10
1 PERANAN SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DALAM MENUNJANG KESEHATAN PARIWISATA Oleh : Sang Gede Purnama, SKM, MSc 1. Staf pengajar PS. Kesehatan Masyarakat, Fak. Kedokteran, Univ. Udayana Email : [email protected] Kesehatan pariwisata di Indonesia Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Menurut perhimpunan kedokteran wisata Indonesia Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu, yang termasuk dalam kesehatan wisata meliputi upaya pencegahan, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repatriasi yang memadai ke negara asalanya. (PKWI, 2012). Kesehatan wisata meliputi berbagai aspek medis, dan kesehatan wisata juga termasuk aspek kesehatan para “travelers” dalam arti luas termasuk business travelers. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari januari hingga November 2011 sebanyak 6.925.192 (data BPS, 2012). Banyak penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Perkembangan daerah pariwisata menuntut fasilitas penunjang seperti hotel, restaurant, tempat rekreasi, travel, jasa transportasi, pusat souvenir dan sebagainya. Objek wisata tersebut dapat menyerap banyak lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya. Provinsi Bali adalah salah satu barometer pariwisata Indonesia dimana tingkat kunjungan wisatawannya paling tinggi. Berbagai fasilitas pariwisata untuk menunjang objek wisata telah tersedia dan sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Hal

Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat berperan serta aktif dalam bidang kesehatan pariwisata untuk itulah peranan mereka perlu diberdayakan

Citation preview

Page 1: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

1

PERANAN SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DALAMMENUNJANG KESEHATAN PARIWISATA

Oleh : Sang Gede Purnama, SKM, MSc

1. Staf pengajar PS. Kesehatan Masyarakat, Fak. Kedokteran, Univ. UdayanaEmail : [email protected]

Kesehatan pariwisata di Indonesia

Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Menurut perhimpunan kedokteran wisata Indonesia Kesehatan wisata dimulai sejak

berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan

kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan tersebut tidak jera

untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan

wisata itu, yang termasuk dalam kesehatan wisata meliputi upaya pencegahan, tindakan

pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repatriasi yang memadai ke negara asalanya. (PKWI,

2012). Kesehatan wisata meliputi berbagai aspek medis, dan kesehatan wisata juga termasuk

aspek kesehatan para “travelers” dalam arti luas termasuk business travelers.

Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari januari hingga November 2011

sebanyak 6.925.192 (data BPS, 2012). Banyak penduduk Indonesia yang menggantungkan

hidupnya dari sektor pariwisata. Perkembangan daerah pariwisata menuntut fasilitas penunjang

seperti hotel, restaurant, tempat rekreasi, travel, jasa transportasi, pusat souvenir dan sebagainya.

Objek wisata tersebut dapat menyerap banyak lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan

pendapatan masyarakat sekitarnya.

Provinsi Bali adalah salah satu barometer pariwisata Indonesia dimana tingkat kunjungan

wisatawannya paling tinggi. Berbagai fasilitas pariwisata untuk menunjang objek wisata telah

tersedia dan sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Hal

Page 2: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

2

ini terlihat saat kejadian Bom Bali saat wisatawan kunjungannya menurun maka ekonomi

masyarakat menjadi tersendat. Tentunya kejadian tersebut tidak kita inginkan terjadi.

Kejadian wisatawan Taiwan yang keracunan makanan sempat terjadi dan menyebabkan

banyak pihak panik karena mereka mengaku sehabis makan di restaurant di Bali kemudian

mengalami disentri dan melaporkan kejadian ini di negaranya. Keadaan ini memberikan image

negatif pada pariwisata kita. Bidang kesehatan dan pariwisata sangat terkait erat karena mereka

yang berwisata membutuhkan layanan kesehatan, akan kurang baik kalau mereka saat berwisata

mengalami kejadian kesakitan.

Negara tetangga terdekat kita seperti Singapore, Thailand, Malaysia telah

mengembangkan kesehatan wisata yakni mereka menawarkan fasilitas kesehatan sekaligus

melakukan travelling. Perkembangan saat ini ada kemungkinan kalau wisatawan yang

berkunjung ke suatu daerah juga ingin melakukan pengobatan sekaligus traveling dengan

keluarganya seperti mengembangkan kedokteran wisata. Bagaimana kesiapan Indonesia untuk

ini ?, objek wisata di Indonesia cukup banyak, fasilitas pendukung pariwisata telah tersedia

tinggal menyiapkan sarana kesehatan yang tersertifikasi internasional untuk melakukan tindakan

medis tertentu. Layanan seperti Spa sudah berkembang bahkan di Bali tersedia banyak Spa

berkualitas. Peluang mengembangkan kesehatan wisata cukup besar asalkan kita semua

bekerjasama dalam membentuk suatu layanan kesehatan dan pariwisata yang berkualitas.

Permasalahan kesehatan pariwisata

Survei kesehatan wisata menunjukkan bahwa mortalitas tertinggi pada travelers hampir

50% disebabklan oleh penyakit kardiovaskuler, dan angka morbiditas tertinggi disebabkan oleh

penyakit infeksi (WHO, 2007). Ada berbagai permasalahan dalam kesehatan pariwisata adanya

penyakit infeksi tertentu yang endemis di area tujuan wisata tersebut seperti penularan melalui

vektor nyamuk ada Malaria, Demam berdarah dengue, chikungunya, demam kuning, limpatik

filariasis, Japanese encephalitis.

Kasus Demam berdarah dengue (DBD), Malaria, diare, kecacingan endemis di beberapa

daerah di Indonesia. Terutama daerah yang beriklim tropis sehingga sering disebut penyakit

Page 3: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

3

daerah tropis. Wisatawan umumnya belum memiliki kekebalan terhadap penyakit ini dan rentan

untuk terkena. Survei yang dilakukan di amerika menyebutkan wisatawan sering terkena Malaria

(84%), diare (71%) dan demam tifoid (53%) (Streit, 2012).

Penyakit Zoonosis yang ditularkan oleh hewan kepada manusia melalui gigitan atau

kontak dengan binatang, kontak cairan dan feses, atau konsumsi produk makanan seperti daging

dan susu yang tidak steril. Contoh penyakit zoonosis adalah Rabies, Schistosomiasis,

Leptospirosis, brucellosis. Beberapa daerah di Indonesia endemis terhadap rabies termasuk Bali

yang dulunya terbebas dari penyakit rabies saat ini menjadi daerah endemis rabies. Untuk itu

diperlukan perhatian khusus kepada wisatawan yang akan berkunjung ke Bali untuk berhati-hati

terhadap gigitan anjing. Ada 104 kasus rabies dari bulan November 2008 sampai 2010 di Bali

yang berakhir kematian (Susilawati, 2012). Anjuran untuk melakukan vaksinasi rabies juga telah

dilakukan di beberapa Negara terutama wisatawan yang ingin melakukan kunjungan ke daerah

endemis rabies (Gautret, 2012).

Penyakit akibat hubungan seksual yang saat ini juga menjadi efek berkembanganya

pariwisata. Banyaknya wisatawan asing yang kontak dengan penduduk lokal juga mempercepat

penyebaran penyakit seksual seperti HIV/AIDS, gonorrhea, sifilis, hepatitis B dan lainnya. Data

KPAN menyebutkan kasus HIV/AIDS di Indonesia secara kumulatif sampai Juni 2012 HIV

sebanyak 86,762 kasus dan AIDS sebanyak 32.103 kasus (KPAN, 2012). Di Provinsi Bali

terdapat HIV sebanyak 3378 kasus dan AIDS sebanyak 3126 kasus (KPAD Bali, 2012). Penyakit

menular seksual (PMS) setiap tahun selalu meningkat kasusnya dan perlu dilakukan

penanggulangan secara komprehensif.

Penyakit penularan melalui udara diakibatkan oleh kontak dengan droplet seperti

Penyakit Inpeksi saluran nafas, tuberculosis, measles, khususnya penyakit SARS, flu burung

yang tingkat kematian (mortalitas) dan kesakitannya (morbiditas) tinggi serta menyebar dengan

cepat dapat mempengaruhi kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun dari luar bahkan

memerlukan karantina untuk membatasi penyebaran penyakitnya. Kasus flu burung yang sempat

menjadi wabah di beberapa Negara termasuk Indonesia dapat menyebabkan kunjungan

wisatawan menjadi berkurang. Kasus flu burung sejak 2005 tercatat sebanyak 191 kasus dan

159 kematian, bahkan Indonesia dinyatakan sebagai Negara yang paling tinggi kasus dan

Page 4: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

4

kematiannya (Indira, 2012; Tjandra 2012). Ini menunjukan biosafety kita kurang baik terutama

hygiene pengelolaan ternak.

Kurangnya kebersihan makanan dan minuman di daerah wisata. Kondisi ini perlu

mendapatkan perhatian karena sebagian besar wisatawan mengeluhkan kejadian diare saat

berkunjung ke suatu daerah (traveler diarrhoea). Sekitar 20-60% wisatawan yang mengunjungi

Negara berkembang mengalami diare akut (Steffen et al. 2004; Hill, 2000; Von Sonnenburg et

al. 2000). Hal ini bisa disebabkan karena pengolahan makanan tersebut tidak higieneis mulai dari

penjamah makanan tidak bersih kemudian alat yang digunakan tidak steril, tempat penyimpanan

dan waktu penyimpanan tidak tepat dan dapat juga disebabkan adanya lalat sebagai vektor yang

mencemari makanan tersebut. Ada berbagai penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti

cholera, cryptosporidiosis, cyclosporiasis, giardiasis, hepatitis A and E, listeriosis,

Campylobacter, Salmonella, Shigella and typhoid fever. (WHO, 2005)

Pada kolam renang dan Spa, infeksi terjadi jika disinfeksi pada air tidak tepat dosisnya.

Diare, gastrointeristis dan infeksi tenggorokan dapat terjadi akibat kontak dengan air

terkontaminasi. Sebaiknya menggunakan klorin dan disinfektan lainnya secara tepat untuk

menanggulangi bakteri dan virus. Kontak terhadap kuman bisa juga melalui kontak langsung

lewat kulit.

Data mabes polri pada tahun 2011 terdapat 106.129 kasus kecelakaan berlalu lintas , yang

tewas 30.629 orang (Mabes Polri, 2012). Kecelakaan berlalu lintas juga perlu mendapatkan

perhatian karena kejadian kecelakaan lalu-lintas di Indonesia cukup tinggi terutama disebabkan

karena kendaraan bermotor. Wisatawan yang menggunakan kendaraan bermotor menyewa

maupun beli perlu mengetahui tentang kondisi lalu-lintas dan peraturan yang tersedia seperti

menggunakan helm, mematuhi rambu-rambu memiliki SIM dan sebagainya.

Permasalahan lingkungan seperti kemacetan dan polusi udara, air, tanah. Indonesia saat

ini sedang mengalami permasalahan yang serius terkait kemacetan yang mengakibatkan

ketidaknyamanan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. Selain membuang waktu

dijalan, menyebabkan stress juga asap kendaraan yang mengganggu kesehatan. Pencemaran air

oleh pencemaran sampah rumah tangga dan industri yang membuang sampah ke sungai

menimbulkan masalah banjir dan kotor, serta pengelolaan sampah yang belum menerapkan

sistem daur ulang, pemisahan sehingga jumlahnya banyak dan tidak terkelola dengan baik.

Page 5: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

5

Pemukiman kumuh dan penataan lingkungan juga menjadi sorotan karena terkait dengan

kebersihan wilayah dan keindahan kota. Ini diperlukan penataan lingkungan dimana ada ruang

terbuka hijau dan tertata.

Fasilitas kesehatan yang dimiliki masih belum memenuhi standar internasional sehingga

untuk menawarkan kepada wisatawan layanan kesehatan masih canggung. Untuk memenuhi

kualifikasi internasional rumah sakit tersebut harus disertifikasi oleh lembaga internasional dan

memiliki SDM serta sarana bertaraf internasional. Kejadian infeksi nosokomial masih sering kita

temukan bagaimana mewujudkan rumah sakit berkualitas ?. Di Amerika Serikat berdasarkan

laporan CDC diperkirakan ada 1,7 juta orang terkena infeksi di rumah sakit yang berkontribusi

terhadap 99.000 kematian setiap tahunnya (Pollack, 2010). Untuk itu diperlukan kesiapan sarana

penunjang yang bermutu dalam mewujudkan kesehatan pariwisata.

Asuransi kesehatan untuk wisatawan yang berkunjung ke Indonesia tidak menjadi

kewajiban. Hal ini justru akan menyebabkan mereka tidak mendapatkan jaminan kesehatan

apabila mengalami kecelakaan atau sakit di Indonesia. Perlunya mengembangkan sistem asuransi

kesehatan pada wisatawan yang berkunjung ke Indonesia agar mereka merasa terjamin saat

berwisata. Ini adalah peluang yang perlu dikembangkan dengan mengembangkan asuransi

komersil pada wisatawan yang datang ke Indonesia atau bekerjasama dengan asuransi di

negaranya.

Peluang perkembangan kesehatan pariwisata

Kebutuhan masyarakat dunia akan kesehatan semakin meningkat bukan saja kesehatan

secara fisik melainkan juga kesehatan secara sosial, ekonomi dan spiritual. Perkembangan anti

aging, Spa, rumah sakit internasional misalnya menunjukkan kebutuhan masyarakat akan

perawatan tubuh semakin meningkat. Hal ini menjadi sebuah peluang dalam mengembangkan

layanan kesehatan yang paripurna.

Persaingan global terjadi dalam industri perawatan kesehatan. pasien kaya dari Negara

berkembang melakukan perjalanan jauh ke Negara maju untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan yang berkualitas. Saat ini, pertumbuhan jumlah pasien dari Negara maju melakukan

perjalanan dengan alasan kesehatan ke Negara berkembang. Banyak pasien (medical tourist)

Page 6: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

6

tidaklah kaya, tetapi mereka mencari pelayanan kesehatan berkualitas dengan harga terjangkau

(Devon, 2012).

Negara lain seperti Cina, India, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina sudah

mengembangkan kesehatan pariwisatanya. Di Thailand dilaporkan sekitar 1,4 juta orang dari Uni

Eropa, Timur Tengah dan Amerika Serikat datang ke Thailand untuk berobat. Mereka datang

untuk operasi, perawatan kecantikan serta program alternatif seperti Spa, pengobatan Cina dan

perawatan tradisional India (Ron, 2010). Perawatan kesehatan ini menarik karena biaya yang

ditawarkan jauh lebih murah dari Negara mereka sendiri apalagi ditambah dengan paket wisata.

Beberapa Negara telah mengembangkan kesehatan pariwisata dimana mereka

menawarkan layanan kesehatan kelas internasional kepada para wisatawan sekaligus melakukan

kunjungan wisata sehingga bisa berobat dan berwisata. Bahkan ada yang mengembangkan hotel

dan rumah sakit. Kebutuhan wisatawan akan layanan kesehatan tidak hanya dibatasi pada rumah

sakit namun juga dapat diberikan dengan fasilitas hotel sesuai dengan kondisi finansial.

Page 7: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

7

Kesehatan pariwisata dapat dikembangkan dengan memberi layanan perawatan kesehatan

dan kedokteran wisata seperti melakukan operasi bedah jantung, syaraf, cangkok hati, perawatan

luka dan sebagainya. Selain itu juga memberikan paket kesejahteraan seperti perawatan

kecantikan, sauna, Spa untuk kesegaran dan ralaksasi, fitness dan sebagainya. Dapat pula

dikembangkan dengan memberikan paket wisata ke objek wisata alam untuk menambah daya

tarik.

Peranan kesehatan masyarakat

Kesehatan masyarakat berperan penting dalam mewujudkan kesehatan pariwisata

terutama daerah yang mengembangkan pariwisatanya seperti pulau Bali. Di Bali pada tahun

2010 memiliki akomodasi 2190 unit dengan 45.408 kamar yakni hotel berbintang 158 unit, hotel

melati 1.036 dan pondok wisata 996 unit (Bali post, 2011). Usaha seperti Hotel dan Restourant

membutuhkan sanitasi dan hygiene yang baik dan terkontrol. Lingkungan hotel membutuhkan

sistem pengolahan limbah yang terkontrol kemudian pest control terhadap serangga maupun

hama pengganggu seperti tikus, kecoa, nyamuk, rayap serta kebersihan pakaian dan sebagainya.

Tenaga ahli hygiene dan sanitasi hotel adalah peluang kerja yang dapat dikembangkan.

Restourant yang menyediakan makanan dan minuman kepada wisatawan membutuhkan

tenaga pengawasan terhadap kebersihan penjamah makanannya (food handler), peralatan makan,

sanitasi lingkungan dibutuhkan system Hazard analysis critical control point (HACCP) untuk

mengontrol titik kritis yang perlu dilakukan pengawasan dan perbaikan. Termasuk juga pemasok

makanan ke hotel dan restaurant perlu dilakukan pengawasan terhadap kualitas barang yang

masuk.

Pengembangan media komunikasi kepada wisatawan yang akan melancong ke Indonesia

tentang kondisi penyakit infeksi yang endemis di Indonesia dan upaya-upaya yang perlu

dilakukan dalam mencegah (prevention) dan melakukan tindakan pertolongan pertama sebelum

mendapatkan pengobatan. Wisatawan sebaiknya memang telah mendapatkan informasi yang

baik tentang daerah yang mereka akan kunjungi. Misalkan daerah yang endemis rabies, malaria,

tuberkuloasis mereka perlu mengetahui kondisi kesehatan di daerah tersebut.

Page 8: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

8

Tenaga ahli kesehatan kerja dan lingkungan biasanya dibutuhkan oleh industri

pengolahan makanan dan distribusi, perusahaan seperti pertamina, PLN, Telkom, pertambangan,

kontruksi membutuhkan tenaga ini untuk membuat, mengontrol dan mengevaluasi kesehatan

kerja dan lingkungan karyawan serta lingkungan perusahaannya dengan meminimalisir risiko

yang dapat ditimbulkannya pada kesehatan tenaga kerja dan lingkungan. Perkembangan

pariwisata yang semakin pesat menyebabkan pembangunan industri juga semakin banyak dan

ahli kesehatan kerja banyak dibutuhkan.

Vaksinasi yang diperlukan oleh wisatawan dapat bersifat wajib dan disesuaikan dengan

kondisi daerah yang akan dikunjunginya. Beberapa Negara maju telah memiliki peraturan

kesehatan untuk mewajibkan warga negaranya terhadap beberapa vaksin termasuk Indonesia

telah melakukan pemberian vaksin seperti TT, DPT, BCG, Polio, hepatitis B dan lainnya. Upaya

ini dilakukan sebagai usaha preteksi spesifik terhadap penyakit tertentu.

Wisatawan yang datang membutuhkan asuransi kesehatan saat berkunjung ke suatu

Negara karena apabila terjadi suatu keadaan sakit dia dapat dengan segera mendapatkan

pertolongan di Negara tersebut dengan biaya terjangkau. Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat

berperan dalam mengembangkan sistem asuransi komersil yang salah satu sasarannya adalah

wisatawan asing.

Upaya pencegahan penyakit melalui promosi kesehatan yang dilakukan pihak puskesmas

dan Rumah Sakit. Tenaga kesehatan masyarakat berperan dalam memberikan edukasi kepada

masyarakat dan melaksankan program kesehatan lingkungan di wilayah kerjanya. Masyarakat

banyak yang masih membuang sampah sembarangan, melakukan pencemaran terhadap air, tidak

menjaga kebersihan diri. Beberapa perilaku berisiko seperti hubungan seks berisiko yang dapat

menularkan penyakit infeksi seksual seperti HIV/AIDS, sifilis, gonore, Clamidia dan sebagainya

yang perlu diintervensi untuk perubahan perilakunya.

Page 9: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

9

Daftar Pustaka

Bali post, (2011). Bali cukup miliki 45.408 kamar hotel.http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=32&id=54806 (Akses 15Nopember 2012)

BPS. (2012). Data Kepariwisataan. Jakarta. Badan Pusat Statistik

Devon, H., (2012), Medical tourism : global competition in health care, national center forpolicy analysis. Nastional center for policy analysis. Texas.http://w.medretreat.com/templates/UserFiles/Documents/Medical%20Tourism%20-%20NCPA%20Report.pdf (akses 14 Nopember 2012)

Gautret P, Parola P. (2012). Rabies vaccination for international travelers. Vaccine. 5;30(2):126-33.

Genton B., D'Acremont V. (2012). Malaria prevention in travelers, Infect Dis Clin North Am. 26(3):637-54

Henna Konu, (2010). Identifying potential wellbeing tourism segments in Finland. TourismReview, Vol. 65 Iss: 2, pp.41 – 51

Hill, D.R. (2000) Occurrence and self-treatment of diarrhea in a large cohort of americanstraveling to developing countries. Am J Trop Med Hyg 62: 585-589.

Indira, P. (2012), kematian akibat flu burung tertinggi, Kompashttp://nasional.kompas.com/read/2012/08/29/19593921/Kematian.akibat.Flu.Burung.Tertinggi(akses 16 Nopember 2012)

KPAN, (2012), Laporan Kasus HIV dan AIDS, KPA, Jakarta

KPAD, (2012), Laporan Kasus HIV/AIDS di Provinsi Bali, Denpasar.

Mabes Polri,(2012). Laporan Kecelakaan Lalu Lintas, Jakarta, Mabes Polri.

Streit J., Marano C., Beekmann SE, Polgreen PM, Moore TA, Brunette GW, Kozarsky PE.(2012). Travel and tropical medicine practice among infectious disease practitioners. J TravelMed; 19(2):92-5.

Susilawathi, N., Darwinata A., Dwija,B., Budayanti, S., Wirasandhi, K., Subrata, K., Susilarini,

Sudewi R., Wignall F., Mahardika. (2012). Epidemiological and clinical features of human rabiescases in Bali 2008-2010, BMC infectious diseases. 12; 81. 1-8.

Steffen, R., Tornieporth, N., Clemens, S.A., Chatterjee, S., Cavalcanti, A.M., Collard, F. et al.(2004) Epidemiology of travelers’ diarrhea: details of a global survey. J Travel Med. 11: 231-237

Page 10: Peranan Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Pariwisata

10

PKWI. (2012). Perhimpunan kedokteran wisata Indonesia; akses 5 November 2012http://www.pkwi.org/

Pollack, Andrew. (2010). Rising Threat of Infections Unfazed by Antibiotics. New York Times,Feb. 27, 2010

Rozendaal J. (1997) Vector control: methods for use by individuals and communities. Geneva,World Health Organization.

Ron Carben, (2010). Thailand memimpin dalam wisata kesehatan(http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/thailand/1056-thailand-a-leader-in-medical-tourism) (akses 14 Nopember 2012)

Tjandra A., Samaan G., Kusriastuti R., Sampurno O., Purba W., Misriyah, Santoso H.,Bratasena, Maruf A., Sariwati E., Setiawaty V., Kathryn G., Kamalini L., Paul, Kandun, N.,(2012). Avian Influenza H5N1 Transmission in Households, Indonesia, Plos one, 7 (1), 1-7.(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3251608/pdf/pone.0029971.pdf)

Von Sonnenburg, (2000). F., Tornieporth, N., Waiyaki, P., Lowe, B., Peruski Jr, L.F., Dupont,H.L. et al. Risk and aetiology of diarrhoea at various tourist destinations. Lancet 356: 133-134.

World Health Organization, (2007) A guide on safe food for travellers. Geneva, (available at:www.who.int/foodsafety/publications/consumer/travellers/en/index.html).

World Health Organization, (2005). Preventing travellers’ diarrhoea: how to make drinking-water safe. Geneva, (WHO/SDE/WSH/05.07, available at : (www.who.int/water_sanitation_health/hygiene/envsan/sdwtravel.pdf).