20
PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG RAILFANS” NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Heri Purnomo 07.12.2295 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

  • Upload
    lycong

  • View
    245

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG RAILFANS”

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Heri Purnomo

07.12.2295

Kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

YOGYAKARTA 2011

Page 2: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar
Page 3: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

The Design of 3D Animation Film “ I’m a Railfans”

Perancangan Film Animasi 3D “Aku Seorang Railfans”

Heri Purnomo

Jurusan Sistem Informasi

STMIK AMIKOM Yogyakarta

ABSTRACT

In line with the rapid progress in various fields of information technology at the

present time also brings a broad impact on the development of film and animation. The

function and purpose of animated films began to grow, not just mememberikan

entertainment but also could be used as a medium or means of effective education.

Society as road users sometimes still not able to order and discipline in road

traffic. One of them ignoring the safety of yourself and others by the behavior of crossings

through the cross bar when it will pass the railroad tracks. Malicious acts can be

punishable by appropriate penalties the law. But the lack of awareness of the risks and

dangers of crossing through the barrier causes some people do not hesitate to break

them.

In this animated film, the writer tries to convey the message to road users to obey

the rules and do not break through the railway crossing doorstop. Hopefully, this can also

foster a sense of love of trains.

Key words: Film Animation, 3 Dimensional, Railfans

Page 4: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

1. Pendahuluan Pesatnya perkembangan film animasi di era modern telah banyak memberikan

dampak perubahan terhadap teknik pembuatan film animasi yang awalnya masih

dikerjakan secara manual dengan tangan manusia kemudian beralih dengan

menggunakan bantuan komputer atau lebih dikenal dengan digital animation. Hal ini

nampaknya telah mendorong industri animasi tanah air untuk bangkit kembali setelah

mengalami pasang surut akhirnya muncul sebuah film animasi 3D pertama buatan

Indonesia. Film animasi dengan judul “Meraih Mimpi” hasil garapan studio animasi

Infinite Frameworks (frameworks-studios.com) yang berpusat di Batam telah sukses

meraih prestasi yang membanggakan dimata internasional. Sudah selayaknya film animasi karya anak bangsa juga ikut mendapatkan

perhatian dan tempat di hati masyarakat khususnya penikmat hiburan film animasi.

Untuk menjawab tantangan itu para animator lokal selain dituntut untuk bisa

memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara baik dan efisien, juga

dibutuhkan kemampuan dan kreatifitas yang tinggi untuk bisa menghasilkan sebuah

film animasi yang menarik dan juga berkualitas.

Film animasi hasil karya anak negeri diharapkan untuk lebih banyak mengangkat

tema tentang nilai – nilai kearifan lokal, kebudayaan, maupun kisah kehidupan

sehari-hari. Karena selain sebagai sebuah hiburan, film animasi lokal juga

diharapkan untuk dapat berperan sebagai media edukasi masyarakat melalui

penyampaian pesan-pesan moral yang terkandung didalamnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merasa tertantang

untuk membuat film animasi 3D dengan mengambil judul Perancangan Film Animasi 3D “Aku Seorang Railfans”. Film animasi “Aku Seorang Railfans” ini

menceritakan tentang perlunya kesadaran masyarakat dalam disiplin berlalu lintas

dan berkendara dijalan raya, khususnya pada saat melintasi palang pintu persilangan

datar kereta api.

2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Animasi

Kata animasi diambil dari kata “ANIMATION” to ANIMATE dan dengan artinya

kurang lebih adalah hidup atau menghidupkan. Hampir segala macam benda atau

obyek mati yang ada dibumi. Jadi kurang lebih definisinya adalah menghidupkan

segala macam benda atau obyek mati sehingga seolah-olah hidup saat di nikmati. Arti

hidup disini bukan berarti memberikan nyawa yang merupakan Hak dari Tuhan, akan

tetapi karena animasi itu adalah ilusi sebuah kehidupan walaupun sekarang ini

Page 5: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

pengertian animasi telah melebar hingga memiliki pengertian segala sesuatu yang

mempunyai elemen gerak namun sekali lagi elemen gerak animasi adalah ilusi. 3

Ada pula yang mengartikan animasi adalah gambar hidup yang di gerakkan dari

sekumpulan gambar, yang memuat tentang obyek dalam posisi gerak bergantian secara

beraturan dengan cepat, obyek tersebut bisa berupa benda hidup atau benda mati.

Gerakan animasi yang statis menghasilkan suatu gerakan yang halus dan tidak putus-

putus. Istilah animasi biasanya sering di gunakan dalam istilah film, komputer, video

bahkan kini dalam dunia game. 4

Dalam film animasi, setiap bagian dari gambar itu disebut frame. Film animasi

dapat di buat dengan frame by frame animation atau tweened animation. Frame-frame

tersebut bergantian dengan kecepatan tertentu sehingga tidak nampak oleh mata.

Kecepatan banyaknya frame yang di tampilkan dihitung dalam satuan frame per detik

(fps=Frame Per Second). Film di bioskop menampilkan 24 frame per detik, sedangkan

video tape dan televisi menampilkan 30 fps. Semakin tinggi kecepatan frame maka

gambar yang di hasilkan akan semakin cepat dan halus, tapi kerugiannya adalah

memerlukan jumlah frame yang banyak dan waktu yang lebih lama untuk durasi yang

sama. 5

Jika film dengan kecepatan 50 fps akan menghasilkan gambar yang lebih bagus

dari 25 fps, tetapi dengan durasi yang sama, untuk kecepatan 25 fps dan itu berarti

pemborosan. Dengan bantuan software animasi seperti 3D Studio Max dan Macromedia

Flash kecepatan frame dapat di tentukan dari animasi yang dibuat sehingga bisa lebih

optimal. 6

Istilah kartun atau anime itu sendiri sering di artikan sebagai gambaran kehidupan

nyata yang di ekspresikan kedalam coretan yang bergerak, sedangkan istilah animasi di

sebut kebanyakan orang sebagai animasi yang di hasilkan dari 3 dimensi. Padahal dasar

animasi 3 dimensi adalah 2 dimensi. Film biasanya di gunakan untuk merekam sesuatu

keadaan atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan

umum yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. Karena

keunikan dimensinya dan karena sifat kehiburannya, film telah di terima sebagai salah

satu media audio visual yang populer dan paling di gemari. Karena itu juga

dianggap sebagai media yang efektif.

2.4 Sikap Asas Film Animasi

Film animasi berasal dari dua disiplin, yaitu film yang berakar pada dunia fotografi

dan animasi pada gambar. Kata ‘film’ berasal dari bahasa inggris yang telah di

Indonesiakan, makanya dapat kita lihat dalam kamus umum bahasa Indonesia : 3Zaharuddin G.Djalle, Edi Purwantoro, Demi Dasmana, 2007. The Making of 3D Animation Movie. Informatika Bandung, p.3 4MSV Animation, Modul Perancangan Film Kartun, STMIK ”Amikom”, Jogjakarta,2006. 5Ibid. 6Ibid.

Page 6: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

7Zaharuddin G.Djalle, Edi Purwantoro, Demi Dasmana, 2007. The Making of 3D Animation Movie. Informatika Bandung, p.3 8Ibid.,p.4 9Ibid.,p.5 10Ibid.,p.12

Menurut poerwadarminta (1984), “1 barang tipis seperti selaput yang dibuat dari

seluloid empat gambar potret negatif (yang akan dibuat potret atau dimainkan

dalam bioskop); 2 lakon (cerita) gambar hidup.” (poerwadarminta 1984). 7

Secara mendasar pengertian film secara menyeluruh sangat sulit dijelaskan. Baru

dapat diartikan kalau dilihat dari konteksnya, misalnya dipakai untuk potret negatif atau

plat cetak, film mengandung pengertian suatu lembaran seluloid yang di cetak secara

kimia sebelum dapat dilihat hasilnya, atau yang berhubungan dengan cerita atau lakon,

film mengandung pengertian sebagai gambar hidup atau rangkaian gambar-gambar yang

bergerak menjadi suatu alur cerita yang ditonton orang, bentuk film yang mengandung

unsur dasar cahaya, suara, dan waktu.

Menurut Encylopedia Americana (vol.VI,1976).

“Animated, a motion picture consisting of series of individual hand-drawn sketches,

in which the positions or gestures of figurs are varied slightly from one sketch to

another. Generally, the series is film and, when projected on screen, suggest that

figurs are moving” (Encylopedia Americana vol.VI,1976). 8

Teknik film animasi, seperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya perhitungan

kecepatan film yang berjalan berurutan antara 18 sampai 24 gambar tiap detiknya.

Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak bergerak, yang terlihat

adalah gerakan semu, ini terjadi pada indera kita akibat kecil dari satu gambar ke gambar

yang lain, adanya suatu perubahan fenomena yang kita lihat disebut “presistence of

vision”, sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak pada pandangan kita. Film animasi

gerak gambar diciptakan dengan menganalisa gambar per gambar atau kerangka demi

kerangka oleh animator, lalu direkam gambar demi gambar atau gerak demi gerak

dengan menggunakan kamera ‘stop frame’, kamera yang memakai alat mesin penggerak

‘frame by frame’, yaitu alat penggerak pita seluloid bingkai per bingkai, dengan

perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24 bukaan bingkai kamera untuk

merekam gambar gerak ke pita seluloid. 9

2.5 Macam-macam Bentuk Animasi

Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, secara umum

jenis teknik film animasi dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu film

animasi dwi-matra (flat animation), dan animasi tri-matra (object animation). 10

Page 7: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

2.5.1 Animasi Dwi-Matra (Flat Animation)

Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan papar yang dapat digambar

diatas permukaannya, disebut juga film animasi gambar sebab hampir semua obyek

animasinya melalui runtun kerja gambar. Semua runtun kerja jenis film animasi ini

dikerjakan diatas bidang datar atau papar. Beberapa jenis film animasi dwi-matra adalah:

a. Film Animasi Sel (Cell Technique)

b. Film Animasi Potongan (Cut-out Animation)

Gambar 2.2 Contoh Film Animasi:”Three Inventors” c. Film Animasi Bayangan (Silhoutte Animation)

Gambar 2.3 Beberapa Contoh Film Animasi Bayangan d. Film Animasi Kolase (Collage Animation)

Gambar 2.4 Contoh Film Animasi Kolase

e. Penggambaran Langsung Pada Film

Gambar 2.1 Contoh Pengabungan Cell Obyek Animasi dengan Background

Page 8: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

2.5.2 Animasi Tri-Matra (Object Animation)

Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik runtun kerja

yang sama dengan film animasi dwi-matra, bedanya obyek animasi yang dipakai dalam

wujud tri-matra. Dengan memperhitungkan karakter obyek animasi, sifat bahan yang

dipakai, waktu, cahaya, dan ruang. Untuk menggerakan benda tri-matra, walaupun itu

mungkin, tetapi cukup sulit untuk melaksanakannya karena sifat bahan yang dipakai

mempunyai ruang gerak yang terbatas. Tidak seperti jenis film animasi gambar, bebas

melakukan berbagai gerakan yang diinginkan. Berdasarkan bentuk dan bahan yang

digunakan, termasuk dalam jenis film animasi ini adalah:

a. Film Animasi Boneka (Puppet Animation)

Gambar 2.5 Contoh Film Animasi Boneka

b. Film Animasi Model

Gambar 2.6 Contoh Animasi Model Pada Rotasi Bola Dunia c. Pixilasi (Pixilation)

Gambar 2.7 Contoh Film Scobby-Doo2

2.6 Penggunaan dan Jenis-jenis Animasi 2.6.1 Penggunaan Film Animasi Dalam film hidup (live-action), film animasi dipakai untuk pencapaian suatu efek khusus

(special effect) yang tidak bisa dicapai oleh teknik film hidup. Misalnya menggambarkan

gerak grafik perkembangan suatu perusahaan, diagram suatu jaringan dalam tubuh

organisme, pembuatan ‘credit title’ dalam sebuah film cerita dan lain sebagainya.

Penggunaan film animasi sebagai suatu bentuk perantara rupa rungu (audio visual

Page 9: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

medium), cukup berperan penting dalam menyebarkan pesan atau gagasan yang ingin

disampaikan ke masyarakat luas.

2.6.2 Jenis-jenis film animasi

Animasi yang dulunya mempunyai prinsip yang sederhana, sekarang telah

berkembang menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Animasi 2D

Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa juga disebut dengan

film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar lucu. Memang,

film kartun itu kebanyakan film yang lucu. Contohnya banyak sekali, baik yang dari TV

maupun di bioskop, misalnya Looney Tones, Tom and Jerry, Lion King, dan banyak lagi.

b. Animasi 3D

Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan animasi 3D

semakin berkembang dan maju pesat. Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi

2D. dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati

wujud manusia aslinya. Semenjak Toy Story buatan Disney (Pixar Studio), maka

berlombalah studio animasi memproduksi film sejenis. Bermunculah Bug’s Life, The

AntZ, Dinosaur, Final Fantasy, Monster Inc., hingga Finding Nemo, The Incredible, Shark

Tale, Cars, Valiant dan yang terakhir adalah Rattatouille. Kesemuanya itu biasa disebut

3D atau CGI (Computer Generated Imagery).

c. Animasi Tanah Liat Film animasi jenis ini paling jarang dibuat. animasi ini menggunakan plasticin,

bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh dalam

animasi Clay dibuat memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka

tersebut ditutupi dengan plasticin sesuai dengan tokoh yang ingin di buat. Bagian-bagian

tubuh kerangka ini, seperti kepala, tangan, kaki, bisa dilepas dan dipasang lagi. Setelah

tokoh-tokohnya siap lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak.

d. Animasi Jepang (Anime)

Film-film yang dibahas diatas adalah kebanyakan buatan Amerika dan Eropa.

Namun, Jepang pun tak kalah soal animasi. Jepang sudah banyak memproduksi anime

(sebutan film animasi buatan Jepang). Berbeda dengan animasi Amerika dan Eropa,

anime Jepang tidak semua diperuntukan untuk anak-anak, bahkan ada yang khusus

dewasa.

2.7 Teknik Produksi Animasi 3 Dimensi

Proses produksi sebuah film animasi 3D umumnya melalui berbagai macam

tahapan yang harus dilalui agar animasi 3D tersebut dapat maksimal dalam

pengerjaannya, yaitu:

Page 10: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

2.7.1 Pra Produksi

Pada tahap ini segala kebutuhan yang diperlukan untuk proses produksi film

animasi mulai disiapkan. beberapa hal yang perlu direncanakan pada tahap ini adalah:

a. Screenwriting

1. Ide Cerita

2. Tema

3. Logline/Plot

4. Diagram Adegan

5. Treatment (Jadwal kerja)

6. Screenplay (Skenario)

b. Concept Art c. Storyboard d. Animatic Storyboard e. Sound FX dan Musik f. Schduling

1. Production Strip

2. Modelling Schdule

3. Rendering Schdule

4. Compositiing Schdule

2.7.2 Produksi

Film Animasi 3D mempunyai beberapa tahapan produksi dalam pembuatannya, yaitu;

a. Modelling

b. Pemberian tekstur

c. Rigging

d. Skinning

e. Acting/animation

f. Camera operation

g. Lighting

h. Sound recording

i. Rendering

2.7.3 Pasca Produksi

Pengkomposisian dan editing dalam pembuatan sebuah film animasi baik itu 2D

maupun 3D adalah hal yang sangat utama. Karena pada tahap inilah adegan-adegan

yang sudah dirender kemudian disatukan, dirangkai dan diberi suara dengan

menggunakan software editing seperti Adobe Premiere, Final Cut Pro, Avid, dan lain

sebagainya.

Page 11: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

3. Analisis

3.1 Analisis SWOT

Analisis sistem diperlukan untuk mengetahui masalah-masalah dalam rangka

maksimalisasi kegiatan produksi film animasi, ada beberapa faktor yang turut

mempengaruhi dalam proyek pembuatan film animasi 3D, yaitu : faktor kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman atau yang lebih dikenal dengan analisis SWOT

(Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat). Berikut adalah tabel analisis SWOT pada

film animasi ini:

Tabel 3.1 Analisis SWOT

Strengh (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

Animasi menggunakan fasilitas reactor dan particle system

Tampilan Grafis kurang Maksimal

Durasi pendek, 5 menit

Opportunity (Peluang)

Menggunakan tekhnologi 3D

Tingginya peminat terutama komunitas railfans

SO STRATEGI Memaksimalkan

fasilitas yang disediakan software

WO STRATEGI Menggunakan tekhnologi 3D

agar grafis lebih bagus

Threat (Ancaman)

Film 3D yang lebih

bagus

Kompetitor, animator lain

ST STRATEGI Meningkatkan

potensi kemampuan animator

Menambah durasi waktu tayang (film)

WT STRATEGI Belajar teknik pem-buatan

animasi 3D untuk jangka panjang

3.3 Screenwriting 3.3.1 Ide Cerita

Ide cerita dari film animasi ini didapatkan dari pengalaman pribadi. Film yang akan

dibuat berjudul “Aku Seorang Railfans”. Railfans merupakan orang-orang yang

mempunyai minat, hobi, kepedulian dan kecintaan terhadap segala sesuatu yang

berkaitan dengan dunia perkeretaapian. Di film ini juga diceritakan tentang kebiasaan

dari sebagian masyarakat kita yang masih belum bisa tertib dan suka melanggar

peraturan ketika akan melewati perlintasan kereta api terutama dengan menerobos

palang pintu perlintasan meskipun sudah ditutup.

3.3.2 Tema Cerita

Setelah ide didapat, langkah selanjutnya adalah menentukan tema untuk

ceritanya. Dalam film animasi 3D “Aku Seorang Railfans” tema yang diangkat adalah

tentang “Kedisplinan”.

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Page 12: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

3.3.3 Logline/Plot Logline dari film animasi 3D ini yaitu “Bagaimana jika para pengguna jalan

melanggar kedisiplinan di palang pintu perlintasan kereta api dan kemudian harus

menanggung resiko dari akibat perbuatannya.

3.3.4 Sinopsis

Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film. Untuk

mengembangkan cerita, ada 7 pertanyaan dasar yang harus dijawab,

3.3.5 Screenplay/Script Skenario dibuat atas dasar sinopsis dan character development. Naskah cerita/script

yang ditulis sudah lebih detil dari mulai suasana lingkungan, durasi, dialog, pergerakan

kamera, hingga FX (Suasana riuh, angin, petir dan lain-lain).

3.4 Storyboarding Setelah skenario dan concept art telah selesai dibuat, saatnya ide tersebut

dituangkan kedalam bentuk visual agar nantinya proses pengerjaan film animasi akan

menjadi lebih mudah dan terarah.

3.5 Funding (Pendanaan) Funding atau pendanaan diperlukan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang

diperlukan dan seberapa besar biayanya untuk memproduksi sebuah film animasi.

3.6 Assembling A Crew

Pengerjaan sebuah film animasi secara umum memerlukan beberapa orang atau

kru dari berbagai macam bidang keahlian yang akan bekerja sesuai dengan fungsi dan

perannya.

3.7 Set Design/Concept Art Set design merupakan persiapan awal sebelum memasuki tahap produksi film

animasi 3D. Didalam set design ini meliputi perencanaan, perancangan, dan pembuatan

sketsa, konsep, serta desain model masing-masing karakter atau obyek yang dibutuhkan

untuk proses produksi.

3.7.1 Karakter Desain

Karakter memegang peranan yang sangat penting didalam sebuah cerita. Wujud

dari karakter bisa bermacam-macam, tergantung dari kebutuhan serta peran yang akan

dimainkannya.

Page 13: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

1. Jono

Jono adalah seorang remaja berumur 18 tahun dengan tinggi 170 cm yang

mempunyai sifat periang, ramah dan suka menolong. Sebagai anak pertama dan kakak

kandung dari Joni, dia sangat perhatian dan sayang terhadap adiknya. Jono mempunyai

hobi atau kegemaran terhadap kereta api. Berikut adalah desain karakter Jono.

Gambar 3.1 Desain Karakter Jono

2. Joni Joni adalah seorang anak berusia 6 tahun yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi,

pemberani, akan tetapi suka mengantuk dan tidur. Anak yang masih duduk dikelas 1 SD

ini merupakan anak bungsu dan adik dari Joni. Jono juga mempunyai hobi yang sama

dengan kakaknya yaitu suka melihat, bermain, dan naik kereta api. Berikut adalah desain

karakter Joni.

Gambar 3.2 Desain Karakter Joni

3.7.2 Environment Desain Desain environment merupakan sketsa dari lingkungan sekitar yang akan

dijadikan latar atau background dan tempat serta suasana yang mengelilingi objek

utama. Termasuk obyek bangunan atau rumah yang menjadi tempat tinggal dari sang

karakter. Konsep awal dari lingkungan yang akan digunakan sebagai berikut:

1. Rumah Jono dan Joni

Gambar 3.3 Desain Rumah Jono dan Joni

Page 14: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

2. Stasiun Tambak

Gambar 3.4 Stasiun Tambak 3.7.3 Property

Sebagai obyek pendukung utama. Sebenarnya properti yang dibutuhkan cukup

banyak. Namun, properti yang paling penting untuk film ini adalah kereta api dan palang

pintu perlintasan. Karena merupakan bagian utama dari cerita.

1. Lokomotif Kereta Api

Gambar 3.6 Desain Lokomotif Kereta Api CC203

2. Palang pintu perlintasan

Gambar 3.8 Desain Palang Pintu Perlintasan

4. Pembahasan 4.1 Produksi

Pembuatan film animasi 3D “Aku Seorang Railfans” mulai dikerjakan pada tahap

produksi.

4.1.1 Modeling dan Texturing Langkah awal yang harus disiapkan sebelum memasuki tahap produksi adalah

menyiapkan berbagai model 3D yang akan digunakan seperti karakter, environment atau

lingkungannya, dan property. Dalam pengerjaan model karakter, environment, dan

property, penulis menggunakan teknik low poly modeling, cara ini cukup efektif dan

mudah karena bekerja dengan sedikit segmen dan vertex.

Model yang dihasilkan dengan teknik low poly modeling ini nantinya akan terlihat

lebih simple, tidak rumit dan tidak terlalu berat ketika model di animasikan dan dirender.

Page 15: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

Modeling dibuat dengan memanfaatkan beberapa model yang terdapat dalam menu

standard primitives pada 3D studio max. Seperti: Box, Cone, Cylinder, Tube, Plane dan

tentunya dengan beberapa pengeditan polygons seperti Extrude, Outline, Bevel, Inset,

dan Bridge untuk membuat bentuk model yang diinginkan.

Agar model terlihat lebih natural atau alami, maka diperlukan pemberian tekstur

atau material yang sesuai untuk masing-masing model. Tahap ini biasa dikenal dengan

istilah Mapping Texture atau pemetaan material pada model.

Adapun hasil dari desain karakter dan pemberian tekstur para pemain (karakter),

environment, dan property dalam bentuk 3D adalah sebagai berikut:

1. Karakter Desain a. Jono

Gambar 4.1 Desain Karakter Jono b. Joni

Gambar 4.2 Desain Karakter Joni 2. Environment Design a. Rumah Jono dan Joni

Gambar 4.3 Rumah Jono dan Joni b. Stasiun Tambak

Gambar 4.4 Stasiun Tambak

Page 16: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

3. Property a. Kereta Api

Gambar 4.6 Lokomotif Kereta Api CC203

b. Palang Pintu perlintasan

Gambar 4.7 Palang pintu perlintasan 4.1.2 Rigging

Rigging adalah pemberian tulang atau kerangka kedalam model karakter. Untuk

membuat kerangkanya penulis menggunakan fasilitas biped yang berfungsi untuk

membuat pergerakan animasi karakter secara cepat.

4.1.3 Skinning

Skinning adalah proses menyatukan rangka ke badan karakter.

4.1.4 Acting/Animation

Setelah karakter telah siap, saatnya memasuki tahap proses animasi. Pembuatan

animasi sendiri penulis lakukan secara manual, agar dapat lebih mudah menyesuaikan

karakter seperti yang ada didalam storyboard.

4.1.4.1 Mengerakan Karakter dengan menggunakan Biped Biped digunakan sebagai alat penggerak untuk karakter yang akan dianimasikan. Agar

gerakan karakter dapat sesuai mengikuti storyboard, maka diperlukan perancangan

gerakan yang sedemikian rupa dengan menggunakan Motion Mixer.

4.1.4.2 Lipsync dengan teknik Morpher Morph Target merupakan acuan dasar animasi karakter. Morp biasanya

digunakan untuk Animasi Lipsync dan Face Expression.

Animasi Lipsync adalah animasi yang dibutuhkan pada saat karakter

mengucapkan kata-kata atau berdialog. biasanya disertai dengan rekaman suara

sehingga karakter seolah-olah berbicara.

Face Expression adalah animasi ekspresi atau mimic dari karakter seperti

ekspresi ketika sedang marah, sedih, gembira, berkedip, dan sebagainya. Cara kerja

animasi Face Expression sama dengan animasi Lipsync, yaitu dengan menggunakan

Modifier Morpher untuk melakukan gerakan animasi.

Page 17: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

4.1.4.3 Animasi menggunakan Particle System untuk Asap Lokomotif Particle System biasanya digunakan untuk membuat special effect. Bisa juga

dimanfaatkan untuk membuat obyek yang sama dalam jumlah yang banyak dengan

pergerakan yang berbeda. Pada film ini, animasi yang menggunakan Particle System

adalah asap lokomotif kereta api.

4.1.5 Camera Operation Untuk mendapatkan angel atau sudut pandang gambar yang sesuai storyboard

maka perlu melakukan perletakan kamera yang sesuai.

4.1.6 Lightning 4.1.6.1 Membuat Pencahayaan

Sinar matahari yang menyinari seluruh scene dapat dibuat dengan menggunakan

pencahayaan Target Direct.

4.1.6.2 Membuat Efek Sinar Matahari 4.1.7 Rendering

Rendering merupakan tahap akhir dari proses produksi. Rendering dilakukan

untuk membuat animasi ini kedalam bentuk movie agar selanjutnya dapat diedit

menggunakan Adobe Premiere untuk diberikan efek suara.

4.2 Pasca Produksi Ini adalah bagian terakhir dari proses pembuatan film. Dimana semua file movie 3D

hasil render dan file-file audio di satukan semua sesuai dengan storyboard.

4.2.1 Import semua file hasil render ke Adobe Premiere CS 4 Pada tahap ini, penulis meng-import semua file video hasil render 3D Studio Max

2010 maupun After Effect CS4 dan file-file audio untuk backsound dan sound FX yang

sudah disiapkan untuk di-load kedalam software editting video, Adobe Premiere CS4.

4.2.2 Merekam pengisi suara untuk suara karakter Untuk merekam suara, perangkat keras yang harus disiapkan adalah microfone

atau headset yang mempunyai fasilitas mic. Pastikan perangkat tersebut dalam keadaan

aktif dan jack audio-nya telah terhubung dengan baik kedalam port audio pada

motherboard atau pada soundcard PC. Kemudian, Klik Window, lalu pilih Audio Mixer.

Untuk melakukan perekaman suara klik tombol Record.

Page 18: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

4.2.3 Rendering dan Codec Process Meng-export file menjadi sebuah film yang utuh merupakan tujuan akhir dari

proses pembuatan film animasi ini. Dalam pembuatan film animasi ini, penulis memilih

untuk menggunakan format Microsoft AVI. Karena memiliki kualitas gambar yang cukup

baik dengan output size yang tidak terlalu besar. Berikut adalah langkah-langkahnya

Page 19: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

5. Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan film animasi 3D ”Aku Seorang Railfans” ini maka

dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

Proses pembuatan film animasi ini terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama adalah pra

produksi yaitu menyiapkan apa saja yang dibutuhkan film seperti screenwriting,

storyboard, funding, set design dan sebagainya. Tahap kedua adalah tahap produksi.

Dan tahap yang terakhir adalah tahap pra produksi.

Film animasi 3D yang dihasilkan dari software 3D Studio Max 2010 mempunyai

kualitas grafis yang bagus, karena sudah didukung dengan fitur-fitur yang lengkap.

Sehingga dapat mempermudah animator dalam berkreasi membuat karya film animasi.

Page 20: PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “AKU SEORANG …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2295_.pdf · Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan diatas bidang datar

DAFTAR PUSTAKA

3D Model Free. http://www.3dmodelfree.com/

AF, Sudjono. 2010. Rahasia Nomor Seri Lokomotif. Jakarta: PT. Ilalang Sakti

Komunikasi.

ANANDAM Comp Gejayan. Harga hardware 12 Desember 2010

Aria, Soma Hari. 2004. Animasi Kreatif Fundamental dengan 3ds MAX. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo

Bhinneka. http://www.bhinneka.com/

G. Djalle, Zaharuddin. 2007. 3D Animation Movie using 3DStudioMax. Bandung:

Informatika.

Hendratman, Hendi dan Robby. 2008. The Magic of 3D Studio Max. Bandung:

Informatika.

Ilmu grafis. http://www.ilmugrafis.com/

Semboyan 35. http://www.semboyan35.com/

Suyanto, M. dan Yuniawan, Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.

Yogyakarta: Andi Offset.