16
1 Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017 th.XV/17 November 2017 Unika Soegijapranata 122 snap QR code Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosial Tiga universitas di kota Semarang yaitu Unika Soegijapranata, Universitas Islam Sultan Agung, dan Universitas Diponegoro pada tahun ini mendapat kesempatan sebagai penyelenggara kegiatan Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) yang beranggotakan 21 universitas negeri maupun swasta yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Agenda kegiatan yang diselenggarakan mulai tanggal 21 Oktober sampai dengan 23 Oktober 2017 ini, dibagi dalam tiga kegiatan meliputi presidential forum, annual meeting dan student mobility scheme. Khusus acara student mobility scheme yang baru pertama kali dilaksanakan dalam kegiatan NUNI ini, dihadiri oleh 13 universitas seluruh Indonesia yang terdiri dari Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Surabaya, Universitas Kristen Maranatha Bandung, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Bina Nusantara Jakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Universitas Sanata Dharma, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Andalas Padang, Unika Soegijapranata, Universitas Diponegoro, Universitas Kristen Petra dan Universitas Islam Indonesia. Puncak acara kegiatan NUNI 2017 ditutup dengan penyelenggaraan seminar yang diadakan di ruang Teater, Gedung Thomas Aquinas, Unika Soegijapranata pada hari Senin (23/10). Pengembangan Kepemimpinan Sosial Dalam seminar yang bertema “University as The Backbone of Social Leadership : Development of Coastal Area of Semarang” ini, hadir sebagai pembicara utama yaitu Prof. Dr. Y. Budi Widianarko, M.Sc dari Unika Soegijapranata dan Very Rev. Herminio Dagohoy, O.P., Ph.D. dari Universitas Santo Tomas, Cebu, Filipina.

Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

1Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017

th.XV/17 November 2017

Unika Soegijapranata122

snapQR code

Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosial

Tiga universitas di kota Semarang yaitu Unika Soegijapranata, Universitas Islam Sultan Agung, dan Universitas Diponegoro pada tahun ini mendapat kesempatan sebagai penyelenggara kegiatan Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) yang beranggotakan 21 universitas negeri maupun swasta yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Agenda kegiatan yang diselenggarakan mulai tanggal 21 Oktober sampai dengan 23 Oktober 2017 ini, dibagi dalam tiga kegiatan meliputi presidential forum, annual meeting dan student mobility scheme.

Khusus acara student mobility scheme yang baru pertama kali dilaksanakan dalam kegiatan NUNI ini, dihadiri oleh 13 universitas seluruh Indonesia yang terdiri dari Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Surabaya, Universitas Kristen Maranatha Bandung, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Bina Nusantara Jakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Universitas Sanata

Dharma, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Andalas Padang, Unika Soegijapranata, Universitas Diponegoro, Universitas Kristen Petra dan Universitas Islam Indonesia.

Puncak acara kegiatan NUNI 2017 ditutup dengan penyelenggaraan seminar yang diadakan di ruang Teater, Gedung Thomas Aquinas, Unika Soegijapranata pada hari Senin (23/10).

Pengembangan Kepemimpinan SosialDalam seminar yang bertema “University as The Backbone of Social Leadership : Development of Coastal Area of Semarang” ini, hadir sebagai pembicara utama yaitu Prof. Dr. Y. Budi Widianarko, M.Sc dari Unika Soegijapranata dan Very Rev. Herminio Dagohoy, O.P., Ph.D. dari Universitas Santo Tomas, Cebu, Filipina.

Page 2: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

2 Kronik Edisi 122/Th.XV17 November 2017

Dalam penjelasannya, B Danang Setianto, SH., LLM., MIL selaku Wakil Rektor IV bidang Kerjasama dan Pengembangan Unika sekaligus Steering Committee NUNI 2017, mengungkapkan bahwa kegiatan NUNI diarahkan pada pengembangan kepemimpinan sosial melalui perguruan tinggi, “Biasanya dalam pertemuan seperti ini kami mengundang rektor ataupun wakil rektor dari universitas anggota NUNI untuk membicarakan mengenai cara-cara mengelola sebuah perguruan tinggi. Dalam seminar ini, fokus yang akan dibicarakan mengenai bagaimana memunculkan Social Leadership atau kepemimpinan dengan tanggung jawab sosial terutama tanggung jawab sebagai universitas. Untuk itu kami mengundang rektor Universitas Santo Thomas Filipina sebagai pembicara seminar karena Universitas Santo Thomas merupakan universitas tertua di Filipina dan telah berdiri sejak 400 tahun yang lalu”.

Sementara itu Rektor Unika Soegijapranata, Prof. Dr. F Ridwan Sanjaya, MS., IEC dalam sambutannya juga berharap agar kegiatan NUNI bisa melibatkan pihak masyarakat, “Acara ini tidak hanya sekedar acara biasa melainkan sebagai perumusan terobosan-terobosan yang dapat membangun pendidikan tinggi di era Disruptive Innovation. Melatih kepemimpinan mahasiswa agar semakin peka terhadap perubahan dan dapat menyumbangkan talentanya untuk masyarakat adalah salah satu cara untuk melayani dan menghadapi kemajuan zaman. Saya berharap ke depannya, acara seperti ini tidak hanya melibatkan perguruan tinggi dan mahasiswa melainkan juga turut mengundang dari pihak masyarakat” tutur Ridwan.

Dalam materinya, Herminio Dagohoy menyampaikan bahwa saat ini kemampuan mengakses komputer dan kecerdasan sedang digalakkan. Dalam 2 tahun ke depan, seluruh manusia dapat mengakses dengan apa yang disebut megabyte connection. Dan untuk itu, maka peran perguruan tinggi sangat diharapkan untuk ikut memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan seperti halnya : Leadership, Organizational Development and Good Governance; Employability and Social Enterprise Development; Culture Heritage and Sports and Development; Environmental Sustainability and Action.

Harmonisasi “Seperti yang dikatakan Dagohoy, bahwa pendidikan tinggi diperlukan tidak hanya untuk menyambut globalisasi saja melainkan untuk mempersiapkan beberapa keadaan. Di dunia Pendidikan Tinggi saat ini, kita sedang menghadapi pengaruh dominan dari ranking dan rating baik di tingkat dunia maupun di Asia dan pengaruh inilah yang saat ini coba ditiru oleh pemerintah Indonesia, hingga dibentuklah SINTA (Science and Technology Index) oleh Pemerintah Indonesia. Dalam menghadapi globalisasi, fondasi yang harus dipegang kuat adalah harmonisasi. Jadi apabila kita ingin membandingkan kualitas beberapa perguruan tinggi, kita membutuhkan standar dan itulah salah satu contoh harmonisasi. Saat ini seluruh perguruan tinggi sedang terjangkit dengan apa yang saya namakan Olympic Syndrome dimana semuanya ingin menjadi yang terbaik dengan memperbanyak jumlah publikasi karya melalui jurnal ilmiah untuk memperbaiki akreditasi nasional”tutup Budi Widianarko. (#cal)

Tim Kemendikbud Kunjungi Darmasiswa Unika

Darmasiswa Unika Soegijapranata yang berjumlah 15 orang pada hari Selasa (24/10) mendapat kunjungan dari perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) terkait pelaksanaan kegiatan studi mereka yang sudah berjalan selama kurang lebih dua bulan.

Dalam presentasinya, Dr. Ekawati Marhaenny Dukut, M.Hum sebagai

dan dari bahan itu ternyata tidak hanya bisa untuk jamu saja melainkan bisa juga untuk masakan sehingga kemudian kami kembangkan menjadi jurusan kuliner. Sementara itu sambil kuliner, biasanya disertai pariwisata sehingga akhirnya kami buka juga jurusan pariwisata. Oleh karenanya kami menawarkan tiga jurusan untuk studi mahasiswa darmasiswa Unika yaitu jamu, kuliner dan pariwisata. Adapun rincian jumlah mahasiswa per jurusan meliputi jurusan jamu satu orang, yang mengambil jurusan kuliner 2 orang dan sisanya sejumlah 12 orang mengambil jurusan pariwisata.”

“Dalam prekteknya, beberapa waktu lalu para mahasiswa kita ajak untuk ikut dalam kegiatan memasak makanan khas Semarang, antara lain : nasi kuning dan nasi gurih, gudangan dan pecel serta klepon dan kolak. Selain itu juga kita ajak mereka untuk berpartisipasi dalam penampilan drama musikal camouflage dengan judul Beauty

Kepala UPT International Office yang secara langsung mengelola dan mendampingi para darmasiswa yang studi di Unika Soegijapranata menjelaskan, “ Darmasiswa Unika mengambil beberapa jurusan dalam studinya antara lain kuliner dan jamu. Pada awalnya kami membuka jurusan jamu saja namun dalam perkembangannya karena jamu bahan-bahan dasarnya dari rempah-rempah

Page 3: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

3Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017

and The Beast pada acara seminar internasional yang diselenggarakan Unika. Hal lain para mahasiswa dalam test mid semester ini juga sudah ada yang membuat laporan antara lain yang berjudul lawangsewu serta The Old City Town, yang nantinya akan kita kompilasi dan apabila memungkinkan akan kita buat menjadi satu buku” imbuh Eka.

Kemendikbud dalam kunjungan ini yang diwakili oleh Ginanjar Teguh Widodo menyampaikan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi darmasiswa ini bertujuan untuk menjaring informasi tentang pelaksanaan kegiatan darmasiswa seperti apa dan sudah sejauh mana, khususnya untuk para mahasiswa asing tersebut. “Kami berharap nantinya para mahasiswa asing ini bisa menjadi duta kebudayaan untuk Indonesia. Dan tampaknya setelah kami melihat dan mendengar paparan tadi, sudah hampir 80 % para mahasiswa tersebut mengerti tentang

bahasa dan kebudayaan Indonesia, termasuk kulinernya, sehingga dengan demikian dana yang diberikan kepada universitas dalam rangka program darmasiswa di Unika telah dipergunakan secara maksimal.”

Sementara itu salah satu peserta darmasiswa Unika, Dana Bratu yang berasal dari Romania mengungkapkan kesannya selama menempuh studi selama dua bulan ini di Unika, ”Jurusan yang saya ambil adalah pariwisata namun dalam studi di Unika saya juga belajar jamu. Dan selama ini tidak ada kesulitan yang saya hadapi, semuanya berjalan lancar dan menantang termasuk dalam hal belajar bahasa Indonesia yang bagi saya sangat penting supaya bisa saya pergunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan kampus baik itu mahasiswa maupun dosen, atau apabila sedang ke supermarket serta kegiatan lainnya,” jelasnya. (#Fys)

Masyarakat Kelurahan Kemijen Sepakat Kawal Keutuhan NKRIProgram Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata bekerjasama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah dan Masyarakat Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur, menyelenggarakan sarasehan berjudul “Pemeliharaan Keharmonisan dan Kerukunan Antar Umat Beragama serta Penghayat Kepercayaan” pada hari Selasa (24/10) bertempat di ruang Serbaguna kantor Kelurahan Kemijen.

Sarasehan yang diikuti oleh 70 orang peserta dari masyarakat kelurahan Kemijen serta mahasiswa Unika ini menghadirkan 5 narasumber yaitu : Dra. Atiek Surniati, M.Si selaku Kepala Bidang Ketahanan Bangsa dari Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Abdul Jawad RD, S.Pd.I selaku Pengrus MUI Wilayah Semarang Timur, Romo Aloysius Budi Purnomo Pr selaku Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (HAAK-KAS) serta Kepala Campus Ministry Unika, Drs. H Hermawan Pancasiwi, BA., M.Si yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi Unika, serta Puji Sarwono selaku tokoh masyarakat kelurahan Kemijen yang juga penggiat sosial.

Acara sarasehan yang dimoderatori oleh Rudatin Ruktiningsih, ST., MT ini, banyak mengupas tentang kebersatuan dan toleransi antar umat beragama yang dikupas secara gamblang dalam acara sarasehan tersebut. 2 Pembicara utama yakni Dra. Atiek Surniati,

Keuskupan Agung Semarang (HAAK-KAS) sejak 1 Mei 2008 yang lalu. Salah satu praktek nyata yang dia lakukan yaitu melakukan silaturahmi dengan Kyai Mahfudz Ridwan (Pemilik Pondok Pesantren di Tuntang) setiap hari raya idul fitri.

“Dulu ketika Kyai Mahfudz Ridwan masih sehat, saya tiap tahun pasti sowan (bersilaturahmi-red) saat idul fitri, saya berlutut dihadapan beliau dan mengucapkan sugeng riyadi mbah (Selamat Idul Fitri mbah-red), mugi sedoyo kalepatan kulo leburo ing dinten riyadi meniko (Semoga semua kesalahan saya bisa terampuni di hari raya idul fitri ini-red).” ungkap Romo Budi.

Romo Budi mengungkapkan juga sering bersilaturahmi dengan KH. Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus yang merupakan pengasuh pondok pesantren di Rembang, serta juga bersilaturahmi dengan Ahmad Syafi’i Ma’arif yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

M.Si dan Romo Aloysius Budi Purnomo Pr saling memberikan memberikan pemahaman tentang bagaimana pentingnya menjaga toleransi beragama dan berkepercayaan serta empat komitmen untuk mengawal keutuhan NKRI kepada peserta sarasehan.

Budaya SilaturahmiRomo Aloysius Budi Purnomo Pr memaparkan salah satu cara untuk merawat toleransi beragama melalui praktek nyata atau pengalamannya bersilaturahmi ke pemuka agama interreligius yang sudah pernah beliau lakukan semenjak beliau menjadi Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan

Page 4: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

4 Kronik Edisi 122/Th.XV17 November 2017

Romo Budi mengharapkan dengan adanya keharmonisan hubungan antara dirinya dengan pemuka agama Islam bisa menjadi panutan semua umat beragama untuk senantiasa menjaga keharmonisan toleransi beragama.

“Kalau seorang Romo saja bisa menjadikan beliau (kyai-red) sebagai guru atau panutan serta bisa menjaga keharmonisan hubungan beragama, apalagi umatnya, seharusnya umat juga bisa menjaga keharmonisan” ucap Romo Budi.

Mengawal Keutuhan NKRISementara itu Dra. Atiek Surniati, M.Si mengajak peserta sarasehan merawat toleransi beragama dengan cara senantiasa menjaga kerukunan antar umat beragama. “Kita merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, pada waktu itu pahlawan pejuang kita berasal dari berbagai tokoh agama dan tokoh masyarakat. Mereka bersatu dan bersama-sama untuk kemerdekaan Indonesia. Yang perlu kita ingat bahwa kemerdekaan kita bukanlah kemerdekaan yang cuma-cuma atau hadiah dari penjajah, tetapi kemerdekaan kita adalah hasil perjuangan seluruh bangsa Indonesia yang memiliki latar belakang suku, budaya dan agama yang berbeda-beda tetapi semua elemen masyarakat bersatu, semua tokoh agama , tokoh masyarakat, tokoh adat lalu kalau sudah begitu apakah kita rela ideologi kita diganti?” ujar Atiek.

Lebih lanjut Atiek mengungkapkan bahwa Pancasila dalam era globalisasi seperti saat ini mendapatkan banyak tantangan seperti salah satunya yaitu Radikalisme. Ia menjelaskan faktor utama seseorang bisa menjadi radikalis adalah faktor kemiskinan.

“Bahaya yang mengancam kita saat ini ada dimana-mana, contohnya adalah radikalisme. Kita sudah sering membaca koran dan melihat bagaimana radikalisme bisa berkembang di Indonesia? Kita coba untuk mengkaji dan menganalisis bahwa yang menjadi momok pertama atau faktor utama munculnya radikalisme salah satunya adalah

kemiskinan. Kalau orang sudah tidak punya apa-apa maka orang tersebut mudah untuk diprovokasi dengan iming-iming uang,” tambah Atiek.

Dalam akhir sesinya, Atiek mengajak para peserta sarasehan untuk mengawal keutuhan NKRI dengan memegang teguh 4 komitmen yaitu : Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI Harga Mati.

Sarasehan sebagai Alat Pemupuk Persatuan dan KesatuanDalam sambutannya, Zulkifli Anwar selaku Sekretaris Lembaga Pemberdayaan Mayarakat Kelurahan (LPMK) yang mewakili Ketua Panitia acara sarasehan mengungkapkan bahwa dengan adanya kegiatan sarasehan ini diharapkan bisa semakin memupuk dan menjalin persatuan serta kesatuan para warga, “Harapan kami semoga setelah kegiatan ini selesai ada proses pendewasaan bersosial dan bermasyarakat dalam rangka untuk semakin memupuk dan menjalin persatuan serta kesatuan dan kerukunan antar umat beragama.”

Hal senada juga disampaikan salah satu peserta yakni Suharto, menurutnya jika persatuan dan kesatuan tidak rutin dipupuk maka dikhawatirkan bisa menimbulkan gesekan atau konflik antar masyarakat, “Saya sangat setuju sekali dengan apa yang dikatakan pak Zulkifli tadi bahwa persatuan dan kesatuan masyarakat harus sering dipupuk karena kalau sampai kita lengah sedikit saja biasanya akan terjadi gesekan.”

“Sangat tepat kalau Unika bekerjasama dengan Kesbangpol Provinsi Jateng mengadakan sarasehan di kelurahan Kemijen karena warga kemijen dengan melihat topografi dan monografinya itu kebanyakan tingkat kehidupannya rata-rata menengah kebawah. Jadi bisa dikatakan konflik horizontal banyak terjadi disini sehingga tepat sekali apa yang dilakukan Unika dan Kesbangpol untuk sosialisasi kerukunan umat beragama dan kepercayaan” tambah Suharto. (#Holy)

Kenalkan Pajak

E-Commerce di

Era Ekonomi Digital

Saat ini, dunia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama dalam bidang teknologi. Ada suatu perubahan dan peralihan yang sebelumnya tidak terpikirkan, terutama dalam kegiatan perekonomian. Saat ini, di tengah kemajuan teknologi, ada banyak kemudahan akses untuk

dapat melakukan kegiatan jual-beli tanpa harus bertatap muka secara langsung. Hal tersebut disampaikan Rektor Unika Soegijapranata, Prof. Dr. Ridwan Sanjaya, MS.IEC dalam sambutannya pada seminar “Taxation Aspect on Digital Economy”. Seminar tersebut diadakan pada Selasa (24/10)

di Ruang Theater Gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata.

Seminar ini menghadirkan pakar perpajakan, Prof. Dr. Poltak Maruli John Liberty Hutagaol, M.Acc, M.Ec (Hons), SE. Ak, CA yang merupakan Direktur Perpajakan Internasional kantor pusat DJP serta dimoderatori oleh Dr Angelina Ika Rahutami.

Menurutnya inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam seminar ini, bisa sekaligus menjadi bagian sosialisasi perpajakan, terutama mengenai topik yang saat ini sedang tren yakni mengenai era ekonomi digital.

Prof. John Hutagaol menyampaikan beberapa materi terkait pengenalan terhadap apa itu ekonomi digital, seperti

Page 5: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

5Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017

apa pajak dalam era ekonomi digital, serta aspek pajak dalam e-commerce. “Kebijakan pajak untuk e-commerce tidak berbeda dengan transaksi konvensional yang mengacu pada SE-62/PJ/2013. Sebab, prinsip dasar kebijakan pajak adalah adil, sederhana, tidak diskriminatif, dan memberikan kepastian hukum,”jelasnya.

“Seminar ini terselenggara sebagai bagian dari kerjasama antara Kanwil DJP Jateng I (Kantor Wilayah Direktoral Jenderal Pajak Jawa Tengah I) dengan Unika Soegijapranata melalui Tax Center yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis,” ujar Ibu Agnes Arie Mientary Christie, SE, M.Si, Akt, BKP, CA selaku penanggung jawab acara ini.

“Persiapan untuk acara seminar ini sekitar 2 minggu, tentunya Himpunan Mahasiswa Program Studi Perpajakan sebagai panitia sekaligus mahasiswa Unika yang ditunjuk langsung oleh DJP mempersiapkan acara ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap Geggy Puput sebagai salah satu panitia yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Perpajakan.

Terkait rencana kegiatan serupa, Ibu Agnes mengatakan bahwa kegiatan seperti ini pasti akan kembali dilaksanakan sebagai bentuk kerja sama Unika dengan Kanwil DJP Jateng I yang dapat berbentuk seminar maupun penyelenggaran lomba pajak. (#SF)

Unika Detilkan Kerjasama Dengan Guang Xi Normal University-China

beberapa pejabat struktural Fakultas Bahasa dan Seni, Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Studi Sistem Informasi dan Center Language Training (CLT) pada hari Jumat (27/10) di ruang hijau Unika Soegijapranata.

Dalam kunjungan tersebut, perwakilan GXNU untuk Indonesia Yolanda menjelaskan bahwa kunjungan kali ini untuk menindaklanjuti perjanjian kerjasama yang sebelumnya telah ditandatangani oleh GXNU dengan Unika, “Kami tawarkan beberapa program kerjasama kepada Unika Soegijapranata, antara lain program bea siswa untuk mahasiswa, winter

camp untuk mahasiswa, pertukaran dosen, atau mungkin studi banding manajemen dan juga harapan kami ke depan Unika akan membuka jurusan mandarin.”

Sementara itu Benny Danang Setianto juga menanggapi tawaran kerjasama yang sedang dirintis serta mengungkapkan harapannya supaya program-program yang ditawarkan GXNU bisa segera bisa direalisasi, khususnya pada program Mandarin Corner di Unika,” Saya berharap dengan kunjungan ini bisa mendetilkan kegiatan-kegiatan dan mewujudkannya secara lebih nyata. Ada beberapa kemungkinan kerjasama selain yang standard seperti pengiriman dosen untuk bisa mengajar di sini, tetapi sebenarnya kita lebih menawarkan kalau bisa kita membuat Mandarin Corner di sini, di salah satu sudut library kita, sehingga masyarakat atau mahasiswa unika apabila tertarik atau ingin tahu lebih banyak tentang bahasa mandarin tidak sekedar bahasanya saja tetapi juga kulturnya dari sumbernya langsung. Dan siapa tahu seperti yang sudah disampaikan tadi, mendatangkan guru-guru diluar bahasa itu sendiri, bisa saja artisnya perform di sini terus kaligrafi chinese ..itu kan menarik sekali untuk dipelajari, itu beberapa kemungkinan yang saya rasa akan bisa kita manfaatkan ke depannya dengan Guang Xi Normal University,” pungkasnya. (#Fys)

Kunjungan rombongan dari Guang Xi Normal University (GXNU) China ke Unika Soegijapranata untuk yang ke sekian kalinya, menjadi babak baru terhadap perkembangan kerjasama yang telah dirintis sejak ditandatanganinya MoU antara kedua universitas ini beberapa waktu lalu.

Rombongan yang dipimpin oleh Guo Yuanbing selaku Vice Dean/Deputy Director GXNU telah menemui Rektor Unika Soegijapranata Prof. Dr. F Ridwan Sanjaya, MS., IEC didampingi Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Pengembangan Benny Danang Setianto, SH., LL.M., MIL serta

Page 6: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

6 Kronik Edisi 122/Th.XV17 November 2017

PSIKODRAMA SALAH SATU CARA TANGANI TRAUMA

Trauma merupakan kondisi dimana seseorang berperilaku atau memiliki permasalahan psikologis yang diakibatkan oleh peristiwa tertentu seperti korban kekerasan, pelecehan seksual ataupun yang lain. Tak jarang korban trauma tidak menyadari bahwa trauma yang dibawa akan masuk kedalam alam bawah sadar dan mengakibatkan perubahan perilaku tertentu. Untuk mengatasi trauma yang terjadi pada seseorang, perlu intervensi atau penanganan khusus agar dampak trauma dapat dikurangi atau diminimalisasi. Center for Trauma Recovery sebagai salah satu pusat studi penanganan trauma yang dimiliki oleh Fakultas Psikologi Unika menyelenggarakan sebuah kegiatan yang bertemakan trauma dengan pokok pembicaraan Psikodrama pada Jumat (21/10) – Sabtu (22/10) di Wisma PKBI Jawa Tengah.

Menurut salah satu anggota CTR, Gloria Yuka kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan

dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat maupun kalangan praktisi mengenai teknik penanganan pada korban trauma,

“Ada banyak cara untuk menangani korban trauma, kami sudah melakukan beberapa workshop seperti dance therapy beberapa waktu lalu. Namun adapula bentuk penanganan dengan menggunakan drama sebagai media penjembatan penanganan trauma. Psikodrama ini lebih menekankan pada permainan drama yang menyangkut pada faktor yang membuat seseorang trauma kemudian didramakan.”

Bertindak sebagai pembicara, adalah Kuriake Kharismawan, S.Psi yang juga sebagai pembimbing CTR sekaligus dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata serta Bapa Retmono Adi yang merupakan praktisi psikodrama dari Yogyakarta.

Psikodrama ini dilakukan dengan permainan peran untuk menemukan konsep diri dan digunakan untuk membimbing korban trauma untuk dapat menemukan konsep dirinya. Korban trauma ini diajak untuk dapat berdamai dengan kehidupan masa lalunya melalui bermain peran yang menyangkut dengan situasi penyebab trauma. Mereka berusaha menerima trauma dan mereka menyadari bahwa merekalah sutradara atas kehidupan mereka sendiri, mereka berhak akan menentukan pilihan dalam hidupnya.

“Psikodrama juga dilakukan dengan melibatkan orang lain untuk mengingat kembali masa lalu, agar kesadaran dirinya kembali terbentuk dan mau untuk memaafkan setiap kesalahan yang terjadi serta membuat orang yang memiliki trauma merefleksikan pengalaman masa lalu sebagai proses dari bagian kehidupan yang harus dijalani dan diterima .” pungkas Yuka. (#Ign)

SERAH TERIMA JABATAN ORMAWA UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017-2018

Dalam kehidupan kampus, peran dari organisasi mahasiswa (Ormawa) sudah tidak asing lagi, karena lewat Ormawa roda pemerintahan mahasiswa dijalankan, baik itu tingkat Universitas maupun tingkat Fakultas. Terkait dengan berakhirnya masa tugas Ormawa Unika periode 2016-2017, maka pada hari Rabu (18/10), bertempat di ruang Theater Gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata, telah diadakan pergantian pengurus dari pengurus lama (periode 2016-2017) kepada pengurus baru (periode 2017-2018).

Acara yang dihadiri oleh Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan Unika, Dr. V. Kristina Ananingsih, ST., M.Sc., beberapa Dekan Fakultas, seluruh ketua dan perwakilan dari Senat Mahasiswa Fakultas, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan dari seluruh organisasi di Unika Soegijapranata ini, berlangsung khidmat dan cukup mengharukan. Seperti yang diungkapkan oleh Ignatius Wahyu, salah satu pengurus Ormawa Unika periode 2016-2017 yang

Page 7: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

7Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017

sebelumnya bertugas di Komisi Evaluasi Anggaran SMU, “Sertijab kali ini cukup mengharukan, karena bagi pengurus ormawa lama pastilah bukan hal yang mudah. Ketika diawal periode kita sedang belajar namun sekarang sudah bisa mengatur arus dari organisasi. Meskipun sudah bisa dan tahu, mau tidak mau harus menyerahkan proses belajar ini kepada pengurus baru. Semoga budaya belajar ini bisa diteruskan oleh yang baru dan membawa Kampus ungu ke arah yang lebih baik lagi.”

Acara yang dimulai pukul 16.30 WIB ini, selain diisi dengan acara penyerahan sertifikat SMU dan BEMU sebagai tanda berakhirnya masa jabatan, juga diisi dengan pelantikan pengurus Senat Mahasiswa Universitas (SMU), Badan

Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) serta ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas periode 2017/2018.

Setelah acara pelantikan Ormawa Universitas, dalam kegiatan serah terima jabatan ini juga dilangsungkan pengumuman Ormawa Awards. Ormawa Awards sendiri merupakan penghargaan dari bidang kemahasiswaan kepada Organisasi Mahasiswa yang dipandang memiliki kinerja yang baik, mampu menyelenggarakan kegiatan yang positif dan berdampak bagi UNIKA Soegijapranata. Pada Ormawa Awards tahun 2017 ini, UKM Gracia berhasil meraih peringkat pertama, dan diikuti peringkat kedua yaitu BEMU dan yang terakhir yaitu BEM FTP. (#HL)

Food Competition Day (FCD) kembali digelar di kampus Unika Soegijapranata pada hari Jumat (20/10) hingga Sabtu (21/10). Berbeda dari tahun sebelumnya, FCD kali ini diselenggarakan selama dua hari. Acara yang diikuti oleh siswa-siswi tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah dan Yogyakarta ini terbagi ke dalam tiga macam lomba, yakni lomba debat bahasa Inggris, cooking competition, dan reserach competition yang merupakan jenis lomba baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika kali ini mengangkat tema “Hidden Hunger”. Peter Yulianto selaku ketua panitia menyampaikan bahwa tema yang diusung tersebut sejalan dengan tema program Food and Agricultural Organization (FAO) tahun ini yakni Zero Hunger atau memberantas kelaparan.

“Mungkin istilah Hidden Hunger masih asing bagi sebagian besar orang, namun sebenarnya sudah sangat banyak kasus yang terjadi di sekitar kita. Hidden hunger adalah bentuk kekurangan gizi mikro berupa defisiensi zat besi, yodium, asam folat, vitamin A dan beberapa jenis vitamin B. Tidak ada gejala yang nampak dari luar, namun sebenarnya ketahanan tubuh penderita menjadi buruk,” ungkap Peter. “Mengonsumsi makanan yang kurang sehat, serta pola makan yang tidak seimbang menjadi penyebab seseorang mengalami hidden hunger,” imbuhnya. Peter berharap FCD 2017 dapat meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap masalah-masalah yang tak nampak di permukaan namun sebenarnya sangat membutuhkan perhatian.

Tema dan Bahasan Yang Tidak BiasaMelalui lomba debat, para peserta diajak untuk berdiskusi tentang masalah-masalah yang ada di dunia pangan serta bagaimana cara mengatasinya. Melalui lomba cooking competition, peserta diminta untuk membuat appetizer dari bahan utama kacang tanah, sayuran serta buah, untuk mengatasi masalah defisiensi zat besi. Sedangkan melalui lomba riset, peserta diharapkan dapat mengekspresikan ide mereka secara ilmiah.

“Acara FCD sudah bagus. Kami juga tertarik dengan temanya yang tidak biasa. Hanya saja, untuk ke depannya mungkin ruangan tempat lomba jangan terlalu jauh dari tempat transit,” ungkap Maria Susana Widyaningsih, pendamping tim debat SMA Kolese Loyola.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Pricillia Tascha, peserta lomba debat dari SMK Theresiana. Menurutnya, mosi yang diberikan dalam debat cukup berbeda dari debat lainnya. “Kebanyakan biasanya membahas dari sisi culture, sosial, politik, dan ekonomi. Kalau di FCD ini lebih banyak ke food analysis,” ungkapnya.

Tim SMA YSKI B keluar sebagai juara I dalam lomba debat bahasa Inggris dan diikuti oleh tim SMA YSKI A sebagai juara II. Sedangkan predikat best speaker jatuh kepada Michael Patrick dari tim SMA YSKI A. Research competition dimenangkan oleh SMA Kebon Dalem dengan risetnya yang berjudul “BISCANGTE” (Biskuit dari Cangkang Telur) sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas jajanan sekolah. Juara I Cooking competition dimenangkan oleh SMK Theresiana dengan kreasi “Crunchy Asian Garden with Pinepeanut Sauce”. Sedangkan juara II diperoleh SMK Jambu dengan kreasinya risoles mix vegetable. (B.Agth)

“Hidden Hunger” dalam Food Competition Day

Page 8: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

8 Kronik Edisi 122/Th.XV17 November 2017

Meneropong Eksistensi dan Perlindungan Pembela HAM IndonesiaUnika Soegijapranata bekerjasama dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (LBH Semarang), Protection International, dan Institut für Auslandsbeziehungen mengadakan Seminar Nasional “Eksistensi dan Perlindungan Pembela HAM di Indonesia” bertempat di ruang Teater Gedung Thomas Aquinas lantai 3 dengan menghadirkan narasumber Zainal Arifin, S.H.I (Lembaga Bantuan Hukum Semarang), Benny Danang Setianto, S.H., LL.M., MIL (Unika Soegijapranata), Adit Satriya (Yayasan Perlindungan Insani), Kombes. Pol. Drs. Slamet Suroso, S.H. (Kabid Hukum Polda Jawa Tengah), dan Siti Noor Laila, S.H. (Komisi Nasional HAM).

Dalam acara seminar yang diselenggarakan pada hari Kamis (19/10) ini, Kombes Pol. Drs. Slamet Suroso menyatakan bahwa dalam menerapkan tugas dan perlindungan terhadap warga masyarakat maka polisi wajib memperhatikan 3 asas meliputi : asas legalitas artinya polisi dalam bertindak harus sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku, yang kedua asas nesesitas yaitu polisi dalam bertindak harus didasari oleh suatu kebutuhan untuk mencapai penegakan hukum, yang ketiga asas proporsionalitas yang berarti polisi dalam melakukan tugas harus selalu menjaga keseimbangan antara tindakan yang dilakukan dengan ancaman yang dihadapi dalam penegakan Hukum.

“Berkaitan dengan Perlindungan Pembela Hak Asasi Manusia, pihak kepolisian telah mengeluarkan peraturan Kapolri yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia. Peraturan Kapolri ini juga sudah mengadopsi seluruh peraturan HAM Internasional dan digunakan sebagai pedoman di lapangan. Jadi wajib hukumnya, untuk diketahui seluruh anggota polisi mulai dari bagaimana cara pengendalian massa dan penggunaan kekuatan senjata maupun tangan kosong” jelas Kombes. Pol. Drs. Slamet Suroso dalam paparan materinya.

Sementara itu Adit Satriya menyoroti masalah sertifikasi pembela HAM,”Seorang Pembela HAM tidak selalu melekat pada profesi tapi predikat tersebut melekat pada aktivitas yang dilakukan. Seorang pembela HAM bisa saja seorang polisi, jaksa, aktivis, buruh, bahkan seorang ibu rumah tangga. Jadi apabila muncul wacana untuk sertifikasi para pembela HAM bagi saya cukup sulit untuk diwujudkan. Begitu pula dengan program wajib militer yang akan dilaksanakan di Indonesia, menurut saya boleh saja melaksanakan hal tersebut hanya saja harus juga memperhatikan Conscientious objection atau hak-hak menolak melakukan kekerasan dalam militer karena dilarang dalam agama seseorang” jelas Adit Satriya.

Dalam presentasi materinya, Benny Danang Setianto menyinggung mengenai politisasi isu dengan HAM. “Berbicara mengenai Pembela Hak Asasi Manusia, biasanya isu tidak hanya berhenti pada Hak Asasi Manusia sendiri karena apabila isu hanya berhenti pada Hak Asasi Manusia itu sendiri, maka “kotak” nya menjadi lebih mudah. Selain itu, seringkali karena memperjuangkan kepentingan dan isu-isu yang lain sebagai pembela Hak Asasi Manusia, seringkali isu-isu Hak Asasi Manusia juga dilibatkan. Pada sistem kultural maupun penganut agama tertentu misalnya yang mengkaitkan aktivitas agama yang dianut dengan alasan bahwa negara juga harus menghormati pilihan agama yang dianut. Hal ini bisa menjadi berbahaya apabila urusan-urusan lain tersebut dipolitisasi. Ketika isu yang lain dipolitisasikan, maka kaitan antar isu dengan HAM menjadi sesuatu yang lebih “sexy” dan tentunya akan mengundang perhatian orang. Tetapi, apabila ditelusuri lagi, isu HAM yang diangkat hanya perkara perdebatan “dapur” manusia misalnya perkara perebutan sumber ekonomi, perkara perebutan sumber daya alam, perebutan jabatan” jelas Benny Setianto.

“Apabila kita bertekad untuk melindungi Pembela Hak Asasi Manusia (Public Defender), menurut saya lingkup perlindungan harus dibuat lebih luas tidak hanya mendorong munculnya peraturan yang melindungi Public Defender tetapi juga mendorong kesiapan seluruh elemen. Menurut saya, dalam melindungi Public Defender, kita juga perlu menyiapkan orang-orang yang berada di sekitar public defender” tandas Benny. (#Cal)

Page 9: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

9Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017

Kegiatan Student Exchange Diakhiri dengan Cultural Night

Setelah usai menjalani program Student Exchange di Unika Soegijapranata selama hampir sepekan, sepuluh mahasiswa dari School of Business and Economic University of San Carlos, Cebu City, Philippines mengakhiri kegiatan dengan pentas seni Cultural Night dengan tema “A Night to Remember” yang diadakan pada hari Jumat (20/10), di ruang Teater Gedung Thomas Aquinas, Unika.

Dalam Cultural Night ini, perwakilan mahasiswa dari University of San Carlos maupun Unika Soegijapranata hadir dengan mengenakan pakaian adat masing-masing negara. Berbagai pertunjukkan juga ditampilkan oleh perwakilan Unika Soegijapranata antara lain paduan suara, sendratari dan tak kalah menariknya, Romo Aloysius Budi, Pr sebagai Bintang Tamu juga menampilkan kemahirannya dalam bermain saxophone dengan memainkan 2 lagu dari album keduanya yang berjudul, Amazing Grace dan Kumau Cinta Yesus (versi Bahasa Mandarin).

Demikian pula, mahasiswa University of San Carlos, Cebu City, Philippines, juga menampilkan tarian tradisional dari Daerah Luzon di Pulau Mindanao yang dipadukan dengan tarian tradisional Kota Cebu.

Cultural ImmersionDalam sambutannya Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata, Drs. Sentot Suciarto A, MP., Ph.D mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang menerima dan menyelenggarakan kegiatan Student Exchange di Unika Soegijapranata termasuk kepada para mahasiswa dan dosen pendamping dari University of San Carlos, Philippines karena acara yang dijadwalkan dapat terselenggara dengan baik.

Dr. Octavianus Digdo Hartomo selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata juga menjelaskan tentang kegiatan yang telah dilakukan selama Student Exchange. “Kegiatan Student Exchange ini mengangkat tema ”Cultural Immersion” dimana

masing-masing pihak baik Unika Soegijapranata maupun University of San Carlos saling mempelajari budaya masing-masing. Dan selama berada di Semarang, mahasiswa dari University of San Carlos diperkenalkan dengan kesenian khas Jawa Tengah seperti membatik, tari Jawa maupun kesenian Gamelan. Selain itu mereka juga diajak untuk melihat bangunan bersejarah seperti Candi Borobudur dan Keraton Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) serta diajak pula mengunjungi beberapa perusahaan nasional seperti PT. Marifood (Marimas) dan PT. Telkom,” jelas Digdo Hartomo.

“Apabila dilihat dari sisi budayanya, tarian adat Filipina juga memiliki kesamaan dengan Indonesia. Hal ini menandakan meskipun berbeda negara, sejatinya Filipina dan Indonesia masih dalam satu rumpun. Menurut saya, hal ini bisa menjadi bekal yang bagus dalam globalisasi. Karena yang dibutuhkan dalam globalisasi adalah kerjasama masing-masing negara bukan hanya kompetisi melulu di antara negara ASEAN,” tegasnya.

Sementara itu salah satu mahasiswa University of San Carlos juga mengungkapkan kesan positipnya saat ditanya tentang kegiatan Student Exchange yang dia ikuti, “Saya sangat terkesan dengan perilaku masyarakat Indonesia, kebudayaan, dan juga lingkungannya. Disini aku tidak merasa sedang berada di negara lain karena rata-rata orang Indonesia sangat mirip dengan orang Filipina” ujar Dorothy.

Hal serupa diungkapkan pula oleh Jemima yang juga peserta dari University of San Carlos Philippines, “Pengalaman favorit saya selama berada di Semarang adalah mengunjungi Candi Borobudur, menurut saya tempat tersebut sangat bersejarah dan sarat akan budaya. Dan tidak hanya itu, pemandangan yang ditawarkan juga menarik, karena dari atas Candi Borobudur kita dapat melihat pegunungan yang mengelilingi candi” imbuhnya. (#Cal)

Page 10: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

10 Kronik Edisi 122/Th.XV17 November 2017

Peringati Hari Pangan Sedunia, FTP Selenggarakan Rice Festival

Selasa (31/10) bertempat di selasar Gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata telah diselenggarakan acara Rice Festival dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober. Acara dirayakan dengan berbagai kegiatan antara lain Organic Farming Exhibition, fun games, doorprice, short video and photo competition, culinary demo with Diah Didi (Food Blogger) serta free lunch for 1500 visitors.

Dalam sambutannya Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika Soegijapranata, Dr. R. Probo Yulianto N., S.TP., MSc. menjelaskan tentang topik utama acara festival yaitu tentang beras dan berbagai bentuk olahannya, “Kami ingin mensosialisasikan tentang banyaknya jenis beras yang belum diketahui oleh masyarakat luas, tentu saja selain nasi putih masih ada banyak jenis olahan yang bisa dibuat dari bahan beras. Hal lain kami juga ingin mengingatkan bahwa nasi sebagai makanan pokok yang dimakan hingga 3 kali sehari, jangan dihindari hanya mesti diatur asupannya,” ujar Probo.

”Kami juga ingin memperkenalkan jenis-jenis nasi ini dengan cara lain, tidak dengan cara seminar karena terkesan terlalu formal, kami mencoba memperkenalkan kepada masyarakat lewat Rice Festival ini, dan acara ini disponsori oleh Kongbap sehingga bisa berjalan dengan meriah dan penuh antusiasme,” tambahnya.

Acara Rice Festival ini diikuti oleh Al Barokah dari Yogyakarta dan Gita Pertiwi dari Solo memperkenalkan

jenis-jenis beras kepada masyarakat terutama mahasiswa Unika Soegijapranata. “Kongbap

adalah campuran biji-bijian yang dikombinasikan dengan nasi,dengan mengkonsumsi kongbap ini, diharapkan masyarakat menjadi lebih sehat karena kaya akan serat” ucap Nanda, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian sebagai Ketua Panitia Rice Festival.

Festival Rice dimeriahkan pula dengan demo masak oleh Diah Didi yang juga seorang Food Blogger.

“Makan dengan kongbap ini juga bagus buat diet, tapi jangan dimakan dengan nasi, dimakan kongbabnya aja,” jelasnya.

“Terutama untuk para mahasiswa yang males makan sayur, males makan buah, mahasiswa bisa mengkonsumsi Kongbap, sudah bisa memenuhi kebutuhan akan makanan sehat bagi mereka,” imbuhnya.

Salah satu pengunjung, Bagus Aryanto Sutikno yang juga mahasiswa FTP Unika yang baru saja menyelesaikan studi sarjananya mengemukakan pendapatnya tentang Rice Festival, “Menurut saya acara ini sangat baik dan interaktif dimana seperti kita ketahui makanan pokok bangsa Indonesia adalah beras dan dalam acara ini dikenalkan beras bukan pada umumnya tetapi beras organic yang memiliki dampak yang baik untuk kesehatan apabila rutin dikonsumsi dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Disini kita juga bisa melihat langsung pengolahannya menjadi beberapa produk olahan makanan dengan demo masak berbahan dasar Multigrain Mix Kongbap,” pungkasnya. (#YP)

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Unika Soegijapranata pada hari Selasa (31/10) bertempat di ruang Teater, gedung Thomas Aquinas, telah mengadakan kegiatan Presentasi Service learning yang tujuannya untuk memaparkan hasil kegiatan mahasiswa dalam service learning yang telah selesai dilakukan dan diseminasikan oleh masing-masing kelompok dengan tema “Kebijakan dan Keberpihakan Terhadap Kelompok Yang Tersisihkan” kepada pemerintah daerah melalui instansi terkait yang diundang dalam acara ini.

Ketua panitia kegiatan, Wahyu Aryono Nugroho menjelaskan,”Kami undang pihak pemerintah untuk mendengarkan hasil service learning yang dilakukan oleh mahasiswa, terutama yang terkait hukum perlidungan anak dan hukum pemerintah daerah, karena hasil service learning ini berkaitan dengan infrastruktur, kebijakan maupun political will dari pemerintah, sehingga membutuhkan perwakilan pemerintah untuk bisa

Service Learning FHK Paparkan Hasil Temuannya

Page 11: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

11Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017

mendengar secara langsung hasil yang kami temukan di lapangan,”ungkapnya.

“Dalam service learning ini kami sebagai mahasiswa hukum memang terjun langsung ke lapangan untuk bisa menyaksikan sendiri apa yang terjadi di realitas sehingga bisa membandingkan peraturannya seperti apa dan dalam pelaksanaannya bagaimana. Disamping itu kegiatan service learning ini juga menuntut kami untuk melayani dimana dari peraturan serta penerapannya ada kesenjangan atau tidak, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengikis kesenjangan itu. Nah salah satunya adalah dengan mempertemukan antara apa yang kami temukan di lapangan dengan pemangku kebijakan itu sendiri,”ucapnya.

Turut hadir dalam acara presentasi service learning ini perwakilan dari dinas sosial dan kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kota Semarang. Dari kegiatan ini tampak sekali bahwa pemerintah kota Semarang melalui dinas terkait secara serius ingin bekerja sama dengan banyak pihak untuk menyelesaikan persoalan yang muncul di masyarakat. Perwakilan dinas yang hadir juga mengapresiasi kegiatan service learning ini, karena para mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapat dan dapat menangkap apa yang disampaikan serta akan segera meninjaklanjuti secepatnya.

“Meskipun yang hadir hanya dua dinas saja tetapi dalam menanggapi hasil-hasil yang disampaikan dalam acara service learning ini, dua dinas ini langsung berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait sehingga kami mendapatkan jawaban-jawaban mengenai service learning yang kami lakukan, antara lain sekitar bulan April atau Mei tahun depan salah satu hasil service learning kami akan direalisasikan oleh dinas terkait yaitu penerangan jalan di sekitar jalan pawiyatan luhur yang meliputi penerangan jalan dari GOR Jatidiri sampai dengan jalan sekitar kampus UNTAG,” imbuh Wahyu.

Sementara itu salah satu peserta seminar, Lukas Febrisetyo Laksono juga menyatakan apresiasinya dengan pelaksanaan kegiatan service learning ini,”Dengan kegiatan ini mahasiswa jadi lebih tahu tentang masalah yang muncul dan dihadapi masyarakat serta pemerintah dewasa ini, mulai dari penanganan anak jalanan dan perlindungan anak sampai dengan penerangan jalan, halte bus, juga fasilitas umum lainnya. Disamping itu melalui kegiatan ini kami bisa membangun rasa peduli dan saling berbagi terutama bagi mereka yang dalam masyarakat tersisihkan.” (#Fas)

Rajut Kebersatuan dan Kebersamaan dalam

Peringatan Sumpah Pemuda

Dalam rangka memperingati 89 tahun ikrar Sumpah Pemuda, Unika Soegijpranata menyelenggarakan talkshow berjudul “Kebangsaan Di Dadaku, Kami Satu Indonesia” pada hari Senin (30/10) yang lalu bertempat di Ruang Theater Gedung Thomas Aquinas lantai 3. Talkshow yang dihadiri oleh sekitar kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan tamu undangan dari universitas lain ini menghadirkan 3 pembicara ahli yakni ; Romo Aloysius Budi Purnomo Pr selaku Kepala Campus Ministry Unika dan Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (HAAK-KAS), Gus Tedi Kholudin, PhD selaku staff pengajar dari UIN Walisongo Semarang dan Dea Rizkita Putri Indonesia Perdamaian Indonesia 2017.

Acara Talkshow yang dimoderatori oleh Sdr. Wahyu Aryono Nugroho ini banyak mengupas cara bagaimana mempertahankan serta memupuk persatuan dan kesatuan NKRI dari 2 pembicara utama yakni Romo Aloysius Budi Purnoomo Pr dan Dea Rizkita. Mereka memberikan pemahaman tentang contoh salah satu cara mempertahankan serta memupuk persatuan dan kesatuan sesuai dengan cara mereka masing masing atau sesuai bidang yang mereka geluti selama ini.

Bijak Ber-Media Sosial.Dea Rizkita yang merupakan Putri Perdamaian Indonesia 2017 memaparkan bahwa zaman setelah merdeka seperti saat ini masih ada peperangan di kalangan kaum muda. Ia menguraikan perang yang dimaksud bukanlah peperangan fisik seperti zaman sebelum kemerdekaan, melainkan saat ini kaum muda berperang argumen di media sosial yang berujung bisa merusak persatuan dan kesatuan NKRI.

“Zaman sekarang kita sudah jauh dari peperangan yang bersifat tumpah darah tetapi anak muda zaman sekarang lebih banyak berperang argumen dan berdebat di media sosial yang akhirnya menimbulkan perang di dunia maya. Mungkin itu adalah salah satu bagian kecil tapi hal tersebut bisa menimbulkan akibat yang fatal, salah satunya merusak persatuan” ungkap Dea yang juga

Page 12: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

12 Kronik Edisi 122/Th.XV17 November 2017

merupakan mahasiswi aktif S2 Magister Profesi Psikologi Unika.

Melihat adanya perang di media sosial tersebut, lebih lanjut Dea membagikan cara bijak ber-media sosial kepada para peserta talkshow demi keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI. Ia menjelaskan menyaring suatu informasi merupakan salah satu cara penting karena saat ini banyak sekali berita bohong atau HOAX.

“Tentunya kita sangat terbantu dengan kemajuan teknologi saat ini, kita mencari segalanya menjadi mudah. Kita harus bisa menguasai teknologi bukan kita yang dikuasai, karena kalau kita yang dikuasai malah kita akan terarah ke hal-hal negatif. Ketika kita sudah bisa menguasai teknologi, kita harus tidak mudah tersulut dengan perdebatan di media sosial, lalu kita juga harus tidak mudah percaya begitu saja dengan pemberitaan di media sosial karena sekarang ini kan HOAX banyak. Kita harus bisa berhati-hati dan menyaring informasi yang datang dengan mencari kebenarannya dari sumber lain” tambah Dea.

Menurutnya mencari kebenaran informasi dari sumber lain sangat penting bagi kaum muda karena mengingat anak muda merupakan motor penggerak kemajuan bangsa Indonesia.

Budaya Kebersamaan Dengan Kawan InterreligiusRomo Aloysius Budi Purnomo Pr juga memaparkan salah satu contoh cara menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Romo Budi menjelaskan bahwa menjalin silaturahmi kepada kawan pemuka agama lain juga merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta menjaga toleransi beragama. Beliau pun menjelaskan hal tersebut bukan dengan teori namun praktek nyata yang sudah beliau lakukan semenjak beliau menjadi Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (HAAK-KAS) semenjak 1 Mei 2008 yang lalu.

Dalam paparannya Romo Budi menampilkan beberapa fotonya ketika ia berkunjung ke kawan pemuka agama lain, seperti antara lain : silaturahmi dengan Kyai Mahfudz Ridwan (Pemilik Pondok Pesantren di Tuntang) setiap hari raya Idul Fitri, bersilaturahmi dengan KH. Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus yang merupakan pengasuh pondok pesantren di Rembang, bersilaturahmi dengan Ahmad Syafi’i Ma’arif yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Romo Budi berharap dengan adanya hubungan yang baik antar pemuka agama ini secara tidak langsung bisa mengajak para peserta talkshow untuk bisa menjaga toleransi beragama sesama umat manusia dan menjaga pesatuan dan persatuan.

“Foto ini menunjukkan bagaimana seorang Pastor Katolik saja bisa menjalin dan menjaga hubungan yang baik dengan Kyai, seharusnya umat beragama lebih bisa menjaga keharmonisan hidup beragama, mari kita jaga dan pupuk toleransi beragama” tegas Romo Budi.

Selain berkunjung ke pemuka agama lain, Romo Budi juga meperlihatkan acara kebangsaan lain yang juga bisa untuk semakin mempererat persatuan dan kesatuan, antara lain : Mengundang KH Nuril Arifin atau yang akrab disapa Gus Nuril untuk menari tarian Sufi di gereja Katedral Semarang pada 12/11/2015 yang lalu, Srawung Anak Muda Lintas Iman di Balai Kota Semarang pada 5/3/2017 yang lalu, Apel Kebangsaan dalam rangka Sumpah Pemuda 2017 di lapangan Kecamatan Muntilan pada 28/10/2017 yang lalu.

Apa yang disampaikan oleh Romo Budi ternyata juga senada dengan Gus Tedi. Gus Tedi mengungkapkan bahwa di tempat ia mengajar ada beberapa mahasiswa beragama Katolik, namun ia tidak membeda-bedakan. Ia tetap merangkul mahasiswa katolik tersebut dan mengajak mahasiswa katolik tersebut untuk berkumpul, bersosialisasi dan bergaul dengan kawan kawan mahasiswa Islam.

Talkshow Merupakan Sarana Untuk Melestarikan Sumpah PemudaProf. Dr. F Ridwan Sanjaya, MS., IEC selau Rektor Unika dalam sambutannya mengungkapkan bahwa talkshow ini merupakan wadah untuk para mahasiswa agar semakin bergandengan tangan melestarikan persatuan dan sumpah pemuda yang telah diikrarkan oleh para pemuda sejak tahun 1928 silam. Menurut Ridwan hal ini menjadi penting karena saat ini Indonesia memiliki tantangan terbesar yakni adanya oknum yang hendak merusak ideologi demi mendapatkan kehidupan yang layak.

“Anda para mahasiswa setelah merdeka tidak bisa tinggal diam karena ada tantangan bagaimana melestarikan semangat ikrar Sumpah Pemuda 89 tahun yang lalu karena jaman sekarang ada usaha usaha untuk saling mengaadu domba bukan hanya untuk kepentingan ideologi semata tetapi yang kita temui saat ini justru kepentingan ekonomi . Ada oknum yang demi mendapatkan pendapatan yang besar dan demi kehidupan yg layak malah mereka menghancurkan negeri kita, menghancurkan persatuan orang-orang yang sudah sejak lama. Ini merupakan tantangan terbesar kita” ungkap Ridwan.

Alfa Immanuel, Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika angkatan 2017 sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Prof Ridwan. Ia menjelaskan bahwa memang ada oknum yang berusaha merusak persatuan dengan munculnya radikalisme

“Saya sangat mengapresiasi seminar ini karena guna menjawab tantangan-tantangan saat ini seperti radikalisme. Seminar ini sangat diperlukan dan perlu disebarluaskan agar semua orang tahu bahwa Indonesia itu tidak hanya negara agama tetapi negara bagi semua orang yang tinggal di Indonesia, tidak hanya untuk golongan tertentu” pungkas Alfa.

Talkshow ini diakhiri dengan dengan penampilan dari Gratia Choir yang menyanyikan lagu berjudul Bendera, lalu juga dengan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan deklarasi kebangsaan. (#Holy)

Page 13: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

13Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017

Peringati Dies Natalis ke-50 FAD Unika Gelar Pameran dan Bedah Karya

Memperingati Tahun Emas atau Dies Natalis ke-50, pada Rabu (1/11) Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Unika Soegijapranata mengadakan Pembukaan Pameran Karya, Foto, dan Pentas Musik Jazz bertempat di Gedung Monod Huis Kota Lama, Semarang. Dalam pembukaan pameran turut hadir Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Pengembangan Benny Danang Setianto, SH., LL.M., MIL, Dekan FAD Unika Dra. B.Tyas Susanti, MA, PhD, Ketua Program Studi Arsitektur MD Nestri Kiswari, ST, MSc, dan Ketua Panitia Dies Natalis ke- 50 FAD Unika Ir. Afriyanto Sofyan ST. B, MT serta Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Jawa Tengah Sugiarto, IAI. Adapun acara Pameran Karya, Foto, dan Pentas Musik Jazz berlangsung mulai hari Rabu (1/11) hingga Sabtu (4/11).

Tampilkan Karya SketsaDalam sambutannya, Dra. B.Tyas Susanti, MA, PhD selaku Dekan FAD menyampaikan “50 tahun menjadi perjalanan yang cukup panjang dengan melahirkan banyak alumni dengan karya luar biasa. Tepat di hari ini, Ulang tahun ke-50, kami memamerkan karya-karya alumni namun tidak hanya karya alumni saja tapi juga ada karya mahasiswa yang memperoleh penghargaan dari berbagai kompetisi. Di pameran ini kami juga menampilkan karya-karya sketsa dari Arsitektur. Selain menampilkan karya dari mahasiswa, kami juga memamerkan dokumentasi foto perjalanan 50 tahun Fakultas Arsitektur dan Desain mulai saat Unika berdiri dengan nama Unika Atmajaya Cabang Semarang kemudian berganti menjadi ITKS (Institut Teknologi Katolik Semarang), hingga sekarang Unika Soegijapranata. Kami berharap pameran ini bisa menjadi ajang silaturahmi dosen, mahasiswa, dan alumni,” jelas Santi.

UU ArsitekDalam peringatan Dies Natalis ke-50 FAD Unika Soegijapranata, Sugiarto, IAI mewakili alumni FAD Unika sekaligus Ketua IAI Jawa Tengah menyampaikan terima kasih kepada para dosen. Ia pun menegaskan bahwa alumni FAD Unika Soegijapranata telah tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa karyanya juga berhasil menembus dunia Internasional. Selain menyampaikan ucapan terima kasih, Sugiarto juga berpesan bahwa saat ini Profesi Arsitektur merupakan profesi terhormat

dan telah menjadi aset negara karena UU Arsitek yang melindungi baru saja disahkan presiden dan segera diberlakukan. Sugiarto pun berharap seluruh lulusan arsitek dapat bergabung dengan IAI karena dalam Undang-Undang hanya IAI, organisasi profesi arsitektur yang diakui. Sugiarto pun juga menegaskan bahwa selanjutnya IAI akan menjalin kerjasama dengan Unika Soegijapranata dalam bentuk yang lebih konkret.

Dekatkan dengan PublikKetua Program Studi Arsitektur Unika, MD Nestri Kiswari, ST, MSc juga menjelaskan tentang pelaksanaan Pameran FAD di Monod Huis, “Pemilihan tempat Gedung Monodhuis yang berlokasi di Kota Lama bukanlah tanpa alasan. Dari gedung ini, kami berharap dapat menjalin kedekatan dengan publik. Seperti yang telah disebutkan Ibu Santi, kami juga menampilkan foto rangkaian perjalanan FAD selama 50 tahun. Kami mengundang para alumni untuk bernostalgia melalui rangkaian foto tersebut. Kami juga menampilkan suasana dulu yang berbeda dengan saat ini karena dulu arsitektur masih berada di bawah Fakultas Teknik. Sambil menikmati pameran karya, para pengunjung juga dimanjakan pentas Musik Jazz. Tidak lupa, untuk menambah wawasan kami juga mengadakan kegiatan diskusi dan bedah karya yang dimulai Kamis (2/10), salah satunya berbicara mengenai Pasar Johar, arsitektur bersejarah di Kota Semarang,” jelas Nestri.

“Mengambil istilah Soekarno, JAS MERAH (JAngan Sekali kali MEninggalkan sejaRAH), bahwa Unika Soegijapranata besar tidak lepas dari FAD dimana sejarah berawal dari tahun 1967 dengan berdirinya Unika Atmajaya Cabang Semarang. Pergerakan politik pada masa itu memaksa banyak institusi untuk menghentikan kegiatannya. Beberapa tokoh di Unika Atmajaya Cabang Semarang menolak hal tersebut dan mendirikan ITKS sampai dengan 1981 dan tepat di tahun 1982, tercetuslah nama Unika Soegijapranata. Setelah 50 tahun berdiri, perubahan yang terdapat di FAD tidak lepas dari sistem pendidikan. Kami pun menyadari bahwa kami tidak bisa berdiri sendiri sehingga kami mulai menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya dan organisasi profesi seperti IAI. Terlebih lagi, kami cukup senang karena profesi yang kami jalani telah dilindungi dengan disahkannya UU Arsitektur,” pungkas Sofyan. (#Cal)

Page 14: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

14 Kronik Edisi 122/Th.XV17 November 2017

Bedah Karya Dies Natalis Arsitektur Unika: Memahami Pasar Johar Pasca Kebakaran

Dalam rangka merayakan Dies Natalis ke-50 tahun, Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Unika Soegijapranata mengadakan Bedah Karya di Gedung Monod Huis yang terletak di Jalan Kepodang, kompleks Kota Lama Semarang. Acara yang bertajuk “Memahami Pasar Johar Pasca Kebakaran” tersebut diadakan pada hari Kamis (2/11) dan terbuka untuk umum. Dalam acara tersebut, Ir. A. Kriswandono M.Si dan Dr. Ir. Krisprantono MA hadir sebagai pembicara.

Krisprantono mengajak para mahasiswa dan tamu yang hadir untuk menilik sejenak sejarah Pasar Johar yang didirikan pada tahun 1936 oleh arsitektur asal Belanda, Thomas Karsten. “Pasar Johar adalah pasar swalayan terbesar dan termegah pada zamannya. Ia menjadi pasar termodern se-Asia Tenggara pada tahun sekitar 1930-an,” ungkap Krispantoro.

Ketika dibangun pada tahun 1936, Pasar Johar merupakan satu dari enam belas pasar tradisional di Semarang dan sekaligus menjadi pasar swalayan pertama di Kota Semarang. Berbeda dengan pasar-pasar lainnya, Pasar Johar memiliki kekhasan dalam kerapian dan kebersihan tempatnya. Hal ini terlihat di mana bagian dalam Pasar Johar terdapat petak-petak lapak untuk tempat berjualan. Hal ini bertujuan supaya jalan untuk lalu lalang pengunjung tidak terhambat. Selain itu, trotoar di bagian depan Pasar Johar kala itu juga terbilang cukup luas sehingga nyaman sebagai lalu lintas hilir-mudik orang-orang di pasar.

“Pasar Johar merupakan sebuah karya masterpiece dari Thomas Karsten. Sebelum mendesain Pasar Johar, Karsten terlebih dulu belajar dan mengamati pasar-pasar yang sudah ada sebelumnya, seperti Pasar Jatingaleh dan Randusari,” ungkap Kriswandono.

Budaya dan Filosofi PasarDalam mendesain arsitektur bangunan Pasar Johar, Karsten tidak lupa memperhatikan unsur budaya dan manusia yang ada di dalamnya. “Hampir semua pasar mengambil nama tumbuhan yang rimbun, seperti Pasar Randusari atau Pasar Jatingaleh. Ini memiliki filosofi yang mendalam. Karsten mengamati bahwa para pedagang merasa nyaman berjualan di bawah pohon yang rimbun. Maka ia pun mendapatkan ide untuk mendesain bangunan yang memiliki suasana serupa, yang membuat orang-orang merasa nyaman beraktivitas di dalamnya,” tutur Kriswandono.

Salah satu yang menjadi kekhasan arsitektur Pasar Johar adalah adanya pilar-pilar cendawan atau mushroom construction. Thomas Karsten telah mendesain Pasar Johar dengan sangat apik. Karsten memerhatikan saluran pembuangan air atau drainase,penerangan cahaya, hingga aliran melalui ventilasi udara.

Cahaya matahari dapat masuk menembus atap di bagian dalam Pasar Johar. Sehingga, bagian dalam bangunan pun menjadi terang tanpa menggunakan bantuan peralatan listrik. Angin yang semilir pun terasa melalui ventilasi udara yang terdapat pada bangunan pasar. “Penyusunan drainase juga tertata rapi. Talang-talang air dibuat secara horisontal supaya tidak mengganggu pemandangan. Kita tidak akan pernah menemukan satu pun talang yang disusun vertikal,” tambahnya.

Hal lain yang menarik dari arsitektur Pasar Johar ini, menurut Kriwandono, adalah setiap sudut-sudut bangunannya yang diperhatikan secara detail oleh Thomas Karsten. “Karsten benar-benar memerhatikan dengan jeli dan seksama, bahkan hingga bagian yang kecil sekalipun. Keterampilan untuk mengamati hal secara detail inilah yang perlu ditingkatkan lagi oleh para arsitek muda, jangan sampai keterampilan ini pudar,” ungkapnya.

Page 15: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

15Kronik Edisi 122/Th.XV 17 November 2017

Cagar BudayaNamun, kebakaran yang terjadi pada tahun 2015 telah menyebabkan sebagian rangka atap melengkung dan struktur beton bangunan Pasar Johar roboh. Maka bangunan Pasar Johar pun perlu direkonstruksi ulang dan dikonservasi. Upaya untuk mengonservasi Pasar Johar tidaklah mudah. Hal ini terkait bangunan Pasar Johar sebagai salah satu bangunan cagar budaya nasional.

“Bangunan yang merupakan cagar budaya nasional harus kembali seperti semua. Sehingga, proses rekonstruksi perlu dilakukan secara hati-hati, tidak boleh gegabah. Prosedur kita lakukan satu per satu, mulai dari recording, dokumentasi, scanning, hingga pengujian bahan material. Jangan sampai kita mengubah nilai-nilai cagar budaya dari arsitektur bangunan ini,” imbuh Kriswandono.

Untuk melakukan konservasi, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah perihal sejarah bangunan, apakah bangunan tersebut pernah dibongkar atau tidak. Perlu dipahami juga material penyusun bangunan seperti beton dan bahan lainnya. Diperlukan pula teknik konservasi yang benar dan tepat tanpa melupakan filosofi dari bangunan itu sendiri. Dan tentunya dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak yang berkaitan.

Dalam melakukan konservasi bangunan cagar budaya, ada empat hal penting yang menjadi syarat di mana suatu bangunan dapat digolongkan sebagai bangunan cagar budaya. Empat hal itu adalah tidak boleh mengubah desain bangunan, mengubah material, mengubah cara membuat bangunan, dan mengubah letak bangunan.

“Rekonstruksi dan konservasi Pasar Johar mengalami sedikit perdebatan dalam hal ini. Setelah terjadinya kebakaran, desain Pasar Johar perlu direkonstruksi ulang dengan mengumpulkan data-data dan dokumen yang ada. Bahan material yang baru digunakan untuk membangun pasar Johar kembali. Semuanya berubah, kecuali letak Pasar Johar. Sehingga pertanyaannya, apakah Pasar Johar masih termasuk bangunan cagar budaya?” ungkapnya.

Yang menjadi tantangan saat ini adalah bagaimana cara kita merawat pasar Johar. Kondisi Pasar Johar saat ini terlihat kurang rapi, tak seperti dulu lagi ketika Johar pertama dibangun. Hal ini bisa kita lihat beberapa waktu sebelum Johar terbakar. Jalan untuk lalu lintas orang menjadi semakin sempit bahkan tidak ada karena tertutup oleh pedagang, kabel listrik yang digunakan untuk penerangan juga masih belum tertata dengan baik sehingga memberi kesan tak rapi.

“Itu adalah tanggung jawab kita untuk ikut berperan aktif dengan memberi masukan kepada pemerintah kota tentang apa yang harus dilakukan untuk merawat Pasar Johar. Ini merupakan tanggung jawab kita terhadap masa depan. Kita ingin Pasar Johar terlihat seperti apa ke depannya?” pungkas Kriswandono. (#B.Agth)

Unika Soegijapranata melalui Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan, Dr. Theresia Dwi Hastuti, SE., MSi., Akt., CPA. pada hari Kamis (2/11) menerima rombongan dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang dipimpin oleh Prastyono selaku Branch Manager Cabang Kepodang Semarang, untuk menjalin kerjasama dalam penanganan pembayaran uang kuliah Program Pascasarjana Unika Soegijapranata.

Acara yang diselenggarakan di ruang Merah, gedung Mikael Unika ini, secara khusus memang diadakan untuk membahas lebih rinci tentang kerjasama Unika Soegijapranata dengan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Dr. Theresia Dwi Hastuti, SE., MSi., Akt., CPA selaku Wakil Rektor II Unika menjelaskan,” Kerjasama dengan Bank Mandiri ini dalam bentuk penanganan pembayaran uang kuliah untuk S-2 Unika, selain itu kami juga minta ekses atau tambahan manfaat dari kerjasama tersebut yaitu pemberian fasilitas kartu mahasiswa S-2 dan kartu pegawai, selanjutnya kami minta kerjasama tambahan yang akan kami buat terutama untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan pembayaran uang kuliah dalam bentuk produk “My Plan” yaitu suatu bentuk tabungan berjangka yang bisa dipakai mahasiswa untuk menabung atau menyicil uang kuliah tiap bulan tetapi di hold, baru kemudian waktu tiba saatnya harus membayar uang kuliah maka oleh universitas bisa di debet, Ini untuk memberikan solusi kepada para mahasiswa yang kesulitan untuk membayar secara utuh atau sekali bayar setiap semester maka dicicil setiap bulan di rekening mereka,” jelas Theresia.

“Sementara itu sebagai wujud CSR dari Bank Mandiri Kepodang untuk mahasiswa, maka Bank Mandiri juga akan memberikan bantuan apabila ada kegiatan mahasiswa S-2 atau lembaga S-2 nya melalui satu pintu yaitu Wakil Rektor II dengan mengajukan proposal kegiatan,” imbuhnya.

Sedangkan Susanti Aryani selaku Transaction Banking Officer Regional VII Semarang, mengemukakan bahwa kartu mahasiswa dan kartu pegawai sudah diberikan dalam bentuk co-branding e-money, dan kartu e-money ini akan dapat digunakan di merchant-merchant yang telah bekerja sama dengan Bank Mandiri, seperti sektor transportasi, merchant retail, merchant kuliner, taman rekreasi, maupun sektor potensial lainnya. (#Fas)

Jalin Kerjasama dengan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Page 16: Peran Perguruan Tinggi dalam Kepemimpinan Sosialnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-122.pdf · Kronik Edisi 122/Th.XV. 17 November 2017. 1. th.XV/17 November 2017. Unika Soegijapranata

16 Kronik Edisi 122/Th.XV17 November 2017

SIDANG REDAKSI wakil rektor 4 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER Agatha, Arisadewo, Calvin, Cindy, Chika, Hanlois, Holy, Iyan, Sherin, Wahyu, Yoanita LAYOUT eRnanto

KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433 email : [email protected]