35
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 PERCOBAAN III PERKEMBANGAN KECAMBAH DALAM GELAP DAN TERANG NAMA : ARINI PRASISKA NIM : H411 12 008 HARI/TANGGAL : SELASA/ 25 MARET 2014 KELOMPOK : V (LIMA) A ASISTEN : MAGFIRAH

perkecambaha arini

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perkecambahan

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMSTRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2

PERCOBAAN IIIPERKEMBANGAN KECAMBAH DALAM GELAP DAN TERANG

NAMA : ARINI PRASISKANIM : H411 12 008HARI/TANGGAL : SELASA/ 25 MARET 2014KELOMPOK : V (LIMA) AASISTEN : MAGFIRAH

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangPada setiap tahap dalam kehidupan suatu tumbuhan, sensitivitas terhadap lingkungan dan koordinasi respons sangat jelas terlihat. Tumbuhan dapat mengindera gravitasi dan arah cahaya dan menanggapi stimulus-stimulus ini dengan cara yang kelihatannya sangat wajar bagi kita. Seleksi alam lebih menyukai mekanisme respons tumbuhan yang meningkatkan keberhasilan reproduktif (Elisa, 2013).Tanaman merupakan bagian besar dari alam yang ada di bumi kita ini. Keberadaan tanaman di bumi ini sebagai produsen terbesar sangatlah penting, karena ia merupakan satu kesatuan dari rantai makanan yang terdapat dalam ekosistem. Ekosisitem terdiri dari teridiri dari dua macam komponen yaitu abiotik ,yang terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik antara lain : udara, gas, angin, cahaya, matahari, dan sebagainya. Antara komponen biotik dan abiotik saling mempengaruhi, misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis (Latunra, 2011).Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah(plantula).Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi.Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai (Latunra, 2011).Oleh karena itu mengetahui pengaruh cahaya secara langsung atau tidak langsung terhadap perkecambahan, maka dilakukan percobaan ini.1.2.Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari pengaruh cahaya terhadap perkembangan perkecambahan kacang hijau Phaseolus radiatus dalam gelap dan terang.

I.3 Waktu dan Tempat PercobaanPercobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Maret 2014, pukul 14.3016.00 WITA di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.Dan pengamatan dilakukan selama 5 hari.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pada setiap tahap dalam kehidupan suatu tumbuhan, sensitivitas terhadap lingkungan dan koordinasi respon sangat jelas terlihat. Tumbuhan dapat mengindera gravitasi dan arah cahaya serta menanggapi stimulus-stimulus ini dengan cara yang kelihatannya sangat wajar bagi kita. Seleksi alam lebih menyukai mekanisme respon tumbuhan yang meningkatkan keberhasilan reproduktif, namun ini mengimplikasikan tidak adanya perencanaan yang disengaja pada bagian dari tumbuhan tersebut (Elisa, 2011).Perkecambahan biji adalah kulminasi dari serangkaian kompleks proses-proses metabolik, yang masing-masing harus berlangsung tanpa gangguan. Tiap substansi yang menghambat salah satu proses akan berakibat pada terhambatnya seluruh rangkaian proses perkecambahan. Beberapa zat penghambat dalam biji yang telah berhasil diisolir adalah soumarin dan lacton tidak jenuh; namun lokasi penghambatannya sukar ditentukan karena daerah kerjanya berbeda dengan tempat di mana zat tersebut diisolir.Zat penghambat dapat berada dalam embrio, endosperm, kulit biji maupun daging buah (Elisa, 2006).Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus)(Anton, 2012).Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu (Herliana, 2013) :1. Perkecambahan EpigealMerupakan pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan pluma dan kotiledon terdorong kepermukaan tanah.2. Perkecambahan HipogealMerupakan pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah.Cahaya merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengga nggu proses fotosintesis & pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekuranagan cahaya pada saat pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah & daunnya berukuran lebih kecil, tipis, pucat (Anton, 2012).Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari.sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. (Anonim, 2011).Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auxin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga, 2009).Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya tanaman apel Pyrus malus, telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada batangnya yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus.Pada daerah tersebut, pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100 primordia akar.(Salisbury dan Ross, 1995).Cahaya memiliki banyak sekali peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan naungan untuk pertumbuhannya. Begitu pula dengan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau yang akan mengalami perbedaan pertumbuhan dan perkembangannya jika diletakan ditempat yang intensitas cahayanya berbeda. Hal ini terjadi karena cahaya juga dapat menghalangi kerja hormon auksin (auksin tidak aktif) dan menghambat pertumbuhan (Elisa, 2006).Ekologi tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya diatur oleh dua hal yaitu penempatan daun dalam posisi dimana akan diterima intersepsi cahaya maksimum. Berarti diatas kanopi dan didalam komunitas yang kompleks sebagian besar daun tesebut tidak dapat mencapainya. Karena itu sebagian besar dari daun akan berada pada intensitas cahaya yang kurang dari yang dibutuhkan.Fotosintesis dimaksimumkan untuk energi yang diterima, dengan anggapan keadaan ini menjadi dibawah titik jenuh cahaya untuk fotosintesis normal, sehingga tetap dalam kesinambungan neto karbon yang positif (pengikatan CO2 untuk fotosintesis lebih besar daripada jumlah yang dikeluarkan pada respirasi dan hasil karbohidrat) (Zhamal, 2011).Cahaya mempengaruhi perkecambahan dengan tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari) (Elisa, 2006).Kuantitas cahayaCahaya dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan perkecambahan pada biji-biji yang positively photoblastic (perkecambahannya dipercepat oleh cahaya); jika penyinaran intensitas tinggi ini diberikan dalam durasi waktu yang pendek.Hal ini tidak berlaku pada biji yang bersifat negatively photoblastic (perkecambahannya dihambat oleh cahaya). Biji positively photoblastic yang disimpan dalam kondisi imbibisi dalam gelap untuk jangka waktu lama akan berubah menjadi tidak responsif terhadap cahaya, dan hal ini disebut skotodormant. Sebaliknya, biji yang bersifat negatively photoblastic menjadi photodormant jika dikenai cahaya.Kedua dormansi ini dapat dipatahkan dengan temperatur rendah (Elisa, 2006).Kualitas cahayaYang menyebabkan terjadinya perkecambahan adalah daerah merah dari spektrum (red; 650 nm), sedangkan sinar infra merah (far red; 730 nm) menghambat perkecambahan. Efek dari kedua daerah di spektrum ini adalah mutually antagonistic (sama sekali bertentangan): jika diberikan bergantian, maka efek yang terjadi kemudian dipengaruhi oleh spektrum yang terakhir kali diberikan. Dalam hal ini, biji mempunyai 2 pigmen yang photoreversible (dapat berada dalam 2 kondisi alternatif) (Elisa, 2006):PhotoperiodisitasKebutuhan akan cahaya untuk perkecambahan dapat diganti oleh temperatur yang diubah-ubah. Kebutuhan akan cahaya untuk pematahan dormansi juga dapat digantikan oleh zat kimia seperti KNO3, thiourea dan asam giberelin (Elisa, 2006).

BAB IIIMETODE PERCOBAAN

III.1 Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah nampan dan mistar.III.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, biji kacang hijau Phaseolus radiatus, air, tissue dan kertas koran.III.3 Cara Kerja1.Merendam 30 biji kacang hijauPhaseolus radiatus dalam air selama 5 menit.2.Memilih kacang hijauPhaseolus radiatus yang tidak mengapung di air yang menandakan kualitasnya baik dan cocok.3. Menyiapkan dua buah nampan yang telah berisi kertas koran basah di dasarnya.4.Menaruh 15 kacang hijauPhaseolus radiatusdi atas nampan dengan diberi jarak yang sama5.Menempatkan satu buah nampan pada tempat yang terang dan satu buah nampan pada tempat yang gelap.6. Melakukan pengamatan selama seminggu untuk melihat perkembangan tanaman dan mencatat hasilnya.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 HasilIV.1.1 Tabel 1. Pengamatan panjang batang kacang hijau Phaseolus radiatus tempat gelapHariPanjang Kecambah ke- (cm)

123456789101112131415

Rabu1,01,51,5 1,411,31,01,51,51,31,11,21,51,31

Kamis4,55,54,5545,555,55,564,55555,5

Jumat10109,59,59,510101111129,511111112

Sabtu151514161615151616151616151517

Minggu191819191917171818171919171718

Senin21,521,621212120202111202121202121

Selasa242423242424242424242323222223

IV.1.2 Tabel 2. Pengamatan Panjang Batang Kacang Hijau Phaseolus radiatus Tempat Terang

HariPanjang batang ke- (cm)

123456789101112131415

Rabu0,50,50,40,50,50,40,30,50,50,20,50,50,40,30,3

Kamis1,52,01,51,52221,521,51,521,51,52

Jumat2,5332,5333332,52,5332,53

Sabtu35,23,833,564,54,54,83,544,5435

Minggu585458,56,5565,55,555,546,5

Senin71176,56,5109,567,57,56,56,5757,5

Selasa 9,1119,5101013139,5109,58,17,58,7,511

IV.2 PembahasanTumbuhan membutuhkan cahaya. Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan). Hal ini dapat kita lihat pada tumbuhanyang berada di tempat gelap akan lebih cepat tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap disebut etiolasi.Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang pemanjangan sel-sel sehingga tumbuhan tumbuh lebih panjang.Sebaliknya, dalam keadaan banyak cahaya, auxin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan tumbuhan terhambat.Laju tumbuh memanjang pada tumbuhan dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuhan lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.Berdasarkan table pengamatan dapat disimpulkan bahwa pengamatan kami lakukan pada hari ke-7 menyatakan proses pertumbuhan yang dialami oleh kecambah di tempat terang berlangsung lambat. Pada perkecambahan di tempat terang hormon auksin yang terhambat menyebabkan pertumbuhan rata-rata dalam tujuh hari pada titik primernya yaitu 11 cm , sedangkan pada titik tumbuh primer kecambah yang diletakkan ditempat gelap sebesar 23 cm. Dalam hal ini, kecambah yang tumbuh di tempat gelap mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang perpanjangan sel-sel sehingga kecambah di tempat gelap tumbuh lebih panjang namun dengan kondisi pucat kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang, sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang padakecambah tersebut dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi seperti suhu, ph dan yang lainnya.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kacang hijauPhaseolus radiatus yang di tempatkan di daerah bersintesis cahaya kurang atau gelap akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibangdinkan dengan kacang hijau yang diletakkan di tempat bersintesis cahaya banyak atau terang. Dengan itu, hormon auksin yang dipengaruhi sedikit atau tanpa cahaya matahari akan merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Namun, kondisi tumbuhan yang baik akan dialami oleh kacang hijau dengan pengaruh cahaya lebih banyak yaitu tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek. V.2 SaranSebaiknya bahan dan alat yang digunakan untuk praktikum disediakan oleh laboratorium agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Anton. 2012. Karakteristik tanaman kacang hijau.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Elisa, 2006.Dormansi danPerkecambahan Biji. http://elisa.ugm.ac.id/, diakses pada tanggal 26 Maret 2014 pukul 21:10 WITA.Elisa, 2013, Dormansi dan Perkecambahan Biji, http://elisa.ugm.ac.id/, diakses pada tanggal 26 Maret 2014 pukul 21:22 WITA.Soerga, N., 2009. Pola Pertumbuhan Tanaman. http://soearga.wordpress.com, diakses pada tanggal 26 Maret 2014pukul 21:05 WITA.

Herliana.,F.2013.Pengaruh Perbedaan Berat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.), terhadap Konsumsi Oksigen (O2) dalam proses Respirasi TumbuhanJurnal Morfologi Tumbuhan. Vol. 3 :(1), Hal : 4. Jurusan Biologi. Universitas Siliwangi.

Salisbury, F.B. dan Cleon W. R., 1995.Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB Press. Bandung.

Zhamal, 2011, Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau.http:// catatanzhamal.blogspot.com/, diakses pada tanggal26 Maret 2014, pukul 20.27 WITA.

LAPORAN PRAKTIKUMSTRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2

PERCOBAAN VICAHAYA DAN PERTUMBUHAN

NAMA : ARINI PRASISKANIM : H411 12 008HARI/TANGGAL : SELASA/ 01 April 2014KELOMPOK : V (LIMA) AASISTEN : MAGFIRAH

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangCahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya.Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari).Dengan demikian pengertian intensitas yang dimaksud sudah termasuk lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu hari. Pada dasarnya intensitas cahaya matahari akanberpengaruh nyata terhadap sifat morfologi tanaman. Hal ini dikarenakan intensitas cahaya matahari dibutuhkan untuk berlangsungnya penyatuan CO2 dan air untuk membentuk karbohidrat (Suryowinoto, 1988).Lukitasari (2010) menyatakan bahwa secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu faktor makro dan faktor mikro. Yang termasuk dalam faktor makro adalah: cahaya matahari, suhu, kelembaban, awan, angin, serta pencemaran udara. Sedangkan faktor mikro meliputi media tumbuh dan kandungan O2 dan CO2 yang ada di udara. Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton. Tidak semua radiasi matahari mampu diserap tanaman, cahaya tampak.Sehubungan dengan itu maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap morfologi tanaman.

I. 2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap morfologi jagung Zea mays maupun kondisi naungan terhadap morfologi kacang hijau Phaseolus radiatus.I.3 Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 01 April 2014, pukul 14.3016.00 WITA di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.Dan pengamatan dilakukan selama 14 hari.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer.Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah daun ( Lukitasari, 2010).Menurut Salisbury dan Ross (1992) cahaya matahari mempunyai peranan besar dalam proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, menutup dan membukanya stomata, dan perkecambahan tanaman, metabolisme tanaman hijau, sehingga ketersediaan cahaya matahari menentukan tingkat produksi tanaman. Tanaman hijau memanfaatkan cahaya matahari melalui proses fotosintesis.Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada fotosintesis (kuat penyinaran) saja, namun ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang gelombangnya. Cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan panjang gelombang 660nm.Percobaan dengan menggunakan spectrum infra merah dengan panjang gelombang 730nm meberikan pengaruh yang berlawanan.Substansi yang merspon spectrum cahaya adalah fitakram suatu protein warna pada tumbuhan yang mengandung susunan atom khusus yang mengabsorpsi cahaya (Afria, 2012).Naungan berhubungan erat dengan temperatur dan evaporasi.Oleh karena adanya naungan, evaporasi dari semai dapat dikurangi. Beberapa spesies lain menunjukkan perilaku yang berbeda. Beberapa spesies dapat hidup dengan mudah dalam intensitas cahaya yang tinggi tetapi beberapa spesies tidak (Hamsatul, 2011). Hasil fotosintesis digunakan lebih banyak untuk keperluan vegetatif Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI optimum (Hamsatul, 2011).Tiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap cahaya matahari.Ada tanaman yang tumbuh baik ditempat terbuka sebaliknya ada beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat teduh/bernaungan.Ada pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode hidupnya.Pada waktu masih muda memerlukan cahaya dengan intensitas rendah dan menjelang sapihan mulai memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi (Widiastuti, 2004).Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah (plantula).Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormasi.Masa dormasi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormasi ditandai dengan masuknya air kedalam biji suatu tumbuhan yang disebut dengan proses imbibisi. Imbibisi terjadi karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering.Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolic pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh (Lakitan, 1996).Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan.Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus) (Lakitan, 1996).Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya yaitu faktor cahaya. Cahaya kelihatannya merupakan petunjuk utama yang memberitahu benih bahwa ia telah menembus tanah. Kita dapat menipu biji jagung, sehingga biji tersebut bertingkah laku seolah-olah ia masih tetap terkubur dengan cara mengecambahkan biji dalam kegelapan. Dari keadaan tersebut, kami termotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan biji jagung di dua tempat berbeda, yaitu tempat gelap dan tempat terang (Lakitan, 1996).Berdasarkan ekologi terhadap kemampuan penerimaan cahaya dinyatakan bahwa secara garis besar tanaman dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: 1) Heliofit, tanaman yang tumbuh baik jika terkena cahaya matahari penuh, dan 2) Skiofit, tanaman yang tumbuh baik pada intensitas cahaya yang rendah. Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu faktor makro dan faktor mikro. Yang termasuk dalam faktor makro adalah: cahaya matahari, suhu, kelembaban, awan, angin, serta pencemaran udara. Sedangkan faktor mikro meliputi media tumbuh dan kandungan O2 dan CO2 yang ada di udara (Lukitasari, 2010).Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas yang tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh kayu lebih sempurna, internodia menjadi lebih pendek, daun lebih tebal tetapi ukurannya lebih kecil dibanding dengan tanaman yang terlindung. Beberapa efek dari cahaya matahari penuh yang melebihi kebutuhan optimum akan dapat menyebabkan layu, fotosistesi lambat, laju respirasi meningkat tetapi kondisi tersebut cenderung mempertinggi daya tahan tanaman (Widiastuti, 2004).Secara umum pengaruh cahaya terhadap tanaman (Abuhaniyyah, 2012):a. Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman.b.Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi.c.Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi (ATP dan NADPH2).d.Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton .e.Tidak semua radiasi matahari mampu diserap tanaman, cahaya tampak, dengan panjang gelombang 400 s/d 700 nm.f.Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi.g.Beberapa proses dalam perkembangan tanaman dikendalikan oleh cahaya seperti perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun dan dominasi tunas.h.Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi dengan menaikkan suhu. i.Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi stomater yaitu dalam mekanisme bukaan stomata.j. Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe tanaman C3, C4, CAMk.C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah, dibatasi oleh tingginya fotorespirasi.l. C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasioleh fotorespirasi .m.Tanaman yang mendapat banyak cahaya umumnya berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil dengan pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dengan perakaran yang lebat. Pengaruh naungan terhadap tanaman secara umum (Abuhaniyyah, 2012):a.Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi intensitas cahaya yang terlalu tinggi.b. Pemberian naungan dilakukan pada budidaya tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3 maupun dalam fase pembibitan.c.Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan.d. Naungan selain diperlukan untuk mengurangi intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok, juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode pengendalian gulma.e.Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang siklus hidup tanaman.

METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah nampan.III. 2 Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kacang hijau Phaseolus radiatus, jagung Zea mays, air, kertas, polybag dan tissue.III. 3 Cara Kerja Prosedur kerja dari percobaan ini adalah :1.Mengecambahkan terlebih dahulu benih tanaman jagung Zea mays dan kacang hijau Phaseolus radiatus dalam nampan yang berisi kertas yang sudah dirobek dan dibasahi dan meletakkan pada tempat yang sama.2. Setelah kecambahnya tumbuh, memindahkan kecambah kacang hijau Phaseolus radiatusdankecambah jagung Zea mays pada polybag yang berbeda yang telah diisi tanah.3.Meletakkan 3 biji kecambah kacanng hijau Phaseolus radiatus di bawah naungan sedangkan kecambah jagung 3 biji Zea mays di bawah cahaya matahari. 4. Melakukan pengamatan selama 2 minggu 5.Mencatat perubahan dan perbedaan yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Abuhaniyyah, S. S., 2012. Radiasi Surya. Gramedia. Jakarta.Afria, 2012.Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Kacang Hijau. http://www.isyarathati.wordpress.com.Diakses pada tanggal 21 Maret 2012, pukul 20:49 WITA.Hamsatul, N. L., 2011. Ekologi Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Lakitan, B. 1996.Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. P.T. Grafindo Persada. Jakarta.

Lukitasari, M. 2010. Ekologi Tumbuhan. Diktat Kuliah. IKIP PGRI Press. Madiun

Sallisbury,F.B. dan Ross,C.W. 1992. Plant Physiology.Wadsworth Publishing. Company Belmont, California.

Suryowinoto. 1988. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Erlangga. Jakarta.

Widiastuti, L., 2004. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kadar Daminosida terhadap Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan dalam Pot. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol : 2(11) Hal: 34. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Bogor.