Upload
devhy-erfiana
View
319
Download
35
Embed Size (px)
Citation preview
Kel. I VI C Keperawatan1
PERSIAPAN LUMBAL PUNGSI
Disusun oleh :
Kelompok I
VI C Keperawatan
Achmad ZenieyAhmad Ali Majidi
Ali Akbar Siddiq
Deny Pratiwi
Devi ErfianaSoni Purnomi
Kel. I VI C Keperawatan2
Pengertian Lumbal pungsi adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. (Brunner and Suddarth’s, 1999)
Kel. I VI C Keperawatan3
Tujuan Mengambil cairan cerebrospinal untuk
kepentingan pemeriksaan / diagnostic maupun kepentingan therapy
Pemeriksaan cairan serebrospinal Mengukur dan mengurangi tekanan cairan
serebrospinal Menentukan ada tidaknya darah pada cairan
serebrospinal Mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal Memberikan antibiotic intrathekal ke dalam
kanalis spinal terutama kasus infeksi.
Kel. I VI C Keperawatan4
Indikasi Kejang Paresis atau paralisis termasuk paresis Nervus
VI Pasien koma Ubun – ubun besar menonjol Kaku kuduk dengan kesadaran menurun Tuberculosis milier
Kel. I VI C Keperawatan5
Untuk diagnostic Kecurigaan meningitis Kecurigaan perdarahan sub arachnoid Pemberian media kontras pada pemeriksaan
myelografi Evaluasi terhadap pengobatan
Untuk therapy Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba
intra tekal Pemberian anestesi spinal Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
Kel. I VI C Keperawatan6
Kontraindikasi Syock/renjatan Infeksi local di sekitar daerah tempat pungsi
lumbal Peningkatan tekanan intracranial (oleh tumor,
space occupying lesion,hedrosefalus) Gangguan pembekuan darah yang belum
diobati
Kel. I VI C Keperawatan7
Komplikasi Sakit kepala Infeksi Iritasi zat kimia terhadap selaput otak Jarum pungsi patah Herniasi Tertusuknya saraf oleh jarum pungsi Meningitis dan empiema epidural atau subdural Sakit pinggang Kista epidermoid intraspinal
Kel. I VI C Keperawatan8
Prosedur Pelaksanaan
Lumbal Pungsi
Kel. I VI C Keperawatan9
Persiapan
Persiapan Alat Persiapan Anestesi Bak steril berisi jarum lumbal,
spuit dan jarum, sarung tangan, kassa dan lidi kapas, botol kecil (bila akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis) dan duk berlubang
Tabung reaksi 3 buah Bengkok Pengalas Desinfektan Plester dan gunting Manometer Lidokain / xilokain Masker, gaun, tutup kelala
Spuit dan jarum untuk memberikan obat anestesi local
Obat anestesi lokal (lidokian 1% 2 x ml), tanpa epinefrin. (Reis CE, 2006)
Tempat sampah
Kel. I VI C Keperawatan10
Persiapan pasien 1. Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga
tentang lumbal pungsi meliputi tujuan, prosedur posisi, lama tindakan, sensasi – sensasi yang akan dialami dan hal – hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi hal – hal tersebut
2. Meminta izin dari pasien / keluarga dengan menandatangani formulir kesediaan dilakukan tindakan lumbal pungsi
3. Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Memposisikan pasien tidur lateral pada ujung tempat tidur dengan lutut ditarik ke abdomen (bila pasiennya obesitas bisa mengambil posisi duduk di atas kursi, dengan kursi dibalikan dan kepala disandarkan pada tempat sandarannya
Kel. I VI C Keperawatan11
Pelaksanaan 1. Posisikan pasien lateral recumbent dengan bagian
punggung dipinggir tempat tidur. Lutut pada posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi ke depan dagunya menempel pada dada (posisi knee chest)
2. Pilih lokasi pungsi, tiap celah interspinosus vertebral di bawah L2 dapat digunakan pada orang dewasa, meskipun dianjurkan L4 – L5 atau L5 – S1 (Krista Iliaca berada di bidang prosessus spinosus L4). Beri tanda pada celah interspinosus yang telah ditentukan
3. Pakai masker, tutup kepala, pakai handschoon dan gaun steril
4. Desinfeksi kulit dengan larutan desinfektan dan bentuk lapangan steril dengan duk penutup
Kel. I VI C Keperawatan12
5. Anestesi kulit dengan lidokain atau xylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam hinggaligamen longitudinal dan periosteum
6. Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan subkutis, jarum harus memasuki rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra
7. Tusukkan jarum ke dalam rongga subarachnoid dengan perlahan – lahan, sampai terasa lepas, ini pertanda ligamentum flavum telah ditembus, lepaskan stilet untuk memeriksa aliran cairan serebrospinal, bila tidak ada aliran cairan CSF putar jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat, bila cairan tetap tidak keluar, masukkan lagi stiletnya pada interval sekitar 2 mm dan periksa untuk aliran cairan CSF. Ulangi cara ini sampai keluar cairan
Kel. I VI C Keperawatan13
8. Bila akan mengetahui tekanan CSF, hubungkan jarum lumbal dengan manometer pemantau tekanan, normalnya 60 – 180 mmHg dengan posisi pasien berbaring lateral recumbent, sebelum mengukukr tekanan, tungkai dan kepala pasien harus diluruskan, bantu pasien meluruskan kakinya perlahan – lahan
9. Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan
10. Untuk mengetahui apakah rongga subarachnoid tersumbat atau tidak, lakukan tes queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satu vena jugularis selama 1 – 10 detik, bila terdapat obstruksi medulla spinalis maka tekanan tersebut tidak naik tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada medulla spinalis maka setelah 10 menit vena jugularis ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun dalam waktu 30 detik
Kel. I VI C Keperawatan14
11. Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan, masukkan cairan tersebut dalam 3 tabung steril dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml cairan CSF, cairan ini digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis dan hitung sel, biakan dan pewarnaan gram, protein dan glukosa. Untuk pemeriksaan none-apelt prinsipnya adalah globulin mengendap dalam waktu 0,5 jam pada larutan asam sulfat. Cara pemeriksaannya adlah kedalam tabung reaksi masukkan reagen 0,7 ml dengan menggunakan pipet, kemudian masukkan CSF 0,5, diamkan selama 2 – 3 menit perhatikan apakah ada endapan putih, cara penilainnya adalah sebagai berikut :( - ) cincin putih tidak dijumpai( + ) cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan bila dikocok tetap putih( ++ ) cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi opolecement (berkabut)( +++ ) cincin putih jelas dan bila dikocok cairan menjadi keruh( ++++ ) cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi sangat keruhUntuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan globulin dan albumin, prinsipnya adalah protein mengendap pada larutan jenuh fenol dalam air, caranya adalah isilah tabung gelas arloji dengan 1 cc cairan reagen pandi kemudian teteskan 1 tetes cairan CSF, perhatikan reaksi yang terjadi apakah ada kekeruhan
Kel. I VI C Keperawatan15
12. Bila lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan cairan liquor pada pasien dengan hidrocepalus berat maka maksimal cairan dikeluarkan adalah 100 cc
13. Setelah semua tindakan selesai, manometer dilepaskan masukkan kembali stilet jarum lumbal kemudian lepaskan jarumnya, pasang balutan pada bekas tusukan
Kel. I VI C Keperawatan16
Kel. I VI C Keperawatan17
Setelah prosedur Klien tidur terlentang tanpa bantal selama 2 –
4 jam Observasi tempat pungsi terhadap
kemungkinan pengeluaran CSF Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres es
pada kepala, anjurkan tekhnik relaksasi, bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang
Kel. I VI C Keperawatan18
Thank’s for attention
Any Question ????