk meminta jawaban berupa alasan ketidakbolehan saudara-saudaranya
mengajak pergi, bertanya untuk meminta kepastian berupa hukuman kepada
orang jahat, bertanya untuk mengharapkan pengakuan Yusuf, bertanya
untuk menanyakan banyaknya jumlah tanda-tanda kebesaran Allah, dan
bertanya tentang perasaan umat manusia.
B. Saran.
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
1. Bagi para pembaca, dalam membaca Al-Qur‟an Surah Yusuf bukan hanya
membaca saja, akan tetapi harus memahami isi makna kandungan di
dalamnya serta bentuk kalimat perintah dan kalimat tanya dalam Al-
Qur‟an Surah Yusuf untuk dijadikan sebagai dasar ilmu pengetahuan dan
juga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.
2. Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan adanya kalimat perintah
dan kalimat tanya dalam Al-Qur‟an Surah Yusuf, guru juga dapat
menggunakan instrumen Al-Qur‟an teks terjemahan sebagai media
pembelajaran untuk dapat membantu dalam memahami maksud dan tujuan
dalam buku Al-Qur‟an teks terjemahan.
59
3. Bagi umat Islam Al-Qur‟an merupakan panduan dan pedoman hidup umat
Islam, yang sepertiga dari isinya berupa sejarah. Islam mengajarkan
sejarah sebagai keteladanan, bukan mengajarkan dongeng. Cerita sejarah
yang termasuk dalam kisah terbaik dalam Al-Qur‟an salah satunya adalah
Surah Yusuf.
60
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, M. (2017, Juli 16). Pengertian Sintaksis Menurut Para Ahli. Diambil 29
Desember 2019, dari Sastra wacana website: https: //sastra wacana.id/
pengertian -sintaksis/.
Arif, Tarman A. 2014. Psikolinguistik. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Astuti, Wili dan Zainal Arifin, 2009. “Ketetapan Terjemahan Kalimat Perintah
dalam Buku Teks Owner‟s Manual LG LM-D2341 dan Terjemahannya
Buku Petunjuk Penggunaan LG LM-D2342”. Penilitaian Humaniora,
2007 nomor 1 vol. 10.
Ba‟dulu, A. Muis dan Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Pusat Bahasa dan
Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Agama Republik Indonesia. 2007. Al-Quran Tajwid dan Terjemah.
Bandung.
Dola, Abdullah. 2010. Tataran Sintaksis dalam Grmatikal Bahasa Indonesia.
Makassar: Badan Penerbit UNM.
Hambali. 2014. Linguistik Umum. Makassar: Universitas Muhammadiah
Makassar.
Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Markhamah. 2011. Ragam & Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Muriyani. 2013. Analisis Kalimat Tanya dalam Wacana Novel Tuhan, Izinkan
Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M. Dahlan. Skripsi. Pendidikan
Bahasa dan Sastra. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. http: // libry. walisongo. ac. id /
digilib // files/ disk1/ 106 / jtptiain-gdlsamuli 0731-5265-1-pdf _ samui.
pdf, diakses tanggal 21 Desember 2019.
Mutiara Hikmah. 2017. Keutamaan Membaca Alquran. http// m-kumparan-com.
cdn.ampproject.org/v/m.kumparan.com/amp/islamic-quotes/keutamaan-
61
membaca-al-quran-satu-hurufnya-diganjar-dengan-1-kebaikan-dan-
dilipatkan-menjadi?, diakses tanggal 22 Desember 2019
Nooryanti, Rusma. 2017. Buku Ajaran Sintaksis. Yogyakarta: Penebar Pustaka
Media.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. CV.
Suma, Muhammad Amin. 2014. Ulumul Quran. Jakarta: PT Raja Gradfindo
Persada.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengkajian Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Wijana, Putu. 2011. Semantik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuman Pustaka.
62
L
A
M
P
I
R
A
N
ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA
PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH YUSUF
AYAT 1 SAMPAI 111
63
Dengan nama Allah, Yang Maha pengasih, Maha Penyayang
Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang jelas.
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,
agar kamu mengerti.
Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu itu
termasuk orang yang tidak mengetahui.
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai Ayahku! sesungguhnya
aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya
sujud kepadaku".
64
Dia (ayahnya) berkata: "Wahai anak-anakku! janganlah kamu ceritakan mimpimu
itu kepada saudara-saudaramu, mereka aka daya (untuk membinasakan)mu.
Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia
Dan demikianlah Tuhanmu, memilih engkau (untuk menjadi Nabi) dan
mengajarkan kepadamu sebahagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan
(nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah
menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu)
Ibrahim dan Ishak. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang yang bertanya.
65
Ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya
(Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita
adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang
nyata.
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu tempat agar perhatian ayah tertumpah
kepadamu dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik".
Seorang diantara mereka berkata: "Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi
masukan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika
kamu hendak berbuat".
Mereka berkata: "Wahai ayah kami! mengapa engkau tidak mempercayai kami
terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami semua menginginkan kebaikan
baginya.
Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang
dan bermain-main, dan kami pasti menjaganya".
66
Dia (Yaqub)) Berkata, "Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf)
sangat menyedihkanku dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu
lengah darinya".
Sesungguhnya mereka berkata: "Jika dia dimakan serigala, padahal kami
golongan (yang kuat), kalau demikian tentu kami orang-orang yang rugi".
Maka ketika mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur,
Kami wahyukan kepadanya," Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini
kepada mereka, sedangkan mereka tidak menyadari.”
Kemudian mereka datang kepada ayah mereka pada petang hari sambil menangis.
67
Mereka berkata: "Wahai ayah kami! sesungguhnya kami pergi berlomba dan kami
tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan
engkau tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami berkata benar".
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu.
Dia Ya'qub berkata: "Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik
urusan yang buruk itu; maka hanya bersabaran yang terbaik (bagiku). Dan Allah
sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan".
Dan datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang
pengambil air, lalu dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar senangnya,
ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan sebagai barang
dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga yang renda, yaitu beberapa dirham
saja, sebab mereka merasa tidak tertarik kepadanya.
68
Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah
kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat
kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak". Dan demikian Kami memberikan
kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan
kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi
kebanyakan manusia tiadak mengerti.
Dan ketika dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya kekuasaan dan ilmu.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan
dia menutup pintu-pintu, lalu berkata: "Marilah mendekat kepadaku". Yusuf
69
berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan
aku dengan baik". Sesungguhnya orang yang zalim tiada akan beruntung.
Dan sesungguhnya perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan
Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah, agar Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian.
Sungguh,(Yusuf ) termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik baju gamis
(Yusuf) dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan
itu di depan pintu. Dia (perempuan itu) berkata: "Apakah pembalasan terhadap
orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau
(dihukum) dengan siksa yang pedih?"
Dia (Yusuf) berkata: "Dia menggodaku dan merayu diriku .” seorang saksi dari
keluarga perempuan itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di
70
bagian depan, maka perempuan itu benar dan dia (Yusuf) termasuk orang yang
dusta.
Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang
dusta, dan dia (Yusuf )termasuk orang yang benar".
Maka ketika dia (suami perempuan itu ) melihat baju gamis (Yusuf) koyak di
bagian belakang, dia berkata : "Sesungguhnya ini adalah tipu daya kamu, tipu
dayamu benar-benar hebat. ".
Wahai Yusuf: “Lupakanlah ini, dan (isteriku) mohon ampunlah atas dosamu ,
karena engkau termasuk orang yang bersalah".
71
Dan perempuan-perempuan di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda dan merayu
pelayananya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya
mabuk cinta. Kami pasti memandang dia dalam kesesatan yang nyata".
Maka ketika perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah
perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan
kepada masing-masing mereka diberi sebuah pisau (untuk memotong jamuan),
kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada
mereka". Ketika perempuan-perempua itu melihatnya, mereka terpesona kepada
(keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya
berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak
lain hanyalah malaikat yang mulia".
Dia (istri Al-Aziz) berkata: "Itulah dia orangnya yang menyebabkan kamu cela
aku karena (aku tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia
untuk menundukkan dirinya akan tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan
72
apa yang aku perintahkan kepadanya, niscya dia akan dipenjarakan, dan dia akan
menjadi orang yang hina.”
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku! penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya
aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk
orang yang bodoh".
Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari
tipu daya mereka. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran
Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu tertentu.
Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda ke
dalam penjara. Salah satunya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi memeras
73
anggur". Dan yang lainnya berkata: "Aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di
atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung". Berikanlah kepada kami
takwilnya Sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang yang berbuat
baik.
Dia Yusuf berkata: "Makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu berdua aku
telah dapat menerangkan takwilnya, sebelum (makanan) itu sampai kepadamu. Itu
sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku
telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan
mereka tidak percaya kepada hari akhirat.
Dan aku mengikut agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadak
pantas bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. itu
adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya); tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur.
74
Wahai kedua penghuni penjara! manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-
macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?
Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat
baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan
suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik
Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah
agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
Wahai kedua penghuni penjara, "Adapun salah seorang diantara kamu, akan
bertugas menyediakan mi numan khamar bagi tuannya. Adapun yang seorang lagi
75
dia akan disalib, lalu burung memakan sebagian kepalanya. Telah terjawab
perkara yang kamu tanyakannya (kepadaku)".
Dan dia (Yusuf) berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat diantara
berdua, "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Maka syaitan menjadikan dia
lupa untuk menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia
(Yusuf) tetap dalam penjara beberapa tahun lamanya.
Dan Raja berkata (kepada para pemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku
bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi
betina yang kurus,tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai ) lainnya
yang kering". Wahai orang yang terkemuka! "Terangkanlah kepadaku tentang
takwilku mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi".
76
Mereka menjawab: "(Itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu
menakwilkan mimpi itu".
Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada
Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu
tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku
(kepadanya)".
"Yusuf, Wahai orang yang sangat dipercaya, terangkanlah kepada kami (takwil
mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor
sapi betina), yang kurus dan tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh)
lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka
mengetahuinya".
77
Dia (Yusuf) berkata: "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut)
sebagaimana biasa; kamu kemudia apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
ditangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali
sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
l
Setelah itu akan datang tahun, dimana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan
dimasa itu mereka memeras anggur".
Dan Raja berkata: "Bawalah dia kepadaku". ketika utusan itu datang kepadanya,
dia (Yusuf), berkata, "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya
bagaimana halnya perempuan-perempuan yang telah melukai tangannya. Sunggu,
Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.”
78
Dia (Raja) berkata (kepada perempuan-perempuan itu): "Bagaimana
keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?" Mereka
berkata: "Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan
darinya".Isteri Al Aziz berkata, "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang
menggodanya dan merayunya, dan sesungguhnya dia termasuk orang yang
benar".
(Yusuf berkata): "Yang demikian itu agar dia (Al Aziz) mengetahui bahwa
sesungguhnya aku benar-benar tidak mengkhianatnya ketika dia tidak ada (di
rumah), dan bahwa Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat.
Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
79
Dan raja berkata: "Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai
orang yangdekat) kepadaku". ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengan dia,
dia (raja) berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang
berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya".
Dia (Yusuf) berkata: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan".
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri (Mesir);
untuk tinggal dimana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat
kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang
yang berbuat baik.
Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang
beriman dan selalu bertakwa.
Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir} lalu mereka masuk ke (tempat)nya.
Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak mengenalinya (lagi)
kepadanya.
80
Dan ketika (Yusuf) menyiapkan bahan makanan untuk mereka, dia berkata,
"Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah
kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran dan aku adalah penerima
tamu yang baik?
Maka jika kamu tidak akan mendapat jatah ( gandum) lagi dariku dan jangan
kamu mendekatiku".
Mereka berkata: "Kami akan membujuk ayahnya (untuk membawanya) dan kami
benar-benar akan melaksanakannya".
Dan dia (Yusuf) berkata kepada pelayan-pelayan: "Masukkanlah barang-barang
(penukar) mereka ke dalam karung-karung mereka, mengetahuinya apabila telah
kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi".
81
Maka ketika mereka telah kembali kepada ayah mereka (Ya'qub) mereka berkata:
"Wahai ayah kami, kami tidak akan mendapat jatah (gandum) lagi, (jika tidak
membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi bersama kami
supaya kami mendapat jatah, dan kami benar benar akan menjaganya".
Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin)
kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu
dahulu?". Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia adalah Maha
Penyanyang diantara para penyanyang.
Dan ketika mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan barang-
barang (penukar) mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata "Wahai
ayah kami! apa lagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan
kepada kita, dan kami akan dapat memberi makan keluarga kami, dan kami akan
mendapat tambahan jatah (gandung) seberat beban ekor unta. Itu suatu hal yang
mudah (bagi raja mesir).”
82
Dia Ya'qub berkata: "Aku tidak akan melepaskannya (pergi) bersama kamu,
sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama)Allah, bahwa kamu pasti akan
membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung (musuh)". Setelah
mereka mengucapkan janji sumpah, dia (Yaqub) berkata: "Allah adalah saksi
terhadap apa yang kita ucapkan".
Dan dia (Ya'qub) berkata: "Wahai anak-anakku janganlah kamu masukdaei satu
pintu-pintu gerbangyang berbeda, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang
berbeda; namun demikian aku tiada dapat mempertahankan kamu sedikit barang
sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah; kepada-Nya-
lah aku bertawakkal dan kepada-Nya pula bertawakkallah orang-orang yang
bertawakkal".
83
Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, (masuknya
mereka itu) tiadak dapat menolak sedikit pun keputusan Allah, (tetapi itu) hanya
suatu keinginan pada diri Yaqub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia
mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Dan mereka masuk ke (tempat) Yusuf. dia menempatkan (Bunyamin) di
tempatnya, dia (Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan
engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Maka ketika telah disiapkan bahan makanan mereka, dia (Yusuf )memasukkan
piala ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriak "Wahai kafilah!
sesungguhnya kamu pasti pencuri".
Mereka bertanya, sambil menghadap kepada mereka (yang menudu), “ kamu
kehilangan apa?”
84
Mereka menjawab,: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan seberat) beban unta, dan
aku jamin terhadapnya".
Mereka saudara-saudara (Yusuf) menjawab "Demi Allah sesungguhnya kamu
mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri ini dan
kami bukanlah para pencuri".
Mereka berkata: "Tetapi apa hukumnya jikalau kamu dusta? "
Mereka menjawab: "Hukumanya ialah pada siapa diketemukan dalam karungnya
(barang yang hilang) maka dia sendirilah menerima hukumannya ". Demikianlah
kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim.
85
Maka mulailah dia (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa)
karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan (piala raja) itu dari karung
saudaranya. Demikianlah Kami mengatur untuk (rencana) untuk Yusuf. Dia tidak
dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah
menghendaki-Nya. Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas
setiap orang yang berpengetahuan ada lagi yang mengetahui.
Mereka berkata: "Jika ia mencuri, maka sungguh belum itu saudaranya pun
pernah pula mencuri.”Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya
dan tidak ditampakannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya): "
kedudukanmu justru lebih buruk. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
terangkan. “
Mereka berkata: "Wahai Al Aziz, Dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia,
karena itu ambilah salah satu di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami
melihat engkau termasuk oranng-orang yang berbuat baik".
86
Dia (Yusuf) berkata,: "Aku mohon perlindungan kepada Allah dari menahan
(seorang), kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika
kami (berbuat) demikian, berarti kami orang yang zalim".
Maka ketika mereka berputus asa darinya (putusan yusuf ) mereka menyendiri
(sambil berunding) dengan berbisik-bisik. Yang tertua diantara mereka berkata:
"Tidakkah kamu ketahui bahwa ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan
nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku
tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku
(untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah
Hakim yang sebaik-baiknya".
87
Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya
anakmu telah mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui, dan
kami tidak mengetahui apa yang dibalik itu.
Dan tanyalah (penduduk) negeri tempat kami berada dan kafilah yang kami
datang bersama kami, dan kami adalah orang yang benar".
Dia (Ya'qub) berkata: "Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik
urusan (yang buruk) itu. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik. Mudah-
mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui Maha Bijaksana".
Dan dia (Ya'qub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai
duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena sedihan
dan diam menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).
88
Mereka berkata: "Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf,
sehingga engkau (mengidap) penyakit yang berat atau termasuk orang-orang akan
yang binasa".
Dia (Ya'qub) menjawab: "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu ketahuinya".
Wahai anak-anakku! pergilah kamu, maka carilah (berita) tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Hanyalah orang-
orang yang kafir".
Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz,
kami! dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa
89
barang-barang yang tidak berharga, maka penuhilah jata (gandum) untuk kami,
dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada
orang yang bersedekah".
Dia (Yusuf) berkata: “Tuhan kamu (kejelekan) apa yang telah kamu perbuat
terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tidak menyadari (akibat)
perbuatanmu itu?".
Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Dia (Yusuf) menjawab:
"Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sunggu Allah telah melimpahkan karunia-Nya
kepada kami". Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka
sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik"
Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan engkau di
atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)".
90
Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-
mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara
para penyayang".
Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan kewajah ayahku, nanti
dia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".
Dan ketika kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka:
"Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah
akal (tentu kamu membenarkan aku)".
Mereka (keluarganya) berkata: "Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam
kekeliruanmu yang dahulu".
91
Mereka ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diusapkannya (baju
itu) ke wajah (Ya'qub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Yaqub) " Bukankah
telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu
tidak ketahui".
Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun untuk kami atas dosa-
dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)".
Dia (Ya'qub) berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku.
Sesungguhnya Dia Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul (dan
menyiapkan tempat untuk) kedua orang tuanya seraya berkata: "Masuklah kamu
ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman".
92
Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka
(semuanya) tunduk sujud kepada (Yusuf). Dan dia (Yusuf)berkata: "Wahai
ayahku inilah takwil mimpiku yang dahulu itu; Dan sesungguhnya Tuhanku telah
menjadikannya suatu kenyataan.. Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikan
kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia
membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah
setan masuk (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh,
Tuhankun Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian
kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takwil mimpi. (Ya Tuhan)
Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat,
93
wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang yang
saleh.
Itulah sebagian berita gaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad):
padahal engkau tidak berada disamping mereka, ketika mereka bersepakat
mengatur tipu muslihat (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur
Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat
menginginkannya.
Dan engkau tidak meminta imbalan apa pun kepada mereka (terhadap serunmu
ini), itu adalah pengajaran bagi seluru alam.
Dan kebanyak mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka
mempersekutukan-Nya.
94
Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka
mempersekutuka-Nya
Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka,
atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak
menyadarinya?
Katakanlah (Muhammad): "Inilah jalanku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik".
Dan kami tidak mengutus sebelummu( Muhammad), melainkan orang laki-laki
yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Tidakkah mereka
bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum
mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik
bagi orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?
95
Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan
kaumnya) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada
mereka (para rasul) itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang yang Kami
kehendaki. Dan siksa kami tidak dapat ditolak dari orang-orang yang berdosa.
Sungguh pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang
mempunyai akal. (Al Quran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Jika Terdapat Kesalahan Atau Kekeliruan Dalam Penulisan Ayat-Ayat Al-
Quran ini Mohon Maaf.
Jazakumullahu Khaer.