89
PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE MINYAK CENGKEH DENGAN EMULGEL ANTIACNE MINYAK CENGKEH TERHADAP Staphylococcus epidermidis SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Dwitiya Kusuma NIM : 06 8114 148 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE MINYAK

CENGKEH DENGAN EMULGEL ANTIACNE MINYAK CENGKEH

TERHADAP Staphylococcus epidermidis

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Dwitiya Kusuma

NIM : 06 8114 148

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

ii

PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE MINYAK

CENGKEH DENGAN EMULGEL ANTIACNE MINYAK CENGKEH

TERHADAP Staphylococcus epidermidis

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Dwitiya Kusuma

NIM : 06 8114 148

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

iii

Page 4: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

iv

Page 5: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

v

Ia membuat segala sesuatu

indah pada waktunya, bahkan

Ia memberikan kekekalan

dalam hati mereka. Tetapi

manusia tidak dapat

menyelami pekerjaan yang

dilakukan Allah dari awal

sampai akhir

(PKH 3:11)

Karya ini kupersembahkan untuk :

Papi, Mami, Koko, dan segenap Keluarga tercinta,

Dia yang kusayang,

Sahabat-sahabatku, Teman-teman Farmasi Angkatan 2006

dan Almamaterku yang kubanggakan

Page 6: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

vi

Page 7: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang

berjudul “Perbandingan Daya Antibakteri Krim Antiacne Minyak Cengkeh

dengan Emulgel Antiacne Minyak Cengkeh terhadap Staphylococcus epidermidis”

ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm.).

Selesainya penulisan laporan penelitian ini, tidak terlepas dari bantuan

baik berupa bimbingan, dukungan, sarana, maupun finansial dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Indhra Ristanto dan Ita Tineke N. F., selaku orang tua penulis yang selalu

menyayangi, berusaha, mendukung, dan percaya kepada penulis.

2. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan dukungan, semangat, serta perhatian kepada

penulis selama proses penelitian ini.

4. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., selaku dosen penguji atas kesediaannya

menguji penulis, serta kritik dan saran yang membangun penulis.

5. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji

penulis, serta kritik dan saran yang membangun penulis.

Page 8: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

viii

6. Dra. Lily Wijaya, M.Si., Apt. yang telah membantu dalam pengadaan minyak

gagang cengkeh.

7. Adi Paramita Ristanto, SE., kakak penulis, atas sayang , kebersamaan, dan

dukungan selama ini.

8. Totok Lasmono Hadi Purwanto, S.Farm., selaku partner kerja dan seseorang

yang penulis kasihi, untuk sayang, dukungan, serta waktu yang telah diberikan

untuk penulis.

9. Geraldine dan Monica Joycelene, untuk persahabatan kemarin, sekarang, dan

selamanya.

10. Mas Sarwanto, Pak Mus, Mas Ottok, Mas Agung, serta laboran lainnya, atas

semua bantuan selama penulis melakukan penelitian.

11. Mas Yuwono, Pak Timbul, serta karyawan lain, atas bantuan selama penulis

melakukan penelitian.

12. Eka Hapsari, Reni Agustina, Irene Christina, Nisia Anggita, Ika Rahayu, Elisa

Eka, teman-teman kos Dewi, serta Stephanie Puspita Sari, atas dukungan,

bantuan, dan kebersamaan, serta persahabatan yang tak tergantikan.

13. Grace Felicyta K., Sihendra, Verysa Budianto, Nita Maharani, Maria Intan

Josi, R.R. Kusumo Wardani, Octavianus Rico, Linawati Buntoro, Irene A.,

selaku teman seperjuangan di laboratorium lantai 1, atas bantuan, dukungan,

saran, dan kebersamaannya.

14. Regina Citra D. dan Dewi Susanti, selaku teman seperjuangan di lantai 3, atas

dukungan dan kebersamaannya.

Page 9: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

ix

15. Teman-teman seperjuangan selama penelitian, atas kebersamaan, dukungan,

berbagi suka dan duka selama penelitian dan penyusunan skripsi.

16. Teman-teman kelompok E4, Thomas Anggun. D. P., Prasetya Jati, Handayani,

Vita Felicia, serta teman-teman FST 2006 atas kebersamaan dan dukungan,

serta canda tawa selama ini, kenangan yang tidak akan terlupakan.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu

penulis dalam proses penelitian dan menyelesaikan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh

karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya saran dan kritik

yang membangun dan berguna bagi penelitian selanjutnya. Harapan penulis, agar

skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Januari 2010

Penulis

Page 10: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

x

Page 11: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xi

INTISARI

Minyak cengkeh (clove oil) memiliki daya antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis yang merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Sediaan krim dan emulgel merupakan suatu sistem emulsi, sehingga dapat dipakai untuk memformulasikan minyak cengkeh sebagai sediaan topikal antiacne.Penambahan gelling agent pada sediaan emulgel, semakin membatasi pelepasan minyak cengkeh yang terdapat pada fase minyak dalam sistem emulsi, sehingga diprediksi dapat mempengaruhi pelepasan minyak cengkeh dari basis emulgel, sedangkan pada krim, minyak cengkeh hanya dibatasi oleh sistem emulsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berbeda bermakna atau tidak, dayaantibakteri krim antiacne minyak cengkeh dengan emulgel antiacne minyak cengkeh terhadap S. epidermidis dengan parameter diameter zona hambat yang dihasilkan oleh sediaan topikal antiacne minyak cengkeh.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental analitik. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik non-parametrik Kruskall-Wallis dan post hoc Mann-Whitney, untuk mengetahui signifikansi perbedaandaya antibakteri sediaan topikal antiacne minyak cengkeh terhadap S. epidermidispada media Muller Hinton Agar (MHA).

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa daya antibakterikrim antiacne minyak cengkeh berbeda tidak bermakna dengan emulgel antiacne minyak cengkeh. Perbedaan yang tidak bermakna ini diprediksi karena adanya interaksi minyak cengkeh dengan basis, terkait dengan afinitasnya, sehingga mempengaruhi pelepasan minyak cengkeh dari basis sediaan topikal antiacneminyak cengkeh.

Kata kunci: minyak cengkeh, antiacne, krim, emulgel, S. epidermidis

Page 12: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xii

ABSTRACT

Clove oil has an antibacterial activity against Staphylococcus epidermidis, which is one of many bacterias contributing to acne. Cream and emulgel are emulsion systems, so it can be used to formulate the clove oil antiacne topical preparations. The addition of gelling agent in emulgel may affect the release of clove oil from the dosage form, whether on creams, the release of clove oil may only be determined by clove oil phase. A study to compare the potential of antibacterial provided by antiacne of clove oil cream and antiacne of clove oil emulgel which were indicated from the diameter of inhibition area on the growth of S. epidermidis had been conducted..

This research was an experimental analytical study using non parametric statistic i.e. Kruskall-Wallis and Mann-Whitney as the post hoc, to compare theantibacterial potential of antiacne of clove oil topical preparations on S. epidermidis in Muller Hinton Agar (MHA) media.

The result showed that the antibacterial potention of antiacne of clove oil cream and antiacne of clove oil emulgel were not significantly different. It mightbe due to the affinity of clove oil with the base, which could affect clove oil release from the antiacne of clove oil topical base preparation.

Keywords : clove oil, anti acne, cream, emulgel, S. epidermidis

Page 13: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................ x

INTISARI................................................................................................... xi

ABSTRACT ................................................................................................ xii

DAFTAR ISI............................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xix

BAB I PENGANTAR................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Keaslian Penelitian.......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 3

2. Manfaat Praktis ......................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

Page 14: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xiv

1. Tujuan Umum ........................................................................... 4

2. Tujuan Khusus .......................................................................... 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.......................................................... 5

A. Jerawat (Acne)................................................................................. 5

B. Minyak Cengkeh ............................................................................. 6

1. Deskripsi Minyak Cengkeh....................................................... 6

2. Kandungan Kimia ..................................................................... 7

3. Kegunaan................................................................................... 7

C. Krim ................................................................................................ 8

D. Gel dan emulgel .............................................................................. 9

E. Uji Sifat Fisik Sediaan Topikal ..................................................... 10

1. Viskositas ................................................................................ 10

2. Daya Sebar .............................................................................. 10

F. Uji Daya Antibakteri ..................................................................... 11

1. Metode Dilusi.......................................................................... 11

2. Metode Difusi ......................................................................... 12

G. Landasan Teori.............................................................................. 14

H. Hipotesis........................................................................................ 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 17

B. Variabel Penelitian ........................................................................ 17

1. Variabel Utama ....................................................................... 17

2. Variabel Pengacau................................................................... 17

Page 15: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xv

C. Definisi Operasional...................................................................... 18

D. Bahan dan Alat Penelitian............................................................. 19

E. Tata Cara Penelitian ...................................................................... 20

1. Identifikasi Bahan ................................................................... 20

2. Verifikasi Sifat Fisik Minyak Cengkeh .................................. 20

3. Uji Daya Antibakteri Minyak Cengkeh terhadap S.

epidermidis .............................................................................. 21

4. Pembuatan Krim Antiacne Minyak Cengkeh.......................... 24

5. Pembuatan Emulgel Antiacne Minyak Cengkeh..................... 25

6. Uji Sifat Fisik Sediaan Topikal Antiacne Minyak Cengkeh ... 26

7. Uji Daya Antibakteri Sediaan Topikal Antiacne Minyak

Cengkeh terhadap S. epidermidis dengan Metode Difusi

Sumuran .................................................................................. 26

F. Analisis Data ................................................................................. 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 28

A. Identifikasi Bahan ......................................................................... 28

B. Verifikasi Sifat Fisik Minyak Cengkeh ........................................ 28

C. Uji Daya Antibakteri Minyak Cengkeh terhadap S. epidermidis.. 29

D. Formulasi Sediaan Topikal Antiacne Minyak Cengkeh................ 31

E. Uji Sifat Fisik Sediaan Topikal Antiacne Minyak Cengkeh ......... 35

F. Uji Daya Antibakteri Sediaan Topikal Antiacne Minyak

Cengkeh terhadap S. epidermidis dengan Metode Difusi

Sumuran ........................................................................................ 38

Page 16: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xvi

BAB V KESIMPULAN............................................................................ 45

A. Kesimpulan ................................................................................... 45

B. Saran.............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 46

LAMPIRAN.............................................................................................. 49

BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 70

Page 17: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I Kandungan kimia minyak cengkeh (Lis-Balchin, 2006) .......... 7

Tabel II Formula kontrol basis krim antiacne dan krim antiacne

minyak cengkeh ...................................................................... 24

Tabel III Formula kontrol basis emulgel antiacne dan emulgel

antiacne minyak cengkeh........................................................ 25

Tabel IV Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh CV. Indaroma.............. 29

Tabel V Rerata hasil pengukuran pH sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh ...................................................................... 35

Tabel VI Rerata pengukuran sifat fisik sediaan topikal antiacne........... 37

Tabel VII Hasil perhitungan distribusi data sifat fisik sediaan

topikal antiacne minyak cengkeh............................................ 37

Tabel VIII Hasil pengukuran diameter zona hambat sediaan topikal

antiacne terhadap S. epidermidis ............................................ 41

Tabel IX Hasil perhitungan distribusi data zona hambat sediaan

topikal antiacne minyak cengkeh dan kontrol basis

antiacne terhadap S. epidermidis ............................................ 42

Page 18: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Patofisiologi jerawat (acne) (Anonim, 2009)............................... 5

Gambar 2 Morfologi tanaman cengkeh (Anonim, 2002 a)........................... 6

Gambar 3 Struktur Carbopol....................................................................... 10

Gambar 4 Diagram hasil pengukuran rerata diameter zona hambat

minyak cengkeh terhadap S. epidermidis................................... 30

Gambar 5 Pengenceran sediaan krim antiacne minyak cengkeh ............... 33

a. menggunakan air .................................................................... 33

b. menggunakan minyak ............................................................ 33

Gambar 6 Pengenceran sediaan emulgel antiacne minyak cengkeh .......... 33

a. menggunakan air .................................................................... 33

b. menggunakan minyak ............................................................ 33

Gambar 7 Sediaan topikal antiacne minyak cengkeh................................. 35

a. Krim antiacne minyak cengkeh ............................................. 35

b. Emulgel antiacne minyak cengkeh ........................................ 35

Gambar 8 Uji daya antibakteria sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh terhadap S. epidermidis................................................ 40

Page 19: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Certificate of Analyse (CoA) Clove Stem Oil ......................... 49

Lampiran 2 Surat keterangan S. epidermidis.............................................. 50

Lampiran 3 Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh CV Indaroma............... 51

Lampiran 4 Uji daya antibakteri minyak cengkeh terhadap S.

epidermidis .............................................................................. 53

Lampiran 5 Perhitungan nilai rHLB sistem emulsi .................................... 54

Lampiran 6 Sediaan topikal krim antiacne minyak cengkeh ..................... 55

Lampiran 7 Sediaan topikal emulgel antiacne minyak cengkeh................ 56

Lampiran 8 Pengukuran pH sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh ................................................................................... 57

Lampiran 9 Pengukuran uji sifat fisik sediaan topikal antiacne................. 57

Lampiran 10 Pengukuran diameter zona hambat sediaan topikal

antiacne terhadap S. epidermidis ............................................ 58

Lampiran 11 Uji daya antibakteri sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh dengan metode difusi sumuran ................................. 59

Lampiran 12 Hasil perhitungan statistik sifat fisik sediaan topikal

antiacne minyak cengkeh........................................................ 61

Lampiran 13 Hasil perhitungan statistik perbandingan daya

antibakteri sediaan topikal antiacne minyak cengkeh

pada pengamatan 12, 24, dan 48 jam ...................................... 63

Page 20: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Jerawat (acne) merupakan suatu proses peradangan kronik pada kelenjar

pilosebasea. Faktor pendukung utama dari timbulnya jerawat adalah proses

hiperkeratinisasi folikuler, yang menyebabkan terjadi penyumbatan pada folikel

tersebut. Peningkatan sekresi sebum yang distimulasi oleh kelenjar pilosebasea

pada folikel yang tersumbat ini, menyediakan lingkungan yang kondusif bagi flora

alami kulit untuk berkembang biak, sehingga terjadi peradangan pada folikel

tersebut (DiPiro, et.al., 2005).

Cengkeh (Eugenia caryophyllata Thunb.) merupakan salah satu jenis

tanaman rempah yang banyak ditemukan di Indonesia. Dari beberapa bagian

tanaman cengkeh, seperti kuncup bunga, gagang, dan daun, dapat diperoleh

minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%)

(Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Gupta, Garg, Uniyal, dan Kumari (2008), minyak cengkeh (Oleum

Caryophylli) memiliki kemampuan antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri

patogen, salah satunya adalah S. epidermidis, yang merupakan salah satu jenis

flora alami pada kulit pendukung terjadinya jerawat. Melalui penelitian Gupta et.

al. (2008) diketahui bahwa minyak cengkeh mampu menghasilkan diameter zona

hambat hingga 20 mm terhadap S. epidermidis dan Minimum Inhibition

Concentration (MIC) dari minyak cengkeh adalah 2,5%. Kemampuan daya

Page 21: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

2

antibakteri yang dimiliki oleh minyak cengkeh terhadap S. epidermidis,

menjadikan minyak cengkeh memiliki potensi untuk diformulasikan menjadi

suatu sediaan antiacne.

Krim merupakan sediaan semisolid yang juga merupakan jenis dari

sediaan ointment dengan konsistensi yang lebih halus (Jenkins, Francke, Brecht,

dan Sperandio, 1957). Uniknya, krim terbentuk dari hasil emulsifikasi antara fase

minyak dan fase air dengan bantuan emulsifying agent. Emulgel juga merupakan

sistem semisolid modifikasi dari gel, yang terdiri dari suatu sistem emulsi yang

ditambahkan gelling agent. Penambahan gelling agent pada sistem emulsi

mengakibatkan pergerakan medium dispersi menjadi terbatas akibat adanya

sistem matriks dari gelling agent (Allen, 2002), sehingga pelepasan bahan aktif

yang ada dibatasi oleh keberadaannya di dalam emulsi dan sistem matriks gelling

agent. Berbeda halnya dengan krim, di mana pelepasan bahan aktifnya hanya

dibatasi oleh keberadaannya di dalam emulsi.

Dengan adanya pembatasan sistem pada kedua sediaan topikal tersebut,

maka krim antiacne minyak cengkeh dan emulgel antiacne minyak cengkeh

diprediksi memiliki afinitas bahan aktif dengan basis sediaan yang berbeda,

sehingga mempengaruhi pelepasan bahan aktif dari basis ,yang akan

mempengaruhi efektivitas sediaan topikal antiacne dalam menghambat

pertumbuhan bakteri pendukung jerawat.

Page 22: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

3

B. Perumusan Masalah

Apakah daya antibakteri krim antiacne minyak cengkeh berbeda bermakna

dengan daya antibakteri emulgel antiacne minyak cengkeh dalam menghambat

pertumbuhan S. epidermidis?

C. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian

mengenai perbandingan daya antibakteri krim antiacne minyak cengkeh

dengan emulgel antiacne minyak cengkeh belum pernah dilakukan.

Adapun penelitian yang terkait yang pernah dilakukan adalah

Kemampuan Pelepasan dan Daya Antibakteri Kloramfenikol dari Sediaan

Krim dan Produk Paten Salep (Hartati, 1994).

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai

pengembangan formulasi dan perbandingan efektivitas sediaan topikal

antiacne.

2. Manfaat praktis

Menghasilkan krim antiacne minyak cengkeh dan emulgel antiacne

minyak cengkeh yang efektif dalam menghambat pertumbuhan S.

epidermidis.

Page 23: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

4

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mendapatkan bentuk sediaan topikal antiacne dengan bahan aktif

yang berasal dari bahan alam yaitu minyak cengkeh yang memiliki

efektivitas terapi lebih baik serta memenuhi karakter sebagai sediaan

topikal.

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui daya antibakteri krim antiacne minyak cengkeh

berbeda bermakna atau tidak dengan daya antibakteri emulgel antiacne

minyak cengkeh dalam menghambat atau membunuh S. epidermidis.

Page 24: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Jerawat (Acne)

Gambar 1. Patofisiologi jerawat (acne) (Anonim, 2009)

Jerawat (acne) disebabkan karena adanya hiperkeratinisasi folikuler,

sehingga terjadi penumpukan keratin pada folikel yang dapat menyumbat folikel

tersebut. Selain itu, terjadi sekresi sebum berlebih yang dikarenakan adanya

stimulasi hormon androgen terhadap kelenjar sebasea, sehingga sebum

terperangkap di dalam folikel (Dipiro, et.al., 2005). Terperangkapnya sebum di

dalam folikel ini menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan flora

alami kulit, sehingga mampu bertumbuh dengan baik, dan mengakibatkan

terjadinya inflamasi pada folikel (Walters dan Roberts, 2008). Propionibacterium

acnes dan S. epidermidis merupakan flora alami pada kulit dan merupakan

mikrobia utama penyebab jerawat (Bialecka, et. al., 2005). Persentase keberadaan

S. epidermidis di kulit sekitar 85-100 % menunjukan bahwa S. epidermidis

merupakan flora alami yang ada di kulit (Pelczar dan Chan, 1988).

Page 25: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

6

S. epidermidis merupakan salah satu jenis mikrobia patogen Gram Positif

berbentuk bulat dengan ukuran berkisar 0,5-1,5 µm. S. epidermidis memiliki

karakteristik produksi lapisan film pada dinding sel, yang merupakan hasil sekresi

dari teichoic acid. Adanya pembentukan lapisan hasil sekresi tersebut

menyebabkan mikrobia ini menjadi patogen (Anonim, 2009).

B. Minyak Cengkeh

Minyak cengkeh merupakan minyak essensial yang berasal dari tanaman

cengkeh (Eugenia caryophyllata Thunb.), yang termasuk famili Myrtaceae.

Sinonim nama tanaman cengkeh yaitu: Syzygium aromaticum, Caryophyllus

aromaticus L., Eugenia aromatic (L.) Baill. (Anonim, 2002 b)

Gambar 2. Morfologi tanaman cengkeh (Anonim, 2002 a)

1. Deskripsi Minyak Cengkeh

Minyak cengkeh merupakan minyak yang mudah menguap, yang

berasal dari bunga kering tanaman cengkeh, berupa cairan berwarna kuning

pucat dan menjadi semakin gelap serta kental karena penyimpanan, tidak larut

Page 26: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

7

dalam air; larut 2 bagian dalam 70% alkohol; sangat larut dalam alkohol kuat,

eter, asam asetat glasial. 1,035 – 1,060; < -1010’ ; 1,530; titik

didih sekitar 2500C (Anonim, 1995 b).

Minyak cengkeh dapat diperoleh dari kuncup bunga, gagang, maupun

bagian daun cengkeh, di mana kandungan minyak cengkehnya berturut-turut

adalah 15-18%, 4-6%, dan 2% (Lis-Balchin, 2006).

2. Kandungan Kimia

Komponen utama dalam minyak cengkeh adalah eugenol, eugenol

asetat, β-caryophyllene, dan α-humulene. Minyak cengkeh dari bagian

tanaman cengkeh yang berbeda, memiliki kandungan minyak cengkeh dengan

konsentrasi yang bervariasi.

Tabel I. Kandungan kimia minyak cengkeh (Lis-Balchin, 2006)Kuncup bunga cengkeh (%)

Gagang cengkeh (%)

Daun cengkeh (%)

Eugenol 82-88 85-90 75-90Eugenol asetat 11-27 Kurang dari 5 Kurang dari 10 β-caryophyllene Kurang dari 16 2,5-3,5 15-19α-humulene Kurang dari 2 0,3-0,4 1,5-2,5

3. Kegunaan

Minyak cengkeh dapat diaplikasikan lokal dan eksternal untuk

perawatan sakit gigi, dan infeksi minor pada mulut dan kulit. Minyak cengkeh

juga digunakan sebagai antiseptik pada luka terbuka ringan dan dapat

digunakan sebagai penurun demam, serta aroma terapi.

Menurut penelitian Gupta, et al. (2008), minyak cengkeh juga

memiliki daya antibakteri terhadap beberapa jenis mikrobia patogen seperti,

Page 27: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

8

S. aureus, S. epidermidis, Bacillus subtilis, B. cereus, Bacillus sp., Listeria

monocytogenes, Micrococcus aerogenosa, Kleibsiella sp..

Pada penelitian Nassar et al. (2007) juga ditunjukkan bahwa minyak

cengkeh memiliki kemampuan sebagai antioksidan dengan nilai aktivitas

scavenging (kemampuan suatu agen dalam menangkap radikal bebas) sebesar

93%, yang hampir sama kemampuannya dengan pembandingnya yaitu

butylated hydroxytoluene (BHT) (95%).

C. Krim

Krim merupakan suatu bentuk semisolid yang memiliki satu atau lebih

bahan aktif, yang terdispersi atau larut, baik dalam emulsi minyak dalam air (m/a)

maupun air dalam minyak (a/m) (Allen, 2005). Pada beberapa sumber, krim

dikatakan mirip atau merupakan bagian dari ointment (salep). Untuk krim jenis

a/m merupakan water-washable base ointment, di mana cream akan mudah

tercuci dengan air, sedangkan untuk krim jenis a/m, dikatakan merupakan bagian

dari oleaginous base ointment, di mana terdapat kandungan minyak dan

cenderung bersifat oklusif dan tahan lama pada kulit karena tidak mudah tercuci

dengan air (Sagarin, Goulden, Klarmann, dan Powers, 1957).

Beeswax atau white wax, atau cera album, merupakan agen stabilitator dan

agen pengental yang biasa digunakan pada pembuatan sediaan topikal seperti

krim. Beeswax terdiri dari 70-75% campuran macam-macam ester dari rantai lurus

monohidrat alkohol dengan jumlah rantai atom karbon antara C24 sampai C36

(Rowe, Sheskey, & Quinn, 2009). Titik leleh dari beeswax yaitu 60-650C. Adanya

Page 28: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

9

penambahan borax, akan mengemulsikan beeswax menjadi garam asam lemak-

borax dengan lemak alkohol (Anonim, 2004).

D. Gel dan Emulgel

Gel merupakan sediaan semisolid yang terdiri dari partikel inorganik

berukuran kecil maupun partikel organik berukuran besar saling berikatan, yang

membentuk suatu bangun tiga dimensi dan liquid berada di dalamnya (Zatz dan

Kushla, 1996). Dengan demikian gel merupakan suatu sistem semirigid yang

berasal dari fase terdispersi yang saling berikatan membentuk suatu tiga dimensi

sehingga membatasi pergerakan dari medium pendispersi (Allen, 2005).

Emulgel merupakan salah satu jenis gel yang dibuat dengan

mencampurkan emulsi dan gel pada perbandingan tertentu. Pada formula emulgel

terdapat bahan tambahan yang digunakan agar membentuk bentuk sediaan yang

stabil, yaitu:

1. Emulsifying agent digunakan untuk menghasilkan emulsi yang stabil,

dengan menurunkan tegangan muka antar fase pendispersi dan fase

terdispersi, yang pada umumnya memiliki perbedaan polaritas sehingga

tidak dapat bercampur. (Pena, 1990).

2. Gelling agent digunakan untuk meningkatkan viskositas dengan

membentuk ikatan 3 dimensional yang akan membatasi kinetik dari fase

pendispersi

Carbomer merupakan salah satu jenis gelling agent untuk menghasilkan

gel maupun emulgel dengan karakteristik tertentu. Secara kimia, Carbomer

Page 29: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

10

merupakan polimer sintetik dengan bobot molekul tinggi dari asam akrilat

(Rowe, Sheskey, & Quinn, 2009).

Gambar 3. Struktur Carbopol

Adapun mekanisme pengentalan yang terjadi pada carbomer adalah reaksi

netralisasi pada bagian asam karboksilat ke bentuk garamnya sehingga dapat

menghasilkan bentuk gel yang jernih dengan viskositas yang optimum pada pH 7

(Pena, 1990).

E. Uji Sifat Fisik Sediaan Topikal

1. Viskositas

Viskositas merupakan suatu ketahanan suatu cairan untuk mengalir, di

mana semakin tinggi viskositas, maka semakin besar pula ketahanannya

(Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1993). Evaluasi mengenai viskositas

merupakan karakteristik formulasi yang penting pada sediaan semisolid,

karena viskositas suatu sediaan semisolid menentukan lama tinggal sediaan di

kulit, sehingga obat dapat terpenetrasi dengan baik (Garg, Aggarwal, Garg,

dan Singla, 2002).

2. Daya sebar

Daya sebar adalah kemampuan dari suatu sediaan untuk menyebar di

tempat aplikasi, dan merupakan salah satu karakteristik yang bertanggung

Page 30: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

11

jawab dalam keefektifan dan penerimaan konsumen dalam menggunakan

sediaan semisolid. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya sebar yaitu:

rigiditas sediaan, lama tekanan, temperatur tempat aksi (Garg, Aggarwal,

Garg, dan Singla, 2002).

F. Uji Daya Antibakteri

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan suatu agen

dalam menghambat maupun membunuh bakteri tertentu. Ada beberapa metode

dalam melakukan pengujian daya antibakteri, yaitu:

1. Metode dilusi

Metode dilusi dapat digunakan untuk menentukan Kadar Hambat

Minimal (KHM), yaitu konsentrasi terendah yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri, dan menentukan Kadar Bunuh Minimal (KBM) yaitu

konsentrasi terendah yang dapat membunuh bakteri. Prinsip dari metode dilusi

adalah pengenceran senyawa antibakteri dalam beberapa konsentrasi dalam

media cair yang ditambahkan bakteri uji hingga didapat larutan uji agen

antibakteri pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya bakteri uji

ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM selanjutnya

dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikrobia uji ataupun agen

antibakteri. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan

sebagai KBM (Pratiwi, 2008).

Page 31: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

12

2. Metode difusi

Metode difusi mengukur aktivitas antibakteri berdasarkan pengamatan

diameter zona jernih yang dihasilkan pada media karena adanya agen

antibakteri yang berdifusi dari tempat awal pemberian. Metode ini dilakukan

dengan menempatkan agen antibakteri pada media padat yang telah

diinokulasikan biakan bakteri (Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 1995). Ada

beberapa cara dalam melakukan metode difusi ini, yaitu:

a. Cara sumuran

Cara ini dilakukan dengan menginokulasikan bakteri ke media kemudian

setelah memadat, dibuat sumuran dengan diameter tertentu dan tegak lurus

dengan permukaan media, selanjutnya ke dalam sumuran ini dimasukkan

agen antibakteri. Daya antibakteri yang diukur adalah diameter zona jernih

yang dihasilkan di sekitar sumuran (Pratiwi, 2008).

b. Cara paper disc

Cara ini dilakukan dengan menginokulasikan bakteri ke media kemudian

setelah memadat, paper disc diletakan di atas media yang telah memadat,

dan ditetesi dengan agen antibakteri, sehingga agen antibakteri meresap ke

dalam paper disc. Daya antibakteri yang diukur adalah diameter zona

jernih yang dihasilkan di sekitar disc (Pratiwi, 2008).

Agen antibakteri yang diformulasikan ke dalam suatu bentuk sediaan

topikal memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelepasan agen

antibakteri dari basis sediaan topikal tersebut. Kecepatan pelepasan agen

antibakteri dari basis memegang peran penting terkait aktivitas terapetik dari agen

Page 32: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

13

antibakteri. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelepasan agen antibakteri

dari basis sediaan topikal di antaranya adalah:

1. Faktor fisika kimia

Faktor fisika kimia yang dapat mempengaruhi pelepasan agen

antibakteri dari basis sediaan topikal yaitu:

a. Kelarutan dari agen antibakteri atau afinitas agen antibakteri terhadap

pembawa

Agen antibakteri yang sangat larut dalam basis dan memiliki afinitas

kuat terhadap bahan pembawanya, menunjukkan koefisien difusi yang

rendah, sehingga pelepasan agen antibakteri dari bahan pembawa

menjadi lambat, demikian pula sebaliknya.

b. Waktu difusi

Berdasarkan persamaan Higuchi, dapat diketahui bahwa waktu difusi

berbanding lurus dengan jumlah agen antibakteri yang dilepaskan dari

basis.

Di mana: Q = Jumlah agen antibakteri yang dilepaskan

C0 = Komposisi agen antibakteri mula-mula dalam

pembawa

Dv = koefisien difusi agen antibakteri dalam pembawa

t = waktu difusi

Page 33: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

14

c. Jenis basis sediaan topikal

Jenis basis dari sediaan topikal memiliki sifat yang berbeda-beda,

misalnya mengenai pH, viskositas, polaritas, dan lain-lain, sehingga

dapat mempengaruhi pelepasan agen antibakteri dari basis (Kavanagh,

1974).

2. Faktor biologis

Faktor biologis yang dapat mempengaruhi pelepasan agen antibakteri dari

basis sediaan topikal yaitu:

a. Pertumbuhan bakteri dalam media

Bakteri merupakan makhluk hidup bersel satu (uniseluler) yang

memperbanyak diri dengan cara pembelahan sel. Adanya agen

antibakteri akan menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.

b. Aktivitas antibakteri

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, agen antibakteri dapat bersifat

menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan dapat bersifat

membunuh bakteri (bakteriosida) (Jawetz, et.al., 1995).

G. Landasan Teori

Jerawat (acne) yang terjadi karena terjadinya hiperkeratinisasi folikuler,

menyebabkan folikel tersumbat oleh keratin, menyebabkan sebum yang

disekresikan oleh kelenjar sebasea terperangkap di dalam folikel, sehingga

menciptakan lingkungan yang optimal bagi flora alami kulit seperti S. epidermidis

untuk berkembang dan menyebabkan peradangan kronik (Dipiro, et. al., 2005).

Page 34: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

15

Dengan demikian, untuk meminimalkan terjadinya jerawat, dapat dilakukan

dengan meminimalisasi keberadaan flora alami kulit pendukung jerawat yang

berkembang lebih cepat tersebut dengan menggunakan agen antibakteri.

Berdasarkan penelitian Gupta, et al. (2008) minyak cengkeh (Oleum

Caryophylli) memiliki daya antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri patogen ,

salah satunya adalah S. epidermidis, yang merupakan salah satu flora alami kulit

pendukung terjadinya jerawat. Dengan demikian, minyak cengkeh memiliki

potensi untuk diformulasikan menjadi sediaan antiacne.

Krim dan emulgel merupakan sediaan topikal semisolid yang

menggunakan proses emulsifikasi dalam membentuk sistemnya. Hal yang

membedakan kedua sediaan ini adalah adanya penambahan gelling agent pada

emulgel, sedangkan pada krim tidak terdapat penambahan bahan ini. Adanya

penambahan gelling agent menyebabkan terbentuknya suatu matriks yang

membatasi gerak dari emulsi, di mana bahan aktif ada di dalam sistem emulsi

tersebut. Pada krim, bahan aktif terdapat pada sistem emulsi yang tidak dibatasi

geraknya oleh matriks, sehingga diprediksi terdapat perbedaan afinitas bahan aktif

antara basis krim dengan basis emulgel, sehingga dapat mempengaruhi pelepasan

bahan aktif dari sediaan krim dan emulgel.

Pengujian daya antibakteri krim antiacne minyak cengkeh dan emulgel

antiacne minyak cengkeh bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan

bermakna atau tidak dari kemampuan krim antiacne minyak cengkeh dan emulgel

antiacne minyak cengkeh dalam menghambat bakteri, di mana pada penelitian ini

digunakan bakteri S. epidermidis yang merupakan bakteri pendukung terjadinya

Page 35: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

16

jerawat. Adanya perbedaan afinitas bahan aktif, yang pada penelitian ini adalah

minyak cengkeh, diperkirakan mempengaruhi pelepasan minyak cengkeh dari

basis sediaan, sehingga mempengaruhi efektivitas sediaan topikal antiacne dalam

menghambat pertumbuhan S. epidermidis.

Penggunaan analisis statistik nonparametrik (i.e. Kruskall-Wallis) dapat

digunakan untuk membandingkan kemampuan kedua sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh dalam menghambat pertumbuhan S. epidermidis, tanpa harus

melihat normalitas distribusi data yang diperoleh, sehingga dapat diketahui kedua

sediaan topikal antiacne minyak cengkeh berbeda bermakna atau tidak dalam

kemampuannya sebagai antibakteri.

H. Hipotesis

Daya antibakteri krim antiacne minyak cengkeh berbeda bermakna dengan

daya antibakteri emulgel anti acne cream minyak cengkeh terhadap pertumbuhan

S. epidermidis.

Page 36: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental analitik, yaitu

membandingkan daya antibakteri krim antiacne minyak cengkeh berbeda

bermakna atau tidak dengan emulgel antiacne minyak cengkeh melalui analisis

statistik komparatif tidak berpasangan.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Utama

a. Variabel bebas

Bentuk sediaan krim antiacne dan emulgel antiacne.

b. Variabel tergantung

Diameter zona hambat terhadap S. epidermidis dan sifat fisik yang

meliputi viskositas dan daya sebar.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali

Konsentrasi minyak cengkeh, waktu pencampuran, kecepatan

pencampuran, wadah penyimpanan, suhu saat pembuatan, lama

penyimpanan sebelum pengujian daya hambat dan sifat fisik, suhu

inkubasi, lama inkubasi, kepadatan S. epidermidis.

Page 37: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

18

b. Variabel pengacau tidak terkendali

Suhu ruangan dan kelembaban ruangan saat penyimpanan.

C. Definisi Operasional

1. Minyak cengkeh adalah minyak essensial yang berasal dari gagang tanaman

cengkeh (Eugenia caryophyllata Thunb.) dan diperoleh dari CV Indaroma.

2. Staphylococcus epidermidis adalah kultur murni bakteri uji S. epidermidis

ATCC 12228 yang diperoleh dari Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

3. Krim antiacne minyak cengkeh adalah sediaan topikal semisolid hasil

emulsifikasi dengan bahan aktif minyak cengkeh yang digunakan untuk

mengobati jerawat (acne), sesuai dengan formula yang tercantum pada

penelitian ini.

4. Emulgel antiacne minyak cengkeh adalah sediaan topikal semisolid hasil

emulsifikasi dan penambahan Carbopol 940 sebagai gelling agent dengan

bahan aktif minyak cengkeh yang digunakan untuk mengobati jerawat (acne),

sesuai dengan formula yang tercantum pada penelitian ini.

5. Kontrol basis krim antiacne adalah sediaan semisolid hasil emulsifikasi

tanpa bahan aktif minyak cengkeh sesuai dengan formula yang tercantum pada

penelitian ini dan digunakan sebagai pembanding krim antiacne minyak

cengkeh terhadap kemampuannya dalam menghambat atau membunuh S.

epidermidis.

6. Kontrol basis emulgel antiacne adalah sediaan semisolid hasil emulsifikasi

dan penambahan Carbopol 940 sebagai gelling agent tanpa bahan aktif

Page 38: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

19

minyak cengkeh dengan formula yang tercantum pada penelitian ini dan

digunakan sebagai pembanding emulgel antiacne minyak cengkeh dalam

menghambat atau membunuh S. epidermidis.

7. Sifat fisik sediaan topikal antiacne minyak cengkeh adalah parameter yang

digunakan untuk mengetahui kualitas sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh yang meliputi daya sebar dan viskositas.

8. Daya antibakteri sediaan topikal antiacne minyak cengkeh adalah

kemampuan sediaan topikal antiacne minyak cengkeh untuk menghambat atau

membunuh S. epidermidis yang ditunjukan melalui diameter zona hambat

yang dihasilkan dibandingkan dengan masing-masing kontrol basis sediaan

topikal antiacne.

9. Diameter zona antimikrobial adalah parameter daya antibakteri berupa

diameter area jernih yang dihasilkan agen antibakteri dibandingkan dengan

kontrol negatif.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bakteri uji S. epidermidis ATCC 12228 yang diperoleh dari Dinas

Kesehatan Propinsi D.I. Yogyakarta Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta, minyak cengkeh yang diperoleh dari CV Indaroma Yogyakarta,

Carbopol 940 (kualitas farmasetis) sebagai gelling agent, Beeswax sebagai

bodying agent, borax, gliserin sebagai humectant, NaOH sebagai basa, Tween

80 dan Span 80 sebagai emulsifying agent, aquades sebagai pelarut dan fase

Page 39: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

20

air, media Nutrient Broth (Oxoid), Muller-Hinton Agar (Oxoid), minyak

cengkeh (kontrol positif), etanol sebagai pelarut minyak cengkeh.

2. Alat

Seperangkat alat gelas (Pyrex), cawan petri, tabung reaksi, jarum ose,

alat pembuat sumuran no.4 (diameter 0,8 cm), labu Erlenmeyer, pipet ukur,

vortex, neraca, mixer, waterbath, viscometer seri VT 04 (RION-JAPAN), alat

pengukur daya sebar.

E. Tata Cara Penelitian

1. Identifikasi bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:

a. Minyak cengkeh yang merupakan minyak essensial dari gagang tanaman

cengkeh diperoleh dari CV Indaroma Yogyakarta dan telah diuji

identitasnya.

b. Kultur murni S. epidermidis ATCC 12228 diperoleh dari Dinas Kesehatan

Propinsi D.I. Yogyakarta, Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta dan

telah diuji kemurniannya.

2. Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh

Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh yang dilakukan pada penelitian

ini, meliputi:

a. Verifikasi indeks bias minyak cengkeh

Indeks bias minyak cengkeh diukur dengan menggunakan hand

refractometer. Minyak cengkeh diteteskan pada prisma utama, kemudian

Page 40: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

21

prisma ditutup dan ujung refraktometer diarahkan ke arah cahaya terang,

sehingga melalui lensa skala dapat dilihat dengan jelas. Nilai indeks bias

minyak cengkeh ditunjukkan oleh garis batas yang memisahkan sisi terang

dan sisi gelap pada bagian atas dan bawah.

b. Verifikasi bobot jenis minyak cengkeh

Bobot jenis minyak cengkeh diukur dengan menggunakan piknometer

yang telah dikalibrasi, dengan menetapkan bobot piknometer kosong dan

bobot air, pada suhu 250C. Piknometer diisi dengan minyak cengkeh, dan

kondisikan suhu hingga 250C, kemudian piknometer ditimbang. Bobot

piknometer yang telah diisi minyak cengkeh dikurangkan dengan bobot

piknometer kosong. Bobot jenis minyak cengkeh merupakan perbandingan

antara bobot minyak cengkeh dengan bobot air dalam piknometer, pada

suhu 250C.

3. Uji Daya Antibakteri Minyak Cengkeh terhadap S. epidermidis

a. Penentuan konsentrasi minyak cengkeh

Minyak cengkeh dibuat dalam beberapa seri konsentrasi yaitu 10, 15, 20,

25, 50, 75, dan 100 %, dengan pelarut etanol 96%.

b. Pembuatan stok bakteri S. epidermidis

Media Muller-Hinton Agar (MHA) suhu 45-500C dimasukkan ke dalam

tabung reaksi sejumlah 5 ml, kemudian disterilkan dengan menggunakan

autoklaf pada suhu 1210C selama 20 menit. Pada suhu 45-500C, tabung

reaksi dimiringkan dan dibiarkan memadat. Diambil 1 ose biakan murni S.

Page 41: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

22

epidermidis dan diinokulasikan secara goresan, inkubasi selama 24 jam

pada suhu 370C dalam inkubator.

c. Pembuatan suspensi bakteri

Diambil 1 ose koloni bakteri S. epidermidis dari stok bakteri, dimasukkan

ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media Nutrient Broth (NB) steril,

inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C dalam inkubator, selanjutnya

kekeruhan suspensi bakteri S. epidermidis disesuaikan dengan standar 0,5

Mac Farland (1,5 x 108 CFU/mL) (Bonang dan Koeswardono, 1982).

d. Pembuatan kontrol media

Media MHA steril dituang ke dalam cawan petri, biarkan memadat,

kemudian diinkubasi selama 24 hingga 48 jam dengan suhu 370C. Setelah

diinkubasi, diamati dan dibandingkan dengan perlakuan.

e. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji S. epidermidis

Media MHA steril dengan suhu 45-550C, diinokulasikan suspensi bakteri

uji dengan kepadatan dan jumlah yang sama dengan suspensi bakteri uji

pada perlakuan, kemudian tuang ke cawan petri steril dan digoyang

sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Cawan petri tersebut

kemudian diinkubasi 24 hingga 48 jam, dengan suhu 370C. Setelah

diinkubasi, diamati pertumbuhan bakteri uji melalui kekeruhan media

dibandingkan dengan perlakuan.

Page 42: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

23

f. Uji daya antibakteri minyak cengkeh terhadap S. epidermidis dengan

metode difusi sumuran

Cawan petri steril diisi hingga 1/3 tinggi cawan petri dengan media MHA

steril dan biarkan memadat, layer ini merupakan layer pertama. Layer

kedua dituang di atas lapisan pertama, hingga 3/4 tinggi cawan petri

dengan media MHA yang telah diinokulasikan dengan suspensi bakteri.

Selanjutnya, dibuat 5 lubang sumuran dengan diameter 0,8 cm pada cawan

petri yang telah berisi media MHA double layer yang telah padat.

Keempat sumuran masing-masing diisi dengan 50 µl minyak cengkeh

dengan konsentrasi yang berbeda (10, 15, 20, 25, 50, 75, 100 %) dan

sumuran yang tersisa diisi dengan 50 µl etanol sebagai kontrol pelarut.

Cawan petri dilapisi dengan menggunakan plastic wrab, kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C, dan diamati serta diukur

diameterzona hambat yang dihasilkan. Konsentrasi dengan daya

antibakteri yang maksimal dipakai untuk pengujian daya antibakteri

sediaan topikal antiacne minyak cengkeh. Penelitian ini dilakukan 7 kali

replikasi sesuai dengan replikasi dari sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh yang diformulasikan.

Page 43: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

24

4. Pembuatan krim antiacne minyak cengkeh

Formula standar krim dalam 100 g (Harry dan Wilkinson, 1973)

R/ Beeswax 10,0Mineral oil 20,0Lanolin 3,0Borax 0,7Hydrogenated vegetable oil 25,0Antioxidant 0,5Sorbitan Stearate 5,0Polysorbate 60 2,0Water 33,8Perfume, preservatives q.s

Dari formula tersebut di atas dilakukan modifikasi sebagai berikut:

Tabel II. Formula kontrol basis krim antiacne dan krim antiacne minyak cengkeh

MaterialKontrol basis krim

antiacne (g)Krim antiacne minyak

cengkeh (g)Minyak Cengkeh - 15,0Beeswax 19,0 19,0Parafin cair 16,0 1,0Span 80 13,2 8,4Tween 80 16,8 21,6Gliserin 2,0 2,0Borax 1,0 1,0Aquades 32,0 32,0

Cara pembuatan kontrol basis cream dan anti acne cream minyak cengkeh:

Beeswax dilelehkan terlebih dahulu. Bahan-bahan yang merupakan

fase minyak (minyak cengkeh, parafin cair., Span 80) dicampur dalam satu

wadah, demikian halnya dengan fase air, kecuali aquades. Masing-masing

wadah dipanaskan pada suhu 800C, kemudian fase minyak ditambahkan ke

dalam beeswax yang telah leleh dengan suhu pencampuran 800C dengan

kecepatan pencampuran 200 rpm. Selanjutnya fase air dan aquades

ditambahkan berturut-turut, dan kecepatan pencampuran ditingkatkan

menjadi 400 rpm selama 20 menit.

Page 44: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

25

5. Pembuatan emulgel antiacne minyak cengkeh

Formula standar emulgel dalam 100 g (Mohamed, 2004)

R/ Chlorphenesin 0,5Carbopol 934 1,0Liquid Parafin 5,0Tween 20 0,6Span 20 0,9Propilenglikol 5,0Etanol 2,5Metil paraben 0,03Propil paraben 0,01Aquades ad. 100

Dari formula tersebut di atas dilakukan modifikasi sebagai berikut:

Tabel III. Formula kontrol basis emulgel antiacne dan emulgel antiacne minyak cengkeh

Material Kontrol basis emulgelantiacne (g)

Emulgel antiacne minyak cengkeh (g)

Minyak Cengkeh - 15,0Carbopol 940 2,0 2,0NaOH 20 %b/v 0,5 0,5Parafin cair 16,0 1,0Span 80 14,1 3,6Tween 80 15,9 26,4Gliserin 2,0 2,0Aquades 49,5 49,5

Cara pembuatan kontrol basis emulgel antiacne dan emulgel antiacne minyak

cengkeh:

Carbopol 940 dikembangkan dengan menggunakan sebagian aquades

dari formula selama semalam, kemudian bahan-bahan yang merupakan fase

minyak (minyak cengkeh, paraffin cair, Span 80) dicampur terlebih dahulu,

demikian halnya dengan fase air, kecuali aquades. Campuran fase minyak

ditambahkan ke dalam campuran fase air dengan kecepatan pengadukan 200

rpm. Sisa aquades dari formula ditambahkan ke dalam emulsi tersebut.

pencampuran emulsi tersebut dilakukan selama 10 menit.

Page 45: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

26

Emulsi selanjutnya ditambahkan ke dalam Carbopol 940 yang telah

dikembangkan oleh sebagian aquades dari formula dengan kecepatan putar

400 rpm selama 10 menit. NaOH 20 %b/v ditambahkan dan pengadukkan

dilanjutkan selama 5 menit.

6. Uji sifat fisik sediaan topikal antiacne minyak cengkeh

Sifat fisik sediaan topikal antiacne minyak cengkeh yang diuji pada

penelitian ini meliputi:

a. Uji viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan Viscosimeter Rion

seri VT 04. Sediaan dimasukan ke dalam wadah dan dipasang pada

portable viscotester. Viskositas sediaan diketahui dengan mengamati

gerakan jarum penunjuk viskositas. Pengujian ini dilakukan 1 kali, yaitu

48 jam setelah sediaan selesai dibuat.

b. Uji daya sebar

Satu gram sediaan diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas

sediaan diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga kaca bulat dan

pemberat, 125 g, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat

penyebarannya. Pengujiaan ini dilakukan 1 kali, yaitu 48 jam setelah

sediaan selesai dibuat

7. Uji daya antibakteri sediaan topikal antiacne minyak cengkeh terhadap

S. epidermidis dengan metode difusi sumuran

Dibuat 6 lubang sumuran dengan diameter 0,8 cm pada cawan petri

yang telah berisi media MHA double layer yang telah padat. Masing-masing

Page 46: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

27

sumuran diisi 100 mg krim antiacne minyak cengkeh; 100 mg kontrol basis

krim antiacne; 100 mg emulgel antiacne minyak cengkeh ; 100 mg kontrol

basis emulgel antiacne; 50 µl minyak cengkeh sebagai kontrol positif; 50 µl

etanol sebagai kontrol pelarut. Cawan petri dilapisi dengan menggunakan

plastic wrab, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370C. Diameter

zona hambat yang dihasilkan diamati dan diukur pada jam ke-12, 24 dan ke-

48.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data sifat fisik sediaan

topikal antiacne minyak cengkeh yang meliputi viskositas dan daya sebar, serta

data daya antibakteri sediaan topikal antiacne minyak cengkeh dan kontrol basis

sediaan topikal antiacne. Analisis statistik digunakan untuk melihat signifikansi

perbedaan dari data yang diperoleh tersebut. Pada distribusi data normal,

digunakan analisis statistik parametrik (uji T tidak berpasangan atau ANOVA satu

arah), sedangkan pada distribusi data tidak normal digunakan analisis statistik

non-parametrik (Kruskall-Wallis atau Mann-Whitney).

Page 47: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Bahan

Identifikasi bahan perlu dilakukan untuk menjamin bahwa bahan yang

diuji sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga tidak membiaskan hasil penelitian.

Pada penelitian ini, minyak cengkeh yang digunakan merupakan minyak essensial

dari gagang tanaman cengkeh yang diperoleh dari CV Indaroma Yogyakarta serta

telah diuji identitasnya, dengan Certificate of Analysis (CoA) terlampir (Lampiran

1).

Kultur murni merupakan biakan bakteri yang berasal dari satu spesies

bakteri atau perbanyakan 1 sel bakteri (Jutono, et. al., 1980). Pada penelitian ini,

S. epidermidis ATCC 12228 digunakan sebagai bakteri uji, yang diperoleh dari

Dinas Kesehatan Propinsi D.I. Yogyakarta, Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta dan telah diuji kemurniannya. Surat keterangan identitas kultur S.

epidermidis terlampir (Lampiran 2).

B. Verifikasi Sifat Fisik Minyak Cengkeh

Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh yang dilakukan pada penelitian ini

meliputi indeks bias dan bobot jenis dengan tujuan untuk memastikan identitas

dari minyak cengkeh yang digunakan. Berikut merupakan hasil yang diperoleh

dari verifikasi sifat fisik minyak cengkeh:

Page 48: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

29

Tabel IV. Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh CV. Indaroma

Sifat FisikTeoritis

(Anonim, 1995 b)Certificate of

Analysis (CoA)Verifikasi

Indeks bias 1,530 1,530 `1,523 ± 0,020

Bobot jenis 1,035-1,060 1,040 1,021± 0,014

Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa rentang indeks bias dan

bobot jenis minyak cengkeh yang diperoleh, berada dalam rentang teoritis

berdasarkan pada United State Pharmacopeia: The National Formulary (1995).

Dengan demikian, minyak essensial yang diperoleh dari CV Indaroma sesuai

dengan CoA dan teroritis (Anonim, 1995 b), dan merupakan minyak essensial

yang berasal dari tanaman cengkeh.

C. Uji Daya Antibakteri Minyak Cengkeh terhadap S. epidermidis

Bahan aktif yang digunakan pada formulasi sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh pada penelitian ini adalah minyak cengkeh yang berasal dari

gagang tanaman cengkeh. Pada penelitian Gupta, et. al. (2008), minyak cengkeh

memiliki daya antimikrobial terhadap beberapa jenis bakteri patogen, salah

satunya adalah S. epidermidis.

Adanya perbedaan kualitas minyak cengkeh yang digunakan, diprediksi

mempengaruhi daya antibakteri minyak cengkeh terhadap S. epidermidis,

sehingga perlu dilakukan pengujian konsentrasi minyak cengkeh yang akan

digunakan dalam formulasi sediaan topikal antiacne minyak cengkeh pada

penelitian ini.

Page 49: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

30

Dari hasil yang diperoleh, didapat diameter zona hambat minyak cengkeh

terhadap S. epidermidis (Lampiran 4) sebagai berikut:

Gambar 4. Diagram hasil pengukuran rerata diameter zona hambat minyak cengkeh terhadap S. epidermidis

Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 25% memiliki

rerata zona hambat yang paling tinggi. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan

konsentrasi yang lebih rendah, yaitu 15% dan 20%, rentang rerata diameter zona

hambat (17,27 – 20,73 dan 16,14 – 19,20 mm) yang dihasilkan tidak berbeda

bermakna dari rentang rerata diameter zona hambat minyak cengkeh konsentrasi

25% (18,05 – 27,29 mm) dilihat dari rentang rerata zona hambat yang dihasilkan

tumpang tindih, sedangkan pada konsentrasi yang lebih rendah, yaitu 10%,

didapat rerata diameter zona hambat minyak cengkeh lebih kecil dan apabila

diformulasikan akan menghasilkan zona hambat yang lebih kecil. Selain itu,

menurut Lis-Balchin (2006), minyak cengkeh memiliki sensitivitas dan bersifat

iritatif pada konsentrasi 20% dalam salep, dimana dari 25 konsumen terdapat 2

konsumen yang mengalami sensitivitas maupun iritasi. Melalui pertimbangan ini,

Page 50: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

31

maka dipilihlah konsentrasi 15% untuk formulasi sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh.

D. Formulasi Sediaan Topikal Antiacne Minyak Cengkeh

Pada formulasi sediaan topikal antiacne minyak cengkeh dalam penelitian

ini, dipilih bentuk sediaan krim dan emulgel dengan mempertimbangkan bahan

aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak cengkeh yang bersifat

lipoid, sehingga dipilih suatu bentuk sediaan yang merupakan sistem emulsi agar

bahan aktif dapat diaplikasikan dengan nyaman oleh konsumen. Selain itu, kedua

bentuk sediaan ini telah banyak digunakan di pasaran karena kenyamanan saat

aplikasi.

Sediaan topikal antiacne minyak cengkeh yang dibuat pada penelitian ini

merupakan suatu sistem emulsi minyak dalam air (M/A). Selain lebih nyaman

dipakai oleh konsumen, sistem M/A dipilih untuk formulasi sediaan topikal

antiacne karena sistem M/A tidak bersifat oklusif (menutupi pori-pori kulit),

sehingga diprediksi tidak memperburuk kondisi jerawat. Secara fisiopatologik,

jerawat muncul akibat adanya hiperkeratolitik dan sekresi sebum yang berlebihan,

sehingga sebum tersumbat di dalam pori-pori kulit, yang memungkinkan

pertumbuhan baik untuk flora alami di kulit. Penggunaan sediaan topikal yang

bersifat oklusif seperti pada sistem emulsi A/M, akan semakin menutupi pori-pori

kulit karena fase minyak berada di medium dispers dan fase air merupakan fase

terdispers (fase minyak di luar sistem), sehingga memperparah keadaan jerawat.

Pada sediaan topikal dengan sistem M/A, fase minyak merupakan fase terdispersi

Page 51: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

32

dan fase air merupakan medium dispersinya, sehingga pori-pori tidak tertutupi dan

sediaan tidak memperparah penyumbatan yang telah ada.

Pada formulasi sediaan topikal antiacne minyak cengkeh, dibuat juga

kontrol basis sediaan topikal antiacne untuk masing-masing sediaan topikal

antiacne minyak cengkeh. Kontrol basis sediaan topikal antiacne berperan

sebagai pembanding kemampuan daya antibakteri dari sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh terhadap S. epidermidis. Dengan kata lain, kontrol basis sediaan

topikal antiacne merupakan faktor koreksi pengamatan daya antibakteri sediaan

topikal antiacne minyak cengkeh, sehingga dapat diketahui diameter zona

antimikrobial yang dihasilkan sediaan topikal antiacne minyak cengkeh berasal

dari bahan aktif sediaan topikal antiacne minyak cengkeh, bukan dari basisnya.

Pada formulasi kontrol basis sediaan topikal antiacne, minyak cengkeh digantikan

oleh parafin cair yang merupakan fase minyak pada sistem emulsi. Pertimbangan

parafin cair untuk menggantikan posisi minyak cengkeh adalah untuk

menyamakan jumlah fase minyak dan meminimalkan pengaruh faktor eksternal

dalam formulasi sediaan topikal antiacne minyak cengkeh untuk melepaskan

bahan aktif.

Dalam memformulasikan sediaan topikal antiacne minyak cengkeh dan

kontrol basis sediaan topikal antiacne, nilai required Hydrophyl Lipophyl Balance

(rHLB) digunakan untuk menentukan HLB campuran emulgator yang akan

digunakan, sehingga dapat dihasilkan suatu sistem emulsi yang stabil. Nilai rHLB

minyak cengkeh diasumsikan sama dengan rHLB minyak zaitun, dengan

pertimbangan minyak zaitun sering digunakan sebagai fase minyak pada sediaan

Page 52: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

33

topikal, dan minyak cengkeh diasumsikan sebagai pengganti fase minyak ini.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rHLB didapat nilai rHLB dari kontrol basis

cream, anti acne cream, kontrol basis emulgel, anti acne emulgel berturut-turut

sebagai berikut: 10,3; 12,0; 10; dan 13,75 (Lampiran 5). Penentuan nilai rHLB

sistem ini penting dilakukan dalam merancang sediaan topikal, untuk menentukan

HLB surfaktan yang akan digunakan agar dihasilkan sediaan topikal yang stabil.

Untuk memastikan karakteristik sistem emulsi yang diformulasikan, maka

dilakukan pengujian tipe emulsi dengan metode pengenceran. Metode

pengenceran ini relatif lebih praktis dan mudah, dengan cara melakukan

pengenceran sediaan baik menggunakan air maupun minyak cengkeh. Berikut

merupakan gambar hasil pengenceran sediaan:

a bGambar 5. Pengenceran sediaan krim antiacne minyak cengkeh

a. menggunakan air b. menggunakan minyak

a bGambar 6. Pengenceran sediaan emulgel antiacne minyak cengkeh

a. menggunakan air b. menggunakan minyak

Pemisahan fase air

Fase minyak tidak dapat bercampur dengan emulgel

Page 53: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

34

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa baik sediaan krim antiacne

minyak cengkeh maupun sediaan krim antiacne minyak cengkeh tidak pecah

ketika ditambahkan air, sedangkan ketika ditambahkan minyak, sistem emulsi

menjadi pecah yang ditunjukkan dengan adanya pemisahan fase air dan minyak.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa sistem emulsi yang ada pada sediaan

topikal antiacne minyak cengkeh memiliki karakteristik sistem emulsi M/A.

Pada formulasi sediaan topikal antiacne minyak cengkeh dalam penelitian

ini digunakan emulgator Tween 80 dan Span 80 yang termasuk golongan

surfaktan nonionik. Emulgator yang termasuk golongan nonionik menstabilkan

sistem emulsi dengan menghasilkan lapisan film yang dapat menurunkan

tegangan antar muka kedua fase. Akan tetapi, emulgator golongan nonionik ini

kurang kuat dalam menstabilkan sistem emulsi, sehingga digunakan co-surfaktan

yaitu penyabunan Beeswax-borax untuk membantu menstabilkan sistem emulsi.

Minyak cengkeh yang merupakan bahan aktif dari sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh, berada dalam fase minyak dari sistem emulsi, sehingga

penambahan Carbopol 940 sebagai gelling agent pada emulgel antiacne minyak

cengkeh, membatasi pergerakan emulsi sehingga dapat mempengaruhi pelepasan

bahan aktif. Pada krim antiacne minyak cengkeh, bahan aktif akan berinteraksi

dengan fase minyak lain yang terdapat dalam sistem emulsi dan tidak dibatasi

oleh matriks seperti halnya pada emulgel. Adanya interaksi dengan fase minyak

lain yang terdapat dalam sistem emulsi dapat juga mempengaruhi pelepasan bahan

aktif (dalam hal ini adalah minyak cengkeh) dari sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh.

Page 54: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

35

Berikut merupakan hasil formulasi sediaan anti acne cream (Lampiran 6)

dan sediaan topikal anti acne emulgel (Lampiran 7):

a bGambar 7. Sediaan topikal anti acne minyak cengkeh

a. krim antiacne minyak cengkeh b. emulgel antiacne minyak cengkeh

Penetapan pH sediaan topikal antiacne minyak cengkeh juga penting

untuk diperhatikan agar tidak mengiritasi kulit, sehingga pH sediaan topikal

antiacne minyak cengkeh dibuat pada rentang pH kulit yaitu 4,5-6,5. Berikut

merupakan hasil pengukuran pH sediaan topikal anti acne minyak cengkeh

(Lampiran 8):

Tabel V. Rerata hasil pengukuran pH sediaan topikal antiacneminyak cengkeh

Jenis Sediaan ± SD

Anti acne cream 5,8 ± 0,13Anti acne emulgel 5,2 ± 0,23

Dari hasil pengukuran pH sediaan topikal antiacne minyak cengkeh di

atas, dapat diketahui bahwa pH sediaan topikal antiacne minyak cengkeh berada

dalam rentang pH kulit, sehingga dapat meminimalkan resiko iritatif pada kulit.

E. Uji Sifat Fisik Sediaan Topikal Antiacne Minyak Cengkeh

Dalam penelitian ini, sifat fisik merupakan salah satu bagian evaluasi dari

formulasi yang dilakukan, yang meliputi uji viskositas dan daya sebar.

Page 55: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

36

Pengukuran sifat fisik dari sediaan topikal pada penelitian ini dilakukan satu kali,

setelah 48 jam pembuatan sediaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi waktu

bagi sediaan topikal dalam membentuk sistemnya dengan sempurna, dan

diasumsikan pada waktu itu, energi geser yang ada akibat pencampuran telah

hilang.

Viskositas merupakan suatu tahanan dari suatu sediaan untuk mengalir,

dimana semakin besar viskositas, maka semakin besar pula tahanannya untuk

mengalir (semakin kental). Viskositas sediaan topikal dapat mempengaruhi

aplikasi pada kulit, pelepasan senyawa aktif, dan pengeluaran sediaan dari wadah.

Apabila sediaan topikal terlalu kental, maka aplikasi pada kulit akan sulit

dilakukan dengan merata dan pergerakkan dari droplet-droplet semakin kecil

sehingga fase minyak, di mana senyawa aktif pada sediaan topikal ini akan

tertahan dan sulit dilepaskan. Namun, apabila terlalu encer aplikasi pada kulit atau

jerawat juga akan sulit dilakukan, karena kontak dengan kulit tidak bertahan lama.

Daya sebar sediaan topikal merupakan salah satu karakteristik penting

dalam formulasi dan bertanggung jawab terhadap kemudahan aplikasi pada kulit

serta penerimaan di konsumen. Pegujian daya sebar dilakukan berdasarkan rerata

diameter terpanjang dari beberapa sisi. Daya sebar bekerja sama dengan viskositas

dalam menjamin kemudahan aplikasi dan pemerataan saat aplikasi sehingga

senyawa aktif yang terkandung dalam sediaan topikal dapat terpenetrasi dengan

baik. Hasil pengukuran uji sifat fisik sediaan topikal antiacne minyak cengkeh

adalah sebagai berikut (Lampiran 9):

Page 56: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

37

Tabel VI. Rerata pengukuran sifat fisik sediaan topikal anti acneJenis Sediaan Viskositas (dPa.s) Daya Sebar (cm)

Krim antiacne minyak cengkeh 322,86 ± 35,46 3,86 ± 0,68

Emulgel antiacne minyak cengkeh 292,86 ± 39,04 4,2 ± 0,17

Dari data di atas dapat diketahui bahwa viskositas sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh relatif tinggi. Pemilihan rentang viskositas ini

mempertimbangkan untuk kemudahan dan kenyamanan konsumen dalam aplikasi

sediaan topikal antiacne minyak cengkeh ke tempat aplikasi, yaitu jerawat.

Selanjutnya, dilakukan pengolahan data secara statistik untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan viskositas maupun daya sebar dari jenis sediaan topikal

antiacne minyak cengkeh. Berdasarkan hasil pengujiaan statistik yang dilakukan,

didapat bahwa penyebaran distribusi data sifat fisik, baik pada viskositas maupun

daya sebar jenis sediaan tidak normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p<0,05

yang diperoleh (Lampiran 11).

Tabel VII. Hasil perhitungan distribusi data sifat fisik sediaan topikal antiacne minyak cengkeh

Jenis SediaanViskositas Daya sebar

Kolmogorov-Smirnov

Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov

Shapiro-Wilk

Krim antiacne minyak cengkeh

0,200 0,745 0,047 0,060

Emulgel antiacne minyak cengkeh

0,200 0,870 0,200 0,674

Dari data di atas dapat diketahui bahwa, untuk viskositas distribusi data

normal, yang ditunjukkan dari nilai p>0,05, sehingga dilakukan analisis statistik

parametrik uji T tidak berpasangan dan didapat nilai p=0,158 (p>0,05), sehingga

dapat diketahui bahwa viskositas sediaan topikal antiacne minyak cengkeh tidak

berbeda.

Page 57: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

38

Pada data daya sebar sediaan topikal antiacne minyak cengkeh, diketahui

bahwa distribusi data tidak normal yang ditunjukkan dengan nilai p<0,05,

sehingga data daya sebar dianalisis dengan menggunakan analisis statistik non-

parametrik, Mann-Whitney. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai p=0,179

(p>0,05), sehingga dapat diketahui bahwa daya sebar sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh tidak berbeda.

Dengan demikian, melalui pengujian sifat fisik sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh ini dapat diketahui bahwa sifat fisik krim antiacne minyak

cengkeh tidak berbeda dengan emulgel antiacne minyak cengkeh, sehingga dapat

mendukung dalam pengamatan uji daya antimikrobial sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh terhadap S. epidermidis.

F. Uji Daya Antibakteri Sediaan Topikal Antiacne Minyak Cengkeh

terhadap S. epidermidis dengan Metode Difusi Sumuran

Pengujian daya antibakteri sediaan topikal antiacne minyak cengkeh

terhadap S. epidermidis bertujuan untuk mengetahui kemampuan sediaan topikal

antiacne minyak cengkeh dalam menghambat atau membunuh S. epidermidis,

yang merupakan salah satu bakteri pendukung terjadinya jerawat, dibandingkan

dengan kontrol basis sediaan topikal antiacne. Selain itu, pengujian ini juga

bertujuan untuk membandingkan kemampuan krim antiacne minyak cengkeh

dengan emulgel antiacne minyak cengkeh dalam melepaskan bahan aktifnya dari

basis untuk menghambat atau membunuh S. epidermidis.

Page 58: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

39

Minyak cengkeh dengan kandungan kimia yang mengandung senyawa

fenol relatif tinggi, akan berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorbsi

yang melibatkan ikatan hidrogen, sehingga akan terbentuk kompleks protein.

Akan tetapi, ikatan yang terjadi pada kompleks ini relatif lemah, sehingga akan

segera terurai dan kemudian diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan

denaturasi protein, dan pada akhirnya dapat menyebabkan sel bakteri lisis

(Parwata dan Dewi, 2008).

Minyak cengkeh yang tidak diformulasikan ke dalam bentuk sediaan

topikal antiacne dapat langsung berdifusi dan berinteraksi langsung dengan

bakteri uji dan menghambat atau membunuh S. epidermidis, sedangkan pada

minyak cengkeh yang telah diformulasikan ke dalam bentuk sediaan topikal

antiacne, kecepatan difusi lebih lambat. Hal ini dikarenakan adanya afinitas dari

bahan aktif dengan basis sediaan topikal yang mempengaruhi pelepasan bahan

aktif sehingga agar bahan aktif dapat berinteraksi dengan bakteri uji, bahan aktif

harus dapat lepas dari basis terlebih dahulu.

Pengujian daya antibakteri sediaan topikal antiacne minyak cengkeh

dilakukan dengan metode difusi sumuran karena pada penelitian ini, sampel yang

diuji berbentuk sediaan semisolid, sehingga tidak dapat bercampur dengan media

ataupun berdifusi sempurna ke dalam paper disc. Dengan demikian metode difusi

sumuran lebih efektif untuk pengujian daya antibakteri sediaan topikal antiacne

minyak cengkeh.

Page 59: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

40

Keterangan gambar:1. Kontrol positif (minyak

cengkeh 15%)2. Kontrol negatif (etanol 96%)3. Kontrol basis emulgel

antiacne4. Emulgel antiacne minyak

cengkeh5. Kontrol basis krim antiacne6. Krim antiacne minyak

cengkeh

Gambar 8. Uji daya antibakteri sediaan topikal antiacne minyak cengkeh terhadap S. epidermidis

Pada pengujian daya hambat ini, dalam satu cawan petri terdapat 6 buah

sumuran yang diisi dengan: (1) minyak cengkeh (15%); (2) etanol 96%; (3)

kontrol basis emulgel antiacne; (4) emulgel antiacne minyak cengkeh; (5) kontrol

basis krim antiacne; (6) krim antiacne minyak cengkeh. Pengisian keenam

sumuran ini dengan perlakuan tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan

perbedaan kondisi setiap perlakuan dalam satu replikasi.

Suatu agen antibakteri dikatakan memiliki potensi daya antibakteri apabila

agen antibakteri tersebut memiliki kemampuan dalam menghambat ataupun

membunuh bakteri dibandingkan dengan kontrol negatifnya. Pada penelitian ini,

sediaan topikal antiacne mengandung agen antibakteri dan potensi antibakteri dari

sediaan topikal antiacne ini dilihat dengan membandingkannya dengan kontrol

negatifnya yaitu kontrol basis sediaan topikal masing-masing (krim antiacne

1

2

3

45

6

Page 60: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

41

minyak cengkeh dengan kontrol basis krim, dan emulgel antiacne minyak

cengkeh dengan kontrol basis emulgel). Minyak cengkeh (15%) merupakan agen

antibakteri yang tidak diformulasikan untuk melihat perbedaan efektivitas agen

antibakteri ketika diformulasikan dengan tidak diformulasikan, dan potensi

antibakterinya dibandingkan dengan etanol 96% sebagai kontrol pelarut.

Pada penelitian ini, dilakukan 3 kali pengamatan, yaitu 12, 24, dan 48 jam.

Pemilihan waktu pengamatan ini berdasarkan pada kurva pertumbuhan dari

bakteri, yang secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi efektivitas dari

suatu agen antibakteri. Pada pengamatan 12 dan 24 jam merupakan fase awal dan

akhir dari bakteri berada pada log phase, di mana pada log phase ini bakteri

sedang aktif membelah. Pada pengamatan 48 jam bakteri telah masuk ke dalam

stationary phase, sehingga pada fase ini bakteri tidak lagi membelah dan terjadi

penumpukan metabolit toksin sekunder yang juga berbahaya bagi bakteri tersebut.

Berikut merupakan hasil pengamatan uji daya antibakteri terhadap S.

epidermidis (Lampiran 10):

Tabel VIII. Hasil pengukuran diameter zona hambat terhadap S. epidermidis

Jenis PerlakuanDiameter rata-rata zona hambat ± SD (mm)

12 jam 24 jam 48 jamEmulgel antiacne minyak cengkeh 9,93 ± 3,86 10,71 ± 3,60 11,14 ± 4,30Krim antiacne minyak cengkeh 7,57 ± 2,76 7,64 ± 1,75 8,36 ± 2,66

Kontrol basis emulgel antiacne 0 0 0Kontrol basis krim antiacne 1,93 ± 1,97 1,14 ± 2,04 1,43 ± 2,09Kontrol positif (minyak cengkeh 15%) 18,64 ± 5,41 18,71 ± 5,61 18,57 ± 6,21

Kontrol negatif (etanol 96%) 0,14 ± 0,38 0,21 ± 0,57 0,14 ± 0,38

Dari hasil pengukuran diameter zona hambat terhadap S. epidermidis

diketahui bahwa data sediaan topikal antiacne minyak cengkeh dan kontrol basis

Page 61: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

42

sediaan topikal antiacne pada pengamatan 12, 24, dan 48 jam, masing-masing

terdistribusi tidak normal, yang ditunjukkan dengan nilai p<0,05.

Tabel IX. Hasil perhitungan distribusi data zona antimikrobial sediaan topikal anti acne minyak cengkeh dan kontrol basis antiacne terhadap S.

epidermidisJenis Sediaan

12 jam 24 jam 48 jamKolmogorov

-SmirnovShapiro-

WilkKolmogorov

-SmirnovShapiro-

WilkKolmogorov

-SmirnovShapiro-

WilkEmulgel antiacne minyak cengkeh

0,123 0,065 0,055 0,252 0,070 0,186

Krim antiacneminyak cengkeh

0,200 0,678 0,200 1,71 0,200 0,663

Kontrol basis krim antiacne

0,003 0,007 0,000 0,010 0,001 0,01

Dengan demikian, untuk menganalisis perbedaan zona hambat sediaan

topikal antiacne minyak cengkeh dan kontrol basis sediaan topikal antiacne

digunakan statistik non-parametrik, yaitu Kruskall-Wallis. Dari hasil yang

diperoleh dapat diketahui bahwa daya hambat sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh dan basis sediaan topikal antiacne berbeda yang ditunjukkan dengan nilai

p berturut-turut untuk pengamatan 12, 24, dan 48 jam adalah 0,003; 0,001; dan

0,001 (p < 0,05). Dengan demikian perlu dilakukan post hoc Mann-Whitney untuk

mengetahui kelompok yang berbeda.

Dari hasil pengujian Mann-Whitney, diketahui baik pada pengamatan 12,

24, dan 48 jam, zona hambat krim antiacne minyak cengkeh tidak berbeda dengan

zona hambat yang dihasilkan oleh emulgel antiacne minyak cengkeh yang

ditunjukkan dengan nilai p>0,05 (Lampiran 13), sedangkan apabila dibandingkan

dengan kontrol basis sediaan topikal antiacne masing-masing, terdapat perbedaan

Page 62: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

43

yang bermakna, sehingga dapat diketahui bahwa sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh memiliki daya antibakteri terhadap S. epidermidis yang menggambarkan

sediaan topikal antiacne minyak cengkeh yang diformulasikan pada penelitian ini

memiliki efek.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kontrol basis krim antiacne

menghasilkan zona hambat walau tidak sebesar sediaan topikal krim antiacne

minyak cengkeh. Adanya zona hambat pada kontrol basis krim ini, diperkirakan

karena adanya kandungan borax. Borax biasa digunakan juga sebagai bahan

pengawet (preservative agent) (Rowe, et.al., 2009).

Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa daya antibakteri krim antiacne

minyak cengkeh tidak berbeda dengan emulgel antiacne minyak cengkeh,

sehingga bertentangan dengan hipotesis yang diambil, di mana daya antibakteri

sediaan topikal antiacne minyak cengkeh berbeda bermakna.

Secara teori, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelepasan bahan

aktif yaitu faktor fisika kimia sediaan dan faktor biologis dari bakteri. Dari faktor

fisika kimia meliputi kelarutan bahan aktif terhadap basis sediaan, lama difusi,

serta viskositas. Faktor biologis dari bakteri meliputi pertumbuhan bakteri dan

aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini, viskositas sediaan topikal antiacne dan

lama difusi bahan aktif telah dikontrol. Dari hasil yang didapat, viskositas krim

antiacne minyak cengkeh tidak berbeda dengan emulgel antiacne minyak

cengkeh, dan lama difusi bahan aktif dikontrol melalui pengamatan yang

dilakukan 3 kali, yaitu 12, 24, dan 48 jam. Dari faktor biologis bakteri,

Page 63: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

44

pertumbuhan bakteri juga telah dikontrol dengan adanya kontrol pertumbuhan

bakteri dan pertumbuhan bakteri yang merata dalam cawan petri.

Dengan demikian, faktor yang diprediksi sebagai penyebab terjadinya

perbedaan data dengan hipotesis yang diambil adalah mengenai kelarutan bahan

aktif terhadap basis sediaan topikal antiacne. Pada emulgel antiacne minyak

cengkeh memiliki kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan krim antiacne

minyak cengkeh, karena basis pada emulgel yang menggunakan Carbopol 940

sebagai gelling agent, bersifat lebih hidrofil dibandingkan dengan basis krim

antiacne minyak cengkeh yang menggunakan Beeswax sebagai pembentuk sistem

emulsi yang membedakan dari kedua formula sediaan topikal antiacne pada

penelitian ini, sehingga kelarutan serta afinitas minyak cengkeh lebih lemah

berada pada basis yang bersifat lebih hidrofil, sehingga mempengaruhi kecepatan

difusi dari minyak cengkeh, di mana semakin cepat difusi bahan aktif, semakin

banyak jumlah agen antibakteri yang dilepaskan (Kavanagh, 1974). Pengaruh

kecepatan difusi tersebut ditunjukkan dari diameter zona hambat yang dihasilkan

oleh emulgel antiacne minyak cengkeh pada pengamatan jam ke-12, lebih besar

dibandingkan dengan krim antiacne minyak cengkeh, walaupun secara statistik

tidak dikatakan berbeda.

Page 64: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Krim antiacne minyak cengkeh dan emulgel antiacne minyak cengkeh

tidak berbeda dalam kemampuannya menghambat atau membunuh S.epidermidis.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan studi tipe sediaan lain, seperti oleogel, untuk meningkatkan

efektivitas daya antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri yang berhubungan

dengan jerawat.

2. Perlu dilakukan optimasi formula dan proses pembuatan sediaan topikal

antiacne minyak cengkeh untuk mendapatkan formula dan proses pembuatan

yang optimum.

3. Perlu dilakukan uji iritasi sediaan topikal antiacne minyak cengkeh terhadap

hewan uji untuk memastikan keamanannya.

Page 65: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

46

DAFTAR PUSTAKA

Alma, M. H., Ertas, M., Nitz, S., Kollmannsberger, H., 2007, Chemical Composition and Content of Essential Oil from the Bud of Cultivated Turkiish Clove (Syzygium aromaticum L.), BioResources, 2 (2), 265-269

Allen, L. V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, 2nd Ed., 301, 308-310, United State of America: American Pharmaceutical Association

Allen, L. V., Popovich, N. G., Ansel, H. C., 2005, Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System, 8th Ed., 381, 424, Lippincott Williams and Wilkins, USA.

Anonim, 1995 a, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 6-8, 1030, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1995 b, The United State Pharmacopeia: The National Formulary, 12250, USPC Inc., United State of America

Anonim, 1998, Mayo Foundation for Medical Education and Reserch (MFMER), http://www.mayoclinic.com/health/medical/IM01841, diakses tanggal 12 Januari 2010

Anonim, 2002a, Herbdata New Zealand, http://www.herbdatanz.com/clove_usd1926_picture_monograph.htm, diakses tanggal 15 Desember 2009

Anonim, 2002 b, Flos Caryophylli, WHO Monographs on Selected Medicinal Plants, Volume 2, 45-52, World Health Organization, Geneva

Anonim, 2004, Snowdrift Farm Inc., http://www.snowdriftfarm.com/what_is_hlb.html, diakses tanggal 1Januari 2010

Anonim, 2009, EMBL-EBI, http://www.ebi.ac.uk/2can/genomes/bacteria/Staphylococcus_epidermidis.html, diakses tanggal 30 Agustus 2009

Anonim, 2009, EMBL-EBI http://www.ebi.ac.uk/2can/genomes/bacteria/Staphylococcus_epidermidis.html, diakses tanggal 30 Agustus 2009

Bialecka, A., Mak. M., Biedron. R., Bobek. M., Kasprowicz. A., Marcinkiewicz. J., 2005, Different Pro-inflammatory and Immunogenic Potentials of

Page 66: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

47

Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis: Implications for Chronic Inflammatory Acne, Arch Immunol Ther Exp (Warsz), 53 (1), 79-85

Bonang, G dan Koeswardono, E. S., 1982, Mikrobiologi Kedokteran untukLaboratorium dan klinik, 190, Gramedia, Jakarta

Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., Posey, L. M., 2005, Pharmacotheraphy: A Pathophysiologic Approach, 6th ed., 1755-1757, The McGraw-Hill Companies, Inc., United State of America

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., & Singla, A., 2002, Spreading of Semisolid Formulation: An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-102, www. pharmtech.com, diakses tanggal 20 Agustus 2009

Gupta, C., Garg, A. P., Uniyal, R. C., Kumari, A., 2008, Antimicrobial Activity of Some Herbal Oils Against Common Food-Borne Pathogens, African Journal of Microbiology Research, 2, 258-261

Hartati, S., 1994, Kemampuan Pelepasan dan Daya Antibakteri Kloramfenikol dari Sediaan Krim dan Produk Paten Salep, Majalah Farmasi Indonesia, 5 (2), 81-86

Jawetz, E., Melnick, J., & Adelberg, E., 1995, Medical Microbiology, 20, 160,627-629, Kedokteran EGC, Jakarta

Jenkins, G. L., Francke D. E., Brecht E. A., dan Sperandio G. J., 1957, Ointments and Ointment-type Preparations, The Art of Compounding, 338, McGraw-Hill Book Company, Inc., United State of America

Jutono, Joedoro, S., Sri Hartadi, Siti Kabirun, S., Suhardi, dan Soesanto, 1980,Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum, 73, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Kavanagh, F., 1974, Microbiological Diffusion Assay, Pharmaceutical Technology, Vol. 63, 1459-1462

Lis-Balchin, M., 2006, Aromatheraphy: A Guide for Healthcare Professionals, Edisi 1, 170-173, Pharmaceutical Press, London

Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A., 1993, Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik, ,Universitas Indonesia Press,Jakarta

Nassar, M. I., Gaara, A. H., El-Ghorab, A. H., Farrag, A. H., Shen, H., Huq, E., et.al., 2007, Chemical Constituents of Clove (Syzygium aromaticum, Fam.

Page 67: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

48

Myrtasceae) and Their Antioxidant Activity, Laporan Penelitian, University of Texas at Austin, Austin, United State of America

Parwata, I. M. O. A. dan Dewi, P. F. S., 2008, Isolasi dan Uji AKtivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galangal L.), Jurnal Kimia 2 (2), 100-104

Pratiwi, S. T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, 188-191, Erlangga, Jakarta

Pelczar, M. J., dan Chan, E. C., 1988, Mikrobiota Normal Tubuh Manusia, Dasar-Dasar Mikrobiologi, 249-251, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta

Pena, L. E., 1990, Gel Dossage Forms: Theory, Formulation, and Processing. In Osborne, D. W., dan Amann, A. H., Topical Drug Delivery Formulations381-387, Marcel Dekker Inc., New York.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., 110-113, 779-780, Royal Pharmaceutical Society,United State of America

Sagarin, E., 1957, Cosmetic Science and Technology, 147-181, Interscience Publisher, Inc., London.

Walters, H. A., & Roberts, M. S., 2008, Dermatologic, Cosmeceutic, and Cosmetic Development: Therapeutic and Novel Approaches, 162, 243, Informa Healthcare USA, Inc., New York.

Zatz, J. L., dan Kushla, G. P., 1996, Gels, Lieberman, H. A., Rieger, M. M., Banker, G. S., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Volume 2, 399-415, Marcel Dekker Inc., New York

Page 68: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

49

LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analyse (CoA) Clove Stem Oil

Page 69: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

50

Lampiran 2. Surat keterangan S. epidermidis

Page 70: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

51

Lampiran 3. Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh CV Indaroma

a. Indeks Bias

ns = np + 0,0003 (Tp + Ts)

ns = np + 0,0003 (27 + 25)

ns = np + 0,0003 (2)

ns = np + 0,0006

Replikasi np ns

1 1,550 1,55062 1,497 1,49763 1,525 1,52564 1,532 1,53265 1,510 1,5106

Rata-rata ± SD 1,5234 ± 0,020

b. Bobot jenis

1 2 3 4Bobot pikno

(g)24,2357 23,8867 23,2497 23,6086

Bobot piknometer

+ air (g)34,2454 33,8506 33,2379 33,7078

Bobot air (g) 10,0097 9,99639 9,9882 10,0992Kerapatan air (250C)

(g/ml)0,99602 0,99602 0,99602 0,99602

Volume air (ml)

10,0497 10,0037 10,0281 10,1396

Page 71: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

52

1 2 3 4Bobot

piknometer (g)

24,2357 23,8867 23,2497 23,6086

Bobot piknometer +

minyak cengkeh (g)

34,6271 34,1505 33,2959 33,8455

Bobot minyak

cengkeh (g)10,3914 10,2638 10,0462 10,2369

Volume minyak

cengkeh (ml)10,0497 10,0037 10,0281 10,1396

ρminyak cengkeh 1.038 1.027 1.006 1.014

Rata-rata kerapatan minyak cengkeh ± SD = 1,021± 0,014

Page 72: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

53

Lampiran 4. Uji Daya Antibakteri Minyak Cengkeh terhadap S. epidermidis

Konsentrasi (%)

Diameter zona antibakteri (mm) Diameter zona hambat ± SD (mm)1 2 3

10 17.0 16.0 14.0 15.67 ± 1.53

15 20.0 17.0 20.0 19.00 ± 1.73

20 16.0 18.0 19.0 17.67 ± 1.53

25 38.0 26.0 23.0 29.00 ± 7.94

Kontrol negatif (etanol)

0.0 17.0 0.0 5.67 ± 9.81

25 20.0 28.0 20.0 22.67 ± 4.62

50 17.0 19.0 19.0 18.33 ± 1.15

75 14.0 15.0 17.0 15.33 ± 1.53

100 20.0 17.0 19.0 18.67 ± 1.53

Kontrol negatif (etanol)

0.0 0.0 0.0 0.00

Page 73: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

54

Lampiran 5. Perhitungan nilai rHLB sistem emulsi

a. Sediaan topikal basis cream anti acne minyak cengkeh

b. Sediaan topikal basis emulgel anti acne minyak cengkeh

c. Sediaan topikal cream anti acne minyak cengkeh

d. Sediaan topikal emulgel anti acne minyak cengkeh

Page 74: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

55

Lampiran 6. Sediaan topikal krim antiacne minyak cengkeh

Replikasi 1 Replikasi 2

Replikasi 3 Replikasi 4

Replikasi 5 Replikasi 6

Replikasi 7

Page 75: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

56

Lampiran 7. Sediaan topikal emulgel antiacne minyak cengkeh

Replikasi 1 Replikasi 2

Replikasi 3 Replikasi 4

Replikasi 5 Replikasi 6

Replikasi 7

Page 76: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

57

Lampiran 8. Pengukuran pH sediaan topikal antiacne minyak cengkeh

Replikasi Kontrol basis cream

Kontrol basis emulgel

Anti acne cream

Anti acne emulgel

I 5 5 5.8 5.1II 5.8 5.2 5.8 5III 5.9 5.6 5.8 5.4IV 5.8 5.5 5.8 5.6V 5.8 5.5 5.6 5VI 5.9 5.6 6 5.1VII 5 5.5 5.6 5.3

Rata-Rata 5,6 5,4 5,8 5,2SD 0,41 0,23 0,13 0,23

Lampiran 9. Pengukuran uji sifat fisik sediaan topikal antiacne

a. Viskositas

Replikasi Kontrol basis cream

Kontrol basis emulgel

Anti acne cream

Anti acne emulgel

I 400 390 310 300II 400 380 310 310III 450 390 350 280IV 400 400 380 240V 380 500 290 320VI 360 400 280 350VII 380 420 340 250

395,71 411,43 322,86 292,86

SD 28,20 41,00 35,46 39,04

b. Daya sebar

RepKontrol basis

creamKontrol basis

emulgelAnti acne cream Anti acne emulgel

Dv Dh Dv Dh Dv Dh Dv Dh

I 3,3 3,1 3,2 3,9 3,8 3,85 5,0 5,1 5,05 4,3 4,5 4,4II 3,0 3,4 3,2 4,2 3,0 3,6 4,4 4,5 4,45 4,3 4,5 4,4III 2,7 3,1 2,9 3,6 3,2 3,4 3,3 3,5 3,4 4,2 4,2 4,2IV 2,8 3,4 3,1 3,5 3,4 3,45 3,5 3,3 3,4 4,1 4,0 4,05V 3,3 3,2 3,25 3,2 3,5 3,35 3,8 3,5 3,65 4,2 4,3 4,25VI 3,0 3,1 3,05 3,4 3,3 3,35 3,6 2,8 3,2 4,1 4,2 4,15VII 3,1 3,2 3,15 3,2 3,5 3,35 3,5 3,5 3,5 3,9 4,0 3,95

3,12 3,48 3,81 4,2SD 0,12 0,19 0,68 0,17

Page 77: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

58

Lampiran 10. Pengukuran diameter zona antibakteri sediaan topikal antiacne terhadap S. epidermidis

Rep

Kontrol Positif(Minyak Cengkeh

15%)Kontrol Negatif

(etanol 96%) Basis Emulgel Emulgel 15% Basis Cream Cream 15%12

Jam24

Jam48

Jam12

Jam24

Jam48

Jam12

Jam24

Jam48

Jam12

Jam24

Jam48

Jam12

Jam24

Jam48

Jam12

Jam24

Jam48

Jam

I 9.5 9 7.5 0 0 0 0 0 0 4.5 5.5 5.5 0 0 0 4.5 5.5 4.5

II 13.5 13.5 12.5 0 0 0 0 0 0 4.5 6.5 5.5 0 0 0 4 5.5 5.5

III 24 22.5 23.5 1 1.5 1 0 0 0 14 16 17.5 4 0 2 7.5 9.5 12

IV 17.5 17.5 19 0 0 0 0 0 0 10.5 11.5 12 0 0 0 7.5 7 7.5

V 21 22.5 22 0 0 0 0 0 0 12 12 12.5 2 0 0 8 7.5 9.5

VI 22.5 23.5 22 0 0 0 0 0 0 12.5 12 12 4.5 5 5.5 12 9 9.5

VII 22.5 22.5 23.5 0 0 0 0 0 0 11.5 11.5 13 3 3 2.5 9.5 9.5 10Rata-Rata 18.64 18.71 18.57 0.14 0.21 0.14 0 0 0 9.93 10.71 11.14 1.93 1.14 1.43 7.57 7.64 8.36

SD 5.41 5.61 6.21 0.38 0.57 0.38 0 0 0 3.86 3.6 4.3 1.97 2.04 2.09 2.76 1.75 2.66

Page 78: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

59

Lampiran 11. Uji daya antimikrobial sediaan topikal antiacne minyak

cengkeh dengan metode difusi sumuran

Replikasi 1 Replikasi 2

Replikasi 3 Replikasi 4

Replikasi 5 Replikasi 6 Replikasi 7

Page 79: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

60

Kontrol pertumbuhan bakteri uji

Staphylococcus epidermidis

Kontrol media Muller-Hinton Agar

(MHA)

Page 80: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

61

Lampiran 12. Hasil perhitungan statistik sifat fisik sediaan topikal anti acne

minyak cengkeh

a. Viskositas

Tests of Normality

JenisSediaan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Krim antiacne minyak cengkeh

.213 7 .200(*) .952 7 .745

Emulgel antiacne minyak cengkeh

.150 7 .200(*) .966 7 .870

* This is a lower bound of the true significance.a Lilliefors Significance Correction

Analisis Uji T tidak Berpasangan

Group Statistics

JenisSediaan N Mean Std. DeviationStd. Error

MeanViskositas Krim antiacne

minyak cengkeh

7 322.8571 35.45621 13.40119

Emulgel antiacne minyak cengkeh

7 292.8571 39.03600 14.75422

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower UpperEqual variances assumed

.043 .839 1.505 12 .158 30.00000 19.93186 -13.42779 73.42779

Equal variances not assumed

1.505 11.891 .158 30.00000 19.93186 -13.47211 73.47211

Page 81: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

62

b. Daya sebar

Tests of Normality

JenisSediaan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Krim antiacne minyak cengkeh

.306 7 .047 .817 7 .060

Emulgel antiacne minyak cengkeh

.168 7 .200(*) .944 7 .674

* This is a lower bound of the true significance.a Lilliefors Significance Correction

Analisis Uji Mann-WhitneyRanks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDayaSebar Krim antiacne

minyak cengkeh

7 6.00 42.00

Emulgel antiacne minyak cengkeh

7 9.00 63.00

Total 14

Test Statistics(b)

DayaSebarMann-Whitney U 14.000Wilcoxon W 42.000Z -1.345Asymp. Sig. (2-tailed) .179Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .209(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

Page 82: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

63

Lampiran 13. Hasil perhitungan statistik perbandingan daya hambat

sediaan topikal anti acne pada pengamatan 12, 24, dan 48 jam

a. Pengamatan 12 jam

Tests of Normality

JenisSediaan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Emulgel antiacne minyak cengkeh .273 7 .123 .820 7 .065

Krim antiacne minyak cengkeh .204 7 .200(*) .944 7 .678

Kontrol basis krim antiacne .401 6 .003 .702 6 .007

* This is a lower bound of the true significance.a Lilliefors Significance Correction

Kruskall-Wallis

Ranks

JenisSediaan N Mean RankDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 14.93

Krim antiacne minyak cengkeh 7 11.71

Kontrol basis krim antiacne 6 3.92

Total 20

Test Statistics(a,b)

DiameterZonaAntimikrobial

Chi-Square 11.843df 2Asymp. Sig. .003

a Kruskal Wallis Testb Grouping Variable: JenisSediaan

Page 83: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

64

Mann-Whitney

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 9.07 63.50

Krim antiacne minyak cengkeh 7 5.93 41.50

Total 14

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U 13.500Wilcoxon W 41.500Z -1.415Asymp. Sig. (2-tailed) .157Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .165(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 9.86 69.00

Kontrol basis krim antiacne 6 3.67 22.00

Total 13

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U 1.000Wilcoxon W 22.000Z -2.914Asymp. Sig. (2-tailed) .004Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

Page 84: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

65

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Krim antiacne minyak cengkeh 7 9.79 68.50

Kontrol basis krim antiacne 6 3.75 22.50

Total 13

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U 1.500Wilcoxon W 22.500Z -2.833Asymp. Sig. (2-tailed) .005Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

b. Pengamatan 24 jam

Tests of Normality

JenisSediaan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Emulgel antiacne minyak cengkeh .301 7 .055 .885 7 .252

Krim antiacne minyak cengkeh .210 7 .200(*) .866 7 .171

Kontrol basis krim antiacne .427 7 .000 .652 7 .001

* This is a lower bound of the true significance.a Lilliefors Significance Correction

Kruskall-Wallis

Ranks

JenisSediaan N Mean RankDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 16.43

Krim antiacne minyak cengkeh 7 12.57

Kontrol basis krim antiacne 7 4.00

Total 21

Page 85: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

66

Test Statistics(a,b)

DiameterZonaAntimikrobial

Chi-Square 14.979df 2Asymp. Sig. .001

a Kruskal Wallis Testb Grouping Variable: JenisSediaan

Mann-Whitney

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 9.43 66.00

Krim antiacne minyak cengkeh 7 5.57 39.00

Total 14

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U 11.000Wilcoxon W 39.000Z -1.738Asymp. Sig. (2-tailed) .082Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .097(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 11.00 77.00

Kontrol basis krim antiacne 7 4.00 28.00

Total 14

Page 86: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

67

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.209Asymp. Sig. (2-tailed) .001Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Krim antiacne minyak cengkeh 7 11.00 77.00

Kontrol basis krim antiacne 7 4.00 28.00

Total 14

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.209Asymp. Sig. (2-tailed) .001Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

c. Pengamatan 48 jam

Tests of Normality

JenisSediaan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Emulgel antiacne minyak cengkeh .293 7 .070 .870 7 .186

Krim antiacne minyak cengkeh .238 7 .200(*) .943 7 .663

Kontrol basis krim antiacne .418 7 .001 .640 7 .001

* This is a lower bound of the true significance.a Lilliefors Significance Correction

Page 87: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

68

Kruskall-Wallis

Ranks

JenisSediaan N Mean RankDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 16.14

Krim antiacne minyak cengkeh 7 12.50

Kontrol basis krim antiacne 7 4.36

Total 21

Test Statistics(a,b)

DiameterZonaAntimikrobial

Chi-Square 13.549df 2Asymp. Sig. .001

a Kruskal Wallis Testb Grouping Variable: JenisSediaan

Mann-Whitney

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 9.29 65.00

Krim antiacne minyak cengkeh 7 5.71 40.00

Total 14

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U 12.000Wilcoxon W 40.000Z -1.613Asymp. Sig. (2-tailed) .107Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .128(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

Page 88: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

69

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Emulgel antiacne minyak cengkeh 7 10.86 76.00

Kontrol basis krim antiacne 7 4.14 29.00

Total 14

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U 1.000Wilcoxon W 29.000Z -3.089Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

Ranks

JenisSediaan N Mean Rank Sum of RanksDiameterZonaAntimikrobial

Krim antiacne minyak cengkeh 7 10.79 75.50

Kontrol basis krim antiacne 7 4.21 29.50

Total 14

Test Statistics(b)

DiameterZonaAntimikrobial

Mann-Whitney U 1.500Wilcoxon W 29.500Z -3.013Asymp. Sig. (2-tailed) .003Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001(a)

a Not corrected for ties.b Grouping Variable: JenisSediaan

Page 89: PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KRIM ANTIACNE … · minyak atsiri dengan komponen utama golongan fenol, yaitu eugenol (87%) (Alma, Ertas, Nitz, Kollmannsberger, 2007). Berdasarkan

70

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Dwitiya Kusuma,

dilahirkan pada tanggal 16 Juni 1988 di Jakarta. Putri

dari pasangan Indhra Ristanto dan Ita Tineke N. F., dan

memiliki saudara kandung putra bernama Adi Paramita.

Penulis telah menempuh pendidikan di TK Harapan

Bunda Jakarta pada tahun 1993 sampai dengan 1994, SD

Harapan Bunda Jakarta pada tahun 1994 sampai dengan

2000, SMP Santa Maria Jakarta pada tahun 2000 sampai dengan 2003, SMA

Santa Ursula Jakarta pada tahun 2003 sampai dengan 2006, kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta mulai

tahun 2006 sampai dengan tahun 2009.

Penulis memiliki pengalaman bekerja sebagai asisten praktikum FTS

semisolid-liquid (2009), Toksikologi Dasar (2009), FTS Solid (2008), Botani

Dasar (2007). Selain itu, penulis juga mengikuti kegiatan di Universitas Sanata

Dharma dalam bidang organisasi dan olahraga, diantaranya menjadi sekretaris

BEMF Farmasi periode 2006-2007, pendamping kelompok pada Titrasi 2007,

ketua eksternal pada PPnEC 2008, dan anggota UKF basket Sanata Dharma.