18
SISTEM PAKAR Agus Setiadi Bambang Dimas Ermanto Dcc Lampung Rara Permata Sari 1 2011 3 OKT 2011 Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Pada Tanaman Mangga A. Latar Belakang Mangga merupakan salah satu jenis buah yang sudah sangat dikenal dan digemari oleh masyarakat dunia. Pemanfaatan mangga untuk bahan makanan buah buahan sudah seusia dengan peradaban manusia. Buah mangga selain dimanfaatkan untuk bahan pangan, juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Dalam ilmu tumbuhan, tanaman mangga diklasifikasikan sebagai berikut: - Kingdom : Plantae (tumbuh tumbuhan) - Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji) - Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) - Kelas : dicotyledonae (biji berkeping dua) - Ordo : Sapindales - Famili : Anacardinaceae - Genus : Manginefera - Spesies : Manginefera indica. L B. Diskripsi dan Morfologi Tanaman Mangga Dilihat dari bentuk fisik tanamannya dan buahnya, tanaman mangga sangat mudah dikenali. Namun, untuk mengenali jenis mangga menurut varietasnya sangatlah sulit. Karena masing masing varietas memiliki cirri cirri yang khas (spesifik). Cirri cirri spesifik yang membedakan varietas mangga dapat dilihat dari bentuk buah, bentuk daun, aroma daun, dan warna kulit buah. Tanaman mangga tergolong tanaman tahunan, yaitu hidup menahun yang berumur panjang hingga ratusan tahun. Tanaman berhabitus pohon yang berbatang tegak, pohonnya bercabang banyak, bertajuk rindang dan tinggi

Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

1

2011 3 OKT

2011

Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama dan

Penyakit Pada Tanaman Mangga

A. Latar Belakang

Mangga merupakan salah satu jenis buah yang sudah sangat dikenal dan

digemari oleh masyarakat dunia. Pemanfaatan mangga untuk bahan makanan

buah – buahan sudah seusia dengan peradaban manusia. Buah mangga selain

dimanfaatkan untuk bahan pangan, juga dapat dimanfaatkan untuk

pengobatan.

Dalam ilmu tumbuhan, tanaman mangga diklasifikasikan sebagai berikut:

- Kingdom : Plantae (tumbuh – tumbuhan)

- Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)

- Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

- Kelas : dicotyledonae (biji berkeping dua)

- Ordo : Sapindales

- Famili : Anacardinaceae

- Genus : Manginefera

- Spesies : Manginefera indica. L

B. Diskripsi dan Morfologi Tanaman Mangga

Dilihat dari bentuk fisik tanamannya dan buahnya, tanaman mangga

sangat mudah dikenali. Namun, untuk mengenali jenis mangga menurut

varietasnya sangatlah sulit. Karena masing – masing varietas memiliki cirri –

cirri yang khas (spesifik). Cirri – cirri spesifik yang membedakan varietas

mangga dapat dilihat dari bentuk buah, bentuk daun, aroma daun, dan warna

kulit buah.

Tanaman mangga tergolong tanaman tahunan, yaitu hidup menahun yang

berumur panjang hingga ratusan tahun. Tanaman berhabitus pohon yang

berbatang tegak, pohonnya bercabang banyak, bertajuk rindang dan tinggi

Page 2: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

2

2011 3 OKT

2011

tanaman yang sudah berumur puluhan tahun mencapai 10 m – 40 m. tanaman

mangga berbuah satu kali dalam satu tahun (berbunga mengenal musim).

Pada umumnya tanaman mangga mangga berbunga pada bulan Juli –

September dan dapat dipanen pada bulan Oktober – Desember.

Secara morfologis, organ – organ tanaman mangga dijelaskan sebagai

berikut :

Akar

Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini

tumbuh cabang kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar

yang sangat halus. Akar tunggang pohon mangga sangat panjang hingga

bisa mencapai 6 m., pemanjangan akar tunggang akan berhenti bila

mencapai permukaan air tanah. akar cabang makin kebawah makin sedikit,

paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.

Batang

Batang merupakan bagian tengah dari suatu tumbuh-tumbuhan yang

tumbuh lurus keatas. Bagian ini mengandung zat-zat kayu, sehingga

tanaman mangga tumbuh tegak, keras, dan kuat. Bentuk batang mangga

tegak, bercabang agak kuat, daun lebat membentuk tajuk yang indah

berbentuk kubah, oval atau memanjang. Kulitnya tebal dan kasar dengan

banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna kulit

yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.

Berikut ini beberapa perbedaan pohon mangga yang berasal dari biji

dengan pohon mangga yang berasal dari sambungan atau tempel.Berasal

dari biji Berasal dari sambungan atau temple Batang pada umunya tegak,

kuat dan tinggi batang lebih pendek dan cabangnya membentang Umur

bisa mencapai lebih dari 100 th Umur hanya mencapai 80 th, bahkan

kurang Mulai berbuah sesudah berumur lebih kurang tujuh th Sudah mulai

berbunga setelah berumur 1 th

Page 3: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

3

2011 3 OKT

2011

Daun

Daun terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai daun dan badan daun. Badan

daun bertulang dan berurat-urat, antara tulang dan urat tertutup daging

daun. Daging daun terdiri dari kumpulan sel-sel yang tak terhingga

banyaknya. Daun letaknya bergantian, tidak berdaun penumpu. Panjang

tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar

dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang

biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan

sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran. Macam-macam bentuk

daun: Lonjong dan ujungnya seperti mata tombok. Berbentuk segi empat,

tetapi ujungnya runcing. Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti

mata tombok. Berbentuk segi empat, ujungnya membulat. Tepi daun

biasanya halus, tetapi kadang-kadang, sedikit bergelombang/ melipat atau

menggulung. Panjang helaian daun 8-40 cm dan lebarnya 2-12,5 cm,

tergantung varietas dan kesuburannya. jumlah tulang daun yang kedua

(cabang) 18-30 pasang. Daun yang masih muda biasanya bewarna

kemerahan yang dikemudian hari akan berubah pada bagian permukaan

sebelah atas berubah menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian

permukaan bawah bewarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 th

atau lebih.

Bunga

Bunga mangga dalah bunga majemuk. Dalam keadaan normal bunga

majemuk tumbuh dari tunas ujung, sedang tunas yang asalnya bukan dari

tunas ujung tidak menghasilkan bunga, tetapi ranting daun biasa.

rangkaian bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang tidak

berbulu. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai

banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak

Page 4: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

4

2011 3 OKT

2011

cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga

kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau

mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga

kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil.

Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.

Setiap rangkaian bunga ada bunga jantan dan bunga hermaprodit (bunga

byang berkelamin dua yakni jantan dan betina). Besarnya bunga lebih

kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak dari bunga hermaprodit. dan

jumlah bunga hermaprodit inilah yang menentukan terbentuknya buah, dan

yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%. Bunga mangga

biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang dan

baunya harum. Prosentase bunga hermaprodit bermacam-macam,

tergantung dari varietasnya\, yaitu dari 1,25%-77,9%.

Kelopak Bunga Mahkota

Kelopak bunga biasanya ada 5, demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5

daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8, warnanya kuning

pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3

sampai 5 yang warnanya sedikit tua. warna bagian tepi daun mahkota

bewarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi

keme.

C. Hama dan Penyakit

a. Hama :

1. Wereng Mangga ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)

Serangan terjadi saat malai bunga stadia bud elongation (perpanjangan

tunas). Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan

menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan

pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah terjadi jika

Page 5: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

5

2011 3 OKT

2011

didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini mengeluarkan cairan manis

(embun madu) yang dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya

penyakit embun jelaga (sooty mold). Disamping itu, embun madu dapat

menyebabkan phytotoxic pada tunas, daun dan bunga.

Pengendalian kimiawi dengan penyemprotan insektisida Diazinon dan

pengasapan seminggu empat kali.

2. Penggerek Pucuk, Tip Borer (Clumetia transversa)

Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga

dengan mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas

daun atau malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan

transportasi unsur hara terhenti kemudian mati.

Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar, pendangiran

untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan insektisida sistemik.

3. Ulat Philotroctis sp.

Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau)

sering menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Philoctroctis sp.

menetas dan dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda

gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif

pada malam hari.

Pengendalian dengan PESTONA.

4. Penggerek Buah, Seed Borer (Noorda albizonalis)

Hama ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya

meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini

langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda

dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah.

Lubang gerekan dapat sebagai sumber penyakit.

Page 6: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

6

2011 3 OKT

2011

Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu

dibakar, semprot dengan PESTONA.

5. Bubuk buah mangga

Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila

dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini.

Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh akibat hama ini,

menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang

pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.

6. Bisul daun (Procontarinia matteiana.)

Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau

dan kemerahan.

Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth

atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang,

menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki

aerasi.

7. Lalat buah ( Bractocera dorsalis )

Buah yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi

kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator

yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur

dan bakteri.

Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.

Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, pembungkusan

buah , pemasangan perangkap lalat buah dengan memberi umpan berupa

larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.

8. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)

Page 7: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

7

2011 3 OKT

2011

Menyerang buah dan masuk ke dalamnya.

Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak

bertelur.

9. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)

Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan

yang kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya

menyerang rangkaian bunga.

Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida

Diazinon atau Basudin.

10. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )

Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut

yang pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun

muda juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis

daun dan buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun

kelihatan seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga

diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas

putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh.

Pengendalian : tunas muda terserang dipotong lalu dibakar, tangkap

dengan perangkap warna kuning, pemangkasan teratur, penyemprotan

dengan BVR atau PESTONA

11. Codot

Memakan buah mangga di malam hari.

Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun

mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan

jaring.

Page 8: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

8

2011 3 OKT

2011

b. Penyakit

1. Penyakit Gleosporium

Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga

menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.

Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.

2. Penyakit Diplodia

Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil

okulasi.

Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-

carbolineum.

3. Cendawan Jelaga

Penyebab: jamur Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum.

Daun mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam

disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan manis.

Pengendalian: dengan memberantas serangga yang menghasilkan cairan

manis dengan insektisida atau tepung belerang.

4. Bercak Karat Merah

Penyebab: ganggang Cephaleuros sp. Menyerang daun, ranting, bunga dan

tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat

mempengaruhi proses pembuahan.

Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan

fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.

5. Kudis Buah

Penyebab: Elsinoe mangiferae

Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun.

Page 9: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

9

2011 3 OKT

2011

Gejala: adanya bercak kuning yang akan berubah menjadi abu-abu.

Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.

Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali

seminggu dan memangkas tangkai bunga yang terserang.

6. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)

Terjadi bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan

menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga

dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya

terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok.

Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian

tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.

7. Penyakit Blendok

Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang

dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan blendok

(getah) yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam.

Pengendalian: memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi dengan kapas

yang telah dicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohon dengan

bubur bordeaux.

Dari data penyakit dan gejala tersebut di atas dapat drepresentasikan sebagai

berikut. Representasi pengetahuan ini digunakan untuk menentukan proses

pencarian atau menentukan kesimpulan dari Gejala penyakit dan hama.

Berdasarkan tabel tersebut dapat menyimpulakan ada 18 aturan atau rule. Berikut

adalah pembahasannya :

Dua Metode Inferensi:

a. Backward Chaining

Backward Chaining adalah pendekatan goal-driven yang dimulai dari harapan apa

yang akan terjadi (hipotesis) dan kemudian mencari bukti yang mendukung (atau

Page 10: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

10

2011 3 OKT

2011

berlawanan) dengan harapan. Sering hal ini memerlukan perumusan dan

pengujian hipotesis sementara (subhipotesis).

SUBTUJUAN ATURAN TUJUAN

A = 1 IF A = 1 AND B = 2

B = 2 THEN C = 3 C = 3

Gambar 2.4 Cara kerja mesin inferensi backward chaining

Misal: A dan B adalah gejala dan C adalah hama/penyakit.

1= Buah rusak / busuk

2= Kulit buah terdapat bintik – bintik kecil berwarna coklat / hitam

3 = Ulat buah

Contoh: Mangga terserang ulat buah

IF Buah rusak / busuk AND Kulit buah terdapat bintik – bintik kecil berwarna

coklat / hitam

b. Forward Chaining

Forward Chaining adalah pendekatan data-driven yang dimulai dari informasi

yang tersedia atau dari ide dasar, kemudian mencoba menarik

kesimpulan.

DATA ATURAN KESIMPULAN

A = 1 IF A = 1 AND B = 2

B = 2 THEN C = 3 C = 3

Gambar 2.5 Cara kerja mesin inferensi forward chaining

Contoh: IF Kulit buah terdapat bintik – bintik kecil berwarna coklat / hitam AND

Buah rusak / busuk THEN Mangga terserang ulat buah.

Page 11: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

11

2011 3 OKT

2011

Kebutuhan Fungsi

Pada subbab ini akan dijelaskan tentang fungsi/proses dari sistem pakar untuk

mengidentifikasi hama dan penyakit mangga.

1. Data Contex Diagram

Data Context Diagram (DCD) disebut juga DFD level 0, karena merupakan data

arus awal. DCD ini memiliki sebuah proses yaitu: identifikasi hama dan penyakit

mangga dan dua external entity yaitu user dan admin.

Gambar 3.1 Data Context Diagram

2. DFD Level 1

DFD level 1 merupakan penjabaran dari proses DCD. Pada DFD level 1 ini

mempunyai dua proses yaitu proses pada menu user dan proses pada menu admin.

Menu user ditujukan untuk pengguna biasa agar dapat melakukan proses

konsultasi. Sedangkan menu admin ditujukan untuk seorang admin yang memiliki

data nama dan password yang sesuai dengan yang ada di database sehingga dapat

mengedit dan menambah pengetahuan pada sistem.

Page 12: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

12

2011 3 OKT

2011

3. DFD Level 2 proses 1

DFD level 2 proses 1 merupakan penjabaran dari DFD level 1 menu user. Pada

DFD level 2 proses 1 ini memiliki dua proses yaitu proses daftar penyakit dan

proses konsultasi.

1. Proses daftar penyakit, user dapat mengetahui semua gejala dan solusi

berdasarkan hama/penyakitnya.

2. Proses konsultasi, user akan diminta untuk menjawab semua pertanyaan yang

akan diajukan oleh sistem.

Berikut adalah gambar DFD Level 2 proses 1:

Page 13: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

13

2011 3 OKT

2011

D. Kebutuhan Antarmuka

Kebutuhan antarmuka dalam sistem pakar untuk mengidentifikasi hama dan

penyakit padi meliputi kebutuhan antarmuka pengguna, kebutuhan antarmuka

perangkat keras, kebutuhan antarmuka lunak.

Kebutuhan antarmuka pengguna

Pengguna akan berinteraksi dengan aplikasi sistem pakar ini dengan

menggunakan alat bantu seperti berikut:

a) Keyboard, digunakan untuk memasukkan perintah ke dalam aplikasi.

b) Mouse, digunakan untuk menjalankan perintah terhadap aplikasi.

c) Monitor, digunakan untuk melihat tampilan dalam aplkasi.

Kebutuhan Perangkat Keras

Kebutuhan perangkat keras yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah

seperangkat komputer atau laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Prosesor AMD Turion64 2,2 GHz.

Page 14: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

14

2011 3 OKT

2011

2. RAM 1,5 GB.

3. VGA 256 MB.

Mesin Inferensi

Mesin inferensi merupakan komponen yang mengandung mekanisme pola pikir

dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah.

Proses penelusuran yang akan digunakan dalam sistem ini adalah dengan

menggunakan metode forward chaining atau penalaran maju dan backward

chaining atau penalaran mundur.

a) Forward Chaining (Penalaran Maju)

Pada forward chaining ini user telah mengetahui gejala-gejala hama/penyakit

yang terjadi sebagai bahan untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang akan

diberikan oleh sistem, baru kemudian dapat ditarik kesimpulan diagnosa

hama/penyakit yang dialami oleh tanaman padi user. Proses forward chaining

dapat dilihat pada gambar 3.7, berikut adalah penjelasannya: setelah start,

program akan memproses dan menampilkan pertanyaan dari tabel pertanyaan, jika

pertanyaan yang tampil dijawab YA maka jawaban akan disimpan dan kemudian

akan memproses pertanyaan berikutnya. Tetapi jika TIDAK maka langsung

memproses pertanyaan selanjutnya tanpa menyimpanya terlebih dahulu. Jika saat

memproses pertanyaan sudah dapat mengidentifikasi jenis hama/penyakit maka

tidak perlu mengulang untuk memproses pertanyaan selanjutnya dan akan tampil

output berupa hasil analisis, selesai. Tapi jika belum maka harus mengulang untuk

memproses pertanyaan selanjutnya sampai dapat mengidentifikasi jenis

hama/penyakit.

b) Backward Chaining (Penalaran Mundur)

Pada penalaran mundur ini, user akan diberikan daftar nama-nama hama/penyakit

yang dapat dipilih yang berisi informasi tentang gejalagejala hama/penyakit setiap

jenis hama/penyakit beserta solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Proses

Page 15: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

15

2011 3 OKT

2011

backward chaining dapat dilihat pada gambar 3.8, berikut adalah penjelasannya:

setelah start, pilih jenis hama/penyakit yang akan dikonsultasikan, kemudian

program akan memproses dan menampilkan pertanyaan dari tabel pertanyaan, jika

pertanyaan yang tampil dijawab YA maka jawaban akan disimpan dan kemudian

akan memproses pertanyaan selanjutnya. Tetapi jika TIDAK maka jawaban tidak

akan disimpan dan langsung memproses pertanyaan selanjutnya. Jika saat

memproses pertanyaan sudah dapat mengidentifikasi jenis hama/penyakit dan

akan memproses apakah jenis hama/penyakit yang dipilih sama atau tidak dengan

hasil identifikasi, jika YA maka akan tampil output berupa hasil dugaan benar tapi

jika TIDAK maka akan tampil output berupa hasil dugaan salah, selesai. Jika

program belum dapat mengidentifikasi penyakit maka harus mengulang untuk

memproses pertanyaan selanjutnya sampai dapat mengidentifikasi jenis

hama/penyakit.

Rancangan Antarmuka

a) Menu Admin

Menu admin adalah menu yang dapat dipilih oleh user. Menu admin dalam

program sistem pakar untuk mengidentifikasi hama dan penyakit Mangga ini

terdiri dari Gejala dan Keluar.

Page 16: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

16

2011 3 OKT

2011

Gbr. Menu

1. Submenu Hama

Halaman ini akan menampilkan semua daftar hama Mangga yang sudah

tersimpan. Setelah user memilih salah satu jenis hama Maka akan

menampilkan halaman yang berisi nama-nama hama kemudian ketika di

klik salah satu nama hama tersebut maka akan muncul gejala dan cara

penanganannya.

Page 17: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

17

2011 3 OKT

2011

Gbr. Form Penanganan Hama

2. Submenu Penyakit

Halaman ini akan menampilkan semua daftar penyakit Mangga yang

sudah tersimpan. Setelah user memilih salah satu jenis Penyakit Maka

akan menampilkan halaman yang berisi nama-nama Penyakit kemudian

ketika di klik salah satu nama Penyakit tersebut maka akan muncul gejala

dan cara penanganannya.

Gbr. Form Penanganan Penyakit

Page 18: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mangga

SISTEM PAKAR Agus Setiadi

Bambang Dimas Ermanto

Dcc Lampung Rara Permata Sari

18

2011 3 OKT

2011

3. Submenu Keluar

Submenu keluar digunakan untuk keluar dari menu admin.

4.3 Analisa Sistem

Secara umum, hasil dari uji coba sistem pakar untuk user umum telah memenuhi

tujuan dari pembuatan sistem pakar. Sistem pakar dapat melakukan proses

penalaran suatu data yang berupa gejala ataupun penyakit untuk mencari suatu

informasi terhadap suatu penyakit. Proses penalaran data dapat dilakukan dengan

menggunakan proses forward dan backward chaining.

Sedangkan dari hasil uji coba sistem pakar untuk admin, diketahui bahwa sistem

pakar bersifat fleksibel.