129
Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam Mengembangkan Minat Baca Anak Melalui Pendar dan Dongeng Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh Riri Rizky Maulida NIM: 1112025100062 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA1438 H / 2017 M

Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

Mengembangkan Minat Baca Anak

Melalui Pendar dan Dongeng

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh

Riri Rizky Maulida

NIM: 1112025100062

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1438 H / 2017 M

Page 2: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 3: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 4: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 5: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

i

ABSTRAK

Riri Rizky Maulida (1112025100062). Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

WARABAL Dalam Mengembangkan Minat Baca Anak Melalui Pendar

dan Dongeng. Di bawah bimbingan Alfida, MLIS. Program Studi Ilmu

Perpustakaan Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Taman Bacaan Masyarakat

(TBM) WARABAL dalam mengembangkan minat baca anak melalui kegiatan

Pendar (Pendampingan Belajar) dan Dongeng. Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian data dianalisis dengan metode

deskriptif naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TBM WARABAL

berperan penting dalam pengembangan minat baca melalui Pendar dan Dongeng.

Kegiatan ini disambut oleh antusiasme tinggi anak-anak dan respon positif dari

para orang tua, serta didukung layanan koleksi buku bacaan yang sudah

memenuhi kebutuhan bacaan anak-anak. Pendar dan Dongeng masih mengalami

hambatan dalam pelaksanaannya, yaitu terbatasnya ruangan karena banyaknya

anak-anak, terbatasnya pengajar yang hanya berjumlah 7 orang dalam

mendampingi anak dengan jumlah kurang lebih 100 orang. Kemudian lokasi

TBM berada di pedalaman dan belum ada transportasi umum, hal ini menjadi

kendala bagi anak-anak yang tinggal jauh dari TBM. Karena saat ini, 80% anak

yang terlibat dalam kegiatan Pendar dan Dongeng bertempat tinggal jauh dari

TBM.

Kata Kunci : Taman Bacaan Masyarakat, Minat Baca.

Page 6: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur memberikan rahmat kepada peneliti dalam menyelesaikan

skripsi guna melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana. Peneliti menyadari

bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Sehingga peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Peneliti menyadari penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan

semua pihak yang meluangkan waktunya dalam membantu peneliti. Maka pada

kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kepada Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

4. Ibu Alfida, MLIS, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

kemudahan pada proses penulisan. Dengan memberikan informasi, kritik,

saran, dandukungan kepada peneliti.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada Peneliti.

6. Terimakasih kepada Orang tua tercinta, Bapak Mulyadi dan Ibu Ai

Murtafi’ah serta Kepada Adikku Khairul Hanafi atas doa, perhatian,

motivasi dan dukungan penuh kepada peneliti dalam menyelesaikan

skripsi.

Page 7: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

iii

7. Kepada Pa Atim, Mah Iyus, Mang Meen, Bi Iyuk, Bi Embi dan seluruh

keluarga, yang telah memberikan semangat juga dukungan moril dan

materil kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

8. Ibu Kiswanti, selaku pendiri TBM WARABAL yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir dan memberikan informasi serta

izin dalam melakukan penelitian.

9. Seluruh keluarga besar TBM WARABAL yang telah membantu peneliti

dalam memberikan informasi dan kemudahan dalam melakukan

penelitian.

10. Terimakasih kepada teman-teman penulis, Alyasa Gustiyono, Raka Dewo

Putranto, Rizka Amalia, Gustianty Khairunnisa, dan seluruh teman

Jurusan Ilmu Perpustakaan 2012 terutama IPI B, yang sama-sama

memberikan semangat dalam berjuang menyelesaikan skripsi.

11. Terimakasih juga kepada kawan-kawan KKN BUMERANG, Rizka, Gusti,

Eky, Ayu, Anisa, Maliha, Amir, Rahman, Izuddin, Irfan, Topik, Firman,

Tendi, dan Onay, yang telah melakukan pengabdian bersama selama satu

bulan penuh guna melengkapi persyaratan skripsi.

12. Tidak lupa pula kepada sahabat-sahabat tersayang Adhitya Prayitno,

Rahmawati, Rizky Dayu Utami, yang selalu memberikan dukungan dan

menghibur peneliti selama proses penyelesaian skripsi.

Page 8: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

iv

13. Dan semua pihak yang sudah banyak membantu dan mendukung dalam

menyelesaikan tugas akhir ini. Mohon maaf atas keterbatasannya, peneliti

tidak dapat mengucapkan satu persatu. Terimakasih untuk segalanya,

semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan dan doa yang sudah

diberikan kepada peneliti. Aamiin

Jakarta, 08 Januari 2017

Penulis

Page 9: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN SKRIPSI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8

D. Definisi Istilah ........................................................................... 9

E. Sistematika Penulisan ............................................................ 11

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Taman Bacaan Masyarakat .................................................... 13

1. Pengertian Taman Bacaan Masyarakat ............................ 13

2. Perandan Fungsi Taman Bacaan Masyarakat .................. 14

3. Tujuan dan Sasaran Taman Bacaan Masyarakat .............. 16

B. Minat Baca ............................................................................. 17

1. Pengembangan Minat baca .............................................. 17

2. Fungsi PengembanganMinat Baca .................................. 19

3. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca ......................... 19

C. Bimbingan Belajar ................................................................. 22

1. Pengertian Bimbingan Belajar ......................................... 22

2. Fungsi Bimbingan Belajar................................................ 23

3. Tujuan Bimbingan Belajar ............................................... 24

D. Dongeng .................................................................................. 24

1. Pengertian Dongeng ......................................................... 24

2. Jenis-Jenis Dongeng ......................................................... 25

3. Manfaat Dongeng ............................................................. 27

4. Tahapan dalam Mendongeng ........................................... 29

5. Teknik Mendongeng ......................................................... 34

E. PenelitianTerdahulu ............................................................... 36

Page 10: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

vi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................. 40

1. Jenis Penelitian .................................................................... 40

2.Pendekatan Penelitian .......................................................... 40

B. Sumber Data ........................................................................... 40

1. Sumber Data Primer .......................................................... 40

2. Sumber Data Sekunder ..................................................... 41

C. Pemilihan Informan ................................................................ 41

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 42

1. Wawancara ....................................................................... 42

2. Obsevasi ........................................................................... 43

3. Dokumntasi ....................................................................... 44

E. Teknik Analisa Data .............................................................. 44

1. Reduksi Data .................................................................... 44

2. Penyajian Data (Display Data) ......................................... 45

3. Penarikan Kesimpulan ...................................................... 45

F. Jadwal Penelitian .................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Objek Penelitian ..................................................................... 46

1. Sejarah Singkat Taman Bacaan Masyarakat .................... 46

2. Visi Misi ........................................................................... 47

3. Kegiatan-Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat ............... 48

4. Sumber Daya Manusia ..................................................... 49

5. Struktur Organisasi .......................................................... 50

6. Sarana Prasarana ............................................................... 50

7. Layanan-Layanan .............................................................. 50

8. Koleksi .............................................................................. 52

B. HasilPenelitian dan Pembahasan............................................ 52

1. Peran Taman Bacaan Masyarakat WARABAL

Terhadap Pengembangan Minat Baca Melalui Pendar

dan Dongeng .............................................................. .......52

a) Pendar ........................................................................... 54

b) Dongeng ........................................................................ 58

2. Kendala yang Dihadapi Taman Bacaan Masyarakat

WARABAL Terhadap Pengembangan Minat Baca Melalui

Pendar ................................................................................ 62

Page 11: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

vii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 71

B. Saran ....................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 12: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Inisial Nama Informan .............................................................. 42

Tabel 4.1 Waktu dan Kegiatan TBM WARABAL .............................................. 47

Tabel 4.2 Daftar Nama Pengajar Kegiatan Pendar ............................................. 48

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana TBM WARABAL............................................. 50

Page 13: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Minat baca merupakan suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai

dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan

seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Minat baca sebaiknya

ditanamkan diusia dini pada anak, karena pada saat usia dini merupakan usia ideal

anak untuk menerima hal baru dan mengajarkan secara tidak langsung nilai-nilai

dan norma dalam kehidupan sehari-harinya.

Di Indonesia, minat baca dapat dikatakan masih rendah, hal ini pernah

disampaikan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan

dalam surat kabar Online Republika pada 31 maret 2016 silam, bahwa minat

membaca masyarakat sangat rendah karena berdasarkan 61 negara di dunia yang

memiliki daftar literatur, kedudukan Indonesia berada pada peringkat nomor 60.

Anies Baswedan menyatakan bahwa Indonesia tidak kekurangan dalam literatur

seperti sarana dan prasarana perpustakaan. Bahkan, saat ini Indonesia memiliki

perpustakaan yang cukup bagus dengan menduduki nomor 35 dari seluruh dunia,

di atas negara Malaysia, Portugis, Singapur, Jerman, Australia dan Selandia Baru.

Namun, pengunjung dan pemanfaatan perpustakaan masih sedikit sekali

dibandingkan dengan negara tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan negara

lainnya, mereka memiliki infrastuktur prasarana perpustakaan sedikit, tetapi minat

Page 14: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

2

membacanya cukup tinggi.1 Padahal, sarana perpustakaan tersebut dibangun oleh

pemerintah guna mendorong masyarakat gemar membaca.

Taman Baca Masyarakat (TBM) merupakan salah satu program pendidikan

non formal, yang bertujuan untuk melestarikan pendidikan melalui salah satu

pemberdayaan masyarakat dengan gerakan pengembangan literasi dan budaya

baca pada masyarakat demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini merupakan

tanggung jawab negara, baik itu pusat maupun tingkat daerah dan komponen

bangsa untuk memenuhinya. Salah satu implementasi pemerintah dalam

meningkatkan pembangunan dunia pendidikan yaitu dengan mengembangkan

TBM. Program gerakan pendidikan melalui TBM ini mengacu juga pada Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 26 ayat 4, yang menyebutkan bahwa satuan pendidikan non formal

terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan

belajar masyarakat, majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis.2

Di Indonesia sendiri, terbentuknya suatu Taman Bacaan Masyarakat bermula

dari kurangnya penyedia layanan informasi seperti perpustakaan umum. Melihat

dari pengertian perpustakaan umum yaitu sebagai unit/lembaga layanan informasi

yang diselenggarakan ditempat tinggal penduduk baik Kota/Desa yang

diperuntukan bagi semua golongan masyarakat tanpa memandang latar belakang,

agama, pendidikan, maupun status sosial ekonomi sebagai sarana pemenuhan

kebutuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat/penduduk pada umumnya.

Peran dan fungsi perpustakaan daerah seharusnya mencapai pemenuhan-

1 Anies Baswedan, “Minat Baca Masyarakat Indonesia Rendah” artikel diakses pada

16/09/20 18.20 WIB dari http:// Republika.co.id/ berita/pendidikan/education16/03/31 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional

pasal 26. ayat 4.

Page 15: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

3

pemenuhan yang sesuai dengan tujuan perpustakaan pada umumnya, yaitu fungsi

pendidikan, fungsi informasi, fungsi rekreasi dan fungsi kebudayaan.3 Dari

penjelasan tersebut sebaiknya masyarakat mendapatkan informasi secara

menyeluruh sesuai dengan kebutuhannya, namun jika dilihat dari kondisi

lapangan sendiri jumlah perpustakaan sebagai penyedia informasi masih sedikit

dan tidak menyeluruh. Misalnya layanan informasi seperti perpustakaan tersedia

tidak hanya di tingkatan kota, tetapi juga pada tingkat kecamatan, kelurahan

bahkan sampai ketingkat desa, peran perpustakaan desa itu sendiri juga untuk

menambah waktu belajar disekolah yang sangat terbatas bagi mereka yang masih

bersekolah, juga untuk menciptakan suasana masyarakat yang harmonis dan

seimbang tidak boleh terisolasi karena terbatasnya akses informasi. Hal ini harus

diwarnai dengan kemajuan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang bersumber

dari perpustakaan desa itu sendiri.4 Sehingga semua lapisan masyarakat bisa

mengakses informasi yang dibutuhkannya.

Atas kurangnya penyedia layanan informasi yang menjangkau ke wilayah-

wilayah pedesaan atau pedalaman itulah, akhirnya tumbuh kesadaran akan

pentingnya informasi untuk masyarakat luas dan membuat beberapa orang atau

kelompok mendirikan beberapa taman bacaan yang ditampilkan dengan berbagai

macam kreatifitas, guna menunjang kebutuhan informasi dan mencerdaskan

kehidupan bangsa. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan oleh

pemerintah, golongan/kelompok, dan masyarakat melalui berbagai bentuk

pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan formal adalah jalur

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

3Sulistyo basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993),

h. 48. 4Sutarno NS. Membina Perpustakaan Desa (Jakarta: Sagung Seto, 2008), h. 52.

Page 16: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

4

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi: pendidikan non formal adalah jalur

pendidikan diluar pendidikan formal yang dilakukan terstruktur dan berjenjang:

dan pendidikan informal adalah pendidikan keluarga dan lingkungan. Salah satu

instrumen untuk menunjang pelaksanaan pendidikan non formal adalah Taman

Bacaan Masyarakat (TBM), yaitu merupakan taman bacaan yang diselenggarakan

oleh masyarakat dan untuk masyarakat bertujuan untuk memberi kemudahan

akses kepada warga untuk memperoleh bahan bacaan.5

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sebuah wadah yang didirikan oleh

masyarakat atau pemerintah guna memberikan akses layanan bahan bacaan bagi

masyarakat di sekitar TBM, ataupun sebagai sarana pembelajaran sepanjang masa

dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup masyarakat. TBM biasanya

mengolah secara mandiri setiap kegiatan yang dilakukannya, TBM juga sebaiknya

dapat menganalisis kebutuhan masyarakat karena berorientasi kepada kebutuhan

informasi masyarakat sekitarnya. Saat ini tercatat tidak kurang dari 5.000 TBM

ada di Indonesia, jumlah ini menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat

terhadap minat baca. TBM bisa dikategorikan sebagai perpustakaan masyarakat

karena sasaran utamanya adalah warga masyarakat, terutama bagi masyarakat di

daerah yang sulit dijangkau oleh perpustakaan kota maupun perpustakaan daerah.

TBM hadir sebagai tempat baca dengan suasana yang sederhana dan lebih

fleksibel.6 Namun sebagai suatu lembaga yang bergerak dibidang pelayanan

informasi TBM, memiliki kelemahan yang perlu diperbaiki agar terciptanya

peningkatan kualitas dan pemenuhan informasi kepada masyarakat sesuai dengan

5Fhrisdyanto Nugroho, Irena Yolanita Maureen, “Kurikulum dan Teknologi Pendidikan”,

Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan Universitas Nergeri Surabaya, V, No2. artikel diakses

pada 16/09/03 dari http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jmtp/article/view/1596/311. 6Moh. Mursyid, “Wisata Asyik Taman Bacaan Masyarakat” artikel diakses pada 16/09/02

23.19 WIB dari http://jadi berita.com/13914/wisata-asyik-taman-bacaan masyarakat.html

Page 17: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

5

perkembangan zaman. Adapun beberapa kelemahan TBM yaitu, rata-rata TBM

masih menggantungkan fundarishing organisasi pada organisasi lainnya,

sukarelawan pelaksanaan kegiatan kurang terdidik dan jarang ada peningkatan

kemampuan (Training) serta tidak menentunya masyarakat yang berpartisipasi7

Taman Baca Masyarakat Warung Baca Lebakwangi (WARABAL)

merupakan salah satu contoh TBM yang ada di Indonesia, TBM WARABAL

banyak menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam meningkatkan minat baca

anak di lingkungan sekitar. Salah satunya yaitu dengan cara Pendampingan

Belajar (Pendar) dan Dongeng. Taman baca ini juga memberikan berbagai

fasilitas yang dapat digunakan oleh anak-anak dalam mencapai minat baca dan

literasi pada anak. Kegiatan TBM WARABAL dilakukan secara continue,

sehingga dapat mengontrol perkembangan pada anak pada setiap kegiatannya.

Keberadaan TBM WARABAL sendiri berlokasi di daerah Kampung Saja,

Lebakwangi Parung Kabupaten Bogor, daerah ini masih dapat dikatakan memiliki

nilai minat baca belum stabil. Hal ini disampaikan oleh pemilik TBM

WARABAL sendiri ketika beliau pindah ke daerah tersebut dan mendapati minat

baca yang masih sangat rendah, kemudian mendorongnya untuk mendirikan

Taman Bacaan Masyarakat.

Pendirian TBM WARABAL ini ditujukan untuk umum dan masyarakat

sekitar, selain dari banyaknya jumlah buku yang dimiliki oleh Ibu Kiswanti,

beliau juga menyampaikan bahwa keinginan untuk mendirikan serta

mengembangkan TBM ini berangkat dari kondisi anak-anak sekitar yang dinilai

7Muhsin Kalida. Fundarishing: Taman Bacaan Masyarakat (Yogyakarta: Aswaja

Pressindo, 2012), h. 11-12

Page 18: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

6

kurang baik dalam bertutur kata pada saat itu. Menurutnya, hal ini bermula dari

kurangnya penanaman pengetahuan berbahasa dan informasi bagi anak.

Ketersediaan bahan bacaan atau sarana informasi untuk anak merupakan

faktor dari kurangnya informasi yang didapat, bisa karena kurang pedulinya orang

tua dalam menyediakan bahan bacaan atau juga mahalnya harga buku bacaan.

Padahal Konvensi Hak Anak yang telah di ratifikasi oleh Pemerintah Indonesia

sebenarnya telah disebutkan dan diakui bahwa anak-anak pada hakikatnya berhak

memperoleh pendidikan yang layak dan mereka pada seyogianya tidak terlibat

dalam aktivitas ekonomi secara dini.8 Ternyata mayoritas yang mendatangi adalah

anak-anak, hal ini dikatakan lebih bagus karena memang pada masa anak-anak

itulah merupakan dunia tumbuh kembang dan berdampak pada penanaman

karakteristik seseorang kelak. Setelah berjalan selama kurang lebih 13 tahun,

TBM WARABAL sukses dalam menjalankan perannya sebagai lembaga yang

memberikan pelayanan dibidang informasi dan pengetahuan. Berdasarkan

informasi yang didapatkan dari informan yaitu pendiri TBM tersebut, berjalannya

semua kegiatan adalah dari dukungan antusias anak-anak yang mengunjungi

TBM, warga sekitar dan para volunteer yang memberikan ketersediaan bantuan

berupa pengajaran secara sukarela. Sedangkan masalah atau kendala yang

dirasakan selama mendirikan TBM dan menjalankan kegiatan-kegiatannya, yaitu

masih kurangnya kesadaran dari masyarakat sekitar terhadap pentingnya ilmu

pengetahuan.

Penelitian yang berhubungan dengan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan

minat baca untuk anak sudah beberapa kali dilakukan, seperti penelitian yang

8Bagong Suyanto, Maslah Sosial Anak. (Jakarta: Kencana, 2010), h.340.

Page 19: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

7

dilakukan oleh Ludfia tahun 2015, penelitian ini berfokus pada pembinaan minat

baca melalui program-program yang dilakukan di TBM Sanggar Baca Jendela

Dunia dan TBM Jendela Ilmu. Kendala yang dialami dalam penelitian ini yaitu

kurangnya sosialisasi, perkembangan tekhnologi informasi, kurangnya dukungan

dan kerjasama dari semua lapisan masyarakat, kurangnya dukungan dan

kerjasama pemerintah, rendahnya sikap dan minat anak-anak terhadap bahan

bacaan dan ketidak pedulian orangtua terhadap pendidikan anak. Kemudian

penelitian yang dilakukan oleh Kania Rianthi tahun 2010, penelitian ini berfokus

pada kegiatan yang dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca anak

melalui kegiatan mendongeng di perpustakaan. Dalam penelitian ini, penulis tidak

menjelaskan kendala yang dihadapi saat pelaksanaan mendongeng, hanya saja

pelaksanaan mendongeng melalui layanan perpustakaan keliling belum dapat

menjangkau sekolah ataupun tempat-tempat tinggal yang berada jauh di pedesaan.

Dari pertimbangan dua penelitian tersebut juga karena masalah yang dialami di

TBM WARABAL, penulis memutuskan untuk menulis tentang kegiatan

mendongeng dan pendampingan belajar yang dilakukan di Taman Bacaan

Masyarakat (TBM) WARABAL guna menumbuhkan minat baca pada anak. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul “Peran

Taman Baaan Masyarakat (TBM) WARABAL dalam Mengembangkan Minat

Baca Anak Melalui Pendar dan Dongeng”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian lebih fokus dan tidak memunculkan penafsiran yang luas dari

pembahasan yang dimaksud, peneliti memberikan batasan masalah penelitian

Page 20: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

8

mencakup pengembangan minat baca untuk anak usia Sekolah Dasar (SD) di

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL.

Kemudian agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lancar, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL dalam

mengembangkan minat baca anak melalui Pendar dan Dongeng?

2. Apa saja kendala yang dihadapi Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

WARABAL dalam mengembangkan minat baca anak melalui Pendar dan

Dongeng?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengungkapkan upaya yang dilakukan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

WARABAL dalam mengembangkan minat baca anak melalui Pendar dan

Dongeng.

2. Mengetahui kendala dan upaya dalam mengatasi kendala yang dialami

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL dalam mengembangkan

minat baca anak melalui Pendar dan Dongeng.

Sebuah penelitian yang dilakukan bisa memberikan manfaat bagi lembaga

tempat penelitian, bagi kelompok masyarakat lebih luas, maupun bagi peneliti

sendiri.

1. Manfaat bagi lembaga yang diteliti:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

bahwa kegiatan Pendar dan Dongeng di Taman Bacaan Masyarakat

Page 21: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

9

(TBM) dapat dijadikan sebagai bantuan bagi anak-anak untuk memperoleh

informasi dan pembelajaran.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar

rujukan kepada masyarakat yang melakukan kegiatan bantuan

mengembangkan minat baca dan literasi informasi untuk anak.

2. Manfaat bagi peneliti:

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa

ilmu perpustakaan untuk lebih mengembangkan kegiatan Pendar dan

Dongeng.

b. Penelitian ini diharapkan bisa menyampaikan bagaimana kegunaan Pendar

dan Dongeng memberikan pengaruh positif bagi anak.

c. Penelitian ini diharapkan memberikan ide baru bagaimana kegiatan Pendar

dan Dongeng dapat dijadikan alat untuk membantu peningkatan minat

baca anak.

D. Definisi Istilah

1. Taman Baca Masyarakat

Taman Baca Masyarakat adalah sebuah lembaga yang memberikan

layanan kebutuhan informasi dan berguna bagi setiap orang perorang atau

kelompok masyarakat didesa atau wilayah taman bacaan dalam rangka

meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL merupakan lembaga yang

bergerak di bidang pelayanan informasi dengan tujuan memberikan

kemudahan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan masyarakat sekitar,

Page 22: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

10

guna membangun masyarakat berbudaya baca dan mampu menyesuaikan diri

terhadap perkembangan zaman yang semakin modern.

2. Pengembangan Minat baca

Pengembangan minat baca adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan perasaan/ketertarikan terhadap kegiatan membaca. Sehingga

dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri.

Pengembangan minat baca melalui kegiatan Pendar dan Dongeng merupakan

salah satu cara yang dilakukan oleh TBM WARABAL kepada anak, agar

mereka mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya dengan cara

formal maupun non formal.

3. Pendampingan Belajar (Pendar)

Pendampingan belajar adalah suatu bentuk bantuan pengarahan antara satu

individu dengan individu atau kelompok, yang bertujuan agar mampu

menguasai dan menjawab masalah-masalah dalam belajar.

4. Dongeng

Dongeng merupakan cerita mengenai suatu kisah yang tidak benar-benar

terjadi. Mendongeng merupakan suatu kegiatan yang di wariskan secara turun

temurun oleh nenek moyang, dongeng sendiri merupakan sesuatu yang

bernilai sastra yang mengemas unsur pendidikan, hiburan dan pembentukan

karakteristik bagi seorang sejak kecil. Selain sebagai hiburan, kegiatan

mendongeng yang dilakukan oleh TBM merupakan cara untuk mendapatkan

antusias anak terhadap ketertarikannya dalam membaca dengan cara

menyenangkan.

Page 23: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

11

E. Sistematika penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan ini,

sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan

sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini berisi landasan teori terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

objek yang diteliti meliputi konsep taman bacaan masyarakat, peran

taman bacaan masyarakat dalam mengembangkan minat baca anak,

kegiatan pendampingan belajar, dan dongeng.

Bab III Metodelogi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis dan pendekatan yang digunakan

oleh peneliti, sumber data, informan, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, dan jadwal penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

peran taman bacaan masyarakat dalam mengembangkan minat baca

anak, kegiatan pendampingan belajar, dan kegiatan dongeng di

Taman Bacaan Masyarakat WARABAL.

Page 24: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

12

Bab V Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang didapat

dari hasil penelitian. Pada penelitian ini, peneliti juga memberikan

kritik dan saran yang dapat membangun taman bacaan masyarakat.

Page 25: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

13

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Taman Baca Masyarakat

1. Pengertian Taman Baca Masyarakat (TBM)

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah suatu lembaga penyedia

informasi yang didirikan atau dikelola oleh masyarakat atau pemerintah, guna

memberikan akses informasi melalui bahan bacaan kepada masyarakat sekitar

TBM. Pendirian TBM merupakan salah satu media yang digunakan dalam

program pembangunan pendidikan dengan tujuan meningkatkan budaya baca.

TBM ini merupakan tempat dimana masyarakat dapat mengakses berbagai

bahan bacaan seperti buku bacaan: buku pelajaran, buku keterampilan praktis,

buku pengetahuan, buku keagamaan, buku hiburan, karya-karya sastra serta

bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat

sekitar secara umum tanpa batasan usia.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) mempunyai tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangun, mengelola dan

mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut

memiliki dan rasa ikut bertanggung jawab.9 Dari penjelasan tersebut, dapat

dipahami bahwa TBM merupakan lembaga atau unit layanan yang didirikan

serta dikelola oleh masyarakat atau pemerintah dengan menyediakan bahan

bacaan untuk sekelompok masyarakat di suatu wilayah tertentu guna

meningkatkan minat baca masyarakatnya. Minat masyarakat terhadap TBM

9Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), hal. 19

Page 26: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

14

harus terus dibina dan dikembangkan, sehingga masyarakat memperoleh

informasi yang mereka butuhkan. TBM dan perpustakaan sama-sama bergerak

dibidang pelayanan informasi, bedanya adalah TBM memiliki aktivitas yang

lebih banyak dan bervariasi. Kegiatan-kegiatan TBM biasanya dirancang

untuk menjawab kebutuhan pengembangan dan masalah masyarakat

sekitarnya. Oleh karena itulah, kegiatan TBM berbeda-beda antara TBM satu

dengan TBM lainnya karena masyarakatnya yang dilayani pun berbeda-beda

kebutuhan.10

2. Peran dan Fungsi Taman Bacaan Masyarakat

Secara umum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) memiliki peranan

sebagai sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestarian

khazanah budaya bangsa serta tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat.11

a. Memiliki peranan sebagai media atau jembatan yang menghubungkan

antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam

koleksi pustaka.

b. Memiliki peran sebagai lembaga untuk membangun minat baca kegemaran

membaca, kebiasaan membaca dan budaya membaca melalui penyedia

berbagai bahan bacaan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat

c. Memiliki peranan aktif sebagai fasilitator, mediator, motivator bagi

masyarakat yang ingin mencari, memanfaatkan, mengembangkan ilmu

pengetahuan dan pengalamannya.

d. Berperan sebagai agen perubahan, agen pengembangan dan agen

kebudayaan manusia.

e. Memilki peran sebagai lembaga pendidikan non formal bagi anggota

masyarakat. Memungkinkan masyarakat belajar mandiri, melakukan

penelitian, menggali dan memanfaatkan informasi dan ilmu pengetahuan.12

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui peran TBM merupakan suatu

fasilitator yang menghubungkan antara masyarakat dengan informasi. Yaitu

10

Nur Listiawati. “Kondisi Lima Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Tanggerang dan

Bandung dalam Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat,” Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan V. 16, no 1 (Januari 2010): hal. 17 11

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat ( Jakarta: Sagung seto, 2006), hal. 68 12

Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat

(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, 2006), h.2

Page 27: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

15

sebagai suatu unit lembaga yang memberikan pelayanan berupa akses untuk

pemenuhan informasi, dalam meningkatkan mutu pendidikan atau kecerdasan

pada suatu kelompok masyarakat.

Untuk memenuhi peranannya seperti yang telah dijabarkan tersebut,

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) memiliki fungsi sebagai tempat mencari

informasi secara mandiri dan pembelajaran masyarakat. Baik masalah yang

berhubungan dengan pendidikan maupun masalah yang tidak berkaitan

dengan pendidikan. Adapun fungsi TBM yaitu:

a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai

penunjang kurikulum program pendidikan luar sekolah, khususnya

program keaksaraan.

b. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan lainnya

yang sesuai dengan kebutuhan belajar warga dan masyarakat setempat.

c. Sumber penelitian dengan menyediakan buku-buku dan bahan bacaan

lainnya dalam studi kepustakaan.

d. Sumber rujukan yang menyediakan referensi bagi pembelajaran dan

kegiatan akademik lainnya.

e. Sumber hiburan (rekreasi) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang

sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu senggang guna memperoleh

pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat.13

Keberadaan TBM ditengah masyarakat dengan fungsi yang sama yaitu

memberikan akses informasi berupa berbagai buku bacaan, sumber referensi,

penggalian pengetahuan dan hiburan ini,yang sangat berpengaruh terhadap

kesadaran dari masyarakat sekitar. Dimana masyarakat juga harus ikut serta

dalam memanfaatkan TBM dengan sebaik mungkin demi menunjang fungsi

dari keberadaan TBM tersebut.

13

Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat

(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, 2006), h.2

Page 28: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

16

3. Tujuan dan Sasaran Taman Bacaan Masyarakat

Selain memiliki peran dan fungsi sebagai lembaga penyedia informasi,

pelayanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ditujukan bagi semua

masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kecerdasan,

kemampuan berfikir dan keterampilan melalui sumber-sumber informasi yang

telah disediakan. Oleh karena itu TBM juga memilki beberapa tujuan,

diantaranya:

a. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga

tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

b. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat.

c. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru.

d. Memberantas buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara.14

Pada Perkembangan zaman yang semakin modern, setiap orang memiliki

hak asasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, termasuk

didalamnya yaitu hak dalam mendapatkan informasi. Untuk mencapai standar

hidup yang lebih baik, setiap orang membina kecakapan berkomunikasi,

keterampilan, menambah ilmu pengetahuan dan budi pekerti secara terus-

menerus. Bahkan seseorang perlu mendapatkan pemenuhan informasi sesuai

kebutuhannya guna menjawab setiap masalah yang terjadi pada diri mereka

sendiri dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Perkembangan zaman di

dunia saat ini, perpustakaan atau TBM terus menjadi kunci untuk membantu

orang memahami, mengubah dan memimpin masyarakat ke masa depan.

Sedangkan teknologi yang semakin maju adalah untuk menunjang kelancaran

14

Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat

(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, 2006), h.1

Page 29: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

17

akses ke sumber daya mana saja dan kapan saja pada setiap perangkat, untuk

menjaga pengetahuan mereka dan keterampilan up to date.15

Pencapaian informasi bagi masyarakat ini dapat diatasi dengan cara mudah

dan ekonomis, yaitu dengan melalui layanan-layanan baca yang menyediakan

bahan bacaan. Sasaran TBM sendiri adalah masyarakat dari berbagai tingkatan

tanpa mengenal batas usia, baik untuk sebelum, selama dan sesudah

menempuh jalur pendidikan formal maupun non formal atau pun masyarakat

yang tidak berkepentingan. Layanan TBM ini, biasanya memiliki koleksi

bacaan yang sesuai dengan kondisi masyarakat tertentu guna menjawab

masalah yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di sekitar TBM.

B. Minat Baca

1. Pengembangan Minat Baca

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

melalui pendidikan ataupun latihan. Pengembangan yaitu proses, cara, atau

upaya untuk meningkatkan mutu. Minat adalah sumber motivasi yang

mendorong seseorang melakukan apa yang diinginkan ketika bebas

memilih.16

Membaca adalah suatu kegiatan yang berfungsi sebagai nutrisi bagi

mental anak. Asupan nutrisi anak berasal dariapa yang didengar, dilihat,

dibaca dan dirasakan. Ilmu dan semua informasi yang diperoleh dari membaca

memiliki nilai positif dan sangat bermanfaat dalam merangsang

perkembangan akal dalam menyikapi persoalan hidupnya, sehingga anak

15

Kathi Rosa, “American Libraries in 2016: Creating Their Future by Connecting,

Collaborating and Building Community”, International Federation of Library Associations and

Institutions V, no.42 (Juli 2016), h.85-86. 16

Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 1989), h.115.

Page 30: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

18

dapat belajar memahami dan membuat solusi terhadap permasalahannya.17

Sedangkan minat baca adalah suatu sikap positif dan adanya rasa keterikatan

dalam diri seseorang terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku

bacaan. Aspek minat baca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan

manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah

dibaca. Kemudian minat baca pada anak diartikan sebagai suatu perhatian kuat

dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca,

sehingga membangun kesadaran anak yang kemudian mengarahkan anak

untuk membaca dengan kemauannya sendiri.18

Ketertarikan dalam membaca tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan

dengan cara menanamkan dan mengembangkan minat baca kedalam diri anak

dan tidak semestinya menunggu pada usia sekolah atau denganhanya

mengandalkan pelajaran yang diberikan guru disekolah. Penanaman minat

baca diusia anak-anak akan membentuk karakter pada anak sehingga anak

memiliki keinginan atau minat untuk membaca.

Peran orang tua sangat berpengaruh terhadap minat baca anak, maka

sebaiknya para orang tua menuntun anak. Misalnya dengan cara mengajak

anak untuk bercerita dengan buku, menyediakan buku sebanyak mungkin

dengan cara melanggan buku-buku, majalah atau bacaan lainnya untuk anak,

sering mengajak anak ke toko buku atau perpustakaan sehingga anak dapat

memilih sendiri buku yang diinginkannya, sampai akhirnya mereka sudah

17

Noviar Masjidi, Agar Anak Suka Membaca: Sebuah Panduan Bagi Orang Tua

(Yogyakarta: Media Insani, 2007), h.43. 18

Lilawati, Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Stimulasi Membaca dari

Orang Tua dan Intelegensi dengan Minat Membaca pada Anak (Yogakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada, 1988)

Page 31: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

19

mandiri dan pergi sendiri ke toko buku atau perpustakaan agar keinginan

membacanya terpenuhi.19

2. Fungsi Pengembangan Minat Baca

Kesadaran dalam mengembangkan minat baca pada anak di Indonesia saat

ini masih rendah. Faktor paling besar yang menyebabkan kurangnya minat

baca pada anak adalah kurangnya motivasi dari orang tua dalam memberikan

perhatian terhadap bacaan anak. Sebagian besar orang tua hanya menyerahkan

anak untuk belajar dengan guru disekolah. Sebaiknya tidak hanya di sekolah

saja anak mendapatkan pendidikan dalam hal membaca dan lainnya, tetapi

juga memberikan bimbingan belajar atau dengan cara mendongengkan

sebelum tidur. Hal ini bukan hanya berdampak pada pengaruh minat baca

anak, tetapi juga akan memberikan hubungan yang lebih dekat antara

orangtua dengan anak.

Minat baca dikatakan sangat penting, karena dengan membaca seseorang

dapat meningkatkan kemampuannya untuk mengenal diri dan lingkungannya.

Selain itu dengan membaca membuat seseorang dapat membandingkan,

meneliti, dan menguji berbagai hal yang bermanfaat bagi kehidupan, yang

sekaligus artinya meningkatkan kemampuan untuk membedakan hal yang baik

dan yang buruk.20

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Minat Baca

Ada beberapa hal yang mendorong penumbuhan minat baca, yaitu rasa

ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi.

19

Mary Leonhard, Kiat Menumbuhkan Kegemaran Membaca Pada Anak (Jakarta: Grasindo,

1999). 20

Oktiviane Anita Sinaga, Minat dan Kebiasaan Membaca Pelajar Sekolah Menengah

Umum di Bogor (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1997)

Page 32: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

20

Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan

yang menarik, berkualitas, dan beragam. Keadaan lingkungan sosial yang

lebih kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam

waktu tertentu untuk membaca. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama

yang aktual dan berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan

rohani.21

Secara umum, minat baca masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain:

a. Ekonomi

Tingkat perekonomian atau pendapatan masyarakat yang masih

relatif rendah, sehingga dapat berpengaruh kepada daya beli atau prioritas

kebutuhan utama. Buku bukan sebagai salah satu kebutuhan primer, jadi

masyarakat baru akan memenuhi apabila kebutuhan sehari-hari telah

terpenuhi. Jadi dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi masyarakat

menjadi salah satu faktor yang bertautan langsung dengan minat baca.

b. Pendidikan

Faktor pendidikan yang masih relatif rendah khususnya didaerah

terpencil di Indonesia. Rendahnya pendidikan menyebabkan tidak adanya

minat untuk mencintai bahkan membaca buku.

c. Ketersedian Bacaan

Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana seperti perpustakaan

dan taman bacaan dengan buku-buku yang bermutu, bervariasi, menarik,

dan memadai membuat perkembangan minat baca sangat minim. Anak

21

Soetarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 29.

Page 33: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

21

tidak dapat menemukan buku ataupun bacaan lain yang menarik

perhatiannya.

d. Pustakawan/Pengelola Informasi

Minimnya jumlah pustakawan sebagai pengelola informasi.

Jangankan pengelola informasi di daerah plosok atau terpencil, jika kita

melirik perpustakaan-perpustakaan sekolah pun masih sangat minim.

Sebagian besar belum dikelola oleh pengelola informasi yang

berkompeten dibidangnya. Sebenarnya dari sinilah seharusnya

pembudayaan membaca itu dimulai pada garis formal, akan tetapi belum

banyak kita temukan perpustakaan sekolah dengan koleksi yang memadai

dan dikelola oleh sumber daya pustakawan.

e. Arus Hiburan dan Perkembangan Teknologi

Arus hiburan dan perkembangan teknologi memiliki nilai negatif

dan positif bagi perkembangan minat baca anak. Apalagi jika tidak

diimbangi dengan pengawasan dan pembatasan dari orang tua, maka arus

teknologi lebih banyak mengarah kepada dampak negatif untuk anak.

Pasalnya ketika anak dikenalkan dengan games ataupun gadget maka anak

akan malas untuk membaca buku dan memilih untuk menghabiskan

waktunya bermain games. Padahal banyak cara lain untuk meminimalisir

bahkan mengubah dampak negatif tersebut menjadi nilai positif, misalnya

dengan memanfaatkan gadget sebagai media pembelajaran anak men-

download buku-buku dari e-book.

Page 34: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

22

C. Pendampingan Belajar

1. Pengertian Pendampingan Belajar

Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat

bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam individu atau kelompok

yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol.22

Pendampingan belajar sebaiknya diberikan bukan hanya di sekolah melainkan

juga di rumah.

Pada masa usia anak-anak akan lebih mudah menerima pengetahuan, yang

kemudian mengaplikasikan dalam kesehariannya sehingga membentuk

karakter dalam berbahasa. Pada saat kegiatan belajar mengajar juga harus

dirancang untuk menciptakan pendekatan pada saat proses penyampaian

materi, agar tercapainya hasil dari apa yang dituju. Misalnya pada saat guru

menyampaikan isi buku pelajaran, siswa mungkin tidak akan membaca teks

melainkan hanya fokus dengan lisan guru dan catatan mereka, hal seperti ini

membutuhkan teknik agar anak juga ikut membaca dalam menyimak buku

bacaan.23

Teknik yang digunakan guru pendamping bisa dirancang sendiri

sesuai dengan kretifitas masing-masing, sesuai dengan kondisi anak yang

sedang dibimbing. hal ini dimaksudkan agar terciptanya tujuan pembelajaran

antara guru pembimbing dengan anak yang dibimbing.

Hubungan antara kemampuan berbahasa dan kecerdasan sangat erat, hal

ini juga disampaikan oleh Pretty, seorang ahli bahasa dalam buku karangan

22

Ahmad Abtokhi, “Peran Ibu dalam Kegiatan Pendampingan Belajar Anak Melalui Prinsip

Individual Learning-Centered”, Jurnal Kesetaraan Gender (PSG) Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang V. 4, no. 2 (2009): h. 170 23

Julian Hermida, “The Importance of Teaching Academic Reading Skills,” First-Year

University Courses, V, no.3 (September 2009), hal. 25.

Page 35: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

23

Anita Lie mengatakan bahwa, pemerolehan bahasa yang baik pada masa

prasekolah merupakan modal dasar yang baik bagi proses perkembangan

kemampuan anak di sekolah. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa itu

sangat vital bagi anak.24

2. Fungsi Pendampingan Belajar

Pendampingan secara umum memiliki beberapa fungsi, adapun fungsi

tersebut yaitu:

a. Fungsi Penyembuhan (Healing)

Keadaan ini dipakai oleh pendamping ketika melihat keadaan yang perlu

dikembalikan keadaan semula atau mendekati keadaan semula.

b. Fungsi Membimbing (Guiding)

Fungsi membimbing ini dilakukan pada waktu orang harus mengambil

keputusan tertentu tentang masa depannya. Dalam hal ini, klien sedang

dalam proses pengambilan keputusan.

c. Fungsi Menopang (Sustaining)

Fungsi ini dilakukan bila klien tidak mungkin kembali ke keadaan semula.

Fungsi menopang digunakan sebagaimana adanya, kemudian berdiri diatas

kaki sendiri dalam keadaan baru, bertumbuh secara penuh dan utuh.

d. Fungsi Memperbaiki Hubungan (Renconciling)

Fungsi ini digunakan untuk membantu klien bila mengalami konflik batin

dengan pihak lain yang mengakibatkan putus dan rusaknya hubungan.25

Dari uraian tersebut, yang paling mendekati dengan fungsi pendampingan

belajar adalah fungsi Guiding, yaitu dimana pendampingan berfungsi agar

anak mampu mengambil keputusan dalam suatu tindakan. Sedangkan

Pendampingan belajar memiliki beberapa fungsi bagi siswa, antara lain:

a. Meningkatkan kualitas belajar anak di kelas secara keseluruhan

b. Membantu menangani kondisi kekhususan yang seringkali menjadi

gangguan pada kegiatan belajar anak.

c. Membantu anak dalam hal seperti konsentrasi, komunikasi, partisipasi

dalam kelas, sosilisasi, bersopan santun dan mengendalikan perilakunya.

d. Memudahkan penyampaian pelajaran-pelajaran di kelas kepada anak

dengan tujuan untuk memaksimalkan pemahaman sang anak.26

24

Anita Lie, Memudahkan Anak Belajar (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2008), h. 52. 25

Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit (Yogyakarta: Kanisius,

2006), h. 87.

Page 36: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

24

3. Tujuan Pendampingan Belajar

Tujuan pendampingan belajar secara umum adalah membatu siswa untuk

mencapai penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap

siswa dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang dimilikinya.

Adapun tujuan dari pendampingan, antara lain:

a. Agar siswa bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan dapat

menggunakan penegetahuan mereka secara efektif bagi dirinya dan

lingkungan sosialnya.

b. Agar siswa terbiasa mempersiapkan diri secara efektif dalam menghadapi

tugas-tugas sekolah selanjutnya.

c. Agar potensi siswa dapat berkembang secara optimal meliputi semua

aspek pribadinya sebagai individu yang potensial.27

Dari uraian tujuan pendampingan belajar diatas, dapat disimpulkan

bahwa bimbingan belajar memiliki tujuan untuk membantu siswa dalam

menyelesaikan tugas-tugas di sekolah dan lebih berani dalam

mengaplikasikan kemampuan/ potensi yang dimilikinya dalam kehidupan

sehari-hari.

D. Dongeng

1. Pengertian Dongeng

Mendongeng merupakan sebuah seni bercerita yang dapat digunakan

sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai pada anak yang dilakukan tanpa

perlu menggurui sang anak.28

Mendongeng dan dongeng adalah dua hal yang

26

Sekretariat College of Allied Educators Indonesia, “Guru Pendamping atau Shadow

Teacher” artikel diakses pada 17/02/06 22.59 WIB dari https://cae-indonesia.com/apa-itu-guru-

pendamping-atau-shadow-teacher/ 27

Yusuf Ramadhan. “Program Bimbingan Belajar Melalui Pendampingan Pada Proses

Belajar Mengajar” artikel diakses pada 17/02/03 dari http://sanancity.co.id/2009/04/program-

bimbingan-belajar-melalui.html 28

Andi Yudha Asfandiyar, Cara Pintar Mendongeng (Bandung: Dari Mizan, 2007), h.2.

Page 37: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

25

saling berkaitan,dongeng sendiri merupakan cerita yang dituturkan atau

dituliskan, bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam

kehidupan. Selain itu dongeng adalah bentuk karya sastra yang ceritanya tidak

benar-benar terjadi/fiktif yang bersifat menghibur dan memiliki ajaran moral

yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut. Cerita yang dituturkan atau

dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam

kehidupan. Sedangkan mendongeng merupakan seni paling tua yang

diwariskan oleh leluhur sebagai suatu sarana transfer informasi mengenai

sejarah atau kejadian-kejadian kepada generasi turun-temurun.

Mendongeng dapat memberikan pengaruh besar terhadap keterampilan

membaca dan pembentukan karakteristik pada anak, jadi akan lebih baik jika

tradisi mencintai buku dipupuk sedini mungkin. Namun, hal ini perlu

diimbangi dengan adanya kerjasama yang baik antara anak dengan

pendongeng, baik itu orang tua maupun guru pendongeng. Menciptakan

suasana gemar membaca dengan keluarga, yaitu dengan banyak melibatkan

aktivitas anak yang berhubungan dengan buku adalah salah satu cara terbaik

untuk membangkitkan minat baca anak.29

2. Jenis-Jenis Mendongeng

Terdapat beberapa macam jenis dongeng yang dapat digunakan seseorang

untuk didongengkan kepada audience atau anak, pemilihan jenis dongeng ini

biasanya telah dipersiapkan oleh pendongeng sebelum menyampaikan cerita

29

Murti bunanta, Buku Dongeng dan Minat Membaca (Jakarta: Pustaka Tangga,2005), h.3.

Page 38: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

26

agar kegiatan mendongeng berjalan dengan lancar. Berdasarkan isinya

dongeng dapat digolongkan ke dalam jenis-jenisnya,30

yaitu sebagai berikut:

a. Dongeng Tradisional

Dongeng tradisional adalah dongeng yang berkaitan dengan cerita

rakyat dan biasanya turun-menurun. Dongeng ini sebagian besar berfungsi

untuk melipur lara dan menanamkan semangat kepahlawanan. Biasanya,

dongeng tradisional disajikan sebagai pengisi waktu istirahat, dibawakan

secara romantik, penuh humor dan sangat menarik. Misalnya,

Malinkundang, Calon Arang, Jaka Tingkir, Sangkuriang dan lain-lain.

b. Dongeng Futuristik (Modern)

Dongeng futuristik atau dongeng modern disebut juga dengan dongeng

fantasi. Dongeng ini biasanya bercerta tentang suatu cerita yang fantastik,

misalnya tiba-tiba menghilang. Dongeng futuristik bisa juga bercerita

tentang masa depan, misalnya Bumi abad ke-25.

c. Dongeng Pendidikan

Dongeng pendidikan adalah dongeng yang diciptakan dengan satu misi

pendidikan bagi dunia anak-anak. Misalnya, menggugah sikap hormat

kepada orang tua.

d. Fabel

Fabel adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan

dapat berbicara seperti manusia. Cerita-cerita fabel sangat luwes

digunakan untuk menyindir perilaku manusia tanpa membuat manusia

tersinggung. Misalnya, dongeng kancil, kelinci dan kura-kura.

30

Andi Yudha Asfandiyar, Cara Pintar Mendongeng, (Bandung: Dari Mizan, 2007), h.85-

87

Page 39: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

27

e. Dongeng Sejarah

Dongeng sejarah biasanya terkait dengan suatu peristiwa sejarah.

Dongeng ini banyak yang bertemakan kepahlawanan. Misalnya kisah-

kisah para sahabat Rosulullah SAW, sejarah perjuangan Indonesia, sejarah

pahlawan atau tokoh-tokoh dan sebagainya.

f. Dongeng Terapi (Traumatic Healing)

Dongeng terapi adalah dongeng yang diperuntukan bagi anak-anak

korban bencana atau anak-anak yang sedang sakit. Dongeng terapi adalah

dongeng yang bisa membuat rileks saraf-saraf otak dan membuat tenang

hati mereka. Oleh karena itu, dongeng ini didukung pula dengan kesabaran

pendongengnya dan musik yang sesuai dengan terapi itu sehingga

membuat anak-anak merasa nyaman dan enak.

3. Manfaat Mendongeng

Dongeng banyak memberikan manfaat, tidak hanya bagi anak-anak tetapi

juga bagi pendongengnya sendiri. Menurut Josette Frank, seperti halnya orang

dewasa,anak-anak memperoleh pelepasan emosional melalui pengalaman

fiktif yang tidak pernah mereka alami secara nyata. Dongeng ternyata

merupakan salah satu cara efektif untuk mengembangkan aspek-aspek

pengetahuan, perasaan, sosial dan aspek penghayatan. Adapun manfaat yang

diperoleh dari dongeng, antara lain:

a. Penanaman Nilai-Nilai

Mendongeng atau memberikan dongeng kepada anak akan

memberikan pengetahuan langsung kepada anak tanpa perlu dipaparkan

maksud dari nilai yang terkandung didalam suatu cerita. Di sini anak akan

Page 40: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

28

menyerap secara otomatis nilai tanpa merasa digurui melainkan dengan

cara penyampaian cerita melalui dongeng.

b. Membangun Kemampuan Literasi

Mendongeng dapat juga meningkatkan kemampuan berbahasa pada

anak, hal ini secara tidak langsung berkontribusi pada hal pendidikan.

Dengan mendengarkan dongeng anak akan menyerap bahasa yang

disampaikan pada saat dongeng dan kemudian anak menerapkan

kemampuan berbahasanya dalam kesehariannya.

c. Memicu Daya Berpikir Kritis Anak

Dongeng dapat mempengaruhi pola pikir pada anak, karena pada

umumnya anak senang mendengarkan cerita, karena kesenangannya

dengan cerita biasanya mereka anak menanyakan terkait hal apa uang

tidak dia ketahui sehingga anak akan terlatih dalam berfikir.

d. Merangsang Imajinasi, Fantasi dan Kreativitas Anak

Dongeng memiliki cerita yang bervariasi, anak akan sangat mudah

melakukan imajinasi terhadap sesuatu yang belum diketahuinya. Dongeng

membuat anak membayangkan dan berimajinasi dengan kreativitasnya

masing-masing atas tokoh, suasana dan tempat yang digambarkan dalam

dongeng.

e. Mampu Melatih Daya Konsentrasi

Ketika seorang anak mendengarkan dongeng, maka dia akan terfokus

dan menyimak atas cerita yang didongengkan dan saat itulah anak belajar

untuk berkonsentrasi dengan baik.

Page 41: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

29

f. Membuka Cakrawala Pengetahuan Anak

Setiap anak pada umumnya sangat menyukai hal-hal yang baru

diketahui disekitarnya. Rasa ingin tahu dan penasaran mereka sangat

besar. Mendongeng adalah salah satu yang dapat digunakan sebagai sarana

pengetahuan baru melalui serangkaian cerita. Untuk mengembangkan

pengetahuan anak sebaiknya cerita yang disampaikan benar adanya, agar

anak mendapatkan informasi yang riil. Misalnya cerita terjadinya hujan,

maka anak akan mengetahui bagaimana proses terjadinya hujan dengan

kemasan yang berbeda.

g. Mendorong Anak Mencintai Buku dan Meningkatkan Minat Baca

Anak

Mendongeng dengan menggunakan buku atau membacakan cerita

kepada anak mampu mendorong anak untuk mencintai buku dan menarik

minat baca. Setelah mendengarkan, anak memiliki penasaran yang besar

sehingga dia dengan sendirinya mengambil, melihat dan mulai membaca

cerita dalam buku.

4. Tahapan dalam Mendongeng

Ada tiga tahapan dalam mendongeng, yaitu tahap persiapan sebelum

mendongeng, tahap pada saat dongeng berlangsung dan tahap sesudah

mendongeng selesai.31

Berikut uraian pada tahapan mendongeng :

a. Persiapan Sebelum Mendongeng

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam proses ini yaitu

memilih judul buku.Untuk dapat menemukan judul yang menarik dapat

31

Murti Bunanta, Buku Dongeng dan Minat Membaca (Jakarta: Pustaka Tangga,2005),

h.37.

Page 42: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

30

dilakukan dengan cara memilah-milah judul dari beberapa judul yang

ada kemudian pilih buku yang kiranya banyak disukai atau menarik dan

mudah diingat. Pada saat akan mendongeng akan lebih baik pendongeng

memberikan cerita yang memang telah diketahui.32

Bahkan memang

sebaiknya, pendongeng memilih jenis cerita yang bukanhanya

diketahuimelainkancerita yang sangat ia kuasai.33

Hal ini agar

pendongeng memahami atas cerita yang akan diceritakan dan untuk

mempermudah pada saat proses mendongeng.

Hal kedua yang perlu diperhatikan dalam persiapan sebelum

mendongeng yaitu memahami karakter tokoh-tokoh dalam cerita yang

akan disampaikan. Memahami karakter pada sebuah tokoh dianggap

sangat penting karena salah satu kekuatan sebuah cerita yaitu dengan

mendalami karakter tokoh dalam cerita tersebut dimainkan. Selain untuk

mempermudah peran pendongeng, pendalaman sebuah karakter ini juga

bermaksud agar anak atau pendengar mampu memahami tokoh yang

ada. Hal ini berangkat dari konsep mendongeng sendiri, yaitu

menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu

kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan

pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.34

Untuk itu pendongeng

harus dapat menghayati sifat, perasaan, pikiran, emosi, tempat kejadian

32

Margaret Read MacDonald, The Parents Guide Storrytelling (USA: Herper Collins

Publisher, 1995), h. 62. 33

Eka Ratnawati, Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Dongeng dalam Pelajaran

Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 2 Bendosari Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali

(Surakarta: UNS, 2010), h.20. 34

S Bachtiar Bachri, Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya (Jakarta:

Depdikbud, 2005), h. 10.

Page 43: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

31

suatu tokoh pada saat mendongeng, kemudian pemilihan kata yang baik

dalam menyampaikan cerita atau dongeng.

Tahapan ketiga atau terakhir pada persiapan sebelum mendongeng

yaitu latihan. Walaupun seorang pendongeng bisanya akan dengan

mudah memberikan dongengnya tanpa harus melakukan sesi latihan,

namun latihan sebelum mendongeng tetap dianggap penting. Apalagi

bagi pustakawan dan pendongeng awal yang baru akan melakukan

kegiatan mendongeng, karena dengan latihan kita dapat mengevaluasi

kekurang apa pada saat mendongeng, memperkirakan durasi yang

dibutuhkan dan mengingat kembali cerita dalam memparaktikannya

sehingga pada saat tampil akan membuat pendongeng lebih yakin dan

percaya diri.

b. Saat Mendongeng Berlangsung

Pada saat dongeng berlangsung ini merupakan tahap paling penting

dalam mendongeng. Setelah membahas mengenai tahap persiapan

sebelum mendongeng dan sekarang saatnya dongeng dimulai. Pada saat

hendak memulai, sebaiknya pendongeng memberikan waktu beberapa

menit sampai audience tenang, agar audience atau anak mampu

menyimak dengan baik dongeng yang akan disampaikan. Kemudia

ketika acara dimulai pendongeng memberikan salam sapa kepada

audience, bisa juga dibuka dengan kegiatan-kegiatan menarik perhatian

dan setelah audience terbawa dengan suasananya barulah pendongeng

memasuki jalan cerita secara perlahan. Pada saat berlangsungnya

Page 44: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

32

kegiatan dongeng ada beberapa hal yang dapat membuat jalan cerita

menjadi lebih menarik untuk disimak, antara lain:

1) Kontak Mata

Saat sesi mendongeng, pendongeng harus melakukan kontak

mata kepada audience, karena dengan adanya kontak mata tersebut

audience akan merasa dirinya diajak untuk berinteraksi. Dengan

kontak mata pula pendongeng dapat mengetahui audience,

menyimak atau tidak pada dongeng yang disampaikan.

2) Mimik Wajah

Pendongeng harus memainkan mimik wajah pada saat

penyampaian dongeng, mimik wajah akan membantu hidup atau

tidaknya suatu dongeng yang disampaikan. Hal ini akan membuat

ekspresi wajah dalam menggambarkan situasi perasaan dalam

dongeng.

3) Gerak Tubuh

Gerakan tubuh pendongeng dapat membantu penggambaran

jalan cerita atas dongeng yang disampaikan. Hal ini akan terlihat

lebih menarik, ketika pendongeng menggerakkan bagian dari

tubuhnya untuk mengikuti tingkah laku tokoh cerita dalam

dongeng. jika pendongeng hanya diam dan menceritakan jalan

cerita saja, hal ini akan cepat membuat audience atau anak merasa

bosan.

Page 45: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

33

4) Suara

Tinggi rendahnya suara dalam menceritakan suatu dongeng sangat

membantu mengajak audienceatau anakuntuk merasakan keadaan

dalam dongeng. Pendongeng bisa meninggikan intonasi pada saat

bagian menarik dalam dongeng dan kemudian kembali pada

intonasi semua lagi. Selain tinggi rendahnya intonasi, pendongeng

sebaiknya memberikan suara-suara yang menyerupai tokoh dalam

dongeng, misalnya suara katak, ayam dan lainnya, atau juga

menyerupai suara alam, seperti suara angin, suara ombak, suara

hujan dan lain sebagainya.

5) Kecepatan

Kecepatan dalam mendongeng juga berpengaruh pada menarik

atau tidaknya dongeng. Untuk itu pendongeng perlu menyesuaikan

waktu tingkat kecepatan dari setiap bagian dalam cerita dongeng

yang disampaikan. Pengaturan durasi dalam dongeng bisa

disesuaikan dengan cara latihan sebelum memulai atau pada tahap

persiapan.

6) Alat Peraga

Mendongeng dengan menggunakan alat peraga dapat

menjadikan dongeng menjadi lebih menarik, karena anak-anak atau

audience dapat dengan langsung melihat bentuk atau karakter yang

menyerupai tokoh dalam dongeng. Alat peraga dalam dongeng

misalnya seperti wayang, gambar, kain, boneka atau bisa langsung

diperankan oleh orang seperti tokoh Pak Raden.

Page 46: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

34

c. Sesudah Kegiatan Mendongeng

Setelah selesai menceritakan isi dari dongeng, pendongeng dapat

mengajak audience atau anak untuk mengingat kembali bagian tertentu

dari dongeng yang telah disampaikan. Pendongeng juga dapat

melakukan kegiatan tanya jawab setelah dongeng selesai, karena anak

akan terus menerus dilibatkan dalam cerita yang didongengkan serta

menstimulasi pikiran dan imajinasi mereka. Ada banyak hal yang dapat

ditanyakan kepada anak-anak, misalnya dengan menayakan nama tokoh

yang telah didongengkan, menanyakan perasaan audience atau anak atas

dongeng yang disampaikan, atau juga dapat meminta anak untuk

membuat ilustrasi gambar atas dongeng yang telah disampaikan.

Kemudian menanyakan kepada anak secara individu dan disinilah

mengajarkan anak untuk tambil berani dihadapan banyak orang dan

meningkatkan percaya diri pada anak.

5. Teknik Mendongeng

Dalam proses kegiatan mendongeng memerlukan teknik yang dapat

menarik perhatian anak dan menjadikan cerita yang dibawakan menjadi

menarik. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mendongeng,35

yaitu:

a. Membaca Dari Buku Cerita

Teknik ini adalah teknik membacakan dongeng secara langsung dari

buku cerita. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan buku cerita yang

mengandung pesan-pesan baik di dalamnya.

35

Jasmin Hana, Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng (Yogyakarta: Berlian Media,

2011), hal. 58-60

Page 47: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

35

b. Mendongeng Dengan Ilustrasi Buku

Teknik ini menggunakan ilustrasi dari buku yang telah pendongeng

pilih. Ilustrasi itu harus menarik dan lucu sehingga anak bisa

mendengarkan dan memusatkan perhatian lebih besar dibanding buku

cerita. Ilustrasi gambar yang digunakan sebaiknya cukup besar dilihat oleh

anak dan berwarna serta susunannya berurut dalam menggambarkan jalan

cerita yang disampaikan.

c. Menceritakan Dongeng

Mendongeng merupakan suatu cara untuk meneruskan warisan budaya

yang bernilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Menceritakan dongeng pada anak dapat membantu anak mengenal budaya

leluhurnya dan mengetahui sejarah dari kejadian lampau serta menyerap

pesan-pesan yang terkandung didalamnya.

d. Mendongeng Dengan Menggunakan Boneka Atau Alat Peraga

Pemilihan cerita dengan menggunakan boneka atau alat peraga lainnya

tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka atau alat peraga yang

digunakan mewakili tokoh cerita yang akan disampaikan. Adapun alat

peraga yang sering digunakan sebagai alat bantu untuk mendongeng yaitu

menggunakan boneka tangan atau boneka jari.

e. Dramatisasi Dongeng

Teknik ini digunakan untuk memainkan perwatakan tokoh dalam suatu

dongeng yang disukai anak. Biarkanlah anak berimajinasi, jika ia ingin

dongengnya berkembang berdasarkan yang ia inginkan, ikuti saja

khayalan akan dongengnya. Hasilnya, ia akan merasa dilibatkan dan bisa

Page 48: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

36

mengekspresikan dirinya. Tak masalah menggunakan aneka macam suara

aneh atau gerakan-gerakan yang ekspresif untuk menggambarkan tokoh-

tokoh di dalam dongeng. Jika anak suka dengan kisah Superhero yang bisa

terbang, jangan segan menggendongnya lalu “menerbangkannya”.

f. Mendongeng Dengan Memainkan Jari-Jari Tangan

Teknik ini memungkinkan pendongeng berkreasi dengan

menggunakan jari-jari tangan, tergantung kreativitas sesuai dengan

perwatakan tokoh yang ada di dalam dongeng.Memainkan jari pada tangan

ketika memerankan suatu tokoh dalam dongeng juga akan memberikan

kejelasan kepada audienceatau anak.

E. Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelusuran, peneliti menemukan 2 hasil penelitian yang

relevan, yang berkaitan dengan tema yang dijadikan penelitian ini. Hasil ini

diperoleh peneliti melalui hasil penelusuran online. Adapun 2 hasil penelitian

yang relevan, yaitu:

Penelitian pertama dilakukan oleh Ludfia tahun 2015, dengan judul

penelitian ”Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat Study

Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu” penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan purposive sampling

yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penghambat minat baca. Hasil dari

penelitian ini menyatakan bahwa upaya pembinaan minat baca di TBM SBJD dan

TBM JI adalah menyelenggarakan pentas seni, membuat mading, membaca buku

Page 49: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

37

selama 15 menit kemudian membuat ringkasan, mensirkulasi buku selama 1

minggu sekali dengan tema yang berbeda, menyelenggarakan kelas pekerjaan

tangan, lomba memasak, pemutaran film/video, dan story telling. Kendala yang

dialami dalam penelitian ini yaitu kurangnya sosialisasi, perkembangan teknologi

informasi, kurangnya dukungan dan kerjasama dari semua lapisan masyarakat,

kurangnya dukungan dan kerjasama pemerintah, rendahnya sikap dan minat

anak-anak terhadap bahan bacaan dan ketidak pedulian orangtua terhadap

pendidikan anak.

Penelitian ke-dua dilakukan oleh Kania Rianti tahun 2010, dengan judul

“Peningkatan Minat Baca Anak Melalui Mendongeng: Studi Kasus di

Perpustakaan Rawamangun”. Penelitian ini membahas peningkatan minat baca

anak melalui mendongeng. Metode yang digunakan adalah studi kasus, dibatasi

pada kelompok anak yang merupakan anggota Perpustakaan Pustaka Kelana

untuk meningkatkan minat baca anak melalui kegiatan mendongeng di

perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, anak yang gemar mendengarkan

dongeng memiliki minat baca yang cukup baik, sehingga kegiatan mendongeng

harus terus dilakukan dan dikembangkan secara rutin di perpustakaan.

Perbedaan antara penelitian saya dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ludfia (2015) dengan judul ”Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan

Masyarakat Study Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela

Ilmu” yaitu, tempat penelitian saya yaitu di Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

WARABAL, sedangkan tempat penelitian Lutfia (2015) di Sanggar Baca Jendela

Dunia (SBJD) dan TBM Jendela Ilmu (JI). Penelitian saya dan penelitian Lutfia

(2015) menggunakan metode Purposive sampling. Tujuan penelitian saya adalah

Page 50: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

38

mengungkapkan upaya yang dilakukan dan mengetahui kendala serta upaya

dalam mengatasi kendala yang dialami TBM WARABAL dalam melakukan

pengembangan minat baca anak melalui Pendar dan Dongeng, sedangkan

penelitian Lutfia (2015) bertujuan untuk mengetahui upaya TBM SBJD dan TBM

JI dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat melalui

program-program yang dilaksanakan dan dikembangkan dan untuk

mengidentifikasi faktor penghambat minat baca. Hasil penelitian saya

menunjukkan bahwa TBM WARABAL berperan penting dalam pengembangan

minat baca melalui Pendar dan Dongeng. Kegiatan ini disambut oleh antusiasme

tinggi anak-anak dan respon positif dari para orang tua, serta didukung layanan

koleksi buku bacaan yang sudah memenuhi kebutuhan bacaan anak-anak,

sedangkan hasil dari penelitian Lutfia (2015) adalah menunjukan bahwa upaya

pembinaan minat baca melalui program-program di TBM SBJD dan TBM JI

adalah menyelenggarakan pentas seni, membuat MADING, membaca buku

selama 15 menit kemudian membuat ringkasan, mensirkulasi buku selama satu

minggu sekali dengan tema yang berbeda, menyelenggarakan kelas pekerjaan

tangan, lomba memasak, pemutaran film/video story telling, pameran buku dan

bedah buku fiqih.

Perbedaan antara penelitian saya dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kania Rianti (2010), dengan judul “Peningkatan Minat Baca Anak Melalui

Mendongeng: Studi Kasus di Perpustakaan Rawamangun”, yaitu tempat

penelitian saya di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL sedangkan

Kania Rianti (2010) yaitu di Perpustakaan Rawamangun. Penelitian saya

menggunakan metode Purposive sampling dan dibatasi untuk anak-anak yang

Page 51: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

39

mengikuti kegiatan Pendar dan Dongeng usia sekolah dasar, sedangkan penelitian

Rianti (2010) menggunakan metode studi kasus dan dibatasi pada anak yang

merupakan anggota perpustakaan Pustaka Kelana. Perbedaan tujuan penelitian

saya adalah mengungkapkan upaya yang dilakukan dan mengetahui kendala serta

upaya dalam mengatasi kendala yang dialami TBM WARABAL dalam

melakukan pengembangan minat baca anak melalui Pendar dan Dongeng,

sedangkan penelitian Rianti (2010) bertujuan untuk menggambarkan kegiatan

yang dilakukan perpustakaan Pustaka Kelana. Hasil penelitian saya menunjukkan

bahwa TBM WARABAL berperan penting dalam pengembangan minat baca

melalui Pendar dan Dongeng. Kegiatan ini disambut oleh antusiasme tinggi anak-

anak dan respon positif dari para orang tua, serta didukung layanan koleksi buku

bacaan yang sudah memenuhi kebutuhan bacaan anak-anak, sedangkan hasil dari

penelitian Rianti (2010) menunjukan bahwa anak yang gemar mendengarkan

mendongeng memiliki minat membaca yang cukup baik, sehingga kegiatan ini

harus terus dikembangkan dan dilakukan secara rutin.

Page 52: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang berarti

pengumpulan data yang benar-benar terjadi di lapangan. Penelitian deskriptif

yaitu metode penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu

hal seperti apa adanya.36

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ialah pendekatan penelitian tentang

riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Perspektif

subyek lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan

sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) belum banyak dijumpai di

daerah Parung, maka dari itu TBM WARABAL merupakan TBM yang cukup

populer di daerah setempat. Atas kesadaran yang kuat untuk melakukan gerakan

membangun masyarakat yang berbudaya baca, pendiri TBM mulai mendirikan

TBM WARABAL dengan modal buku bacaan yang dimilikinya dalam jumlah

yang tidak sedikit.

B. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diambil langsung, tanpa melalui

perantara dari sumbernya. Data ini diambil langsung dari informan yaitu

36

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA-LAN, 2004), h.58.

Page 53: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

41

pemilik sekaligus pengelola, staf, pengajar, murid dan orang tua murid TBM

WARABAL.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder ini dapat diambil dari buku, jurnal, artikel, majalah,

website dan sebagainya.

C. Pemilihan Informan

Informan adalah orang yang dijadikan subjek penelitian untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Agar

mendapatkan informasi yang akurat, faktual, dan mendalam. Peneliti

mempertimbangkan informan yang menguasai yaitu pendiri sekaligus kepala

TBM, staf TBM, pengajar TBM, orang tua murid TBM, dan murid TBM. Teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tersebut disebut juga purposive

sample.37

Informan berarti orang yang memberikan informasi. Dengan demikian,

agar mendapatkan hasil penelitian yang relevan, penelitian ini membutuhkan

informan yang memiliki banyak pengalaman sesuai dengan subjek penelitian.

Selain itu juga, orang yang dijadikan informan harus memiliki kejujuran serta

bersedia sepenuhnya atas ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini

diharuskan demi mendapatkan informasi riil dan sesuai dengan maksud dan tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini pemilihan informan dilakukan dengan cara

purposive. Prosedur purposive adalah salah satu strategi menentukan informan

yang paling umum dalam penelitian kualitatif, yaitu menetukan kelompok peserta

37

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: CV.Alfabeta, 2009), h.

85.

Page 54: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

42

yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan

masalah penelitian tertentu.38

Peneliti melakukan wawancara mendalam terkait dengan banyaknya

informasi yang dimiliki informan melalui kegiatan pengembangan minat baca

anak di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL. Sehubung dengan hal

tersebut, peneliti memilih beberapa informan dengan beberapa pertimbangan yang

relevan, yaitu:

1. Pendiri Taman Bacaan Masyarakat WARABAL yaitu, Ibu Kiswanti.

2. Staf Taman Bacaan Masyarakat WARABAL yaitu, Mas Ajir .

3. Orang tua murid di Taman Bacaan Masyarakat WARABAL, yaitu Ibu

Jamilah.

4. Pengajar Pendampingan Belajar (Pendar) di Taman Bacaan Masyarakat

WARABAL, yaitu Ariestty Agilietha Zahra.

5. Murid di Taman Bacaan Masyarakat WARABAL, yaitu Shaleh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk

mendapatkan informasi atau data-data penelitian ini adalah:

1. Riset Lapangan

a) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab untuk memperoleh

pemahaman dan tujuan tertentu.39

Proses wawancara ini dilakukan untuk

38

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan ilmu

Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), h.107. 39

Putu Laxman Pendit. Merajut Makna: Penelitian Kualitatif Bidang Perpustakaan dan

Informasi ( Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2009) , h.73.

Page 55: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

43

memperoleh dan mengumpulkan informasi atau data, dengan tanya jawab

melalui tatap muka secara langsung.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara semi

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka. Dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan ide-idenya.40

Dalam melakukan wawancara, ada

beberapa informan yang tidak ingin identitasnya dipublikasi, maka peneliti

menyamarkan identitas informan dengan menggunakan inisial.41

Berikut

rincian informan :

Tabel 3.1 Daftar Nama Inisial Informan

No. Nama Inisial Jabatan

1 Kiswanti KW Pendiri Taman Bacaan Masyarakat

WARABAL

2 Ajir AR Staf Taman Bacaan Masyarakat

WARABAL

3 Agiel AL Pengajar Pendar dan dongeng

4 Shaleh SL Murid pendar dan dongeng

5 Jamilah JM Orang Tua Murid TBM WARABAL

b) Observasi

Dalam proses ini, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap

pelaksanaan pengembangan minat baca melalui pendampingan belajar dan

dongeng di TBM WARABAL yang dilakukan oleh informan.

40

Sugiyono, Metode Penelitian Menejemen (Bandung: Alfabeta, 2014), h.387. 41

Samiaji Santosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar (Jakarta, Indeks, 2012), h. 21.

Page 56: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

44

c) Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi ini dimaksudkan

untuk melengkapi data hasil wawancara dan observasi. Dokumentasi ini

digunakan untuk memperoleh data dan informasi secara riil, terkait dengan

peran Taman Bacaan Masyarakat WARABAL terhadap anak.

2. Riset Perpustakaan

Riset perpustakaan yaitu proses analisis dokumen yang dilakukan oleh

peneliti dengan mempelajari dokumen, dokumen yang dimaksud berkaitan

dengan kegiatan dongeng yang ditemukan dalam media cetak maupun

elektronik. Agar lebih terfokus, setelah data terkumpul kemudian dilakukan

reduksi, pemusatan data dan penyajian data. Setelah semua kegiatan tersebut

dilakukan data baru bisa ditarik menjadi sebuah kesimpulan pada akhir

penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan wawancara terhadap informan, selanjutnya peneliti

menganalisis data yang telah terkumpul baru kemudian disajikan dalam bentuk

laporan. Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan cara reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

1) Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.42

Reduksi

juga berarti proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-

42

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2010), h.92.

Page 57: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

45

catatan tertulis di lapangan. Dalam reduksi data, peneliti melakukan

pemeriksaan kembali data yang telah terkumpul, memilih data yang dianggap

penting dan membuang data yang tidak perlu.

2) Display Data (Penyajian Data)

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya yaitu menyajikan

data. Dalam penelitian ini data disajikan bentuk uraian naratif dan lain

sejenisnya.

3) Penarikan kesimpulan

Ditahap ini peneliti melakukan pemeriksaan data dengan menggunakan

berbagai informasi dari berbagai sudut pandang yang berbeda, kemudian

mengaitkan pandangannya terhadap subjek penelitian yang di dapat. Data-data

yang terangkum, dijabarkan dalam bentuk naratif kemudian peneliti buatkan

kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah.43

F. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL.

Berdasarkan tema penelitian mengenai Peran Taman Bacan Masyarakat (TBM)

terhadap pengembangan minat baca anak melalui Pendar dan Dongeng di TBM

WARABAL, maka peneliti menentukan jadwal penelitian di TBM tersebut.

Setelah menentukan tempat penelitian, peneliti melakukan observasi awal

dan disusul dengan permintaan izin untuk melakukan penelitian di tempat yang

telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2016 sampai dengan

November 2016.

43

Emzir. Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali press, 2010), h. 129.

Page 58: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Objek Penelitian

1. Sejarah berdirinya Taman Bacaan Masyarakat WARABAL

Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL dimulai

pada tahun 1997, saat itu kegiatan dilakukan di teras rumah hingga kemudian

pada tahun 2005 memiliki ruangan 4x10 yang sekarang dijadikan ruang

komputer. Baru pada tahun 2011 TBM WARABAL menempati bangunan 2

lantai di atas lahan 200 m². TBM WARABAL berlokasi di Jl. Kamboja No. 71

RT 01/01, Kp. Saja, Ds. Pemagarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor (16330). TBM

ini didirikan oleh pemiliknya yang bernama Ibu Kiswanti atas hobinya

membaca buku. Pada awalnya ketersediaan buku atau koleksi di TBM

merupakan milik pribadinya sendiri yang gemar membaca buku dan memiliki

jumlah buku yang cukup banyak.

Kemudian didorong oleh kondisi lingkungan kediamannya, yang

dinilai masih sangat kurang pengetahuan masyarakatnya terutama dikalangan

anak-anak pada saat itu. Dengan adanya kegiatan yang digerakkannya, beliau

berharap dapat merubah sikap anak-anak dalam bertutur kata, karena

menurutnya santun merupakan awal kedamaian untuk siapa saja. Dalam

membantu proses kegiatan yang ada, TBM WARABAL memiliki staf dan

beberapa tim pengajar atau relawan yang mendedikasikan dirinya secara

sukarela demi kelangsungan kegiatan setiap harinya.

Page 59: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

47

TBM WARABAL memiliki peran sebagai jembatan antara masyarakat

dengan akses informasi yang lebih mudah, tujuannya agar masyarakat dapat

mengoptimalkan diri dalam bermasyarakat di kehidupan sehari-hari. Kegiatan

yang dilakukan di TBM ini bervariasi mulai dari kegiatan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD), Pendampingan Belajar (Pendar), TPQ Remaja, Majelis

Ta’lim untuk Ibu-ibu, dan kelas kreasi serta perpustakaan keliling. Koleksi

yang dimiliki saat ini mencapai 12.000 eksemplar buku yang terdiri dari

10.500 judul yang didominasi oleh koleksi bacaan anak.

Sejauh ini, TBM WARABAL mendapatkan dukungan dari masyarakat

sekitar dalam setiap kegiatannya. Bahkan TBM merasa diakui keberadaannya

oleh masyarakat luas, karena banyaknya masyarakat terutama anak-anak yang

berkunjung ke TBM setiap harinya dari berbagai wilayah tertentu. Dari

penyampaian pendirinya, TBM WARABAL belum pernah melakukan

promosi melalui pamplet dan sebagainya, jadi orang tahu tentang keberadaan

TBM yaitu hanya dari mulut ke mulut saja.

2. Visi dan Misi Taman Bacaan Masyarakat WARABAL

a. Visi

Memberikan kemudahan akses literasi dan informasi untuk meningkatkan

kemampuan, kreatifitas dan kemandirian masyarakat.

b. Misi

1) Menyebarluaskan informasi melalui buku sebagai sarana ilmu

pengetahuan;

Page 60: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

48

2) Meningkatkan pengetahuan anak-anak dan anggota PKMW

WARABAL dengan berbagai kegiatan yang ada di PKMW

WARABAL;

3) Sebagai sarana pendidikan informal bagi warga sekitar;

3. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Taman Bacaan Masyarakat

WARABAL

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL, memiliki beberapa

kegiatan yang diberikan kepada masyarakat dari berbagai tingkatan. Kegiatan

yang diberikan yaitu, pendidikan anak usia dini, TPQ, majelis ta’lim, kelas

kreasi dan pendampingan belajar. Berikut daftar kegiatan beserta waktu

pelaksanaannya:

Tabel 4. 1 Waktu dan Kegiatan TBM WARABAL

Hari Waktu Jenis Kegiatan

Senin -Jum’at 7.30-10.30 Pendidikan Anak Usia Dini

Seni - Jum’at 18.15-20.15 TPQ Remaja

Kamis 18.30-20.30 Majelis Ta’lim Ibu-ibu

Sabtu 08.00-10.00 Kelas Kreasi (Dongeng,

Kerajinan Tangan, dan Kelas

Menari).

Minggu 7.30-10.30 Pendampingan Belajar (Pendar)

Minggu Disesuaikan Perpustakaan Keliling

Page 61: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

49

4. Sumber Daya Manusia Taman Bacaan Masyarakat WARABAL

Sumber daya manusia pengajar yang ada di Taman Bacaan Masyarakat

(TBM) WARABAL tercatat 32 orang, namun hanya sebagian saja yang

dianggap masih berperan aktif. Untuk pengajar kegiatan pendar dan dongeng

sendiri hanya berjumlah 7 orang. Berikut nama-nama yang terdaftar sebagai

pengajar pendar dan dongeng, yaitu:

Tabel 4. 2 Daftar Nama Pengajar Pendar

No. Nama Pendidikan

1 Safriah Nur A Pelajar SMA

2 Ariesty Agielietha Z Pelajar SMA

3 Bagus Priyono Pelajar SMA

4 Ariel Rusdias Tito Pelajar SMA

5 Aditya Septiawan Mahasiswa

6 Saswi Ariyanti Mahasiswa

7 Nurry Wahyuningsih Karyawan

Page 62: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

50

5. Struktur Organisasi Taman Bacaan Masyarakat WARABAL

6.

7. Sarana dan Prasarana Taman Bacaan Masyarakat WARABAL

Selain memberikan layanan informasi, Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

WARABAL memberikan fasilitas sebagai penunjang setiap kegiatan yang

berlangsung di TBM. Berikut daftar fasilitasnya:

Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana TBM WARABAL

No. Jenis Barang Jumlah

1 Rak Buku 9

2 Rak Majalah 3

3 Rak Audio Visual 2

Bendahara

Dwi Septiani

Koordinator Pusteling

Safriah Nur Amaliah

Ketua

Kiswanti

Koordinator Pendar

Nurry Wahyuningsih

Sekretaris

Ahmad Muhajir

Bagus

Priyono

Ariel

Rudiastito

Agieleta

Azzahra

Dwi Septiani Muhammad

Jihad Al Qodr

Page 63: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

51

4 Meja Baca 11

5 Meja Kerja 3

6 Rak Etalase 6

7 Kipas 7

8 Papan Tulis 3

9 Rak Mungkena 2

10 Lemari penitipan tas 2

11 Komputer 9

12 OPAC 1

8. Layanan Taman Bacaan Masyarakat WARABAL

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL memberikan layanan-

layanan kepada masyarakat, adapun jenis-jenis layanan yang diberikan TBM

yaitu:

a) Layanan Informasi

b) Layanan Sirkulasi (Peminjaman dan Pengembalian Buku)

c) Layanan Perpustakaan Keliling

d) Layanan Internet

e) Layanan Keanggotaan

f) Layanan Pendidikan Anak Usia Dini

g) Layanan Bimbingan Belajar (Tingkat Sekolah Dasar)

h) Layanan kelas Kreasi (Storytelling, Kerajinan tangan, Teater)

Page 64: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

52

9. Koleksi Taman Bacaan Masyarakat WARABAL

Koleksi yang dimiliki Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL

saat ini tercatat 12.000 eksemplar dengan 10.500 judul buku. Koleksi ini

terdiri dari 50% koleksi buku anak, 20% koleksi buku keterampilan, 20%

buku agama, 10% koleksi buku olahraga, kesusastraan, dan sejarah. Koleksi

bahan pustaka tersebut didapat dari anggaran belanja pribadi, hadiah, dan dari

uang hasil kreasi/ kerajinan tangan anak-anak yang kemudian dikumpulkan

untuk dibelikan buku bacaan. TBM rutin mendapatkan informasi mengenai

judul-judul buku baru dari Jakarta International Book Fair, Islamic Book

Fair, dan Gramedia Kompas Fair. Kemudian anak-anak dilibatkan untuk

memilih judul-judul buku yang mereka inginkan dan judul buku terbanyak

yang dipilih anak akan dipertimbangkan untuk dibeli.

Koleksi di TBM WARABAL sudah tersusun di rak secara rapih dan

sesuai dengan kelasnya masing-masing. Pengelompokan koleksi

menggunakan pedoman sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal

Classification).

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Peran Taman Bacaan Masyarakat WARABAL Dalam Mengembangkan

Minat Baca Anak melalui Pendar dan Dongeng

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) memiliki peran sebagai

penghubung antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan dengan

masyarakat, guna memenuhi kebutuhan informasi dan membangun kesadaran

minat baca masyarakat sekitarnya.

Page 65: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

53

Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan sejauh mana peran TBM

WARABAL terhadap pengembangan minat baca anak melalui Pendar dan

Dongeng. Berikut hasil wawancara dengan informan KW, selaku Pendiri

TBM WARABAL, mengenai peran TBM WARABAL, yaitu:

“Ingin memberikan kemudahan akses bahan bacaan yah, agar

masyarakat bisa lebih mengoptimalkan dirinya, juga memberikan

kesadaran akan pentingnya eee.., budaya baca”

Menurut peneliti, TBM WARABAL memiliki keinginan kuat untuk

mencapai pemenuhan informasi ataupun ilmu pengetahuan masyarakat sekitar.

Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang telah disampaikan langsung oleh

pendiri TBM tersebut. TBM WARABAL ditujukan untuk umum, namun

seiring berjalannya waktu, yang datang sebagian besar adalah anak-anak. Hal

ini yang kemudian memberikan ide-ide pendirinya untuk menjalankan

kegiatan-kegiatan anak. Berikut yang disampaikan oleh informan KW, selaku

pendiri TBM WARABAL:

“TBM ini ditujukan untuk umum, tapi memang, ya ternyata yang

datang kesini adalah anak-anak, menurut kami itu akan lebih bagus.

Karena dunia anak ini adalah dunia tumbuh kembang”

Dari penjelasan informan KW diatas, peneliti setuju bahwa akan lebih

bagus apabila yang lebih banyak mendatangi TBM adalah anak-anak, karena

pada saat usia dini, anak akan lebih mudah menerima informasi yang akan

mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kemudian membentuk suatu

karakter. Hal ini juga di dukung oleh pengakuan informan JM, selaku orang

tua yang anaknya mengikuti kegiatan Pendar dan Dongeng. berikut

wawancaranya:

“....Sebelum tahu ada Warabal kan dia main aja kerjanya gitu, pulang

sekolah langsung main. Setelah ada warabal, paling enggak dia

Page 66: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

54

seminggu 2 kali kesana....jadi bedanya dia punya kegiatan yang lebih

bermanfaat setelah ada Warabal itu.”

Menurut pengekuan JM, keberadaan TBM WARABAL sangat

memberikan pengaruh terhadap minat baca anak, karena dengan adanya TBM

anak-anak memiliki kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sebelumnya.

Mengenai keberadaannya yang masih di pedalaman, nama TBM

WARABAL memang sudah banyak didengar oleh masyarakat, bukan hanya

masyarakat sekitar tetapi juga oleh masyarakat yang berada di

kampung/wilayah yang berbeda.

Masyarakat mengetahui keberadaan TBM WARABAL, yang memiliki

peran sangat penting sekali dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

peningkatan budaya baca masyarakat terutama anak-anak. Hal ini juga

didukung oleh masyarakat sekitarnya dalam memanfaatkan TBM, mereka

sangat berantusias berkunjung baik itu sekedar membaca buku ataupun ikut

berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang ada. Seperti Pendampingan

Belajar (pendar), dongeng, kelas kreasi, TPQ ataupun majelis ta’lim.

a. Pendampingan Belajar (Pendar)

Pendampingan belajar sebaiknya diberikan kepada anak bukan

hanya di sekolah melainkan juga di rumah, salah satunya memberikan

bimbingan belajar membaca dan berbahasa pada anak di usia dini. Pendar

itu sendiri dimaksudkan untuk membantu anak mendapatkan pandangan

yang jelas tentang sikap yang dimilikinya apakah baik atau buruk.

Pendampingan belajar atau Pendar juga merupakan salah satu

bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM WARABAL dalam proses

pengembangan minat baca anak-anak. Ada beberapa macam kegiatan

Page 67: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

55

pendar yang diberikan TBM ini, seperti bimbingan Matematika, Bahasa

Inggris dan Komputer.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan Pendar

yaitu adalah anak kelas 1-6 sekolah dasar, sedangkan dari tim pengajarnya

merupakan dari kalangan siswa SMA, Mahasiswa, dan Ibu rumah tangga.

Saat ini tercatat 7 orang relawan yang mengajar, dimana mereka

memberikan ilmu dan waktunya kepada anak-anak secara sukarela dan

tidak mendapat bayaran sepeser pun.

Kegiatan bimbingan belajar atau yang disebut dengan Pendar ini

merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat berpengaruh terhadap

minat baca. Pernyataan ini juga sesuai dengan hasil wawancara kepada

pendiri TBM, berikut menurut informan KW sebagai pendiri TBM

mengenai upaya meningkatkan minat baca anak melalui kegiatan pendar,

adalah:

“... dengan adanya pendar ini. Nanti kita arahkan anak-anak,

misalnya kamu cari arti kata ini, coba kamu cari di kamus. Terus

misal mereka dapet PR negara Australia, makanannya apa?, khas

oleh-olehnya apa?, wisata yang terkenal apa?, iconnya? terus

mereka cari dibuku dan akhirnya mereka membaca buku”

Menurut dari hasil wawancara dengan Pendiri TBM, menyatakan

bahwa kegiatan Pendar memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap

pengembangan minat baca anak. dimana anak-anak dapat menggali ilmu

pengetahuan di luar sekolah, namun masih dalam pendampingan pengajar.

Hal serupa juga disampaikan oleh tim pengajar, yang mengatakan betapa

berpengaruhnya kegiatan Pendar terhadap minat baca anak. Berikut adalah

hasil wawancaranya:

Page 68: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

56

Menurut Informan AL, selaku pengajar Pendar upaya

meningkatkan minat baca anak melalui kegiatan pendar, adalah:

“kalo aku sih, pertamanya kalo meningkatkan minat baca kita

rayu dia dulu nih si anaknya, aku baca-bacain ke dia, nanti

mereka kepo gitu, “ apaan sih ka” jadi dia buka buku deh”

Menurut peneliti, upaya yang dilakukan oleh TBM WARABAL

dalam melakukan pengembangan minat baca melalui Pendar cukup

efektif, karena yang dilakukan dapat membuat anak ingin membaca tanpa

merasa dipaksa. Menurut hasil wawancara dengan informan, peneliti juga

mengetahui bahwa yang paling penting dari kegiatan pendampingan

belajar adalah untuk mengawasi anak dalam proses belajar termasuk

didalamnya membaca, karena biasanya anak-anak belum bisa menafsirkan

apa yang sedang dibacanya.

Fasilitas sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan Pendar.

Jenis fasilitas yang diperlukan berupa buku bimbingan belajar, ruangan,

papan tulis, meja, kursi, spidol, penghapus dan lainnya. Selama ini fasilitas

yang digunakan oleh anak-anak dalam proses kegiatan diperoleh dari uang

kas yang dipungut sebesar Rp. 10.000,-/ bulan dari anak-anak yang

terdaftar dalam absen kegiatan, yang kemudian jika uang sudah terkumpul

akan dibelikan fasilitas yang belum terpenuhi atau yang memang sudah

harus diganti dengan yang baru.

Mengenai kegiatan-kegiatan yang dijalaninya, TBM WARABAL

tidak menggunakan promosi melalui pamplet atau pun brosur.

Keberadaannya dalam melakukan pengembangan minat baca kepada anak

hanya dari mulut kemulut saja. Kemudian banyak orang yang

Page 69: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

57

mempercayakan dalam menitipkan anaknya untuk mengikuti kegiatan

Pendar di TBM. Beberapa anak yang datang bukan hanya berasal dari

daerah sekitar saja, melainkan dari tempat yang lumayan jauh dari lokasi

TBM. Hal ini pula yang membuat pihak TBM merasa bahwa

keberadaanya diakui oleh masyarakat.

Antusias anak-anak khususnya usia pendidikan Sekolah Dasar

(SD) yang mengikuti kegiatan Pendar memang terbilang cukup tinggi.

Dari hasil pengamatan peneliti, anak-anak yang datang sangat memiliki

semangat yang kuat dalam belajar. Apalagi disela-sela jam istirahat yang

diberikan oleh pengajar, mereka lebih banyak yang memanfaatkan waktu

istirahatnya untuk pergi ke ruang koleksi buku bacaan dan memilih untuk

membaca buku. Bahkan yang pergi keluar untuk bermain atau sekedar

jajan diluar bisa dihitung jari. Antusias anak juga dapat dilihat dari jumlah

anak yang cukup banyak yaitu sekitar 100 orang anak yang mengikuti

kegiatan ini.

Berikut adalah hasil wawancara dengan informan AL, sebagai

Pengajar Pendar di TBM WARABAL:

“Ya bagus, nih hampir setiap minggu jumlah anak yang dateng aja

nambah-nambah mulu”

Penyampaian yang diberikan oleh informan AL, menyatakan

bahwa antusias anak untuk datang mengikuti kegiatan Pendar memang

sangat tinggi sekali, terlihat ketika anak-anak datang lagi dan lagi setiap

minggunya dan bahkan jumlah anak yang datang pun terus bertambah.

Jadi kegiatan pendar tidak membuat anak-anak yang mengikutinya merasa

bosan. Proses kegiatan Pendar memang memerlukan kesabaran dan

Page 70: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

58

ketekunan dalam menghadapi anak-anak, dari kesabaran dan ketekunan

para pengajar inilah yang kemudian berhasil membuat anak-anak mampu

menerima setiap materi atau ilmu pengetahuan dengan baik.

b. Dongeng

Dongeng merupakan suatu kegiatan bercerita, yang digunakan

TBM WARABAL dalam upaya menumbuhkan minat baca anak dan

menanamkan nilai-nilai pada anak tanpa perlu mengguruinya. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk memberikan hiburan kepada anak tanpa

menghilangkan nilai pengetahuan didalamnya, dengan kegiatan dongeng

ini pula dapat dijadikan salah satu cara dalam mengembangkan minat baca

anak.

Dongeng melibatkan beberapa orang dalam setiap kegiatannya,

beda halnya dengan Pendar yang hanya diikuti oleh anak usia sekolah

dasar. Kegiatan Dongeng justru diikuti oleh semua kalangan tanpa dibatasi

usia. Biasanya yang bertugas menceritakan Dongeng adalah pendiri TBM

sendiri, kadang ada juga pendongeng dari luar yang datang untuk

membawakan cerita Dongeng kepada anak-anak. Namun ini hanya

sesekali saja. Hal tersebut membuat pengajar kegiatan Pendar juga ikut

turun tangan membawakan Dongeng untuk anak-anak. Walaupun

Dongeng terbuka untuk semua masyarakat tanpa membatasi usia dan

tingkatan pendidikan, namun mayoritas yang ikut serta mendengarkan

dongeng adalah anak-anak. Berikut penjelasan yang disampaikan oleh

informan KW, sebagai pendiri TBM WARABAL melalui wawancara:

“Biasanya yang ikut itu anak-anak, anak SD dan PAUD. Terutama

kalo anak PAUD itu kognitipnya dapet, eee kosa kata yang

Page 71: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

59

didapatnya bertambah, emosionalnya mereka dapet, karena

mereka bermain peran, mulai dari mimik muka, mimik sedih,

marah kan lagi-lagi itukan membangun karakteristik”

Menurut penyampaian melalui wawancara tersebut, informan

mengatakan bahwa peminat kelas kreasi Dongeng memang banyak

diminati oleh anak usia dini dan sekolah dasar. Menurutnya ketika anak

usia dini yang mengikuti kegiatan Dongeng akan membentuk karakter diri

seorang anak yang didapatkan melalui pesan-pesan yang terkandung

dalam suatu cerita.

Dongeng dilakukan sebanyak satu kali dalam dua minggu, itu

artinya dalam satu bulan hanya ada 2 kali pertemuan untuk kelas Dongeng.

Itu pun jika salah satu pendongeng berhalangan hadir dan yang lain juga

berhalangan maka Dongeng tidak dilaksanakan, karena masih terbatasnya

pendongeng yang dapat menyampaikan cerita kepada anak. Kegiatan

dongeng dilakukan di dalam ruangan TBM WARABAL yang masuk

kedalam bagian kelas kreasi, namun kegiatan yang hanya dilakukan

didalam kelas saja sangat membatasi orang yang ingin mengikutinya. Jadi

TBM juga mengadakan perpustakaan keliling untuk mencapai anak-anak

yang berada jauh dari TBM agar mendapatkan pengetahuan tentang

dongeng dan buku bacaan lainnya. Hal ini disampaikan oleh informan AL,

sebagai pengajar kelas pendar dan perpustakaan keliling, berikut hasil

wawancaranya:

“Aku perpus keliling pake motor, langsung bawa papan tulis kayak

ngajar-ngajar gitu, sama bawa buku-buku dibawa di tas, nah nanti

disana kita bagiin dan tanya mau belajar atau mau baca buku apa

nih”

Page 72: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

60

Menurut hasil wawancara yang didapat dari informan AL, untuk

menempuh tempat-tempat yang akan dikunjunginya petugas perpustakaan

keliling menggunakan kendaraan sepeda motor, kemudian memberikan

cerita kepada anak-anak yang berada di tempat tersebut dengan cara

membacakan dari buku dan jarang menggunakan alat peraga.

Informan AL, juga menambahkan:

“... Misalkan aku perpus keliling nih, terus aku bacain dongeng ke

anak kecil yang belum bisa baca, kan dia belum bisa baca nih

nanti kita ajarin baca nih, apalagi ada gambarnya jadi mereka

semangat gitu karena ada gambar.. Cuma bacain buku aja sih

keseringan, kalo alat peraga itu jarang”

Informan AL, juga mengatakan bahwa kegiatan Dongeng

meningkatkan minat baca pada anak. Buku cerita bergambar merupakan

buku yang paling banyak diminati, hal ini berdasarkan pengalamannya

dalam menyampaikan cerita melalui buku bergambar. Kemudian

menularkan keingintahuan anak dalam membaca buku cerita dan maksud

dari gambar yang ada didalamnya.

Fasilitas untuk melakukan Dongeng terbilang cukup lengkap, alat

peraga yang membantu kegiatan Dongeng seperti boneka tangan, replika

rumah adat, baju-baju adat, peta, globe sudah tersedia di TBM. Hal ini

berdasarkan hasil yang didapat dari wawancara dengan informan AR,

sebagai staf di TBM WARABAL. Berikut hasil wawancaranya:

“Kalo fasilitas, alhamdulillah sih sudah mencukupi. Kayak boneka

di laci-laci bawah itu, seperti replika rumah adat, juga ada peta

dan globe, jadi kurang lebih sudah memenuhi”

Menurut informasi yang peneliti dapat pula, penyediaan alat peraga

Dongeng bukan hanya untuk menarik anak-anak mendengarkan Dongeng,

Page 73: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

61

tetapi juga untuk memperkenalkan kepada anak dalam memperluas lagi

pengetahuan anak.Misalnya dengan melibatkan antara alat peraga satu

dengan lainnya bagaimana hubungannya dengan dunia.

Antusias anak cukup besar dalam menerima Dongeng, walaupun

dalam kegiatan Dongeng lebih banyak dipadati anak usia dini

dibandingkan dengan anak yang duduk di sekolah dasar. Antusias anak

yang besar dalam menerima Dongeng di akui oleh informan AL, sebagai

pengajar pendar sekaligus petugas perpustakaan keliling yang suka

mendongeng, berikut hasil wawancaranya:

“Seneng! Kadang-kadang gini, “ka besok kesini lagi yak” kadang-

kadang ada juga yang jalan, ada juga yang naik sepeda gitu untuk

dateng ke lokasi perpus keliling”

Informan AL menjelaskan, bahwa saat mendatangi salah satu

tempat untuk mendongeng pun ada juga anak-anak yang datang dari beda

tempat, mereka datang dengan berjalan kaki bahkan menggunakan sepeda.

Kegiatan dongeng dan antusias anak dalam menerimanya juga

disambut oleh respon positif masyarakat sekitar. Banyak masyarakat yang

mendukung kegitan tersebut dengan cara mengajak anak-anaknya untuk

mengikuti kegitan dongeng di TBM, ataupun Dongeng yang dilakukan di

perpustakaan keliling. Berikut merupakan pengakuan salah satu informan

JM, sebagai masyarakat yang anaknya juga mengikuti kegitan Pendar dan

Dongeng di TBM WARABAL, berikut hasil wawancaranya:

“Seneng ya mbak.... setelah dia diajarkan dongeng kan pasti

dirumah tuh dia ceritain lagi sama Ayah, sama Kakak, sama

Ibunya apa yang dia dengerin tadi. Terus dia cari bukunya mau

baca setelah dapet cerita itu”

Page 74: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

62

Menurut peneliti, dari hasil wawancara tersebut kegiatan Dongeng

disambut hangat oleh masyarakat, terutama orang tua yang melibatkan

anaknya dalam kegiatan Dongeng. Ini dikarenakan kegiatan Dongeng

dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan minat baca pada anak-

anak. Mereka akan menerima pesan-pesan yang terkandung dalam cerita

yang disampaikan. Pesan-pesan tersebut kemudian menjadi informasi atau

ilmu pengetahuan yang didapat secara tidak langsung.

Dari hasil yang didapat melalui wawancara kepada beberapa

informan mengenai kegiatan Pendar dan Dongeng, antusias anak dalam

menerima Pendar dan Dongeng cukup baik. Menurut pengamatan

langsung antusias anak dalam menerima dongeng tidak setinggi saat

menerima kegiatan Pendar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah anak yang

datang untuk mengikuti kegiatan Dongeng lebih sedikit dan didominasi

oleh anak-anak usia dini. Kegiatan Pendar dan Dongeng pula mendapat

tanggapan baik dari masyarakat setempat bahkan dari tempat-tempat yang

didatangi selama proses kegitan di perpustakaan keliling.

2. Kendala-Kendala yang Dihadapi Taman Bacaan Masyarakat Dalam

Mengembangkan Minat Baca Anak Melalui Pendar dan Dongeng.

Secara umum, ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca,

yaitu ekonomi, pendidikan, ketersediaan bacaan, pengelola informasi, dan arus

hiburan/perkembangan teknologi. Perpustakaan Daerah atau TBM bisa

dijadikan tolak ukur tinggi rendahnya minat baca masyarakat yang tinggal di

Page 75: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

63

sekitarnya, begitu juga yang dialami oleh masyarakat sekitar TBM

WARABAL.

Menurut informan KW, faktor yang mempengaruhi minat baca

masyarakat sekitar TBM adalah:

“Menurut saya ekonomi itu tidak menjadi kendala yah, ee yang

menjadi tantangan itu adalah belum semua menyadari bahwa

membaca itu salah satu kebutuhan. Pendidikan justru tidak, malah

kalau keluarga merasa kurang berpendidikan justru mereka sangat

support anaknya untuk datang kesini. Kalau koleksi juga tidak, koleksi

dan SDM juga kan akan selalu berproses yah, sekarang sudah

menguasai ini ya dunianya pun terus berkembang jadi kami berusaha

mengembangkan apa yang kami bisa. Teknologi sampai saat ini tidak

begitu berpengaruh, karenakan gadget memang kita perlukan di

zaman sekarang ini, malah kita sebisa mungkin memanfaatkan gadged

itu bernilai positif. Seperti membaca cerita dari e-book, tapi itupun

menurut saya tidak mengurangi nilai buku karena anak-anak lebih

tertarik membaca buku dibanding e-book”

Dari hasil wawancara, informan menjelaskan bahwa faktor ekonomi

tidak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap minat baca di

masyarakat sekitar TBM WARABAL. Menurutnya masih banyak masyarakat

yang merasa bahwa membaca bukan merupakan kebutuhan. Kemudian faktor

pendidikan yang juga merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap

minat baca, tingkat pendidikan yang masih rendah bukan menjadi penghambat

pengembangan minat baca. Menurut penjelasan informan KW, keluarga yang

masih memiliki tingkat pendidikan rendah malah menjadi alasan mengapa

mereka sangat mendukung anak-anak mereka untuk datang dan mengikuti

kegiatan pendar di TBM. Guna mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat

membatunya lebih pandai lagi dalam menunjang pelajaran yang diberikan dari

sekolah.

Page 76: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

64

Ketersediaan bacaan di TBM bukan menjadi salah satu faktor

penghambat pengembangan minat baca anak, karena koleksi yang dimiliki

TBM WARABAL cukup banyak yaitu mencapai 12.000 eksemplar dan

didominasi dengan koleksi bacaan anak. Sehingga ketersediaan koleksi bukan

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca anak. Justru

banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki TBM menjadi alasan anak-anak

untuk datang dan membaca serta meminjam buku, ini diakui oleh SL, murid

yang mengikuti pendar dan dongeng di TBM WARABAL. Berikut pendapat

SL melalui wawancara:

“... bukunya di sana lengkap jadi buat belajar sama baca cerita udah

terpenuhi. Jadi aku seneng belajar disana”

Sama halnya dengan faktor pendidikan dan ketersediaan bacaan, faktor

arus hiburan dan perkembangan teknologi yang terus berkembang saat ini pun

bukan menjadi hambatan dalam pengembangan minat baca anak di

lingkungan TBM WARABAL. Saat ini, kemajuan teknologi dapat

mempengaruhi minat baca pada sebagian besar masyarakat perkotaan. Beda

halnya dengan sebagian besar anak-anak yang berada lingkungan TBM,

mereka lebih senang mendatangi TBM dengan alasan mengikuti bimbingan

belajar atau hanya sekedar membaca buku, komik dan buku cerita bergambar.

Hal ini berdasarkan hasil pemaparan dari informan dan pengamatan langsung

peneliti saat melakukan observasi langsung kelapangan, serta menanyakan

langsung kepada anak-anak yang sedang membaca sambil menceritakan

kembali buku yang dibacanya kepada salah satu kawannya.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL memiliki beberapa

kendala yang mempengaruhi dalam pengembangan minat baca , yaitu:

Page 77: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

65

a. Sarana dan Prasarana

Beberapa kegiatan di TBM masih mengalami kekurangan ruang

dalam pelaksanaannya, misalnya seperti kegiatan Pendar komputer.

Hal ini seperti yang dikatan oleh informan AR, sebagai staf TBM

dalam wawancara yaitu:

“Sejauh ini sih kaya PC komputer masih kurang, karena tempatnya

juga kurang luas. Disini pendar komputer juga dibagi 2 bagian,

karna kurang komputer jadi dibagi dua kelompok”

Menurut informan AR, terbatasnya ruangan dan terlalu banyaknya

anak-anak yang mengikuti kegiatan membuat suasana ruangan menjadi

kurang nyaman, bahkan untuk kegiatan komputer harus dibagi menjadi

dua kelompok. Hal serupa disampaikan juga oleh informan SL,

sebagai murid Pendar dan Dongeng dii TBM WARABAL melalui

hasil wawancara mengenai sarana dan prasarana TBM pendar dan

dongeng, yaitu:

“Papan tulis kurang, seharusnya papan tulisnya dibagi dua, jadi

kurang jelas kalo liat tulisan. Ruangannya juga masih sempit

karena kebanyakan murid”

Menurut keterangan yang didapat dari informan SL, yang juga

mendukung keterangan dari informan AR, ruangan dalam kegiatan

Pendar masih kurang luas. Menurutnya akan lebih baik jika ruangan

lebih luas sehingga menciptakan susana nyaman dalam kegiatan

pendar dan dongeng. Dari hasil wawancara tersebut SL juga

menambahkan bahwa, banyaknya anak yang mengikuti Pendar

membuat dirinya merasa jauh dari papan tulis, sehingga tidak dapat

dengan jelas melihat materi yang dituliskan pengajar di papan tulis.

Page 78: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

66

Berbeda halnya dengan ruangan, koleksi buku yang disediakan di

TBM WARABAL sudah memadai karena jumlahnya yang begitu

banyak. Begitu juga dengan alat pendukung untuk mendongeng yang

sudah cukup lengkap, hanya saja masih kurang dimanfaatkan ketika

melakukan Dongeng pada saat perpustakaan keliling, ini dikarenakan

masih menggunakan motor dalam kegiatannya dan tidak

memungkinkan membawa fasilitas terlalu banyak.

b. Ketersediaan SDM

SDM yang ada di TBM WARABAL saat ini tercatat 32 orang

pengajar yang berasal dari kalangan Mahasiswa, Pelajar SMA dan Ibu

rumah tangga. SDM atau tim pengajar merupakan relawan yang

memberikan ilmunya secara cuma-cuma, tidak ada bayaran yang

diterima oleh semua pengajar. Ada pungutan biaya Rp. 10.000,-/ bulan

dan itupun dimasukan uang kas yang akan digunakan untuk fasilitas

yang dibutuhkan kegiatan TBM. Untuk pengajar pendarnya sendiri

hanya berjumlah 7 orang dan itupun tidak setiap minggu hadir semua,

melainkan bergilir antara satu dengan yang lainnya. Keterbatasan

SDM ini merupakan kendala paling dirasakan. Berikut hasil

wawancara dengan informan AL.

Menurut informan AL, sebagai pengajar Pendar dan Dongeng

mengenai SDM di TMB WARABAL:

“Kalo menurut aku dari segi SDM masih kurang banget ka, karna

kebanyakan murid. Banyak yang antusias belajar ke sini tapi kita

disini dari tim pengajarnya masih kurang, sedikit banget. Bisa

sampe 15 anak satu pembimbing”

Page 79: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

67

Menurut informan AL, SDM pengajar masih sangat kurang

sehingga membuatnya sebagai pengajar merasa kurang dalam

menghadapi anak-anak. Hal serupa juga disampaikan oleh informan

SL, berikut hasil wawancaranya.

Menurut SL, sebagai murid yang mengikuti Pendar dan Dongeng

terkait SDM di TBM WARABAL:

“Eh terlalu banyak murid, jadi kurang fokus belajar dan yang

ngajar juga sedikit, satu yang ngajar muridnya banyak. Gurunya

kurang jadinya”

Dari pemaparan yang diperoleh melalui wawancara dengan

informan, SDM pengajar masih sangat kurang. Hal ini dapat

mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang berlangsung seperti Pendar dan

Dongeng, kegiatan Pendar dengan pengajar yang terbatas membuat

anak merasa memiliki sedikit kesempatan untuk bertanya tentang apa

yang mereka ingin tanyakan. Hal serupa juga dirasa saat kegiatan

dongeng, pada saat Dongeng dengan jumlah pengajar yang terbatas

membuat kegiatan Dongeng ini berjalan kurang stabil, apalagi

dongeng hanya dilakukan 2 minggu sekali saja. Terbatasnya SDM

yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pendar dan Dongeng diakui

masih sangat belum memadai, namun keterbatasan itu tidak ingin

dijadikan sebagai patokan kendala dalam setiap kegiatannya. Hal ini

disampaikan berdasarkan wawancara dengan informan, yaitu:

Menurut KW, sebagai Pendiri TBM WARABAL mengenai SDM

pengajar di TBM WARABAL, yaitu:

“Tenaga pengajar, karna orang yang punya pengetahuan, punya

ilmu belum tentu punya waktu. Orang yang punya waktu belum

Page 80: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

68

tentu punya pengetahuannya. Ada yang punya waktu dan punya

pengetahuan belum punya skill berkomunikasi dengan anak-anak,

bagaimana menghadapi anak-anak. Nah.. karena beberapa faktor

jugakan, jadi ya balik lagi memang, bagi orang yang punya waktu,

punya pengetahuan pun belum tentu bisa, karna mereka

menghadapi makhluk hidup yang setiap detik mereka berubah pikir

dan sebagainya”

Menurut peneliti berdasarkan hasil wawancara yang didapat,

keterbatasan pengajar merupakan salah satu masalah yang dialami

kegiatan Pendar dan Dongeng. Namun hal ini tidak menjadikan

keterbatasan itu sebagai kendala yang kemudia membuat lunturnya

semangat pengajar dan anak-anak dalam melakukan kegiatan di TBM.

Justru hal tersebut dapat membangun semangat anak yang telah lama

mengikuti kegiatan Pendar. Ketika besar, mereka ingin

mendedikasikan dirinya dalam membantu kegiatan yang berlangsung

di TBM dengan kemampuan yang dimilikinya, seperti ikut mengajar

dan mendongeng untuk anak-anak dan masyarakat sekitar TBM

WARABAL.

c. Lokasi Taman Baca

Letak Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL berada di

Desa Kampung Saja. Desa ini masih dapat dikatakan berada di

pedalaman, hal ini dirasakan langsung oleh peneliti pada saat

melakukan observasi dan penelitian. Tidak ada kendaraan umum untuk

sampai ke lokasi TBM, jadi untuk dapat sampai ke TBM kita harus

menggunakan kendaraan pribadi.

Keberadaan TBM ini ternyata bukan hanya menjadi masalah bagi

peneliti saja, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat dan anak-anak

Page 81: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

69

yang mengikuti Pendar dan Dongeng. Hal ini disampaikan oleh

informan JM, sebagai orang tua murid yang mengikuti Pendar dan

Dongeng di TBM WARABAL, berikut hasil wawancaranya:

“Yang jelas tuh akses, ya.. jauh lumayanlah ya ke warabal kalo

untuk anak-anak mbak”

Dari informasi yang didapat melalui hasil wawancara tersebut,

akses menuju TBM memang merupakan masalah bagi anak-anak yang

tinggalnya jauh dari TBM. Walaupun masih banyak anak yang tetap

mengikuti kegiatan di TBM walau aksesnya jauh, namun hal ini

membuat para orang tua merasa khawatir kepada anak-anaknya dalam

perjalanan pergi dan pulang. Para orang tua juga berharap akan ada

TBM-TBM lainnya yang dapat memberikan akses informasi kepada

masyarakat terutama anak-anak guna meningkatkan minat baca

masyarakat.

Lokasi TBM WARABAL yang dianggap menjadi masalah bagi

beberapa anak yang tempat tinggalnya jauh dari TBM ini, membuat

kegiatan perpustakaan keliling penting sebagai perantara untuk dapat

menyalurkan kegiatan yang dapat mempengaruhi pengembangan minat

baca. Berikut adalah salah satu pernyataan informan AL, melalui

wawancara :

“...nih yah, aku setiap sabtu, tapi gak setiap sabtu banget, aku

sama mba nur (salah satu pengajar juga) itu ngadain perpus

keliling, iya perpus keliling. Kalo perpus keliling agak jauh-jauh,

karena kan anak-anak jauh dan susah kesini makanya kita yang

nyamperin gitu”

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh informan,

perpustakaan keliling merupakan salah satu cara untuk dapat

Page 82: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

70

menjangkau anak-anak yang tinggal jauh dari TBM dan memberikan

pelajaranserta Dongeng melalui buku juga cerita-cerita. Hal ini

dimaksudkan karena setiap anak perlu mendapatkan hak atas informasi

yang dibutuhkannya, walaupun dalam keadaan yang jauh dari jalur

akses informasi.

Page 83: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

71

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini, peneliti melakukan beberapa penarikan kesimpulan yang

berdasarkan analisis tentang Peran TBM WARABAL dalam mengembangkan

minat baca anak melalui Pendar dan Dongeng. Selain itu peneliti memberikan

beberapa saran yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas TBM

WARABAL dalam menjalankan perannya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan analisis sebagai hasil penelitian di atas, maka

peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL melakukan

pengembangan minat baca anak melalui kegiatan Pendar dan Dongeng.

Hal ini dimaksudkan agar anak dapat mengoptimalkan dirinya dan

memberikan kesadaran akan pentingnya membaca. Peran TBM dalam

pengembangan minat baca memiliki peran sangat penting. Hal ini dapat

dilihat dari kegiatan Pendar dan Dongeng yang mendapat antusias tinggi

oleh anak-anak, mendapat respon positif dari para orang tua, serta

banyaknya jumlah koleksi buku yang dipinjam.

2. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL, memiliki kendala dalam

mengembangkan minat baca melalui Pendar dan Dongeng, diantaranya

yaitu terkait ketersediaan fasilitas ruangan, SDM (Sumber Daya

Manusia), dan lokasi. Sebagai berikut penjabarannya:

Page 84: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

72

a) Fasilitas Ruangan

Penyediaan ruangan dalam kegiatan Pendar dan Dongeng belum

begitu terpenuhi, hal ini yang kemudian menimbulkan kurang

nyamannya anak selama berlangsungnya kegiatan Pendar dan

Dongeng. Keterbatasan ruangan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya

antusias anak yang datang mengikuti Pendar dan Dongeng, karena

jika dilihat dari ukuran luas ruangan, TBM sudah terbilang cukup

luas yaitu memiliki 2 lantai di atas lahan 200m².

b) Kegiatan Pendar dan Dongeng masih sangat kurang dari segi

pengajarnya. Hal in sangat dirasa oleh pihak pengajar maupun anak-

anak yang mengikuti kegitan tersebut. Kurangnya pengajar yang

hanya berjumlah 7 orang dan banyaknya anak-anak yang mengikuti

kegiatan Pendar dan Dongeng yaitu sekitar 100 orang anak, membuat

kegiatan berjalan tidak stabil. Dikatakan tidak stabil, karena dari 7

orang pengajar tidak semua hadir dalam setiap pertemuannya,

melainkan hanya sekitar 4-5 orang.

c) Letak Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL menjadi

masalah bagi anak-anak yang mengikuti kegiatan Pendar dan

Dongeng. Sulitnya akses untuk dapat sampai ke TBM ini karena

belum ada kendaraan umum hingga sampai kesana. Kondisi seperti

ini, membuat para orang tua anak-anak yang kediamannya jauh dari

TBM merasa khawatir apabila anak mereka berjalan menuju TBM.

Karena tercatat hampir 80% anak yang mengikuti kegiatan Pendar

dan Dongeng, berasal dari kediaman yang cukup jauh.

Page 85: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

73

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diberikan, maka peneliti

memberikan beberapa saran kepada Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

WARABAL sebagai berikut:

1. Penyediaan ruangan dan sarana prasarana oleh TBM WARABAL sudah

cukup memenuhi, hanya saja banyaknya anak yang mengikuti kegiatan

Pendar dan Dongeng membuat ruangan terasa kurang luas, sehingga anak

merasa kurang nyaman. Hal ini juga tidak selalu mengharuskan TBM

menambah ruangan, melainkan bisa dilakukan dengan cara membagi jam

belajar sesuai tingkat, sehingga kelas terkontrol dan tidak terlalu sesak

dengan banyaknya anak.

2. Dalam menjalankan perannya dalam mengembangkan minat baca anak,

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sudah memberikan kegiatan yang

dapat mempengaruhi minat baca anak seperti Pendar dan Dongeng.

Namun sebaiknya dalam kegiatan Dongeng, pengajar yang memberikan

dongeng lebih memanfaatkan alat peraga yang dimiliki TBM untuk

menarik lebih banyak lagi anak dalam kegiatan dongeng.

3. Dalam menunjang kegiatan agar tetap berjalan, sebaiknya Taman Bacaan

Masyarakat (TBM) WARABAL perlu mengadakan promosi. Misal

promosi yang bersifat mengajak orang untuk berkesempatan melibatkan

dirinya dalam membatu mengajar Pendar dan Dongeng, serta

menyantumkan syarat-syarat sebagai pengajar untuk menunjang kualitas

TBM. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan informasi anak yang berada

jauh dan tidak memungkinkannya untuk dapat datang ke TBM, sebaiknya

Page 86: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

74

perpustakaan keliling dapat beroperasi lebih sering lagi dari yang saat ini

berjalan, misalnya setiap satu minggu sekali.

Page 87: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

75

DAFTAR PUSTAKA

Abtokhi, Ahmad. “Peran Ibu dalam Kegiatan Pendampingan Belajar Anak

Melalui Prinsip Individual Learning-Centered”, Jurnal Kesetaraan Gender

(PSG) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Vol 4,

No 2, 2009.

Asfandiyar, Andi Yudha. Cara Pintar mendongeng. Bandung: Mizan, 2007.

Bachri, S Bachtiar. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya.

Jakarta: Depdikbud, 2005.

Baswedan, Anies. “Minat Baca Masyarakat Indonesia Rendah” artikel diakses

pada 16 September 2016 dari http:// Republika.co.id/

berita/pendidikan/education16/03/31.

Bunanta, Murti. Buku Dongeng dan Minat Membaca. Jakarta: Pustaka Tangga,

2005.

Direktorat Pendidikan Masyarakat. Pedoman pengelolaan Taman Bacaan

Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, 2006.

H. Prayitno. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004.

Hana, Jasmin. Terapi Kecerdasan Anak Dengan Dongeng. Yogyakarta: Berlian

Media, 2011.

Hermida, Julian. “The Importance of Teaching Academic Reading Skills,” First-

Year University Courses, Vol, No 3, September 2009.

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 1989.

Indonesia, Sekretariat College of Allied Educators. “Guru Pendamping atau

Shadow Teacher” artikel diakses pada 17/02/06 22.59 WIB dari

https://cae-indonesia.com/apa-itu-guru-pendamping-atau-shadow-teacher/.

Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang

Pendidikan Nasional. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2010.

Kalida, Muhsin. Fundarishing: Taman Baca Masyarakat. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo, 2012.

Leonhard, Mary. Kiat Menumbuhkan Kegemaran Membaca Pada Anak. Jakarta:

Grasindo, 1999.

Lie, Anita. Memudahkan Anak Belajar. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2008.

Page 88: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

76

Lilawati. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Stimulasi Membaca

Dari Orang Tua Dan Intelegensi Dengan Minat Membaca Pada Anak.

Yogakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1988.

Listiawati, Nur. Kondisi Liman Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Tanggerang

dan Bandung dalam Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat. Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 1, Januari 2010.

MacDonald, Margaret Read. The Parents Guide Storrytelling. USA: Herper

Collins Publisher, 1995.

Masjidi, Noviar. Agar Anak Suka Membaca: Sebuah Panduan Bagi Orang Tua.

Yogyakarta: Media Insani, 2007.

Mursyid, Muhammad. “Wisata Asyik Taman Bacaan Masyarakat” artikel diakses

pada 2 September 2016 dari http://jadiberita.com/13914/wisata-asyik-

taman-bacaanmasyarakat.html.

Nugroho, Fhrisdyanto dan Yolanita Maureen, Irena. “Kurikulum dan Teknologi

Pendidikan” , Jurnal Mahasiswa Teknologi pendidikan Universitas Negeri

Surabaya, Vol 1, No 2. Dari http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jm

tp/article/view/1596/311.

Ramadhan, Yusuf. “Program Bimbingan Belajar Melalui Pendampingan Pada

Proses Belajar Mengajar” artikel diakses pada 17/02/03 00.20 WIB dari

http://sanancity.co.id/2009/04/program-bimbingan-belajar-melalui.html.

Ratnawati, Eka. Meningkatkan kemampuan berbicara melalui dongeng dalam

Pelajaran Swakelas 1 Sekolah Dasar Negeri 2 Bendosari Kecamatan

Sawit Kabupaten Boyolali. Surakarta: UNS, 2010.

Rosa, Kathi. “American libraries in 2016: Creating their future by connecting,

collaborating and building community”, International Federation of

Library Associations and Institutions, Vol, No 42, Juli 2016.

Sinaga, Oktiviane Anita. Minat dan Kebiasaan Membaca Pelajar Sekolah

Menengah Umum di Bogor. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia,

1997.

Sugiyono. Metode Penelitian Menejemen. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sulistiyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1991.

Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.

_________. Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakat

Informasi. Jakarta: PantaRei, 2005.

Page 89: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

77

Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana, 2010.

Page 90: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

LAMPIRAN

Page 91: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 92: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 93: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 94: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 95: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 96: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 97: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 98: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 99: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 100: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 101: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 102: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

Transkip Wawancara

Informan : Kiswanti

Jabatan : Pendiri TBM WARABAL

Tanggal Wawancara : 18 Sept 2016 dan 22 Nov 2016

1. Bagaimana awal mula berdirinya TBM WARABAL?

Jawab : “Sejarah singkat sebenarnya sih ini, dimulai kegiatannya yah,

bukan berdirinya. Mulainya tahun 97, 1997 itu di teras rumah hingga 2005

memiliki ruangan 4x10 mnjadi ruang komputer skarang. Baru 2011 baru

kami, ee menempati, bukan memiliki. yaitu bangunan 2 lantai diatas lahan

200m². Awalnya sih saya memiliki banyak buku dan buku saya sudah

banyak. Seseorang itukan adalah kebermanfaat untuk orang lain ya,

berangkat dari hobi saya sendiri. Orang yang membaca pasti akan

mendapatkan dari apa yang dia baca itu, lebih utama lagi sepanjang hayat.

Untuk orang tua juga bisa mengetahui penyakit yang bisa menyerang kala

tua kayak al zeimer dan pikun. apalagi muslim, kan surat pertama yang

keluarkan ikro, artinya membaca. Membaca itu kan nggak hanya Al

Qur’an, tapi bisa juga yang tersirat. Semua pelajaran sudah ada di Al

Qur’an tapikan akan lebih bagus lagi jika dijabarkan menurut zamannya,

dan itu bisa kita pelajari melalui buku.”

2. Dari mana saja bahan pustaka yang didapatkan untuk koleksi TBM

WARABAL?

Jawab : “Kami belanja sendiri, ada sumbangan. Walaupun buku yang

disumbangkan terkadang tidak relevan, kayak buku politik itukan tidak

relevan untuk orang kampung ini kan. Tidak tepat sasaran untuk buku itu.

Kami akan lebih suka jika buku itu tentang keterampilan, komunikasi,

bacaan anak. karena Akan membantu anak berimajinasi. dunia luas dan

bukan cuma indonesia.”

Page 103: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

3. Dari mana anggran untuk membeli buku?

Jawab : “Anggaran belanja dari pribadi, masyarakat, sama dari anak-anak.

Anak disini suka mengumpulkan sampah, seperti gelas bekas air mineral

,terkadang orang tuanya ada bekas belanja karton-karton, nah nanti itu

dikumpulkan disini dan disimpan, kemudian dijual untuk beli buku yg

mereka sukai. Kebetulan kami juga selalu dapat informasi mengenai

Jakarta Internasional Book Faar, Islamic Book Fair, Gramedia Kompas

Fair dan kami selalu dikirimkan judul-judul buku baru. nanti anak-anak

suruh pilih dan pilihan terbanyak akan kami pertimbangkan untuk kami

beli.”

4. Selain anggaran pribadi, adakah anggaran dari pemerintah yang

diterima TBM?

Jawab : “kami hanya menerima satu kali bantuan APBN pada tahun 2007

yaitu sebesar Rp. 10.000.000. udah!.... kami tidak pernah mengajukan

APBN lagi, kemarin itu pun karena direkturnya tau profil saya dikoran

terus saya dipanggil, cukup sekali-kalinya itu. tapi itu menguras waktu

yang cukup banyak yah mba, lempar sana-lempar sini. saya buka idealis

yang tidak realistis ya mba, tapi seandainya gini yah,. ketika kita dapat

dana itukan sudah ada plot-plotnya untuk beli buku, untuk beli rak dan

lainnya. nah dalam pengirimannya kita kan bayar sendiri, untuk biaya

antar rak bukunya juga kan ongkos sendiri. jadi ya itulah kita lebih

memilih misalnya, dengan cara bikin coklat untuk kita jualkan agar kita

uang kas sendiri. nanti kalo ada uang kas kan seandainya kita mau evaluasi

,ayo nih kita hangout dimana, entah beli bakso atau apa kan jadi pake uang

kas itu mba. dan transpot untuk mereka ya.. nggak ada, jadi bener-bener

membangun kerelawanan.”

5. Bagaimana Upaya anda dalam mengembangkan minat baca anak

sekitar TBM WARABAL?

Jawab : “Kalo membangun minat baca itu memang kita tidak bisa

memulai dari diri kita. Itu jugaperan paling penting adalah dari keluarga

Page 104: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

sendiri. nonton TV 45 menit gak berasa, nah kalo baca buku 15 menit

udah ngantuk.Nah dari situ kita membuat berbagai program dan dalam

waktu setengah jam itu kita usahakan dimulai dengan membaca. Satu cara

strategi kami dalam membaca, terutama segmen sasaran utama kami

memang anak-anak. Anak-anak itu kalo membaca 3 bulan sekali membuat

esai dari buku yg mereka baca, kalo enggak mereka membuat drama dari

buku yang mereka baca. Dan itu Alhamdulillah anak warabal beberapa

kali mendapat prestasi bercerita dari buku yang mereka baca. Walaupun

bukan juara yangg kami tuju, tapi proses itulah yang kami prioritaskan.

Misalnya kemarin dapet prestasi juara bercerita,dongeng nusantara

Walopo dari Maluku, Pujang Permai dari Sumatra Selatan, eee.. Anak

Kucing Manja dari Sumatra Barat, Marasenandi dari Papua dan kemarin

Dayang sumbi dari Jawa Barat. Mereka menang disitu. Mereka dari usia 3

tahun dan tidak terbatas.”

6. Bagaimana problematika Minat baca anak sekitar TBM WARABAL?

Jawab : “Sebenernya mereka tuh sadar yah pentingnya membaca, tapi

kembali lagi tuntutan hidup dan suasana yah, karna membaca itukan bukan

kebutuhan utama meluangkan waktu dan berpikir. Membaca juga gak bisa

sembarang orang loh mba, membaca itu perlu adanya kayak, saya perlu

membaca. Tapikan kadang mereka kerja di pabrik, di apa... kan udah cape

baca.Jadi harus sejahtera hidupnya barulah membaca bisa jadi salah satu

kebutuhan. Maka dari itukan kebalik, nah kalo saya kebalikannya

membaca dulu baru sejahtera. Saya belajar seperti itu saya sendiri bukan

agen perubahan tapi saya mencoba mengubah, karena apa yang telah

menjadi pranata lingkungan akan sulit dirubah. Yang mungkin bisa

dirubah adalah pola pikir.”

Page 105: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

7. Faktor apa saja yang mempengaruhi minat baca anak sekitar TBM

WARABAL? Dari faktor ekonomi, pendidikan, pengelola informasi

(SDM) dan perkembangan teknologi?

Jawab : “Ekonomi, kalo menurut saya faktor ekonomi itu tidak menjadi

kendala yah. Tapi, ee yang menjadi tantangan itu adalah belum semuanya

menyadari bahwa membaca itu menjadi salah satu kebutuhan. Itu untuk

kalangan remaja dan dewasa yah. Kalo anak-anak sih, Alhamdulillah

sudah terbangun kebutuhan membacanya, bahkan kami ini bisa dibilang

terlambat dalam Update koleksi buku baru. itu. Jadi ee, minat bacanya ke

anak-anak udah terbangun.

Pendidikan: justru malah, kalo keluarganya merasa tidak dan kurang

berpendidikan justru mereka sangat support datang kesini. Bahkan yang

Mbak Riri lihat, kalo hari minggu tuh puluhan anak datang kesini, jadi

justru kalo kearah sana tuh kalo orang yang dulu merasa nggak tau sangat

mendorong. Begitupun orang yang berpendidikan, juga lebih sangat men-

support anaknya untuk pada datang kesini. Bahkan itu juga pihak sekolah

merekomendasikan untuk kesini. Kalo menurut saya ada beberapa

penyebab mereka tidak sempet membaca, iya seperti hanya anak SMP dan

SMA, mereka sekolah dari pagi sampe sore, palingan mereka minggu kalo

ada tugas baru dateng kesini. yang datang kesini juga bukan cuma

masyarakat sini, anak-anak dari luar kecamatan parung juga dateng kesini.

Dan kami tidak pernah sebar brosur, pamplet, linkplat, tapi mereka tau dari

mulut kemulut. Bahkan jika Mbak Riri dan temen Mbak Riri dari Ciputat,

didepan gang masjid tanya warabal, pasti orang sudah pada tau. Berarti

saya melihatnya dari situlah sudah ada pengakuan dari masyarakat

mengenai keberadaan Warabal.

Ketersediaan pengelola informasi dan SDM: Kalo untuk peningkatan

SDM akan selalu berproses yah. Sekarang sudah menguasai ini, dunia

berkembang. Tapi kami itu tidak menjadikan itu kendala. Kami selalu

berusaha mengembangkan apa yang kami bisa. Untuk perpustakaan kami

disini harus ada tenaga disini, dan kami untuk standarnya pelayanan

sudah memenuhi. Standarnya tadi itu, walaupun tidak dalam skala yang

Page 106: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

elit, seperti ber-AC dan sebagainya. Tapi kalo dari pendapat orang yang

memiliki perpustakaan daerah, ini sudah dikatakan lebih dari cukup. Kami

sudah pake barkode, sudah pake member, kami harus memiliki kelompok

baca minimal ya tiga orang. Biar ada ketua yang bisa bertanggung jawab.

Tekhnologi :Mmm, kalo sampe saat ini minat baca hampir sama yang

dateng, stabil yah. Kalopun ada gadget dan inilah peran kita sebagai

pengelola taman bacaan atau pengelola perpus, gadget memang kita

perlukan untuk zaman sekarang ini, seperti saya juga gunakan untuk

layangan e-book yah, terus saya ajak baca ebook, dengan 15 menit mereka

udah kunang-kunang dan lebih pusing. Tapi dengan membaca buku

mereka bisa kuat 1-2 jam, jadi kalo menurut saya, tidak semua orang ee,

langsung mamanfaatkan teknologi itu tadi. Ee... disini juga untuk yang

punya android atau laptop kami menyediakan wifi, tapi itu masih dalam

pengontrolan kami.”

8. Menurut anda bagaimana upaya meningkatkan minat baca melalui

pendar?

Jawab : “Ee..menurut saya, Justru selama ini aktifitas untuk anak

meningkatkan minat baca dengan bimbingan belajar. Terkadangkan anak

kalau belajar tanpa pendampingkan mereka tidak paham apa maksud

kandungan yang mereka baca. Nah disitu harapan kami dengan adanya

pendar ini, nanti kita arahkan. Misalnya coba kamu cari di kamus, terus

misal mereka daper PR negara Australi, makanannya, khas, wisata yang

menjadi paporit, icon, terus mereka cari dibuku. Buku sebenarnya bukan

menjadi icon pertama tapi menjadi penunjang. Nah kalo anak-anak

keinginan mereka kita penuhi, Insyaallah kita akan mudah

mengarahkannya. Dan dari pendar itulah kami tau, ....Wah ini anak ada

bakat. Apa mereka bisa jadi penulis, jadi konseptor atau eksekutoirdan dari

situ informasi kita dapat mereka cenderung bakatnya kelak. Misalnya

kamu mau jadi pemain bola, bangun jam berapa, makanannya apa, ayo

cari buku mengenai cara sehat menjadi olahragawan.

Page 107: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

tapi yah, antusias anak selama ini dalam kegiatan pendar ini cukup tinggi

yah. Bahkan kalo boleh saya bilang, banyak sekali anak yang datang dari

tempat tinggal yang cukup jauh dari sini. Malah lebih banyak yang jauh,

ada sekitar 80% an lah...”

9. Bagaimana sarana dan prasarana kegiatan pendar?

Jawab : “Untuk kegiatan pendar, kami sudah berusaha untuk melengkapi

dengan buku pelajaran, papan tulis, spidol dan komputer.”

10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam kegiatan pendar?

Jawab : “Tantangan, adalah belum banyaknya orang mau ,ee.. belum

banyaknya orang memprioritaskan pendidikan, kebanyakan pendidikan itu

cuma disekolah aja, to. gitu. Karena kan sebenarnya butuh keterlibatan

semua orang/ pihak.

Belum terlalu banyak orang yang terlibat dalam menjadi relawan, tapi

balik lagi saya tidak mau menyebut itu adalah kendala. Tapi memang

masih belum adanya kesadaran. Karenakan yang mau menjadikan taman

baca bukan orang, bagaimana kalo nanti saya di balikkan seperti itu?,

makanya saya tidak meyebut itu sebagai kendala tapi yaa.. tantangan.”

11. Menurut anda bagaimana upaya meningkatkan minat baca melalui

dongeng?

Jawaban : “Sebenernya kalo dari dongeng, dari membaca dan kita

kemas menjadi dongeng, karena ada beberapa yang kita sisipkan.

Terutama kalo anak PAUD itu kognitipnya dapet, ee.. kosa kata

bertambah, emosionalnya mereka dapet, karena mereka bermain peran,

mimik suka, mimik sedih, marah. Kan lagi-lagi itukan membangun

karakteristik.”

12. Bagaimana sarana dan prasarana kegiatan dongeng?

Jawaban : “Fasilitas, kami lengkapi dengan beberapa boneka jari.

Dengan beberapa boneka-boneka dan untuk mengenal Indonesia lebih luas

Page 108: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

boneka baju adat Nasional, kami gunakan peta dan globe. Kami berusaha

melengkapi ada keterkaitan satu dengan lainnya.”

13. Apa saja kendala yang dihadapi dalam kegiatan dongeng?

Jawab : “Tenaga pengajar, karena orang yang punya pengetahuan, punya

ilmu, belum tentu punya waktu. Orang yang punya waktu belum tentu

punya pengetahuannya. Ada yang punya waktu dan punya pengetahuan

belum punya skill berkomunikasi dengan anak-anak. Bagaimana

menghadapi anak-anak. Nah, kan ada beberapa faktor jugakan, nah jadi

ya.. balik lagi memang, bagi orang yang punya waktu, punya pengetahuan,

karena mereka menghadapi makhluk hidup yang setiap detik mereka

berubah pikir dan sebagainya. Keberhasilannya kita gabisa ukut 1-2 tahun,

tapi 5-7 tahun mendatang. Dan kami ini lebih cenderung membangun

karakter anak, itu sendiri yang menjadi prioritas. Bukan mereka pandai

diakademik, tapi minimal mereka jujur, berani mengakui kekurangan dan

kelebihan teman.”

14. Menurut anda lebih efektif pendar atau dongeng dalam

pengembangan minat baca anak?

Jawab : “Lebih dominan pendar/ dongeng.., dua-duanya itu menurut saya

dominan sangat penting. Karena saat pendar itu juga kita bercerita.”

15. Adakah program-program lain TBM WARABAL untuk

kedepannya?

Jawab : “Kami sih untuk program sih ndak, yah. Kami memaksimalkan

kegiatan yang sudah dimulai ini tetap berjalan tdk menjadi turun. Minimal

stabis, terus ada perbaikan sesuai dengan era zamannya. Itu!”

16. Apa saja harapan anda untuk TBM WARABAL kedepan?

Jawab : “Ini harapan saya, warabal ini menjadi cikal bakal. Banyak orang

ingin mendirikan perpustakaan, karena perputakaan adalah jantungnya

pendidikan. Dengan orang jika semua dapet fasilitas dengan mudah dan

Page 109: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

murah, orang akan semakin memberdayakan dirinya sndiri. dan semua

orang jika sudah dapat pengetahuan, pembekalan akan menjadi insan yang

mandiri.”

Page 110: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Ajir

Jabatan :Staf Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

WARABAL

Tanggal Wawancara : 22 November 2016

1. Menurut pandangan anda bagaimana minat baca masyarakat di

lingkungan TBM WARABAL?

Jawab : “Kalo minat bacanya sih cukup tinggi, (ehem) terutama untuk

anak-anak. seusia PAUD sampai SMA”

2. Maksudnya dari mulai usia dini sudah memiliki minat baca yang tinggi?.

Jawab : “Iya, dari mulai paud itu sudah tinggi gitu minat bacanya. minat

bacanya cukup tinggi, anak SMA nya banyak.Cuma mungkin pulang sekolah

sore. Tapi lebih banyak sih anak SD dan SMP (hem).”

3. Menurut pandangan anda bagaimana cara menarik minat baca

masyarakat sekitar TBM WARABAL?

Jawab : “Mungkin dengan, adanya buku-buku baru, sama mungkin

dengan melakukan perpustakaan keliling. Itu setiap sabtu dilaksanakan 2

minggu sekali.”

4. Daerah mana saja yang dikunjungi oleh perpustakaan keliling?

Jawab : “Itu tidak tertentu sih, paling disekitar desa ini kelilingnya. Tapi

banyak yang minta daerahnya didatengi,karena berhubung tenaga relawannya

sedikit, baru bisa dilakukan 2 minggu sekali aja.”

5. Jenis koleksi apa saja yang dibawa saat perpustakaan keliling?

Jawab : “Biasanya membacakan cerita, membawa buku-buku gitu

biasanya yang dibawa 100 eksemplar buku. Dan relawan pelaksananya juga

dari yang berkegiatan disini sebagai tutor pendar itu.”

Page 111: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

6. Menurut Mas, apa yang melatarbelakangi anak datang berkunjung ke

TBM?

Jawab : “Salah satunya banyak buku bacaan, dan juga mungkin kegiatan

disini banyak, seperti komputer, pendar bahasa inggris, matematika, sama

kelas kreasi , itu.”

7. Menurut mas, apa tujuan di bentuknya TBM WARABAL?

Jawab : “Kalo menurut saya sih, TBM ini dibentuk untuk membangun

minat baca sejak usia dini, betapa pentingnya membaca itu untuk menambah

wawasan dan pengetahuan. Karenakan TBM ini didirikan tujuannya untuk

membuat masyarakat berkehidupan lebih baik lagi.”

8. Bagaimana problematika minat baca anak sekitar TBM WARABAL?

Jawaban : “Kalo anak-anak sih lebih tertarik datang kesini, apalagi kayak

komik gitu banyak diminati. Ya.. pokoknya buku anak-anak yang ada

gambarnya itu biasanya anak suka.”

9. Berapa Jumlah buku bacaan anak yang paling banyak dipinjam?

Jawab : ”Kalo jumlahnya sih, hampir sama yah, tapi yang paling sering

dipinjam dan dibaca itu buku anak-anak.Bisa diliat sendiri, itu koleksi dirak

yang paling berantakan itu buku anak, karena sering di baca.”

10. Menurut anda bagaimana upaya meningkatkan minat baca melalui

pendar?

Jawab : “Mungkin cara menariknya aja yang bagaimana anak itu bisa

rajin, karenakan kalo hari minggu anak-anak itu pengennya main,jadi agak

susah. Tapi disini juga dari PAUD, SD, SMP sampe SMA masih disini terus

ikut belajar.”

11. Bagaimana sarana dan prasarana kegiatan pendar?

Jawab : “Kalo pendar, sejauh ini sih kaya PC komputer masih kurang,

karna tempatnya juga kurang luas. Disini pendar komputer juga dibagi 2

bagian, 2 kelompok. Karena kurang komputer jadi dibagi dua kelompok.”

12. Menurut anda bagaimana upaya meningkatkan minat baca melalui

dongeng?

Jawab : “Kalo dongeng, biasanya ibu sendiri (Ibu Kiswanti) yang

menceritakan dongeng. Disela-sela kegiatan PAUD atau disetiap kegiatan

kelas kreasi.”

Page 112: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

13. Bagaimana sarana dan prasarana kegiatan dongeng?

Jawab : “Kalo fasilitas, Alhamdulillah sih sudah mencukupi. Kayak

boneka di laci-laci bawah itu, seperti replika rumah adat, juga ada peta, jadi

kurang lebih sudah memenuhi.”

14. Apa saja kendala yang dihadapi dalam kegiatan dongeng?

Jawab : “Ada, setiap tutor hampir semua mengambil alih dngeng. kalo

tenaga kerja sih memang diakui masih kurang.”

15. Menurut anda lebih efektif pendar atau dongeng dalam pengembangan

minat baca anak?

Jawab : “Sebenernya semuanya bisa menarik minat baca anak, cuma

mungkin perpustakaan yang lebih dominan. Jadi masuk kependar kali yah.”

16. Ada program yang belum dijalani atau masih direncanakan ?

Jawab : “eee... Sejauh ini sih belum ada, tapi mungkin akan menyusul

hehe. Tapi dari semua kegiatan yang ada masih berjalan lancar.”

17. Adakah kegiatan untuk promosi TBM WARABAL?

Jawab : “Setahu saya sih belum pernah, karena disini udah pada tau

sendiri, disini ramai terus, apalagi kalo libur sekolah anak-anak banyak banget

yang dateng kesini.”

18. Apa saja harapan anda untuk TBM WARABAL kedepan?

Jawab : “Lebih maju lagi, lebih banyak lagi yang datang keperpustakaan.

Pengennya juga sih perpustakaan keliling itu, dilaksanakan gak cuma 2

minggu sekali, supaya menyadarkan masyarakat betapa pentingkah membaca

buku. Karena buku adalah jendela dunia, kalo kita mau tau jangan langsung

nyari ke google, karena gak semua itu ada di google dan gak akurat juga.”

Page 113: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Jamilah

Jabatan : Orang Tua Murid TBM WARABAL

Tanggal Wawancara : 30 November 2016

1. Apa yang anda ketahui tentang TBM WARABAL?

Jawab : “Yaa, Warabal itukan ibaratnya tempat kita membaca buku, cari

ilmu. Yang punya warabalnya juga enak mbak buat sharing, Bude Kis-nya

enaklah buat sharing, itu aja. Jadi saya suka nanya-nanya sama Bude.”

2. Apa TBM seperti ini diperlukan atau tidak di lingkungan sekitar?

Jawab : “Penting bgt , ee sayakan tadinya gatau jadi tahu gara-gara baca

buku. Tapi saya gak ikut kalo kegiatan rutin ta’lim itu karenakan saya

lumayan jauh dari sana.”

3. Menurut Anda perlukan ada TBM lainnya atau cukup hanya dengan

TBM WARABAL?

Jawab : ”Sebenernya sih kurang yah, karenakan perpustakaan itu penting.

Jadi akan lebih bagus kalau ada banyak didirikan perpustakaan, kayak

perpustakaan keliling itu, yaaa, membantu banget gitu.”

4. Sudah berapa lama Anak Ibu belajar di TBM WARABAL?

Jawab : “Udah lama, 2 tahun lebih.”

5. Pengaruh apa yang dirasakan oleh ibu sebagai masyarakat sebelum dan

setelah adanya TBM WARABAL ?

Jawab : “Ya.. Dia tambah pinter, maksudnyakan kita jadi puas kalo dia

tambah pinter gitu, nambah ilmunya, iya .

Jelas ada lah bedanya, sebelum saya tahu ada Warabal kan dia main aja

kerjanya gitu, pulang sekolah langsung main. Setelah ada warabal, paling

enggak dia seminggu 2 kali kesana. Sebelum dia ikut bimbingan belajarkan

adenya juga sekolah PAUD disana, jadi ya.. dia suka ikut dateng baca dan

Page 114: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

pinjem buku. jadi bedanya dia punya kegiatan yang lebih bermanfaat setelah

ada Warabal itu.”

6. Menurut anda apakah kegiatan pendar dapat meningkatkan minat baca

anak ? alasannya?

Jawab : “iya, mempengaruhi. Sering baca, memang demen baca buku dia.

Tapi memang ke warabalkan agak jauh mba, dia juga temennya udah jarang

yang mau kesana, jadi kita jugakan sebagai orang tua rada ngeri, khawatir kalo

dia pergi sendiri.”

7. Menurut anda bagaiman dengan sarana dan prasarana dalam kegiatan

pendar?

Jawab : “Sudah mencukupi kalo menurut saya, tapi perlu ditambah kalo

muridnya makin lama makin bertambah.”

8. Sebagai orang tua apa yang menjadi kendala atau penghambat anak

dalam proses pengembangan minat baca melalui pendar ?

Jawab :”Sebenarnya yang tadi saya bilang itu si mba, khawatir aja kalau

anak ke Warabal, karena jauh itu.”

9. Menurut anda apakah kegiatan dongeng dapat mempengaruhi minat

baca?

Jawab :”Ya... Mempengaruhi mbak, setelah dia diajarkan dongengkan

pasti dirumah tuh dia ceritain lagi sama Ayah, sama Kakak,sama Ibunya, apa

yg dia dengerin tadi dan dia cari bukunya. Mau baca setelah dapet cerita itu,

kayak cerita kura-kura dan kunang-kunang yang pernah di ikutinya.”

10. Menurut anda bagaiman dengan sarana dan prasarana dalam kegiatan

dongeng?

Jawab : ”Kurang yah mbak, masih kurang masih pake buku, boneka

tangan jadi masih yang simple-simple aja biasanya.”

Page 115: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

11. Sebagai orang tua apa yang menjadi kendala atau penghambat anak

dalam proses pengembangan minat baca melalui dongeng ?

Jawab : “Yang jelas tuh akses, ya.. jauh lumayanlah ya ke warabal kalo

untuk anak-anak. Sama waktunya karena hari minggu aja soalnya dalam

seminggu.”

12. Menurut anda efektif pendar atau dongeng dalam pengembangan minat

baca anak?

Jawab : “eee menurut saya bimbingan belajarnya yang buat keminat baca.

Sebenernya sih dua-duanya, tapi kalo dongeng biasanya kan hiburan gitu

supaya anak-anak gak bosen. karena mungkinkan anak itu bosen terus

didongengin gitu. Biar ga bosen.”’

13. Apa saja harapan anda untuk TBM WARABAL?

Jawab : “Semoga Warabal semakin maju. Buat apa namanya?... ilmu,

buat yah..mengasih anak-anaklah. Yang jelas harus ditambah pengajarnya, ya..

muridnya kan semakin banyak juga sekarang.

Terus dipungut biaya terlalu kecil itu mbak, 10 ribu/ bulan, sangat terjangkau,

jadi yahh.. terlalu baik warabal itu mbak hehe.”

Page 116: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Ariesty Agiellietha Zahra

Jabatan : Pengajar/ Volunteer di TBM WARABAL

Tanggal Wawancara : 27 November 2016

1. Sudah berapa lama mengenal TMB WARABAL?

Jawab : “Sebenernya mah dulu bukan ngajar sih, murid. Dari SD, eh tau-

tau udah ngajar aja hehe.”

2. Bagaimana minat baca anak di sekitar TBM WARABAL?

Jawab : “kalo menurut agil sih bagus. Apah, soalnya anak-anak kadang-

kadang suka kesini. Udah gitu kalo pinjem buku gak cuma satu, kadang dua

atau lebih. Disini juga dari jauh-jauh banyak yang pinjem buku kesini, jadi

banyak yang dateng kesini kak.”

3. Menurut pandangan anda bagaimana cara menarik minat baca

masyarakat sekitar TBM WARABAL?

Jawab : “nih yah, aku setiap sabtu, tapi gak setiap sabtu banget. Aku sama

Mbak Nur (salah satu pengajar juga) itu ngadain perpus keliling, iya perpus

keliling. Kalo perpus keliling agak jauh-jauh, karenakan jauh dan susah kesini,

makanya kita yang nyamperin gitu.”

4. Kegiatan perpus keliling ini menggunakan kendaraan apa?

Jawab : “Pake motor, langsung bawa papan tulis kayak ngajar ngajar gitu,

sama bawa buku-buku. Dibawa di tas, nah nanti disana kita bagiin dan tanya

mau belajar atau mau baca buku apa nih, seru deh.”

5. Bagaimana Tanggapan anak-anak yang menerima perpus keliling?

Jawab : “Seneng! Kadang-kadang gini, “ ka besok kesini lagi yak” kadang

kadang ada yang jalan ada juga yg naik sepeda gitu.”

Page 117: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan minat baca

anak di sekitar TBM WARABAL ?

Jawab : “Ekonomi : Aku gak tau deh ka kalo itu.

Pendidikan: iya, ada yang kayak gitu ,he’eh

Ketersediaan koleksi: Kalo kata aku sih, kalo buku buku disini lengkap banget

disini. Jadi sudah menunjang anak-anak.

Sumber daya manusia: Kalo menurut aku, dari segi SDM masih kurang banget

ka, karena kebanyakan murid.

Perkembangan teknologi: Iya sih berpengaruh, tapi kita disini kalo lagi belajar

gak boleh buka hp. Kuncinya baca, misal kayak Bahasa Inggris, biasanyakan

orang translete, tapi disini gak boleh pokonya harus cari dikamus. Gitu klo

disini , gaboleh buka hp tapi kalo gurunya boleh.”

7. Berapa lama waktu yang diberikan kepada anak dalam kegiatan pendar?

Jawab : “Dari jam 8.30-10-30, tapi balik lagi ke anaknya ka, jadikan anak

itu ada yg cepet tangkep ada yang lama, jadi ya.. itu kita mesti ngajarinnya

sabar banget. Kadang, yang lain udah selesai, karena dia belum bisa kita

mesti ngajarin smpe dia bener-bener paham. Misal kelas 4, harusnya udah bisa

perkalian, karena dia belum bisa jadi mesti ngajarin dari awal lagi gitu. Jadi

dia lebih lama gitu daripada temen-temennya. Iya ka kayak gitu.”

8. Bagaimana upaya pengembangan minat baca anak melalui pendar?

Jawab : “Kalo akusih, pertamanya kalo meningkatkan minat baca kita

rayu dia dulu nih. Aku baca-bacain kedia, nanti mereka kepo gitu, “ apaan sih

ka” jadi dia buka buku. Langsung aku ajak cerita, misal aku kasih tebakan

cari dibuku terus nanti mereka cari dan baca buku, jadi dia minat bacanya

nambah. Jadi dipancing dulu. Tapi ada orang yang mau baca mau baca terus

tanpa disuruh jadi balik ke anak itu sendiri kak.”

9. Bagaimana sarana dan prasarana kegiatan pendar?

Jawab : “Kalo menurut agil si, udah memenuhi cuma mungkin dari kita

dan anak-anaknya yang harus merawatnya.”

Page 118: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

10. Bagaimana antusias anak dalam menerima pendar?

Jawab : “Ya bagus, nih hampir setiap minggu jumlah anak yang dateng

aja nambah-nambah mulu. Kalo sekarang sih kurang lebih ada sekitar 154

anak yang ikut kak.“

11. Apa saja kendala yang dihadapi dalam kegiatan pendar?

Jawab : “Kalo menurut aku dari segi SDM masih kurang banget ka, karna

kebanyakan murid. banyak yang antusias belajar kesini tapi kita disini dari tim

pengajarnya masih kurang, sedikit banget. Bisa sampe 15 anak satu

pembimbing.”

12. Menurut anda bagaimana upaya meningkatkan minat baca melalui

dongeng?

Jawab : “Aku dulu juga bisa dongeng diajarin dari sini, pernah ikut lomba

diluar. Kalo cara meningkatkan melalui dongeng... gimana yah, misalkan aku

perpus keliling nih, terus aku bacain dongeng ke anak kecil yang belum bisa

baca, kan dia belom bisa baca nih, nanti kita ajarin baca nih, apalagi ada

gambarnya jadi mereka semangat gitu karena ada gambar.”

13. Adakah Teknik khusus yang digunakan saat mendongeng?

Jawab : “Tekhnik bisanya, cuma bacain buku aja sih keseringan, kalo alat

peraga itu jarang. Kalo aku juga kan dongeng jarang yak 2 minggu sekali aja.”

14. Bagaimana antusias anak dalam menerima dongeng?

Jawab : “Kalo menurut akusih lebih banyak orang yang pengen apa?..,

kegiatan pendar. Kayak iseng-isengan doang gitu dongeng kak, hiburan lah

gitu.”

15. Bagaimana sarana dan prasarana kegiatan dongeng?

Jawab : “Sebenernya sih alat peraga ada, tapi kalo aku pribadi jarang

gunain ka, apalagi kalo dongengnya sambil perpus keliling, jarang juga

dibawa alat-alatnya.”

Page 119: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

16. Apa saja kendala yang dihdapi dalam kegiatan dongeng?

Jawab : “Sama sih ka kayak pendar, dongeng juga masih kurang yang

buat dongenginnya gitu. Pokoknya kita kurang banget SDM deh.”

17. Menurut anda lebih efektif pendar atau dongeng dalam pengembangan

minat baca anak?

Jawab : “Kan gini ka, misalnya kalo pendar kan sebelum belajar mulai

baca baca buku dulu ya, kan gitu ka. Terus mereka nanya ini maksudnya apa

sih ka. Pokonya kalo dongeng ya skedar ngisi waktu aja gitu gak seperti

pendar.”

18. Apa saja harapan anda untuk TBM WARABAL?

Jawab : “Makin maju pastinyakan yak, semoga aja SDM nya, iya SDM

nya bertambah lagi, soalnyakan anak-anaknya minat banget yak. Walaupun

sebenrnya kayak gini aja udah bersyukur banget yah.”

Page 120: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Shaleh

Jabatan : Anak/ Murid di TBM WARABAL

Tanggal Wawancara :30 November 2016

1. Apa yang kamu ketahui tentang TBM WARABAL?

Jawab : “Perpustakaan, Tempat PAUD, Tempat bimbingan belajar.”

2. Perlu atau tidak didirikannya TBM WARABAL? mengapa?

Jawab : “Perlu, biar bisa baca buku. Biar bisa belajar dan menambah ilmu

dan membantu PR, tugas skolah juga.”

3. Manfaat apa yang kamu peroleh setelah mengikuti kegiatan pendar?

Jawab : “Nambah pengalaman, ilmu, nambah temen juga kalo di

WARABAL.”

4. Menurut kamu, sarana dan prasarana pendar sudah memenuhi atau

belum?

Jawab : “Papan tulis kurang, seharusnya papantulisnya di bagi 2. masih

kurang, jadi kurang jelas kalo liat tulisan. Ruang masih sempit karena

kebanyakan murid.”

5. Kendala apa yang kamu rasakan setelah mengikuti pendar?

Jawab : “Nggak ada yang kurang, eh terlalu banyak murid jadi kurang

pokus belajar dan yang ngajar juga sedikit. Satu yang ngajar muridnya

banyak. Gurunya kurang, masih sedikit. Gak luas juga ruangannya, karena

banyak muridnya jadi kurang nyaman kalo pendampingan belajar.”

6. Manfaat apa yang kamu peroleh setelah mengikuti kegiatan dongeng?

Jawab : “Jadi tau cerita-cerita, suka diajarin juga caranya dongeng terus

aku suka cari bukunya lagi buat dibaca.”

Page 121: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

7. Menurut kamu, sarana dan prasarana dongeng sudah memenuhi atau

belum?

Jawab : “Sudah, Cuma ruangannya aja yang kurang kalo dongeng mah.”

8. Kendala apa yang kamu rasakan setelah mengikuti dongeng?

Jawab : Jauh kalo ke Warabal, soalnya dari sini temennya sudah sedikit

banget yang mau ke sana.

9. Kegiatan pendar atau dongeng yang lebih kamu sukai? Mengapa?

Jawab : “Pendar aja, soalnya yang ngajar disana enak, bukunya lengkap

jadi buat belajar udah terpenuhi. jadi aku seneng benlajar disana.”

10. Apa saja harapan kamu untuk TBM WARABAL?

Jawab : “Lebih maju, kayak gurunya makin banyak lagi, terus ditambah

papan tulisnya sama bukunya juga mesti banyak lagi yang baru. Sekarang juga

udah banyak banget, tapi yang baru harus lebih banyak lagi. Aku sering

pinjem bawa pulang buat dibaca dirumah. Seminggu nanti didenda, tapi

dendanya seikhlasnya.“

Page 122: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

LAMPIRAN

Page 123: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

Rak Penyimpanan Mungkena

Koleksi Buku dan Ruang Baca

Page 124: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 125: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

Etalase Penyimpanan Audio Visual dan Alat Peraga Dongeng

Page 126: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam
Page 127: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

Kegiatan Pendar

Page 128: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

Kelas Kreasi dan Dongeng

Page 129: Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal dalam

BIODATA PENULIS

Riri Rizky Maulida. Lahir di Bogor, 31 Agustus 1994, putri

pertama dari dua besaudara pasangan Bapak Mulyadi dan Ibu

Ai Murta’fiah. Penulis bertempat tinggal di Desa Duren Seribu,

Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Saat ini penulis tinggal

bersama orang tua dan satu saudara laki-laki, yang bernama

Khairul Hanafi.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari SDN Duren Seribu 01 (2000-2006),

MTS Darul Himmah (2006-2009), dan SMAN 6 Depok (2009-2012), setelah lulus

sekolah menengah atas, penulis melanjutkan pendidikan pada Program studi (S1)

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012. Penulis menyelesaikan

program S1 bidang Ilmu Perputakaan dengan menghasilkan skripsi berjudul

“Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) WARABAL dalam Mengembangkan

Minat Baca Anak Melalui Pendar dan Dongeng”.

Pengetahuan yang telah diperoleh penulis di bidang ilmu perpustakaan, diterapkan

ketika melaksanakan praktek kerja lapangan di Perpustakaan Nasional RI selama

kurang lebih satu bulan.