46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini anak jalanan menjadi fenomena sosial yang sangat penting dalam kehidupan kota besar. Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi terhadap kehidupan dinamis kota besar (Departemen Sosial RI, 2005). Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 1998 memperlihatkan bahwa anak jalanan secara nasional berjumlah sekitar 2,8 juta anak. Dua tahun kemudian, tahun 2000, angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 5,4%, sehingga jumlahnya menjadi 3,1 juta anak. Pada tahun yang sama, anak yang tergolong rawan menjadi anak jalanan berjumlah 10,3 juta anak atau 17, 6% dari populasi anak di Indonesia, yaitu 58,7 juta anak (Departemen Sosial RI, 2004). Bagi anak-anak, jalanan bukanlah lingkungan yang baik untuk tumbuh dan berkembang karena jalanan lebih banyak memberikan hal negatif dibandingkan hal positif. Resiko yang mereka alami di jalanan adalah penyiksaan fisik, kecelakaan lalu lintas, ditangkap polisi, korban kejahatan, penggunaan obat, konflik dengan anakanak jalanan lain, dan terlibat dalam pelanggaran hukum baik sengaja ataupun tidak (Agustian dan Prasadja, 2000). Di jalanan anak-anak rawan terhadap gangguan kesehatan baik fisik maupun mental yakni merubah karakter (sikap) anak menjadi sangat agresif, suka baku

Perilaku Agresi Pada Anak Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pada saat ini anak jalanan menjadi fenomena sosial yang sangat penting dalam kehidupan

kota besar. Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu

kegagalan adaptasi terhadap kehidupan dinamis kota besar (Departemen Sosial RI, 2005). Hasil

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun

1998 memperlihatkan bahwa anak jalanan secara nasional berjumlah sekitar 2,8 juta anak. Dua

tahun kemudian, tahun 2000, angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 5,4%, sehingga

jumlahnya menjadi 3,1 juta anak. Pada tahun yang sama, anak yang tergolong rawan menjadi

anak jalanan berjumlah 10,3 juta anak atau 17, 6% dari populasi anak di Indonesia, yaitu 58,7

juta anak (Departemen Sosial RI, 2004). Bagi anak-anak, jalanan bukanlah lingkungan yang baik

untuk tumbuh dan berkembang karena jalanan lebih banyak memberikan hal negatif

dibandingkan hal positif.

Resiko yang mereka alami di jalanan adalah penyiksaan fisik, kecelakaan lalu lintas,

ditangkap polisi, korban kejahatan, penggunaan obat, konflik dengan anakanak jalanan lain, dan

terlibat dalam pelanggaran hukum baik sengaja ataupun tidak (Agustian dan Prasadja, 2000). Di

jalanan anak-anak rawan terhadap gangguan kesehatan baik fisik maupun mental yakni merubah

karakter (sikap) anak menjadi sangat agresif, suka baku hantam, sering usil, suka berbicara kotor,

dan lain-lain. Menurut Krahe (2005), emosi sebagai fungsi psikis selain diperoleh dari lahir juga

dipengaruhi oleh lingkungan. Jenis-jenis stimulasi aversif seperti ketakutan, kesakitan fisik, atau

ketidaknyamanan secara psikologis melalui kemampuannya menimbulkan emosi negatif dapat

memicu agresi, yaitu keinginan untuk menyakiti atau melukai orang lain. Maka ketidakmampuan

mengendalikan emosi menjadikan anak berperilaku agresif sehingga tidak mampu bersosialisasi

dengan baik, bahkan bersifat antisosial.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah yang muncul adalah sebagai berikut: ”Bagaimana perilaku agresi pada pengamen

jalanan?”

C.    Tujuan Penelitian

Page 2: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Peneliti menetapkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

Perilaku agresi pada pengamen jalanan.

D.    Landasan Teori

A.    Teori-teori Agresi

Teori tentang agresi terbagi dalam beberapa kelompok (dalam Sarwono, 2002) yaitu:

-          Teori Bawaan.

Teori Bawaan atau bakat ini terdiri atas teori Psikoanalisa

1)      Teori Naluri.

Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu

dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresi atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri

seksual atau eros. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan sedangkan naluri agresi

berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada dalam alam ketidaksadaran,

khususnya pada bagian dari kepribadian yang disebut Id yang pada prinsipnya selalu ingin agar

kemauannya dituruti (prinsip kesenangan atau Pleasure Principle) dan terletak pada bagian lain

dari kepribadian yang dinamakan Super Ego yang mewakili norma-norma yang ada dalam

masyarakat dan Ego yang berhadapan dengan kenyataan.

-          Teori Lingkungan.

Inti dari teori lingkungan adalah perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa

atau stimulus yang terjadi di lingkungan.

1)      Teori Frustrasi-Agresi Klasik,

yaitu agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu

tujuan. Berdasarkan teori tersebut, agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi.

2)      Teori Frustrasi-Agresi Baru,

Yaitu frustrasi menimbulkan kemarahan dan emosi, kondisi marah tersebut memicu agresi.

Marah timbul jika sumber frustrasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada yang

menimbulkan frustrasi itu.

3)      Teori Belajar Sosial,

yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura menekankan kenyataan bahwa

perilaku agresi, perbuatan yang berbahaya, perbuatan yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai

Page 3: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

hasil bentuk dari pelajaran perilaku sosial. Bandura menerangkan agresi dapat dipelajari dan

terbentuk pada individuindividu hanya dengan meniru atau mencontoh agresi yang dilakukan

oleh orang lain atau model yang diamatinya, walaupun hanya sepintas dan tanpa penguatan.

-          Teori Kognitif.

Teori kognitif ini memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat

penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan pembuatan

keputusan.

Jenis-jenis Agresi

Myers (dalam Sarwono, 2002) membagi agresi dalam dua jenis, yaitu agresi rasa benci

atau agresi marah (hostile aggression) dan agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain

(instrumental aggression). Agresi rasa benci atau agresi marah (hostile aggression) adalah

ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi dimana perilaku agresi ini adalah

tujuan agresi itu sendiri. Akibat dari agresi ini tidak dipikirkan oleh pelaku dan pelaku memang

tidak peduli jika akibat perbuatannya lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat.

Agresi instrumental (instrumental aggression) pada umumnya tidak disertai emosi, bahkan antara

pelaku dan korban kadang-kadang tidak ada hubungan pribadi. Agresi disini hanya merupakan

sarana untuk mencapai tujuan lain, misalnya: seorang preman yang memukuli pemilik toko

untuk memungut uang paksa bagi organisasinya

Menurut Atkinson (1999) ada beberapa jenis perilaku agresi yaitu:

a)      Agresi instrumental, yaitu: agresi yang ditujukan untuk membuat penderitaan kepada

korbannya dengan menggunakan alat-alat baik benda ataupun orang atau ide yang dapat menjadi

alat untuk mewujudkan rasa agresinya, misalnya: orang melakukan penyerangan atau melukai

orang lain dengan menggunakan suatu benda atau alat untuk melukai lawannya.

b)      Agresi verbal, yaitu: agresi yang dilakukan terhadap sumber agresi secara verbal. Agresi verbal

ini dapat berupa kata-kata kotor atau kata-kata yang dianggap mampu menyakiti atau

menyakitkan, melukai, menyinggung perasaan atau membuat orang lain menderita.

c)      Agresi fisik, yaitu: agresi yang dilakukan dengan fisik sebagai pelampiasan marah oleh

individu yang mengalami agresi tersebut, misalnya: agresi yang pada perkelahian, respon

Page 4: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

menyerang muncul terhadap stimulus yang luas baik berupa objek hidup maupun objek yang

mati.

d)     Agresi emosional, yaitu: agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan marah dan

agresi ini sering dialami orang yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan agresi secara

terbuka, misalnya: karena keterbatasan kemampuan, kelemahan dan ketidakberdayaan. Agresi ini

dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau kemarahan, tetapi agresi ini hanya sebagai

keinginan-keinginan (bersifat terpendam), misalnya: individu akan merasa terluka jika individu

lain tidak menghargai dirinya secara langsung, seperti orang yang memegang kepala orang lain,

orang yang dipegang kepalanya akan merasa tersinggung.

e)      Agresi konseptual, yaitu: agresi yang juga bersifat penyaluran agresi yang disebabkan oleh

ketidak berdayaan untuk melawan baik verbal maupun fisik. Individu yang marah menyalurkan

agresinya secara konsep atau saran-saran yang membuat orang lain menjadi ikut menyalurkan

agresi, misalnya: bentuk hasutan, ide-ide yang menyesatkan atau isu-isu yang membuat orang

lain menjadi marah, terpukul, kecewa ataupun menderita.

C. Dimensi Perilaku Agresi

Buss (dalam Morgan, 1989) menyatakan bahwa perilaku agresi dapat digolongkan

menjadi tiga dimensi, yaitu: fisik-verbal, aktif-pasif dan secara langsung-tidak langsung.

Perbedaan dimensi fisik-verbal terletak pada perbedaan antara menyakiti fisik (tubuh) orang lain

dan menyerang dengan kata-kata. Perbedaan dimensi aktif-pasif adalah pada perbedaan antara

tindakan nyata dan kegagalan untuk bertindak, sedangkan agresi langsung berarti kontak face to

face dengan orang yang diserang dan agresi tidak langsung terjadi tanpa kontak dengan orang

yang diserang. Kombinasi dari ketiga dimensi ini menghasilkan suatu framework untuk

mengkategorikan berbagai bentuk perilaku agresi, yaitu:

1.      Perilaku Agresi Fisik Aktif Langsung

Tindakan agresi fisik yang dilakukan individu/kelompok dengan cara berhadapan secara

langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan terjadi kontak fisik secara

langsung.

2.      Perilaku Agresi Fisik Aktif Tak Langsung

Page 5: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara tidak berhadapan

secara langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya.

3.      Perilaku Agresi Fisik Pasif Langsung

Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok lain dengan cara berhadapan

dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnyanamun tidak terjadi kontak fisik secara

langsung.

4.      Perilaku Agresi Fisik Pasif Tak Langsung

Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok lain dengan cara tidak berhadapan

dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara

langsung.

5.      Perilaku Agresi Verbal Aktif Langsung

Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok lain dengan cara berhadapan

secara langsung dengan individu/kelompok lain.

6.      Perilaku Agresi Verbal Aktif Tak Langsung

Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok lain dengan cara tidak

berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya.

7.      Perilaku Agresi Verbal Pasif Langsung

Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara berhadapan

langsung dengan individu/kelompok lain namun tidak terjadi kontak verbal secara langsung.

8.      Perilaku Agresi Verbal Pasif Tak Langsung

Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara tidak berhadapan

dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara

langsung

Murray (dalam Nurmaliah 1995) mengelompokan bentuk-bentuk perilaku agresi menjadi tiga

yaitu:

1.      Bentuk emosional verbal, meliputi sikap membenci, baik yang diekspresikan dalam kata-kata

maupun tidak, seperti marah, terlibat dalam pertengkaran, mengutuki, mengkritik di depan

umum, mencemooh, mencaci maki, menghina, menyalahkan, menertawakan, dan menuduh

secara jahat.

Page 6: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

2.      Bentuk fisik bersifat sosial, meliputi perbuatan berkelahi atau membunuh dalam rangka

mempertahankan diri atau mempertahankan objek cinta, membalas dendam terhadap

penghinaan, berjuang dan berkelahi untuk mempertahankan negara, dan membalas orang yang

melakukan penyerangan.

3.      Bentuk fisik bersifat anti sosial (fisik asosial), meliputi perbuatan perampokan, menyerang,

membunuh, melukai, berkelahi tanpa alasan, membalas penderitaan secara brutal dengan

pengrusakan yang berlebihan, menentang otoritas resmi, melawan atau menghianati negara dan

perilaku kekerasan secara seksual.

D. Faktor penyebab perilaku agresi

Menurut Koeswara (1998), faktor penyebab remaja berperilaku agresi bermacam-macam,

sehingga dapat dikelompokkan menjadi faktor sosial, faktor lingkungan, faktor situasional,

faktor hormon, alkohol, obat-obatan (faktor yang berasal dari luar individu ) dan sifat

kepribadian (faktor-faktor yang berasal dari dalam individu), yaitu :

a.      Penyebab sosial

1.      Frustasi, yakni suatu situasi yang menghambat individu dalam usaha mencapai tujuan tertentu

yang diinginkannya, dari frustasi maka akan timbul perasaan-perasaan agresif

2.      Profokasi, yaitu oleh pelaku agresi profokasi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi

dengan respon agersif untuk meniadakan bahaya yang diisaratkan oleh ancaman tersebut.

3.      Melihat model-model agresif Film dan TV dengan kekerasan dapat menimbulkan agresi pada

seorang anak, makin banyak menonton kekerasandalam acara TV makin besar tingkat agresif

merekka terhadap orang lain, makin lama mereka menonton,makin kuat hubungannya tersebut.

b.      Penyebab dari lingkungan

1.      Polusi Udara, bau busuk dan kebisingan dilaporkan dapat menimbulkan perilaku agresi tetapi

tiodak selalu demikian tergantung dari berbagai faktor lain.

2.      Kesesakan (crowding), meningkatkan kemungkinan untuk perilaku agresif terutama bila

sering timbul kejengkelan, iritasi, dan frustasi karenanya.

c.       Penyebab situasional

1.      Bangkitan seksual yaitu film porno yang “ringan“ dapat mengurangi tingkat agresif, film

porno yang “keras” dapat menambah agresif.

Page 7: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

2.      Rasa nyeri dapat menimbulkan dorongan agresi yaitu untuk melukai atau mencelakakan orang

lain. Dorongan itu kemudian dapat tertuju kepada sasaran apa saja yang ada.

d.      Alkohol dan obat-obatan

Ada petunjuk bahwa agresi berhubungan dengan kadar alkhohol dan obat-obatan. Subyek

yang menerima alkohol dalam takara-takaran yang tinggi menunjukkan taraf agresifitas yang

lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang tidak menerima alkhohol atau menerima alkhohol

dalam taraf yang rendah. Alkhohol dapat melemahkan kendali diri peminumnya, sehingga taraf

agresifitas juga tinggi.

e.       Sifat kepribadian

Menurut Baron ( dalam Koeswara, 1988 ) setiap individu akan berbeda dalam cara

menentukan dirinya untuk mendekati atau menjauhi perilaku agresif. Ada beberapa ynag

memiliki sifat karakteristik yang berortientasi untuk menjauhkan diri dari pelanggaran-

pelanggaran.

Menurut David O Sears 1985 meyebutakan faktor penentu perilaku agresif yang utama

adalah rasa marah dan proses belajar respon agresif. Proses belejar ini bisa terjadi langsung

terhadap respon agresif atau melalui imitasi.

Menurut Davidoff perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor :

a.        Faktor biologis

Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresif yaitu:

Gen

Gen tampakya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku

agresif.

Sistem otak

Sistem otak yang tidak terlibat dalam agersi ternyata dapat memperkuat atau menghambat sirkuit

netral yang mengendalikan agresi.

Kimia darah

Page 8: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan) juga dapat

mempengaruhi perilaku agresi.

b.      Faktor lingkungan

Yang mempengaruhi perilaku agresi remaja yaitu :

Kemiskinan

Remaja yang besar dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara

alami mengalami penguatan. Hal yang sangat menyedihkan adalah dengan berlarut-larut

terjadinya krisis ekonimi dan moneter menyebabkan pembengklakan kemskinan yang semakin

tidak terkendali. Hal ini berarti potensi meledaknya tingkat agresi semakin besar.

Anoniomitas

Terlalu banyak rangsangan indra dan kognitif membuat dunia menjadi sangat impersonal,

artinya antara satu orang dengan orang lain tidal lagi saling mengenal. Lebih jauh lagi, setiap

individu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identiras diri). Jika seseorang merasa

anonim ia cenderung berperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak terikkat dengan

norma masyarakat da kurang bersimpati dengan orang lain.

Suhu udara yang panas

Suhu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa

peningkatan agresi.

Kesenjangan generasi

Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang tuanya

dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan seringkali tidak

nyambung. Kegagalan komunikasi antara orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu

penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak.

Amarah

Marah merupakan emosi yang memiliki cirri-ciri aktifitas system saraf parasimpatik yang

tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan akarena

adanya kesalahan yang muingkin nyata-nyata salah atau mungkin tidak (Davidoff, Psikologi

Suatu Pengantar, 1991). Pada saat amrah ada perasaan ingin menyerang, meninju,

menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal

tersebut disalurkan maka terjadilah perilaku agresif.

Page 9: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Peran belajar model kekerasan

Model pahlawan-pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalan setelah mereka

melakukan tindak kekerasan. Hal bisa menjadikan penonton akan semakin mendapat penguatan

bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan dan dapat dijadikan suatu sistem nilai

bagi dirinya. Dengan menyaksikan adegan kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model

kekerasan dan hali ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresif.

Frustasi

Frustasi terjadi bila seseorang terhalang oleh ssesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan,

kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salah satu cara

merespon terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustasi yang

behubungan dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya

kebutuhan yang harus segera tepenuhi tetapi sulit sekali tercap[ai. Akibatnya mereka menjadi

mudah marah dan berprilaku agresi.

Proses pendisiplinan yang keliru

Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan dengan

memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi remaja

(Sukadji, Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan, 1988). Pendidikan disiplin seperti akn

membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, membenci orang yang

memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta kehilangan inisiatif dan pada akhirnya

melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.

E. Menangani Agresi

Perilaku agresi merupakan salah satu masalah sosial, ini perlu segera ditangani secara

serius. Terdapat beberapa strategi untuk mengendalikan dan mengurangi prevalensi perilaku

agresi. Strategi itu di antaranya:

1.         Strategi hukuman, yakni hukuman harus diberikan segera setelah perilaku agresi terjadi,

besarnya tingkat hukuman harus setimpal, hukuman harus diberikan setiap kali perilaku agresi

timbul.

2.         Strategi katarsis, yakni memberi kesempatan kepada individu untuk mengekspresikan perilaku

agresinya misalnya marah. Setelah melewati jangka waktu tertentu, marahnya mereda dan ia

Page 10: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

akan berfikir tentang orang yang sebelumnya menyebabkan marah atau terangsang melakukan

perilaku agresi.

3.         Strategi pengenalan terhadap model nonagresi, yakni meredakan suasana yang berpotensi

menimbulkan perilaku agresi ke arah yang lebih baik.

4.         Strategi pelatihan keterampilan sosial, yakni mengekspresikan atau mengkomunikasikan

keinginan kepada orang lain.

Dalam Surya (2004: 49 – 51) ada beberapa langkah pendekatan yang dapat kita lakukan untuk

mengantisipasi perilaku anak suka agresif, antara lain:

1. Jika melihat anak secara langsung bersikap agresif terhadap temannya, berusahalah untuk

mencegahnya dengan tanpa menyinggung perasaan anak.

2. Kita harus memperlakukan anak dengan sabar, kita tidak boleh bersikap agresif

menghadapi anak yang suka agresif.

3. Dengarkan suara hati anak.

4. Ajarkan pada anak cara bergaul dengan baik dan menyenangkan.

5. Kita bisa mendampingi dan mengawasi anak saat bermain bersama teman atau

saudaranya.

6. Kita bisa membatasi jumlah teman bermain anak.

7. Ciptakan suasana kebersamaan dalam keluarga.

8. Damping anak ketika nonton TV

Dalam (Sobur, 1987) dijelaskan bahwa untuk menanggapi sikap agresif anak-anak, kita

perlu melacak dua macam jalan keluarnya. Pertama, bagaimana mengurangi sikap agresifnya

pada saat ini. Sedangkan jalan keluar yang lebih berjangka panjang adalah mencegah timbulnya

sikap agresif dimasa yang akan datang. Apapun yang dipilih untuk menyalurkan dorongan

agresifnya ini, tetap berarti bahwa dorongan agresif itu sendiri harus disalurkan dengan sebaik-

baiknya. Perbuatan orangtua untuk setiap kali menyuruh diam anak-anak yang sedang

bertengkar, atau menghukum anak setiap kali habis berkelahi dengan temannya adalah kurang

bijaksana.

ALAT OBSERVASI

A.     Definisi operasional

Pengertian agresi

Page 11: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Agresi adalah tingkah laku yang diarahkan kepada tujuan untuk menyakiti makhluk

hidup lainnya yang ingin menghindari perlakuan semacam itu. Hal ini juga termasuk dalam

agresi manusia yang dimaksud adalah siksaan yang diarahkan secara sengaja dari berbagai

bentuk kekerasan terhadap orang lain. Dalam hal ini, jika menyakiti orang lain karena unsur

ketidaksengajaan, maka perilaku tersebut bukan dikategorikan perilaku agresi. Rasa sakit akibat

tidakan medis misalnya, walaupun sengaja dilakukan bukan termasuk agresi. Sebaliknya, niat

menyakiti orang lain namun tidak berhasil, hal ini dapat dikatakan sebagai perilaku agresi.

Strickland (2001) mengemukakan bahwa perilaku agresi adalah setiap tindakan

yang diniatkan untuk melukai, menyebabkan penderitaan, dan untuk merusak orang lain.

Meskipun agresi sering dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat fisik, namun sebenarnya

perilaku agresi yang ditujukan untuk memberikan kerugian secara psikologis dapat pula disebut

sebagai perilaku agresi. Ada 3 hal yang perlu diketahui mengenai agresi, adalah sebagai berikut.

1.      Cara perilaku agresi diperoleh

2.      Ganjaran dan hukuman yang berhubungan dengan suatu perilaku agresi

3.      Faktor sosial dan lingkungan yang memudahkan timbulnya perilaku agresi

Perilaku agresi merupakan hasil dari interaksi dan banyak faktor, seperti pengalaman masa

lalu individu yang berkenaan dengan perilaku agresi, jenis-jenis perilaku agresi yang mendapat

ganjaran hukuman, dan variable lingkungan serta kognitif sosial yang menjadi penghambat atau

fasilitator bagi timbulnya perilaku agresi.

Menurut Berkowitz (1995) perilaku agresif adalah suatu tindakan,ucapan baik secara

langsung maupun tidak langsung menyakiti atau merugikan orang lain. Dalam perilaku agresif

terdapat unsur niat, atau unsur kesengajaan dalam melakukan perilaku yang merugikan orang

lain. Banyak faktor yang menjelaskan mengapa perilaku agresi bisa muncul. Salah satunya

adalah identitas sosial kelompok. Identitas sosial merupakan atribut atau ciri-ciri yang melekat

pada individu, yang berkaitan dengan seting sosial.

Baron dan Bryne (2000) mendefinisikan perilaku agresi sebagai suatu bentuk perilaku

yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan

datangnya perilaku tersebut. Berdasarkan definisi tersebut didapat empat pengertian mengenai

agresi, pertama adalah agresi merupakan suatu bentuk perilaku bukan emosi, kebutuhan atau

motif kedua adalah si pelaku agresi mempunyai maksud untuk mencelakakan korban yang

dituju, ketiga adalah korban agresi yaitu makhluk hidup bukan benda mati, sedangkan yang

Page 12: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

keempat adalah korban dari perilaku agresi ini tidak menginginkan atau menghindarkan diri dari

perilaku pelaku agresi.

Perilaku agresif menurut David O. Sars (1985) adalah setiap perilkau yang bertujuan

menyakiti orang lain, dapat juga ditujukan kepada perasaan ingin menyakiti orang lain dalam diri

seseorang.

Menurut Abidin (2005) agresif mempunyai beberapa karakteristik. Karakteristik yang

pertama, agresif merupakan tingkah laku yang bersifat membahayakan, menyakitkan, dan

melukai orang lain. Karakteristik yang kedua, agresif merupakan suatu tingkah laku yang

dilakukan seseorang dengan maksud untuk melukai, menyakiti, dan membahayakan orang lain

atau dengan kata lain dilakukan dengan sengaja. Karakteristik yang ketiga, agresi tidak hanya

dilakukan untuk melukai korban secara fisik, tetapi juga secara psikis. (psikologis.).misalnya

melalui kegiatan yang menghina atu menyalahkan.

Agresif menurut Moore dan Fine (dalam Koeswara, 1998) perilaku agresif adalah

tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau objek-objek

lain.

Menurut Buss (dalam Morgan, 1989), perilaku agresi adalah suatu perilakuyang

dilakukan untuk menyakiti, mengancam atau membahayakan individuindividu atau objek-objek

yang menjadi sasaran perilaku tersebut baik (secara fisik atau verbal) dan langsung atau tidak

langsung.

Menurut Atkinson (1999), perilaku agresi adalah perilaku yang dimaksudkan untuk

melukai orang lain atau merusak harta benda.

Menurut Goble (1987) agresi adalah suatu reaksi terhadap frustrasi atau

ketidakmampuan memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis dasar dan bukan naluri.

Berdasarkan beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ahli dapat ditarik kesimpulan secara

umum bahwa perilaku agresi adalah suatu bentuk perilaku yang merupakan reaksi terhadap

frustasi atau ketidakmampuan memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis dasar yang ditujukan

untuk mencelakakan atau melukai makhluk hidup atau benda mati baik secara fisik atau verbal,

baik secara langsung atau tidak langsung.

Pengertian Anak Jalanan

Anak jalanan digambarkan sebagai kelompok masyarakat dengan tingkat stratifikasi

sosial rendah atau merupakan golongan bawah “grassroots” dengan status sosial serta posisi

Page 13: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

kekuasaan/wewenang (power/autority) yang tidak jelas. Tidak memiliki banyak akses ke sumber

daya serta tidak memiliki kemampuan untuk menjadi subjek (Ritzer dan Godman, 2004).

Pengertian Anak jalanan atau sering juga disebut dengan gelandangan menurut beberapa

tokoh yang diantaranya adalah

a) Artidjo mengartikan anak jalanan atau gelandangan sebagai orang yang tidak mempunyai tempat

tinggal dan mata pencaharian yang tetap dan layak atau mereka sering berpindah-pindah dari

satu tempat ke tempat yang lain, berkeliaran di dalam kota dan makan minum disembarang

tempat.

b) Sudarsono mengartikan anak jalanan atau gelandangan adalah mereka yang tidak memiliki tempat

tinggal yang tetap,yang secara yuridis tidak berdomisili yang otentik, disamping itu mereka

merupakan kelompok yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan layak menurut ukuran masyarakat

pada umumnya dan mereka sebagian besar tidak mengenal nilai-nilai keluhuran.

Dari kedua pengertian diatas mempunyai kemiripan arti tentang anak jalanan atau

gelandangan yaitu anak-anak yang sebagian masih dibawah umur yang tidak mempunyai tempat

tinggal tetap dan setiap hari berkeliaran dijalan-jalan setiap sudut kota dan kurang memiliki etika

sebagai mana anak-anak pada umumnya.

Menurut lisa (1996) anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja di jalanan. Studi yang

dilakukan oleh Soedijar (1989/1990) menunjukkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia

antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu ketentraman dan keselarnatan

orang lain serta membahayakan dirinya sendiri.

    Indikator Perilaku

a.      Agresi fisik aktif langsung, meliputi :

-          menendang

-          menodong

-          melempari korban

-          memukul

b.      Agresi fisik pasif langsung, meliputi :

-          secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan atau tindakan yang diinginkan, Aksi

diam / aksi mogok

c.       Agresi fisik aktif tidak langsung , meliputi :

-          merusak harta milik korban

Page 14: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

-          Membuat perangkap untuk orang lain

-          Memprovokasi perkelahian

d.      Agresi fisik pasif tidak langsung, meliputi :

-          tidak peduli,

-          masa bodoh/ menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya,

e.       Agresi verbal aktif langsung, meliputi :

-          Berteriak

-          Menghina

-          mengumpat.

f.       Agresi verbal pasif langsung, meliputi :

-          menolak berbicara kepada orang lain dan

-          menolak menjawab pertanyaan orang lain,

g.      Agresi verbal aktif tidak langsung, melputi :

-          menyebar fitnah

-          mengadu domba

h.      Agresi verbal pasif tidak langsung, meliputi :

-          tidak mau membuat komentar verbal (misal:menolak berbicara ke orang yang menyerang

dirinya bila dia dikritik secara tidak adil)

b.      Lembar Observasi

1)                  Criteria observasi pada perilaku ADHD ini mengarah pada skala pengukuran Likert

(Azwar, 2003: ). Adapun gambaran criteria penilaian (skor) ini adalah :

Selalu = 4

Sering = 3

Kadang-kadang = 2

Tidak pernah = 1

2)                  Terlampir

Page 15: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

F.    Subjek/ klien

A.     Data Klien

Keterangan Umum

-             Nama Lengkap : Eky Dea Yannuarsah

-             Alamat Lengkap : jl Ngaglik 1 no 8

-             Nomor Telepon Rumah : 085733812853

-             Jenis Kelamin : laki-laki

-             Tempat dan Tanggal Lahir : Januari 19 1993

-             Nama Ibu : Erma C.H

-             Nama Ayah : Subagyo

B.     Riwayat Kasus

Saat kehamilan subjek dulu, ibunya menjaga kondisi kesehatan dan asupan makan

yang baik sehingga subjek dapat terlahir dengan keadaan yang normal tanpa ada gangguan,

subjek di lahirkan saat usia kandungan 9 bulan. Akan tetapi semasa ibunya mengandung

ibunya sering mendapatkan perlakuan yang kasar dari ayahnya baik itu perlakuan verbal

maupun non verbal karena ayahnya tergolong orang yang emosional.

Saat subjek berusia 2 tahun subjek sudah di perlakukan kasar oleh ayahnya, subjek

di pukuli hanya gara-gara subjek salah membelikan rokok ayahnya. Ayahnya selalu

berperilaku kasar terhadap subjek baik itu perlakuan verbal maupun non verbal dan sikap

kasar yang di lakukan ayahnya itu tidak hanya di lakuakan terhadap subjek tetapi di lakukan

terhadap semua keluarganya.

Sejak kecil subjek sudah didik dengan perilaku-perilaku kasar yang diberikan oleh

ayahnya, sehingga subjek memiliki dendem pribadi dengan ayahnya, dan subjek berpikiran

jika nanti kelak subjek sudah dewasa subjek akan membalas perbuatan yang dilakukan

ayahnya selain itu subjek juga membenci ayahnya karena sejak subjek kecil sampai dewasa

seperti sekarang subjek tidak pernah diberi nafkah oleh ayahnya hanya ibunya yang bekerja

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Pada saat subjek duduk di bangku smp subjek melihat orang tuanya bertengkar

sampai ayahnya menampar ibunya, subjek merasa tidak suka dengan perlakuan ayahnya

sehingga subjek memukuli ayahnya dan megajak ayahnya berkelahi. Dari situ sudah muncul

sikap-sikap agresi yang terentuk oleh pola asuh orang tuanya. Dan subjek juga pernah

terlibat tawuran pelajar saat subjek duduk di bangku kelas 2 SMP.

Page 16: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Saat subjek duduk di bangku SMA subjek baru mengenal dunia-dunia anak jalanan.

Awalnya karena subjek merasa di kecewakan oleh pasangannya sehingga subjek tidak pernah

masuk sekolah dan membolos, saat membolos itulah subjek bertemu dengan salah satu anak

jalanan yang biasa mengamen di kereta subjekpun di ajak untuk ikut mengamen, awalnya

subjek ikut hanya untuk mencoba-coba dan menghibur hatinya, tetapi setelah berjalan lama

subjek mulai tidak bisa meninggalkan dunia jalanan dan sekolahnyapun di abaikan akan

tetapi subjek bisa lulus SMA. Dan sampai sekarang subjek masih menjadi pengamen jalanan

di kereta walaupun subjek tergolong orang yang cukup akan tetapi subjek memang sudah

terlanjur merasakan kesenangan dunia jalanan sehingga tidak bisa untuk meninggalkannya.

Dan saat subjek ikut dunia anak jalan, subjek juga pernah terlibat dalam tawuran

antara kelompok pengamen sehingga menimbulkan korban meninggal. Kini subjek juga

masih dominan berperilaku agresi baik itu dengan teman maupun dengan orang tuanya

terutama dengan ayahnya, subjek belum mampu mengontrol emosinya dengan baik sehinnga

ketika subjek tersulut emosi subjek selalu meluapkan emosinya dengan berperilaku agresi

baik itu verbal maupun non verbal.

Selain itu lingkungan subjek yang notabenya adalah lingkungan orang-orang yang

memiliki perilaku kurang baik juga mampu mendorong tindakan agresi yang di lakukan oleh

subjek, karena subjek banyak menghabiskan waktunya bersama teman-teman pengamen

jalannan. Di lingkungan anak-anak pengamen jalanan itu subjek belajar tentang kerasnya

hidup di jalanan sehinnga akhirnya membentuk kepribadian yang kurang baik.

Saat berinteraksi dengan teman-teman anak pengamen jalanan baik itu anak yang se

usia dengannya ataupun yang lebih tua dengannya subjek mampu berinteraksi dengan baik,

tetapi terkadang saat subjek berinteraksi dengan orang-orang umum sikap berinteraksi yang

negatif dengan teman-teman jalanan masih terbawa, karena subjek telah terbiasa dalam

kesehariannya.

Mengumpat dan berkata-kata kotaor sudah merupakan hal biasa bagi subjek dan

teman-temannya. Karena setiap harinya mereka mereka melakukan itu tanpa ada rasa

bersalah ataupun penyesalan saat mengucapkan / melakukannya. Menurut observasi kami

subjek memang terpengaruh oleh lingkungan di sekitar subjek yang memang mayoritas

berperilaku negative.

  Riwayat perkembangan

Dalam riwayat lahir, lama kehamilan ibu subjek selama 9 bulan dan memiliki berat

saat lahir 4,3 kg. tidak ada komplikasi saat kehamilan, tidak memilki masalah kesehatan saat

lahir seperti sakit kuning, sulit bernafas, cacat saat lahir atau yang lainnya.. Ibu subjek juga

Page 17: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

tidak mengkonsumsi obat secara rutin. Sejak kecil subjek selalu kooperatif, mainan

favoritnya adalah bola, yang selalu ia mainkan bersama teman sebayanya. Subjek juga dapat

melakukan perkembangan yang normal pada saat pranatal – masa anak sekolah seperti yang

dikemukakan oleh Havighurst (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html):

A. Masa bayi dan anak-anak

1. Belajar berjalan

2. Belajar mekan makanan padat

3. Belajar berbicara

4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh

5. Mencapai stabilitas fisiologik

6. Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial

7. Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain

8. Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati

B. Masa Anak Sekolah

1. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain

2. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh

3. Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya

4. Belajar peranan jenis kelamin

5. Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung

6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-

hari

7. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai

8. Belajar membebaskan ketergantungan diri

9. Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga

Dan pada usia sekarang yaitu 19 tahun dilihat dari Dalam riwayat perkembangan

subjek, subjek dapat menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. Subjek juga

mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas..

Page 18: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Subjek mampu bergul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar, subjek mampu

meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap dan perilaku) kekanak-kanakan. Dan

memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan

sebaya, baik laki-laki maupun perempuan.

Akan tetapi, Subjek masih belum bisa mengembangkan keterampilan komunikasi

interpersonal dengan baik karena banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi. Terkadang

subjek tidak memiliki self confidence saat bertemu dengan orang-orang baru karena subjek

merasa berada di kaum minoritas karena setatusnya sebagai pengamen jalanan. Subjek tidak

bisa berperilaku bertanggung jawab secara sosial itu terlihat ketika subjek melakukan corat-

coret di dinding rumah warga, dan tidak ada niat untuk meminta maaf. Subjek juga tidak bisa

memilih dan memikirkan pekerjaanya karena subjek lebih senang menjadi pengamen.

Walaupun tingkat kereligiusitasannya belum begitu matang tetapi subjek terkadang masih

bisa mengingat ajaran agamanya seperti contohnya ikut melaksanakan shalat jum’at

berjama’ah. Subjek belum mempunyai pikiran untuk membentuk keluarga. Kadang-kadang

subjek belum mampu untuk mengontrol diri terhadap nilai-nilai dan falsafah hidup.

D.    DIAGNOSA

Dilihat dari daftar riwayat lahir dan riwayat perkembangan, subjek dapat berkembang

dengan baik. Akan tetapi pada riwayat perkembangan pada umur 19 tahun. Subjek tidak

dapat bertanggung jawab secara sosial dan tidak bisa memilih dan memikirkan pekerjaanya.

Subjek tidak bisa berperilaku bertanggung jawab secara sosial itu terlihat ketika

subjek melakukan corat-coret di dinding rumah warga, dan tidak ada niat untuk memintak

maaf dan Subjek juga tidak bisa memilih dan memikirkan pekerjaanya karena subjek lebih

senang menjadi pengamen

Dalam aspek daftar riwayat lahir, subjek lahir tanpa ada komplikasi atau gejala-gejala

lain yang mengganggu perkembangan subjek. Dia berkembang secara normal dan optimal

Dari sekian jenis – jenis agresi yang ada, Dalam hasil observasi ditinjau dari lembar

observasi yang ada kami mendiagosis bahwa anak ini berpertilaku agresi verbal dan agresi

fisik, adapaun penjelasan dari perilaku tersebut dapat dilihat anak itu pernah melakukan

agresi verbal seperti kata-kata kotor kepada teman atau kata-kata yang dianggap mampu

menyakiti atau menyakitkan, melukai, menyinggung perasaan atau membuat orang lain

menderita. Dan perilaku agresi aktif seperti menendang, memukul, membuat perangkap

untuk orang lain dan mendorong.

G.    PEMBAHASAN

Page 19: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Ditinjau dari hasil data-data yang diperoleh, yaitu data riwayat perkembangan yang

mencakup didalamnya riwayat lahir, kegiatan bermain anak, dan kebiasaan yang biasa

dilakukan dalam kesehariannya dapat disimpulkan bahwa anak tersebut memiliki

perkembangan yang baik (normal). Dan dalam observasi yang kami lakukan, kami dapat

mendiagnosis bahwa anak ini memiliki perilaku agresif, dilihat dari lembar hasil observasi

bahwa subjek melakukan agresif verbal dan non verbal (fisik).

Dilihat dari Dari hasil observasi, perilaku agresi pada subjek terbentuk karena

lingkungan, seperti dalam ( Sarwono, 2002) dalam teori Teori Belajar Sosial, yaitu lebih

memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura menekankan kenyataan bahwa perilaku

agresi, perbuatan yang berbahaya, perbuatan yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai hasil

bentuk dari pelajaran perilaku sosial. Bandura menerangkan agresi dapat dipelajari dan

terbentuk pada individu-individu hanya dengan meniru atau mencontoh agresi yang

dilakukan oleh orang lain atau model yang diamatinya, walaupun hanya sepintas dan tanpa

penguatan. Seperti halnya pada subjek, lingkungan subjek yang memang rentan perilaku

agresi membuat subjek terdorong untuk melakukan tindakan agresi.

Dalam jenis-jenis agresi perilaku agresi, subjek tergolong dalam perilaku agresi

verbal dan fisik yaitu :

f)       Agresi verbal, yaitu: agresi yang dilakukan terhadap sumber agresi secara verbal. Agresi

verbal ini dapat berupa kata-kata kotor atau kata-kata yang dianggap mampu menyakiti atau

menyakitkan, melukai, menyinggung perasaan atau membuat orang lain menderita.

g)      Agresi fisik, yaitu: agresi yang dilakukan dengan fisik sebagai pelampiasan marah oleh

individu yang mengalami agresi tersebut, misalnya: agresi yang pada perkelahian, respon

menyerang muncul terhadap stimulus yang luas baik berupa objek hidup maupun objek yang

mati.

Subjek melakukan agresi dengan ciri-ciri

1.      Agresi verbal : Berteriak, menghina, mengumpat, berkata-kata kotor, dan tidak mau

berkomentar verbal

2.      Agresi fisik : Menendang, memukul, membuat perangkap untuk orang lain dan

mendorong

Terkadang subjek melakukan tindakan agresinya karena emosi / marah tehdap teman

dan orang-orang yang mengkritiknya sehinga luapan agresinya itu muncul karena rasa emosi/

rasa marah dalam dirinya menurut Menurut Atkinson (1999) Agresi emosional, yaitu: agresi

Page 20: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan marah dan agresi ini sering dialami orang

yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan agresi secara terbuka, misalnya: karena

keterbatasan kemampuan, kelemahan dan ketidakberdayaan. Agresi ini dibangkitkan oleh

perasaan tersinggung atau kemarahan, tetapi agresi ini hanya sebagai keinginan-keinginan

(bersifat terpendam), misalnya: individu akan merasa terluka jika individu lain tidak

menghargai dirinya secara langsung, seperti orang yang memegang kepala orang lain, orang

yang dipegang kepalanya akan merasa tersinggung.

Di tinjau dari faktor penyebab sikap agresi pada subjek, dari hasil observasi yang kami

lakukan banyak faktor yang menyebabkan subjek berperilaku agresi seperti faktor sosial,

faktor biologis, amarah, alkohol, pola asuh yang keliru. Faktor sosial yaitu ketika subjek

tersinggung oleh temannya dan menganggap temannya tersebut adalah sumber ancaman

baginya sehinnga subjek melakukan tindakan agresi, seperti di utarakan Koeswara (1998),

penyebab sosial salah satunya adalah Profokasi, yaitu oleh pelaku agresi profokasi dilihat

sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respon agersif untuk meniadakan bahaya yang

diisaratkan oleh ancaman tersebut.

Faktor biolagis, subjek di lahirkan dari seorang ayah yang memiliki watak yang keras

sehinnga sedikit banyak foktor gen juga mempengaruhi menurut Koeswara (1998) Gen

tampakya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresif.

Faktor amarah juga yang membuat subjek melakukan agresi, itu terlihat dari observasi kami

saat subjek tersinggung oleh perbuatan taman-tamannya dan membalasnya dengan perilaku

agresi menurut Koeswara (1998) Marah merupakan emosi yang memiliki cirri-ciri aktifitas

system saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang

biasanya disebabkan akarena adanya kesalahan yang muingkin nyata-nyata salah atau

mungkin tidak (Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, 1991). Pada saat amrah ada perasaan

ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul

pikiran yang kejam. Bila hal tersebut disalurkan maka terjadilah perilaku agresif.

Subjek juga mengkonsumsi minuman-minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang

karena terkadang uang hasil ngamennya bersama dengan teman-temannya subjek gunakan

untuk mabuk-mabukan dan untuk membeli obat-obatan terlarang itu juga menjadi faktor

terbentuknya perilaku agresi menurut Koeswara (1998) Ada petunjuk bahwa agresi

berhubungan dengan kadar alkhohol dan obat-obatan. Subyek yang menerima alkohol dalam

takaran-takaran yang tinggi menunjukkan taraf agresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

subjek yang tidak menerima alkhohol atau menerima alkhohol dalam taraf yang rendah.

Alkhohol dapat melemahkan kendali diri peminumnya, sehingga taraf agresi juga tinggi. Pola

Page 21: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

asuh yang di berikan orang tuanya juga mendorong subjek untuk berperilaku agresi, karena

dari kecil ketika subjek melakukan kesalahan subjek selalu di hukum dengan pemberian

hukuman fisik, sehinnga terbentuklah perilaku agresi pada subjek smapai kini, karena

menurut Koeswara (1998) Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras

terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai

pengaruh yang buruk bagi remaja (Sukadji, Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan, 1988).

Pendidikan disiplin seperti akn membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah

dengan orang lain, membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta

kehilangan inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi

kepada orang lain.

Saat subjek mengamen di kereta subjek dan teman-temanya mampu bersikap baik

terhadap penumpang, sehinnga banyak penumpang yang senang terhadap group pengamen

subjek, meskipun keadaan di dalam kereta dapat memicu tindakan agresi karena di dalam

kereta suhu udara yang panas, polusi dan bau orang yang bercampur dapat menimbulkan

tindakan agresi tetapi subjek dan groupnya mampu meminimalisir sikap agresi karena

menurut Koeswara (1998) Polusi Udara, bau busuk dan kebisingan dilaporkan dapat

menimbulkan perilaku agresi tetapi tidak selalu demikian tergantung dari berbagai faktor lain.

Meskipun terkadang subjek dan teman-temannya terkadang menggerutu, tetapi mereka masih

bisa mengontrol itu.

H.    REKOMENDASI

Penanganan yang sesuai dengan perilaku agresi yang dilakukan oleh subjek ialah sebagai

berikut :

1.         Strategi hukuman, yakni hukuman harus diberikan segera setelah perilaku agresi terjadi,

besarnya tingkat hukuman harus setimpal, hukuman harus diberikan setiap kali perilaku

agresi timbul.

2.         Jika melihat anak secara langsung bersikap agresif terhadap temannya, berusahalah untuk

mencegahnya dengan tanpa menyinggung perasaan ana

3.         Kita harus memperlakukan anak dengan sabar, kita tidak boleh bersikap agresif

menghadapi anak yang suka agresif.

4.         Ciptakan suasana kebersamaan dalam keluarga.

5.         Strategi katarsis, yakni memberi kesempatan kepada individu untuk mengekspresikan

perilaku agresinya misalnya marah. Setelah melewati jangka waktu tertentu, marahnya

Page 22: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

mereda dan ia akan berfikir tentang orang yang sebelumnya menyebabkan marah atau

terangsang melakukan perilaku agresi.

Riwayat lahir

-          Lama Kehamilan : 9 bulan

-          Berat Saat Lahir : 4,3 kg

-          Apa ada faktor yang tidak biasa atau komplikasi saat kehamilan? Ya √ tidak

Jika ya jelaskan

-          Apakah anak anda menalami masalah kesehatan saat lahir (seperi sakit kuning sulit

bernafas,cacat lahir) ya √ tidak

Jika ya jelaskan

-          Dokter mana yang paling mengetahui kesehatan anak anda Dr Lilik

-          Apakah anak anda mengkonsumsi obat secara rutin

ya √ tidak

Bila ya nama obat dan dosisinya

-          Apakah anak anda pernah mengalami penyakit di bawah ini

Campak rematik

Gondong cacar air

Batuk rejan radang paru-paru

Radang selaput otak hepatitis

Infeksi saluran telinga tengah (otosis media)

-          Apakah ada komplikasi terhadap penyakit tersebut, seperti demam yang tinggi, kejang,

otot menjadi lemah dan lain-lain ya √ tidak

Jika ya jelaskan

-          Apakah anak anda pernah dirawat di rumah sakit ya √ tidak

Berapa kali total lama dirawat

Jelaskan

-          Apakah anak anda pernah sakit parah yang lain atau cidera yang tidak memerlukan

perawatan di rumah sakit √ ya tidak

-          Jelaskan patah tulang saat bermain dan terjatuh

-          Berapa kali anak anda sakit masuk angin, pilek, batuk, selama setahun 7 kali

-          Apakah anak anda mempunyai alergi: ya √ tidak

Makanan

Binatang

Page 23: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Obat-obatan

Asma ya √ tidak

Demam di sebabkan rumput kering (hay fever) ya √ tidak

-          Apakah anak anda bermasalah dengan sakit telinga atau infeksi dengan telinga

Ya √ tidak

Jika ya, berapa kalin selama setahun terakhir

-          Apakah pendengaran anak anda pernah diperiksa ya √ tidak

Waktu periksa

-          Apakah pernah ada bukti mengenai hilangnya pendengaran ya √ tidak

Bila ada, jelasakan

-          Apakah anak anda terakhir mempunyai tuba di telinga Ya √ tidak

-          Apakah anda mempunyai kekhawatiran mengenai perkembangan bicara dan bahasa anak

anda ya √ tidak

Jika ya, jelaskan

-          Apakah penglihatan anak anda pernah di periksa ya √ tidak

Waktu pemeriksaan

-          Apakah pernah ada bukti mengenai hilangnya penglihatan ya √ tidak

Apakah anak melakukan sesuatu yang menurut anda bermasalah

Ya √ tidak

Jelaskan

-          Apakah anak anda pernah mengikuti pelayanan pengasuhan anak diluar rumah contohnya

pengsuhan bayi, penitipan anak, prasekolah ya √ tidak

Jelaskan

Kegiatan Bermain Anak

-          Dimana anak anda biasanya bermain- contohnya, halaman belakang, dapur, kamar tidur?

Depan rumah

-          Apakah anak anda biasanya bermain

Sendirian bersama satu atau dua teman

Bersama kakak/adik bersama anak yang lebih tua

Bersama anak yang lebih muda bersama anak sebayanya √

-          Apakah anak anda biasanya

√ Kooperatif pemalu agresif

-          Apakah permainan favorit anak anda : bola

-          Jelaskan bermain sepak bola bersama dengan teman-temannya

Page 24: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

-          Apakah ada perilaku khusus yang anda ingin kami amati dari anak anda

√ Ya Tidak

Jelaskan

Kebiasaan Sehari-hari Anak

-          Apakah anda mempunyai kekhawatiran mengenai kebiasaan anak anda

Kebiasaan makan

Kebiasaan tidur

Kebiasaan mengurus diri ketika buang air

Ya √ tidak

Jika ya, jelaskan

-          Apakah anak anda dilatih untuk mengurus diri ketika buang air √ ya tidak

Jika ya, berapa kali anak anda ngompol dalam celana

-          Istilah apa yang anak anda pekai mengenai :

Buang air kecil : pipis buang air besar : pup

-          Berapa jam anak anda tidur pada malam hari

Tidur jam 21.00 malam bangun: 06.00 pagi

-          Ketika anak anda kesal bagaimana anda menanganinya?

Memberikan nasehat dan menenagkannya

-          Sebutkan dan jelaskan siapa yang anak anda anggap sebagia “keluarga” di rumah

Orang-orang terdekat dan masih ada hubungan darah

-          Berapa jumlah kakak dan adik dari anak anda

2

Kakak (umur) Adik ( umur )

21 tahun 2 tahun

-          Bahasa apa yang sering dipakai di rumah

Bahasa inggris √ bahasa lain : bahasa jawa

-          Apakah ada keterangan lain yang bisa membantu kita dalam memahami atau bekerja lebih

efektif dalam menangani anak anda.

Ya √ tidak

Riwayat Perkembangan

Page 25: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

KETIKA ANAK BERUSIA 19 tahun

Apakah anak....

ya Tidak Kadang-kadang

Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman

kualitasnya.

Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau

figur-figur yang mempunyai otoritas

Mengembangkan keterampilan komunikasi

interpersonal

Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain

secara wajar

Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan

terhadap kemampuannya sendiri

Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri

(sikap dan perilaku) yang kekanak-kanakan

Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara

sosial

Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan) √

Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup

berkeluarga.

Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. √

mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga √

memperluas hubungan antara pribadi dan

berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan

sebaya, baik laki-laki maupun perempuan

Page 26: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Memperoleh self-control (kemampuan

mengendalikan sendiri) atas dasar skala nilai, prinsip-

prinsip dan falsafah hidup.

 

Dimensi Indikator Penilaian Catatan

4 3 2 1

Agresif fisik

aktif langsung

Menedang √ ● saat menanggapi

omongan tidak enak

dari temannya subjek

sering melukakan

agresi fisik seperti

menendang, dan

memukul

● Subjek juga

menjailin teman-

temannya dengan

membuat perangkap

untuk menjatuhkan

temannya seperti

memasang petasan di

dekat teman-temannya

● Seringkali subjek

meleikan tanggung

jawabnya atau bersikap

masa bodoh

● Saat moodnya

kurang baik subjek

selalu

melampiaskannya

dengan berteriak

● Subjek juga sering

mengumpat dan

Menodong √

Melempari korban √

Memukul √

Agresif fisik

pasif langsung

Secara fisik mencegah orang lain

memperoleh tujuan atau tindakan yang

diinginkan

Aksi diam / aksi mogok √

Agresif fisik

aktif tidak

langsung

Merusak harta milik korban √

Membuat perangkap untuk orang lain √

Memprovokasi perkelahian √

Agresif fisik

pasif tidak

langsung

Tidak peduli √

Masa bodoh/ menolak melakukan tugas-tugas

yang seharusnya

Agresif verbal

aktif langsung

Berteriak √

Menghina √

Mengumpat √

Agresif verbal

pasif langsung

Menolak berbicara kepada orang lain √

menolak menjawab pertanyaan orang lain √

Agresif verbal

aktif tidak

langsung

Menyebar fitnah √

Mengadu domba √

Agresif verbal

pasif tidak

langsung

Tidak mau membuat komentar verbal

(misal:menolak berbicara ke orang yang

menyerang dirinya bila dia dikritik secara

Page 27: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

tidak adil)

berkata-kata kotor baik

dalam keadaan

emosional maupun Lampiran

LEMBAR OBSERVASI

Perilaku percaya diri

 

Berikan tanda contreng ( Ö )

Keterangan : 4 = selalu; 3= sering; 2= kadang-kadang; 1= tidak pernah.

Catatan

Dimensi Indikator Penilaian Catatan

4 3 2 1

Agresif fisik

aktif langsung

Menedang √ ● Subjek saat

menanggapi omongan

tidak enak dari

temannya subjek sering

melukakan agresi fisik

seperti menendang, dan

memukul

● Seringkali subjek

meleikan tanggung

Menodong √

Melempari korban √

Memukul √

Agresif fisik

pasif langsung

Secara fisik mencegah orang lain

memperoleh tujuan atau tindakan yang

diinginkan

Aksi diam / aksi mogok √

Agresif fisik Merusak harta milik korban √

Page 28: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

aktif tidak

langsung

jawabnya atau bersikap

masa bodoh

● Subjek juga sering

mengumpat dan

berkata-kata kotor baik

dalam keadaan

emosional maupun

berbicara dengan

teman-temanya

● subjek juga

Membuat perangkap untuk orang lain √

Memprovokasi perkelahian √

Agresif fisik

pasif tidak

langsung

Tidak peduli √

Masa bodoh/ menolak melakukan tugas-

tugas yang seharusnya

Agresif verbal

aktif langsung

Berteriak √

Menghina √

Mengumpat √

Agresif verbal

pasif langsung

Menolak berbicara kepada orang lain √

menolak menjawab pertanyaan orang lain √

Agresif verbal

aktif tidak

langsung

Menyebar fitnah √

Mengadu domba √

Agresif verbal

pasif tidak

langsung

Tidak mau membuat komentar verbal

(misal:menolak berbicara ke orang yang

menyerang dirinya bila dia dikritik secara

tidak adil)

Lampiran

LEMBAR OBSERVASI HARI KE2

Perilaku percaya diri

Berikan tanda contreng ( Ö )

Keterangan : 4 = selalu; 3= sering; 2= kadang-kadang; 1= tidak pernah.

Page 29: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Dimensi Indikator Penilaian Catatan

4 3 2 1

Agresif fisik

aktif langsung

Menedang √ ● Subjek saat

menanggapi omongan

tidak enak dari

temannya subjek sering

melukakan agresi fisik

seperti menendang, dan

memukul

● terkadang subjek

merusak barang milik

temannya seperti

memutuskan senar gitar

milit temannya

● Subjek juga sering

mengumpat, menghina

dan berkata-kata kotor

baik dalam keadaan

emosional maupun

bercanda saat berbicara

dengan teman-temanya

Menodong √

Melempari korban √

Memukul √

Agresif fisik

pasif langsung

Secara fisik mencegah orang lain

memperoleh tujuan atau tindakan yang

diinginkan

Aksi diam / aksi mogok √

Agresif fisik

aktif tidak

langsung

Merusak harta milik korban √

Membuat perangkap untuk orang lain √

Memprovokasi perkelahian √

Agresif fisik

pasif tidak

langsung

Tidak peduli √

Masa bodoh/ menolak melakukan tugas-

tugas yang seharusnya

Agresif verbal

aktif langsung

Berteriak √

Menghina √

Mengumpat √

Agresif verbal

pasif langsung

Menolak berbicara kepada orang lain √

menolak menjawab pertanyaan orang lain √

Agresif verbal

aktif tidak

langsung

Menyebar fitnah √

Mengadu domba √

Agresif verbal

pasif tidak

langsung

Tidak mau membuat komentar verbal

(misal:menolak berbicara ke orang yang

menyerang dirinya bila dia dikritik secara

tidak adil)

Lampiran

LEMBAR OBSERVASI HARI KE3

Perilaku percaya diri

Page 30: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

 

Berikan tanda contreng ( Ö )

Keterangan : 4 = selalu; 3= sering; 2= kadang-kadang; 1= tidak pernah.

DAFTAR PUSTAKA

Hanurawan,Fattah Psikologi Sosial: Suatu Pengantar, (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2010), hal. 80-81.

Berkowitz., L.1995. Agresi 1:sebab dan akibatnya.penerjemah :Hartini Woro Susiatni. Jakarta:

PT.Pustaka Binaman Pressindo.

Surya, Hendra. 2004. Kiat Mengatasi Perilaku Penyimpangan Perilaku Anak (Usia 3 – 12 Tahun).

Jakarta: PT Elex media Komputindo.

Baron R.A., & Byrne, D. (2000). Social Psychology (9th ed.). Massachussets : A Pearson Education

Company.

David, Jonathan. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga

Abidin, Zainal. 2005. Penghakiman Massa. Jakarta : Erlangga.

Koeswara, E. 1998. Agresi Manusia. Bandung : PT Erasco.

Morgan, C. T. (1989). Introduction to Psychology. 3rd Edition. United Stated of America: Mc Graw

Hill Companies.

Page 31: Perilaku Agresi Pada Anak  Jalanan Di Lampu Merah Karawang.docx

Atkinson, R. L., R.C.Atkinson, E.R.Hilgard (1999). Pengantar Psikologi. Edisi Ke-8. Jilid Kedua.

Jakarta: Erlangga.

Goble, G. F. (1987). Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Sarwono, S. W. (2002). Psikologi Sosial : individu 4 Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai

Pustaka.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertian-anak-jalanan

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html