Upload
danghuong
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN GURU EKONOMI DALAM MEWUJUDKAN
SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF
DI SMA NEGERI 4 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
RENNY PARAMITA PERMATASARI L.
NIM : 106015000470
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERAN GURU EKONOMI DALAM MEWUJUDKAN
SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF
DI SMA NEGERI 4 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
RENNY PARAMITA PERMATASARI L.
NIM : 106015000470
Pembimbing
Dra. Ulfa Fajarini M.Si
NIP. 19670828 199303 2 006
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: ”Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana
Belajar Yang Kondusif Di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan” diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah, 16 Desember 2010
dihadapan dewan penguaji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana
S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.
Jakarta, 23 Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPS) Drs. H.Nurochim, M.M. NIP. 19590715 198403 1 003 ............... ..................... Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi Pendidikan IPS) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 19730424 200801 1 012 ………… ……………. Penguji I Drs. H.Nurochim, M.M. NIP. 19590715 198403 1 003 ............... ..................... Penguji II Dra. Zahara Idris, M.Pd. ................ .....................
Mengetahui: Dekan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. NIP. 19571005 198703 1 003
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Renny Paramita Permatasari Litiloli
NIM : 106015000470
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Judu : Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri dan belum pernah diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau ditertibkan oleh orang lain atau suatu lembaga, kecuali bagian-bagian tertentu yang secara tertulis disajikan sebagai sumber acuan dalam skripsi ini dan disebutkan dalam footnote dan daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini dibuat, apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab menjadi tanggungjawab penulis.
Jakarta, 01 Desember 2010
Yang Membuat Pernyataan
Reni Paramitha Permatasari L. 106015000470
ABSTRAK
RENNY PARAMITA PERMATASARI L. (106015000470). Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif Di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru ekonomi dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif di SMA Negerim 4 Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Desember 2010 dengan subjek penelitian 41 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif terdiri dari tiga kali observasi dengan mengamati cara guru dalam mengajar dan mengkondisikan kelas (dalam hal ini mengamati peran guru), penelitian ini beracuan pada pedoman observasi, wawancara dan angket. Dari hasil pengamatan/observasi dapat diketahui bahwa dari proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan tersebut adalah baik. Karena sebagian besar komponen-komponen tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Meskipun ada beberapa komponen yang belum terlaksana dengan baik.
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa peran seorang guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat mendukung terwujudnya suasana belajar yang baik, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran (dalam artian suasana pembelajaran yang dihasilkan akan kondusif). Dari hasil penelitian ini diharapkan agar para guru dapat menjalankan perannya sebagai pengajar dan pembimbing dengan baik dan benar.
Kata kunci: Peran Guru, Pelaksanaan Pembelajaran, Suasana Belajar Kondusif
KATA PENGANTAR
Bismillaah, alhamdulillah, wash shalaatu wassalaamu ‘ala rasulillaah!
Alhamdulillahirabbil’alamin segala Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT , yang telah menganugerahkan nikmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga semoga tercurahkan kepada Baginda Rosullullah SAW, keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh hidup di dunia dan di akhirat.
Skripsi ini merupakan perjalanan akhir Penulis setelah sekian tahun menuntut ilmu di bangku perkuliahan guna memenuhi persyaratan unutk mencapai gelar Sarjana Strata (SI) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penyusunan skripsi ini penullis banyak menemukan kesulitan yang dirasakan menghambat penyelesaian skripsi ini, namun berkat do’a, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati kepada semua yang membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya, kepada:
1. Orang Tua tercinta, Ibunda Sofia Tutupoho, S.Pd dan Ayahanda Muhammad Litilolli S.Pd. Terimakasih kepada ibundaku atas semua limpahan kasih sayangnya, motivasi moril dan materilnya, jerih payahnya untuk kelangsungan studi penulis dan doa yang tak pernah putus untuk kesuksesan penulis. Semoga alunan do’a dan jerih payahnya menjadi saksi bahwa mama telah berjuang membimbing dan melaksanakan amanah dari Allah SWT. Untuk mama tercinta, “mah, maksih banyak atas perhatian, dorongan, dan semangat yang telah mamah berikan, dan yang terpenting adalah doa yang setiap waktu terucapkan untuk penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan .
3. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, sebagai Ketua Jurusan P.IPS. 4. Ibu Drs. Ulfa Fajarini, M. Si sebagai pembimbing tunggal yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran dengan penuh perhatian dan kesabaran selama penyusunan skripsi ini.
5. Para Dosen dan Staf Administrasi Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmu dan pelayanannya.
6. Para dosen dan Staf Administrasi FITK yang telah memberikan ilmu dan pelayanannya.
7. Kepada kakakku yang tercinta Lia Chrisnawati dan saudara-saudara ku, om, tante dan untuk keponakan-keponakanku tersayang Caesar dan Laqsya, dan sepupuku ain yang telah memberikan perhatian dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Untuk Adi Nugroho Putranto yang tersayang terimakasih atas dukungan, bantuan yang tak henti-hentinya kamu berikan, dan doa yang tak pernah putus kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
9. Untuk sahabat-sahabat “Gossip Maker” yang tersayang: Rizki “ndut “, debi, tami, evi, febriyani, amel, ani, bariah, sri, rifa, leni, inta, yang selalu memberikan semangat, inspirasi, bantuan yang dapat menyemangati penulis dalam pembuatan skripsi ini.
10. Untuk sahabat-sahabat d’dutch tersayang Putiri Elvana Lies Surahman, Sakinah Salman Sungkar, atas dukungan dan doanya kepada penulis.
11. Teman-teman IPS seperjuanganku yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sama-sama berjuang untuk kelulusan kita, terutama Rosmiati yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses dan berguna untuk diri sendiri, orang tua, agama dan sesama. Amin .
Kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat penulis. Penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Allah membalas amal ibadah kalian dan menganugerahi keberkahan. Amin.
Wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Jakarta, 1 Desember 2010
Renny Paramita Permatasari L.
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 8
D. Perumusan Masalah .................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori ................................................................................ 10
1. Hakekat Guru ......................................................................... 10
a. Pengertian Guru ................................................................ 10
b. Tugas Guru dalam Pendidikan .......................................... 11
c. Kompetensi Guru .............................................................. 12
1. Kompetensi Pedagogik ............................................... 14
2. Kompetensi Kepribadian ............................................. 14
3. Kompetensi Profesional .............................................. 14
4. Kompetensi Sosial ...................................................... 15
5. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar ................ 15
a. Pengertian Peran Guru ............................................ 15
b. Pengertian Proses Belajar Mengajar ........................ 16
c. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran .................. 17
d. Keterampilan Dasar Mengajar Guru ........................ 19
e. Macam-Macam Peran Guru dalam Proses
Balajar Mengajar .................................................... 22
2. Hakikat Belajar Mengajar ....................................................... 29
a. Pengertian Belajar ............................................................. 29
b. Tujuan Belajar .................................................................. 32
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................... 34
3. Suasana Belajar Kondusif ....................................................... 42
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian ........................................................ 53
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 54
C. Populasi dan Sampel .................................................................... 56
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 56
E. Definisi Konseptual, Definisi Operasional,
dan Kisi-Kisi Instrumen ............................................................... 59
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah ........................................................... 66
B. Deskripsi Data Hasil Observasi .................................................... 77
C. Analisis dan Interpretasi Data hasil Observasi .............................. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 104
B. Saran ........................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian .................................................................... 55
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ................................................................................ 62
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMAN 4 Tangerang Selatan ................................ 67
Tabel 4.2 Daftar Tenaga Kependidikan dan Tata Usaha ........................................ 70
Tabel 4.3 Struktur Kurikulum IPA SMAN 4 Tangerang Selatan ............................ 71
Tabel 4.4 Struktur Kurikulum IPA Program IPA SMAN 4 Tangerang Selatan ..... 72
Tabel 4.5 Struktur Kurikulum Program IPS SMAN 4 Tangerang Selatan .............. 72
Tabel 4.6 Data Siswa SMAN 4 Tangerang Selatan ................................................ 73
Tabel 4.7 Data Guru dan Karyawan SMAN 4 Tangerang Selatan .......................... 74
Tabel 4.8 Program Muatan lokal SMAN Tangerang Selatan ................................. 84
Tabel 4.9 Guru Berinteraksi Dengan Cara Menyapa .............................................. 90
Tabel 4.10 Guru Mengatur Ruangan Sebelum Pelajaran Dimulai .......................... 91
Tabel 4.11 Guru Mengisi Absen Sebelum Pelajaran Dimulai ................................ 91
Tabel 4.12 Guru Menegur Siswa yang Terlambat Masuk Kelas ............................. 92
Tabel 4.13 Guru Memberikan Hukuman Bagi Siswa yang Melanggar Aturan ....... 92
Tabel 4.14 Guru Memberikan Hadiah Bagi Siswa yang Menaati Aturan ............... 93
Tabel 4.15 Guru Mnguasai Setiap Materi .............................................................. 93
Tabel 4.16 Guru Menyampaikan Materi Dengan Jelas Tanpa Hambatan ............... 94
Tabel 4.17 Guru Menyampaikan Materi Dengan Semangat ................................... 94
Tabel 4.18 Guru Mengulang Materi yang Belum Dipahami .................................. 95
Tabel 4.19 Guru Menggunakan Metode Setiap Menyampaikan Meteri .................. 95
Tabel 4.20 Guru Mengajak Siswa Berpikir Agar Lebih Berkonsentrasi ................. 96
Tabel 4.21 Guru Menggunakan Media Pembelajaran dalam Setiap Pelajaran ........ 96
Tabel 4.22 Guru Memberikan Motivasi Kepada Siswa dalam Belajar ................... 97
Tabel 4.23 Guru Memberikan Kesempatan Kepada Siswa untuk Bertanya ............ 98
Tabel 4.24 Guru Memberikan Tugas Pada Setiap Pembahasan .............................. 98
Tabel 4.25 Guru Mengevaluasi Materi Pelajaran yang Telah Dibahas ................... 99
Tabel 4.26 Guru Meluangkan Waktu Untuk Mengatasi Masalah Belajar ............... 99
Tabel 4.27 Guru Mengetahui Kendala/hambatan yang dihadapi siswa ................... 100
Tabel 4.28 Guru Mencari Solusi Pada Setiap Masalah Belajar ............................... 100
Tabel 4.29 nilai persepsi siswa .............................................................................. 101
Tabel 4.30 kategori persepsi siswa ......................................................................... 101
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara
LAMPIRAN 2 Lembar Observasi
LAMPIRAN 3 Angket Persepsi Siswa
LAMPIRAN 4 Hasil Wawancara
LAMPIRAN 5 Hasil Observasi I
LAMPIRAN 6 Hasil Observasi II
LAMPIRAN 7 Hasil Observasi III
LAMPIRAN 8 Hasil Angket Persepsi Siswa
LAMPIRAN 9 Hasil Data Angket Persepsi Siswa Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN 10 Foto-Foto Suasana Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN 11 Perhitungan Rentang Kategori Penilaian Hasil Angket
LAMPIRAN 12 Lembar Uji Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap proses belajar mengajar mempunyai tujuan untuk
meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses tersebut,
terdapat indikasi yang menunjukan berhasil atau tidaknya sebuah
penyelenggaraan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, seorang
guru bertugas sebagai mediator yang berwenang mendisain bagaimana
terciptanya proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan yang diinginkan,
juga guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang baik/kondusif.
Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional diterangkan bahwa “pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan”.1
Hal terpenting dalam proses pembelajaran adalah terletak pada
interaksi guru dengan peserta didik. Selain menerima materi pelajaran dari
guru, siswa juga diharapkan bisa berpartisipasi aktif untuk mendukung
terciptanya komunikasi pembelajaran yang interaktif. Partisipasi aktif siswa
dalam proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu penentu dalam
keberhasilan belajar. Selain itu guru juga harus menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif, agar siswa dapat menyerap semua materi
pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik melalui pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan pengendalian diri, kepribadian,
1 Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 4
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Ini sesuai dengan perumusan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 pasal 1 ayat 1. 2
Sedangkan menurut pasal 3, “pendidikan nasional bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab”.3
Pada dasarnya pendidikan seperti eksperimen yang tidak pernah
selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.
Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan
dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan
pembawaan manusia yang memiliki potensi.
Menurut Ngalim Purwanto, “pendidikan sebagai usaha orang
dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Orang dewasa melakukan tindakan
terhadap anak-anak dengan tujuan untuk menolong anak yang masih
memerlukan pertolongan dalam membentuk dirinya sendiri”.4
Komponen pendidikan terdiri atas guru, siswa materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media, sarana prasarana, kurikulum
serta lingkungan pembelajaran. Pengembangan pendidikan melalui tiap
komponen harus benar-benar dilakukan secara cermat dan saling berkaitan.
Peningkatan kualitas pendidikan tersebut menjadi tanggung jawab para
praktisi pendidikan yaitu pemerintah, masyarakat, dan khususnya guru.
Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan
kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan,
2 UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat 1,
(Bandung: Fokusmedia, 2003), Cet. I, h. 2 3 UU RI No. 20 Th 2003, Tentang Sistem..., Bab II Pasal 3, h. 5. 4 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985), h. 11
sikap, kepercayaan, keterampilan, dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada
generasi muda.
Menurut S. Nasution “pendidikan adalah proses mengajar dan
belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh
masyarakat. Kelakuan manusia pada hakekatnya hampir seluruhnya bersifat
sosial, yakni dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya”.5
Sekolah sebagai tempat untuk mewariskan nilai-nilai lahiriyah,
kebudayaan dan mentransformasikannya ke kehidupan duniawi dan ukhrawi
(akhirat) kepada anak didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia,
cerdas, kreatif, mandiri, dan berguna bagi pembangunan bangsa dan negara
di masa mendatang.
Sekolah sebagai institusi pendidikan merupakan tempat
berkumpulnya siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lainnya. Baik dari segi ekonomi, adat istiadat, agama,
keluarga, kepribadian, maupun dari segi bakat dan minatnya masing-masing.
Sehingga tidak mustahil akan timbul berbagai macam permasalahan yang
mereka hadapi dalam menjalani proses pendidikan. Fungsi sekolah adalah
tempat membentuk manusia sosial, yang dapat bergaul dengan sesama
manusia. Ia juga harus dapat menyesuaikan diri dalam situasi sosial (strata)
yang berbeda-beda. Untuk itulah manusia perlu belajar.
Menurut Irwanto, “belajar membantu manusia menyesuaikan diri
(adaptasi), dengan lingkungannya”. 6
Menurut S. Nasution, fungsi sekolah yang utama ialah pendidikan intelektual, yakni mengisi otak anak dengan berbagai macam pengetahuan. Sekolah dalam kenyataan masih mengutamakan latihan mental-formal, yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh keluarga atau lembaga lain, maka gurulah yang memegang peranan utama dalam pendidikan formal dengan cara mengontrol reaksi dan respon murid. Guru
5 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Ed.2, Cet. 1. h. 10 6 Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002), h. 105
selalu berusaha untuk menarik minat anak, menggunakan paksaan/ macam-macam usaha ekstrinsik. 7
Kenyataannya sangat nampak didalam kegiatan belajar yang
dialami oleh siswa bahwa belajar tidak selalu berjalan dengan baik dan tidak
semua siswa yang berhasil dalam belajar dikarenakan banyak faktor yang
menjadi penyebab kegagalan mereka dalam proses belajar mengajar. Faktor-
faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain: Faktor keluarga, ekonomi,
dan lingkungan sosial. Untuk itu, maka di perlukanlah peranan guru guna
mendukung keberhasilan proses belajar mengajar.
Menurut Zahara Idris dan Lisma Jamal, “peran guru yang utama
yaitu memberikan pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan kepada
peserta didik”.8
Menurut Ahmad Tafsir, “Guru berupaya mengerahkan tenaga dan
pikiran untuk mengeluarkan anak didik dari terali kebodohan. Maka dari itu
tugas guru ialah membuat persiapan belajar, mengajar, dan mengevaluasi
hasil pengajaran”.9
Menurut Nana Sudjana, “guru bertugas untuk membimbing
kegiatan siswa belajar, mengatur dan mengorganisir lingkungan yang ada di
sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa
melakukan kegiatan belajar”. 10
Sedangkan menurut Sardiman A. M, bahwa peranan guru dalam
kegiatan belajar mengajar meliputi: informator, organisator, motivator,
pengarah inisiator, transmitter, fasilisator, mediator, dan evaluator”.11
7 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan..., h. 13s. 8 Zahara Idris, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1992), h 9 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 86. 10 Nana Sudjana, Apa dan Bagaimana Mengajar, (Bandung: Ideal, 1975), h. 3. 11 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajawali
Pers, 2010), h. 144.
Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari
kemampuan guru dalam menyampaikan materi pada siswa. Oleh karena itu
dala proses pembelajaran guru harus memiliki empat kompetensi yaitu
pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Kompetensi pedagogik dan
profesional dalah kompetensi yang terhubung dengan penyelesaian tugas-
tugas keguruan dan pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, keaktifan peserta didik merupakan
hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pakar guru sehingga
proses pembelajaran tersebut mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi
dalam waktu yang cukup lama, daya serap anak didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam ada yang cepat, sedang dan
juga lambat. Terhadap perbedaan daya siswa tersebut maka guru harus dapat
menentukan media, satrategi, dan metode pembelajaran yang tepat, selain itu
guru juga dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
mmenyenangkan sehingga suasana pembelajaran tersebut menjadi kondusif.
Salah satu contoh dari hasil penelitian menyatakan bahwa kondisi pembelajaran ekonomi masih kurang kondusif karena guru masih kurang tepat dalam menggunakan metode, strategi dalam penyampaian materi, juga guru belum bisa menciptakan suasana pembelajaran ekonomi yang kondusif, dan menyenangkan, akibatnya siswa terkadang merasa bosan dalam menyimak pelajaran ekonomi yang penuh dengan angka/hitungan.12
Selama ini pembelajaran ekonomi dianggap sebagai mata pelajaran
yang kurang menyenagkan karena di dalamnya terdapat perhitungan-
perhitungan seperti pajak, PPH, PBB, dan lain sebagainya. Bagi siswa yang
kurang suka dengan hitungan mereka menganggap pelajaran ekonomi itu
adalah pelajaran yang sukar, tetapi bagi yang menyukainya mereka senang-
senang saja dengan pelajaran ekonomi. Mereka tekadang juga merasa bosan
12 http://aminmunar.wordpress.com/2010/08/12/ptk-peningkatan-prestasi-belajara-
ekonomi-dengan-metode-resitasi-melalui-bahan-ajar-lember-kerja-siswa-work-sheet/ (kamis, 26 Agustus 2010, 20.00 WIB)
dengan suasana pembelajaran yang sama saja setiap harinya, dengan metode
ceramah yang digunakan oleh guru dalam penyamapaian materi, dan tidak
ada penyegar suasana misalnya dengan adanya games.
Hal diatas sesuai dengan hasil penelitian M. Safroni yang menyatakan bahwa kebanyakan dari siswa yang menganggap ekonomi itu pelajaran yang membosankan dan sukar karena guru hanya menerangkan materi dengan kata-kata (ceramah) dan tidak ada relaksasi seperti selingan games yang berhubungan dengan mata pelajara ekonomi, atau metode yang berbeda dengan biasanya dipakai oleh guru. Dan guru juga kurang melakukan perannya sebagai informator, transmitter, katalisator, terlebih menjadi fasilitator dan mediator yang baik sebagai guru ekonomi dalam proses pembelajaran, guru cenderung hanya menyampaikan materi, memberikan solusi tanpa memikirkan hal-hal lain seperti penggunaan metode, strategi, yang variatif. 13
Melihat kondisi seperti itu maka di perlukan usaha dan peran guru
sebagai pengajar dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif dalam
proses pembelajaran. Dengan kompetensi dan perannya sebagai pengajar,
maka guru harus dapaat mengemas proses pembelajaran dengan dan
menjalankan perannya sebagai informator, director, organisator, transmitter,
inisiator, motivator, fasilitator, mediator, dan evaluator juga mewujudkan
suasana pembelajaran yang mengaktifkan dan menambah kreatifitas siswa
dan menjadikan pembelajaran itu efektif dan menyenangkan agar siswa
merasa nyaman mengikuti proses pembelajaran ekonomi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong penulis
untuk meneliti tentang “Peran Guru Ekonomi dalam Mewujudkan
Suasana Belajar yang Kondusif siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 4
Tangerang Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditemukan
beberapa masalah diantaranya:
13 http.perpustakaan.upi.edu/artikel/administrasi/upload/21.M.safroni fpips.pdf,
(kamis,26 Agustus 2010, 20.30 WIB)
1. Kurangnya peran guru ekonomi dalam proses pembelajaran.
2. Kurangnya tugas guru ekonomi dalam proses pembelajaran.
3. Masih kurangnya guru ekonomi dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif.
4. Suasana pembelajaran yang kurang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan bagi siswa.
5. Kurangnya peranan guru sebagai fasilisator, mediator, informator,
katalisator, dan organisator.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang berhasil diungkapkan, maka
penelitian ini memerlukan spesifikasi kajian agar pembahasan lebih fokus.
Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Peran guru ekonomi sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola,
demonstrastor, pembimbing, motivator, dan evaluator.
2. Upaya guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan bagi siswa.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah
tersebut, maka dapat di kemukakan rumusan masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana peran guru ekonomi sebagai sumber belajar, fasilitator,
pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator?
b. Bagaimana upaya guru dalam mewujudkan suasana belajar aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran guru ekonomi dalam proses pembelajaran di
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Seatan.
2. Untuk mengetahui susana pembelajaran yang diciptakan oleh guru
ekonomi di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat, baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini
menjadi sebuah sumbangsih gagasan dan sebagai pertimbangan solusi
terhadap guru untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif.
2. Manfaat praktis kepada pihak-pihak yang terkait, meliputi:
a. Bagi peneliti, dari hasil penelitian ini nantinya akan mengetahui
apakah guru ekonomi dalam menciptakan susana belajar yang
kondusif.
b. Bagi guru Ekonomi, dapat meningkatkan lagi perannya sebagai
fasilisator, organisator, mediator, dan fasilitator bagi siswa, juga
dapat lebih mengeksplorasi media yang tepat dengan bahan ajar
dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya jurusan
pendidikan ekonomi dapat memberikan masukan dan sarana untuk
lebih memperhatikan mahasiswanya dalam mempelajari kondisi
lingkungan perguruan tinggi di dalam pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Guru
a. Pengertian Guru
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh
Balai Pustaka pengertian “guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
pencaharian, profesinya) mengajar”.14
Sedangkan di dalam BAB I mengenai ketentuan umum pasal I Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.15
14 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Pustaka Bahasa Depdiknas, Balai
Pustaka, Jakarta: 2001, h. 324 15 Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: PT. Redaksi
Sinar Grafika, 2010), Cet. I, h. 2
b. Tugas Guru Dalam Pendidikan
Menurut Daoed Yoesoef bahwa “seorang guru mempunyai tiga
tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas
kemasyarakatan (sivic missi)”.16
Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas
pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga
berkaitan dengan etika.
Pertama, tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu
meneruskan atau mentransmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya
diketahui oleh anak.
Kedua, tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak
didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utamanya dan tugas-tugas
sebagai manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi
itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian
tentang diri sendiri.17
Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka
pengertian bahwa manusia hidup dalam satu kesatuan dalam
keseluruhan integralitasnya seperti yang telah digambarkan diatas. Hal
ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus dilaksanakan secara
menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya melalui pendidikan mampu
membantu anak didik untuk mengembangkan daya pikir atau penalaran
sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam
16 http:www.ut.ac.id/28 Agustus 2010 17 http:www.ut.ac.id/28 Agustus 2010
proses transformasi kebudayaan kearah keadaban demi kebaikan
hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat dimana dia hidup.
Ketiga, tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru
sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan
apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama
dalam kesatuan organis, harmonis, dan dinamis. Seorang guru tidak
hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu
menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat
dimana ia bertempat tinggal. Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi
anak didik maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi
pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang,
pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang
kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik
berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, karena anak
didik tersebut tidak akan hidup mengasingkan diri.
Dalam pendidikan jika di lihat dari penjelasan di atas, sebagai
aplikasinya dalam pembelajaran guru juga harus membuat suasana
pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk di ikuti oleh
peserta didik guru juga harus mewujudkan suasana pembelajaran
menjadi kondusif dan membuat anak didik menjadi aktif dan kreatif
dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, dan itu menjadi tugas
seorang guru.
c. Macam-Macam Kompetensi Guru
Abdul Majid menjelaskan bahwa;
Kompetensi guru adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus
ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus di tunjukan sebagai kebenaran tindakan baik di pandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi, maupun etikan. Dalam arti tindakan itu benar di tinjau dari sudut ilmu pengetahuan, efisien, efektif, dan memiliki daya tarik dari sudut teknologi, dan di tinjau dari sudut etika.18
Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
akan menunjukan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut
akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional
dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja
harus pintar tetapi juga pandai mentransfer ilmunya kepada peserta
didik.
Adapun satandar kompetensi guru yang meliputi tiga komponen
kompetensi, yaitu:
Pertama, kompetensi pengolahan pembelajaran yang mencakup: (1) penyusunan perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian. Kedua, komponen kompetensi pembanguanan potensi yang diorientasikan pada pembangunan profesi. Ketiga, komponen kompetensi penguasaan akademik yang mencangkup: (1) pemahaman wawasan kependidikan; (2) penguasaan bahan kajian akademik (Depdiknas, 2004: 9).19
Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah bagaimana guru
merencanakan pembelajaran yang akan di transfer kepada peserta didik
dan pada proses pelaksanaan interaksinya guru harus menciptakan
suasana belajar yang aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan bagi
peserta didik agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif.
Penilaian disini guru hanya melihat apakah materi yang disampaikan
kepada anak didik tersebut dapat di mengerti dan di cerna dengan baik
18 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8, h. 37-65 19 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ... h. 5-8
sehingga siswa mampu menyerap materi yang telah di jelaskan oleh
guru.
Di dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 2 ayat 3, menjelaskan bahwa
kompetensi yang harus di miliki guru sebagai agen pembelajaran
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial”. 20
Hal ini dipaparkan sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a,
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan, dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b,
di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Profesional
20 Undang-Undang ..., h. 168
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c,
di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan.
4. Kompetensi Sosial
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d,
di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi mdan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Adapun kompetensi dasar guru menurut Sardiman adalah
sebagai berikut:
1) Menguasai bahan ajar 2) Mengelola program belajar mengajar 3) Mengelola kelas 4) Menggunakan media/sumber 5) Menguasai landasan pendidikan 6) Mengelola interaksi belajar mengajar 7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan
penyuluhan sekolah 9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran.21
d. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
21 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Edisi ke-I, h. 143-144.
1) Pengertian Peran Guru
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, “peran
adalah pemain atau sesuatu yang menjadi bagian atau yang
memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal
atau peristiwa”.22
Sedangkan dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah
peran guru. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa peran guru
adalah pemain yang terlibat (guru) dalam melakukan suatu hal atau
kegiatan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
2) Pengertian Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar sebagai suatu proses dapat
mengandung dua arti, yaitu urutan tahapan/fase dalam mempelajari
sesuatu dan sebagai urutan kegiatan perencanaan oleh guru. Proses
belajar mengajar meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
guru mulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan kegiatan,
sampai dengan evaluasi dan program tindak lanjut. Semuanya
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu pengajaran.
Sebagai suatu sistem instruksional belajar mengajar
mengandung sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan/ materi,
siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi.
Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai suatu proses pembelajaran dimana terjadi suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam proses belajar mengajar (pembelajaran) terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
22 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan vidio tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.23
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 dinyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lengkungan belajar”.24
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
3) Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Sekolah memiliki fungsi utama yaitu pendidikan intelektual,
dalam arti mengisi otak anak dengan berbagai macam pengetahuan.
Sekolah dalam kenyataan masih mengutamakan latihan mental-
formal, yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi
oleh keluarga atau lembaga lain, oleh sebab memerlukan tenaga
yang khusus yaitu guru.
Menurut S. Nasution, “guru adalah sebagai pengontrol atas
reaksi dan respons para siswa. Guru selalu berusaha untuk menarik
minat anak, menggunakan paksaan atau macam-macam motivasi
ekstrinsik”. 25
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Th. 2003, tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Guru yang
23 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. I.
h. 57 24 UU. SPN No. 23 Tahun 2003,..., h. 4 25 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. I, h. 14.
dimaksud adalah pendidik yang merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 26
Pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilisator. Fasilisator baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seorang pendidik seharusnya mampu membangun suasana belajar yang kondusif untuk belajar mandiri (self- diricted learning). Ia juga hendaknya mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. 27
“Seorang pendidik yang efektif, tidak hanya efektif dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas saja (transfer of knowladge),
tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan modelingnya (transfer
of attitude and values), baik pada peserta didik maupun kepada
seluruh anggota komunitas sekolah”. 28
“Mendidik tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan,
melatih keterampilan verbal kepada peserta didik, namun merupakan
bantuan pada peserta didik agar dapat menumbuhkembangkan
dirinya secara optimal”. 29
Mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang menghadirkan diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik, sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan dirinya menjadi pribadi yang dewasa dan matang. Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa atau pendidikan (bagi) siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi minat, dan kebuthan-kebutuhan peserta didik. Pendidik membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan, dan mencoba
26 UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI pasal 39 ayat
2,(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 96 27 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 28 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 29 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010
mempraktikan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki (the learners-centered teaching). 30
Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik,
dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada
diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola
tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik
dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf yang lain. Dari
berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang
sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak
bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan
untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan
siswanya.
4) Keterampilan Dasar Mengajar Guru
Keterampilan dasar mengajar bagi guru sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, dan dapat menciptakan suasana belajar menjadi kondusif, efektif dan efesien. Disamping itu keterampilan dasar guru merupakan sayarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikana berbagai strategi pembelajaran yang akan di gunakan dalam pembahasan mater-materi belajar. 31
Keterampilan-keterampilan tersebut yaitu “keterampilan
dasar bertanya, keterampilan dasar memberi penguatan, keterampilan
variasi stimulus, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan mengelola kelas”.32
a. Keterampilan Dasar Bertanya
Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan
keterampilan yang paling penting untuk di kuasai karena,
30 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 31 Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi I, Cet. Ke-5, h. 32-46 32 Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran .....h. 19
dengan adanya pertanyaan yang di berikan oleh guru kepada
siswa dapat meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan
kemampuan berpikir, meningkatan rasa ingin tahu siswa, dan
dapat memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.
b. Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan
(reinforcment)
Keterampilan dasar penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas
perbuatan dan responsnya.
Melalui keterampilan ini maka siswa akan terdorong
selamanya untuk memberikan respons setiap kali muncul
stimulus dari guru. Penguatan tersebut dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu penguatan secara verbal, dan non verbal.
Penguatan secara verbal dalah penguatan yang dilakukan
dengan kata-kata, yaitu kata-kata pujian dan penghargaan atau
kata-kata koreksi. Penguatan nonverbal adalah penguatan yang
di lakukan dengan bahasa isyarat, misalnya dengan
menganggukan kepala tanda setuju, gelengkan kepala tanda
tidak setuju, dan lain sebgainya.
c. Keterampilan Variasi Stimulus
Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk
menjaga agar iklim pembelajaran teteap menarik perhatian,
tidak membosankan, sehingga siswa menunjukan sikap
antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Variasi stimulus tersebut
dapat berupa, variasi bertatap muka dalam proses
pembelajaran, variasi dalam menggunakan media/alat bantu
pembelajaran, dan variasi dalam melakukan pola interaksi.
d. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Keterampilan membuka pelajaran atau set induction
adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam mempersaiapkan
mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal
yang akan di pelajari.
Keterampilan tersebut mencakup: (1) Menarik perhatian
siswa misalnya dengan meyakinkan siswa bahwa materi yang
akan di sampaikan berguna bagi dirinya, (2) Menumbuhkan
motivasi siswa dengan membangun suasana akrab sehingga
siswa merasa dekat dengan menyapa, (3) Memberikan acuan
atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan di lakukan,
misalnya dengan mengemukakan tujuan yang akan di capai
serta tugas-tugas yang harus di lakukan sehubungan dengan
pencapaian tujuan.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang di lakukan
oleh guru unuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah di
pelajari siswa. Kegiatan itu terdiri dari merangkum
kesimpulan/garis besar pembelajaran, mengonsolidasi siswa
terhadap hal-hal pokok, memberikan tindak lanjut serta saran-
saran untuk memperluas wawasan siswa.
e. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam
menciptakan dan memelihara suasana/kondisi belajara yang
kondusif dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang
dapat mengganggu suasana pembelajaran.
5) Macam-macam Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Mengenai peran guru itu ada beberapa pendapat yang di kutip oleh Sardiman, adalah sebagai berikut:
1. Havighurst, menjelaskan bahwa peran guru di sekolah sebagai pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinat) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator, dan pengganti orang tua
2. Prey Katz, menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing, dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang, menguasai bahan yang diajarkan.
3. Federasi dan Organisasi Professional Guru sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetap juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.
4. James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
5. WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu: pendidik (nurturer), model, pengajar dan pembimbing, pelajar (learner), komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi, serta kesetiaan terhadap lembaga. 33
33 Parsono, Anton Sukarno, Djono R, Buharjo, Landasan Kependidikan, (Jakarta:
Karunika Jakarta, 1990), modul 5 , h. 33-34
Sedangkan Wina Sanjaya mengemukakan “peran guru sebagai
berikut: (1) Guru sebagai sumber belajar, (2) Guru sebagai fasilitator,
(3) Guru sebagai pengelola, (4) Guru sebagai demonstrator, (5) Guru
sebagia pembimbing, (6) Guru sebagai motivator, (7) Guru sebagai
evaluator”.34
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang
sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan
penguasaan materi pelajaran. Karena guru yang baik adalah guru yang
dapat menguasai materi pelajaran, sehingga ia dapat dengan benar
berperan sebagai sumber belajar bagi anak. Semua yang tidak di
ketahui oleh anak dapat di jawab oleh guru oleh guru dengan penuh
keyakinan. Adapun hal-hal yang dapat di lakukan oleh guru sebagai
sumber belajar siswa yaitu, guru harus memiliki bahan referensi yang
lebih banyakm dibandingkan siswa, guru dapat menunjukan sumber
belajar yang dapat di pelajari oleh siswa, guru harus melakukan
pemetaan tentang materi pelajaran.
Peran guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam
memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan
proses pembelajaran. Fasilitas yang di berikan oleh guru tersebut
selain berupa media pembelajaran, metode, dan penguasaan materi
agar siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai materi
belajar yang tidak di pahami oleh siswa dan di dapat pada guru.
Peran guru sebagai pengelola (learning manajer), guru
berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik
guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses
belajar bagi seluruh siswa. Dalam melakukan pengelolaan
pembelajaran ada dua macam yang harus di laksanakan oleh guru
34 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran..., h. 20-31
yaitu, mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai
sumber belajar itu sendiri.
Sebagai manajer guru memiliki empat fungsi yaitu
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi
kegiatan pembelajaran. Dalam fungsinya sebagai perencana guru
harus melakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi: memperkirakan
tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus,
menentukan topik-topik, mengalokasikan serta menentukan sumber-
sumber yang diperlukan.
Peran guru sebagai demonstrator, yang dimaksud guru sebagai
demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa
segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan
memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru
sebagai demonstrator. Pertama, guru harus harus menunjukan sikap-
sikap yang terpuji karena guru merupakan sosok ideal dalam setiap
aspek kehidupan. Apa yang di lakukan oleh guru akan ditiru oleh
setiap sanak didiknya. Kedua, guru harus dapat menunjukan
bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami
dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu sebagai demonstrator
erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih
efektif.
Peran guru sebagai pembimbing. Kepribadian setiap siswa
beragam dari bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Disamping
itu manusia adalah makhluk yang sedang berkembang dan
perkembangan para siswa itu tidaklah sama. Perbedaan itulah yang
menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Disinilah peran
guru membimbing para siswa agar dapat menemukan berbagai potensi
yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa
agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan
mereka.
Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada
beberapa hal yang harus dimiliki diantaranya: Pertama, guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang di bimbingnya.
Misalnya kebiasaan tentang gaya dan kebiasaan belajar serta
pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimilikinya. Kedua, guru
harus memahami dan terampil dalam merencanakan tujuan dan
kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses
pembelajaran.
Peran guru sebagai motivator, dalam proses pembelajaran
motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting.
Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, tetapi di karenakan tidak adanya
motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan
segala kemampuannya. Dengan demikian guru dituntun untuk lebih
kreatif dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Diantaranya
dengan memperjelas tujuan yang ingin di capai, membangkitkan
minat siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam
belajar, memberi pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilah
siswa, berikan penilaian, berilah komentar terhadap hasil pekerjaan
siswa, dan ciptakan persaingan dan kerjasama antar siswa dan guru.
Peran guru sebagai evaluator. Sebagai evaluator guru berperan
untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam
memerankan fungsinya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam
melaksanakan seluruh kegiatan yang telah di programkan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka secara rinci peranan guru
dalam kegiatan belajar mengajar, secara singkat dapat disebutkan
sebagai berikut:
a. Informator
Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi
lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus,
workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen
yang berkaitan dengan kegiatan belajar-mengajar, semua
diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai
efektivitas dan efisien dalam belajar pada diri siswa.
c. Motivator
Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar
siswa. Guru harus memberikan dorongan untuk mendinamisasikan
potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan daya cipta sehingga
akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d. Pengarah/director
Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol.
Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Inisiator
Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah tentu
ide-ide itu merupakan ide-ide yang kreatif yang dapat dicontoh
oleh anak didiknya.
f. Transmitter
Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
g. Fasilisator
Dalam hal ini guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan
suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi kegiatan belajar-mengajar
akan berlangsung secara efektif.
h. Mediator
Guru dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar
siswa. Misanya dengan menengahi atau memberikan jalan keluar
atau kemacetan dalam kegiatan diskusi kelas. Mediator juga
diartikan sebagai penyedia media, cara memakai dan
mengorganisasikan penggunaan media.
i. Evaluator
“Kecenderungan guru dalam perannya sebagai evaluator, guru
harus mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak”. 35
Selain peran guru yang telah di sebutkan diatas bebarapa para pakar
di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus
35 Sardiman A. M., Interaksi..., h. 142
dilakukan. Peran guru yang beragam telah di definisikan dan di kaji oleh
Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon dan Weinstein
(1997).
Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut:
1) Guru Sebagai Pendidik, 2) Guru Sebagai Pengajar, 3) Guru Sebagai Pembimbing, 4) Guru Sebagai Pelatih, 5) Guru Sebagai Penasehat, 6) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator), 7) Guru Sebagai Model dan Teladan, 8) Guru Sebagai Pribadi, 9) Guru Sebagai Peneliti, 10) Guru Sebagai Pendorong Kreativitas, 11) Guru Sebagai Pembangkit Pandangan, 12) Guru Sebagai Pekerja Rutin, 13) Guru Sebagai Pemindah Kemah, 14) Guru Sebagai Pembawa Cerita, 15) Guru Sebagai Aktor, 16) Guru Sebagai Emansipator, 17) Guru Sebagai Evaluator, 18) Guru Sebagai Pengawet, 19) Guru Sebagai Kulminator.36
Dari semua peranan guru yang di jelaskan di atas, pada hakikatnya
peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain tugas dan peranan guru
bukan hanya mengajar akan tetapi juga mendidik.
Menurut Zahara Idris, “setiap guru hendaknya berusaha mendidik
anak didik menjadi manusia biasa yang pancasilais”. 37
Peranan guru dalam proses pembelajaran dalam hal mengajar dan mendidik, guru juga mempunyai tugas managerial didalam kelas, yaitu guru bertugas membina disiplin dan menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin kelas ialah tata tertib kelas, yaitu guru dan anak didik dalam satu kelas tunduk dalam tata tertib yang telah ditetapkan dengan sebanar-benarnya.38
Tata usaha kelas ialah kegiatan atau pekerjaan catat-mancatat dan
lapor melapor secara sistematis mengenai informasi atau keterangan-
keterangan tentang kelas. Seperti catatan mengenai anak didik, catatan
36 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8, h. 37-65 37 Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Angkasa Raya, 2001), cet. III, h.
15 38 Zahara Idris, Dasar-Dasar..., h. 77
guru untuk kepentingan efektivitas kerjanya (silabus, metode mengajar,
media, sistem evaluasi, alat peraga, buku pegangan).
Peranan managerial guru di luar kelas antara lain:
a. Memperhatikan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
disekolahnya.
b. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi di
masyarakat.
2. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumahnya atau
keluarganya sendiri.
Belajar secara sederhana diartikan sebagai proses perubahan dari
belum mampu menjadi sudah mampu, yang terjadi dalam jangka waktu
tertentu.
Berbagai pendapat para ahli psikologi yang mengacu dari para
peneliti dan ilmuwan mengajukan bermacam-macam teori tentang
belajar.
Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk mengubah tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. 39
Menurut Gagne belajar merupakan interaksi antara “keadaan
internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan”.
Dan proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar yang
telah di berikan oleh guru dalam materi yang telah diajarkan. 40
Menurut Robert M. Gagne ada lima macam kemampuan hasil dari belajar , yaitu: 1) keterampilan intelektual, 2) strategi kognitif seperti “cara belajar” dan berpikir seseorang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah, 3) informasi verbal, kemampuan dalan informasi dan fakta, 4) keterampilan motorik, yang diperoleh dari sekolah antara lain keterampilan menulis, mengetik, dll, 5) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang.41
Hilgrad mengatakan “leraning is the prosses by wich an activity originates or is changed through training procedures (wheter in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable to training”. Diterjemahkan oleh S. Nasution kedalam bahasa Indonesia bahwa belajar adalah “proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan”. 42 Menurut Harold Speares, “learning is observe, to read, to
imitate, to try something themeselves, to listen, to follow direction”.
Diterjemahkan oleh Alisuf Sabri, bahwa belajar adalah “mengamati,
membaca meniru, mencoba sendiri, mendengar, dan mengikuti
petunjuk”. 43
39 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), Cet. IV, h. 2 40 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,...h. 2 41 J.J. Hasibuan, Dip. Ed., Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, cet. 6, h. 5 42 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Ed. 2,
Cet.2, h. 35. 43 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. 3, h. 54
Dalam pengertian lain, menurut Nana Sudjana, belajar adalah suatu proses yang diatandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari prose belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”. 44 Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis,
seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/
berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Dari berbagai pengertian belajar diatas, menurut Muhibbin Syah
dalam bukunya psikologi pendidikan dengan pendekatan baru,
menyebutkan ciri-ciri belajar, dalam belajar seseorang akan melakukan
perilaku dengan ciri-ciri khusus yaitu:
a. Perubahan yang intesional, dalam arti perubahan yang terjadi karena intensitas pengalaman, praktik, atau latihan.
b. Perubahan menuju ke arah yang positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan baik oleh guru, siswa maupun lingkungan sosial.
c. Perubahan yang efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna tertentu bagi siswa. Setidaknya sampai batas waktu tertentu. Baik demi alasan penyesuaian diri maupun demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. 45
Menurut Drs. H. M. Alisuf Sabri, ciri-ciri orang yang
menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar di tandai
dengan adanya:
a. Perubahan tingkah laku yang aktual atau potensial. Aktual berarti perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dapat dilihat seperti: hasil belajar keterampilan motorik (psikomotorik) misalnya anak bisa menulis, membaca, dan sebagainya.
44 Nana Sudjana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru, 1989),
Cet. III, h. 5 45 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Jemmars,
1986), Ed. III, h. 50.
b. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar diatas bagi individu merupakan kemampuan batu dalam bidang kognitif, atau afaektif, atau psikomotorik.
c. Adanya usaha atau aktifitas yang sengaja dilakukan olrh orang yang belajar dengan pengalaman (memperhatikan, mengamati, memikirkan mersakan, menghayatim dan sebagainya) atau dengan latihan (melatih, menirukan). 46
b. Tujuan Belajar
Sebagai suatu sistem instruksional belajar mengajar
mengandung sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan/ materi,
siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi.
Menurut Winarno S. Tujuan belajar lebih diajukan kepada
“pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep dan kecekata, serta
pembentukan sikap dan perbuatan”. 47
Dalam pencapaian tujuan belajar diperlukan adanya sistem
lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan ini dipengaruhi oleh
beberapa komponen, misalnya tujuan belajar yang hendak dicapai, dan
materi yang diajarkan oleh guru serta siswa memainkan peran dalam
hubungan sosial disekolah, jenis kegiatan yang dilakukan disekolah,
serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang telah tersedia.
Menurut Robert M. Gagne, yang dikutip oleh Damiyati dan Mudjiono, tujuan belajar adalah mengelompokan kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam yang kemudian disederhanakan menjadi lima lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga, pada gilirannya, membutuhkan sekian macam kondisi belajar untuk memcapai tujuannya. 48
46 Alisuf Sabri, Psikolog..., h. 56-57 47 Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1986),
Ed. III, h, 50 48 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya), h. 5
Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah:
1. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolastik).
2. Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3. Informasi verbal, kemampuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
4. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.
5. Sikap dan nilai berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian. 49
“Secara garis besarnya tujuan belajar dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
b. Penanaman kosep dan keterampilan
c. Pembentukan sikap dan perbuatan”. 50
Pemikiran pengetahuan, kemampuan berpikir dan faktor yang
berkaitan. kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan tidak berarti
apa-apa. Cara yang dapat dilakukan untuk mempereoleh pengetahuan
adalah dengan melakukan upaya tugas membaca.
Tujuan belajar yang kedua yaitu, penanaman konsep dan
merumuskan konsep, untuk itu maka memerlukan keterampilan baik
yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah
49 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar..., h. 5 50 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2000), h. 26-29.
keterampilan motorik yang berkaitan dengan tubuh siswa yang sedang
belajar.
Tujuan belajar yang ketiga yaitu untuk menumbuhkan sikap
mental perbuatan/perilaku dan pribadi siswa yang bijak dan hati-hati
dalam pendekatannya, dan berupaya memberikan motivasi kepada
siswanya.
Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan kita sekarang
lebih dikenal dengan tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom,
yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai tiga ranah yaitu,
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Mulyono, “problema belajar (learning problems)
termasuk faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran
yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan
motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinfocement)
yang tidak tepat”.
Sedangkan menurut Muhibbin Syah, “secara garis besar faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar,
diantaranya faktor internal dan faktor eksternal.”51
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Faktor internal siswa
Faktor internal siswa yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang
muncul dari dalam diri siswa tersebut, yaitu
51 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. III,
h. 130-132
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang secara langsung
berhubungan dengan jasmani dan fisik anak. Kodisi jasmani dan
tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-
organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat
dan intensitas siswa dalan mengikuti pelajaran. Diantaranya, karena
sakit, karena cacat tubuh, cacat tubuh dibedakan atas dua bagian:
yang pertama caact tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran,
kurang penglihatan, dan untuk anak penderita cacat tubuh yang
tetap seperti buta, tuli hilang tangannya dan kakinya. Maka harus
masuk pendidikan khusus, seperti SLB.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yaitu berhubungan dengan kejiwaan
(psikis) atau rohani. Belajar membutuhkan kesiapan rohani,
ketenangan yang baik. Faktor psikologis ini diantaranya sebagai
berikut:
a. Intelegensi
Menurut M. Alisuf Sabri, “faktor intelegensi adalah faktor endogen yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Intelegensi merupakan kemampuan intelektual yang berdaya guna untuk berbuat atau bertindak dalam suatu situasi atau dalam menyelesaikan suatu masalah”.52
Tak dapat dipungkiri bahwa anak-anak memang
memiliki taraf kecerdasan (I.Q) yang berbeda-beda dari tingkat
intelegensi tinggi sampai tingkat intelegensi rendah. Menurut
Woodworth dan Marques, kecerdasan itu dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
52 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN
Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II, h. 116
1) 140-ke atas : Luar biasa, genius
2) 120-130 : Sangat cerdas, very superior
3) 110-119 : Cerdas, superor
4) 90-109 : Normal atau rata-rata, average
5) 80-89 : Bodoh, dull average
6) 70-79 : Batas Potensi, border line
7) 50-69 : Debil, moron
8) 30-49 : Ambisil, embicile
9) Dibawah 30 : Idiot. 53
b. Bakat
Menurut Sukardi, “bakat adalah potensi dasar yang
dibawa sejak lahir”.54
Pada hakikatnya bahwa setiap manusia dilahirkan
kedunia ini dilengkapi dengan dengan bakat dan kemampuan
yang dimiliki seseorang tidak sama, ada yang mempunyai
kemampuan dan bakat dalam bidang berpikir, memahat,
melukis, dan lain-lain. Orang yang mempunyai bakat dalam
berpikir belum tentu dapat melukis.
Dalam kegiatan kegiatan belajar, faktor bakat juga
mempunyai peranan penting untuk berhasilnya kegiatan belajar
yang telah didasari atas bakat tersebut. Maka harus ada faktor
penunjangnya. Faktor penunjang tersebut diantaranya yaitu
fasilitas atau sarana termasuk juga pembiayaan, dorongan
53 Sabri, Psikologi..., h.134 54 Sukardi,
moral ari orang tua, dan adanya minat yang dimiliki oleh orang
tersebut.
c. Minat
Menurut Alisuf Sabri, “minat adalah sikap senang
kepada sesuatu hal, atau suatu kecenderungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.
Minat ini akan berfungsi sebagai pendorong orang untuk
berbuat dalam mencapai suatu tujuan”.55
Dengan seringnya latihan dan latihan dan mengulangi sesuatu, maka kecakapan anak dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin mendalam dan dikuasai. Sebaliknya, tanpa latihan pengalaman yang dimilikinyadapat menjadi hilang atau berkurang. Karena dengan latihan dan seringnya mengalami sesuatu maka seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu.56
Apabila siswa tidak berminat pada bahan/mata
pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya maka dapat
menimbulkan permasalahan seperti kesulitan dalam belajarnya.
Oleh karena itu siswa yang tidak berminat sebaiknya
dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran
dan kepada gurunya, agar siswa mau memperhatikan pelajaran.
Seorang anak yang belajar tanpa minat, dapat
diindikasikan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya
diantaranya: tidak sesuai dengan bakatnya, kecakapannya, dan
kebnutuhan si anak. Sehingga dampaknya terlihat pada materi
yang diberikan guru bahwa anak tidak dapat menyerap
pelajaran.
d. Motivasi
55 Sabri, Psikologi..., h. 54-55 56 Purwanto, Psikologi..., h. 103
Motivasi berasal dari kata motivum (latin), motivasi
sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga
semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan
belajarnya.
Menurut Purwanto, secara umum dapat dikatakan
bahwa “tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil
dan tujuannya”.57
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan
motivasi siswa menjadi tekun dalam proses belajar. Siswa
yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan
jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya.
Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut:
a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuannya.
b. Penentu arah perbuautan yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah pada tujuan yang hendak dicapai.58
3) Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi
juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan
57 Purwanto, Psikologi..., h. 73 58 Sabri, Psikologi..., h. 86
kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan
mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang
baik. Individu didalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan dan
dorongan seperti: memperoleh penghargaan, kepercayaan, rasa
aman, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi maka
akan membawa masalah emosional. Seperti kenakalan, merusak
alat-alat sekolah, dan lain sebagainya.
b. Faktor eksternal siswa
Selain faktor internal siswa, ada pun faktor eksternal yang juga
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan berhasil
atau tidaknya seseorang dalam kegiatan belajarnya. Faktor eksternal
siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang
tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor-faktor ekstern ini
meliputi:
1. Faktor keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan
pertama. Tetapi juga dapat sebagai faktor penyebab kesulitan
belajar. Di dalam keluarga anak mulai menerima nilai-nilai
baru dan dari keluargalah anak mulai mensosialisasikan diri.
Yang termasuk dalam faktor ini antara lain adalah:
a) Faktor orang tua
Hubungan orang tua dan anak jika diberikan kasih
sayang maka akan menimbulkan mental yang sehat bagi
anak. Tetapi sebaliknya, kurangnya kasih sayang akan
menimbulkan emosional. Orang tua yang otoriter akan
memperlakukan anak-anaknya secara otoriter. Sebagai
kelanjutannya ialah bahwa anak tersebut akan tumbuh dan
berkembang sebagai anak yang otoriter dan keras kepala.
b) Suasana rumah atau keluarga
Dalam suasana keluarga yang sangat ramai dan gaduh,
tidak mungkin anak dapat belajar dengan baik. Untuk itu
hendaknya suasana di rumah selalu dibuat menyenangkan,
tentram, damai, harmonis, agar anak nyaman tinggal
dirumah.
c) Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi yang kurang akan menimbulkan
kurangnya sarana dan prasarana seperti alat-alat belajar,
kurangnya biaya yang disediakan orang tua, tidak
mempunyai tempat belajar yang baik, maka sangat jelas
keadaan tersebut akan menghambat kemajuan belajar
anak.
2. Faktor sekolah
Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor
terpentingan pula yang menyebabkan berbagai hambatan
dalam kegiatan belajar mengajarnya. Sikap dan kepribadian
guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan
bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada
anak-anak didiknya, turut menentukan hasil belajar yang dapat
dicapai anak.
Hubungan guru dengan murid yang kurang baik, guru
tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan
belajar, guru-guru menuntut standar pelajaran diatas
kemampuan anak. Begitu juga dengan kondisi gedung, alat
pelajaran yang kurang lengkap, kurikulum yang kurang baik
dan lemahnya kedisiplinan.
3. Faktor media masa dan lingkungan sosial
a) Faktor media mas meliputi: Bioskop, TV, surat kabar,
majalah, buku-buku komik. Media ini berada di sekeliling
kita, apabila semua media ini digunakan terlalu banyak
akan menyita waktu bagi anak maka akan sangat
menghambat waktu belajar hingga lupa tugas belajar.
b) Lingkungan sosial meliputi: teman bergaul, lingkungan
tetangga, dan sebagainya.
Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa yaitu:
c. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson, 1991).59
Faktor pendekatan belajar tersebut terdiri dari: (1) pendekatan
belajar tinggi ( yaitu, speculative dan achieving), (2) pendekatan belajar
menengah (yaitu, anallitical dan deep), (3) pendekatan belajar rendah
(yaitu, reproductive dan surface).
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, faktor pendekatan belajar juga bepengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaaran siswa tersebut. Misalnya seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep mungkin sekali
59 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. III,
h. 140
berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan surface atau reprodective. 60
3. Suasana Belajar Yang Kondusif
a. Pengertian Suasana Belajar
Lingkungan atau suasana belajar menurut Muhammad Saroni, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan.61
Dari penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa
lingkungan belajar merupakan situasi buatan yang menyangkut
lingkungan fisik maupun yang menyangkut lingungan sosial. Dengan
demikian lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikain rupa,
sehingga mampu memfasilitasi siswa untuk melaksanakan kegiatan
belajar. Selanjutanya lingkungan belajar dapat dilihat dari interaksi
belajar mengajar yang merupakan konteks terjadinya pengalaman
belajar, dan dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.
Pengelolaan kelas merupakan upaya pendidik untuk
menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta memulihkannya
apabila terjadi gangguan dan/atau penyimpangan, sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Optimalisasi proses
pembelajaran menunjukan bahwa keterlaksanaan serangkaian kegiatan
pembelajaran (instructional activities) yang sengaja direkayasa oleh
60 Syah, Psikologi..., h. 141 61 http://e-edu.lpmp kalbar. net/index. php? Option =com_content&view =article&id=
46: penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid= 44:pengelolaan pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010
pendidik dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam
memfasilitasi peserta didik sampai dapat meraih hasil belajar sesuai
harapan.
Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang
berhubungan dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya
pengalaman belajar, yang menyangkut dua hal : 1) lingkungan
(keadaan) fisik, dan 2) lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik
Menurut Muhammad Saroni yang intinya bahwa lingkungan fisik adalah lingkungan yang memberi peluang gerak dan segala aspek yang berhubunga dengan upaya penyegaran pikiran bagi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang sangat membosankan. Lingkungan fisik ini meliputi saran prasarana pembelajaran yang di miliki sekolah seperti lampu, ventilasi, bangku, dan tempat duduk yang sesuai untuk siswa, dan lain sebagainya.62
Lingkungan fisik juga dapat diartikan sebagai lingkungan
yang ada di sekitar siswa baik itu di kelas, sekolah, atau di luar
sekolah yang perlu di optimalkan pegelolaannya agar interaksi
belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Artinya lingkungan fisik
dapat difungsikan sebagai sumber atau tempat belajar yang
direncanakan atau dimanfaatkan. Yang termasuk lingkungan fisik
tersebut diantanya adalah kelas, laboratorium, tata ruang, situasi
fisik yang ada di sekitar kelas, dan sebagainya.
Dari uraian di atas maka dapat disarikan bahwa
lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada disekitar siswa dalam
belajar yang berupa sarana fisik baik yang ada dilingkup sekolah
maupun yang dilingkungan sekolah termasuk dimasyarakat siswa
berada. Dalam uraian ini lingkungan fisik lebih ditekankan pada
62 http://e-edu.lpmp kalbar. net/index. php? Option =com_content&view =article&id=
46: penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid= 44:pengelolaan pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010
lingkungan fisik dalam ruang kelas belajar di sekolah, alat/media
belajar yang ada, dan alat/media belajar yang dapat dibuat
sendiri/diambil lingkungan.
b. Lingkungan sosial
Dalam lingkungan sosial berhubungan dengan pola interaksi antarpersonil yang ada di lingkungan sekolah secara umum. Lingkungan sosial yang baik memungkinkan para siswa untuk berinteraksi secara baik, siswa dengan siswa, guru dengan siswa, guru dengan guru, atau guru dengan karyawan, dan siswa dengan karyawan, serta secara umum interaksi antar personil. Dan kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat dicapai jika interaksi sosial ini berlangsung secara baik. Lingkungan sosial yang kondusif dalam hal ini, misalnya adanya keakraban yang proporsional antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.63
Oleh karena itu dalam lingkungan sosial kelas hendaknya
juga diciptakan sekondusif mungkin, agar suasana kelas dapat
digunakan sebagai ajang dialog mendalam dan berpikir kritis yang
menjunjung tinggi prinsip-prinsip manusiawi, empati, dan lain-lain,
demokratis serta religius. Selanjutnya lingkungan non
fisik/lingkungan sosial dapat dikembangkan fungsinya yaitu untuk
menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif seperti
adanya musik yang digunakan sebagai latar pada saat interaksi
belajar mengajar berlangsung. Musik tersebut digunakan menjadika
suasana belajar terasa santai, siswa dapat belajar dan siap
terkonsentrasi.
Dari penjelasan diatas tidak di pungkiri bahwa dalam
mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif dikelas selain
ada faktor di dalam sekolah dan luar sekolah ada pun faktor lain
63 http://e-edu.lpmp kalbar. net/index. php? Option =com_content&view =article&id=
46: penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid= 44:pengelolaan pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010
yang dapat mewujudkan yaitu faktor sosial yang mendukung
terciptanya siswa untuk senang dan nyaman dalam belajar.
Pada hakikatnya dari faktor-faktor yang telah disebutkan diatas
adalah pendukung dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif yaitu terciptanya suasana pembelajaran yang dapat membuat
siswa menjadi aktif, kreatif, juga menjadikan pembelajaran tersebut
efektif dan efesien juga menyenengkan bagi siswa dan guru tersebut.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Suasana Pembelajaran Aktif
Aktif yang dimaksud adalah dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sehingga siswa aktif bertanya, dan mengemukakan gagasan. Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramahan guru tentang pengetahuan.64
Jika tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan
hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam
rangkan pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Guru aktif adalah “guru yang memantau kegiatan belajar
siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaanyang
menantang, mempertanyakan gagasan siswa. Siswa aktif adalah
64 http://www.schoolparents. Canberra.net.au/effektive schools, 28 Agustus 2010
siswa yang mampu membangun konsep, bertanya, mengemukakan
gagasan, mempertanyakan gagasan, melakukan kegiatan”.65
Dalam suasana pembelajaran aktif, banyak terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Interaksi tersebut bisa merupakan pertanyaan dari guru kepada siswa atau sebaliknya, dan diskusi yang mencerahkan antara keduanya. Demikian juga pada saat sedang melakukan (brainstroming) dikelas. Saat bertanya atau presentasi misalnya, saat itu adalah saat yang sangat penting karena jika anda bisa memelihara waktu tersebut sebagai waktu yang tepat untuk menjadikan kelas yang mempunyai tradisi atau kebiasaan mendengarkan pendapat orang lain yang sedang berbicara. Misalnya dengan mengungkapkan kalimat rangsangan (menurut kamu?).
Beberapa cara untuk mengefektifkan budaya belajar aktif:
a. Libatkan siswa lebih dari hanya sekedar mendengarkan.
b. Upayakan menghindari situasi hanya mentransfer indormasi, tetapi usahakan untuk menumbuhkan kemampuan dan ide siswa.
c. Tumbuhkan selalu sikap percaya diri. Biasakan bilang kepada siswa anda (jangan takut salah) atau hargai semua pekerjaan yang kamu hasilkan(pendapat atau hasil karya).
d. Biarkan siswa melalui prosesnya sendiri. Cukup dan berhentilah menjadi guru yang selalu ingin hasil yang sempurna dari siswanya. Hargai proses dan cepat atau lambat anda akan terkejut dengan hasil karya yang siswa kita hasilkan.
e. Berikan selalun umpan balik yang positif, tidak menghakimi dan mematikan kreativitas. Pujilah anak untuk karya atau perbuatan yang mereka lakaukan.
f. Setiap anak berbeda kecerdasan, latar belakang keluarga dan kemampuan belajarnya. Hindari menggunakan gaya atau pendekatan yang sama dengan siswa yang ada dikelas anda.66
2. Suasana Pembelajaran Kreatif
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa.
65 http://www.schoolparents. Canberra.net.au/effektive schools, 28 Agustus 2010 66 http://abah 123.blogspot.com/2007/11/,28 Agustus 2010
Guru kreatif adalah guru yang dapat mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam, membuat alat bantu belajar, memanfaatkan lingkungan, mengelola kelas dan sumber belajar, serta merencanakan proses dan hasil belajar. Sedangkan siswa yang kreatif adalah siswa yang dapat merencanakan/membuat sesuatu, menulis/mengarang.67
3. Suasana Pembelajaran Efektif
Keadaan aktif dan kreatif tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung., sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus
dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan kreatif tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa.
Berikut ini adalah indikator sekolah efektif
a. Gedung, halaman, dan peralatan sekolah bersih dan terawat.
b. Orang tua dapat melihat hubungan yang positif antara masyarakat, sekolah, dan lingkungannya.
c. Mekanisme untuk partisipasi siswa dalam organisasi sekolah jelas, misalnya aturan untuk menjadi perwakilan kelas.
d. Sekolah mempunyai aturan/kebijakan tersebut.
e. Guru, orang tua, dan siswa menyadari aturan/kebijakan tersebut.
f. Isu-isu seperti gangguan terhadap siswa dan disiplain siswa didiskusikan dengan warga sekolah.68
Dengan melakukan pembelajaran yang efektif maka tujuan
pembelajaran akan tercapai, serta diharapkan siswa dapat mencapai
kompetensi.
4. Suasana Pembelajaran Yang Menyenangkan
67 http//schoolparents.canberra.net.au/effective schools, 28 Agustus 2010 68 2B-Bahan Puzzle-indikator sekolah efektif, h.2
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan seorang guru harus melakukan kegiatan yang dapat
menarik siswa, kegiatan tersebut juga harus mendapatkan
pengalaman secara langsung, meningkatkan kemampuan berfikir
kritis, memecahkan masalah, tidak membuat anak takut salah.
Kemudian untuk membuat anak senang belajar seorang guru harus
mengkondisikan anak dengan cara berani mencoba/berbuat, berani
bertanya, berani ,mengemukakan pendapat/gagasan, berani
mempertanyakan gagasan orang lain.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang santai tapi
juga serius, tidak ada rasa tegang di dalam pembelajaran, sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat dia belajar sehingga
waktu yang di curahkan tinggi.
Menurut Yuwono A. MA, “guru yang baik adalah yang bisa
menciptakan suasana belajar yang kondusif. Jika tidak dilakukan, maka
hasilnya tidak akan seperti yang diharapkan. Jadi kondisi belajar yang
tidak mendukung tidak akan menghasilkan seperti yang diinginkan,
karena itu guru harus menciptakan suasana belajar yang kondusif”.69
Secara garis besar, untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan meraka dengan penekanan pada belajar melalui perbuatan.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan meyediakan perpustakaan.
69 http://abah 123. Blogspot.com/2009/11/, 28 Agustus 2010
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.70
Adapun kriteria lingkungan pembelajaran yang kondusif adalah:
1. Lingkungan yang dapat menstimulasi siswa agar dapat nyaman belajar dan beraktivitas.
2. Bersih, aman, nyaman, dan hangat/ramah.
3. Tempat bagi semua orang untuk saling memperhatikan dan saling mendukung untuk hubungan yang positif.
4. Mempromosikan rasa saling memiliki dan kebanggaan terhadap sekolah.
5. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi dalam organisasi intra sekolah.
6. Mempunyai aturan-aturan yang jelas, dan dapat diterapkan/ dilaksanakan.
7. Mendukung kebijakan pengelolaan perilaku yang efektif yang ditopang oleh sistem pelayanan siswa yang efektif.71
Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.41tahun 2007 suasana pembelajaran yana kondusif dapat dilakukan oleh guru dalam pengelolaan kelas , yaitu:
1. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang aan dilakukan
2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik
3. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik
4. Guru menyesuaikan materi dengan kecepatan dan kemampuan belajara peserta didik
70 http://www.schoolparents.canberra.net.au/effective schools, 28 Agustus 2010 71 http://www.scholar parents.casnberra.net.au/effective schools, 28 Agustus 2010
5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamana, keselamatan, dan kepatuhan pad aperaturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran
6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung
7. Guru menghargaipeserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi
8. Guru menghargai pendapat peserta didik
9. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi
10. Pada tiap awal semester, guru menyiapkan silabus mata pelajaran yang diampunya, dan
11. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.72
B. Kerangka Berpikir
PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI
72 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007, Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF
Pembelajaran Aktif Pembelajaran Kreatif Pembelajaran Efektif Pembelajaran
Menyenangkan
PERAN GURU: Sebagai Informator (SumberBelajar) Sebagai Director (Pengarah) Sebagai Manajer (Pengelola) Sebagai Transmitter (Penyampai
Ilmu Pengetahuan) Sebagai Inisiator (inspirasi) Sebagai Motivator (Motivasi) Sebagai Fasilitator (Pemberi
fasilitas) Sebagai Mediator (Pengengah) Sebagai Evaluator (Penilai)
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus merumuskan tahapan-
tahapan yang akan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran agar
tercipta suasana pembelajaran yang kondusif dan guru juga harus melakukan
perannya dan dapat mewujudkan suasana pembelajaran menjadi efektif,
menyenangkan dan membuat siswa dapat merasa nyaman dan mau
mengikuti, menyimak semua materi yang disampaikan oleh guru pada mata
pelajaran apapun.
Begitu pula dalam proses pembelajaran ini peran guru sangat
dituntut dalam terciptanya suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar
yang di maksud pada penelitian ini yaitu suasana belajar ekonomi yang
dilakukan oleh guru ekonomi. Peran yang dilakukan oleh guru tersebut
diantaranya: guru sebagai informator (sumber belajar), guru sebagai director
(pengarah), guru sebagai organisator (pengelola), guru sebagai, transmitter
(penyampai ilmu pengetahuan), guru sebagai inisiator (inspirasi), guru
sebagai motivator (penyemangat), guru sebagai fasilitator (pemberi fasilitas),
guru sebagai mediator (penengah), guru sebagai evaluator (penialai).
Sehingga menjadikan siswa menjadi aktif dan kreatif juga mengahsilkan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
TUJUAN YANG DIINGINKAN (mewujudkan suasana belajar yang efektif)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, fokus dari penelitian ini adalah
mengamati dan melihat bagaimana peran guru ekonomi dalam mewujudkan
suasana belajar yang kondusif yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran
di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Dengan demikian penelitian ini, sasaran
yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsika, memahami, dan
memaknai sistem pengelolaan suasana pembelajaran di SMA Negeri 4
Tangerang Selatan. Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori dan
kerangka berpikir yang telah dipaparkan di depan, maka jenis penelitian yang
di anggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analisis.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), melalui
pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumentasi.73
Dengan demikian, melalui pendekatan kualitatif maka diharapkan
akan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai
makna dari fakta yang relefan.
Penelitian ini pada hakikatnya adalah mengamati guru ekonomi dalam
mewujudkan suasana belajar dalam proses pelaksanaan pembelajaran, serta
mengamati peran guru sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing siswa
didikannya.
73 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D,(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X, h. 15
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Adapun tempat yang dijadikan objek adalah di SMA Negeri 4
Tangerang Selatan. Jl. WR. Supratman Komp. PERTAMINA Kelurahan
Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Propinsi
Banten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan
judul, pengajuan proposal, perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba
instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan
sebagai kegiatan inti penelitian. Dan rentang waktu yang dibutuhkan
secara keseluruhan selama 8 (delapan) bulan, yaitu terhitung dari akhir
minggu ke empat bulan Maret sampai dengan awal bulan Desember 2010.
Dalam dua bulan ini penulis berupaya menggunakan waktu seefektif
mungkin untuk melakukan penelitian dengan cara membagi kedalam
beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pengumpulan data,
tahapan pengolahan data, dan tahapan penulisan laporan
Tabel 3.1
Waktu Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Waktu 1 Acc proposal skripsi 29 Maret 2010 2 Acc pembimbing oleh kajur 29 Maret 2010 3 Menyerahkan surat bimbingan ke jurusan 29 Maret 2010 4 Bimbingan dan konsultasi I 20 Mei 2010 5 Revisi hasil bimbingan 27 Mei 2010 6 Mencari referensi skripsi Agustus 2010 7 Menyerahkan surat penelitian kepada sekolah 27 September 2010
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan 8 Bimbingan dan konsultasi II 23 September 2010 9 Pembuatan instrumen penelitian 24 September 2010
10 Observasi dan wawancara awal 27 September 2010
11 Wawancara 1 Oktober 2010 12 Bimbingan dan konsultasi III 3 Oktober 2010 13 Observasi I 4 Oktober 2010 14 Mengolah data hasi observasi I 4 Oktober 2010 15 Bimbingan dan konsultsai IV 10 Oktober 2010 16 Observasi II 13 Oktober 2010 17 Mengolah data hasil observasi II 15 Oktober 2010 18 Penyebaran angket 19 Oktober 2010 19 Bimbingan dan konsultasi 22 Oktober 2010 20 Observasi III 25 Oktober 2010 22 Mengolah data hasil observasi III 26 Oktober 2010 23 Analisis, deskripsi, dan penyajian data 5 November 2010 24 Bimbingan dan konsultasi 14 November 2010 25 Revisi hasil bimbingan 16 November 2010 26 Bimbingan dan konsultasi 19 November 2010 27 Revisi hasil bimbingan 22 November 2010 28 Bimbingan dan konsultasi 29 November 2010 29 Konsultasi dan meminta tanda tangan pengesahan 4 Desember 2010
C. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang
terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang berintegrasi secara sinergis.74 Situasi penelitian tersebut dapat
dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih
mendalam mengenai apa yang terjadi di dalamnya. Dalam penelitian ini
penulis mengamati situasi sosial atau objek penelitian tentang peran guru
ekonomi (actors) dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif
(activity) di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan (place).
74 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &
D,...h. 297-298
Sempel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data
yang dianggap mengetahui terntang populasi /situasi sosial atau objek
penelitian, dan untuk menentukan sempel tersebut penulis menggunakan
teknik cluster sampling (area sampling). Yaitu siswa kelas XI IPS 3 di SMA
Negeri 4 Tangerang Selatan, yang terdiri dari 4 (empat) kelas, tetapi hanya
digunakan untuk sampelnya hanya 1 kelas. dimana kelas ini memiliki
karakteristik yang relatif sama dengan ke tiga kelas lain atau dapat mewakili
kelas-kelas lain.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan dua pendekatan penelitian, yaitu:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Yang dimaksud dengan penelitian kepustakaan adalah penelitian
yang dilakukan dengan cara mencari teori-teori yang dikemukakan oleh
para ahli juga mengumpulakan, membaca, dan menganalisa buku yang ada
relevansinya dengan masalah yang dibahas di dalam skripsi ini. Penelitian
kepustkaan ini dilakukan untuk memperdalam pengetahuan tentang
masalah yang akan diteliti juga berfungsi mempertajam konsep-konsep
yang digunakan sebagai literatur yang mendukung pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian lapangan (Field Research)
Yang dimaksud dengan penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data lapangan, dengan
turun langsung kelapangan tempat dimana objek penelitian berada, melihat
secara langsung kondisi yang ada, yang secara teknis dilakukan dengan
observasi, wawancara, dan angket.75
75Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
1999), Cet. II, h. 70
Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisis data
yang ada di lapangan sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat
di buktikan relesansinya.
Untuk memperoleh data dari lapangan penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari, “metode observasi
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala pada obyek
penelitian. Unsur-unsur yang tampak itu disebut data atau informasi
yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap”.76
Dengan teknik ini penulis secara langsung mengamati cara guru
ekonomi dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan melihat
kondisi/suasana kelas dalam proses belajar mengajar, mengamati
kondisi sekolah, sarana dan prasarana, serta keadaan para gurur dan
siswanya di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan.
b. Pedoman Observasi
Susan stainback (1988) yang di kutip oleh Sugiyono,
mengemukakan bahwa “interviewing provide the researcher a means to
gain a deeper understanding of how a participant interpret a situation
or phenomenon than can be gained through observation alone”. Jadi
dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi.77 Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari
guru ekonomi dalam proses belajar mengajar.
c. Dokumentasi
76 Hadari Nawawi, M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), h. 67 77 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-10, h. 319
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.78
Dalam studi dokumentasi ini peneliti mengambil data-data
tentang sejarah berdirinya sekolah, tujuan sekolah, struktur sekolah, visi
dan misi sekolah, dan foto-foto suasana kelas dalam pembelajaran, serta
semua yang berkaitan dengan sekolah tersebut
d. Angket (Kuesioner)
Angket adalah suatu daftar pertanyaan mengenai sesuatu
masalah atau bidang yang diteliti untuk diisi oleh responden. 79
Penyebaran angket ditujukkan kepada siswa SMA Negeri 4
Tangerang Selatan yang berjumlah 41 orang yang menjadi sampel
penelitian. Angket tersebut disebarkan kepada responden yaitu untuk
mengetahui persepsi siswa terhadap guru dalam mewujudkan suasana
belajar yang kondusif.
e. Wawancara
Menurut Lexy J. Moeloeng, “wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
78 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D..., h. 329 79 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi..., h. 83.
diwawancarai (interviewee) memberikan jawaban. Wawancara ini
dilakukan secara terbuka dan terstruktur”.80
Hal ini dimaksudkan peneliti untuk mempertajam perolehan
data-data dari penelitian.
E. Definisi Konseptual, Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen
1. Definisi Konseptual
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik. Selain tugas yang telah di sebutkan diatas guru juga harus
melakukan perannya sebagai profesional yang meliputi informator
(sumber belajar), director (pengarah), organisator (pengelola), transmitter
(penyampai ilmu pengetahuan), inisiator (inspirasi), motivator ( pemberi
motivasi), fasilitator (pemberi fasilitas belajar), mediator
(penengah/pemberi solusi belajar), dan evaluator (penilai). Yang dimaksud
evaluasi dalam penelitian ini adalah guru mengevaluasi dimana tingkat
kesulitan anak didik pada saat penerimaan materi, dalam proses
pembelajaran dan terakhir pemberian solusi oleh guru.
Adapun kompetensi dasar guru adalah sebagai berikut:
a. Menguasai bahan
b. Mengelola program belajar mengajar
c. Mengelola kelas
d. Menggunakan variasi metode
e. Menguasai landasan-landasan pendidikan
80 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. XVIII, h. 135
f. Mengelola interaksi belajar mengajar
g. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan
sekolah, mengenal dan menafsirkan hasil-hasil penelitian kependidikan
guna keperluan pengajaran.
2. Definisi Operasional
Dengan beberapa kompetensi profesional yang dimiliki oleh
seorang guru, tentu saja guru memiliki tugas yang sangat berperan dalam
mewujudkan suasana belajar menjadi baik dan kondusif, bagi seluruh
siswa dan suasana kelas itu sendiri dalam proses pembelajaran, sehingga
kondisi belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan kondusif.
Suasana pembelajaran tersebut di lakukan dengan cara mengarahkan siswa
menjadi aktif, kreatif dan kritis dalam mengikuti proses pembelajaran dan
membuat suasana belajar di kelas itu efektif dan menyenangkan.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut guru di tuntut untuk
mampu mengelola proses pembelajaran dengan memberikan rangsangan
kepada siswa sehingga siswa mau belajar karena memang siswalah yang
menjadi subjek utama dalam belajar. Hal itu di harapkan dapat
mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang
berkualitas.
Pengelolaan pembelajaran yang berkualitas meliputi:
1. Kemampuan dalam mengelola program pembelajaran
a. Menentukan indikator atau tujuan pembelajaran
b. Mengenal dan dapat menggunakan proses pembelajaran yang tepat
c. Melaksanakan program belajar-mengajar
d. Mengenal kemampuan anak didik
e. Merencanakan dan melaksanakan program remedial
2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran
a. Menguasai bahan materi yang akan diajarkan
b. Menguasai pengelolaan kelas
c. Menggunakan media/sumber belajar
d. Menggunakan variasi metode dan strategi pembelajaran
e. Memberikan penilaian prestasi siswa
3. Kemampuan melakukan interaksi belajar mengajar
a. Melakukan tanya jawab dengan siswa
b. Memberikan tanya jawab kepada siswa
c. Memberikan penyegaran (games) dalam pembelajaran
d. Membimbing siswa dalam menyelesaikan soal/kasus
e. Memberikan solusi kepada siswa atas masalah kesulitan
belajar/pribadi
4. Kemampuan melaksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran
a. Memberikan respon terhadap jawaban yang di berikan siswa
b. Memberikan penilaian atas tugas-tugas dan partisipasi yang telah
dilakukan dalam proses pembelajaran
c. Memberikanpenilaian berupa reward/hadiah atas kemampuannya
menjawab pertanyaan/soal dalam proses pembelajaran
3. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2
Peran Guru Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif
Melalui Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator
Mengelola kegiatan akademik (Organisator)
a. Merencanakan tujuan belajar b. Mengisi daftar hadir c. Membuat catatan biodata dan
masalah siswa
Memberikan sember belajar yang relevan (Informator)
a. Memiliki bahan referensi sumber belajar
b. Melakukan pemetaan/perencanaan pembelajaran
Menyampaikan dan menguasai materi (Transmitter)
a. Memberikan informasi/pelajaran yang akan dibahas
b. Penguasaan materi ekonomi c. Penyampaian materi ekonomi
dengan jelas
Memotivasi siswa dalam pembelajaran ekonomi (Motivator)
a. Penciptaan kondisi awal (membuka pembelajaran)
b. Memberikan apersepsi (berupa penilaian, penghargaan,hadiah)
c. Memberikan motivasi
Memberikan kemudahan/fasilitas dalam pembelajaran (Fasilitator)
a. Menggunakan media dalam penyampaian materi
b. Menggunakan Strategi pembelajaran yang tepat
Peran Guru dalam Mewujudkan Suasana Belajar yang Kondusif
Peran Guru
Mengatasi masalah belajar (Mediator)
a. Mengetahui hambatan siswa b. Meluangkan waktu untuk siswa
dalam belajar c. Kontinitas pemberian solusi
( jalan keluar )
Memberikan pengarahan dalam pembelajaran siswa (Director)
a. Merumuskan tujuan/kompetensi belajar
b. Mengarahkan fokus pembelajaran
Menjadi inspirasi siswa dalam belajar (Inisirator)
a. Menggunakan ide-ide kreatif dalam pembelajaran
b. Memberikan contoh tauladan
Menilai prestasi siswa (Evaluator)
a. Memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa
b. Memberikan penghargaan/hadiah atas jawaban siswa
Pembelajaran aktif a. Melibatkan siswa dalam pembelajaran (menerangkan materi yang berkaitan dengan pembelajaran)
b. Mengajukan pertanyaan
Pembelajaran kreatif a. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
b. Mencari sumber/referensi belajara di luar sekolah
Pembelajaran efektif a. Mengatur ruangan
b. Menegur siswa c. Pemberian sanksi/hadiah
Suasana Belajar yang Kondusif
Pembelajaran menyenangkan
a. Memberikan penyegaran (games/lagu)
b. Berinteraksi dengan siswa
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang akan di pelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain. 81
Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono,
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif di lakukan
secara interaktif dan di lakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification.82
a. Data Reduction (reduksi data)
Meruduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.
b. Data Display (penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uaraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcart, dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono,
menyatakan, “the most frequent from of display data for qualitative
reserarch data in the pas has been narrative tex”. Yang paling sering
digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Milles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
81 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, ... h. 335 82 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, ... h.
337-345
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah/Profil Sekolah
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan berdiri pada tahun 1993. SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan terletak di Jalan WR. Supratman Komp.
PERTAMINA Kelurahan Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan Propinsi Banten.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
terdiri dari tanah dan gedung yang sepenuhnya milik Negara yang
dihibahkan dari PERTAMINA kepada SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatan, adapun keadaan Tanah, prasarana dan Gedung sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sarana dan Prasaran SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
No. Data Sarana Prasarana Keterangan
1. Luas Lahan 12.000 m2
2. Luas Bangunan 3.693 m2
3. Lapangan Olahraga 4 buah
4. Jumlah Ruang Belajar 27 ruang
5. Jumlah Ruang Penunjang :
a. Laboratorium Bahasa
b. Laboratorium Kimia dan Biologi
c. Laboratorium Fisika dan Matematika
d. Laboratorium Komputer
e. Perpustakaan
f. Ruang Seni
1 ruang
1 ruang
1 ruang
3 ruang
1 ruang
1 ruang
No. Data Sarana Prasarana Keterangan
g. Ruang BK
h. Ruang Kepala Sekolah
i. Ruang Guru
j. Ruang TU
k. Ruang Wakasek
l. Ruang Piket/Tamu/UKS
m. Ruang Satpam
n. Gudang
o. Ruang Penggandaan
p. Dapur
q. Kamar mandi
r. Kantin
s. Koperasi Siswa
t. Ruang OSIS
u. Ruang Ekskul
v. Tempat Beribadah
w. Garasi
x. Tempat Parkir
y. Taman
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
4 ruang
1 ruang
1 ruang
22 pintu
10 pemilik
1 ruang
1 ruang
2 ruang
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6. Jumlah Peralatan :
a. Alat studio dan komunikasi
b. Alat Kantor dan Rumah tangga
c. Alat laboratorium
d. Mobil
10 buah
2.432 buah
10.796 buah
1 buah
3. Visi dan Misi
a. Visi SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Visi :
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan bertaraf internasional
yang religius, berakhlak mulia, inovatif, dan menguasai iptek.
Indikator Visi:
1. Sekolah dalam kesehariannya menggunakan Bahasa Inggris
2. Sekolah memenuhi standar nasional pendidikan diperkaya dengan
standar internasional pendidikan dari negara maju (salah satu negara
OECD).
3. Sekolah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dan ISO 14000
4. Sekolah membina peserta didik untuk taat beribadat kepada Tuhan
Yang Maha Esa
5. Sekolah membina peserta didik agar memiliki sopan santun, taat
akan tata tertib sekolah, dan taat terhadap norma dan hukum yang
berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia.
6. Sekolah menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing pada
perlombaan-perlombaan tingkat nasional dan internasional baik yang
bersifat akademik maupun non akademik
7. Sekolah dalam kegiatan sehari-hari berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.
b. Misi SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Misi :
1. Mengembangkan kemampuan penguasaan Bahasa Inggris
2. Mengembangkan muatan mata pelajaran kurikulum KTSP diperkaya
dengan muatan mata pelajaran internasional (salah satu negara
OECD).
3. Mengembangkan sistem manajemen mutu sesuai dengan ISO 9001 :
2000 dan ISO 14000
4. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa
5. Menjunjung tinggi persamaan hak, jujur, demokrastis, bersikap
efektif dan efisien
6. Menciptakan gagasan cemerlang
7. Meraih prestasi unggul di tingkat nasional dan internasional
8. Adaftif terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
c. Target SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
a. Mampu mewujudkan keimanan, ketaqwaan, kecerdasan, budi
pekerti yang luhur, keterampilan, serta hidup mandiri.
b. Mampu menguasai dan menyelesaikan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator masing-masing mata pelajaran dan
kelompok mata pelajaran.
c. Mampu mencapai standar minimal kelulusan nasional, regional
maupun sekolah, sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya atau hidup layak di masyarakat.
d. Tenaga kependidikan dan Tata Usaha
Jumlah tenaga kependidikan dan tata usaha SMA Negeri 4
Kota Tangerang Selatan, dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Daftar Tenaga Kependidikan dan Tata Usaha
No. Tenaga Pendukung Jumlah
1.
2.
3.
Tenaga Keuangan
Tenaga Administrasi
Satpam
2 orang
5 orang
2 orang
4.
5.
6.
7.
Tenaga Kebersihan
Laboran
Pustakawan
Teknisi
8 orang
1 orang
1 orang
1 orang
e. Kurikulum
Penyusunan Struktur kurikulum didasarkan atas standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang
telah ditetapkan oleh BSNP.
Sekolah atas persetujuan Komite Sekolah dan memperhatikan
keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan
pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Sistem Belajar di SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatanmenerapkan sistem paket, artinya peserta didik mengikuti
pembelajaran sesuai dengan yang telah diprogramkan dalam
struktur kurikulum.
2. Penambahan jam pembelajaran untuk kelas X, XI dan XII
maksimal dua jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
3. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
4. Kelas X merupakan program tingkat pertama bersama
(TPB)/umum yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik.
5. Kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas
Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
6. Kurikulum Kelas X terdiri dari 16 Mata Pelajaran, Muatan Lokal
dan Pengembangan Diri, dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Alokasi Waktu Komponen
Semester 1 Semester 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
6. Fisika 2 2
7. Biologi 2 2
8. Kimia 2 2
9. Sejarah 2 2
10. Geografi 2 2
11. Ekonomi 2 2
12. Sosiologi 2 2
13. Seni Budaya 2 2
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
16. Keterampilan / Bahasa Asing (B. Jerman) 2 2
B. Muatan Lokal (Design Grafis) 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah 40 40
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
1. Kurikulum Kelas XI dan XII IPA terdiri dari 13 Mata Pelajaran,
Muatan Lokal dan Pengembangan Diri, dengan alokasi waktu sebagai
berikut :
Tabel 4.4
Mata Pelajaran SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Komponen
Smt1 Smt 2 Smt 1 Smt2
A. Mata Pelajaran 2 2 2
1. Pendidikan Agama 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 4 6. Fisika 4 4 4 4 7. Kimia 4 4 4 4 8. Biologi 4 4 4 4 9. Sejarah 2 2 2 2 10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2 13. Keterampilan/ Bahasa Asing 2 2 2 2 B. Muatan Lokal 2 2 2 2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) Jumlah 40 40 40 40
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
2. Kurikulum Kelas XI dan XII IPS terdiri dari 13 Mata Pelajaran, Muatan
Lokal dan Pengembangan Diri, dengan alokasi waktu sebagai berikut :
Tabel 4.5 Struktur Kurikulum SMA Negeri 4 Kota Tangerang SelatanKelas XI
dan XII program IPS
Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Komponen
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Sejarah 3 3 3 3
7. Geografi 3 3 3 3
8. Ekonomi 4 4 4 4
9. Sosiologi 4 4 4 4
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2 2
Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Komponen
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Kesehatan
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2
13. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) Jumlah 40 40 40 40
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
f. Data Siswa
Tabel 4.6 Data jumlah peserta didik dan rombongan belajar
Kelas XI Kelas XII No Data Siswa Kelas X
IPA IPS Jml. IPA IPS Jml. Jumlah Total
1. Jumlah siswa 380 186 164 350 191 142 333 1064
2. Rombongan belajar 9 5 4 9 5 4 9 27
g. Data Guru dan Karyawan
Tenaga Pendidik (Guru)
Jumlah tenaga kependidikan SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
sebagai berikut :
Jumlah guru per Mata Pelajaran dan guru BK
(Data lebih lengkap dapat dilihat di LISM Tahun 2009, seperti
terlampir)
Tabel 4.7 Daftar Guru Pelajaran dan Guru BK
No Mata Pelajaran Jumlah Guru Keterangan
1 Pendidikan Agama 3 2 orang DPK Depag
No Mata Pelajaran Jumlah Guru Keterangan
2 Kewarganegaraan 2 PNS
3 Bahasa Indonesia 6 1 orang Honorer
4 Bahasa Inggris 5 PNS
5 Matematika 6 2 orang Honorer
6 Sejarah 3 PNS
7 Geografi 2 1 orang Honorer
8 Ekonomi / Akuntansi 4 PNS
9 Sosiologi 2 PNS
10 Fisika 3 PNS
11 Biologi 3 PNS
12 Kimia 4 PNS
13 Pendidikan Seni 2 1 orang Honorer
14 Penjas 3 PNS
15 TIK 3 2 orang Honorer
16 Mulok 3 PNS
17 BP/BK 2 1 orang honorer
18 Bahasa Jerman 1 PNS
19 Bahasa Mandarin 1 Honorer
20 Bahasa Jepang 1 Honorer
h. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun
pelajaran menjadi semester ganjil mulai bulan Juli s.d. Desember dan
semester genap mulai bulan Januari s.d. Juli.
2. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 5 hari dalam satu minggu
dengan waktu efektif belajar ditetapkan minimal sebanyak 34 minggu
efektif atau 204 hari belajar efektif dalam satu tahun pelajaran.
3. Hari belajar efektif tidak diperbolehkan untuk kegiatan lain yang
tidak ada kaitan langsung dengan KBM di sekolah.
4. Kegiatan ulangan harian termasuk kepada minggu atau hari efektif,
sedangkan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
sekolah, dan ujian nasional tidak dimasukkan ke dalam minggu/hari
efektif.
i. Pembinaan Imtak
1. Pengembangan Diri (Pengembangan Imtak)
Pengembangan diri merupakan kegiatan non mata pelajaran
yang dilakukan dalam bentuk :
a. Pelayanan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri,
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Pelayanan ini dibimbing oleh Guru BK.
b. Program Ekstrakurikuler yang dibimbing oleh guru pembina,
pelatih, ahli, tokoh masyarakat, atau lembaga lain yang relevan,
dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengevaluasian berkelanjutan (suistinable). Adapun ekstrakurikuler
yang dikembangkan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatansebagai berikut: OSIS, Pramuka, Paskibra, PMR, Sispala,
Rohis, KIR, Olahraga Prestasi, English Club, Koperasi Bina Siswa,
Forum Pustaka Remaja, Seni, Persema, LDK, Mukilas.
c. Program Jum’atan, yang diisi dengan olah raga pagi/senam dan
Sholat Jum’at/keputrian yang wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik.
d. Program Seninan yang dilaksanakan secara bergiliran antara
upacara bendera dengan kegiatan pelayanan bimbingan karir oleh
guru BK dan wali kelas.
e. Penilaian pengembangan diri bersifat kualitatif, dilaporkan kepada
orang tua peserta didik bersamaan dengan hasil belajar
intrakurikuler.
j. Ekstra Kurikuler
1. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang bertujuan
untuk mengembangkan keunggulan dan perkembangan di masyrakat,
khususnya masyarakat sekitar wilayah Ciputat dan Jakarta, yang
merupakan masyarakat perdagangan, industri dan perkantoran.
Berikut ini merupakan program Muatan Lokal yang wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik.
Tabel 4.8 Program Muatan Lokal Design Grafis
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi pengertian disain grafis Menjelaskan pengertian disain Menjelaskan pengertian grafis
Membedakan perangkat lunak pembuat grafis berbasis pixel dan berbasis vector
Memahami definisi pixel, resolusi, dan vektor Menentukan kelebihan dan kekurangan aplikasi grafis berbasis pixel dan vektor
Menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat grafis
Memahami kegunaan setiap tool Memahami opsi/properti dari setiap tool mengerti konsep seleksi mengerti konsep feather, antialias, true type font
Membuat grafis dengan berbagai variasi warna, bentuk, dan ukuran
Menggunakan warna solid Menggunakan warna gradien Menggunakan pattern style
Manajemen file grafis Menyimpan file dengan ekstensi umum Menyimpan file grafis untuk bisa digunakan pada aplikasi grafis lainnya
Melakukan export-import file grafis Melakukan ekport-import dari aplikasi grafis berbasis pixel ke aplikasi grafis berbasis vektor dan sebaliknya
Mengidentifikasi perangkat lunak peaplikasi grafis berbasis vektor Memahami opmbuat grafis berbasis vector
Menyebutkan erasi dasar aplikasi grafis berbasis vektor
Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan perangkat lunak pembuat grafis berbasis vactor
Memahami kelemahan aplikasi dalam ukuran file dan kompatibilitasnya dengan aplikasi grafis lain Memahami keakuratan hasil cetak dari apilikasi grafis berbasis vektor
Mengelola file grafis dalam manfaatnya di bidang percetakan
Membedakan produk-produk grafis yang umum Menentukan manjemen warna pada produk Memahami konsep komunikatif, artistik, efisien, efektif, profokatif, dan persuasive
Lay out dan printer setting Memanfaatkan keakuratan hasil cetak Menentukan lay out produk berhalaman banyak
Memproduksi grafis dalam berbagai format cetak
Mencetak karya individu Melakukan pameran
83
B. Deskripsi Data
Data-data penelitian tentang peran guru dalam mewujudkan suasana
belajar yang kondusif di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, peneliti
memperoleh data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.
Dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini:
1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan data-data
meliputi:
a. Melihat guru ekonomi dalam membuka dan menutup pembelajaran
b. Melihat peran-peran yang di lakukan oleh guru ekonomi yang meliputi
(Informator, director, organisator, transmitter, inisiator, motivator,
fasilitator, mediator, dan evaluator)
c. Melihat suasana pembelajaran ekonomi (pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan)
2. Wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan guru ekonomi sebagai
objek penelitian.
3. Dokumentasi, peneliti mengamati dan menyelidiki dokumen-dokumen
yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran, sekolah, dan peneliti juga
mengambil dokumentasi berupa foto yang menggambarka proses suasana
dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas.
4. Angket, peneliti menyebarkan angket kepada siswa terkait dengan persepsi
siswa tentang peran guru ekonomi dalam proses pembelajaran di kelas.
83 SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Profil Sekolah SMA Negeri 4 Tangerang Selatan,
di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 5 September 2010, 11. 00
Data yang terkumpul melalui observasi pembelajaran hanya di
lakukan di kelas XI IPS. Pada saat observasi proses pembelajaran di kelas,
peneliti kemudian men-check list setiap kualitas pembelajaran yang muncul
ketika proses tersebut berlangsung.
Sedangkan angket penulis sebarkan kepada siswa yaitu dengan tujuan
untuk memperoleh data melalui persepsi siswa mengenai peran guru di dalam
proses pembelajaran ekonomi di kelas. Angket yang diberikan terdiri dari 20
pertanyaan. Teknik pengukuran dari angket ini menggunakan prosentase
perhitungan sebagai berikut:
P = F X 100% N
Keterangan:
P : Tingkat Prosentase
F : Frekuensi dari hasil jawaban
N : Jumlah seluruh objek penelitian (Number Of Cases)
100% : Nilai konstanta 84
Sedangkan kategori terhadap hasil perhitungan persentase tersebut, di
gunakan standar yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu:
100% = Seluruhnya
90% - 99% = Hampir seluruhnya
60% - 89% = Sebagian besar
51% - 59% = Lebih dari setengahnya
50% = Setengahnya
40% - 49% = Hampir setengahnya
10% - 39% = Sebagian kecil
84 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h.43
1% - 9% = Sedikit sekali
0% = Tidak sama sekali 85
C. Analisis dan Interpretasi Data Hasil Observasi
Di bawah ini merupakan penjelasan dari hasil observasi dan wawancara
yang penulis lakukan terkait dengan proses pembelajaran yang di lakukan
oleh guru ekonomi di kelas.
Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang di konfersikan menjadi
data kuantitatif berdasarkan jumlah komponen yang terlaksana. Dalam
pengolahan data ini di gunakan kategori dari hasil penilaian obervasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Kategori Penilaian Observasi
No Penilaian Kategori 1 5 Sangat baik 2 4 Baik 3 3 Cukup 4 2 Kurang 5 1 Sangat buruk
86
Penjelasan mengenai peran guru ekonmi SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
ekonomi di kelas, adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Perencanaan Pembelajaran
Dalam pembahasan peneliti melalui observasi dan wawancara
dengan guru ekonomi, mengenai perencanaan proses pembelajaran
sebelum memulai pembelajaran di kelas.
85 Syharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), cet. Ke 11, h. 246 86 Dikutip dari Penilaian Form PPKT 2010
Dalam proses awal pembelajaran ekonomi yang ingin di ajarkan,
terlebih dahulu guru mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), tujuannya agar pembelajaaran terarah dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Guru tersebut mengungkapkan biasanya sebelum memulai pembelajaran saya selalu membuat, RPP dahulu, agar pembelajaran itu menjadi terarah dan mencapai tujuan, dan juga membuat percaya diri untuk menyampaikan ilmu pengetahuan mengenai materi ekonomi dalam kelas. Dan biasanya sebelum menyampaikan materi belajar, saya mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan saya mengenai materi yang akan saya ajarkan.87 Pada awal perencanaan ini pada dasarnya guru telah melakukann
perannya sebagai informator (sumber belajar). Karena guru telah
mempersiapkan materi ajar dan mencari sumber-sumber belajar lain
(referensi).
Selain merencanakan materi pembelajaran guru juga mencari
metode /alat pembelajaran yang sesuai dengan pembahasan yang ingin di
sampaikan.
Hal ini dinyatakan oleh guru ekonomi yaitu beberapa kali ketika pembelajaran berlangsung saya menggunakan metode yang bervariasi misalnya dengan menyelingi games atau pertanyaan kepada siswa dan itu akan menjadi tambahan poin bagi mereka, hal itu saya lakukan agar siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran ekonomi.88 Dari hasil wawancara tersebut guru ekonomi sudah melakukan
perannya sebagai fasilitator. Dalam hal ini fasilitator yang dimaksud
adalah guru tersebut mampu menentukan metode/media yang dapat
mendukung proses berlangsungnya pembelajaran lebih variatif.
Perencanaan pembelajaran ini dilakukan setiap kali guru ingin
melakukan proses pembelajaran walaupun, pada beberapa kali pertemuan
87 Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat
27 September 2010, 11.00 WIB 88 Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat
27 September 2010, 11.00 WIB
guru tidak mencari sumber belajar lain selain, guru hanya perpedoman
pada sumber bealajar yang menjadi pedoman untuk siswa juga.
Dalam kegiatan ini peran guru sebagai manajer atau pengelola
pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dari hasil
observasi bahwa guru telah merencanakan dengan baik. Dilihat dari skor
penilaian yaitu 4 dengan kategori “ baik”.
2. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Ekonomi
Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran ekonomi guru
melakukan tiga tahapan yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan (awal)
Kegiatan pendahuluan (introduction) pada dasarnya
merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik
pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya adalah untuk
memberi suasanya semangat para peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran dan dapat menjadi penyemangat siswa untuk
memperhatikan materi yang akan disampaikan oleh guru. Jadi, pada
kegiatan awal pembelajaran ini guru mampu melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya suasana belajar yang
kondusif bagi siswa bagi siswa.
Berdasarkan pengamatan terhadap guru ekonomi di SMA
Negeri 4 Tangerang Selatan dalam pelaksanaan kegiatan awal belajar
sebelum memasuki inti dari pembelajaran, kegiatan yang dilakukan
oleh guru dan siswa adalah:
1. Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran ini adalah pembiasaan yang
selalu di lakukan oleh guru ekonomi setiap kali membuka
pelajaran, antara lain;
a. Pengamatan pertama:
- Guru mengucapkan salam - Meminta siswa untuk menyiapkan kelas dan berdoa - Guru memeriksa keadaan siswa di kelas
- Guru mengabsen Kehadiran siswa yang masih ada diluar kelas
- Mengarahkan siswa belajar dengan serius dan tidak main-main. 89
b. Pengamatan kedua:
Pada awal pembiasaan kedua sama seperti sebelumnya:
- Mengucapkan salam - Meminta siswa berdo’a - Guru memeriksa keadaan siswa yang masih ada diluar kelas - Mengabsen kehadiran siswa - Menyiapkan kelas agar lebih kondusif untuk belajar - Mengarahkan siswa belajar dengan serius. 90
c. Pengamatan ketiga: - Guru mengucapkan salam - Meminta siswa berdo’a - Memeriksa keadaan siswa di kelas - Mengabsen kehadiran siswa - Menyiapkan kelas agar lebih kondusif dalam belajar - Mengarahkan siswa belajar dengan serius. 91
Dalam tahapan pendahuluan ini dapat disimpulkan
bahwa peran guru sebagai pengelola akademik (organisator) sudah
terlaksana, dimana guru memeriksa kehadiran siswa (absensi) dan
melihat keadaan kelas apakah masih ada siswa yang belum masuk
kelas pada ketika pelajaran ingin di mulai.
Dalam awal memulai pembelajaran ini guru ekonomi
juga sudah melakukan perannya sebagai demonstrator (pemberi
contoh) dalam hal kedisiplinan waktu.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru ekonomi yang menyatakan “setiap materi pelajaran saya dimulai saya tidak ingin siswa masih ada diluar kelas, karena itu akan mengganggu proses berjalannya pembelajaran dan akan membuat suasana belajar menjadi terganggu akibat ada siswa yang masih ada di luar kelas. Hal itu saya wujudkan dengan datang
89 Hasil observasi I pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan, 1 No 2010, 08.30-11.00 WIB 90 Hasil observasi II pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan, 13 Oktober 2010, 09.00-10.45 WIB 91 Hasil observasi III pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan, 25 Oktober 2010, 11.
on time (tapat waktu) pada waktu saya mengajar di kelas”.92
2. Apersepsi
Apersepsi merupakan upaya yang dilakukan oleh guru
untuk menghubungkan antara materi-materi yang akan di pelajari
dengan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. Hal ini
dilakukan aga pengetahuan yang dimiliki oleh siswa menjadi
pengetahuan yang utuh dan saling berhubungan.
Hal tersebut sesuai dengan pengamatan penulis, bahwa
dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran guru ekonomi telah
memberikan apersepsi kepada siswa, yaitu:
Memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan menghubungkannya dengan materi yang akan dibahas. Hasil pengamatan ini diperkuat dengan pendapat guru ekonomi bahwa setiap kali ingin memulai pembelajaran saya selalu melakukan apersepsi kepada siswa mengenai pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan pada materi yang akan dibahas agar siswa betul-betul memahami materi tersebut, dan juga agar pembelajaran mejadi kondusif dan aktif.93
Begitu pula pada pertemuan kedua dan ketiga, guru
ekonomi selalu memberikan apersepsi atau pertanyaan-
pertanyaan yang di pertemuan sebelumnya dengan materi yang
akan dibahas.94
3. Motivasi
Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran sebagai
motivator yaitu memberikan motivasi kepada siswa agar dapat
92 Masruroh, Wawancara dengan Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan,
Jumat, 27 September 2010, 11.00 WIB 93 Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat
27 September 2010, 11.00 WIB 94 Hasil observasi II dan III pada saat pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 4
Tangerang Selatan, 13&25 Oktober
semangat dalam mengikuti pelajaran. Dalam hal ini, guru
ekonomi selalu berupaya untuk memberikan motivasi kepada
siswa pada awal, sampai dengan akhir pembelajaran dengan
memberi nilai terhadap hasil pekerjaan/tugas, serta pertanyaan-
pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa dengan pujian, hadiah
berupa penambahan skor/nilai.
Sebagaimana yang pernah di ungkapkan guru ekonomi
ketika pembelajaran berlangsung “kalian sebantar lagi akan
menghadapi ujian akhir, dan itu adalah hasil yang menentukan
apakah kalian naik atau tidak ke kelas 3 (tiga), jadi kalian harus
belajar lebih baik lagi dan tidak ada lagi kata main-main”95
Dan juga, dalam memberikan motivasi guru
menggunakan pujian verbal dan penambahan nilai ekonomi.
Seperti ketika guru memberikan satu pertanyaan kepada siswa
dan siswa itu dapat menjawab dengan baik, kemudian guru
memberi pujian dengan “ya, jawaban yang tepat dan ibu akan
memasukan sebagai nilai tambahan kamu”.
Berdasarkan hal tersebut guru telah memberikan
semangat yang baik dalam rangka untuk menumbuhkan semangat
siswa dalam mengikuti materi yang akan di sampaikan dan
menjadikan siswa merasa nyaman dengan suasana pembelajaran,
yaitu dengan memberi rangsangan atau motivasi awal kepada
siswa agar semangat dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut
sudah mencakup perwujudan suasana belajar yang kondusif, dan
guru juga sudah berperan sebagai motivator (pemberi
motivasi/semangat) bagi siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pada kegiatan pendahuluan ini, mulai dari kegiatan membuka
95 Hasil Observasi II saat proses pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran ekonomi
di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 13 Oktober 2010, 10.30-12.00 WIB
pelajaran/pembiasaan, apersepsi, motivasi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran telah dilakukan guru secara jelas dan baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Sabri, bahwa tahapan-tahapan yang harus ditempuh gurupada saat memulai pembelajaran adalah:
1. Menanyakan kehadiran siswa 2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai bahan pelajaran yang belum diketahui 3. Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah
dibahas 4. Mengulang secara singkat, tetapi mencakup semua
bahan.96
Berdasarkan hasil deskripsi diatas dapat disimpulkan
bahwa komponen-komponen yang telah ditentukan dalam
kegiatan pendahuluan telah terlaksana. Hal ini dibuktikan dalam
hasil observasi yang bertumpuan pada lembar pedoman observasi
semua item tersebut dilakukan secara baik (terdapat di poin 4)
dengan kategori “baik”.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti dalah poin utama dalam pembelajaran karena
pada kegiatan inti ini adalah saat terjadinya proses belajar mengajar
pada saat guru menerangkan materi pelajaran. Oleh karena itu dalam
kegiatan inti ini merupakan kegiatatn yang kompleks dalam proses
belajara mengajar yang mengutamakan pada proses pengalaman dan
pemahaman belajar siswa.
Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh
guru berdasarkan kurikulum agar pada saat mengajar materi yang
diajarkan sesuai dengan tujuan dan tidak melenceng kemana-mana.
Selain perencanaan tersebut dalam kegiatan inti ini guru juga dituntut
untuk melakukan perannya sebagai pengajar yang memproritaskan
kepada aktivitas siswa secara efektif dan dapat mewujudkan suasana
96 Ahmad Sabri, Quantum Teaching Strategi Belajar Mengajar: Micro Teaching,
(Ciputat: Ciputat Press, 2010), Cet. III, h. 49
belajar mengajar menjadi aktif, efesien, dan menyenangkan dengan
kata lain terciptanya suasana belajar yang kondusif.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat di
jelaskan kegiatan inti pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4
Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan Pertama
Dalam mengajar guru ekonomi sebisa mungkin menjalankan perannya sebagai fasilitator (pemberi fasilitas dalam belajar) fasilitas tersebut berupa metode, dan media belajar bagi siswanya hal ini di buktikan yaitu dalam proses mengajar guru ekonomi menggunakan metode yang variatif yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan kuis. Sedangkan media yang digunakan adalah adalah papan tulis, buku panduan, referensi/bahan ajar yang sudah guru siapkan dari rumah mengenai materi yang diajarkan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah di pahami oleh siswa.
Kemudian pada saat guru menjelaskan materi
(transmitter), siswa diperintahkan untuk tidak berisik dan mendengarkan penjelasan guru. Disini guru menjelaskan materi sampai dengan tuntas, dan tidak ada sesi pertanyaan. Setelah selesai barulah guru memperbolehkan siswa untuk mencatat dan bertanya mengenai materi yang belum dipahami oleh siswa. Dalam proses penjelasan guru guru juga berinteraksi dengan siswa dengan tanya jawab. setelah itu, guru membimbing dan mengarahkan siswa agar fokus terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas (peran guru sebagai director/pengarah). Dalam menerangkan materi/contoh-contoh guru menghubungkannya dengan realitas kejadian disekitar siswa yang terjadi sehari-hari.
Sedangkan dalam penciptaan suasana belajar guru
selalu mengaktifkan siswa dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan mengenai materi, dan siswa juga diikut sertakan dalam menjelaskan materi sesuai dengan pengetahuan mereka. Siswa juga di berikan soal berbentuk uraian agar mereka dapat berfikir lebih kreatif untuk menjawabnya.97
97 Hasil observasi I pada saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran Ekonomi di
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 4 Oktober 2010, 08.00-10.00
2. Pengamatan kedua
Guru memberitahukan tujuan belajar pada awal pembelajaran. Sebelum amsuk ke materi, guru menanyakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan mengenai materi yang lalu. Beberapa siswa diminta untuk maju kedepan untuk menuliskan jawabannya, disaat siswa maju guru berkeliling untuk memeriksa satu persatu pekerjaan siswa.
Setelah membahas soal guru bertanya kepada siswa
mengenai kesulitan dari soal yang telah diberikan dan dari 41 siswa sekitar 9 orang yang menunjuk tidak mengerti. Dan guru mencoba menjawab pertanyaan tersebut, lalu guru bertanya lagi “siapa yang masih belum mengerti?”, lalu guru membimbing siswa untuk menjelaskan kembali sampai siswa tersebut mengerti (peran guru sebagai mediator). Jika masih ada yang belum selesai guru membimbingnya untuk mengerjakan soal agar mampu dan mengerti dengan jelas (peran guru sebagai director/pembimbing.)
Setelah guru sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa, lalu guru masuk kedalam materi inti untuk menjelaskan ke materi berikutnya. Karena materi yang dijelaskan tidak terlalu banyak maka dan masih ada sisa waktu, guru membebaskan siswa untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan, misalnya berdiskusi sambil mendengarkan musik asalkan tidak menganggu kelas lainnya. Dalam pengamatan kedua ini guru telah menciptakan refleksi bagi anak agar tidak terlalu tegang dalam belajar, dan suasana belajar tersebut di sukai siswa dan menyenangkan.98
3. Pengamatan ketiga
Guru menjelaskan materi yang telah dibahas sebelumnya, dengan langsung memberikan contoh-contoh kejadian yang masih berhubungan dengan materi belajar. Setelah itu guru bertanya kepada siswa dan siswa tersebut maju untuk menjelaskan jawaban pertanyaan tersebut. Karena siswa tersebut mengetahui jawabannya guru memberi pujian berupa gerak fisik yaitu tepuk tangan. Kemudian guru masuk ke materi inti di sini guru hanya
98 Hasil observasi II pada saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran Ekonomi di
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS mengenai materi pelajaran ekonomi.
Berdasarkan penjelasan melalui pengamatan penulis diatas,
maka dapat disimpukan bahwa guru dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran masih dalam pembelajaran konvensional yaitu dimana
melakukan model pengajaran yang konvensional dengan ceramah,
tanya jawab dan latihan soal.
Tetapi guru juga telah menjalankan perannya sebagai pengajar,
dan cukup bisa melakukan kegiatan didalam kelas, menciptakan
suasana yang nyaman, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Kegiatan akhir (penutup) dan tindak lanjut.
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus
direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efesien, dan
fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus
merupakan rangkaian dari kegiatan awal (pendahuluan), dan kegiatan
inti pembelajaran. Pada kegiatan akhir ini peran guru sebagai
evaluator (penilai) sangat menentukan untuk melihat seberapa besar
pengalaman yang didapat siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung.
Berdasarkan wawancara kegiatan akhir yang dilakukan oleh
guru ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan adalah sebagai
berikut:
1. Pengamatan pertama, kegiatan akhir yang dilakukan oleh guru
ekonomi, yaitu:
Sisa waktu 15 menit sebelum pergantian jam pelajaran, guru mengakhiri penjelasan materi. Kemudian guru memberikan penekanan pada poin-poin penting yang berhubungan dengan materi, dan guru mengajak siswa untuk menyimpulkan bersama-sama. Setelah itu guru mengucapkan salam dan sedikit berpesan agar tidak keluar kelas sebelum
istirahat, sebelum guru meninggalkan kelas, guru memberitahukan siswa tentang materi besok. 99
2. Pada pengamatan kedua, kegiatan akhir yang dilakukan guru,
yaitu:
Pada kegiatan akhir ini guru menyimpulkan materi dan guru memberikan waktu siswa untuk bertanya dan mengeluhkan materi/soal yang tidak bisa dikerjakan. Kemudian guru memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan siswa, setelah itu guru menutup pelajaran dengan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa, dan mengucapkan salam
3. Pada kesempatan ketiga sebagai akhir/penutup pelajaran yang
dilakukan oleh guru adalah:
Setelah memberikan latihan dan soal 5 menit sebelum bel berbunyi guru mengakhirinya dan menyuruh siswa untuk mengumpulkan tugas tersebut. Kemudian guru menekankan lagi materi-materiyang pokok. Lalu guru memberitahu materi yang akan dibahas besok dan separuh waktunya akan digunakan untuk ulangan.
Berdasarkan hasil penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa dalam kegiatan akhir/penutup yang di lakukan guru dapat
dikatakan cukup baik. Karena dalam penutup ini waktu pembelajaran
digunakan secara efisien dan guru terkadang tidak memberitahukan
materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Suasana
pembelajaran juga tidak digunakan seefesian mungkin dan ketika
pada akhir pelajaran guru tidak dapat membuat suasana pembelajaran
menjadi aktif kembali karena ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan materi dari guru.
99 Hasil observasi I pada saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran Ekonomi di
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 4 Oktober 2010, 08.00-10.00
Apabila dilihat secara keseluruhan terkait komponen-
komponen pada saat perencanaan, pelaksanaan besertai peran yang
dilakukan oleh guru, sampai dengan akhir pelajaran cukup baik.
3. Kegiatan Evaluasi (Penlilaian)
Dalam kegiatan ini guru melakukan diskusi kecil dengan siswa
terkait dengan materi ynag telah diajarkan untuk mengetahui sejauhmana
pengetahuan yang didapat siswa dalam menerima materi yang telah
diberikan oleh guru. Dan guru memberiken sedikit pertanyaan/tes
mengenai materi yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru ekonomi, yaitu:
Setiap habis menjelaskan materi evaluasi yang saya berikan adalah memberi pertanyaan mengenai materi yang telah saya sampaikan dan memberi tes kecil untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan yang telah diserap oleh para siswa, dan hal itu juga dapat menjadi bahan untuk evaluasi diri saya dalam mengajar. 100
Pembahasan dan analisis mengenai hasil angket dengan membuat tabulasi
yang merupakan proses mengubah data dari instrumen pengumpulan data (angket)
menjadi tabel-tabel angka (prosentase) dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Apakah guru ekonomi selalu berinteraksi dengan cara menyapa
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu menyapa 35 85,3
Menyapa 5 12,2
Kadang-kadang 1 2,5
1
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menjelaskan bahwa hampir seluruh siswa
menyatakan bahwa guru ekonomi selalu berinteraksi dengan cara menyapa di
100 Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi,di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB
dalam maupun di luar kelas. Hal ini terbukti dengan 85,3% responden yang
menjawab guru selalu menyapa para siswa, 12,2% yang menjawab sering,
2,5% responden yang menjawab kadang-kadang, dan yang menjawab tidak
pernah sebesar 0%.
Tabel 4.10 Guru ekonomi mengatur ruangan sebelum pelajaran di mulai
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 12 29,2
Sering 7 17,1
Kadang-kadang 17 41,5
2
Tidak pernah 5 12,2
Jumlah 41 100%
Tabel 4.10 diatas mengungkapkan bahwa siswa yang menjawab guru
ekonomi mengatur ruangan sebelum pelajaran di mulai selalu 29,2%, sering
17,1%, kadang-kadang 41,5%, tidak pernah 12,2%. Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa guru ekonomi hampir setengahnya tidak selalu mengatur
ruangan kelas sebelum pelajaran dimulai.
Tabel 4.11
Guru ekonomi mengisi absen sebelum pelajaran dimulai
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 34 83,0
Sering 6 14,6
Kadang-kadang 1 2,4
3
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.11 diatas menunjukan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu mengisi absen sebelum pelajaran dimulai 83,0%, sering 14,6%,
kadang-kadang 2,4%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa guru ekonomi hampir seluruhnya selalu mengisi absen sebelum
pelajaran dimulai.
Tabel 4.12
Apakah guru ekonomi menegur siswa yang terlambat masuk kelas
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu menegur 27 65,8
Menegur 7 17,1
Kadang-kadang 7 17,1
4
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.12 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu menegur siswa yang datang terlambat adalah 65,8%, sering 17,1%,
kadang-kadang 17,1%, tidak pernah 0%. penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa guru ekonomi sebagian besar menegur siswa yang
datangnya terlambat.
Tabel4.13
Guru ekonomi memberikan hukuman bagi yang melanggar aturan
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 29 70,7
Sering 2 4,9
Kadang-kadang 8 19,5
5
Tidak pernah 2 4,9
Jumlah 41 100%
Tabel 4.13 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
memberi hukuman bagi yang melanggar aturan 70,7%, sering 4,9%, kadang-
kadang 19,5%, tidak pernah 4,9%. penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa guru ekonomi sebagian besar selalu menegur siswa yang melanggar
aturan.
Tabel 4.14 Dalam pembelajaran ekonomi, guru ekonomi memberikan
hadiah bagi siswa yang menaati aturan
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 9 22,0
Sering 10 24,3
Kadang-kadang 13 31,7
6
Tidak pernah 9 22,0
Jumlah 41 100%
Tabel 4.14 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu memberikan hadiah bagi siswa yang menaati aturan 20,0%, sering
24,3%, kadang-kadang 31,7%, tidak pernah 22,0%. penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa guru ekonomi sebagian kecil tidak selalu memberikan
hadiah atau sanksi bagi siswa yang melanggar aturan.
Tabel 4.15
Apakah dalam pembelajaran ekonomi, guru ekonomi selalu menguasai setiap materi
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Sangat menguasai 32 78,1
Menguasai 7 17,1
Kadang-kadang 2 4,8
7
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.15 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu menguasai materi 78,1%, sering 17,1%, kadang-kadang 4,8%, tidak
pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi
sebagian besar selalu menguasai materi pada saat proses belajar mengajar.
Tabel 4.16
Apakah guru ekonomi menyampaikan materi dengan jelas, tanpa hambatan
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Sangat jelas 18 44,0
Belum jelas 15 36,5
Kadang-kadang
jelas
8 19,5
8
Tidak pernah jelas - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.16 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu menyampaikan materi dengan jelas, tanpa hambatan adalah 44,0%,
sering 36,5%, kadang-kadang 19,5%, tidak pernah 0%. Penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya dari guru ekonomi selalu
menyampaikan materi dengan jelas dan tanpa hambatan.
Tabel 4.17 Setiap pembelajaran, guru ekonomi menyampaikan materi
dengan semangat
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Sangat semangat 28 68,3
Belum semangat 8 19,5
9
Kadang-kadang 5 12,2
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.17 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu menyampaikan materi dengan semangat 68,3%, sering 19,5%, kadang-
kadang 12,2%, tidak pernah 0%. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
guru ekonomi sebagian besar selalu menyampaikan materi dengan semangat.
Tabel 4.18
Guru ekonomi mengulang materi yang belum dipahami siswa
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 28 68,3
Sering 10 24,4
Kadang-kadang 3 7,3
10
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.18 diatas menerangkan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu mengulang materi yang belum dipahami siswa 68,3%, sering 24,4%,
kadang-kadang 7,3%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa sebagian besar guru ekonomi selalu mengulang materi yang belum
dipahami siswa.
Tabel 4.19
Guru ekonomi selalu menggunakan metode dalam menyampaikan pelajaran
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 13 31,7
Sering 12 29,3
11
Kadang-kadang 15 36,5
Tidak pernah 1 2,5
Jumlah 41 100%
Tabel 4.19 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
menggunakan metode dalam menyampaikan pelajaran 31,7%, sering 29,3%,
kadang-kadang 36,5%, tidak pernah 2,5%. Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa hampir setengah dari guru ekonomi selalu menggunakan
metode dalam menyampaikan pelajaran.
Tabel 4.20
Dalam setiap pembelajaran guru ekonomi mengajak siswa berpikir agar lebih konsentrasi
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 22 53,6
Sering 13 31,7
Kadang-kadang 6 14,6
12
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.20 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu mengajak siswa berpikir agar lebih berkonsentrasi 53,6%, sering
31,7%, kadang-kadang 14,6%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa guru ekonomi pada umumnya selalu mengajak siswa
berpikir agar lebih berkonsentrasi
Tabel 4.21 Guru ekonomi menggunakan media pembelajaran
dalam setiap mengajar ekonomi
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 3 7,3 13
Sering 2 4,9
Kadang-kadang 13 31,7
Tidak pernah 23 56,1
Jumlah 41 100%
Tabel 4.21 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu menggunakan media pembelajaran dalam setiap pelajaran 7,3%, sering
4,9%, kadang-kadang 31,7%, tidak pernah 56,1%. Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa guru ekonomi tersebut tidak pada umumnya hampir tidak
pernah menggunakan metode dalam pembelajaran.
Tabel 4.22 Apakah guru ekonomi memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Sangat memotivasi 20 48,8
Memotivasi 14 34,1
Kadang-kadang 6 14,6
14
Tidak pernah 1 2,5
Jumlah 41 100%
Tabel 4.22 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu memberikan motivasi siswa dalam belajar 48,8%, sering 34,1%,
kadang-kadang 14,6%, tidak pernah 2,5%. Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa hampir setengahnya dari guru ekonomi selalu memberikan
motivasi kepada siswa dalam belajar.
Tabel 4.23 Apakah guru ekonomi memberikan kesempatan bertanya
kepada siswa terkait masalah belajar
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 30 73,1 15
Sering 9 22,0
Kadang-kadang 2 4,9
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.23 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu memberikan kesempatan bertanya terkait masalah belajar 73,1%,
sering 22,0%, kadang-kadang 4,9%, tidak pernah 0%. Penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa guru ekonomi pada umumnya guru ekonomi
selalu memberikan kesempatan bertanya terkait masalah belajar.
Tabel 4.24 Apakah guru ekonomi memberikan tugas pada setiap pembahasan
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 7 17,1
Sering 15 36,6
Kadang-kadang 19 46,3
16
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.24 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu memberikan tugas pada setiap pembahasan 17,1%, sering 36,6,
kadang-kadang 46,1%, tidak pernah 0%. penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa hampir setengahnya guru ekonomi tidak selalu (kadang-
kadang) memberikan tugas pada setiap pembahasan.
Tabel 4.25 Guru ekonomi mengevaluasi materi pelajaran yang telah dibahas
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 18 43,9
Sering 16 40,0
17
Kadang-kadang 7 17,1
Tidak pernah - -
Jumlah 41 100%
Tabel 4.25 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu mengevaluasai materi pelajaran yang telah dibahas 43,9%, sering
40,0%, kadang-kadang 17,1%, tidak pernah 0%. Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa hampir setengahnya guru ekonomi selalu mengevaluasi
materi yang telah dibahas.
Tabel 4.26 Apakah guru ekonomi meluangkan waktu untuk mengatasi masalah
belajar
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 12 29,2
Sering 12 29,2
Kadang-kadang 16 39,1
18
Tidak pernah 1 2,5
Jumlah 41 100%
Tabel 4.26 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu meluangkan waktu untuk mengatasi masalah belajar 29,2%, sering
29,2%, kadang-kadang 39,1%, tidak pernah 2,5%%. Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa guru ekonomi tidak selalu (kadang-kadang) meluangkan
waktu untuk mengatasi masalah siswa dalam belajar.
Tabel 4.27 Guru ekonomi selalu mengetahui kendala/hambatan siswa
dalam belajar
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 11 27,0
Sering 14 34,1
19
Kadang-kadang 12 29,2
Tidak pernah 4 9,7
Jumlah 41 100%
Tabel 4.27 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu mengetahui kendala/hambatan dalam masalah belajar 27,0%, sering
34,1%, kadang-kadang 29,2%, tidak pernah 9,7%. Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa guru ekonomi kadang-kadang saja mengetahui
kendala/hambatan dalam masalah belajar siswa.
Tabel 4.28 Guru ekonomi selalu mencarikan solusi pada setiap masalah belajar
di kelas
No Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Selalu 115 36,6
Sering 15 36,6
Kadang-kadang 10 24,3
20
Tidak pernah 1 2,5
Jumlah 41 100%
Tabel 4.28 diatas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab guru ekonomi
selalu mencari solusi pada setiap masalah belajar di kelas 36,6%, sering
36,6%, kadang-kadang 24,3%, tidak pernah 2,5%. penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa menurut para siswa guru ekonomi selalu mencari solusi
pada setiap masalah belajar siswa.
Tabel 4.29 Nilai Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru Ekonomi
Melaksanakan Mewujudkan Suasana Belajar Dalam Proses Pembelajaran
No Responden (N) Nilai (X) 1 B1 47 2 B2 62 3 B3 57 4 B4 61 5 B5 74
6 B6 67 7 B7 76 8 B8 76 9 B9 67
10 B10 66 11 B11 60 12 B12 70 13 B13 51 14 B14 72 15 B15 61 16 B16 66 17 B17 66 18 B18 59 19 B19 73 20 B20 66 21 B21 68 22 B22 67 23 B23 72 24 B24 68 25 B25 70 26 B26 72 27 B27 55 28 B28 58 29 B29 48 30 B30 59 31 B31 70 32 B32 40 33 B33 56 34 B34 58 35 B35 49 36 B36 60 37 B37 69 38 B38 52 39 B39 66 40 B40 59 41 B41 60
JUMLAH N = 41 ∑X = 2585 Berdasarkan tabel 4.29 diatas, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.30
Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru Ekonomi
Persepsi Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase
Baik 61-80 27 65,9% Cukup 41-60 14 34,1 % Kurang 21-40 0 0 % Buruk 1-20 0 0 %
JUMLAH 41 100 % Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap
peran guru ekonomi dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif
ketika berlangsungnya proses pembelajaran di kelas adalah dalam kategori
baik. Hal ini di buktikan bahwa sebagian besar siswa (65,9%) menyatakan
persepsi baik.
Sedangkan untuk mencari nilali rata-rata dari hasil persepsi siswa adalah sebagai berikut:
Mx = ∑X N
Keterangan :
Mx = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah dari nilai-nilai yang diperoleh
N = Number of Cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)101
Mx = 2585 41 Mx = 63,04
Berdasarkan hasil rata-rata diatas, juga menunjukan bahwa persepsi
siswa terhadap guru ekonomi adalah baik. Dengan demikian berdasarkan
hasil diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam mewujudkan suasana
belajar yang kondusif di SMA Negeri 1 Tangerang Selatan berada pada
kategori baik.
101 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,...h. 81
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Guru Ekonomi
Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif di SMA Negeri 4
Tangerang Selatan. Dari hasil keseluruhan data penelitian yang peneliti
peroleh, melalui wawancara, dokumentasi, dan angket adalah cukup baik
dilihat dari proses pengajaran dan persepsi siswa mengenai pembelajaran
adalah baik. Dari hal tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa:
Pertama, di dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas
guru sudah dapat melakukan perannya yaitu, peran sebagai informator
(sumber belajar), Director (pengarah), organisator/manajer (pengelola),
transmitter (penyampai ilmu pengetahuan), inisiator (inspirasi), motivator
(pemberi motivasi), fasilitator (pemberi fasilitas), mediator
(penengah/pemberi solusi belajar), dan evaluator (penilai). Walaupun peran
tersebut terkadang ada yang belum sepenuhnya di lakukan oleh guru seperti
dalam penggunaan media dan alat pembelajaran guru tidak menggunakan
metode yang bervariasi hanya dengan ceramah, dan tanya jawab, guru juga
kurang mengembangkan alat sebagai sarana penunjang dalam pembelajaran.
Dan pada saat evaluasi guru tidak sepenuhnya memberikan penilaian kepada
siswa. Tetapi, semua itu tidak menjadi hambatan terhadap berlangsungnya
proses belajar mengajar, karena disini murid juga aktif dalam mencari
pengetahuan tentang materi yang bersangkutan.
Kedua, suasana pembelajaran yang diciptakan oleh guru ekonomi
sudah cukup baik. Dimana guru melibatkan siswa untuk ikut terlibat dalam
setiap proses belajar berlangsung, seperti menyuruh menjelaskan materi-
materi, dan guru mengembangkan kreativitas siswa dengan cara memberikan
soal agar pengetahuan dan daya pikir siswa lebih berkembang. Suasana
pembelajaran terasa menyenangkan manakala guru menyelingi waktu yang
tersisa agar siswa dapat merefleksikan pikirannya dengan mendengarkan guru
menciptakan suasana yang menyenangkan seperti guru memberikan
banyolan-banyolan ketika sedang menerangkan materi. Hal tersebut
memberikan penyegaran bagi siswa dan siswa pun tidak merasa bosan
menyimak pelajaran.
B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian diatas, dapat disarankan
sebagai berikut:
1. Bagi Guru Ekonomi
Kepada guru ekonomi hendaknya harus terus menggali
kreatifitasannya dan terus inovatif dalam memberdayakan dan
menciptakan media belajar yang lebih baik demi meningkatkan motivasi
belajar siswa dan memperlancar proses belajar mengajar. Dan guru juga
harus lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi metode/strategi
mengajar yang tepat dengan materi yang ingin disampaikan. Dan guru
harus benar-benar memahami apa saja kesulitan yang dialami siswa pada
saat belajar, dan dapat memberikan solusi/jalan keluar untuk masalah yang
dihadapinya, juga lebih bisa meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Oleh karena itu, seorang guru diharapkan dapat memahami kemampuan
siswa baik kelemahan atau kelebihan yang dimiliki oleh setiap siswa,
sehingga guru dapat menempatkan perannya sebagai pengajar,
pembimbing dalam proses pembelajaran, terutama dalam upaya
menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga dapat
membangkitkan efektivitas belajar siswa.
2. Kepada Pihak Sekolah
Diharapkan lebih memberikan fasilitas/sarana dan prasarana yang
lebih banyak dan modern untuk menunjang berlangsungnya proses
pembelajaran ekonomi maupun pada mata pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001)
Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas
Tarbiyah Komponen MKDK, “(Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. I
Sabri, Ahmad, Quantum Teaching Strategi Belajar Mengajar: Micro Teaching,
(Ciputat: Ciputat Press, 2010), Cet. III
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. 3
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003)
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1999), Cet. II
Dikutip dari Penilaian Form PPKT 2010
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi I, Cet. Ke-5
Hasibuan, J.J, Dip. Ed., Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, cet. 6
Parsono, Drs, Drs. Anton Sukarno, Drs. Djono R, Drs. Buharjo, M. Pd, Landasan
Kependidikan, (Jakarta: Karunika Jakarta, 1990), modul 5
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8
Nawawi, Hadari, M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006)
Hasil observasi I pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan, 1 Oktober 2010, 08.30-11.00 WIB
Hasil observasi II pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan, 13 Oktober 2010, 09.00-10.45 WIB
Hasil observasi III pada saat pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan, 25 Oktober 2010, 10.45-11.35
http://aminmunar.wordpress.com/2010/08/12/ptk-peningkatan-prestasi-belajara-
ekonomi-dengan-metode-resitasi-melalui-bahan-ajar-lember-kerja-
siswa-work-sheet/ (kamis, 26 Agustus 2010, 20.00 WIB)
http.perpustakaan.upi.edu/artikel/administrasi/upload/21.M.safroni fpips.pdf,
(kamis,26 Agustus 2010, 20.30 WIB)
http:www.ut.ac.id/28 Agustus 2010
http://e-edu.lpmp kalbar. net/index. php? Option =com_content&view
=article&id= 46: penataan-lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid=
44:pengelolaan pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010
http://www.schoolparents. Canberra.net.au/effektive schools, 28 Agustus 2010
http://abah 123.blogspot.com/2007/11/,28 Agustus 2010
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya)
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Pustaka Bahasa Depdiknas, Balai
Pustaka, Jakarta: 2001
Moeloeng, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. XVIII
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985)
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Jemmars, 1986), Ed. III
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet.
III
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN
Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II
Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan,
Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB
Sudjana, Nana, Apa dan Bagaimana Mengajar, (Bandung: Ideal, 1975)
Sudjana, Nana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru,
1989), Cet. III
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
A, M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rajawali Pers, 2010)
Nasution, S., Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Ed.2, Cet. 1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003)
Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Ed. 2,
Cet.2
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Data Profil Sekolah SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan, di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 5 September 2010, 11. 00
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D,(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007)
UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:
Fokusmedia, 2003), Cet. I
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: PT. Redaksi
Sinar Grafika, 2010), Cet. I
Surachmad, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars,
1986), Ed. III
Idris, Zahara dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1992)
2B-Bahan Puzzle-indikator sekolah efektif
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
Dengan Guru Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari, Tanggal :
Nama Guru :
Waktu :
Lokasi :
1. Apakah setiap Bapak/Ibu ingin mengajar selalu membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran?
2. Apakah Bapak/Ibu selalu mencari referensi/sumber buku selain buku
pedoman yang ada (peran guru sebagai sumber belajar/Informator)?
3. Bapak/Ibu selalu datang tepat waktu pada saat mengajar?
4. Sebelum memulai pembelajaran Bapak/Ibu selalu mengecek siswa yang
belum masuk kelas (pegelola kelas/organisator)?
5. Bapak/Ibu Sebelum memulai belajar selalu mengarahkan siswa untuk
serius dan berkonsentrasi?
6. Apakah sebelum memulai pembelajaran Bapak/Ibu melakukan Apresiasi?
7. Apakah sebelum memulai pembelajaran ibu selalu mengetes siswa dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan menyangkut materi sebelumnya?
8. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memberikan motivasi kepada siswa
dalam belajar (peran guru sebagai motivator)?
9. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode/strategi belajar yang bervariasi?
10. Metode apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk menambah semangat siswa
dalam belajar ekonomi?
11. Setiap kali menerangkan materi Bapak/Ibu selalu menerangkannya dengan
tuntas dan jelas?
12. Pada saat menjelaskan Bapak/Ibu memberikan arahan penjelasan
mengenai materi (director)?
13. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran?
14. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan, dan nyaman bagi siswa dalam belajar?
15. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menghadapi siswa yang daya
tangkapnya kurang dalam belajar?
16. Bapak/Ibu selalu memberikan waktu untuk siswa untuk berkonsultasi
mengenai pembelajaran/masalah pribadi?
17. Apakah Bapak/Ibu memberikan sanksi basi siswa jika mereka melanggar
peraturan yang sudah ditetapkan (khususnya didalam kelas)?
18. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam melakukan evaluasi pembelajaran
kepada siswa dan Bapak/Ibu sendiri?
19. Seberapa penting peran seorang guru dalam pembelajaran?
20. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan peran sebagai seorang pengajar?
21. Apa arti suasana pembelajaran kondusif dalam proses belajar mengajar?
22. Apa saja yang sudah bapak lakukan untuk mewujudkan sauasana
pembelajaran yang aktif, efesien, dan menyenangkan didalam kelas?
23. Menurut Bapak/Ibu seberapa penting manfaat belajar ekonomi?
Instrumen ini telah dikonsultasi dan divalidasi oleh penguji, dalam
hal ini adalah dosen pembimbing yang bersangkutan.
Menyetujui,
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
Proses Pembelajaran Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari/Tanggal :
Kelas/Sekolah :
Waktu :
Guru Mata Pelajaran Ekonomi :
No Objek Pengamatan 1 2 3 4 5
KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1 Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran a. Identitas sekolah b. Identitas mata pelajaran c. Identitas kelas dan semester d. Standar kompetensi e. Kompetensi dasar f. Indikator pencapaian kompetensi g. Alokasi waktu h. Tujuan pembelajaran i. Materi pokok beserta uraian untuk dipelajari siswa
dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar
j. Metode pembelajaran k. Strategi pembelajaran l. Alat, media, dan sumber bahan pelajaran m. Penilaian dan tindak lanjut n. Instrumen soal
2 Menggunakani sumber belajar lain, selain buku panduan dan sumber yang telah ada (Peran guru sebagai Informator)
KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
3 Kegiatan Pendahuluan (awal) a. Membuka pelajaran dengan semangat
b. Memeriksa keadaan kelas c. Memberikan apersepsi d. Memberikan motivasi (motivator) e. Menerangkan tujuan pembelajaran
4 Kegiatan Inti Pembelajaran a. Menggunakan berbagai strategi/metode yang
bervariasi untuk menunjang pembelajaran
b. Menjelaskan materi secara keseluruhan (transmitter)
c. Memberikan pertanyaan sebagai cara mengaktifkan siswa (pembelajaran aktif)
d. Memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya e. Membimbing siswa mengerjakan kasus-kasus
(mediator)
f. Memberikan siswa latihan-latihan mengenai materi yang sedang dipelajari (pembelajaran kreatif)
g. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya h. Memberikan kesempatan siswa dalam menjawab
pertanyaan
i. Menyimpulakan hasil pembelajaran 5 Kegiatan Penutup (akhir) a. Refleksi b. Memberikan pekerjaan rumah c. Memberitahu materi berikutnya EVALUASI
6 Memberikan Penilaian a. Memberikat pertanyaan b. Memberikan tes
Keterangan :
1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Lampiran 3
ANGKET PERSEPSI SISWA MENGENAI
PERAN GURU EKONOMI DALAM MEWUJUDKAN
SUASANA BELAJAR YANG KONDUSIF
DI SMAN 4 TANGERANG SELATAN
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah tanda ( X ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat anda yaitu : a,b,c, atau d.
2. Jawaban anda pada jawaban ini tidak mempengaruhi nilai anda.
3. Jawaban yang anda berikan dalam daftar isian ini merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi penelitian kami. Oleh karena itu, atas kesediaan anda mengisi daftar isian ini kami ucapkan terimakasih.
Biodata Responden :
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : P/L
3. Kelas :
1. Apakah guru ekonomi di sekolah anda berinteraksi dengan cara menyapa kalian sebelum masuk kelas ?
a. Selalu menyapa c. Kadang-kadang
b. Menyapa d. Tidak pernah
2. Apakah guru ekonomi di sekolah anda mengatur ruangan kelas sebelum pelajaran di mulai ?
a. Selalu mengatur c. Kadang-kadang
b. mengatur d. Tidak pernah
3. Apakah guru ekonomi di sekolah anda mengisi daftar hadir (absent) sebelum pelajaran di mulai ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Apakah guru ekonomi anda menegur siswa yang terlambat masuk kelas ?
a. Selalu menegur c. Kadang-kadang
b. Menegur d. Tidak pernah
5. Apakah guru ekonomi anda memberikan hukuman (sanksi atau lainnya) bagi siswa yang melanggar peraturan yang telah disepakati bersama ?
a. Selalu memberikan c. Kadang-kadang
b. Memberikan d. Tidak pernah
6. Apakah guru ekonomi di sekolah anda memberikan hadiah (seperti penambahan nilai atau lainnya) bagi siswa yang telah disepakati bnersama ?
a. Selalu memberikan c. Kadang-kadang
b. Memberikan d. Tidak pernah
7. Apakah guru ekonomi di sekolah anda menguasai setiap materi diberikan ?
a. Sangat menguasai c. Kadang-kadang
b. Menguasai d. Tidak pernah
8. Apakah guru ekonomi di sekolah anda menyampaikan materi dengan jelas dan tanpa hambatan ?
a. Sangat jelas c. Kadang-kadang
b. Jelas d. Tidak pernah
9. Apakah guru ekonomi di sekolah anda menyampaikan materi dengan semangat ?
a. Sangat semangat c. Kadang-kadang
b. semangat d. Tidak pernah
10. Apakah guru ekonomi di sekolah anda mengulang materi pelajaran yang belum di pahami siswa ?
a. Selalu mengulang c. Kadang-kadang
b. mengulang d. Tidak pernah
11. Apakah guru di sekolah anda menggunakan berbagai metode atau cara dalam menyampaikan pelajaran ?
a. Selalu menggunakan c. Kadang-kadang
b. Menggunakan d. Tidak pernah
12. Apakah guru ekonomi di sekolah mengajak anda berpikir agar lebih konsentrasi dalam materi yang disampaikan ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Apakah guru ekonomi di sekolah anda memotivasi kepada siswanya dalam belajar ?
a. Selalu memotivasi c. Kadang-kadang
b. Memotivasi d. Tidak pernah
14. Apakah guru ekonomi di sekolah anda memberikan kesempatan bertanya terikat dengan masalah belajar ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Apakah guru ekonomi di sekolah anda memberikan tugas atau pekerjaan rumah pada setiap pembahasan ?
a. Selalu memberikan c. Kadang-kadang
b. memberikan d. Tidak pernah
16. Apakah dalam proses belajar mengajar guru ekonomi suka memberikan kesempatan siswa untuk menenangkan pikiran (bernyanyi)?
a. Sangat memberikan c. kadang-kadang
b. Memberikan d. Tidak pernah
17. Apakah guru di sekolah anda mengevaluasi materi pelajaran yang telah selesai di bahas ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Apakah guru ekonomi di sekolah anda meluangkan waktu untuk mengatasi masalah dalam belajar ?
a. Selalu meluangkan c. Kadang-kadang
b. Meluangkan d. Tidak pernah
19. Apakah guru ekonomi di sekolah anda mengetahui kendala dan hambatan dalam masalah belajar anda ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Apakah guru di sekolah anda mencarikan solusi atau memberikan jalan keluar pada setiap masalah belajar di kelas ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA
Dengan Guru Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari, Tanggal : Senin, 27 September 2010
Nama Guru : Masruroh, S.Pd
Waktu : 11.00 WIB
Lokasi : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
24. Apakah setiap Bapak/Ibu ingin mengajar selalu membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran?
Jawaban :
Sebelum memulai pembelajaran saya selalu membuat, RPP dahulu, agar pembelajaran itu menjadi terarah dan mencapai tujuan, dan juga membuat percaya diri untuk menyampaikan ilmu pengetahuan mengenai materi ekonomi dalam kelas.
25. Apakah Bapak/Ibu selalu mencari referensi/sumber buku selain buku
pedoman yang ada (peran guru sebagai sumber belajar/Informator)?
Jawaban :
Biasanya sebelum menyampaikan materi belajar, saya mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan saya mengenai materi yang akan saya ajarkan.
26. Bapak/Ibu selalu datang tepat waktu pada saat mengajar?
Setiap materi pelajaran saya dimulai saya tidak ingin siswa masih ada diluar kelas, karena itu akan mengganggu proses berjalannya
pembelajaran dan akan membuat suasana belajar menjadi terganggu akibat ada siswa yang masih ada di luar kelas. Hal itu saya wujudkan dengan datang on time (tapat waktu) pada waktu saya mengajar di kelas
27. Sebelum memulai pembelajaran Bapak/Ibu selalu mengecek siswa yang
belum masuk kelas (pegelola kelas/organisator)?
Jawaban :
Pastinya, saya selalu mengecek siswa yang masih berada di luar kelas agar masuk untuk mengikiuti pembelajaran. Karena jika masih ada yg diluar itu mengganggu jalamnya proses mengajar saya dan siswa lain.
28. Bapak/Ibu Sebelum memulai belajar selalu mengarahkan siswa untuk
serius dan berkonsentrasi?
Jawaban :
Ya, saya selalu mengarahkan siswa agar tidak berisik dan berkonsentrasi jika saya sedang menerangkan materi.
29. Apakah sebelum memulai pembelajaran Bapak/Ibu melakukan Apresiasi?
Jawaban :
Tentunya sebelum menjelaskan materi hari ini, saya seklalu mengingatkan siswa dengan melakukan apersepsi, karena materi yang dibahas pasti berkaitan dengan materi-materi pertemuan sebelumnya.
30. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memberikan motivasi kepada siswa
dalam belajar (peran guru sebagai motivator)?
Jawaban :
Caranya, saya memberikan wejangan-wejangan dan, memberikan nilai atau pujian setiap kali mereka melakukan apa yang saya suruh entah itu soal/diskusi. Karena itu dapat menambah motivasi mereka.
31. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode/strategi belajar yang bervariasi?
Jawaban :
Ya, cukup bervariasi metode yang saya gunakan.
32. Metode apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk menambah semangat siswa
dalam belajar ekonomi?
Jawaban :
Kadang saya melakukan games/turnamen kepada siswa, atau diskusi kelompok.
33. Setiap kali menerangkan materi Bapak/Ibu selalu menerangkannya dengan
tuntas dan jelas?
Jawaban :
Sebisa mungkin saya menjelaskan dengan tuntas, tetapi kadang waktu juga yang tidak memungkinkan. Dan saya lanjutkan pada pertemuan berikutnya.
34. Pada saat menjelaskan Bapak/Ibu memberikan arahan penjelasan
mengenai materi (director)?
Jawaban :
Ya, saya selalu mengarahkan materi sesuai dengan tujuan yang ingin saya capai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah saya buat.
35. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran?
Jawaban :
Biasanya, saya memberikan soal dan menyuruh siswa utuk maju mengerjakan soal-soal itu.
36. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan, dan nyaman bagi siswa dalam belajar?
Jawaban :
Cara saya adalah memberikan candaan/guyonan ditengah-tengah pembelajaran, setelah itu saya kembali lagi ke materi.
37. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menghadapi siswa yang daya
tangkapnya kurang dalam belajar?
Jawaban :
Saya memberikan penguatan misalnya, penambahan waktu untuk menjelaskan lagi materi yang tidak dimengerti dan memberika remedial.
38. Bapak/Ibu selalu memberikan waktu untuk siswa untuk berkonsultasi
mengenai pembelajaran/masalah pribadi?
Jawaban :
Sangat memberikan. Karena agar saya mengetahui kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam belajar.
39. Apakah Bapak/Ibu memberikan sanksi basi siswa jika mereka melanggar
peraturan yang sudah ditetapkan (khususnya didalam kelas)?
Jawaban :
Iya, saya selalu memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar aturan dan tata tertib, khususnya pada mata pelajaran saya.
40. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam melakukan evaluasi pembelajaran
kepada siswa dan Bapak/Ibu sendiri?
Jawaban :
Mengetes siswa kembali dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih menyangkut materi yang telah saya ajarkan, dan memberikan tes. Kalau untuk saya pribadi, evaluasi itu adalah menihat apakah siswa setidaknya 90% mengerti apa yang saya sampaikan atau tidak. Jika lebih banyak siswa yang mengerti dari pada yang tidak berarti apa yang saya ajarkan sudah sampai ke pada siswa, dan sebaliknya.
41. Seberapa penting peran seorang guru dalam pembelajaran?
Jawaban :
Wah, peran seorang guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Karena guru lah yang memegang komando dalam kelas dan pemberi ilmu pengetahuan baru kepada siswa.
42. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan peran sebagai seorang pengajar?
Jawaban :
Sebaik mungkin saya melakukan seluruh tugas dan kewajiban saya dalam mengajar.
43. Apa arti suasana pembelajaran kondusif dalam proses belajar mengajar?
Jawaban :
Suasana kondusif menurut saya adalah suasana dimana guru dan anak dapat berinteraksi dengan baik, siswa mendengarkan setiap materi yang di jelaskan guru, dan siswa aktif dalam belajar.
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI I
Proses Pembelajaran Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari/Tanggal : Senin, 4 Oktober 2010
Kelas/Sekolah : IX IPS 3/SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Waktu : 08.30 s.d 11.00
Guru Mata Pelajaran Ekonomi : Masruroh M.Pd
No Objek Pengamatan 1 2 3 4 5
KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1 Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran o. Identitas sekolah √ p. Identitas mata pelajaran √ q. Identitas kelas dan semester √ r. Standar kompetensi √ s. Kompetensi dasar √ t. Indikator pencapaian kompetensi √ u. Alokasi waktu √ v. Tujuan pembelajaran √ w. Materi pokok beserta uraian untuk dipelajari siswa
dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar √
x. Metode pembelajaran √ y. Strategi pembelajaran √ z. Alat, media, dan sumber bahan pelajaran √ aa. Penilaian dan tindak lanjut √ bb. Instrumen soal √
2 Menggunakan sumber belajar lain, selain buku panduan dan sumber yang telah ada (Peran guru sebagai Informator)
√
KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
3 Kegiatan Pendahuluan (awal) f. Membuka pelajaran dengan semangat √ g. Memeriksa keadaan kelas √ h. Memberikan apersepsi √ i. Memberikan motivasi (motivator) √ j. Menerangkan tujuan pembelajaran √
4 Kegiatan Inti Pembelajaran j. Menggunakan berbagai strategi/metode yang
bervariasi untuk menunjang pembelajaran √
k. Menjelaskan materi secara keseluruhan (transmitter)
√
l. Memberikan pertanyaan sebagai cara mengaktifkan siswa (pembelajaran aktif)
√
m. Memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya √ n. Membimbing siswa mengerjakan kasus-kasus
(mediator) √
o. Memberikan siswa latihan-latihan mengenai materi yang sedang dipelajari (pembelajaran kreatif)
√
p. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya √ q. Memberikan kesempatan siswa dalam menjawab
pertanyaan √
r. Menyimpulkan hasil pembelajaran √ 5 Kegiatan Penutup (akhir) d. Refleksi √ e. Memberikan pekerjaan rumah √ f. Memberitahu materi berikutnya √ EVALUASI
6 Memberikan Penilaian c. Memberikan pertanyaan d. Memberikan tes
Keterangan :
1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Lampiran 6
HASIL OBSERVASI II
Proses Pembelajaran Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Oktober 2010
Kelas/Sekolah : IX IPS 3/SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Waktu : 10.30 s.d 12.00
Guru Mata Pelajaran Ekonomi : Masruroh M.Pd
No Objek Pengamatan 1 2 3 4 5
KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1 Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran cc. Identitas sekolah √ dd. Identitas mata pelajaran √ ee. Identitas kelas dan semester √ ff. Standar kompetensi √ gg. Kompetensi dasar √ hh. Indikator pencapaian kompetensi √ ii. Alokasi waktu √ jj. Tujuan pembelajaran √ kk. Materi pokok beserta uraian untuk dipelajari siswa
dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar √
ll. Metode pembelajaran √ mm. Strategi pembelajaran √ nn. Alat, media, dan sumber bahan pelajaran √ oo. Penilaian dan tindak lanjut √ pp. Instrumen soal √
2 Menggunakani sumber belajar lain, selain buku panduan dan sumber yang telah ada (Peran guru sebagai Informator)
√
KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
3 Kegiatan Pendahuluan (awal) k. Membuka pelajaran dengan semangat √ l. Memeriksa keadaan kelas √ m. Memberikan apersepsi √ n. Memberikan motivasi (motivator) √ o. Menerangkan tujuan pembelajaran √
4 Kegiatan Inti Pembelajaran s. Menggunakan berbagai strategi/metode yang
bervariasi untuk menunjang pembelajaran √
t. Menjelaskan materi secara keseluruhan (transmitter)
√
u. Memberikan pertanyaan sebagai cara mengaktifkan siswa (pembelajaran aktif)
√
v. Memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya √ w. Membimbing siswa mengerjakan kasus-kasus
(mediator) √
x. Memberikan siswa latihan-latihan mengenai materi yang sedang dipelajari (pembelajaran kreatif)
√
y. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya √ z. Memberikan kesempatan siswa dalam menjawab
pertanyaan √
aa. Menyimpulkan hasil pembelajaran √ 5 Kegiatan Penutup (akhir) g. Refleksi √ h. Memberikan pekerjaan rumah √ i. Memberitahu materi berikutnya √ EVALUASI
6 Memberikan Penilaian e. Memberikan pertanyaan √ f. Memberikan tes √
Keterangan :
1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Lampiran 7
HASIL OBSERVASI III
Proses Pembelajaran Ekonomi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Hari/Tanggal : Senin, 25 Oktober 2010
Kelas/Sekolah : IX IPS 3/SMA NEGERI 4 Tangerang Selatan
Waktu : 08.30 s.d 10.00
Guru Mata Pelajaran Ekonomi : Masruroh M.Pd
No Objek Pengamatan 1 2 3 4 5
KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1 Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran qq. Identitas sekolah √ rr. Identitas mata pelajaran √ ss. Identitas kelas dan semester √ tt. Standar kompetensi √ uu. Kompetensi dasar √ vv. Indikator pencapaian kompetensi √ ww. Alokasi waktu √ xx. Tujuan pembelajaran √ yy. Materi pokok beserta uraian untuk dipelajari siswa
dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar √
zz. Metode pembelajaran √ aaa. Strategi pembelajaran √ bbb. Alat, media, dan sumber bahan pelajaran √ ccc. Penilaian dan tindak lanjut √ ddd. Instrumen soal √
2 Menggunakani sumber belajar lain, selain buku panduan dan sumber yang telah ada (Peran guru sebagai Informator)
√
KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
3 Kegiatan Pendahuluan (awal) p. Membuka pelajaran dengan semangat √ q. Memeriksa keadaan kelas √ r. Memberikan apersepsi √ s. Memberikan motivasi (motivator) √ t. Menerangkan tujuan pembelajaran √
4 Kegiatan Inti Pembelajaran bb. Menggunakan berbagai strategi/metode yang
bervariasi untuk menunjang pembelajaran √
cc. Menjelaskan materi secara keseluruhan (transmitter)
√
dd. Memberikan pertanyaan sebagai cara mengaktifkan siswa (pembelajaran aktif)
√
ee. Memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya √ ff. Membimbing siswa mengerjakan kasus-kasus
(mediator) √
gg. Memberikan siswa latihan-latihan mengenai materi yang sedang dipelajari (pembelajaran kreatif)
√
hh. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya √ ii. Memberikan kesempatan siswa dalam menjawab
pertanyaan √
jj. Menyimpulkan hasil pembelajaran √ 5 Kegiatan Penutup (akhir) j. Refleksi √ k. Memberikan pekerjaan rumah √ l. Memberitahu materi berikutnya √ EVALUASI
6 Memberikan Penilaian g. Memberikan pertanyaan √ h. Memberikan tes √
Keterangan :
1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Lampiran 11
Perhitungan Rentang Untuk Penilaian Angket
Nilai ideal 80 Rentang = --------------------------------------- = ------ = 20 Jumlah Alternatif Jawaban 4
Kategori Penilaian Angket
Tingkat Persepsi Rentang Nilai
Baik 61 – 80
Cukup baik 41 – 60
Kurang baik 21 – 40
Buruk 1 – 20
Lampiran 12
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Renny Paramita Permatasari L
NIM : 106015000470
Jurusan : Pendidikan IPS
Judul Skripsi : Peran Guru Ekonomi Dalam Mewujudkan Suasana Belajar Yang Kondusif di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
No Referensi Paraf pembimbing
1 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8
2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
3 Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, “(Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. I
4 Ahmad Sabri, Quantum Teaching Strategi Belajar
Mengajar: Micro Teaching, (Ciputat: Ciputat Press,
2010), Cet. III
5 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakart: Pedoman Ilmu
Jaya, 1995), Cet. 3
6 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2003)
7 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), Cet. II
8 Dikutip dari Penilaian Form PPKT 2010
9 Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT.
Kencana, 2006), Edisi I, Cet. Ke-5
10 Drs. J.J. Hasibuan, Dip. Ed., Drs. Moedjiono, Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. 6
11 Drs. Parsono, Drs. Anton Sukarno, Drs. Djono R, Drs.
Buharjo, M. Pd, Landasan Kependidikan, (Jakarta:
Karunika Jakarta, 1990), modul 5
12 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung:
Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8
13 Hadari Nawawi, M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian
Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2006)
14 Hasil observasi I pada saat pembelajaran ekonomi di SMA
Negeri 4 Tangerang Selatan, 1 No 2010, 08.30-11.00 WIB
15 Hasil observasi II pada saat pembelajaran ekonomi di SMA
Negeri 4 Tangerang Selatan, 13 Oktober 2010, 09.00-10.45
WIB
16 Hasil observasi III pada saat pembelajaran ekonomi di
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, 25 Oktober 2010,
10.45-11.35
17 http://aminmunar.wordpress.com/2010/08/12/ptk-
peningkatan-prestasi-belajara-ekonomi-dengan-metode-
resitasi-melalui-bahan-ajar-lember-kerja-siswa-work-sheet/
(kamis, 26 Agustus 2010, 20.00 WIB)
18 http.perpustakaan.upi.edu/artikel/administrasi/upload/21.M
.safroni fpips.pdf, (kamis,26 Agustus 2010, 20.30 WIB)
19 http:www.ut.ac.id/28 Agustus 2010
20 http://e-edu.lpmp kalbar. net/index. php? Option
=com_content&view =article&id= 46: penataan-
lingkungan-belajar-dalam-pakem&catid= 44:pengelolaan
pembelajaran& Itemid =64, 27 Aguatus 2010
21 http://www.schoolparents. Canberra.net.au/effektive
schools, 28 Agustus 2010
22 http://abah 123.blogspot.com/2007/11/,28 Agustus 2010
23 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
24 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Pustaka
Bahasa Depdiknas, Balai Pustaka, Jakarta: 2001
25 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. XVIII
26 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1985)
27 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, (Bandung: Jemmars, 1986), Ed. III
28 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos
Wacana Ilmu, 2001), Cet. III
29 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan
Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II
30 Masruroh, Wawancara Guru Ekonomi, di SMA Negeri 4
Tangerang Selatan, Jumat 27 September 2010, 11.00 WIB
31 Nana Sudjana, Apa dan Bagaimana Mengajar, (Bandung:
Ideal, 1975)
32 Nana Sudjana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung, Sinar Baru, 1989), Cet. III
33 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1995)
34 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010)
35 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1994), Ed.2, Cet. 1
36 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
37 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 2000), Ed. 2, Cet.2
38 SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, Data Profil Sekolah
SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, di SMA Negeri 4
Tangerang Selatan, 5 September 2010, 11. 00
39 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,(Bandung: Alfabeta,
2010), cet. X
40 Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang RI NO. 20
Tahun 2003 Tentang Sisdiknas 2003, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2007)
41 UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2003), Cet. I
42 Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th.
2005), (Jakarta: PT. Redaksi Sinar Grafika, 2010), Cet. I
43 Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional,
(Bandung: Jemmars, 1986), Ed. III
44 Zahara Idris, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan,
(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992)
45 2B-Bahan Puzzle-indikator sekolah efektif
Jakarta, 1 Desember 2010
Dosen Pembimbing
Drs. Ulfa Fajarini M.Si NIP . 19670828 199303 2 006