9
64 Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19 Julia Damayanti 1 , Giraldi Kuswanda 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta. Email : [email protected] 2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta. Email : [email protected]. Abstract Online lectures have become the main means of academic learning during the COVID-19 pandemic. Without exception, this includes the students of the Civil Engineering study program, Faculty of Civil Engineering & Planning of Trisakti University who use online application facilities, such as google classroom, zoom, and other media applications during online lectures. The purpose of this study is to determine the students’ perceptions of the online teaching and learning process during the COVID-19 pandemic. The population of this study is students of the Civil Engineering program batch 2016 to 2020 who are registered as active for the odd semester of the 2020/2021 Academic Year. This research is a descriptive quantitative study and was conducted by using a simple random sampling method. The data collection techniques using interviews and questionnaires. The data analysis used to complete this research is the Likert scale survey method with a total sample of 247 student respondents. The results have shown that the majority of students of Civil Engineering as much as 90% attended online lectures using laptops. As many as 90% of the students stated that they used the Zoom application to attend lectures via video conference. Technical issues that are often experienced by students during online lectures are dominated by unstable internet networks, this was stated by 75% of the students. About 66% of the students agree that online lectures can be accessed easily, only 34% of the students are satisfied with the online lecture mode, and on the latest rule of New Normal, 58% of the students agree that learning should be done by blended learning method. Keywords: E-Learning; Perception; Pandemic Abstrak Perkuliahan online merupakan sarana utama dalam pembelajaran ketika terjadi wabah pandemi COVID-19. Tidak terkecuali mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Trisakti yang menggunakana sarana aplikasi online, seperti google classroom, zoom dan media aplikasi lain ketika perkuliahan online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap proses belajar mengajar secara online di masa pandemi COVID-19. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil angkatan 2016 sampai dengan angkatan 2020 yang terdaftar aktif di semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan dilakukan dengan metode simple random sampling . Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan kuestioner. Analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah metode Likert scale survey dengan total sampel sebanyak 247 responden mahasiswa. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa 90% mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil mengikuti perkuliahan online menggunakan komputer jinjing/laptop. Sebanyak 90 % mahasiswa menyatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi Zoom untuk hadir di perkuliahan melalui video conference. Kendala teknis yang sering dialami mahasiswa pada saat perkuliahan online didominasi oleh jaringan internet yang tidak stabil , hal ini dinyatakan oleh 75 % mahasiswa. Sejumlah 66 % mahasiswa setuju bahwa perkuliahan Online dapat diakses dengan mudah, hanya 34% mahasiswa yang puas dengan mode perkuliahan Online, dan pada aturan baru New Normal , terhitung 58% mahasiswa setuju pembelajaran dilaksanakan secara blended learning. Kata kunci : Pembelajaran Online; Persepsi; Pandemi E-ISSN : 2621-4164 Vol. 3 No 2

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

64

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19 Julia Damayanti1, Giraldi Kuswanda 2

1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta. Email :

[email protected] 2Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta. Email :

[email protected].

Abstract

Online lectures have become the main means of academic learning during the COVID-19 pandemic. Without

exception, this includes the students of the Civil Engineering study program, Faculty of Civil Engineering &

Planning of Trisakti University who use online application facilities, such as google classroom, zoom, and other

media applications during online lectures. The purpose of this study is to determine the students’ perceptions of

the online teaching and learning process during the COVID-19 pandemic. The population of this study is students

of the Civil Engineering program batch 2016 to 2020 who are registered as active for the odd semester of the

2020/2021 Academic Year. This research is a descriptive quantitative study and was conducted by using a simple

random sampling method. The data collection techniques using interviews and questionnaires. The data analysis

used to complete this research is the Likert scale survey method with a total sample of 247 student respondents.

The results have shown that the majority of students of Civil Engineering as much as 90% attended online lectures

using laptops. As many as 90% of the students stated that they used the Zoom application to attend lectures via

video conference. Technical issues that are often experienced by students during online lectures are dominated

by unstable internet networks, this was stated by 75% of the students. About 66% of the students agree that online

lectures can be accessed easily, only 34% of the students are satisfied with the online lecture mode, and on the

latest rule of New Normal, 58% of the students agree that learning should be done by blended learning method.

Keywords: E-Learning; Perception; Pandemic

Abstrak

Perkuliahan online merupakan sarana utama dalam pembelajaran ketika terjadi wabah pandemi COVID-19.

Tidak terkecuali mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

Universitas Trisakti yang menggunakana sarana aplikasi online, seperti google classroom, zoom dan media

aplikasi lain ketika perkuliahan online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa

terhadap proses belajar mengajar secara online di masa pandemi COVID-19. Populasi pada penelitian ini

adalah mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil angkatan 2016 sampai dengan angkatan 2020 yang

terdaftar aktif di semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kuantitatif dan dilakukan dengan metode simple random sampling . Teknik pengumpulan data menggunakan

wawancara dan kuestioner. Analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah metode

Likert scale survey dengan total sampel sebanyak 247 responden mahasiswa. Hasil dan pembahasan

menunjukkan bahwa 90% mahasiswa program studi Sarjana Teknik Sipil mengikuti perkuliahan online

menggunakan komputer jinjing/laptop. Sebanyak 90 % mahasiswa menyatakan bahwa mereka menggunakan

aplikasi Zoom untuk hadir di perkuliahan melalui video conference. Kendala teknis yang sering dialami

mahasiswa pada saat perkuliahan online didominasi oleh jaringan internet yang tidak stabil , hal ini dinyatakan

oleh 75 % mahasiswa. Sejumlah 66 % mahasiswa setuju bahwa perkuliahan Online dapat diakses dengan

mudah, hanya 34% mahasiswa yang puas dengan mode perkuliahan Online, dan pada aturan baru New Normal

, terhitung 58% mahasiswa setuju pembelajaran dilaksanakan secara blended learning.

Kata kunci : Pembelajaran Online; Persepsi; Pandemi

E-ISSN : 2621-4164 Vol. 3 No 2

Page 2: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19

65

Pendahuluan

Penyebaran pandemi virus corona COVID-19 yang

begitu cepat menimbulkan kekhawatiran bagi

Pemerintah Indonesia, khususnya Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan , dan dari kalangan

orang tua maupun peserta didik. Untuk

mengantisipasi penyebaran pandemi tersebut,

pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan

seperti isolasi, pola perilaku hidup sehat dan bersih

dengan selalu mencuci tangan setelah beraktivitas,

social and physical distancing, Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) sampai dengan tatanan

kehidupan normal baru ( new normal). Kondisi ini

mengharuskan warga termasuk mahasiswa dan

dosen untuk work form home, bekerja, beribadah dan

belajar dirumah ( Jamaluddin, Ratnasih, Gunawan &

Paujiah, 2020 ). Fakta inilah yang akhirnya membuat

sejumlah perguruan tinggi terpaksa menghentikan

sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara

tatap muka di dalam kelas. Hal ini untuk mencegah

penyebaran dan penularan COVID-19 kepada

mahasiswa.

Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan

untuk melakukan inovasi dalam proses

pembelajaran. Bentuk inovasi tersebut ialah dengan

melakukan pembelajaran secara online. Hal ini

kemudian direspon oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan dengan menerbitkan beberapa Surat

Edaran (SE) terkait pencegahan dan penanganan

COVID-19. Pertama, Surat Edaran Nomor 2 Tahun

2020 tentang pencegahan dan penanganan COVID-

19 di lingkungan Kemendikbud. Kedua, Surat

Edaran nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan

COVID-19 pada Satuan Pendidikan. Ketiga, Surat

Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat

Penyebaran Coronavirus Disease ( COVID-19) yang

antara lain berisi arahan tentang proses belajar dan

mengajar dari rumah ( Arifa, 2020 ) .

Dengan kepraktisan sistem belajar virtual atau

online learning, banyak lembaga pendidikan yang

menggunakan sistem pembelajaran online. Dengan

kesepakatan antara dosen dan mahasiswa,

pembelajaran online dapat dilakukan kapanpun dan

dimanapun ( Adijaya & Santosa , 2018).

Pembelajaran secara online atau pembelajaran

virtual dianggap sebagai paradigma baru dalam

proses pembelajaran karena dapat dilakukan dengan

cara mudah tanpa harus bertatap muka di ruang kelas

dan hanya mengandalkan suatu aplikasi berbasis

koneksi internet maka proses pembelajaran sudah

dapat dilaksanakan. Pembelajaran online merupakan

pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi

informasi sebagai media transfer ilmu yang tidak

dibatasi oleh waktu dan tempat. Pembelajaran secara

online dianggap menjadi solusi terbaik terhadap

kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi

COVID-19. Meski telah disepakati, pembelajaran

ini tetap menimbulkan kontroversi. Bagi Dosen ,

pembelajaran online hanya efektif untuk penugasan,

sedangkan untuk membuat mahasiswa memahami

materi pembelajaran secara online dinilai masih

bermasalah. Selain itu kemampuan teknologi dan

ekonomi setiap mahasiswa berbeda-beda. Tidak

semua mahasiswa memiliki fasilitas yang

menunjang kegiatan pembelajaran online. Koneksi

internet yang tidak memadai, perangkat yang tidak

mendukung, dan kuota internet yang mahal menjadi

penghambat pembelajaran daring. Namun

pembelajaran harus terus berlanjut.

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis

yang penting bagi manusia dalam merespon

kehadiran berbagai aspek dan gejala disekitarnya.

Berbagai ahli telah memberikan definisi yang

beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya

mengandung makna yang sama (Jayanti, 2018).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi

adalah tanggapan ( penerimaan ) langsung dari

sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal

melalui panca inderanya. Menurut P. Robbins dan

Timothy, dalam buku Perilaku Organisasi,

pengertian persepsi adalah proses dimana individu

mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan

sensoris mereka guna memberikan arti bagi

lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima

seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realitas

objektif. Oleh karena itu, setiap individu mempunyai

stimulus yang saling berbeda meskipun obyeknya

sama. Cara pandang melihat situasi ini cenderung

lebih penting daripada situasi itu sendiri.

Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan

berpikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki

individu tidak sama, tanggapan mungkin akan

berbeda antar individu satu dengan individu lain.

Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam

melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-

beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh

banyak faktor, diantaranya pengetahuan,

pengalaman dan sudut pandangnya.

Tujuan dari model pembelajaran online saat ini

adalah, agar semua bisa belajar dirumah untuk

menghindari wabah COVID-19, mempersiapkan

mahasiswa yang siap bersaing di era digital, proses

pembelajaran jadi lebih rileks, rajin menyusun

tenggat waktu untuk mengerjakan tugas/belajar

materi yang diberikan, mengirim tugas tepat waktu

dan lebih banyak waktu untuk belajar.Yang menjadi

pertanyaan adalah apakah aktifitas belajar dalam

pembelajaran online memiliki nuansa yang sama

atau sekurangnya mendekati dengan aktivitas belajar

dalam pembelajaran tatap muka yang dilakukan di

kelas. Pembelajaran online bukanlah suatu jenis

pembelajaran yang tanpa permasalahan dalam

prosesnya. Penelitian yang dilakukan oleh Adijaya,

N., & Santosa,L.P. (2018) menyatakan bahwa ada

beberapa jenis mata kuliah yang dapat dilakukan

dalam perkuliahan online dan sulit dilakukan dalam

Page 3: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19

66

perkuliahan. online . Mata kuliah yang dapat

dilakukan secara online adalah matakuliah tidak

memerlukan penjelasan lebih rinci/menggunakan

rumus. Sedangkan matakuliah yang sulit dilakukan

dalam perkuliahan online adalah matakuliah yang

perlu penjelasan lebih rinci/ menggunakan rumus-

rumus seperti Matematika , Statistika dan

sebagainya. Kondisi ini dapat mengurangi semangat

mahasiswa dalam memahami materi kuliah dalam

perkuliahan online. Dalam perkuliahan online

mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam

berinteraksi baik sesama mahasiswa maupun

interaksi dengan dosen. Kendala lain adalah

miskomunikasi, kadang-kadang apa yang dijelaskan

dosen disalahpahami oleh mahasiswa Hal ini

berakibat mahasiswa mengalami permasalahan

dalam mengutarakan masalah yang timbul dalam

perkuliahan. Temuan yang diperoleh Aswasulasikin

(2020) menyatakan bahwa perkuliahan online

membosanka, sedangkan Candara (2020)

mengamati bahwa sebagaian besar mahasiswa

kadang-kadang memahami materi perkuliahan yang

disampaikan secara online. Mahasiswa secara

keseluruhan memilih kuliah tatap muka

dibandingkan dengan kuliah online.

Hasil penelitian Nabila Hilmy (2020) yang

melakukan pengamatan mengenai model

pembelajaran online terkait pemanfaatan media,

gaya belajar, dan model komunikasi tertentu yang

digemari mahasiswa menghasilkan bahwa media

pembelajaran online selama masa karantina yang

paling digemari adalah whatsapp dan Google

Classroom. Mahasiswa sudah mengenal media

pembelajaran online tersebut sebelum perkuliahan

online dimulai. Model komunikasi yang paling

diminati , adalah model komunikasi semi dua-arah

yang memanfaatkan media chatroom seperti

whatsapp . Model komunikasi ini diminati, karena

mahasiswa telah paham dan terbiasa menggunakan

chatroom dalam kegiatan sehari-harinya. Hal ini

senada dengan besarnya prosentase penggunaan

whatsapp sebagai media pembelajaran online .

Terkait gaya belajar , mahasiswa menyukai bahan

perkuliahan yang dibagikan dalam bentuk visual

seperti power point, tulisan dan foto mengenai bahan

perkuliahan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Bobby Briando ( 2020) terdapat dua jenis

kendala yang paling banyak dialami selama

pembelajaran online , yakni jaringan internet yang

sulit. Kendala laptop atau gawai bermasalah ketika

sedang ujian atau server error. Hambatan

berikutnya yang sering ditemui adalah tidak

memiliki kuota atau terbatasnya kuota internet. Hal

ini tentunya harus menjadi perhatian, karena tidak

semua mahasiswa memiliki kondisi ekonomi yang

mencukupi.

Peran teknologi pendidikan merupakan efek dari

perkembangan teknologi yang mempengaruhi

akademisi untuk mengubah pembelajarannya , hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fuad Saffudin (2020) yang menunjukkan

perlunya pembelajaran online dalam pembelajaran

di era digital. Ketersediaan teknologi yang

digunakan secara interaktif dengan diskusi dan

panduan dapat menjadi alat untuk pengembangan

ketrampilan berpikir tinggi. Kegiatan belajar

mengajar dimulai dengan persiapan secara khusus

bahan ajar. Bahan ajar memiliki peranan yang sangat

penting dalam proses pembelajaran sebagai sumber

kajian dalam proses belajar. Apakah bahan ajar yang

digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan dan

mudah dimengerti oleh peserta didik ? Oleh karena

itu materi harus didesain sedemikian rupa sehingga

sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran ( Inah,

2015).

Berdasarkan uraian diatas, maka fokus penelitian ini

adalah bagaimana persepsi mahasiswa Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas

Trisakti terhadap proses belajar mengajar secara

online di masa pandemi COVID-19 . Diharapkan

penelitian ini dapat memberikan informasi dan

penyempurnaan bagi institusi terhadap proses

perkuliahan online , untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam menyusun regulasi yang tepat

agar memberikan dampak positif terhadap efektifitas

proses perkuliahan selama pandemi wabah COVID-

19.

Metode

Metode Likert scale survey digunakan dalam

penelitian ini, yaitu dengan menyebar kuestioner

secara online dengan menggunakan google form

kepada mahasiswa jurusan Teknik Sipil. Penelitian

ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

dengan menggunakan metode survey yang

dilakukan secara online (Sugiyono, 2017).

Pemilihan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik Simple Random Sampling.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil &

Perencanaan Universitas Trisakti yang aktif di

semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021 dengan

sebaran sebagai berikut:

Tabel 1: Daftar Populasi Penelitian

No Tahun Angkatan Jumlah Mahasiswa Teknik

Sipil per angkatan

1 2016 77

2 2017 110

3 2018 130

4 2019 120

5 2020 89

Sumber : Staf Akademik Program Studi Teknik

Sipil FTSP-Usakti

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini :

Pertama, penyusunan instrumen/indikator

kuestioner yang akan digunakan untuk

Page 4: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19

67

pengumpulan data.

Kedua, dilakukan uji Validitas dan uji Reliabilitas

pada kuestioner yang telah disusun

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada

pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner yang harus

dibuang /diganti karena dianggap tidak relevan.

Untuk mengukur uji validitas ini, penulis

menggunakan aplikasi SPSS versi 22 Dalam

penelitian ini indikator dikembangkan menjadi item-

item pertanyaan ke dalam instrumen. Kriteria

pengujian adalah jika Rhitung > Rtabel dan atau nilai

sig. < 0,05 yang berarti valid. Sebaliknya jika Rhitung

< Rtabel dan atau nilai sig > 0,05 berarti tidak valid

(Thoifah, 2015).Reliabilitas adalah istilah yang

dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran

diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas merupakan

indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

(Masri Singarimbun, Sofian Effendi, 2008).

Mengingat alat ukur yang digunakan untuk

mengukur variabel dalam penelitian ini adalah

kuisioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan,

maka perlu diuji reliabilitas dari variabel yang

digunakan dengan melihat Cronbrach’s coefficient

alpha sebagai koefisien dari reliabilitas.

Cronbrach’s coefficient alpha yang cukup dapat

diterima (acceptable) adalah yang bernilai antara

0,60 sampai 0,70 atau lebih. (Uma Sekaran, (2006),

Research Methods for Business, Jakarta, Salemba

empat).

Dasar pengambilan keputusan uji relisbilitas :

● Cronbrach’s alpha > 0,6 → Cronbrach’s alpha acceptable (construct reliable)

● Cronbrach’s alpha < 0,6 → Cronbrach’s alpha poor acceptable (construct unreliable)

Ketiga , mengumpulkan data dengan kuestioner

yang telah divalidasi dari mahasiswa angkatan 2016

sampai dengan mahasiswa angkatan 2020 . Data

yang diperoleh dari mahasiswa berupa data kualitatif

dan kuantitatif, yang kemudian dilakukan analisis

secara deskriptif.

Analisis kuestioner dilakukan dengan model skala

Likert yaitu skala penelitian yang menggunakan

responden untuk menentukan tingkat kesetujuan

atau ketidaksetujuan atas setiap pertanyaan dan

memiliki gradasi dari sangat positif sampai dengan

sangat negatif . Pola jawaban untuk pernyataan

positif yaitu 5 = sangat setuju, 4 = setuju, 3 = netral,

2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju.

Tabel 2 : Skala Likert

Pilihan Jawaban Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Metode Skala Likert tersebut digunakan karena

menurut Sugiyono (2011) metode skala Likert cocok

digunakan untuk mengeksplorasi persepsi

mahasiswa. Metode Likert scale survey adalah

metode penelitian kuantitatif untuk mendapatkan

data dari sekelompok orang dengan pendekatan

setuju/tidak setuju, puas/tidak puas, dan sebagainya

tentang sikap, opini, tingkah laku, persepsi atau

karakteristik dari orang tersebut. Dalam penelitian

jenis ini, peneliti mengumpulkan data secara

kuantitatif, data tersebut berupa kuestioner yang

dapat dianalisis secara statistik untuk menunjukkan

trend dari respon yang diberikan oleh populasi

sassaran tentang fenomena yang dibahas ( Creswell,

2014,2016).

Data diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 22.

Data yang didapat dan diolah dari google form

tersebut disajikan dalam bentuk pie-chart dan tabel

untuk mengetahui kecenderungan persepsi

mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran

online selama masa pandemi COVID-19.

Hasil dan Pembahasan

Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa

program studi Sarjana Teknik Sipil dari angkatan

2016 sampai dengan angkatan 2020 yang aktif dan

sedang menempuh kuliah di semester ganjil Tahun

Akademik 2020/2021 . Kuestioner disebarkan

melalui Google Form kepada 285 responden

(mahasiswa) dan yang telah kembali sebanyak 247

(87%) kuestioner. Deskripsi responden yang

menjadi sampel penelitian berdasarkan tahun

angkatan, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Daftar Sampel Penelitian

No Tahun

Angkatan

Jumlah

Mahasiswa

Teknik

Sipil per

angkatan

Jumlah

Respon

den

Prosentase

(%)

1 2016 77 12 15,58%

2 2017 110 51 46,36%

3 2018 130 57 43,85%

4 2019 120 56 46,67%

5 2020 89 71 79,78%

Sumber : Data Primer yang diolah 2020

Page 5: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19

68

Gambar 1 : Sebaran Responden berdasarkan

angkatan

Gambar2 : Responden berdasarkan jenis

kelamin

Media Pembelajaran

Jenis media platform pembelajaran online yang ada

saat ini sangat beragam.

Pembelajaran secara online yang dilakukan oleh

program studi Sarjana Teknik Sipil selama masa

pandemi COVID-19 sangat dimudahkan dengan

adanya berbagai pilihan media pembelajaran. Hasil

analisis media pembelajaran yang digunakan

mahasiswa Teknik Sipil ditunjukkan pada Gambar 3

Gambar 3 : Media pembelajaran yang

digunakan

Dalam perkuliahan online sebanyak 90 %

mahasiswa menyatakan bahwa mereka

menggunakan aplikasi Zoom untuk hadir di

perkuliahan melalui video conference. Sebanyak 6 %

mahasiswa menggunakan Google Classroom

sebagai media pembelajaran, dengan berbagai fitur

yang tentunya lebih memudahkan dosen dan

mahasiswa untuk membagikan tugas serta adanya

transparasi nilai. 3 % menyatakan mereka

menggunakan google meet dan 3 orang = 1 %

menggunakan fitur whatsapp yang memudahkan

dosen dan mahasiswa untuk berkirim softcopy

materi perkuliahan, diskusi dan tanya jawab pun

dapat dilakukan dengan mudah, karena mahasiswa

sudah terbiasa dengan aplikasi ini.

Kendala Teknis

Kendala teknis yang sering dialami mahasiswa pada

saat perkuliahan online, dapat dilihat pada Gambar

4 dibawah ini , didominasi oleh jaringan internet

yang tidak stabil , hal ini dinyatakan oleh 75 %

mahasiswa . Jaringan internet yang tidak stabil

merupakan hambatan dalam proses pembelajaran

dengan sistem online, karena berkaitan dengan

kelancaran proses pembelajaran.Berikutnya yang

menjadi kendala adalah adanya pemadaman listrik

yang dinyatakan oleh 12 % mahasiswa, kuota

internet terbatas yang dinyatakan oleh 9 %

mahasiswa dan yang terakhir adalah

gadget/perangkat yang tidak kompatibel yang

dinyatakan oleh 4 % mahasiswa.

Gambar 4 : Kendala teknis yang dihadapi

Prasarana Pendidikan

Perangkat yang digunakan merupakan salah satu

sumberdaya yang penting dalam menunjang proses

pembelajaran agar pencapaian tujuan pembelajaran

dapat berjalan dengan lancar.

5%20%

23%23%

29%

Angkatan

2016

2017

2018

2019

2020

65%

35%

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

90%

6%3%

1%Zoom

GCR

Google Meet

WA Group

Telegram

4%

75%

9%

12% Gadget/perangkat yangtidakkompatibel

Jaringaninternet tidakstabil

Page 6: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19

69

Gambar 5 : Perangkat yang digunakan

Pilihan media yang digunakan mahasiswa untuk

perkuliahan online saat pandemi COVID-19 yaitu

komputer Desktop (PC), Komputer Jinjing ( Laptop

) dan Smartphones. Dari Gambar 5., diperoleh hasil

bahwa 90 % mahasiswa menggunakan komputer

jinjing / laptop, 6% menggunakan PC dan 4%

menggunakan smartphone dalam perkuliahan online

di masa Pandemi COVID-19.

Kuestioner yang disebarkan berisi item-item

pertanyaan aspek Proses Belajar Mengajar . Setiap

butir pertanyaan menggunakan skala Likert, yaitu :

Sangat Tidak Setuju / STS(1), Tidak Setuju/TS(2),

Netral /N(3), Setuju/S(4), Sangat Setuju /SS (5).

Data yang diperoleh melalui kuestioner berupa

persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan online,

dipersentasikan berdasarkan aspek yang diamati

serta paparan secara deskriptif kualitatif

berdasarkan respon yang disampaikan. Secara

keseluruhan hasil kuestioner dapat dinyatakan dalam

Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 4. Analisis Persepsi Mahasiswa Terhadap

Proses Belajar Mengajar Online N

o

Skor Kriteria Frekuensi

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

1 5 Sangat

setuju

64 70 46 19 79

2 4 Setuju 100 110 108 65 65

3 3 Netral 59 56 63 69 44

4 2 Tidak

setuju

15 9 25 70 26

5 1 Sangat

tidak

setuju

9 2 5 24 33

Jumlah 247 247 247 247 247

Sumber : Olah Data SPSS 22

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil

kuestioner pada tabel diatas untuk mengetahui

persentase persepsi mahasiswa terhadap setiap butir

pertanyaan yang tercermin dalam diagram dibawah

ini.

Gambar 6 : Analisis Persepsi Mahasiswa

Terhadap Proses Belajar Mengajar Online

Sedangkan tabel indikator yang digunakan dalam

kuestioner penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Indikator

No Indikator

Q1 Pelaksanaan perkuliahan daring dapat

diakses dengan mudah

Q2 Materi yang disajikan secara daring sesuai

dengan Kontrak Perkuliahan/ RPS

Q3 Materi kuliah disajikan dalam berbagai

format multimedia dan ada diskusi dengan

dosen pada pembelajaran online

Q4 Kepuasan Mahasiswa dalam mode

pembelajaran Online

Q5 Persepsi Mahasiswa pada mode

pembelajaran campuran (blended learning)

Uji Validitas

Uji validitas kuestioner dalam tulisan ini adalah uji

validasi yang digunakan untuk mengukur

keakuratan kuestioner dalam menentukan persepsi

mahasiswa Teknik Sipil Universitas Trisakti dalam

proses belajar mengajar Online. Responden yang

mengisi kuestioner sebanyak 247 responden, maka

diperoleh Rtabel = 0,12485.

Tabel 6. Uji Validitas Aspek Proses Belajar

Mengajar

No Corrected Item-

Total Correlation

( Rhitung)

R tabel Keputusan

1 0,446 0,12485 valid

2 0,452 0,12485 valid

3 0,533 0,12485 valid

6%

90%

4%

KomputerDesktop (PC)

KomputerJinjing(Laptop)

Smartphone

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

Persepsi Mahasiswa Terhadap Proses

Belajar Mengajar Online

Sangat Setuju Setuju

Netral Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 7: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19

70

4 0,524 0,12485 valid

5 0,138 0,12485 valid

Sumber : diolah SPSS 22

Berdasarkan tabel di atas, item-item pertanyaan

diatas memiliki Rhitung > Rtabel , yang berarti item-

item pertanyaan yang digunakan adalah valid.

Uji Reliabilitas

Hasil Uji Reliabilitas menggunakan teknik

Cronbach’s Alpha dengan jumlah responden

sebanyak 247 orang, ditunjukkan oleh Tabel 5 .

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel N of

Items

Cronbach's

Alpha

Keputusa

n

Proses

Belajar

Mengajar

5 0.638 Reliabel

Sumber : diolah SPSS 22

Berdasarkan tabel diatas, koefisien Cronbrach’s

alpha untuk aspek Proses Belajar Mengajar

mempunyai koefisien Cronbrach’s alpha > 0,6,

yang berarti Cronbrach’s alpha dapat diterima

(acceptable) atau reliable

A. Pelaksanaan perkuliahan daring dapat

diakses dengan mudah

Aksesbilitas merupakan tingkat kenyamanan

seseorang untuk mencapai tujuan yang berhubungan

dengan perilaku komunikasi. Sebagian besar

mahasiswa mengakses dengan menggunakan web-

broser baik dari laptop, PC maupun dari

smartphones. Berdasarkan hasil kuestioner yang

telah diisi oleh mahasiswa, dapat ditunjukkan

sebagai berikut .

Gambar 7 : Analisis Kemudahan Akses

Pada aspek kemudahan akses dalam pelaksanaan

perkuliahan Online , hasil analisis memperlihatkan

bahwa mahasiswa yang sangat setuju dan setuju

bahwa pelaksanaan perkuliahan daring dapat diakses

dengan mudah, sebesar 66,4 %, sedangkan 24 %

mahasiswa menjawab ragu-ragu dan terdapat , 9,71

% mahasiswa mengalami kesulitan untuk

mengakses pembelajaran secara Online. Hasil

wawancara menunjukkan bahwa penyebab

mahasiswa kesulitan mengakses pembelajaran

Online, yaitu(1) kondisi jaringan yang tidak stabil

atau tidak memadai, (2) pemadaman listrik yang

terjadi.

B. Materi yang disajikan secara daring sesuai

dengan Kontrak Perkuliahan/ RPS

Gambar 8 : Analisis Kesesuaian RPS dengan

Materi Kuliah

Pada aspek kesesuaian materi kuliah dengan

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) , hasil

analisis memperlihatkan bahwa mahasiswa yang

sangat setuju dan setuju bahwa materi kuliah yang

diberikan sesuai dengan RPS sebesar 73 %,

sedangkan 23% mahasiswa menjawab ragu-ragu.

Sisanya sebesar 4% menjawab tidak setuju.

C. Materi kuliah disajikan dalam berbagai

format multimedia dan ada diskusi dengan

dosen pada pembelajaran online

Gambar 9 : Analisis suasana Perkuliahan

Online

4%6%

24%

40%

26%

Kemudahan Akses

sangat tidaksetuju

tidak setuju

netral

setuju

1%

4%

23%

44%

28%

Kesesuaian RPS

sangat tidaksetuju

tidak setuju

netral

setuju

2%10%

25%

44%

19%

Suasana Perkuliahan Online

sangat tidaksetuju

tidak setuju

netral

setuju

Page 8: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19

71

Pada aspek suasana dalam perkuliahan online , hasil

analisis memperlihatkan bahwa mahasiswa yang

sangat setuju dan setuju bahwa diskusi yang

berlangsung didalam perkuliahan daring

membangkitkan minat dan perhatian selama

perkuliahan adalah sebesar 62 %, sedangkan 26%

mahasiswa menjawab ragu-ragu. Dengan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa dosen perlu

meningkatkan minat mahasiswa dalam perkuliahan

daring dengan cara mengunggah video, audio yang

disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan

D. Kepuasan Mahasiswa dalam mode

pembelajaran Online

Gambar 10 : Analisis Kepuasan Mahasiswa

Pada aspek kepuasan mahasiswa dalam mode

perkuliahan online , hasil analisis menunjukkan

bahwa , mahasiswa yang sangat setuju dan setuju

sebesar 34 %, sedangkan 28% mahasiswa

menjawab ragu-ragu, karena belum terbiasa dengan

model pembelajaran Online dan 38% menyatakan

tidak setuju. Perkuliahan online dengan

menggunakan berbagai fitur canggih tidak bisa

menggantikan peran dosen melalui perkuliahan tatap

muka, karena lebih memberikan motivasi dan

semangat kepada mahasiswa untuk belajar

E. Persepsi Mahasiswa pada mode

pembelajaran campuran (blended learning)

Terdapat kebijakan baru yang dibuat pemerintah

seperti the new normal live ( tatanan hidup baru)

memberikan beberapa pandangan yang berbeda

terhadap aktivitas perkuliahan. Tidak terkecuali

mahasiswa yang ingin memberikan pendapatnya.

Hasil kuestioner persepsi mahasiswa terhadap kuliah

campuran antara tatap muka di kelas dan

pembelajaran online (blended learning ) tersaji

dalam pie-chart di bawah ini. Dengan pola blended

learning, maka mahasiswa dapat mengakses materi

sebelum masuk kelas dan mengetahui gambaran

aktivitas yang akan dilakukan dengan mempelajari

instruksi maupun desain pembelajaran yang tersedia,

sehingga materi dapat digunakan untuk belajar

secara mandiri dan dosen akan lebih dapat

melakukan eksplorasi pembelajaran

Gambar 11 : Analisis Persepsi mahasiswa

terhadap Mode Pembelajaran Blended Learning

Pada aspek mode pembelajaran campuran ( blended

learning) , hasil analisis memperlihatkan bahwa

mahasiswa yang sangat setuju dan setuju bahwa

pelaksanaan perkuliahan dapat dilaksanakan secara

campuran sebesar 58 %, sedangkan 18 %

mahasiswa menjawab ragu-ragu dan terdapat , 24 %

mahasiswa tidak setuju pembelajaran dilaksanakan

secara campuran .

Kesimpulan

Pembelajaran Online merupan salah satu solusi

pembelajaran ditengah merebaknya pandemi

COVID-19. Berdasarkan analisis di atas , maka

dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

berikut

1. Mahasiswa memiliki persepsi terhadap

kepuasan mengikuti perkuliahan online yang

belum memadai ( 34%) , hal ini perlu menjadi

perhatian bagi pimpinan jurusan untuk dapat

meningkatkan minat mahasiswa terhadap proses

belajar mengajar secara online. Diharapkan para

dosen lebih kreatif dan inovatif dalam

memanfaatkan media yang digunakan agar

proses pembelajaran lebih menyenangkan

Bahan ajar dapat disajikan dalam berbagai

bentuk, seperti modul, video, audio yang

disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan. Menggugah catatan perkuliahan

dan file presentasi dosen (bahan ajar)

merupakan cara yang umum dilakukan dan

sangat efektif .

2. Beberopa orang mahasiswa Teknik Sipil berasal

dari Indonesia Timur, masih terkendala oleh

akses internet yang masih terbatas , dan juga

10%

28%

28%

26%

8%

Kepuasan Mahasiswa

sangat tidaksetuju

tidak setuju

netral

setuju

13%

11%

18%

26%

32%

Mode Blended Learning

sangat tidaksetuju

tidak setuju

netral

setuju

Sangat setuju

Page 9: Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses Belajar

Persepsi Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Proses CESD Vol 03, No.02, Des 2020 Belajar Mengajar Secara Online di Masa Pandemi Covid-19

72

pemadaman listrik yang terjadi di beberapa

daerah tempat tinggal mahasiswa.

3. Pembelajaran online memberikan manfaat bagai

mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa,

perkuliahan online merupakan alternatif belajar

dibandingkan pembelajaran konvensional

dosen, dimana pembelajaran dapat berlangsung

diluar ruang kuliah, dan membentuk

kemandirian belajar. Sedangkan bagi dosen,

perkuliahan online mendorong inovasi dan

kreatif dalam menyampaikan bahan ajar serta

mengubah gaya mengajar yang berdampak pada

profisionalitas kerja.

Daftar Pustaka

Adijaya,N.,& Santosa, L.P. (2018). Persepsi

Mahasiswa dalam Pembelajaran Online,

Wanastra Jurnal,10(2), 105-110.

https://doi.org/2579-3438

Arifa,F.N. (2020). Tantangan pelaksanaan

Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa

darurat Covid-19. Info Singkat:kajian

Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis-

XII (7/I).6.Retieved from

http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singk

at/Indfo Singkat-XII-7-I-P3DI-April-2020-

1953.pdf

Aswasulasikin, Yul Afian, Dina ; Persepsi

Mahasiwa Terhadap Kuliah Daring dimasa

Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).

Universitas Hamzanwadi. 2020

Briando, Bobby: Persepsi siswa terhadap

pembelajaran Online di masa Pandemi pada

sekolah Menengah Atas Negeri Empat

Tanjung Pinang; University Utara Malaysia,

June 2020

Candra Gultom & Selsa (2020) ; Persepsi

Mahasiswa Unika Terhadap Kuliah Online

di Masa Pandemi COVID19. ISSN : 15421-

71667. Vol 3 No 1 Juni 2020

Creswell. J. W. (2014). Research Design:

Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches (4th ed). United States

of America: SAGE Publication.

Inah,E.N.(2015). Peran Komunikasi dalam Interaksi

Guru dan Siswa. Jurnal Al-Ta’dib,8(2),167

Jayanti, Fitri dan Nanda Tika Arista (2018) .

Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelayanan

Perpustakaan Universitas Trunojoyo

Madura, Kompetensi, Vol 12, No 2, Oktober

2018

Jamaluddin.

D.,Ratnasih.T.,Gunawan,H.,&Paujiah.E.(20

20). Pembelajaran Daring Masa Pandemik

Covid-19 Pada Calon Guru : Hambatan,

Solusi dan Proyeksi. Karya Tulis Ilmiah UIN

Sunan Gunung Djati Bandung, pp. 1-10.

Retrieved from

http://digilib.uinsgd.ac.id/30518/

Nabila, Hilmy & Yenny Ertika& Chairiyaton

(2020); Persepsi Mahasiswa Terhadap

Perkuliahan Daring sebagai Sarana

Pembelajaran Selama Masa Karantina

COVID-19. Jurnal Bisnis dan kajian Strategi

Manajemen Vol4 No 1 2020

Novita,M.(2017). Sarana dan Prasarana yang Baik

Menjadi Bagian Ujung Tombak

Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam.

Nur El-Islam, 4(2),97-129

Sekaran , U.,Bougie, R. (2013). Research Method

for Business. Italy : Printer Trento Srl.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode

Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2008.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta

Widiyono, Aan.; Efektifitas Perkuliahan Daring

(Online) pada mahasiswa PGSD di Saat

Pandemi Covid 19 . Jurnal Pendidikan,

Vol.8.No.2.,Tahun 2020. ISSN:2337-7607 e-

ISSN:2337-7593