21
1 LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA SEBAGAI PENENTU NIAT BERKARIR SEBAGAI KONSULTAN PAJAK Abstract. The purpose of this study verify dimensions that influence students' career choices to become tax consultants. Partial Least Square was used to analyzed the data in this study. Research respondents were 152 college students of the Faculty of Economics and Business. The results show that the student's intention to have a career as a tax consultant is significantly influenced by the learning environment where the learning environment through the curriculum is designed based on a case approach. In addition, students' intention to have a career as a tax consultant is also influenced by students' perceptions of attributes related to tax consultant work and the very high need for a tax consultant profession. The mediation test in this study resulted in an important finding that Perceived Behavioral Control through its attributes, was significant in creating a solid intention for students to have a career as a tax consultant compared to the direct effect of perceived behavioral control on the desire to have a career as a tax consultant. Likewise, the outgrowth of the model in this study by adding the learning environment factor succeeded in growing students' intention to choose a tax consultant career. Therefore, the proof of the Theory of Planned and Behavior and the influence of the learning environment in this study is helpful for educational institutions to improve the tax accounting curriculum to focus on the case approach. In addition, for professional associations of tax consultants, it is crucial to continuously improve the positive image of tax consultants to attract students' desire for a career as tax consultants. Keywords: Tax Consultant; Students’ Intention; Perceived Behavioral Control; Learning Environment Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji dimensi-dimensi yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa menjadi konsultan pajak. Partial Least Square digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini. Responden penelitian adalah 152 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hasil menunjukkan bahwa niat mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak secara signifikan dipengaruhi oleh lingkungan belajar dimana kurikulum pembelajaran didesai berdasarkan pendekatan kasus. Niat mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak juga dipengaruhi oleh persepsi mahasiswa terhadap atribut berkaitan dengan jenis pekerjaan konsultan pajak dan adanya kebutuhan profesi konsultan pajak yang sangat tinggi. Pengujian mediasi dalam penelitian ini menghasilkan temuan penting bahwa Perceived Behavioral Control melalui atributnya signifikan dalam menciptakan niat yang kuat bagi mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak dibandingkan dengan pengaruh langsung perceived behavioral control terhadap keinginan berkarir sebagai konsultan pajak. Demikian juga pengembangan model dalam penelitian ini dengan menambahkan faktor lingkungan belajar berhasil menumbuhkan niat mahasiswa memilih karir konsultan pajak. Pembuktian Theory Planned and Behavior dan pengaruh lingkungan belajar dalam penelitian ini berguna bagi otoritas pendidikan

LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

1

LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA SEBAGAI PENENTU NIAT

BERKARIR SEBAGAI KONSULTAN PAJAK

Abstract. The purpose of this study verify dimensions that influence students' career choices to become

tax consultants. Partial Least Square was used to analyzed the data in this study. Research respondents

were 152 college students of the Faculty of Economics and Business. The results show that the student's

intention to have a career as a tax consultant is significantly influenced by the learning environment

where the learning environment through the curriculum is designed based on a case approach. In

addition, students' intention to have a career as a tax consultant is also influenced by students'

perceptions of attributes related to tax consultant work and the very high need for a tax consultant

profession. The mediation test in this study resulted in an important finding that Perceived Behavioral

Control through its attributes, was significant in creating a solid intention for students to have a career

as a tax consultant compared to the direct effect of perceived behavioral control on the desire to have

a career as a tax consultant. Likewise, the outgrowth of the model in this study by adding the learning

environment factor succeeded in growing students' intention to choose a tax consultant career.

Therefore, the proof of the Theory of Planned and Behavior and the influence of the learning

environment in this study is helpful for educational institutions to improve the tax accounting curriculum

to focus on the case approach. In addition, for professional associations of tax consultants, it is crucial

to continuously improve the positive image of tax consultants to attract students' desire for a career as

tax consultants.

Keywords: Tax Consultant; Students’ Intention; Perceived Behavioral Control; Learning Environment

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji dimensi-dimensi yang mempengaruhi pilihan karir

mahasiswa menjadi konsultan pajak. Partial Least Square digunakan untuk menganalisis data dalam

penelitian ini. Responden penelitian adalah 152 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hasil

menunjukkan bahwa niat mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak secara signifikan

dipengaruhi oleh lingkungan belajar dimana kurikulum pembelajaran didesai berdasarkan pendekatan

kasus. Niat mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak juga dipengaruhi oleh persepsi mahasiswa

terhadap atribut berkaitan dengan jenis pekerjaan konsultan pajak dan adanya kebutuhan profesi

konsultan pajak yang sangat tinggi. Pengujian mediasi dalam penelitian ini menghasilkan temuan

penting bahwa Perceived Behavioral Control melalui atributnya signifikan dalam menciptakan niat

yang kuat bagi mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak dibandingkan dengan pengaruh

langsung perceived behavioral control terhadap keinginan berkarir sebagai konsultan pajak. Demikian

juga pengembangan model dalam penelitian ini dengan menambahkan faktor lingkungan belajar

berhasil menumbuhkan niat mahasiswa memilih karir konsultan pajak. Pembuktian Theory Planned and

Behavior dan pengaruh lingkungan belajar dalam penelitian ini berguna bagi otoritas pendidikan

Page 2: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

2

memperbaiki kurikulum akuntansi perpajakan sehingga fokus pada pendekatan kasus. Bagi asosiasi

profesi konsultan pajak, penting untuk secara berkelanjutan meningkatkan citra positif konsultan pajak

sehingga dapat menarik keinginan mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak.

Kata Kunci: Konsultan Pajak; Niat Mahasiswa; Persepsi Kontrol Perilaku; Lingkungan Pembelajaran

PENDAHULUAN

Motivasi penelitian ini didasarkan pada fakta rendahnya persentase konsultan pajak terdaftar di

Indonesia dibandingkan dengan jumlah wajib pajak bahkan jumlah penduduk Indonesia. Konsultan

pajak yang telah tercatat sebagai anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) sebesar 5.068 orang,

sedangkan jumlah wajib pajak pada tahun 2019 berdasarkan laporan kinerja Direktorat Jenderal Pajak

sebesar 44 juta orang dan jumlah penduduk Indonesia per September 2020 berdasarkan sensus Biro

Pusat Statistik sebesar 270,20 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut setiap satu orang konsultan pajak

akan menangani 8.681 wajib pajak. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, maka

setiap satu konsultan pajak menangani sekitar 53.314 orang. Konsultan pajak menurut Mangoting et al.,

(2019); Stephenson et al., (2017) memiliki posisi strategis, yaitu sebagai agen wajib pajak dalam rangka

menyelesaikan kewajiban perpajakan, menghindari sanksi perpajakan, menghemat waktu dan

mengantisipasi minimnya pengetahuan wajib pajak dalam menginterpretasikan ketentuan perpajakan.

Meskipun profesi konsultan pajak memegang peranan penting dalam sistem perpajakan Indonesia,

namun demikian berdasarkan gambaran data di atas, kebutuhan konsultan pajak masih sangat tinggi.

Belum terpenuhinya kebutuhan ideal konsultan pajak di negara Indonesia, dapat disebabkan

adanya pertimbangan mahasiswa untuk keengganan terlibat dalam dilema profesionalitas karena

bertindak sebagai agen pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara melalui kepatuhan wajib

pajak sekaligus sebagai agen wajib pajak yang memiliki kecenderungan menghindari pembayaran pajak.

Fogarty & Jones (2014) menjelaskan bahwa dengan posisi tersebut, konsultan pajak wajib menciptakan

keseimbangan yang dapat memenuhi kewajibannya sebagai agen wajib pajak dan pemerintah. Individu

dalam konteks Theory Planned and Behavior (TPB) menurut Ajzen (1985) akan bertingkah laku secara

rasional dengan tetap melihat informasi yang tersedia dan mempertimbangkan dampak dari tindakan

mereka secara implisit ataupun eksplisit. Oleh karena itu, pertimbangan posisi konsultan pajak di atas

menjadi informasi masuk akal sebagai pertimbangan keputusan mahasiswa untuk berkarir sebagai

konsultan pajak. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan Theory Planned Behavior dalam penelitian

ini bertujuan untuk memprediksi dimensi apa saja yang mempengaruhi keinginan mahasiswa Fakultas

Bisnis dan Ekonomi untuk berkarir sebagai seorang konsultan pajak.

Tidak banyak penelitian-penelitian terbaru yang meneliti faktor-faktor mahasiswa berkarir

sebagai konsultan pajak menggunakan dimensi Theory Planned Behavior. Umumnya penelitian-

penelitian lingkup nasional dan internasional lebih tertarik membahas dimensi-dimensi yang

mempengaruhi mahasiswa dalam memutuskan untuk memilih karir sebagai akuntan. Sehingga,

Page 3: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

3

penelitian ini menggunakan penelitian terdahulu yang fokus pada pemilihan karir sebagai akuntan untuk

landasan mengembangkan hipotesis. Misalnya, Srirejeki et al., (2019) menjelaskan bahwa motivasi

intrinsik yaitu prospek karir, financial reward, dan anggapan bahwa profesi akuntan adalah pekerjaan

yang menarik menjadi predictor yang kuat dalam mempengaruhi niat mahasiswa memilih karir sebagai

akuntan. Demikian juga Santos et al., (2018) menjelaskan efek manfaat yang dirasakan, yaitu

kesempatan kerja dan lingkungan yang menantang sehingga dapat merangsang kreativitas profesional

merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi sikap mahasiswa untuk berniat memilih profesi sebagai

akuntan. Kemudian, beberapa penelitian sebelumnya seperti Hashim & Embong (2015), El-Mousawi &

Charbaji (2016), dan Santos & Almeida (2017) menyatakan bahwa tekanan sosial atau norma subjektif

yang timbul dari keyakinan normatif dalam hal ini harapan dari orang-orang yang dekat dan berpengaruh

dalam kehidupan mahasiswa, yaitu orang tua dan teman-teman sebaya mempengaruhi niat mahasiswa

untuk memilih karir sebagai seorang akuntan. Penelitian Jackling & Calero (2006) menjelaskan jika

mahasiswa mempunyai keyakinan setelah mendapatkan pemahaman oleh dosen mengenai profesi

akuntan yang mampu mengubah cara pandang mereka sehingga mempengaruhi niat berkarir sebagai

konsultan pajak.

Perceived behavioral control berkaitan dengan pengendalian perilaku, dimana persepsi individu

akan mempertimbangkan tentang kemudahan atau kesukaran untuk mewujudkan suatu perilaku tertentu.

Dapat dikatakan perceived behavioral control melibatkan kekuatan persepsi untuk mempengaruhi niat

individu. Beberapa penelitian seperti Srirejeki et al., (2019), Santos & Almeida (2017), dan Santos et

al., (2018) telah membuktikan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan dapat mempengaruhi niat

mahasiswa. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa mahasiswa mempunyai kompetensi sehingga

dapat menaklukkan tantangan dalam berkarir sebagai akuntan dan ketersediaan fasilitas dapat

meningkatkan perceived behavioral control yang mempengaruhi niat mahasiswa untuk mengejar karir

mereka sebagai akuntan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perilaku mahasiswa dalam

memilih karir dibentuk oleh adanya niat dan niat itu sendiri dipengaruhi oleh unsur internal mahasiswa,

yaitu sikap dan perceived behavioral control dan faktor sosial yaitu norma subjektif.

Dimensi-dimensi dalam Theory Planned Behavior berkontribusi dalam mempengaruhi perilaku

mahasiswa yang ditunjukkan melalui intensi untuk berperilaku yaitu memilih atau tidak memilih

berkarir sebagai konsultan pajak. Menggunakan Pendekatan Theory of Planned Behavior, penelitian ini

menambahkan variabel faktor lingkungan pembelajaran atau learning environment sebagai penentu niat

mahasiswa berkarir sebagai konsultan pajak. Faktor individu mahasiswa dan sosial tidak cukup untuk

memahami dimensi-dimensi apa saja yang mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk memilih

konsultan pajak. Menurut Hatane et al., (2020) lingkungan belajar meliputi semua fasilitas dan kegiatan

yang berhubungan dengan proses pembelajaran mahasiswa selama masa yang mendukung kegiatan

belajar mengajar sehingga dapat menciptakan suasana kondusif untuk mahasiswa yang berada dalam

lingkup pembelajaran tersebut. Sarı et al., (2018) mengungkapkan perubahan signifikan terhadap sikap

siswa terhadap disiplin mengikuti pembelajaran sains, teknologi, teknik, dan matematika, termasuk

Page 4: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

4

minat berkarir dalam bidang-bidang tersebut setelah pihak sekolah mengubah lingkungan pembelajaran

dalam hal ini kurikulum berdasarkan pendekatan kasus.

LANDASAN TEORI

Theory of Planned Behavior

Theory of planned behavior adalah pengembangan dari Theory of Reasoned Action. Menurut

Felton et al., (1995), Theory Planned Behavior merupakan teori penting dalam membantu pemilihan

karir akuntansi untuk menentukan variabel penting apa saja yang berpengaruh terhadapnya dan

memberikan kerangka terintegrasi untuk analisis di masa yang akan datang.

Tiga penentu niat berperilaku dalam Theory Planned Behavior adalah sikap terhadap perilaku,

norma subjektif, dan perceived behavioral control. Baik sikap maupun norma subjektif dalam kerangka

Theory Planned Behavior berkaitan dengan keyakinan subjektif mahasiswa bahwa profesi sebagai

konsultan pajak merupakan pilihan karir yang menarik dan menjanjikan di masa depan yang juga

ditunjang dengan kompensasi finansial yang tinggi. Sedangkan persepsi kontrol perilaku menurut Ajzen

(1991) merujuk pada persepsi seseorang tentang kemudahan atau kesulitan yang akan dialami berkaitan

dengan niat untuk memilih karir sebagai konsultan pajak.

Niat

Niat adalah faktor kesiapan seseorang untuk melakukan tingkah laku yang dianggap sebagai

penentu langsung atau aspek munculnya tingkah laku. Ajzen (2005), menjelaskan tiga faktor yang

berpengaruh terhadap pembentukan niat, yaitu: sikap terhadap perilaku norma subjektif, dan perceived

behavioral control. Niat individu untuk melakukan sesuatu merupakan isu sentral yang diungkapkan

dalam konsep Theory Planned Behavior (Ajzen, 1991). Niat dapat menangkap faktor motivasi yang

mempengaruhi individu untuk berperilaku. Artinya, niat menentukan seberapa kuat individu berniat

untuk mewujudkan perilakunya dan seberapa banyak usaha yang disiapkan atau dilanjutkan untuk

membuat perilaku menjadi kenyataan. Kombinasi faktor-faktor dalam Theory Planned Behavior seperti

sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan perceived behavioral control menurut Solikhah (2014)

mengarah kepada pembentukan niat berperilaku.

Page 5: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

5

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Model Penelitian

Gambar 1. Model Penelitian

Niat Mahasiswa terhadap Perilaku Mahasiswa Untuk Menjadi Konsultan Pajak

Dalam Theory of Planned Behavior yang ditulis oleh Ajzen (1991) memaparkan bahwa sikap,

norma subjektif, dan perceived behavioral control mempengaruhi niat individu untuk berperilaku.

Ketiga pengaruh tersebut akan memprediksi niat sehubungan dengan perilaku yang sebenarnya, baik

secara bersama-sama maupun tidak. Niat menunjukkan seberapa besar individu memiliki keinginan

untuk melakukan tindakan tertentu.

Tujuan utama Ajzen (1991) mencetuskan Theory of Planned Behavior untuk memprediksi dan

memberikan uraian terkait perilaku individu. Dalam Parianti et al., (2016), dapat dilihat bahwa niat

menentukan keputusan seorang individu apakah ia akan melakukan suatu perilaku atau tidak. Atau

penelitian Srirejeki et al., (2019) yang menjelaskan bahwa bahwa faktor intrinsik, yaitu sikap merupakan

dimensi yang mempengaruhi keinginan mahasiswa dalam memutuskan berkarir sebagai akuntan

profesional. Berdasarkan deskripsi di atas, rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

H1: Niat pada profesi konsultan pajak mempengaruhi secara positif terhadap perilaku mahasiswa

berkarir sebagai konsultan pajak

Sikap Mahasiswa terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak

Sikap dalam pandangan Ajzen (2005) dibentuk oleh dua komponen yaitu: keyakinan subjektif

individu dan evaluasi atas hasil yang diharapkan dari perilaku aktual. Sikap mahasiswa dalam

memandang profesi konsultan pajak dipengaruhi oleh keyakinan tentang konsekuensi yang timbul atas

pilihan tersebut. Misalnya, berkaitan dengan harapan klien ketika menggunakan konsultan pajak.

Sinthamrong & Rompho (2015) menjelaskan fokus dari outcome evaluation yang menekankan pada

kondisi ketika individu yang percaya dan memprediksi hasil positif dari suatu perilaku akan cenderung

mempunyai sikap positif terhadap tingkah laku tersebut. Sebaliknya, jika orang tersebut percaya dan

Intention Behavior

Attitude

Perceived Behavior Control

Learning

Environment H3

H1

Page 6: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

6

memprediksi hasil negatif maka, individu juga akan memiliki sikap yang negatif terhadap perilaku

tersebut. Dalam konteks penelitian ini keinginan mahasiswa untuk memilih karir konsultan pajak akan

dipengaruhi oleh pemberian penilaian positif dan negatif terhadap pilihan tersebut. Mahasiswa akan

menilai harapan klien menggunakan konsultan pajak, apakah klien akan menekan konsultan pajak untuk

melakukan kecurangan pajak. Pandangan baik positif atau negatif dari mahasiswa menjadi sebuah

penentu sikap bagi mahasiswa dalam menilai masa depannya nanti. Tan & Laswad (2006) menemukan

bahwa sikap mahasiswa mempengaruhi niat mereka untuk mengambil jurusan akuntansi. Sikap

memegang pengaruh penting pada niat mahasiswa untuk mendaftarkan diri mereka dalam program

akuntansi (Zandi et al., 2013). Berdasarkan deskripsi di atas, rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

H2: Sikap pada profesi konsultan pajak mempengaruhi secara positif terhadap minat mahasiswa

berkarir sebagai konsultan pajak

Learning Environment terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak

Lingkungan belajar yang menyenangkan menjadi faktor kuat yang mempengaruhi upaya

mahasiswa untuk meningkatkan pembelajaran secara aktif dan mandiri (Hatane et al., 2020).

Lingkungan belajar yang direpresentasikan oleh lingkungan sekolah yaitu kondisi kondisi infrastruktur

yang mendukung pembelajaran menurut Wibowo et al., (2019) dapat meningkatkan minat mahasiswa

untuk menjadi entrepreneur. Demikian juga dalam penelitian Hatane & Setiawan (2019) bahwa

lingkungan belajar yang mampu menyediakan informasi tentang pembelajaran mengenai akuntansi dan

bisnis dianggap mampu merangsang niat mahasiswa untuk mencari pembelajaran sepanjang hayat.

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar yang didesain atau diberikan stimulus akan mempengaruhi

minat mahasiswa untuk berperilaku tentang apa yang diyakininya. Berdasarkan deskripsi di atas,

rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

H3: Learning environment mempengaruhi secara positif terhadap minat mahasiswa berkarir

sebagai konsultan pajak

Perceived Behavioral Control dan Niat terhadap Perilaku Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak

Perceived Behavioral Control dalam konsep Ajzen (1991), menggambarkan keyakinan individu

bahwa perilaku tersebut berada di bawah kendalinya. Namun demikian, secara operasional PBC

berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan individu atau dalam konteks penelitian ini mahasiswa untuk

memutuskan berkarir sebagai konsultan pajak. Mahasiswa meyakinkan dirinya bahwa perilakunya

berkaitan dengan keputusan untuk berkarir sebagai konsultan pajak berada dalam pengendaliannya.

Oleh karena itu, PBC adalah fungsi dari control beliefs dan power of control belief (Ajzen, 2005).

Mahasiswa mengidentifikasi adanya kemudahan dan kesulitan dalam berkarir sebagai konsultan pajak.

Misalnya dalam hal adanya tekanan dan harapan klien menggunakan konsultan pajak atau berkaitan

dengan fee. Selanjutnya sejauh mana mahasiwa dapat mengontrol persepsi kuat yang mengidentifikasi

adanya faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit mereka sehingga akan memilih karir sebagai

Page 7: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

7

konsultan pajak. Kuatnya pengaruh kontrol persepsi terhadap niat dijelaskan dalam penelitian Vamvaka

et al., (2020). Sejalan dengan itu Wen et al., (2015) juga membuktikan persepsi mahasiswa tentang

independensi profesional atau kesulitan mempertahankan sertifikasi profesi menjadi pengendali kuat

yang mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk berkarir sebagai akuntan profesional.

Independensi profesional yang dirasakan di tempat kerja dan kesulitan yang dirasakan dalam

mempertahankan sertifikasi semua mempengaruhi niat siswa untuk mengejar kredensial CPA.

Penelitian tersebut membuktikan bahwa kepercayaan diri individu dapat mengendalikan persepsi kuat

yang terbentuk tentang kemungkinan kegagalan atau keberhasilan untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Artinya keyakinan individu menghasilkan motivasi intrinsik yang merupakan kekuatan

untuk mempengaruhi. Penelitian Gainau (2021) juga mendukung pengaruh PBC terhadap niat siswa

memilih program Akuntansi. Siswa dianggap memiliki kontrol individu yang secara bermakna

mempengaruhi mereka untuk belajar dan menyukai mata pelajaran akuntansi, misalnya kepercayaan

diri, kemampuan, dan kemudahan.

Eagly & Chaiken (1993) mengemukakan bahwa seseorang mungkin tidak melakukan perilaku

yang dia mampu lakukan karena dia memiliki sikap negatif terhadapnya atau adanya perceived norms

yang mencegahnya untuk melakukan, begitu juga sebaliknya. Artinya, mahasiswa yang memiliki sikap

positif terhadap perilakunya untuk dapat berkarir sebagai konsultan pajak dan adanya perceived norms

yang mendukungnya tersebut dapat memungkinkan ia untuk melakukan perilaku yang mampu ia

lakukan itu. Perceived norms mengacu kepada tekanan sosial yang berada di sekitar individu yang akan

menentukan apakah ia akan melakukan perilaku tersebut atau tidak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

PBC dapat secara langsung memprediksi adanya suatu perilaku seperti yang dikatakan McCaul et al.,

(1993).

Kuatnya pelaksanaan dari sebuah niat menjadi sebuah perilaku tidak akan mengubah fakta bahwa

sebagiannya ditentukan oleh hambatan pribadi dan lingkungan menurut Ajzen (1991), sehingga

Perceived Behavioral Control menjadi semakin berperan sebagai kontrol kehendak atas sebuah

perilaku. Selain itu, Armitage & Conner (2010) mengemukakan bahwa pada umumnya seorang individu

lebih cenderung untuk terlibat dalam perilaku yang diyakini dapat dicapai olehnya. Keyakinan dan

persepsi mahasiswa terhadap kemampuannya untuk dapat berkarir sebagai konsultan pajak bergantung

kepada tekanan dari dalam diri dan lingkungan sekitar yang dihadapinya. Tekanan tersebut nantinya

menentukan minat mahasiswa dalam berkarir sebagai konsultan pajak. Minat yang kuat dari mahasiswa

berdampak kepada perilaku yang ditunjukkan oleh mahasiswa tersebut dimana ia juga meyakini dirinya

mampu mencapai targetnya dalam menjadi seorang konsultan pajak. Berdasarkan deskripsi di atas,

rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

H4: Perceived Behavioral Control mempengaruhi secara positif terhadap minat mahasiswa

berkarir sebagai konsultan pajak

H5: Perceived Behavioral Control mempengaruhi secara positif terhadap perilaku mahasiswa

berkarir sebagai konsultan pajak

Page 8: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

8

H6: Perceived Behavioral Control mempengaruhi secara positif terhadap perilaku mahasiswa

berkarir sebagai konsultan pajak melalui minat mahasiswa

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan survei. Sampel didasarkan pada kriteria-kriteria berikut:

(1) Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan (2) Minimal semester 5. Dari keseluruhan responden

penelitian, sampel yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 152 responden.

Teknik Pengumpulan Data

Metode untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah mendistribusikan kuesioner yang memberikan pilihan

jawaban untuk dipilih oleh subjek kuesioner. Pengukuran data yang terkumpul melalui kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan skala likert.

Definisi Operasional Variabel

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel Indikator

Intention (INT) INT1: Di masa depan, saya akan menjadi konsultan pajak.

INT2: Saya akan menjadi konsultan pajak.

INT3: Meskipun tidak mudah, saya akan tetap menjadi konsultan pajak.

INT4: Setelah lulus kuliah, saya akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih

tinggi di bidang perpajakan.

Behavior (BHV) BHV1: Saya memilih menjadi konsultan pajak

BHV2: Saya yakin konsultan pajak adalah profesi yang menjanjikan di masa

depan.

BHV3: Saya percaya konsultan pajak dapat membantu melaksanakan

kewajiban wajib pajak.

BHV4: Saya mampu melaksanakan kode etik sebagai konsultan pajak.

Attitude (ATT) ATT1: Bagi saya, perilaku yang berintegritas yang diajarkan dalam akuntansi,

bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung lainnya merupakan hal yang ………

ATT2: Bagi saya, mengejar pencapaian pada profesi yang diajarkan dalam

akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung lainnya merupakan hal yang

………

ATT3: Bagi saya, dapat menilai perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang

dibantu oleh pengetahuan akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung

lainnya merupakan hal yang ………

Page 9: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

9

ATT4: Bagi saya, lulusan yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang

akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung lainnya yang dapat

menyelesaikan masalah akan lebih dipilih oleh klien merupakan hal yang

………

ATT5: Menurut saya, pengetahuan akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu

pendukung lainnya mengajarkan saya mengejar pencapaian pada profesi.

ATT6: Menurut saya, pengetahuan akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu

pendukung lainnya dapat membantu mahasiswa menilai perkembangan

lingkungan bisnis saat ini.

Learning

Environment (LE)

LE1: Pembahasan isu terkini tentang akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu

pendukung lainnya merupakan bagian dari silabus mata kuliah.

LE2: Pengetahuan akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung lainnya

sering menjadi bahan perbincangan di kalangan mahasiswa.

Perceived Behavior

Control (PBC)

PBC1: Jika saya menguasai materi akuntansi dan perpajakan yang diberikan

untuk diterapkan nanti di dunia kerja, saya akan memilih karir sebagai seorang

konsultan pajak.

PBC2: Sedikitnya jumlah konsultan pajak di Indonesia mendukung saya untuk

memilih karir sebagai seorang konsultan pajak.

Teknik Analisis Data

Teknik untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS).

Penggunaan Partial Least Square (PLS) menurut Gefen et al., (2000) sangat cocok apabila digunakan

dalam memprediksi penyusunan teori, mengkaji sampel berukuran kecil, serta menguji fit model secara

keseluruhan. PLS dapat menguji beberapa variabel sekaligus yang menjadi kelebihan menggunakan

PLS daripada menggunakan regresi biasa.

Salah satu langkah dalam menganalisis data di PLS adalah dengan menggunakan pengujian

kecocokan model melalui kriteria dalam Goodness of Fit. Dalam PLS, goodness of fit terbagi menjadi

dua model, yaitu outer model dan inner model. Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam outer

model yaitu convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability. Sedangkan inner model

terdiri dari average path coefficient (APC), average r-squared (ARS), dan average variance inflation

factor (AVIF).

Penilaian convergent validity harus memenuhi dua kriteria yaitu: average variance extracted

(AVE) > 0,5 dan nilai loading factor > 0.70 untuk penelitian yang bersifat konfirmatori atau nilai

loading factor yang masih ditolerir antara 0.60 - 0.70 untuk penelitian yang bersifat eksploratif (Ghozali

& Latan, 2015).

Discriminant validity diukur dengan membandingkan nilai loading factor konstruk diharapkan

bernilai lebih tinggi daripada nilai loading factor konstruk lain (cross loadings) serta nilai akar kuadrat

Page 10: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

10

(square roots) AVE konstruk tersebut harus lebih besar daripada antar variabel laten pada kolom yang

sama, baik diatas maupun dibawahnya (Sholihin & Ratmono, 2013).

Reliabilitas variabel diuji dengan menggunakan composite reliability. Pengujian tersebut

menggunakan dua syarat yaitu: nilai cronbach’s alpha harus di atas 0.60 (Ghozali, 2011) dan nilai

composite reliability harus diatas 0.70 untuk penelitian yang bersifat konfirmatori atau nilai composite

reliability antara 0.60 - 0.70 untuk penelitian yang bersifat eksploratif (Ghozali & Latan, 2015).

Pengujian inner model memiliki tujuan untuk mengukur hubungan antar variabel serta apakah

terdapat pengaruh hubungan dalam keseluruhan variabel. Dalam menguji inner model digunakan nilai

p-value average path coefficient (APC) < 0.05, nilai untuk p-value average R-squared (ARS) < 0.05

dan nilai average variance inflation factor (AVIF) < 5. Selain melakukan pengujian Goodness of Fit,

juga perlu dilakukan pengujian hipotesis, dimana hipotesis tersebut diterima apabila memiliki nilai P-

Value < 0.05.

HASIL & DISKUSI

Evaluasi Outer Model

Pengujian Outer Model dilakukan melalui tiga kriteria yaitu convergent validity, discriminant

validity, dan composite reliability.

Tabel 2. Combined loadings and cross-loadings

INT BHV ATT LE PBC

INT1 0,944 0,161 -0,014 -0,043 -0,029

INT2 0,956 0,000 -0,025 -0,019 0,000

INT3 0,963 0,019 0,049 0,008 -0,025

INT4 0,833 -0,205 -0,012 0,061 0,062

BHV1 0,820 0,791 -0,020 -0,067 0,098

BHV2 -0,490 0,842 0,000 -0,062 0,021

BHV3 -0,534 0,749 0,004 0,090 0,013

BHV4 0,196 0,838 0,016 0,045 -0,126

ATT1 -0,176 0,178 0,794 -0,088 0,075

ATT2 0,109 -0,154 0,796 0,101 -0,036

Page 11: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

11

ATT3 0,059 -0,042 0,853 0,027 -0,143

ATT4 0,049 -0,271 0,828 -0,026 0,013

ATT5 0,026 0,041 0,708 0,084 0,191

ATT6 -0,079 0,296 0,717 -0,101 -0,076

LE1 0,009 0,025 0,157 0,858 -0,040

LE2 -0,009 -0,025 -0,157 0,858 0,040

PBC1 -0,040 -0,017 0,117 0,012 0,859

PBC2 0,040 0,017 -0,117 -0,012 0,859

Data dari hasil penelitian ini telah memenuhi persyaratan dari convergent validity. Hal ini dapat

terlihat pada Tabel 2 dimana muatan faktor untuk variabel INT, BHV, ATT, LE, dan PBC semuanya >

0.60 dan P-Value <0.001. Selain itu, nilai AVE (Average Variance Extracted) kelima konstruk telah

memenuhi kriteria convergent validity dimana AVE > 0.5 yang dapat diihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Latent Variable Coefficient

INT BHV ATT LE PBC

R-squared 0,277 0,627

Adj. R-squared 0,263 0,622

Composite Reliability 0,960 0,881 0,905 0,848 0,849

Cronbachs's Alpha 0,943 0,819 0,874 0,642 0,643

Average Variable Extracted

(AVE)

0,857 0,649 0,615 0,737 0,737

Full Collin. VIF 2,540 3,027 1,542 1,370 1,534

Q-squarred 0,261 0,629

Berdasarkan hasil uji discriminant validity dalam Tabel 4, nilai loading telah memenuhi syarat

bahwa nilai loading lebih besar daripada nilai loading ke konstruk lainnya, seperti variabel Perceived

Page 12: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

12

Behavioral Control dengan dua indikator, PBC1 dan PBC2 dimana nilai kedua loading factor tersebut

yaitu 0.859. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua indikator memenuhi syarat discriminant validity.

Tabel 4. Nilai Loadings Konstruk Laten Indikator ke Konstruk Lainnya

INDIKATOR LOADING INT BHV ATT LE PBC

INT1 0,944 > 0,161 -0,014 -0,043 -0,029

INT2 0,956 > 0,000 -0,025 -0,019 0,000

INT3 0,963 > 0,019 0,049 0,008 -0,025

INT4 0,833 > -0,205 -0,012 0,061 0,062

BHV1 0,791 > 0,820 -0,020 -0,067 0,098

BHV2 0,842 > -0,490 0,000 -0,062 0,021

BHV3 0,749 > -0,534 0,004 0,090 0,013

BHV4 0,838 > 0,196 0,016 0,045 -0,126

ATT1 0,794 > -0,176 0,178 -0,088 0,075

ATT2 0,796 > 0,109 -0,154 0,101 -0,036

ATT3 0,853 > 0,059 -0,042 0,027 -0,143

ATT4 0,828 > 0,049 -0,271 -0,026 0,013

ATT5 0,708 > 0,026 0,041 0,084 0,191

ATT6 0,717 > -0,079 0,296 -0,101 -0,076

LE1 0,858 > 0,009 0,025 0,157 -0,040

LE2 0,858 > -0,009 -0,025 -0,157 0,040

PBC1 0,859 > -0,040 -0,017 0,117 0,012

PBC2 0,859 > 0,040 0,017 -0,117 -0,012

Hasil perhitungan Tabel 5 menunjukkan bahwa setiap nilai pada cross loading factor lebih besar

dari variabel laten lainnya pada kolom yang sama, seperti pada kolom INT, cross loading factor nya

Page 13: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

13

adalah sebesar 0.926 dimana lebih besar dari variabel laten lainnya pada kolom yang sama yaitu 0.758,

0.168, 0.206, dan 0.491. Hal serupa juga sama pada kolom BHV, ATT, LE, dan PBC. Hal tersebut

menunjukkan bahwa discriminant validity telah terpenuhi sehingga instrumen penelitian ini telah

memenuhi semua ketentuan uji validitas.

Tabel 5. Perbandingan akar kuadrat AVE dengan korelasi antar variabel

INT BHV ATT LE PBC

INT 0,926 0,758 0,168 0,206 0,491

BHV 0,758 0,806 0,393 0,298 0,559

ATT 0,168 0,393 0,784 0,494 0,313

LE 0,206 0,298 0,494 0,858 0,296

PBC 0,491 0,559 0,313 0,296 0,859

Pengujian reliability menunjukkan hasil reliabel sehingga semua variabel dapat dikatakan sebagai

alat pengukuran yang reliabel bagi konstruknya masing-masing. Berdasarkan Tabel 6, ditunjukkan

bahwa nilai composite reliability coefficients setiap variabel telah memenuhi ketentuan yakni lebih besar

dari 0.70. Adapun nilai cronbach’s alpha coefficients semua variabel yang lebih besar dari 0.60. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah memenuhi kriteria composite reliability.

Tabel 6. Hasil Uji Reliability

No Variable Composite Reliability

Coefficients

Cronbach’s Alpha

Coefficients

1 INT 0,960 0,943

2 BHV 0,881 0,819

3 ATT 0,905 0,874

4 LE 0,848 0,642

5 PBC 0,849 0,643

Evaluasi Inner Model

Page 14: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

14

Evaluasi Inner Model meliputi uji kecocokan model (model fit), path coefficient, dan R². Tiga

indeks pengujian kecocokan model (model fit), yaitu average path coefficient (APC), average R-squared

(ARS), dan average variance inflation factor (AVIF). Berikut ini adalah hasil pengolahan data:

Tabel 7. Model Fit Indices dan P-Value

Model fit

indices

P-Value Ideal Hasil

Average Path Coefficient

(APC)

0,310 <0.001 P < 0.05 DITERIMA

Average R-Squared (ARS) 0,452 <0.001 P < 0.05 DITERIMA

Average Variance Inflation

Factor (AVIF)

1,411 Accept if < 5 AVIF < 3.3 DITERIMA

Hasil pengujian inner model yang berada pada Tabel 7, dapat dijelaskan bahwa APC memiliki

nilai model fit indices sebesar 0.310 dengan nilai p-value < 0,001. Kemudian, ARS memiliki nilai model

fit indices sebesar 0.452 dengan p-value < 0,001. Nilai APC dan ARS telah memenuhi syarat karena

nilai p-value < 0,001. Selain itu, nilai AVIF juga telah memenuhi syarat karena nilainya yakni 1.411

telah berada < 5. Oleh karena itu, inner model dapat diterima.

Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan Solimun et al., (2017), suatu hipotesis dikatakan berpengaruh signifikan apabila P-

Value nya ≤ 0.05, sedangkan suatu hipotesis dikatakan memiliki pengaruh signifikan yang tinggi apabila

P-Value nya ≤ 0.01.

Gambar 2. Output Model WarpPls 7.0

Page 15: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

15

Berdasarkan hasil dari output model WarpPls pada gambar di atas, dapat diringkas hasil uji

hipotesis pada Tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis Keterangan Path Coefficient (β) P-Value Ideal Hasil

H1 INT - BHV 0,64 <0.01 <0.05 DITERIMA

H2 ATT - INT 0,05 0,25 <0.05 TIDAK

DITERIMA

H3 LE - INT 0,15 0,03 <0.05 DITERIMA

H4 PBC - INT 0,46 <0.01 <0.05 DITERIMA

H5 PBC - INT - BHV 0,54 <0.01 <0.05 DITERIMA

H6 PBC - BHV 0,26 <0.01 <0.05 DITERIMA

Pengaruh Niat Mahasiswa terhadap Perilaku Mahasiswa Untuk Menjadi Konsultan Pajak

Hasil uji hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Artinya

niat menjadi konsultan pajak mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap perilaku mahasiswa.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi niat mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak,

maka akan semakin tinggi pula perilaku yang ditunjukkan oleh mahasiswa tersebut.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Pradipta & Suprapti (2013) yang memaparkan bahwa niat

merupakan awal dari perilaku seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. Hal ini juga dinyatakan

oleh Ajzen (2005) bahwa suatu individu akan cenderung untuk melakukan suatu perilaku apabila

individu tersebut memiliki niat untuk melakukannya. Sebaliknya, suatu individu akan memiliki

kecenderungan untuk tidak melakukan suatu perilaku apabila ia tidak memiliki niat untuk melakukan

perilaku tersebut.

Pengaruh Sikap Mahasiswa terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak

Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis kedua (H2) telah ditolak.

Artinya, sikap tidak mempengaruhi secara positif terhadap niat mahasiswa untuk menjadi seorang

konsultan pajak dengan nilai P-value sebesar 0.40 dimana hipotesis tersebut ditolak karena nilai ideal

dari P-value sebesar <0.05. Menurut Ajzen (1991), sikap terhadap perilaku diartikan sebagai perasaan

ketertarikan (favorableness) atau perasaan ketidaktertarikan (unfavorableness) terhadap suatu objek

yang akan disikapi.

Page 16: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

16

Pengaruh Learning Environment terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak

Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis keempat (H3) diterima.

Artinya, learning environment mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa

untuk menjadi seorang konsultan pajak dengan nilai P-value sebesar <0.01.

Lingkungan belajar yang baik akan memberikan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam

melaksanakan suatu kegiatan, siswa yang mengikuti kegiatan dalam lingkungan belajar yang berkualitas

akan membentuk karakter yang sesuai dengan lingkungan belajarnya (Slameto, 2010). Hal ini didukung

dengan pernyataan Holland (1973) dalam Gani (1985) bahwa model lingkungan merupakan suatu

keadaan atau suasana yang tercipta akibat manusia yang menguasai suatu lingkungan tertentu. Apabila

mahasiswa memahami model lingkungan belajar mereka maka hal tersebut dapat berperan dalam

menentukan pemilihan pekerjaan.

Pengaruh Perceived Behavioral Control terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak

Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis kelima (H4) diterima.

Artinya, perceived behavioral control mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap niat

mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak dengan nilai P-value sebesar 0.03 dimana hipotesis

tersebut diterima karena nilai ideal dari P-value sebesar <0.05.

Semakin kuat perceived behavioral control, semakin tinggi niat mahasiswa untuk menjadi

konsultan pajak. Menurut Ramdhani (2011), individu dengan perceived behavioral control yang tinggi

percaya pada sumber daya dan kesempatan yang mereka miliki karena mereka terus termotivasi dan

berusaha untuk mencapai kesuksesan sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan yang ada dengan

baik. Ketika seorang individu percaya bahwa mereka dapat bertindak berdasarkan keyakinan sikap atau

normative beliefs, keyakinan tersebut menjadi lebih relevan untuk membentuk niat. Sebaliknya, ketika

PBC rendah, sikap dan norma menjadi kurang relevan dalam membentuk niat, karena tindakan tersebut

dianggap tidak mungkin (Dillard, 2011).

Pengaruh Perceived Behavioral Control terhadap Perilaku Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak

Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima.

Artiya, perceived behavioral control mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap perilaku

mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak dengan nilai P-value sebesar <0.01. Kondisi ini

mengindikasikan bahwa semakin kuat perceived behavioral control seorang mahasiswa untuk berkarir

sebagai konsultan pajak maka semakin tinggi juga kecenderungan mahasiswa berperilaku dalam

mencapai keinginan mereka menjadi konsultan pajak. Ajzen (2005) menemukan bahwa individu akan

melaksanakan suatu perilaku ketika ia yakin bahwa ia mampu dan mempunyai kesempatan untuk

melaksanakan perilaku tersebut serta ketika ia dapat menerima adanya tekanan sosial untuk

melaksanakan perilaku itu, seperti halnya seorang individu melakukan perilaku tersebut ketika

mengevaluasi perilakunya secara positif.

Page 17: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

17

Pengaruh Perceived Behavior Control terhadap Perilaku Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak

Melalui Niat Mahasiswa

Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, menunjukkan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima.

Artinya, perceived behavioral control mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap perilaku

mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak melalui niat sebagai variabel mediasi dengan nilai

P-value sebesar <0.01. Kondisi ini mengindikasikan bahwa semakin kuat perceived behavioral control

seorang mahasiswa yang ingin menjadi seorang konsultan pajak, semakin besar kemungkinan dia

bertindak untuk mencapai keinginannya menjadi konsultan pajak jika niat mahasiswa tersebut kuat. Hal

ini searah dengan TPB dalam Ajzen (1991) yang menunjukkan bahwa perceived behavioral control

secara implisit dapat mempengaruhi perilaku melalui mediasi niat. Menurut Hidayat & Nugroho (2010),

perceived behavioral control mempengaruhi perilaku apabila situasi dari pengendalian sesuai dengan

kenyataan. Hal ini berarti jika niat mahasiswa untuk berperilaku dengan tujuan untuk berkarir sebagai

konsultan pajak sudah ada, maka niat tersebut akan menjadi perilaku apabila situasi pengendalian di

lapangan menunjukkan perilaku tersebut memungkinkan untuk dilakukan.

KESIMPULAN

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi-dimensi yang dapat

mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak. Tipe penelitian eksploratif

digunakan untuk menganalisis pengaruh sikap, learning environment, dan perceived behavioral control

terhadap perilaku dengan niat sebagai variabel mediasi. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan niat

mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak dipengaruhi oleh learning environment, dan

perceived behavioral control, yang dimana akan menghasilkan sebuah perilaku bagi mahasiswa untuk

memilih karirnya menjadi konsultan pajak. Di sisi lain, hasil penelitian ini juga memaparkan bahwa niat

mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak tidak dipengaruhi oleh perilaku mahasiswa. Secara

lebih detail penelitian ini menunjukkan pengaruh perceived behavior control sebagai faktor paling

dominan bagi seorang mahasiswa dalam niatnya untuk menjadi seorang konsultan pajak. Hal ini diduga

karena seorang mahasiswa akan yakin untuk menjadi seorang konsultan pajak apabila ia percaya pada

kemampuan yang dia miliki dan juga adanya kesempatan untuk bisa menunjukkan perilakunya dalam

menjadi konsultan pajak.

Temuan penelitian ini memberikan kontribusi penting, baik secara teoritikal maupun secara

praktikal terkhusus dalam proses pemilihan karir mahasiswa menjadi konsultan pajak. Kontribusi

penelitian membuktikan bahwa perilaku mahasiswa yang dihasilkan oleh lingkungan pembelajaran

mahasiswa serta perceived behavioral control menjadi faktor penting yang mempengaruhi niat

mahasiswa dalam menjadi konsultan pajak. Meskipun temuan penelitian berhasil menjelaskan pengaruh

learning environment dan perceived behavioral control terhadap niat mahasiswa untuk menjadi seorang

konsultan pajak, akan tetapi memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, mayoritas responden penelitian

Page 18: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

18

ini adalah mahasiswa aktif yang berkuliah minimal semester 5. Tidak menutup kemungkinan mahasiswa

semester 3 dan 4 sudah memiliki pemikiran untuk pemilihan karir mereka kedepannya. Kedua, masih

banyak responden penelitian yang berasal dari jurusan selain Akuntansi dan Perpajakan. Terdapat

mahasiswa yang berkuliah dengan jurusan yang mereka minati dan tertarik akan pembelajaran itu. Ada

pula mahasiswa yang masih mencari jurusan yang merupakan ketertarikan mereka dan apakah mereka

cocok dengan jurusan tersebut atau tidak. Adanya responden dari jurusan selain Akuntansi dan

Perpajakan memungkinkan responden tidak tertarik kepada profesi konsultan pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1985). From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior (J. Kuhl & J. Beckmann

(eds.); SSSP Sprin). Springer, Berlin, Heidelberg.

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior(pp.179-211). Organizational behavior and human

decision processes.

Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality and Behavior (2nd edition). Berkshire, UK: Open University

Press-McGraw Hill Education.

Ajzen, I. (2005). Laws of human behavior: Symmetry, compatibility, and attitude- behavior

correspondence. Multivariate Research Strategies, (January 2005), 3–19.

Armitage, C. J., & Conner, M. (2010). Efficacy of the Theory of Planned Behaviour : A Meta-Analytic

Review E Y cacy of the Theory of Planned Behaviour : A meta-analytic review. (July 2017), 471–

499.

Dillard, J. P. (2011). An application of the integrative model to women’s intention to be vaccinated

against HPV: Implications for message design. Health Communication, 26(5), 479–486.

https://doi.org/10.1080/10410236.2011.554170

Eagly, A. H., & Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Harcourt Brace Jovanovich College

Publishers.

El-Mousawi, H. Y., & Charbaji, A. (2016). Becoming a CPA-How to Attract University Students to the

Accounting Profession Using Theory of Planned Behavior? Open Journal of Accounting, 05(02),

9–18. https://doi.org/10.4236/ojacct.2016.52002

Felton, S., Dimnik, T., & Northey, M. (1995). A Theory of Reasoned Action model of the Chartered

Accountant career choice. Journal of Accounting Education, 13(1), 1–19.

https://doi.org/10.1016/0748-5751(94)00027-1

Fogarty, T., & Jones, D. A. (2014). Between a rock and a hard place: How tax practitioners straddle

client advocacy and professional responsibilities. Qualitative Research in Accounting and

Management (Vol. 11). https://doi.org/10.1108/QRAM-06-2013-0024

Gainau, P. C. (2021). Job Opportunity, Attitudes, Perceived Behavioral Control and Intention to Major

in Accounting. AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 12(2), 143. https://doi.org/10.26740/jaj.v12n2.p143-

163

Page 19: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

19

Gani, R.A. (1985). Bimbingan Karir. Bandung : Angkasa.

Gefen, D., Straub, D., & Boudreau, M.-C. (2000). Structural Equation Modeling and Regression:

Guidelines for Research Practice. Communications of the Association for Information Systems,

4(October). https://doi.org/10.17705/1cais.00407

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan

Program SmartPLS 3.0 (2nd ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Retrieved

from http://onesearch.id/Record/IOS3107.UMS:57482

Hashim, H. M., & Embong, A. M. (2015). Parental and Peer Influences upon Accounting as a Subject

and Accountancy as a Career. Journal of Economics, Business and Management, 3(2), 252–256.

https://doi.org/10.7763/joebm.2015.v3.189

Hatane, S.E., & Setiawan, F. F. (2019). Persepsi Lingkungan Belajar dan Keinginan untuk

Meningkatkan Pengetahuan Terhadap Niat Memilih Karier Akuntansi. Ekuitas: Jurnal

Pendidikan Ekonomi, 7(2), 122-129. https://doi.org/10.23887/

Hatane, S. E., Setiono, F. J., Setiawan, F. F., Semuel, H., & Mangoting, Y. (2020). Learning

environment, students’ attitude and intention to enhance current knowledge in the context of

choosing accounting career. Journal of Applied Research in Higher Education, 13(1), 79–97.

https://doi.org/10.1108/JARHE-06-2019-0156

Hidayat, W., & Nugroho, A. A. (2010). Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh

Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, 12(2), 82-93.

Jackling, B., & Calero, C. (2006). Influences on Undergraduate Students’ Intentions to become

Qualified Accountants : Evidence from Australia. Accounting Education: An International

Journal, 4(March 2013), 37–41.

Mangoting, Y., Widuri, R., & Eoh, T. S. (2019). The Dualism of Tax Consultants’ Roles in the Taxation

System. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 21(1), 30–37. https://doi.org/10.9744/jak.21.1.30-37

McCaul, K. D., Sandgren, A. K., O’Neill, H. K., & Hinsz, V. B. (1993). The Value of the Theory of

Planned Behavior, Perceived Control, and Self-Efficacy Expectations for Predicting Health-

Protective Behaviors. Basic and Applied Social Psychology, 14(2), 231–252.

https://doi.org/10.1207/s15324834basp1402_7

Parianti, N. P. I., Suartana, I. W., & Badera, I. D. N. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat dan

Perilaku Whistleblowing Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Udayana, 5(12), 4209–4236.

Pradipta, I., & Suprapti, N. (2013). Pengaruh Sikap Dan Norma Subyektif Terhadap Niat Calon Pemilih

Di Kota Denpasar Untuk Memilih Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014. Matrik

Page 20: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

20

: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, . Retrieved from

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmbk/article/view/6068

Ramdhani, N. (2011). Penyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior. Buletin

Psikologi, 19(2), 55–69.

Santos, E. A. dos, & Almeida, L. B. de. (2017). To pursue a career in accounting or not: a study based

on the Theory of Planned Behavior. Revista Contabilidade & Finanças, 29(76), 114-128.

https://doi.org/DOI: 10.1590/1808-057x201804890

Santos, E. A. dos, Moura, I. V., & Almeida, L. B. de. (2018). Students’ Intention to pursue a career in

Accounting from the Perspective of the theory of Planned Behavior. Revista de Educação e

Pesquisa Em Contabilidade (REPeC), 12(1), 63–78. https://doi.org/10.17524/repec.v12i1.1635

Sari, U., Alici, M., & Sen, Ö. F. (2018). The Effect of STEM Instruction on Attitude, Career Perception

and Career Interest in a Problem-based Learning Environment and Student Opinions. Electronic

Journal of Science Education, 22(1), 1–21.

Sholihin, M., & Ratmono D. (2013). Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 : Untuk Hubungan

Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: ANDI.

Sinthamrong, P. & Rompho, N. (2015). Factors Affecting Attitudes and Purchase Intentions Toward

Branded Content on Webisodes. Journal of Management Policy and Practice, 16 (4), 64-72.

Slameto, S. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solikhah, B. (2014). An Application of Theory of Planned Behavior towards CPA Career in Indonesia.

Procedia - Social and Behavioral Sciences, 164 (December 2014), 397-402.

Solimun, Fernandes A. A. R., & Nurjannah. (2017). Metode Statistika Multivariat : Pemodelan

Persamaan Struktural (SEM) Pendekatan WarpPLS. Malang: UB Press.

Srirejeki, K., Supeno, S., & Faturahman, A. (2019). Understanding the Intentions of Accounting

Students to Pursue Career as a Professional Accountant. Binus Business Review, 10(1), 11–19.

https://doi.org/10.21512/bbr.v10i1.5232

Stephenson, T., Fleischman, G., & Peterson, M. (2017). Demand for Tax-Preparation Services: An

Exploratory Examination of Client Versus Tax-Preparer Expectation Gaps. Advances in Taxation,

199–231. https://doi.org/10.1108/S1058-749720170000024005

Tan, L. M., & Laswad, F. (2006). Students’ beliefs, attitudes and intentions to major in accounting.

Accounting Education, 15(2), 167–187. https://doi.org/10.1080/09639280600787194

Vamvaka, V., Stofors, C., Palaskas, T., & Botsaris, C. (2020). Attitude toward entrepreneurship,

perceived behavioral control, and entrepreneurial intention: dimensionality, structural

relationships, and gender differences. Journal of Innovation and Enterepreneurship, 9(1).

https://doi.org/10.1186/s13731-020-0112-0

Wen, L., Hao, Q., & Bu, D. (2015). Understanding the Intentions of Accounting Students in China to

Pursue Certified Public Accountant Designation. Accounting Education, 24(4), 341-359.

https://doi.org/10.1080/09639284.2015.1051561

Page 21: LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA …

21

Wibowo, S. F., Purwana, D., Wibowo, A., & Saptono, A. (2019). Determinants of entrepreneurial

intention among millennial generation in emerging countries. Journal of Legal, Ethical and

Regulatory Issues, 23(2), 1–10.

Zandi, G., & Naysary, B. (2013). the Behavioral Intention of Malaysian Students Toward Accounting

Discipline. Contabilitate Şi Informatică de Gestiune, 12(3), 471–488.