12
116 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-128 ISSN 1412-1468 PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI DI DESA BUKIT RAYA KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (The Role of Agriculture Instructor in Farmer Group Development in Bukit Raya Village Tenggarong Seberang Subdistrict Kutai Kartanegara Regency) M. Najib dan Henny Rahwita Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Email : [email protected] ABSTRACT The research was done to know the role of agriculture instructor in Farmer Group Development and to know the obstacles standed before by agriculture instructor in field. The research started in April until June 2008 in Bukit Raya Village Tenggarong Seberang Subdistrict Kutai Kartanegara Regency. Samples were taken by Proportional Stratified Random Sampling, with precision scale 15%. Role of agriculture instructor in Farmer Group Development were analyzed using Chi-Square with two categories, Role of agriculture Instructor and Farmer Group Development which is in each category there are variables to discribe the agriculture Intructor’s Role in Farmer Group Development. The results showed that the farmers gave good respond to the agriculture instructor and farmer group development, result of counting with analysis Chi-Square for agriculture instructor χ² count 11,26 and χ² table ( α = 0,05 ) 9,49 such as farmer group development χ² count 20,71 dan χ² table ( α = 0,05 ) = 9,49 so we can get the conclusion that there are many role of the Agriculture Instructor in farmer group development in Bukit Raya Village Tenggarong seberang Subdistrict Kutai Kartanegara Regency. Key words : farmer, agriculture instructor PENDAHULUAN Pemerataan dalam pembangunan di Kalimantan Timur diperluas melalui sektor pertanian, oleh karena itu perlu ada usaha mengembangkan dan memotivasi petani dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatannya. Untuk memudahkan dan membantu petani dalam melakukan usaha tani maka pemerintah bekerja sama dengan instansi dan perusahaan - perusahaan yang bergerak di bidang pertanian untuk memberikan penyuluhan kepada petani di pedesaan dalam rangka memudahkan menyerap ilmu dan teknologi yang terus berkembang guna meningkatkan produksi usahatani dan kesejahteraan petani. Penyuluh pertanian harus merupakan ahli pertanian yang berkompeten, dapat berkomunikasi secara efektif dan cepat tanggap dalam menghadapi setiap permasalahan dan pertanyaan yang nantinya akan diajukan oleh para petani. Penyuluh memegang peranan penting dalam membimbing petani agar dapat memberikan yang terbaik dalam pengelolaan usaha tani yang dilakukannya. Untuk meningkatkan efektivitas sistem kerja latihan dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna menumbuhkan peran petani dalam

Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tg

Citation preview

Page 1: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

116 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-128 ISSN 1412-1468

PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK

TANI DI DESA BUKIT RAYA KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

(The Role of Agriculture Instructor in Farmer Group Development in Bukit Raya Village

Tenggarong Seberang Subdistrict Kutai Kartanegara Regency)

M. Najib dan Henny Rahwita

Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman

Email : [email protected]

ABSTRACT

The research was done to know the role of agriculture instructor in Farmer Group

Development and to know the obstacles standed before by agriculture instructor in field. The

research started in April until June 2008 in Bukit Raya Village Tenggarong Seberang Subdistrict

Kutai Kartanegara Regency. Samples were taken by Proportional Stratified Random Sampling,

with precision scale 15%. Role of agriculture instructor in Farmer Group Development were

analyzed using Chi-Square with two categories, Role of agriculture Instructor and Farmer Group

Development which is in each category there are variables to discribe the agriculture Intructor’s

Role in Farmer Group Development.

The results showed that the farmers gave good respond to the agriculture instructor and

farmer group development, result of counting with analysis Chi-Square for agriculture instructor χ² count 11,26 and χ² table ( α = 0,05 ) 9,49 such as farmer group development χ² count 20,71 dan

χ² table ( α = 0,05 ) = 9,49 so we can get the conclusion that there are many role of the Agriculture

Instructor in farmer group development in Bukit Raya Village Tenggarong seberang Subdistrict

Kutai Kartanegara Regency.

Key words : farmer, agriculture instructor

PENDAHULUAN

Pemerataan dalam pembangunan di

Kalimantan Timur diperluas melalui sektor

pertanian, oleh karena itu perlu ada usaha

mengembangkan dan memotivasi petani

dalam upaya meningkatkan produksi dan

pendapatannya. Untuk memudahkan dan

membantu petani dalam melakukan usaha

tani maka pemerintah bekerja sama dengan

instansi dan perusahaan - perusahaan yang

bergerak di bidang pertanian untuk

memberikan penyuluhan kepada petani di

pedesaan dalam rangka memudahkan

menyerap ilmu dan teknologi yang terus

berkembang guna meningkatkan produksi

usahatani dan kesejahteraan petani.

Penyuluh pertanian harus merupakan

ahli pertanian yang berkompeten, dapat

berkomunikasi secara efektif dan cepat

tanggap dalam menghadapi setiap

permasalahan dan pertanyaan yang nantinya

akan diajukan oleh para petani. Penyuluh

memegang peranan penting dalam

membimbing petani agar dapat memberikan

yang terbaik dalam pengelolaan usaha tani

yang dilakukannya. Untuk meningkatkan

efektivitas sistem kerja latihan dan

kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna

menumbuhkan peran petani dalam

Page 2: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

117 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

pembangunan pertanian, maka dilakukanlah

pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani

yang telah terbentuk agar nantinya kelompok

tani mampu berkembang menjadi kekuatan

ekonomi yang memadai dan selanjutnya

mampu menopang kesejahteraan anggotanya.

Peranan kelompok tani akan semakin

meningkat apabila kekuatan-kekuatan yang

dimiliki oleh kelompok tersebut dapat

menggerak dan mendorong perilaku

anggotanya ke arah pencapaian tujuan

kelompok, sehingga kelompok tani tersebut

akan berkembang menjadi lebih dinamis.

Agar kegiatan kelompok tani dinamis maka

harus didukung oleh seluruh kegiatan yang

memiliki peran penting dalam pengembangan

kelompok tani dalam melaksanakan rencana

kerja kelompok yang telah disepakati

bersama. Pembentukan suatu kelompok tani

diharapkan pula dapat membantu untuk

mengefisienkan waktu, biaya dan tenaga.

Oleh karenanya penyuluh pertanian sebagai

perantara antara kemajuan teknologi dan ilmu

pertanian yang semakin berkembang dengan

para petani, diharapkan dapat memberikan

informasi dan pengetahuan yang berguna bagi

petani di bawah naungan kelompok tani

sebagai wadah berkumpul dan bertukar

pikiran, sehingga perkembangan dalam suatu

kelompok tani sudah seharusnya memiliki

kaitan dengan penyuluh pertanian.

Desa Bukit Raya Kecamatan

Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai

Kartanegara merupakan suatu daerah yang

sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian sebagai petani, serta terdapat

kelompok-kelompok tani sebagai wadah

berkumpulnya para petani yang memiliki

tujuan bersama, yaitu mengubah kehidupan

sosial menjadi lebih sejahtera dengan bantuan

penyuluh pertanian yang ditempatkan di

daerah tersebut.

Permasalahan yang dapat dikemukakan

adalah: (1) Bagaimana peran penyuluh

pertanian dalam pengembangan kelompok

tani di Desa Bukit Raya Kecamatan

Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai

Kartanegara?; dan (2) adakah kendala

penyuluh pertanian di lapangan dalam upaya

pengembangan kelompok tani?

Tujuan penelitian adalah: (1) untuk

mengetahui peranan penyuluh pertanian

dalam pengembangan kelompok tani di Desa

Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang

Kabupaten Kutai Kartanegara; dan (2) untuk

mengetahui berbagai kendala yang dihadapi

oleh penyuluh pertanian di lapangan.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan April

sampai dengan Juni 2008 di Desa Bukit Raya

Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten

Kutai Kartanegara.

Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas: (1)

data primer diperoleh dengan mengadakan

tanya jawab langsung dengan petani dan

penyuluh pertanian dengan menyebar daftar

pertanyaan (quisioner) di wilayah penelitian,

dan (2) data sekunder diperoleh dari Kantor

Kecamatan dan Kantor Desa serta instansi

terkait maupun aparat pemerintah yang

mempunyai aktivitas dalam kegiatan

kelompok tani.

Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah Proportional Stratified

Random Sampling. Di Desa Bukit Raya

terdapat 612 petani padi sawah yang

tergabung dalam 16 kelompok tani. Menurut

Rakhmat (1989) cara pengambilan sampel

dapat menggunakan rumus :

n = N

N (d)² + 1

dengan tingkat presisi (15%) dari jumlah

petani yang ada peneliti menggunakan sampel

yang bisa mewakili jumlah keseluruhan

petani tersebut yaitu sebanyak 4141 sampel

yang terbagi dalam tiga stratum. Untuk

menghitung besarnya tiap stratum digunakan

rumus seperti dikemukakan Harum Al-Rasyid

dalam Juraemi (1994) sebagai berikut :

Page 3: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

118 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

ni = Ni x n

N

Dimana :

ni = jumlah sampel per stratum

Ni = jumlah data perkelompok tani

Berdasarkan rumus di atas diperoleh

sampel yang dapat mewakili disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Data Jenis Kelompok Tani dan Jumlah Sampel

No Kelas Kelompok Jumlah Kelompok Jumlah Anggota Sampel

1 Pemula 2 58 4

2 Lanjut 11 441 29

3 Madya 3 113 8

Jumlah N = 612 n = 41 Sumber : Data Primer , 2008 (diolah)

Analisis Data

Dari jawaban responden pada

kuisioner diperoleh data yang kemudian

dianalisis dengan menggunakan metode

skoring (skor). Semua kriteria penilaian

peranan penyuluh pertanian akan diberi skor

yang telah ditentukan. Cara yang digunakan

dalam menyusun data tersebut adalah

menggunakan Skala Likert melalui tabulasi

dimana skor responden dijumlahkan, ini

merupakan total skor kemudian dihitung rata-

ratanya, dan rata-rata inilah yang ditafsirkan

sebagai posisi penilaian responden pada skala

likert sehingga mempermudah dalam

mengelompokkan dan mempersentasekan

data.

Tabel 2. Skor Penilaian Peranan Penyuluh Pertanian

No Indikator Skor Minimum Skor Maksimum

1.

2.

3.

4.

Penyuluh Sebagai Pembimbing

Penyuluh sebagai pemantau

dan pengevaluasi

Penyuluh sebagai teknisi

Penyuluh sebagai konsultan

4

4

2

3

12

12

6

9

Jumlah 13 39 Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Tabel 3. Skor Penilaian Pengembangan Kelompok Tani

No Indikator Skor Minimum Skor Maksimum

1.

2

3

4

5

6

Kegiatan yang kontinyu dan

pembagian tugas

Fasilitas memadai

Pengalaman Bertani

Norma dan Aturan Kelompok

Prestasi Kelompok

Kelas Kelompok

4

3

3

4

6

1

12

9

9

12

18

3

Jumlah 21 63

Sumber : Data Primer 2008 (diolah)

Untuk mengetahui banyaknya kelas

interval yang diperlukan maka tingkat

peranan penyuluh pertanian dan

pengembangan kelompok tani dibedakan

Page 4: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

119 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

menurut tiga tingkatan kelas(tinggi, sedang

dan rendah). Banyaknya kelas interval dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus

Suparman (1996), yaitu :

K

XXC in

Dimana :

C = Interval kelas

Xn = Skor maksimum

K = Jumlah Kelas

Xi = Skor minimum

Interval kelas pada masing-masing

kategori dihitung dengan rumus di atas

sehingga kelas interval secara keseluruhan

pada kedua kategori adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Peranan Penyuluh

3

13391

C = 8,67

2. Tingkat Pengembangan Kelompok Tani

3

21632

C = 14,00

Hasil perhitungan di atas dapat

dipergunakan untuk membuat klasifikasi

tingkat peranan penyuluh menurut interval

kelas, yaitu tidak berperan, berperan, dan

sangat berperan dan klasifikasi tingkat

pengembangan kelompok tani menurut

interval kelas, yaitu tidak baik, baik, dan

sangat baik.

Tabel 4 . Kategori Peranan Penyuluh

No Interval kelas Tingkat Peranan penyuluh

1.

2.

3.

13,00 – 21,67

21,68 – 30,35

30,36 – 39,03

Tidak berperan

Berperan

Sangat berperan

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Tabel 5 . Kategori Pengembangan Kelompok Tani

No Interval kelas Tingkat pengembangan kelompok tani

1.

2.

3.

21,00 – 35,00

35,01 – 49,01

49,02 – 63,02

Tidak baik

Baik

Sangat baik

Sumber : Data Primer 2008

Untuk mengetahui peranan penyuluh

pertanian dalam pengembangan kelompok

tani, dapat digunakan analisis Chi – Square

(Siegel 1994). Setelah χ² dihitung, kemudian

dapat dibandingkan dengan χ²tabel (db; α =

0,05)dengan kaidah keputusan : Jika χ² hit <

χ² tabel 0,05 maka Ho diterima Hi ditolak

yang artinya penyuluh pertanian tidak

berperan dalam pengembangan kelompok

tani; Jika χ² hit > χ² tabel 0,05 maka Ho

ditolak Hi diterima yang aritnya penyuluh

pertanian berperan dalam pengembangan

kelompok tani.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluh pertanian diharuskan

membuat perencanaan tentang beberapa hal

yang dapat membantu petani dalam

mengemukakan pendapat, mengambil

keputusan yang efektif serta dapat

meningkatkan produktivitas kelompok tani

yang ada di Desa Bukit Raya Kecamatan

Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai

Kartanegara. Adapun variabel yang dapat

dijadikan pengukuran peranan Penyuluh

Pertanian di Desa Bukit Raya terhadap

Kelompok Tani antara lain sebagai berikut:

Page 5: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

120 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

1. Penyuluh Pertanian Sebagai

Pembimbing

Berdasarkan hasil quisioner dan analisis

data menggunakan Chi-Square diperoleh nilai

rata-rata untuk tanggapan responden terhadap

peran penyuluh sebagai pembimbing adalah

9,12. Angka ini menunjukkan bahwa bagi

para petani penyuluh pertanian berperan

sebagai pembimbing. Hal ini didasarkan pada

klasifikasi tingkat peranan penyuluh seperti

terlihat pada tabel 6.

Tabel 6. Tingkat Peranan Penyuluh Sebagai Pembimbing

No Interval Kelas Tingkat Peran Penyuluh Sebagai Pembimbing

1 4,00 – 6,67 Tidak Berperan

2 6,68 – 9,35 Berperan

3 9,36 – 12,03 Sangat berperan

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Respon yang positif ini disebabkan

karena penyuluh pertanian di Desa Bukit

Raya bersikap profesional dengan selalu

memberikan pembinaan pada petani baik dari

pengalaman hidup maupun secara teoritis.

Kegiatan rutin pada masing-masing kelompok

tani dilakukan sebanyak 1 kali dalam sebulan

setiap tanggal 16. Pelaksanakan penyuluhan

yang diadakan selama 1 kali dalam sebulan

sudah dirasa optimal oleh kelompok tani, jika

pertemuan sering justru mereka akan merasa

bosan.

Peran penyuluh pertanian dalam

mengusahakan bantuan modal dan memberi

informasi mengenai sumber dana kredit sudah

optimal, penyuluh berusaha merekomendasi

kelompok tani agar bisa mendapatkan

bantuan dari Dinas Pertanian maupun

perusahaan-perusahaan terkait. Namun, ada

juga responden yang menyatakan bahwa

penyuluh kurang berperan. Ini disebabkan

karena kurang puasnya responden terhadap

usaha yang dilakukan penyuluh pertanian

dalam mengupayakan bantuan ataupun modal

yang belum terlaksana selama ini. Tetapi jika

dilihat dari keseluruhan tanggapan dari

beberapa responden anggota kelompok tani,

maka peran penyuluh pertanian di Desa Bukit

Raya cukup baik karena penyuluh dirasa telah

cukup optimal dalam memenuhi perannya

sebagai pembimbing.

2. Penyuluh Pertanian Sebagai Pemantau

dan Pengevaluasi

Peranan penyuluh pertanian sebagai

pemantau dan pengevaluasi adalah membantu

petani untuk memberikan pantauan dan

mengevalusi hal-hal yang telah dilakukan

oleh petani. Berdasarkan hasil quisioner dan

analisis data menggunakan Chi-Square

diperoleh nilai rata-rata untuk tanggapan

responden terhadap peran penyuluh sebagai

pemantau dan pengevaluasi adalah 8,85 yang

artinya penyuluh pertanian berperan sebagai

pemantau dan pengevaluasi bagi para petani,

menurut klasifikasi tingkat peran penyuluh

seperti tertera pada tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Peranan Penyuluh Sebagai Pemantau dan Pengevaluasi

No Interval Kelas Tingkat Peran Penyuluh Sebagai Pemantau dan

Pengevaluasi

1 4,00 – 6,67 Tidak Berperan

2 6,68 – 9,35 Berperan

3 9,36 – 12,03 Sangat Berperan

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Page 6: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

121 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-128 ISSN 1412-1468

3. Penyuluh Pertanian sebagai Teknisi

Berdasarkan hasil quisioner dan

analisis data menggunakan Chi-Square

diperoleh nilai rata-rata tanggapan responden

mengenai tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki oleh penyuluh sebagian teknisi

adalah 4,97. Menurut klasifikasi tingkat peran

penyuluh yang disajikan pada tabel 8 berikut,

angka ini berarti sangat berperan,

menunjukkan bahwa bagi para petani

penyuluh pertanian sangat berperan sebagai

teknisi.

Tabel 8 . Tingkat Peranan Penyuluh Sebagai Teknisi

No Interval Kelas Peran Penyuluh sebagai Teknisi

1 2,00 – 3,33 Tidak Berperan

2 3,34 – 4,67 Berperan

3 4,68 – 6,01 Sangat Berperan

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Tanggapan responden mengenai

tingkat keahlian dan ketrampilan yang

dimiliki oleh penyuluh sebagian besar

menyatakan baik. Hal ini disebabkan cara

penyuluh dalam menyampaikan informasi

kepada petani mudah dipahami dan cukup

sering melakukan demonstrasi praktek

pertanian walaupun masih adanya

keterbatasan alat-alat teknologi yang

digunakan, namun secara teori dan teknis

cukup menguasai dan optimal. Pada waktu

kegiatan penyuluhan, penyuluh harus

berusaha agar semua anggota kelompok tani

terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar

mengajar.

4. Penyuluh Pertanian sebagai Konsultan

Berdasarkan hasil quisioner dan

analisis data menggunakan Chi-Square

diperoleh nilai rata-rata tanggapan responden

mengenai tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki oleh penyuluh sebagian teknisi

adalah 7,41 yang artinya bagi para petani

penyuluh pertanian sangat berperan sebagai

konsultan, menurut klasifikasi yang ada pada

tabel 9 di bawah ini:

Tabel 9. Peran Penyuluh Sebagai Konsultan

No Interval Kelas Tingkat Peran Penyuluh Pertanian

1 3,00 – 5,00 Tidak Berperan

2 5,01 – 7,01 Berperan

3 7,02 – 9,02 Sangat Berperan

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Penyuluh selalu memberikan

informasi dan memperkenalkan teknologi-

teknologi terapan, walaupun dalam

pengaplikasiannya masih kurang optimal.

Selain penyuluh pertanian, ada juga

organisasi pertanian atau LSM yang

memberikan penyuluhan untuk menambah

wawasan para petani dan hal ini memang

disambut baik oleh masing-masing anggota

kelompok tani, karena dengan adanya LSM,

para petani dapat menambah wawasan dan

bertukar pikiran untuk menambah

pengalaman bertani mereka. Organisasi

pertanian swasta atau LSM di bidang

pertanian memang dirasakan semakin

berkembang peranannya daripada penyuluh

pertanian dari pemerintah, terutama masalah

media atau teknologi yang digunakan pada

saat penyuluhan, LSM terlihat lebih maju.

Pengembangan Kelompok Tani

1. Kegiatan kontinyu dan pembagian tugas

Berdasarkan analisis data

menggunakan Chi-Square diperoleh nilai

Page 7: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

122 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

rata-rata tanggapan responden mengenai

tingkat pengembangan kelompok tani melalui

pembagian tugas yang berkelanjutan adalah

9,07 yang berarti baik, seperti terlihat pada

tabel 10 di bawah ini:

Tabel 10. Kegiatan Berkelanjutan dan Pembagian Tugas

No Interval Kelas Kegiatan berkelanjutan dan pembagian tugas

1 4,00 – 6,67 Tidak baik

2 6,68 – 9,35 Baik

3 9,36 – 12,03 Sangat Baik

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Kegiatan dalam masing-masing

kelompok tani di Desa Bukit Raya sudah

berjalan efektif walaupun ada yang beberapa

yang sebelumnya sempat vakum, namun

berkat penyuluh kegiatan dapat berjalan

efektif kembali. Sistem pembagian tugas

dalam kelompok tani sudah berjalan

seimbang, hal ini dibuktikan dalam

prakteknya yaitu setiap anggota mendapat

tugas secara adil dan bergiliran.

2. Fasilitas yang memadai

Berikut hasil penelitian berdasarkan

tanggapan responden mengenai fasilitas yang

tersedia, berdasarkan analisis data

menggunakan Chi-Square diperoleh nilai

rata-rata tanggapan responden mengenai

tingkat pengembangan kelompok tani melalui

fasilitas yang memadai adalah 6,15, yang

berarti fasilitas yang memadai tersedia,

seperti terlihat pada tabel 11.

Tabel 11 . Fasilitas Memadai

No Interval Kelas Fasilitas

1 3,00 – 5,00 Tidak Tersedia

2 5,01 – 7,01 Tersedia

3 7,02 – 9,02 Banyak Tersedia

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Meskipun belum terlalu menggunakan

teknologi yang modern seperti halnya masih

menggunakan alat peraga, peta singkap dan

demplot namun tetap bisa

dimaksimalkan.Fasilitas yang dimiliki oleh

kelompok tani untuk memajukan usaha tani

sudah cukup optimal karena ada beberapa

kelompok tani yang sudah mendapat bantuan

berupa hand traktor dari Dinas Pertanian.

Setiap mengadakan pertemuan, dan

melaksanakan kegiatan rutin kelompok tani

melakukan di balai desa setempat.

3. Pengalaman bertani

Berikut hasil penelitian berdasarkan

tanggapan responden mengenai pengalaman

bertani, berdasarkan analisis data

menggunakan Chi-Square diperoleh nilai

rata-rata tanggapan responden mengenai

tingkat pengembangan kelompok tani melalui

pengalaman bertani adalah 7,54. Berdasarkan

tabel 12 berikut ini, angka tersebut berarti

sangat baik.

Page 8: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

123 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

Tabel 12. Pengalaman Bertani

No Interval Kelas Pengalaman Bertani

1 3,00 – 5,00 Tidak Baik

2 5,01 – 7,01 Baik

3 7,02 – 9,02 Sangat Baik Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Lamanya kelompok tani berdiri ternyata

cukup mempengaruhi produktivitas kelompok

karena semakin lama kelompok itu berdiri

semakin banyak diperoleh pengalaman-

pengalaman ataupun prestasi yang telah

diraih. Walaupun banyak responden yang

menyatakan lamanya kelompok tani berdiri

mempengaruhi produktivitas kelompok,

namun ada juga beberapa responden yang

kurang sependapat menilai hal itu menurut

mereka walaupun usia kelompok muda tetapi

jika mereka mampu bersaing dan memiliki

kreativitas yang lebih pasti bisa disejajarkan

dengan kelompok tani diatasnya. Setiap

kelompok harus menjalin komunikasi antar

anggotanya agar tercipta hubungan yang

harmonis untuk saling berbagi ilmu.

4. Norma dan aturan kelompok

Berdasarkan analisis data

menggunakan Chi-Square diperoleh nilai

rata-rata tanggapan responden mengenai

tingkat pengembangan kelompok tani melalui

norma dan aturan kelompok adalah 8,80 yang

berarti baik, seperti terlihat pada tabel 13 di

bawah ini:

Tabel 13. Norma dan Aturan Kelompok

No Interval Kelas Norma dan Aturan Kelompok

1 4,00 – 6,67 Tidak Baik

2 6,68 – 9,35 Baik

3 9,36 – 12,03 Sangat Baik

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Norma, tingkah laku dan AD/ART

yang terdapat dalam masing-masing

kelompok tani sudah cukup baik. Walaupun

kebanyakan pada masing-masing kelompok

tani di Desa Bukit Raya ini belum memiliki

norma ataupun AD/ART secara tertulis hanya

melalui lisan saja. Upaya untuk menjaga

nama baik kelompok tani pun mendapat

respon sangat baik, sebab nama baik

kelompok merupakan tanggung jawab

bersama. Adanya sanksi bagi anggota yang

melanggar norma dan aturan dalam kelompok

tani kurang mendapat respon yang baik,

sebab sebagian besar anggota kelompok tani

beranggapan bahwa seharusnya pelanggar

diingatkan terlebih dahulu sebelum dikenai

sanksi ataupun dihukum. Kelompok tani lebih

menyukai penyelesaian kasus pelanggaran

dilakukan secara musyawarah dan

kekeluargaan.

Tanggapan responden mengenai

adanya penghargaan bagi anggota maupun

pengurus yang berprestasi juga kurang

ditanggapi baik oleh responden, sebab jika

seseorang masuk dalam suatu kelompok

berarti dia membawa nama baik kelompok

bukan individu. Menurut mereka pemberian

penghargaan hanya akan menyebabkan

terjadinya kecemburuan sosial. Namun, ada

juga yang beranggapan baik, sebab akan

memotivasi antara anggota dan pengurus

untuk memajukan kelompok sehingga akan

membawa nama baik kelompok itu sendiri.

5. Prestasi kelompok

Berdasarkan analisis data

menggunakan Chi-Square diperoleh nilai

rata-rata tanggapan responden mengenai

tingkat pengembangan kelompok tani melalui

Prestasi Kelompok sebesar 12,49 berarti

Page 9: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

124 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

masuk pada klasifikasi baik, seperti terlihat pada Tabel 14 di bawah ini:

Tabel 14. Prestasi Kelompok No Interval Kelas Prestasi Kelompok

1 6,00 – 10,00 Tidak Baik

2 10,01 – 14,01 Baik

3 14,02 – 18,02 Sangat Baik

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Perlu diadakan pameran mengenai pertanian

mendapat sambutan baik dari responden,

sebab hal ini akan menjadi ajang bertukar

ilmu dan saling berbagi pengalaman

mengenai hal-hal yang baru sehingga dapat

menambah wawasan petani maupun

kelompok taninya. Pada masing-masing

kelompok tani di Desa Bukit Raya sudah

merasa berupaya meningkatkan kreativitas

pada kelompoknya dengan memberi masukan

maupun saran untuk perkembangan

kelompoknya. Kelompok tani berusaha

mencari terobosan baru dengan tidak hanya

mengandalkan penyuluhan dari PPL maupun

LSM terkait.

Peran Penyuluh dalam Pengembangan

Kelompok Tani

Peranan Penyuluh pertanian dalam

pengembangan kelompok tani di Desa Bukit

Raya dapat diketahui dari hasil wawancara

terhadap 41 responden dengan menggunakan

quisioner sehingga dapat diketahui bahwa

Penyuluh memiliki peranan dalam

pengambangan kelompok tani hal ini sesuai

dengan hasil perhitungan rata-rata jawaban

responden seperti terlihat pada tabel 15.

Tabel 15. Tingkat Peran Penyuluh

No Perana Penyuluh Nilai Rata-Rata

1 Sebagai Pembimbing 9,12

2 Pengevaluasi dan Pemantau 8,58

3 Teknisi 4,97

4 Konsultan 7,41

Jumlah 30,09

Sumber : Data Primer 2008, (diolah)

Untuk mengetahui tingkat peranan

penyuluh dalam pengembangan kelompok

tani, maka skor yang diperoleh masing -

masing petani responden dari dua kategori

peran penyuluh dan pengembangan kelompok

tani tersebut masing - masing dijumlahkan

sehingga diperolah hasil rata-rata mengenai

tanggapan petani terhadap peran penyuluh

dalam pengembangan kelompok tani

Page 10: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

125 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

Tabel 16. Tingkat Pengembangan Kelompok tani

No Pengembangan Kelompok tani Nilai Rata-Rata

1 Kegiatan dan pembagian tugas 9,07

2 Fasilitas 6,15

3 Pengalaman Bertani 7,54

4 Norma dan aturan kelompok 8,80

5 Prestasi Kelompok 12,49

6 Kelas Kelompok 2,20

Jumlah 46,24

Sumber : Data Primer, 2008 (diolah)

Dengan menggunakan analisi Chi kuadrat

(χ²), akan dapat diketahui apakah penyuluh

pemiliki peranan dalam pengembangan

kelompok tani yang menunjukan hasil

perhitungan untuk χ² hitung sebesar 11,26

dan χ² tabel (0,05 ; 4 ) sebesar 9,49 sehingga

dapat diketahui bahwa χ² hitung > χ² tabel ,

maka Ho ditolak dan Ha diterima untuk

kategori peran penyuluh. Sedangkan untuk

kategori pengembangan kelompok tani

diperoleh hasil perhitungan χ² hitung sebesar

20,71 dan χ² tabel (0,05 ; 4) 9,49 sehingga

didapat hasil χ² hitung > χ² tabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima untuk klasifikasi

pengembangan kelompok tani,sehingga dapat

ditarik kesimpulan sesuai dengan kaidah

keputusan bahwa jika χ² hitung > χ² tabel ,

maka Ho ditolak dan Ha dan penyuluh

pertanian memiliki peranan dalam

pengembangan kelompok tani di Desa Bukit

Raya Kecamatan Tenggarong Seberang

Kabupaten Kutai Kartanegtara.

Kendala-Kendala yang Dihadapi Penyuluh

Pertanian

Penyuluh pertanian senantiasa

mengalami hambatan atau kendala yang dapat

menghambat kinerja penyuluh dilapangan.

Ada beberapa kriteria masalah/ kendala yang

dihadapi oleh penyuluh dilapangan, yang

dapat dogolongkan dalam dua kriteria

masalah yaitu :

1. Kendala Kebijakan

Kurang terkoordinirnya penyampaian

suatu masukan, inforrmasi, dan teknologi

baru dari Dinas Pertanian, LSM atau

Lemabaga terkait lainnya kepada

Penyuluh yang bertugas dilapangan

menyebabkan rasa tidak nyaman dalam

diri penyuluh. Penyuluh merasa kurang

dihargai karena untuk menyampaikan

informasi atau teknologi baru kepada

petani Dinas Pertanian, LSM atau

Lemabaga terkait tidak melakukan

pembahasan atau pemberitahuan terlebih

dahulu kepada penyuluh melainkan

langsung kepada petani.

2. Kendala Pelaksanaan

Untuk mendapatkan Informasi atau

teknologi baru untuk disampaikan kepada

petani penyuluh pertanian harus mencari

sendiri hal-hal yang ingin diberikan

kepada petani, dalam menyampaikan

materi langsung kepada petani penyuluh

masih menggunakan cara tradisional

misalnya menggunakan demplot, hal ini

dikarenakan peralatan belum lengakap.

Rendahnya tingkat pendapatan penyuluh

merupakan kendala lainnya yang dihadapi

oleh penyuluh. Terlepas dari semua

permasalah yang ada, penyuluh berusaha

untuk tetap eksis dan profesional dalam

menjalankan tugasnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai Peranan

Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan

Kelompok Tani di Desa Bukit Raya

Page 11: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

126 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten

Kutai Kartanegara, dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Kegiatan penyuluhan di Desa Bukit Raya

sudah berjalan optimal. Peranan penyuluh

pertanian dalam pengembangan kelompok

tani dari hasil perhitungan χ² hitung

adalah sebesar 11,26 sedangkan χ² tabel

( α = 0,05 ) = 9,49 (kategori peran

penyuluh) dan χ² hitung = 20,71 dan χ²

tabel ( α = 0,05 ) = 9,49 (kategori

pengembangan kelompok tani) maka Ho

ditolak Ha diterima, hal ini menunjukkan

bahwa penyuluh pertanian memiliki

peranan dalam pengembangan kelompok

tani di Desa Bukit Raya Kecamatan

Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai

Kartanegara.

2. Kendala yang dihadapi oleh penyuluh di

lapangan dapat digolongkan dalam dua

kategori kendala pertama adalah kendala

kebijakan yaitu, kurang terkoordinasinya

penyampaian informasi dari Dinas

Pertanian, LSM atau lembaga lainnya

kepada Penyuluh di lapangan. Kedua

adalah kendala pelasanaan yaitu, dalam

mengolah program kerja yang ingin

disampaikan kepada petani penyuluh

harus mengusahakannya sendiri namun

penyuluh berusaha untuk tetap profesional

dalam menjalankan tugas dan fungsinya

kepada petani.

Saran

1. Agar kendala kebijakan dapat

terselesaikan maka perlu adanya

koordinasi yang baik antar Dinas

Pertanian, LSM maupun Lembaga lainnya

dengan penyuluh pertanian.

2. Penyuluh pertanian hendaknya lebih

banyak belajar dari pengalaman petani

yang berhasil, sebab masih banyak para

penyuluh yang kurang menyadari bahwa

petani sekarang lebih kreatif, inovatif dan

terpelajar walaupun juga masih ada yang

berpendirian kuno.

3. Mengadakan observasi dan wawancara

pada kelompok tani, sebaiknya tidak

didampingi oleh penyuluh agar menjaga

akurasi data.

4. Peran penyuluh sebagai Konsultan

hendaknya lebih ditingkatkan agar

terwujud petani yang mandiri dan tidak

harus selalu tergantung pada penyuluh.

DAFTAR PUSTAKA

Hawkins dan Van den Ban. 1999. Penyuluhan

Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Huraerah, Abu.2006. Dinamika Kelompok

Konsep dan Aplikasi. PT Refika

Aditama.Bandung

Ibrahim, Jabal Tarik. 2003. Sosiologi

Pedesaan. Universitas

Muhammadiyah

Malang Press. Malang.

Ibrahim, Jabal Tarik, A Sudiyono dan

Harpowo. 2003. Komunikasi dan

Penyuluhan Pertanian. Bayumedia

Publishing dan UMM Press. Malang

Jarmie, Muhammad Yunus. 1994. Sistem

Penyuluhan Pembangunan Pertanian

di Indonesia (desertasi). Program

Pasca Sarjana Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Juraemi, 1994. Hubungan Antara Keragaman

Organisasi KUD dengan Kelancaran

Pelaksanaan Kredit Usahatani ( Studi

di Pemukiman Eks. Transmigrasi

Daerah Tk.II Kabupaten Kutai

Kalimantan Timur). Tesis untuk

gelar Magister Sains Program

Pendidikan Magister UNPAD,

Bandung. 145 hlm.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan

Pembangunan Pertanian. Sebelas

Maret University Press. Surakarta.

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku

Organisasi. PT. INDEKS Kelompok

Gramedia. Jakarta.

Page 12: Peran Penyuluhan Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Bukit

127 ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 116-127 ISSN 1412-1468

Soedarmanto. 1992. Dasar-Dasar Pengelolaan

Penyuluhan Pertanian. Fakultas

Pertanian Unibraw. Malang.

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi

Pertanian. Universitas Indonesia.

Jakarta.`

Sudiyono, Armand dkk.1998. Penyuluhan

dan Komunikasi Pertanian. Fakultas

Pertanian UMM. Malang.

Suhardiyono, L. 1990. Penyuluhan Petunjuk

bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga.

Jakarta.

Wiriaatmadja, Soekandar. 1990. Pokok-

Pokok Penyuluhan Pertanian. CV.

Yasaguna. Jakarta.