Upload
others
View
6
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN ANGGREK Dendrobium nobile Linn.
MENGGUNAKAN MEDIA SUBKULTUR DENGAN PENAMBAHAN
EKSTRAK BUAH PISANG AMBON DAN EKSTRAK BUAH NANGKA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
Roswita Septevania Nida
NIM: 141434025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN ANGGREK Dendrobium nobile Linn.
MENGGUNAKAN MEDIA SUBKULTUR DENGAN PENAMBAHAN
EKSTRAK BUAH PISANG AMBON DAN EKSTRAK BUAH NANGKA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
Roswita Septevania Nida
NIM: 141434025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN ANGGREK Dendrobium nobile Linn.
MENGGUNAKAN MEDIA SUBKULTUR DENGAN PENAMBAHAN
EKSTRAK BUAH PISANG AMBON DAN EKSTRAK BUAH NANGKA
DISUSUN OLEH:
Roswita Septevania Nida
NIM : 141434025
Telah diterima oleh
Pembimbing,
Ig. Yulius Kristio Budiasmoro., S.Si., M.Si. Tanggal 10/Desember/2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“ Aku tahu bahwa segalah sesuatu yang dilakukan Allah
akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat
ditambahkan dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat
demikian, supaya manusia takut akan Dia”
Penghotbah 3:14
Kupersembahkan untuk:
Romo Jhosep Padang Pr. selaku ayahku yang tercinta,
Keluarga besarku, Mama, Bapak, Kakak dan Adikku
Teman-teman Seangkatan P.BIO 14,
Teman-teman Kost Gratia Plena,
serta semua orang yang pernah datang
dan pergi dalam perjalananku,
teman-teman, sahabat, dan ALMAMATERKU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,19 Desember 2018
Penulis
Roswita Septevania Nida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Roswita Septevania Nida
Nim : 141434025
Demi kepentingan pengembangan ilmu penegetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN ANGGREK Dendrobium Nobile Linn.
MENGGUNAKAN MEDIA SUBKULTUR DENGAN PENAMBAHAN
EKSTRAK BUAH PISANG AMBON DAN EKSTRAK BUAH NANGKA
Dengan demikian saya memberikan kepada kepala perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolahya, dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikaskannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu izin dari saya mampu memberikan royalty, kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Yogyakrta
Pada tanggal : 19 Desember 2018
Yang menyatakan,
Roswita Septevania Nida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN ANGGREK Dendrobium Nobile Linn.
MENGGUNAKAN MEDIA SUBKULTUR DENGAN PENAMBAHAN
EKSTRAK BUAH PISANG AMBON DAN EKSTRAK BUAH NANGKA
Roswita Septevania Nida
Universitas Sanata Dharma
141434025
ABSTRAK
Penggunaan media kultur in vitro anggrek berhubungan dengan komposisi
unsur hara makro, mikro, dan vitamin untuk memenuhi nutrisi pertumbuhan
plantlet anggrek. Penelitian ini menggunakan media dasar subkultur Murashige and
Skoog dengan penambahan ekstrak buah pisang ambon dan ekstrak buah nangka.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak buah pisang
ambon dan ekstrak buah nangka terhadap pertumbuhan planlet anggrek
Dendrobium nobile Linn.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini menggunakan tiga perlakuan, yaitu:
perlakuan media A dengan penambahan ekstrak buah pisang ambon, media B
dengan penambahan ekstak buah nangka, dan media C tanpa penambahan ekstrak
buah. Parameter yang diamati adalah pertambahan bobot plantlet, pertambahan
tinggi, dan persentase hidup plantlet. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
uji Anova satu faktor untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak buah pisang
ambon dan ekstrak buah nangka.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak buah pisang ambon
dan ekstrak buah nangka pada media subkultur dapat meningkatkan pertambahan
bobot plantlet pengaruh secara signifikan (P=0,019). Pertambahan tinggi plantlet
tidak berpengaruh secara signifikan (P=0,105). Persentase hidup paling tinggi
terdapat pada media kontrol sebesar 37%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan ekstrak buah pisang ambon dan ekstrak buah nangka pada
media subkultur memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan plantlet anggrek
Dendrobium nobile Linn.
Kata kunci : Kultur Anggrek Dendrobium, Ekstrak buah, Media Subkultur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
COMPARISON OF THE GROWTH ORCHID OF Dendrobium nobile Linn.
USING SUBCULTURE MEDIA WITH ADDITION OF AMBON BANANA
EXTRACT AND JACKFRUIT EXTRACT
Roswita Septevania Nida
Universitas Sanata Dharma
141434025
ABSTRACT
The use of in vitro orchid culture media is related to macro nutrien
elements, micro, and vitamin compositionS to fulfill growth nutritions of
orchid plantlets. This study used the media of Murashige and Skoog
subculture base with the addition of Ambon banana extract and Jackfruit fruit
extract. The purpose of this study was know the effect of ambon banana
extract and jackfruit extract on the growth of Dendrobium nobile Linn. orchid
plantlets.
The study was carried out at Tissue Culture Laboratory, Faculity
Pharmacy, University Sanata Dharma. This study uses three treatments.
Frist, the treatment of media A with the addition of ambon banana fruit
extract. Second, the treatment of media B with the addition of jackfruit
extracts. And third the treatment of media C without the addition of fruit
extract. The observed parameters were plantlet weight gain, height increase,
and percentage of plantlet life. The data obtained ware analyzed using the
one-factor Anova test to determine the effect of the addition of Ambon banana
extract and jackfruit extract.
The results showed that Ambon banana extract and jackfruit extract
on subculture media could increase plantlet weight gain influence
singnificantly (P = 0.019). The increase in plantlet height did not significant
influence (P = 0.105). The highest percentage of life in the control media ay
37%. The results showed that putting ambon banana extract and jackfruit
extract on subculture media has an effect on the growth of Dendrobium nobile
Linn. orchid plantlets.
Keywords: Dendrobium Orchid Culture, Fruit Extract, Subculture Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN
PERTUMBUHAN ANGGREK Dendrobium Nobile Linn. MENGGUNAKAN
MEDIA SUBKULTUR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH
PISANG AMBON DAN EKSTRAK BUAH NANGKA dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyususan skripsi ini banyak
ditemukan kendala dan kesulitan, namun berkat doa, bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak, kendala dan kesulitan tersebut dapat diatasi. Untuk
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segalah berkat dan penyertaan Roh Kudusnya
bagi penulisan skripsi ini hingga dapat berjalan dengan sangat baik.
2. Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga intitusi yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk menimbah ilmu dan berekspresi di
Pendidikan Biologi.
3. Bapak Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si., selaku dosen
pembimbing yang selalu sabar dan tulus dalam membimbing, memberikan
saran, arahan, dan solusi atas berbagai permasalahan dan kesulian yang
dihadapi oleh penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi atas bantuan masukan, dan arahan bagi penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Ibu Retno Herrani Setyati M.Biotech., selaku wakil Ketua Program studi
Pendidikan Biologi dan Dosen yang juga turut memberikan arahan, saran,
dan semagat kepada penulis saat mengalami kesulitan.
6. Ibu Dra. Maslicha Asy’ari M.Pd., Ibu Puspita Ratna susilawati, M.Sc., Ibu
Ika Yuli Listyarini M.Pd., Ibu Lucia Wiwid Wijayantu M.Si., Ibu Lusia
Diana Handoyo M.Si., Romo Dr. Ir.Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ., dan
Bapak Sulistyono S.Si., M.Si., selalu Dosen pengajar di Pendidikan Biologi
yang selalu memberikan saran dan pengalaman bagi penulis.
7. Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti M.Si., selaku Kepala Laboratorium
Pendidikan Biologi yang sudah mengijinkan penulis untuk menggunakan
Laboratorium Pendidikan Biologi sebagai tempat Pra-Penelitian.
8. Bapak Agus Handoyo selaku laboran Laboratorium Pendidikan Biologi
yang selalu membantu dan memberikan arahan dalam menggunakan alat-
alat laboratorium.
9. Ibu Damiana Sapta Candrasari S.Si., M.Sc Selaku Kepala Laboratorium
Farmasi yang sudah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di
Laboratorium Kultur in vitro.
10. Bapak Wagiran laboran LFF dan Pak Sigit selaku laboran Laboratorium
Kultur in vitro yang sudah mempercayakan penulis untuk bekerja mandiri.
11. Teman-teman kost Gratia Plena dan Ibu panji selaku rekan dan wali orang
tua penulis selama di Yogyakarta, yang memberikan doa, dukungan,
memperhatikan, membantu, memberikan semangat, dan saran bagi penulis
hingga akhir penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
12. Go-jek Online yang senantiasa mengantar penulis saat bimbingan skripsi di
Pusat Study Lingkungan.
13. Teman-teman K2KAMSY dan Para Romo Seminari Anging Mammiri dan
Para Frater-frater KAMS yang selalu mendoakan, hiburan, memotivasi dan
memberi dorongan bagi penulis agar selalu semangat dalam mengerjakan
skripsi ini.
14. Teman-teman yang sudah membentu dalam penyusunan skripsi ini, serta
semua pihak yang turut campur tangan dalam membantu dari awal hingga
akhir penulisan skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak guna menyempurnakan skripsi ini. Apabila terdapat hal-hal yang
kurang berkenan selama pelaksanaan hingga akhir penulisan skripsi ini, penulis
memohon maaf. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
dan pembaca.
Yogyakarta,19 Desember 2018
Penulis,
Roswita Septevania Nida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......... vi
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN ................................................................. vi
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN ................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xvii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A.Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D.Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
A.Anggrek Dendrobium................................................................................... 6
B. Morfologi dan sistematika Anggrek Dendrobium ....................................... 7
C. Kultur in vitro Anggrek .............................................................................. 11
D.Kultur in vitro ............................................................................................. 13
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pertumbuhan Kultur ... 14
1). Eksplant .................................................................................................... 15
a. Ukuran Eksplant ..................................................................................... 15
b. Umur Eksplant ........................................................................................ 15
c. Sumber eksplant ..................................................................................... 16
2). Media ........................................................................................................ 16
3). Lingkungan ............................................................................................... 21
a. Cahaya .................................................................................................... 21
b. Suhu ........................................................................................................ 21
d. Kelembaban ............................................................................................ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
e. Wadah atau botol kultur ......................................................................... 24
F. Faktor Pertumbuhan Planlet dalam kultur in vitro ..................................... 24
1. Karakteristik Plantlet .................................................................................. 24
a) Daun ....................................................................................................... 25
b) Akar ........................................................................................................ 25
c) Jaringan angkut ....................................................................................... 25
d) Kemampuan bersimbiosis ...................................................................... 26
2. Faktor lingkungan ...................................................................................... 26
G.Zat Pengatur Tumbuh (Fitohormon) .......................................................... 27
1. Hormon Auksin .......................................................................................... 28
2. Hormon Sitokinin ....................................................................................... 28
F. Ekstrak Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) .................................... 30
G.Ekstrak Buah Pisang Ambon (Musa acuminata Linn.) ............................. 31
H.Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 33
I. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 34
J. Hipotesa...................................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 38
A.Jenis Penelitian ........................................................................................... 38
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 38
1. Variabel bebas ............................................................................................ 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Variabel terikat ........................................................................................... 38
3. Variabel kontrol ......................................................................................... 39
C. Batasan Penelitian ...................................................................................... 39
D.Waktu dan Tempat ..................................................................................... 40
E. Alat Dan Bahan .......................................................................................... 40
1. Alat ............................................................................................................. 40
2. Bahan.......................................................................................................... 40
F. Cara Kerja .................................................................................................. 41
1. Pemilihan Plantlet ...................................................................................... 41
2. Sterilisasi .................................................................................................... 41
3. Pembuatan Ekstrak buah ............................................................................ 42
4. Pembuatan Media ....................................................................................... 42
5. Perlakuaan Plantlet ..................................................................................... 43
6. Subkultur (overplanting) Plantlet ............................................................... 43
7. Pengamatan Plantlet ................................................................................... 44
G.Metode Analisis Data ................................................................................. 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 47
A.Hasil Penelitian .......................................................................................... 47
1. Hasil Analisis Pertambahan Bobot Anggrek ............................................. 47
B. Pembahasan ................................................................................................ 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
1. Pertambahan Bobot Plantlet ................................................................... 62
2. Tinggi Plantlet ........................................................................................ 68
3. Persentase Hidup Plantlet ....................................................................... 69
C. Kendala dan Keterbatasan dalam Penelitian .............................................. 70
BAB V IMPLEMENTASI TERHADAP PEMBELAJARAN ............................. 71
BAB VI KESIMPULAN ...................................................................................... 73
A.Kesimpulan ................................................................................................ 73
B. Saran ........................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 74
LAMPIRAN .......................................................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur bunga anggrek Dendrobium ................................................. 9
Gambar 2. 2 Keseimbangan Auksin dan Sitokinin dalam Proses Morfogenesis
(Wattimena et al., 1992) .................................................................. 29
Gambar 2. 3 Kerangka Konseptual ....................................................................... 37
Gambar 4. 1 Diagram Presentase Anggrek Dendrobium ...................................... 55
Gambar 4. 2 Plantlet Pada Media A (Media MS penambahan ekstrak buah Pisang
Ambon ............................................................................................. 57
Gambar 4. 3 Plantlet Pada Media B (Media MS Penambahan ekstrak Buah
Nangka) ............................................................................................ 58
Gambar 4. 4 Plantlet Anggrek pada media A dan media B (Media A sebelah kiri
dan Media B sebelah kana) .............................................................. 59
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Rata-rata Bobot Plantlet Anggrek Dendrobium ................................. 47
Grafik 4. 2 Rata-rata Pertambahan Tinggi Plantlet Anggrek Dendrobium ........... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tebel 2. 1 Kandungan Hara Pisang Ambon dan Nangka dalam jumlah 100g ...... 31
Tabel 4.1. 1 Rata-rata Selisih Bobot Anggrek Dendrobium ................................. 48
Tabel 4.1. 2 Hasil Uji Homogeneity of Variasi dari setiap Perlakuan .................. 49
Tabel 4.1. 3 Hasil Uji ANOVA dari setiap Perlakuan Bobot Plantlet .................. 49
Tabel 4.1. 4 Hasil Uji Lanjutan Post Hoc Test dari setiap Perlakuan Bobot Plantlet
............................................................................................................................... 49
Tabel 4.1. 5 Rata-rata Pertambahan Bobot Anggrek Dendrobium ....................... 51
Tabel 4.2. 1 Pertambahan Tinggi Plantlet Anggrek Dendrobium ......................... 51
Tabel 4.2. 2 Hasil Uji Homogeneity of Variasi dari setiap Perlakuan .................. 53
Tabel 4.2. 3 Hasil Uji ANOVA dari setiap Perlakuan Tinggi Plantlet ................. 53
Tabel 4.3. 1 Temperatur Minimum yang dibutuhkan untuk Tumbuh Tanaman
Anggrek ........................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Pengambilan Data ................................................................ 79
Lampiran 2. Documentasi Penelitian .................................................................... 84
Lampiran 3. Komposisi Media Murashige and skoog .......................................... 86
Lampiran 4.Silabus ............................................................................................... 88
Lampiran 5. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ...................................... 93
Lampiran 6.Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................. 104
Lampiran 7. Lembar Instrumen Penilaian Kognitif ............................................ 110
Lampiran 8. Lembar Penilaian Psikomotorik/Sikap ........................................... 117
Lampiran 9. Lembar Instrumen Penilaian Afektif .............................................. 120
Lampiran 10. Format Laporan Tertulis ............................................................... 122
Lampiran 11. Instrumen Penilaian Presentasi ..................................................... 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman anggrek spesies yang sangat besar.
Diperkirakan 5.000 spesies anggrek tersebar di hutan-hutan Indonesia. Keadaan ini
merupakan potensi yang sangat berharga bagi pengembangan anggrek di Indonesia,
terutama berkaitan dengan sumber daya genetik anggrek yang sangat diperlukan
untuk menghasilkan anggrek-anggrek silangan yang baik dan unggul (Sandra,
2004). Tanaman anggrek termasuk komoditas yang mudah diusahakan. Namun,
bila bibit yang diusahakan tidak dalam kondisi yang prima, maka tidak dapat
berbunga seperti yang diharapkan. Anggrek Dendrobium mampu memenuhi
tuntutan konsumen bunga yang seleranya selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal
ini dapat dilihat dari jenis anggrek yang ada di pasar yang memiliki bentuk dan
warna bunga yang bervariasi, serta hadirnya varietas-varietas baru dengan
penampilan yang makin cantik dan menarik (Widiastoety, 2010).
Yolanda (2018), mengatakan bahwa satu polibag anggrek dijual antara Rp.
100 ribu–Rp. 180 ribu, tergantung jumlah bunga dan ukurannya. Menurut Dirjen
Hortikultura kementrian Pertanian dalam (Yolanda, 2018) Bisnis bunga saat ini
makin berkembang di Indonesia, baik permintaan pasar lokal juga tinggi dan
membawa keuntungan. Bunga nusantara yang tidak kalah menarik dan bernilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ekonomis adalah bunga anggrek. Produksi anggrek sekitar 20 juta tangkai per
tahunya.
Kultur in vitro tanaman merupakan teknik budidaya yang banyak ditekuni
oleh para ilmuwan dan peneliti, khususnya di bidang pertanian. Mengingat lahan
pertanian di Indonesia semakin berkurang setiap tahunnya, karena berubahnya
penggunaan fungsi lahan. Permintaan konsumen pada kesediaan bunga anggrek
yang dijadikan sebagai tanaman hias, merupakan usaha menengah masyarakat yang
perlu ditingkatkan. Bisnis bibit anggrek dapat meningkatkan perekomonian
masyarakat dari tanaman hias ke bunga anggrek secara khusus sangat
menguntungkan. Anggrek hasil persilangan memiliki keanekaragaman sifat yang
besar, yang memberi peluang untuk memilih turunan yang terbaik untuk kemudian
diperbanyak secara massal dengan teknik kultur in vitro (Martin et al. 2005; dalam
Widiastoety, 2010).
Teknik kultur in vitro digunakan untuk mendapatkan bibit anggrek
dalam jumlah yang besar dan waktu yang relatif cepat. Secara alami anggrek sering
sulit mengalami perkecambahan, karena faktor lingkungan yang kurang
mendukung. Oleh karena itu, pelaksanaan teknik pembibitan secara kultur in vitro
mampu memberikan keuntungan, baik dari segi penghematan ruang, waktu, tenaga,
maupun uang. Teknik in vitro secara komersial telah banyak menghasilkan tanaman
dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat. Anggrek merupakan salah satu
jenis tanaman yang telah banyak diperbanyak dengan teknik kultur in vitro. Media
yang umum digunakan dalam kultur in vitro anggrek diantaranya adalah media
Vacint and Went (VW), Media Knudson C (KC), dan media Murashige and Skoog
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(MS). Media kultur in vitro anggrek dapat disederhanakan dengan menggunakan
bahan-bahan yang lebih murah dan mudah didapat misalnya pupuk daun dan
senyawa organik kompleks, seperti air kelapa, ekstrak pisang, ekstrak tauge, ekstrak
tomat, dan ekstrak ragi (Hendaryono, 2000).
Media yang digunakan dalam kultur in vitro anggrek mengandung unsur
hara makro, mikro, vitamin, dan zat pengatur tumbuh (ZPT) atau Fitohormon.
Afriani (2006), berpendapat bahwa penggunaan senyawa organik diketahui dapat
memperbaiki pertumbuhan tanaman yang diperbanyak melalui teknik kultur in
vitro. Air kelapa dan pisang merupakan contoh bahan organik yang di tambahkan
dalam media. Kandungan berbagai zat dalam air kelapa dapat memacu pembelahan
sel, sedangkan kandungan nutrisi dan vitamin yang terdapat dalam pisang dapat
memperbaiki pertumbuhan tanaman.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak buah pisang ambon dan
esktak buah nangka terhadap pertumbuhan plantlet anggrek Dendrobium
nobile Linn. pada media subkultur Murashige and Skoog
2. Penambahan ekstrak buah pisang ambon dan ekstrak buah nangka
mempengaruhi pertambahan bobot, tinggi, dan persentase hidup plantlet
anggrek Dendrobium nobile Linn. pada media subkultur Murashige and
Skoog.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak buah pisang ambon dan
ekstrak buah nangka terhadap pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium
nobile Linn. pada media subkultur Murashige and Skoog.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak buah pisang ambon dan
ekstrak buah nangka terhadap pertambahan bobot, tinggi, dan persentase
hidup planlet anggrek Dendrobium nobile Linn pada media subkultur
Murashige and Skoog.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian yang saya lakukan yaitu:
- Bagi Peneliti
1. Sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan teknik
di bidang kultur in vitro
2. Sebagai sarana meneliti spesies-spesies anggrek yang ada di
Indonesia.
- Bagi Dunia Pendidikan
1. Sebagai sarana media belajar bagi peserta didik tingkat SMA
XII, Bab Bioteknologi, Sub-Bab Bioteknologi Modern (Kultur
in vitro), terkhususnya pada saat praktikum.
2. Sebagai sarana kegiatan salah satu mata pelajaran yang dapat
menarik minat belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Sebagai sarana guru mengembangkan ide-ide dan modifikasi
belajar yang menarik bagi peserta didik.
- Bagi Masyarakat
1. Menciptakan peluang bisnis tanaman hias dengan
memanfaatkan teknik kultur in vitro dalam skala rumah tangga
dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang mudah
didapat.
2. Menciptakan alternatif komposisi media subkultur dari bahan-
bahan organik dari ekstrak buah sebagai bahan tambahan media
kultur anggrek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggrek Dendrobium
Anggrek berbeda dengan tanaman berbunga pada umumnya karena
memiliki embrio yang sangat kecil, berdiameter ±0,1 mm. Biji anggrek tidak
mempunyai endosperm, karena tidak terjadi penyerbukan ganda secara
sempurna. Sehingga nukleusnya tidak berkembang (Arditti, 1992). Keadaan
ini menyebabkan biji anggrek sulit berkecambah secara alami.
Perkecambahan terjadi jika ada jamur mikoriza yang menginfeksi biji
anggrek sehingga dapat mensuplai kebutuhan bahan-bahan organik untuk
pertumbuhannya. Saat berkecambah embrio membentuk protocorm, suatu
struktur seperti corm yang berwarna hijau dan mampu melakukan
fotosintesis. Kemudian tunas dan akar baru terbentuk jika kandungan
senyawa-senyawa organik dalam protocrom tercukupi (Wattimena et al.,
1992).
Bunga anggrek memiliki kelebihan dibandingkan bunga-bunga yang
lain, yaitu sebagai berikut:
1. Mempunyai keragaman atau variasi bunga, baik bentuk, ukuran, dan
warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Mempunyai masa berbunga yang cukup lama. Sekitar 1-3 bulan.
walaupun bebrapa jenis anggrek ada yang berbunga dalam satu hari.
3. Banyak digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti pernikahan, parcel,
rangkaian bunga, bunga potong, bunga anggrek dalam pot, dan anggrek
koleksi.
4. Mempunyai jaringan pemasaran yang cukup luas dan beragam, baik di
pasar nasional maupun pasar internasional.
Anggrek termasuk ke dalam familia Orchidaceae, suatu family besar
yang memiliki 17.000 sampai 25.000 spesies (Kurzweil dan Kocyan, 2002).
Dendrobium merupakan anggota familia Orchidaceae, Subfamilia
Epidendroideae, Tribe (suku bangsa/rumpun) Dendrobieae, Subtribe
Dendrobiinae. Dendrobium merupakan genus besar yang terdiri dari sekitar
900 spesies (Mc. Donald et al., 1998). Sampai sekarang telah banyak
dilakukan persilangan pada tanaman anggrek. Tanaman anggrek memiliki
kemampuan untuk disilangkan antar spesies maupun antar genera. Keadaan
ini sangat bermanfaat dalam usaha mendapatkan variasi warna, bentuk dan
ukuran bunga untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen.
B. Morfologi dan sistematika Anggrek Dendrobium
Sebagian besar anggrek epifit memiliki batang yang berbentuk bulb,
oleh karena itu batang anggrek disebut pseudobulb (batang semu).
Berdasarkan jumlah ruas (internode), batang semu anggrek dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu yang mempunyai banyak ruas (tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
homoblastik) dan yang hanya mempunyai satu ruas (tipe heteroblastik) (Hew
dan Yong, 2004).
Daun anggrek sangat beragam dilihat dari bentuk, ukuran, dan
ketebalannya. Kebanyakan anggrek mempunyai bentuk daun yang mirip
dengan daun tanaman monokotil lainnya, yaitu memanjang dengan tulang
daun sejajar dan tepi daun yang rata. Ketebalan daun anggrek digolongkan
menjadi dua yaitu tebal berdaging dan tipis. Daun yang tebal dijumpai pada
jenis anggrek Dendrobium (Yusnita, 2010).
Bentuk akar jenis anggrek sangat dipengaruhi oleh habitatnya. Akar
anggrek epifit merupakan akar udara atau akar nafas yang menggantung
bebas atau menempel pada tempat anggrek menempel. Akar anggrek
umumnya lunak dan mudah patah. Ujungnya meruncing, licin, dan sedikit
lengket. Akar anggrek mempunyai lapisan velamen yang bersifat berongga
(spongy) dan pada bagian bawahnya terdapat lapisan yang mengandung
klorofil. Pada anggrek simpodial, akar keluar dari dasar pseudobulb atau
sepanjang rhizoma (Hew dan Yong, 2004).
Bunga anggrek mempunyai bentuk, susunan, warna, dan corak yang
sangat beragam. Pada bagian karangan bunga terdiri dari poros malai bunga
(axis) dan kuntum-kuntum bunga. Dalam satu malai atau tandan bunga
terdapat 1-40 kuntum bunga tergantung jenisnya. Ukuran kuntum bunga
sangat bervariasi dari 2-3 cm hingga 10-15 cm. Kebanyakan bunga anggrek
merupakan bunga sempurna, yaitu mempunyai organ reproduksi jantan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(androecium) dan organ reproduksi betina (gynoecium). Petal atau mahkota
bunga berjumlah tiga buah, dua diantaranya terletak berselang-seling dengan
kelopak bunga, sedangkan yang terbawah mengalami modifikasi menjadi
labellum. Sepal atau kelopak bunga juga berjumlah tiga buah, yang teratas
disebut dengan sepal dorsal, dan dua lainnya di bagian samping disebut sepal
lateral. Di bagian tengah bunga terdapat bunga (column atau gynostemium)
yang merupakan organ reproduksi jantan dan betina (Yusnita, 2010).
Gambar 2. 1 Struktur bunga anggrek Dendrobium
Keterangan gambar: Morfologi Bunga Anggrek (a). Bunga (b). Sepal dorsal (c).
Sepal lateral (d). Petal (e). Bibir bunga (f). Daun pelindung bunga (g). Colum
(sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51199/Chapter%
20II.pdf;jsessionid=8C94D5E8B50B888FBE5754D606A928CF?sequence=4)
Buah dari anggrek Dendrobium berwarna kuning bila telah masak,
memiliki bentuk bulat dengan tiga rusuk sejati. Biji-biji dalam polong
terkumpul di tiga rusuk sejati yang berjumlah 1.300-4.000.000 biji dalam satu
polong (Pierik, 1987). Bentuk polong buah anggrek dan waktu yang
diperlukan sejak pembuahan hingga buah masak bervariasi tergantung genus
atau spesies. Kebanyakan buah Dendrobium memerlukan waktu 3-3,5 bulan
hingga masak (Yusnita, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut Hew dan Yong (2004), setelah terjadi pembuahan maka
ovarium akan membesar dan akan membentuk polong. Pada polong buah
anggrek terdapat biji yang jumlahnya sangat banyak dan ukurannya sangat
kecil. Pierik (1987), menyatakan bahwa biji anggrek berukuran sangat kecil
dengan panjang 1-2 mm dan lebar 0,5-1 mm sehingga sering disebut Dust
seed. Biji anggrek terdiri dari testa yang tebal (kulit biji) yang membungkus
embrio, embrio sendiri hanya terdiri dari 100 sel. Testa merupakan jaringan
mati yang berisi udara 96 %. Menurut Koch dan Schultz 1975; Arditti 1992,
bobot biji anggrek Dendrobium/polong bisa lebih dari 500 mg/polong. Biji
anggrek relatif sulit untuk berkecambah karena di dalamnya tidak terdapat
endosperm. Di bagian distal embrio terdapat titik tumbuh potensial.
Sistem klasifikasi anggrek Dendrobium menurut (Dressler dan
Dodson 2000; dalam Widiastoety 2010) dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah
ini.
Tabel 2. 1 Klasifikasi ilmiah Anggrek Denrobium nobile Linn.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Subfamili : Epidendroideae
Rumpun : Epidendreae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Subrumpun : Dendrobiinae
Genus : Dendrobium
Spesies : Dendrobium nobile Linn.
Gambar 2. 2 Anggrek botol Dendrobium nobile Linn. (Dokumentasi pribadi)
C. Kultur in vitro Anggrek
Anggrek merupakan salah satu tanaman yang telah dikembangkan
secara teknik kultur in vitro untuk tujuan komersial. Permintaan terhadap
anggrek yang semakin meningkat menuntut adanya penyediaan bibit dalam
jumlah banyak pada waktu relatif singkat. Sebelum adanya teknik kultur in
vitro, anggrek yang diperdagangkan jumlahnya sedikit sehingga harganya
menjadi mahal. Hal ini disebabkan oleh masih sulitnya perbanyakan tanaman
tanaman anggrek. Secara alami biji anggrek tidak dapat tumbuh akibat tidak
memiliki endosprem. Biji anggrek dapat berkecambah jika bersimbiosis
dengan jamur mikoriza yang mampu mencukupi kebutuhan hara (Arditti,
1992). Perbanyakan melalui bagian tanaman secara vegetatif menghadapi
kendala dalam hal jumlah bahan tanaman yang tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kultur jaringan pada anggrek pertama kali dilakukan oleh Knudson,
seorang Profesor di Cornell University pada tahun 1922 (Mc. Donald et al,
1998). Knudson mempublikasikan hasil penelitiannya tentang penanaman biji
anggrek dalam media tanam yang mengandung unsur hara pada lingkungan
yang aseptic. Tanaman anggrek secara in vitro dengan menggunakan potongan
bagian tanaman Phaius yang telah dewasa pertaman kali berhasil dilakukan
oleh John watknis pada tahun 1940.
Teknik kultur in vitro anggrek semakin berkembang seiring dengan
meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai penelitian dilakukan
untuk menemukan media yang paling tepat bagi pertumbuhan setiap jenis
anggrek. Media MS merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk
berbagai jenis tanaman hortikultura (Conger, 1981). Banyak penelitian yang
dilakukan untuk melakukan modifikasi media dalam rangka menghasilkan
pertumbuhan tanman yang lebih baik, di antaranya dengan penambahan bahan
organic. Penambahan air kelapa 150 ml/L ke dalam media Knudson C dapat
memperbaiki pertumbuhan plantlet anggrek Dendrobium (Harjadi dan
Pamenang, 1984). Penambahan air kelapa sampai 300 ml/L mengaktifkan
penurunan pertumbuhan pada plantlet anggrek Dendrobium (Widiastoety dan
syafril, 1993). Menurut Hendaryono (2000), penambahan pisang ambon masak
yang telah di haluskan sebanyak 150-200 g dalam media VW dapat membuat
pertumbuhan plb anggrek menjadi lebih aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
D. Kultur in vitro
Kultur in vitro adalah istilah umum yang ditunjukan pada budi daya
secara in vitro (menumbuhkan bagian tanaman di dalam botol) terhadap
berbagai bagian tanaman yang meliputi batang, daun, akar, bunga, kalus, sel,
protoplasma, dan embrio. Bagian-bagaian tersebut yang diistilahkan sebagai
eksplant, diisolasi dari kondisi in vivo dan kultur pada medium buatan yang
steril sehingga dapat beregenerasi dan berdiferensiasi menjadi tanaman
lengkap (Street, 1973; dalam Katuuk, 1989). Hartmann et al (1990)
menggunakan istilah terkait yang lebih spesifik lagi, yaitu mikropropagasi
terhadap pemanfaatan kultur jarigan dalam upaya perbanyakan tanaman.
Dimulai dari pengkulturan bagian tanaman kecil (plantlet) secara aseptik di
dalam tabung kultur atau wadah lain yang serupa.
Menurut Sandra (2004), menggunakan teknik kultur in vitro
sederhana memperoleh suatu hasil yang sangat mengagumkan. Peluang bisnis
yang sangat positif yang bisa diperoleh dengan melakukan teknik kultur in
vitro sederhana sebagai berikut:
a. Dengan teknik kultur meristem dapat menghasilkan anggrek bebas
virus dan penyakit. Teknik ini digunakan umtuk memperbanyak
anggrek spesies yang telah terserang hama penyakit, temaksud virus.
b. Dengan teknik kultur anter dapat dihasilkan anggrek dengan genetik
haploid (1n) sehingga bentuknya lebih kecil dibandingkan dengan
anggrek diploid (2n). Dengan demikian, dapat mengghasilkan anggrek
mini. Disamping itu, teknik kultur anter berpeluang memunculkan sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
resesif yang mempunyai sifat unggul yang pada kondisi normal tidak
akan muncul karna tertutup sifat yang dominan.
c. Dengan teknik klon dihasilkan anggrek dalam jumlah banyak dan
seragam. Sebagai penganggrek telah mampu melakukan teknik ini.
Pada dasarnya semua bagaian anggrek yang masih hidup dapat
dikulturkan dan diklonkan.
d. Dengan teknik mutasi, dapat memperoleh anggrek mutasi yang
harganya relatif mahal. Secra alami, peluang mutasi hanya dapat terjadi
1 berbanding 100.000.000. Namun, dengan kultur in vitro mutasi bisa
diatur sesuai keinginan.
e. Dengan teknik pertumbuhan minimal dalam kultur jaringan, kita bisa
mengoleksi berbagai jenis anggrek tanpa harus memiliki lahan yang
luas dan perawatan yang intensif. Teknik ini dapat diterapkan untuk
mengoleksi anggrek spesies asli indonesia atau anggrek spesies luar
negeri yang masih mempunyai keaslian genetik dan sangat penting bagi
pemulihan anggrek. Teknik ini juga dapat digunakan untuk mrngoleksi
anggrek komersial unggulan dengan nilai yang tinggi.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pertumbuhan Kultur
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kultur in vitro, selain faktor sterilisasi keberhasilan kultur in vitro ada 3 faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam melakukan kegiatan,
yaitu: 1). Eksplant, 2). Media, dan 3). Lingkungan (Katuuk, 1984).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1). Eksplant
Eksplant adalah bagian kecil jaringan atau organ yang
dikeluarkan/dipisahkan dari tanaman induk kemudian dikulturkan. Berhasil
tidaknnya pengkulturan Eksplant tergantung pada faktor yang dimiliki oleh
Eksplant itu sendiri. Menurut Hughes (1981), faktor-faktor itu meliputi:
ukuran eksplant, umur eksplant, dan sumber eksplant
a. Ukuran Eksplant: Ukuran eksplant sangat menentukan proses
pengkulturan. Ukuran eksplant yang terlalu besar, maka makin besar pula
kemungkinan mendapatkan jaringan yang rusak akibat kontaminasi
(Seabrook, 1980). Biasanya eksplant yang terlalu kecil, mempunyai daya
tahan kurang. Ukuran eksplant yang paling baik berkisar antara 0,5
sampai 1.0 cm, namun ukuran ini dapat bervariasi, tergantung pada
material tanaman yang dipakai serta jenis tanaman.
b. Umur Eksplant: Umur eksplant sangat berpengaruh serta tipe dan daya
morfogenesis. Jaringan yang paling banyak memiliki bagian
meristematik ialah bagian tanaman yang masih muda, serta belum
banyak berdiferensiasi. Pada bagian tunas dan daerah nodus batang, dan
ketiak daun memiliki jaringan muda. Pada tanaman berkayu, jaringan
embrio dan tanaman muda atau seedling, serta tunas, ternyata
mempunyai kapasitas beregenerasi yang sangat tinggi. Sel dan jaringan
yang masih muda dinamakan juvenile akan tetap muda dalam
pengkulturan sehingga daya daya regenerasi masih ada, dibandingkan
dengan sel-sel tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Sumber eksplant: Sumber eksplant yang dimaksud ialah tanaman induk
dari mana eksplant diperoleh. Tanaman yang dijadikan sebagai sumber
eksplant haruslah tanaman yang sehat, dan bertumbuh baik.
2). Media
Media mempunyai dua fungsi utama yaitu: memasok (suplai)
nutrisi, dan mengarahkan pertumbuhan melalui zat pengatur tumbuh..
Dalam media kultur in vitro kelengkapan unsur sangat dibutuhkan, hal ini
sangat berpengaruh dengan keseimbangan antara garam-garam organik,
garan anorganik, serta zat pengatur pertumbuhan didalam media. Selain
itu, pertumbuhan plantlet serta jumlah pembentukan tunas dapat
dipengaruhi juga oleh keadaan fisik media. Keadaan fisik media dapat
berbentuk: padat, cair atau stationary cair.
Media padat adalah media yang dipadatkan dengan maksud agar
plantlet tidak mudah berpindah tempat. Memadatkan media dapat
menggunakan Agar dikenal juga gelrite. Agar adalah bahan yang banyak
digunakan untuk media padat. Media padat memiliki keuntungan dan
kekurangan, ada pun kelebihan penggunaan media padat, yaitu:
a).Perkembangan akar serta tunas plantlet mudah untuk diamati. Hal ini
terutama bagi plantlet yang berukuran sangat kecil, b).Tidak semua bagian
plantlet yang tertanam dalam medium, sehingga aerasi yang berkenan
dengan sirkulasi udara bagi plantlet masih ada, dan tidak memerlukan
aerasi tambahan, c). Apabila terjadi kontaminasi, maka plantlet yang tidak
terkontaminasi masih dapat diselamatkan, dengan jalan memindahkan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
botol kultur yang baru. Kekurangan media padat antara lain: a). Hanya
sebagian permukaan plantlet yang mengalami aerasi yang baik, b). Kontak
antar medium dan plantlet (sel-sel), masih terbatas yaitu hanya pada bagian
yang kena medium. Akibatnya perkembangan terjadi tidak seimbang
(George and Sherrington, 1984; dalam Kattuk, 1989).
a. Nutrisi
Nutrisi atau unsur-unsur dibutuhkan oleh jaringan tanaman dikelompokan
menjadi dua, yaitu: Unsur hara makro dan mikro.
a) Unsur makro merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah besar,
jenis-jenis yang termaksud unsur makro adalah:
- Nitrogen (N). Nitrogen berpengaruh dalam menaikan daya tumbuh
tanaman. Unsur ini sangat penting dalam proses pembentukan
klorofil, terpenoid, asam inti, beberapa hormon tumbuhan serta asam
amino. Bila tanaman kekurangan nitrogen, tanaman akan terlihat
warna kekuningan pada daun, sedangkan bila terlalu banyak
menyebabkan perkembangan vegetatif akan lebih besar dari pada
perkembangan buah (Lailiya, 2016). Sumber nitrogen padaa media
kultur berasal dari amonium (NH4+) dan yang paling penting nitrat
(NO3-). Jumlah amonium yang digunakan berkisar 2-8 mM
sedangkan nitrat sekitar 25-40 mM.
- Fosfor (P), Menurut Sutejo (2002) fosfor berperan pada tanaman
antaranya merangsang pertumbuhan akar tanaman muda ataupun
mempercepat pertumbuhan akar semai, merangsang pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bagian-bagaian tubuh tanaman saat pembiakan generatif,
memperkuat tanaman dewasa. Dalam jaringan meristematik
merupakan daerah yang cepat pertumbuhan biasanya banyak
terdapat fosfor. Terlalu banyak fosfor dalam media dapat
menghambat pertumbuhan Plantlet. Hal ini disebabkan oleh adanya
persaingan penyerapan unsur lainya seperti seng (Zn), besi (Fe), dan
tembaga (Cu). Sumber fosfor dalam media diberkan dalam bentuk
natrium hidrofosfat (NaH2PO4.H2O) atau kalium Hidrofosfat
(KH2PO4).
- Potasium (K). Potasium adalah unsur yang berguna untuk
pembelahan sel, sintesa karbohidrat dan protein, pembuatan klorofil
serta untuk mereduksi nitrat. Potasium terdapat pada sel-sel muda
tanaman, juga berperan dalam mengatur pemeliharaan dari masa
vegetatif ke masa generatif sehinga bunga dan bakal buah tidak
gugur (Rahman, 2014). Potasium harus diberikan dalam media
dengan konsetrasi 20 mM. Bentuk ikatan potasium yang banyak
digunakan dalam media kultur yakni KNO3 dan KH2PO4 (Gamborg,
1986; dalam Kattuk, 1989).
- Magnesium (Mg). Magnesium adalah elemen utama dalam molekol
klorofil. Selain magnesium bekerja sebagai aktivator enzim. Dalam
media kultur sering diberikan dalam bentuk MgSo4.7H2O.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
- Belarang (S). Belerang terdapat dalam beberapa molekul protein,
berguna untuk perkembangan akar. Belerang diberikan kedalam
media dalam bentuk Mg SO4.7H2O atau {Ca(No3)2.4H2O}.
b) Unsur mikro: unsur mikro merupakan unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit tetapi harus tersedia. Kegunaan unsur mikro yang
diperlukan bagi tumbuhan untuk dapat bertahan hidup dan
mendukung pertumbuhan akan dijabarkan sebagai berikut ini:
- Besi (Fe). Besi berperan dalam sintesis klorofil. Dalam media kultur
zat besi terlebih dahulu dicampur dengan EDTA (Asam etilen
diamin tetraasetik). Zat besi tidak boleh dicampurkan secara
langsung ke dalam media di karenakan sifat besi yang tidak mudah
larut sehigga dapat menimbulkan endapan.
- Mangan (Mn). Pada tumbuhan yang tumbuh di tanah, kekurangan
mangan dapat menyebabkan klorotik (tanaman berwarna pucat) dan
sering menunjukan bintik-bintik hitam yang tidak lain adalah
kematian setempat. Dalam media kultur in vitro, unsur ini berguna
untuk membentuk membran kloroplas, mangan diberikan dalam
bentuk MgSO4 (Janick, 1972; dalam Kattuk, 1989).
- Boron (B). Unsur boron berperan dalam perombakan gula.
kekurangan boron dapat mengakibatkan terganggunya sintesa
sitokinin. Bila kebanyakan boron dapat mengakibatkan tanaman
mati, boron diberikan dalam bentuk H3BO3 (Kattuk, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
- Seng (zn). Seng merupakan unsur penting dalam pembentukan
protoplasma. Tanaman yang berkecukupan seng mampu
memproduksi IAA endengenous.
- Kobalt (Co). Kegunaan kobalt dalam kultur in vitro adalah untuk
pembentukan asam inti dan juga untuk mengikat unsur nitrogen.
- Tembaga (Cu). Berperan penting dalam proses konverensi energi.
- Molibdenum (Mo). Zat ini berguna dalam proses pengikatan
nitrogen dari atsmosfer menjadi nitrat dengan bentuan bakteri
pengikat N. Selain itu juga berguna dalam proses pembentukan
klorofil. Bila diberikan secara berlebihan dapat merusak jaringan
tanaman. dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil akan sangat
efektif. Kelebihan Mo akan menjadi racun bagi tanaman (Sutejo,
2002).
c) Vitamin
Pemberian vitamin dalam media kultur merupakan suatu
keharusan lantaran tanaman yang dikulturkan tersebut belum
mampu untuk membuat vitaminnya sendiri. Adapun jenis vitamin
yang sering diberikan:
- Thiamin HCL di mana berfungsi sebagai koenzim yang
membantu daur asam organik dalam proses respirasi;
- Nicotiamida yaitu suatu koenzim yang menjadi aktif dalam
reaksi cahaya;
- Myi-Inositol adalah alkohol gula;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
- Asam panthenik adalah suatu jenis vitamin B yang bekerja aktif
sebagai koenzim dan berfungsi dalam metabolisme zat lemak;
- Pyridoxine (vitamin B6) adalah koenzim yang membantu reaksi
kimia dalam proses metabolisme;
- Choline sebagai terpenoid yang ada dalam vitamin B
- Riboflavin dimana dikenal dengan vitamin B2.
3). Lingkungan
Kultur in vivo memiliki faktor lingkungan utama yang harus
dipenuhi ialah lahan, suhu, pH, serta kelembaban. Sangat berbeda dalam
kultur in vitro bagian lahan akan digantikan dengan media tanam, sehingga
yang akan dibahas ialah faktor-faktor lingkungan yang meliputi: cahaya,
suhu, pH, kelembaban, dan wadah atau botol kultur.
a. Cahaya: Bagi tanamn in vitro cahaya berperan dalam pertumbuahan
dan perkembangan yang disebut fotomorfogenesis. Pertumbuhan sel
kultur in vitro yang teratur pada dasarnya tidak dihambat oleh cahaya.
Malah sebaliknya pembelahan sel mula-mula pada plantlet, serta
pertumbuhan jaringan kalus, banyak dibatasi/dihambat oleh persoalan
cahaya. Ada tiga pokok yang berpengaruh dalam cahaya ialah:
Kandungan fisik cahaya, sumber cahaya, serta persyaratan cahaya
dalam kultur in vitro.
b. Suhu: Pada umumnya kultur in vitro memerlukan suhu sebesar 25-
300C. Namun, pertumbuhan optimum hal ini akan berbeda-beda pada
setiap spesies, serta jenis eksperimen. Ada juga yang menyukai suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tertentu dan ada pula yang memiliki variasi suhu. Suhu rendah sangat
berpengaruh pada perkembangan embrio.
c. pH: Keasaman serta kebasahan media juga merupakan faktor
lingkungan plantlet yang sangat menentukan. Keadaaan ini ditandai
dengan pH, yaitu logaritma dari konsentrasi ion H, ditulis pH =
-log[H+]. pH ditulis dengan unit 1-14, selanjutnya golongan pH dibagi
dua, yaitu 1.) larutan bersifat asam pH 1-7; 2.) larutan bersifat basa,
pH 7-14, dan 3) bersifat netral berada di pH-7 (Janick, 1972; dalam
Kattuk, 1989).
Walaupun pH media akan berubah selama proses
pengkulturan, pH harus diatur lebih dahulu sebelum diinokulasi.
Manfaat pH dalam media adalah untuk menjaga kestabilan membran
sel, mengatur garam-garam agar tetap dalam bentuk terlarut,
membantu penyerapan zat hara, mengatur sifat gel agar (George dan
sherringthon, 1984).
Kultur akan berubah menjadi asam diakibatkan adanya
pembentukan asam-asam organik, atau penambahan ion amonium
dari sumber nitrogen. Sebaliknya media kultur akan berubah menjadi
basa bila ion nitrat dari Na atau K, telah digunakan oleh sel, atau ion
amonium dilepaskan dalam media, atau reduksi nitrat (Martin, 1980).
Keasaman medium adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kultur in vitro tanaman. Pada
umumnya, keasaman medium ditetapkan antara 5,6-5,8. Medium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang terlalu asam (pH <4,5) atau terlalu basa (pH >7,0) dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan Plantlet (Pierik et al,
1997). Hal itu mungkin disebabkan oleh tidak tersedianya sejumlah
unsur hara pada kisaran pH tertentu. Pada pH tinggi, unsur-unsur
seperti besi, seng, mangan, tembaga, dan boron mengalami
presipitasi sebagai hidroksida sehingga tidak tersedia bagi jaringan
yang dikulturkan. Sedangkan pada pH rendah, unsur-unsur seperti
kalium, magnesium, belerang, fosfor, dan molibdenum menjadi
tidak tersedia. Selain mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur hara,
pH mempengaruhi pula proses pemadatan medium. Menurut Taji et
al., 1997; dalam Zulkarnian, 2009, medium akan menjadi terlalu
keras apabila pH >6,0, sedangkan pH <5,2 akan sulit menjadi padat.
Menggunakan larutan asam kuat HCL dapat menstabilakan pH
medium basa dengan penambahan larutan HCL 1 N. Sedangakan
pada medium yang terlalu asam dapat pula ditambahkan larutan basa
KOH atau NaOH 1 N sampai mencapai pH normal media padat yang
berkisar antara pH 5,6-5,8.
d. Kelembaban: Faktor kelembaban atau relative (RH) tidak banyak
diperhatikan dalam kultur in vitro. Hal ini disebabkan oleh kondisi
botol kultur selalu lembab oleh media. Namun demikian kondisi
suhu dan cahaya diluar botol kultur tetap harus diperhatikan dalam
mengkulturkan plantlet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Wadah atau botol kultur: Ukuran botol kultur sangat mempengaruhi
pertumbuhan kultur in vitro. Wadah kultur jarinagn sangat cocok
bila diadakan dalam botol kultur berukuran kecil. Namun setelah
pertumbuhan berlangsung, plantlet akan dipindahkan ke botol kultur
yang lebih besar.
Eksplant berukuran kecil, dapat dikulturkan dalam botol
yang memiliki diameter 1,5 cm, kemudian untuk melihat
pertumbuhan akar maka diameter tabung kultur digani 2,5 cm.
Kultur pucuk akan membutuhkan tabung kultur berukuran 2,5 cm x
10 cm. Selanjutnaya akan diganti dengan tabung berukuran 6 cm x
15 cm, hingga perkembanggan selanjutnya akan dipakai botol
erlemayer berukuran 50-125 ml.
Wadah kultur tidak tergantung pada botol kultur buatan
pabrik. Banyak macam wadah yang bisa dijadikan tempat kultur
antara lain, botol-botol bekas obat-obatan atau bekas minuman atau
makan. Wadah berbahan gelas adalah yang paling baik, karena
mudah untuk dicuci dan digunakan kembali. Botol kultur berbahan
plastik hanya bisa digunakan sekali pakai saja, dan akan sulit untuk
disterilkan kembali.
F. Faktor Pertumbuhan Planlet dalam kultur in vitro
1. Karakteristik Plantlet
Plantlet merupakan tanaman baru atau lengkap yang telah
mempunyai akar, batang dan daun (tanaman mini hasil perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kalus). Eksplan ialah bagian dari tanaman yang digunakan dalam
perbanyakan tanaman dengan metode kultur jaringan (kultur in vitro) adalah
pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm,
ovari muda, anther, embrio, dll.
Menurut Zulkarnian (2009), beberapa karakteristik khas tanaman
hasil perbanyakan kultur in vitro diuraikan bagai berikut:
a) Daun: Plantlet memiliki daun-daun yang tipis, lunak, tidak aktif
berfotosintesis, dan lebih sedikit jumlahnya sehingga tidak dapat
menerima cahaya secara efisien dan rongga udara mesofil yang lebih
besar dibandingkan tanaman normal. Stomata tidak berfungsi dengan
sempurna dan tidak menutup sehingga meyebabkan cekaman air pada
beberapa jam pertama aklimatisasi. Perkembangan lapisan lilin
(kutikula) yang kurang berkembang sehingga tingginya kelembaban di
wadah kultur (90-100%) hal ini mengakibatkan tanaman kehilangan air
dalam jumlah yang cukup besar melalui evaporasi kutikula pada saat
tanaman di pindahkan ke tanah karena kelembaban udara dan kondisi
in vivo jauh lebih rendah dari pada kondisi in vitro.
b) Akar: sistem perakaran pada plantlet yang berasal dari kultur in vitro
cenderung mudah rusak dan tidak berfungsi dengan sempurna. Hal ini
dikarenakan akar yang terbentuk sedikit atau tidak ada sama sekali.
c) Jaringan angkut: sistem pembuluh angkut antar pucuk dan akar sering
tidak terhubung denagn sempurna sehingga menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
berkurangnya transportasi air dan unsur hara, dalam keadaan in vitro
plantlet bersifat heterotrof.
d) Kemampuan bersimbiosis: plantlet dari tanaman yang pada kondisi
pertumbuhan normal bersimbiosos dengan bakteri atau mikoriza yang
memiliki kemampuan bersimbiosis yang sangat terbatas pada saat
dipindahkan dari lingkungan in vitro ke lingkungan in vivo.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan kultur in vitro merupakan hasil interaksi antara
bahan tanaman, wadah kultur, dan lingkungan eksternal ruang kultur,
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap suatu sistem in vitro. Secara
teoritis, semua variabel di dalam setiap wadah kultur pada ruang kultur yang
sama adalah seragam. Sebagai konsekuensinya, hal yang sama terjadi pula
di wadah-wadah kultur pada ruang kultur yang lain. Agar pertumbuhan
kultur seragam maka keseragaman faktor lingkungan harus diupayakan,
tidak hanya di dalam ruang kultur, tetapi juga di dalam semua wadah kultur
dengan cara menggunakan wadah yang seragam (Zulkarnain, 2009).
Lingkungan tumbuh yang dapat mempengaruhi regenerasi
tanaman menurut Gunawan, 1995; dalam Zulkarnian, 2009, meliputi:
a) Temperatur;
b) Penyinaran: panjang penyinaran, intensitas penyinaran, dan kualitas
sinar; serta
c) Ukuran wadah kultur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
G. Zat Pengatur Tumbuh (Fitohormon)
Hormon pada tumbuhan dapat didefinisikan dalam berbagai istilah,
hormon pada tumbuhan atau zat pengatur tumbuhan tanaman (fitohormon).
Zainal (1983), Mengemukakan zat pengatur tumbuhan pada tanaman (plant
regulator) adalah senyawa organik yang bukan unsur hara (nutrient), yang dalam
jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan
mengubah proses fisiologi tumbuhan. Zat Pengatur Tumbuh (Plant Growth
Regulator) adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah
(<1 mM) yang mendorong laju, menghambat atau secara kualitatif mengubah
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Dewi et al., 2008). Salisbury and
Ross (1994), mengatakan hormon tumbuh adalah senyawa organik yang
disintesis di salah satu bagian lain, di pindakan ke bagian lain, dan pada
konsentrasi yang amat rendah mampu menimbulkan respon fisiologis.
Berdasarkan definisi tersebut di atas hormon tanaman harus memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut:
a) Senyawa organik dihasilkan oleh tanaman sendiri.
b) Dapat ditranslokasikan ke bagian lain dari tanaman.
c) Tempat sintesis dan kerjanaya berbeda.
d) Aktif dalam konsentrasi rendah.
Pada saat ini dikenal 5 kelompok Zat pengatur tumbuhan, yaitu: Auksin
(Auxins), Sitokinin (Cytokinins), Giberilin (Giberelins, GA), Etilen (Etena,
ETH), dan Asam absisat (Abscisic acid, ABA).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Hormon Auksin
Dewi et al. (2008) menyebutkan bahwa fungsi auksin antara lain
mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan
percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apikal, fototropisme dan
geotropisme. Auksin terbagi menjadi beberapa jenis antara lain: Indole Acetic
Acid (IAA), Indole Butyric Acid (IBA), Naphtalene Acetic Acid (NAA), dan
2,4-dichlorophenoxy Acetic Acid (2,4-D).
Di alam IAA diidentifikasikan sebagai auksin yang aktif di dalam
tumbuhan (endogenous) yang diproduksi dalam jaringan meristematik yang
aktif seperti contonya tunas, sedangkan IBA dan NAA merupakan auksin
sintetis (Hoesen et al., 2000). Berbagai jenis auksin dapat diaplikasikan
bersama-sama atau dikombinasikan dengan golongan sitokinin dan
giberelin.
2. Hormon Sitokinin
Sedangkan sitokinin, ialah zat pengatur tumbuhan selain dari auksin.
Sitokinin dialam berfungsi sebagai: mengatur pertumbuhan melalui
pembelahan sel, membantu mengawasi perkecambahan biji, mempengaruhi
pembentukan selaput abscisic pada tangkai daun dan buah, mengatur trasport
auksin, membantu griberilin untuk aktif dengan jalan menghalangi
pembentukan abscisic, dan menunda senescens (penuaan), dengan cara
menghambat jalan penguraian klorofil, protein, dan asam inti yang ada dalam
daun (Jeanett, 1989; dalam Zein, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Dalam kultur in vitro sitokinin berfungsi untuk mengatur
pertumbuhan serta mikrofogenesis. Sama seperti auksin, sitokinin juga ada
yang bersifat alami dan sintetik. Sitokinin lebih banyak diproduksi di akar
tanaman, itulah sebabnya adakala sitokinin tidak perlu ditambahkan ked alam
media jika yang dikulturkan ialah akar. Sebaliknya, jika yang dikulturkan
adalah bagian pucuk, di mana produksi sitokinin sangat sedikit, dan materi
tanaman tidak terlalu banyak memproduksi sitikonin, maka perlu adanya
penambahan sitokinin. Sekarang ini sudah ditemukan sitokinin buatan yang
mempunyai sifat sama dengan sitokin alamiah. Zat-zat itu meliputi: BAP (N6-
banzyl Amino Purine), atau BA (Benzly Adenin), dan Kitenin (N6-
Furfurylamino Prine) (Jeanett, 1989; dalam Zein, 2016). Zat pengatur
tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur.
Selain auksisn dan sitokinin, giberilin dan senyawa lain juga dapat
ditambahkan didalam media kultur in vitro (Gunawan, 1992; dalam
Arimarsetiowati dan Ardiyani, 2012).
Gambar 2. 3 Keseimbangan Auksin dan Sitokinin dalam Proses Morfogenesis
(Sumber: Wattimena et al., 1992)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
F. Ekstrak Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Pohon nangka termaksud suku Moraceae, nama ilmiahnya adalah
Artocarpus heterophyllus. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan buah Jackfruit.
Buah nangka, yang merupakan buah majemuk dari bunga majemuk, memiliki
buah dengan rasa yang manis. Nangka tumbuh baik di iklim tropis. Tanaman ini
sangat menyukai dengan curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun di mana
musim kering tidak terlalu keras. Nangka kurang toleran dengan kondisi dingin,
kekeringan dan penggenangan. Ekstrak buah nangka memilik kandungan unsur
hara makro, mikro, dan vitamin yang dapat mendukung untuk pertumbuhan
tanaman. Unsur hara makro pada ekstrak buah nangka ialah nitrogen, posfor,
kalium, belerag, dan mangnesium. Menurut Sarief (1985), bahwa proses
pembelahan sel akan berjalan cepat seiring dengan ketersediaan nitrogen yang
cukup. Nitrogen mempunyai peranan penting untuk merangsang pertumbuhan
secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan batang yang akan memacu
pertumbuhan tinggi tanaman.
Daging buah nangka umumnya tebal dan berwarna kuning, kuning
pucat, kuning kemerah-merahan atau jingga dan beraroma harum berasal dari
kandungan senyawa etil butirat, berair, dan berasa manis. Kandungan vitamin
dalam ektrak buah nagka, seperti thiamine, riboflavin, nicotiamida, pyrdoxine,
dapat meningkatkan laju koenzim yang membantu reaksi proses metabolisme
pada pertumbuhan tanaman (Rusdiana, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
G. Ekstrak Buah Pisang Ambon (Musa acuminata Linn.)
Pisang merupakan salah satu jenis komponen organic yang sering
ditambahkan dalam kultur in vitro tanaman. Bagian yang dapat ditambahkan
dalam kultur in vitro tanaman. Bagian yang dapat dimakan dari buah pisang ialah
sebesar 57%. Air merupakan kandungan terbesar dari buah pisang karena
memiliki proporsi sebesar 97%.
Ekstrak pisang, yang ditambahkan dalam media berfungsi sebagai
sumber asam amino, peptide, vitamin dan zat pengatur tumbuh. Asam amino
yang terkandung dalam ekstrak tanaman merupakan bentuk organik yang lebih
mudah diserap dari pada asam amino anorganik (George dan Sherrington, 1948).
Menurut Macdonald (2002), asam amino dapat membantu diferensiasi jaringan
serta digunakan dalam sintesis protein. Sedangkan vitamin berperan penting
pada pertumbuhan tanaman khususnya jaringan yang sedang aktif tumbuh.
Beberapa vitamin berperan sebagai co-faktor enzim, yaitu senyawa yang harus
tersedia agar enzim dapat aktif bekerja.
Kandungan makro, mikro, dan vitamin yang terdapat pada buah pisang
ambon dan buah nangka dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. 2 Kandungan Hara Pisang Ambon dan Nangka dalam jumlah 100g
Kandungan Pisang Ambon (a) Nangka (b)
Air (g) 0,757 g 70,00 g
Protein (g) 0,11 g 1,70 g
Karbohidrat (g) 0,222g 23 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lemak (g) 0,2 g 0,64g
Abu (g) - -
Gula (mg) 0,008 mg 19,08 mg
Serat (mg) - 1,5 mg
N (mg) - 2 mg
Ca (mg) 7 mg 24 mg
Fe (mg) 0,67 mg 0,23 mg
Mg (mg) 36 mg 29 mg
P (mg) 27 mg 19 mg
K (mg) 460 mg 448 mg
Cu (mg) - -
Cl (mg) - -
S (mg) 34 mg 21 mg
Zn (mg) - 0,13 mg
Mn (mg) - 0,02 mg
B (mg) - -
Mo (mg) - -
Ascorbic (mg) Acid 10 mg 0,045 mg
Thiamine (mg) 0,04 mg 0,105 mg
Riboflavin (mg) 0,07 mg 0,055 mg
Niacin (mg) - 0,92 mg
Pantothenic acid
(mg)
0,26 mg 0,235 mg
Pyridoxine (mg) 0,51 mg 0,329 mg
Biotin (mg) - -
Nicotin acid (mg) - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Vit A (mg) 0,04 g 0,33 g
Vit C (mg) 100,85 g 5 µg
Vit D (mg) - -
Vit E (mg) - 0,34 mg
Glycine (mg) - -
Auksin (IAA) (mg) Sedang -
Sumber: a) Robinson and Sauco, 2010; Garvita and Handini, 2011
b) Dr. Duke’s Pytoochemical and Ethnobotanical
H. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa Penelitian yang relevan dalam penelitian, baik metode
maupun bahan yang digunakan mengacu pada penelitian-penelitian yang
sebelumnya pernah dilakukan. Penelitian ini memodifikasi penelitian yang
sudah ada sebelumnya, yaitu:
1. Vitri dan Handayani (2011) penelitian berjudul “Pengaruh Penambahan
Berbagai Kadar Pisang Dan Ubi Jalar Pada Pertumbuhan Kultur Tiga Jenis
Phalaenopsis”. Penelitian yang dilakukan, Pada P. fuscata, media KC 1
dengan penambahan 150 ml/l air kelapa muda, 25 g/L pisang ambon lumut
dan 15 g/L ubi jalar mampu memacu multiplikasi tunas dan daun. Media
KC 2 dengan penambahan 150 ml/L air kelapa muda, 50 g/L pisang ambon
lumut dan 20 g/K ubi jalar mampu meningkatkan inisiasi akar. Kemampuan
tumbuh benih anggrek ini akan lebih baik jika dilakukan subkultur ke media
yang sama pada saat penelitian dilakukan.
2. Ira Djajanegara, (2010) dengan judul penelitian “Pemanfaatan Limbah Buah
Pisang dan Air Kelapa sebagai Bahan Media Kultur in vitro Anggrek Bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(Phalaenopsis amabilis) Tipe 229. Perlakuan yang digunakan meliputi
penggunaan Pisang mas, Pisang raja, pisang ambon, dan pisang kepok
sebanyak 100g/L dan air kelapa dengan berbagai konsentrasi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pemberian 100g/L bubur pisang ambon dan
150 g/L air kelapa memberikan pengaruh nyata terhadap pembentukan arar,
tunas, jumlah daun, dan tinggi pertumbuhan batang planlet.
3. Garuda, Dkk., (2015) penelitian berjudul “Pengaruh Berbagai Senyawa
Organik Kompleks Terhadap Planlet Anggrek Dendrobium”. Dari
penelitian tersebut didapatkan pemberian ekstrak melon sebanyak 100g/L
memberikan pertumbuhan vegetatif paling baik terhadap jumlah akar, daun,
panjang akar dan berat segar dan pemberian ekstrak jambu biji 100g/L
memperlihatkan hasil terbaik terhadap pertambahan tinggi dan tunas planlet
anggrek dendrobium pada mediua VW.
4. Gravita dan Elizabet, (2011) penelitian berjudul “Pengaruh Penambahan
Berbagai Kadar Pisang Dan Ubi Jalar Pada Pertumbuhan Kultur Tiga Jenis
Phalaenopsis”. Dari penelitiaan ini pemberian 25g/L pisang ambon lumut
dan 15g/L ubi jalar mampu merangsang multipikasi tunas dan daun serta
pemberian 50g/L pisang ambon lumut dan 20g/L ubi jalar mampu
meningkatkan inisiasi akar pada Phalaenopsis. fuscata pada media KC.
I. Kerangka Berpikir
Tanaman anggrek merupakan tanaman hias yang menarik minat
pencinta anggrek atau pengoleksi tanaman hias. Tanaman anggrek memiliki
banyak jenis bunga yang berwarna warni dan memiliki bentuk yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dengan anggrek lainnya, baik dalam segi warna, ukuran, bentuk, dan
keunikan tiap-tiap bunga anggrek. Kendala perbanyakan secara generatif
yang sangat lama dan keadaan faktor lingkungan yang kerap kali mempersulit
tanaman anggrek untuk sampai pada masa pembungaan dan mendapatkan
calon tumbuhan baru. Hal ini juga diperkuat indukan tanaman anggrek sangat
sulit diperoleh untuk mendapatkan anakan yang memiliki sifat sama seperti
indukannya.
Anggrek diminati oleh beberapa kalangan, namun karena sulit
mendapatkan bibit anakan, dipengaruhi faktor lingkungan sangat
berpengaruh dalam mendapatkan bibit yang sehat untuk diperbanyak,
mendapatkan bibit yang sehat dan memiliki kemiripan dengan indukan jarang
terjadi atau sulit didapatkan. Menggunakan teknik kultur in vitro kita dapat
mendapatkan klon anakan yang sama dengan indukan, yang sehat dan
beragam variasi, serta tahan terhadap penyakit dan lingkungan.
Metode yang telah berkembang tentang kultur in vitro tanaman
secara vegetatif dapat memberikan keuntungan yaitu diperoleh anakan yang
sama dengan induknya (identik) dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu
yang singkat. Tanaman anggrek menjadi salah satu tanaman yang sering
dilakukan kultur in vitro, mulai dari kultur biji, kultur pollen dan anther,
kultur sel, meristem dan protoplasma. Kultur bagian vegetatif tanaman
anggrek (Axillary, Keki, dan Apical).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sistem kultur in vitro berpegang pada kesterilan wadah (botol) serta
nutrisi yang diperoleh dari media yang pas, dan paling tepat bagi
pertumbuhan plantlet anggrek. Berdasarkan media tanam anggrek yang
biasanya digunakan yaitu, Media MS, Media VW, dan Media Kncdson.
Beberapa media ini kerap di modifikasi dengan menambahkan unsur organik
yang berasal sari buah, kecambah, maupun ekstrak lain bahkan ada pula yang
menambahkan pupuk organik (Hyponex).
Penggunaan media dalam kultur in vitro tanaman merupakan syarat
utama, hal ini dikarenakan tumbuhan menyerap unsur-unsur makro dan mikro
yang terkandung di dalam media. Sama halnya tanaman mengambil makanan
langsung dari dalam tanah. Hanya perbedaannya media tanah, berganti
dengan media agar yang telah mengandung unsur-unsur yang telah diperkaya
dan dapat merangsang pertumbuhan eksplan atau plantlet.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan media Murashige and
Skoog yang dalam proses pembuatan media tanam di berikan penambahan
ekstrak yang berasal dari buah yaitu buah pisang ambon dan buah nangka.
Setelah itu, akan dilakukan dengan cara kerja aseptis baik dalam penggunaan
alat dan tempat dan pembuatan media. Parameter yang diamati adalah
parameter pertambahan bobot (massa berat tanaman), pertambahan tinggi
tanaman, dan presentase hidup tanaman anggrek selama <30 hari.
Pengamatan dilakukan dari luar botol. Berikut merupakan diagram kerangka
berfikir yang dibuat berdasarkan uraian diatas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 2. 4 Kerangka Konseptual
J. Hipotesa
1. Pengaruh penambahan ekstrak buah pisang ambon dan ekstrak buah
nangka mempengaruhi pertumbuhan plantlet anggrek Dendrobium
nobile Linn. pada medium Murashige and Skoog.
2. Pengaruh pemberian ekstrak buah nangka dan dan ekstrak buah pisang
ambon terhadap pertambahan bobot, pertambahan tinggi, dan persentase
hidup planlet anggrek Dendrobium nobile Linn. pada medium
Murashige and Skoog.
Anggrek
Kultur in vitro Media MS
Ekstrak pisang ambon Ekstrak nangka
Pengaruh pada
Pertumbuhan
1. Pertambahan Bobot
2. Pertambahan Tinggi
3. Persentase Hidup Plantlet
Peminat
Anggrek
Kendala Budidaya
Anggrek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian ekperimen.
Percobaan perbanyakan anggrek Dendrobium menggunakan rancangan
acak lengkap tiga perlakuan, yaitu ekstrak buah pisang ambon, ekstrak buah
nangka dan kontrol. Terdapat 3 kombinasi perlakuan dengan 13 ulangan.
Setiap ulangan terdiri dari satu botol Kultur sehingga terdapat 33 botol
Kultur. Setiap botol Kultur terdiri dari satu buah Plantlet anggrek
dendrobium. Pada percobaan ini memakai zat pengatur tumbuh
Napthaleneacetic Acid (NAA), dan 6-benzyl Amino Purine (BAP).
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media MS dengan
penambahan ekstrak buah pisang ambon dan penambahan ekstrak
buah nangka
2. Variabel terikat
Variabel terikat penelitian ini adalah pertambahan berat plantlet,
pertambahan tinggi plantlet, dan persentase hidup plantlet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah suhu ruangan inkubasi.
Suhu ruangan air conditions (AC) 180C, Umur plantlet ±5 bulan
sebelum di subkulturkan, Tinggi berkisar 2-3 cm, intensitas cahaya
lampu Cooldaylight 453 Lux.
C. Batasan Penelitian
a. Bobot plantlet awal adalah hasil pengurangan dari bobot media +
Plantlet dengan botol media pada saat subkultur (Overplanting)
b. Bobot plantlet akhir adalah bobot plantlet yang ditimbang pada saat
pengamatan terakhir
c. Pertumbuhan bobot plantlet adalah bobot plantlet akhir dikurangi
dengan bobot plantlet awal
d. Persentase plantlet ialah plantlet yang mati atau layu dikurangi
jumlah pengulangan Plantlet akhir dikali 100%
e. Penggunaan zat pengatur tumbuh dengan perbandingan (1:1)
sebanyak 1 PPM
f. Pertumbuhan tinggi tanaman diukur dan diamati dari luar botol
kultur
g. Penelitian yang digunakan tidak menggunakan kontrol positif,
hanya menggunakan kontrol negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada 16 Agustus 2018 - 12 Oktober 2018.
Pembuatan media dan pengamatan dilakukan Di Laboratorium Kultur
Jaringan Farmasi, Fakultas Farmasi kampus III Universitas Sanata Dharma
E. Alat Dan Bahan
1. Alat:
Botol Kultur Anggrek, Petridish, Gelas baker 1000 ml, Erlenmeyer 500
ml, Pipet Volume 10 ml dan Pompa pipet, Pinset, Tangkai Scalpel, Mata
Pisau Scalpel, Autoklaf, Lampu Coolday light 12 watt, Hot plate and
Magnetic stirrer, Pengukur pH, Kaca Arloji, Kertas saringan, Sendok
pengaduk, Hand sprayer, Neraca analitik, Batang Pengaduk, Gelas
Ukur Plastik 1000 ml, Kertas payung, Kertas label, Laminar air
flowcabinet (LAFC), Lampu ultra violet (UV), dan Alat-alat Pengukur.
2. Bahan:
Bahan plantlet botol anggrek Dendrobium nobile Linn yang diambil dari
pusat penjualan tanaman hias anggrek.
a. Bahan non-organik: Medium Murashige and Skoog Basal medium
with Vitamin, Agar, Gula, Larutan HCL 1 N, Larutan NaOH 1 N,
Napthaleneacetic Acid (NAA), dan 6-benzyl Amino Purine (BAP)
b. Bahan Organik : Buah nangka dan buah pisang ambon
c. Disinfektan : Larutan Ca-hipoklorit, Detergen, Alkohol 70%-96%,
dan Aquades steril
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
F. Cara Kerja
1. Pemilihan Plantlet
Plantlet anggrek Dendrobium nobile Linn yang diambil dari pusat
penjualan tanaman hias anggrek botol dengan tinggi ±2-3 cm dan tanpa
akar.
2. Sterilisasi
a. Alat
Alat-alat dissecting-set (Scalpel dan pinset) dan glass ware
(cawan petri yang berisi kertas saring, baker glass, botol kultur dan
erlenmeyer yang berisi aquades) yang digunakan, setelah dicuci
dengan detergen lalu bilas dengan air bersih, kemudian dibilas
kembali dengan larutan Ca-hipoklorit dan dikeringkan. Kemudian
dibungkus dengan kertas payung sedangkan botol kultur yang
digunakan dibilas dahulu dengan alkohol 96% sebelum diautoklaf.
Sterilisasi alat-alat tersebut didalam autoklaf dengan suhu 121oC
selama 15 menit.
b. Ruangan
Dinding-dinding ruangan LAFC dan rak inkubasi disterilkan
dengan menggunakan alkohol 70%. Selanjutnya lampu UV baik
yang ada di ruangan maupun UV LAFC dinyalakan selama 1 jam
sebelum digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Pembuatan Ekstrak buah
Sebanyak 100 g buah dihancurkan. Penghancuran dilakukan
dengan menggunakan blender yang di isi dengan air steril. Ekstrak
buah disaring di wadah terpisah dan ekstrak buah disimpan di
erlenmeyer sebelum digunakan, pembuatan ektrak buah dilakukan satu
hari sebelum digunakan.
4. Pembuatan Media
Medium Murashige and Skoog Basal medium with Vitamin
ditimbang sebanyak 4,43 g/L, dilarutkan dalam 1 liter air steril. Media
dibagi menjadi dua bagian sambil ditambahkan ekstrak buah 200 ml/l.
Ditambahkan BAP dan NAA 1 ml/L. Sebanyak 30 g/L gula
ditambahkan ke dalam media. Kemudian tambahkan bahan pemadat
(agar) sebanyak 7 g/l kemudian tambahkan aquades steril sampai tanda
1000 ml, lalu masak sampai mendidih dan dituang ke dalam botol-botol
steril. Sebelum dituang derajat keasaman diukur pH antara 5.6 – 5.8.
Jika terlalu alkali tambahkan HCL 1N, tetapi jika terlalu asam
tambahkan NaOH 1N. Tiap-tiap media dimasukan ke dalam botol
kultur steril sebanyak ±30-40 ml/botol, kemudian ditutup dengan
penutup botol. Auotoklaf selama ±20 menit, pada suhu 1210C tekanan
17.5 psi. Sebelum digunakan, media tersebut disimpan selama satu
minggu untuk melihat kesterilan media sebelum dilakukan penanaman,
media disimpan di dalam incubator steril dengan suhu 250C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
5. Perlakuaan Plantlet
Kelompok media dibagai menjadi tiga kelompok, yaitu:
a) Kelompok Media A : Media MS dengan penambahan ekstrak buah
pisang ambon 200 ml/L,
b) Kelompok Media B : Media MS dengan penambahan ekstrak buah
Nangka 200 ml/L,
c) Media Kontrol : Media MS tanpa penambahan ekstrak buah.
6. Subkultur (overplanting) Plantlet
Subkultur (overplanting) dilakukan sebagai berikut, semua
perlengkapan yang akan dipakai yaitu, scalpel, Pinset, mata pisau
scalpel, alat-alat gelas, lampu spiritus, botol media (ditimbang dahulu
untuk mengetahui bobot botol + media), botol berisi plantlet yang telah
tumbuh (Anggrek botol), dan erlenmeyer aquades steril dan alkohol
70% dimasukan dalam LAFC (dahulu disemprot dengan alkohol
sebelum dimasukan ke dalam LAFC. Overplanting dimulai dengan
menyiapkan dan memasukan alat-alat yang diperlukan di dalam LAFC.
Selanjutnya plantlet akan diambil dengan pinset dan diletakkan diatas
cawan petri sebanyak 20 tanaman, plantlet dikeluarkan dengan cara
menjepit bagian di antara akar dan daun, kemudian ditarik dengan
diusahasan agar akar keluar lebih dahulu, pisahkan plantlet yang masih
berhimpitan dengan plantlet yang lain dilakukan secara metode aseptis.
Potongan plantlet ditanam didalam media steril yang telah di letakan di
lemari inkubasi steril selama 1 minggu sebelumnya, untuk melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
media yang aman dan tidak terkontaminasi jamur. Sebelumnya
timbang medium sebelum digunakan untuk overplanting. Media yang
digunakan terbagi dalam 3 kelompok, tananam plantlet ke dalam botol
yang berisi medium baru satu per satu, sehingga jumlahnya dalam botol
1 plantlet per botol. Setelah dilakukan pemindahan plantlet, masing-
masing botol diberi label dan tanggal overplanting, lalu ditimbang
kembali. Hasil penimbangan botol media yang berisi plantlet dikurangi
dengan hasil pertimbangan botol medium sebelum penanaman akan
mendapat botol plantlet awal.
Inkubasi masing-masing plantlet yang telah dipindahkan pada
rak Inkubasi 40 cm, pada suhu ruangan 180C dan pencahayaan lampu
TL”Cool day Light” 12 W. Plantlet didiamkan selama 3 minggu tanpa
dilakukan subkultur berikutnya, sambil terus diamati pertumbuhan
pada plantlet.
7. Pengamatan Plantlet
Pengamatan dilakukan setiap hari sekali setelah dilakukan
penanaman dalam media kultur. Masing-masing kelompok dilakuakan
pegamatan, pengamatan plantlet meliputi: Tinggi plantlet (diukur dari
dasar media hingga ujung plantlet), bobot pertumbuhan planlet dan
Jumlah planlet yang hidup. Pengamatan dan pengukuran dilakukan dari
luar botol, sedangkan plantlet masih tetap berada didalam botol kultur.
Pengambilan data dilakukan setiap minggu sampai 3-4 MST (minggu
setelah tanam).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
G. Metode Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti pola Rancangan
Kelompok Lengkap (RKL). Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dianalisis menggunakan Test ANOVA (Analysis of Variance) satu arah
dengan pengukuran variabilitas antar kelompok. Uji Anova untuk One
factor between Subject Design atau ANOVA satu arah digunakan untuk
mengetes perbedaan di antara dua atau lebih kelompok di mana hanya
terdapat satu faktor yang dipertimbangkan. Penarikan kesimpulan dilakukan
dengan melihat nilai sig. > 0.05 maka tidak signifikan dan jika nilai sig.<
0.05 makan signifikan atau ada pengaruh nyata sehingga perludilakukan uji
lanjutan menggunakan uji BNT. Penelitian ini memiliki 3 kelompok variasi
yang berbeda-beda sehingga digunakan uji Anova untuk One factor between
Subject Design, yaitu untuk mengetahui pertambahan bobot plantlet dan
pertumbuhan tinggi plantlet anggrek dendrobium dari media ekstrak buah
pisang ambon, ekstrak buah nangka dan media tanam kontrol tanpa ekstrak
buah.
Uji ANOVA hanya memberikan indikasi tentang adanya atau tidak
adanya beda antara rata-rata dari keseluruhan perlakuan, namun belum
memberikan informasi tentang ada tidaknya perbedaan antar individu
perlakuan yang satu dengan yang lain, oleh sebab itu maka akan dilakukan
Post-Hoc Test (Uji lanjut) dengan menggunakan metode uji BNT (Beda
Nyata Terkecil) atau yang dikenal dengan uji LSD (Least Significance
defferent), uji BTN adalah prosedur yang digunakan untuk pembanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
berpasangan, dan uji ini memberikan nilai BTN tunggal pada taraf nyata
(0,05) antara setiap pasangan rataan perlakuan, jadi dua perlakuan
dinyatakan beda nyata apabila melebihi nilai BNT dan sebaliknya (Gomez,
1995).
Penentuan persentase hidup plantlet dilihat dari jumlah plantlet yang
mati atau layu pada akhir pengamatan dibagi jumlah pengulangan dikali
100%.
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑎𝑛𝑡𝑙𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑙𝑎𝑦𝑢
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 × 100%
Hipotesis uji statistika yaitu:
Ho : Media dengan ekstrak buah pisang ambon dan ekstrak buah
Nangka tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan plantlet
anggrek Dendrobium nobile Linn.
Hi : Media dengan ekstrak buah pisang ambon dan ekstrak buah
Nangka berpengaruh terhadap pertumbuhan plantlet anggrek
Dendrobium nobile Linn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Pertambahan Bobot Anggrek Dendrobium nobile Linn.
Bobot basah akhir merupakan pengurangan dari bobot basah
akhir dan awal pada saat pengamatan, dengan cara menimbang botol-
botol media. Bobot awal merupakan penambahan (Botol
media+Tanaman) – (Botol+Media). Data rata-rata hasil penimbanagan
berat bobot. Perbedaan setiap perlakuan dapat dilihat pada Grafik 4.1
berikut ini:
Grafik 4. 1 Rata-rata Bobot Plantlet Anggrek Dendrobium nobile
Linn.
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Bo
bo
t P
lan
tlet
(g)
Jenis Perlakuan
Rata-rata Bobot Anggrek Dendrobium
Media A
Media B
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 4.1. 1 Rata-rata Selisih Bobot Anggrek Dendrobium nobile
Linn.
Ulangan
Rata-rata Bobot Tanaman (g)
Media A Media B Kontrol
1 0,772 0,455 0,262
2 0,280 0,854 0,599
3 0,526 0,625 0,227
4 0,545 0,684 0,215
5 0,353 0,345 0,560
6 0,362 0,431 0,328
7 0,737 0,464 0,168
8 0,291 0,322 0,245
9 0,671 0,400 0,419
10 0,692 0,629 0,413
11 0,339 0,871 0,282
12 0,884 0,014 0,301
13 0,636 0,384 0,268
Rataan 0,545 0,498 0,330
Keterangan:
Media A : Media MS penambahan ekstrak buah pisang ambon
200ml/L
Media B : Media MS penambahan ekstrak buah nangka 200ml/l
Kontrol : Media MS tanpa pemberian ekstrak buah
Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa plantlet anggrek
paling tinggi bobotnya pada Media A penambahan ekstrak buah Pisang
Ambon rata-rata 0,545 g, diikuti oleh Media B penambahan ekstrak
buah Nangka rata-rata bobot kenaikan 0,498 g, dan terakhir Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
denga rata-rata 0,330 g, kenaikan bobot berat pada Plantlet selama 4
minggu pengamatan.
Tabel 4.1. 2 Hasil Uji Homogeneity of Variasi dari setiap Perlakuan Test of Homogeneity of Variances
Bobot_Tanaman
Levene Statistic df1 df2 Sig,
2,033 2 36 ,146
Tabel 4.1. 3 Hasil Uji ANOVA dari setiap Perlakuan Bobot Plantlet ANOVA Bobot
Plantlet Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 0,333523 2 0,166762 4,417833 0,019241 3,259446
Within Groups 1,358906 36 0,037747
Total 1,692429 38
Tabel 4.1. 4 Hasil Uji Lanjutan Post Hoc Test dari setiap Perlakuan Bobot Plantlet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Data hasil Tes Homogenesis of Variance didapatkan (P-Value >
0,05) nilai.Sig, 0,145 > 0,05 sehingga data bobot tanaman Anggrek
memiliki kesamaan (Identik) atau Homogeny pada semua perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 4.1.2.
Pengujian dilanjutkan dengan Uji ANOVA pada Tabel 4.1.3
Nilai F hitung sebesar 4,417 dan F Tabel sebesar 3,259, karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka, Ho ditolak, dan Hi diterima. Sehingga
menggunakan taraf signifikan probabilitas 0,05 didapatkan nilai
(P=0,019 < α=0,05), maka dapat disimpulkan bahwa semua perlakuan
yang digunakan terdapat perbedaan yang signifikan. Dari data diatasa
maka Ho ditolak dan Hi diterima. Sehingga media pemberian ekstrak
buah pisang ambon dan buah nangka sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan plantlet anggrek Dendrobium. Selain itu, nilai.sig
(P=0,019) tersebut menunjukan bahwa pemberian ekstrak buah sangat
berpengaruh terhadap pernambahan bobot anggrek Dendrobium.
Namun, belum tentu rata-rata tiap perlakuaan media A berbeda dengan
rata-rata perlakuan media B, dan seterusnya. Selanjutnya dilakukan uji
lanjutan agar diketahui perlakuan yang memberikan rata-rata bobot
yang berbeda dan sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.1. 5 Rata-rata Pertambahan Bobot Anggrek Dendrobium
nobile Linn.
PERLAKUAN Rata-rata (gram)
Media A 0,545a
Meda B 0,498a
KONTROL 0,3300b
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom
tidak berbeda nyata menurut uji BNT α=0,05.
Uji BNT pada Tabel 4.1.5 menunjukan bahwa perlakuan
penambahan ekstrak buah pisang ambon menghasilkan rata-rata
pertambahan bobot paling tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan
Kontrol. Namun, tidak berbeda nyata dengan perlakuan penambahan
ekstrak buah Nangka.
2. Pertambahan Rata-rara Tinggi Tanaman Dendrobium nobile Linn.
Pengamatan pertambahan tinggi batang plantlet anggrek
Dendrobium, dilakukan dalam 7 hari sekali, dimulai pada saat MST
(minggu setelah tanam) hari 0 sampai hari ke 21. Maka dapat dilihat
rincihan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. 1 Pertambahan Tinggi Plantlet Anggrek Dendrobium
nobile Linn.
Hari ke-
Perlakuan
Media A Media B KONTROL
0 1,94 cm 2,07 cm 2,22 cm
7 2,14 cm 2,17 cm 2,22 cm
14 2,57 cm 2,51 cm 2,34 cm
21 2,70cm 2,60 cm 3,50 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Rataan 2,35 cm 2,34 cm 2,57 cm
Keterangan:
Media A : Media MS penambahan ekstrak buah pisang ambon
200ml/L
Media B : Media MS penambahan ekstrak buah nangka 200ml/l
Kontrol : Media MS anpa pemberian ekstrak buah
Di bawah ini disajikan grafik rata-rata Pertambahan tinggi
tanaman anggrek dan tabel rata-rata laju pertambahan tinggi tanaman
untuk masing-masing perlakuan, yaitu:
Grafik 4. 2 Rata-rata Pertambahan Tinggi Plantlet Anggrek Dendrobium
nobile Linn.
Berdasarkan Grafik 4.2 Pertambahan tinggi planlet anggrek
setiap pengamatannya menunjukan adanya pertambahan tinggi plantlet
yang neningkat secara konstan. Ketiga perlakuan memperlihatkan
adanya perbedaan yang tidak terlalu jauh.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Hari ke-0 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21
Tin
ggi P
lan
tlet
(C
m)
Jenis Perlaakuan
Rata-rata Pertambahan Tinggi Plantlet
Media A
Media B
Media C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan hasil data Tabel 4.2.1 akan dilakukan Uji Normalitas
Data dan dilanjutkan dengan Uji F atau Uji ANOVA didapatkan hasil
seperti berikut:
Tabel 4.2. 2 Hasil Uji Homogeneity of Variasi dari setiap Perlakuan Test of Homogeneity of Variances
Bobot_Tanaman
Levene Statistic df1 df2 Sig,
2,033 2 36 ,146
Tabel 4.2. 3 Hasil Uji ANOVA dari setiap Perlakuan Tinggi Plantlet ANOVA
Tinggi Plantlet Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 1,846159 2 0,923079 2,394337408 0,105617 3,259446
Within Groups 13,87894 36 0,385526
Total 15,7251 38
Tabel 4.2.2 dan Tabel 4.2.3 data Uji Homogenitas of variasi
didapatkan nilai P-Value (0,146) lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data diatas mempunyai variasi yang sama pada
semua perlakuan. Hasil perhitungan Tabel 4.2.2 menunjukkan data
Nilai F-hitung sebesar 2,394 dan Nilai F-tabel sebesar 3,259, maka F-
hitung lebih kecil dari pada F-tabel sehingga Hi ditolak dan Ho
diterima, Sehingga dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 (P-Value
0,105 > α=0,05) sehingga dapat disimpulkan tidak adanya perbedaan
yang signifikan anatar perlakuan terhadap laju Pertambahan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tanaman pada masing-masing perlakuan. Dari data di atas maka Ho
diterima. Berarti benar bahwa Media Pemberian ekstrak buah pisang
ambon dan ekstrak buah Nangka tidak berpengaruh terhadapat laju
pertambahan tinggi planlet Anggrek Dendrobium nobile Linn.
3. Persentase hidup Plantlett Anggrek Dendrobium nobile Linn.
Persentase hidup Plantlet dihitung dalam jumlah Plantlet akhir
– banyaknya ulangan perlakuan dikali 100%. Maka didapatkan hasil
selama ±3 Minggu pengamatan plantlet yang mengalami layu atau
gejala tidak segar dihitung sebagai plantlet yang mengalami kematian.
Plantlet anggrek hasil overplanting dinyatakan bebas dan dapat
bertahan hidup pada lingkungan kondisi yang baru mencakup Media A
(Media MS penambahan ektrak buah pisang ambon) dengan jumlah
tanaman yang berhasil hidup 12 plantlet, Media B (Media MS
penambahan ektrak buah nangka) dengan jumlah tanaman yang
berhasil hidup 9 plantlet, dan Media Kontrol (Media MS tanpa
pemberian Ekstrak buah) dengan semua tanaman hidup 100%.
Keseluruhan pengulangan sebanyak 13 ulangan dan tiap ulangan berisi
1 buah plantlet. Berikut ini ditampilkan dalam diagram persentase rata-
rata plantlet yang bertahan hidup selama pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4. 1 Diagram Persentase Anggrek Dendrobium nobile Linn.
Keterangan:
Media A : Media MS penambahan ekstrak buah pisang ambon
200ml/L
Media B : Media MS penambahan ekstrak buah nangka 200ml/L
Kontrol : Media MS tanpa pemberian ekstrak buah
B. Pembahasan
Pertumbuhan plantlet anggrek Dendrobium nobile Linn. dapat
mempengaruhi pertambahan bobot dan tinggi plantlet dilihat dari
penyerapan sumber sukrosa yang menjadi sarana sumber energi. Menurut
Ira Djajanegara (2010), dalam penelitiannya sumber karbon yang diperoleh
dari sukrosa, dan sumber makro nutrien yaitu Nitrogen, Phosfor dan Kalium
serta Mikro nutrien Ca, Mg, Fe, dll diperoleh dari dalam tanah ataupun dari
media yang diberikan pada saat pengkulturan. Penelitian ini menggunakan
media Murashige and Skoog yang biasanya digunakan untuk media kalus
34%
29%
37%
Rata-rata Nilai Persentase Hidup%
Media A Media B Kontrol
Media A: 34%
Media B: 29%
Kontrol: 37%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dan media kultur tanam anggrek, namun ada sedikit modifikasi yang
digunakan dengan menambahkan bahan organik berupa ekstrak buah.
Pemberian ekstrak buah pisang ambon dan buah nangka masing-
masing memiliki pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan plantlet
yang dapat dilihat dari hasil pengukuran parameter yang diperoleh
diantaranya pengukuran pertambahan bobot plantlet, pertambahan tinggi
plantlet, dan persentase hidup plantlet. Pertambahan bobot plantlet anggrek
Dendrobium nobile Linn. dapat diperlihatkan dengan melihat pada, Gambar
4.1.1 Rata-rata pertambahan bobot plantlet anggrek Dendrobium nobile
Linn, Gambar 4.2.1 Rata-rata pertambahan tinggi plantlet tiap pengamatan,
dan Gambar 4.1 Persentase hidup plantlet.
Berdasarkan hasil penelitaian yang telah dilakukan untuk
mengetahui pemanfaatan ekstrak buah pisang ambon dan buah nanga
sebagai bahan media kultur in vitro dapat mempengaruhi pertumbuhan
plantlet, melalui parameter yang diamati.
Deskripsi Planlet Anggrek Secara Umun:
Secara keseluruhan keadaan plantlet anggrek pada perlakuan
Media A, Media B, dan Kontrol memiliki kondisi yang hampir sama satu
dengan yang lain. Baik pada pertambahan bobot tanaman dan pertambahan
tinggi tanaman, namun secara deskripsi tanaman berbeda.
Pada media A dengan penambahan ekstrak buah pisang ambon,
memperlihatkan kondisi tanaman yang terlihat masih segar. Pada Gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4.2 perlakuan pada media A, tanaman (kode A.2) pada bagian daunnya
menguning dari ujung daun berlanjut keseluruh daun sejak hari ke-10 dan
pada hari ke-14 daun mulai mengering dan layu, namun setiap ulangan pada
media A kondisi tanaman hijau muda, tegak dan batang tidak menguning,
beberapa ulangan menunjukan andanya pertumbuhan tunas baru pada hari
ke-21.
Keterangan: Dibaca dari kiri ke kanan, gambaran umum Plantlet
anggrek dendrobium dalam waktu overpalnting selama 1 bulan.
Gambar 4. 2 Plantlet Pada Media A (Media MS penambahan ekstrak buah
Pisang Ambon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Keterangan: dibaca dari kiri ke kanan, gambaran umum Plantlet
anggrek dendrobium dalam waktu overpalnting selama 1 bulan.
Gambar 4. 3 Plantlet Pada Media B (Media MS Penambahan ekstrak Buah
Nangka)
Media B dengan penambahan ekstrak buah nangka, menjukan
kondisi tanaman setiap hari selama pengamatan, mengalami daun mulai
menguning pada pengulangan (KodeB.2,B.3,B.4, B.5) di karenakan kekurangan
zat hijau daun atau mengalami klorosis (kondisi suatu jaringan tumbuhan
pada bagian daunnya telah mengalami kerusakan karena diindikasikan
gagal dalam pembentukan klorofil pada daun, sehingga daunnya tdak
berwarna hijau, berwarna kuning, atau tampak pucat memutih). Hal ini
mulai terlihat pada hari ke-7 pengamatan hingga akhir pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4. 4 Plantlet Anggrek pada media A dan media B (Media A sebelah kiri
dan Media B sebelah kana)
Pada Gambar 4.4 menunjukan secara jelas pada bagian mana
keadaaan daun pada plantlet terlihat meguning atau kurang sehat. Ada
beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perubahan pada
kondisi planlet tersebut dapat dilihat dari kemampuan penyerapan unsur
hara pada media yang digunakan, misalnya pada penyerapan unsur hara
mikro yang disebut dengan Trace element memang dibutuhkan sedikit saja
untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Namun kondisi tidak
tercukupi suplai unsur mikro dapat membuat tanaman menjadi layu dan
perlahan mengalami kematian.
Di bawah ini dijelaskan mengenai tanda-tanda gejala kekurangan
dan kelebihan unsur hara mikro:
a) Boron (B), kekurangan menyebabkan warna daun lebih gelap dari daun
normal, tebal dan mengerut, kelebihan boron menyebabkan ujung daun
menguning dan mengalami kematian sel atau jaringan karena penyakit
atau cidera.
b) Mangan (Mn) kekurangan dapat menyebabkan klorosis terkhususnya
pada daun tua, terdapat bercak keabu-abuan sampai kecoklatan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
daun muda, menguningnya daun di antar tulang-tulang daun sedangkan
daun tetap berwarnah hijau.
c) Besi (Fe) kekurangan dapat menyebabkan nekrosis dan daun
menguning (klorosis), daun muda kelihatan pucat karna kekurangan
klorofil sedikit, terjadi kerusakan akar. Kelebihan menyebabkan
nekrosis yang ditandai dengan munculnya bitik-bintik hitam pada daun.
d) Molibdenum (Mo) kekurangan menyebabkan klorosis pada daun tua
dan menjalar ke daun muda, kelebihan tidak menunjukan gejala yang
nyata.
e) Tembaga (Cu), kekurangan tembaga menyebabkan pembentukan
klorofil terhambat.
Dari penjelasan di atas dapat dihubungkan dengan keadaan plantlet
anggrek pada media A dan B yang mengalami daun menguning dari pangkal
daun hingga ujung daun akibat kekurangan hara mikro. Hal ini berpengaruh
karena belum terbentuknya akar secara sempurna yang berperan mengambil
nutrisi dari media yang digunakan. Unsur Mangan (Mg) diserap oleh tanaman
dalam bentuk Mn2+ yang akan berperan dalam pembentukan protein dan
vitamin, mempertahankan warna hijau pada daun yang tua. Sebagai enzim
peroksidase dan sebagai aktivator enzim, dan untuk memperlancar proses
asimilasi. Unsur Boron (Bo) diserap oleh tanaman dalam bentuk Bo3- yang
akan bertugas sebagai transport/penggangkut karbohidrat dalam tubuh
tanaman, meningkatkan mutu tanaman, pembentuk sel terutaman pada titik
pucuk, pollen, bunga dan akar. Boron sangat berhubungan erat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
metabolisme Kalium (K) dan kalsium (Ca), unsur hara boron dapat
memperbanyak cabang-cabang (Nodule). Tembaga (Cu2+) dan Seng (Zn2+)
sangat berperan dalam pembentukan zat hijau daun dan mendorong
perkembangan tumbuhan. Zn dapat membentuk hormon auksin dan penting
bagi keseimbangan fisiologi serta pertumbuhan bagian vegetatif dan
perkembangan biji dan buah, Molibdenum (Mo) pada tumbuhan berperan
dalam mengikat (fiksasi), katalisator dan mereduksi Nitrogen (Azzamy,
2015).
Unsur mikro sangat erat dengan proses penyerapan unsur makro
untuk pertambahan bobot dan pertumbuhan tinggi batang tanaman, seperti
nitrogen, kalium, dan phosfor sangat berpengaruh untuk pertambahan tinggi
planlet anggrek. Nitrogen (N) menyebabkan proses fotosintesis berjalan aktif
sehingga pembelahan sel pada tinggi tanaman akan meningkat. Nitrogen
merupakan komposisi utama pada senyawa bagi tanaman seperti asam amino,
klorofil, protein, dan protoplasma. Sedangkan senyawa Phosfor dan Kalium
berperan aktif dalam metabolisme tanaman terutama dalam proses
fotosintesis. Fotosintesis tidak akan berlangsung tanpa energi ATP atau
NADPH2 yang tentunya melibatkan unsur senyawa phospor. Sehingga unsur
phospor berperan bagi penyediaan energi kimiawi pada tanaman. Sedangkan
unsur kalium juga berfungsi sebgaai pengatur mekanisme fotosintesi,
traslokasi karbohidrat, sintesi protein dan bersifat sebagai katalisator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Penurunan Bobot Media:
Bobot media mengalami penurunan yang konstan, begitu pula
dengan penurunan bobot berat pada plantlet. Penurunan bobot media
disebabkan oleh proses penguapan air pada media. Di mana komponen paling
banyak dalam media selain unsur makro, unsur mikro, dan vitamin, hampir
60% komposisi media terdiri dari air (Water). Pada keadaan suhu dan cahaya
yang relatif panas dapat mengakibatkan proses penguapan pada media. Ini
dapat dilihat dari adanya air pada dinding bagian dalam botol kultur. Selain
digunakan dalam proses penyerapan ketika terbentuknya akar pada plantlet
kandungan air pada media akan berkurang secara konstan. Sistem perakaran
pada plantlet akan mengabsorbsi nutrisi pada media dengan konvrensi
menjadi material-material seluler yang akan digunakan dalam metabolisme.
1. Pertambahan Bobot Plantlet
Pertambahan bobot Plantlet anggrek dapat dilihat pada Grafik 4.1
dapat dijelaskan bahwa kenaikan bobot anggrek berpengaruh pada laju
penyerapan air dan kelembaban suhu (Ruang Kultur inkubasi). Penyerapan
air ini berpengaruh pada kondisi plantlet yang dipakai ketika akar telah
terbentuk, namun plantlet yang digunakan sistem perakarannya belum
berkembang secara sempurna untuk bisa langsung menyerap nutrisi dari
media yang harus menunggu beberapa hari hingga planlet mampu
memperlihatkan tanda-tanda kemapuan penyerapan nutrisi pada media yang
digunakan. Penambahan Hormon BAP (N6-banzyl amino purine) dan NAA
(Naphtalene acetic Acid) sebanyak 1 ppm diharapkan dapat menginduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
terbentuknya akar dengan cepat. Peranan penggunaan hormon Auksin dapat
mempengaruhi pertambahan panjang batang. Pertambahan diferensiasi akar
dan percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apikal, fototropisme
dan geotropisme (Dewi et al, 2008).
Berdasarkan bentuk pertumbuhannya di kategorikan kedalam
anggrek monopodial adalah anggrek yang pertumbuhan batang tunggal lurus
ke atas pada satu batang saja. Sedangkan pada anggrek simpodial yaitu
anggrek yang tidak mempunyai batang utama dan pertumbuhannya
kesamping. Namun, pada tipe simpodial pertambahan bobot akan
berpengaruh pada terbentuknya tunas baru pada sisi-sisi batang, yang akan
memambah bobot anggrek.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju pertambahan bobot
tanaman anggrek antara lain:
a) Pengaruh Cahaya
Cahaya sangat dibutuhkan untuk terjadinya proses
Fotosintesis. Hasilnya dipakai untuk membangun tubuh, memperbaiki
kerusakan-kerusakan, sebagai bahan energi pada tanaman dan
membentuk cadangan makanan bagi tanaman. Kebutuhan terhadap
cahaya berbeda-beda untuk tiap jenis anggrek, ada pula jenis anggrek
yang tidak tanan terhadap cahaya secara langsung misalnya jenis
Catteya, Dendrobium, dan jenis Phalaenopsis. Tetapi jika cahaya yang
diterima anggrek terlalu sedikit, tanaman menjadi berwarna hijau tua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
tumbuh kurang baik, bunga kadang tidak mau keluar sama sekali, dan
mudah terserang penyakit yang disebabkan bakteri dan jamur.
Pengaturan pemberian cahaya bagi tanaman anggrek yang sesuai
jenisnya dapat membuat kelangsungan hidup anggrek lebih lama,
subur, warnah hijau terang, dan berbunga pada waktunya.
Pada penelitiaan ini sumber cahaya didapatkan dari sinar
lampu Coolday Light sebesar 453 LUX, kebutuhan cahaya
mempengaruhi pembentukan energi atau makan bagi tanaman anggrek
Dendrobium. Namun, penanganan dalam kultur in vitro keadaan
pemberian cahaya dapat dimanipulasi atau diubah sesuai dengan
keingian untuk mendapatkan keadaan cahaya yang diinginkan dan
dapat menginduksi tanaman untuk perbanyakan tunas baru. Cahaya
yang didapatkan berhubungan dengan panjang gelombang, kerapatan
flux, dan fotoperiodesitas sangat penting bagi Pertumbuhan dan
morfogenesis tanaman pada kultur in vitro. Meskipun demikian, laju
fotosintesis pada kebanyakan kultur in vitro lebih relatif rendah
dikarenakan kultur bergantung pada suplai sukrosa atau gula dari luar
(dari medium). Oleh karena itu, pentingnya cahaya dikultur in vitro
terletak pada pengaruhnya terhadap fotomorfogenesis bukan
fotosintesis (George dan Sherrington, 1984). Mekanisme bagaimana
cahaya mempengaruhi kultur belum sepenuhnya dipahami (Read,
1992). Diduga cahaya diterima oleh pigmen fitokrom ditranslasikan ke
dalam metabolisme hormon, Riboflavin, yaitu pigmen penerima cahaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
biru, memiliki kepekaan terhadap fotooksidasi IAA (Galston, 1949).
Hal ini telah dibuktikan pada pembentukan akar setek mikri Ecalyptus
ficifolia (Grost et al., 1983; dalam Zulkarnian, 2009) dan Apel (Van der
krieken et al., 1992).
b) Pengaruh suhu
Umumnya tanaman anggrek yang berasal dari daerah tropis
membutuhkan panas, terkecuali anggrek yang cocok untuk tempat yang
dingin misalnya jenis Paphiopedilum, yang hidup dipegunungan. Suhu
Minimum untuk tanaman anggrek yang cocok untuk pertumbuhan ialah
12,70C. Namun, pada keadaan kultur bebrapa jenis anggrek menyukai
suhu rendah.
Menurut Soeryowinoto dan Soeryowinoto (1997), suhu sangat
berpengaruh dalam proses Asimilasi (perubahan cadangan makanan,
material tubuh). Asimilasi adalah proses hidup dimana bahan-bahan
dari luar tumbuh tumbuhan seperti air, CO2, dan garam mineral dipakai
untuk membuat cadangan makanan, respirasi atau pendeknya untuk
pembangunan tubuh tumbuhan. Pengaruh suhu dapat dihubungkan
dengan Tabel 4.1.1 Rata-rata bobot pertambahan tanaman anggrek, di
mana keadaan kenaikan bobot tidak sama satu dengan yang lain, hal ini
berkaitan dengan perubahan cadangan makan pada planlet anggrek
yang terus dipakai tanpa menaikan bobot tubuh (proses disimilasi) dan
pembentukan akar pada plantlet belum berkembang secara sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Proses Disimilasi yaitu, pembongkaran, mengurai zat-zat
cadangan makan, zat-zat kimia dan bahan-bahan tubuh tanaman dengan
maksud dijadikan energi untuk Pertumbuhan anggrek itu sendiri. Di sini
dapat kita lihat bahwa bobot tanaman anggrek tidak banyak bertambah
karena adanya proses Disimilasi, dimana anggrek mengalami
penguraian makan (cadangan makan) dalam tubuh diurai untuk proses
Pertambahan bobot dan tinggi. Pada saat suhu yang diinginkan
cadangan makan akan diurai dan tanaman akan mengadakan
Pertumbuhan, contonya meningkatnya Pertambahan tinggi batang
tanaman anggrek. Penggunaan suhu 18oC yang digunakan pada ruang
inkubasi diharapkan dapat dengan cepat mempengaruhi pertumbuhan
berdasarkan suhu minimum penggunaan suhu 18oC merupakan suhu
yang sedang yang bisa digunakan untuk inkubasi plantlet anggrek
Dendrobium.
Tabel 4.3. 1 Temperatur Minimum yang dibutuhkan untuk Tumbuh
Tanaman Anggrek
Sumber: Soeryowinoto dan Soeryowinoto, 1997.
Jenis Anggrek Temperatur minimum
Tumbuh Kuncup
Cattleya 15,5oC 12,5oC
Dendrobium nobile 12,5oC 12,5oC
Dendrobium Phalaenopsis 16,5oC -
Phalaenopsis amabilis 16,5oC -
Paphiopedilum insigne 12,5oC-15,5oC 12,5oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c) Pengaruh kelembaban atau kebasahan
Banyak yang mengira bahwa tanaman anggrek menginginkan
suasana basah yang terus menerus, tetapi perkiraan itu salah sama
sekali. Tanaman anggrek tidak menyukai keadaan yang basah terus-
menerus tetapi suka sekali kelembaban udara yang besar. Pada
hakekatnya humidity atau kebasahan udara yang diinginkan pada siang
hasil ialah sekitar 65%-70%. Sedangkan dalam keadaan In vitro
keadaan kelembaban dipengaruhi kondisi suhu dan cahaya diluar botol
kultur yang harus diperhatikan.
Dalam kultur in vitro faktor kelembaban atau relatif humidity
(RH) tidak banyak dibahas. Hal ini disebabkan kondisi di dalam botol
kultur yang selalu lembab karena medium. Namun, demikian
kelembaban di luar botol kultur memang harus diperhatikan dengan
baik. Untuk itu disarankan agar RH ruangan kultur berkisar 70%.
Kelembaban yang demikian agar terhindar kontaminat jamur.
Hubungan kelembaban botol kultur dilaporkan dalam penelitian Pierik
(1987), bahwa pembentukan kuncup bunga sangat efektif dalam media
padat. Sedangkan George dan Sherrington (1984) melaporkan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh Lane tentang kelembaban relatif ia
menemukan pertumbuhan tidak normal yang menyebabkan kematian
sel. Hal ini bisa terjadi bila kelembaban dalam botol turun sampai 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Tinggi Plantlet
Hasil dari analisis Anova data tinggi plantlet anggrek Dendrobium
menunjukan nilai yang tidak signifikan. Hal ini menunjukan bahwa
pemberian ekstrak buah tidak berpengaruh nyata pada keadaan tinggi plantlet
anggrek. Namun, meskipun demikian perlakuan tiap-tiap plantlet
menunjukan tinggi tanaman yang konstan tiap harinya, dapat dilihat pada
Tabel 4.2.1 dan Grafik 4.2 bahwa pemberian ekstrak buah pada media
memiliki selisih tinggi yang konstan antara media A, media B, dan Kontrol.
Adanya perbedaan tinggi tanaman pada setiap perlakuan dapat dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal dari plantlet anggrek Dendrbium.
Meningkatnya pertambahan tinggi secara konstan dapat dipengaruhi
oleh planlet masih dalam tahap vegetatif. Tahapan vegetatif tanaman
merupakan fase perkembangan bagian vegetatif dari suatu tanaman yaitu
bagian akar, batang, dan daun. Pada tahap ini tanaman memerlukan banyak
cadangan makan (karbohidrat) yang akan diubah untuk menjadi energi untuk
pertumbuhan. Pada proses pembelahan sel, memerlukan karbohidrat yang
cukup banyak karena dinding sel tersusun atas selulosa dan protoplasmanya
di mana sumber karbohirdrat diperoleh dari gula yang diperoleh dari media.
Pembelahan sel terjadi dalam jaringan meristematis pada titik tumbuh batang,
ujung daun, akar, dan kambium. Proses ini membuhtukan pemberian air yang
cukup yang dapat diperoleh dari sumber air yang terkandung pada media.
Lalu tambahan hormon untuk merentangkan dinding sel dan terakhir
ketersediaan gula yang terkandung pada media. Tahap ini membuat batang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
tanaman tumbuh dengan cepat sesuai penyerapan unsur hara pada media dan
meningkatnya pertumbuhan tinggi batang. Namun volume bobot tumbuh
menurun. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.1 perlakuan kontrol justru
memiliki pertambahan tinggi batang paling besar yaitu dengan rata-rata 2,57
cm di ikuti perlakuan pada media A (pemberian ekstrak buah pisang ambon)
dengan rata-rata 2,35 cm, dan perlakuan B (pembrian ekstrak buah nangka)
dengan rata-rata terendah sebesar 2,34 cm sehingga pada data statistik uji
Anova pada Tabel 4.2.3 menunjukan bahawa tidak adanya perbedaan secara
signifikan pada setiap perlakuan. Perbedaan tinggi plantlet dapat dipengaruhi
perbedaan tipe batang, pada anggrek dendrobium memiliki tipe batang
simpodial dan monopodial. Pada pertambahan tinggi batang tipe monopodial
akan memanjang ke atas hingga mencapai batas maksimum lalu pertumbuhan
akan berhenti, sedangkan tipe simpodial pertambahan tinggi batang akan
mempengaruhi pertumbuhan tunas yang keluar dari posedobulb, atau anggrek
yang tidak mempunyai batang utama.
3. Persentase Hidup Plantlet
Pertumbuhan anggrek Dendrobium nobile Linn. selama masa
pengamatan, selain memperlihatkan tanda-tanda terjadinya pertambahan
bobot dan pertambahan tinggi, plantlet anggrek juga mengalami klorosis
(bagian tanaman menguning, baik pada daun, dan batang), warna plantlet
tidak hijau tua, dan plantlet menjadi layu. Kematian jaringan pada bagian
daun atau batang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan masa hidup plantlet
anggrek. Plantlet anggrek yang mengalami layu akan disortir dan diberitanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sebagai plantlet yang mengalami penurunan persentase hidup. Beberapa
plantlet pada media B (pemberian ekstrak buah nangka) menempati posisi
terendah dengan persentase hidup 29% dengan jumlah platlet yang diyatakan
hidup sebanyak 9 plantlet, diikti dengan media A (pemberian ekstrak buah
pisang ambon), dan paling tinggi ditempati oleh media Kontrol (tanpa
pemberian ektrak buah). Hasil dapat dilihat Pada Gambar 4.3. Ketersediaan
nutrisi dan penyerapan nutrisi oleh plantlet dapat meningkatkan persentase
hidup plantlet. Hal ini sangat berpengaruh pada pertumbuha plantlet terutama
pertambahan bobot dan pertambahan tinggi. Pada Gambar 4.5 dan 4.6. Suplai
nutrisi pada plantlet di media B masih belum terkecukupi dengan baik.
C. Kendala dan Keterbatasan dalam Penelitian
1. Terlalu kaku dalam menanam bibit ke dalam botol kultur, dan posisi
menanam plantlet yang tidak tegak lurus media sehingga perlu latihan
menanam bibit plantlet dalam media kultur;
2. Kesulitan mendapatkan bibit plantlet yang memiliki keseragaman
ukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
IMPLEMENTASI TERHADAP PEMBELAJARAN
Hasil penelitian mengenai “Perbandingan Pertambahan Anggrek
Dendrobium nobile Linn. Menggunakan Media Subkultur Dengan Penambahan
Ekstrak Buah Pisang Ambon Dan Ekstrak Buah Nangka” dapat digunakan
sebagai bahan pembelajaran serta refrensi untuk diadakannya praktikum di Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XII semester II pada BAB BIOTEKNOLOGI, pada
Sub-Bab Bioteknologi Modern (Kultur in vitro)
Aplikasi dalam materi ilmu Biologi pada bidang kultur in vitro tanaman, ialah
dengan mempelajari metode yang berkembang dalam kultur in vitro dan
pemanfaatan kultur in vitro bagi tanaman. Pembelajaran dirancang agar peserta
didik dapat melakukan percobaan Metode Overplanting Anggrek Botol pada media
subkultur. Dalam penelitian ini diterapkan peserta didik mendapat pengetahuan
terkait memanfaatan media kultur in vitro bagi Plantlet anggrek. Keluaran yang
diharapkan dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan untuk
dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur peserta didik maupun
masyarakat terkait pemanfaatan media modifikasi subkultur in vitro anggrek.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembalajaran terkait
penelitian yang dilakaukan menggunakan Kurikulum 2013, Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi dasar (KD) yang digunakan adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
A. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah;
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai keindah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip Bioteknologi yang menerapkan
Bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek.
4.10 Memahami tentang prinsip-prinsip Bioteknologi yang menerapkan
bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penambahan ekstrak buah pisang ambon dan buah nangka pada
medium subkultur Murashige and Skoog tidak berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan plantlet anggrek Dendrobium nobile Linn.
2. Penambahan ekstrak buah pisang ambon dan buah nangka memberikan
pengaruh terhadap pertambahan bobot tanaman, tinggi, dan persentase
hidup plantlet anggrek Dendrobium nobile Linn.
B. Saran
Berikut ini adalah saran-saran hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh penulis:
1. Sebaiknya perlu dilakukan beberapa variasi pemberian ekstrak buah untuk
melihat ke efektifitas variasi ekstrak buah dari yang dilakukan penulis, dan
digunakan beberapa jenis spesies anggrek Dendrobium untuk melihat
pertumbuhan dari anggrek Dendrobium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
DAFTAR PUSTAKA
Arditti, J. 1992. Fundamentals of Orchid biology. John wiley and Sons. Inc. New
York.
Arditti, J and R. Ernst. 1990. Micropropagation of Orchids. John Wiley and Sons.
Inc. New York.
Arimartisetiowati, R,. dan F. Ardiyani.. 2012. Pengaruh Penambahan Auksin
rehadap pertunas dan Perakaran kopi Arabika Perbanyakan Somatik
embriogenesis. Pelita Perkebunan. 28 (3). 82-90.
Conger, B.V. 1981. Introduce. Dalam: Cloning Argicultural Plants via in vitro
Techniques (Conger. B.V.ed). CRC Press. Boca Raton: Florida.
Dewi, I.R. 2008. Peran dan Fungsi Fitohormon bagi Pertambahan Tanaman.
Skripsi. Falutas Pertanian. Universitas Pajajaran. Bandung. diundu pada
tanggal 17 Feruari 2018.
Djajanegara, I. 2010. Pemanfaatan Limbah Buah Pisang dan Air Kelapa sebagai
Bahan media Kultur in vitro Anggrek. Dalam Jurnal Teknologi Lingkungan
Vol.13, No.3 ISSN 1441-318X Hal. 373-380. Jakarta. September 2010.
Dr, Duke’s. 2018. Phytochemical and Ethnobotanical database–USDA. Diakses
https//:phytochem.nal.usda.gov pada tanggal 26 September 2018.
Galston, A.W et al,. 1949. Riboflavin.-Sensitized Photo-Oksidation of Indoleacetic
Acid and Related Compounds. USA: Proceedings of National Academy of
Sciences.
Garuda, S.R., Murniati D,. Feranita H,. 2015. Pengaruh berbagai senyawa organik
Kompleks Terhadap Plantlet Anggrek Dendrobium. Dalam Jurnal Agrosa
(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua) Vol. 17 No.1 ISSN 1411-
0172. Januari 2015: 121-131.
Gravita, R.V., dan Elizabet. H. 2011. Pengaruh Penambahan Berbagai Kadar
Pisang Dan Ubi Jalar Pada Pertumbuhan Kultur Tiga Jenis Anggrek
Phalaenopsis. Dalam Jurnal Buletin Kebun Raya Bogor Vol. 2, Juli 2011.
Goerge, E.F. dan Sherington. P.D,. 1984. Plant Propagation By Tissue Culture;
Hanbook and Direction of Comersial Laboratories. Eastren Press.
Gomez, K.A dan Gomes. A.A,. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian
Pertanian Edisi Kedua. UI-Press: Jakarta.
Harini, Fika. 2016. Kondisi Anggrek Indonesia. Diakses
http://harian.analisadaily.com/opini/news/kondisi-anggrek-
indonesia/246029/2016/06/24 . Pada 21 desember 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Handaryono, D. P. S. 2000. Pembibitan Anggrek dalam Botol. Penerbit Kanisius:
Yogyakarta.
Hartaman, E. Dan J.C McPherson dan F.T. Davis-Jr. 1990. Plant Propagation:
Prinsip and Practices. Englewood Clifts. New jersey: Prentice-hall
International. Inc.
Hew, C.S. and J.W.H. Yong. 2004. The Physiology Of Tropical Orchids In Relation
To the Industry. Second edition. World scienrific Publising Co. Pte.
Hoesen, D., S. Hazar., Priyono dan Sumire. 2000. Perantara Zat Pengatur Tumbuh
IBA. NAA. dan IAA pada Perbanyakan bawang Merah (Amarylidaceae).
Prosiding Seminar Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Lab Treub
Balitbang Botani Puslitbang Biologi. Jurnal Lipi Bogor.
Hughes, K.W. 1981. Ornamental Species. Dalam: Cloning Argicultural Plants via
in vitro Techniques (Conger. B.V.ed). CRC Press. Boca Raton: Florida.
Hu, C.Y. dan P.J Wang. 1983. Meristem. Shoot Tip and Bud Cultures. Dalam : D.A.
Evans et al (Eds.). Technigues for Propagation and Breeding. Handbooks
of Plants Cell Culture. Vol. 1. New York: Macmillan Publishing Company.
Kattuk, J.R.P. 1989. Teknik Kultur in vitro Dalam Mikropropagasi Tanaman.
Institut Geguruan dan Ilmu Pendidikan: Manado.
Kurzweil, H. Dan A. Kocyan. 2002. Ontogeny of Orchid Flower. In: Kull. T. Dan
J. Arditti (Eds.) Orchid Biology: Reviews and Perspective. VIII. Kluwar
Academic Publishers. Dordrecht. The Netherlands.
Lailiya, Limatul. 2016. Memahami Unsur Hara Makro dan Mikro pada Tanaman.
Diakseshttp://b4k.blitarkab.go.id/wp-content/upload/2016/0/MEMAHAMI-
UNSUR-MAKARO-DAN-MIKRO-PADA-TANAMAN.PDF. Pada tanggal
30 September 2018.
Macdonald, B. 2002. Practical Woody Plant Pragation for Nursery Growers.
Timber Press Inc. Portugal. Oregon.
Martin, S.M. 1980. Environmental Factors: temperature, aeration, and pH. Dalam
Dalam : Plant tissue as a source of biocemicals (Staba J.E. ed.). CRC Press.
Boca Raton: Florida.
Mc, Donald. E. Smith and Hawken. 1998. 100 Orchids for The american Gardener.
Workman Publishing. New York.
Pierik, 1997. In vitro Culture Of Higher Plants. The Netherlands: Kluwer
Academic Publisher. Dordrecht.
Rahman, D.T. 2014. Unsur Hara Makro dan Mikro yang Dibutuhkan Tanaman.
Diakses https://organichs.com/2014/01/03/unsur-makro-dan-mikro-yang-
dibutuhkan-oleh-tanaman/. Pada tanggal 05 Septembert 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Rusdiana. 2004. Vitamin. Diakases http://library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-
rusdiana2.pdf. Pada tanggal 16 Januari 2019.
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1994. Plant Physiology.4th Edition. Wadswort
Publishing Company. Belmont. California. Terjemahan: Diah R Lukman.
Penerbit ITB: Bandung.
Sandra, E. 2004. Kultur in vitro Anggrek Skala Rumahan. Agro Media Pustaka:
Jakarta.
Seabrook, J.E.A. 1980. Laboratory Culture. Dalam : Plant tissue as a source of
biocemicals (Staba ed.). CRC Press. Boca: Raton Florida.
Soeryowinoto, S. M,. 1974. Merawat Anggrek. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Soeryowinoto, S. M. Dan M. Soeryowinoto.1997. Perbanyakan Vegetatif pada
Anggrek. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta: Jakarta.
Sarief, E.S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana:
Bandung.
Yusnita. 2010. Perbanyakan in vitro Tanman Anggrek. Penerbit Universitas
lampung: Bandar Lampung.
Yolanda, Friska. 2018. Bunga Anggrek berpeluan Ekspor. Diakses
https://republika.co.id/berita/ekonomi/pertanian/18/09/04/pei7lh370-
bunga-anggrek-berpeluang-ekspor. Pada tanggal 22 desember 2018.
Van der Krieken, W.M. et al,. 1992. Effect of Light and Roboflavin for Indolebutyric
Acide-Induced Root Formation on Appel In In vitro Physiologia Plantarum.
Wattimena, G.A,. L.W. Gunawan. N. A. Matjik. E. Syamsudin. N. M. A. Wiendi.
dan A. Ernawati. 1992. Bioteknologi Tanaman. PAU IPB: Bogor
Widiastoety, D. Dan Syafril. 1993. Pengaruh Air Kelapa Terhadap Pertambahan
pbl Anggrek dalam Medium Padat. Bulletin. Panel Tanman Hias.
Widiastoety, D., Nina S., Muchdar S,. Potensi Anggrek Dendrobium Dalam
Meningkatkan Variasi Dan Kualitas Anggrek Bunga Potong. Jurnal Litbang
Pertanian 29(3), 2010. Balai Penelitian Tanaman Hias. Cingkareng.
Zainal, A. 1983. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa: Bandung.
Zein, A. 2016. Zat pengatur Tumbuhan tanaman (Fitohormon). PT. Kencana:
Jakarta.
Zulkarnian, 2009. Kultur in vitro Tanaman Solusi Perbanyakan Tanaman
Budidaya. PT. Bumi Angkasa: Jambi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 1 Lembar Pengambilan Data
Data Pengamatan Kultur Overplanting Anggrek
a) Ekstrak Buah Pisang Ambon
KODE
Bobot
botol+
Media
Bobot
botol+medi
a+Plantlet
(Bobot
Awal)
Bobot
Awal
Plantlet
Hari 0
Tinggi
Awal
Pengamatan pertama (1) hari
ke 7
Pengamatan kedua (2) hari
ke 14
Pengamatan ketiga (3) hari ke
21
Bobot
Media
Bobot
Plantlet
(1)
Tinggi
tanam
an
Bobot
Media
Bobot
Plantlet
(2)
Tingg
i
tanam
an
Bobot
Media
Bobot
Plantlet(
3)
Tinggi
tanam
an
A1
195.8892
196.9049
1.0157 2.1
196.6682
0.7790 2.4
196.4071
0.5179 2.5
195.1106
0.7786 2.5
A2
200.8617
201.2877
0.4260 2
201.2050
0.3433 2
201.0811
0.2194 2.2
200.9956
0.1339 2.4
A3
192.6980
193.5990
0.9010 1.8
193.3536
0.6556 1.8
193.1125
0.4145 2.3
192.8289
0.1309 2.3
A4
198.5915
199.4709
0.8794 1.2
199.2523
0.6608 1.4
199.0398
0.4483 1.6
198.7837
0.1922 1.6
A5
194.2589
194.8102
0.5513 1
194.6929
0.4340 1.4
194.5486
0.2897 1.6
194.3969
0.1380 1.6
A6
202.4235
203.0635
0.6400 1.5
202.8564
0.4329 1.5
202.6851
0.2616 1.8
202.5378
0.1143 1.8
A7
198.6649
199.8208
1.1559 4.3
199.5544
0.8895 4.3
199.2778
0.6129 5.5
198.9565
0.2916 5.5
A8
193.4243
193.8967
0.4724 1.5
193.7782
0.3539 1.6
193.6557
0.2314 1.9
193.5321
0.1078 1.9
A9
201.0622
202.1828
1.1206 1.5
201.8895
0.8273 1.6
201.6093
0.5471 2.2
201.2528
0.1906 2.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
A10
198.0810
199.1909
1.1099 1.5
198.8651
0.7841 2
198.6163
0.5353 2.5
198.3399
0.2589 2.5
A11
201.8036
201.9782
0.1746 3.4
201.8563
0.0527 3.9
201.7842
0.0194 4.5
201.6941
0.1095 5.6
A12
197.2810
196.7543
0.5267 2
196.6814
0.5996 2.1
196.6083
0.6727 2.8
195.5457
1.7353 3
A13
198.2956
198.0668
0.2288 1.4
197.7393
0.5563 1.8
197.5359
0.7597 2
197.2972
0.9984 2.2
Rerataan
0.7079 1.94
0.5668 2.14
0.4254 2.57
0.3985 2.70
Simpangan Baku 0.3421 0.924
0.2375 0.921
0.2110 1.153
0.4887 1.324
Coefesian Vasiasi (CV) 48.337 47.67
41.911 43.09
49.605 44.89
122.65 49.04
b) Ekstrak Buah Nangka
KODE
Bobot
botol+
Media
Bobot
botol+medi
a+Plantlet
(Bobot
Awal)
Bobot
Awal
Plantlet
Hari 0
Tinggi
Awal
Pengamatan pertama (1) hari
ke 7
Pengamatan kedua (2) hari
ke 14
Pengamatan ketiga (3) hari
ke 21
Bobot
Media
Bobot
Plantlet(
1)
Tinggi
tanama
n
Bobot
Media
Bobot
Plantlet(
2)
Tingg
i
tanam
an
Bobot
Media
Bobot
Plantlet(
3)
Tingg
i
tanam
an
B1
186.7060
187.4497
0.7437 1.5
187.2561
0.5501 1.7
187.0784
0.3724 2
186.8617
0.1557 2.1
B2
191.9938
192.2697
0.2759 1.5
192.2267
0.2329 1.5
192.2096
1.9877 2
192.1939
0.2001 2
B3
190.2219
191.1890
0.9671 2
190.9058
0.6839 2
190.6545
0.4326 2.3
190.3691
0.1472 2.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
B4
179.2102
180.4310
1.2208 1.5
180.0755
0.8653 1.7
179.7279
0.5177 2.1
179.3439
0.1337 2.1
B5
197.4336
197.9573
0.5237 2.5
197.8462
0.4126 2.7
197.7179
0.2843 3
197.5933
0.1597 3.2
B6
192.1676
192.8899
0.7223 1.8
192.7164
0.55 1.8
192.5094
0.3418 1.8
192.2793
0.1117 2
B7
192.1734
192.9241
0.7507 1.5
192.7409
0.5675 1.8
192.5503
0.3769 2.6
192.3333
0.1599 2.7
B8
186.5829
187.0670
0.4841 3
186.9482
0.3653 3
186.8443
0.2614 3.3
186.7583
0.1754 3.3
B9
191.2878
191.9484
0.6606 1.1
191.7836
0.4958 1.1
191.6210
0.3332 1.2
191.4011
0.1133 1.3
B10
189.8472
190.9435
1.0963 2
190.5687
0.7215 2.2
190.3725
0.5253 2.6
190.0204
0.1732 2.6
B11
187.1335
188.2870
1.1535 3
188.0883
0.9548 3.1
187.9149
0.7814 3.5
187.7265
0.5930 3.6
B12
186.7115
186.7442
0.0327 2
186.7246
0.0131 2
186.7195
0.0080 2.4
186.7103
0.0012 2.5
B13 198.3437
198.3790 0.0353 3.5
198.1012
0.2425 3.6
197.8499
0.4938 3.8
197.5806
0.7631 3.9
Rerataan
0.6667 2.07
0.5119 2.17
0.5167 2.51
0.2982 2.592
Simpangan Baku 0.3917 0.723 0.2632 0.721 0.4764 0.735 0.28541 0.736
Coefesian Vasiasi (CV) 58.769 34.98 51.421 33.26 92.220 29.32 95.6967 28.41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c) Kontrol (tanpa penambahan ektrak buah)
KODE
Bobot
botol+
Media
Bobot
botol+medi
a+Plantlet
(Bobot
Awal)
Bobot
Awal
Plantlet
Hari 0
Tinggi
Awal
Pengamatan pertama (1)
hari ke 7
Pengamatan kedua (2) hari
ke 14
Pengamatan ketiga (3) hari ke
21
Bobot
Media
Bobot
Plantlet
(1)
Tingg
i
tanam
an
Bobot
Media
Bobot
Plantlet(
2)
Tingg
i
tanam
an
Bobot
Media
Bobot
Plantlet(
3)
Tingg
i
tanam
an
K1
177.2334
177.7646
0.5312 3.5
177.5749
0.3415 3.5
177.3986
0.1652 3.6
177.2104
0.0230 4
K2
173.4376
174.3434
0.9058 1.5
174.1159
0.6783 1.6
173.9451
0.5075 1.7
173.7455
0.3079 2
K3
176.9810
177.1381
0.1571 2
176.9291
0.0519 2.1
176.7363
0.2447 2.4
176.5261
0.4549 2.6
K4
177.5790
177.7349
0.1559 2
177.5375
0.0415 2.2
177.3497
0.2293 2.2
177.1452
0.4338 2.2
K5
185.0580
185.9585
0.9005 3
185.7379
0.6799 3.1
185.5006
0.4426 3.3
185.2752
0.2172 3.4
K6
177.7540
177.8483
0.0943 3
177.6074
0.1466 2.1
177.3516
0.4024 2.2
177.0861
0.6679 2.5
K7
178.3767
178.6511
0.2744 2.5
178.3755
0.0012 2.4
178.2464
0.1303 2.4
178.1102
0.2665 2.5
K8
177.2461
177.2582
0.0121 2
177.0410
0.2051 2
176.8832
0.3629 2.1
176.8455
0.4006 2.1
K9
178.0747
178.1579
0.0832 2
178.9745
0.8998 2.1
177.8065
0.2682 2.1
177.6471
0.4276 2.1
K10
177.7913
178.3740
0.5827 2
178.1380
0.3467 2.1
177.9212
0.1299 2.1
177.7320
0.0593 2.1
K11
172.7400
172.8845
0.1445 2.1
172.6325
0.1075 2.1
172.4216
0.3184 2.5
172.1807
0.5593 2.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
K12
172.9270
173.4214
0.4944 1.7
173.2711
0.3441 1.7
173.1715
0.2445 1.7
173.0513
0.1243 2
K13
172.5000
172.5899
0.0899 1.6
172.3733
0.1267 1.9
172.1772
0.3228 2.2
171.9679
0.5321 2.7
Rerataan
0.3405 2.22
0.3054 2.22
0.2899 2.35
0.3442
2.515
385
Simpangan Baku 0.3108 0.602 0.2843 0.526 0.11740 0.547 0.19852 0.589
Coefesian Vasiasi (CV) 91.313 27.12 93.078 23.67 40.4996 23.32 57.6802 23.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 2. Documentasi Penelitian
Documentasi Penelitian
1. Media Murashige and Skoog. Gula.
Agar
2. Bahan-bahan media yang
digunakan dan telah ditimbang
3. Laruta HCL 1N dan Larutan NaOH
1N
4. Penambahan larutan NAA dan BAP
5. Pengukuran pH Larutan Media
berkisar pada Ragee ±5 pH – 6 pH
6. Ruang Inkubasi Alat dna Bahan
Steril
7. Anggrek Botol berusia ±5 bulan
yang digunakan untuk overplanting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
8. Alat LAFC (Laminar Air of
Condicion)
9. Ruang Inkubasi Plantlet
10. Plantlet pada media Ekstrak Buah
Pisang Ambon berusia 1 bulan
setelah dilakukan overplanting.
memperlihatkan perkembangan
kemunculan tunas
11. Plantlet pada media Ekstrak Buah
Nangka berusia 1 bulan setelah
dilakukan overplanting.
memperlihatkan perkembangan
kemunculan tunas
12. Plantlet pada media Kontrol berusia
1 bulan setelah dilakukan
overplanting. memperlihatkan
perkembangan kemunculan tunas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 3. Komposisi Media Murashige and skoog
(1). Unsur-unsur Makro
- Amonium nitrat (NH4NO3)
- Kalium Nitrat (KNO3)
- Kalsium Klorida-dihidrat (CaCL2.2H2O)
- Kalium dihidrogenfosfat (KH2PO4)
- Magnesiumsulfat-heptahidrat (MgSO4.7H2O)
(2). Unsur-unsur Mikro
- Kalium Iodida (KI)
- Asam borat (H3BO3)
- Mangan (II) sulfat-tetrahidrat (MnSO4.4H2O)
- Sengsulfat-heptahidrat (ZnSO4.7H2O)
- Tembaga(II) Sulfat tertahidrat (CuSO4.2H2O)
- Natriummolibdat-dihidrat (Na2MoO4.2H2O)
- Kolbat (II) Klorida-heksahidrat (CoCL26H2O)
(3). Besi
- Besi (II) Sulfa-heptahidrat (FeSO4.7H2O)
- Natrium etilen diamin tetra asetat (Na2EDTA)
(4). Vitamin
- Asam nikotinat
- Piridoksin (B6)
- Tiamin (B1)
- Glisin
(5). Sumber karbon: Gula
(6). Agar
(7). Mio-Inositol
(8). Zat Pengatur Tumbuuh (ZPT)
- Auksin: Napthelineasetat Acid (NAA)
- Sitokinin: 6-benzylaminopurine (BAP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Sumber : Zulkarnain, H,. 2009. Kultur in vitro Tanaman Solusi Perbanyakan
Tanaman Budi Daya. Bumi Angkasa: Jambi.
Berikutt ini adalah tabel mengenai komposisi pemakain media dalam perliter
stoknya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 4.Silabus
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi (Bioteknologi)
Kelas/Semester : XII MIPA/2
Alokasi Waktu : 6 JP
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur. disiplin. tanggungjawab.
peduli (gotong royong. kerjasama. toleransi damai). santun. responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, Menalar, Menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
disekolah secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaedah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel : Silabus Kelas XII Semester Genap
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
waktu
Sumber Belajar
1.1 Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan
kromosom dalam pembentukan
dan Pewarisan sifat serta
Pengaturan Proses pada
makluk hidup.
1.2. Menyadari dan
mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati
biosfer.
1.3. Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan
Bioteknologi
- Konsep dasar
Bioteknologi
- Jenis
Bioteknologi
- Bioteknologi
Konvensional
- Bioteknologi
Modern
- Produk
Bioteknologi
Modern
- Dampak
Pemanfaatan
Produk
Bioteknologi di
Masyarakat
Mengamati
- Mengkaji
referensi/Literatur
tentang produk
Bioteknologi
Menanya
- Apakah Bioteknologi
itu?
- Bagaimana
menghasilkan
produk bioteknologi?
Mengumpulkan data
(Eksperimen/Eksplor
asi)
- Mengkaji referensi/
literatur tentang arti.
prinsip dasar dan
Tugas
- Membuat
kliping tentang
produk-produk
Bioteknologi di
pasaran
Observasi
- Kerja ilmiah
dan
keselamatan
saat melakuakn
pengamatan/Pe
rcobaan
- Pemahaman
konsep
berdasarkan
tanya jawab
selama proses
pembelajaran
3 Minggu x
4 JP
- Buku siswa
- Buku biologi
Campbell
- Sumber-sumber
lain yang
relevan
- Gambar. charta.
model
- Video
pembelajaran
- LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
sebagai manisfestasi
pengalaman ajaran agama yang
dianutnya.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap data dan
fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan
dan beragrumentasi, peduli
lingkungan, gotongroyong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif
dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun
diluar kelas/laboratorium.
jenis-jenis
Bioteknologi
- Mengidentifikasi dan
mengklarisifikasikan
produk Bioteknologi
yang beredar di
masyarakat
berdasarkan prinsip
dasar proses
Bioteknologi
- Membuat rencana
dan melaksanakan
pembuatan produk
Bioteknologi
Konvensional dan
Modern dan
Menyusun Laporan
secara rinci
- Mengumpulkan
informasi dari
berbagai sumber
tentang proses dan
produk Bioteknologi
Moderen di berbagai
bidang kehidupan
- Mendiskusikan
dampak
Bioteknologi
Portofolio
- Laporan
pengamatan
praktikum
Tes
- Pemahaman
konsep tentang
jaringan
tumbuhan dan
hubungannya
dengan
fungsinya
dengan
menunjukan
jaringan dapat
menunjukan
fungsinya
- Kosa kata baru
dalam konsep
jaringan
tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2.2. Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan
sekitar.
3.10. Memahami tentang
prinsip-prinsip Bioteknologi
yang menerapkan Bioproses
dalam menghasilkan produk
baru untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam
berbagai aspek.
4.10. Memahami tentang
prinsip-prinsip Bioteknologi
yang menerapkan bioproses
dalam menghasilkan produk
berdasarkan
pengamatan dan
prediksi berdasarkan
konsep-konsep yang
telah dipelajari
Mengasosiasikan
- Membuat
kesimpulan tentang
prinsip dasar
Bioteknologi
- Menyususn laporan
perencanaan dan
pelksanaan
pembuatan produk
bioteknologi
konvensional atau
modern secara rinci
- Membuat laporan
hasil penggumpulan
informasi tentang
proses dan prosuk
Bioteknologi
moderen di berbagai
Bidang kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
baru untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam
berbagai aspek kehidupan.
dalam bentuk
tabel/gambar
- Membuat
kesimpulan hasil
diskusi tentang
dampak
Bioteknologi
Mengomunikasikan
- Melaporkan hasil
diskusi tentang
penerapan ilmu
biologi pada bidang
Teknologi
- Hasil penggumpulan
informasai
pemanfaatan
bioteknologi dalam
kehidupan sehari-
hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 5. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan : SMA
Mata Pelajara : Biologi
Kelas/ Semester : XII IPA/II
Program : Wajib MIPA
Materi Pokok : Bioteknologi Modern
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 Menit)
A. Kopetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah. menalar. menyaji. dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah
secara efektif dan kreatif. dan mampu menggunakan metoda sesuai keidah
keilmuan.
B. Kopetensi Dasar
3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip Bioteknologi yang menerapkan
Bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek.
4.10 Memahami tentang prinsip-prinsip Bioteknologi yang menerapkan
bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
C. Indikator
No. Indikator Pencapain Kompetensi
(IPK)
3.10.1 Mampu menjelaskan pengertian bioteknologi modern
3.10.2 Mampu menjelaskan pengertian kultur in vitro
3.10.3 Mampu menjelaskan teknik-teknik dalam kultur in vitro
3.10.4 Mampu menjelaskan tahapan-tahapan kultur in vitro
3.10.5 Mampu menjelaskan peranan kultur in vitro dalam berbagai
bidang kehidupan
3.10.6 Mampu melakukan percobaan kultur in vitro dalam
menghasilkan sebuah produk
4.10.1 Menyajikan data berupa laporan tertulis terkait prinsip-prinsip
Bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan
produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dalam
berbagai aspek kehidupan
4.10.2 Mempresentasikan hasil diskusi mengenai produk-produk
Bioteknologi (Kultur in vitro)
D. Tujuan
3.10.1 Melalui kegiatan diskusi peserta didik melakukan presentasi mengenai
kultur in vitro berdasarkan hasil pengamatan perencanaan dan percobaan
saat praktikum;
3.10.2 Setelah melakukan percobaan praktikum kultur in vitro peserta didik
mampu memperesentasikan hasil yang telah dicapai;
3.10.3 Setelah melakukan kegiatan diskusi kelompok bersama peserta didik
mampu menjelaskan teknik-teknik kultur in vitro
3.10.4 Melalui kegitan pemutaran video singkat mengenai tahapan kultur in vitro
peserta didik mampu menjelaskan tahapan-tahapan penting dalam
kegitan kultur in vitro;
3.10.5 Melalui kegiatan melihat video, peserta didik mampu mendekripsikan
dengan jelas peranan kultur in vitro;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
4.10.1 Setelah melakukan kegiatan praktikum peserta didk mampu membuat
laporan tertulis tentang pembuatan media modifikasi kultur in vitro
anggrek;
4.10.2 Melalui kegiatan presentasi hasil diskusi peserta didik mampu menjelaskan
dan memaparkan produk-prosuk bioteknologi modern yang berkembang
dalam teknik kultur in vitro.
E. Materi Pembelajaran
Materi Pokok pembelajaran : BIOTEKNOLOGI
Sub bab materi: Bioteknologi Modern (Kultur in vitro)
Faktual:
1. Pengertian bioteknologi moderen
2. Pengertian kultur in vitro
3. Manfaat/peranan Kultur in vitro
4. Produk-produk yang dihasilkan dari kultur in vitro
Konseptual:
1. Teknik yang berkembang dalam Kultur in vitro
2. Syarat-syarat yang mendukung Pertambahan kultur in vitro
Prosedural :
1. Melakukan perencanaan dan percobaan cara kerja aseptis dalam kultur in
vitro
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Model discovery learning
Metode : Studi literatur. diskusi. tanya jawab. 5M (Mengamati.
Menanya. Megumpulkan informasi. Menalar.
Mengkomunikasikan) dan eksperimen
G. Media. alat dan bahan. sumber belajar
a. Media
a. Power Point
b. Gambar/Video
c. Spidol
d. Papan tulis
e. LCD
f. Leptop
g. Spiker
h. Ponter laseAlat/Bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. Alat dan Bahan
- Alat
1. Timbangan Analitik
2. Petri dhis
3. Gelas beker 1000 ml
4. Erlemayar 250 ml
5. Gelea beaker 250 ml
6. Hand spray
7. Scapel steril
8. Pinset Steril
9. Mata pisau scapel
10. Bunsen
11. Pemantik
12. LAF/Enkas/Kotak
Transfer
- Bahan
1. Plantlet anggrek
2. Media MS modifikasi
anggrek
3. Alkohol
4. Aguades steril
5. Skapel dan pinset
6. Tisu
c. Sumber balajar
1. Buku biologi untuk kelas XI
2. LKS
3. Internet
4. Sumber-sember relevan
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Tahap
kegiatan
(Waktu)
Sintak
Pembelajaran
Kegiatan Guru dan Peserta didik
Pendahuluan
(15 Menit)
Menyiapkan
kondisi belajar
siswa
1. Menyiapkan suasana belajar yang baik dan
kondusif
2. Membuka kegiatan awal pembelajaran
dengan berdoa
3. Mengabsen kehadiran peserta didik
Melakukan
apersepsi.
menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
1. Guru menampilkan gambar produk-
produk Bioteknologi Guru menyampaikan
materi yang akan diajarkan pada hari ini.
serta menyampaikan tujauan pembelajaran
dari materi
Stimulus 1. Guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang
peserta didik
2. Guru menampilkan video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Inti
(60 menit)
https://www.youtube.com/watch?v=xuwV
3ywCxW8
3. Guru menugaskan kepada setiap kelompok
untuk mencari literatur atau informasi
mengenai Bioteknologi dan hubungannya
dengan kultur in vitro. teknik-teknik dan
tahapan yang digunakan dalam kultur
jaringan selain yang dilihat pada video
sebelumnya
4. Guru melihat kemampuan peserta didik
dalam kelompoknya masing-masing
Mengidentifikasi
Masalah
Peserta didik diajak untuk saling merumuskan
masalah. dan jika ada yang kurang dipahami
mereka dapat mencari di internet sebagai
literaturnya
Mengumpulkan
Data (informasi)
1. Peserta didik secara berkelompok
mengkaji pustaka untuk mencari
pengertian Bioteknologil dan
hubungannya dengan kultur jaringan.
teknik-teknik dan tahapan yang digunakan
dalam kultur jaringan
2. Secara berkelompok peserta didik
berdiskusi mengerjakan LKS yang
diberikan oleh guru
Pengolahan Data 1. Masing-masing kelompok
memperesentasikan hasil kesimpulan
diskusi mengenai pengertian Bioteknologi
dan hubungannya dengan kultur jaringan.
teknik-teknik dan tahapan yang digunakan
dalam kultur in vitro. dengan singkat dan
jelas
2. Kelompok lain meperhatiakan. dan diakhir
sesi presentasi kelompoklain meberikan
pertanyaan
Verifikasion
(Pembuktian)
1. Guru memberikan kepada kelompok yang
melakukan Apersepsi terhadap presentasi
keompok dan memberikan jawaban atas
pertanyaan kelompok lain
2. Guru mengarahkan kegitaan tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3. Guru mengklarifikasi pertanyaan dan
jawaban pesertadidik jika kurang tepat
Menarik
Kesimpulan
(Generalisis)
Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan mengenai apa yang mereka
temukan dari internet mau pun buku mengenai
pengertian Bioteknologi dan hubungannya
dengan kultur in vitro. teknik-teknik yang
digunakan dalam kultur jaringan dan Guru
mepertegas kesimpulan yang diberikan
peserta didik
Penutup
(15 menit)
Apresiasi Sebagai bentuk apresiasi terhadap kelompok
yang melakukan presentasi. guru bersama
dengan peserta didik yang lain akam
memberika tepuk tanggan kepada kelompok
yang sudah mempresntasikan diskusi
kelompoknya
Klarifikasi dan
Evaluasi
1. Guru memberikan arahan dan klarifikasi
Jika peserta didik saat menjelaskan
presentasi. dan ada kesalahan. maka guru
mengklarifikasi dengan
penjelasan/pertanyaan yang benar
2. Guru menggulang pertanyaan ke peserta
didik terkait materi yang sudah dibahas
bersama
Merangkum dan
refleksi
Peserta didik merangkum hal-hal yang telah
dipelajari mengenai tujuan pembelajaran dan
Perseta didik diajak untuk menggungkapakan
makna yang diperoleh dari pembelajaran yang
telah didapatkan
Tindak lanjut Guru memberikan tugas untuk pertemuan
selanjutnya yaitu. membuat kliping dari
produk-produk hasil kultur jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Pertemuan II (2 x 45 menit)
Tahap kegiatan
(Waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Peserta didik
Pendahuluan
(15 menit)
Menyiapkan kondisi
belajar peserta didik
1. Meniapkan suasana belajar yang
kondusif
2. Membuka kegiatan awal dengan
berdoa
3. Mengecek kehadiran peserta
didik
Melakukan
apersepsi.
menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
1. Guru menunjukan beberapa
gambar dan video produk-
produk hasil kultur jaringan
tumbuhan dan mengajukan
beberapa pertanyaan terkait
dengan gambar yang
ditampilakan tersebut.
Pertanyaan:
- Gambar apakah ini?
- Manakah gambar
produk hasil kultur in
vitro?
(A) (B)
- Mengapa kalian
mengatakan gambar A
atau B yang merupakan
hasil kultur in vitro atau
bukan! Coba dijelaskan
secara singkat?
2. Guru menjelakan tujuan
pembelajaran yang dicapai
3. Guru memotivasi peserta didik
agar selalu semngat belajar dan
tidak mudah putus asa
4. Guru membagi pesertadidik
dalam kelompok yang terdiri
dari 4-5 peserta didik dalam 1
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Inti
(65 menit)
Stimulus 1. Guru membagikan LKS berisi
gambar-gambar hasil produk
kultur in vitro pada masing-
masing kelompok
2. Guru menjelaskan tentang LKS
yang dibagikan pada peserta
didik
Mengidentifikasi
masalah
Peserta didik secara berkelompok
mengajukan pertanyaan kepada
guru jika ada yang tidak dimegerti
dalam menjawab LKS yang
diberikan
Mengumpulkan data Peserta didik mengkaji informasi
yang didapatkan dari literatur yang
terpercaya untuk menyelesaikan
LKS yang diberikan
Pengolahan data 1. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok tentang manfaat
kultur in vitro sesuai dengan
proporsinya masing-masing
yang telah ditentukan oleh guru
2. Kelompok lain dapat
mengajukan pertanyaan pada
kelompok yang melakukan
presentasi. serta pula dapat
memperbaiki serta memberi
masukan
Verifikasi
(Pembuktian)
Taip-taip peserta didik dalam
kelompokya menjawab pertanyaan
yang telah diberikan kelompok lain
dan guru mengarahkan jalannya
tanya jawab
Menarik Kesimpulan
(Generalisis)
Peserta didik disetiapa kelompok
memcocokkan jawaban yang
didapat dari berbagai sumber dalam
tiap-tiap kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Pentup
(10 menit)
Apresiasi Sebagai bentuk apresiasi terhadap
kelompok yang melakukan
presentasi. guru bersama peserta
didik yang lain memberikan tepuk
tangan
Evaluasi Jika peserta didik melakukan
kesalahan dalam menerima konsep
maka guru mengklarifikasi jawaban
peserta didik
Merangkum Peserta didik merangkum hal-hal
hasil pemebelajaran yang telah
dipelajari. Baik secara lisan
menunjuk beberapa peserta didik
Refleksi Perseta didik diajak untuk
menggungkapakan makna yang
diperoleh dari pembelajaran yang
telah didapatkan
Tindak lanjut 1. Guru memberikan tugas
mengamati hasil upaya
pemanfaatan kultur jaringan
dalam berbagai bidang
ekonomi. pertanian. dll. Setelah
mendaapatkan hasil guru
meminta siswa membuat
laporan tertulis secara
berkelompok sesuai format
yang tercantum dalam LKS
2. Guru memberikan tugas untuk
membaca literatur tentang
pembuatan kultur in vitro. serta
membawah bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum
minggu depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Pertemuan III (2 x 45 menit)
Tahap kegiatan
(Waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Peserta didik
Pendahuluan
(15 menit)
Menyiapkan kondisi
belajar peserta didik
1. Menyiapkan suasana
laboratorium yang kondusif
untuk praktikum untuk
praktikum
2. Membukan kegiatan awal
praktikum dengan berdoa
3. Mengabsen kehadiran peserta
didik
Melakukan
apersepsi.
menyampaiakn
tujuan. dan
memotivasi belajar
siswa
1. Guru mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik
Pertanyaan:
- Bagaiamana dengan
tugas yang ibu
beriakan?
- Adakah kelompok yang
tidak membewah bahan
untuk praktikum hari
ini?
2. Guru menampilkan tujuan
praktikum
3. Guru menyebutkan satu persatu
alat yang digunakan dalam
praktikum serta abahan yang
dipakai
Inti
(70 menit)
Praktikum 1. Guru membagikan LKS
panduan praktikum “Kerja
Aseptis dalam kultur in vitro”
2. Guru menjelaskan cara kerja
secara singkat kedapa peserta
didik
3. Masing-masing kelompok
manyajikan hasil praktikum
dalam bentuk laporan tertulis
Penutup
(5 menit)
apresiasi Sebagai bentuk apresiasi guru dan
kelompok yang lain akan
memberikan tetuk tangan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
kelompok yang mempresentasikan
kesimpulan hasil praktikum dari
setiap kelompok
Merangkum Peserta didik merangkum hal-hal
penting pada praktikum kali ini dan
apa yang telah dipelajari
Tindak lanjut Menggingatkan kepada peserta
didik bahwa laporan dibuat secara
berkelompok dan dikumpul 2
minggu lagi
I. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Penilain kognitif
b. Penilaian Afektif
c. Penilaian Kerja
2. Bentuk instrumen
a. Lembar Kerjaa Siswa (LKS)
b. Rubik Penilaian
c. Pedomana Skoring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 6.Lembar Kerja Siswa (LKS)
LEMBAR KERJA 1
PESERTA DIDIK
A. Judul: Mengenal Bioteknologi Modern
B. Tujuan: peserta didik diharapkan mampu mengetahui pengertian
bioteknologi modern dan
C. Alat dan bahan :
Alat : Laptop. viwer. pointer laser
Bahan : Materi Bioteknologi Modern
- Kelompok 1: Pengertian bioteknologi
- Kelompok 2: Macam-macam Bioteknologi modern
- Kelompok 3: Kultur in vitro
- Kelompok 4: Teknik yang berkembang dalam kultur jaingan
- Kelompok 5: Peranan kultur jarinagn
- Kelompok 6: Kelebihan dan kekurangan Bioteknologi secara umum
D. Cara kerja
- Setiap kelompok akan mengambil undian materi yang akan
dipresentasikan
- Setiap kelompok akan menyampaikan hasil materi yang didapatkan
dengan mengkaji literatur yang didapatkan dari buku. sumber relavan
berupa artikel atau jurnal. dan internet dengan sumber terpercaya
- Melakukan presentasi tiap kelompok
- Hasil tanya jawab dibuat dalam power poin
E. Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Nama:
Kelas/Klp:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LEMBAR KERJA 2
PESERTA DIDIK
A. Judul: Produk-produk Kultur in vitro
B. Tujuan: Peserta didik mampu mengenal berbagai macam produk hasil
kultur in vitro
C. Alat dan bahan
Alat: alat tulis
Bahan: Gambar-gambar produk kultur jaringan
D. Cara kerja
- Indentifikasi gambar-gambardibawah ini. kelompokkan yang mana yang
merupakan produk atau hasil kultur in vitro dan bukan hasil kultur in vitro
- Buat dalam hasil presentasi kelompok
1. Plantlet
2.Tanaman transgenik
3. Anggrek
4. Hidroponik
Nama:
Kelas/Klp:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
5. Protocrom
6. Kaktus pot
7. Kalus
8.Semangka Tanpa Biji
Pertanyaan diskusi:
- Jelaskan mengapa kalian memilih gambar-gambar berikut sebagai
produk kultur jaringan? Berikan alasannya
- Apakah terdapat perbedaan antara gambar yang kalian pilih? Adakah
yang bukan produk hasil kultur jaringan! Jelaskan?
- Selain gambar diatas. sebutkan beberapa hasil atau produk kultur
jaringan lainnya?
E. Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LEMBAR KERJA 3
PESERTA DIDIK
(Praktikum)
A. Judul : Overplanting Kultur Anggrek
B. Tujuan :
Peserta didik mampu melakukan percobaan kerja aseptis dalam
praktikum Overplanting kultur anggrek dengan media MS ekstrak
buah
C. Alat dan Bahan
- Alat
1. Timbangan Analitik
2. Petri dhis
3. Gelas beker 1000 ml
4. Gelas beker 250 ml
5. Erlemayer 250 ml
6. LAF/Entkas
7. Mata Pisau scapel
8. Media MS modifikasi
9. Scapel dan pinset
steril
- Bahan
1. Plantlet anggrek
2. Kertas saring
3. Hand spray
4. Alkohol 70-96%
5. Aquades steril
6. Sabun cuci sunlight
7. Formalin 10%
8. Tisu
D. Cara Kerja
1. Overplanting Anggrek
- Sterilisasi Laf/Entkas/Kotak transfer dengan menyeprotkan alkohol
70%. jika menggunakan entkas maka entkas disemprot dengan
menggunakan campuran alkohol 70% : formalin 10% = 1:1.
kemudian biarkan entkas selama 10 menit. (catatan: formalin hanya
digunakan apabila menggunakan entkas!!). sedangkan apabila
menggunakan Laf nyalakan lampu UV selama 1 jam sebelum
digunkan. Penggunaan kotak trasfer hanya disterilkan dengan
alkohol 70% dengan menyemprotkan keseluruh bagian luar dan
dalam.
- Alat dna bahan yang idperlukan dimasukan kedalam entka/kotak
trasfer/Laf. setelah terlebih dahulu disterilkan. dengan
menyemprotkan dngan alkohol
- Sterilkan tanggan dengan alkohol 70%. setiapkali tangan keluar
masuk Laf/entkas/kotaktrasfer overplanting dimulai dengan
menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
Nama:
Kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
- Keluarkan platnlet dari dalam botol 20 tanaman. letakkan pada
pertidhis steril. platnlet dikeluarkan dengan cara menjepit bagian
diantara akar dan daun. kemudian platnlet anggrek ditarik dengan
diusahakan agar akar keluar terlebih dahulu. jika ada agar media
yang terbawah dari botol lama pertridhis ditambahkan aquades
steril.
- Pisahkan platnlet yang masih berhimpitan dengan platnlet yang lain.
juga media lama yang masih melekat pada bibit
- Tanam platnlet ke dalam botol yang berisi medium baru satu per
satu. sehingga jumlahnya dalam botol ada satu tanaman per satu
botol. (jumlah bibit tergantung ukuran botol yang dipakai)
- Tutup kembali botol dengan menggunakan penutup botol. Beri label
dan tanggal overplanting
- Keluarkan botol yang baru ditanam plantlet anggrek dan letakkan
pada rak yang telah tersedia. Kemudian timbang kembali botol
media yang telah berisi plantlet.
2. Pengambilan data
Setelah 1 minggu sekali setelah masa tanam. Plantlet diamati berupa
media yang terkontaminasi. jumlah Plantlet yang hidup. adanya
tambahan daun baru. jumlah akar dan tinggi tanaman. Semua kegiatan
pengamatan dilakukan diluar botol kultur.
a) Pengamatan tinggi tanaman
Pengamatan dilakukan diluar botol. penggukuran dilakukan dari
permukaan media hingga pucuk daun. catat tinggi awalnya
b) Bobot tanaman
Timbang berat media + berat botol sebagai berat awal. setelah
panen timbang kembali botol + media + tanaman sebagai berat
akhir.
c) Presentasi Plantlet yang hidup
Catat semua. hal-hal yang bisa kalian amati. berapa tanaman
yang hidup dalam tiap botol yang kalian overplanting.
Tabel Hasil Pengamatan :
No. Hari/
tgl
Aspek yang diamati
Tinggi
tanaman
Jumlah
daun
Jumlah
akar
Media
terkontaminasi
Explan
yang
hidup
A B A B A B A B A B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Keterangan :
Sebelum (A)
Setelah (B)
E. Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
F. Peryataan Diskusi
1. Jelaskan pengertian kultur in vitro. kaitkan dengan melakukan
percobaan pembuatan media modifikasi MS?
2. Adakah pengaruh antara pemberian ekstark buah pada media MS dan
kontrol. jelaskan menurut pendapat kalian ?
3. Jelaskan manfaat melakukan kegiatan pemanfaatan ektrak buah dalam
media kultur anggrek?
G. Format Laporan
1. Acara (Judul. hari. tanggal. tempat)
2. Tujuan
3. Kajian pustaka
4. Alat. bahan. dan cara kerja
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
8. Daftar pustaka
9. Lampiran (Dokumentasi)
1.
2.
3.
4.
dsb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 7. Lembar Instrumen Penilaian Kognitif
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
a. Kisi-kisi soal pretest
Indikator soal Jumlah
soal 3.10. Memahami
tentang prinsip-
prinsip Bioteknologi
yang menerapkan
Bioproses dalam
menghasilkan produk
baru untuk
meningkatkan
kesejahteraan
manusia dalam
berbagai aspek.
4.10. Memahami
tentang prinsip-
prinsip Bioteknologi
yang menerapkan
bioproses dalam
menghasilkan produk
baru untuk
meningkatkan
kesejahteraan
manusia dalam
berbagai aspek
kehidupan.
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 1
2 1
3 1
4 1
Total soal 1 1 1 1 4
b. Soal pretest
1. Deskripsikan pengertian kultur jaringan? (5)
2. Sebutkan kelebihan kultur in vitro! Max 3 (10)
3. Berdasarkan jenisnya ada berapa teknik dalam kultur jaringan? (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
4. Bagaimanakah peranan kultur in vitro dalam bidang pertanian?
Jelaskan! (15)
Perhitungan Nilai Pretest
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ℎ
40 𝑥 100
Keterangan predikat nilai presentasi:
A = 80-100 (Sangat baik)
B = 70-79 (Baik)
C = 60-69 (Cukup)
D = <59 (Sangat Kurang)
c. Kisi-kisi soal postest
Indikator soal Jumlah
soal 3.10. Memahami
tentang prinsip-
prinsip
Bioteknologi yang
menerapkan
Bioproses dalam
menghasilkan
produk baru untuk
meningkatkan
kesejahteraan
manusia dalam
berbagai aspek.
4.10. Memahami
tentang prinsip-
prinsip
Bioteknologi yang
menerapkan
bioproses dalam
menghasilkan
produk baru untuk
meningkatkan
kesejahteraan
manusia dalam
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1
1
2 1
3
1
4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
berbagai aspek
kehidupan.
Total soal 2 1 1 4
d. Soal postest
1. Sebutkan min 2 bagian dari anggrek yang bida dijadikan sebagai
Plantlet? (5)
2. Jelaskan pengertian overplanting! Menggapa perlu dilakaukan
overplanting atau sub kultur pada anggek? (15)
3. Sebutkan 3 manfaat kultur in vitro anggrek? (5)
4. Jelasakan apa yang dimaksud dengan Plantlet? (10)
Perhitungan Nilai Pretest
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ℎ
40 𝑥 100
Keterangan predikat nilai presentasi:
A = 80-100 (Sangat baik)
B = 70-79 (Baik)
C = 60-69 (Cukup)
D = <59 (Sangat Kurang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Pedoman Penilaian Kognitif
a. Pretest
Kunci Jawaban Skor 15 Skor 10 Skor 5 Skor 0
Kultur in vitro adalah suatu metode
untuk mengisolasi bagianbagian
tanaman seperti sel. jaringan. atau organ
serta menumbuhkannya secara aseptis
(bebas hama) di dalam atau di atas suatu
medium budidaya sehingga bagian-
bagian tanaman tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap
kembali.
Peserta didik
mampu
menjelaskan
secara lengkap
dan benar
pengertian
kultur in vitro
Peserta didik
menjelaskan
dengan lengkap
namun bahsa
kurang jelas
Peserta didik hanya
menjelaskan dengan
singkat dan kurang
jelas
Peserta didik
tidak menjawab
atau jawaban
salah
1. menghasilkan tanaman yang tahan
virus dan penyakit
2. melstarikan tanaman yang hampir
punah
3. mempertahankan sifat-sifat asli pada
tanaman
Peserta didik
mampu
menyebutkan
kelebihan kultur
in vitro dengan
lengkap dan
benar
Peserta didik hanya
menyebutkan 2
kelebihan kultur in
vitro
Peserta didik hanya
menyebutkan 1
kelebihan kultur in
vitro
Peserta didik
tidak menjawab
atau jawaban
salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Teknik kultur in vitro:
1. Meristem culture
2. Pollen culture/anther culture
3. Protoplasma culture
5. Chloroplas culture
5. Somatic cross
Peserta didik
mampu
menyebutkan
teknik-teknik
yang
berkembang
dalam kultur
jaringa dengan
lengkap dan
benar
Peserta didik hanya
menyebutkan 3
teknik kultur in
vitro
Peserta didik hanya
menyebutkan 2
teknik kultur in vitro
Peserta didik
tidak menjawab
atau jawaban
salah
Peranan kultur in vitro dalam bidang
pertanian ialah dapat menciptkan
varietas baru yang memiliki umur
panjang dan buah yang banyak. bisa
juga menciptakan produk yang tahan
akan penyakit. mis pada Padi C4. dan
semangka tanpa biji
Peserta didik
menjawab
disertai
penjelasan yang
lengkap
Peserta didik
menjawab disertai
penjelasan yang
lengkap. namun
menggunakan
bahasan yang sulit
dipahami
Peserta didik
menjawab namun
tidak lengkap
Peserta didik
tidak menjawab
atau jawaban
salah
b. Postest
Kunci Jawaban Skor 15 Skor 10 Skor 5 Skor 0
Bagian batang. daun. sel. jaringan.
organ. dll
Peserta didik
mampu
menyebutkan
bagian dari
Peserta didik hanya
menyebutkan 2
bagian anggrek
yang dapat
Peserta didik hanya
menyebutkan 1
bagian saja
Peserta didik
tidak menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
anggrek yang
dapat digunakan
dalam kultur
jaringa dengan
lengkap dan
benar
digunakan dalam
kultur in vitro.
namun dengan
bahsa yang kurang
dimengerti
atau jawaban
salah
Overplanting merupakan kegiatan
memindahkan Plantlet atau bibit
anggrek ke dalam botol baru. tujuannya
agar anggrek muda mendapatkan nutrisi
dengan baik dalam menghindari
kekuranggan nutrisi antara anggrek satu
dengan anggrek yang lain dalam satu
botol
Peserta didik
mampu
menejelaskan
dan
menyebutkan
secara
keseluruhan
pengertian dan
tujuan utama
overplanting
dengan kaliamat
baku dan jelas
Peserta didik
menyebutkan
pengertian dan
tujuaan utama
overplanting namun
dengan kalimat
yang tidak
dipahami dann
kurang jelas
Peserta didik hanya
menjelaskan
pengertiaan
overplanting saja
Peserta didik
tidak menjawab
atau jawaban
salah
1. untuk menghasilkan tanaman baru
dalam waktu yang singkat dangan sifat
dan kualitas sama dengan induk
2. mendapatkan tanaman yang bebas
dari virus dan penyakit
3. menciptakan varietas baru
Peserta didik
menjelaskan
kegunaan kultur
in vitro anggrek
dengan baik dan
benar dengan
Peserta didik
menjawab 2
manfaat kultur
anggrek dengan
benar
Peserta didik hanya
menjawab 1 saja
manfaat kultur
anggrek dengan benar
Peserta didik
tidak menjawab
atau jawaban
salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
menggunakan
bahasa yang
jelas
Plantlet adalah bagian kecil dari
tanaman (sel. jaringan. atau organ) yang
digunakan untuk kultur in vitro
Peserta didik
mampu
menjelaskan
pengertian
Plantlet dengan
menggunakan
bahasa yang
jelas dan benar
Peserta didik
mampu
menjelaskan
pengertian Plantlet
dengan
menggunakan
bahasa yang kurang
jelas
Peserta didik
menjelaskan dengan
singkat pengertian
Plantlet dengan
menggunakan bahasa
yang jelas kurang
jelas dipahami
Peserta didik
tidak menjawab
atau jawaban
salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 8. Lembar Penilaian Psikomotorik/Sikap
INSTRUMEN PENILAIN PSIKOMOTORIK
Kelas : XII/II
Kelompok : ..........
No. Aspek Kategori Skor
1 2 3 4
1. Pesiapan Alat dan bahan
2. Pelaksanaan Cara kerja
pengamaatan
3. Kegiatan
Akhir
Membersikan serta
mengembalikan
alat dan bahan pada
tempatnya
Mengumpulkan
Laporan Akhir
Yohyakarta. .../..../.......
TTD
(Guru Mata Pelajaran)
Perhitungan Nilai
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ℎ
20 𝑥 100
Keterangan predikat nilai presentasi:
A = 80-100 (Sangat baik)
B = 70-79 (Baik)
C = 60-69 (Cukup)
D = <59 (Sangat Kurang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Pedoman Penilain Psikomotorik
Aspek Skor
1 2 3 4
Persiapan Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan dalam
praktikum tidak lengkap
dan setiap anggota
kelompok tidak
mengetahui kegunaan alat
dengan baik dan benar
Alat dan abahn yang
digunakan tidak lengkap
dan setiap anggota
kelompok hanya
mengetahui beberapa alat
saja
Alat dan bahan yang
digunakan saat praktikim
lengkap namaun antar
kelompok kurang memahami
kegunaan alat praktikum
tersebut
Alat dan bahan yang
digunakan lengkap
serta antar kelompok
mengetahui dan
menggunakan alat
praktukum dengan
baik dan benar
Pelaksanaan
cara Kerja
Cara kerja tidak sesuai
pada LKS
Cara kerja sesuai tetapi
tidak dikuti dengan baik
atau kurang konsisten
Cara kerja sesuai tatapi
kurang konsisten dalam
pembuatan media
Cara kerja sesuai dan
konsisten dalam
pembuatan media
Pengamatan Cara kerja tidak sesuai
pada LKS
Cara kerja sesuai tetapi
tidak dikuti dengan baik
atau kurang konsisten
Cara kerja sesuai tatapi
kurang konsisten dalam
melakukan pengamatan
Cara kerja sesuai dan
konsisten dalam
melakukan
pengamatan
Kegiatan Akhir:
Membersikan
dan
Tidak membersikan dan
mengembalikan alat dan
bahan pada tempatnya
Alat dan bahan hanya
dibersikan tatapi tidak
Alat dan bahan dibersikan
serta dikembalikan namun
tidak lengkap
Alat dan bahan
dibersikan dan
dikembalikan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Mengambalikan
alat dan Bahan
pada tempatnya
dikembalikan pada
tempatnya
tempatnya dengan
lengkap
Mengumpulkan
Laporan Akhir
Tidak mengupulkan
laporan
Mengumpulkan laporan
tetapi tidak tetap waktu
yaitu telat 3 hari setelah
bats pengumpulan
Mengumpulkan laporan
tetapi tidak tetap waktu yaitu
telat 2 hari setelah bats
pengumpulan
Mengumpulkan
laporan tepat waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 9. Lembar Instrumen Penilaian Afektif
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF
Kelas : XII/2
Materi : Bioteknologi Modern (Kultur in vitro)
No. Nama Indikator Jumlah
Skor
Nilai
Teliti Jujur Disiplin Tanggung
Jawab
1.
2.
3.
4.
5.
Dsb...
Yohyakarta. .../..../.......
TTD
(Guru Mata Pelajaran)
Aspek yang dilihat pada indikator Teliti. adalah
- Pengamatan saat melakukan praktikum
- Menganalisis data
Aspek yang dilihat pada indikator Jujur. adalah:
- Peserta didik memiliki sikip jujursaat melakukan praktikum ataupun
mengikuti ujian ataupun ulangan (tidak mencontek. tidak memanipulasi
data hasil percobaan ataupun studi pustaka)
Aspek yang dilihat pada indikator Disiplin. adalah:
- Peserta didik memiliki sikap disiplin dalam mengikuti kegiatan
praktikum seperti mengikuti peraturan atau tata tertib laboratorium
ataupun saat mengikuti kegiatan pembelajaran
Aspek yang dilihat pada indikator Tanggung Jawab. adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
- Peserta didik memiliki sikap tanggung jawab dalam mengikuti
praktikum dan kegiatan pembelajaran seperti membawah atat atau
bahan yang digunakan saat praktkum. mengumpulkan laporan tapat
waktu. membersikan alat dan bahan praktikum serta mengembalikan
pada tempat semula
Indikator Skor
1 2 3 4
Teliti Jika tidak ada
aspek yang
terpenuhi
Jika hanya salah satu
aspek yang terpenuli
dan kurang lengkap
Jika salah satu
aspek tidak
terpenuhi
Jika seua
aspek
terpenuhi
Jujur Jika tidak ada
aspek yang
terpenuhi
Jika hanya salah satu
aspek yang terpenuli
dan kurang lengkap
Jika salah satu
aspek tidak
terpenuhi
Jika seua
aspek
terpenuhi
Disiplin Jika tidak ada
aspek yang
terpenuhi
Jika hanya salah satu
aspek yang terpenuli
dan kurang lengkap
Jika salah satu
aspek tidak
terpenuhi
Jika seua
aspek
terpenuhi
Tanggung
Jawab
Jika tidak ada
aspek yang
terpenuhi
Jika hanya salah satu
aspek yang terpenuli
dan kurang lengkap
Jika salah satu
aspek tidak
terpenuhi
Jika seua
aspek
terpenuhi
Perhitungan Nilai
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ℎ
20 𝑥 100
Keterangan predikat nilai presentasi:
A = 80-100 (Sangat baik)
B = 70-79 (Baik)
C = 60-69 (Cukup)
D = <59 (Sangat Kurang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 10. Format Laporan Tertulis
FORMAT LAPORAN TERTULIS
A. Acar Praktikum (5)
1. Judul
2. Hari/tanggal
3. Waktu
4. tempat
B. Tujuan (5)
C. Kajian teori (20)
D. Alat. bahan. dan cara Kerja (15)
E. Hasil (15)
F. Pembahasan (20)
G. Kesimpulan (10)
H. Daftar pustaka (5)
I. Lampiran (5)
Perhitungan Nilai
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
100 x 100
Keterangan predikat nilai presentasi:
A = 80-100 (Sangat baik)
B = 70-79 (Baik)
C = 60-69 (Cukup)
D = <59 (Sangat Kurang)
Pedoman Penilaian Laporan Tertulis
Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
A. Acara praktikum 1 Jika mencantumkan 1 komponen lengkap
2 Jika hanya mencantumkan 2 komponen
lengkap
3 Jika hanya mencantumkan 3 komponen
lengkap
4 Mencantumkan komponen lengkap tatapi ada
yang tidak tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
5 Mencantumkan semua komponen dengan
lengkap dan benar
B. Tujuan Praktukum
C. Kajian Teori
1 Tidak menuliskan tujuan praktukim
2 Menuliskan tujuan praktikum tetapi tidak
sesuai dengan percobaan yang dilakukan
3 Menuliskan tujuan praktikum namun
menggunakan bahasa yang tidak jelas
4 Menuliskan tujuan praktikum namun tidak
tidak lengkap
5 Menuliskan tujuan praktikum dengan benar
dan lengkap dan menggunakan bahsa yang
tepat dan jelas
1 Tidak menulis kajian teori
5 Menulis kajian teori tetapi tidak sesuai
dengan percobaan
10 Menulis kajian teori tatepi tidak lengkap
15 Menulis kajian teori dengan lengkap tetapi
tidak mencantumkan nama pustaka
20 Mencantungkan kajian tori dengan lengkap
serta secara sistematis dan mencantumkan
nama pustaka
D. Alat. bahan. dan
cara kerja
1 Tidak menulis alat. bahan. serta cara kerja
5 Hanya menulis alat saja
7 Hanya menulis alat dan bahan saja
9 Menulis alat dan bahan namun tidak lengkap
12 Menulis alat dan bahan serta cara kerja
namun tidak lengkap
15 Menulis alat. bahan. serta cara kerja dengan
lengkap dan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
E. Hasil 1 Tidak menuliskan hasil percobaan
5 Parameter pengamatan tidak lengkap
7 Parameter pengamatan lengkap namun tidak
ditulis dengan lengkap pada data hasil
pengamatan
9 Parameter pengamatan lengkap namun
urutannya tidak sistematis
12 Data yang ditulis pada hasil lengkapa namun
tidak sistematis
15 Parameter pengamatan lengkap sesuai urutan
serta data yang ditulis pada hasil secara
sistematis
F. Pembahasan
1 Tidak menulis pembahasan
5 Menulis pembahasan namuntidak sesuai poin
pembahsan
10 Menulis pembahsan sesuai pion namaun tidak
lengkap dan jelas
15 Menulis poin pembahasan lengkap namun
tidak secara sistematis
20 Menulis pon pembahasan secara lengkap dan
jelas serta sistematis
G. Kesimpulan 1 Tidak menulis kesimpulan
4 Menulis kesimpulan tidak sesuai tujuan
6 Kesimpulan ditulis mengarah pada tujuan
namun tidak lengkap
8 Kesimpulan yang ditulis lengkap sesuai
tujuan namun tidak singkat dan masih ada
poin pembahasan yang ditulis pada
kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
10 Menuliskan kesimpulan dengan singkat.
lengkap dan jelas sesuai tujuan
H. Daftar Pustaka 1 Tidak menulis daftar pustaka
2 Menulis daftar pustaka namun tidak lengkap
sesuai nama pada kajian teori
3 Menulis daftar pustaka dengan lengkap sesuai
kajian pustaka namunsebagaian besar
daiambil dari blog
4 Menulis daftar pustaka dengan legkap sesuai
kajian pustaka sumber terpercaya namun
sitematika penulisan tidak sesuai
5 Menulis daftar pustaka dengan lengkap sesuai
kejian pustakan dan sistematika penulisannya
sesuai dna tepat
I. Lampiran 1 Tidak mencantumkan lampiran
2 Mencantumkan lampiran namun tidak
sengkap dan tidak sesuai dengan percobaan
3 Mencantumkan lampiran namun tidak
memiliki keterangan
4 Mencantumkan lampiran serta keterangan
yang tidak lengkap
5 Mencantumkan lampiran dan disertai
keterangan yang lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 11. Instrumen Penilaian Presentasi
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI
NO. Nama
Peserta
didik
Aspek yang diuji Skor
total
Nilai
Sistematika
Penyampaai
n mater
Penggunaan
bahasa
Informasi
dari
sumber
terpercaya
argumentasi
1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2
3
4
5
dsb
Penilaian:
Perhitungan Nilai
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
16 x 10
Keterangan predikat nilai presentasi:
A = 8-10 (Sangat baik)
B = 7-7.9 (Baik)
C = 6-6.9 (Cukup)
D = <5.9 (Sangat Kurang)
Rubuk Penilaian Presentasi
No. Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1. Sistematika Penyampaian
Materi
1 Presentasi hanya memenuhi 1 kriteria dari 4
kriteria
2 Presentasi hanya memenuhi 2 kriteria dari 4
kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
3 Presentasi hanya memenuhi 3 kriteria dari 4
kriteria
4 - Menggunakan powerpoin dalam
penyampaian
- Disusun secara sistematis
- Setiap slide terbaca dengan baik
- Isi materi singkat dan berupa poin-poin
penting dan berbobot
2.
Penggunaan Bahasa
1 Dalam menggunakan bahasa peserta didik
menggunakan bahasa baku <50% dan
struktur kalimat efektif
2 Peserta prsentasi menggunakan bahasa
baku 50%-69% dan struktur kalimat efektif
3 Peserta prsentasi menggunakan bahasa
baku 70%-80% dan struktur kalimat efektif
4 Peserta prsentasi menggunakan bahasa
baku >80% dan struktur kalimat efektif
3. Informasi dari sumber
terpercaya
1 Tidak ada sumber terpercaya
2 Informasi sumber terpercaya hanya terdapat
1 sumber saja
3 Informasi terpercaya >2 dari sumber
terpercaya
4 Informasi terpercaya >3 dari sumber
terpercaya
4. Menjawab Pertanyaan 1 Menjawab pertanyaan tapi tidak tumtas
2 Menjawab pertanyaan namun kurang tepat
3 Menjawab pertanyaan dengan tepat. jelas.
namun kurang sitematis
4 Menjawab pertanyaan dengan tepat. jelas.
teliti dan sistematis dengan analisis jawaban
yang jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI