Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA SEBAGAI PENENTU NIAT
BERKARIR SEBAGAI KONSULTAN PAJAK
Abstract. The purpose of this study verify dimensions that influence students' career choices to become
tax consultants. Partial Least Square was used to analyzed the data in this study. Research respondents
were 152 college students of the Faculty of Economics and Business. The results show that the student's
intention to have a career as a tax consultant is significantly influenced by the learning environment
where the learning environment through the curriculum is designed based on a case approach. In
addition, students' intention to have a career as a tax consultant is also influenced by students'
perceptions of attributes related to tax consultant work and the very high need for a tax consultant
profession. The mediation test in this study resulted in an important finding that Perceived Behavioral
Control through its attributes, was significant in creating a solid intention for students to have a career
as a tax consultant compared to the direct effect of perceived behavioral control on the desire to have
a career as a tax consultant. Likewise, the outgrowth of the model in this study by adding the learning
environment factor succeeded in growing students' intention to choose a tax consultant career.
Therefore, the proof of the Theory of Planned and Behavior and the influence of the learning
environment in this study is helpful for educational institutions to improve the tax accounting curriculum
to focus on the case approach. In addition, for professional associations of tax consultants, it is crucial
to continuously improve the positive image of tax consultants to attract students' desire for a career as
tax consultants.
Keywords: Tax Consultant; Students’ Intention; Perceived Behavioral Control; Learning Environment
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji dimensi-dimensi yang mempengaruhi pilihan karir
mahasiswa menjadi konsultan pajak. Partial Least Square digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini. Responden penelitian adalah 152 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hasil
menunjukkan bahwa niat mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak secara signifikan
dipengaruhi oleh lingkungan belajar dimana kurikulum pembelajaran didesai berdasarkan pendekatan
kasus. Niat mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak juga dipengaruhi oleh persepsi mahasiswa
terhadap atribut berkaitan dengan jenis pekerjaan konsultan pajak dan adanya kebutuhan profesi
konsultan pajak yang sangat tinggi. Pengujian mediasi dalam penelitian ini menghasilkan temuan
penting bahwa Perceived Behavioral Control melalui atributnya signifikan dalam menciptakan niat
yang kuat bagi mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak dibandingkan dengan pengaruh
langsung perceived behavioral control terhadap keinginan berkarir sebagai konsultan pajak. Demikian
juga pengembangan model dalam penelitian ini dengan menambahkan faktor lingkungan belajar
berhasil menumbuhkan niat mahasiswa memilih karir konsultan pajak. Pembuktian Theory Planned and
Behavior dan pengaruh lingkungan belajar dalam penelitian ini berguna bagi otoritas pendidikan
2
memperbaiki kurikulum akuntansi perpajakan sehingga fokus pada pendekatan kasus. Bagi asosiasi
profesi konsultan pajak, penting untuk secara berkelanjutan meningkatkan citra positif konsultan pajak
sehingga dapat menarik keinginan mahasiswa untuk berkarir sebagai konsultan pajak.
Kata Kunci: Konsultan Pajak; Niat Mahasiswa; Persepsi Kontrol Perilaku; Lingkungan Pembelajaran
PENDAHULUAN
Motivasi penelitian ini didasarkan pada fakta rendahnya persentase konsultan pajak terdaftar di
Indonesia dibandingkan dengan jumlah wajib pajak bahkan jumlah penduduk Indonesia. Konsultan
pajak yang telah tercatat sebagai anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) sebesar 5.068 orang,
sedangkan jumlah wajib pajak pada tahun 2019 berdasarkan laporan kinerja Direktorat Jenderal Pajak
sebesar 44 juta orang dan jumlah penduduk Indonesia per September 2020 berdasarkan sensus Biro
Pusat Statistik sebesar 270,20 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut setiap satu orang konsultan pajak
akan menangani 8.681 wajib pajak. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, maka
setiap satu konsultan pajak menangani sekitar 53.314 orang. Konsultan pajak menurut Mangoting et al.,
(2019); Stephenson et al., (2017) memiliki posisi strategis, yaitu sebagai agen wajib pajak dalam rangka
menyelesaikan kewajiban perpajakan, menghindari sanksi perpajakan, menghemat waktu dan
mengantisipasi minimnya pengetahuan wajib pajak dalam menginterpretasikan ketentuan perpajakan.
Meskipun profesi konsultan pajak memegang peranan penting dalam sistem perpajakan Indonesia,
namun demikian berdasarkan gambaran data di atas, kebutuhan konsultan pajak masih sangat tinggi.
Belum terpenuhinya kebutuhan ideal konsultan pajak di negara Indonesia, dapat disebabkan
adanya pertimbangan mahasiswa untuk keengganan terlibat dalam dilema profesionalitas karena
bertindak sebagai agen pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara melalui kepatuhan wajib
pajak sekaligus sebagai agen wajib pajak yang memiliki kecenderungan menghindari pembayaran pajak.
Fogarty & Jones (2014) menjelaskan bahwa dengan posisi tersebut, konsultan pajak wajib menciptakan
keseimbangan yang dapat memenuhi kewajibannya sebagai agen wajib pajak dan pemerintah. Individu
dalam konteks Theory Planned and Behavior (TPB) menurut Ajzen (1985) akan bertingkah laku secara
rasional dengan tetap melihat informasi yang tersedia dan mempertimbangkan dampak dari tindakan
mereka secara implisit ataupun eksplisit. Oleh karena itu, pertimbangan posisi konsultan pajak di atas
menjadi informasi masuk akal sebagai pertimbangan keputusan mahasiswa untuk berkarir sebagai
konsultan pajak. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan Theory Planned Behavior dalam penelitian
ini bertujuan untuk memprediksi dimensi apa saja yang mempengaruhi keinginan mahasiswa Fakultas
Bisnis dan Ekonomi untuk berkarir sebagai seorang konsultan pajak.
Tidak banyak penelitian-penelitian terbaru yang meneliti faktor-faktor mahasiswa berkarir
sebagai konsultan pajak menggunakan dimensi Theory Planned Behavior. Umumnya penelitian-
penelitian lingkup nasional dan internasional lebih tertarik membahas dimensi-dimensi yang
mempengaruhi mahasiswa dalam memutuskan untuk memilih karir sebagai akuntan. Sehingga,
3
penelitian ini menggunakan penelitian terdahulu yang fokus pada pemilihan karir sebagai akuntan untuk
landasan mengembangkan hipotesis. Misalnya, Srirejeki et al., (2019) menjelaskan bahwa motivasi
intrinsik yaitu prospek karir, financial reward, dan anggapan bahwa profesi akuntan adalah pekerjaan
yang menarik menjadi predictor yang kuat dalam mempengaruhi niat mahasiswa memilih karir sebagai
akuntan. Demikian juga Santos et al., (2018) menjelaskan efek manfaat yang dirasakan, yaitu
kesempatan kerja dan lingkungan yang menantang sehingga dapat merangsang kreativitas profesional
merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi sikap mahasiswa untuk berniat memilih profesi sebagai
akuntan. Kemudian, beberapa penelitian sebelumnya seperti Hashim & Embong (2015), El-Mousawi &
Charbaji (2016), dan Santos & Almeida (2017) menyatakan bahwa tekanan sosial atau norma subjektif
yang timbul dari keyakinan normatif dalam hal ini harapan dari orang-orang yang dekat dan berpengaruh
dalam kehidupan mahasiswa, yaitu orang tua dan teman-teman sebaya mempengaruhi niat mahasiswa
untuk memilih karir sebagai seorang akuntan. Penelitian Jackling & Calero (2006) menjelaskan jika
mahasiswa mempunyai keyakinan setelah mendapatkan pemahaman oleh dosen mengenai profesi
akuntan yang mampu mengubah cara pandang mereka sehingga mempengaruhi niat berkarir sebagai
konsultan pajak.
Perceived behavioral control berkaitan dengan pengendalian perilaku, dimana persepsi individu
akan mempertimbangkan tentang kemudahan atau kesukaran untuk mewujudkan suatu perilaku tertentu.
Dapat dikatakan perceived behavioral control melibatkan kekuatan persepsi untuk mempengaruhi niat
individu. Beberapa penelitian seperti Srirejeki et al., (2019), Santos & Almeida (2017), dan Santos et
al., (2018) telah membuktikan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan dapat mempengaruhi niat
mahasiswa. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa mahasiswa mempunyai kompetensi sehingga
dapat menaklukkan tantangan dalam berkarir sebagai akuntan dan ketersediaan fasilitas dapat
meningkatkan perceived behavioral control yang mempengaruhi niat mahasiswa untuk mengejar karir
mereka sebagai akuntan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perilaku mahasiswa dalam
memilih karir dibentuk oleh adanya niat dan niat itu sendiri dipengaruhi oleh unsur internal mahasiswa,
yaitu sikap dan perceived behavioral control dan faktor sosial yaitu norma subjektif.
Dimensi-dimensi dalam Theory Planned Behavior berkontribusi dalam mempengaruhi perilaku
mahasiswa yang ditunjukkan melalui intensi untuk berperilaku yaitu memilih atau tidak memilih
berkarir sebagai konsultan pajak. Menggunakan Pendekatan Theory of Planned Behavior, penelitian ini
menambahkan variabel faktor lingkungan pembelajaran atau learning environment sebagai penentu niat
mahasiswa berkarir sebagai konsultan pajak. Faktor individu mahasiswa dan sosial tidak cukup untuk
memahami dimensi-dimensi apa saja yang mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk memilih
konsultan pajak. Menurut Hatane et al., (2020) lingkungan belajar meliputi semua fasilitas dan kegiatan
yang berhubungan dengan proses pembelajaran mahasiswa selama masa yang mendukung kegiatan
belajar mengajar sehingga dapat menciptakan suasana kondusif untuk mahasiswa yang berada dalam
lingkup pembelajaran tersebut. Sarı et al., (2018) mengungkapkan perubahan signifikan terhadap sikap
siswa terhadap disiplin mengikuti pembelajaran sains, teknologi, teknik, dan matematika, termasuk
4
minat berkarir dalam bidang-bidang tersebut setelah pihak sekolah mengubah lingkungan pembelajaran
dalam hal ini kurikulum berdasarkan pendekatan kasus.
LANDASAN TEORI
Theory of Planned Behavior
Theory of planned behavior adalah pengembangan dari Theory of Reasoned Action. Menurut
Felton et al., (1995), Theory Planned Behavior merupakan teori penting dalam membantu pemilihan
karir akuntansi untuk menentukan variabel penting apa saja yang berpengaruh terhadapnya dan
memberikan kerangka terintegrasi untuk analisis di masa yang akan datang.
Tiga penentu niat berperilaku dalam Theory Planned Behavior adalah sikap terhadap perilaku,
norma subjektif, dan perceived behavioral control. Baik sikap maupun norma subjektif dalam kerangka
Theory Planned Behavior berkaitan dengan keyakinan subjektif mahasiswa bahwa profesi sebagai
konsultan pajak merupakan pilihan karir yang menarik dan menjanjikan di masa depan yang juga
ditunjang dengan kompensasi finansial yang tinggi. Sedangkan persepsi kontrol perilaku menurut Ajzen
(1991) merujuk pada persepsi seseorang tentang kemudahan atau kesulitan yang akan dialami berkaitan
dengan niat untuk memilih karir sebagai konsultan pajak.
Niat
Niat adalah faktor kesiapan seseorang untuk melakukan tingkah laku yang dianggap sebagai
penentu langsung atau aspek munculnya tingkah laku. Ajzen (2005), menjelaskan tiga faktor yang
berpengaruh terhadap pembentukan niat, yaitu: sikap terhadap perilaku norma subjektif, dan perceived
behavioral control. Niat individu untuk melakukan sesuatu merupakan isu sentral yang diungkapkan
dalam konsep Theory Planned Behavior (Ajzen, 1991). Niat dapat menangkap faktor motivasi yang
mempengaruhi individu untuk berperilaku. Artinya, niat menentukan seberapa kuat individu berniat
untuk mewujudkan perilakunya dan seberapa banyak usaha yang disiapkan atau dilanjutkan untuk
membuat perilaku menjadi kenyataan. Kombinasi faktor-faktor dalam Theory Planned Behavior seperti
sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan perceived behavioral control menurut Solikhah (2014)
mengarah kepada pembentukan niat berperilaku.
5
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Model Penelitian
Gambar 1. Model Penelitian
Niat Mahasiswa terhadap Perilaku Mahasiswa Untuk Menjadi Konsultan Pajak
Dalam Theory of Planned Behavior yang ditulis oleh Ajzen (1991) memaparkan bahwa sikap,
norma subjektif, dan perceived behavioral control mempengaruhi niat individu untuk berperilaku.
Ketiga pengaruh tersebut akan memprediksi niat sehubungan dengan perilaku yang sebenarnya, baik
secara bersama-sama maupun tidak. Niat menunjukkan seberapa besar individu memiliki keinginan
untuk melakukan tindakan tertentu.
Tujuan utama Ajzen (1991) mencetuskan Theory of Planned Behavior untuk memprediksi dan
memberikan uraian terkait perilaku individu. Dalam Parianti et al., (2016), dapat dilihat bahwa niat
menentukan keputusan seorang individu apakah ia akan melakukan suatu perilaku atau tidak. Atau
penelitian Srirejeki et al., (2019) yang menjelaskan bahwa bahwa faktor intrinsik, yaitu sikap merupakan
dimensi yang mempengaruhi keinginan mahasiswa dalam memutuskan berkarir sebagai akuntan
profesional. Berdasarkan deskripsi di atas, rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:
H1: Niat pada profesi konsultan pajak mempengaruhi secara positif terhadap perilaku mahasiswa
berkarir sebagai konsultan pajak
Sikap Mahasiswa terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak
Sikap dalam pandangan Ajzen (2005) dibentuk oleh dua komponen yaitu: keyakinan subjektif
individu dan evaluasi atas hasil yang diharapkan dari perilaku aktual. Sikap mahasiswa dalam
memandang profesi konsultan pajak dipengaruhi oleh keyakinan tentang konsekuensi yang timbul atas
pilihan tersebut. Misalnya, berkaitan dengan harapan klien ketika menggunakan konsultan pajak.
Sinthamrong & Rompho (2015) menjelaskan fokus dari outcome evaluation yang menekankan pada
kondisi ketika individu yang percaya dan memprediksi hasil positif dari suatu perilaku akan cenderung
mempunyai sikap positif terhadap tingkah laku tersebut. Sebaliknya, jika orang tersebut percaya dan
Intention Behavior
Attitude
Perceived Behavior Control
Learning
Environment H3
H1
6
memprediksi hasil negatif maka, individu juga akan memiliki sikap yang negatif terhadap perilaku
tersebut. Dalam konteks penelitian ini keinginan mahasiswa untuk memilih karir konsultan pajak akan
dipengaruhi oleh pemberian penilaian positif dan negatif terhadap pilihan tersebut. Mahasiswa akan
menilai harapan klien menggunakan konsultan pajak, apakah klien akan menekan konsultan pajak untuk
melakukan kecurangan pajak. Pandangan baik positif atau negatif dari mahasiswa menjadi sebuah
penentu sikap bagi mahasiswa dalam menilai masa depannya nanti. Tan & Laswad (2006) menemukan
bahwa sikap mahasiswa mempengaruhi niat mereka untuk mengambil jurusan akuntansi. Sikap
memegang pengaruh penting pada niat mahasiswa untuk mendaftarkan diri mereka dalam program
akuntansi (Zandi et al., 2013). Berdasarkan deskripsi di atas, rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:
H2: Sikap pada profesi konsultan pajak mempengaruhi secara positif terhadap minat mahasiswa
berkarir sebagai konsultan pajak
Learning Environment terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak
Lingkungan belajar yang menyenangkan menjadi faktor kuat yang mempengaruhi upaya
mahasiswa untuk meningkatkan pembelajaran secara aktif dan mandiri (Hatane et al., 2020).
Lingkungan belajar yang direpresentasikan oleh lingkungan sekolah yaitu kondisi kondisi infrastruktur
yang mendukung pembelajaran menurut Wibowo et al., (2019) dapat meningkatkan minat mahasiswa
untuk menjadi entrepreneur. Demikian juga dalam penelitian Hatane & Setiawan (2019) bahwa
lingkungan belajar yang mampu menyediakan informasi tentang pembelajaran mengenai akuntansi dan
bisnis dianggap mampu merangsang niat mahasiswa untuk mencari pembelajaran sepanjang hayat.
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar yang didesain atau diberikan stimulus akan mempengaruhi
minat mahasiswa untuk berperilaku tentang apa yang diyakininya. Berdasarkan deskripsi di atas,
rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:
H3: Learning environment mempengaruhi secara positif terhadap minat mahasiswa berkarir
sebagai konsultan pajak
Perceived Behavioral Control dan Niat terhadap Perilaku Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak
Perceived Behavioral Control dalam konsep Ajzen (1991), menggambarkan keyakinan individu
bahwa perilaku tersebut berada di bawah kendalinya. Namun demikian, secara operasional PBC
berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan individu atau dalam konteks penelitian ini mahasiswa untuk
memutuskan berkarir sebagai konsultan pajak. Mahasiswa meyakinkan dirinya bahwa perilakunya
berkaitan dengan keputusan untuk berkarir sebagai konsultan pajak berada dalam pengendaliannya.
Oleh karena itu, PBC adalah fungsi dari control beliefs dan power of control belief (Ajzen, 2005).
Mahasiswa mengidentifikasi adanya kemudahan dan kesulitan dalam berkarir sebagai konsultan pajak.
Misalnya dalam hal adanya tekanan dan harapan klien menggunakan konsultan pajak atau berkaitan
dengan fee. Selanjutnya sejauh mana mahasiwa dapat mengontrol persepsi kuat yang mengidentifikasi
adanya faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit mereka sehingga akan memilih karir sebagai
7
konsultan pajak. Kuatnya pengaruh kontrol persepsi terhadap niat dijelaskan dalam penelitian Vamvaka
et al., (2020). Sejalan dengan itu Wen et al., (2015) juga membuktikan persepsi mahasiswa tentang
independensi profesional atau kesulitan mempertahankan sertifikasi profesi menjadi pengendali kuat
yang mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk berkarir sebagai akuntan profesional.
Independensi profesional yang dirasakan di tempat kerja dan kesulitan yang dirasakan dalam
mempertahankan sertifikasi semua mempengaruhi niat siswa untuk mengejar kredensial CPA.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa kepercayaan diri individu dapat mengendalikan persepsi kuat
yang terbentuk tentang kemungkinan kegagalan atau keberhasilan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Artinya keyakinan individu menghasilkan motivasi intrinsik yang merupakan kekuatan
untuk mempengaruhi. Penelitian Gainau (2021) juga mendukung pengaruh PBC terhadap niat siswa
memilih program Akuntansi. Siswa dianggap memiliki kontrol individu yang secara bermakna
mempengaruhi mereka untuk belajar dan menyukai mata pelajaran akuntansi, misalnya kepercayaan
diri, kemampuan, dan kemudahan.
Eagly & Chaiken (1993) mengemukakan bahwa seseorang mungkin tidak melakukan perilaku
yang dia mampu lakukan karena dia memiliki sikap negatif terhadapnya atau adanya perceived norms
yang mencegahnya untuk melakukan, begitu juga sebaliknya. Artinya, mahasiswa yang memiliki sikap
positif terhadap perilakunya untuk dapat berkarir sebagai konsultan pajak dan adanya perceived norms
yang mendukungnya tersebut dapat memungkinkan ia untuk melakukan perilaku yang mampu ia
lakukan itu. Perceived norms mengacu kepada tekanan sosial yang berada di sekitar individu yang akan
menentukan apakah ia akan melakukan perilaku tersebut atau tidak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
PBC dapat secara langsung memprediksi adanya suatu perilaku seperti yang dikatakan McCaul et al.,
(1993).
Kuatnya pelaksanaan dari sebuah niat menjadi sebuah perilaku tidak akan mengubah fakta bahwa
sebagiannya ditentukan oleh hambatan pribadi dan lingkungan menurut Ajzen (1991), sehingga
Perceived Behavioral Control menjadi semakin berperan sebagai kontrol kehendak atas sebuah
perilaku. Selain itu, Armitage & Conner (2010) mengemukakan bahwa pada umumnya seorang individu
lebih cenderung untuk terlibat dalam perilaku yang diyakini dapat dicapai olehnya. Keyakinan dan
persepsi mahasiswa terhadap kemampuannya untuk dapat berkarir sebagai konsultan pajak bergantung
kepada tekanan dari dalam diri dan lingkungan sekitar yang dihadapinya. Tekanan tersebut nantinya
menentukan minat mahasiswa dalam berkarir sebagai konsultan pajak. Minat yang kuat dari mahasiswa
berdampak kepada perilaku yang ditunjukkan oleh mahasiswa tersebut dimana ia juga meyakini dirinya
mampu mencapai targetnya dalam menjadi seorang konsultan pajak. Berdasarkan deskripsi di atas,
rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:
H4: Perceived Behavioral Control mempengaruhi secara positif terhadap minat mahasiswa
berkarir sebagai konsultan pajak
H5: Perceived Behavioral Control mempengaruhi secara positif terhadap perilaku mahasiswa
berkarir sebagai konsultan pajak
8
H6: Perceived Behavioral Control mempengaruhi secara positif terhadap perilaku mahasiswa
berkarir sebagai konsultan pajak melalui minat mahasiswa
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei. Sampel didasarkan pada kriteria-kriteria berikut:
(1) Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan (2) Minimal semester 5. Dari keseluruhan responden
penelitian, sampel yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 152 responden.
Teknik Pengumpulan Data
Metode untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah mendistribusikan kuesioner yang memberikan pilihan
jawaban untuk dipilih oleh subjek kuesioner. Pengukuran data yang terkumpul melalui kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan skala likert.
Definisi Operasional Variabel
Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel Indikator
Intention (INT) INT1: Di masa depan, saya akan menjadi konsultan pajak.
INT2: Saya akan menjadi konsultan pajak.
INT3: Meskipun tidak mudah, saya akan tetap menjadi konsultan pajak.
INT4: Setelah lulus kuliah, saya akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi di bidang perpajakan.
Behavior (BHV) BHV1: Saya memilih menjadi konsultan pajak
BHV2: Saya yakin konsultan pajak adalah profesi yang menjanjikan di masa
depan.
BHV3: Saya percaya konsultan pajak dapat membantu melaksanakan
kewajiban wajib pajak.
BHV4: Saya mampu melaksanakan kode etik sebagai konsultan pajak.
Attitude (ATT) ATT1: Bagi saya, perilaku yang berintegritas yang diajarkan dalam akuntansi,
bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung lainnya merupakan hal yang ………
ATT2: Bagi saya, mengejar pencapaian pada profesi yang diajarkan dalam
akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung lainnya merupakan hal yang
………
ATT3: Bagi saya, dapat menilai perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang
dibantu oleh pengetahuan akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung
lainnya merupakan hal yang ………
9
ATT4: Bagi saya, lulusan yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung lainnya yang dapat
menyelesaikan masalah akan lebih dipilih oleh klien merupakan hal yang
………
ATT5: Menurut saya, pengetahuan akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu
pendukung lainnya mengajarkan saya mengejar pencapaian pada profesi.
ATT6: Menurut saya, pengetahuan akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu
pendukung lainnya dapat membantu mahasiswa menilai perkembangan
lingkungan bisnis saat ini.
Learning
Environment (LE)
LE1: Pembahasan isu terkini tentang akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu
pendukung lainnya merupakan bagian dari silabus mata kuliah.
LE2: Pengetahuan akuntansi, bisnis, perpajakan, dan ilmu pendukung lainnya
sering menjadi bahan perbincangan di kalangan mahasiswa.
Perceived Behavior
Control (PBC)
PBC1: Jika saya menguasai materi akuntansi dan perpajakan yang diberikan
untuk diterapkan nanti di dunia kerja, saya akan memilih karir sebagai seorang
konsultan pajak.
PBC2: Sedikitnya jumlah konsultan pajak di Indonesia mendukung saya untuk
memilih karir sebagai seorang konsultan pajak.
Teknik Analisis Data
Teknik untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS).
Penggunaan Partial Least Square (PLS) menurut Gefen et al., (2000) sangat cocok apabila digunakan
dalam memprediksi penyusunan teori, mengkaji sampel berukuran kecil, serta menguji fit model secara
keseluruhan. PLS dapat menguji beberapa variabel sekaligus yang menjadi kelebihan menggunakan
PLS daripada menggunakan regresi biasa.
Salah satu langkah dalam menganalisis data di PLS adalah dengan menggunakan pengujian
kecocokan model melalui kriteria dalam Goodness of Fit. Dalam PLS, goodness of fit terbagi menjadi
dua model, yaitu outer model dan inner model. Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam outer
model yaitu convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability. Sedangkan inner model
terdiri dari average path coefficient (APC), average r-squared (ARS), dan average variance inflation
factor (AVIF).
Penilaian convergent validity harus memenuhi dua kriteria yaitu: average variance extracted
(AVE) > 0,5 dan nilai loading factor > 0.70 untuk penelitian yang bersifat konfirmatori atau nilai
loading factor yang masih ditolerir antara 0.60 - 0.70 untuk penelitian yang bersifat eksploratif (Ghozali
& Latan, 2015).
Discriminant validity diukur dengan membandingkan nilai loading factor konstruk diharapkan
bernilai lebih tinggi daripada nilai loading factor konstruk lain (cross loadings) serta nilai akar kuadrat
10
(square roots) AVE konstruk tersebut harus lebih besar daripada antar variabel laten pada kolom yang
sama, baik diatas maupun dibawahnya (Sholihin & Ratmono, 2013).
Reliabilitas variabel diuji dengan menggunakan composite reliability. Pengujian tersebut
menggunakan dua syarat yaitu: nilai cronbach’s alpha harus di atas 0.60 (Ghozali, 2011) dan nilai
composite reliability harus diatas 0.70 untuk penelitian yang bersifat konfirmatori atau nilai composite
reliability antara 0.60 - 0.70 untuk penelitian yang bersifat eksploratif (Ghozali & Latan, 2015).
Pengujian inner model memiliki tujuan untuk mengukur hubungan antar variabel serta apakah
terdapat pengaruh hubungan dalam keseluruhan variabel. Dalam menguji inner model digunakan nilai
p-value average path coefficient (APC) < 0.05, nilai untuk p-value average R-squared (ARS) < 0.05
dan nilai average variance inflation factor (AVIF) < 5. Selain melakukan pengujian Goodness of Fit,
juga perlu dilakukan pengujian hipotesis, dimana hipotesis tersebut diterima apabila memiliki nilai P-
Value < 0.05.
HASIL & DISKUSI
Evaluasi Outer Model
Pengujian Outer Model dilakukan melalui tiga kriteria yaitu convergent validity, discriminant
validity, dan composite reliability.
Tabel 2. Combined loadings and cross-loadings
INT BHV ATT LE PBC
INT1 0,944 0,161 -0,014 -0,043 -0,029
INT2 0,956 0,000 -0,025 -0,019 0,000
INT3 0,963 0,019 0,049 0,008 -0,025
INT4 0,833 -0,205 -0,012 0,061 0,062
BHV1 0,820 0,791 -0,020 -0,067 0,098
BHV2 -0,490 0,842 0,000 -0,062 0,021
BHV3 -0,534 0,749 0,004 0,090 0,013
BHV4 0,196 0,838 0,016 0,045 -0,126
ATT1 -0,176 0,178 0,794 -0,088 0,075
ATT2 0,109 -0,154 0,796 0,101 -0,036
11
ATT3 0,059 -0,042 0,853 0,027 -0,143
ATT4 0,049 -0,271 0,828 -0,026 0,013
ATT5 0,026 0,041 0,708 0,084 0,191
ATT6 -0,079 0,296 0,717 -0,101 -0,076
LE1 0,009 0,025 0,157 0,858 -0,040
LE2 -0,009 -0,025 -0,157 0,858 0,040
PBC1 -0,040 -0,017 0,117 0,012 0,859
PBC2 0,040 0,017 -0,117 -0,012 0,859
Data dari hasil penelitian ini telah memenuhi persyaratan dari convergent validity. Hal ini dapat
terlihat pada Tabel 2 dimana muatan faktor untuk variabel INT, BHV, ATT, LE, dan PBC semuanya >
0.60 dan P-Value <0.001. Selain itu, nilai AVE (Average Variance Extracted) kelima konstruk telah
memenuhi kriteria convergent validity dimana AVE > 0.5 yang dapat diihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Latent Variable Coefficient
INT BHV ATT LE PBC
R-squared 0,277 0,627
Adj. R-squared 0,263 0,622
Composite Reliability 0,960 0,881 0,905 0,848 0,849
Cronbachs's Alpha 0,943 0,819 0,874 0,642 0,643
Average Variable Extracted
(AVE)
0,857 0,649 0,615 0,737 0,737
Full Collin. VIF 2,540 3,027 1,542 1,370 1,534
Q-squarred 0,261 0,629
Berdasarkan hasil uji discriminant validity dalam Tabel 4, nilai loading telah memenuhi syarat
bahwa nilai loading lebih besar daripada nilai loading ke konstruk lainnya, seperti variabel Perceived
12
Behavioral Control dengan dua indikator, PBC1 dan PBC2 dimana nilai kedua loading factor tersebut
yaitu 0.859. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua indikator memenuhi syarat discriminant validity.
Tabel 4. Nilai Loadings Konstruk Laten Indikator ke Konstruk Lainnya
INDIKATOR LOADING INT BHV ATT LE PBC
INT1 0,944 > 0,161 -0,014 -0,043 -0,029
INT2 0,956 > 0,000 -0,025 -0,019 0,000
INT3 0,963 > 0,019 0,049 0,008 -0,025
INT4 0,833 > -0,205 -0,012 0,061 0,062
BHV1 0,791 > 0,820 -0,020 -0,067 0,098
BHV2 0,842 > -0,490 0,000 -0,062 0,021
BHV3 0,749 > -0,534 0,004 0,090 0,013
BHV4 0,838 > 0,196 0,016 0,045 -0,126
ATT1 0,794 > -0,176 0,178 -0,088 0,075
ATT2 0,796 > 0,109 -0,154 0,101 -0,036
ATT3 0,853 > 0,059 -0,042 0,027 -0,143
ATT4 0,828 > 0,049 -0,271 -0,026 0,013
ATT5 0,708 > 0,026 0,041 0,084 0,191
ATT6 0,717 > -0,079 0,296 -0,101 -0,076
LE1 0,858 > 0,009 0,025 0,157 -0,040
LE2 0,858 > -0,009 -0,025 -0,157 0,040
PBC1 0,859 > -0,040 -0,017 0,117 0,012
PBC2 0,859 > 0,040 0,017 -0,117 -0,012
Hasil perhitungan Tabel 5 menunjukkan bahwa setiap nilai pada cross loading factor lebih besar
dari variabel laten lainnya pada kolom yang sama, seperti pada kolom INT, cross loading factor nya
13
adalah sebesar 0.926 dimana lebih besar dari variabel laten lainnya pada kolom yang sama yaitu 0.758,
0.168, 0.206, dan 0.491. Hal serupa juga sama pada kolom BHV, ATT, LE, dan PBC. Hal tersebut
menunjukkan bahwa discriminant validity telah terpenuhi sehingga instrumen penelitian ini telah
memenuhi semua ketentuan uji validitas.
Tabel 5. Perbandingan akar kuadrat AVE dengan korelasi antar variabel
INT BHV ATT LE PBC
INT 0,926 0,758 0,168 0,206 0,491
BHV 0,758 0,806 0,393 0,298 0,559
ATT 0,168 0,393 0,784 0,494 0,313
LE 0,206 0,298 0,494 0,858 0,296
PBC 0,491 0,559 0,313 0,296 0,859
Pengujian reliability menunjukkan hasil reliabel sehingga semua variabel dapat dikatakan sebagai
alat pengukuran yang reliabel bagi konstruknya masing-masing. Berdasarkan Tabel 6, ditunjukkan
bahwa nilai composite reliability coefficients setiap variabel telah memenuhi ketentuan yakni lebih besar
dari 0.70. Adapun nilai cronbach’s alpha coefficients semua variabel yang lebih besar dari 0.60. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah memenuhi kriteria composite reliability.
Tabel 6. Hasil Uji Reliability
No Variable Composite Reliability
Coefficients
Cronbach’s Alpha
Coefficients
1 INT 0,960 0,943
2 BHV 0,881 0,819
3 ATT 0,905 0,874
4 LE 0,848 0,642
5 PBC 0,849 0,643
Evaluasi Inner Model
14
Evaluasi Inner Model meliputi uji kecocokan model (model fit), path coefficient, dan R². Tiga
indeks pengujian kecocokan model (model fit), yaitu average path coefficient (APC), average R-squared
(ARS), dan average variance inflation factor (AVIF). Berikut ini adalah hasil pengolahan data:
Tabel 7. Model Fit Indices dan P-Value
Model fit
indices
P-Value Ideal Hasil
Average Path Coefficient
(APC)
0,310 <0.001 P < 0.05 DITERIMA
Average R-Squared (ARS) 0,452 <0.001 P < 0.05 DITERIMA
Average Variance Inflation
Factor (AVIF)
1,411 Accept if < 5 AVIF < 3.3 DITERIMA
Hasil pengujian inner model yang berada pada Tabel 7, dapat dijelaskan bahwa APC memiliki
nilai model fit indices sebesar 0.310 dengan nilai p-value < 0,001. Kemudian, ARS memiliki nilai model
fit indices sebesar 0.452 dengan p-value < 0,001. Nilai APC dan ARS telah memenuhi syarat karena
nilai p-value < 0,001. Selain itu, nilai AVIF juga telah memenuhi syarat karena nilainya yakni 1.411
telah berada < 5. Oleh karena itu, inner model dapat diterima.
Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasarkan Solimun et al., (2017), suatu hipotesis dikatakan berpengaruh signifikan apabila P-
Value nya ≤ 0.05, sedangkan suatu hipotesis dikatakan memiliki pengaruh signifikan yang tinggi apabila
P-Value nya ≤ 0.01.
Gambar 2. Output Model WarpPls 7.0
15
Berdasarkan hasil dari output model WarpPls pada gambar di atas, dapat diringkas hasil uji
hipotesis pada Tabel 8 dibawah ini:
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Keterangan Path Coefficient (β) P-Value Ideal Hasil
H1 INT - BHV 0,64 <0.01 <0.05 DITERIMA
H2 ATT - INT 0,05 0,25 <0.05 TIDAK
DITERIMA
H3 LE - INT 0,15 0,03 <0.05 DITERIMA
H4 PBC - INT 0,46 <0.01 <0.05 DITERIMA
H5 PBC - INT - BHV 0,54 <0.01 <0.05 DITERIMA
H6 PBC - BHV 0,26 <0.01 <0.05 DITERIMA
Pengaruh Niat Mahasiswa terhadap Perilaku Mahasiswa Untuk Menjadi Konsultan Pajak
Hasil uji hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Artinya
niat menjadi konsultan pajak mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap perilaku mahasiswa.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi niat mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak,
maka akan semakin tinggi pula perilaku yang ditunjukkan oleh mahasiswa tersebut.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Pradipta & Suprapti (2013) yang memaparkan bahwa niat
merupakan awal dari perilaku seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. Hal ini juga dinyatakan
oleh Ajzen (2005) bahwa suatu individu akan cenderung untuk melakukan suatu perilaku apabila
individu tersebut memiliki niat untuk melakukannya. Sebaliknya, suatu individu akan memiliki
kecenderungan untuk tidak melakukan suatu perilaku apabila ia tidak memiliki niat untuk melakukan
perilaku tersebut.
Pengaruh Sikap Mahasiswa terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak
Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis kedua (H2) telah ditolak.
Artinya, sikap tidak mempengaruhi secara positif terhadap niat mahasiswa untuk menjadi seorang
konsultan pajak dengan nilai P-value sebesar 0.40 dimana hipotesis tersebut ditolak karena nilai ideal
dari P-value sebesar <0.05. Menurut Ajzen (1991), sikap terhadap perilaku diartikan sebagai perasaan
ketertarikan (favorableness) atau perasaan ketidaktertarikan (unfavorableness) terhadap suatu objek
yang akan disikapi.
16
Pengaruh Learning Environment terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak
Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis keempat (H3) diterima.
Artinya, learning environment mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa
untuk menjadi seorang konsultan pajak dengan nilai P-value sebesar <0.01.
Lingkungan belajar yang baik akan memberikan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam
melaksanakan suatu kegiatan, siswa yang mengikuti kegiatan dalam lingkungan belajar yang berkualitas
akan membentuk karakter yang sesuai dengan lingkungan belajarnya (Slameto, 2010). Hal ini didukung
dengan pernyataan Holland (1973) dalam Gani (1985) bahwa model lingkungan merupakan suatu
keadaan atau suasana yang tercipta akibat manusia yang menguasai suatu lingkungan tertentu. Apabila
mahasiswa memahami model lingkungan belajar mereka maka hal tersebut dapat berperan dalam
menentukan pemilihan pekerjaan.
Pengaruh Perceived Behavioral Control terhadap Niat Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak
Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis kelima (H4) diterima.
Artinya, perceived behavioral control mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap niat
mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak dengan nilai P-value sebesar 0.03 dimana hipotesis
tersebut diterima karena nilai ideal dari P-value sebesar <0.05.
Semakin kuat perceived behavioral control, semakin tinggi niat mahasiswa untuk menjadi
konsultan pajak. Menurut Ramdhani (2011), individu dengan perceived behavioral control yang tinggi
percaya pada sumber daya dan kesempatan yang mereka miliki karena mereka terus termotivasi dan
berusaha untuk mencapai kesuksesan sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan yang ada dengan
baik. Ketika seorang individu percaya bahwa mereka dapat bertindak berdasarkan keyakinan sikap atau
normative beliefs, keyakinan tersebut menjadi lebih relevan untuk membentuk niat. Sebaliknya, ketika
PBC rendah, sikap dan norma menjadi kurang relevan dalam membentuk niat, karena tindakan tersebut
dianggap tidak mungkin (Dillard, 2011).
Pengaruh Perceived Behavioral Control terhadap Perilaku Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak
Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, memaparkan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima.
Artiya, perceived behavioral control mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap perilaku
mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak dengan nilai P-value sebesar <0.01. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa semakin kuat perceived behavioral control seorang mahasiswa untuk berkarir
sebagai konsultan pajak maka semakin tinggi juga kecenderungan mahasiswa berperilaku dalam
mencapai keinginan mereka menjadi konsultan pajak. Ajzen (2005) menemukan bahwa individu akan
melaksanakan suatu perilaku ketika ia yakin bahwa ia mampu dan mempunyai kesempatan untuk
melaksanakan perilaku tersebut serta ketika ia dapat menerima adanya tekanan sosial untuk
melaksanakan perilaku itu, seperti halnya seorang individu melakukan perilaku tersebut ketika
mengevaluasi perilakunya secara positif.
17
Pengaruh Perceived Behavior Control terhadap Perilaku Mahasiswa Menjadi Konsultan Pajak
Melalui Niat Mahasiswa
Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 8, menunjukkan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima.
Artinya, perceived behavioral control mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap perilaku
mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak melalui niat sebagai variabel mediasi dengan nilai
P-value sebesar <0.01. Kondisi ini mengindikasikan bahwa semakin kuat perceived behavioral control
seorang mahasiswa yang ingin menjadi seorang konsultan pajak, semakin besar kemungkinan dia
bertindak untuk mencapai keinginannya menjadi konsultan pajak jika niat mahasiswa tersebut kuat. Hal
ini searah dengan TPB dalam Ajzen (1991) yang menunjukkan bahwa perceived behavioral control
secara implisit dapat mempengaruhi perilaku melalui mediasi niat. Menurut Hidayat & Nugroho (2010),
perceived behavioral control mempengaruhi perilaku apabila situasi dari pengendalian sesuai dengan
kenyataan. Hal ini berarti jika niat mahasiswa untuk berperilaku dengan tujuan untuk berkarir sebagai
konsultan pajak sudah ada, maka niat tersebut akan menjadi perilaku apabila situasi pengendalian di
lapangan menunjukkan perilaku tersebut memungkinkan untuk dilakukan.
KESIMPULAN
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi-dimensi yang dapat
mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak. Tipe penelitian eksploratif
digunakan untuk menganalisis pengaruh sikap, learning environment, dan perceived behavioral control
terhadap perilaku dengan niat sebagai variabel mediasi. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan niat
mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak dipengaruhi oleh learning environment, dan
perceived behavioral control, yang dimana akan menghasilkan sebuah perilaku bagi mahasiswa untuk
memilih karirnya menjadi konsultan pajak. Di sisi lain, hasil penelitian ini juga memaparkan bahwa niat
mahasiswa untuk menjadi seorang konsultan pajak tidak dipengaruhi oleh perilaku mahasiswa. Secara
lebih detail penelitian ini menunjukkan pengaruh perceived behavior control sebagai faktor paling
dominan bagi seorang mahasiswa dalam niatnya untuk menjadi seorang konsultan pajak. Hal ini diduga
karena seorang mahasiswa akan yakin untuk menjadi seorang konsultan pajak apabila ia percaya pada
kemampuan yang dia miliki dan juga adanya kesempatan untuk bisa menunjukkan perilakunya dalam
menjadi konsultan pajak.
Temuan penelitian ini memberikan kontribusi penting, baik secara teoritikal maupun secara
praktikal terkhusus dalam proses pemilihan karir mahasiswa menjadi konsultan pajak. Kontribusi
penelitian membuktikan bahwa perilaku mahasiswa yang dihasilkan oleh lingkungan pembelajaran
mahasiswa serta perceived behavioral control menjadi faktor penting yang mempengaruhi niat
mahasiswa dalam menjadi konsultan pajak. Meskipun temuan penelitian berhasil menjelaskan pengaruh
learning environment dan perceived behavioral control terhadap niat mahasiswa untuk menjadi seorang
konsultan pajak, akan tetapi memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, mayoritas responden penelitian
18
ini adalah mahasiswa aktif yang berkuliah minimal semester 5. Tidak menutup kemungkinan mahasiswa
semester 3 dan 4 sudah memiliki pemikiran untuk pemilihan karir mereka kedepannya. Kedua, masih
banyak responden penelitian yang berasal dari jurusan selain Akuntansi dan Perpajakan. Terdapat
mahasiswa yang berkuliah dengan jurusan yang mereka minati dan tertarik akan pembelajaran itu. Ada
pula mahasiswa yang masih mencari jurusan yang merupakan ketertarikan mereka dan apakah mereka
cocok dengan jurusan tersebut atau tidak. Adanya responden dari jurusan selain Akuntansi dan
Perpajakan memungkinkan responden tidak tertarik kepada profesi konsultan pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (1985). From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior (J. Kuhl & J. Beckmann
(eds.); SSSP Sprin). Springer, Berlin, Heidelberg.
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior(pp.179-211). Organizational behavior and human
decision processes.
Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality and Behavior (2nd edition). Berkshire, UK: Open University
Press-McGraw Hill Education.
Ajzen, I. (2005). Laws of human behavior: Symmetry, compatibility, and attitude- behavior
correspondence. Multivariate Research Strategies, (January 2005), 3–19.
Armitage, C. J., & Conner, M. (2010). Efficacy of the Theory of Planned Behaviour : A Meta-Analytic
Review E Y cacy of the Theory of Planned Behaviour : A meta-analytic review. (July 2017), 471–
499.
Dillard, J. P. (2011). An application of the integrative model to women’s intention to be vaccinated
against HPV: Implications for message design. Health Communication, 26(5), 479–486.
https://doi.org/10.1080/10410236.2011.554170
Eagly, A. H., & Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Harcourt Brace Jovanovich College
Publishers.
El-Mousawi, H. Y., & Charbaji, A. (2016). Becoming a CPA-How to Attract University Students to the
Accounting Profession Using Theory of Planned Behavior? Open Journal of Accounting, 05(02),
9–18. https://doi.org/10.4236/ojacct.2016.52002
Felton, S., Dimnik, T., & Northey, M. (1995). A Theory of Reasoned Action model of the Chartered
Accountant career choice. Journal of Accounting Education, 13(1), 1–19.
https://doi.org/10.1016/0748-5751(94)00027-1
Fogarty, T., & Jones, D. A. (2014). Between a rock and a hard place: How tax practitioners straddle
client advocacy and professional responsibilities. Qualitative Research in Accounting and
Management (Vol. 11). https://doi.org/10.1108/QRAM-06-2013-0024
Gainau, P. C. (2021). Job Opportunity, Attitudes, Perceived Behavioral Control and Intention to Major
in Accounting. AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 12(2), 143. https://doi.org/10.26740/jaj.v12n2.p143-
163
19
Gani, R.A. (1985). Bimbingan Karir. Bandung : Angkasa.
Gefen, D., Straub, D., & Boudreau, M.-C. (2000). Structural Equation Modeling and Regression:
Guidelines for Research Practice. Communications of the Association for Information Systems,
4(October). https://doi.org/10.17705/1cais.00407
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan
Program SmartPLS 3.0 (2nd ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Retrieved
from http://onesearch.id/Record/IOS3107.UMS:57482
Hashim, H. M., & Embong, A. M. (2015). Parental and Peer Influences upon Accounting as a Subject
and Accountancy as a Career. Journal of Economics, Business and Management, 3(2), 252–256.
https://doi.org/10.7763/joebm.2015.v3.189
Hatane, S.E., & Setiawan, F. F. (2019). Persepsi Lingkungan Belajar dan Keinginan untuk
Meningkatkan Pengetahuan Terhadap Niat Memilih Karier Akuntansi. Ekuitas: Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 7(2), 122-129. https://doi.org/10.23887/
Hatane, S. E., Setiono, F. J., Setiawan, F. F., Semuel, H., & Mangoting, Y. (2020). Learning
environment, students’ attitude and intention to enhance current knowledge in the context of
choosing accounting career. Journal of Applied Research in Higher Education, 13(1), 79–97.
https://doi.org/10.1108/JARHE-06-2019-0156
Hidayat, W., & Nugroho, A. A. (2010). Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh
Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, 12(2), 82-93.
Jackling, B., & Calero, C. (2006). Influences on Undergraduate Students’ Intentions to become
Qualified Accountants : Evidence from Australia. Accounting Education: An International
Journal, 4(March 2013), 37–41.
Mangoting, Y., Widuri, R., & Eoh, T. S. (2019). The Dualism of Tax Consultants’ Roles in the Taxation
System. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 21(1), 30–37. https://doi.org/10.9744/jak.21.1.30-37
McCaul, K. D., Sandgren, A. K., O’Neill, H. K., & Hinsz, V. B. (1993). The Value of the Theory of
Planned Behavior, Perceived Control, and Self-Efficacy Expectations for Predicting Health-
Protective Behaviors. Basic and Applied Social Psychology, 14(2), 231–252.
https://doi.org/10.1207/s15324834basp1402_7
Parianti, N. P. I., Suartana, I. W., & Badera, I. D. N. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat dan
Perilaku Whistleblowing Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana, 5(12), 4209–4236.
Pradipta, I., & Suprapti, N. (2013). Pengaruh Sikap Dan Norma Subyektif Terhadap Niat Calon Pemilih
Di Kota Denpasar Untuk Memilih Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014. Matrik
20
: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, . Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmbk/article/view/6068
Ramdhani, N. (2011). Penyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior. Buletin
Psikologi, 19(2), 55–69.
Santos, E. A. dos, & Almeida, L. B. de. (2017). To pursue a career in accounting or not: a study based
on the Theory of Planned Behavior. Revista Contabilidade & Finanças, 29(76), 114-128.
https://doi.org/DOI: 10.1590/1808-057x201804890
Santos, E. A. dos, Moura, I. V., & Almeida, L. B. de. (2018). Students’ Intention to pursue a career in
Accounting from the Perspective of the theory of Planned Behavior. Revista de Educação e
Pesquisa Em Contabilidade (REPeC), 12(1), 63–78. https://doi.org/10.17524/repec.v12i1.1635
Sari, U., Alici, M., & Sen, Ö. F. (2018). The Effect of STEM Instruction on Attitude, Career Perception
and Career Interest in a Problem-based Learning Environment and Student Opinions. Electronic
Journal of Science Education, 22(1), 1–21.
Sholihin, M., & Ratmono D. (2013). Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 : Untuk Hubungan
Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Sinthamrong, P. & Rompho, N. (2015). Factors Affecting Attitudes and Purchase Intentions Toward
Branded Content on Webisodes. Journal of Management Policy and Practice, 16 (4), 64-72.
Slameto, S. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Solikhah, B. (2014). An Application of Theory of Planned Behavior towards CPA Career in Indonesia.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 164 (December 2014), 397-402.
Solimun, Fernandes A. A. R., & Nurjannah. (2017). Metode Statistika Multivariat : Pemodelan
Persamaan Struktural (SEM) Pendekatan WarpPLS. Malang: UB Press.
Srirejeki, K., Supeno, S., & Faturahman, A. (2019). Understanding the Intentions of Accounting
Students to Pursue Career as a Professional Accountant. Binus Business Review, 10(1), 11–19.
https://doi.org/10.21512/bbr.v10i1.5232
Stephenson, T., Fleischman, G., & Peterson, M. (2017). Demand for Tax-Preparation Services: An
Exploratory Examination of Client Versus Tax-Preparer Expectation Gaps. Advances in Taxation,
199–231. https://doi.org/10.1108/S1058-749720170000024005
Tan, L. M., & Laswad, F. (2006). Students’ beliefs, attitudes and intentions to major in accounting.
Accounting Education, 15(2), 167–187. https://doi.org/10.1080/09639280600787194
Vamvaka, V., Stofors, C., Palaskas, T., & Botsaris, C. (2020). Attitude toward entrepreneurship,
perceived behavioral control, and entrepreneurial intention: dimensionality, structural
relationships, and gender differences. Journal of Innovation and Enterepreneurship, 9(1).
https://doi.org/10.1186/s13731-020-0112-0
Wen, L., Hao, Q., & Bu, D. (2015). Understanding the Intentions of Accounting Students in China to
Pursue Certified Public Accountant Designation. Accounting Education, 24(4), 341-359.
https://doi.org/10.1080/09639284.2015.1051561
21
Wibowo, S. F., Purwana, D., Wibowo, A., & Saptono, A. (2019). Determinants of entrepreneurial
intention among millennial generation in emerging countries. Journal of Legal, Ethical and
Regulatory Issues, 23(2), 1–10.
Zandi, G., & Naysary, B. (2013). the Behavioral Intention of Malaysian Students Toward Accounting
Discipline. Contabilitate Şi Informatică de Gestiune, 12(3), 471–488.