SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN INDONESIA

OLEHYOSI RESPATI SAPTONO,SS

MASA PERINTISAN1800-an

Perintis seni lukis modern INDONESIA adalah Raden Saleh Syarif Bustaman (1807-1880)

Gaya melukis raden saleh sangat dipengaruhi oleh pelukis barat karena pendidikan dan pengalamannya selama 20 tahun di eropa

alirannya naturalis romantisme

obyek lukisan lebih banyak tentang potret, perkelahian antar binatang atau dengan manusia “Porträt des Raden Saleh Syarif

Bustaman”-Carl Johann Baehr-

“Berburu” (Hunt) (1811-1880),Kanvas, cat minyak, koleksi Museum Mesdag, Belanda

“

"Fighting with a Lion" by Raden Saleh, Year: 1870

"Lion and Tiger Fighting" by Raden Saleh, Year: 1811-1880

"Lion and Horse Fighting" by Raden Saleh, Year: 1811 - 1880

MASA SENI RUPA HINDIA MOLEK/INDIE MOI/HINDIA JELITA(1925-1938)

TOKOH UTAMANYA ADALAH ABDULLAH SURIOSUBROTO, WAKIDI,wahdi DAN R.M. PIRNGADI

SELAIN ITU JUGA TERDAPAT PELUKIS-PELUKIS EROPA SEPERTI R. BONET, WALTER SPIES, LE MAYEUR, DEZENTJE

OBYEK LUKISAN PADA UMUMNYA TENTANG KEINDAHAN ALAM HINDIA BELANDA

Wakidi, “Balai Desa di Minangkabau”

Abdullah Suriosubroto, “Hamparan Sawah”

Wahdi, “Pemandangan”

MASA PERSAGI(1938 – 1942)

MASA PERSAGI MERUPAKAN MASA YANG AGAK SPESIFIK KARENA WAKTUNYA PENDEK (4 TAHUN) NAMUN MAMPU MENGUBAH TREND SENI LUKIS PADA MASA SEBELUMNYA

LAHIRNYA PERSAGI DILATARBELAKANGI OLEH KONDISI POLITIK, BUDAYA DAN PENDIDIKAN PADA MASA ITU (KONDISI MENCARI JATIDIRI KEBANGSAAN)

SEBAGAI BENTUK PROTES ATAS PELUKIS-PELUKIS INDIE MOI YANG HANYA MENAMPILKAN KEINDAHAN SAJA BUKAN JIWA SEBENARNYA

CORAK GAYA LUKISAN LEBIH REALISTIK DAN TIDAK MENGUTAMAKAN KAIDAH DAN TEKNIK MELUKIS

SEMBOYAN YANG TERKENAL ADALAH “TEKNIK TIDAK PENTING.YANG PENTING ISI JIWA INI TUMPAHKAN DI ATAS KANVAS”

PELOPORNYA ADALAH S. SUDJOJONO, AGUS DJAJA, RAMELI, SUROMO, SURONO, ABDULSALAM, DLL.

S.SUDJOJONO DAN AGUS DJAJA, DUA TOKOH UTAMA PADA MASA PERSAGI

S.Sudjojono, “Perayaan Tjap Go Meh” S.Sudjojono, “Pura Di Bali”

S.Sudjojono, “Laut Terus Berdebur”

Kartono Yudokusumo, “Anggrek”

MASA SENI RUPA PENDUDUKAN JEPANG(1942 – 1945)

PADA MASA INI PEMERINTAHAN JEPANG MEMBERIKAN KESEMPATAN YANG SELUAS-LUASNYA UNTUK PERKEMBANGAN SENI RUPA DI INDONESIA

TUJUANNYA UNTUK PROPAGANDA “ASIA UNTUK BANGSA ASIA”

PARA SENIMAN INDONESIA MEMANFAATKAN KESEMPATAN INI DENGAN MENGEMBANGKAN PELATIHAN-PELATIHAN UNTUK MEMAJUKAN SENI INDONESIA

TOKOH – TOKOH UTAMANYA ADALAH S.SUDJOJONO, AFFANDI, AGUS DJAJA, KARTONO YUDHOKUSUMO, BASOEKI ABDULLAH

PELUKIS- PELUKIS JEPANG ANTARA LAIN YAMAMOTO (ALIRAN EKSPRESIONIS), SASEO ONO (KARIKATURIS), DAN KOHNO (DESAIN POSTER MODERN)

S. Sudjojono, “Kerja Ibu”Hendra Gunawan, “Menguliti Petai”

Agus Djaya, “Arjuna”

MASA SENI RUPA REVOLUSI KEMERDEKAAN(1945 – 1949)

PADA MASA INI PARA SENIMAN BERPINDAH KE YOGYAKARTA KARENA PUSAT PEMERINTAHAN INDONESIA MERDEKA PINDAH KE YOGYAKARTA

MUNCULNYA SANGGAR-SANGGAR SEPERTI “SENIMAN INDONESIA MUDA” (AFFANDI DAN S.SUDJOJONO), “PELUKIS RAKYAT” (KOMUNIS) (TRUBUS), “PUSAT TENAGA PELUKIS INDONESIA”(DJAYENGASMORO), “PELANGI” (SULARKO), “SANGGAR BAMBU” (SUNARTO PR)

KARYA-KARYA YANG DIHASILKAN MINIM WARNA DAN BERTEMAKAN PERJUANGAN, POTRET DIRI, ALAM, HIDANGAN MAKANAN

GAYA LUKISNYA REALISME, IMPRESIONISME DAN EKSPRESIONISME

TOKOH – TOKOH UTAMANYA ADALAH S.SUDJOJONO, AFFANDI, HENDRA GUNAWAN, ZAINI, SUPARTO, RUSLI

Hendra Gunawan, “Pengantin Revolusi”

Hendra Gunawan, “Sang Gerilya” Hendra Gunawan, “Potret Seorang Prajurit”

MASA SENI RUPA KONTEMPORER(1950 – 1990)

ERA BERDIRINYA PENDIDIKAN FORMAL BIDANG SENI RUPA SEPERTI ASRI (AKADEMI SENI RUPA INDONESIA DI YOGYA) 1950, DEPT. SENI RUPA ITB 1959,

BERKEMBANGNYA BERBAGAI ALIRAN SENI RUPA SEPERTI EKSPRESIONISME, IMPRESIONISME, ABSTRAKISME, REALISME

KARYA PARA SENIMAN MULAI DIAPRESIASI MELALUI TULISAN-TULISAN DI MAJALAH DAN KORAN

PAMERAN-PAMERAN BANYAK DILAKUKAN OLEH PARA SENIMAN BAIK TUNGGAL MAUPUN KELOMPOK

MULAI LAHIR SENIMAN-SENIMAN MUDA DARI YOGYAKARTA DAN BANDUNG SELAIN JAKARTA SPT FAJAR SIDIK, POPO ISKANDAR, DANARTO, A.D PIROUS, SRIHADI SOEDARSONO, ACHMAD SADALI, G. SIDHARTA

Irsam, “Wanita dan Burung”

Widayat, “Jagat Ikan”

Srihadi Soedarsono, “Penari”

TERIMA KASIHSELAMAT

BERAPRESIASI SENI RUPA