Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING
(STUDI KASUS PADA UD. SAMBAL PECEL FAHMI, KOTA
PARE)
Aulia Yudhantika
Universitas Brawijaya
Dr. Himmiyatul Amanah Jiwa Juwita, S.E., M.M., CFP
Universitas Brawijaya
ABSTRACT
In this global era, companies are required to increase their efficiency and effectiveness in
their production process in order to increase their competitiveness. Today, companies
requires to have accuracy in calculating their production cost. UD. Fahmi, a company
producing and selling sambal pecel, has not calculated their cost of goods manufactured
based on the accounting standards. The failure has created inaccuracy in the determination
of cost of goods manufactured, causing the selling price either too high or too low. This
descriptive research is a case study that uses quantitative data, where the sources are
secondary data. Collected from interviews and documentation, the data were analyzed
using quantitative descriptive analysis. Based on the observation, it is evident that there is
a gap in UD. Fahmi because the business has not calculated their cost of goods
manufactured correctly, so they fail to identify and group their costs accurately. Different
results were derived from both calculations, i.e. full costing method and the company’s
method. The cost of goods manufactured obtained from full costing method is lower than
that obtained from the company’s method. This happens since full costing method is more
detailed than the method used by the company.
Keywords :
Cost Accounting, Cost of Goods Manufactured, Full Costing Method
2
ABSTRAK
Perusahaan diharuskan untuk meningkatkan efesiensi serta efektivitas proses
produksinya agar dapat meningkatkan daya saing. Persaingan di dunia global saat ini
menuntut produsen barang tersebut tepat dalam metode perhitungan harga produksinya.
Perusahaan sambal pecel UD. Fahmi belum melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi
(HPP) sesuai dengan standar akuntansi, sehingga terjadi ketidaktepatan dalam penentuan
HPP dan menyebabkan harga penjualan terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Jenis data menggunakan
data kuantitatif, sedangkan sumber data menggunakan data sekunder. Menggunakan teknik
pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini terdapat kesenjangan pada
UD. Fahmi karena usaha tersebut belum melakukan perhitungan HPP sehingga tidak dapat
mengidentifikasi dan menggolongkan biayanya dengan benar. Perhitungan HPP dengan
metode full costing apabila dibandingkan dengan metode UD. Fahmi memberikan hasil
yang berbeda, yaitu lebih kecil menggunakan metode full costing. Hal ini disebabkan
karena perhitungan menggunakan metode full costing dapat lebih terperinci daripada
metode milik perusahaan.
Kata Kunci :
Akuntansi Biaya, Harga Pokok Produksi, Full Costing Method
3
1. Pendahuluan
Kuliner nasi pecel di Jawa Timur
menjamur drastis akhir-akhir ini
meningkat sangat drastis karena
masyarakat telah tahu bahwa nasi
pecel itu selain enak, bergizi, dan juga
menyehatkan. Karena pada dasarnya
bumbu-bumbu pada nasi pecel itu
bergizi dan nikmat. Menurut Wardoyo
(2016) nasi pecel telah diakui oleh 5
kota besar di Indonesia, yaitu Madiun,
Ponorogo, Tulungagung, Nganjuk dan
Kediri. Namun yang menjadi pelopor
nasi pecel adalah Kota Madiun.
Nasi pecel merupakan makanan
yang dinikmati oleh semua kalangan
masyarakat karena nasi pecel termasuk
makanan yang murah sekaligus
menyehatkan. Investasi usaha nasi
pecel cukup murah serta alat
produksinya yang sederhana sehingga
banyak sekali yang berminat untuk
menjual nasi pecel.
Namun dilihat dari banyaknya
penjual nasi pecel, menyebabkan
persaingan harga yang tidak dapat
dikontrol. Banyak didapatkan harga
penjual nasi pecel berbeda satu sama
lain, walaupun tidak semuanya seperti
itu. Perusahaan harus mau dan mampu
untuk mengontrol penjualannya agar
mendapatkan keuntungan yang stabil,
tidak merugikan pihak lainnya.
Penentuan harga pokok produksilah
yang menjadi solusinya. Mulyadi
(2015) berpendapat bahwa penentuan
harga pokok produksi disajikan dan
bermanfaat bagi manajemen untuk
menentukan harga jual produk,
memantau realisasi biaya produksi,
menghitung laba atau rugi bruto
periode tertentu, dan menentukan
harga pokok persediaan produk jadi
dan produk dalam proses.
Menurut Baldric et al (2013) dalam
penentuan harga pokok produksi
terdapat dua kelompok pendekatan
yang dapat digunakan untuk
menghitung biaya produksi, yaitu
dengan pendekatan konvensional dan
pendekatan kontemporer. Metode
konvensional saat ini lebih banyak
digunakan daripada menggunakan
metode kontemporer. Namun akhir-
akhir ini, trend menggunakan metode
kontemporer juga meningkat.
Metode konvensional yang bersifat
full costing mempunyai produk yang
dihasilkan bersifat seragam dan hanya
menggunakan sedikit variasi proses
dalam produksinya, serta hanya
terdapat satu aktivitas produksi utama
4
dan komponen biaya overhead masih
relatif sedikit. Sedangkan metode
konvensional yang bersifat variable
costing mengembangkan proses
produksinya dengan pendekatan
departementalisasi yang dalam proses
produksinya mulai ada variasi proses
dalam proses, dan terdapat beberapa
variasi dominan karena produk yang
dihasikan juga mulai bervariasi
walaupun tidak banyak, sehingga
konsumsi biaya overhead mula i
signifikan dan beragam.
Dalam metode kontemporer, yaitu
Activity Based-Costing (ABC)
disebabkan keinginan konsumen saat
ini semakin beragam dan menyuka i
produk yang bersifat personal yang
berdampak pada tingginya variasi
produk.
Sehubungan dengan uraian di atas,
maka penulis tertarik untuk
mengambil objek yaitu UD. Fahmi
yang merupakan industri manufak tur
sambal pecel yang mulai banyak
dinikmati oleh masyarakat. Penelit ian
ini bertujuan untuk membantu
perhitungan harga pokok produksi
yang menggunakan metode full
costing agar UD. Fahmi dapat
menentukan harga jual yang tepat bagi
usaha sambal pecel tersebut.
2. Landasan Teori
AKUNTANSI BIAYA
Pengertian Akuntansi Biaya
Menurut Carter dan Ursy, akuntansi
biaya adalah perhitungan biaya dengan
tujuan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian, perbaikan kualitas dan
efisien, serta pembuatan keputusan
yang bersifat rutin atau strategis.
Sedangkan menurut R.A. Supriyono,
akuntansi biaya adalah salah satu
cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen untuk mengontrol dan
merekam transaksi biaya secara
sistematis, serta menyajikan informas i
biaya dalam bentuk laporan biaya.
Tujuan Akuntansi Biaya
Tujuan dari akuntansi biaya adalah
memberikan informasi bagi
kepentingan manajemen dalam
melakukan pengambilan data yang
telah disimpulkan sehingga akan
membantu dalam melakukan
perencanaan, pengawasan, yang
diperlukan dalam membuat suatu
produk, dan menghitung dalam
menghitung harga pokok produksi
atau jasa yang dihasilkan secara tepat
dan teliti.
5
Siklus Akuntansi Biaya
Siklus akuntansi biaya dalam suatu
perusahaan sangat dipengaruhi oleh
siklus kegiatan usaha perusahaan
tersebut. Siklus kegiatan perusahaan
terdapat 3 tipe, yaitu dagang, jasa, dan
manufaktur. Siklus akuntansi dalam
perusahaan manufaktur digunakan
untuk mengikuti proses pengolahan
produk.
BIAYA
Pengertian Biaya
Biaya adalah bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan bisnis.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan membutuhkan biaya
dalam proses produksinya.
Penggolongan Biaya
Mulyadi (2016) mengemukakan
beberapa cara penggolongan biaya,
yaitu : (1) penggolongan biaya
menurut objek pengeluaran; (2)
penggolongan biaya menurut fungs i
pokok dalam perusahaan; (3)
penggolongan biaya menurut
hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai; (4) penggolongan biaya
menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan
volume aktivitas; dan (5)
penggolongan biaya atas dasar jangka
waktu manfaatnya.
HARGA POKOK PRODUKSI
Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan
elemen penting untuk menila i
keberhasilan dari perusahaan dagang
atau manufaktur. Harga pokok
produksi mempunyai kaitan erat
dengan indikator- indikator tentang
suksesnya suatu perusahaan.
Harga pokok produksi adalah
akumulasi dari biaya-biaya yang
dikorbankan untuk proses produksi
yang diukur dengan satuan uang
sehingga menghasilkan sesuatu
produk dalam satu periode.
Manfaat Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2015) dalam
perusahaan yang berproduksi massa,
informasi harga pokok produksi yang
dihitung untuk jangka waktu tertentu
bermanfaat bagi manajemen untuk
menentukan harga jual produk,
memantau realisasi biaya produksi,
menghitung laba atau rugi bruto
periode tertentu, dan menentuka n
harga pokok persediaan produk jadi
dan produk dalam proses.
6
Sumber : Data diolah, 2017
Biaya Produksi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Penjualan
Bahan baku langsung xxx
Saldo awal bahan baku xxx
Ditambah : Pembelian bahan baku xxx
Total bahan baku tersedia xxx
Dikurangi : Bahan baku tidak langsung
termasuk dalam overhead pabrik (xxx)
Tenaga kerja langsung xxx
Overhead pabrik yang dibebankan ke
barang dalam proses xxx
Total biaya produksi xxx
Bahan baku langsung xxx
Saldo awal bahan baku xxx
Ditambah : Pembelian bahan baku xxx
Total bahan baku tersedia xxx
Dikurangi : Bahan baku tidak langsung
termasuk dalam overhead pabrik (xxx)
Tenaga kerja langsung xxx
Overhead pabrik yang dibebankan ke
barang dalam proses xxx
Total biaya produksi xxx
Ditambah : Saldo awal barang dalam proses xxx
Dikurangi : Saldo akhir barang dalam proses (xxx)
Harga Pokok Produksi xxx
Saldo awal barang jadi xxx
Ditambah : Harga pokok produksi xxx
Barang tersedia untuk dijual xxx
Dikurangi : Saldo akhir barang jadi (xxx)
Harga pokok penjualan belum disesuaikan xxx
Ditambah :Overhead dibebankan terlalu
rendah xxx
Harga pokok penjualan disesuaikan xxx
Tabel 1. Perbedaan Biaya Produksi, Harga Pokok
Produksi, dan Harga Pokok Penjualan
7
Unsur-unsur Harga Pokok Produksi
Hansen dan Mowen (2009), biaya
produksi dapat diklasifikas ikan
menjadi 3 elemen biaya yang dapat
dibebankan terhadap produk. Biaya-
biaya itu adalah biaya bahan langsung,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead.
BIAYA KONVENSIONAL
Pengertian Sistem Biaya
Konvensional
Penentuan harga pokok produksi
konvensional terdiri dari full costing
dan variable costing. Metode full
costing mempunyai produk yang
dihasilkan bersifat seragam dan hanya
menggunakan sedikit variasi proses
dalam produksinya, serta hanya
terdapat satu aktivitas produksi utama
dan komponen biaya overhead masih
relatif sedikit. Sedangkan metode
variable costing mengembangkan
proses produksinya dengan
pendekatan departementalisasi yang
dalam proses produksinya mulai ada
variasi proses dalam proses, dan
terdapat beberapa aktivitas dominan
karena produk yang dihasilkan juga
bervariasi walaupun tidak banyak,
sehingga konsumsi biaya overhead
mulai signifikan dan beragam.
Keterbatasan Sistem Biaya
Konvensional
Dalam beberapa situasi, menurut
Blocker, dkk. (2007), keterbatasan
utama dalam penentuan harga pokok
menggunakan metode konvensiona l
adalah penggunaan tarif tunggal yang
mendasar pada volume. Tarif ini
menghasilkan biaya produk yang tidak
akurat jika sebagian besar biaya
overhead pabrik tidak berhubungan
dengan volume, dan jika perusahaan
menghasilkan komposisi produk yang
bermacam-macam dengan volume,
ukuran, dan kompleksitas yang
berbeda-beda.
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang
berhubungan dengan fungsi pokok
atau kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai. Dalam biaya
produksi, terdapat biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik langsung.
Biaya bahan baku langsung timbul
karena pemakaian bahan. Biaya bahan
baku langsung adalah harga pokok
bahan yang dipakai dalam produksi
untuk membuat barang. Biaya tenaga
kerja langsung adalah biaya yang
timbul karena pemakaian tenaga kerja
8
yang digunakan untuk mengolah
bahan baku menjadi bahan jadi.
Sedangkan biaya overhead pabrik
adalah elemen biaya produksi selain
biay bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung, yang terdiri dari
biaya bahan baku tidak langsung,
biaya tenaga kerja tidak langsung, dan
biaya pabrik lainnya.
Metode Full Costing
Metode full costing adalah metode
penentuan kos produksi yang
menghitung semua unsur biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik
yang variabel maupun tetap.
Menurut Mulyadi (2005), bahwa di
dalam pendekatan full costing terdapat
berbagai pengorbanan sumber
ekonomi ini yang disajikan dalam
laporan laba rugi yang dikelompokkan
ke dalam 3 golongan, yaitu : (1)
pengorbanan sumber ekonomi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk
jadi, yang dikelompokkan dengan
judul “biaya produksi”; (2)
pengorbanan sumber ekonomi untuk
kegiatan pemasaran produk jadi, yang
dikelompokkan dengan judul “biaya
pemasaran”; dan (3) pengorbanan
sumber ekonomi untuk kegiatan selain
produksi dan pemasaran produk, yang
kemudian dikelompokkan dengan
judul “biaya administrasi dan umum”.
3. Metode
JENIS DAN SIFAT PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif, karena tujuan
dari deskriptif yaitu mendeskrips ika n
atau menyajikan gambaran lengkap
mengenai suatu fenomena dengan
masalah yang diteliti antara fenomena
yang diuji.
Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah studi
kasus yang merupakan penelit ian
dengan karakteristik masalah yang
berkaitan dengan latar belakang dan
kondisi saat ini dari subjek yang
diteliti serta interaksinya dengan
lingkungan.
OBJEK PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah
UD. Fahmi yang berlokasi di Jalan
Merak, no. 25, Desa Semanding, Pare.
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data
Dalam penelitian ini, jenis data
yang digunakan yaitu data kuantitat i f.
Menurut Sugiono (2010), data
kuantitatif merupakan data yang
9
dipaparkan dalam bentuk angka-
angka.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Sekaran (2003), data
sekunder adalah data-data yang
dikumpulkan dari sumber-sumber
yang sudah ada seperti arsip, catatan
yang telah dipublikasikan melalui
media masa, situs web, dan
sebagainya.
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data pada UD.
Fahmi, peneliti melakukan wawancara
dan berdiskusi secara langsung dengan
pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian dan melalui dokumentas i
dengan cara mengumpulkan data-data
yang dibutuhkan untuk penelitian.
METODE ANALISIS DATA
Metode analisis yang digunaka n
dalam penelitian ini adalah analis is
deskriptif kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2011), metode deskriptif
kuantitatif yaitu metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis biaya pokok perusahaan
(yang berupa biaya produksi; biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik langsung; biaya pemasaran; dan
biaya administrasi dan umum) tetapi
tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.
Tahapan dari penelitian ini dimula i
dari : 1) pengumpulan data, 2)
perhitungan harga pokok produksi
dengan metode full costing, 3)
perhitungan harga pokok produksi
dengan metode yang digunakan oleh
perusahaan, dan 4) penarikan
kesimpulan.
4. Hasil
Sebelum menghitung harga pokok
produksi sesuai dengan metode full
costing, di klasifikasikan biaya-biaya
terlebih dahulu, apakah biaya tetap
atau biaya variabel.
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 2. Penggolongan Biaya
UD.Fahmi Bulan Oktober 2016
10
Berikut ini adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan selama Bulan Oktober
2016
BIAYA BAHAN BAKU
LANGSUNG
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 3. Biaya Bahan Baku Langsung
Bulan Oktober 2016
BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 4. Biaya Tenaga Kerja
Langsung Bulan Oktober 2016
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Perhitungan Biaya Tenaga Kerja
Tidak Langsung
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 5. Biaya Tenaga Kerja Tidak
Langsung Bulan Oktober 2016
Perhitungan Biaya Penyusutan
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 6. Biaya Penyusutan
Bulan Oktober 2016
11
PERHITUNGAN BIAYA
PEMELIHARAAN
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 7. Biaya Pemeliharaan Bulan
Oktober 2016
PERHITUNGAN BIAYA
ASURANSI
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 8. Biaya Asuransi pada Bulan
Oktober 2016
PERHITUNGAN BIAYA LISTRIK
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 9. Biaya Listrik Bulan Oktober 2016
TOTAL PERHITUNGAN BIAYA
OVERHEAD
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 10. Biaya Overhead Pabrik
Bulan Oktober 2016
PERHITUNGAN TOTAL HARGA
POKOK PRODUKSI
MENGGUNAKAN FULL COSTING
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 11. Total Harga Pokok
Produksi Bulan Oktober 2016
12
PERHITUNGAN HARGA POKOK
PRODUKSI MENURUT UD.FAHMI
Setiap hari UD. Fahmi produksi
sebanyakk 15 resep atau mencapai
estimasi 1,5 kuintal sambal pecel yang
menjadi 3.000 bungkus perhari.
Dimana sambal pecel UD. Fahmi
memiliki berat perbungkus 0,5 kg
dengan harga jual sebesar Rp. 1.800
perbungkus. Pendapatan penjualan
sambal pecel perhari sebanyak 3.000
bungkus dikalikan dengan harga
sambal pecel yaitu Rp 1.800 yaitu Rp
5.400.000 perhari. Dalam perbulan
pendapatan penjualan sambal pecel
yaitu penjualan perhari yaitu Rp.
5.400.000 dikalikan dengan selama
satu bulan berproduksi yaitu 26 hari,
mendapatkan pendapatan penjualan
sebulan sebesar Rp 140.400.000.
Dengan perkiraan harga pokok
produksi UD.Fahmi adalah berkisar
antara 70-85% dari total penjualan
atau dengan estimasi laba perusahaan
sebesar 15-30%.
Dengan demikian harga pokok
produksi UD. Fahmi adalah
pendapatan penjualan sebulan sebesar
Rp. 140.400.000 dikalikan dengan
perkiraan harga pokok produksi UD.
Fahmi yaitu 70% sampai dengan 85%
adalah antara Rp 98.200.000 hingga
Rp 119.340.000 selama satu bulan.
5. Pembahasan dan Kesimpulan
PEMBAHASAN
Perbandingan Hasil Analisis
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 12. Perbandingan Perhitungan
Harga Pokok Produksi Menurut
UD.Fahmi dengan Metode Full Costing
Usaha Dagang Sambal Pecel, UD.
Fahmi, dalam memproduksi sekaligus
menjual sambal pecel mempunya i
perbedaan hasil yang lebih tinggi,
yaitu berkisar antara Rp 98.200.000
sampai 119.340.000, sedangkan jika
sesuai dengan harga pokok produksi
menggunakan full costing, mencapai
sebesar Rp 86.420.865, dikarenakan
13
UD. Fahmi tidak melakukan
perhitungan harga pokok produksi
menggunakan full costing.
Penjelasan hasil dari penelit ian
harga pokok produksi untuk
pengusaha kecil adalah tidak semua
pengusaha kecil yang menerapkan
perhitungan harga pokok produksi
dengan menggunakan metode full
costing. Hal tersebut menyebabkan
pengusaha kecil menjual hasil
produksinya dengan tidak optimal,
bisa terlalu tinggi ataupun terlalu
rendah. Namun sayangnya, hal
tersebut dapat menyebabkan kerugian
bagi pengusaha kecil karena kalah
bersaing dengan pengusaha yang
lainnya yang telah menerapkan harga
pokok produksi dalam penjualannya.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini, dengan
menggunakan perhitungan harga
pokok produksi dengan metode full
costing, telah diidentifikasi biaya
produksi terlebih dahulu, yaitu biaya
bahan baku langsung sebesar Rp
82.507.750, biaya tenaga kerja
langsung sebesar Rp 2.600.000, dan
biaya overhead pabrik total sebesar Rp
1.313.115. Sehingga harga pokok
produksi dalam UD. Fahmi dengan
menggunakan metode full costing
yaitu sebesar Rp 86.420.865. Harga
pokok produksi menurut perhitungan
perusahaan yang tidak melakukan
perhitungan berdasarkan dengan harga
pokok produksi menunjukkan hasil
yang lebih tinggi, yaitu berkisar antara
Rp 98.200.000 sampai Rp
119.340.000.
Saran dari peneliti yang dapat
diberikan kepada UD. Fahmi adalah
sebagai berikut :
1. Sebaiknya mempraktekkan
kondisi keuangannya dengan
perhitungan harga pokok produksi
menggunakan metode full costing,
sehingga dapat mengoptimalkan
laba dengan wajar.
2. Sebaiknya mengefisienkan biaya
yang dikeluarkan agar harga
pokok produksi dapat lebih
rendah, sehingga mampu meraih
pasar yang lebih luas untuk
bersaing dengan perusahaan
sejenis.
3. Sebaiknya memperhitungkan
penyusutan barang-barang
produksi, sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dari
produk yang telah habis masa
pakainya.
14
6. Daftar Pustaka
Alfa Nehemia Chrisnes, 2016,
“Analisis Perhitungan Harga
Pokok Produksi Menggunakan
Metode Full Costing (Studi
Kasus pada Pabrik Pupuk CV.
Anugrah Tani Makmur di
Gresik)”, Skripsi, Univers itas
Brawijaya, Malang.
Andre Henri Slat, 2013, “Analisis HPP
dengan Metode Full Costing dan
Penentuan Harga Jual”, Jurnal,
vol. 1, no. 3.
Ayu Dewi Anggraeni, 2015, “Analis is
Biaya Produksi dan
Profitabilitas pada Pabrik Gula
Kebon Agung Malang”, Skripsi,
Universitas Brawijaya, Malang.
Siregar, Suripto, Hapsoro, Widodo, dan
Blyanto, 2013, Akuntansi
Manajemen, Salemba Empat,
Jakarta.
Fira Maulidya, 2016, “Penentuan Harga
Pokok Produksi Usaha Kerupuk
Ikan Menggunakan Metode Full
Costing (Studi Kasus pada
Usaha Kerupuk Ikan UD.
Sumber Rasa Banyuwangi)”,
Skripsi, Universitas Brawijaya,
Malang.
Garrison, Rey H. dan Noreen, Eric W.,
2013, Akuntansi Manajerial
Edisi ke-XIV, Salemba Empat,
Jakarta.
Ika Novitasari Yasinta, 2016,
“Perhitungan Harga Pokok
Produksi dengan Menggunakan
Pendekatan Metode
Konvensional dan Activity
Based Costing (ABC) (Studi
Kasus UKM Tenun Ikat “Medali
Mas” Kediri)”, Skripsi,
Universitas Brawijaya, Malang.
Indah Fitri Rusmala, 2012,
“Pentingnya Penerapan Metode
Full Costing dalam Rangka
Menetapkan Harga Pokok
Produksi pada Peternak Ayam
UD. Family Poultry Shop di
Kabupaten Blitar”, Skripsi,
Universitas Brawijaya, Malang.
Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen
Konsep, Manfaat, dan Rekayasa
Edisi ke-III, Salemba Empat,
Jakarta.
15
Mulyadi, 2016, Akuntansi Biaya Edisi
ke-XII, Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Organisasi, 2012, “Isi Kandungan Gizi
Pecel – Komposisi Nutrisi
Bahan Makanan”,
http://www.organisasi.org/1970
/01/isi-kandungan-gizi-pecel-
komposisi-nutrisi-bahan-
makanan.html
Pradana Setiadi, David P.E. Saerang,
dan Treessja Runtu, 2014,
“Perhitungan HPP dalam
Penentuan Harga Jual pada CV.
Minahasa Mantap Perkasa”,
Jurnal, vol. 14, no. 2.
Rifiana Nengtiyas, 2016, “Analis is
Perhitungan Harga Pokok
Produksi dengan Menggunakan
Metode Full Costing dan
Activity Based Costing (ABC)
(Studi Kasus pada UD. Dua
Putra – Kabupaten Jombang)”,
Skripsi, Universitas Brawijaya,
Malang.
Silvia Purawouw, 2013, “Analis is
Perbandingan Metode
Penentuan Harga Pokok
Produksi pada PT. Bangun
Wenang Beverage CO.”, Jurnal,
vol. 1, no. 4.
Wardoyo Erina, 2016, “Bikin
Bingung, Nasi Pecel Itu
Sebenarnya Asalnya dari Mana
Sih?”,
https://www.brilio.net/kuliner/b
ikin-bingung-nasi-pecel- itu-
sebenarnya-asalnya-dari-mana-
sih-160415w.html
Zainal Aripin, 2014, “Analisis Harga
Pokok Produksi Tahu – Tempe
pada Home Industry Lele Jaya
Manna, Bengkulu Selatan”,
Skripsi, Universitas Bengkulu,
Bengkulu.