Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2
1. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan sampah di sekitar manusia, baik
di sekitar tempat tinggal bahkan di setiap tempat dimana manusia beraktivitas
sampah bisa dengan mudah ditemukan. Sa’id menjelaskan bahwa sampah
merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat
[1]. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia menyatakan
bahwa pertambahan penduduk yang terus meningkat akan meningkatkan
konsumsi masyarakat dan hal ini akan mengakibatkan semakin bertambahnya
volume sampah [2]. Jika hal ini dibiarkan terus menerus sampah akan memenuhi
bumi dan tentu berakibat buruk bagi manusia dan lingkungan. Hal ini terjadi
karena kurangnya pemanfaatan sampah melalui proses daur ulang baik di rumah
tangga hingga tempat pembuangan akhir [3]. Kurangnya pemanfaatan sampah
tersebut juga dialami sebagian besar anak-anak yang memiliki rentang usia 6-12
tahun. Dari 30 anak lebih dari separuh anak tidak tahu apa itu sampah dan dampak
buruknya. Disebabkan anak-anak tersebut tidak pernah mendapatkan pendidikan
oleh lembaga sekolah, keluarga maupun lingkungan sekitar tentang penjelasan
teknik reduce, reuse, dan recycle dan pengolahan sampah lainnya. Baik dalam
bentuk penyuluhan maupun media apapun. Dipilihnya anak-anak dengan rentang
usia 6-12 tahun karena pada usia tersebut anak-anak-sudah-memiliki-kecerdasan-
operasional-konkret._Dari apa _yang_ dipelajari di sekolah, ia belajar membentuk
konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi badan, peran, jenis kelamin,
dan moral [4].
Bidang animasi 2D saat ini memang tengah bersaing dengan animasi 3D,
namun kepopularitasannya lebih unggul dibanding animasi 3D dengan masuknya
dua film animasi 2D sebagai peringkat pertama dan kedua dalam Highest Rated
Animation Features Films oleh IMDb dari 507 judul film animasi dari berbagai
jenis dan tahun yang berbeda [5]. Selain itu popularitas film animasi 2D juga
dibuktikan pada survey yang dilakukan bahwa lebih dari separuh anak lebih
menyukai animasi 2D seperti Sponge Bob Square Pants dan Naruto pada 30
sampel anak usia 6-12 tahun. Dengan adanya popularitas akan animasi 2D
mendorong untuk dirancangnya sebuah media sosialisasi menggunakan animasi
2D tentang pemanfaatan sampah menggunakan metode reduce, reuse, dan
recycle. Diharapkan adanya animasi 2D tentang pemanfaatan sampah, masyarakat
dapat lebih memahami metode reduce, reuse, dan recycle untuk mengolah sampah
lebih baik lagi.
2. Tinjauan Pustaka
Hadi melakukan sebuah penelitian berjudul Pembuatan Video Animasi
Kartun 2D sebagai Media Sosialisasi Donor Darah PMI Cabang Kabupaten
Sleman. Animasi tersebut berisikan tentang mensosialisasikan proses kegiatan
donor darah menggunakan video animasi 2D. Penelitian tersebut ditujukan kepada
masyarakat agar masyarakat mempunyai kesadaran untuk melakukan pendonoran
darah. Dalam penelitiannya dirancang animasi 2D dengan menggunakan teknik
full animation untuk menjadikan obyek gambar lebih hidup dan menarik.
Disimpulkan bahwa video kartun animasi 2D merupakan media sosialisasi yang
3
efektif dengan dibuktikan adanya peningkatan jumlah pendonor darah, selain itu
penggunaan teknologi komputerisasi berbasis multimedia mampu mengurangi
beban biaya [6].
Laksono melakukan penelitian berjudul Perancangan Film Animasi Edukasi
Rambu-rambu Berlalu Lintas untuk Anak Usia 5-7 tahun. Judul penelitian
tersebut Jalan Bersama Brian dan Slamet, yang ditujukan untuk anak usia 5-7
tahun, dan animasi tersebut ditayangkan menggunakan media televisi.
Dirancangnya film animasi edukasi rambu-rambu berlalu lintas memiliki tujuan
untuk memberi pengetahuan kepada anak-anak tentang rambu-rambu lalu lintas
agar mengerti dan dapat berhati-hati ketika sedang berada di jalan. Dalam
penelitiannya digunakan teknik animasi limited animation, hal itu dilakukan untuk
menghemat biaya dan waktu. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa
dirancangnya film animasi edukasi rambu-rambu berlalu lintas untuk anak dapat
meningkatkan ketertiban berlalu lintas sejak dini, serta dapat mengurangi
kecelakaan lalu lintas dengan bertambahnya pengetahuan seseorang terhadap
rambu-rambu lalu lintas [7].
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi dan Laksono menunjukkan bahwa
animasi 2D dapat membantu proses sosialisasi kepada masyarakat dengan lebih
baik dibandingkan dengan metode sosialisasi yang lain, selain itu proses
sosialisasi menggunakan animasi dapat menghemat waktu dan biaya. Perancangan
media sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle menggunakan animasi 2D
mengajarkan pemahaman dasar sampah yang berupa penyebab timbulnya masalah
sampah, dampak negatif permasalahan tersebut, dan cara mengolah sampah.
Pemahaman sampah tersebut tidak dijelaskan menggunakan cara lisan atau
tertulis, tetapi pemahaman tersebut diberikan melalui animasi 2D yang
memberikan pengetahuan seputar sampah dan cara mengolahnya.
Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar [8].
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi adalah proses belajar seorang
anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat
disekitarnya. Sehingga media sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah perantara
atau pengantar proses belajar anggota masyarakat.
Animasi merupakan sebuah proses merekam dan memainkan kembali
gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Berdasarkan arti
harafiah, animasi berarti menghidupkan, yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu
yang tidak bisa bergerak sendiri [9]. Sedangkan 2D adalah sebuah bidang yang
diwakili dengan koordinat X dan Y sehingga membentuk sebuah daerah [10].
Limited animation adalah teknik atau proses dimana animasi menggunakan
kembali gambar animasi yang sama, mirroring character, dan menggambar frame
baru jika diperlukan, hal itu dilakukan untuk menghemat waktu dan mengurangi
anggaran pembuatan, limited animation dianimasikan dengan 4-12 atau 8-12
frame per detik [11]. Tujuan penggunaan limited animation adalah Gambar dan
urutan gambar digunakan secara berulang-ulang, sehingga animator cukup
menggambar satu model karakter dengan beberapa tambahan gerakan jika
dibutuhkan, pembuatan gambar karakter dilakukan dalam layer yang terpisah,
hanya beberapa bagian dari karakter seperti mulut dan tangan akan dianimasikan
secara tersendiri di layer paling atas. Sedangkan pendapat lain tentang limited
4
animation adalah teknik animasi yang membagi-bagi gambar sebuah karakter
sesuai dengan kebutuhan dalam sebuah adegan [12].
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah mendefinisikan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan
timbulan sampah (reduce), pendauran ulang sampah (recycle), dan pemanfaatan
kembali sampah (reuse). Penanganan sampah meliputi kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pemrosesan akhir sampah.
Berdasarkan Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2012 pendauran ulang sampah adalah upaya memanfaatkan sampah
menjadi barang yang berguna setelah melalui suatu proses pengolahan terlebih
dahulu. Pemanfaatan kembali sampah adalah upaya untuk mengguna ulang
sampah sesuai dengan fungsi yang sama atau fungsi yang berbeda dan mengguna
ulang bagian dari sampah yang masih bermanfaat tanpa melalui suatu proses
pengolahan terlebih dahulu.
3. Metode Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
menurut Sarwono dan Lubis. Alat yang digunakan dalam metode kualitatif berupa
wawancara (in depth interview), observasi, dengan terlibat langsung, dan review
dokumen. Tujuan penelitian dengan metode kualitatif adalah untuk mencari dan
menggali informasi sedalam-dalamnya untuk memperoleh data yang sesuai
dengan tujuan penelitian [13].
Tahap pertama dalam penelitian adalah menganalisis kebutuhan yang
dilakukan melalui wawancara dengan Kepala Subdinas Kebersihan dan Pertamanan
Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Salatiga. Kemudian dalam tahap yang kedua
dilakukan pengumpulan data. Data mengenai animasi 2D dan sampah berupa data
primer yaitu melalui wawancara in depth interview terhadap 30 anak usia 6-12
tahun, dan berupa data sekunder yang didapat dari buku-buku, artikel, jurnal,
literatur, foto, dan video. Tahap ketiga adalah melakukan perancangan animasi
menggunakan 2D animation pipeline. Tahap keempat merupakan penulisan hasil
penelitian, dan tahap kelima adalah menguji hasil penelitian. Tahapan Penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan Penelitian
5
Dalam perancangan media sosialisasi menggunakan animasi 2D, digunakan
metode perancangan menggunakan 2D animation pipeline menurut Gulati. Di
dalamnya terdapat beberapa tahapan dalam membuat animasi yang meliputi pre-
production, production, dan post production [14]. 2D animation pipeline dapat
dilihat pada Gambar 2.
Media sosialisasi dalam penelitian ini disebarkan melalui penyuluhan-
penyuluhan oleh Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Salatiga
menggunakan media LCD projector. Dalam penelitian ini akan dirancang sebuah
media sosialisasi menggunakan animasi 2D yang memiliki konsep buku cerita.
Dipilihnya konsep buku cerita karena target audience adalah anak-anak. Anak-
anak dalam masa pembelajarannya pada usia 6-12 tahun sangat menyukai hal-hal
yang menyenangkan dan ringan seperti halnya buku cerita. Buku cerita yang baik
dan menarik sendiri memiliki karakteristik seperti, lebih banyak gambar-gambar
ilustrasi dibandingkan teksnya, selain itu gambar-gambar yang terdapat dalam
buku cerita dapat lebih dipahami oleh anak-anak [15], dikarenakan anak pada usia
sekolah dasar lebih suka dengan hal-hal yang berupa gambar dan sifatnya ringan.
Maka dipilih konsep buku cerita untuk menarik anak-anak dalam memahami
penjelasan-penjelasan yang ada dalam media sosialisasi tersebut. Pemilihan jenis
tipografi dalam penelitian ini adalah jenis font sans serif Anja Eliane, dikarenakan
jenis font tersebut bersifat sederhana dan jelas. Dalam buku cerita anak-anak font
sans serif juga sering dipakai, sehingga dipakainya jenis font tersebut untuk
menyesuaikan dengan konsep. Contoh bentuk font Anja Eliane dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3 Contoh Font Anja Eliane
Gambar 2 2D Animation Pipeline [14]
6
Warna yang akan dipakai adalah jenis warna-warna yang bersifat cerah.
Warna-warna cerah dipakai untuk menambah kesan ceria dan untuk menarik
minat anak-anak sebagai target audience. Animasi 2D yang dibuat menggunakan
konsep buku cerita, untuk itu efek yang digunakan dalam film tersebut
menggunakan efek lembaran-lembaran kertas yang terbuka seperti saat membuka
lembaran sebuah buku. Karakter dibuat dengan gaya gambar child body atau biasa
dikenal dengan chibi. Chibi adalah penggambaran manusia dalam tubuh anak-
anak. Bentuk badan manusia dikerdilkan dan disederhanakan bentuk-bentuk
tubuhnya dan mengalami distorsi yang banyak pada seluruh bagian tubuh [16].
Dipilihnya gaya gambar chibi dikarenakan target audience adalah anak-anak, dan
anak-anak menyukai hal yang bersifat lucu dan sederhana. Latar belakang lagu
adalah lagu-lagu yang terkesan ceria untuk menambah suasana agar anak-anak
semaki tertarik, selain itu juga ditambahan suara narator yang diberikan efek
berupa penaikan pitch suara agar terkesan lebih anak-anak.
Pre-production merupakan proses pertama yang ada dalam animation
pipeline. Di dalam tahap pre-production terdapat beberapa tahapan bagian berupa
pembuatan storyline, storyboard dan model sheets.
Animasi ini menceritakan tentang permasalahan sampah yang terjadi di
Indonesia, planet bumi yang tadinya indah, bersih, dan sehat berubah menjadi
rusak, kumuh, dan tidak sehat lagi. Hal tersebut terjadi karena banyaknya sampah
yang ada di bumi ini. Orang-orang hanya membuang sampah begitu saja tanpa
mengetahui cara menguranginya. Pabrik-pabrik besar membuang limbahnya ke
sungai dan mencemari sekitar. Orang-orang membuang sampah di sungai dan di
jalan-jalan, membuat pemandangan di bumi tidak indah lagi. Suatu ketika muncul
sesosok agen penyelamat lingkungan yang bernama Greeny. Greeny sangat peduli
terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan yang ada di bumi. Untuk itu
Greeny mengajak masyarakat di bumi ini mengurangi dan mengolah sampah
dengan benar. Greeny mengajari kepada anak-anak di bumi bagaimana mengolah
sampah dengan metode reduce, reuse, recycle. Dalam penjelasannya, Greeny juga
memberikan contoh-contoh kegiatan berdasarkan tahapan-tahapan pengolahan
sampah yang termasuk dalam reduce, reuse, dan recycle. Dalam penjelasan
reduce, Greeny memberikan contoh menggunakan tas belanjaan sendiri dan
mengurangi pemakaian tisu, dalam penjelasan reuse Greeny memberikan contoh
memanfaatkan botol bekas menjadi pot tanaman dan kaca bekas menjadi hiasan
figura, sedangkan dalam penjelasan recycle Greeny memberikan contoh
mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos dan membawa barang bekas
ke pusat pengolahan sampah [17].
Model sheets atau lembaran model adalah tahapan untuk merancang karakter
yang menunjukkan beragam pose berbeda yang dimiliki oleh karakter tersebut.
Dalam penelitian ini terdapat tiga karakter utama yang meliputi Greeny, anak laki-
laki, dan anak perempuan. Greeny merupakan tokoh utama dalam penelitian ini,
karakter Greeny dibuat menyerupai tempat sampah yang bertujuan untuk
memudahkan audience mengingat pengolahan sampah, dimana sampah dalam
kehidupan sehari-hari pada umumnya banyak ditemukan di dalam tempat sampah.
Greeny adalah sosok yang periang dan ramah, hal itu ditunjukkan dengan
ekspresinya yang selalu tersenyum dan terdapat rona merah pada pipinya. Bentuk
7
tubuhnya yang sederhana, dengan tangan-tangan yang bulat lonjong
menambahkan kesan lucu pada Greeny, hal ini bertujuan untuk menarik perhatian
anak-anak. Lambang pengolahan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) pada
perutnya memudahkan anak-anak mengingat Greeny sebagai agen penyelamat
lingkungan.
Karakter tambahan berupa anak laki-laki dan anak perempuan yang akan
membantu Greeny dalam menjelaskan pengolahan sampah dengan adegan
kehidupan sehari-hari dan membantu Greeny menjelaskan kepada audience
bagaimana mengolah sampah dan menjadi contoh masyarakat yang
mempedulikan pengolahan sampah. Kedua karakter memiliki sifat periang dan
lincah, hal itu ditunjukkan dengan ekspresi karakter yang selalu tersenyum.
Bentuk tubuhnya dibuat sederhana dengan penyederhanaan bentuk kaki dan
tangan menjadi bulat lonjong. Badannya yang kecil menunjukkan bahwa usia
mereka masih anak-anak. Model sheet Greeny dapat dilihat pada Gambar 4, model
sheet karakter anak laki-laki dapat dilihat pada Gambar 5, model sheet karakter
anak perempuan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 4 Model Sheet Greeny Gambar 5 Model Sheet Anak Laki-Laki
Gambar 6 Model Sheet Anak Perempuan
Media sosialisasi animasi 2D dalam penelitian ini memiliki judul “Ayo
Mengolah Sampah!”. Storyboard Ayo Mengolah Sampah dibagi menjadi dua
segmen yaitu segmen opening dan segmen reduce, reuse, recycle. Dalam segmen
opening dijelaskan tentang penyebab adanya sampah serta dampak-dampak yang
ditimbulkan sampah apabila manusia tidak mengerti cara mengolah sampah
dengan benar. Sedangkan segmen penjelasan tentang reduce, reuse, recycle
menjelaskan tentang pengolahan sampah yang benar untuk mengurangi
permasalahan sampah yang terjadi. Storyboard dalam segmen opening dapat
dilihat pada Gambar 7. Storyboard penjelasan reduce, reuse, dan recycle dilihat
pada Gambar 8.
8
Gambar 7 Storyboard Segmen Opening
Segmen 1 Opening
Medium to close up, zoom in, eye
level
Kamera shoot planet bumi yang
dilihat dari luar angkasa kemudian
kamera mengarah ke negara
Indonesia. 00:00
Sampah ada di jalanan. Camera
stay, mobil bergerak dari kanan ke
kiri. 00:08
Medium shoot, eye level, day
Long shoot, , eye level, day
Pencemaran di sungai. Camera stay,
asap dan air bergerak, diperlihatkan
pencemaran udara dan air oleh
pabrik-pabrik. 00:19
Orang membuang sampah
sembarangan. Tangan dan botol
bergerak. 00:31
Long shoot, camera stay, eye
level, day
Medium shoot, eye level
Planet bumi yang masih indah.
Camera stay shoot ke planet bumi.
00:40
Planet bumi berubah menjadi rusak
dan jelek. Camera stay shoot ke
planet bumi. 00:44
Medium shoot, eye level
Medium shoot, eye level
Medium shoot, eye level
Muncul judul dari bawah ke atas.
Camera stay. 00:47 Muncul greeny dengan background
bergerak di belakangnya. Camera
stay. 00:51
Greeny menjelaskan arti dari reduce.
Pergerakan karakter meliputi tangan,
badan, mata, dan mulut. Camera
stay. 01:03
Medium shoot, eye level
Karakter laki-laki membawa tas
belanjaan. Berjalan dari kiri ke
kanan. Camera stay. 01:14
Long medium shoot, eye level
Kurangi memakai tisu, pergerakan
anak perempuan meliputi mata dan
mulut. Kemudian muncul tisu dan
sapu tangan di samping kanan.
01:25
Close up, eye level
Segmen 2 Reduce, Reuse, Recycle
1 2 3
4 5 6
7 8
9 10 11
9
Gambar 8 Storyboard Penjelasan Reduce, Reuse, dan Recycle
Production merupakan tahap dimana proses pembuatan media sosialisasi
menggunakan animasi tersebut dimulai. Dalam animasi 2D tahapan yang terdapat
dalam proses produksi adalah drawing, coloring, dan animation. Proses drawing
dalam penelitian ini menggunakan cara menggambar pada kertas yang kemudian
dipindahkan ke dalam bentuk digital dengan menggunakan scanner. Gambar 9
adalah contoh gambar karakter, dan Gambar 10 merupakan sketsa gambar
background.
Medium shoot, eye level
Greeny menjelaskan arti dari reuse.
Pergerakan karakter meliputi tangan,
badan, mata, dan mulut. Camera
stay. 01:36
Penjelasan pemanfaatan botol bekas
menjadi pot tanaman. Dijelaskan
secara bertahap. Camera stay.
01:49
Medium shoot, eye level Medium shoot, eye level
Medium shoot, eye level
Penjelasan pemanfaatan kaca bekas
menjadi hiasan frame. Dijelaskan
secara bertahap. Camera stay.
02:35
Greeny menjelaskan arti dari
recycle. Pergerakan karakter
meliputi tangan, badan, mata, dan
mulut. Camera stay. 03:08
Medium shoot, eye level
Long medium shoot, eye level,
day
Penjelasan pemanfaatan sampah
organik menjadi pupuk kompos.
Dijelaskan secara bertahap. Camera
stay. 03:24
Closing berisikan pesan-pesan.
Pergerakan karakter meliputi tangan,
badan, mata, dan mulut. Camera
stay. 04:22
Medium shoot, eye level
Karakter perempuan membawa
kertas bekas. Berjalan dari kiri ke
kanan. Camera stay. 04:11
12 13 14
15 16 17
18
10
Gambar 9 Contoh Sketsa Gambar Karakter Gambar 10 Contoh Sketsa Gambar Background
Dalam tahapan coloring, teknik pewarnaan menggunakan teknik pewarnaan
yang sederhana dengan menyeleksi bagian-bagian yang ditentukan lalu
memberikan warna dan bayangan. Gambar 11 merupakan contoh hasil pewarnaan
karakter, dan Gambar 12 merupakan contoh hasil pewarnaan background.
Gambar 11 Hasil Pewarnaan Karakter Gambar 12 Hasil Pewarnaan Background
Animasi merupakan tahapan terakhir dalam production. Dalam tahapan
animasi, obyek yang digerakkan untuk dijadikan animasi meliputi anggota tubuh
dan obyek tambahan berupa teks, properti, dan elemen bergerak seperti air dan
asap. Penggunaan teknik limited animation digunakan pada saat menganimasikan
karakter seperti Greeny, anak laki-laki, dan perempuan. Teknik limited animation
dipakai saat menggerakkan anggota tubuh seperti tangan, kaki, mata, dan mulut.
Post production merupakan langkah ketiga dan tahapan terakhir dalam
pembuatan film animasi yang terdiri dari sound editing dan video editing. Dalam
tahapan sound editing, tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan proses
perekaman suara untuk dijadikan narasi dalam animasi. Tahap kedua, setelah
selesai dilakukan perekaman suara, maka suara yang sudah ada diolah dan
diberikan efek dengan menaikkan pitch suara sebanyak dua pitch dari suara asal,
sehingga suara yang dihasilkan seperti suara anak kecil.
11
Kemudian dalam animasi yang dibuat juga dibutuhkan sound effect dan
musik berupa musik instrumen sebagai latar lagu untuk menambah suasana dalam
animasi. Maka tahap berikutnya adalah memasukkan audio ke dalam video dan
diolah kembali untuk ditata ulang agar sesuai dengan video.
Video editing adalah tahapan untuk memanipulasi dan menata gambar ulang
untuk menciptakan hasil jadi akhir yang lebih baik. Efek visual yang dipakai
dalam animasi adalah penggunaan transisi dari terang ke gelap agar animasi tidak
terkesan jumping. Selain itu untuk disesuaikan dengan konsep buku cerita maka
diberikan efek seperti membalik lembaran kertas ke bagian-bagian yang sudah
ditentukan. Hasil penambahan efek membuka lembaran kertas dapat dilihat pada
Gambar 13.
Gambar 13 Efek Membuka Lembaran Kertas
Setelah video media sosialisasi selesai dibuat, maka tahap berikutnya adalah
membuat media promosi. Pembuatan media promosi bertujuan sebagai
pendukung untuk meningkatkan minat dan ketertarikan audience untuk
memperhatikan media sosialisasi. Merchandise yang dibuat sebagai media
promosi juga memiliki tujuan agar audience dapat mengingat dengan lebih baik
informasi yang didapat. Media promosi yang dibuat dalam penelitian ini meliputi
poster, mug, stiker, dan notes. Gambar 14 merupakan desain poster pertama,
Gambar 15 merupakan desain poster kedua, Gambar 16 merupakan desain mug,
Gambar 17 merupakan desain notes, dan Gambar 18 merupakan desain stiker.
Gambar 14 Poster Pertama Gambar 15 Poster Kedua Gambar 16 Desain Mug
12
Gambar 17 Desain Notes Gambar 18 Desain Stiker
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil akhir media sosialisasi menggunakan animasi 2D dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut. Pada segmen opening terdapat tampilan tentang kebiasaan
buruk manusia yang tidak mengolah sampah dengan baik dan membuat alam
menjadi rusak. Gambar 19 merupakan awal cerita dengan menampilkan planet
bumi dimana manusia tinggal. Gambar 20 merupakan gambaran sampah di tempat
pembuangan akhir yang sudah terlalu banyak. Gambar 21 merupakan adegan
dimana sampah menumpuk yang ada di pinggiran jalan. Gambar 22 merupakan
gambaran sungai yang penuh dengan sampah.
Gambar 19 Planet Bumi Gambar 20 Tempat Pembuangan Akhir
Gambar 21 Sampah Di Pinggiran Jalan Gambar 22 Sampah Di Sungai
depan belakang
13
Kemudian terdapat gambaran tentang manusia yang membuang sampah ke
sungai dan akhirnya menyebabkan banjir yang dapat dilihat pada Gambar 23 dan
Gambar 24. Perubahan bumi yang tadinya indah kemudian menjadi rusak dan
kotor karena sampah dapat dilihat pada Gambar 25 dan Gambar 26. Setelah akibat
buruk dari sampah ditayangakan maka muncul judul dari animasi yang dapat
dilihat pada Gambar 27. Munculnya Greeny dan ajakan untuk mengolah sampah
dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 23 Membuang Sampah Di Sungai Gambar 24 Sampah Menyebabkan Banjir
Gambar 25 Planet Bumi Indah Gambar 26 Planet Bumi Rusak
Gambar 27 Judul Gambar 28 Greeny Muncul
Setelah segmen opening selesai maka segmen selanjutnya adalah penjelasan
tentang reduce, reuse, dan recycle. Gambar 29 merupakan penjelasan tentang
pengertian reduce. Gambar 30 merupakan contoh pertama dari reduce yaitu
membawa tas belanjaan sendiri saat pergi berbelanja. Gambar 31 merupakan
contoh kedua yaitu mengurangi pemakaian tisu dan lebih baik memakai sapu
14
tangan ketika sakit flu. Setelah penjelasan reduce selanjutnya adalah penjelasan
tentang reuse. Gambar 32 merupakan penjelasan tentang pengertian reuse.
Gambar 29 Pengertian Reduce Gambar 30 Membawa Tas Belanjaan Sendiri
Gambar 31 Kurangi Memakai Tisu Gambar 32 Penjelasan Pengertian Reuse
Contoh penerapan reuse yang pertama adalah mengubah botol bekas
menjadi pot tanaman, Gambar 33 merupakan bahan dan alat yang dibutuhkan
dalam membuatnya. Gambar 34 merupakan proses pembuatan botol bekas
menjadi pot tanaman. Setelah proses pembuatan selesai dijelaskan maka hasil jadi
dari pembuatan dapat dilihat pada Gambar 35. Contoh penerapan reuse yang
kedua adalah membuat hiasan figura atau frame dari kaca bekas, Gambar 36
merupakan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam membuatnya dan Gambar 37
merupakan proses pembuatannya. Gambar 38 merupakan hasil jadi pemanfaatan
kaca bekas.
Gambar 33 Bahan Dan Alat Pembuatan Gambar 34 Proses Pembuatan Pot Tanaman
15
Gambar 35 Hasil Jadi Pot Tanaman Gambar 36 Bahan Dan Alat Pembuatan
Gambar 37 Proses Pembuatan Hiasan Figura Gambar 38 Hasil Jadi Hiasan Figura
Recycle adalah tahapan terakhir dalam pengolahan sampah, Gambar 39
merupakan penjelasan pengertian dari recycle. Contoh penerapan recycle yang
pertama adalah membuat pupuk kompos dari sampah organik atau yang dapat
membusuk. Gambar 40 adalah penjelasan alat dan bahan yang digunakan dalam
pembuatan pupuk kompos. Gambar 41 adalah penjelasan proses pembuatan pupuk
kompos. Contoh penerapan recycle yang kedua adalah membawa barang-barang
bekas yang bisa diolah ke pusat pengolahan sampah, dapat dilihat ada Gambar 42.
Gambar 39 Penjelasan Pengertian Recycle Gambar 40 Penjelasan Alat Dan Bahan
16
Gambar 41 Proses Pembuatan Pupuk Kompos Gambar 42 Pergi Ke Pengolahan Sampah
Setelah penjelasan tentang gambaran dan dampak buruk sampah serta
penjelasan reduce, reuse, dan recycle selesai, maka pada bagian akhir akan
muncul Greeny sebagai penutup. Dalam penutup berisikan ajakan untuk menjaga
kebersihan lingkungan dan merawat bumi dengan melakukan pengolahan sampah.
Penutup dapat dilihat pada Gambar 43.
Gambar 43 Penutup
Tahapan terakhir dalam penelitian ini setelah perancangan animasi selesai
dilakukan yaitu melakukan pengujian. Pengujian pertama pada penelitian ini
dilakukan kepada bapak Drs. Y. Tri Priyo Nugroho selaku Kepala Subdinas
Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Salatiga untuk
mengetahui kesesuaian kebutuhan pengguna. Pengujian dilakukan dengan teknik in
depth interview atau wawancara.
Dari wawancara yang dilakukan didapati hasil bahwa animasi sudah
memberikan penjelasan tentang pemanfaatan sampah yang sederhana, mudah
diingat, dan mudah dimengerti. Animasi sudah berisikan tentang pesan-pesan atau
ajakan yang baik tentang mengolah sampah. Animasi yang dibuat sudah sesuai
dengan harapan untuk meningkatkan minat anak-anak agar lebih peduli terhadap
lingkungan dan mengurangi pembuangan sampah. Informasi yang disampaikan
mudah dimengerti dan dipahami oleh anak usia 6-12 tahun.
Pengujian kedua dilakukan menggunakan wawancara kepada 2D animator
film Samufly dari studio animasi Dreamlight divisi Dreamtoon, Yohanes
Berchmans Wibisono, S.Ds. Pengujian dilakukan untuk mengetahui hasil
tampilan animasi dari segi animator. Dari wawancara yang dilakukan didapati
hasil bahwa penggunaan teknik limited animation pada animasi sudah sesuai,
17
terlihat pada pergerakan tiap-tiap karakter yang hanya sebagian digerakkan.
Animasi yang dibuat sudah menarik dengan penggunaan warna-warna yang cerah
untuk meningkatkan ketertarikan audience memperhatikan animasi tersebut.
Pergerakan obyek dan anggota tubuh karakter terlihat halus dan rapi. Pembuatan
karakter yang lucu dan sesuai dengan target audience menjadi hal yang menarik di
dalam animasi. Ukuran teks yang besar dan dengan jumlah yang sedikit
memudahkan anak-anak untuk memahami penjelasan yang ada. Timing
pergerakan pada obyek sudah pas dan tidak terlalu lambat ataupun cepat.
Sedangkan pengujian terakhir dilakukan kepada anak-anak Sekolah Minggu
Gereja Jemaat Kristus Indonesia “Ekklesia” Salatiga yang berumur 6-12 tahun
untuk menguji pengetahuan seputar sampah dan penilaian terhadap media
sosialisasi. Pertama, anak-anak diberi pertanyaan tentang sampah kemudian anak-
anak menyaksikan animasi tentang reduce, reuse, dan recycle. Setelah selesai
menyaksikan animasi, anak-anak kembali diberi pertanyaan tentang sampah dan
penilaian tentang animasi tersebut. Pembimbing Sekolah Minggu membantu
dalam memberikan pertanyaan melalui wawancara dalam small group discussion.
Pertanyaan-pertanyaan wawancara tentang sampah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Daftar Pertanyaan Mengenai Sampah
No Soal
1 Sebutkan salah satu dampak buruk sampah.
2 Apa arti dari reduce?
3 Sebutkan cara mengurangi sampah dengan reduce.
4 Apa arti reuse?
5 Sebutkan cara mengurangi sampah dengan reuse.
6 Apa arti recycle?
7 Sebutkan cara mengolah sampah dengan recycle.
8 Mengurangi pemakaian tisu termasuk dalam?
9 Mengubah botol bekas menjadi pot tanaman termasuk dalam?
10 Mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos termasuk dalam?
Pengujian berikutnya dilakukan dari segi pengetahuan seputar sampah
sebelum animasi dilakukan, didapati hasil bahwa lebih dari separuh anak-anak
belum mengetahui dampak buruk dari sampah. Anak-anak juga belum mengetahui
pemanfaatan dan pengolahan sampah menggunakan teknik reduce, reuse, dan
recycle beserta contoh-contohnya. Setelah media sosialisasi ditayangkan, anak-
anak diberi pertanyaan yang sama dan didapati hasil bahwa anak-anak yang
sebelumnya tidak mengetahui pemanfaatan dan pengolahan sampah menjadi
mengerti pengertian dari reduce, reuse, dan recycle dan bahkan dapat
menyebutkan contoh-contohnya dengan baik. Anak-anak juga menjadi mengerti
dampak buruk yang ditimbulkan sampah dan dapat membedakan kegiatan apa
yang termasuk dalam reduce, reuse, maupun recycle.
Dari segi penilaian animasi, anak-anak memiliki antusias yang baik saat
animasi ditayangkan. Dalam wawancara yang dilakukan, audience menilai bahwa
penjelasan seputar sampah menggunakan animasi jauh lebih menarik daripada
penjelasan menggunakan media buku, maupun penjelasan lisan. Animasi dan
suara narator juga membantu mereka yang masih berumur dibawah 8 tahun yang
18
belum dapat membaca untuk memahami penjelasan yang ada. Penjelasan yang
sederhana juga membuat mereka mudah mengingat setiap penjelasan dan
keterangan yang ada. Menurut penilaian audience, terdapat hal yang menarik
dalam animasi tersebut yaitu saat munculnya karakter Greeny. Audience juga
menyukai karakter seperti anak laki-laki dan perempuan. Selain itu penjelasan
tentang pemanfaatan botol dan kaca bekas juga menjadi hal yang menarik bagi
mereka, dengan adanya keinginan audience untuk mempraktikan hal tersebut.
Namun terdapat kekurangan yang diajukan oleh audience, yaitu contoh
pemanfaatan dan pengolahan sampah perlu diperbanyak lagi. Melalui media
sosialisasi yang ditayangkan juga dapat meningkatkan minat anak-anak untuk
berusaha menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah.
5. Simpulan
Simpulan dalam penelitian ini adalah media sosialisasi yang menarik dapat
dibuat dengan mengumpulkan kebutuhan pengguna kemudian merancang animasi
yang menarik dan sederhana serta membuat tampilan yang sesuai dengan usia
audience. Selain itu digunakannya animasi sebagai media sosialisasi dapat
meningkatkan minat anak-anak untuk memperhatikan penjelasan terhadap
pemanfaatan dan pengolahan sampah. Melalui media sosialisasi tentang reduce,
reuse, dan recycle, anak-anak pada usia 6-12 tahun mendapatkan pengetahuan
tentang sampah dilihat dari peningkatan pengetahuan pada pengujian serta
membuat anak-anak mau memanfaatkan sampah.
6. Daftar Pustaka
[1] Sa’id, E. Gumbira, 1987, Sampah Masalah Kita Bersama, Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.
[2] Hendrawan, Parliza, 2012, Indonesia Hasilkan 625 Juta Liter Sampah
Sehari, http://www.tempo.co. Diakses tanggal 3 Oktober 2013
[3] Sa’id, E. Gumbira, dan Murtadho, 1988, Pengolahan Sampah Terpadu,
Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
[4] Piaget, Jean, 1985, The Piaget: Cognitive Concept, Massachusetts: Bergin and
Garvey Publishers Inc.
[5] IMDb’s Highest Rated Animation Features Films, 2D Animation
Popularity, http://news.bbc.co.uk. Diakses tanggal 28 Januari 2014
[6] Hadi, Kusuma, 2011, Pembuatan Video Animasi Sebagai Media
Sosialisasi Donor Darah PMI Cabang Kabupaten Sleman, Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM.
[7] Laksono, Edi, 2011, Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu
Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun, Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
[8] Wibawa, Basuki, dan Farida Mukti, 1992, Media Pengajaran, Jakarta:
Depdikbud.
[9] Fernandez, Ibis, 2002, Macromedia Flash Animation and Cartooning: A
Creative Guide, Osborne: McGraw-Hill.
[10] Soewigijo, Santoso, 2005, Teknik Penciptaan Animasi Menggunakan
Macromedia Flash, Bandung: Nexx Media.
19
[11] Tetali, Phani, dan Phidi Pulu, 2013, Limited Animation,
http://www.dsource.in. Diakses tanggal 3 Februari 2014
[12] Sanders, Adrien Luc, 2013, Definition 2D Animation,
http://animation.about.com. Diakses tanggal 3 Februari 2014
[13] Sarwono, Jonathan, dan Hary Lubis, 2007, Metode Riset Untuk Desain
Komunikasi Visual, Yogyakarta: Penerbit ANDI.
[14] Gulati, 2012, Step by Step How To Make an Animated Movie,
http://cg.tutsplus.com. Diakses tanggal 4 Februari 2014
[15] Rothlein, Liz, 1995, Literature Connection Using Children’s Book in the
Classroom, London: Foresman and Company.
[16] Osa, Amanokawa, 2006, Guide to Draw Manga: Menggambar Tubuh,
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
[17] Suprihatin, Agung, Dwi Prihanto, dan Michel Gelbert, 1999, Sampah dan
Pengelolaannya, Malang: PPPGT / VEDC dan Swisscontact.