229
PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI PADA WARGA BINAAN PEMASAYRAKATAN (WBP) DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA TANGERANG (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos) Disusun Oleh: Beben Anton Supriatna NIM 11160520000053 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2020 M/ 1441 H

PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN

PENERIMAAN DIRI PADA WARGA BINAAN

PEMASAYRAKATAN (WBP) DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA

TANGERANG

(Studi di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.sos)

Disusun Oleh:

Beben Anton Supriatna

NIM 11160520000053

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2020 M/ 1441 H

Page 2: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”
Page 3: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”
Page 4: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”
Page 5: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”
Page 6: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

ABSTRAK

Beben Anton Supriatna, NIM 11160520000053, Peran Pembimbing

Agama Dalam Meningkatkan Penerimaan Diri Pada Warga

Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang, (Studi di LAPAS Perempuan Kelas IIA

Tangerang), di bawah bimbingan Dr. Fauzun Jamal LC., MA.

Status warga binaan pemasyarakatan (WBP) merupakan stresor

yang berat dalam kehidupan, karena terjadi kehilangan kebebasan, rasa

aman dan nyaman serta terpisah dari keluarga dan komunitas

kehidupan. Hal tersebut berdampak negatif bagi kehidupan WBP,

mereka rentan mengalami tekanan psikis. Tekanan psikis yang dialami

oleh WBP di LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang berdampak

kepada hal-hal negatif, seperti gangguan jiwa bahkan dapat mengarah

kepada tindakan bunuh diri. Hal itu terjadi disebabkan oleh rendahnya

penerimaan diri WBP. Dengan demikian, perlu adanya bimbingan

agama bagi WBP agar mereka dapat menerima dirinya sebagai warga

binaan pemasyarakatan serta memudahkannya dalam menjalani

kehidupan baru di Lembaga Pemasyarakatan.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis: (1) bentuk peran

pembimbing agama dalam meningkatkan penerimaan diri pada WBP di

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang, (2) dampak peran

pembimbing agama terhadap penerimaan diri WBP di LAPAS

Perempuan Kelas IIA Tangerang, (3) gambaran penerimaan diri WBP

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang setelah menerima bimbingan

dari pembimbing agama. Penelitian ini menggunakan metode

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian

terdiri dari 2 pembimbing agama dan 5 WBP LAPAS Perempuan Kelas

IIA Tangerang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data menggunakan teori

Bogdan dan Biklen, dengan cara reduksi data, penyajian data dan

verifikasi.

Hasil penelitian menunjukan: (1) bentuk peran pembimbing

agama adalah sebagai pendidik, pembimbing, dan konselor, (2) dampak

peran pembimbing agama bersifat positif dalam meningkatkan

penerimaan diri warga binaan pemasyarakatan, (3) gambaran

penerimaan diri WBP setelah diberikan bimbingan oleh pembimbing

agama, mengalami peningkatan menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Peran, Pembimbing Agama, Penerimaan Diri

Page 7: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

i

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره الره بسم الله

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita

semua, sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk

senantiasa beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga

selalu tercurahkan kepada kekasih-Nya yang telah membawa

kabar gembira kepada umat manusia agar selalu bertaqwa

kepada-Nya, yakni baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada

keluarganya, sahabatnya, para pengemban risalah dan kita

sebagai umatnya yang akan merindukan syafa’atnya hingga hari

kiamat nanti.

Sebuah pengalaman yang sangat membahagiakan yang tidak

akan penulis lupakan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

sebuah skripsi yang berjudul “Peran Pembimbing Agama

Dalam Meningkatkan Penerimaan Diri Pada Warga Binaan

Pemasyarakatan (WBP) Di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang”. Sebuah proses yang sangat

berharga bagi penulis, sangat banyak ilmu dan pelajaran yang

penulis dapatkan. Penulis beranggapan bahwa skripsi ini

merupakan karya terbaik yang dapat penulis persembahkan.

Tetapi penulis menyadari bahwa tidak tertutup kemungkinan

didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Page 8: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

ii

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini banyak sekali

hambatan yang penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan

serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sebuah

penghormatan dan penghargaan serta terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada kedua orang tua penulis ayahanda Ikin dan

ibunda Dedeh. Terima kasih mamah, terimakasih bapak, atas doa-

doa dan harapan selama ini, semoga kalian selalu berada dalam

lindungan Allah SWT. Kemudian penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada adinda tercinta Jejen Anton Septiana yang

merupakan adik kandung penulis, yang selalu mendoakan,

menemani dan menghibur sehingga dapat menumbuhkan kembali

rasa semangat dalam diri penulis. Terimakasih, semoga kelak

adinda Jejen menjadi orang sukses dan selalu berbakti kepada

orang tua. . Berkat doa dan dukungan dari orang-orang terkasih,

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

seluruh keluarga besar yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu keberhasilan penulis dalam

skripsi ini, diantaranya:

Page 9: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

iii

1. Suparto, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Siti Napsiah, S.Ag. BSW. MSW Selaku Wakil

Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dr. Sihabuddin Noor, M. Ag selaku Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

4. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Ir.Noor Bekti Negoro, SE.,M.Si dan Artiarini Puspita

Arwan, M.Psi. selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Dr Fauzun Jamal LC., MA. selaku dosen pembimbing

yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan fikiran

untuk selalu membimbing dan mengarahkan penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. Selaku Ketua Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam periode 2010-2019.

Page 10: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

iv

8. M Jufri Halim M.Ag. selaku Dosen Pembimbing

Akademik Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

angkatan tahun 2016.

9. Kepada bapak ibu dosen Prodi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam serta dosen Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi dan juga seluruh Civitas

akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Kepada tim penguji skripsi dalam sidang

munaqasyah, sehingga penulis mendapatkan

masukan dan perubahan demi perbaikan penulisan

skripsi ini.

11. Kepada pimpinan dan seluruh Staf Perpustakaan

Fakultas dan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

12. Kepada Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

kantor wilayah Banten, yang telah mengijinkan

penulis untuk melakukan penelitian di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

13. Kepada Narasumber dan pihak Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,

yang telah membantu keberhasilan dan kelancaran

penulis dalam proses penelitian.

14. Kepada sahabat Penulis, Solihin dan Agil Nursya’ban,

yang selalu memberikan waktu untuk penulis dan

menjadi tempat berkeluh kesah, memberikan doa,

Page 11: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

v

semangat serta dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

15. Kepada seluruh keluarga besar Bimbingan

Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semogaAllah SWT senantiasa memberikan

kemudahan, kelancaran dan kesuksesan pada semua pihak yang

telah memberikan segala bantuan dan dukungannya kepada

penulis.

Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini masih banyak

keterbatasan, namun penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan bagi segenap

keluarga besar Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Wassalaamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakkaatuh

Jakarta, 21 Juni 2020

Beben Anton Supriatna

Page 12: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ....................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. viii

BAB I ............................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 7

1. Batasan Masalah ........................................................... 7

2. Rumusan Masalah ......................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 8

1. Tujuan Penelitian .......................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ........................................................ 8

D. Tinjauan Pustaka ............................................................... 9

E. Metodologi Penelitian .................................................... 12

1. Metode dan Pendekatan Penelitian ............................ 12

2. Sumber Data ................................................................ 13

3. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 13

4. Teknik Penentuan Informan ......................................... 15

5. Teknik Analisis Data .................................................... 16

Page 13: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

vii

6. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 18

F. Sistematika Penulisan ...................................................... 18

BAB II ........................................................................................ 21

KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 21

A. Peran Pembimbing Agama ............................................... 21

1. Pengertian Peran ........................................................... 21

2. Pengertian Pembimbing Agama ................................... 24

3. Syarat Pembimbing Agama .......................................... 27

4. Tugas Pembimbing Agama .......................................... 29

5. Tujuan Bimbingan Agama ........................................... 31

6. Fungsi Bimbingan Agama ............................................ 33

7. Metode Bimbingan Agama .......................................... 35

B. Penerimaan Diri ............................................................... 38

1. Pengertian Penerimaan Diri .......................................... 38

2. Proses Terbentuknya Penerimaan Diri ...................... 41

3. Aspek-Aspek Penerimaan Diri................................... 42

4. Ciri-Ciri Penerimaan Diri ........................................... 48

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri

51

C. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) ........................ 54

1. Pengertian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) ...... 54

2. Sistem Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan ...... 55

Page 14: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

viii

3. Sistem Pembinaan Pemasyarakatan ........................... 58

4. Tujuan Pembinaan Hukum Pidana ............................ 62

BAB III ....................................................................................... 63

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN

PEREMPUAN KELAS IIA TANGERANG .............................. 63

A. Profil Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang ................................................................................ 63

1. Awal Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang ............................................................ 63

2. Visi, Misi dan Motto Lapas Perempuan Kelas IIA

Tangerang ............................................................................ 64

3. Tugas dan Fungsi Lapas Perempuan Kelas IIA

Tangerang ............................................................................ 64

4. Struktur Organisasi ....................................................... 66

5. Kegiatan Pembinaan di Lapas Perempuan Kelas IIA

Tangerang ............................................................................ 73

BAB IV ....................................................................................... 76

DATA DAN TEMUAN LAPANGAN ....................................... 76

A. Data Informan .................................................................. 76

B. Deskripsi Informan........................................................... 81

C. Temuan Lapangan ............................................................ 91

1. Hambatan dalam proses penelitian……….…..……….....91

Page 15: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

ix

2. Permasalahan yang dihadapi oleh warga binaan

pemasyarakatan (WBP) ....................................................... 92

3. Gambaran Peran pembimbing agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang .............. 94

BAB V ....................................................................................... 103

PEMBAHASAN ....................................................................... 103

A. Bentuk Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan

Penerimaan Diri Pada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

103

B. Dampak Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan

Penerimaan Diri Warga Binaan Pemasyrakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang ............... 109

C. Fungsi Pembimbing Agama Dalam Upaya Meningkatkan

Penerimaan Diri Pada Warga Binaan Pemasyarakatan di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang 112

1. Fungsi Preventif ......................................................... 112

2. Fungsi Kuratif atau Korektif ...................................... 114

3. Fungsi Preservatif ....................................................... 115

4. Fungsi Development ................................................... 118

D. Penerimaan Diri Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang 121

BAB VI ..................................................................................... 133

KESIMPULAN, IMPLIKASI & SARAN ................................ 133

Page 16: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

x

A. KESIMPULAN .............................................................. 133

B. IMPLIKASI ................................................................... 133

C. SARAN .......................................................................... 134

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 136

LAMPIRAN .............................................................................. 139

Page 17: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1…………………………………………………….....75

Tabel 4. 2……………………………………………………….77

Tabel 5. 3…………………………………………………...…129

Page 18: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi ....................................... 141

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian.............................................. 143

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..... 144

Lampiran 4 Surat Kesediaan Wawancara Penelitian ............... 146

Lampiran 5 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

(Pembimbing Agama) ............................................................... 160

Lampiran 6 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian (Warga

Binaan Pemasyarakatan) ........................................................... 184

Lampiran 7 Transkip Hasil Wawancara (Pembimbing Agama)195

Lampiran 8 Transkip Hasil Wawancara (Warga Binaan

Pemasyarakatan) ....................................................................... 205

Lampiran 9 Dokumentasi ......................................................... 210

Page 19: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT memberi anugerah kepada setiap manusia

berupa kelebihan-kelebihan tertentu (spesifik), seperti halnya

kejujuran, keberanian, ketekunan, kemurahan hati dan

kerendahan hati serta masih banyak kelebihan-kelebihan

lainnya. Hal tersebut tentu tidak lahir dengan sendirinya, akan

tetapi hadir dari diri kita sendiri yang mau mengembangkan

kelebihan-kelebihan tersebut. Jika kita memiliki kemauan

untuk mengembangkan diri kita, maka kita akan bersyukur,

senang dan bangga menerima diri kita. Rosulullah SAW

bersabda

صلهى الله عليه وسلهم علىكم بالقناعة فإنه عن جابر قال قال رسول الله

القناعةمال لا ينفد *رواه الطبرانى

Artinya: Dari Jabir berkata, Rosulullah

Shollallahu’alaihi wassalam bersabda: Tetaplah qona’ah

(menerima apa adanya). Sesungguhnya qona’ah merupakan

harta yang tidak akan habis.1

Dalam hadist di atas dijelaskan bahwa sifat qona’ah

(menerima apa adanya) merupakan harta yang tidak akan

habis, namun seringkali kita sebagai manusia biasa sangat

sulit menerima keadaan, apalagi seseorang yang mempunyai

tanggungan beban yang lebih berat seperti halnya narapidana.

1 Kholid Abu Shalih, Qona’ah Obat Anti Stres, (Jakarta: Darul Falah,

2916). Hal.15

1

Page 20: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Seorang narapidana harus bertanggung jawab

mempertahankan kehidupannya di penjara. Hal itu bukan

persoalan yang mudah untuk dijalani oleh seorang

narapidana, karena pada dasarnya mereka kehilangan segala

sesuatu yang dimilikinya, keluarga, teman, serta kebebasan

beraktivitas seperti masyarakat pada umumnya.

Menurut Direktorat Jendral Pemasyarakatan, narapidana

adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan

di lapas.2 Sedangkan menurut kamus induk istilah ilmiah

menyatakan bahwa narapidana adalah orang hukuman atau

buian.3 Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

narapidana adalah seseorang yang sedang menjalani hukuman

dan kehilangan kebebasannya serta ditempatkan di sebuah

lembaga pemasyarakatan.

Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan

“penjara” atau pembinaan oleh Lembaga Pemasyarakatan.

Dalam kenyataannya, tugas pokok dan fungsi Sistem

Pemasyarakatan juga mencakup pelayanan terhadap tahanan,

perawatan terhadap barang sitaan, pengamanan, serta

pembimbingan terhadap warga binaan pemasyarakatan dan

klien pemasyarakatan. Oleh karenanya, sub-sub sistem dari

Sistem Pemasyarakatan (yang kemudian disebut Unit

2 Direktorat Jendral Pemasyarakatan, Pedoman Pembinaan

Kepribadian Narapidana Bagi Petugas Di Lapas/Rutan, (Jakarta: Kementrian

Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2013). Hal.4 3 Dahlan, M.Y. Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelectual,

(Surabaya: Target Press, 2003). Hal.53

2

Page 21: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Pelaksana Teknis Pemasyarakatan) tidak hanya Lembaga

Pemasyarakatan yang melakukan pembinaan, namun juga

Rumah Tahanan Negara untuk pelayanan tahanan, Rumah

Penyimpanan Barang Sitaan Negara untuk perawatan barang-

barang milik warga binaan atau yang menjadi barang bukti,

serta Balai Pemasyarakatan untuk pembimbingan warga

binaan dan klien pemasyarakatan.4

Dalam pasal 2, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995,

tentang Pemasyarakatan ditegaskan bahwa Sistem

pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk

Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia

seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak

mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali

oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam

pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga

yang baik dan bertanggung jawab.5

Perubahan hidup yang dialami oleh seorang narapidana

merupakan suatu hal yang sulit diterima, dimana seorang

narapidana tidak lagi mendapatkan kebebasan sebagaimana

masyarakat pada umumnya. Seorang narapidana yang sedang

menjalani hukuman di Lembaga pemasyarakatan akan merasa

jauh dengan keluarganya, kerabat, serta teman-temannya atau

4 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Cetak Biru Pembaharuan

Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan, (Jakarta: Departemen Hukum dan Hak

Asasi Manusia, 2008). Hal.5 5 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Cetak Biru Pembaharuan

Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan, (Jakarta: Departemen Hukum dan Hak

Asasi Manusia, 2008). Hal.5-6

3

Page 22: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

orang terdekatnya, sehingga mereka akan mengalami keadaan

kritis dan akan menunjukkan rasa rendah diri, cemas, sedih,

putus asa dan takut dengan masa depan yang akan

dijumpainya setelah masa pidana selesai. Keadaan ini akan

menimbulkan tekanan tersendiri pada diri narapidana dan

memungkinkan narapidana mengalami stress serta

merasakan ketidaknyamanan.

Menurut pembimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang yaitu Ibu Suharyati, dalam

studi awal yang dilakukan oleh peneliti dia mengatakan

bahwa Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang sangat

membutuhkan bimbingan. Khususnya bimbingan agama,

karena bimbingan agama akan sangat berpengaruh dalam

menumbuhkan kekuatan pada diri warga binaan, sehingga

warga binaan bisa menerima keadaan dirinya dan tetap

kuat dalam menjalani hidup di lembaga pemasyarakatan.

Setiap manusia tidak dapat dipisahkan dari kepentingan

diri sendiri. Individu yang memiliki kemampuan dalam

mengenal dirinya adalah individu yang dapat mengetahui

kelebihan dan kelemahan yang dimiliki dengan bijaksana.

Kemampuan tersebut secara psikologis dikenal dengan

istilah penerimaan diri. Menerima diri adalah memiliki

4

Page 23: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri, atau

lawannya, tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri.6

Penerimaan diri (Self-acceptance) ialah suatu kemampuan

individu untuk dapat melakukan penerimaan terhadap

keberadaan diri sendiri. Hasil analisa atau penilaian terhadap

diri sendiri akan dijadikan dasar bagi seorang individu untuk

dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka penerimaan

terhadap keberadaan diri sendiri. Sikap penerimaan diri dapat

dilakukan secara realistis, tetapi juga dapat dilakukan secara

tidak realistis. Sikap penerimaan realistis dapat ditandai

dengan memandang segi kelemahan-kelemahan maupun

kelebihan-kelebihan diri secara objektif. Sebaliknya

penerimaan diri tidak realistis ditandai dengan upaya untuk

menilai secara berlebihan terhadap diri sendiri, mencoba

untuk menolak kelemahan diri sendiri, mengingkari atau

menghindari hal-hal yang buruk didalam dirinya, misalnya

pengalaman traumatis masa lalu.7

Dari pernyataan-pernyataan di atas, maka seorang

narapidana atau warga binaan pemasyarakatan harus memiliki

sikap penerimaan diri, agar selama mereka hidup di dalam

lembaga pemasyarakatan akan merasa aman, nyaman, senang,

dan tidak terpuruk dalam penyesalan yang akan

6 Supratiknya, Komunikasi antar pribadi: Tinjauan psikologi,

(Yogyakarta: Kanisius, 2007). Hal.84 7 Dariyo Agoes, Psikologi perkembangan anak usia tiga tahun

pertama, (Jakarta; PT Refika Aditama, 2007). Hal.205

5

Page 24: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

mengakibatkan depresi, stress, bahkan sampai ke tahap

gangguan jiwa.

Dalam hal ini, pembimbing agama berpotensi untuk

menumbuhkan rasa penerimaan diri pada Warga Binaan

Pemasyarakatan (WBP). Selain dukungan sosial yang

diberikan kepada warga binaan oleh keluarga, teman, wali

warga binaan, serta petugas lembaga pemasyarakatan,

bimbingan agama juga sangat perlu diperhatikan, karena

dengan kekuatan iman, ketekunan dalam beribadah, serta

amalan-amalan lainnya akan berpengaruh kepada penerimaan

diri warga binaan.

Pelaksanaan bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

dilaksanakan secara rutin, yaitu hari Senin s/d hari Sabtu

dengan pembimbing agama dari berbagai instansi. Adapun

instansi yang berkontribusi dalam bimbingan agama di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

yaitu: Lembaga El-Ummuh, Dompet Dhuafa, Dewan Dakwah

Indonesia, Lembaga Kemanusiaan ESQ, dan Forum Umat

Islam Indonesia (FUII).

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pembimbing

agama dalam menumbuhkan penerimaan diri pada warga

6

Page 25: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

Maka dari itu, judul penelitian yang akan peneliti angkat

adalah “Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan

Penerimaan Diri Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar dan meluas, maka

peneliti membatasi penelitian ini hanya pada peran

pembimbing agama dalam meningkatkan penerimaan

diri pada warga binaan pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana bentuk peran pembimbing agama

dalam meningkatkan penerimaan diri warga

binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang?

b. Bagaimana dampak peran pembimbing agama

dalam meningkatkan penerimaan diri WBP di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang?

7

Page 26: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

c. Bagaimana penerimaan diri WBP di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang setelah menerima bimbingan dari

pembimbing agama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis:

a. Bentuk peran pembimbing agama dalam

meningkatkan penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan (WBP) di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

b. Dampak peran pembimbing agama dalam

meningkatkan penerimaan diri WBP di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

c. Gambaran penerimaan diri WBP di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

setelah menerima bimbingan dari pembimbing

agama.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

serta meningkatkan wawasan akademik untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di

jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam. Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan

8

Page 27: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

kajian untuk penelitian selanjutnya, dan dapat

menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan

kebijakan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang.

b. Manfaat Praktis

(1) Menginformasikan tentang gambaran peran

pembimbing agama dalam meningkatkan

penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan (WBP) serta tingkat

penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan (WBP) di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang.

(2) Sebagai bahan pembelajaran dalam menangani

permasalahan warga binaan pemasyarakatan

(WBP) khususnya pada pemasalahan

penerimaan diri warga binaan.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindaru penjiplakan penelitian orang lain,

maka peneliti menggunakan tinjauan pustaka terdahulu.

Tinjauan pustaka terdahulu dilakukan untuk memperjelas

perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya. Berikut adalah tinjauan pustaka terdahulu:

1. Skripsi dengan judul "Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Penerimaan Diri Narapidana Di Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang" yang

9

Page 28: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

ditulis oleh Meiga Latifah Putri Permadin, Jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Tahun 2018. Dalam pembahasannya, peneliti

memfokuskan penelitiannya hanya pada hubungan

dukungan keluarga dengan penerimaan diri narapidana.

2. Skripsi dengan judul “Pembinaan Keagamaan

Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I

Rajabasa Bandar Lampung” yang ditulis oleh Alan

Prabowo, Fakulta Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden

Intan Lampung, Tahun 2018. Dalam pembahasannya,

penelitian ini memfokuskan kepada pembinaan

keagamaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas I Rajabasa Bandar Lampung”.

3. Skripsi dengan judul “Pembinaan Narapidana Remaja

Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kota Metro”

yang ditulis oleh Ayu Octis Pratiwi, Fakultas Hukum

Universitas Lampung, Tahun 2016. Dalam

pembahasannya, penelitian ini memfokuskan kepada

pembinaan narapidana remaja di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Kota Metro.

4. Skripsi dengan judul “Pengaruh Penerimaan Diri &

Penyesalan Terhadap Harapan Pada Narapidana Di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Malang” yang ditulis oleh Resi Nurul Azizah,

Fakultas Psikologi UIN Malang, Tahun 2019. Dalam

10

Page 29: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pembahasannya, penelitian ini memfokuskan pada

pengaruh penerimaan diri dan penyesalan terhadap

harapan narapidana.

5. Skripsi dengan judul “Gambaran Penerimaan Diri

Narapidana Perempuan Tindak Pidana Korupsi Di

Lembaga Pemasyarakatana Kelas IIA Muara Padang”

yang ditulis oleh Falah Farras Nugraha, Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas Padang, Tahun 2017.

Dalam pembahasannya, penelitian ini berfokus pada

gambaran penerimaan diri narapidana perempuan.

6. Skripsi dengan judul “Pelaksanaan Pembinaan

Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Seragen” yang ditulis oleh Aldilah Kulsum,

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Tahun 2018. Dalam pembahasannya

penelitian ini memfokuskan kepada pelaksanaan

pembinaan narapidana wanita di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Seragen.

7. Skripsi dengan judul “Pembinaan Keagamaan Bagi

Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB

Cilacap” yang ditulis oleh Rizky Kurnia Ramadhan,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Tahun 2017. Dalam

pembahasannya, penelitian ini memfokuskan kepada

pembinaan keagamaan bagi narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIB Cilacap.

11

Page 30: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

E. Metodologi Penelitian

1. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif dimana penelitian kualitatif sebagai metode

ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh

sekelompok peneliti dalam bidang ilmu social, termasuk

juga ilmu pendidikan. Sejumlah alasan juga dikemukakan

yang intinya bahwa penelitian kualitatif memperkaya hasil

penelitian kuantitaif. Penelitian kualitatif dilaksanakan

untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan

penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu

proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada

metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan

masalah manusia. Pada penelitian ini peneliti membuat

suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan

terinci dari pandagan responden dan melakukan studi

pada situasi yang alami.8

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis

deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif merupakan

penelitian yang menggambarkan data secara faktual yang

disajikan secara ringkas dan sistematik serta akurat

sehingga mudah dipahami dan disimpulkan dan data yang

dikumpulkan secara deskripstif semata-mata dibuat bukan

8 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada,

2009). Cet.1 Hal.11

12

Page 31: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

untuk menguji sebuah hipotesis ataupun membuat sebuah

prediksi.9

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

para informan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang. Data primer ini

diperoleh melalui observasi partispasi serta

wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan oleh

seorang peneliti secara tidak langsung. Peneliti

mengambil data ini di Lembaga terkait yaitu Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu data

sebagai hasil akhir dari penelitian. Untuk pengumpulan

data yang konkrit peneliti melaksanakan beberapa teknik

pengumpulan data, sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang

paling efektif adalah melengkapinya dengan format

atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format

yang di susun berisi item-item tentang kejadian atau

9Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Bandung: Pustaka

Pelajar, 2017), h.6.

13

Page 32: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

tingkah laku yang menggambarkan akan terjadi.10

Sebagai metode ilmiah observasi (pengamatan)

diartikan sebagai pengamatan pencatatan sistematis

dari fenomena- fenomena yang diselidiki.11 Dalam

penelitian ini metode observasi digunakan untuk

mengumpulkan data antara lain :

(1) Mengamati keadaan warga binaan yang sedang

melakukan kegiatan bimbingan agama.

(2) Mengamati pembimbing agama yang sedang

melakukan bimbingan agama

(3) Mengamati lokasi penelitian dan lingkungan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan berdialog dan tanya

jawab dengan pembimbing agama, wali warga

binaan, serta Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang. Hasil-hasil wawancara kemudian

dituangkan dalam struktur ringkasan, yang dimulai

dari penjelasan ringkas identitas, deskripsi situasi

atau konteks, identitas masalah, deskripsi data, dan

ditutup dengan pemunculan tema.

c. Dokumentasi

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006). Hal.229 11

Suwardi Lubis, Metodologi Penelitian Sosial, (Medan : USU Prees,

1987). Hal.101

14

Page 33: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Menurut Sugiyono, dokumentasi adalah suatu cara

yang digunakan untuk memperoleh data dan

informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,

tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta

keterangan yang dapat mendukung penelitian.

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

kemudian ditelaah.12 Dokumentasi yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi data warga binaan

pemasyarakatan (WBP), Jadwal kegiatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,

serta daftar instansi yang mengisi kegiatan

bimbingan agama.

4. Teknik Penentuan Informan

Menurut pendapat Spradley informan harus memiliki

beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan yaitu :

a. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan

suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi

sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya

ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di

luar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

b. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada

lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran atau

penelitian.

c. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan

kesempatan unuk dimintai informasi.

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung:

Alfabeta, 2015). Hal.329

15

Page 34: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

d. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak

cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan

mereka relatif masih lugu dalam memberikan

informasi.13

Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan

dengan teknik purposivesampling, di mana pemilihan

dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Adapun kriteria dan informan yang ditunjuk atau

dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pembimbing agama yang aktif melakukan bimbingan

agama di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang.

b. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang pernah

mengalami tekanan psikis dalam kehidupannya di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data dalam

penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan dan

pengaturan secara sistematis transkip wawancara, catatan

lapangan dan bahan-bahan lainnya yang dikumpulkan

untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap bahan

13

Faisal Sanapiah, Penelitian Kualitatif (dasar-dasar dan aplikasi)

,(Malang: Ya3 Malang,1990). Hal.45

16

Page 35: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

penelitian tersebut agar dapat diinterpretasikan temuannya

kepada orang lain.14

Proses analisis data melibatkan tiga proses

yang dapat dilakukan kapan saja, dalam arti proses

tidak harus dilakukan ketika peneliti telah

menyelesaikan seluruh penelitian. Dan ketiga

proses tersebut adalah sebagai berikut:15

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan,

penyederhanaan dan pengubahan data kasar yang

muncul dari catatan tertulis yang dihasilkan ketika

berada di lapangan.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan aktifitas menyajikan data

hasil penelitian, sehingga peneliti mampu mengambil

kesimpulan sementara dan dapat menentukan langkah

selanjutnya bila terdapat data yang perlu diklarifikasi.

c. Verifikasi

Verifikasi merupakan aktifitas merumuskan

kesimpulan berdasarkan dua aktifitas sebelumnya,

kesimpulan ini dapat berupa kesimpulan sementara

dan kesimpulan akhir.

14

Nurul Zuriah, Metode Penelitian Psikologi, (Bandung: PT Bumi

Aksara, 2007). Hal.217 15

Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2016). Hal.11-12

17

Page 36: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang, Jl. Mochammad Yamin

No.1, RT.001/RW.004, Babakan, Kec. Tangerang, Kota

Tangerang, Banten 15118. Pelaksanaan penelitian ini

dimulai pada tanggal 03 Januari 2020 sampai dengan 09

Maret 2020.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi disajikan ke dalam 6 (enam) BAB, sesuai

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor:

507 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, dengan gaya

penulisan menggunakan Chicago 1: Bidang Ilmu Sosial

(author-datesystem). Berikut sistematika penulisan dalam

skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi Masalah,

Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Tinjauan kajian Terdahulu, Metode Penelitian

(terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik pemilihan subjek dan informan,

teknik pengelolaan dan analisis data, teknik keabsahan data)

dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang Landasan Teori yang akan digunakan

dan mendukung penelitian mengenai teori peran pembimbing

18

Page 37: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

agama dalam meningkatkan penerimaan diri pada warga

binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Bab ini berisi tentang gambaran geografis, historis, sosial

budaya, dan sebagainya yang meliputi: Sejarah Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan

penelitian mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti

untuk mengetahui bagaimana Peran Pembimbing Agama

dalam meningkatkan penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang uraian yang mengaitkan latar belakang,

teori, dan rumusan teori baru dari penelitian yang meliputi

peran pembimbing agama dalam meningkatkan penerimaan

diri pada warga binaan pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, & SARAN

Bab ini terdiri dari Kesimpulan, Implikasi, dan Saran, dengan

mengemukakan kesimpulan hasil penelitian pada tiap-tiap bab

19

Page 38: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

sebelumnya, guna memberikan saran yang membangun

kepada peneliti atau lembaga serta profesi lain yang

berkaitan.

20

Page 39: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Pembimbing Agama

1. Pengertian Peran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Peran

adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki

oleh seseorang yang berkedudukan di masyarakat1.

Sedangkan menurut Horton dan Hunt peran adalah

perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai

suatu status.2 Sedangkan menurut Suyanto peran

merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status).

Artinya, seseorang telah menjalankan hak-hak dan

kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukan. Peran

seseorang mentukan apa yang diperbuat bagi masyarakat

kepadanya. Peran sangat penting karena dapat mengatur

perilaku seseorang, selain itu peran menyebabkan

seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada

batas-batas tertentu, sehingga seorang dapat

menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-

orang sekelompoknya.3

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998). Hal.667 2 Horton dan Hunt, Sosiologi: diterjemahkan oleh Drs. Aminudin dan

Dra. Tita Sobari, (Jakarta: Erlangga, 1999). Hal.118 3 Bagong Suyanto & Dwi Narwoko, Sosiologi: Teks Pengantar &

Terapan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2006). Eds.4 Hal.159

21

Page 40: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Menurut Abu Ahmadi peran adalah suatu pengharapan

manusia terhadap peran, caranya individu harus bersikap

dan berbuat dalam situai tertentu berdasarkan status dan

fungsi sosialnya, ini mengartikan bahwa setiap orang

menginginkan seseorang menyesuaikan sikap dan tingkah

laku sesuai dengan statusnya serta menjalankan hak dan

kewajibannya.4

Peran diartikan sebagai fungsi individu atau

peranannya dalam satu kelompok atau institusi. Fungsi

atau tingkah laku tersebut diharapkan ada pada individu

yang menjalankan perannya serta menjadi harapan bagi

individu lain. Perilaku peran dari individu sendiri

merupakan ciri atau sifat yang dimiliki oleh seseorang di

dalam peran atau kedudukannya.5

Biddle dan Thomas membagi peristilahan teori peran

dalam empat golongan yaitu menyangkut:

a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi

sosial.

b. perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.

c. kedudukan orang-orang dalam berperilaku.

d. kaitan antar orang dan perilaku.6

4 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991).

Hal.114 5 James P Chaplin. Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2009). Hal.439

6 Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013).

Hal.215

22

Page 41: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Soekanto mengungkapkan bahwa peran merupakan

aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.7

Sedangkan menurut Biddle dan Thomas menyatakan

bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang

membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari

pemegang kedudukan tertentu.8 Hal ini senada dengan

pendapat Suhardono yang mendefinisakan bahwa peran

merupakan seperangkat patokan, yang membatasi apa

perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang yang

menduduki suatu posisi.9

Mempelajari peran sekurang-kurangnya melibatkan

dua aspek : (1) kita harus belajar untuk melaksanakan

kewajiban dan menuntut hak-hak suatu peran. (2) kita

harus memiliki sikap, perasaan, dan harapan-harapan yang

sesuai dengan peran tersebut.10 Dari kedua aspek tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa menjalankan suatu peran

harus melaksanakan kewajiban dan menuntut hak suatu

peran serta memiliki sikap, perasaan, dan harapan-harapan

yang sesuai dengan peran itu sendiri.

7 Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007). Hal.213 8 Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013).

Hal.224 9 Edy Suhardono, Teori Peran: Konsep Derivasi dan Implikasinya,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994). Hal.15 10

Richards, Era Baru Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2010).

Hal.268

23

Page 42: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Dari berbagai pengertian peran diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa peran merupakan suatu tingkah

laku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai

status atau kedudukan untuk dapat menjalankan hak-hak

dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan yang ia

miliki. Adapun hak-hak dan kewajiban yang harus dijalani

oleh seseorang yang mempunyai peran yaitu mampu

berperilaku sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai

pemegang status atau kedudukan yang dimilikinya,

sehingga peran tersebut dapat mengatur perilaku individu

serta dapat menentukan apa yang akan diperbuatnya.

Adapun peran yang dimaksud dalam penelitian ini

yaitu peran seorang pembimbing agama dalam

meningkatkan penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

2. Pengertian Pembimbing Agama

Dalam kamus bahasa Indonesia, “pembimbing”

menurut bahasa berarti “pemimpin” atau “penuntun”.

Kata tersebut diambil dari kata “bimbing” yang artinya

“pimpin” atau “tuntun”, kemudian diberi awalan “pe”

menjadi pembimbing yang artinya “yang menyebabkan

sesuatu menjadi tahu”. Pemimpin, penuntun, merupakan

sesuatu yang dipakai untuk membimbing. Kalimat

tersebut menjadi arti “seseorang yang memberikan

bimbingan atau tuntunan” arti tersebut di sesuaikan

24

Page 43: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

dengan profesi dan disiplin ilmu yang di miliki.11 Kata

“bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance”

yang mempunyai arti menunjukan, membimbing,

menuntun atau membantu.12

Prayitno mengemukakan bahwa bimbingan adalah

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang

yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,

baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya

sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan

individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan

berdasarkan norma-norma yang berlaku.13

Sementara itu, Winkel mendefinisikan bimbingan:14

a. Usaha melengkapi individu dengan pengetahuan,

pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri.

b. Cara untuk memberikan bantuan kepada individu

untuk memahami dan mempergunakan secara efisien

dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk

perkembangan pribadinya.

c. Sejenis pelayanan kepada individu-individu agar

mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan

11

W. J. S. Poerwardarminta, Kamus umum bahasa indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1984) Cet. Ke-7. Hal. 427

12 Hallen A., Bimbingan dan Konseling ( Jakarta: Ciputat Press,

2002), Cet. Ke 1. Hal.3 13

Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2012). Hal.79-80

14 Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2012). Hal.79-83

25

Page 44: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

dengan tepat, dan menyusun rencana dengan realistis,

sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan

memuaskan diri dalam lingkungan tempat mereka

hidup. Proses pemberian bantuan atau pertolongan

kepada individu dalam hal memahami diri sendiri,

menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri

dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan

menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan

tuntutan lingkungan.

Kemudian menurut Crow bimbingan dapat diartikan

sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria

maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dalam

pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari

setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-

kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah

pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri, dam

memikul bebannya sendiri.15

Selanjutnya menurut Harun Nasution, agama

mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan

dipatuhi manusia, ikatan ini mempunyai pengaruh yang

besar sekali dalam kehidupan manusia sehari-hari karena

agama mempunyai kekuatan yang paling tinggi dari

manusia.16

15

Khairul Umam dan Aminudin Achyar, Bimbingan dan Penyuluhan,

(Jakarta: CV. Pustaka Seta, 1998). Cet. Ke-1. Hal.9 16

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta:

Universitas Indonesia Press, 1985). Hal.2

26

Page 45: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Menurut Glock dan Stark mendefinisikan agama

adalah simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem

perilaku yang terlambangkan dan semuanya itu berpusat

pada persoalan yang dihayati sebagai yang paling

maknawi.17 Agama dalam perspektif sosiologi merupakan

sebuah sistem kepercayaan (beliefe System). Agama

dengan sendirinya menjadi acuan moral bagi tindakan

manusia, karena agama adalah gejala yang begitu sering

terjadi dimana-mana.18

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kata bimbingan dan agama berarti

proses pemberian bantuan atau pertolongan yang

berbentuk pengarahan, pencerahan, dan bersifat

mengarahkan dari pembimbing kepada yang dibimbing

dengan pendekatan agama. Sedangkan bimbingan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah bimbingan yang

diberikan oleh pembimbing agama kepada warga binaan

pemasyarakatan (WBP) untuk meningkatkan penerimaan

diri warga binaan pemasyarakatan tersebut melalui

pendekatan agama.

3. Syarat Pembimbing Agama

Agar pembimbing agama dapat menjalankan

pekerjaan dengan sebaik- baiknya, maka pembimbing

17

Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994). Hal.76 18

Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002). Hal.119

27

Page 46: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

agama harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Adapun

syarat-syarat untuk menjadi pembimbing agama yang baik

menurut Fenti Hikmawati adalah sebagai berikut :19

a. Berpedoman dan memiliki keyakinan terhadap Al-

Qur’an atau wahyu Allah sebagai pegangan hidup

yang dapat mengatur hubungan manusia dengan

Tuhan, alam dan sesama manusia.

b. Senantiasa berusaha memelihara dan istiqomah dalam

meningkatkan mutu iman keyakinan.

c. Mengembangkan kemampuan dalam bidang ilmu

pengetahuan agama, terutama memahami dan

mengembangkan nilai dan norma yang ada di dalam

Al-Qur’an.

d. Menjalankan dan dapat menerapkan iman dan

keyakinannya di berbagai kehidupan sehari-hari. Baik

berinteraksi kepada keluarganya, tetangganya,

lingkungannya, masyarakat, dan negaranya sesuai

kemampuan yang dimilikinya.

e. Mempunyai kemampuan berdakwah, baik berdakwah

untuk orang yang sudah beragama islam maupun yang

belum beragama islam sesuai profesi dan dedikasinya

masing-masing.

f. Mempunyai kelapangan hati yang sabar dan tabah

lahir batinnya dalam menghadapi tantangan

berdakwah yang datang dari dirinya maupun dari luar

19

Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling Perspektif Islam,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2015). Hal.110-112

28

Page 47: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

dirinya.

g. Mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan

mantap dalam berbagai masalah kehidupan sesuai

dasar islam yang tidak bertentangan dengan norma dan

nilai serta budaya dengan pertimbangan keputusan

yang matang.

h. Mempunyai rasa cinta dan hormat pada sesama

manusia tetapi tidak melebihi cintanya pada sang

pencipta.

i. Dapat menjauhi dan memahami apa yang dilarang

oleh Allah SWT dalam berbai perilaku dan tindakan.

j. Senantiasa menjalankan kehidupan dengan diawali

niat, mencari ridho Allah, selalu berdoa, dan

mensyukuri setiap hasil yang didapat.

Untuk menjadi pembimbing agama yang baik, maka

seorang pembimbing agama harus memiliki ciri-ciri yang

telah diuraikan diatas. Adapun ciri-ciri tersebut akan

peneliti gunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui

tingkat kredibilitas pembimbing agama dalam

meningkatkan penerimaan diri warga binaan

pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

4. Tugas Pembimbing Agama

Tugas pembimbing adalah membimbing dan

mengenalkan kebutuhan atau kesanggupan peserta didik,

menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya

29

Page 48: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

proses kependidikan, menambah dan mengembangkan

pengetahuan yang dimiliki untuk disalurkan kepada

peserta didik, serta senantiasa membuka diri terhadap

seluruh kelemahan atau kekurangannya.20

Bagi pembimbing agama, tugas pokoknya adalah

membimbing dan mengajarkan pengetahuan agama serta

nilai-nilai agama ke dalam pribadi anak didiknya. Yang

menjadi tekanan utamanya adalah mengubah sikap mental

anak didik ke arah beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Pembimbing agama harus memiliki

beberapa persyaratan khusus, antara lain kematangan jiwa

dan keimanan yang tangguh serta berkemampuan menjadi

uswatun hasanah (contoh teladan) sesuai norma-norma

ajaran agamanya, baik di lingkungan sekolah maupun di

luar sekolah. Dalam hal ini, seorang pembimbing bertugas

melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan cara:21

a. Bekerja sama dengan murid.

b. Bekerja sama dengan orang tua murid.

c. Bekerja sama dengan rekan-rekan seprofesi dan

masyarakat.

d. Melakukan promosi dan hubungan dengan orang lain

bagi kepentingan anak bimbingannnya.

20

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002). Cet. Ke-1. Hal.44 21

Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2005). Hal.75

30

Page 49: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Berdasarkan tugas pembimbing diatas, pembimbing

agama di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang harus bisa bekerja sama dengan warga binaan

pemasyarakatan sebagai anak didiknya, petugas lembaga

pemasyarakatan sebagai wali dari warga binaan

pemasyarakatan, rekan-rekan seprofesinya yaitu

pembimbing agama yang lain serta membangun hubungan

dengan pihak-pihak yang dianggap mampu bekerja sama

dalam meningkatkan keadaan warga binaan

pemasyarakatan, baik dari aspek kemampuan dan potensi

warga binaan pemasyarakatan, pengetahuan, serta

kemampuan warga binaan pemasyarakatan dalam

menghadapi segala permasalahan yang dialami oleh

warga binaan pemasyarakatan.

5. Tujuan Bimbingan Agama

Dalam menjalankan kehidupannya, manusia pasti

mengalami hambatan-hambatan dalam mewujudkan

keinginannya, sehingga diperlukan bimbingan agama,

untuk itulah bimbingan agama berusaha untuk membantu

individu agar mampu menghadapi masalah dalam

hidupnya. M. Arifin berpendapat bahwa bimbingan dan

penyuluhan agama dimaksudkan untuk membantu seorang

yang terbimbing supaya memiliki religious reference

(sumber pegangan agama) dalam memecahkan

31

Page 50: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

persoalan.22

Secara umum, tujuan bimbingan agama adalah

membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia

seutuhnya, agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

di akhirat.23 Adapun tujuan bimbingan agama secara

khusus yaitu sebagai berikut:

1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah,

maksudnya pembimbing berusaha membantu

mencegah jangan sampai individu menghadapi atau

menemui masalah. Dengan kata lain membantu

individu mencegah timbul masalah bagi dirinya

sendiri.

2) Membantu individu menyelesaikan masalah yang

dihadapi.

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan

situasi dan kondisi yang lebih baik, sehingga tidak

menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang

lain.24

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari adanya

bimbingan Agama adalah membantu individu (klien)

22

M.Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan

Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 29.

23 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2001). Hal.35

24 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2001). Hal.35

32

Page 51: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

untuk memahami potensi dan kemampuan dirinya dalam

mengatasi problem yang dihadapi sehingga dia mampu

mengembangkan dan mengaktualisasikan diri serta dapat

beradaptasi dengan lingkungannya secara mandiri, sadar

dan sesuai dengan ajaran agama Islam.

6. Fungsi Bimbingan Agama

Ainur Rahim Faqih merumuskan fungsi dari

bimbingan agama yaitu25:

1) Fungsi Preventif, yaitu membantu individu menjaga

atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

2) Fungsi kuratif atau Korektif, yaitu membantu

individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi

atau dialaminya.

3) Fungsi Preservatif, yaitu membantu individu agar

situasi yang semula tidak baik menjadi lebih baik, dan

kebaikan itu bertahan lama.

4) Fungsi Development atau pengembangan, yaitu

membantu individu memelihara dan mengembangkan

situasi dan kondisi yang baik, sehingga tidak

memungkinkannya menjadi sebab masalah baginya.

Sedangkan fungsi agama menurut Syamsu Yusuf

adalah sebagai berikut26:

25

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2001). Hal.36

26 Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan

Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005). Hal.15

33

Page 52: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

1) Pemahaman: yaitu membantu klien agar memiliki

pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan

lingkungannya (pendidikan, dan norma agama)

berdasarkan pemahaman ini individu diharapkan

mampu mengembangkan potensi dirinya secara

optimal.

2) Preventif: yaitu supaya pembimbing (konselor) untuk

senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang

mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya.

3) Pengembangan: konselor senantiasa berupaya untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang

memfasilitasi perkembangan klien.

4) Perbaikan (penyembuhan): yaitu fungsi bimbingan

yang bersifat kuratif, fungsi ini berkaitan erat dengan

upaya pemberian bantuan pada klien yang telah

mengalami masalah.

5) Penyaluran: fungsi bimbingan dalam membantu

individu-individu memilih kegiatan, ekstrakulikuler,

jurusan atau program studi.

6) Adaptasi: yaitu fungsi membantu para pelaksana

pendidikan khususnya konselor untuk

mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat

kemampuan dan kebutuhan individu.

7) Penyesuaian: fungsi bimbingan dalam membantu

individu agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis

dan konstruktif terhadap dirinya dan lingkungannya.

34

Page 53: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Dari kedua pendapat mengenai fungsi bimbingan

agama diatas, ada beberapa fungsi bimbingan agama

yang sama dan saling melengkapi satu sama lain. Dalam

penelitian ini, peneliti melihat kepada pendapat keduanya

untuk mengukur pelaksanaan bimbingan agama yang

dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang, apakah pelaksanaan bimbingan agama

sudah sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut atau bahkan

sebaliknya.

Berdasarkan fungsi bimbingan agama yang telah

diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembimbing

agama harus memiliki fungsi-fungsi tersebut untuk

menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi

oleh warga binaan pemasyarakatan. Dalam penelitian ini,

peneliti memfokuskan kepada permasalahan penerimaan

diri warga binaan pemasyarakatan.

7. Metode Bimbingan Agama

Metode bimbingan agama dapat diklasifikasikan

berdasarkan segi komunikasi. Metode bimbingan agama

menurut Faqih adalah sebagai berikut:27

a. Metode Langsung

Metode langsung (metode komunikasi langsung)

adalah metode dimana pembimbing melakukan

komunikasi langsung atau bertatap muka dengan

27

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:

UI Press, 2001). Hal.55

35

Page 54: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

individu yang dibimbingnya. Metode ini dapat dirinci

lagi menjadi dua metode, yaitu metode individual dan

metode kelompok:

1) Metode Individual

Pembimbing dalam metode individual ini

melakukan komunikasi langsung secara individual

dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat

dilakukan dengan menggunakan teknik: pertama

percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan

dialog secara langsung tatap muka dengan pihak

yang dibimbing; kedua kunjungan ke rumah (home

visit), yakni pembimbing mengadakan dialog

dengan kliennya tetapi dilaksanakan di rumah

klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah

klien dan lingkungannya; ketiga

pembimbing/konseling jabatan, melakukan

percakapan individual sekaligus mengamati kerja

klien dan lingkungan.

2) Metode Kelompok

Pembimbing melakukan komunikasi langsung

dengan klien dalam kelompok. Hal ini dapat

dilakukan dengan teknik-teknik, yaitu: pertama

diskusi kelompok, yakni pembimbing

melaksanakan bimbingan dengan cara

mengadakan diskusi dengan/bersama kelompok

klien yang memiliki masalah yang sama; kedua

karyawisata, yakni bimbingan kelompok yang

36

Page 55: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

dilakukan secara langsung dengan

mempergunakan ajang karyawisata sebagai

forumnya; ketiga sosiodrama, yakni bimbingan

dan konseling yang dilakukan dengan cara

bermain peran untuk memecahkan atau mencegah

timbulnya masalah (psikologis); keempat

psikodrama, yakni bimbingan dan konselung yang

dilakukan dengan cara bermain peran untuk

memecahkan atau mencegah timbulnya masalah

(psikologis); kelima group teaching, yakni

pemberian bimbingan dan konseling dengan

memberikan materi

Agar pelaksanaan bimbingan agama berjalan

dengan baik khususnya di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang, pembimbing agama

harus menysesuaikan keadaan warga binaan

pemasyarakatan dengan metode yang akan digunakan.

Berdasarkan fokus penelitian ini yaitu; peran

pembimbing agama dalam meningkatkan penerimaan

diri pada warga binaan pemasyarakatan (WBP),

peneliti akan melihat metode apa yang digunakan oleh

pembimbing agama dalam melakukan bimbingan

agama untuk meningkatkan penerimaan diri warga

binaan pemasyarakatan (WBP).

37

Page 56: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

B. Penerimaan Diri

1. Pengertian Penerimaan Diri

Penerimaan diri (Self-acceptance) ialah suatu

kemampuan individu untuk dapat melakukan penerimaan

terhadap keberadaan diri sendiri. Hasil analisa atau

penilaian terhadap diri sendiri akan dijadikan dasar bagi

seorang individu untuk dapat mengambil suatu keputusan

dalam rangka penerimaan terhadap keberadaan diri

sendiri. Sikap penerimaan diri dapat dilakukan secara

realistis, tetapi juga dapat dilakukan secara tidak realistis.

Sikap penerimaan realistis dapat ditandai dengan

memandang segi kelemahan-kelemahan maupun

kelebihan-kelebihan diri secara objektif. Sebaliknya

penerimaan diri tidak realistis ditandai dengan upaya

untuk menilai secara berlebihan terhadap diri sendiri,

mencoba untuk menolak kelemahan diri sendiri,

mengingkari atau menghindari hal-hal yang buruk dari

dalam dirinya, misalnya pengalaman traumatis masa

lalu.28

Ryff berpendapat penerimaan diri adalah sikap positif

terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai

aspek diri termasuk kualitas baik atau tidak baik dan

merasa positif dengan kehidupan yang telah dijalani.

Sikap positif terhadap diri sendiri dapat meningkatkan

toleransi terhadap pengendalian diri sehingga mampu

28

Dariyo Agoes, Psikologi perkembangan anak usia tiga tahun

pertama, (Jakarta; PT Refika Aditama, 2007). Hal.205

38

Page 57: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

mengatasi kondisi yang tidak menyenangkan dan

memiliki keinginan untuk terus mengembangkan diri.29

Kemudian Sartain mengatakan bahwa penerimaan diri

adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya

sebagaimana adanya dan untuk mengakui keberadaan

dirinya secara obyektif. Individu yang menerima diri

adalah individu yang menerima dan mengakui keadaan

diri sebagaimana adanya. Hal ini tidak berarti bahwa

seseorang menerima begitu saja kondisi dirinya tanpa

usaha untuk mengembangkan lebih lanjut. Seseorang

yang telah menerima dirinya saat ini serta mempunyai

keinginan untuk terus mengembangkan diri.30

Sedangkan menurut Hurlock penerimaan diri adalah

sejauh mana individu mampu menyadari karakteristik

kepribadian yang dimilikinya dan bersedia untuk hidup

dengan karakteristik tersebut. Penerimaan diri menjadi

salah satu faktor penting yang berperan terhadap

kebahagiaan individu, sehingga ia mampu memiliki

penyesuaian diri yang baik.31

Chaplin mengemukakan bahwa penerimaan diri

adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan

diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri,

29

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011). Hal.15 30

Handayani, Jurnal INSAN. Efektifitas Pelatihan Pengenalan Diri

Terhadap Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri Pada Remaja,

(Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, 2000), Vol. 2, no. 1,

Edisi November. Hal.39-46 31

Hurlock, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1993).

Hal.47

39

Page 58: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

serta pengetahuan-pengetahuan akan keterbatasan-

keterbatasan sendiri. Penerimaan diri ini

mengandaikan adanya kemampuan diri dalam

psikologis seseorang, yang menunjukkan kualitas diri.

Hal ini berarti bahwa tinjauan tersebut akan diarahkan

pada seluruh kemampuan diri yang mendukung.

Kesadaran diri akan segala kelebihan dan kekurangan

diri haruslah seimbang dan diusahakan untuk saling

melengkapi satu sama lain, sehingga dapat

menumbuhkan kepribadian yang sehat.32

Konsep yang lebih jelas dikemukakan oleh Helmi

yang mengartikan yang mengartikan bahwa

penerimaan diri adalah sejauh mana seseorang dapat

menyadari dan mengakui karakteristik pribadi dan

menggunakannya dalam menjalani kelangsungan

hidupnya. Sikap penerimaan diri ditunjukkan oleh

pengakuan seseorang terhadap kelebihan-kelebihan

sekaligus menerima kelemahan-kelemahannya tanpa

menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan

yang terus-menerus untuk mengembangkan diri.33

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan

bahwa penerimaan diri merupakan sikap positif

terhadap diri sendiri, mampu dan mau menerima

32

Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005). Hal.250 33

Nurviana, Jurnal Psikologi: Penerimaan Diri, (Semarang: Fakultas

Psikologi Universitas Diponegoro, 2010). Hal.4

40

Page 59: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

keadaan diri baik kelebihan atau kekurangan, sehingga

dapat memandang masa depan lebih positif.

2. Proses Terbentuknya Penerimaan Diri

Menurut Supratiknya, proses terbentuknya

penerimaan diri berkaitan dengan hal-hal sebagai

berikut:34

a. Pembukaan Diri

Jika seseorang dapat menerima diri dengan baik

maka dapat dengan mudah membuka diri. Demi

penerimaan diri maka kita harus bersikap tulus dan

jujur dalam membuka diri. Bila kita

menyembunyikan sesuatu tentang diri kita,

penerimaan yang ditunjukan oleh orang lain atas

diri kita justru bisa mengurangi penerimaan diri

kita.

b. Kesehatan Psikologis

Kesehatan psikologis berkaitan erat dengan kualitas

perasaan kita terhadap diri kita sendiri. Orang yang

sehat secara psikologis memandang dirinya

disenangi, mampu berharga, dan diterima oleh

orang lain. Agar kita tumbuh dan berkembang

secara psikologis kita harus menerima diri kita.

c. Penerimaan terhadap orang lain

34

Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologi.

(Yogyakarta: Kanisius, 1995). Hal.81

41

Page 60: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Seseorang yang menerima dirinya biasanya lebih

bias menerima orang lain. Bila kita berpikir positif

tentang orang lain.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

terbentuknya penerimaan diri pada seseorang sekurang-

kurangnya melibatkan tiga hal yaitu; pembukaan diri,

kesehatan psikologis, dan penerimaan terhadap orang

lain. Apabila seseorang telah mencapai tiga hal tersebut

maka dapat dipastikan dia telah mencapai kepada

penerimaan diri yang utuh, artinya dia dapat menerima

keadaan dirinya baik kekurangan maupun

kelebihannya.

3. Aspek-Aspek Penerimaan Diri

Elizabeth Sheerer mengatakan aspek-aspek

penerimaan diri, meliputi ha-hal sebagai berikut :35

a. Peran sederajat

Individu menganggap dirinya sederajat dengan

orang lain, sehingga individu tidak merasa sebagai

orang yang istimewa atau menyimpang dari orang

lain. Individu merasa dirinya mempunyai

kelemahan dan kelebihan seperti orang lain.

b. Peran kemampuan diri

Individu mempunyai kemampuan untuk

35

Shella Rafika, skripsi “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerimaan Diri:Sebuah Penelitian Dikalangan Anak Berhadapan Hukum

Di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani” (Jakarta: UIN Jakarta, 2010).

Hal.16

42

Page 61: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

menghadapi kehidupan.Hal ini tampak dari sikap

individu yang percaya diri, lebih suka

mengembangkan sikap baiknya dan mengeleminasi

sifat buruknya dari pada ingin menjadi orang lain,

sehingga individu merasa puas dengan dirinya.

c. Bertanggung jawab

Individu berani memikul tanggung jawab terhadap

perilakunya, sehingga menerima diri apa adanya.

d. Orientasi keluar diri

Individu lebih mempunyai orientasi keluar diri dari

pada kedalam. Individu lebh suka memperhatikan

dan toleran terhadap orang lain, sehingga

mendapatkan penerimaan sosial dari

lingkungannya.

e. Berpendirian

Individu lebih suka mengikuti standarnya sendiri

dari pada bersikap nyaman (comform) terhadap

tekanan sosial, oleh karena itu individu yang

mampu menerima diri mempunyai sikap dan

kepercayaan diri pada tindakannya.

f. Menyadari keterbatasan

Individu tidak menyalahkan diri akan

keterbatasannya atau mengingkari kelebihannya.

g. Menerima sifat kemanusiaan

Individu tidak menyangkal emosi.Individu

mengenali perasaan marah, takut dan cemas, tanpa

menganggap sebagai suatu yang harus di ingkari

43

Page 62: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

atau ditutupi.Kepercayaan atau kemampuannya

untuk dapat menghadapi hidupnya.

Sedangkan menurut Jersild aspek-aspek penerimaan

diri adalah sebagai berikut:36

a. Persepsi mengenai diri dan sikap terhadap

penampilan

Individu yang memiliki penerimaan diri berpikir

lebih realistik tentang penampilan dan bagaimana ia

terlihat dalam pandangan orang lain. Ini bukan

berarti individu tersebut mempunyai gambaran

sempurna tentang dirinya, melainkan individu

tersebut dapat melakukan sesuatu dan berbicara

dengan baik mengenai dirinya yang sebenarnya.

b. Sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri

dan orang lain

Individu yang memiliki penerimaan diri

memandang kelemahan dan kekuatan dalam dirinya

lebih baik daripada individu yang tidak memiliki

penerimaan diri. Individu tersebut kurang menyukai

jika harus menyia-nyiakan energinya untuk menjadi

hal yang tidak mungkin, atau berusaha

menyembunyikan kelemahan dari dirinya sendiri

maupun orang lain. Ia pun tidak berdiam diri

dengan tidak memanfaatkan kemampuan yang

dimilikinya. Sebaliknya, ia akan menggunakan

36

Jersild Athur T, Child Psychology, (Englewood Cliffs: Prentice

Hall, 1958). Hal.33-34

44

Page 63: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

bakat yang dimilikinya dengan leluasa. Individu

yang bersikap baik dalam menilai kelemahan dan

kekuatan dirinya akan bersikap baik pula dalam

menilai kelemahan dan kekurangan orang lain.

c. Perasaan rendah diri sebagai gejala penolakan diri

Individu yang terkadang merasakan rendah diri

(inferiority complex) adalah individu yang tidak

memiliki sikap penerimaan diri dan hal tersebut

akan mengganggu penilaian yang realistik atas

dirinya. Individu yang memiliki penerimaan diri

maka ia akan mampu menyesuaikan dirinya dengan

baik dan tidak merasa bahwa ia akan ditolak oleh

orang lain.

d. Respon atas penolakan dan kritikan

Individu yang memiliki penerimaan diri tidak

menyukai kritikan, namun demikian ia mempunyai

kemampuan untuk menerima kritikan bahkan dapat

mengambil hikmah dari kritikan tersebut. Ia

berusaha untuk melakukan koreksi atad dirinya

sendiri, ini merupakan hal yang penting dalam

perkembangannya menjadi seorang individu dewasa

dan dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi

masa depan. Individu yang tidak memiliki

penerimaan diri justru menganggap kritikan sebagai

wujud penolakan terhadapnya. Penting dalam

penerimaan diri yang baik adalah mampu belajar

dari pengalaman dan meninjau kembali sikapnya

45

Page 64: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

yang terdahulu untuk memperbaiki diri.

e. Keseimbangan antara “real seld” dan “ideal self”.

Individu yang memiliki penerimaan diri adalah

individu yang mempertahankan harapan dan

tuntutan dari dalam dirinya dengan baik dalam

batas-batas memungkinkan individu ini mungkin

memiliki ambisi yang besar, namun tidak mungkin

untuk mencapainya walaupun dalam jangka waktu

yang lama dan menghabiskan energinya. Oleh

karena itu, dalam mencapai tujuannya individu

mempersiapkan dalam konteks yang mungkin

dicapai, untuk memastikan dirinya tidak akan

kecewa saat nantinya. Berarti individu memiliki

keberanian dalam menghadapi segala resiko yang

akan timbul akibat perilakunya.

f. Penerimaan diri dan penerimaan orang lain

Hal ini berarti apabila seseorang individu

menyayangi dirinya, maka akan lebih

memungkinkan baginya untuk menyayangi orang

lain, dan apabila seorang individu merasa benci

pada dirinya, maka akan lebih memungkinkan

untuk merasa benci pada orang lain. Terciptanya

hubungan timbal balik antara penerimaan diri dan

penerimaan orang lain yaitu individu yang memiliki

penerimaan diri merasa percaya diri dalam

memasuki lingkungan sosial.

g. Penerimaan diri, menuruti kehendak, dan

46

Page 65: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

menonjolkan diri

Menerima diri dan menuruti diri merupakan hal

yang berbeda. Apabila seorang individu menerima

dirinya, hal tersebut bukan berarti ia memanjakan

dirinya. Individu yang menerima dirinya akan

menerima dan bahkan menuntut pembagian yang

layak akan sesuatu yang bagus, dalam hal

menonjolkan diri ia tidak akan membiarkan orang

lain selangkan lebih maju darinya dan mengganggu

langkahnya. Individu dengan penerimaan diri

menghargai harapan orang lain dan meresponnya

dengan bijak. Namun, ia memiliki pendirian yang

terbaik dalam berfikir, merasakan dan membuat

pilihan. Ia tidak hanya akan menjadi pengikut apa

yang dikatakan orang lain.

h. Penerimaan diri, spontanitasm dan menikmati hidup

Individu dengan penerimaan diri mempunyai lebih

banyak keleluasaan untuk menikmati hal-hal dalam

hidupnya. Namun, terkadang ia kurang termotivasi

untuk melakukan sesuatu yang rumit. Individu

tersebut tidak hanya leluasa menikmati sesuatu

yang dilakukannya. Akan tetapi, juga leluasa untuk

menolak atau menghindari sesuatu yang tidak ingin

dilakukannya.

i. Kejujuran dalam menerima diri

Individu dengan penerimaan diri yang baik adalah

individu yang memiliki fleksibilitas dalam

47

Page 66: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pengaturan hidupnya. Individu memiliki kejujuran

untuk menerima dirinya sebagai apa dan untuk apa

nantinya, dan tidak menyukai kepura-puraan.

Individu ini dapat secara terbuka mengakui dirinya

sebagai individu yang pada suatu waktu dalam

masalah, merasa cemas, ragu, dan bimbang tanpa

harus menipu diri dan orang lain.

j. Sikap yang baik terhadap penerimaan diri

Menerima diri merupakan hal yang penting dalam

kehidupan seseorang. Banyak hal dalam

perkembangan seorang individu yang belum

sempurna, individu yang dapat menerima dirinya

akan menggunakan kemampuannya dengan baik

dalam perkembangan hidupnya.

Dalam penelitian ini, aspek-aspek penerimaan diri

yang telah diuraikan diatas dapat membantu peneliti

untuk memperhatikan seberapa besar tingkat

penerimaan diri pada warga binaan pemasyarakatan

(WBP) Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang.

4. Ciri-Ciri Penerimaan Diri

Menurut ciri-ciri individu dengan penerimaan diri

yaitu:37

37

Dania Martini & Nurul Hartini, Jurnal Psikologi Klinis dan

Kesehatan Menta, : Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kecemasan

Menghadapi Dunia Kerja Pada Tunadaksa Di UPT Rehabillitasi Sosial Cacat

48

Page 67: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

a. Individu mempunyai keyakinan akan kemampuannya

untuk menghadapi persoalan.

b. Individu menganggap dirinya berharga sebagai

seorang manusia dan sederajad dengan orang lain.

c. Individu tidak malu atau hanya memperhatikan

dirinya sendiri.

d. Individu tidak menganggap dirinya aneh atau

abnormal dan tidak ada harapan di tolak orang lain.

e. Individu berani memikul tanggung jawab terhadap

perilakunya.

f. Individu dapat menerima pujian atau celaan secara

obyektif.

g. Individu tidak menyalahkan diri atau keterbatasan

yang dimiliki ataupun mengingkari kelebihannya.

Allport mengemukakan orang yang menerima dirinya

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:38

a. Memiliki gambaran positif tentang dirinya.

b. Dapat mengatur dan dapat bertoleransi dengan rasa

frustasi atau kemarahannya.

c. Dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa

memusuhi mereka apabila orang lain memberikan

kritikan.

Tubuh Pasuruan, (Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, 2012).

Hal.82 38

Aryani Tri Wrastari dan Handadari, Jurnal INSAN: Pengaruh

Pemberian Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap Peningkatan

Penerimaan Diri Penyandang Cacat Tubuh Pada Remaja di Pusat Rehabilitas

Panti Sosial Bina Daksa “Suryatam” Bangil Pasuruan, (Surabaya: Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga, 2003), Vol. 5. No.1. Hal.21

49

Page 68: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

d. Dapat mengatur keadaan emosi mereka (seperti

depresi, kemarahan, rasa bersalah, dan lain-lain).

e. Mengekspresikan keyakinan dan perasaan dengan

mempertimbangkan perasaan dan keadaan orang lain.

Kemudian menurut Jhonson ciri-ciri orang yang mau

menerima dirinya adalah sebagai berikut:39

a. Menerima diri sendiri apa adanya.

b. Tidak menolak diri sendiri, apabila memiliki

kelebihan maupun kekurangan.

c. Memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri

sendiri, maka seseorang tidak harus dicintai oleh

orang lain dan dihargai oleh orang lain.

d. Untuk merasa berharga, maka seseorang tidak perlu

merasa benar-benar sempurna.

e. Memiliki keyakinan bahwa dia mampu untuk

menghasilkan kerja yang berguna.

Berdasarkan beberapa hal di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri penerimaan diri adalah:

dapat menerima dirinya baik kekurangan maupun

kelebihannya, tidak memiliki emosi yang berlebihan,

tidak banyak mengeluh, tidak mudah menyerah, belajar

mengendalikan amarah secara benar, tidak

mengharapkan orang lain memenuhi atau

39

Aryani Tri Wrastari dan Handadari, Jurnal INSAN: Pengaruh

Pemberian Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap Peningkatan

Penerimaan Diri Penyandang Cacat Tubuh Pada Remaja di Pusat Rehabilitas

Panti Sosial Bina Daksa “Suryatam” Bangil Pasuruan, (Surabaya: Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga, 2003), Vol. 5. No.1. Hal.21

50

Page 69: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

membahagiakan semua kebutuhannya.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan

Diri

Hurlock mengemukakan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam penerimaan diri adalah sebagai

berikut:40

a. Aspirasi realistis

Agar warga binaan pemasyarakatan (WBP) menerima

dirinya, ia harus realitis tentang dirinya dan tidak

mempunyai ambisi yang tidak mungkin tercapai. Ini

tidak berarti bahwa mereka harus mengurangi ambisi

atau menentukan sasaran di bawah kemampuan

mereka. Sebaliknya mereka harus menetapkan sasaran

yang di dalam batas kemampuan mereka, walaupun

batas ini lebih rendah dari apa yang mereka cita-

citakan.

b. Keberhasilan

Bila tujuan itu realitis, kesempatan berhasil sangat

meningkat. Lagi pula, agar warga binaan

pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan menerima

dirinya, individu tersebut harus mengembangakan

faktor peningkat keberhasilan yang mencakup

keberanian mengambil inisiatif dan meninggalkan

kebiasaan menunggu perintah apa yang harus

dilakukan, teliti dan bersungguh-sungguh dalam apa

40

Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2. Ahli Bahasa: Thandrasa &

Zaikasih, (Jakarta: Erlangga, 1999). Hal.259

51

Page 70: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

saja yang dilakukan, bekerja sama dan mau

melakukan lebih dari semestinya.

c. Wawasan sosial

Kemampuan melihat diri seperti orang lain melihat

mereka dapat menjadi suatu pedoman untuk perilaku

yang memungkinkan warga binaan pemasyarakatan

(WBP) memenuhi harapan sosial. Sebagai kontras,

perbedaan mencolok antara pendapat orang lain dan

pendapat warga binaan pemasyarakatan (WBP)

tentang dirinya akan menjurus keperilaku yang

membuat orang lain kesal dan menurunkan penilaian

orang lain tentang dirinya.

d. Wawasan diri

Kemampuan dan kemauan menilai diri secara realitis

serta mengenal dan menerima kelemahan dan

kekurangan yang dimiliki, akan meningkatkan

penerimaan diri. Tiap tahun dengan bertambahnya

usia dan pengalaman sosial, warga binaan

pemasyarakatan (WBP) mampu menilai dirinya

dengan lebih akurat.

e. Konsep diri stabil

Bila warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas

Perempuan meilihat dirinya satu cara pada satu saat

dan cara lain pada saat yang lain, kadang-kadang

menguntungkan dan kadang-kadang tidak menjadi

ambivalen tentang dirinya. Untuk mencapai kestabilan

halnya dengan konsep diri yang tidak berubah-ubah.

52

Page 71: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Menurut Jersild, yang merupakan faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri yaitu:41

a. Usia

Semakin matang usia seseorang maka akan semakin

baik pula penerimaan diri yang dimiliki oleh orang

tersebut.

b. Pendidikan

Seseorang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi

akan dapat menerima dirinya dari pada orang yang

memiliki pendidikan yang rendah.

c. Keadaan fisik

Keadaan fisik akan mempengaruhi penerimaan diri

seseorang. Seseorang yang memiliki kekurangan fisik

cenderung memiliki penerimaan diri yang rendah.

d. Dukungan sosial

Penerimaan diri akan mudah dilakukan jika

seseorang mendapat dukungan dari orang-orang di

sekitarnya.

e. Pola asuh orang tua

Pengaruh pola asuh orang tua memengaruhi

seseorang dalam membentuk sikap penerimaan diri.

Pola asuh yang bersifat demokratis akan lebih

41

Desinta Dwi Mawarni, Hubungan Konsep Diri Dengan

Penerimaan Diri Penyanding Disabilitas Daksa Di Sehati Sukoharjo, Skripsi

Bimbingan Konsrling Islam. (Surakarta: Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

2018). Hal.9

53

Page 72: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

berpengaruh dalam penerimaan diri yang baik bagi

seseorang.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan diri yang telah diuraikan diatas, dapat

disimpulkan bahwa penerimaan diri dapat dipengaruhi

oleh banyak faktor diantaranya yaitu; aspirasi realistis,

keberhasilan dalam mencapai tujuan, wawasan sosial,

serta wawasan diri. Disisi lain penerimaan diri juga dapat

dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, keadaan fisik,

dukungan sosial dan pola asuh orang tua.

C. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

1. Pengertian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

Pasal 1 Undang – Undang nomor 12 tahun 1995

tentang Pemasyarakatan menjelaskan : Warga Binaan

Pemasyarakatan adalah Narapidana, Anak Didik

Pemasyarakatan, dan Klien Pemasyarakatan.

a. Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana

hilang kemerdekaan di Lapas.

b. Anak Didik Pemasyarakatan adalah:

(1) Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan

putusan pengadilan menjalani pidana di Lapas.

Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan

belas) tahun.

(2) Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan

putusan pengadilan diserahkan pada negara

54

Page 73: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

untuk dididik dan ditempatkan di Lapas. Anak

paling lama sampai berumur 18 (delapan belas)

tahun.

Suhadi berpendapat bahwa Warga Binaan

Pemasyarakatan (Narapidana, anak didik

pemasyarakatan, klien pemasyarakatan) berdasarkan

sistem pemasyarakatan merupakan kegiatan interaktif

antara komponen narapidana, petugas, lembaga

pemasyarakatan dan masyarakat itu sendiri, maka

peran serta masyarakat merupakan salah satu hal yang

mutlak diperlukan, tanpa peran serta masyarakat tidak

akan tercapai bagaimanapun baiknya program-program

pembinaan yang dilakukan.42

2. Sistem Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia menjunjung

tinggi hukum dan memberikan rasa keadilan bagi seluruh

masyarakat terutama yang membutuhkan perlindungan

hukum dan dijamin oleh Negara artinya setiap warga

Negara sama di mata hukum ini menyatakan salah satu

kaidah hukum. Asas persamaan kedudukan ini sangat

penting ditegakkan terutama dalam kehidupan

bermasyarakat. Pelaksanaan pidana penjara dengan sistem

pemasyarakatan di Indonesia saat ini mengacu kepada

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang

42

Suhandi, Hak dan Kewajiban Warga Binaan Lembaga

Pemasyarakatan Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, (Jurnal Perspektif,

Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, 2010). Hal.197

55

Page 74: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Pemasyarakatan. Penjelasan Umum Undang- Undang

Pemasyarakatan yang merupakan perubahan ide secara

yuridis filosofis dari sistem kepenjaraan menjadi sistem

pemasyarakatan serta mengatur tentang pelaksanaan

sistem pemasyarakatan di Indonesia dinyatakan bahwa:43

1) Bagi Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila,

pemikiran- pemikiran baru mengenai fungsi

pemidanaan yang tidak lagi sekedar penjeraan juga

merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi

sosial. Warga Binaan Pemasyarakatan telah

melahirkan suatu sistem pembinaan yang sejak lebih

dari 30 (tiga puluh) tahun yang dikenal dan dinamakan

dengan Sistem Pemasyarakatan.

2) Sistem pemenjaraan yang sangat menekankan pada

unsur balas dendam dan penjeraan yang disertai

dengan lembaga “rumah penjara” secara berangsur-

angsur dipandang sebagai suatu sistem dan sarana

yang tidak sejalan dengan konsep rehabilitasi dan

reintegrasi sosial agar narapidana menyadari

kesalahannya, tidak lagi berkehendak untuk

melakukan tindak pidana dan kembali menjadi warga

masyarakat yang bertanggung jawab bagi diri,

keluarga, dan lingkungan.

Perubahan konsep dari sistem kepenjaraan sampai

sistem pemasyarakatan ini dinilai sangat penting, karena

43 Dwidja Priyanto, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Inonesia,

(Bandung: Refika Aditama, 2006). Hal.102

56

Page 75: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

sistem kepenjaraan di masa kolonial Belanda dilihat dari

keadaan sosialnya mengasingkan terpidana dari

masyarakat dan sangat ditakuti oleh masyarakat. Selain

itu, sistem ini punya andil dalam menyuburkan terjadinya

penularan kejahatan antara narapidana sehingga lahir

istilah sekolah kejahatan (school crime). Akibatnya

menimbulkan siapa yang paling kuat ialah yang berkuasa.

Sistem pemasyarakatan merupakan suatu rangkaian

kesatuan penegakan hokum pidana, oleh karena itu

pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari

pengembangan konsepsi umum mengenai pemidanaan.

Pemidanaan adalah upaya untuk menyadarkan warga

binaan agar menyesali perbuatannya, dan

mengembalikannya menjadi warga masyarakat yang baik,

taat kepada hukum, menjunjung tinggi nilai-nilai moral,

sosial dan keagamaan, sehingga tercapai kehidupan

masyarakat yang aman, tertib dan damai.44

Tujuan dari penyelenggara sistem pemasyarakatan

dapat ditemukan dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undanhg-

undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan,

yaitu:

Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995

tentang pemasyarakatan menjelaskan:

44

Dwidja Priyanto, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Inonesia,

(Bandung: Refika Aditama, 2006). Hal.103

57

Page 76: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai

arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan

pemasyarakatan berdasarkan pancasila yang dilaksanakan

secara terpadu antara Pembina, yang dibina, dan

masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan

pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki

diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat

diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif

berperan dalam pembangunan, dan hidup secara wajar

sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

Pasal 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

pemasyarakatan menjelaskan:

Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka

membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi

manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki

diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat

diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat

berperan aktif dalam pembangunan, dan dapat hidup

secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung

jawab.

3. Sistem Pembinaan Pemasyarakatan

Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pembinaan dan

58

Page 77: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Bimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan menjelaskan:45

Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan

kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

intelektual, sikap dan perilaku, professional, kesehatan

jasmani dan rohani narapidana dan anak didik

pemasyarakatan

Pelaksanaan pembinaan dan pembimbingan warga

binaan pemasyarakatan dilakukan oleh petugas

pemasyarakatan yang terdiri atas:

a. Pembina Pemasyarakatan

Pembina pemasyarakatan adalah petugas

pemsyarakatan yang melaksanakan yang

melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik

pemasyarakatan di Lapas

b. Pengaman Pemasyarakatan

Pengaman pemasyarakatan adalah petugas

pemasyarakatan yang melaksanakan pengamanan

narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Lapas

c. Pembimbing Kemasyarakatan

Pembimbing kemasyarakatan adalah petugas

pemasyarakatan yang melaksanakan pembimbingan

klien di Bapas

45

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999

Tentang Pembinaan dan Bimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 1.

59

Page 78: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Sistem pembinaan pemasyarakatan berdasarkan asas:

a. Sistem pengayoman

Pengayoman adalah perlakuan terhadap Warga Binaan

Pemasyarakatan dalam rangka melindungi masyarakat

dari kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh

Warga Binaan Pemasyarakatan, juga memberikan

bekal hidupnya kepada Warga Binaan Pemasyarakatan

agar menjadi warga yang berguna di dalam masyarakat

b. Persamaan Perkakuan dan Pelayanan

Persamaan perlakuan dan pelayanan adalah pemberian

perlakuan dan pelayanan yang sama kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan tanpa membeda – bedakan

orang.

c. Pendidikan

Pendidikan adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan

dan bimbingan dilaksanakan berdasarkan pancasila,

antara lain penanaman jiwa kekeluargaan,

keterampilan, pendidikan kerohanian, dan kesempatan

untuk menunaikan ibadah.

d. Pembimbingan

Pembimbingan adalah bahwa penyelengaraan

bimbingan dilaksanakan berdasarkan pancasila, antara

lain penanaman jiwa kekeluargaan, keterampilan,

pendidikan kerohanian dan kesempatan untuk

menunaikan ibadah

e. Penghormatan hakikat dan martabat manusia

Penghormatan harkat dan martabat manusia adalah

60

Page 79: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

bahwa sebagai orang yang tersesat Warga Binaan

Pemasyarakatan harus tetap diperlukan sebagai

manusia.

f. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya

penderitaan

Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya

penderitaan adalah warga binaan pemasyarakatan

harus berada dalam Lapas untuk jangka waktu tertentu,

sehingga mempunyai kesempatan penuh untuk

memperbaikinya. Selama di Lapas warga binaan

pemasyarakatan tetap memperoleh hak-haknya seperti

layaknya manusia, dengan kata lain hak perdatanya

tetap dilindungi seperti hak memperoleh perawatan

kesehatan, makan, minum, pakaian, tempat tidur,

latihan, keterampilan, olahraga atau rekreasi.

g. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan

keluarga dan orang-orang tertentu.

h. Walaupun warga binaan pemasyarakatan berada di

Lapas, tetapi didekatkan dan dikenalkan dengan

masyarakat serta tidak boleh diasingkan dari

masyarakat, antara lain berhubungan dengan

masyarakat dalam bentuk kunjungan, hiburan ke

dalam Lapas dari anggota masyarakat yang bebas, dan

kesempatan berkumpul bersama sahabat dan keluarga

seperti program cuti mengunjungi keluarga.

61

Page 80: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

4. Tujuan Pembinaan Hukum Pidana

Tujuan pemberian pidana antara lain, mencegah

dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma

hukum, memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan

pembinaan, menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh

tindak pidana, memulihkan keseimbangan, dan

membebaskan rasa bersalah pada terpidana. Pemidanaan

ini pun tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan

merendahkan martabat manusia.46 Sebagaimana kita

ketahui bahwa tujuan hukum pidana pada umumnya

untuk mencegah terjadinya tindak pidana dan

melindungi kepentingan perorangan (HAM),

masyarakat dan negara dengan pertimbangan yang

serasi antara tindakan atau kejahatan disatu pihak dan

tindakan aparat atau penguasa yang sewenang-

wenang. Salah satu cara untuk mencapai tujuan

hukum pidana ialah memidana orang yang telah

melakukan tindak pidana.47

46

Meiga Latifah, Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Penerimaan Diri Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas

IIA Tangerang, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2018). Hal.32. 47

Tina Asmarawati, Hukum dan Psikiatri (Yogyakarta:

Deepublish, 2012). Hal.88

62

Page 81: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN

PEREMPUAN KELAS IIA TANGERANG

A. Profil Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang

1. Awal Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang

Lapas ini merupakan pindahan dari Bukit Duri,

Jakarta, yang kemudian dipindahkan karena ketidak

sesuaian dengan tata letak bangunan kota Jakarta. Ciri

khas Lapas ini adalah pembangunan sistem pavilion pada

bangunan hunian, yang artinya bangunan dibuat

menyerupai blok pavilion sehingga suasana hunian tidak

terkesan angker dan menyeramkan.1

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang berdiri diatas 16.900 m2 dengan kapasitas

penghuni 250 Orang. Dilingkungan Lapas terdiri dari 21

unit bangunan yang terdiri dari: 5 unit perkantoran, 7 unit

blok hunian, 1 unit pelatihan bunga kering dan isolasi, 1

unit ruang dapur, 1 unit ruang serbaguna, 1 unit ruang

1 Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Profil

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang, (Tangerang: LAPAS Perempuan

Kelas IIA Tangerang, 2014). Hal.1

63

Page 82: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

aula, 1 unit poliklinik, 1 unit gereja, 1 unit musholla, 1

unit wihara, 1 unit lapangan olahraga.2

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang mempunyai mitra untuk membangun

kerjasama dalam proses pembinaan yakni dengan Badan

Narkotika Propinsi, Kepolisian Resort Kota Tangerang,

Dinas Sosial Kota Tangerang, Dinas Taman Kota

Tangerang, dan sejumlah yayasan pembinaan kerohanian

dan keterampilan.3

2. Visi, Misi dan Motto Lapas Perempuan Kelas IIA

Tangerang

1) Visi

Mewujudkan manusia yang beriman, bertaqwa, aktif

dan produktif serta bertanggung jawab dalam

kehidupan masyarakat

2) Misi

Melaksanakan pembinaan mental spiritual baik rohani

dan jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran sebagai makhluk mandiri, anggota

masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa

2 Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Profil

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang, (Tangerang: LAPAS Perempuan

Kelas IIA Tangerang, 2014). Hal.1 3 Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Profil

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang, (Tangerang: LAPAS Perempuan

Kelas IIA Tangerang, 2014). Hal.1

64

Page 83: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

3) Motto

IKHLAS (Inovatif, Komunikatif, Harmonis, Luwes,

Aman, Serasi)4

3. Tugas dan Fungsi Lapas Perempuan Kelas IIA

Tangerang

1) Tugas:

Melaksanakan Pemasyarakatan Narapidana Wanita

sesuai peraturan dan Perundang-undangan yang

berlaku.

2) Fungsi

a. Melaksanakan pembinaan dan perawatan Narapidana

dan tahanan

b. Memberikan bimbingan sosial dan kerohanian pada

narapidana dan tahanan

c. Mempersiapkan saran dan mengelola hasil kerja

d. Melakukan urusan ketatausahaan dan

kerumahtanggaan lembaga pemasyarakatan

e. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib

lembaga pemasyarakatan

f. Melakukan fungsi registrasi dan administrasi

g. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga5

4 Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Profil

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang, (Tangerang: LAPAS Perempuan

Kelas IIA Tangerang, 2014). Hal.2 5 Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Profil

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang, (Tangerang: LAPAS Perempuan

Kelas IIA Tangerang, 2014). Hal.4

65

Page 84: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

4. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI

LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA TANGERANG

Gambar 3.1

KA. SUB BAG TATA USAHA

Sri Rahayu W A,AMd.IP., S.H NIP. 197408011997032001

KEPALA Herlin Candrawati, Bc.IP,. S.H,. M.H

NIP. 196401251988112001

KA. KPLP

Yuliana AMd.IP., S.H

NIP. 197907072001122001

KAUR. PEG. / KEU

Nurhayati H Yacub S.H,. M.H

NIP. 196805121991122001

KAUR UMUM

Arosmiati, S.Sos,. M.Si

NIP. 196810211990032001

KASI BINADIK

Sri Setiati,Bc.IP,. S.H

NIP. 196505251988112001

KASI. KEGIATAN KERJA Nurhayati H, S.E,. M.H

NIP. 196802131994032001

KASI. ADM KAMTIB Rita Eriani, AMd.IP.,S.H.,M.H

NIP. 197411111999022001

KASUBSI. REGISTRASI

Lidna Komaladewi, AMd.IP,.

S.H NIP. 198404282001122002

KASUBSI. BIMASWAT

Nuraini Prasetiawati, AMd.IP,. S.H

NIP. 198011062000122001

KASUBSI. BIMLOHJA

Indri Yudhit, AMd,. S.Sos NIP. 198004152000122001

KASUBSI. SARANA KERJA

Agustina

Dewi,AMd.IP,.S.Sos NIP. 198208092000122002

KASUBSI. KEAMANAN

Heri Tri Nugroho L N,AMd.IP,.S.H

NIP. 198101152000122001

KASUBSI. PEL & TATIB

Kuswanto,.S.H

NIP. 196805101991031004

PETUGAS KEAMANA

66

Page 85: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

1) Kalapas

Tugas:

Mengkoordinasi pembina dan kegiatan,

administrasi, keamanan, dan tata tertib serta

bertanggung jawab atas tata usaha yang

meliputi urusan kepegawaian, keuangan dan

rumah tangga sesuai dengan peraturan yang

berlaku dalam rangka pencapaian tujuan

pemasyarakatan narapidana dan anak didik.

Fungsi:

a. Memimpin Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

b. Menetapkan Rencana Kerja dan Program

Kerja Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

c. Melakukan Koordinasi Pelaksanaan Tugas

dengan Pemda dan Instansi Terkait.

d. Mengkoordinasikan tindak lanjut petunjuk

yang tertuang dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan.

e. Mengikuti Rapat Kerja.

f. Membina ketatausahaan di lingkungan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang

67

Page 86: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

g. Menilai dan Mengesahkan Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan Pejabat Bawahan.

h. Melakukan Pembinaan Pegawai di

Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

i. Melakukan pengawasan melekat di

lingkungan Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

j. Mengkoordinasikan pengelolaan anggaran

rutin Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang.

k. Mengkoordinasikan Kebutuhan Formasi

Pegawai.

l. Mengkoordinasikan pengendalian

administrasi kepegawaia Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang.

m. Melaksanakan Tugas-Tugas yang diberikan

oleh Kepala Kantor Wilayah.

n. Mengkoordinasikan Pembuatan dan

Penyusunan Laporan Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang.

68

Page 87: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

2) Sub Baguan Tata Usaha

Tugas

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang.

Fungsi

a. Melakukan urusan kepegawaian dan keuangan

b. Melakukan urusan surat-menyurat,

perlengkapan dan rumah tangga.

Sub bagian Tata Usaha terdiri dari:

a) Urusan kepegawaian dan keuangan: Urusan

kepegawaian dan keuangan mempunyai tugas

melakukan urusan kepegawaian dan keuangan

b) Urusan umum: Urusan umum mempunyai

tugas melakukan surat-menyurat, perlengkapan

dan rumah tangga.

3) Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik

Tugas

Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik

mempunyai tugas memberikan bimbingan

pemasyarakatan narapidana/anak didik

Fungsi

a. Melakukan registrasi dan membuat statistik

serta dokumentasi sidik jari narapidana/anak

didik

69

Page 88: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

b. Memberikan bimbingan pemasyarakatan,

mengurus kesehatan dan memberikan

perawatan bagi narapidana/anak didik

Seksi Bimbingan Narapidana/Anak didik terdiri

dari:

a) Sub Seksi Registrasi: Sub Seksi Registrasi

mempunyai tugas melakukan pencatatan dan

membuat statistik serta dokumentasi sidik jari

narapidana/anak didik

b) Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan

Perawatan: Sub Seksi Bimbingan

Kemasyarakatan dan Perawatan mempunyai

tugas memberikan bimbingan dan penyuluhan

rohani serta memberikan latihan olah raga,

peningkatan pengetahuan asimilasi, cuti

pengelepasan dan kesejahteraan narapidana /

anak didik serta mengurus kesehatan dan

memberikan perawatan bagi narapidana / anak

didik.

4) Seksi Kegiatan Kerja

Tugas

Seksi Kegiatan Kerja mempunyai tugas

memberikan bimbingan kerja, mempersiapkan

sarana kerja dan mengolah hasil kerja.

Fungsi

70

Page 89: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

a. Memberikan bimbingan latihan kerja bagi

narapidana/anak didik dan mengelola hasil

kerja

b. Mempersiapkan fasilitas sarana kerja

Seksi Kegiatan terdiri dari:

a) Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan

Hasil Kerja: Sub Seksi Bimbingan Kerja dan

Pengelolaan Hasil Kerja mempunyai tugas

memberikan petunjuk dan bimbingan latihan

kerja bagi narapidana/anak didik serta

mengolah hasil kerja

b) Sub Seksi Sarana Kerja: Sub Seksi Sarana

Kerja mempunyai tugas mempersiapkan

fasilitas sarana kerja

5) Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib

Tugas

Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib

mempunyai tugas mengatur jadwal tugas,

penggunaan perlengkapan dan pembagian tugas

pengamanan, menerima laporan harian dan berita

acara dari satuan pengamanan yang bertugas serta

menyusun laporan berkala di bidang keamanan

dan menegakkan tata tertib.

71

Page 90: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Fungsi

a. Mengatur jadwal tugas, penggunaan

perlengkapan dan pembagian tugas

pengamanan

b. Menerima laporan harian dan berita acara dari

satuan pengamanan yang bertugas serta

menyusun laporan berkala di bidang keamanan

dan menegakkan tata tertib

Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib

terdiri dari:

a) Sub Seksi Keamanan: Sub Seksi Keamanan

mempunyai tugas mengatur jadwal tugas,

penggunaan perlengkapan dan pembagian

tugas pengamanan.

b) Sub Seksi Pelaporan dan Tata Tertib: Sub

Seksi Pelaporan dan Tata Tertib mempunyai

tugas menerima laporan harian dan berita acara

dari datuan pengamanan yang bertugas serta

menyusun laporan berkala di bidang keamanan

dan menegakkan tata tertib.

6) Kesatuan Pengamanan LAPAS

Tugas

Kesatuan Pengamanan LAPAS

mempunyai tugas menjaga keamanan dan

ketertiban di dalam LAPAS.

72

Page 91: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Fungsi

a. Melakukan penjagaan dan pengawasan

terhadap narapidana / anak didik.

b. Melakukan pemeliharaan dan tata tertib.

c. Melakukan pengawalan pemerimaan,

penempatan dan pengeluaran narapidana /

anak didik.

d. Melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran

keamanan.

e. Membuat laporan harian dan berita acara

pelaksanaan pengamanan6

5. Kegiatan Pembinaan di Lapas Perempuan Kelas

IIA Tangerang

1. Pembinaan Kepribadian

a. Pembinaan Kerohanian (Islam, Kristen,

Katholik, Budha)

b. Pembinaan Kesadaran Nasionalisme (Upacara)

c. Pembinaan tentang Hukum dan HAM

d. Penyuluhan Kesehatan

e. Pembinaan Rekreasi, terdiri dari:

Pembinaan Kepramukaan

Kegiatan Olahraga

Kegiatan acara nonton TV 3 kali

seminggu dan di hari libur

6 Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Profil

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang, (Tangerang: LAPAS Perempuan

Kelas IIA Tangerang, 2014). Hal.5-7

73

Page 92: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Pelayanan Perpustakaan

2. Pembinaan Kemandirian/Keterampilan

a. Keterampilan jahit menjahit

b. Keterampilan menyulam

c. Keterampilan merajut

d. Keterampilan mutte

e. Keterampilan kristik

f. Keterampilan melukis kerudung

g. Keterampilan kecantikan/salon

h. Keterampilan kelola bunga anggrek

i. Keterampilan kelola ikan lele

j. Keterampilan tali ukur

k. Keterampilan decopage

l. Keterampilan keset kaki

m. Keterampilan tata boga

n. Keterampilan berkebun

o. Keterampilan mendaur ulang plastik

3. Pembinaan Kesenian

a. Vokal grup

b. Rampak bedug

c. Band

d. Choir

e. Tari kreasi modern dan tradisional

f. Rebbana

4. Jumlah Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

Jumlah Narapidana : 373 Orang

74

Page 93: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Jumlah Tahanan : 0 Orang

Total : 373 Orang

Terdiri dari :

WNI : 327 Orang

WNA : 46 Orang7

Tabel: 3.1

No Tindak Pidana Jumlah

1 Narkotika 342 Orang

2 Korupsi 8 Orang

3 Perlindungan Anak 5 Orang

4 Pembunuhan 4 Orang

5 Pencucian Uang 4 Orang

6 Human Traficking 2 Orang

7 Kesehatan 2 Orang

8 Teroris 2 Orang

9 Memalsu Materai /

Surat

1 Orang

10 Menawarkan Barang

Berbahaya

1 Orang

Table 3. 1

7 Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Profil

LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang, (Tangerang: LAPAS Perempuan

Kelas IIA Tangerang, 2014). Hal.8

75

Page 94: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

BAB IV

DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Pada bab ini peneliti akan membahas data dan temuan lapangan

selama peneliti melakukan penelitian di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang. Dalam

penelitian ini, peneliti mewawancarai lima warga binaan

pemasyarakatan (WBP) dan dua orang pembimbing agama yang

aktif memberikan bimbingan kepada warga binaan

pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang.

A. Data Informan

Berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan, peneliti akan

mendeskripsikan temuan penelitian dari dua orang

pembimbing agama dan lima orang warga binaan

pemasyarakatan (WBP). Adapun data tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

76

Page 95: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Tabel: 4.2

No Nama Usia Pendidikan Status/Profesi Penguasaan Informasi

1 Ratu Suharyati

Sukmara 68 SMA

Pembimbing

Agama

Keadaan warga binaan

pemasyarakatan

Kegiatan bimbingan agama

Peningkatan penerimaan diri

warga binaan pemasyarakatan

2 Nuraini 60 SMA Pembimbing

Agama

Keadaan warga binaan

pemasyarakatan

Kegiatan bimbingan agama

Peningkatan penerimaan diri

warga binaan pemasyarakatan

3 Wati S 60 SD

Warga Binaan

Pemasyarakatan

(WBP)

Perkembangan penerimaan diri

sebelum dan setelah mengikuti

bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas

77

Page 96: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

IIA Tangerang

Pengalaman hidup selama berada

di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang

4 Rani Savira 23 SMP

Warga Binaan

Pemasyarakatan

(WBP)

Perkembangan penerimaan diri

sebelum dan setelah mengikuti

bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang

Pengalaman hidup selama berada

di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang

5

Rismawati

35

SMA

Warga Binaan

Pemasyarakatan

(WBP)

Perkembangan penerimaan diri

sebelum dan setelah mengikuti

bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas

78

Page 97: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

IIA Tangerang

Pengalaman hidup selama berada

di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang

6 Astiyaroh 27 SMA

Warga Binaan

Pemasyarakatan

(WBP)

Perkembangan penerimaan diri

sebelum dan setelah mengikuti

bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang

Pengalaman hidup selama berada

di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang

7 Ghea Resa

Angelica 24 SMP

Warga Binaan

Pemasyarakatan

(WBP)

Perkembangan penerimaan diri

sebelum dan setelah mengikuti

bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang

79

Page 98: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Pengalaman hidup selama berada

di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang

Table 4. 1

80

Page 99: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

B. Deskripsi Informan

pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan seluruh

informan yang telah diwawancarai untuk dimintai informasi-

informasi terkait penelitian yang peneliti lakukan. Berikut

adalah deskripsi informan:

1. Deskripsi Informan Pembimbing Agama 1

Ratu Suharyati Sukmara adalah salah satu

pembimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang, dia akrab dipanggil

Bunda Ratu oleh murid-muridnya baik murid yang ada di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang, maupun murid-murid yang berada diluar

Lembaga Pemasyarakatan. Ratu Suharyati Sukmara

bertempat tiggal di Jl. Palem Kuning No 120, Rt 01 Rw

19 Perumahan Palem Sari, Kelurahan Bencongan

Kecamatan Kelapa dua Kabupaten Tangerang. Ratu

Suharyati menempuh pendidikan di SD Negeri III Legok,

SMP Islam Al-asmaniyah Tangerang, SMA Islam Al-

Layyinah Tangerang.

Ratu Suharyati sudah 13 tahun menjadi pembimbing

agama di Lembaga Pemasayrakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang, dia memiliki kepedulian yang cukup tinggi

untuk membimbing warga binaan pemasyarakatan (WBP)

dan ia menganggap bahwa hal itu adalah salah satu

tanggung jawabnya sebagai ummat Islam terlebih ia

adalah seorang pembimbing agama. Selain sadar akan

tanggung jawabnya sebagai pembimbing agama, dia juga

81

Page 100: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

menganggap bahwa Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang dan seisinya adalah bagian dari

keluarganya. Dalam wawancara yang dilakukan oleh

peneliti, dia mengatakan:

“Bunda sudah menganggap WBP dan petugas-

petugas disini adalah keluarga bunda, bahkan WBP

yang sudah bebas dari sini juga masih berhubungan

sama bunda, sesekali bunda main kerumahnya,

sampe-sampe disuruh nginep sama anaknya “nenek

nginep aja disini, kamar aku kan kosong” sampai

seperti ituu.”1

Hal tersebut membuktikan bahwa begitu dekatnya

Bunda Ratu dengan murid-muridnya di Lembaga

Pemasnyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, hal

itu menambah semangat baginya untuk terus

mengabdikan dirinya di Lembaga Pemasyarakatan

tersebut.

2. Deskripsi Informan Pembimbing Agama 2

Informan yang kedua adalah Nuraini, dia berumur 60

tahun dan sudah menjadi pembimbing agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang selama

20 tahun. Dia bertempat tinggal di Desa Pondok Pasir

Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Semasa

1 Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

82

Page 101: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

hidupnya, dia menempuh pendidikan di SD Negeri

Gandasari, SMP Raudhah Barmawiyah Tangerang, SMA

Islam Ibnu Sina.

Nuraini adalah salah satu pembimbing agama yang

paling lama membimbing warga binaan pemasyarakatan

di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang. Ia mengaku dirinya sangat senang bisa

membimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang selama ini. Nuraini

berniat untuk terus mengabdikan dirinya sebagai

pebimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang. Dalam wawancara yang

dilakukan oleh peneliti, Nuraini mengatakan:

“Insya Allah saya memang berjanji, insya Allah ila

yaumil qiyaamah Allah percaya hidup saya, saya akan

mengamalkan ilmu saya disini sebab saya sudah

terlanjur cinta. Jadi saya memang udah ngomong

sama anak-anak, saya ini disini udah terlanjur cinta,

jadi siapapun orangnya itu yang disini insya Allah

saya bukan karena KALAPAS nya tapi saya emang

cinta sama anakanya. Niatnya illa yaumil qiyamah”2

Pernyataan tesebut menggambarkan kecintaannya

kepada Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang, sehingga dia berniat mengabdikan dirinya

2 Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangeran, Pada tanggal 8 Maret 2020,

Pukul 10.00

83

Page 102: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

untuk membimbing warga binaan pemasyarakatan di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang sampai akhir hidupnya.

3. Deskripsi Informan Warga Binaan Pemasyarakatan

(WBP) 1

Rani Savira adalah salah satu warga binaan

pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakan Perempuan

kelas IIA Tanggerang, dia akrab dipanggil Rani. Saat ini

Rani berusia 23 tahun, dia lahir di Rangkas Bitung pada 2

agustus 1996. Sebelum tinggal dilapas, Rani bertempat

tinggal di Jl. Bandengan Utara 2 Rt 09 Rw 11 no 19,

Kelurahan Pekojan Kecamatan Tambora Jakarta Utara,

yang saat ini masih dihuni oleh keluarganya. Ia

menempuh pendidikan pada tahun 2002 di SDN Pekojan

01 pagi sampai dengan tahun 2008 kemudian melanjutkan

pendidikannya di SMPN 173 Jakarta Utara lulus pada

tahun 2011. Pelanggaran hukum UURI no 35 tahun 2009

tentang Narkotika menjadi sebab Rani masuk ke Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang dengan

masa pidana 5 tahun penjara terhitung sejak 15 April 2017

sampai dengan 15 April 2022.

Rani adalah salah satu warga binaan pemasyarakatan

yang aktif mengikuti bimbingan agama, dan ia rajin

beribadah kepada Allah SWT, sehingga ketika peneliti

mewawancarai dirinya ia terlihat lebih siap dalam

menjalani hidupnya di lembaga pemasyarakatan. Selain

itu, Rani juga senang bersosialisasi dengan warga binaan

84

Page 103: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pemasyarakatan lain yang pada dasarnya hal tersebut akan

membantu meningkatkan penerimaan diri pada dirinya.

Pada saat diwawancarai Rani mengungkapkan:

“Kalau saya, mikirnya gini. Gue udah dipenjara yak

kan? Apa yang bikin aku sedih, susah, galau, ya aku

tinggalin aja aku cari kebahagiaan aja gimana

caranya berusaha buat baik-baik aja kan, ngga mau

yang emm karna ya udah dipenjara, ini udah

dipenjara nih aku ngga mau yang “ih gue sedih ini

loh gue galau” nggak, gak mau. Jadi ya udah

berusaha baik-baik aja. Tuhan masih kita, masih

ngasih kita nafas aja udah kebahagiaan yang luar

biasa”3

Pernyataan tersebut menandakan bahwa Rani siap

untuk menjalani hidupnya di lembaga pemasyarakatan, ia

bisa bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan dan tetap

sabar menjalani kehidupannya di lembaga

pemasyarakatan.

4. Deskripsi Informan Warga Binaan Pemasyarakatan

(WBP) 2

Ghea Resa Angelica adalah warga binaan

pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

kelas IIA Tanggerang yang akrab dipanggil Ghea. Saat ini

3 Wawancara dengan Rani Savira, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangeran, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 09.15

85

Page 104: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Ghea berusia 25 tahun, lahir di Sukabumi pada 22 maret

1995. Sebelum tinggal di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang, Ghea tinggal bersama

orang tuanya di Kp. Benda Legok Rt 04 Rw 09

Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi. Ia memulai

pendidikan pada tahun 2001 di SDN Pajangan Cicurug

sampai dengan tahun 2007 kemudian melanjutkan

pendidikannya di SMP PGRI Cicurug pada tahun 2008

sampai dengan tahun 2010. Pelanggaran hukum yang

dilakukan oleh Ghea yaitu UURI no 35 tahun 2009

tentang Narkotika dengan masa pidana 8 tahun penjara,

terhitung sejak 30 Desember 2014 sampai dengan 23 Juni

2021.

Ghea merupakan salah satu warga binaan

pemasyarakatan yang memiliki kesibukan lain selain

mengikuti kegiatan yang ada di lembaga pemasyarakatan.

Ghea dipercayai untuk menjadi pembantu petugas atau

tamping. Seorang tamping (pembantu petugas) di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang tidak diwajibkan untuk mengikuti seluruh

kegiatan yang ada di lembaga pemasyarakatan, oleh

karenanya, Ghea sangat jarang mengikuti bimbingan

agama. Pada saat diwawancarai Ghea mengatakan:

“Saya jarang ikut ngaji (bimbingan agama) kak,

karena kan saya suka bantu-bantu di kantor, jadi

jarang banget ikut ngaji. Kecuali kalo lagi nggak ada

86

Page 105: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

kerjaan di kantor kadang ikut, tapi jarang banget

hehe”4

5. Deskripsi Informan Warga Binaan Pemasyarakatan

(WBP) 3

Rismawati adalah warga binaan pemasyarakatan di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan kelas IIA

Tanggerang. Ia lahir di Jakarta 20 November 1982 dan

saat ini dia berusia 38 tahun. Risma tinggal di Jl. 2 Rt 16

Rw 08 No 21 Kelurahan Jatipolu Kecamatan Palmerah

Jakarta Barat akan tetapi saat ini dia terpaksa

meninggalkan tempat tinggalnya untuk beberapa waktu

karena harus menjalani hukuman. Rani mengenyam

pendidikan di SDN Kemanggisan 10 Pagi, Kemudian ia

melanjutkan pendidikannya di SMPN 111 Pagi dan di

SMA 76 Jakarta. Risma melakukan pelanggaran hukum

UURI no 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan masa

pidana 9 tahun penjara terhitung sejak 25 September 2017

sampai dengan 25 September 2026.

Riamawati merupakan warga binaan pemasyarakatan

yang kurang aktif mengikuti bimbingan agama. Ketika

pelaksanaan bimbingan agama, seringkali Rismawati

berdiam di luar musholah bersama teman-temannya, ia

mengaku bahwasanya pelaksanaan bimbingan agama

4 Wawancara dengan Ghea Resa Angelica, Warga binaan

pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangeran,

Pada tanggal 5 Maret 2020, Pukul 09.45

87

Page 106: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

membosankan bagi dirinya. Ketika diwawancarai,

Rismawati mengatakan:

“Bosen aja gitu gak ada semangat-semangatnya, diem

aja gitu dengerin ceramah sering ngantuk, jadi

mending diem diluar aja ngaji sendiri kalau nggak,

ngobrol sama temen-temen”5

6. Deskripsi Informan Warga Binaan Pemasyarakatan

(WBP) 4

Wati adalah warga binaan pemasyarakatan di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan kelas IIA

Tanggerang, dia lahir di Jakarta 26 Oktober 1959 dan saat

ini ia berusia 61 tahun. Wati bertempat tinggal di Jl. Tipar

Cakung Rt01 Rw 04 Kelurahan Semper Barat Kecamatan

Cilincing Jakarta Utara. Semasa hidupnya, Wati hanya

pernah mengenyam pendidikan di tingkat sekolah dasar

dan tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Wati

melakukan pelanggaran UURI No 35 tahun 2009 tentang

Narkotika dengan masa pidana 5 tahun penjara, terhitung

sejak 23 Oktober 2017 sampai dengan 21 April 2023.

Wati adalah warga binaan pemasyarakatan yang sudah

berumur tua, sehingga dia tidak bisa mengikuti semua

kegiatan yang ada di lembaga pemasyarakatan. Dalam

kesehariannya di lembaga pemasyarakatan, Wati sering

5 Wawancara dengan Rismawati, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangeran, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 10.15

88

Page 107: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

berdiam di musholah disaat warga binaan pemasyarakatan

yang lain melaksanakan kegiatan-kegiatan. Adapun

kegiatan yang bisa Wati ikuti hanya kegiatan bimbingan

agama saja. Pada saat diwawancarai, wati mengatakan:

“Ikut kegiatan, paling ngaji .. ngaji, di musholah aja

tiap hari. Namanya orang tua ngapain yak kan, ini

udah jalannya, jalannya cuma segini yak kan mau

bilang apa? Ngingetin kesalahan dulu waktu masih

muda yak kan, kalau selamanya kita gak tahu kan gak

ngerti yak kan waktu masih muda gimana, kan gitu.

Ambil hikmahnya aja”6

7. Deskripsi Informan Warga Binaan Pemasyarakatan

(WBP) 5

Astiyaroh atau yang biasa dipanggil Abel adalah salah

satu warga binaan pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tanggerang, Dia

lahir di Tanggerang 28 juni 1993 dan saat ini berusia 27

tahun. Sebelum menetap di lapas ia tinggal di Kampung

Pangodokan Kelurahan Kuta Bumi Kecamatan Pasar

Kemis Kabupaten Tanggerang. Abel memulai pendidikan

pada tahun 1999 di SDN Kutabaru 1 sampai dengan tahun

2005 kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 2

Pasar Kemis dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008

6 Wawancara dengan Wati, Warga binaan pemasyarakatan Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangeran, Pada tanggal 5 Maret 2020,

Pukul 10.45

89

Page 108: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

dan terakhir mengenyam pendidikan pada tahun 2009 di

SMK Bina Karya sampai 2011. Abel melakukan

pelanggaran hukum UURI no 35 tahun 2009 tentang

Narkotika dengan masa pidana 10 tahun penjara, terhitung

sejak 14 Agustus 2014 sampai 12 Mei 2022.

Astiyaroh atau Abel ini merupakan salah satu warga

binaan pemasyarakatan yang memiliki kesibukan lain

selain mengikuti kegiatan yang ada di lembaga

pemasyarakatan. Abel dipercayai untuk menjadi

pembantu petugas atau tamping. Namun demikian, Abel

masih bisa mengikuti kegiatan agama di sela-sela

kesibukannya, meskipun seorang tamping (pembantu

petugas) tidak diwajibkan untuk mengikuti seluruh

kegiatan, Abel menganggap bahwa kegiatan bimbingan

agama perlu diikuti untuk menambah wawasan

keagamaan dan juga membantu dirinya dalam menjalani

kehidupan agar tetap berjalan dengan baik. Pada saat

diwawancarai, Abel mengungkapkan:

“Aku kan tamping ya kak, tapi sekalai-kali mah aku

suka ikut bimbingan agama, soalnya aku ngerasa

butuh aja gitu biar bisa ibadah, terus juga seneng

dengerin ceramahnya kayak dapet pencerahan buat

jalanin hidup gitu-gitu deh kak pokoknya hehe”7

7 Wawancara dengan Astiyaroh, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangeran, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 11.15

90

Page 109: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Pernyataan tersebut menandakan bahwa dia

membutuhkan bimbingan agama untuk menjalani

kehidupannya agar lebih baik lagi dari sebelumnya,

seperti belajar beribadah, dan belajar tentang kehidupan

yang baik menurut agama.

C. Temuan Lapangan

1. Hambatan dalam proses penelitian

Ada beberapa hambatan dalam proses penelian ini,

yang pertama peneliti kesulitan menyesuaikan waktu

untuk mewawancarai informan pembimbing agama

dikarenakan pembimbing agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

merupakan relawan dari Lembaga diluar dari Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,

sehingga peneliti maupun petugas LAPAS tidak bisa

memastikan apakah pembimbing agama hadir untuk

melakukan bimbingan atau tidak, walaupun jadwal

kegiatan bimbingan agama sudah diatur oleh pihak lapas,

namun sesekali pembimbing agama tidak hadir untuk

melakukan bimbingan.

Adapun hambatan lainnya yaitu, peneliti kesulitan

untuk berinteraksi dengan warga binaan pemasyarakatan

(WBP) karena tidak semua informan dari warga binaan

pemasyarakatan (WBP) bersedia menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti. Dalam

menanggapi hal itu, peneliti melakukan pendekatan

91

Page 110: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

terlebih dahulu dengan cara bercerita dan menghibur

warga binaan pemasyarakatan agar warga binaan

pemasyarakatan tersebut dapat menerima peneliti dan

bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

ditanyakan.

2. Permasalahan yang dihadapi oleh warga binaan

pemasyarakatan (WBP)

Dalam menjalani aktivitas sehari-harinya, warga

binaan pemasyarakatan dihadapkan dengan berbagai

kegiatan yang wajib diikuti seperti senam pagi, apel pagi,

pembinaan kepribadian, pembinaan kemandirian, dan

kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut, masih banyak warga binaan pemasyarakatan

yang mengikuti kegiatan secara terpaksa atau hanya

sekedar menggugurkan kewajibannya sebagai warga

binaan pemasyarakatan yang harus patuh terhadap

peraturan lembaga pemasyarakatan.

Dari berbagai kegiatan yang ada di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,

kegiatan bimbingan agama merupakan salah satu kegiatan

yang kurang diminati oleh warga binaan pemasyarakatan.

Hal itu tentu menjadi suatu permasalahan bagi warga

binaan pemasyarakatan sehingga dalam menjalani

hidupnya di lembaga pemasyarakatan akan terasa berat

jika mereka kurang mendapatkan bimbingan agama.

92

Page 111: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh warga

binaan pemasyarakatan yaitu kurangnya penerimaan diri

terhadap dirinya sebagai warga binaan pemasyarakatan.

Hal tersebut tentunya mempengaruhi segala aktivitas

hidupnya di lembaga pemasyarakatan, sehingga

memunculkan masalah-masalah baru seperti malas

mengikuti kegiatan, mengasingkan diri dari warga binaan

pemasyarakatan lain, susah bersosialisasi, dan masalah-

masalah lainnya. Salah satu warga binaan pemasyarakatan

yaitu Rismawati mengungkapkan:

“Kalo kegiatan kita pasti ikut mas. Mau ga mau ya

tetep aja diikutin, namanya idup di lapas ya kan?

segalanya diatur, kita mah manut manut aja”8

Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa dia

terpaksa dalam mengikuti kegiatan yang ada di lembaga

pemasyarakatan. Selain itu, Rismawati juga

mengungkapkan:

“Saya jarang mas cerita-cerita ke orang, saya mah

enak sendiri aja. Kalo ga ada kegiatan saya diem aja

di blok (kamar warga binaan pemasyarakatan), ada

temen yang mau cerita ya saya dengerin, tapi kalo

saya sih jarang, lebih milih diem aja”9

8 Wawancara dengan Rismawati, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangeran, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 10.15 9 Wawancara dengan Rismawati, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangeran, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 10.15

93

Page 112: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Pernyataan diatas menandakan bahwa penerimaan diri

pada dirinya masih terbilang rendah, karena untuk

melakukan pembukaan dirinya terhadap orang lain pun

dia tidak mampu, apa lagi untuk bersosialisasi dab

neberina orang lain.

3. Gambaran Peran pembimbing agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

Pembimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang diberi tanggung jawab

untuk menjalankan salah satu program pembinaan

kepribadian, adapun pembinaan kepribadian yang

dilakukan adalah pemberantasan buta huruf Al-Qur’an

dan tausiyah. Berdasarkan tugas pokok yang diberikan

oleh Lembaga Pemasyarakatan, pembimbing agama

berperan dalam peningkatan kemampuan warga binaan

pemasyarakatan mengenai baca tulis Al-Qur’an dan

memberikan tausiyah untuk membangun dan memotivasi

warga binaan pemasyarakatan agar lebih siap menghadapi

kehidupan baik selama menetap di lembaga

pemasyarakatan, maupun sesudah kembali ke tempat

tinggalnya masing-masing.

Dalam pelaksanaan bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang terdapat

beberapa tahapan serta metode bimbingan agama. Adapun

tahapan dan metode dalam pelaksanaan bimbingan agama

adalah sebagai berikut:

94

Page 113: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

a. Tahapan bimbingan agama

Pemilihan metode merupakan bagian penting

dalam pelaksanaan bimbingan agama, adapun metode

bimbingan agama yang digunakan oleh pembimbing

agama di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang yaitu bimbingan kelompok dan

bimbingan individu. Kedua metode ini dipandang

perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dari

pelaksanaan bimbingan agama. Ketika salah satu

metode tidak digunakan, maka hasil atau pencapaian

dari bimbingan agama tersebut akan kurang maksimal.

Berikut adalah penjelasan pembimbing agama ketika

peneliti melakukan wawancara:

Pembimbing agama 1: Ratu Suharyati Sukmara

“Selain metode kelompok ada juga metode

individu. Cuman nggak semua anak-anak bunda

bimbing secara individu, karena kan kebanyakan,

jadi itu bunda suka deketin anak-anak beberapa

aja, paling anak-anak yang lain suka dibimbing

sama ustadzah yang lain”10

“menurut bunda keduanya penting, kalau

kelompok kan umu, walaupun materi yang

disampaikan sudah disesuaikan tapi kan kita gak

tahu permasalahan tiap-tiap orang. Kalau

10

Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

95

Page 114: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

bimbingan pribadi itu, bimbingan individu kan

lebih terbuka, jadi bunda bisa tahu keadaan anak-

anak, bunda juga bisa ngadain bimbingan

lanjutan karena tidak cukup kalau bimbingan

kelompok aja.”11

Berdasarkan penjelasan Bunda Ratu Suharyati

mengenai metode bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,

kedua metode bimbingan agama yaitu bimbingan

kelompok dan bimbingan individu perlu dilakukan.

Bunda Ratu beranggapan bahwa tidak cukup jika

bimbingan agama hanya dilakukan secara kelompok,

bimbingan individu penting untuk lebih mengetahui

keadaan warga binaan pemasyarakatan dan untuk

melakukan bimbingan lanjutan. Selain penjelasan dari

Bunda Ratu, salah satu pembimbing agama lainnya

yaitu Ibu Nuraini juga menjelaskan tentang metode

bimbingan agama yang dilakukan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,

berikut adalah penjelasan Ibu Nuraini ketika

diwawancarai:

Pembimbing agama 2: Ibu Nuraini

“Masing-masing metodenya berbeda-beda,

karakternya beda otomatis yang disampaikan di

11

Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

96

Page 115: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

tempat yang a, yang ini disini gak bisa seperti ini.

Materi yang disampaikan juga gak bisa sama.

Cerita, alur jalan ceritanya juga harus berbeda

disini, karena supaya pas apa yang diam mau,

kalau kita mau, dia betah mendengarkan kita.”12

“Bimbingan individu ada, awalnya sih dari

inisiatif kita aja, lama-lama setelah kita

merasakan manfaatnya, dibikinlah programnya,

jadi lebih terprogram yaa kalo gitu”13

Berdasarkan keterangan dari pembimbing agama,

dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan

pada kegiatan bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

yaitu metode bimbingan kelompok dan metode

bimbingan individu. Kedua metode bimbingan ini

dipandang perlu untuk dilakukan, karena menurut para

pembimbing agama maupun pihak lembaga

pemasyarakatan, bimbingan kelompok saja tidak

cukup untuk mencegah dan menyelesaikan

permasalahan warga binaan pemasyarakatan serta

merawat dan menjaganya agar warga binaan

12

Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8 Maret

2020, Pukul 10.00 13

Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8 Maret

2020, Pukul 10.00

97

Page 116: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pemasyarakatan bisa menjalani kehidupannya di

lembaga pemasyarakatan dengan baik

b. Tahapan bimbingan agama

Kegiatan bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

dilaksanakan enam kali dalam sepekan, yaitu hari

Senin s/d Sabtu dan untuk hari Minggu kegiatan

bimbingan agama diliburkan. Kegiatan bimbingan

agama diikuti oleh seluruh warga binaan

pemasyarakatan yang beragama islam dan materi

bimbingan agama yang diberikan disesuaikan dengan

kebutuhan warga binaan pemasyarakatan. Berikut

penjelasan pembimbing agama saat diwawancarai

oleh peneliti:

“Kalau kegiatan bimbingan agamanya setiap hari,

kita libur itu cuma hari minggu aja. Nah bunda

sendiri nggak ngajar tiap hari , karna ada juga

pembimbing agama yang lain. Materinya juga

macem-macem, kalau bunda nggak ngajar ngaji

karna basic bunda bukan disitu, tapi bunda suka

bawa temen-temen dari ESQ buat ngajar ngaji,

baca al-qur’an dan tajwid, paling bunda cuma

ngasih ceramah sama ngasih motivasi buat anak-

anak”14

14

Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

98

Page 117: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Dari keterangan yang dijelaskan oleh Bunda Ratu

diatas membuktikan bahwa ada usaha dan upaya yang

dilakukan dalam penyesuaian antara pemateri dan

materi yang akan diberikan kepada warga binaan

pemasyarakatan. Selain menyesuaikan materi yang

akan diberikan dengan kebutuhan warga binaan

pemasyarakatan, pembimbing agama juga

menyesuaikan antara materi dan siapa yang akan

memberikan materi tersebut agar dapat mencapai

tujuan yang lebih baik.

Pelaksanaan bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

memiliki tahapan dalam proses bimbingan.

Berdasarkan temuan lapangan dan hasil wawancara

peneliti mengenai peran pembimbing agama dalam

meningkatkan penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang, ada beberapa

tahapan yang dilakukan oleh pembimbing agama

dalam melaksanakan bimbingan agama diantaranya

yaitu:

1) Tahap Persiapan

Tahapan ini dimulai dengan pemilihan materi

yang akan disajikan yang kemudian disesuaikan

dengan kebutuhan warga binaan pemasyarakatan.

Setelah materi sudah tersusun rapi dan telah

disesuaikan dengan kebutuhan warga binaan

99

Page 118: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pemasyarakatan, kemuadian pembimbing agama

memilih pemateri yang mempunyai kredibilitas

tinggi untuk menyampaikan materi tersebut agar

kegiatan bimbingan agama dapat mencapai hasil

yang memuaskan. Adapun materi dalam

bimbingan agama ini yaitu materi baca tulis Al-

Qur’an serta materi tausiyah yang disesuaikan

dengan permasalahan-permasalahan yang sedang

dihadapi oleh warga binaan pemasyarakatan.

Selain pemilihan pemateri dan penyesuaian

materi yang akan disampaikan, pembimbing

agama juga mempersiapkan bagaimana

pengemasan materi supaya terlihat lebih menarik

dan mudah diterima oleh warga binaan

pemasyarakatan. Dalam hal ini materi dikemas

dalam bentuk motivasi-motivasi teogenetis (yang

bersumber dari ajaran Tuhan). Melalui motivasi

ini, warga binaan pemasyarakatan dibangkitkan

rasa dan nilai keimanannya sehingga ajaran dan

nilai-nilai keagamaan dapat melekat pada diri

mereka dan mereka dapat lebih menerima keadaan

mereka sebagai narapidana.

2) Tahap Operasional

Tahapan ini dimulai dengan pengumpulan

informasi dan data warga binaan pemasyarakatan

yang bertujuan untuk memperoleh keterangan

yang mencakup segala aspek kehidupan warga

100

Page 119: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

binaan pemasyarakatan, hal ini tentunya akan

berpengaruh terhadap proses bimbingan yang akan

dilakukan oleh para pembimbing agama. Pada

tahapan ini pembimbing agama melakukan

pengumpulan data dan latar belakang warga

binaan pemasyarakatan serta segala sesuatu yang

berkaitan dengan proses pelaksanaan bimbingan

agama di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang.

Setelah data warga binaan pemasyarakan dan

segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan

bimbingan agama telah terkumpul, pembimbing

agama melakukan pengelompokan warga binaan

pemasyarakatan untuk dibimbing sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan warga binaan

pemasyarakatan.

3) Tahap Cek

Tahap ini merupakan tahapan pengecekan

terhadap kegiatan bimbingan agama, apakah

kegiatan bimbingan agama berjalan sesuai atau

tidak dengan perencanaan yang sebelumnya sudah

ditentukan. Pada tahap ini pembimbing agama

melakukan pengecekan materi, pemateri, dan cara

menyampaikan materi tersebut.

Selain mengecek materi, pemateri dan

penyampaian materi, pembimbing agama juga

mengevaluasi kegiatan bimbingan agama yang

101

Page 120: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

telah dilaksanakan. Tahapan ini dimulai dengan

melakukan pertemuan antara pembimbing agama

dengan staf lembaga pemasyarakatan. Pertemuan

pembimbing agama dengan staf lembaga

pemasyarakatan dilakukan secara rutin atau secara

insidental sesuai dengan kasus yang dijumpai.

Berdasarkan tugas pokok pembimbing agama, peran

pembimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang yaitu meningkatkan

kemampuan warga binaan pemasyarakatan terhadap baca

tulis Al-Qur’an serta meningkatkan kualitas hidup warga

binaan pemasyarakatan. Dalam hal ini, upaya yang

dilakukan oleh pembimbing agama yaitu memberikan

tausiyah mengenai segala aspek kehidupan, baik

kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat kelak.

Dalam pelaksanaan tausiyah ini, pembimbing agama tidak

hanya memberikan materi atau informasi saja melainkan

memberikan motivasi-motivasi yang membangun untuk

dapat mempengaruhi kehidupan warga binaan

pemasyarakatan.

102

Page 121: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan analisa data tentang peran

pembimbing agama dalam meningkatkan penerimaan diri pada

warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang. Peneliti akan

mendeskripsikan teori sesuai dengan fakta lapangan yang

terkumpul sehingga dapat mempermudah peneliti untuk

mengambil kesimpulan.

A. Bentuk Peran Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan

Penerimaan Diri Pada Warga Binaan Pemasyarakatan

(WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang

Peran merupakan suatu tingkah laku yang diharapkan dari

seseorang yang mempunyai status atau kedudukan untuk

dapat menjalankan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukan yang ia miliki. Adapun hak-hak dan kewajiban

yang harus dijalani oleh seseorang yang mempunyai peran

yaitu mampu berperilaku sesuai dengan tugas dan fungsinya

sebagai pemegang status atau kedudukan yang dimilikinya,

sehingga peran tersebut dapat mengatur perilaku individu

serta dapat menentukan apa yang akan diperbuatnya. Berikut

merupakan bentuk peran yang diberikan kepada warga binaan

pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

103

Page 122: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Kelas IIA Tangerang oleh pembimbing agama berdasarkan

wawancara dengan Ibu Ratu Suharyati Sukmara:

“Anak-anak itu, walaupun sudah lama tinggal disini tapi

masih sering merasa tidak betah, apa lagi kalau yang

baru masuk. Namanya hidup di penjara kan mas, yang

namanya sedih, tidak terima dengan keadaan, merasa

hidupnya tidak berarti lagi itu pasti. Nah selain petugas

lapas, wali WBP, Bunda juga sebagai pembimbing agama

disini harus mengatasi itu semua. Memberi nasehat yang

baik, memberi motivasi, supaya nantinya mereka itu bisa

lapang dada bisa menerima keadaan mereka sebagai

napi.1

Kemudian menurut penuturan Ibu Nuraini sebagai

pembimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang, dia memberikan penjelasan mengenai

bagaimana peran pembimbing agama yang diberikan untuk

meningkatkan penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang adalah sebagai berikut:

“Saya guru gado-gado. Ada Qur’an, ada tajwid, ada

sholawat, ada ceramah, jadi sebelum mulai, saya

berusaha untuk baca Qur’an dulu yuk bareng-bareng,

sebelumnya baca sholawat dulu, memanggil ada orang

yang sedang cinta dengan sholawat. Jadi sholawat dulu

1 Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

104

Page 123: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

manggilnya kalau sudah kumpul, asmaul husna meraih

cinta Allah. Udah asmaul husna baru materi. Nah disitu

baru saya menarik perhatian mereka supaya mereka

tertarik kemudian kalau mereka sudah tertarik baru saya

bisa masuk ke kehidupan mereka, jika kita dekat dengan

mereka, kita gampang bimbingnya kita tahu

permasalahannya, kita bisa bantu menelesaikan

permasalahannya.2

Berdasarkan wawancara dengan beberapa warga binaan

pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang, tampak bahwa warga binaan pemasyarakatan

merasakan manfaat peran pembimbing agama yang selama ini

mereka dapatkan khususnya dalam meningkatkan penerimaan

diri pada diri warga binaan pemasyarakatan. Berikut adalah

beberapa pernyataan warga binaan pemasyarakatan saat

diwawancarai:

Informan I : Rani Savira

“Manfaatnya sih banyak banget kak, kita belajar ngaji,

belajar sholat yang bener, dengerin ceramah, kadang

sih.. eh bukan kadang sih tapi sering pas kita lagi sedih

atau lagi ada masalah gitu, terus ikut ngaji dengerin

ceramah suka ngerasa kayak dapet pencerahan dari

ustadzahnya. Saya sih kadang kalau udah selesai ngaji

suka nyamperin ustadzahnya tanya-tanya tentang

2 Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8 Maret

2020, Pukul 10.00

105

Page 124: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

kehidupan kalau gak minta pendapat buat nyelesein

masalah. Enak sih seneng ada kegiatan ngaji,

ustadzahnya juga baik-baik welcome terus kalau kita ada

perlu apa-apa”3

Informan II : Astiyaroh

“Alhamdulillah kalau udah pengajian tuh suka ngerasa

tenang, tadinya lagi banyak pikiran pas udah ikut

pengajian jadi tenang. Banyak deh manfaatnya walaupun

kadang suka males ikut pengajian tapi suka saya

paksain”4

Informan III : Ghea Resa Angelica

“Gimana ya kak,aku kan jarang ikut ngaji, tapi kalau lagi

pengen suka ikut pas bagian ceramahnya doang. Suka

seru sih kalau bahas tentang kehidupan, jadi agak

termotivasi gitu hehe..”5

Berdasarkan pernyataan pembimbing agama dan beberapa

warga binaan pemasyarakatan diatas, dapat peneliti

simpulkan bahwa pembimbing agama berperan dalam

3 Wawancara dengan Rani Savira, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 09.15 4 Wawancara dengan Astiyaroh, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 11.15 5 Wawancara dengan Ghea Resa Angelica, Warga binaan

pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,

Pada tanggal 5 Maret 2020, Pukul 09.45

106

Page 125: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

kehidupan warga binaan pemasyarakatan khususnya

mengenai penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan, dimana dari beberapa warga binaan yang

peneliti wawancarai memberi pernyataan bahwa mereka

merasakan manfaat dari bimbingan dan arahan pembimbing

agama di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang.

Berdasarkan temuan lapangan serta wawancara peneliti

pada penelitian peran pembimbing agama dalam

meningkatkan penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang, dapat dijelaskan bahwa

peran dan fungsi bimbingan agama yang diberikan kepada

warga binaan pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang adalah sebagai berikut:

1. Pendidik

Peran pembimbing agama sebagai pendidik di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang yaitu

pembimbing agama mampu mendidik warga binaan

pemasyarakatan dengan memberikan arahan serta

bimbingan sesuai dengan materi yang harus diberikan.

Dalam hal ini, pembimbing agama memiliki fungsi

adaptasi yaitu pembimbing agama dapat mengadaptasikan

materi dengan menyesuaikan yang akan diberikan sesuai

dengan kebutuhan warga binaan pemasyarakatan.

107

Page 126: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

2. Pembimbing

Peran pembimbing agama sebagai pembimbing di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang yaitu pembimbing agama mampu memberikan

bimbingan, arahan, dan dukungan kepada warga binaan

pemasyarakatan. Bimbingan yang diberikan oleh

pembimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang meliputi beberapa aspek

kehidupan, salah satunya yaitu mengenai penerimaan diri

pada warga binaan pemasyarakatan.

3. Konselor

Peran pembimbing agama sebagai konselor di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang dapat

dilihat dari kemampuan pembimbing agama yang mampu

melakukan pendekatan kepada warga binaan

pemasyarakatan dan dapat membantu warga binaan

pemasyarakatan dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi oleh warga binaan pemasyarakatan.

108

Page 127: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

B. Dampak Peran Pembimbing Agama Dalam

Meningkatkan Penerimaan Diri Warga Binaan

Pemasyrakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang merupakan lembaga pemasyarakatan yang

diperuntukan bagi narapidana wanita. Warga binaan

pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang memiliki tingkat penerimaan diri yang

rendah, hal ini terbukti berdasarkan studi kasus yang peneliti

temui pada saat melakukan observasi dan wawancara kepada

berbagai pihak seperti petugas lembaga pemasyarakatan,

pembimbing agama, serta warga binaan pemasyarakatan.

Tidak sedikit warga binaan pemasyarakatan di lembaga

pemasyarakatan tersebut mengalami gangguan jiwa bahkan

sampai kepada perbuatan bunuh diri.

Dampak merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan

akibat baik positif maupun negatif. Dampak yang dihasilkan

pada penelitian ini adalah dampak positif. Hal ini dapat dilihat

dari perubahan yang dihasilkan melalui peroses bimbingan

agama. Setelah melalui proses bimbingan agama, sedikit demi

sedikit warga binaan pemasyarakatan mendapatkan

perubahan diantaranya adalah warga binaan pemasyarakatan

mampu menerima keadaan dirinya sebagai narapidana. Untuk

mencapai hal tersebut diperlukan pembimbingan dan metode

yang sesuai dengan kebutuhan warga binaan pemasayrakatan.

Menurut pembimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

109

Page 128: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Perempuan Kelas IIA Tangerang, Warga binaan

pemasyarakatan menjadi lebih terbuka, mampu berinteraksi

dengan orang lain, mampu menerima kritikan dari orang lain,

sehingga hal-hal demikian mampu meningkatkan penerimaan

diri mereka.

Selain itu, bimbingan agama yang telah dilaksanakan di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

dapat menumbuhkan kesadaran warga binaan pemasyarakatan

dalam melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yang

baik. Warga binaan pemasyarakatan menjadi lebih rajin

beribadah setelah dibimbing dan diberikan motivasi-motivasi

oleh pembimbing agama. Dengan demikian, hal tersebut

dapat membantu warga binaan pemasyarakatan ketika sedang

menghadapi masalah, mereka cenderung lebih memilih untuk

bersabar dan ikhlas serta meminta pertolongan kepada Allah

SWT, hal ini tentunya memberikan dampak positif bagi

warga binaan pemasyarakatan karena dengan demikian warga

binaan pemasyarakatan akan terhindar dari rasa stress

berlebih yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan

dirinya. Ratu Suharyati Sukmara menjelaskan:

“Alhamdulillah setelah kita bimbing, setelah kita kasih

motivasi, mereka mau untuk melaksanakan kewajibannya.

Mereka jadi rajin sholat, baca Al-Qur’an, banyak juga

yang bangun malam sholat malam, katanya

Alhamdulillah bun sekarang jarang banget ngerasa

galau, gak karuan, enak pokoknya hati tenang, kalau lagi

ada masalah juga enak saya pasrahin sama Allah saya

110

Page 129: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

do’a aja sama Allah, suka ada aja jalan keluarnya. Saya

denger itu senang sekali alhamdulillah anak-anak ada

perkembangan”6

Dari penuturan Ratu Suharyati Sukmara diatas, dapat

disimpulkan bahwa dampak peran pembimbing agama dapat

merubah keadaan warga binaan pemasyarakatan menjadi

lebih baik, warga binaan pemasyarakatan menjadi lebih rajin

dalam beribadah serta mendapatkan ketenangan didalam

hidupnya dan lebih pandai dalam menghadapi masalah. Oleh

karenanya, hal tersebut tentunya dapat membantu warga

binaan pemasyarakatan dalam meningkatkan kualitas

penerimaan diri.

Mengetahui dampak positif dari peran pembimbing agama

tersebut, diharapkan kegiatan bimbingan agama dapat terus

berjalan dan berkembang agar penerimaan diri pada warga

binaan pemasyarakatan dapat terus meningkat sehingga dapat

mengurangi dampak-dampak negatif yang disebabkan oleh

kurangnya penerimaan diri tersebut.

6 Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

111

Page 130: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

C. Fungsi Pembimbing Agama Dalam Upaya Meningkatkan

Penerimaan Diri Pada Warga Binaan Pemasyarakatan di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang

Menurut Ainur Rahim Faqih, fungsi bimbingan agama

dirumuskan kedalam empat fungsi yaitu; fungsi preventif,

fungsi kuratif atau korektif, fungsi preservatif, dan fungsi

development.7 Dalam penelitian ini, peneliti memakai teori

fungsi bimbingan agama tersebut untuk meninjau sejauh

mana peran pembimbing agama dalam meningkatkan

penerimaan diri warga binaan pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang dilihat dari

segi fungsi bimbingan agama itu sendiri.

1. Fungsi Preventif

Dalam pencegahan munculnya masalah pada warga

binaan pemasyarakatan, banyak hal yang dilakukan oleh

pembimbing agama seperti menjaga ketaatan beribadah

para WBP dengan memberikan pemahaman-pemahaman

tentang pentingnya melaksanakan kewajiban sebagai

muslim yang baik, memberikan motivasi-motivasi untuk

membangkitkan semangat WBP dalam melaksanakan

ibadah, serta memberikan tips dan trik agar mereka

mendapatkan ketenangan hidup dan kesejukan hati. Ibu

Nuraini sebagai pembimbing agama di Lembaga

7 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2001). Hal.36

112

Page 131: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

menerangkan tentang hal tersebut pada saat

diwawancarai, pernyataannya adalah sebagai berikut:

Informan pembimbing agama 1: Ibu Nuraini

“Upaya yang saya lakukan untuk mecegah munculnya

masalah pada mereka sih lebih kepada menjaga

ketaatan beribadahnya dulu, nah kalau memang

mereka sudah taat beribadah, insya Allah sebesar

apapun masalahnya yang mereka dapat, mereka bakal

tetap menerima dengan ikhlas. Karna kan

permasalahan ini lebih ke penerimaan diri jadi sebisa

mungkin saya berusaha untuk.. untuk menjaga mereka

supaya nantinya mereka bisa menerima keadaan

apapun yang mereka hadapi”8

“saya itu kalau ceramah selalu ingatkan mereka

mengingatkan mereka terhadap kewajiban mereka,

sholatnya, ngajinya, terus dimotivasi juga supaya

mereka semangat dalam beribadah, diakhir saya

kasih tips dan trik supaya mereka bias dapat

ketenangan hidup”9

8 Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8 Maret

2020, Pukul 10.00 9 Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8 Maret

2020, Pukul 10.00

113

Page 132: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Berdasarkan pernyataan Ibu Nuraini diatas, hal yang

paling utama yang harus dijaga adalah ketaatan beribadah,

karena jika hal tersebut terjaga, maka masalah sebesar

apapun pasti dapat diterima oleh warga binaan

pemasyarakatan atau WBP dan akan terhindar dari

permasalahan penerimaan diri yang seringkali terjadi pada

warga binaan pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

Dalam fungsi preventif ini, dapat diambil kesimpulan

bahwa dalam mencegah timbulnya permasalahan

penerimaan diri pada warga binaan pemasyarakatan atau

WBP, upaya yang dilakukan oleh pembimbing agama

adalah menjaga ketaatan beribadah dengan cara

memberikan pemahaman tentang pentingnya

melaksanakan kewajiban sebagai muslim dan

memberikan motivasi-motivasi agar warga binaan

pemasyarakatan bias lebih tergugah hatinya untuk lebih

giat lagi dalam beribadah.

2. Fungsi Kuratif atau Korektif

Fungsi kuratif atau korektif adalah fungsi pemecahan

masalah. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu peran

pembimbing agama dalam meningkatkan penerimaan diri

pada warga binaan pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, peneliti

mengamati fungsi ini dalam permasalahan penerimaan

diri pada warga binaan pemasyarakatan. Adapun upaya

114

Page 133: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

yang dilakukan oleh pembimbing agama dalam mengatasi

hal tersebut yaitu melalui ceramah dan pemberian

motivasi dengan mengambil materi dari Al-Qur’an. Ratu

Suharyati Sukmara selaku pembimbing agama

menjelaskan tentang fungsi kuratif sebagai berikut:

“Judul bunda tuh selalu kembali ke Al-Qur’an, cinta

Al-Qur’an. Jadi dalam kajian kita mengupasnya dari

Al-Qur’an dan bukan kebetulan. Surat-surat yang

dibahas itu bertepatan dengan kebutuhan yang sedang

terjadi. Itu gak ada yang kebetulan sebenernya Allah

sudah atur surat itu pas bener secara umum maupun

juga khusus.”10

Berdasarkan penjelasan salah satu pembimbing agama

diatas, surat-surat dalam Al-Qur’an sudah sesuai dengan

permasalahan-permasalahan yang muncul dalam

kehidupan manusia. Oleh karenanya, dia menganggap

bahwa dalam mengatasi masalah yang terjadi pada warga

binaan pemasyarakatan bisa diselesaikan melalui

bimbingan agama dengan pemilihan materi dari kitab suci

Al-Qur’an.

3. Fungsi Preservatif

Fungsi preservatif adalah fungsi perubahan dari

keadaan semula yang tidak baik menjadi baik, dan

10

Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

115

Page 134: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

kebaikan itu bertahan lama. Dalam hal ini, kegiatan

bimbingan agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang mampu merubah

keadaan warga binaan pemasyarakatan menjadi lebih

baik. Ratu Suharyati Sukmara, dalam wawancara yang

peneliti lakukan menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:

“Alhamdulillah seperti yang sudah bebas itu berubah

total yaa saya lihat saya pantau di luar itu sekarang

sudah jadi yaa eeee insan yang mulia misalnya buat

saya ya. Karena dia lebih baik lagi apalagi kan ada

yang menjadi sekarang jadi aktif lagi di partai. Dia

dia gak menyesal si, awalnya tadi karena dengan

pendekatan setelah katanya sudah kenal bunda Ratu,

Alhamdulillah disini aku kenal bunda Ratu.”11

Dari pernyataan Ratu Suharyati diatas, kegiatan

bimbingan agama dapat memberikan dampak positif bagi

perubahan warga binaan pemasyarakatan. Ratu Suharyati

mengakui bahwa dirinya mampu merubah keadaan warga

binaan pemasyarakatan menjadi lebih baik, tidak hanya

ketika berada di LAPAS, namun ketika sudah keluar dari

lapaspun, warga binaan pemasyarakatan masih istiqomah

pada perubahan tersebut. Selain itu, Nuraini juga

mengungkapkan tentang perubahan warga binaan

11

Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

116

Page 135: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pemasyarakatan ketika diwawancarai oleh peneliti,

adapun ungkapan itu adalah sebagai berikut:

“Salah satunya itu yang tadinya gak bisa baca Al-

Quran jadi bisa baca Al-Quran, terus yang kedua

tadinya gak bisa baca doa jadi pinter baca doa,

tadinya gak pinter sholawat jadi pinter sholawat, yang

tadinya gak hafal Asmaul Husna jadi hafal kalian

juga belum tentu hafal. Saya bilang disini nih kalau

sudah serius serius bener”12

Menurut Nuraini, kegiatan bimbingan agama dapat

memberikan perubahan bagi kehidupan warga binaan

pemasyarakatan. Banyak perubahan yang dialami oleh

warga binaan pemasyarakatan salah satunya adalah

perubahan mengenai ibadah, yang dulunya tidak bisa

membaca Al-Qur’an, do’a, sholawat, asmaul husan, akan

tetapi setelah diberikan bimbingan oleh pembimbing

agama mereka jadi bisa melakukan itu semua. Selain

perubahan terkait ibadah, bimbingan agama juga mampu

merubah perilaku warga binaan pemasyarakatan serta

sikap dalam penerimaan diri. Nuraini menjelaskan:

“Perilaku yang lebih jelas sopan sudah keliatan,

menghargai orang sudah ada. Kalau dulu kan cuek

bebek masa bodo lu lu gue gue tapi yang sekarang

mah terlihat kan. Jadi perubahan akhlak, akhlak yang

jelas sangat ketara perubahannya”13

“Untuk penerimaan dirinya sudah pasti, kan

akhlaknya yang baik itu udah . tapi itu gak boleh

lemah harus di cas terus kalau gak di cas lowbet. Jadi

12

Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8 Maret

2020, Pukul 10.00 13

Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8 Maret

2020, Pukul 10.00

117

Page 136: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

gitu gak boleh begitu Alhamdulillah kan disini banyak

jadwalnya. Jadi perubahan akhlak yang sangat ketara

banyak banyak yang sudah berubah tadinya yang

belum ngerti jadi ngerti jadi lebih baik banyak,

keliatan kasih sayangnya mereka”14

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat peneliti

simpulkan bahwa bimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang

memiliki fungsi preservatif atau fungsi perubahan.

Adapun perubahan-perubahan yang terlihat dari warga

binaan pemasyarakatan meliputi tiga hal yaitu perubahan

ketaatan beragama, perubahan akhlak, serta perubahan

penerimaan diri.

4. Fungsi Development

Fungsi development atau fungsi pengembangan yaitu

membantu individu memelihara dan mengembangkan

situasi dan kondisi yang baik, sehingga tidak

memungkinkannya menjadi sebab masalah. Selain

kegiatan bimbingan agama yang dilakukan para

pembimbing agama di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang, sesekali pembimbing

agama berinisiatif mengundang motivator-motivator dari

luar untuk memelihara dan mengembangkan penerimaan

diri pada warga binaan pemasyarakatan. Dalam hal ini,

Ratu Suharyati Sukmara menjelaskan sebagai berikut:

14

Wawancara dengan Nuraini, Pembimbing agama Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8 Maret

2020, Pukul 10.00

118

Page 137: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

“Kita kadang-kadang mendatangkan dari luar untuk

yang selingan motivator-motivator kita dari luar,

bunda hanya “Ya Allah ajarkan saya apa yang tepat

untuk mereka” nah minta sama Allah mereka lebih

butuh ini dan bunda tidak pernah menjanjikan apa-

apa kepada mereka. Yuk kita sama-sama belajar kan

gitu, sama-sama dalam meraih cintanya Allah. Kita

dia sama”15

Selain upaya mendatangkan motivator-motivator dari

luar, pembimbing agama juga pernah mengadakan acara

training untuk mengembangkan potensi dan kemampuan

warga binaan pemasyarakatan termasuk dalam

mengembangkan penerimaan diri. Acara ini dilaksanakan

secara sistematis dengan menghadirkan narasumber atau

pemateri yang memumpuni dalam bidang-bidang tertentu.

Berikut adalah pernyataan Ratu Suharyati Sukmara selaku

pembimbing agama:

“nah bunda punya cara yaa tadi dengan adanya

training, nah kan kita terbatas kemampuan kita,

training kan lebih luas itu lebih menggempur hati

mereka langsung. Dengan mengadakan training disini

sering kita ngadain disini . dulu bunda tahun 2018

bunda dapat sponsor dari wardah 50 juta baru bisa

15

Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

119

Page 138: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

ngadain training bukan buat bunda bukan buat

trainer tapi buat mereka disini, karena selama 2 hari

training makan segala macam kita yang bantu supaya

mereka gak keluar masuk dari aula kalau udah keluar

susah masuk lagi”16

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat

disimpulkan bahwa peran pembimbing agama

mengandung fungsi development atau pengembangan

dalam penerimaan diri warga binaan pemasyarakatan di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang. Terdapat beberapa upaya yang dilakukan oleh

pembimbing agama dalam menjalankan fungsi

development ini yaitu dengan mengadakan training dan

mengundang motivator-motivator dari luar. Dengan

diadakannya training dan pemberian motivasi-motivasi

oleh narasumber yang mempunyai kredibilitas tinggi,

warga binaan pemasyarakatan dapat berkembang baik dari

segi potensi, kemampuan diri, serta penerimaan diri pada

diri warga binaan pemasyarakatan itu sendiri.

16

Wawancara dengan Ratu Suharyati Sukmara, Pembimbing agama

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 8

Maret 2020, Pukul 09.15

120

Page 139: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

D. Penerimaan Diri Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang

Penerimaan diri merupakan aspek penting yang harus

dimiliki seseorang, dimana penerimaan diri ini akan sangat

berpengaruh kepada interaksi sosial. Hurlock mengatakan

bahwa “Semakin baik seseorang dapat menerima dirinya,

maka akan semakin baik pula penyesuaian diri dan

sosialnya”.17 oleh karena itu, penerimaan diri ini harus

dimiliki setiap orang terlebih seorang narapidana yang

mempunyai kehidupan berbeda, seorang narapidana harus

memiliki penerimaan diri yang baik untuk melangsungkan

kehidupannya di Lembaga Pemasyarakatan.

Pada awal kedatangan warga binaan pemasyarakatan di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,

warga binaan pemasyarakatan mengalami frustasi yang

berlebihan sehingga berpengaruh terhadap penerimaan

dirinya. Menyandang status narapidana bukanlah hal yang

mudah diterima oleh setiap orang, dimana seorang narapidana

harus kehilangan kebebasannya sebagai warga negara pada

umumnya. Warga binaan pemasyarakatan cenderung menutup

diri, sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain, tidak

menerima kenyataan, bahkan merasa hidupnya tidak berguna

lagi. Berikut adalah pernyataan salah satu warga binaan

pemasyarakatan pada saat diwawancarai oleh peneliti:

17

Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2. Ahli Bahasa: Thandrasa &

Zaikasih, (Jakarta: Erlangga, 1999). Hal.263

121

Page 140: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

“Pertama rasanya eee sempet takut juga karena belum

mengenal lingkungan yaa lama kelamaan biasa ajaah.

Pertama dateng sopan, cium tangan ya kaan tapi lama-

lama yaudah. Aku jarang ngobrol, paling ditanya

namanya siapa jarang ngobrol kalau ditanya yaa jawab

kalau ngga yaudah ngga. Awal masuk sini komunikasi

susah”18

Dari pernyataan Astiyaroh tersebut, terlihat bahwa

pertama kali dia masuk ke lembaga pemasyarakatan dia

merasa ketakutan akan lingkungan sekitar, walaupun

setelahnya dia merasa biasa saja, namun untuk melakukan

interaksi dengan warga binaan pemasyarakatan lain dia tetap

merasa sulit. Supratiknya berpendapat bahwa jika seseorang

dapat menerima diri dengan baik maka dapat dengan

mudah membuka diri.19 Oleh karenanya, kenyataan yang

dialami oleh Asityaroh membuktikan bahwa dirinya masih

menutup diri dan tentunya hal demikian sangat berkaitan

dengan proses terbentuknya penerimaan diri. Selain itu,

Astiyaroh juga memberikan pernyataan sebagai berikut:

“Gimana yaaa. Aku orangnya suka bingung sendiri gitu

suka mikir gatau nih berguna atau ngga nih buat orang,

18

Wawancara dengan Astiyaroh, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 11.15 19

Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologi.

(Yogyakarta: Kanisius, 1995). Hal.81

122

Page 141: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

tapi kan orang yang menilai kan orang bukan diri aku,

tapi kalau menurut diri aku aku gak berguna”20

Pernyataan Astiyaroh diatas menandakan bahwa dirinya

memiliki perasaan yang kurang baik terhadap dirinya sendiri.

Dia merasa dirinya kurang atau bahkan cenderung tidak

berguna bagi orang lain. Hal tersebut tentunya akan

berpengaruh kepada kualitas penerimaan diri yang kemudian

akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan

psikologisnya. Menurut Supratiknya, kesehatan psikologis

berkaitan erat dengan kualitas perasaan kita terhadap diri kita

sendiri. Orang yang sehat secara psikologis memandang

dirinya disenangi, mampu berharga, dan diterima oleh orang

lain. Agar kita tumbuh dan berkembang secara psikologis kita

harus menerima diri kita.21

Selain Astiyaroh, warga binaan pemasyarakatan yang

lainpun merasakan hal demikian, sulit untuk berinteraksi

dengan orang lain, tidak betah berada di lembaga

pemasyarakatan, merasa dirinya tidak berharga, frustasi

dengan keadaan, tidak terima dengan hukuman yang

dijalaninya, dan masih banyak hal-hal lainnya yang dirasakan

yang berhubungan dengan penerimaan diri. Rismawati pada

saat diwawancarai mengatakan:

20

Wawancara dengan Astiyaroh, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 11.15 21

Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologi,

(Yogyakarta: Kanisus, 1995). Hal.81

123

Page 142: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

“Ga betah, pengen pulang. Tiap hari yaa diem ajah, kaya

ga terima gitu lah. Sekitar 3 bulan an lah diem ajah gitu

gak ada seneng-seneng gak ada gembira-gembira.

Setelah 3 bulan baru agak terbiasa walaupun skrg juga

masih suka ngerasa ga terima pengen cepet-cepet keluar

gitu”22

Berdasarkan pernyataan Rismawati diatas, dia merasa

tidak nyaman berada di lembaga pemasyarakatan dan ingin

segera kembali ke kehidupan yang normal. Rismawati tidak

bisa berbuat banyak selama tiga bulan pertama di lembaga

pemasyarakatan, dia lebih memilih untuk diam karena tidak

ada sesuatu apapun yang bisa membuatnya senang. Setelah

tiga bulan Rismawati tinggal di lembaga pemasyarakatan,

Rismawati mulai terbiasa dengan keadaan walaupun tidak

sepenuhnya dia menerima kenyataan yang dialaminya. Hal

tersebut merupakan salah satu bentuk kurangnya penerimaan

diri pada dirinya, dimana dia tidak bisa menerima dirinya

sebagai narapidana sehingga dia merasa sangat sulit untuk

menjalani hidupnya di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang.

Sulitnya menerima diri pada warga binaan

pemasyarakatan bukanlah sesuatu yang baru, pada dasarnya

setiap orang yang masuk ke lembaga pemasyarakatan untuk

22

Wawancara dengan Rismawati, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 10.15

124

Page 143: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

menjalankan hukuman atas pelanggaran hukum yang telah

dilakukannya pasti merasakan hal tersebut. Namun demikian,

tidak semua warga binaan pemasyarakatan merasa sulit untuk

menerima kenyataan, Rani Savira salah satu warga binaan

pemasyarakatan pada saat diwawancarai oleh peneliti

memberikan pernyataan sebagai berikut:

“Yaaa Sedihlah sedih. Trus gimana mau gimana, tapi pas

kesini-kesini mah nerima namanya juga udah takdir mau

gimana. Awalnya kurang nerima tapi kan kita kan

sebelum disini kita di Polda dulu ya terus di pondok

bambu itu kita apa si itu apa namanya? apaa nah

beradaptasi gitu kan, nah jadi kita disini tuh udah lebih

nyaman gitu kan ketimbang di pondok bambu sama di

Polda. Tinggal jalanin doang kan”23

Berdasarkan pernyataan Rani diatas, dia merasa sedih

ketika harus menjalani hukuman penjara atas perbuatannya

yang melangar hukum. Akan tetapi, dia menyadari kesalahan

yang telah diperbuatnya sehingga dia dapat menerima

kenyataan yang menimpa dirinya, dia menganggap hal itu

adalah sebuah takdir yang tidak bisa dipungkiri. Sebelum dia

tinggal di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang, dia menjalani masa tahanan terlebih dahulu di

Polda Metro Jaya, kemudian berpindah tempat lagi ke Rumah

Tahanan Kelas IIA Jakarta, dan akhirnya menetap di

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.

Masa-masa sulit yang dialami oleh Rani yaitu ketika

23

Wawancara dengan Rani Savira, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 09.15

125

Page 144: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

menjalani masa tahanan di Polda Metro Jaya dan di RUTAN

Kelas IIA Jakarta, sehingga ketika dia datang ke Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang dia merasa

lebih nyaman dan lebih mudah untuk menjalaninya.

Dalam mengatasi kurangnya penerimaan diri pada warga

binaan pemasyarakatan perlu adanya bimbingan agama agar

warga binaan pemasyarakatan bisa terarahkan dan dapat

dengan mudah menerima kenyataan yang dialaminya.

Berdasarkan pengamatan peneliti ketika melakukan penelitian

di lapangan, warga binaan pemasyarakatan yang aktif

mengikuti bimbingan agama berbeda dengan warga binaan

pemasyarakatan yang kurang atau bahkan tidak aktif sama

sekali mengikuti bimbingan agama. Warga binaan

pemasyarakatan yang aktif mengikuti bimbingan agama

terlihat lebih membuka dirinya, tidak ada keraguan dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat diwawancarai,

dan merasa yakin atas jawaban yang diberikannya. salah satu

contohnya yaitu Wati, pada saat diwawancarai dia

mengatakan:

“Perasaan sedihlah sedih campur segala macem lah inget

cucu yaah. Tapi kita pasrahin sama Allah ajaah yaa.

Pertama mah sendiri dulu tapi pas lama lama yaa kita

udah ikhlas lah, tapi kan disini saya ga ada siapa-

siapa”24

24

Wawancara dengan Wati, Warga binaan pemasyarakatan Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5 Maret

2020, Pukul 10.45

126

Page 145: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Berdasarkan pernyataan Wati diatas, awal dia masuk ke

lembaga pemasyarakatan, dia merasa sedih atas nasib yang

dialaminya. Seiring berjalannya waktu, Wati bisa menerima

keadaannya dengan ikhlas dan memasrahkan dirinya kepada

Allah SWT. Selain itu Wati mengakui bahwa dirinya sering

mengikuti bimbingan agama, pada saat diwawancarai dia

mengatakan:

“Kegiatannya ngaji, sering. Kan disini ngajinya setiap

hari kan kegiatannya”25

“Ibu yang tadinya gak bisa ngaji jadi bisa ngaji, banyak

waktu untuk beribadah sama Allah lah, beda lah sama

kita di luar dulu yaah. Di luar kan kita cuek ajah kadang-

kadang sholat kadang-kadang ngga. Kadang sholat

subuh, ashar lohor maghrib enggak padahal gak sibuk

gak apa tapi mungkin yaa ini ditegor sama Allah masuk

sini. Yakin aja udah sama Allah mintanya biar sehat ajah

udah masih bisa ibadah sama Allah, masih bisa bersujud

sama Allah masih ada kesempatan lah udah tua yaah.

Mungkin kalau gak masuk sini ibu gak bisa apa-apa.

Berarti Allah masih sayang sama ibu, bersyukur yaa”26

Berdasarkan pernyataan tersebut, Wati merasakan banyak

perubahan pada dirinya. Perubahan yang dia rasakan

diantaranya adalah bisa membaca Al-Qur’an dan lebih rajin

beribadah, dia merasa keadaannya lebih baik ketika berada di

25

Wawancara dengan Wati, Warga binaan pemasyarakatan Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5 Maret

2020, Pukul 10.45 26

Wawancara dengan Wati, Warga binaan pemasyarakatan Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5 Maret

2020, Pukul 10.45

127

Page 146: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

lembaga pemasyarakata sehingga hal tersebut mebuatnya

sangat bersyukur. Tidak hanya itu, Wati juga merasakan

manfaat atas perubahan-perubahan yang dirasakannya. Pada

saat diwawancarai Wati mengatakan:

“Ibu gak nyesel ada disini karena di luar belum tentu jadi

lebih baik, mungkin lebih parah dari ini hehe. Yang kita

gak bisa raih di luar bisa diraih disini gitu kan buktinya

ibu udah Al-Quran Alhamdulillah kan yang tadi nya alif

ajaah gak bisa sekarang udah Al-Quran kan sedikit-

sedikit ngafalin dikit-dikit yaa kan. Bisa juga ngajarin

orang, orang yang gak bisa kita ajarin dikit-dikit. Orang

punya masalah kita bisa nasihatin gitu lah”27

Perubahan yang dialami Wati membuatnya bersyukur dan

tidak menyesal berada di lembaga pemasyarakatan. Dengan

perubahannya, wati merasa lebih baik dan ilmu yang dia

dapatkan bisa bermanfaat untuk orang disekitarnya. Hal

tersebut merupakan suatu kemampuan yang dimiliki Wati

dalam mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi

kehidupan yang dijalaninya dan kemampuan tersebut

tentunya berkaitan dengan salah satu aspek penerimaan diri

yaitu peran kemampuan diri, Supratiknya berpendapat bahwa

individu mempunyai kemampuan untuk menghadapi

kehidupan. Hal tersebut tampak dari sikap individu yang

27

Wawancara dengan Wati, Warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Pada tanggal 5

Maret 2020, Pukul 10.45

128

Page 147: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

percaya diri, lebih suka mengembangkan sikap baiknya dan

mengeliminasi sifat buruknya dari pada ingin menjadi orang

lain, sehingga individu merasa puas dengan dirinya.28

Pernyataan tingkat penerimaan diri warga binaan

pemasyarakatan akan dideskripsikan pada table 5.1 di bawah

ini:

Tabel 5.3

PROSES TERBENTUKNYA PENERIMAAN DIRI

No Proses Tidak Menerima

Diri

Kurang

Menerima Diri

Menerima Diri

1 Pembukaan

diri

Saya sangat sulit

berinteraksi

dengan warga

binaan

pemasyarakatan

lain (R)

Saya sulit untuk

bersosialisasi

dengan warga

binaan

pemasyarakatan

lain (A, W, GR)

Mudah

bersosialisasi

dengan orang

lain (RS)

2 Kesehatan

Psikologis

Saya merasa diri

saya tidak berguna

untuk orang lain

(A)

Saya merasa

diri saya kurang

berguna untuk

orang lain (RS,

GR, R)

Saya merasa

diri saya

berharga dan

berguna untuk

orang lain (W)

3

Menerima diri

sendiri &

Orang lain

-

Terkadang saya

benci dengan

diri saya sendiri

(RS, GR, A, R)

Saya bangga

dengan diri

saya sendiri

(W)

ASPEK-ASPEK PENERIMAAN DIRI

28

Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologi,

(Yogyakarta: Kanisius, 1999). Ha.81

129

Page 148: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

No Aspek Tidak Menerima

Diri

Kurang

Menerima Diri

Menerima Diri

1

Persepsi

mengenai diri

& Sikap

terhadap

penampilan

diri

Saya tidak

peduli/cuek

dengan

penampilan diri

saya (A)

Saya tidak

terlalu peduli

dengan

penampilan diri

saya (W, R,

GR)

Saya selalu

memperhatikan

penampilan diri

saya ( RS)

2

Sikap

terhadap

kelemahan &

kelebihan diri

sendiri

Saya tidak tahu

apa kekurangan

dan kelemahan

saya (R)

Saya merasa

mempunyai

banyak

kekurangan dan

saya tidak tahu

apa kelebihan

diri saya (A,

RS, GR)

Saya menyadari

kelemahan dan

kelebihan diri

saya, dan selalu

memperbaiki

itu semua (W)

3

Perasaan

rendah diri

sebagai gejala

penolakan diri

Saya merasa diri

saya tidak berguna

untuk orang lain

(A)

Saya merasa

diri saya kurang

berguna untuk

orang lain (RS,

GR, R)

Saya merasa

diri saya

berharga dan

berguna untuk

orang lain (W)

4

Respon atas

penolakan &

kritikan

Saya tidak suka

dikritik oleh orang

lain (R)

Saya kurang

peduli terhadap

kritikan orang

lain (A, GR)

Saya sengan

ketika dikritik

oleh orang lain

(RS, W)

5

Menuruti

kehendak &

menonjolkan

diri

Saya gampang

terpengaruh oleh

orang lain (GR, A,

R)

Terkadang,

saya

terpengaruh

oleh orang lain

(RS, W)

-

Table 5. 1

Sumber: hasil wawancara dengan narasumber yang telah diinterpretasikan oleh

peneliti

Keterangan: GR= Ghea Resa Angelica, RS= Rani Savira, A= Astiyaroh, W= Wati

130

Page 149: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Berdasarkan tabel tingkat penerimaan diri diatas dapat

disimpulkan bahwa tingkat penerimaan diri pada warga

binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang terbilang rendah, hal ini

dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan warga binaan

pemasyarakatan yang lebih cenderung kepada kurangnya

penerimaan diri baik dari segi proses pembentukan

penerimaan diri maupun dari aspek-aspek penerimaan diri.

Kemudian yang kedua, dapat peneliti simpulkan bahwa

faktor usia warga binaan pemasyarakatan juga berpengaruh

kepada penerimaan diri. Warga binaan pemasyarakatan yang

berusia diatas 60tahun cenderung lebih mudah dalam

menerima dirinya sebagai warga binaan pemasyarakatan,

karena pada usia tersebut, warga binaan pemasyarakatan lebih

memilih untuk menikmati masa tuanya dalam keadaan

sebagai warga binaan peamsyarakatan. Hal tersebut dapat

dibuktikan oleh pengakuan salah satu warga binaan

pemasyarakatan yang berusia 60tahun yaitu Wati, dalam

wawancara yang peneliti lakukan dia mengatakan:

“saya sudah tua, apalagi yang saya kejar? Dulu waktu

saya muda saya punya cita-cita, punya harapan, kalo

sekarang keadaannya gini, yaudah saya nikmatin aja,

lebih banyak beribadah sama Allah, umur gak ada yang

tau, siapa tau saya meninggal disini kan gak tau”

Pernyataan Wati diatas, merupakan sesuatu yang berbeda

jika dibandingkan dengan warga binaan pemasyarakatan yang

131

Page 150: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

masih muda. Warga binaan pemasyarakatan yang masih muda

cenderung lebih cemas dalam menjalani hidupnya, karena

mereka masih memiliki masa depan yang harus mereka capai.

Hal itu tentunya membuat mereka lebih berpikir keras

sehingga bisa saja terjadi depresi ketika dia tidak mampu

mengatasinya dengan baik. Dengan demikian, dapat peneliti

simpulkan bahwa warga binaan pemasyarakatan yang berusia

diatas 60tahun lebih mudah dalam menerima dirinya sebagai

warga binaan pemasyarakatan.

132

Page 151: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

BAB VI

KESIMPULAN, IMPLIKASI & SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan hasil penelitian tentang Peran

Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Penerimaan Diri

Pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Bentuk peran pemimbingan agama di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang adalah

peran sebagai pendidik, pembimbing, dan konselor.

2. Dampak peran pembimbing agama bersifat positif dalam

meningkatkan penerimaan diri pada warga binaan

pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA Tangerang.

3. Gambaran penerimaan diri warga binaan pemasyarakatan

(WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas

IIA Tangerang setelah diberikan bimbingan oleh

pembimbing agama, mengalami peningkatan menjadi

lebih baik.

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian ini menjadi gambaran nyata bahwa peran

pembimbing agama ternyata sangat penting bagi warga

binaan pemasyarakatan sebagai salah satu cara untuk

meningkatkan penerimaan diri warga binaan pemasyarakatan.

133

Page 152: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan para

pembimbing agama dan penyuluh agama, khususnya

mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam agar semakin

memahami tentang hal apa yang harus dilakukan ketika

menemui permasalahan seperti ini, sehingga dapat

menjalankan peran sebagai pembimbing atau penyuluh agama

dengan sebaik-baiknya serta memberi manfaat bagi banyak

orang. Penelitian ini juga diharapkan bisa bermanfaat sebagai

bentuk informasi bagi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang agar lebih mengetahui kebutuhan warga

binaan pemasyarakatan sehingga dapat memberikan

pelayanan pemberdayaan yang lebih baik.

C. SARAN

Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilaksanaka oleh

peneliti di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Tangerang, peneliti memberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Saran untuk pihak Lembaga Pemasyarakatan Perempuan

Kelas IIA Tangerang: Untuk lebih memaksimalkan proses

bimbingan terhadap warga binaan pemasyarakatan. Jika

perlu, pihak lembaga pemasyarakatan bisa menghadirkan

beberapa penyuluh agama untuk memberikan penyuluhan

kepada warga binaan pemasyarakatan agar penerimaan

diri pada warga binaan pemasyarakatan bisa lebih

meningkat.

134

Page 153: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

2. Kepada pembimbing agama: Mengingat masih banyaknya

warga binaan pemasyarakatan yang memiliki penerimaan

diri rendah, untuk itu pembimbing agama diharapkan bisa

lebih kreatif lagi dalam melakukan bimbingan agama

sehingga dapat mencapai tujuan secara maksimal.

3. Kepada warga binaan pemasyarakatan: Agar dapat

menjalani kehidupan di lembaga pemasyarakatan dengan

mudah, tetaplah semangat untuk mengikuti kegiatan

bimbingan agama, karena kegiatan tersebut akan

memberikan banyak manfaat khususnya dalam

peningkatan penerimaan diri.

135

Page 154: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

DAFTAR PUSTAKA

A, H. (2002). Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Ciputat Press.

Agus, D. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Usia Tiga Tahun

Pertama. Jakarta: PT Refika Aditama.

Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Ancok, D., & Suroso, F. N. (1994). Psikologi Islami. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Arifin, M. (1979). Pokok-Pokok Pikiran Bimbingan dan

penyuluhan Agama. Jakarta : Bulan Bintang.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Chaplin, J. P. (2009). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Daft, R. L. (2010). Era Baru Manajemen. Jakarta: Salemba

Empat.

Faqih, A. R. (2001). Bimbingan dan Konseling Dalam Islam.

Yogyakarta: UII Press.

Hamdani. (2012). Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Bandung:

CV Pustaka Setia.

Handayani. (2000). Efektifitas Pelatihan Pengenalan Diri

Terhadap Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri

Pada Remaja. Jurnal Insan, 39-46.

Hikmawati, F. (2015). Bimbingan dan Konseling Perspektif

Islam. Jakarta: Rajawali pers.

Horton, & Hunt. (1999). Sosiologi: diterjemahkan oleh Drs.

Aminudin dan Dra. Tita Sobari. Jakarta: Erlangga.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Gaung Persada.

136

Page 155: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Kahmad, D. (2002). Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Kebudayaan, D. P. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Lubis, S. (1987). Metodologi Penelitian Sosial. Medan: USU

Press.

M.Y, D. (2003). Kamus Induk Istilah Seri Intelectual. Surabaya:

Target Press.

Nasution, H. (1985). Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya.

Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Nurviana. (2010). Penerimaan Diri . Jurnal Psikologi, 04.

Pemasyarakatan, D. J. (2008). Cetak Biru Pembaharuan

Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan. Jakarta:

Departemen Jendral Pemasyarakatan.

Pemasyarakatan, D. J. (2013). Pedoman Pembinaan Kepribadian

Narapidana Bagi Petugas Di Lapas/Rutan. Jakarta:

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Poerwadarminta, W. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Priyanto, D. (2006). Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di

Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Refika, S. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerimaan Diri: Sebuah Penelitian Dikalangan Anak

Berhadapan Hukum Di Panti Sosial Marsudi Putra

Handayani. Skripsi, 16.

Sarwono. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Sholih, K. A. (2016). Qonal'ah Obat Anti Stress. Jakarta: Darul

Falah.

Soerjono, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

137

Page 156: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Sugiyono. (2015). Metodologi Penelitian Kombinasi (Mix

Methods). Bandung: Alfabeta.

Suhardono, E. (1994). Teori Peran: Konsep Derivasi dan

Implikasinya. Jakarta: Salemba Empat.

Suhardono, E. (1994). Teori Peran: Konsep Derivasi dan

Implikasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Supratiknya. (2007). Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta :

Kanisius.

Suyanto, B., & Narwoko, D. (2006). Sosiologi: Teks Pengantar

dan Terapan. Jakarta: Pernada Media Group.

T, J. A. (1958). Child Psychology. Englewood Cliffs: Prentice

Hall.

Umam, K., & Achyar, A. (1998). Bibingan dan Penyuluhan.

Jakarta: CV Pustaka Setia.

Umar, & Sartono. (2005). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung:

PT Refika Aditama.

Wrastari, A. T., & Handadari. (2003). Pengaruh Pemberian Neuro

Linguistic Programming (NLP) Terhadap Peningkatan

Penerimaan Diri Penyandang Cacat Tubuh Pada Remaja

Di Pusat Rehaabilitas Panti Sosial Bina Daksa "Suryatam"

Bangil Pasuruan. Jurnal INSAN, 21.

Yusuf, S., & Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan

Konseling . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

138

Page 157: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi

139

Page 158: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

140

Page 159: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

141

Page 160: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

142

Page 161: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

143

Page 162: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Lampiran 4 Surat Kesediaan Wawancara Penelitian

144

Page 163: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

145

Page 164: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

146

Page 165: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

147

Page 166: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

148

Page 167: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

149

Page 168: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

150

Page 169: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PENELITIAN TENTANG PERAN PEMBIMBING

AGAMA DALAM MENINGKATKAN

PENERIMAAN DIRI PADA WARGA BINAAN

PEMASYARAKATAN (WBP) DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA

TANGERANG

PEMBIMBING AGAMA

N

O DATA SUB DATA TEKNIK

SUMBER

DATA

UMUM

1 Data Pribadi

Informan

Profil data Pembimbing

Agama

a. Nama

b. Alamat

c. Usia

d. Jenis Kelamin

e. Pekerjaan/jabata

n

f. Riwayat

Pendidikan

g. Motto hidup

Wawanca

ra &

Observasi

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

Kelas IIA

Tangerang

2

Gambaran

Umum

Lokasi

Penelitian

Profil LAPAS Perempuan

Kelas IIA Tangerang

a. Letak geografis

b. Visi dan Misi

c. Program

Kegiatan

Observasi

& Studi

Kepustaka

an

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

Kelas IIA

Tangerang

METODE BIMBINGAN AGAMA

3

Metode

Dalam

Melaksanaka

n Bimbingan

Agama

(dilihat dari

a. Metode apa yang

anda gunakan

dalam

melaksanakan

bimbingan agama

di LAPAS

Perempuan Kelas

Wawanca

rA

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

151

Page 170: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

segi

komunikasi,

metode

langsung dan

tidak

langsung.

Menurut

Ainur Rahim

Faqih)

IIA Tangerang?

b. Mengapa anda

menggunakan

metode tersebut?

c. Apakah anda

merasa bahwa

metode yang anda

gunakan sudah

sesuai dengan

kondisi warga

binaan

pemasyarakatan?

d. Apakah anda

menggunakan

metode kelompok

dalam

melaksanakan

bmbingan agama?

e. Dengan

menggunakan

metode kelompok,

apakah

pelaksanaan

bimbingan agama

berjalan dengan

efektif?

f. Selain

menggunakan

metode kelompok

dalam pelaksanaan

bimbingan agama,

apakah anda

pernah melakukan

bimbingan agama

dengan metode

individual?

g. Seberapa sering

anda

menggunakan

metode individual

dalam

melaksanakan

bimbingan agama?

h. Apa perbedaan

yang anda rasakan

setelah

menggunakan

kedua metode

Kelas IIA

Tangerang

152

Page 171: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

tersebut?

i. Apakah anda

pernah

menggunakan

metode tidak

langsung dalam

melaksanakan

bimbingan agama?

j. Media apa yang

anda pakai ketika

menggunakan

metode tidak

langsung dalam

pelaksanaan

bimbingan agama?

k. Menurut anda,

metode apa yang

paling efektif

digunakan dalam

melaksanakan

bimbingan agama

di LAPAS

Perempuan Kelas

IIA Tangerang?

FUNGSI BIMBINGAN AGAMA

4

Fungsi

bimbingan

agama untuk

pencegahan

atau

preventif

(Menurut

Ainur Rahim

Faqih)

a. Apakah

bimbingan yang

dilakukan selama

ini dapat

membantu warga

binaan

pemasyarakatan

dalam mencegah

munculnya

masalah pada diri

warga binaan

pemasyarakatan?

b. Apa upaya anda

dalam mencegah

timbulnya masalah

pada diri warga

binaan

pemasyarakatan?

c. Apakah anda

berhasil dalam

melakukan

Wawanca

ra

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

Kelas IIA

Tangerang

153

Page 172: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pencegahan

tersebut?

d. Hal apa yang

membuat anda

merasa berhasil

melakukan

pencegahan

tersebut?

e. Bagaimana

langkah yang anda

lakukan untuk

membantu warga

binaan

pemasyarakatan

dalam bersikap

baik sesuai dengan

norma-norma

yang berlaku bagi

lingkungan

maupun norma-

norma yang telah

ditentukan oleh

agama? (misalnya

warga binaan

pemasyarakatan

menjadi

terbimbing untuk

berperilaku baik

sesuai dengan

norma-norma

yang ada)

5

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

Kuratif/

Korektif

(Menurut

Ainur Rahim

Faqih)

a. Apakah

bimbingan agama

yang dilakukan

selama ini sudah

sesuai dengan

kebutuhan warga

binaan

pemasyarakatan

untuk lebih siap

dalam menghadapi

permasalahan

kehidupan yang

mereka alami?

b. Bagaimana cara

anda

menyesuaikan

Wawanca

ra

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

Kelas IIA

Tangerang

154

Page 173: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

antara bimbingan

yang akan anda

berikan dengan

kebutuhan warga

binaan

pemasyarakatan

dalam menghadapi

permasalahan

yang mereka

alami?

c. Apakah anda

dapat membantu

warga binaan

pemasyarakatan

dalam

memecahkan

permasalahan

yang sedang

mereka alami?

d. Masalah apa yang

sering dialami

oleh warga binaan

pemasyarakatan?

e. Bagaimana cara

anda membantu

warga binaan

pemasyarakatan

untuk

memecahkan

masalah yang

sedang

dialaminya?

f. apakah upaya

yang anda lakukan

sudah tepat dalam

membantu warga

binaan

pemasyaraktan

untuk

memecahkan

masalah yang

sedang

dialaminya?

6

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

a. Apakah

bimbingan yang

selama ini anda

berikan mampu

Wawanca

ra

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

155

Page 174: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Preservatif

(Menurut

Ainur Rahim

Faqih)

merubah keadaan

warga binaan

pemasyarakatan

dari keadaan tidak

baik menjadi lebih

baik?

b. Perubahan apa

saja yang anda

lihat dari warga

binaan

pemasayarakatan

setelah

mendapatkan

bimbingan?

c. Apakah

bimbingan yang

anda berikan

mampu merubah

tingkat

penerimaan diri

warga binaan

pemasyarakatan?

d. Bagaimana

langkah yang anda

lakukan dalam

membimbing

warga binaan

pemasyarakatan

untuk merubah

keadaan warga

binaan

pemasyarakatan

dari keadaan tidak

baik menjadi baik?

e. Apa yang

membedakan

warga binaan

pemasyarakatan

sebelum dan

sesudah mengikuti

bimbingan agama?

tan

Perempuan

Kelas IIA

Tangerang

7

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

Development

atau

a. Apakah

bimbingan agama

yang dilaksanakan

selama ini dapat

membantu warga

binaan

Wawanca

ra

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

156

Page 175: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pengembang

an (Menurut

Ainur Rahim

Faqih)

pemasyarakatan

dalam memilih

dan

mengembangkan

potensi yang

dimilikinya?

b. Bagaimana

langkah yang anda

lakukan untuk

membantu warga

binaan

pemasyarakatan

dalam memilih

dan

mengembangkan

kemampuan atau

potensi yang

dimilikinya?

c. Bagaimana cara

anda untuk

menjaga dan terus

mengembangkan

kemampuan atau

potensi yang

dimiliki oleh

warga binaan

pemasyarakatan?

d. Berapa persen

tingkat

keberhasilan

bimbingan agama

dalam

mengembangkan

kemampuan atau

potensi yang

dimiliki warga

binaan

pemasyarakatan?

Kelas IIA

Tangerang

PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN

PENERIMAAN DIRI

8

Peran

Pembimbing

Agama

Dalam

Meningkatka

n

a. Apa upaya anda

dalam

meningkatkan

penerimaan diri

pada warga binaan

pemasyarakatan?

Wawanca

ra

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

157

Page 176: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Penerimaan

Drir

b. Seberapa

berhasilkah upaya

anda dalam

meningkatkan

penerimaan diri

pada warga binaan

pemasyarakatan?

c. Perubahan apa

yang anda lihat

dalam peningkatan

penerimaan diri

warga binaan

pemasyarakatan

setelah anda

melakukan upaya

tersebut?

d. Apa langkah

selanjutnya yang

akan anda lakukan

untuk lebih

meningkatkan

penerimaan diri

pada warga binaan

pemasyarakatan?

Kelas IIA

Tangerang

HARAPAN PEMBIMBING AGAMA

9

Harapan

untuk warga

binaan

pemasyaraka

tan

Apa harapan anda untuk

warga binaan

pemasyarakatan Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA

Tangerang?

Wawanca

ra

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

Kelas IIA

Tangerang

10

Harapan

untuk

Lembaga

pemasyaraka

tan

Apa harapan anda untuk

Lembaga Pemasyarakatan

Perempuan Kelas IIA

Tangerang? Wawanca

ra

Pembimbing

Agama

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Perempuan

Kelas IIA

Tangerang

Lampiran 5 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian (Pembimbing

Agama)

158

Page 177: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

TENTANG PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM

MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI PADA WARGA

BINAAN PEMASYARAKATAN (WBP) DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA

TANGERANG

WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (WBP)

N

O DATA SUB DATA TEKNIK SUMBER DATA

UMUM

1 Data Pribadi

Informan

Profil data Warga

Binaan

Pemasyarakatan

(WBP)

a. Nama

b. Asal

c. Usia

d. Jenis

Kelamin

e. Riwayat

Pendidika

n

f. Kasus

g. Masa

Pidana

h. Motto

hidup

Wawancar

a &

Observasi

Warga

Binaan

Pemasyarak

atan (WBP)

LAPAS

Perempuan

Kelas IIA

Tangerang.

2

Gambaran

Umum

Lokasi

Penelitian

Profil LAPAS

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

d. Letak

geografis

e. Visi dan

Observasi

& Studi

Kepustaka

an

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

159

Page 178: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Misi

f. Program

Kegiatan

PROSES TERBENTUKNYA PENERIMAAN DIRI (MENURUT

SUPRATIKNYA)

3 Pembukaan

Diri

a. Sudah

berapa lama

anda tinggal

di lapas ini?

b. Apa yang

anda

rasakan

pertama kali

tinggal di

lapas ini?

c. Selama satu

bulan

pertama

anda tinggal

disini,

apakah anda

susah untuk

beraktivitas

?

d. Minggu,

bulan, atau

tahun ke

berapa anda

mulai

terbiasa

untuk

beraktivitas

?

e. Ketika anda

mendapatka

n masalah,

kepada

siapa anda

menceritaka

n dan

meminta

bantuan

untuk

menyelesaik

an masalah

tersebut?

f. Apakah

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

160

Page 179: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

anda

bersedia

untuk

menceritaka

n masalah

yang pernah

anda alami

di lapas ini?

g. Masalah

apa yang

pernah anda

alami di

lapas ini?

h. Apa yang

anda

rasakan saat

ini setelah

sekian lama

tinggal di

lapas ini?

4 Kesehatan

Psikologis

a. Apakah

anda senang

membantu

orang lain?

b. Seberapa

sering anda

membantu

orang lain?

c. Apakah

anda merasa

bahwa

hidup anda

berguna

bagi orang

lain?

d. Hal apa

yang

membuat

anda merasa

demikian?

e. Apakah

anda merasa

bahwa

hidup anda

tidak

berguna

bagi orang

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

161

Page 180: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

lain?

f. Hal apa

yang

membuat

anda merasa

demikian?

g. Menurut

anda,

bagaimana

keadaan

anda saat

ini?

h. Apakah

anda

menyukai

diri anda

sendiri?

i. Hal apa

yang anda

sukai

didalam diri

anda?

j. Apakah

anda

bangga

dengan hal

tersebut?

k. Apakah

anda merasa

mampu

menyelesaik

an masalah

sendiri

tanpa

bantuan

orang lain?

l. Seberapa

sering anda

bisa

menyelesaik

an masalah

sendiri

tanpa

bantuan

orang lain?

m. Apakah

anda pernah

mendapatka

162

Page 181: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

n bantuan

dari

pembimbin

g agama?

n. Apakah

pembimbin

g agama

menjadi

solusi anda

untuk

dimintai

pertolongan

ketika anda

mempunyai

masalah?

5

Menerima

Diri Sendiri

dan Orang

Lain

a. Apakah

anda

merasa

bahwa anda

berbeda

dengan

masyarakat

pada

umumnya?

b. Mengapa

anda merasa

bahwa anda

berbeda

dengan

masyarakat

pada

umumnya?

c. Apakah

anda

memaklumi

hal

tersebut?

d. Dengan

perbedaan

yang anda

rasakan,

apakah anda

tidak

menyukai

atau bahkan

benci

terhadap

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

163

Page 182: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

diri anda

sendiri?

e. Apakah

anda senang

bersosialisa

si dengan

orang lain?

f. Bagaimana

perasaan

anda ketika

ada

seseorang

yang

mengajak

anda

berkenalan?

g. apakah anda

termasuk

orang-orang

yang mau

berteman

dengan

siapa saja?

h. Bagaimana

sikap anda

ketika ada

sesorang

yang

mendekati

anda dan

ingin

menjadi

bagian dari

keluarga

anda?

(misalnya

ingin

menjadi

teman dekat

anda atau

sahabat

anda)

ASPEK-ASPEK PENERIMAAN DIRI (MENURUT JERSILD)

6 Persepsi

mengenai

diri dan

a. Apakah

anda

termasuk

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

164

Page 183: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

sikap

terhadap

penampilan

diri

orang-orang

yang

menjaga

dan

memperhati

kan

penampilan

?

b. biasanya,

apa yang

sering anda

perhatikan

dalam

berpenampil

an?

(misalnya

make up,

rambut,

pakaian,

atau lain

sebagainya)

c. Apakah

anda sering

mengikuti

penampilan

orang lain?

d. Apakah

penilaian

orang lain

terhadap

penampilan

anda

membuat

anda

percaya diri

atau

sebaliknya?

e. Bagaimana

sikap anda

ketika orang

lain

mengoment

ari

penampilan

anda?

f. Apakah

anda merasa

penampilan

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

165

Page 184: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

anda lebih

baik dari

penampilan

orang lain?

7

Sikap

terhadap

Kelemahan

dan

Kelebihan

diri sendiri

a. Apakah

anda

merasa

bahwa diri

anda

memiliki

kekurangan

dan

kelebihan?

b. Bisa anda

sebutkan

apa saja

kekurangan

yang ada

didalam

diri anda?

c. Apakah

anda benar-

benar

menyadari

akan

kekurangan

yang anda

miliki?

d. Bagaimana

cara anda

menyikapi

kekurangan

tersebut?

e. Apakah

anda mau

menerima

kekurangan

yang anda

miliki serta

siap untuk

memperbai

kinya?

f. Apa upaya

yang anda

lakukan

untuk

memperbai

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

166

Page 185: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

ki

kekurangan

tersebut?

g. Dengan

kekurangan

-

kekurangan

yang anda

miliki,

apakah

anda

merasa

bahwa diri

anda tidak

berguna

untuk orang

lain?

h. Apa saja

kelebihan

yang anda

miliki?

i. Apakah

anda yakin

dengan

kelebihan

yang anda

miliki?

j. Bagaimana

cara anda

untuk

meningkatk

an

kelebihan

yang anda

miliki?

k. Apa yang

anda

harapkan

dari

kelebihan-

kelebihan

yang anda

miliki?

8

Perasaan

rendah diri

sebagai

gejala

a. Bagaimana

perasaan

anda ketika

menyandan

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

167

Page 186: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

penolakan

diri

g status

narapidana

atau warga

binaan

pemasyarak

atan?

b. Dengan

status

narapidana,

apakah anda

merasa

bahwa diri

anda tidak

berharga

lagi baik

untuk diri

anda

sendiri,

keluarga,

maupun

orang lain?

c. Apakah

anda merasa

rendah diri

dengan

status anda

saat ini?

d. Apa

kekhawatira

n anda

ketika nanti

anda keluar

dari lapas

ini dan

kembali

kepada

masyarakat?

e. Apakah

anda pernah

mendapatka

n

pencerahan

dari

pembimbin

g agama

mengenai

hal ini?

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

168

Page 187: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

9

Respon atas

Penolakan

dan Kritikan

a. Apakah

anda senang

menerima

kritikan dari

orang lain?

b. Bagaimana

sikap anda

ketika

menerima

kritikan dari

orang lain?

c. Jika ada

seseorang

yang

mengkritik

kejelekan

atau

kekurangan

anda,

apakah anda

akan

memikirkan

nya atau

lebih

memilih

bersikap

tidak peduli

dengan

kritikan

tersebut?

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

10

Keseimbang

an antara

“real seld”

dan “ideal

self”

a. Apa yang

menjadi

harapan

terbesar

anda saat

ini?

b. Apakah

anda yakin

bisa

mewujudka

n apa yang

menjadi

harapan

anda saat

ini?

c. Apa upaya

yang anda

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

169

Page 188: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

lakukan

untuk

mencapai

harapan

tersebut?

d. Apa yang

akan anda

lakukan

ketika usaha

anda tidak

membuahka

n hasil yang

baik atau

tidak

mencapai

suatu tujuan

yang sangat

anda

harapkan?

11

Penerimaan

diri dan

Penerimaan

orang lain

a. Pernahkah

anda merasa

benci

terhadap

diri anda

sendiri?

b. Hal apa

yang

membuat

anda merasa

benci

dengan diri

sendiri?

c. Apakah

anda

memaklumi

bahwa yang

anda alami

selama ini

merupakan

musibah?

d. Bagaimana

cara anda

menerima

keadaan diri

anda selama

ini?

e. Apakah

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

170

Page 189: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

anda aktif

mengikuti

bimbingan

agama?

f. Apa yang

anda

rasakan

setelah

mengikuti

bimbingan

agama?

g. Apakah

anda lebih

menerima

keadaan diri

anda setelah

mengikuti

bimbingan

agama?

12

Penerimaan

diri,

menuruti

kehendak,

menonjolkan

diri

a. Apakah

anda aktif

mengikuti

kegiatan

yang ada di

lapas ini?

b. Apakah

anda merasa

bahwa anda

lebih aktif

mengikuti

kegiatan

dari pada

warga

binaan

pemasyarak

atan lain?

c. Kegiatan

apa yang

paling anda

sukai di

lapas ini?

d. Apa alasan

anda

menyukai

kegiatan

tersebut?

e. Apa

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

171

Page 190: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pengalaman

yang anda

dapatkan

selama anda

mengikkuti

kegiatan

tersebut?

f. Apakah

anda senang

menunjukan

kemampuan

anda kepada

orang lain?

13

Penerimaan

diri,

spontanitas,

menikmati

hidup

a. Bagaimana

cara anda

menikmati

hidup anda

di lapas ini?

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

14

Kejujuran

Dalam

Menerima

Diri

a. Bagaimana

pendapat

anda

mengenai

diri anda

sendiri

sebagai

narapidana?

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

15

Sikap yang

baik terhadap

penerimaan

diri

a. Bagaimana

cara anda

menyikapi

diri anda

sendiri

sebagai

narapidana?

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

HARAPAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

21

Harapan

untuk diri

sendiri

Apa harapan anda

untuk kehidupan

anda kedepannya?

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

172

Page 191: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

22

Harapan

untuk

pembimbing

agama

Apa harapan anda

untuk pembimbing

agama yang

membimbing anda

selama ini?

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

23

Harapan

untuk

Lembaga

Pemasyaraka

tan

Apa harapan anda

untuk Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang?

Wawancar

a

Warga Binaan

Pemasyarakatan

Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang

Transkip Hasil Wawancara

Subjek 1

Pelaksanaan Hari/Tanggal: Senin, 8 Maret, 2020

Waktu: 09.15

Tempat: LAPAS Perempuan Kelas

IIA Tangerang

Durasi: 35menit

Identitas Informan Nama: Ratu Suharyati Sukmara

Alamat: Jl. Palem Kuning No 120,

Rt 01 Rw 19 Perumahan Palem

Sari, Kelurahan Bencongan

Kecamatan Kelapa dua Kabupaten

Tangerang

Alat yang digunakan -List pertanyaan wawancara

-Perekam suara dan kamera

-Bolpoin dan buku catatan

NO PERTANYAAN JAWABAN TEORI

173

Page 192: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

1

Metode apa yang

anda gunakan

dalam

melaksanakan

bimbingan agama

di Lembaga

Pemasyarakatan

Perempuan Kelas

IIA Tangerang?

Metode kelompok,

jadi setiap kali

bimbingan itu

bunda memakai

metode kelompok,

semua kumpul di

masjid, lalu kita

bombing. Selain

metode kelompok

ada juga metode

individu. Cuman

nggak semua anak-

anak bunda

bombing secara

individu, karena kan

kebanyakan, jadi itu

bunda suka deketin

anak-anak beberapa

aja, paling anak-

anak yang lain suka

dibimbing sama

ustadzah yang lain

Metode dalam

melaksanakan

bimbingan

agama, menurut

Ainur Rahim

Faqih)

2

Menurut anda,

metode apa yang

paling efektif

dalam

melaksanakan

bimbingan

agama?

menurut bunda

keduanya penting,

kalau kelompok kan

umu, walaupun

materi yang

disampaikan sudah

disesuaikan tapi kan

kita gak tahu

permasalahan tiap-

tiap orang. Kalau

bimbingan pribadi

itu, bimbingan

individu kan lebih

terbuka, jadi bunda

Metode dalam

melaksanakan

bimbingan

agama, menurut

Ainur Rahim

Faqih.

174

Page 193: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

bisa tahu keadaan

anak-anak, bunda

juga bisa ngadain

bimbingan lanjutan

karena tidak cukup

kalau bimbingan

kelompok aja

3

Apakah

bimbingan yang

dilakukan selama

ini dapat

membantu warga

binaan

pemasyarakatan

dalam mencegah

munculnya

masalah pada diri

warga binaan

pemasyarakatan?

Bisa iya bisa tidak

karena kan kita gak

tahu yaah di

belakang bunda,

yang keliatan jadi

lebih baik yaa ada

tapi kita gak bisa

bilang 100%.

Bahkan mugkin ada

yang merasa

tersinggung dia gak

datang-datang lagi

yaa kan, kan

tersinggung itu ada

dua macam: ada

tersinggung yang

mau memperbaiki

ada tersinggung

yang mundur. Jadi

yaa itu yang mundur

tuh kita gatau

kenapa, bisa jadi

saya salah

menyampaikan, gak

tepat

menyampaikan

yaaah, pada

akhirnya dia gak

mau ngaji lagi. Tapi

Fungsi

bimbingan

agama untuk

pencegahan atau

preventif,

menurut Ainur

Rahim Faqih.

175

Page 194: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

lebih banyak yang

berhasil. Tapi

kitanya harus lebih

aktif menanyakan

kalau dia gak ada,

jadi dia merasa

diperhatikan, itu

juga penting.

4

Apa upaya anda

dalam mencegah

timbulnya

masalah pada diri

warga binaan

pemasyarakatan?

Upaya yang saya

lakukan untuk

mecegah munculnya

masalah pada

mereka sih lebih

kepada menjaga

ketaatan

beribadahnya dulu,

nah kalau memang

mereka sudah taat

beribadah, insya

Allah sebesar

apapun masalahnya

yang mereka dapat,

mereka bakal tetap

menerima dengan

ikhlas. Karna kan

permasalahan ini

lebih ke penerimaan

diri jadi sebisa

mungkin saya

berusaha untuk..

untuk menjaga

mereka supaya

nantinya mereka

bias menerima

keadaan apapun

yang mereka

Fungsi

bimbingan

agama untuk

pencegahan atau

preventif,

menurut Ainur

Rahim Faqih.

176

Page 195: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

hadapi.

5

Apakah

bimbingan agama

yang anda

lakukan selama

ini sudah sesuai

dengan kebutuhan

warga binaan

pemasyarakatan

dalam

menghadapi

kehidupan yang

mereka alami?

Judul bunda tuh

selalu kembali ke

Al-Quran, cinta Al-

Quran. Jadi dalam

kajian kita

mengupasnyakan

dari Al-Quran dan

bukan kebetulan ,

surat-surat yang

dibahas itu

bertepatan dengan

kebutuhan yang

sedang terjadi. Itu

gak ada yang

kebetulan

sebenarnya Allah

sudah atur surat itu

pas bener secara

umum maupun juga

khusus. Itu bukan

bukan kita yang atur

kan ternyata pada

saat ini kan udah

semakin sedikit nih

yang ngaji kenapa

ketemunya surat-

surat yang dibahas

loh ko itu, jadi

kembali lagi kepada

diri kita sendiri, itu

intinya atas izin

Allah. Bunda

menyampaikan

semua kembali lagi

pada Al-Quran.

Fungsi

bimbingan

agama sebagai

kuratif/korektif,

menurut Ainur

Rahim Faqih.

177

Page 196: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

6

Apakah

bimbingan agama

yang dilakukan

selama ini

berpengaruh bagi

warga binaan

pemasyarakatan

dalam

memecahkan

permasalahan

yang sedang

dialaminya?

Tidak 100% tapi ya

tadi kembali lagi ke

manusianya, yaa

sebagian si sudah

Alhamdulillah.

Seperti yang sudah

bebas itu

beruubaaahh

berubah total yaa

saya lihat saya

pantau di luar itu

sekarang sudah jadi

yaa eeee insan yang

mulia misalnya buat

saya ya. Karena dia

lebih baik lagi

apalagi kan ada

yang menjadi

sekarang jadi aktif

lagi di partai yaah

adalagi kan ada

adaa. Dia dia gak

menyesal si,

awalnya tadi karena

dengan pendekatan

setelah katanya

sudah kenal bunda

Ratu, Alhamdulillah

disini aku kenal

bunda ratu.

Fungsi

bimbingan

agama sebagai

kuratif/korektif,

menurut Ainur

Rahim Faqih.

7

Perubahan apa

saja yang anda

lihat dari warga

binaan

pemasyarakatan

setelah

Alhamdulillah

seperti yang sudah

bebas itu berubah

total yaa saya lihat

saya pantau di luar

itu sekarang sudah

Fungsi

bimbingan

agama sebagai

Preservatif,

menurut Ainur

Rahim Faqih.

178

Page 197: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

mendapatkan

bimbingan?

jadi yaa eeee insan

yang mulia

misalnya buat saya

ya. Karena dia lebih

baik lagi apalagi

kan ada yang

menjadi sekarang

jadi aktif lagi di

partai. Dia dia gak

menyesal si,

awalnya tadi karena

dengan pendekatan

setelah katanya

sudah kenal bunda

Ratu, Alhamdulillah

disini aku kenal

bunda Ratu

8

Bagaimana

langkah yang

anda lakukan

dalam

membimbing

warga binaan

pemasyarakatan

untuk merubah

keadaan warga

binaan

pemasyarakatan

dari keadaan tidak

baik menjadi

baik?

saya itu kalau

ceramah selalu

ingatkan mereka

mengingatkan

mereka terhadap

kewajiban mereka,

sholatnya, ngajinya,

terus dimotivasi

juga supaya mereka

semangat dalam

beribadah, diakhir

saya kasih tips dan

trik supaya mereka

bias dapat

ketenangan hidup

Fungsi

bimbingan

agama sebagai

Preservatif,

menurut Ainur

Rahim Faqih.

9

Apa upaya yang

anda lakukan

untuk

mempertahankan

Itu yaaa kita

memang gak bisa

dengan mudahkan

hati orang yaah,

Fungsi

bimbingan

agama sebagai

Development,

179

Page 198: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

serta

mengembangkan

situasi dan

kondisi yang baik

pada diri warga

binaan

pemasyarakatan?

Iman-iman

seseorang kan naik

turun. Kita hanya

memaintainnya

(mempertahankan)

secara umum

dengan adanya

kajian-kajian gitu

kan, terutama kita

mengupasnya kan

dari Al-Quran. Jadi

maintainnya dengan

eee kita dengan

bimbingan Al-

Quran juga.

menurut Ainur

Rahim Faqih.

10

Bagaimana

langkah-langkah

yang anda

lakukan untuk

mempertahankan

dan

mengembangkan

situasi dan

kondisi baik pada

diri warga binaan

pemasyarakatan?

Kita kadang-kadang

mendatangkan dari

luar untuk yang

selingan motivator-

motivator kita dari

luar, bunda hanya

“Ya Allah ajarkan

saya apa yang tepat

untuk mereka” nah

minta sama Allah

mereka lebih butuh

ini dan bunda tidak

pernah menjanjikan

apa-apa kepada

mereka. Yuk kita

sama-sama belajar

kan gitu, sama-sama

dalam meraih

cintanya Allah. Kita

Fungsi

bimbingan

agama sebagai

Development,

menurut Ainur

Rahim Faqih.

180

Page 199: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

dia sama.

11

Apakah ad acara

lain untuk

mempertahankan

dan

mengembangkan

keadaan warga

binaan

pemasyarakatan?

Nah bunda punya

cara yaa tadi dengan

adanya training, nah

kan kita terbatas

kemampuan kita,

training kan lebih

luas itu lebih

menggempur hati

mereka langsung.

Dengan

mengadakan

training disini

sering kita ngadain

disini . dulu bunda

tahun 2018 bunda

dapat sponsor dari

wardah 50 juta baru

bisa ngadain

training bukan buat

bunda bukan buat

trainer tapi buat

mereka disini,

karena selama 2 hari

training makan

segala macam kita

yang bantu supaya

mereka gak keluar

masuk dari aula

kalau udah keluar

susah masuk lagi

Fungsi

bimbingan

agama sebagai

Development,

menurut Ainur

Rahim Faqih.

12 Apa upaya anda

dalam

Anak-anak itu,

walaupun sudah

Teori Hurlock,

tentang

181

Page 200: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

meningkatkan

penerimaan diri

warga binaan

pemasyarakatan?

lama tinggal disini

tapi masih sering

merasa tidak betah,

apa lagi kalau yang

baru masuk.

Namanya hidup di

penjara kan mas,

yang namanya

sedih, tidak terima

dengan keadaan,

merasa hidupnya

tidak berarti lagi itu

pasti. Nah selain

petugas lapas, wali

WBP, Bunda juga

sebagai

pembimbing agama

disini harus

mengatasi itu

semua. Memberi

nasehat yang baik,

memberi motivasi,

supaya nantinya

mereka itu bisa

lapang dada bisa

menerima keadaan

mereka sebagai

napi.

penerimaan diri

13

Perubahan apa

yang anda lihat

dalam

peningkatan

penerimaan diri

warga binaan

pemasyarakatan

setelah mengikuti

Alhamdulillah

setelah kita

bimbing, setelah

kita kasih motivasi,

mereka mau untuk

melaksanakan

kewajibannya.

Mereka jadi rajin

Teori Hurlock,

tentang

penerimaan diri

182

Page 201: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

bimbingan

agama?

sholat, baca Al-

Qur’an, banyak juga

yang bangun malam

sholat malam,

katanya

Alhamdulillah bun

sekarang jarang

banget ngerasa

galau, gak karuan,

enak pokoknya hati

tenang, kalau lagi

ada masalah juga

enak saya pasrahin

sama Allah saya

do’a aja sama Allah,

suka ada aja jalan

keluarnya. Saya

denger itu senang

sekali alhamdulillah

anak-anak ada

perkembangan.

Lampiran 6 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian (Warga Binaan

Pemasyarakatan)

183

Page 202: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Transkip Hasil Wawancara

Subjek 2

Pelaksanaan Hari/Tanggal: Senin, 8 Maret, 2020

Waktu: 09.15

Tempat: LAPAS Perempuan Kelas

IIA Tangerang

Durasi: 35menit

Identitas Informan Nama: Nuraini

Alamat: Desa Pondok Pasir Jaya,

Kecamatan Jatiuwung, Kota

Tangerang

Alat yang digunakan -List pertanyaan wawancara

-Perekam suara dan kamera

-Bolpoin dan buku catatan

N

O

PERTANYAA

N JAWABAN TEORI

1

Metode apa

yang anda

gunakan dalam

melaksanakan

bimbingan

agama di

Lembaga

Pemasyarakata

n Perempuan

Kelas IIA

Tangerang?

Masing-masing

metodenya berbeda-beda,

karakternya beda

otomatis yang

disampaikan di tempat

yang a, yang ini disini

gak bisa seperti ini.

Materi yang disampaikan

juga gak bisa sama.

Cerita, alur jalan

ceritanya juga harus

berbeda disini, karena

supaya pas apa yang dia

mau, kalau kita mau, dia

Metode dalam

melaksanakan

bimbingan

agama,

menurut

Ainur Rahim

Faqih)

184

Page 203: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

betah mendengarkan kita.

Bimbingan individu ada,

awalnya sih dari inisiatif

kita aja, lama-lama

setelah kita merasakan

manfaatnya, dibikinlah

programnya, jadi lebih

terprogram yaa kalo gitu

2

Menurut anda,

metode apa

yang paling

efektif dalam

melaksanakan

bimbingan

agama?

Keduanya sih sama saja,

itu dua hal yang ga bagus

kalau seandainya

dipisahkan, karena

bimbingan kelompok

saja tidak cukup untuk

membimbing anak-anak

sampai mencapai tujuan

yang maksimal

Metode dalam

melaksanakan

bimbingan

agama,

menurut

Ainur Rahim

Faqih.

3

Apakah

bimbingan

yang dilakukan

selama ini

dapat

membantu

warga binaan

pemasyarakata

n dalam

mencegah

munculnya

masalah pada

diri warga

binaan

pemasyarakata

n?

Setidak-tidaknya dari

100 orang insya Allah

walaupun sebagian lebih

banyak membantu. Yaah

sekarang gini yaah kita

kan ga cukup sekali yah

kita ga kaya makan cabe

sekali makan keletus

pedes langsung keliatan

tapi pengaruhnya belum

tentu selalu keliatan.

Makanya kata orang

kenapa kalau bu ustadzah

Nuraeni ngaji yang

dating banyak yang lain

sedikit, saya juga kan

mereka terserah mereka

ga ada paksaan pokoknya

setiap dating semua

Fungsi

bimbingan

agama untuk

pencegahan

atau preventif,

menurut

Ainur Rahim

Faqih.

185

Page 204: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

umumin ada panggilan

ustadzah datang, tinggal

hatinya dia makanya

suka bilang begini “eh

dateng tausiyah tausiyah

eh malah tak usah tak

usah becanda doing tapi

ada memang ada yang

kaya gitu ga suka kan ga

semua orang suka. Disini

Islam tuh ratusan kalau

ga salah yang ngaji

paling Cuma 100 an

lebih lah begitu.

4

Apa upaya

anda dalam

mencegah

timbulnya

masalah pada

diri warga

binaan

pemasyarakata

n?

Tidak bisa dikira-kira

kan seberapanya, tapi

keliatan semangat

mereka eee pelajaran nya

eee lebih baik suatu

contoh: pertama saya

datang kesini sampai hari

ini kalau dulu mereka

saya baru dateng baru

dateng satu temennya

lagi baca

“bismillahirrohmanirrohi

m” temennya gentian

bilang “pinjem dong”

tunjukan “tar” pinjem

“tar” nafsu emosi bisa

jadi berantem. Kalau

sekarang nggak, saya

bagikan buku yang satu

ga punya buku dia bilang

“pakai ajah bunda aku

udah hafal ko” keliatan

Fungsi

bimbingan

agama untuk

pencegahan

atau preventif,

menurut

Ainur Rahim

Faqih.

186

Page 205: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

banget perubahan

mereka, akhlak mereka

yang lebih baik daripada

hari yang kemarin. Itu

bagi saya sangat

berbahagia sebagai guru

berarti kena ilmu yang

disampaikan.

5

Apakah

bimbingan

agama yang

anda lakukan

selama ini

sudah sesuai

dengan

kebutuhan

warga binaan

pemasyarakata

n dalam

menghadapi

kehidupan

yang mereka

alami?

Saya guru gado-gado.

Ada Qur’an, ada tajwid,

ada sholawat, ada

ceramah, jadi sebelum

mulai, saya berusaha

untuk baca Qur’an dulu

yuk bareng-bareng,

sebelumnya baca

sholawat dulu,

memanggil ada orang

yang sedang cinta dengan

sholawat. Jadi sholawat

dulu manggilnya kalua

sudah kumpul, asmaul

husna meraih cinta Allah.

Udah asmaul husna baru

materi. Nah disitu baru

saya menarik perhatian

mereka supaya mereka

tertarik kemudian kalua

mereka sudah tertarik

baru saya bisa masuk ke

kehidupan mereka, jakau

kita dekat dengan

mereka, kita gampang

bimbingnya kita tahu

permasalahannya, kita

bisa bantu menelesaikan

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

kuratif/korekti

f, menurut

Ainur Rahim

Faqih.

187

Page 206: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

permasalahannya

6

Apakah

bimbingan

agama yang

dilakukan

selama ini

berpengaruh

bagi warga

binaan

pemasyarakata

n dalam

memecahkan

permasalahan

yang sedang

dialaminya?

Pasti, karna saya lihat,

saya perhatikan, anak-

anak itu jadi lebih sabar,

bisa berpikir positif,

insya Allah mereka bisa

menghadapi masalahnya

dengan bekal-bekal yang

sudah diberikan oleh

ustadzah-ustadzah disini.

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

kuratif/korekti

f, menurut

Ainur Rahim

Faqih.

7

Perubahan apa

saja yang anda

lihat dari warga

binaan

pemasyarakata

n setelah

mendapatkan

bimbingan?

Salah satunya itu yang

tadinya gak bisa baca Al-

Quran jadi bisa baca Al-

Quran, terus yang kedua

tadinya gak bisa baca doa

jadi pinter baca doa,

tadinya gak pinter

sholawat jadi pinter

sholawat, yang tadinya

gak hafal Asmaul Husna

jadi hafal kalian juga

belum tentu hafal. Saya

bilang disini nih kalau

sudah serius serius bener.

Perilaku yang lebih jelas

sopan sudah keliatan,

menghargai orang sudah

ada. Kalau dulu kan cuek

bebek masa bodo lu lu

gue gue tapi yang

sekarang mah terlihat

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

Preservatif,

menurut

Ainur Rahim

Faqih.

188

Page 207: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

kan. Jadi perubahan

akhlak, akhlak yang jelas

sangat ketara

perubahannya.

8

Bagaimana

langkah yang

anda lakukan

dalam

membimbing

warga binaan

pemasyarakata

n untuk

merubah

keadaan warga

binaan

pemasyarakata

n dari keadaan

tidak baik

menjadi baik?

Yaa saya selalu masukin

hadits dan ayat dulu,

bahwa Rosul tuh begini

gitu dulu loh Rosul tuh

begini, jadi kita itu

dasarnya harus punya 3

M (menerima, meminta,

merayu). Baru kita kalau

udah ada itu semua kita

bisa, tadi menerima

menerima segala

ketentuan Allah apapun

kejadiannya. “padahal

aku gak salah loh bun

disini gitu yah, tapi aku

ko tau-taunya malah dia

bebas aku yang ada

disini” kan ada ayatnya

masuk di ayat bahwa

syaithan itu berjanji aku

Cuma angan-angan ko,

Cuma jadi bohong ko

aku, ma kanya kalau kita

ikutin syaithan ya dulu

dulu kita pernah kenal

Allah kita kan kadang-

kadang saya bilang

aturan kita sadar bahwa

kita hidup ini menurut

apa yang Allah inginkan

bukan apa yang aku

inginkan. “ iya bunda aku

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

Preservatif,

menurut

Ainur Rahim

Faqih.

189

Page 208: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

pernah gak kenal Allah,

sering jalan-jalan

kemana-mana tapi ga

pernah yang namanya ke

tanah suci kepengen pun

ga ada, sekarang aku

Alhamdulillah kenal

bunda kenal disini ada

manfaatnya”. Jadi

Alhamdulillah gara-gara

kamu disini bisa baca Al-

Quran, bisa mengenal

Allah tadinya kamu

cuman bicara tentang

Allah tapi kamu tidak

pernah berbicara dengan

Allah. Selama ini baru

dia menyadari syaithan

itu berjanji gitu, kata bos

nya dulu niih kan

narkoba banyak, kata

bosnya tenang jalan

kalau ada apa-apa aku

yang tanggung jawab tapi

sampai disini ga

nanggung ga jawab kamu

ditinggalkan bosmu itu.

9

Apa upaya

yang anda

lakukan untuk

mempertahank

an serta

mengembangk

an situasi dan

kondisi yang

baik pada diri

Dari sekarang pun saya

sudah bekali ketika kamu

nanti pulang dari sini

kamu harus belajar ini ini

ini. Ini yang menjadikan

sinar di luar itu ilmu,

karena ilmu itu adalah

cahaya. Ketika kamu

kemarin tidak diterima

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

Development,

menurut

Ainur Rahim

Faqih.

190

Page 209: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

warga binaan

pemasyarakata

n?

oleh orang begitu kamu

pulang dengan ilmu yang

banyak kamu di majlis,

kamu sholawat orang lain

mendengar, masya Allah

suara siapa itu bagus”

keren keluar dari

pesantren hehe. Jadi

mereka sudah saya bekali

doa ini doa ini. Kamu

harus menerima

ketentuan Allah pasti

Allah punya ketentuan

yang dicintai itu yang

terbaik, maka apapun

keputusan itu harus kamu

bisa terimanya dengan

baik. Suatu contoh aku

pinginnya besok udah

pulang tapi taunya

keputusan bulan depan,

taunya bulan depan

ditunda lagi karna ada

masalah harus bisa

menerimanya sebab

Allah belum percaya

dengan kamu, kalau

kamu keluar belum siap,

kalau kamu keluar nanti

kamu masuk lagi kesini.

Ada yang masuk kesini

dua kali. Makanya kan

saya bilang Allah tau

kamu belum siap saying

terus dia bilang “aku

bisa, pokoknya aku bisa,

pokoknya bisa ya Allah

191

Page 210: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

aku pengen keluar” kata

Allah belum, sebulan lagi

yaa sayang tapi kan kata

Allah sebulan cepat, tapi

bagi kita sehari kaya

setahun, sebulan 30 hari

berarti 30 tahun yaa

lama. Tapi ada aja yang

berontak, ada yang ga

menerima. Itu tadi

pilihan. Yang saya tau

disini ini karena banyak

orang-orang yang sudah

biasa dan mereka sudah

biasa menerima.

10

Bagaimana

langkah-

langkah yang

anda lakukan

untuk

mempertahank

an dan

mengembangk

an situasi dan

kondisi baik

pada diri warga

binaan

pemasyarakata

n?

Eee hanya harus ini ajah

sering harus sering ajah

si kalau sering insya

Allah harus terus di cas

biar gak lowbet, harus

continue terus antara

pengajar satu dengan

yang lain harusnya

berkesinambungan gitu

harusnya.

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

Development,

menurut

Ainur Rahim

Faqih.

11

Apakah ad

acara lain

untuk

mempertahank

an dan

mengembangk

an keadaan

Jadi mereka kadang-

kadang kalau mau ada

acara sidang mereka

ngomong dulu sama saya

“bunda besok saya mau

sidang” saya kan sering

kasih masukan ke mereka

Fungsi

bimbingan

agama

sebagai

Development,

menurut

Ainur Rahim

192

Page 211: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

warga binaan

pemasyarakata

n?

untuk menghadapi rasa

takut apalagi ini kan kita

lagi ada disini nah bunda

cari nih doanya Nabi

Musa As ketika

menghadapi Fir’aun gitu

loh udah dibekali duluan,

disamping itu baca doa

ini doa ini, saya sering

memberi mereka catat,

mereka cepat hafal disini

anaknya pinter-pinter

loh.

Faqih.

12

Apa upaya

anda dalam

meningkatkan

penerimaan

diri warga

binaan

pemasyarakata

n?

Harus punya bekal dari

mulai yang kecil dari

yang belum mampu

belajar dari sini untuk

bisa mereka bawa pulang

sepulangnya dari sini.

Tentu akhlak, ilmu yang

bisa dirasakan pada

masyarakat umumnya,

seperti makanya sebelum

ngaji sholawat dulu,

ngumpulin orang kan

dengan sholawat menarik

orang kalau kamu gak

bisa baca sholawat

mungkin dengan bacakan

Al-Quran biasa kita

tadarus gitu makanya

punya ilmu ini ilmu ini

ilmu ini insya Allah

kamu tidak ditinggalkan

oleh orang dan tidak

kamu disepelein oleh

Teori

Hurlock,

tentang

penerimaan

diri

193

Page 212: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

orang. Karena kamu

sudah punya kemampuan

lebih dari mereka-

mereka. Jadi yang

diperlu ditanamkan

mempunyai akhlak yang

baik dan dipersiapkan

ilmu agama. Disini udah

siap, jahit ada eee apa

fashion ada make up aah

udah disini banyak kalau

kamu yaa tadi semuanya

bête bête gak pinter apa-

apa. Tapi kalau kamu ini

bisa itu bisa, agama

kamu pinter akhlaknya

pinter di masyarakat

kamu kepake di

masyarakat umum, insya

Allah kejelekkan kamu

ketutup semua tapi kalau

kamu tidak punya bekal

kamu ditinggalin orang

memang saya bilang tadi

barusan diajarin lagi

doanya Rasullah ketika

di Thaif, walaupun kita

berusaha menjadi orang

yang baik tapi tidak

semudah itu, ada aja

yang memfitnah ada aja

yang nyakitin, ada aja

yang sirik sama kita tapi

kata nabi “Biarin ya

Allah aku rela aku ridho

aku dimarahi aku disakiti

aku difitnah aku

194

Page 213: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

dighibah, gapapa ya

Allah yang penting Allah

Nya gak marah sama aku

dan Allah tetap cinta

sama aku” daaah nanti

itu kalau udah berarti itu

udah bener-bener

ngeresap dalam hati kita

akan bicara EGP (emang

gue pikirin). Jadi saya

ingin menjadikan lebih

dewasa dan punya hati

yang lapang, jadi setiap

ada orang yang bicara

apa-apa dengarkan,

maafkan, lupakan.

13

Perubahan apa

yang anda lihat

dalam

peningkatan

penerimaan

diri warga

binaan

pemasyarakata

n setelah

mengikuti

bimbingan

agama?

Untuk penerimaan

dirinya sudah pasti, kan

akhlaknya yang baik itu

udah . tapi itu gak boleh

lemah harus di cas terus

kalau gak di cas lowbet.

Jadi gitu gak boleh

begitu Alhamdulillah kan

disini banyak jadwalnya.

Jadi perubahan akhlak

yang sangat ketara

banyak banyak yang

sudah berubah tadinya

yang belum ngerti jadi

ngerti jadi lebih baik

banyak, keliatan kasih

sayangnya mereka.

Teori

Hurlock,

tentang

penerimaan

diri

Lampiran 7 Transkip Hasil Wawancara (Pembimbing Agama)

195

Page 214: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

Transkip Hasil Wawancara

Subjek 3

Pelaksanaan Hari/Tanggal: Jumat, 5 Maret, 2020

Waktu: 09.15

Tempat: LAPAS Perempuan Kelas

IIA Tangerang

Durasi: 30menit

Identitas Informan Nama: Rani Savira

Alamat: Jl. Bandengan Utara 2 Rt

09 Rw 11 no 19, Kelurahan

Pekojan Kecamatan Tambora

Jakarta Utara

Alat yang digunakan -List pertanyaan wawancara

-Perekam suara dan kamera

-Bolpoin dan buku catatan

NO PERTANYAAN JAWABAN TEORI

1

Apa yang anda

rasakan pertama

kali tinggal di

lembaga

pemasyarakatan?

Yaaa Sedihlah sedih.

Trus gimana mau

gimana, tapi pas kesini-

kesini mah nerima

namanya juga udah

takdir mau gimana.

Awalnya kurang nerima

tapi kan kita kan

sebelum disini kita di

Polda dulu ya terus di

pondok bambu itu kita

apa si itu apa namanya

Pembukaan

diri, menurut

Supratiknya

196

Page 215: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

apaa nah beradaptasi

gitu kan, nah jadi kita

disini tuh udah lebih

nyaman gitu kan

ketimbang di pondok

bambu sama di Polda.

Tinggal jalanin doang

kan.

2

Apakah anda

merasa bahwa

anda memiliki

permasalahan

didalam diri

anda?

Ngga, engga gak ada

kalau masalah keluarga

iyah lah hmm pengen

pulang kangen cuma

mau gimana kita gak

bisa larut dalam

kesedihan kan jadi

yaudah jalanin aja.

Pembukaan

diri, menurut

Supratiknya

3

Ketika anda

mendapatkan

masalah, kepada

siapa anda

menceritakan

dan meminta

bantuan untuk

menyelesaikan

masalah

tersebut?

Curhat sama Allah, iyaa

karena kan kita yaa

namanya disini

narapidana ya beribu-

ribu akal kita gak pernah

tau kan kita cerita sama

dia belum tentu dia ada

respon jadi bener-bener

yang milih lah karena

kita masuk sini pun

karena temen kita kan.

Jadi buat berteman deket

sih udah Males, jadi

biasa aja kaya gini loh.

Pernah curhat sama

temen tapi yaa paling

seperlunya ajaa nggak

yang kaya kita curhat

sama Allah lah yaa

semua uneg-Uneg kita

Pembukaan

diri, menurut

Supratiknya

197

Page 216: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

keluarin kalau sama

temen biasa aja. Paling

kaya “eh kenapa lu

galau” haha iyaa, udah

gitu doang. Iman jangan

goyang paling gitu.

Dulu deket banget sama

temen yaa begitulah kita

udah percaya yaaa gitu

deh tapi tau-tau dia

makan kita kaya gini

sampai masuk kesini

jadi ada trauma

tersendiri

4

Masalah apa

yang sering anda

alami di lembaga

pemasyarakatan

ini?

Kalau saya mikirnya

gini hmm penjara yaa

kan apa yang bikin aku

sedih, susah eeeh galau

yaa aku tinggal in aja

aku cari kebahagiaan

yang bagaimana caranya

ya berusaha buat baik

baik ajaa gamau yang

karena ya udah di

penjara loh aku gamau

yang “ih gue sedih loh

ih gue galau” gak

gamau, jadi yaa yaudah

berusaha baik-baik dan

berusaha bahagia ajaa.

Tuhan kan masih kasih

kita nafas kan itu udah

kebahagiaan yang luar

biasa.

Pembukaan

diri, menurut

Supratiknya

5 Apa yang anda Susah seneng udah di Pembukaan

198

Page 217: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

rasakan saat ini

setelah sekian

lama tinggal di

lapas ini?

rasain dari paitnya

gimana udah di rasain

pernah ngerasain tuh

pengen makan enak itu

udah ngerasain dah jadi

pelajaran hidup banget

yaa disini gitu. Biasa aja

enggak pernah nyesel si

masuk penjara, awalnya

nyesel yaa karena kita

belum ikhlas, tapi kalau

kita udah ikhlas nge

jalanin nya yaudah fine-

fine ajaa. Banyak

pelajaran mungkin kalau

aku diluar belum tentu

bisa kaya gini kan ada

point nya lah.

diri, menurut

Supratiknya

6

Apakah anda

senang

membantu orang

lain?

Yaa tadi aku, kenapa

aku sering doa kepada

Tuhan yaa kasih aku

kesehatan karena aku

harus banyak bantu

orang gitu kan,karena

sebagian doa-doa

mereka lah yang bikin

aku. Aku juga bukan

dari orang ada, jadikan

disini juga banyak yang

gak ada kunjungan gak

ada yang besuk gak ada

yang kasih transfer dari

luar yaa gitu yaah yaitu

paling nge bantu

walaupun gak banyak

tapi seenggaknya kan

Kesehatan

psikologis,

menurut

Supratiknya

199

Page 218: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

dengan kita nge respect

dia aja itu udah ini loh

udah bantu banget loh

7

Apakah anda

merasa bahwa

hidup anda

berguna bagi

orang lain?

Ngerasa, walaupun gak

hmm belum sepenuhnya

yaa.

Kesehatan

psikologis,

menurut

Supratiknya

8

Apakah anda

merasa bahwa

hidup anda tidak

berguna bagi

orang lain?

Nah itu dia yang bikin

aku bikin aku galau

disini. Yaa maksudnya

gini kadang kan hmm

ini ceritanya gimana

yaa. Jujur-jujur aja si

yaa kaya gimana yaa

kadang kan ada goyang

nya juga lah yaa ngerasa

“ih gue dipenjara gak

bisa apa-apa sih

percuma gitu loh karna

bisa dibilang ini tuh

tanah Kramat yaa tanah

Kramat lu bang yaa,

kadang gimana ya

caranya ya biar bisa

berguna buat orang

banyak walaupun kita

gak bisa kasih materi

tapi kita bisa kasih dia

masukkan kah support

kah itu juga dah

termasuk salah satu

penyemangat juga lah

buat orang lain tapi

kalau misalkan kita udah

bilangin nih temen kita

Kesehatan

psikologis,

menurut

Supratiknya

200

Page 219: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

nih terus temen kita ga

denger itu kayanya aduh

ko gue ga berguna

banget gitu yaa terus

misalkan temen minta

tolong tapi pas lagi gak

ada, ko kaya ngerasa

gak berguna banget itu

tuh sering ngerasa

nyesel sendiri tapi dalam

hati suatu saat gue bakal

bantu lu suatu saat gue

bakalan ada buat lu gitu

jadi punya dendam

tersendiri buat

ngebahagiain orang gitu

kan.

9

Apakah anda

menyukai diri

anda sendiri:

Suka sih karena yang

aku jalanin yaa ini diri

aku inilah aku gitu

enggak gak pernah jadi

orang lain karena

kebanggaan buat diri

kita yaa ketika kita

menjadi diri kita sendiri.

Kesehatan

psikologis,

menurut

Supratiknya

10

Hal apa yang

anda sukai

didalam diri

anda:

Bisa nge bantu orang,

apalagi yaa hmm nyanyi

aku lebih suka nyanyi

dan maksudnya dengan

bernyanyi kayanya lebih

ngelepas gitu uneg-uneg

yang ada tuh yaah

kadang aku lagi galau

nih ya aku nyanyi ajaa

akh main gitar. Saya

bangga bisa nyanyi main

Kesehatan

psikologis,

menurut

Supratiknya

201

Page 220: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

gitar.

11

Apakah anda

mampu

menyelesaikan

masalah sendiri

tanpa bantuan

orang lain?

Itu lah yaa kenapa aku

mau berbagi sama orang

karena aku pikir belum

tentu masalah kita ini

bisa di selesain sendiri

yaa dengan kita bisa

membantu orang, orang

pasti tau dong feedback

nya gimana yaa kan gitu

dan aku si gak terlalu

mengandalkan cuman

yaa itu datang sendiri

walaupun aku baik sama

abang, aku ga berharap

abang bakalan baik lagi

ke saya entah tangan

Tuhan yang bakalan nge

bantu kan entah dari

siapa aku yakin yaa gitu

ajaah

Kesehatan

psikologis,

menurut

Supratiknya

12

Apakah anda

merasa berbeda

dengan

masyarakat pada

umumnya?

Ngerasa lah karena kita

kan disini gimana yaaa

bingung, buat balik

kerumah nih ini yang

lagi di pikirin gimana

yaa buat ngadepin

orang-orang baru sama

kaya kita pertama kali

masuk sini kan

berpikirnya iiih penjara

loh kaya gimana nih

orang-orangnya nih, ini

gue di gulung apa di

gebuk in ya ternyata

Menerima

siri sendiri

dan orang

lain, menurut

Supratiknya

202

Page 221: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

engga yakan.

13

Apakah anda

pernah merasa

benci dengan diri

sendiri?

Pernah. Dikala lagi

sedih-Sedihlah yaa

maksudnya lagi banyak

masalah ko gue gabisa

Handel yaa ko gue

bodoh banget sih gitu.

Apa yaa Yang kurang

dari diri gue. Aku cuma

butuh waktu sendiri buat

berfikir gimana yaa

gimana yaa gitu . Yaa

mau gimana juga yang

bisa nge Handel kan diri

kita sendiri bukan orang

lain.

Menerima

diri sendiri

dan orang

lain, menuru

Supratiknya

13

Apakah anda

senang

bersosialisasi

dengan orang

lain?

Seneng sih, cuma yaa

gitu aku paling kalau

ngobrol ya seperlunya.

Menerima

diri sendiri

dan orang

lain, menurut

Supratiknya

14

Bagaimana

perasaan anda

ketika ada

seseorang yang

mengajak anda

berkenalan?

Tergantung dia nya.

Kalau dia sopan aku

lebih sopan kalah dia

nya jutek aku lebih jutek

gitu. Kalau ada Yg mau

deket yaudah aku mah

selama baik-baik ajaa

yaudah karena kan

keluarga terdekat itu

disini gitu kan. Seneng

karena itu salah satu

silaturrahmi juga kan.

Menerima

diri sendiri

dan orang

lain, menurut

Supratiknya

15 Apakah anda

merasa bahwa

Kekurangannya Males,

kalau udah Males ya

Sikap

terhadap

203

Page 222: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

diri anda

memiliki

kekurangan dan

kelebihan?

Males . Kadang ada

yang nyuruh sholat lu,

yaa gimana ya lagi

Males ga akan aku

kerjain. Karena apa

yang aku jalanin itu

semua dari hati .

Kelebihannya di nyanyi

karena aku suka nyanyi

kelemahan

dan

kelebihan

diri sendiri,

menurut

Supratiknya

16

Apakah anda

benar-benar

menyadari akan

kekurangan yang

anda miliki?

Sadarlah sama

kekurangan, pengen lah

ngerubah nya namanya

kita disini aku emang

pengen jauh lebih baik

pengen jadi yang ga

perlu Yg bener-bener

banget deh seenggaknya

bisa punya bekal ajah

gitu ada perubahan

Sikap

terhadap

kelemahan

dan

kelebihan

diri sendiri,

menurut

Supratiknya

17

Bagaimana

perasaan anda

ketika

menyandang

status narapidana

atau warga

binaan

pemasyarakatan?

Kasus nya kan narkoba

ya kan ga ngerugiin

orang kalah menurut aku

yaa Karena kan kita juga

ada yang kriminal

mereka yang ngebunuh

orang, yang nipu orang,

aku ga pernah nyesel

gitu kan maksudnya yaa

gue narkoba juga buat

anak gue ko buat

keluarga gue, gue juga

selalu berdoa sama

Allah itu tadi walaupun

dibilang haram aku

minta di halalin aja deh

yaa kan karna niat baik

Perasaan

rendah diri

sebagai

penolakan

diri, menurut

Supratiknya

204

Page 223: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

kita yaa kan, sekarang

mana ada duit haram

bang saya tanya, nggak

ada ini versi gue. Kasus

gue ini kan ga ngerugiin

orang cuma musuhnya

masyarakat doang sama

presiden yaa kan . Nyari

duitkan buat

pertahankan hidup.

Sekarang kalau kita

kaya mewah yaa buat

apa gitu narkoba

18

Apa

kekhawatiran

anda setelah

keluar dari lapas

ini?

Hmm gak bisa kerja kan

yaa mau gamau kita

buka usaha ngumpulin

duit dari sini pulang

buka usaha tapi kemarin

juga ada konselor yaa

buat lapangan kerja gitu

jadi jangan ngerasa kita

ini narapidana terus kita

ga dapet kerja, orang

yang biasa ajah susah

cari kerja jadi ada

semangat tersendiri lah

gitu sih.

Perasaan

rendah diri

sebagai

penolakan

diri, menurut

Supratiknya

19

Apakah anda

senang

menerima

kritikan dari

orang lain?

Seneng, karena aku juga

suka ngekritik, kadang

orang juga suka curhat

“gimana ya ran” gue

bisa bilangin orang tapi

kadang buat diri sendiri

gimana yaaa itu yang

sekarang ini aku harus

pelajarin yaa karena

Respon atas

penolakan

kritikan

orang lain,

menurut

Supratiknya

205

Page 224: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

berbicara itu ga

gampang kaya kita

ngelakuin.

Alhamdulillah nya

banyak ya sebagian

orang “nih ran gue harus

gimana ya” buat cerita

sama aku minta solusi

sama aku gitu .

20

Apa yang

menjadi harapan

terbesar anda

saat ini?

Bisa jauh lebih baik,

bisa nyenengin keluarga,

anak, yaa kan karena

kan aku dah ga ada

suami kan yaah. Jadi

kan aku ngurus anak

sendiri yaa. Jdi

bagaimana caranya lah

yaa biar bisa jadi ibu

bapak sekaligus buat

anak-anak.

Keseimbang

an antara

“real seld”

dan “ideal

self”.

Menurut,

Supratiknya

Lampiran 8 Transkip Hasil Wawancara (Warga Binaan

Pemasyarakatan)

206

Page 225: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

DOKUMENTASI

Foto: Bersama dengan petugas lembaga pemasyarakatan

Foto: Kegiatan bimbingan agama

207

Page 226: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

DOKUMENTASI

Foto: Wawancara dengan pembimbing agama

Foto: Wawancara dengan pembimbing agama

208

Page 227: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

DOKUMENTASI

Foto: Wawancara dengan warga binaan pemasyarakatan

Foto: Wawancara dengan warga binaan pemasyarakatan

209

Page 228: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

DOKUMENTASI

Foto: Wawancara dengan warga binaan pemasyarakatan

Foto: Wawancara dengan warga binaan pemasyarakatan

210

Page 229: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51953/1/BEBEN … · Sistem Pemasyarakatan bagi publik lebih identik dengan “penjara”

DOKUMENTASI

Foto: Wawancara dengan warga binaan pemasyarakatan

Foto: Pembimbing agama LAPAS Perempuan Kelas IIA Tangerang

Lampiran 9 Dokumentasi

211