Upload
hoanganh
View
245
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SOSIAL
SISWA KELAS XI SMK N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH:
Novie Purnia Putri
111-14-388
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SOSIAL
SISWA KELAS XI SMK N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH:
Novie Purnia Putri
111-14-388
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO HIDUP
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama
ada KOMITMEN bersama untuk menyelesaikannya.
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Keluarga tercinta Ayahanda Purnama dan Ibunda Zumrotun yang telah
membesarkan dan mendidikku dengan penuh ketulusan, kasih sayang dan
pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a dan
restunya.
2. Kepada adikku tercinta Fadilla Purnia Putri
3. Seluruh keluarga besar kakekku Jazuli dan Purwanto terimakasih atas
dukungan dan motivasinya
4. Kepada bapak Mufiq, S.Ag.M.Phil selaku pembimbing dan sekaligus
sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini.
5. Untuk sahabatku tercinta Khoirin Nisai Shalihati, dia adalah Kartiniku.
6. Kepada Painem Squad (Nurul Fatimah, Fita Taranisa, Desita Eka
Kurniasari, Indah Setyowati, Yulia Dwi Rahmawati) yang selalu
memberikan semangat dalam suka dan duka untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
7. Kepada Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga
Komisariat Walisongo (Ketum Ahmad Alfan dia adalah Ketua Umum
Komiariat terganteng se-Salatiga, Restu Benastuti adalah Ketua Umum
Kohati Komisariat Walisongo tercantik tetapi sayangnya masih jomblo).
8. Kepada seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga
(Bang Dodi, Bang Dona, Bang Ridwan, Bang Uceng, Bang Hakim, Shofi
ix
Murabitah, Helmi Susanti) terima kasih telah berhasil menjadi penyedap
rasa pedas manis dalam berproses di Himpunan)
9. Kepada kos Pandhito Wono (Eka, Tiara, Dyah, Evis, Berlin, Izza, Sania).
\
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat, hidayah
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan
Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI di SMK N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”. Shalawat serta salam tak lupa penulis
sanjungkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw, beserta keluarganya dan para
sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI).
4. Bapak Mufiq, S. Ag., M. Phil. Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
6. Bapak Sriyanto, S.Pd. M.Pd selaku kepala sekolah SMK N 1 Tengaran.
7. Bapak dan Ibu guru SMK N 1 Tengaran yang telah membimbing dan
membantu dalam penelitian ini.
xi
8. Kedua orang tuaku, adikku (Fadilla Purnia Putri), kakek nenekku, serta
keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik secara lahiriyah
maupun batiniyah dalam penyusunan skripsi ini.
9. Ahmad Alfan, Khoirin Nisai Shalihati, Restu Benastuti, Bang Ridwan, Bang
Uceng, Bang Hakim, Shofi Murobitoh, Helmi Susanti, Bang Dona dan bang
Dodi.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah ikhlas dalam memberikan bantuan material maupun
spiritual dalam penulisan skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa
memanjatkan doa kepada Allah Swt, semoga segala amal kebaikan yang
tercurahkan pada penulis diridhoi Allah Swt dengan mendapatkan balasan yang
berlipat ganda.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khusunya dan bagi pembaca lainnya. Dengan keterbatasan dan kemampuan,
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 2 April 2018
Penulis
xii
ABSTRAKSI
Putri, Novie Purnia. 2017. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI SMK N
1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan
Remaja Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program
Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Mufiq, S.Ag.M.Phil.
Kata Kunci: Kecerdasan emosional, Kecerdasan Sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru Pendidikan
Agama Islam dalam mengembangakan kecerdasan emosional dan sosial siswa
kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja. Fokus masalah yang akan dikaji adalah: 1) Peranan Guru
Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa kelas SMK N 1 Tengaran Kab Semarang dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja. 2) Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan
emosional dan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kab Semarang dalam
Menanggulangi Kenakalan Remaja. 3) Apa faktor penghambat dalam
mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI SMK N 1
Tengaran Kab Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja.
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian kualitatif yang berdasarkan studi
lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif naturalistik, yaitu sebuah
pendekatan dalam Penelitian yang menggambarkan kondisi obyek dan subyek.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga komponen utama yaitu
reduksi data, penyajian data dan pemeriksaan keabsahan data.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa peranan guru Pendidikan Agama Islam
siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kab Semarang mengembangkan kecerdasan
emosional dan sosial dalam menanggulangi kenakalan remaja meliputi
mengembangkan sikap Konsistensi (Istiqomah), Rendah Hati, Toleransi,
Ketulusan (Keikhlasan), Totalitas (Kaffah). Faktor pendukung dalam
mengembangkan kecerdasan tersebut adalah tata tertib, sarana prasarana, metode
pembelajaran serta kerjasama dengan guru Bimbingan konseling dalam mengawal
perkembangan siswa. Sedangkan faktor penghambatnya adalah latar belakang
siswa yang berbeda-beda, kurangnya kerja sama antara pihak sekolah, keluarga
dan lingkungan. Tidak adanya penilaian secara tertulis dalam kecerdasan
emosional dan sosial serta kurangnya kompetensi guru dalam menjadi figur
teladan bagi siswa.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii
HALAMAN JUDUL ................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
ABSTRAKSI .............................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN .............................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6
E. Kajian Penelitian Terdahulu .......................................................... 7
F. Definisi Operasional ...................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Guru dan Peranannya dalam Pendidikan ...................................... 17
xiv
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ....................................... 18
C. Kecerdasan Emosional .................................................................. 18
D. Kecerdasan Sosial ......................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 32
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 32
C. Sumber Data .................................................................................. 33
D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 33
E. Analisis Data ................................................................................. 35
F. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 37
G. Tahap-tahap Penelitian ................................................................. 39
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. Paparan Data ................................................................................. 40
B. Hasil Temuan ................................................................................ 58
C. Analisis Data ................................................................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 77
B. Saran.............................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tabel Tentang Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tabel 2 : Tabel Tentang Rincian Guru PNS dan Non PNS
Tabel 3 : Jumlah Peserta Didik
Tabel 4 : Tabel Data Bangunan
Tabel 5 : Tabel Data Ruang Praktik
Tabel 6 : Tabel Data Mabeler
Tabel 7 : Tabel Laboratorium
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto wawancara.
Lampiran 2 : Transkip wawancara dengan narasumber
Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 6 : Daftar Nilai Satuan Kredit
Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai upaya untuk memberikan solusi perkembangan dan
perubahan kemanusiaan secara dinamik berkaitan erat dengan sosok guru.
Pada dasarnya setiap manusia tidak bisa hidup sendiri, setiap individu akan
membutuhkan individu lain dalam kehidupan sehari–hari. Antar individu
akan terlibat proses interaksi sosial dalam lingkungannya, baik di rumah,
sekolah, tempat kerja dan lain–lain.
Jika seorang individu tidak dapat berinteraksi dengan baik maka individu
tersebut akan cenderung individualis dan egois sehingga kepekaan dan
kepedulian pada lingkungan sekitarnya pun kurang. Agar individu mampu
berinteraksi dengan baik maka membutuhkan kecerdasan sosial dan
kematangan emosi, karena seseorang tidak hanya dituntut mampu berinteraksi
tapi cerdas dalam berinteraksi dan berinteraksi secara positif.
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Dengan
demikian pendidikan tidak hanya membentuk insan cerdas, namun juga
berkepribadian atau berkarakter kuat dan berakhlak mulia (Golemen, 2000:
155).
2
Dengan demikian, guru sebagai pendidik berusaha memberikan bantuan
kepada peserta didik untuk mengembangkan kecerdasan peserta didik baik itu
kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial.
Penelitian oleh Goleman yang menunjukkan bahwa IQ memiliki
konstribusi 20 % sedangkan 80 % ditentukan oleh kecerdasan emosi. Individu
dengan IQ tinggi namun karena kurang dapat mengelola emosinya seringkali
dalam menentukan dan memecahkan masalah mengalami kesulitan dan
menjadi sumber konflik dalam diri. Dengan demikian kecerdasan emosional
merupakan hal yang penting. Individu yang mempunyai kecerdasan emosi
yang baik mampu mengendalikan dirinya dengan mengambil keputusan yang
tepat dan dapat bergaul dengan mudah dalam situasi apapun. Individu yang
mempunyai kecerdasan emosi yang kurang baik akan gagal mengatur emosi
mereka yang berlebihan dan akhirnya berujung pada tindakan yang
memalukan atau menyimpang dari norma.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengelola
perasaan antara lain dirinya sendiri dan orang lain, tegar menghadapi frustasi,
sanggup mengatasi kepuasan-kepuasan sesaat, mengatur suasana hati dan
reaktif,dan mampu berempati pada orang lain (Golemen, 2000: 157).
Kecerdasan emosi mempunyai fungsi yang penting dalam perkembangan
pada diri remaja, dengan demikian untuk dapat berhubungan dengan orang
lain secara baik individu memerlukan kemampuan untuk mengerti dan
mengandalikan emosi diri dan orang lain secara baik. Kecerdasan emosi yang
baik, remaja diharapkan mampu memberikan penilaian yang baik terhadap
3
dirinya, dan mampu untuk tidak terpengaruh oleh hal-hal yang buruk yang
ada di lingkungan, serta dapat menegendalikan perasaan dengan baik.
Kecerdasan sosial merupakan pencapaian kualitas manusia mengenai
kesadaran diri dan penguasaan pengetahuan yang bukan hanya untuk
keberhasilan dalam melakukan hubungan interpersonal, tetapi kecerdasan
sosial digunakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih
bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kecerdasan sosial akan memudahkan
seseorang dalam memandang masalah. Masalah akan diselesaikan dengan
baik karena individu atau kelompok mempunyai kecerdasan sosial akan
melihat suatu masalah dengan obyektif, dapat menilai suatu masalah dengan
obyektif, banyak menilai suatu peristiwa secara adil dan keterampilan dalam
mengatasi masalah sehingga tidak berilaku yang menyimpang dari norma.
Para siswa SMK berusia antara 17 sampai 18 tahun yang termasuk dalam
usia remaja, yang mana kondisi remaja merupakan masa penuh Strum Und
Drang, yaitu masa yang penuh gejolak dan kebimbangan. Definisi remaja
menurut Hurlock ialah melihat masa remaja sebagai suatu periode masa
transisi dari masa anak-anak menuju ke arah kematangan.
Di SMK N 1 Tengaran ini memiliki 6 jurusan diantaranya adalah Teknik
Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), Rekayasa Perangkat
Lunak (RPL), Tata Busana (TBI), Tata Boga (TG) dan Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ). Di SMK tersebut masih sering melakukan kenakalan remaja
seperti merokok, membolos dan mbonek. Di buktikan dengan mereka pernah
malakukan tindakan-tindakan menyimpang seperti Tawuran pelajar yang
4
dimuat dalam media massa diberitakan bahwa pada tanggal 8 November 2016
Puluhan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di amankan oleh anggota
Polsek Sidorejo setelah kedapatan tawuran di kawasan pertigaan Blotongan,
Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Jumat
(18/11/2016). Pelajar SMK yang terlibat tawuran diberi pembinaan di
Mapolres Salatiga Jl. Adi Sucipto, Kota Salatiga, Jateng, Jumat siang
(Tribratanews.polressalatiga.id tanggal 17mei 2017 ).
Di sini peranan guru pendidikan Agama Islam di samping
mengembangkan kecerdasan intelegensi dan kecerdasan spiritual juga
dibutuhkan dalam mengembangakan kecerdasan emosional dan kecerdasan
sosial. Pendidikan agama Islam adalah suatu proses penggalian,
pembentukan, pendayagunaan dan pengembangan fitrah, dzikir dan kreasi
serta potensi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan dan pengabdian
yang dilandasi dan dinapasi oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk
pribadi muslim yang sejati, mampu mengontrol, mengatur dan merekayasa
kehidupan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam
(Ahid, 2010: 19).
Berdasarkan permasalahan yang banyak timbul di dunia pendidikan
inilah, guna mempersiapkan/melahirkan generasi-generasi pendidikan yang
berkualitas, tidak hanya berintelektual tinggi, berwawasan luas tapi juga harus
memiliki kemantapan emosi dan sosial. Sehingga dapat dipahami betapa
pentingnya peningkatan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa.
5
Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis akan meneliti secara lebih
detail dalam hal bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam dalam
mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial siswa kelas XI
SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menaggulangai kenakalan
remaja Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam pada siswa dalam
mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI
SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan
remaja tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Apakah faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional
dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018?
3. Apakah faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosional
dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam pada siswa dalam
mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI
SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan
remaja tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan
emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran
2017/2018.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan
emosional dan Sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran
2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat atau kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1) Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam mengembangan
wacana keilmuan khususnya kajian pendidikan dalam bidang PAI dan
juga menambah bahan pustaka bagi perpustakaan Institut Agama Islam
Negeri Salatiga
7
2) Praktik
a) Penerapan pengembangan kecerdasan Sosial dan Emosional dalam
pembelajaran.
b) Pengembangan model atau metode pembelajaran berbasis
pengembangan kecerdasan Sosial dan Emosional.
E. Kajian Peneliti Terdahulu
1. Penelitian Terdahulu
Analisis Data tentang kecerdasan emosinal dilakukan oleh beberapa
orang diantaranya, skripsi Shofiya mahasiswa Tarbiyah Jurusan
Kependidikan Islam tahun 2002 dengan judul “ Peranan Orang tua Dalam
Mendidik Anak Menuju Kecerdasan Emosional (Studi Terhadap John
Gottman). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
mengungkapkan secara spesifik peran orang tua dalam mendidik anak
dengan cara orang tua menjadi pelatih emosi dan menggunakan langkah-
langkah penting dan strategi yang baik dalam mendidik kecerdasan
emosional anak.
Skripsi yang lain adalah skripsi Ummi Musslihatun mahasiswa
Tarbiyah Jurusab Pendidikan Agama Islam tahun 2001 dengan judul “
Pengembangan Kecerdasan Emosional pada Pesantren Muallimat
Muhammadiyah Yogyakarta”. Skripsi ini membahas tentang
pengembangan yang dilakukan oleh pesaantren Muallimat dengan Cara
aktifitas kokulikuler dan ekstrakulikuler.
8
Pada Penelitian lain yang dilakukan oleh Septina Nur Istiqomah tahun
2015, “Pengaruh kematangan emosi dan kecerdasan sosial terhadap
interaksi sosial siswa program Akselerasi”. Penemuan dari Penelitiannya
adalah Sampel Penelitian ini adalah siswa-siswi akselerasi MAN 2 Madiun
sebanyak 38 orang. Dari hasil analisa data kematangan emosi (X1) dan
kecerdasan sosial (X2) berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial
(Y) dengan tingkat signifikansi 0,000 (0,000 < 0,05) dan secara bersama-
sama mempengaruhi interaksi sosial sebesar 61%. Tingat kematangan
emosi, kecerdasan sosial dan interaksi sosial siswa akselerasi berada pada
taraf sedang. Kematangan emosi berpengaruh pada interaksi sosial sebesar
58,2% sedangkan kecerdasan sosial mempengaruhi interaksi sosial sebesar
18,3%.
Skripsi lain juga yang dilakukan oleh Nurul Latifa pada tahun 2010.
“Pengembangan kecerdasan emosional siswa kelas XI di Madrasah Aliyah
Negeri Wonokromo Bantul Yogyakarta”. Hasil Penelitiannya
menunjukkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul
Yogyakarta dalam mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik
mampu meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kreatifitas siswa
di sekolah tersebut, walaupun masih banyak hambatan yang dihadapi.
Dari sekian banyak Penelitian yang ada, Analisis Data mengenai
pengembangan kecerdasan emosional dan sosial memiliki kemiripan
dengan Penelitian penulis. Akan tetapi ada perbedaan yang mendasar
dalam Penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu terletak pada objek
9
Penelitian yang akan penulis teliti yaitu siswa kelas XI, kemudian Analisis
Data menganai pengambangan kecerdasan emosianal dan sosial ini lebih
menitik beratkan pada peranan seorang guru khususnya guru Pendidikan
Agama Islam di SMK N 1 Tengaran tahun pelajaran 2017/2018.
F. Definisi Operasioanal
1. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 854) Peranan adalah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Maksud
peranan berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki
jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang
diduduki nya tersebut.
Guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan memiliki
kemampuan yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya
dalam membimbing siswanya, ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa
berlebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain,
selain itu perlu diperhatikan pula bahwa ia memiliki kekurangan dan
kelemahan. (Darajat, 1996:266)
Adapun pengertian pendidikan agama Islam menurut Beni Ahmad
Saebani dan Hendra Akhdiyat adalah :
“Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
utamanya, yaitu kitab suci Al Qur’an dan Al-Hadist, melalui kegiatan
10
bimbingan, pengajaran, pelatihan serta penggunaan pengalaman.” (Saebani,
250)
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah:
a) Peran guru pendidikan agama Islam sebagai pembimbing dapat
mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial.
b) Peran guru pendidikan agama Islam sebagai motivator dalam
mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial.
c) Peran guru pendidikan agama Islam dalam mengelola kelas,
mengajar dan mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan
kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI jurusan Teknik
Sepeda Motor di SMK Tengaran, Semarang.
2. Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Sosial
Kecerdasan emosi atau (emotional intelegence) adalah kemampuan
mengenali perasaaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengeloila emosi dengan baik pada
diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri
dan dalam hubungan orang lain. (Golemen, 2000: 205).
Kecerdasan sosial adalah kepintaran dalam menggugah tanggapan yang
dikehendaki pada orang lain”. Ketrampilan sosial identik dengan seni
mempengaruhi orang lain, yang makna intinya adalah seni mengangani
emosi orang lain secara efektif (Golemen, 2000: 43).
Ary Ginanjar (2001:276) berpendapat: hal-hal yang berhubungan
dengan kecakapan kecerdasan emosional dan spiritual, seperti konsistensi
11
(Istiqomah), kerendahan hati (Tawadu’), ketulusan (Keikhlasan), totalitas
(Kaffah) dan toleransi (Tasamuh)
a) Konsistensi (Istiqomah)
Konsistensi atau istiqomah dalam terminologi akhlak
adalah perilaku teguh dalam mempertahankan keimanan dan
keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan
godaan. ( Ilyas, 2007:97)
Orang yang istiqomah dalam melaksanakan perintah Allah,
jiwannya tidak akan terpengaruh oleh lingkungan, ujian
kehidupan baik yang bersifat menyenangkan maupun
menyedihkan. Dengan keistiqomahan itu seseorang akan tetap
berpegang teguh pada Allah meskipun menghadapi ujian yang
berat dan pedih. Hubunganya dengan kecerdasan emosi, orang
yang istiqomah akan dijauhkan dari kesedihan, yang negatif
yakni kesedihan yang berlarut-larut dan diliputi penyesalan yang
mendalam serta ketakutan menghadapi masa depan.
b) Kerendahan hati (Tawadu’)
Kerendahan hati bukan berarti merendahkan diri dihadapan
manusia akan tetapi adalah tidak memandang diri lebih tinggi
daripada orang lain. Orang yang rendah diri menyadari bahwa apa
yang dia miliki baik berupa bentuk fisik yang cantik maupun
tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, kedudukan dan
pangkat, hanyalah karunia Allah SWT. Berdasarkan pengertian
12
tersebut maka indikator kecerdasan emosional dan sosial dalam
penelitian ini adalah:
c) Toleransi (Tasamuh)
Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan
menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat
atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan
terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau
golongan yang berbeda. Contoh sikap toleransi secara umum antara
lain menghargai pendapat atau pemikiran orang lain yang berbeda
dengan kita serta saling tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa
memandang suku/ras/agama/kepercayaannya.
d) Ketulusan (Keikhlasan)
Ikhlas berasal dari bahasa arab khalasa yang artinya jernih,
bersih, murni, tidak bercampur. Secara istilah ikhlas berarti
beramal semata-mata hanya untuk mengharap ridla Allah SWT.
(Ilyas, 2007:29).
Jadi ikhlas adalah beramal dengan sebaik-baiknya tanpa ada
rasa pamrih atau mengharap sesuatu balasan apapun selain hanya
mengharap ridha dari Allah SWT. Ikhlas membuat sesorang
menjadi tangguh dalam menghadapi semua masalah atau problem
yang sedang dihadapi serta membuat seseorang tidak lupa diri
ketika mendapat pujian dan terhindar dari sifat sombong. Niat yang
ikhlas berarti niat yang didasarkan semata-mata hanya untuk
13
mencari ridha Allah SWT. Prinsip mencari ridha Allah itu
membuat hati seseorang menjadi tentram dan bahagia juga
menjaga kesetabilan emosi (Ginanjar, 2001:133).
Beramal dengan sebaik-baikya sama dengan melakukan
pekerjaan secara profesional. Bekerja secara profesional berarti
bekerja untuk menghasilkan sesuatu dengan usaha atau jerih
payahnya sendiri untuk kebajikan diri sendiri juga untuk orang
lain.
e) Totalitas (Kaffah)
Totalitas artinya keseluruhan. Dalam Al Qur’an disebutkan
bahwa seseorang harus masuk Islam secara keseluruhan. Seseorang
yang masuk islam secara kaffah maka akan menjalankan ajaran
agamanya secara keseluruhan baik secara fisik maupun secara
batin. Dia akan komitmen melaksanakan ajaran islam seperti
perintah mentaati rukun iman, langsung dari Allah dan bersyahadat
kepada Allah (Ginanjar, 2001:265).
Sehingga peneliti mengemambil 5 indikator dalam mengembangkan
kecerdasan emosional dan sosial di SMK N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang dalam menanggulangi kenakalan remaja, yaitu:
a) Konsistensi (Istiqomah)
14
b) Kerendahan Hati (Tawadu’)
c) Toleransi (Tasamuh)
d) Ketulusan (Keikhlasan)
e) Totalitas (Kaffah)
15
G. Sistematika Penelitian
Untuk memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, maka terlebih
dahulu penulis sajikan tentang sistematika Penelitian skripsi secara garis
besarnya.
BAB I Pendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengemukakan
pokok-pokok pikiran yang mendasari Penelitian skripsi ini. Pokok-pokok
tersebut antra lain: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penelitian.
BAB II Landasan Teori, dalam bab ini membahas tiga sub bab, yaitu
sub bab pertama tentang Guru dan Peranannya dalam pendidikan Agama
Islam. sub bab kedua tentang kecerdasan Emosioanal, sub bab ketiga
tentang kecerdasan sosial.
BAB III Metode Penelitian, dalam bab ini peneliti Meliputi Gambaran
Umum SMK N 1 Tengaran; tinjauan historis; letak geografis, keadaan
penduduik, struktur organisasi. Prosedur pengumpulan data, analisis Data,
Pengecekan Keabsahan Data dan Tahap–tahap penelitian.
BAB IV Paparan Data dan Analisis, dalam bab ini berisis Peran guru
pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan Kecerdasan Emosional
di SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menanggulangi
kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018 dan faktor pedukung dan
penghambat dalam Peran guru pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan Kecerdasan Emosional di SMK N 1 Tengaran Kabupaten
16
Semarang dalam menanggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran
2017/2018
BAB V Penutup, dalam bab ini meliputi tentang kesimpulan dan saran-
saran yang menjadi akhir dari Penelitian skripsi ini
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Guru dan Peranannya dalam Pendidikan
Istilah guru dalam bahasa Jawa mempunya arti “digugu” dan “ditiru” yang
artinya adalah “digugu” ucapanya dan dan "ditiru” perbuatanya. Dalam
bahasa Inggris guru itu diistilahkan dengan “teacher” yang berarti pengajar,
dan “tutor” yang berarti guru pribadi atau guru yang mengajar di rumah. Di
dalam al-qur’an Firman Allah s.w.t.
Artinya : “Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat
kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan
berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu)
dengan cara yang lebih baik”.( Surah al-Nahl ayat 125)
Dalam bahasa Arab kata guru dijumpai pada kata, “ustadz”, “mudarris”,
“mu’alim”, dan “muaddib”. Kata “ustadz” jama’nya “asaatid” yang berarti
guru, profesor (gelar akademik), jenjang di bidang intelektual, pelatih, penulis
dan penyair. Adapun “mudarris” berarti “teacher” (guru), “instructor”
(pelatih), dan lecturer (dosen). Selanjutnya kata mu’allim yang berarti teacher
(guru), trainer (pemandu). Kata mu’addib berarti educator (pendidik) atau
teacher in qur’anic school (guru dalam lembaga pendidikan Al-Qur’an)
(Zainudin, 1991: 50).
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
18
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman
dengan disertai tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Jadi yang dimaksud
pembelajaran pendidikan agama Islam adalah proses belajar mengajar
terhadap anak didik tentang ajaran agama Islam agar peserta didik memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. (Majid, 2012: 12)
C. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi atau (emotional intelegence) adalah kemampuan
mengenali perasaaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan orang lain. Aspek-aspek kecerdasan Emosi. (Golemen, 2000:
205).
1) Kesadaran Diri
19
Mengetahui apa yang individu rasakan pada suatu saat dan
menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri;
memiliki tolak ukur yang realistis dan kepercayaan diri yang kuat.
2) Pengaturan diri
Menangani emosi individu sedemikian sehingga berdampk positif pada
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda
kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih dari tekanan
emosi.
3) Motivasi
Menggunakan hasrat individu yang paling dalam untuk menggerakkan
dan menuntut individu menuju sasaran, membantu dalam mengambil
inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi
kegagalan dan frustasi.
4) Empati
Merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami prespektif
mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri
dengan bermacam-macam orang.
5) Keterampilan sosial
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain
dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi
dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk
mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan
perselisihan dan untuk bekerja sama dan belajar dalam tim.
20
Manusia memiliki berbagai macam jenis emosi yang ada dalam dirina.
Jumlah emosi manusia ada ratusan, bersaa campuran, varaiasi, mutasi, dan
nuansanya. Akan tetapi (Goleman, 2000:411) mengemukakanya ke dalam
delapan jenis emosi yaitu:
1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, berang, tersinggung, bermusuhan, agresi, tindak kekerasan,
dan kebencian patologis.
2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, kesepian, ditolak, putus asa, dan
depresi berat.
3) Rasa Takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada, tidak
tenang, ngeri, fobia, dan panik.
4) Kenikmatan: bahagia, gembira, puas, senang, terhibur, bangga,
kenikmatan indrawi, rasa terpesona, rasa terpenuhi, kegirangan, luar
biasa, dan mania.
5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih.
6) Terkejut: kaget, terkesikap, takjub, terpana.
7) Jengkel: hina, jijik, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
8) Malu: rasa salah, kesal hati, sesal aib, dan hati hancur lebur.
Sedangkan menurut (Hude, 2006: 137), di dalam Al Qur’an, emosi
dasar manusia meliputi:
1) Emosi Senang
21
Segala sesuatu yang membuat hidup dalam perasaan senang,
seperti perasaan cinta, puas, gembira, disebut emosi senang. Pada
umumnya manusia tertarik dengan lawan jenisnya, harta dan
kemewahan, menerima kenikmatan dan lepas dari kesulitan.
Artinya: “ Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah
bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata:
"Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku";
Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga.” (QS-
Hudd: 10)
2) Emosi Marah
Emosi marah muncul, disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri manusia atau
temperament. Sedang faktor eksternal datang dari lingkungan alam dan
sosial. Emosi ini bisa diidentifikasi dengan perubahan raut muka, nada
suara yang berat, badan bergetar, dan bersedia menyerang. Jika tidak
demikian, maka ekspresi marah diungkapkan dengan diam saja. Setiap
orang mengekspresikan kemarahan melalui tindakan yang berbeda-
beda.
22
Artinya: “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah
dan bersedih hati. berkata Musa: "Hai kaumku, Bukankah
Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik?
Maka Apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu
atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu
menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan
aku?". (Q.S Tahaa: 86)
3) Emosi Sedih
Emosi sedih menghinggapi manusia ketika sedang tertimpa
musibah, mendapatkan masalah, dan akibat dari hubungan interpersonal
yang tidak baik, dikarenakan perilaku dan sikap seseorang yang
menyakitkan hati. Emosi ini diekspresikan dengan tangisan dan
kekhawatiran.
Artinya: “manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka
ditimpa malapetaka Dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”
4) Emosi Takut
Dalam kehidupanya manusia kadang diliputi emosi takut. Manusia
takut dengan kematian, kekurangan harta, tertimpa bencana alam, dan
lain-lain. Sebab-sebab yang membuat manusia takut dari masing-
masing individu berbeda-beda.
Artinya: “Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata:
"Janganlah kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul
(menang)".
5) Emosi Benci
Dalam Al Qur’an telah digambarkan tentang orang-orang yang
membenci kebenaran dari Allah, keharusan untuk taat, dan berjihad.
23
Artinya: “Luth berkata "Sesungguhnya aku sangat benci kepada
perbuatanmu". (Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta
keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.”
6) Emosi Heran dan Kaget
Seandainya ada sesuatu yang terjadi diluar dugaan dan rencan
maka emosi heran dan kaget akan menghinggapi batin manusia.
Artinya: “Isterinya berkata Sungguh mengherankan, Apakah aku akan
melahirkan anak Padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini
suamikupun dalam Keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini
benar-benar suatu yang sangat aneh. Para Malaikat itu berkata:
"Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah)
rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai
ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosi menurut Goleman.
1) Jabatan
Semakin tinggi jabatan seseorang maka semakin penting keterampilan
akan pribadinya dalam membuatnya menonjol dibanding mereka yang
berprestasi biasa-biasa atau dengan kata lain semakin tinggi jabatan, maka
semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki.
2) Jenis Kelamin
Pria dan wanita mempunyai kemampuan yang sama dalam hal
meningkatkan kecedasan emosional. Tetapi rata-rata wanita mungkin dapat
lebih tinggi dibanding kaum pria dalam beberapa keterampilan emosi
(namun ada juga pria yang lebih baik dibanding kebanyakan wanita),
walaupun secara statistik ada perberdaan yang nyata di antara kedua
kelompok tersebut.
24
3) Usia
Siswa yang lebih tua lebih baik dibandingkan siswa yang lebih muda
dalam penguasaan kecakapan emosi baru.
4) Pengalaman
Kecerdasan emosional dapat meningkat sepanjang hidup manusia.
Sepanjang perjalanan hidup yang normal, kecerdasan emosional cenderung
bertambah sementara manusia belajar untuk menangani suasana hati,
menangani emosi-emosi yang menyulitkan, sehingga semakin cerdas dalam
hal emosi dan dalam hal berhubungan dengan orang lain. Mayer
menyatakan pendapat yang sama bahwa kecerdasan emosional berkembang
sejalan dengan usia dan pengalaman dari kanak-kanak hingga dewasa
(Golemen, 2000: 200).
Sejalan dengan itu, Robert dan Cooper (Ary Ginanjar Agustian,
2007:44) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan
merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan
emosi sebagai sumber energi, emosi, koneksi dan pengaruh yang
manusiawi. Individu yang mampu memahami emosi individu lain, dapat
bersikap dan mengambil keputusan dengan tepat tanpa menimbulkan
dampak yang merugikan kedua belah pihak. Emosi dapat timbul setiap kali
individu mendapatkan rangsangan yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa
dan menimbulkan gejolak dari dalam. Emosi yang dikelola dengan baik
dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan dalam berbagai bidang
karena pada waktu emosi muncul, individu memiliki energi lebih dan
25
mampu mempengaruhi individu lain. Segala sesuatuyang dihasilkan emosi
tersebut bila dimanfaatkan dengan benar dapat diterapkan sebagai sumber
energi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,mempengaruhi orang
lain dan menciptakan hal-hal baru.
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi remaja yaitu:
1) Lingkungan
a) Lingkungan terdekat (keluarga)
Orang tua adalah subjek utama yang perilakunya diidentifikasi oleh
anak kemudian diinternalisasi sehingga akhirnya menjadi bagian dalam
kepribadian anak.
b) Lingkugan luar (non keluarga)
Dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat dan lingkungan
serta sekolah.
26
D. Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial merupakan pencapaian kualitas manusia mengenai
kesadaran diri dan penguasaan pengetahuan yang bukan hanya untuk
keberhasilan dalam melakukan hubungan interpersonal, tetapi kecerdasan
sosial digunakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih
bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Artinya: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)
Jadi kecerdasam sosial menurut ayat diatas akan memudahkan seseorang
dalam memandang masalah. Masalah akan diselesaikan dengan baik karena
individu atau kelompok mempunyai kecerdasan sosial akan melihat suatu
masalah dengan obyektif, dapat menilai suatu masalah dengan obyektif,
banyak menilai suatu peristiwa secara adil dan keterampilan dalam mengatasi
masalah sehingga tidak berilaku yang menyimpang dari norma.
Ketrampilan sosial identik dengan seni mempengaruhi orang lain, yang
makna intinya adalah seni menangani emosi orang lain secara efektif
(Golemen, 2000: 43). Intisari komunikasi yang terampil, bergaiarah.
Ketrampilan sosial meliputi:
1) Mempengaruhi, yaitu terampil menggunakan perangkat persuasi dengan
efektif untuk menarik perhatian dan membangkitkan emosi,
2) Komunikasi, artinya mendengarkan secara terbuka dan menginginkan
pesan yang meyakinkan”. (Golemen, 2000: 280) Sikap asertif, yaitu
27
kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, spesifik dan tidak multi
tafsir, sekaligus peka terhadap kebutuhan orang lain dan reaksi mereka
dalam peristiwa tertentu.
3) Manajemen konflik artinya merundingkan dan menyelesaikan ketidak
sepakatan. Pemecahan masalah, yaitu “kemampuan untuk mengenali dan
merumuskan masalah, serta menemukan dan menerapkan pemecahan
masalahnya”.
4) Kepemimpinan, kepemimpinan adalah mengilhami dan membimbing
individu atau kelompok (Golemen, 2000: 296). “Kepemimpinan adalah
melatih hubungan antar pribadi yang mempengaruhi situasi dan secara
langsung, melalui proses komunikasi dalam rangka mencapai tujuan”
Katalisator perubahan artinya proses mengawali atau mengelola perubahan.
5) Kolaborasi dan kooperasi adalah bekerjasama dengan orang lain menuju
sasaran bersama. Hubungan antar pribadi, yaitu”kemampuan membina dan
memelihara hubungan yang saling memuaskan dan ditandai dengan
keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang”.
6) Kemampuan tim adalah “menciptakan sinergi dalam upaya meraih tujuan
bersama” (Golemen,2000:300). Istilah ini menunjukkan bahwa kita adalah
anggota kelompok masyarakat yang dapat berperan secara konstruktif”.
Ketrampilan sosial merupakan suatu alat seseorang yang dapat dipakai dan
mampu untuk bekerjasama dengan orang lain secara professional,
maksudnya dapat dipakai untuk memperoleh tujuan yang telah
direncanakan.
28
Aspek-aspek kecerdasan sosial dalam dua ranah besar yaitu
“kesadaran sosial dan fasilitas sosial” (Hermaya, 2001: 131). Di bawah ini
penjelasan dari kedua hal tersebut:
1) Kesadaran sosial
Kesadaran sosial merujuk pada suatu keadaan khusus yang secara
instan merasakan keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan
dan pikirannya sehingga dapat mengerti situasi sosial yang sulit sekalipun.
Kesadaran sosial meliputi:
a) Empati dasar
Empati dasar merupakan kemampuan merasakan emosi orang lain.
Empati dasar menunjukkan perasaan di mana isyarat-isyarat non verbal
dapat dimengerti. Kemampuan ini dapat menangkap emosi yang
muncul dari mimik wajah seseorang sehingga dimengerti tujuannya.
Untuk itu empati dasar digunakan dalam memulai komunikasi.
b) Penyelarasan
Penyelarasan merupakan sikap menyesuaikan diri dengan penuh
reseptivitas atau mampu menyelaraskan diri dengan seseorang.
Penyelarasan adalah perhatian yang melampaui empati sesaat ke
kehadiran yang bertahan untuk memperlancar hubungan baik. Gaya
yang dilakukan dalam penyelarasan dapat dilakukan dengan
menempatkan diri pada lawan bicara sehingga kita dapat menaruh
perhatian lebih. Penyesuaian diri contohnya dapat menjadi pendengar
29
yang baik membantu usaha penyelarasan dan memaksimalkan
sinkronisasi psikologis sehingga emosi-emosi menjadi selaras.
c) Ketepatan empatik
Ketepatan empatik adalah kecakapan paling esensial dari
kecerdasan sosial. Ketepatan empatik dibangun di atas empati dasar
namun menambahkan suatu pengertian eksplisit tentang apa yang
dirasakan serta dipikirkan orang lain. Pengetahuan yang lebih tepat
terhadap kapasitas seseorang memungkinkan empati menjadi lebih
akurat dan dengan begitu membuat kita menjadi lebih baik dalam
menduga apa yang akan dilakukan seseorang.
d) Pengertian sosial atau kognisi
Kognisi adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dilakukan
dunia sosial. Kita menggerakkan kemampuan kognisi sosial bertujuan
untuk mengatasi perubahan dan perbedaan antarpribadi dan
menghindari permasalahan-permasalahan sosial. Pengetahuan ini bisa
membuat perbedaan dalam memahami mengapa sebuah pernyataan
lucu dipahami sebagai sarkasme bagi sebagian orang.
2) Fasilitas Sosial
Dalam interaksi antar individu atau secara sosial, perasaan dapat
merasakan bagaimana orang lain merasa atau mengerti pikiran mereka
belum menjamin suatu interaksi yang kaya. Fasilitas sosial bertumpu pada
kesadaran sosial untuk memungkinkan interaksi yang efektif. Fasilitas
sosial meliputi aspek-aspek:
30
a) Sinkroni
Sinkroni adalah perilaku penyesuaian diri yang bertujuan untuk
penyelarasan kebersamaan dalam kelompok sosial di dalam kelas.
Dengan sinkronisasi dalam pembelajaran dapat memungkinkan
tercapainya keberhasilan belajar yang berprestasi. Kegagalan sinkroni
merusak kompetensi sosial, membuat interaksi tidak selaras dan tujuan
belajar tidak tercapai.
b) Presentasi diri
Merepresentasikan diri sendiri dengan cara yang tepat merupakan
salah satu aspek yang menunjang tujuan akhir dari hubungan. Kharisma
merupakan satu aspek dari presentasi diri. Seorang guru yang memiliki
kharisma mampu memancarkan emosi untuk mempengaruhi siswanya.
c) Pengaruh
Pengaruh merupakan hasil interaksi sosial. Mereka yang mahir
menggunakan pengaruh atas kesadaran sosial dapat memandu tindakan-
tindakan mereka.
d) Kepedulian
Kepedulian merupakan salah satu tanda kecerdasan lain.
Kepedulian mencerminkan kemampuan seseorang untuk berbelas kasih.
Orang-orang yang manipulatif memiliki kemampuan lain dalam bidang
kecerdasan sosial namun mereka gagal dalam hal yang lain.
Ketidakmampuan dalam aspek fasilitas sosial ini merupakan pertanda
untuk tipe orang-orang yang antisosial, yang tidak peduli akan
31
kebutuhan atau penderitaan orang lain, apalagi memberi bantuan untuk
menolong mereka.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif
naturalistik karena penulisaannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting). Sumber datanya ialah situasi wajar, penulis
mengumpulka data berdasarkan observasi situasi wajar, sebagaimana
adanya. Penulis adalah instrument kunci yang mengadakan pengamatan
dan wawancara sendiri (Sugiyono, 2015: 14).
Dengan berlandaskan pada masalah, maka Penelitian ini termasuk
jenis Penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research)
dengan pendekatan deskriptif naturalistik, yaitu sebuah pendekatan dalam
Penelitian yang menggambarkan kondisi obyek dan subyek Penelitian
dengan gambaran sewajarnya atau apa adanya (Arikunto, 2001: 18).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian lapangan (field research)
yang bersifat studi kasus dengan mengambil studi peranan guru
Pendidikan Agama Islam kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang dalam menaggulangi kenakalan remaja Tahun Pelajaran
2017/2018. Letak lokasi Penelitian di Jl Darun Naim, Karangduren
Tengaran Kab Semarang.
33
C. Sumber Data
Untuk mengumpulkan sejumlah data diperlukan sumber data di
berbagai sumber yaitu:
1) Data Primer
Data primer dalam Penelitian ini, yaitu data yang berhubungan
dengan peranan guru pendidikan agama Islam kelas XI dan siswa
kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018. Data ini dikumpulkan dengan teknik observasi dan
dokumentasi.
2) Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data pokok dalam Penelitian ini, yaitu data
yang diperoleh dari kepala sekolah, Para guru bimbingan dan
konseling, para guru Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas XI di
SMK N 1 Tengaran Semarang. Data ini dikumpulkan dengan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara holistik integrative adalah memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam, meliputi berbagai aspek fisik dan
non-fisik, termasuk mental, emosional, dan sosial. Dat terebut relevan
dengan fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan di pakai meliputi:
34
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sebuah objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
ataupun mungkin dapat diulang (Sukandarrumidi, 2004: 69). Metode ini
digunakan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar, situasi dan
kondisi lingkungan SMK N 1 Tengaran. Bagaimana lingkungan di
desain untuk mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dalam mengambangkan kecerdasan emosional dan sosial.
Melalui metode observasi ini, penulis bisa mengetahui secara
langsung fenomena yang diteliti, mengenai keadaan guru PAI, siswa
kelas XI Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N 1 Tengaran,
pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik di dalam ruangan maupun
di luar ruangan.
2. Wawancara
Wawancara ini dilakukan agar memperoleh data untuk
memperkuat data hasil observasi. Selebihnya wawancara dilakukan
secara open-ended, non struktur, sehingga lebih fleksibel (Sudjana,
2001: 202). Daftar yang dimintai wawancara tersebut adalah: Para Guru
pendidikan Agama Islam, siswa kelas XI, Para guru Bimbingan dan
konseling serta kepala sekolah.
35
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang peranan guru
pendidikan agama Islam dan siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
E. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk
meningkatkan pemahaman penulis tentang fenomena yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Muhadjir, 2011: 71).
Analisis data sebagaimana menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J
Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Moleong, 2007:
103).
Analisis dilakukan atas data yang ditemukan di lapangan, dan bukan
sebagai upaya untuk menguji teori yang telah ditetapkan sebelumnya,
mengingat bahwa Penelitian kualitatif menolak pra-konsep sebelum terjun
di lapangan (Muhadjir, 2011: 166).
36
Adapun analisis data pada Penelitian ini mengikuti model Miles and
Huberman yang dikutip dalam (Sugiyono, 2002: 286).
Periode pengumpulan
Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.
Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah
analisis data dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi.
2. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat
diolah lebih lanjut.
3. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.
4. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)
5. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data
Reduksi data Data
co llection
ANALISIS Data
display
Setelah Selama Antisipasi
Display data
Selama Setelah
Kesimpulan/verifikasi Data
reduction
Setelah Selama
Conclusions:drawing/
verifying
37
6. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan
cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan
kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data yang akan peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan
kriteria kredibilitas. Hal ini di maksudkan bahwa data-data yang
dikumpulkan sesuai dengan latar belakang. Menurut Lexy J. Moleong
(2008: 327-334) bahwa dalam menerapkan teknik pemeriksaan data dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Peneliti memperpanjang waktu penelitian di lapangan sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Karena menurut yang sudah
dikemukakan, bahwa instrumen dalam penelitian kualitatif adalah
peneliti itu sendiri. Maka keikutsertaan peneliti sangat menentukan
dalam pengumpulan data, waktunya pun tidak singkat, akan tetapi ada
perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.
2. Triangulasi
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
38
Dengan teknik ini, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan
jalan membandingkanya dengan berbagai sumber, metode, atau teori
dengan cara:
a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan
b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data
c. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data
dapat dilakukan
3. Ketekunan/keajegan pengamatan
Dalam hal ini bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci. Dalam teknik ini menuntut peneliti agar mampu
menguraikan secara rinci bagaimana dapat melakukan pengamatan
secara detail dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.
4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan sebaya,
yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang
diteliti, untuk membantu peneliti mempertajam analisis penelitian.
39
G. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai
berikut:
1. Tahap pra lapangan
a. Mengajukan judul penelitian
b. Menyusun proposal penelitian
c. Konsultasi penelitian kepada pembimbing
2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:
a. Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian
b. Pengumpulan sata atau informasi yang terkait dengan focus
penelitian
c. Pencatatan data yang telah dikumpulkan
3. Tahap analisi data, meliputi kegiatan:
a. Penulisan hasil penelitian
b. Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing
c. Perbaikan hasil konsultasi
d. Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian
e. Ujian munaqosah skripsi.
40
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran umum SMK N 1 Tengaran
1. Letak Geografis
Berdiri sebagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berlokasi di
SMP Negeri 2 Tengaran beralamat Jalan Raya Solo-Semarang KM.07
Karangduren Tengaran. Pada tanggal 1 Agustus 2005, SMK tersebut
berpindah di Jalan Darun Na'im, Karangduren, Tengaran dengan
menempati gedung sendiri yang berposisi berada di belakang SMP Negeri
2 Tengaran. SMK Kecil Tengaran tersebut dengan Program Keahlian yaitu
Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Tata Busana (TB) yang dipimpin
oleh Bapak Drs. Saliminudin, MM
Tahun Pelajaran 2006/2007 berganti nama menjadi SMK Negeri 1
Tengaran hingga sekarang.
2. Identitas Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran merupakan bagian
terpadu dari sistem Pendidikan Kejuruan di bawah naungan kementrian
Pendidikan Nasional, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Pengajaran
Propinsi Jawa Tengah. Serta mengemban misi untuk meningkatkan
pendidikan kejuruan di Wilayah Indonesia bagian barat, khususnya
Kabupaten Semarang bagian selatan dan sekitarnya. Dalam
mempersiapkan tugas tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Tengaran telah mengembangkan sumber daya manusia, terutama
41
mengikuti program pengembangan tenaga kependidikan baik di dalam
maupun di luar negeri. Sesuai dengan potensi dan eksistensi Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran melaksanakan pendidikan dan
pelatihan pada lima paket keahlian antara lain: Tata Busana, Teknik
Kendaraan Ringan, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Sepeda Motor, dan
Tata Boga yang dalam melaksanakan kegiatan didukung oleh beberapa
urusan antara lain: ketatausahaan, urusan kurikulum, urusan hubungan
industri dan masyarakat, urusan kesiswaan, serta urusan sarana dan
prasarana.
Berikut ini identitas Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran
secara lengkap:
Alamat Jl Darun Naim Karang Duren Tengaran Kabupaten
Semarang 50775
Nis 32.03.22.02.011
Nomor Telepon 0298.3405144
Nomor Fax 0298.3405166
e-mail [email protected]
Luas Tanah 15.257 m2
Luas Bangunan 5.038 m2
42
Pemerintah Indonesia telah memberikan tugas pokok kepada Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran untuk menyelenggarakan
program-program pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, khususnya
dalam mempersiapkan calon pengisi dan pencipta lapangan kerja di
wilayah Indonesia bagian barat. Perbaikan dan inovasi berlangsung secara
berkesinambungan guna mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan dan
perubahan-perubahan. Semua pelatihan diorientasikan sesuai dengan
kebutuhan pasar atau lapangan kerja. Hubungan kerjasama dan kemitraan
kami dengan banyak perusahaan dan industri, ditambah pengalaman yang
diperoleh melalui unit produksi dan jasa memberi bekal pengetahuan yang
mendalam tentang standar di lapangan kerja, kebutuhan serta harapan-
harapannya. Adapun paket keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Tengaran
adalah sebagai berikut:
a. Paket Keahlian Tata Busana
Gencarnya upaya pemerintah untuk memajukan negara dalam
sektor industri real menjadi tantangan tersendiri bagi kemajuan
wilayah Indonesia bagian barat, sehingga benar-benar dibutuhkan
tenaga kerja yang memiliki ketrampilan tinggi dalam Tata Busana.
Unit kerja Paket keahlian Tata Busana mempunyai kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan di dunia tekstil dan garment bagi peserta
yang akan mengisi pekerjaan sehubungan terus membaiknya
perekonomian terutama dalam sektor industri tekstil dan garment baik
nasional maupun internasional.
43
b. Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Tuntutan pasar dan persaingan yang semakin bebas dan terbuka
memunculkan konsekuensi terhadap kompetensi sumber daya manusia
terdidik dan terampil di bidang Teknik Otomotif. Oleh karena itu
untuk menyediakan tenaga yang teruji yang dibutuhkan di bidang
tersebut, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat, salah satu paket
keahlian yang menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi dunia
otomotif adalah Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Unit kerja ini (Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan) telah
memberikan sumbangan berharga bagi keberhasilan institusi. Banyak
tenaga kerja perusahaan otomotif atau pendukungnya di wilayah
Indonesia bagian barat khususnya di DKI Jakarta yang memanfaatkan
hasil program pendidikan pelatihan SMK N 1 Tengaran. Berbagai
perusahaan atau industri dengan segala kelas mempercayakan kami
untuk Teknik Otomotif (Teknik Kendaraan Ringan).
c. Paket Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
Era globalisasi yang bergejolak didunia memberikan konsekuensi
cepatnya perkembangan dalam dunia teknologi informasi, setiap saat
dan dimanapun posisinya setiap orang bisa berbagi informasi dengan
kecanggihan teknologi informasi. Melihat realita yang ada pemerintah
berusaha memajukan negara dalam sektor industri teknologi informasi
menjadi tantangan tersendiri bagi kemajuan wilayah Indonesia yang
44
berkepulauan, sehingga benar-benar dibutuhkan tenaga kerja yang
memiliki ketrampilan tinggi dalam Teknik Rekayasa Perangkat Lunak.
Unit kerja Paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan di dunia teknologi informasi
terutama dalam bahasa pemrograman perangkat lunak dengan semakin
maraknya komputerisasi dalam segala sektor baik industri besar
ataupun kecil. Sehubungan dengan hal tersebut paket keahlian ini
dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang memungkinkan
untuk menghasilkan tenaga-tenaga terlatih di bidangnya. Sehingga
hasil tamatan pendidikan dan pelatihan sekolah selalu terserap di
lapangan kerja yang tersedia ataupun berwiraswasta.
d. Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor
Perkembangan pasar otomotif terutamanya pasar sepeda motor
meningkat pesat seiring tuntutan kebutuhan masyarakat yang
meningkat, memunculkan konsekuensi terhadap kompetensi sumber
daya manusia terdidik dan terampil di bidang Teknik Otomotif. Oleh
karena itu untuk menyediakan tenaga kompeten yang dibutuhkan di
bidang tersebut, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat, salah
satu paket keahlian yang menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan
bagi dunia otomotif adalah Paket keahlian Teknik Sepeda Motor
Unit kerja ini telah mempersiapkan diri untuk bersaing dan
berkompetisi dalam mengisi setiap kebutuhan akan tenaga terampil
dan kompeten dalam teknik sepeda motor dengan menggandeng dunia
45
usaha dan dunia industri untuk melakukan kerjasama dalam rangka
mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha dan dunia industri. Diharapkan banyak perusahan berskala besar
ataupun yang kecil dapat memanfaatkan hasil program pendidikan
pelatihan sekolah.
e. Paket Keahlian Tata Boga
Perkembangan pasar pariwisata dan hotel terutamanya pasar
kuliner meningkat pesat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk
dan kesibukan yang meningkat seiring dengan semakin kompetitifnya
persaingan dunia usaha, masyarakat membutuhan hiburan untuk
menghilangkan stress akibat beban kerja yang tinggi.
Unit kerja ini (Paket keahlian Tata Boga) baru dalam tahap
mempersiapkan diri untuk bersaing dan berkompetisi dalam mengisi
setiap kebutuhan akan tenaga terampil dan kompeten dalam dunia
kuliner. Diharapkan banyak perusahan atau pelaku industri pariwisata
berskala besar ataupun yang kecil dapat memanfaatkan hasil program
pendidikan pelatihan sekolah.
f. Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
Teknik Komputer dan Jaringan atau TKJ merupakan jurusan yang
sudah mendekati ilmu praktisi yang langsung dapat diimplementasikan
dilingkungan dunia kerja profesional. Diharapkan banyak perusahan
atau pelaku industri komputer dan teknik informatika berskala besar
46
ataupun yang kecil dapat memanfaatkan hasil program pendidikan
pelatihan sekolah.
3. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya lulusan yang unggul, professional, kompetitif, berwawasan
lingkungan yang didasari Iman dan Taqwa.
b. Misi
1) Mengembangkan keunggulan dengan mengedepankan kemandirian
dan kretifitas;
2) Mendidik dan melatih peserta didik yang berkarakter berdasarkan
iman dan taqwa;
3) Mendidik dan melatif peserta didik sesuai kebutuhan dunia kerja;
4) Menciptakan lingkunganyang aman, nyaman dan kondusif untuk
mengasah khasanah keilmuan;
5) Memberikan layanan prima kepada pelanggan;
6) Mewujudkan sekolah sebagai wadah kreasi, inovasi untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Tujuan Sekolah
1) Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU (Dunia
Usaha)/DI(Dunia Industri) sebagai tenaga kerja tingkat menengah
sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya;
47
2) Memberikan pembekalan agar mampu berkarir, ulet dan giat dalam
berkompetisi, mampu beradaptasi di lingkungan kerja dan dapat
mengembangkan sikap professional sesuai kompetensi yang
dimilikinya;
3) Membekali peserta didik dalam ilmu pengtetahuan, teknologi, seni
dan wawasan entrepreneur agar mampu mengembangkan diri di
kemudian hari baik secara mandiri maupun melanjutkan pada
jenjang pendidikan lebih tinggi.
4. Keadaan Guru
Tabel 1
Tabel Tentang Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan
NO. TENAGA PENDIDIK DAN
KEPENDIDIKAN JUMLAH
1. Guru PNS 48
2. Guru Tidak Tetap (GTT) 56
3. Petugas Tata Administrasi 8
4. Petugas Keamanan 5
5. Petugas Kebersihan 9
6. Toolman / Teknisi 6
Tabel 2
Tabel Tentang Rincian Guru PNS dan Non PNS
NO NAMA PNS/NON PNS
1 Mukimin, S.Pd. PNS
2 Harti, S.Pd, M.Kom PNS
3 Dwi Retnawati, S.Psi, M.Si PNS
48
4 Indrattuti, S.Pd. PNS
5 Dra. Sri Wahyuni PNS
6 Sudaryanto, S.Pd, M.Or PNS
7 Drs. Tri Joko PNS
8 Siti Suhartini, S.PdI PNS
9 Dra. Siti Rokhatun, M.Pd PNS
10 Indah Winanti, S.Pd PNS
11 Eko Susilo, S.Pd, M.M. PNS
12 Arif Subagiono, S.Pd PNS
13 Riyanti, S.Pd PNS
14 Heni Wahyutisari, S.E, M.M. PNS
15 Chomsijati, S.Pd, M.M.Par PNS
16 Siwi Puji Setyati, S.Pd, M.Pd PNS
17 Trisno Dirgantoro, S.Pd PNS
18 Titin Khoufiyah, S.Pd PNS
19 Mustabiyatun Umriyah, S.Pd, M.Pd PNS
20 Sartono, S.Pd PNS
21 Ida Sriyati, S.Pd PNS
22 Istiqlalia Irawati, S.Psi PNS
23 Maya Harsasi, S.Pd PNS
24 Aris Abadi, S.Pd PNS
25 Joko Listiawan Sukowati, S.T. PNS
26 Amy Iswardani, S.Pd PNS
27 Joko Sukamto, S.T PNS
28 Ali Mashudi, S.Pd PNS
29 Ahmad Mahbub, S.T PNS
30 Retno Indriyastuti, S.E PNS
31 Eko Supriyadi, S.Kom PNS
32 Ta'mirur Rojak DS, S.Pd PNS
33 Sinung Ratih Kurniani, S.Pd PNS
49
34 Sri Wahyu Sarwoko, S.Pd PNS
35 Sulasminingsih, S.Pd PNS
36 Arnik Atin, S.Pd PNS
37 Theresia Ning Yuni Rahayu, S.Si PNS
38 Galih Wisnu Murdhani, S.Pd, M.Pd PNS
39 Maulida Wulan Sari, S.Pd PNS
40 Nazarudin Zen, S.Kom PNS
41 Arif Yuliyanto, S.Pd PNS
42 Ni Made Astiti Byantari, S.Si PNS
43 Sugiyanto, S.Pd PNS
44 Titik Sifriyanti, S.Pd PNS
45 Siswati, S.T PNS
46 Sintauli Sulistyawati, S.Pd PNS
47 Widi Haryani, S.Pd PNS
48 Misbahul Mujib, S.Pd PNS
49 Mulkani, S. Ag, S.Kom NO PNS
50 Nuzul Naskin, S.Pd NO PNS
51 Sadiyah Woro Asih, S.Pd NO PNS
52 Afid Anggorowati, S.Pd NO PNS
53 Wahyu Pagiarsih, S.Pd NO PNS
54 Widiyono, S.T NO PNS
55 Lutfi Ariani W, S.Pd NO PNS
56 Luqman, S.T NO PNS
57 Rohman, S. Pd NO PNS
58 Agung Manik P, S.T NO PNS
59 Ninik Dwi Royani, S.Pd NO PNS
60 Junaida Khusnanto, S.T NO PNS
61 Dwi Ernawati, S.Pd NO PNS
62 Susi Nugraheni, S.Pd NO PNS
63 Rizky Kristiana, S.Pd NO PNS
50
64 Ambar Rukmiati, S.Pd NO PNS
65 M. Habibi, S.T NO PNS
66 Tri Wahyanto, S.T NO PNS
67 Fitri Yunita, S.Pd. NO PNS
68 Imam Fajar Utama, S.Pd. NO PNS
69 Mas'ula, S.Kom. NO PNS
70 Heni Wulandari, S.Pd.I. NO PNS
71 Supriyadmadi, S.Pd. NO PNS
72 Achmad Asari, S.Pd. NO PNS
73 Triani Prihatiningsih, S.Pd. NO PNS
74 Heny Hidayati, S.Pd. NO PNS
75 Agung Nugroho, S.Pd. NO PNS
76 Arizka Priyantoro, S.Pd. NO PNS
77 Anggi Subkhan Fitrianto, S.Pd NO PNS
78 Ariana Romasari, S.Pd. NO PNS
79 Imam Muthohar, S.Pd.Kom NO PNS
80 Endah Dwi Emerawati, S.kom NO PNS
81 Afifatul Ummah, S.Pd. NO PNS
82 M. Sidik Afandi, S.Pd.I. NO PNS
83 Suyitno,S.Pd. NO PNS
84 Titom Pradana, S. NO PNS
85 Agus Fajri Widodo, S.T NO PNS
86 Avi Febriand, S.Pd NO PNS
87 Sunarto Sri Wibowo,S.Pd NO PNS
88 Muh Rifai Fajrin,S.Pd NO PNS
89 Tuhu Susilowati, S.Pd NO PNS
90 M Lutfi Zaeni Fuad, S.Pd NO PNS
91 Meila Rian Prasetyo, S.Pd NO PNS
92 Karina Kusumastuti, S.Pd NO PNS
93 Enggar Kusuma W. S,Pd NO PNS
51
94 Diarny Widyastuti, S.Pd NO PNS
95 Ika Nur Khasanah, S.Pd.Kom NO PNS
96 Mike Ariyani, S.Pd NO PNS
97 Marita Anggiet Artaty, S.Pd NO PNS
98 Muhamad Muhlas, S.Pd.I NO PNS
99 Mutaqim, S.Pd. NO PNS
100 Sidiq Nugroho, S.Pd. NO PNS
101 Abdul Majid, S.Pd.I NO PNS
102 Aldila Saputri, S.Pd NO PNS
103 Irvan Surya Hardy, S.Pd. NO PNS
104 Surani, S.Ag. PNS Tidak Tetap
5. Keadaan Peserta Didik
Table 3
No Kompetensi
Keahlian
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
Kelas Sisw
a Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa
1
Teknik
Kendaraan
Ringan
4 141 4 135 4 135 12 411
2
Teknik
Sepeda
Motor
4 140 4 133 4 133 12 406
3
Rekayasa
Perangkat
Lunak
4 136 3 102 3 101 10 339
4 Tata Busana 3 79 3 89 3 104 9 272
5 Tata Boga 2 58 2 58 1 34 5 150
52
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah hal penting yang harus ada dalam suatu
lembaga pendidikan agar tujuan dilaksanakannya pendidikan dapat
tercapai. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, lapangan,
laboratorium,perpustakaan dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya peneliti
sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
a. Gedung
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran terletak di tempat
yang srategis tepatnya di jalan yang dapat diakses oleh semua
transportasi umum, hal ini memudahkan bagi setiap pelanggan yang
hendak berhubungan dengan pihak sekolah. SMK N 1 Tengaran ini
memiliki bangunan-bangunan yang menunjang dalam kegiatan belajar-
mengajar.
6
Teknik
Komputer
& Jaringan
2 72 2 65 2 65 6 202
Jumlah 19 626 18 582 17 572 54 1780
53
Tabel 4
Tabel Data Bangunan
No Jenis Bangunan Jumlah
Luas (m2)
1 Ruang Kelas 48
3.024
2 Laboratorium Kimia 1
63
3 Laboratorium Komputer 3
284
4 Laboratorium Multimedia 1
30
5 Ruang Perpustakaan Konvensional 2
248
6 Ruang UKS 1
32
7 Ruang Praktek Kerja 3
120
8 Bengkel 1
600
9 Koperasi/ Toko 1
24
10 Ruang BP/BK 1
72
11 Ruang Kepala Sekolah 1
48
12 Ruang Guru 1
189
13 Ruang TU 1
66
14 Ruang Osis 1
31
15 Kamar Mandi/ WC Guru Laki-laki 1
7
16
Kamar Mandi/ WC Guru
Perempuan 2
14
17 Kamar Mandi/ WC Siswa Laki-laki 11
77
18
Kamar Mandi/ WC Siswi
Perempuan 11
77
19 Gudang 4
40
20 Lapangan 1
934
21 Ruang Ibadah 1
49
22 Ruang Multimedia 3
36
54
Tabel 5
Tabel Data Ruang Praktik
No Jenis Ruangan Jumlah
Ruangan
01 Ruang Praktik Tata Busana 3
02 Ruang Praktik Kendaraan Ringan 2
03 Ruang Praktik Rekayasa Perangkat
Lunak
2
04 Ruang Praktik Teknik Sepeda Motor 2
05 Ruang Praktik Komputer dan Jaringan 2
b. Mebeler
Tabel 6
Tabel Data Mabeler
No Uraian Jumlah
1 Meja Siswa 800
2 Kursi Siswa 1.750
3 Meja Guru 160
4 Kursi Guru 200
5 Meja TU 8
6 Kursi TU 12
7 Almari 36
55
8 Printer TU 3
9 Scanner 1
10 Camera Digital 2
11 Server 1
12 Mesin Foto copy 1
13 TV 3
14 LCD 36
15 Komputer/ Laptop 66
c. Laboratorium
Tabel 7
Tabel Laboratorium
d. P
e.
f.
No Jenis Ruangan Jumlah
Ruangan
Luas (m2)
1 Laboratorium Komputer 3 284
02 Laboratorium Multimedia 1 30
03 Laboratorium Kimia 1 63
56
d. Perpustakaan
Perpustakaan kami memiliki stok buku sebanyak kurang lebih
4.000 judul buku dan terdapat kurang lebih 12372 eksemplar/ kopi yang
terdiri dari buku pelajaran, BSE, buku kurikulum 2013, buku fiksi, buku
non fiksi, dan buku referensi yang ditulis dalam bahasa Indonesia,
Inggris, belum termasuk majalah, tabloid, dan penerbitan lainnya. Juga
termasuk data elektronik melalui e-mail dan akses internet yang dapat
digunakan setiap saat serta adanya Hot Spot area dimana setiap orang
dapat mengakses internet secara gratis. Di SMK Negeri 1 Tengaran
mempunyai 2 gedung perpustakaan. Yang diberi nama perpustakaan 1
dan perpustakaan 2. Di perpustakaan 1 menyediakan buku-buku jurusan
yang ada di SMK Negeri 1 Tengaran. Sedangkan di perpustakaan 2
menyediakan buku-buku umum. Misalnya buku penjaskes, bahasa
Indonesia, bahasa Jawa, seni budaya, dan lain sebagainya.
7. Kegiatan Sekolah
Dalam sebuah lembaga pendidikan tidak hanya sarana dan prasarana
saja yang dibutuhkan untuk menunjang atau meningkatkan kemampuan
atau potensi peserta didik. Akan tetapi, juga diperlukan kegiatan-kegiatan
yang secara langsung dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
peserta didik. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di SMK N 1
Tengaran adalah sebagai berikut:
57
a. Intra Kurikuler
1) Seluruh Pelajaran Mengacu Peraturan Pemerintah
2) Program Tambahan Ciri Khusus ( Hafalan Surat Pendek, Praktek
Mengkafani Jenazah, Tahlil Dan Dzikir )
b. Ekstra Kurikuler
1) Paskibra
2) Drumband
3) SKI/ Rohis/ Kerohanian Islam
4) Olah raga
5) Menjahit
6) Tata Boga
7) Komputer
8) Rebana dll
c. Kegiatan Sosial
1) Zakat fitrah yang nantinya di bagikan ke seluruh warga sekolah dan
masyarakat.
2) Qurban Idul Adha yang nantinya di bagikan ke seluruh warga
sekolah dan masyarakat.
3) Baksos biasanya dilakukan saat kegiatan LDK.
58
B. Hasil Temuan Penelitian
Guru memiliki peran penting dalam hal mewujudkan pencapaian
pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas di sekolah. Agar
pencapaian kualitas pendidikan dan pembelajaran dapat berjalan secara
optimal perlu diupayakan bagaimana mengembangkan diri peserta didik
untuk memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang stabil.
Sesuai dengan hasil obervaai, wawancara, serta dokumentasi di
lokasi penelitian yaitu SMK N 1 Tengaran peneliti mendapatkan beberapa
hal diantaranya:
1. Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan
kecerdasan emosional dan sosial siswa di SMK N 1 Tengaran
Kabupaten Semarang dalam menganggulangi kenakalan remaja.
Adapun peran guru pendidikan agama Islam dalam
mengembangkan emosional dan sosial siswa-siswi di SMK N 1
Tengaran yang meliputi konsistensi (Istiqomah), kerendahan hati
(Tawadhu’), toleransi (Tasamuh) , ketulusan (Keikhlasan) dan
totalitas (Kaffah):
a. Konsistensi (Istiqomah)
Menurut S selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Tengaran
menjelaskan:
“Setiap hari sebelum pembelajaran dimulai, kita membaca
asmaul husna secara bersama-sama dan pada hari Jum’at
kita mambaca tahlil. Adapun usaha lainnya adalah
Pertama, didekatkan pada syariat agama. Kedua,
keteladanan dari orang tua dewasa terutama dari guru
agama dan ketiga, praktek dalam kehidupan nyata
59
(problem solving) bagaimana siswa tersebut menyelesaikan
masalah emosionalnya dan empati.”
Menurut MSA selaku guru Pendidikan Agama Islam
mengatkan:
“Pernah saya melakukan percobaan Trial And Error
kepada anak-anak. Saya mewajibkan untuk absensi, siswa
yang sholat akan diberi reward dan yang tidak
melaksanakan sholat akan diberi punishment.”
Siswa diwajibkan mengerjakan sholat dzuhur berjamaah
dan sholat Jum’at diharapkan hal ini mampu membantu Siswa
untuk konsisten (Istiqomah) dalam menjalankan ibadahnya di
manapun mereka berada.
Dipaparkan juga oleh EKW selaku guru BK:
“Untuk siswa yang emosionalnya sudah bagus tetap
dilakukan pemantuan setiap hari, pemantauan ini biasanya
dilakukan dengan saya masuk ke kelas-kelas atau bekerja
sama dengan guru-guru atau wali kelas.”
Ditambahkan juga oleh siswi NA mengatakan:
“Guru PAI berusaha lebih memberikan teladan atau
contoh.”
Guru selalu berusaha aktif dalam memberikan teladan yang
baik bagi siswa, baik dari segi perkataan dan perbuatan. Sehingga
jika seseorang guru mempunyai konsistensi maka siswa juga akan
memiliki konsistensi.
Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan lapangan sebagai
berikut:
Guru mengajarkan kepada siswa untuk bertutur kata dengan
sopan, mengucap salam ketika bertemu serta berjabat tangan ketika
60
berjumpa. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Melihat hal ini peran guru Pendidikan Agama Islam yang
dilakukan adalah mengajarkan kepada siswa untuk saling
menghormati dan menghargai serta berusaha menjadi teladan
kepada siswa-siswa.
b. Rendah Hati (Tawadhu’)
Rendah hati adalah suatu sikap di mana seseorang memiliki
kelebihan atas kepemilikan materi, bakat atau kemampuannya
namun tidak menonjolkannya di hadapan orang lain. Ini adalah
kebalikan dari sikap sombong. Seseorang yang memiliki suatu
kemampuan atau kelebihan, namun memamerkannya di depan
umum dengan harapan mendapatkan pengakuan adalah suatu
kesombongan.
Menurut S selaku Kepala Sekolah mengatakan:
“Menghargai hasil karya orang lain, bekerja sama dengan
orang lain.”
Ditambahkan oleh MSA selaku guru Pendidikan Agama
Islam mengatakan:
“Biasanya saya sampaikan dengan peristiwa-peristiwa
yang terjadi di Palestina, Suriah, Eutopia atau bahkan di
negara kita sendiri seperti Asmat. Diharapkan dengan
peristiwa-peritiwa tersebut bisa menggugah hati mereka.
Kita menfasilitasi untuk mereka yang ingin berinfak nanti,
bantuan tersebut kita sampaikan ke Aksi Cepat Tanggap
(ACT).”
Dipaparkan juga oleh EKW selaku guru BK:
“Bagi guru yang mengajar bisa dengan cara memberikan
ceramah di dalam kelas, guru Bimbingan Konseling yang
61
tidak mendapatkan jam pembelajaran maka bisa
melakukan konseling anak- anak satu persatu. Kita
metodenya berbicara face to face dan memberikan arahan-
arahan kepada siswa. Jika anak salah kita bilang salah
kalau memang benar kita bilang benar.”
Ditambakan oleh HS selaku siswa kelas XI di SMK N 1
Tengaran menegaskan:
“Biasanya guru menasehati, akan tetapi yang paling
berperan itu adalah lingkungan teman sebaya.”
Hal ini sesuai dengan pengamatan lapangan sebagai
berikut:
Peran guru Pendidikan Agama Islam yang telah dilakukan adalah
mengajarkan siswa untuk saling menghargai dan menghormati
dengan tidak menandang diri lebih tinggi dari pada orang lain
serta saling membantu sesama.
c. Toleransi (Tasamuh)
Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan
menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat
atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan
terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau
golongan yang berbeda. Contoh sikap toleransi secara umum
antara lain menghargai pendapat atau pemikiran orang lain yang
berbeda dengan kita serta saling tolong-menolong untuk
kemanusiaan tanpa memandang suku/ras/agama/kepercayaannya.
Dijelaskan oleh S selaku Kepala Sekolah mengatakan:
“Membuat peraturan yang berisikan untuk saling
menghormati dan menghargai. Kemudian kita juga
62
mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua
siswa tanpa memandang suku, ras, agama contohnya
upacara, lomba 17-an dan lain-lain. Terdapat satu
kendala, kami pihak sekolah belum bisa membuat acara
peringatan hari-hari besar keagamaan selain agama islam
seperti natal, waisak dan lain-lain karena jumlah siswa
tersebut sedikit.”
Ditambahkan oleh MSA selaku guru Pendidikan Agama
Islam mengatakan:
“Untuk mengembangkan tolerani biasanya saya
menggunakan proyek, misalnya dalam suatu kelas terdapat
satu siswa yang sakit akan tetapi tidak mau dibawa ke UKS
maka siswa diajarkan untuk senantiasa menghargai
keadaan orang lain dan berusaha untuk mendahulukan
kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan
pribadi.”
Hal yang serupa juga dijelaskan oleh EKW selaku guru BK
mengatakan:
“Contohnya jika terdapat siswa yang kurang dari teman-
temannya maka saya lebih mengarahkan, atau jika bisa
masuk ke kelas saya bisa berceramah untuk
memberitahukan. Kita harus berbuat baik, jikalau tidak
bisa masuk kelas kita tetap panggilan satu per satu.”
Seperti yang dikatakan oleh siswa HS mengatakan:
“Guru Pendidikan Agama Islam biasanya. Pertama,
menasehati yang kedua mencontohkan. Guru agama juga
menjadi teladan dalam toleransi.”
Sehingga peran guru Pendidikan Agam Islam dalam
mengembangkan sikap toleransi pada siswa dengan cara
menasehati, memberi contoh kemudian membuat suatu kegiatan
yang melibatkan semua siswa berbagi agama yang berusaha untuk
menanamkan sikap tolerani pada diri siswa. Melihat hal ini peran
63
guru yang telah dilakukan adalah mengajarkan kepada siswa
untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebebasan dan
kemampuan dari setiap individu.
d. Ketulusan (Keikhlasan)
Menurut S selaku Kepala sekolah:
“Beribadah secara ikhlas, menolong tanpa pamrih
kemudian menggelorakan kata-kata mutiara seperti “Bekerja
Secara Iklhas, Bekerja Secara Cerdas”. Biasanya diawal
tahun pelajaran kita mengadakan bakti sosial berupa
mengumpulkan bahan makanan dari siswa nanti bahan
tersebut akan di bagikan ke warga sekitar sekolah. Selain itu
juga tidak jarang kita mengadakan penggalangan dana yang
bersifat fluktuatifcontohnya ketika terjadi peritiwa bencana
alam. Kita juga membiakan siswa untuk berinfak etiap hari
Jum’at dan eaat perayaan hari raya Idul Adha kita
menyelenggarakan qurban.”
Dijelaskan juga oleh Bapak MSA selaku Guru Pendidikan
Agama Islam mengatakan:
“Kita mengajarkan infak untuk saudara-saudara kita
dengan harapan mereka menjadi lebih rendah hati. Kiat
mengajarkan arti keikhlasan atau ketulusan hati. Ikhlas itu
memang susah akan tetapi jika kita tidak sering sampaikan
kepada anak-anak maka akan sedikit sekali mereka
memahami pentingnya berbagi dengan sesama.
Didukung oleh EKW selaku guru BK mengatakan:
“Kita mengajarkan untuk tetap belajar tulus dan sabar,
lebih ikhlas dan lebih menerima. Sebenarnya sulit tetapi
dengan motivasi mereka lama-kelamaan pasti akan
mengerti.”
Guru mengajarkan kepada siswa untuk menyisihkan uang
untuk infak agar siswa terbiasa untuk melakukan sesuatu dengan
ikhlas.
64
Selain itu juga ditambahkan oleh pernyataan dari siswa NA
:
“Menggunakan cerita inspirasi untuk memotivasi para
murid untuk senantiasa berbuat baik sesame teman”
Guru Pendidikan Agama Islam menggunakan metode
ceramah dengan menggunakan kisah-kisah teladan untuk
menumbuhkan sikap ketulusan pada siswa. Diharapkan siswa
untuk senantiasa melakukan kegiatn-kegiatan positif yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta mengajarkan
kepada siswa ikhlas dalam beramal.
e. Totalitas (Kaffah)
Totalitas adalah mengerjakan sesuatu hal kegiatan apapun
atau pekerjaan apapun dengan bersungguh-sungguh serta dengan
menggunakan seluruh kemampuan yang kita miliki, tidak
memandang itu suatu pekerjaan atau kegiatan itu besar bahkan
sekalipun kegiatan atau pekerjaan itu bernilai kecil.
Dijelaskan oleh S selaku kepala sekolah :
“Diberikan pemahaman melalui upacara, melalui apel,
melalui guru yang mengajar di kelas TSM itu tentang
pentinya rajin beribadah dan bekerja keras. Apalagi kita
di sini SMK yang harapannya setelah lulus siap untuk
bekerja maka ada program PKL untuk kelas XI, kelas X
kunjungan industri, ujian kompetensi kejuruan kelas XII
dan saya menganjurkan mereka untuk mengikuti organisasi
sekolah yang bisa mengasah kemampuan mereka”
Ditambahkan oleh guru Pendidikan Agama Islam MSA
menyatakan:
65
“Disalah satu materi PAI kelas XI itu ada materi etos
kerja. Bisa saya masukkan dalam pembelajaran
menjelaskan bahwa tujuan di sekolah kejuruan memiliki
tujuan mencetak tenaga kerja nantinya bisa langsung
terjun ke dunia kerja. Otomatis kita menanamkan sikap
dan tanggung jawab terhadap pekerjaan, sikap tanggung
jawab terhadap apa yang mereka.
Hal lain juga disampaikan oleh siswa NA:
“Guru memberi tahu untuk senantiasa melakukan segala
sesuatu tanpa pamrih.”
Guru PAI melakukan perannya dengan cara mendorong
dan manganjurkan kepada siswa-siswa untuk mengikuti
ekstrakulikuler yang bisa mengembangkan sikap positif mereka
serta menganjak untuk senantiasa melakukan perannya secara
totalitas baik dalam hal belajar, ibadah dengan Allah dan ibadah
dengan manusia.
2. Kurikulum yang diterapkan di SMK N 1 Tengaran
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Kurikulum yang digunakan di SMK N 1 Tengaran adalah kurikulum
2013. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh S sebagai Kepala
Sekolah sebagai berikut:
“Di SMK N 1 Tengaran menggunakan kurikululum 2013,
untuk yang kelas X menggunakan kurikulum versi 2017
sedangkan untuk kelas XI dan XII menggunakan versi 2015..
Tetapi juga terdapat tambahan kurikulum atau program yang
menunjang dalam kecerdasan emosional dan sosial seperti
66
adanya pembacaan asmaul husna setiap hari sebelum
dimulai pembelajaran, berqurban dan tahlil”
Kurikulum yang digunakan di SMK N 1 Tengaran adalah
kurikulum 2013. Selain itu terdapat program tambahan yang
dilakukan oleh SMK N 1 Tengaran sudah mengarah pada
pengembangan kecerdasan emosional dan sosial meskipun secara
eksplisit.
3. Faktor Pendukung Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan
Sosial
Demi tercapainya tujuan pendidikan di suatu lembaga
pendidikan sekolah tentunya terdapat faktor yang mendukung.
Adapun faktor yang mendukung untuk mengambangkan kecerdasan
emosional dan sosial di SMK N 1 Tengaran, sebagaimana yang
dijelaskan oleh S selaku kepala sekolah hasil wawancara:
“Budaya sekolah dengan membuat tata tertib yang dibangun,
latar belakang orang tua yang relatife sama karena
penderitaan yang dirasakan itu sama.”
Hal lain juga di paparkan oleh oleh MSA selaku guru
Pendidikan Agama Islam dalam hasil wawancara:
“Faktor pendukung guru bisa melalui dari metode
pembelajaran yang digunakan. Saya lebih sering
menggunakan metode NLP (Neuro Linguistics Program) atau
Acievment Motivation dalam pembelajaran karena saya rasa
lebih efektif dan efisien di kelas teknik sepeda motor kelas XI.
Kelemahan dari metode ini adalah efek dari NLP ini tidak
permanen, sehingga harus dilakukan secara
berkesinambungan”
67
Senada dengan penjelasan Ibu EKW selaku guru BK
mengatakan:
“Faktor pendukung dari keluarga, team BK yang
berkoordinasi dengan guru-guru untuk memecahkan masalah
pada siswa .
Disampaikan juga oleh HS selaku siswa kelas XI di SMK N 1
Tengaran:
“Faktor pendukungnya yaitu teman yang bisa mengajak
kepada kebaikan”
Faktor yang mendukung dalam pengembangan kecerdasan
emosional dan sosial siswa-siswi kelas XI di SMK N 1 Tengaran
adalan lingkungan, tata tertib sekolah, metode yang digunakan dalam
pembelajaran sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan nyaman serta dukungan dari guru Pendidikan Agama
Islam dan bimbingan konseling yang saling bekerja sama dalam
mengawal perkembangan dan karakter siswa.
4. Faktor Penghambat Mengembangkan Kecerdasan Emosional
Dan Sosial pada siswa XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang Dalam menggulangi Kenakalan Remaja Tahun
Pelajaran 2017/2018
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan dan pembelajaran tertu
terdapat faktor-faktor penghambat. Sebagaimana yang di katakana
oleh bapak S selaku kepala sekolah:
68
“Kesadaran yang berbeda atau beragam pada diri peserta didik,
selain itu juga faktor eksternal tingkat kemampuan guru dan
keteladanan yang rendah.”
Hal senada juga dipapartkan oleh MSA sebagai guru Pendidikan
Agama Islam siswa-siswi XI di SMK N 1 Tengaran sebagai berikut:
“Karakter anak yang berbeda-beda, latar belakang keluarga
yang berbeda-beda dan kesadaran dari siswa sendiri. Akan
tetapi, semua itu kembali ke masalah keluarga. Jika dari sekolah
sudah membuat peraturan tetapi jika kembali ke rumah dan tidak
mendapatkan perhatian dari orang tua maka akan sama saja.
Selain itu lingkungan bermain siswa (teman sepermainan) yang
salah juga menjadi penghambat dalam pengembangan
kecerdasan emosional dan sosial anak.
Sedangkan pemaparan dari ibu EKW selaku guru Bimbingan
Konseling kelas XI di SMK N 1 Tengaran, memaparkan:
“Latar belakang keluarga yang berbeda-beda dan kurangnya
keselarasan antara tata tertib di sekolah dan peraturan-
peratutan di rumah yang dibuat oleh orang tua.”
Hal lain juga di paparkan oleh NA selaku siswi kelas XI di SMK
N 1 Tengaran :
“Kurangnya kepekaan dari siswa siswi.”
Faktor yang menghambat dalam pengembangan kecerdasan
emosional dan sosial adalah terdapat kelemahan dari guru yang
mampu menjadi teladan bagi siswanya, latar belakang keluarga yang
berbeda-beda serta lingkungan di luar sekolah yang kurang
mendukung.
69
C. Analisis Data
Perkembangan kecerdasan emosional dan sosial dipengaruhi oleh
proses pendidikan baik itu dalam keluarga, lingkungan masyarakat,
maupun lingkungan sekolah. Meliputi pengembangan sikap konsistensi,
kerendahan hati, toleransi, ketulusan dan totalitas.
Baik buruknya akhlaq atau perbuatan seseorang dipengaruhi dari
pendidikan. Pendidikan diharapkan memberikan sebuah perubahan positif
terhadap peserta didik melalui guru, karena guru yang utama adalah
memberikan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan
(psikomotorik) kepada siswa. Walaupun dalam realitanya hal ini akan
dapat tercapai apabila terdapat kerja sama yang baik antara guru, sekolah,
orang tua dan lingkungan.
Guru memiliki peran penting dalam hal mewujugkan pencapaian
pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas di sekolah. Agar
pencapaian kualitas pendidikan dan pembelajran dapat berjalan secara
optimal perlu diupayakan begaimana mengembangkan diri peserta didik
untuk memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang stabil. Melalui
kecerdasan emosional dan sosial diharapkan semua unsur yang terlibat
dalam pendidikan dan pembelajaran dapat memahami diri dan lingkungan
secara tepat, memiliki kepercayaan diri yang kuat, pantang menyerah,
cemas, takut, dan tidak mudah cepat marah. Sehingga, menjadi manusia
yang berkualitas dalam iman, ilmu dan mampu mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
70
1. Peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa-siswi kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang dalam menanggulangi kenakalan remaja tahun
pelajaran 2017/2018
a) Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan
Konsistensi (Istiqomah)
Pengembangan konsistensi ini meliputi: Menumbuh
kembangkan kepercayaan diri yang kuat dan kesadaran diri yang
kuat dengan penanaman nilai pada siswa bahwa Allah akan
mengangkat derajat manusia dengan ilmu yang dimilikinya.
Usaha-usaha yang dilakukan guru Pendidikan Agama
Islam diantaranya adalah:
1) Didekatkan pada syariat agama. Kewajiban kepada
siswa untuk melakukan sholat duhur berjaah.
Membiasakan siswa untuk membaca Al-Qur’an (tahlil
setiap hari Jum’at) dan Asmaul Husna ketika akan
memulai pelajaran setiap hari.
2) Keteladanan dari orang tua dewasa terutama dari guru
agama. Memberikan keteladanan yang baik serta
mengarahkan mereka untuk senantiasa berbuat baik.
3) Praktek dalam kehidupan nyata bisa berupa problem
solving. Mendorong dan mengarahkan mereka untuk
mampu mengontrol dan mengendalikan emosinya.
71
4) Guru memberikan contoh keteladanan dengan ikut aktif
dalam kegiatan shalat dhuhur berjama’ah serta
memberikan contoh yang baik melalui sikap dan
perilaku. Sehingga antara teori dan praktiknya dapat
berjalan dengan seimbang.
b) Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan
Rendah Hati
Adapun yang mengembangkan sikap rendah hati peran
guru Pendidikan Agama Islam meliputi: melibatkan siswa-siswi
secara optimal dalam pembelajaran baik secara sosial maupun
emosional, melatih siswa untuk tanggung jawab, membiasakan
siswa untuk peka terhadap lingkungan sekitar.
Biasanya guru Pendidikan Agama Islam menggunakan
metode dalam pembelajaran dengan menceritakan tentang
peristiwa-peristiwa pada zaman Rasulullah dan kejadian yang up to
date tentang keislaman seperti contonya keadaan umat Islam di
Palestina, Suriah atau tantang peristiwa yang terjadi di Negara
Indonsia. Dengan harapan dari peristiwa-peristiwa tersebut siswa-
siswi bisa mempengaruhi hati mereka untuk senantiasa rendah diri
dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Di SMK N 1 Tengaran ini
juga terdapat fasilitas bagi peserta didik untuk melakukan infak
rutin pada hari Jum’at, dan bekerja sama dengan Aksi Cepat
Tanggap (ACT).
72
Seperti yang sudah dikemukakan di atas bahwa untuk
mengembangkan kemampuan berempati siswa peran guru
meliputi: pengembangan sikap ketulusan siswa dengan cara di
adakannya infak, penyembelihan hewan kurban, mengadakan
kemah bakti sosial, serta merasakan apa yang dirasakan peserta
didik, melatih siswa mampu mengenali emosi orang lain sehingga
menumbuhkan sikap empati pada siswa, menumbuhkan sikap
saling percaya dan menyelaraskan diri dengan berbagi macam
orang, menanamkan sikap peduli terhadap sesama, menanamkan
pada siswa untuk ikhlas beramal serta mengerjakan apa yang di
wajibkan dan yang di sunnahkan.
c) Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan
Toleransi
Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan toleransi siswa antara lain: melibatkan siswa
secara langsung baik secara fisik, materi maupun sosial dalam
pembelajaran dan kegiatan-kegiatan siswa. Mengajak siswa untuk
terlibat langsung dalam kegaitan-kegiatan yang dilakukan agar
siswa dapat mengembangkan inisiatif dan kreatifnya, menuntut
aktif siswa dalam proses belajar mengajar, memberikan kebebasan
siswa untuk mengeluarkan pendapat.
Di SMK N 1 Tengaran sering mengadakan kegiatan-
kegiatan dalam rangka peringatan-peringatan hari besar Islam
73
seperti peringatan Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi dan Qur’an saat Idul
Adha. Akan tetapi, terdapat kesulitan dalam membuat kegiatan
agama-agama lain di karenakan jumlah siswa non muslim yang
tidak banyak. Akan tetapi, di sekolah tersebut juga
menyelengarakan kegiatan yang melibatkan seluruh siswa tanpa
memandang ras, suku dan agama contohnya dalam kegiatan
upacara dan lomba 17 an. Di harapkan kegiatan ini mampu
menjadikan siswa memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap
lingkungan dan saling menghargai perbedaan.
d) Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan
ketulusan (Keikhlasan)
Peran guru untuk mengembangkan sikap ketulusan
(keikhlasan) di SMK N 1 Tengaran dengan melalui tindakan-
tindakan langsung seperti pembagian zakat, infak dan shodaqah,
bantuan moril kepada yang membutuhkan, menanamkan sikap
tolong menolong dan peduli terhadap sesama. Sehingga antara
teori dan praktiknya dapat berjalan dengan seimbang.
e) Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan
Totalitas (Kaffah)
Dalam mengembangkan totalitas siswa peran guru
pendidikan Agama Islam adalah dengan cara mendorong dan
manganjurkan kepada siswa-siswa untuk mengikuti ekstrakulikuler
yang bisa mengembangkan sikap positif. Di SMK N 1 Tengaran ini
74
yang memiliki tujuan memiliki yang nantinya setelah lulus siap
kerja (siap memasuki lapangan pekerjaan) maka usaha-usaha yang
dilakukan sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam menganjak
untuk senantiasa melakukan perannya secara totalitas baik dalam
hal ibadah dengan Allah dan ibadah dengan manusia melalui
pembelajaran. Misalnya di kelas XI terdapat materi yang
membahas mengenai Etos Kerja di samping itu guru juga
mengegunakan metode reward dan punishment. Diharapkan
dengan adanya reward dan punishment mampu memberikan
semangat oleh siswa-siswi sehingga melakukan belajar ataupun
amanah yang diberikan dengan cara totalitas.
2. Faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional
dan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran
Adapun faktor yang mendukung bagi pengembangan kecerdasan
emosional dan sosial siswa oleh guru Pendidikan Agama Islam adalah
penggunaan metode yang sesuai dengan kebutuhan para siswa Teknik
Sepeda Motor seperti contohnya adalah dengan menggunakan NLP
(Neuro Linguistik Programme) atau Acifman Motivasion), metode
ceramah yang berisikan tentang kisah-kisah inspirasi atau peristiwa-
peristiwa yang bisa diambil pelajarannya, reward dan punishment.
Dari kepala sekolah menggunakan tata tertib dan sarana
prasarana yang ada di sekolah serta dukungan dari guru bimbingan
75
konseling yang saling bekerja sama dalam mengawal perkembangan
dan karakter siswa.
3. Faktor yang menghambat dalam pengembangan kecerdasan
emosional dan sosial siswa siswi kelas XI di SMK N 1 Tengaran.
Peran guru pendidikan Agama Islam dalaam mengembnagkan
kecerdasan emosional dan sosial pada siswa-siswi kelas XI di SMK N
1 Tengaran berjalan kurang maksimal karena beberapa faktor-faktor
yang menghambat sebagai berikut:
a. Minimnya waktu pertemuan dan interaksi antara siswa dan guru,
sehingga para guru di semaksimal mungkin dalam memantau
sikap, tingkah laku, kepribadian, maupun perkembangan siswa itu
sendiri, termasuk di dalamya kecerdasan emosional dan sosial
siswa.
b. Kecerdasa emosional dan sosial siswa merupakan kecerdasan yang
tidak permanen sehingga dalam pengembanganya tidak semudah
kecerdasan intelektualiatas, karena emosioanal dan sosial
merupakan kecerdasan yang berubah-ubah, terkadang mengalami
kenaikan tetapi tidak jarang juga mengalami penurunan.
c. Kurangnya motivasi atau perhatian orang tua ketika siswa berada
dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Sehinga ketimpangan tanggung jawab pengembangan kecerdasan
emosional dan sosial hanya di bebankan oleh sekolah saja.
76
d. Kurangnya kompetensi guru dalam menjadi figur teladan bagi
siswa.
e. Terjebaknya siswa-siswi terhadap pergaulan atau lingkungan yang
baik sehingga kurang baik seperti Geng-gengan.
f. Tidak adanya penilaian secara tertulis secara langsung mengenai
sejauh mana kecerdasan emosional dan sosial siswa sehingga para
guru hanya bisa memantau dan menilai perkembangan kecerdasan
emotional dan sosial siswa melalui sikap mereka sehari-hari dan
mengadakan kerjasama dan interaksi terhadap wali murid
mengenai perkembangan karakter siswa.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mendeskripsikan Analisis Data secara menyeluruh
sebagaimana terlihat di bab-bab sebelumnya, dari Analisis Data “Peranan
Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangakan Kecerdasan
Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Tahun Pelajaran
2017/2018” maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
1. Bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam dalm mengembangkan
kecerdasan emosional dan sosial siswa-siswi kelas XI di SMK N 1
Tengaran ialah Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan sikap Konsistensi (istiqomah), Rendah Hati
(Tawadhu’), Toleransi (Tasamuh), Ketulusan (Keikhlasan), Totalitas
(Kaffah).
2. Faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa-siswi kelas XI SMK N 1 Tengaran oleh guru Pendidikan
Agama Islam adalah penggunaan metode yang sesuai dengan
kebutuhan para siswa Teknik Sepeda Motor seperti contohnya adalah
dengan menggunakan NLP (Neuro Linguistics Program) atau
Achievment Motivation), metode ceramah. Sedangkan, dari Kepala
Sekolah menggunakan peraturan-peraturan dan sarana prasarana yang
ada di Sekolah serta dukungan dari guru Bimbingan Konseling yang
78
saling bekerja sama dalam mengawal perkembangan dan karakter
siswa.
3. Faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa-siswi kelas XI SMK N 1 Tengaran adalah oleh guru
Pendidikan Agama Islam adalah terbatasnya waktu pertemuan dan
interaksi antara guru dan siswa. Kurangnya motivasi atau perhatian orang
tua. Tidak adanya penilaian secara tertulis dalam kecerdasan emosional
dan sosial serta kurangnya kompetensi guru dalam menjadi figur teladan
bagi siswa.
B. Saran
1. Kepada peneliti lain untuk bisa mengkaji dan meneliti ulang masalah ini,
sebab hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
dikarenakan semata-mata keterbatasan pengetahuan dan metodologi
penulis, namun demikian semoga hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan dapat memberikan perhatian yang
khusus terhadap aspek-aspek dan nilai-nilai peningkatan kecerdasan
emosional dan sosial siswa khususnya siswa-siswi kelas XI di SMK N 1
Tengaran.
3. Kepada Guru Pendidikan Agama Islam di harapkan untuk mampu
meningkatkan kecerdasan emosional dan sosial di samping juga
mengambangkan kecerdaan spiritual pada siswa. Lebih kreatif dan inovatif
dalam pembelajaran.
79
4. Seorang guru harus menampakkan dan menjalankan figur yang tidak
hanya mengajar (transfer of knowledge) tetapi juga harus mendidik dengan
mentransfer nilai-nilai budi pekerti atau akhlak yang baik.
5. Dalam pelaksanaan pengembangan kecerdasan emosional dan sosial
siswa, dibutuhkan kerjasama yang berbagai pihak diantranya dari orang
tua, guru dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. : Rineka Cipta.
Darajat, Zakiyah, 1996. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka
Ginanjar, Ari. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ. Jakarta: Arga.
Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh T. Hermaya.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hude. Darwis. 2006. Emosi-Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi
Manusia Dalam Al Qur’an. Jakarta: Erlangga.
Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Majid, Abdul. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung
Moleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Muhadjir, Noeng. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta : Rake Sarasin
Saebani, Beni Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islam . Bandung: Pustaka Setia
Sudjana, S. 2001. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis,
Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta
Sukandarrumidi, 2004. Metode Penelitian Petunjuk Praktis untuk Penelitian
Pemula, Gadjah Mada Yogyakarta Press, Yogyakarta.
Zainuddin. 1991. Seluk-Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara
Tribratanews.polressalatiga.id
LAMPIRAN 1
Dokumentasi Penelitian
Foto wawancara dengan Siswa-Siswi kelas XI Jurusan Teknik Sepeda Motor
SMK N 1 Tengaran
Kegiatan sebelum memasuki kelas.
Foto wawancara dengan guru Bimbingan Konseling kelas XI
Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N 1 Tengaran
Foto wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam kelas XI
Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK N 1 Tengaran
Foto wawancara dengan kepala Sekolah SMK N 1 Tengaran
Foto kegiatan infak setiap hari jum’at
Kegiatan bersalam dengan guru.
LAMPIRAN 2
Transkip wawancara dan sampel transkip wawancara dengan narasumber sebagai
berikut:
HASIL WAWANCARA
Nama : Sriyanto, S.Pd. M.Pd
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Jabatan : Kepala Sekolah
1. Bagaimana karakteristik siswa-siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Kalo berbicara karakter itukan banyak pek tetapi secara umum
siswa-siswa di SMK N 1 Tengaran. dibuktikan dengan disiplin taat terhadap
tata tertib.
2. Menurut Bapak kecerdasan emosional itu apa?
Jawaban: Kecerdasan emosional berartikan kepekaan seseorang dalam
meyikapi persoalan.
3. Menurut Bapak kecerdasan sosial itu apa?
Jawaban: Kepekaan seseorang hubungannnya dalam manusia lainnya.
4. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran ini?
Jawaban: Pertama didekatkan pda syariat agama yag kedua keteladanan dari
orang tua dewasa terutama dari guru agama itu tadi yang ketiga praktek
dalam kehidupan nyata atau bentuk praktek bisa problem solving bagaimana
bisa menyelesaikan masalah emosional bagaimana terjadinya simpati dan
empati sesama manusia kan begitu.
5. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan konsistensi pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Melalui pembiasaan, yang sudah dilakukan bisanya dalam hal
sholat secara berjamaah dan penegakkan tata tertib (disiplin, tata karma)
agar taat terhadap hukum dan keteraturan. Kami juga menggunakan reward
dan punishment terhadap guru dan peserta didik yang berprestasi akan
mendapatkan penghargaan dalam bentuk konggrit dan abstrak. Contoh
penghargaan kongkrit adalah seeorang melakukan kebaikan maka di puji
kemudia dalam bentuk nyata yang lain di beri hadiah. Punistment tentu setiap
kesalahan akan mendapat sanksi mulai dari sanksi yang paling rendah yaitu
moral sampai dengan sanksi hukum dll. setiap setiap hari sebelum
pembelajaran di mulai kita membaca asmaul husna secara bersama-sama dan
pada hari jum’at kita mambaca tahlil.
6. Untuk mengembangkan rendah hati pada pada siswa kelas XI di SMK N 1
Tengaran?
Jawaban: Menghargai hasil karya orang lain, bekerja sama dengan orang
lain. Contohnya apabila terdapat siswa yang berprestasi itu nanti akan di
panggil waktu upacara untuk menjadikan motivasi jika anda bekerja keras
maka anada akan mendapatkan penghargaan contoh kecilnya seperti ini.
7. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan toleransi pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Itu membuat aturan untuk saling menghormati dan menghargai.
Kita juga sering membuat kegiatan yang melibatkan semua agama seperti
upacara, apel pagi, mungkin saat upacara 17-an tetapi nanti ada yang jadi
panitia dan peserta. Jadi sebenarmya setiap hari awal pembelajaran itu
asmaul husna dan setiap jum’atitu ada tahlilan. Pembiasaan yang lain di
awal dan akhir itu juga berdo’a dan ada kagiatan pada hari-hari besar
agama Islam bahkan bapak ibu guru karyawan juga terlibat di dalamnya
yang memang belum bisa kita adakan peringatan hari-hari besar agama-
agama lain ya karena anggotanya sedikit. Seperti contoh natalan itu apalagi
setiap natalan adalah waktu liburan semester jadi susah mengadakan
kegiatan di samping anggotanya yang sedikit. Waisak (galungan kuningan)
susah kita lakukan karena jumlah peserta didik yang terbata kurang dari 10
itukan susah.
8. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan ketulusan hati pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Beribadah secara ikhlas, meonolong tanpa pamrih kemudian
menggelorakan kata-kata mutiara “bekerja secara iklhas, bekerja secara
cerdas” itu misalnya. Biasanya di awal tahun pelajaran biasanya
mengumpulkan semacam bahan makanan pokok kemudian di bagikan orang-
orang yang tidak mampu terutama di sekitar daerah sekolah kemudian yang
lain sifatnya itu fakultatif seperti waktu ada bencana misalnya ada gempa
bumi di jogja dan gunung kidul kemudian warga sekolah memberikan bantuan
ada yang berupa uang, makanan, pakaian pantas pakai dan dikirimkan ke
wilayah lokasi tersebut. Adalagi juga kemarin waktu ada kasus guru Pak Budi
yang dianiaya muridnya guru-guru dan kariawan bekerja sama dengan PGRI.
selain itu juga terapat penyembelihan hewan qurban saat hari Raya Idul Adha
di sekolah kemudian di bagikan ke warga sekolah dan sekitar masyarakat.
Infaq juga berjalan untuk melatih sikap ketulusan hati.
9. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan totalitas pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Di berikan pemahaman melalui upacara, melalui apel, melalui guru
yang mengajar di kelas tsm itu tentang pentinya rajin beribadah dan bekerja
keras. Apalagi kita disini SMK yang harapannya setrelah lulus siap untuk
bekerja maka ada program PKL untuk kelas XI, kelas X kunjungan industri,
ujian kompetensi keguruan kelas XII.
10. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Kesadaran yang berbeda atau beragam pada diri peserta didik,
terdapat juga faktor ekternal tingkat kemampuan guru dan keteladanan yang
rendah.
11. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Budaya sekolah dengan membuat tata tertib yang dibangun, latar
belakang porang tua yang relative sama karena penderitaan yang di rasakan
itu sama.
12. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Faktor penghambat relative sama dengan kecerdasan emosional.
13. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Faktor pendukung relative sama dengan kecerdasan emosional.
Nama : Muhammad Sidik Afandi, S.Pd,i.
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
1. Bagaimana karakteristik siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Terkait dengan karakteristik anak berdasar dari latar belakang
masing-masing karenakan latar belakang mereka beda-beda jadi latar
belakang sangat berpengaruh terkait dengan kebiasaan anak-anak setiap
harinya. Secara umumnya ya sebagaimana anak-anak di masyarakat di
sekolah-sekolah umum hampir sama, cuma yang menjadi perbedaan disini.
Secara umum anak-anak teknik sepeda motor itu baik , ya satu dua tiga di
masing-masing kelas ada “lakon”lah / actor / anak yang dia suka mencari
perhatian entah dari teman atau dari guru sehingga membutuhkan sentuhan
yang lebih untuk anak-anak yang itu tadi. (Jelasnya sambil tersenyum).
2. Menurut Bapak kecerdasan emosional itu apa?
Jawaban: Kecerdasan emosianal jelas emosi, sebuah ungkapan rasa
bagaimana seorang anak bisa atau manusia bisa mengolah rasa atau
kecerdasan untuk mengolah emosi yang baik dan buruk karena ketika
mengerjakan sesuatu tanpa ada rasa itu tidak ada manfaatnya. Jadi kita
sholat menggunakan rasa, kita berkenaan dengan Tuhan dengan Allah itu ya
tentunya juga emosi juga ditanamkan juga aplikasikan karena kalo tidak
cerdas emosional itu nanti efeknya banyak.
3. Menurut Bapak kecerdasan sosial itu apa?
Jawaban: Kecerdasan sosial bagaimana seorang manusia atau peserta didik
berinteraksi. Bagaimana dia komunikasi dengan temen-temennya, bergaul
dengan teman-temannya, mereka bisa memilih atau memilah teman dengan
siapa mereka berteman. Atau misal baik maka akan memilih teman yang baik
atau mungkin berteman dengan teman yang kurang baik mungkin dia ada
unsur menjadikan teman itu menjadi lebih baik.
4. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran ini?
Jawaban: Berhubung saya mengajar di PAI berkenaan dengan spiritual jelas
kita sampaikan tentang pentingnya keimanan, pentingnya tauhid, kita
sampaikan bagaimana kita mencontoh perilaku Rasulullah kita tekankan di
sana. Karena secara pasti kita sebagai guru juga sebisa mungkin untuk
menamkan sikap-sikap seperti itu paling itu karena kita sebagai seorang
muslim yang Bergama Islam yang berpedoman dengan al-qur’an, hadits
tentunya mengarahkan ke sana caranya kita menyampaikan kisah atau
teladan-teladan yang bisa kita ambil yang mana pemahaman spiritual anak.
Sedangkan dari sosial kita bisa sampaikan berkaitan dengan muamalah,
seorang muslim pada orang lain kita bisa ajarkan tentang toleransi degan
sesama musim dengan orang yang berbeda kenyakinan itu kita sampaikan kita
berikan contoh. Banyak kisah yang bisa kita ambil seperti yang telah kita
ketahui bersama bahwa toleransi dalam sikap bersosial harus kita
kedepankan karena tidak bisa tanpa orang lain.
5. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan konsistensi pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Pernah saya juga melakukan percobaan atau trial and error anak-
anak kami wajibkan untuk absen kehadiran siapa yang sholat siapa yang
tidak sholat , yang sholatkita berikan rewad dalam arti akan kita beri nilai
atau motivasi sementara bagi mereka yang tidak melaksanakan kita berikan
punishmen ya macam-macam kita suruh mereka baca qur’an atau kita suruh
mereka menulis al-qur’an itu bisa. Jadi smeua itu kita jadikan sebagai sarana
pembelajaran karena jika punishment sekedar bentuk fisik itu ya sebenarnya
gak papa untuk sekedar untuk kebugaran anak tetapi disini kami juga pengen
interaksi dengan al-qur’an interaksi dengan ibadah itu lebih baik.
6. Untuk mengembangkan rendah hati pada pada siswa kelas XI di SMK N 1
Tengaran?
Jawaban: Rendah hati terkait dengan ini biasanya saya sampaikan degan
kejadian-kejadian yang terjadi di saudara-saudara kita di Palestina, Suriah,
Eutopia atau bahkan di negara kita sendiri Asmat itu kita bisa berikan
contoh-contoh itu sebagai penggugah hati mereka kita mengelitik hati mereka
agar mereka mau berbagi dalam arti disini kita fasilitasi untuk mereka untuk
berinfak atau kita sampaikan kita lanjutkan hasil sumbangan mereka ke Aksi
Cepat Tanggap (ACT) itu biasanya kita salurkan kesana.
7. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan toleransi pada siswa
jurusan Jawaban: Teknik Sepeda Motor di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Banyak contoh, jika untuk mengembangkan kita bisa kasih mereka
proyek misalnya, di dalam kelas itu anaknya macam-macam ada teman yang
sakit dilihat satu kelas itu ramai kira-kira apa yang dirasakan oleh siswa itu
maka dia akan merasa menderita dengan sakitnya sementara disisi lain dia
tidak mau ke UKS untuk menerima perawatan pengennya di kelas nah disitu
kita harus menanamkan bahwa kita disini kita harus mendahulukan
kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Jika
memang pengen gaduh nanti bisa pas istirahat gitu.
8. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan ketulusan hati pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Ya salah satunya seperti tadi, kita mencoba infak untuk saudara-
saudara kita itu juga sebagai menjadikan mereka menjadi lebih rendah hati.
Kiat mengajarkan arti keikhlasan atau ketulusan hati. Ikhlas itu susah tetapi
kalau kita tidak sering sampaikan kepada anak-anak maka akan sedikit sekali
ketika anak kita ajarkan iklhas jadi harus sering-sering ingatkan agar mereka
memiliki rasa tulus atau ikhlas terkait dengan apa yang mereka berikan
kepada orang lain.
9. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan totalitas pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Disalah satu materi PAI kelas XI itu ada materi etos kerja ha ini
memiliki tujuan di sekolah kejuruan ini memiliki tujuaan mencetak tenaga
kerja nah disitu otomatis kita menanamkan sikap dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan , sikap tanggung jawab terhadap apa yang mereka
kerjakan ya kalo mereka mau mendapat hasil yang baik, hasil yang bagus jadi
mereka harus totalitas karena tanpa adanya totalitas nanti jadinya setengah-
setengah jadi langsung memberikan informasi yang maksimal motivasi yang
terbaik.
10. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Penghambat emosional anak memiliki karakter yang berbeda-beda,
backround keluarga yang berbeda-beda mereka ada yang di kasih tau atau
dinasehati itu jalan tetapi ada yang harus setiap ketemu dinasehati lagi.
Tetapi semua itu kembali ke masalah keluarga sebenarnya. Dari sekolah
sudah membuat peraturan atau tata tertib tetapi kalo kembali ke rumah juga
sama saja. Intinya memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah.
11. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Kalau faktor pendukung dari sekolah terutama guru bisa melalui
dari metode pembelajaran yang digunakan. Kalau di rumah dari orang tua.
Saya lebih sering menggunakan metode NLP (Neuro Linguitik Program) atau
Acifman Motivasi contoh dia gaduh atau ribut jadi saya menggunakan itu.
soalnya kalau saya pakai music atau visualisasi kita bisa program ulang. Jadi
yang awalnya semprawut kita kondisikan untuk siap seperti sugesti. Karena
efek sampingnya juga lumayan dari NLP bisa berdampak dari satu hari, dua
hari setelah itu kembali seperti awal lagi nah itu salah satu kelemahan dari
NLP. Nah itulah yang bisa digunakan untuk mengkontrol emosi anak-anak.
12. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Kalau saya melihat adanya sekerumpulan atau geng “ngrombol”
melakukan hal-hal yang kurang baik, kurang sopan seperti ketawa keras
sehingga teman-teman lain tidak diperhatikan, tetapin ini masih termasuk
taraf yang wajar untuk anak-anak kelas XI.
13. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Dari sekolah mendukung dalam hal pengembangan kecerdasan
sosial. Mayoritas siswa di sini adalah muslim dan untuk mengembangkan
sikap sosial untuk yg non kita membertikan fasilitas untuk mereka. Kalo ini
dari PAI ada anak yang tidur, kita ajak untuk membangunkanagar
menumbuhkan sikap empati, terdapat juga jadwal giliran adzan agar para
siswa-siswa tau rasanya bagaimana, kultum atau hanya sekedar
menyampaikan informasi di depan kelas supaya peserta didik tidak meresa
dibedakan-bedakan.
Nama : Enggar Kusuma W, S.Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
1. Bagaimana karakteristik siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Pada dasarnya karakter siswa itu terbilang baik karena mungkin
beberapa contohnya bila ada 10 siswa terdapat yang kurang baik 3-4 di
buktikan dengan sering masuk terlambat, kadang dinasehati masih menjawab,
membolo, tidak mnegrjakantugas pada waktunya, berbohong dll, 6 nya masih
cenderung bisa teratasi dan masih baik. Dibuktikan dengan mereka taat
terhadap tata tertib, maih hormat terhadap guru. Hal semacam itu juga
tergantung didikan di rumah, soalnya tidak jarang mereka membuat ulah di
sekolah untuk mencari perhatian karena di rumah merasa tidak diperhatikan.
Tapi secara umum masih baik.
2. Menurut Ibu kecerdasan emosional itu apa?
Jawaban: Kecerdasan emosional itu kemampuan atau kompetensi seseorang
untuk menunjang atau mengembangkan potensi yang sudah dimiliki.
Contohnya seperti cara mengendalikan emosi. Emosikan ada emosi yang baik
dan ada emosi yang buruk kan kadang senengnya saking dia bahagia bisa
timbul emosi yang baik.
3. Menurut Bapak kecerdasan sosial itu apa
Jawaban: Kecerdasan sosial itu yang sudah dimiliki manusia yang ditempatk
untuk menunjang soialnya. Contohnya cara dia menyikapi masalahnya,
caranya beradaptasi dengan manusia.
4. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran ini?
Jawaban: Setiap guru berbeda-beda mungkin kalo dalam agama islam bisa
dengan mengaji, memotivasi, kalau untuk guru bk memotivasi diri siswa ya
kalo siswa itu sudah baik tetap di panggil untuk melakukan konseling
diberikan motivasi lagi agar menjadi lebih baik lagi. Untuk anak-anak yang
bermasalah peranan kami mengembangkan kecerdasan emosional kita
melakukan bimbingan konseling, konseling individu lalu kita bertanya
memotivasi muridnya untuk mengeluarkan kenapa kok berbuat seperti itu
jadinya kalo sampe melibatkan orang tua pasti kami juga memananggil orang
tuanya untuk berdiskusikan kasus dengan kedua orang tua. Seperti kasus
membolos ternya dari rumah berangkat ternyata tidak sampe sekolah itukan
biasanya kecerdasan emosional dia juga terganggu. Itu juga melakukan
bimbingan konseling individu dulu kemudian kami membantu siswa mau
mengakui dan memberi efek jera.
5. Langkah apa yang Ibu lakukan untuk mengembangkan konsistensi pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Untuk siswa yang emosional sudah bagus tetap dilakukan
pemantuan setiap hari, pemantauan ini biasanya dilakukan dengan saya
masuk ke kelas-kelas atau bekerja sama dengan guru-guru atau wali kelas.
Tetapi untuk siswa-siswa yang bermasalah untuk mereka konsisten melakukan
panggilan konseling secara terus menerus dan bertahap.
6. Untuk mengembangkan rendah hati pada pada siswa kelas XI di SMK N 1
Tengaran?
Jawaban: Bagi guru yang mengajar bisa dengan cara memberikan ceramah di
dalam kelas, kalau untuk guru Bimbingan Konseling yang tidak mendapatkan
jam maka kita konseling anak- anak satu persatu. Kita metodenya berbicara
face to face dan meberikan arahan-arahan kepada siswa. Kalau anak salah
kita bilang salah kalo benar kita bilang benar.
7. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan toleransi pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: contohnya kalau kelas ada siswa yang kurang dari teman-temannya
maka aya lebih mengarahkan, atau kalau memang bisa masuk ke kelas saya
bisa berceramah untuk memberitahukan kita harus berbuat baik, kalau tidak
bisa masuk kelas ya kita tetap panggilan satu per satu. Terutama anak yang
kurang dari teman-temannya itu saya perlakukan berbeda upaya dia bisa
bertahan dan teman-teman-temannya saya juga bilang kita sesama manusia
juga harus saling tolong-menolong misalnya kamu jadi dia juga gak mau.
Jadi tolerani sangat diperlukan terutama tolerani dalam beragama.
8. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan ketulusan hati pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Ya kita biasanya dalam konseling memberikan contoh kita sebagai
manuia harus berbuat baik, kita udah berbuat baik saja kadang hasilnya
belum tentu baik di mata manuia. Kita mengajarkan untuk tetap belajar tulus
dan sabar, lebih ikhlas lebih menerima . sebenarnya sulit tetapi dengan
motivasi mereka lama-kelamaan pasti akan mengerti.
9. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan totalitas pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Setiap harinya kita pantau kita motivasi baik yang udah baik atau
belum, kiata juga berkoordinasi guru mapel dan guru kela. Missal ada anak
yang kurang dalam tanggung jawabnya otomatis totalitasnya kurang maka
kita akan melakukan pemantauan dan memotivasi mereka. Mengarahkan
mereka melalaui motivasi.
10. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: ada, menghambat anaknya udah bermasalah tetapi keluarga juga
kurang bekerja sama kami. Ada keluarga yang peduli sangat, ada juga
keluarga yang sibuk sehingga kurang memeperhatikan anaknya. Jadi itu yang
mengahmbat kami kurangnya kerja sama antara sekolah dan keluarga.
Terkadang sekolah udah membuat aturan yang bagus tetapi kurang dukungan
dari orang tua. Lingkungan juga berpengaruh seperti contonya lingkungan
bermainnya yang kadang orang tua dan guru kurang bia mnejangkau
mobiltitas anak tersebut.
11. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Faktor pendukung banyak, dari keluarga juga ada yang mendukung,
guru BK juga berpengaruh terutama dari team BK jadi kami juga punya
koordinator dan lain-lain masalah untuk memecahkan masalah.
12. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Hampir sama dengan emosional, perlunya kerjasama antara
sekolah dengan orang tua.
13. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Hampir sama dengan kecerdasan emosional ini untuk lingkungan
ada guru agama. Hampir setiap hari di ingatkan dalam kebaikan. Kita kerja
team melibatkan guru. Biasanya ada konseling individu aja tetapi juga
konseling kelompok.
Nama : Heru Setiwan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Jabatan : Siswa
1. Menurut kamu kecerdasan emosional itu apa?
Jawaban: Mungkin kecerdasan emosional itu pinter-pinter ngatur emosi diri.
2. Menurut Bapak kecerdasan sosial itu apa?
Jawaban: Pintar-pintar beradaptasi atau berkomunisi dengan orang-orang.
3. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran ini?
Jawaban: Cuma sekedar menasihati, sebenarnya tergantung muridnya. Kalau
mialnya muridnya itu udah pintar ngatur emosi trus kita pinter berinterkasi
dengan sesama guru tidak perlu menasihati.
4. Langkah apa yang guru PAI lakukan untuk mengembangkan konsistensi pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Kalo di jurusan TSM untuk melakukan konsistensi dengan cara
hukuman, misalkan kita telat 5 menit maka kita disuruh push up. kalo push up
1 menitnya 10 ya 5 kali 10 gitu.
5. Untuk mengembangkan rendah hati pada pada siswa kelas XI di SMK N 1
Tengaran?
Jawaban: Menasehati dulu, tapi kalo bagiku yang paling berperan itu
sebenarnya teman sih. Misalnya teman itu sering tanya kita kan otomatis juga
respect, kalo temennya rendah hati kalo kita gak rendah hati tetap berfikir
gak enak ama temen itu tapi kalo guru kan cuma bisa bilangin gak bisa lebih.
6. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan toleransi pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Pertama,menasehati yang kedua mencontohkan. Guru agama aja
menghormati terus kenapa kita yang sesama manusia enggak gtu. Kita juga
harus tolerani kalo yang agama budha gak punya masalah sama kita kenapa
kita harus mencari maslah sama dia gitu.
7. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan ketulusan hati pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Memberi contoh, missal pak fandi bilang sama murid-murid itu
kamu itu kalo infaq 1000 nanti itu di balasannya sekian-sekian gitu. nantkan
jadinya anak-anak pada berfikir jadi itu istemnya itu seperti doktrin gitu.
8. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan totalitas pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Cuma menasehati itu, seperti memberikan pelajaran contok
menjelakan dampak dari kita berbuat totalita itu apa gitu.
9. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Teman dan lingkungan Misalnya kita berada di lingkungan teman
yang kurang baik seperti emosional atau darah tinggi gitukan kita terbawa.
10. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Teman yang bisa mengajak kepada kebaikan
11. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Lingkungan, kalo lingkungan cuma itu itu aja kita gak akan bisa
berkembang.
12. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Teman yang aktif, bisa memberikan motivasi dan lain-lain.
Nama : Novita Ati Nur Aini
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa
1. Menurut kamu kecerdasan emosional itu apa?
Jawaban: Kecerdasan emosi adalah kepekaan emosi terhadap lingkungan.
2. Menurut Bapak kecerdasan sosial itu apa?
Jawaban: Kecerdasan bagaimana berinteraksi dengan lingkungan
3. Bagaimana peran guru pai dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan
sosial siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran ini?
Jawaban: Memberi tahu murid-muridnya untuk merubah sikapnya untuk
menjadi lebih baik. Lebih memberikan teladan atau contoh.
4. Langkah apa yang guru PAI lakukan untuk mengembangkan konsistensi pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Cerita islami tentang materi, memberikan ilustrasi.
5. Untuk mengembangkan rendah hati pada pada siswa kelas XI di SMK N 1
Tengaran?
Jawaban: Dengan cara mengadakan infak setiap hari jum’at.
6. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan toleransi pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Dengan cara kita dilatih untuk menghormti agama lain. soalnya di
TSM ini kan semuanya islam ada yang budha jadi kita harus saling
menghormat.
7. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan ketulusan hati pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Menggunakan cerita inspirasi untuk memotivasi para murid untuk
senantiasa berbuat baik sesame teman.
8. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan totalitas pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Guru memberi tahu untuk senantia melakukan segala sesuatu tampa
pamrih, contoh infak jum’at itu nanti pasti akan mendapat balasan dari allah
yang setimpal.
9. Langkah apa yang Bapak lakukan untuk mengembangkan kepedulian kapada
sesama pada siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Kalau ada teman yang sakit langsung di bawa ke uks,menjanguk
teman apabila sakitnya dirumah seperti contoh habis kecelakaan gitu kita
nanti menjenguknya ke rumah.
10. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Kurangnya kepekaan dari siswa siswi.
11. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosioanal pada
siswa kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Tata tertib yang ad di sekolah dan lingkungan yang baik.
12. Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Kedekatan antara siswa atu dengan yang lainnya.
13. Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan sosial pada siswa
kelas XI di SMK N 1 Tengaran?
Jawaban: Solidaritas yang tinggi oleh teman-teman sebaya.
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT
Nama : Novie Purnia Putri
NIM : 111-14-388
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : S1-Pendidikan Agama Islam
Dosen PA : Achmad Maimun, M. Ag.
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 Sertifikat UPT Perpustakaan “Library
User Education”
28 Agustus
2014
Peserta 2
2 Sertifikat Nasional Achievement
Motivation Training “Solusi Cerdas,
Suksek Akademik dan Organisasi”
01 Oktober
2014
Peserta 2
3 Sertifikat Nasional Bahasa Arab Ittaqo
“Implementasi Kurikulum 2013 Pada
Mapael Bahasa Arab Tingkat Dasar,
dan Tingkat Menengah Dalam Upaya
Menjawab Tantangan Pengajaran
Bahasa Arab”
04 November
2014
Peserta 8
4 Sertifikat “Training Pembuatan
Makalah”
17 September
2014
Peserta 2
5 Sertifikat Nasional “Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasat Bebas ASEAN”
15 November
2014
Peserta 8
6 Sertifikat “Siba-Sibi Training UAS
Semeter Ganjil Tahun 2014”
19-20
Desember
2014
Peserta 3
7 Sertifikat Nasional Bahasa Arab
ITTAQO“Aktualiasi Bahasa Arab
Untuk Membentuk Karakter Banga
Yang Bermartabat ”
10 Juni 2015 Peserta 8
8 Sertifikat OPAK IAIN Salatiga
“Penguatan Nilai-Nilai Islam Indoneia
Menuju Negara Yang Aman dan
Damai”
14 Agustus
2015
Peserta 3
9 Sertifikat OPAK Fakultas IAIN
Salatiga
16 Agustus
2015
Peserta 3
10 Sertifikat Nasional“Pemuda,
Peradaban Islam Dan Kemandirian”
2 September
2015
Peserta 2
11 Sertifikat Regional “Menciptakan
Metode Pendidikan Agama Ilam Yang
Ideal Dalam Prose Membebaskan Dan
Memerdekakan Manusia”
12 November
2015
Peserta 2
12 Sertifikat Nasional “Esensi Dakwah
Kontemporer”
21 Mei 2016 Peserta 8
13 Sertifikat Dialog Interaktif Dan
Sebagai Donator Korban Bencana
29 Juni 2016 Peserta 2
14 Sertifikat Dialaog Interaktif
“Radikalisme Dalam Prepektif Agama
Dan Bangsa”
13 Agustus
2016
Peserta 2
15 Sertifikat Training Senior Course
“Membentuk Intruktur Himpunan
Untuk Mengawal Kader Muslim
Intelegensia”
01-05
September
2016
Panitia 3
16 Sertifikat Talkhow “Satu Jam Lebih
Dekat Berama Kandidat Walikota Dan
Wakil Walikota Salatiga Periode
2017-2022”
5 November
2016
Peserta 2
17 Seminar Nasional Edupreneurship
“Strategi Marketing Kunci Sukses
Wirausaha”
13 November
2016
Peserta 8
18 Sertifikat Intermediate Training (LK
II) Tingkat Nasional Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Salatiga “ Revitalisasi Identitas Politik
Umat Islam Dan Kesadaran
Bernegara”
03-09
Desember
2016
Peserta 5
19 Sertifikat Nasional “Menumbuhakkan
Jiwa Kewirausahaan Melalui Usaha
Online Untuk Masyarakat Ekonomi
Mandiri”
10 Desember
2016
Panitia 5
20 Sertifikat Praktikum Mata Kuliah
Kewirausahaan “Keren Itu Mahasiswa
Kreatif, Inovatif, Mandiri Dan Berani
Berwirausaha.
14 Desember
2016
Peserta 2
21 Serifikat Latihan Khusus Kohati
(LKK) Tingkat Nasional Oleh Cabang
Tegal “Optimalisasi Kompetensi Hmi-
Wati Sesuai Peran dan Fungsinya
Sebagai Perempuandalam Menjawab
Tantangan Global”
30 Januari-3
Februari 2017
Peserta 4
22 Sertifikat pemateri kegiatan pesantren
kilat oleh LDMI-HMI Cabang Salatiga
09 Mei – 16
Juni 2017
Pemateri 3
23 Sertifikat Internasional “Be Global
Citizen Through Non Formal Learning
In International Voluntary Service:
Another Way To Go Abroad”
4 April 2017
Peserta 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Novie Purnia Putri
Tempat/Tgl/Lahir : Boyolali, 17 November 1996
Alamat : Jatisari, RT 12/ RW 03, Kedungdowo, Andong, Boyolali.
No. Hp : 085801087903
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah : O
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. RA Perwanida 2001-2002
2. MIM Jatisari 2002-2008
3. MTs N 1 Boyolali 2008-2011
4. SMA Negeri 1 Andong 2011-2014
5. IAIN Salatiga 2014-2018
Pengalaman Organisasi :
1. Sekertaris Bidang PPPA HMI Cabang Salatiga
Komisariat Walisongo tahun 2016/2017.
2. Sekertaris Umum Cabang Salatiga Komisariat
Walisongo tahun 2017/2018.
3. Jenjang Pertrainingan di HMI